6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... ·...

40
4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 KUALITAS INFORMASI Informasi adalah data yang telah diatur dan diproses sehingga dapat memiliki arti. Informasi dapat berupa dokumen, laporan, atau jawaban suatu pertanyaan. Menurut Arazy & Kopak (2011), kualitas informasi bergantung pada beberapa atribut yaitu ketepatan dalam menjawab permasalahan yang terjadi, kelengkapan informasi tanpa ada yang dikurangi, penyajian informasi, dan objektivitas informasi yang tidak memihak ataupun berat sebelah. Dunia bisnis bersifat dinamis dan penuh perubahan. Semua harus bergerak dengan cepat agar mampu berkompetisi dengan kompetitor lain. Perusahaan dituntut untuk dapat menentukan strategi dengan tepat di waktu yang tepat. Proses penentuan strategi ini didukung ketersediaan data dan informasi yang dimiliki oleh perusahaan dan kemampuan manusia dalam menganalisisnya. Penyediaan data dan informasi perusahaan melibatkan sistem informasi agar mampu mendukung dinamika bisnis yang serba cepat. Pekerja bergantung pada sistem informasi untuk berkomunikasi satu sama lain menggunakan berbagai macam hardware, software, jaringan dan sumber data yang ada sehingga membantu proses bisnis dalam mengumpulkan, menyediakan akses, dan mengolah data dan informasi tentang kondisi perusahaan. Dalam hal ini artinya perusahaan menginvestasikan teknologi untuk mendapatkan informasi yang bermutu. Hal ini merujuk pada kualitas informasi yang didapatkan melalui sebuah sistem informasi.

Transcript of 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... ·...

Page 1: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

  

4  

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 KUALITAS INFORMASI

Informasi adalah data yang telah diatur dan diproses sehingga dapat

memiliki arti. Informasi dapat berupa dokumen, laporan, atau jawaban suatu

pertanyaan. Menurut Arazy & Kopak (2011), kualitas informasi bergantung pada

beberapa atribut yaitu ketepatan dalam menjawab permasalahan yang terjadi,

kelengkapan informasi tanpa ada yang dikurangi, penyajian informasi, dan

objektivitas informasi yang tidak memihak ataupun berat sebelah.

Dunia bisnis bersifat dinamis dan penuh perubahan. Semua harus

bergerak dengan cepat agar mampu berkompetisi dengan kompetitor lain.

Perusahaan dituntut untuk dapat menentukan strategi dengan tepat di waktu yang

tepat. Proses penentuan strategi ini didukung ketersediaan data dan informasi

yang dimiliki oleh perusahaan dan kemampuan manusia dalam menganalisisnya.

Penyediaan data dan informasi perusahaan melibatkan sistem informasi

agar mampu mendukung dinamika bisnis yang serba cepat. Pekerja bergantung

pada sistem informasi untuk berkomunikasi satu sama lain menggunakan berbagai

macam hardware, software, jaringan dan sumber data yang ada sehingga

membantu proses bisnis dalam mengumpulkan, menyediakan akses, dan

mengolah data dan informasi tentang kondisi perusahaan. Dalam hal ini artinya

perusahaan menginvestasikan teknologi untuk mendapatkan informasi yang

bermutu. Hal ini merujuk pada kualitas informasi yang didapatkan melalui sebuah

sistem informasi.

Page 2: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

5  

2.2 BUSINESS INTELLIGENCE (BI)

Business Intelligence (BI) merupakan istilah yang digunakan sebagai

payung dari kombinasi arsitektur, tools, database, analytical tools, aplikasi, dan

metodologi (Turban, Sharda, & Delen, 2011). BI dibangun untuk keperluan area

manajemen bisnis dan pendukung keputusan strategis perusahaan dalam

menyelesaikan masalah bisnis. Kemampuan kognitif manusia dengan teknologi

intelegensia semu menjadi komponen utama dalam BI. Dalam area bisnis, fokus

utama penerapan BI adalah meningkatkan pendapatan, dan/atau mengurangi biaya

(Williams & Williams, 2007). Gambar 2.1 menjelaskan dengan mudah

implementasi BI dalam area bisnis.

Gambar 2.1 Implementasi Business Intelligence dalam Area Bisnis (Williams &

Williams, 2007)

Menurut Turban, Sharda, & Delen (2011) manfaat yang akan didapatkan

dengan mengimplementasikan BI dapat dirasakan melalui kemampuan BI dalam

menyediakan informasi akurat ketika dibutuhkan, termasuk ketika menentukan

Page 3: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

6  

berbagai jenis keputusan untuk perencanaan strategis bagi perusahaan atau bahkan

untuk mempertahankan posisi perusahaan sekalipun. Contohnya melihat performa

perusahaan secara real-time.

Dengan kesiapan informasi akurat secara real-time dan dengan mudah

dapat diakses, perusahaan mendapatkan laporan yang cepat dan akurat sehingga

meningkatkan kualitas pengambilan keputusan, pelayanan terhadap pelanggan

juga menjadi lebih cepat sehingga akhirnya meningkatkan keuntungan bagi

perusahaan.

BI sebenarnya merupakan konsep EIS yang ditambah dengan teknologi

intelegensia semu (artificial intelligence – AI) agar mampu menyajikan

kemampuan analitikal yang kuat. Hal ini merujuk pada business analytics sebagai

salah satu komponen penting BI (Turban, Sharda, Delen, & King, 2011).

Business analytics adalah kemampuan untuk mengolah dan menganalisis

data-data yang telah disimpan dalam data warehouse lewat Online Transaction

Processing (OLTP) dan Online Analytical Processing (OLAP), dimana Online

Transaction Processing (OLTP) digunakan hanya untuk mencatat transaksi bisnis

harian dan mendukung penggunaan operasional harian perusahaan contohnya

seperti transaksi penjualan harian secara keseluruhan, sementara Online Analytical

Processing (OLAP) mengambil dan menganalisis data untuk mengetahui trend

bisnis yang terjadi dan mendukung proses pengambilan keputusan.

Untuk memahami alur kerja sistem BI, Gambar 2.2 di bawah ini

menggambarkan secara singkat alur kerja sebuah sistem BI.

Page 4: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

7  

Gambar 2.2 Alur Kerja BI (Ranjan, 2005)

Data-data mentah yang berasal dari beragam sumber seperti database atau file

eksternal lainnya diolah dengan teknik Extract, Transform, Load (ETL) yang

kemudian hasilnya akan disimpan dalam sebuah data warehouse agar nantinya

dapat diolah dan dianalisis oleh BI tools. Tools yang umumnya digunakan oleh

pengguna akhir (Turban, Sharda, Delen, & King, 2011) adalah laporan dan

queries (termasuk static dan dynamic reporting, semua jenis query, penemuan

informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data, teks,

web mining dan tools statistik dan matematika (proses pencarian hubungan atau

informasi yang tidak dikenali dalam database yang besar atau data warehouse,

menggunakan tools intelegensi seperti neural computing, teknik predictive

analytics, atau metode statistik kompleks). Dashboard yang merupakan tools

visualisasi juga dapat digunakan untuk menampilkan grafik yang menunjukkan

Page 5: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

8  

performa aktual yang dibandingkan dengan ukuran yang diinginkan. Dashboard

mampu menampilkan sekilas mengenai kesehatan perusahaan.

2.3 EXECUTIVE INFORMATION SYSTEM (EIS)

Eksekutif memegang peranan penting dalam proses penentuan strategi

dan pengambilan keputusan bagi masa depan perusahaan. Agar dapat menentukan

strategi dan mengambil keputusan yang tepat, Eksekutif memerlukan sebuah alat

bantu, seperti EIS yang mampu menyajikan informasi perusahaan dari beragam

sumber dengan tampilan yang interaktif.

EIS digunakan sebagai alat bantu dalam perencanaan strategis

perusahaan yang mampu menggabungkan informasi dari beragam sumber dan

disajikan secara interaktif untuk Eksekutif level atas. EIS tergolong custom built

yang dibangun sesuai dengan keperluan individu Eksekutif di sebuah perusahaan.

EIS menawarkan kemampuan (Turban, Sharda, Delen, & King, 2011) dynamic

multidimensional (ad hoc atau on-demand) reporting, peramalan dan prediksi,

analisis trend, drill down to details, status access, dan Critical Success Factor

(CSF).

Menurut Lungu & Bâra (2005), ada beberapa langkah yang dilakukan

untuk memodelkan karakteristik EIS yakni:

1. EIS diorientasikan untuk kesempatan bisnis daripada kebutuhan transaksional

karena EIS dirancang untuk membantu Eksekutif dalam menentukan pilihan

dan strategi bertindak dalam mengatasi permasalahan bisnis.

2. EIS harus mengimplementasikan keputusan strategis, tidak hanya keputusan

departemen atau operasional karena EIS dapat membantu Eksekutif untuk

menganalisis permasalahan perusahaan dengan menyediakan informasi-

Page 6: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

9  

informasi yang dibutuhkan dari berbagai sumber sehingga Eksekutif dapat

memilih strategi mana yang tepat untuk diterapkan pada perusahaan.

3. Analisis EIS difokuskan pada kebutuhan bisnis. Hal ini menjadi bagian paling

penting di dalam proses.

Kemampuan yang ditawarkan lewat EIS (Turban, Aronson, Liang &

Sharda, 2005) adalah:

1. Drill Down

Salah satu karakteristik dari EIS yang sangat berguna adalah menyediakan

rincian dari setiap rangkuman informasi. Sebagai contoh seorang Eksekutif

melihat adanya penurunan penjualan dari sebuah laporan harian. Untuk

mengetahui penyebab terjadinya penurunan tersebut, Eksekutif tersebut ingin

melihat rincian dari penjualan seperti penjualan per wilayah. Jika wilayah

yang menjadi penyebab terjadinya penurunan penjualan teridentifikasi,

Eksekutif lebih lanjut ingin melihat lebih rinci lagi penjualan di wilayah

tersebut seperti penjualan per produk atau penjualan per salesman, dan

seterusnya sampai penyebab terjadinya penurunan penjualan bisa ditemukan.

2. Critical Success Factor (CSF)

CSF bisa ditemukan hampir di semua level organisasi dalam sebuah

perusahaan baik di level departemen maupun di level individu. CSF

digunakan untuk mengintepretasikan tujuan, taktik, dan aktifitas operasional

dalam suatu organisasi, termasuk kebutuhan informasi, serta kekuatan

(strengths) dan kelemahan (weakness) sistem yang sedang berjalan dalam

perusahaan. Dalam hal ini, bila hasil implementasi dari area-area tersebut

Page 7: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

10  

memuaskan, maka dapat dipastikan bahwa keunggulan kompetitif dapat

dicapai.

3. Access Status

Data terbaru atau laporan yang dihasilkan dalam EIS dapat diakses kapanpun

dalam jaringan.

4. Analisis

Kemampuan analitik disediakan pada EIS, selain mengakses data, Eksekutif

dapat menggunakan EIS untuk menganalisis dengan cara mereka sendiri.

5. Exception Reporting

Exception Reporting ditujukan untuk menarik perhatian Eksekutif karena

menunjukkan sebuah kasus dengan performa yang buruk.

6. Penggunaan warna dan audio visual

Untuk hal-hal yang sifatnya kritis tidak hanya dilaporkan dalam bentuk angka

saja tapi juga bisa dilaporkan dalam bentuk warna yang berbeda seperti warna

hijau untuk status OK, warna kuning untuk status peringatan, ataupun warna

merah untuk status bahaya. Warna bisa memperingatkan pengguna sistem

terhadap masalah-masalah yang sedang dihadapi sehingga tindakan bisa

segera dilakukan. Beberapa EIS diperlengkapi dengan audio visual untuk

memperingatkan pengguna sistem terhadap informasi yang datang.

7. Navigasi Informasi

Banyaknya jumlah data harus dapat dieksplorasi dengan mudah dan cepat.

8. Komunikasi

EIS harus dilengkapi dengan perangkat komunikasi seperti e-mail.

Page 8: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

11  

2.3.1 MODEL EXECUTIVE INFORMATION SYSTEM (EIS)

EIS sebuah perusahaan biasanya terdiri dari executive workstation yang

terhubung ke komputer pusat (McLeod, Jr. & Schell, 2007). Executive

workstation terdiri atas sebuah PC dengan media penyimpanan kedua yang berisi

database Eksekutif. Database ini berisi data dan informasi telah diproses terlebih

dahulu dalam database komputer pusat perusahaan. Data dan informasi yang ada

pada database komputer pusat berasal dari sumber eksternal, informasi terkini,

dan keterangan atau penjelasan yang diinput oleh staf perusahaan lewat

workstation masing-masing. Email Eksekutif dan software library juga dapat

ditampilkan lewat EIS.

Ketika Eksekutif membutuhkan informasi, Eksekutif dapat

mengaksesnya lewat executive workstation yang dimiliki. Nantinya informasi

tersebut akan ditampilkan pada sebuah laporan yang terformat dimana laporan ini

bertindak sebagai dashboard yang dapat digunakan untuk memonitor CSF

perusahaan. Pada penelitian ini, EIS akan dirancang dengan mengacu pada model

EIS ini. Gambar 2.3 berikut mengambarkan model EIS.

Page 9: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

12  

Gambar 2.3 Model EIS (McLeod, Jr. & Schell, 2007)

2.3.2 EXECUTIVE INFORMATION SYSTEM (EIS)

LIFECYCLE Penelitian ini akan menggunakan metode EIS lifecycle dalam

pembangunan aplikasinya. Gambar 2.4 menunjukkan siklus hidup pengembangan

EIS yang terdiri atas 6 stages (Lungu & Bâra, 2005; Moss & Atre, 2003), yakni:

Page 10: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

13  

Gambar 2.4 EIS Development Lifecycle (Lungu & Bâra, 2005)

1. Stage 1: Justification

Pada tahap ini dilakukan business case assessment yang mengidentifikasi

kebutuhan dan peluang-peluang yang ada pada perusahaan. Setelah mengetahui

kebutuhan dan peluang-peluang pada perusahaan, tim proyek dapat

mengusulkan solusi awal yang dinilai dengan cost and benefit analysis

sehingga memberikan pertimbangan bagi perusahaan untuk menjatuhkan

pilihan apakah setuju dengan solusi tersebut atau harus mencari alternatif lain.

Semua itu harus tertuang pada sebuah laporan business case assessment yang

diajukan pada perusahaan terkait.

2. Stage 2: Planning

Perkiraan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan proyek EIS ini

harus dinilai karena proyek EIS termasuk proyek yang dinamis. Untuk

mengetahui kemampuan perusahaan maka kegiatan yang dilakukan pada tahap

ini adalah enterprise infrastructure evaluation karena segala perubahan yang

Page 11: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

14  

terjadi pada perusahaan akan berpengaruh pada kesuksesan proyek EIS. Oleh

karena itu perencanaan proyek pada tahap ini harus dibuat mendetil dan

progresif. Setelah mengetahui kemampuan perusahaan dapat dilakukan

perencanaan untuk tahapan proyek EIS yang dicanangkan.

3. Stage 3: Business Analysis

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menentukan kebutuhan

bisnis dan kebutuhan proyek. Kebutuhan bisnis perusahaan dapat diidentifikasi

lewat wawancara, rapat, atau diskusi langsung dengan Eksekutif. Analisis

kebutuhan proyek dapat dilakukan setelah mengetahui kebutuhan bisnis

perusahaan. Kebutuhan proyek dipetakan dalam sebuah use case.

Analisis data juga dilakukan pada tahap ini. Analisis data dapat dilakukan

dengan mengidentifikasi sistem yang berjalan termasuk database yang

digunakan, sumber data atau data-data yang digunakan dan format pelaporan

yang dipakai. Entity Relationship Diagram (ERD – relasi antar tabel) dapat

digunakan untuk menggambarkan sistem yang sedang berjalan. Setelah analisis

data selesai dilanjutkan analisis metadata yaitu memetakan sumber data ke

dalam sebuah struktur metadata.

4. Stage 4: Design

Pada tahap ini proyek EIS mulai dirancang dan kegiatan yang dilakukan

meliputi desain EIS, desain data, desain Extract, Transform, Load (ETL), dan

desain meta data repository. Desain EIS akan mengacu pada model EIS

Gambar 2.3. Desain EIS akan menjelaskan juga desain arsitektur, rencana

platform EIS, dan user interface. Desain data akan menggambarkan detil

Page 12: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

15  

model data logical dan physical yang nantinya akan digunakan pada proses dan

penyimpanan data dalam proyek EIS.

Setelah itu dilanjutkan dengan desain ETL. Desain ETL merupakan

kegiatan yang paling sulit dalam EIS Lifecycle. Desain ETL sangat bergantung

pada kualitas sumber data. Sangat direkomendasikan proses ETL ini dilakukan

dalam lingkungan yang mengintegrasikan semua modul perusahaan dan tidak

terpisah untuk setiap departemen. Intinya adalah berbagi satu proses ETL yang

terkoordinasi. Setelah desain ETL selesai, lanjutkan dengan desain metadata

repository yang sesuai dengan kebutuhan proyek.

5. Stage 5: Construction

Realisasi rancangan proyek EIS yang telah dibuat pada tahap design,

mulai dibangun pada tahap ini. Desain EIS mengacu pada model EIS Gambar

2.3 dimana EIS akan terinstal di personal computer Eksekutif yang terhubung

dengan database Eksekutif yang berisi data dan informasi yang telah diproses

sebelumnya di dalam database perusahaan terpusat. Data dalam database

perusahaan terpusat berasal dari sumber eksternal, informasi terkini dan

keterangan atau penjelasan yang telah diinput oleh staf perusahaan lewat

personal computer masing-masing. Kemudian informasi ditampilkan dalam

bentuk dashboard.

Untuk mewujudkan database perusahaan terpusat yang berasal dari

beragam sumber tersebut, perlu direalisasikan pembangunan ETL yang sudah

didesain pada stage sebelumnya. Pembangunan ETL menggunakan filtering

tools, operator, dan prosedur. Filter data dan transformasi data bergantung pada

kualitas sumber data. Sumber data bisa berasal dari sebuah file, database,

Page 13: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

16  

email, internet, atau sumber-sumber non konvensional. Kemudian, meta data

repository dan metadata dictionary serta data access interfaces juga

direalisasikan pada stage ini.

6. Stage 6: Deployment

Setelah selesai dibangun, EIS harus diimplementasi dapat digunakan oleh

Eksekutif. Pada tahap ini tim development mengatur jadwal untuk

implementasi dan pelatihan bagi Eksekutif untuk menggunakan aplikasi EIS.

Dokumentasi akhir dan dukungan teknis disiapkan, sementara proses data

loading dan application setup telah selesai.

7. Release Evaluation

Stage 6 telah dilakukan dengan baik bukan berarti proyek telah berakhir,

namun perlu diadakan evaluasi. Seperti yang telah di katakan oleh Lungu &

Bâra (2005), proses pembangunan bersifat cyclical, yang artinya difokuskan

pada evaluasi dan perbaikan versi berturut-turut sama seperti Gambar 2.4 yang

digambarkan dengan tanda panah melingkar untuk keseluruhan stage. Pada

tahap ini tim development menuliskan laporan evaluasi menyimpulkan sebuah

kesimpulan awal, realisisasi biaya, deskripsi kinerja sistem, dan beberap bagian

yang harus ditingkatkan atau dibangun ulang.

2.4 DATA WAREHOUSE

Turban, Sharda, Delen, & King (2011) mengatakan sebenarnya data

warehouse hanya berisi data historis yang diorganisir dan diringkas sehingga

pengguna dapat dengan mudah melihat atau melakukan manipulasi data dan

Page 14: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

17  

informasi, namun sekarang beberapa data terkini tersimpan di data warehouse

sehingga dapat menyediakan dukungan keputusan yang real time.

Data warehouse memiliki karakteristik (Turban, Sharda, & Delen, 2011)

sebagai berikut.

a. Berorientasi subjek

Data diatur berdasarkan detil subjeknya, contohnya seperti penjualan, produk,

atau pelanggan dan hanya berisi informasi yang relevan untuk mendukung

pengambilan keputusan.

b. Terintegrasi

Data warehouse harus meletakan data dalam standarisasi format yang

konsisten sehingga perlu dilakukan penamaan dan menggunakan tipe dan

ukuran yang sesuai agar tidak terjadi konflik dan ketidakcocokan dengan isi

data.

c. Time variant (time series)

Sebuah data warehouse menangani data historis, tidak selalu menangani

kebutuhan terkini, kecuali sistem real time. Data historis digunakan untuk

menganalisis tren, deviasi, peramalan dan perbandingan yang semuanya

mengarah kepada pengambilan keputusan.

d. Nonvolatile

Setelah data disimpan dalam sebuah data warehouse, pengguna tidak dapat

mengganti atau mengubah data. Segala perubahan data akan tercatat sebagai

data baru dan data yang sudah tidak terpakai akan dihapus.

Page 15: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

18  

Karakteristik tambahan bagi sebuah data warehouse adalah:

a. Web based

Data warehouse secara khusus didesain untuk mendukung aplikasi berbasis

web agar dapat menciptakan lingkungan komputasi yang efisien.

b. Relational / multidimensional

Sebuah data warehouse menggunakan struktur relasional atau

multidimensional.

c. Client / server

Sebuah data warehouse menggunakan arsitektur client / server untuk

menyediakan akses yang mudah bagi pengguna.

d. Real time

Data warehouse yang paling baru akan menyediakan real time, atau aktif,

akses data dan kemampuan analisis.

e. Include metadata

Sebuah data warehouse terdiri atas metadata (data tentang data) bagaimana

data diorganisir dan bagaimana menggunakannya dengan efektif.

Ada tiga jenis tipe data warehouse yaitu data mart, operational data

stores (ODS), dan enterprise data warehouse (EDW). Data mart biasanya

digunakan untuk keperluan fungsional, berukuran lebih kecil dan ditujukan untuk

sebuah departemen dalam sebuah organisasi. Berbeda dengan data mart, ODS

biasanya digunakan untuk keperluan bisnis yang sifatnya jangka pendek dan

hanya menyimpan informasi terkini saja. Lain lagi dengan EDW. EDW berukuran

besar dan digunakan lintas perusahaan untuk pengambilan keputusan perusahaan

Page 16: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

19  

secara keseluruhan. Pada penelitian ini, data warehouse yang sesuai dengan

kebutuhan bisnis SAC adalah data mart.

2.4.1 DATA MART

Menurut Turban, Sharda, & Delen (2011), data warehouse dibangun dari

sekumpulan data mart. Berarti data mart merupakan potongan kecil dari

keseluruhan data warehouse. Data mart dibangun untuk keperluan proses bisnis

tunggal yakni kepada suatu subjek tertentu atau departemen tertentu dalam suatu

organisasi. Contohnya data mart untuk marketing, data mart untuk kegiatan

operasional, dan lainnya.

Data mart bisa dibangun secara dependen atau independen. Data mart

yang dependen dibangun langsung dari data warehouse dengan catatan data

warehouse harus dibangun terlebih dahulu. Keuntungannya adalah terletak pada

penggunaan model data yang konsisten dan kualitas data. Data mart dependen

memastikan pengguna dapat melihat versi data yang sama dengan versi data yang

diakses oleh semua pengguna data warehouse yang lain.

Data mart independen merupakan alternatif lain yang dapat diambil jika

ingin mengeluarkan biaya yang lebih rendah dan skala kecil dari sebuah data

warehouse. Data mart independen adalah gudang data kecil yang didesain untuk

keperluan bisnis strategis atau sebuah departemen. Data mart independen akan

dibangun pada SAC sebagai basis data karena SAC sendiri adalah sebuah

departemen yang ada pada BiNus University.

Page 17: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

20  

2.4.2 EXTRACT, TRANSFORM, LOAD (ETL)

Gambar 2.5 menunjukkan gambaran proses ETL sederhana yang

mengambil sumber data yang beragam dengan tujuan akhir database BI. Jenis

platform yang ada dari sumber data beragam seperti ini harus dipikirkan pada saat

mendesain ETL. Sangat disarankan desain ETL dilakukan dalam 1 lingkungan

yang sama agar dapat terintegrasi dengan semua model yang ada.

Gambar 2.5 Sumber Data ETL yang Beragam (Moss & Atre, 2003)

Gambar 2.6 berikut menggambarkan proses ETL. Ada tiga langkah yang

dilakukan yakni:

Gambar 2.6 Extract, Transform, dan Load (Kimball & Ross, 2002)

Page 18: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

21  

a. Extract

Proses ekstrak (extract) sumber data dengan membaca satu atau lebih

database yang ada. Sumber data bisa berasal dari OLTP atau sistem ERP.

b. Transform

Transformasi (transform) data setelah dibaca dilakukan dengan:

• Cleansing atau membersihkan data mentah dari nilai yang tidak

diperlukann, contohnya spasi.

• Combining atau menggabungkan data mentah dari berbagai sumber

kemudian dibandingkan berdasarkan fungsi masing-masing data.

• Standarisasi data mentah agar tidak terdapat data redundan.

• Agregasi data mentah dengan menggunakan rumus tertentu sesuai dengan

kebutuhan untuk ditampilkan pada dashboard atau laporan.

c. Load

Data yang telah ditransformasi menjadi sederhana dan konsisten disimpan

(load) ke dalam data warehouse atau data mart.

Proses ETL sangat bergantung pada kualitas sumber data. Semakin buruk

kualitas sumber data, maka proses ETL akan semakin lama. Lewat ETL

kompleksitas sumber data dapat disederhanakan.

2.4.3 METADATA

Metadata adalah data tentang data yang menjelaskan struktur data dan

pengertian data dari sebuah data warehouse dan penggunaannya apakah efektif

atau tidak efektif (Turban, Sharda, & Delen, 2011). Metadata bertujuan untuk

Page 19: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

22  

menyediakan konteks data yang dilaporkan sehingga memperkaya informasi yang

diberikan dan menjadi sebuah pengetahuan.

2.4.4 STAR SCHEMA

Data warehouse didesain dengan konsep model dimensional. Model

dimensional adalah sistem berbasis pencitraan yang mendukung akses query

tingkat tinggi (Turban, Sharda, & Delen, 2011). Model dimensional sendiri

menggunakan konsep model Entity Relationship (ER).

Menurut Connolly & Begg (2009), setiap model dimensional dibangun

dari satu tabel dengan composite primary key, yang disebut tabel fakta, dan

kumpulan tabel kecil lainnya yang disebut tabel dimensi. Setiap dimensi memiliki

satu non-composite primary key yang hanya cocok terhadap satu komponen dari

composite key di tabel fakta. Dengan kata lain, primary key dari tabel fakta

dibangun dari dua atau lebih foreign key. Karakteristik ini disebut sebagai star

schema. Gambar 2.7 menunjukkan contoh sebuah star schema.

Page 20: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

23  

Gambar 2.7 Star Schema (Connolly & Begg, 2009)

2.5 CRITICAL SUCCESS FACTOR (CSF)

Critical Success Factor (CSF) adalah faktor-faktor yang harus

dipertimbangkan oleh sebuah perusahaan dalam mencapai visi dan misinya.

Faktor-faktor tersebut dapat berupa strategis, manajerial, atau operasional yang

semuanya berasal dari tiga sumber yaitu organisasi, industri, dan lingkungan.

Menurut Ward & Peppard (2007), CSF memberikan manfaat sebagai

berikut.

CSF merupakan metode yang paling efektif dalam melibatkan manajemen

senior dalam membangun strategi sistem informasi karena semuanya berakar

dari isu bisnis dan komitmen mereka untuk mengajukan tindakan yang

berkontribusi pada pencapaian di area yang paling penting.

Page 21: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

24  

CFS menghubungkan proyek sistem informasi dengan objektifnya,

mensejajarkan strategi bisnis dan menyediakan dasar penjualan untuk

mencapai persetujuan tim manajemen tingkat atas.

CSF merupakan katalisator dalam menggali kebutuhan informasi per orang.

Dengan menghubungkan antara objektif dengan kebutuhan informasi, CSF

memainkan peran penting dalam memprioritaskan investasi yang potensial.

CSF penting dalam perencanaan sistem informasi ketika strategi bisnis tidak

ada kemajuan, yaitu dengan menfokuskan perhatian pada aspek paling

penting dari bisnis yang membutuhkan tindakan untuk meningkatkan

performanya.

CSF sangat kuat ketika digunakan bersamaan dengan analisis value chain

dalam mengidentifikasi proses yang paling penting, dan memungkinkan

untuk menujuk secara akurat orang beserta tindakan yang dilakukannya.

Gambar 2.8 Critical Success Factor (Ward & Peppard, 2007)

Page 22: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

25  

Gambar 2.8 menunjukkan alur sebuah dihasilkan. Pertama dimulai dari

pendifinisian visi perusahaan atau organisasi. Visi ini kemudian diturunkan ke

dalam misi-misi perusahaan atau organisasi. Misi-misi yang telah didefinisikan

dituangkan dalam proses bisnis yang dilakukan dalam perusahaan atau organisasi

sehari-harinya. Dari proses bisnis itulah dapat ditentukan apa yang menjadi faktor

penting penentu keberhasilan pencapaian dari masing-masing proses bisnis

sehingga dapat dikerucutkan lagi menjadi key performance indicator (KPI) yang

dapat menunjukkan apa yang harus dilakukan untuk mencapai visi yang telah

didefinisikan di awal.

2.6 KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI)

Key Performance Indicator (KPI) adalah sebuah pengukuran yang

berfokus pada aspek-aspek kritis yang mencerminkan performa organisasi demi

kesuksesan organisasi di masa kini dan masa yang akan datang (Parmenter, 2010).

Gambar 2.9 Empat Tipe Pengukuran Performa (Parmenter, 2010)

Gambar 2.9 menunjukkan empat tipe pengkuran performa (Parmenter,

2010):

Page 23: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

26  

1. Key Result Indicator (KRI): menunjukkan apa yang telah dilakukan pada

CSF. KRI bisa dilihat lewat kepuasan pelanggan, keuntungan bersih sebelum

pajak, keuntungan pelanggan, kepuasan karyawan, return on capital

employed. KRI akan menuntun pada PI.

2. Result Indicator (RI): menunjukkan apa yang telah dilakukan.

3. Performance Indicator (PI): menunjukkan apa yang harus dilakukan. PI

selanjutnya akan menuntun pada KPI.

4. KPI: menunjukkan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan performa

secara dramatis.

Gambar 2.10 Critical Success Factor (Parmenter, 2010)

CSF dan KPI sangat berkaitan erat bahkan vital. Gambar 2.10

menunjukkan keterkaitan antara CSF dengan KPI, dimana visi / misi / nilai

organisasi diturunkan menjadi strategi per bidang hingga di tiap bidang memiliki

CSF masing-masing yang diturunkan lagi hingga menjadi KPI. Jika CSF tepat

maka akan sangat mudah untuk menemukan KPI kesuksesan organisasi.

Page 24: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

27  

2.7 ANALISIS STRENGTHS, WEAKNESS,

OPPORTUNITIES, THREATS (SWOT)

Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats)

menurut Rangkuti (2004) adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis

untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini memaksimalkan kekuatan

(strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan meminimalkan

kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Analisis SWOT disebut sebagai

Analisis Situasi, yang membandingkan faktor eksternal peluang (opportunities)

dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan

(weakness).

Menurut Thompson, Strickland, & Gamble (2005), hal-hal yang dapat

dikategorikan sebagai strengths, weakness, opportunities, dan threats tertuang

pada tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1 Bentuk Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats

dalam Perusahaan (Thompson, Strickland, & Gamble, 2005)

Strengths Weakness

Keahlian perusahaan Aset-aset penting milik perusahaan/organisasi baik fisik maupun yang tidak terlihat Sumber daya manusia Kemampuan kompetitif perusahaan Posisi perusahaan yang menguntungkan dalam pasar Kerjasama antar perusahaan dll.

Kurang mampu atau kurang ahli dalam berkompetisi Kurang memiliki aset-aset penting untuk berkompetisi Lemah pada area-area kunci kompetisi dll.

Page 25: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

28  

Opportunities Threats

Meningkatkan sisi kompetitif perusahaan lewat berbagai strategi agar dapat meningkatkan keuntungan bagi perusahaan sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada, dll.

Munculnya teknologi baru Munculnya UU atau peraturan baru Munculnya kompetitor yang kuat Kenaikan suku bunga dll.

2.7.1 INTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY (IFAS)

DAN EXTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY (EFAS)

Instrumen yang digunakan untuk mengukur faktor internal dan faktor

eksternal perusahaan adalah dengan menggunakan pembobotan terhadap

perbandingan antar faktor internal dan perbandingan antar faktor eksternal.

Adapun angka yang digunakan untuk pembobotan:

Angka 3: pengaruhnya sangat besar

Angka 2: pengaruhnya sedang

Angka 1: pengaruhnya sangat kecil

Kemudian untuk masing-masing faktor internal dan eksternal diberikan

rating untuk mengetahui faktor mana yang menjadi faktor utama dan faktor yang

terkecil. Pada faktor internal, angka yang digunakan adalah:

Angka 4: kekuatan utama

Angka 3: kekuatan kecil

Angka 2: kelemahan kecil

Angka 1: kelemahan utama

Sementara untuk faktor eksternal, angka yang digunakan adalah:

Angka 4: peluang utama

Page 26: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

29  

Angka 3: peluang kecil

Angka 2: ancaman kecil

Angka 1: ancaman utama

Setelah faktor-faktor internal dan eksternal diidentifikasi, langkah

selanjutnya yang dilakukan adalah memetakan semua faktor-faktor tersebut ke

dalam tabel Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dan External Factor

Analysis Summary (EFAS). Faktor-faktor internal dipetakan ke dalam tabel IFAS

sementara faktor-faktor eksternal dipetakan ke dalam EFAS.

Langkah-langkah untuk memetakan faktor-faktor internal ke dalam tabel

IFAS sebagai berikut.

a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan

pada kolom pertama.

b. Berikan bobot pada masing-masing faktor dengan menggunakan teknik

perbandingan berpasangan. Tekniknya adalah dengan membandingan dua

alternatif dari faktor internal yang telah ditetapkan sebelumnya dan memilih

salah satunya yang kemudian diberikan bobot dengan angka 1, 2, atau 3

sesuai dengan pengaruhnya. Untuk pemberian bobot dapat dijelaskan sebagai

berikut. Jika alternatif pertama dibandingkan dengan alternatif kedua dan

yang paling berpengaruh adalah alternatif pertama, maka berikan bobot

kepada alternatif pertama sebesar pengaruhnya. Misalnya alternatif pertama

sangat berpengaruh besar, maka alternatif pertama memiliki bobot sebesar

angka 3. Sementara alternatif kedua memiliki bobot satu per bobot alternatif

pertama, yaitu 1/3. Bobot angka 1 hanya diberikan jika alternatif tersebut

dibandingkan dengan dirinya sendiri. Setelah itu jumlahkan bobot

Page 27: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

30  

berdasarkan kolomnya. Kemudian nilai pada masing-masing kolom dibagi

dengan hasil penjumlahan kolom tersebut. Bobot yang di dapat dari

perhitungan di atas dimasukkan dalam kolom kedua.

c. Hitung rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan angka 4

(kekuatan utama), 3 (kekuatan kecil), 2 (kelemahan kecil), atau 1 (kelemahan

utama) berdasarkan pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan. Kemudian

masukkan rating tersebut pada kolom ketiga.

d. Kalikan bobot pada kolom kedua dengan rating pada kolom ketiga untuk

memperoleh faktor pembobotan pada kolom keempat.

e. Jumlahkan skor pembobotan pada kolom keempat untuk memperoleh total

skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini

menunjukkan bagaimana perusahaan bereaksi terhadap faktor-faktor strategis

internalnya.

Langkah-langkah untuk memetakan faktor-faktor eksternal ke dalam

tabel EFAS sebagai berikut.

a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman perusahaan pada

kolom pertama.

b. Berikan bobot pada masing-masing faktor dengan menggunakan teknik

perbandingan berpasangan. Tekniknya adalah dengan membandingan dua

alternatif dari faktor eksternal yang telah ditetapkan sebelumnya dan memilih

salah satunya yang kemudian diberikan bobot dengan angka 1, 2, atau 3

sesuai dengan pengaruhnya. Untuk pemberian bobot dapat dijelaskan sebagai

berikut. Jika alternatif pertama dibandingkan dengan alternatif kedua dan

yang paling berpengaruh adalah alternatif pertama, maka berikan bobot

Page 28: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

31  

kepada alternatif pertama sebesar pengaruhnya. Misalnya alternatif pertama

sangat berpengaruh besar, maka alternatif pertama memiliki bobot sebesar

angka 3. Sementara alternatif kedua memiliki bobot satu per bobot alternatif

pertama, yaitu 1/3. Bobot angka 1 hanya diberikan jika alternatif tersebut

dibandingkan dengan dirinya sendiri. Setelah itu jumlahkan bobot

berdasarkan kolomnya. Kemudian nilai pada masing-masing kolom dibagi

dengan hasil penjumlahan kolom tersebut. Bobot yang di dapat dari

perhitungan di atas dimasukkan dalam kolom kedua.

c. Hitung rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan angka 4

(peluang utama), 3 (peluang kecil), 2 (ancaman kecil), atau 1 (ancaman

utama) berdasarkan pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan. Kemudian

masukkan rating tersebut pada kolom ketiga.

d. Kalikan bobot pada kolom kedua dengan rating pada kolom ketiga untuk

memperoleh faktor pembobotan pada kolom keempat.

e. Jumlahkan skor pembobotan pada kolom keempat untuk memperoleh total

skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini

menunjukkan bagaimana perusahaan bereaksi terhadap faktor-faktor strategis

eksternalnya.

2.7.2 STRENGTHS, WEAKNESS, OPPORTUNITIES,

THREATS (SWOT) MATRIX

Angka yang didapatkan dari perhitungan IFAS dan EFAS akan

dimasukan ke dalam diagram analisis SWOT berikut.

Page 29: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

32  

Gambar 2.11 Diagram Analisis SWOT (Rangkuti, 2004)

Gambar 2.11 adalah diagram analisis SWOT yang terbagi menjadi empat

kuadran, dimana empat kuadran tersebut memiliki pengertian sebagai berikut:

Kuadran 1 : situasi yang menguntungkan perusahaan karena memiliki

peluang (opportunities) dan kekuatan (strength) yang dapat

dimanfaatkan. Strategi yang mendukung kebijakan

pertumbuhan agresif (growth oriented strategy) diterapkan

pada kuadran ini.

Kuadran 2 : meskipun menghadapi berbagai ancaman (threats), perusahaan

masih memiliki kekuatan (strengths) dari segi internal. Strategi

yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan

(strengths) untuk memanfaatkan peluang jangka panjang

dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).

Kuadran 3 : perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar,

tetapi di lain pihak juga menghadapi beberapa

kendala/kelemahan (weakness) internal. Fokus strategi

perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal

Page 30: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

33  

perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih

baik.

Kuadran 4 : merupakan situasi yang tidak menguntungkan perusahaan

karena menghadapi berbagai ancaman (threats) dan kelemahan

(weakness) internal.

Langkah selanjutnya adalah menganalisis hasil IFAS dan EFAS dengan

menggunakan matriks SWOT (Gambar 2.12). Matriks SWOT digunakan untuk

menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matriks ini menggambarkan

bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat

disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matriks ini dapat

menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategis.

Gambar 2.12 Matriks SWOT

(https://isc.sans.edu/diary/SWOT+matrix+for+describing+security+posture/493

9)

Page 31: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

34  

Dari diagram tersebut dapat dilakukan kombinasi antara faktor internal

dan faktor eksternal untuk saling melengkapi dan memperkecil kelemahan satu

sama lain. berikut adalah kombinasi strategi untuk analisis SWOT.

a. Strategi SO

Strategi ini merupakan gabungan dari faktor internal (strength) dan faktor

eksternal (opportunity). Strategi ini memanfaatkan seluruh kekuatan untuk

merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

b. Strategi ST

Strategi ini merupakan gabungan dari faktor internal (strength) dan faktor

eksternal (threat). Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki

perusahaan untuk mengatasi segala ancaman yang datang dari luar

perusahaan.

c. Strategi WO

Strategi ini merupakan gabungan dari faktor internal (weakness) dan faktor

eksternal (opportunity). Strategi ini memanfaatkan peluang yang ada untuk

mengurangi kelemahan perusahaan.

d. Strategi WT

Strategi ini merupakan gabungan dari faktor internal (wekaness) dan faktor

eksternal (threat). Strategi ini bersifat defensive dan berusaha untuk

menghindari kemungkinan adanya ancaman dari luar untuk mengurangi

kelemahan yang dimiliki perusahaan.

Page 32: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

35  

2.7.3 INTERNAL EXTERNAL (IE) MATRIX

Matriks IE (Gambar 2.13) didasari pada rata-rata faktor internal pada

sumbu x dan rata-rata faktor eksternal pada sumbu y.

Gambar 2.13 Internal External Matrix (David, 2011)

Pada sumbu x dan y, rata-rata faktor diberikan range sebagai berikut.

1,0 – 1,99: rendah

2,0 – 2,99: sedang

3,0 – 4,00: tinggi

Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yang memiliki dampak

yang berbeda.

Sel I, II, IV: disebut tumbuh dan berkembang. Strategi intensif (penetrasi

pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integratif

(integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan pengembangan produk) adalah

strategi yang sesuai untuk perusahaan. Organisasi yang sukses dapat

mencapai portfolio bisnis yang diposisikan dalam atau di sekitar sel I dalam

matriks.

Page 33: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

36  

Sel III, V, VII: adalah terbaik dapat dikelola dengan strategi jaga dan

pertahankan. Penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan strategi

yang paling banyak digunakan untuk tipe-tipe perusahaan ini.

Sel VI, VIII, IX: adalah tuai atau divestasi.

2.8 TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

Technology Acceptance Model (TAM) adalah sebuah model yang

menjelaskan dan memprediksi bagaimana seorang pengguna menerima dan

menggunakan sebuah teknologi. Ada dua faktor yang diyakini mempengaruhi

pengguna untuk menggunakan atau tidak menggunakan suatu teknologi yaitu

perceived usefulness dan perceived ease of use, dimana perceived ease of use

memiliki pengaruh langsung terhadap perceived userfulness.

Gambar 2.14 menunjukkan TAM. External Variables adalah faktor

eksternal yang mempengaruhi Perceived Usefulness (U) dan Perceived Ease of

Use (E), contohnya training penggunaan sistem, proses implementasi sistem,

keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem, dokumentasi, support dari

konsultan dan lain sebagainya. Perceived Usefulness (U) adalah tingkat

kepercayaan seseorang bahwa dengan menggunakan sistem khusus akan

meningkatkan perfoma kerjanya sehingga secara otomatis orang tersebut pasti

akan menggunakan sistem untuk seterusnya. Hal ini menunjukkan Perceived

Usefulness (U) berpengaruh langsung pada Behavioral Intention to Use (BI).

Page 34: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

37  

Gambar 2.14 Technology Acceptance Model (TAM) (Chuttur, 2009)

Perceived Ease of Use (E) adalah tingkat dimana seseorang percaya bahwa

dengan menggunakan sistem khusus dapat mengurangi usaha yang diperlukan,

baik secara fisik maupun psikis, dalam menyelesaikan pekerjaannya. Perceived

Usefulness (U) dan Perceived Ease of Use (E) mempengaruhi Attitude Toward

Using (A), yakni tingkat dimana seseorang merasa suatu sistem dapat

memberikan dampak positif dalam pekerjaan karena dengan menggunakan suatu

sistem dapat meningkatkan kinerjanya (Perceived Usefulness (U)) dan

mengurangi usaha dalam menyelesaikan pekerjaan (Perceived Ease of Use (E)).

Hal ini selanjutnya mempengaruhi faktor Behavioral Intention to Use (BI)

sehingga akan timbul keinginan untuk terus menggunakan sistem.

Behavioral Intention to Use (BI) adalah tingkatan seseorang mempunyai

keinginan untuk terus menggunakan suatu sistem. Bila seseorang mempunyai

keinginan untuk terus menggunakan suatu sistem maka sistem tersebut akan terus

dipakai dalam pekerjaannya. Kemudian Actual System Use adalah aktual

penggunaan sistem oleh pengguna.

Page 35: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

38  

2.9 UNIFIED MODELING LANGUANGE (UML) 2.9.1 USE CASE

Use case menjelaskan perspektif pengguna terhadap fungsionalitas

sebuah sistem (Bennett, McRobb, & Farmer, 2006). Use case direpresentasikan

secara grafis dalam use case diagram. Gambar 2.15 menunjukkan notasi yang

digunakan dalam use case diagram dan Gambar 2.16 menunjukkan sebuah contoh

sederhana use case diagram.

Gambar 2.15 Notasi Use Case

Page 36: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

39  

Gambar 2.16 Contoh Use Case Diagram (Bennett, McRobb, & Farmer, 2006)

2.9.2 CLASS DIAGRAM

Class diagram adalah sebuah diagram struktur UML yang

menggambarkan hubungan antar objek dalam sebuah sistem. Objek ini

digambarkan dengan sebuah kelas dengan atribut-atribut dan operasi-operasinya.

Gambar 2.17 menunjukkan notasi yang digunakan dalam class diagram dan

Gambar 2.18 menunjukkan contoh sederhana dari sebuah class diagram.

Gambar 2.17 Notasi Class Diagram

Page 37: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

40  

Gambar 2.18 Contoh Class Diagram (Bennett, McRobb, & Farmer, 2006)

2.9.3 SEQUENCE DIAGRAM

Menurut Bennett, McRobb, & Farmer (2006), sequence diagram atau

disebut juga interaction sequence diagram menunjukkan sebuah interkasi antar

objek yang diatur dalam sebuah rangkaian waktu. Sequence diagram dapat

digambarkan dalam level detil yang berbeda dan tujuan yang berbeda pada

beberapa tahap pembangunan yang bersifat lifecycle. Gambar 2.19 menunjukkan

notasi yang biasa diguanakan dalam sequence diagram dan Gambar 2.20

menunjukkan contoh sederhana sebuah sequence diagram.

Page 38: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

41  

Gambar 2.19 Notasi Sequence Diagram

Gambar 2.20 Contoh Sequence Diagram (Bennett, McRobb, & Farmer, 2006)

2.10 NAVIGATION DIAGRAM

Navigation diagram merupakan jenis diagram yang berfokus pada

tampilan tatap muka pengguna secara keseluruhan. Navigation diagram

menunjukkan window apa saja yang ada pada sebuah aplikasi dan menunjukkan

transisi perpindahan antar window. Gambar 2.21 berikut menunjukkan notasi yang

digunakan dalam navigation diagram.

Page 39: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

42  

Gambar 2.21 Notasi Navigation Diagram (Mathiassen, Munk-Madsen, Nielsen, &

Stage, 2000)

Gambar 2.22 Contoh Navigation Diagram (Mathiassen, Munk-Madsen,

Nielsen, & Stage, 2000)

Gambar 2.22 menunjukkan contoh navigation diagram. Window

direpresentasikan sebagai sebuah kondisi yang memiliki nama dan terdiri atas

sebuah icon yang merupakan screen shot dari aplikasi yang diperkecil. Transisi

window menunjukkan tindakan pengguna jika ingin mengaktifkan window yang

lain. (Mathiassen, Munk-Madsen, Nielsen, & Stage, 2000)

Page 40: 6. BAB II - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2014-0077... · 2014-10-24 · informasi, multidimensional view, drill down to details, dan lainnya), data,

43  

2.11 STORYBOARD

Desain diperlukan untuk merealisasikan ide dan konsep awal sebuah

proyek. Desain penting sebagai titik awal pembangunan proyek agar dapat

diwujudkan menjadi nyata. Storyboard dapat digunakan untuk membuat sebuah

desain sebuah proyek. Storyboard atau disebut juga sebagai outline grafis yang

mampu menjelaskan proyek secara detil menggunakan kata-kata dan sketsa untuk

setiap gambar, suara, dan pilihan navigasi yang ada pada tampilan layar hingga

penentuan warna dan bayangan secara spesifik, isi teks, atribut dan font, bentuk

tombol, gaya, respon, dan perubahan suara (Vaughan, 2011).

Saat pertama membuat desain, biasanya pengguna atau klien yang akan

melakukan pendekatan terlebih dahulu guna untuk mengontrol proses produksi

dan biaya pengerjaan. Kemudian selanjutnya akan terus dilakukan review dan

pemberian umpan balik agar sesuai dengan kebutuhan pengguna / klien. Di sini

akan terjadi banyak proses revisi dan iterasi agar didapatkan hasil yang

memuaskan sehingga nantinya akan mempermudah proses pembangunan proyek

hingga akhir. Semakin jelas desainnya maka akan semakin baik dan semakin

mudah proses pengerjaan proyek hingga menjadi sebuah produk siap pakai.