5.BAB I Kamaliyah

9
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50% dari wanita yang hamil, terutama diketemukan pada primigravida,kehamilan ganda dan molahydatosa, (FKUI, 2000:84). Sebagian besar kejadian emesis dan hiperemesis gravidarum berlangsung sejak usia kehamilan 9-10 minggu. Kejadian ini makin berkurang dan selanjutnya diharapkan berakhir pada usia kehamilan 12-14 minggu. Sebagian kecil dapat berlanjut sampai usia kehamilan 20-24 minggu (Manuaba, 2009:41). Tingkat pengetahuan mengenai mual dan muntah dapat menentukan sikap seseorang dalam menangani mual dan muntah selama kehamilan. Tingkat pengetahuan yang kurang mengakibatkan wanita 1

Transcript of 5.BAB I Kamaliyah

Page 1: 5.BAB I Kamaliyah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai

pada kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50% dari wanita yang hamil,

terutama diketemukan pada primigravida,kehamilan ganda dan molahydatosa,

(FKUI, 2000:84). Sebagian besar kejadian emesis dan hiperemesis gravidarum

berlangsung sejak usia kehamilan 9-10 minggu. Kejadian ini makin berkurang

dan selanjutnya diharapkan berakhir pada usia kehamilan 12-14 minggu.

Sebagian kecil dapat berlanjut sampai usia kehamilan 20-24 minggu

(Manuaba, 2009:41). Tingkat pengetahuan mengenai mual dan muntah dapat

menentukan sikap seseorang dalam menangani mual dan muntah selama

kehamilan. Tingkat pengetahuan yang kurang mengakibatkan wanita hamil

cemas karena mereka tidak tahu cara mengatasinya.

Di negara berkembang sekitar 20-50 % kematian wanita usia subur

disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan. Menurut data WHO sebagai

badan PBB yang menangani masalah bidang kesehatan tercatat angka

kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di dunia mencapai 515.000 jiwa

setiap tahun (WHO, 2008). Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SKDI)

2007 menyatakan bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia mencapai 48

per 100.000 kelahiran hidup, sebagai angka tertinggi di ASEAN. Mual dan

muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida.

1

Page 2: 5.BAB I Kamaliyah

Satu diantara seribu kehamilan, gejala - gejala ini menjadi lebih berat

(Suparyanto, 2010). Berdasarkan data awal hasil rekapitulasi Puskesmas

Sempu tahun 2010 bahwa tercatat 234 ibu primigravida dari 555 ibu hamil

dan yang menderita emesis gravidarum 46 orang. Dan pada januari sampai

dengan april 2011 tercatat 157 ibu hamil, dan 31 orang ibu primigravida serta

yang menderita emesis gravidarum 27 orang. Berdasarkan data awal dari 10

orang ibu primigraviga yang ada di wilayah kerja puskesmas sempu 3 orang

(30%) diantaranya mengetahui pencegahan emesis gravidarum dan 7 orang

(70%) tidak mengetahui.

Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita

karena terdapat peningkatan hormon estrogen, progesteron, dan pengeluaran

human chorionik gonadothropin plasenta. Hormon-hormon inilah yang diduga

menyebabkan emesis gravidarum menurunnya serotonin dalam darah akan

meningkatkan terjadinya mual dan muntah, fungsi serotonin dan niasin adalah

mencegah berlangsungnya mual dan muntah secara berlebihan yang dapat

menganggu keseimbangan elektrolit, dehidrasi, dengan manifestasi klinisnya

sebagai emesis gravidarum dan dapat berlanjut menjadi hiperemesis

gravidarum (Manuaba, 2009:42). Tingkat pengetahuan mengenai mual dan

muntah dapat menentukan sikap seseorang dalam menangani mual dan

muntah selama kehamilan. Tingkat pengetahuan yang kurang mengakibatkan

wanita hamil cemas karena mereka tidak tahu cara mengatasinya.

2

Page 3: 5.BAB I Kamaliyah

Upaya penanganan untuk emesis gravidarum saat hamil dapat dilakukan

dengan komunikasi, informasi serta edukasi tentang hamil muda yang selalu

disertai emesis gravidarum. Emesis gravidarum akan berangsur-angsur

berkurang sampai usia kehamilan 4 bulan, dinasihatkan agar tidak selalu cepat

bangun dari tempat tidur, diet dianjurkan makan dengan makan porsi kecil,

tetapi lebih sering dan makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya

dihindarkan. Selain itu juga dapat diatasi dengan berobat jalan, serta

pemberian obat anti muntah.

Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang Gambaran

Tingkat Pengetahuan Ibu Primigravida tentang Pencegahan Emesis

Gravidarum di Wilayah Kerja Puskesmas Sempu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah diatas, maka peneliti merumuskan pertanyaan

masalah sebagai berikut : “Bagaimanakah Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu

Primigravida tentang Pencegahan Emesis Gravidarum di Wilayah Kerja

Puskesmas Sempu.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Primigravida

Tentang Pencegahan Emesis Gravidarum.

3

Page 4: 5.BAB I Kamaliyah

2. Tujuan Khusus

a) Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu primigravida dari segi

pendidikan tentang pencegahan Emesis Gravidarum di Wilayah kerja

Puskesmas Sempu.

b) Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu primigravida dari segi usia

tentang pencegahan Emesis Gravidarum di Wilayah kerja Puskesmas

Sempu.

c) Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu primigravida dari segi

pekerjaan tentang pencegahan Emesis Gravidarum di Wilayah kerja

Puskesmas Sempu.

d) Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu primigravida dari segi usia

kehamilan tentang pencegahan Emesis Gravidarum di Wilayah kerja

Puskesmas Sempu.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Peneliti

Peneliti ini diharapkan dapat menambah ilmu wawasan dan informasi

tentang gambaran tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang

pencegahan emesis gravidarum.

4

Page 5: 5.BAB I Kamaliyah

b. Bagi institusi AKES RUSTIDA

Hasil peneliti ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan

kepada perawat pendidik yang terkait untuk meningkatkan mutu

pendidikan kesehatan terutama pada ilmu keperawatan maternitas.

2. Manfaat Praktisi

a. Bagi Responden

Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan

untutuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan ibu primigravida

tentang pencegahan emesis gravidarum.

b. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang

pengetahuan ibu primigravida tentang pecegahan emesis gravidarum.

E. Penelitian Terdahulu dan Relevansi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dina (2010) dengan judul

“Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang emesis Gravidarum

Berdasarkan Usia dan Tingkat Pendidikan Di Bps Delima Tegalharjo

Glenmore Banyuwangi” yang menggunakan desain Deskiptif Eksploratif

dimana variabel penelitiannya adalah tingkat pengetahuan ibu tentang emesis

gravidarum. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar kuisioner.

Jumlah populasi 32 responden. Berdasarkan kriteria inklusi dan eklusi maka

ditetapkan besar sampelnya adalah 23 orang, dengan menggunakan teknik

consecutive sampling. Pada hasil penelitian menunjukkan 52% pengetahuan

5

Page 6: 5.BAB I Kamaliyah

responden tergolong dalam pengetahuan cukup, 65 % responden berusia 20-30

tahun, dan 39% responden pendidikannya SMA.

Berdasarkan penelitian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian pada ibu primigravida yang mengalami emesis gravidarum karena

kejadian mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida, sehingga

peneliti tertarik untuk meneliti gambaran tingkat pengetahuan ibu

primigravida tentang pencegahan emesis gravidarum di Wilayah kerja

Puskesmas Sempu.

6