5a. Template Syarat Umum Perjanjian

21
PARAF Pihak Pertama Pihak Kedua PERJANJIAN PEKERJAAN [_________________________] PADA JALAN TOL MOJOKERTO-KERTOSONO TAHUN [_____] Nomor: …………………. Perjanjian Pekerjaan [__________] pada Jalan Tol Mojokerto-Kertosono Tahun [**] ini berikut semua lampirannya (untuk selanjutnya disebut sebagai “Perjanjian”) dibuat dan ditandatangani pada hari ________ tanggal __________ oleh dan diantara: I. PT Marga Harjaya Infrastruktur, suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, yang beralamat di Hanurata Graha Bulding, Jalan Kebon Sirih No.67-69, Jakarta 10340, dalam hal ini diwakili oleh Wiwiek Dianawati Santoso dan Halim Wahjana, sebagai Presiden Direktur dan Direktur berdasarkan Akta Pendirian Notaris, Ny. Amriyati A. Supriyadi, S.H., M.H., Nomor 10 tanggal 16 Februari 2006 dan Berita Negara Republik Indonesia no.C-16526 HT.01.01 tahun 2006 beserta segala perubahannya, dan oleh karenanya bertindak untuk dan atas nama PT Marga Marga Harjaya Infrastruktur, (untuk selanjutnya disebut sebagai “Pihak Pertama”); dan II. [_________], suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, yang beralamat di [_____________], dalam hal ini diwakili oleh [_________], sebagai Presiden Direktur dan oleh karenanya bertindak untuk dan atas nama [____________], (untuk selanjutnya disebut sebagai “Pihak Kedua”). Pihak Pertama dan Pihak Kedua (untuk selanjutnya disebut “Para Pihak“) terlebih dahulu dengan ini menjelaskan, bahwa: a. Pihak Pertama bermaksud mengadakan pekerjaan [_________________________] pada Jalan Tol Mojokerto-Kertosono Tahun [**], sebagaimana dijelaskan lebih lanjut di dalam Syarat Khusus Perjanjian (untuk selanjutnya disebut “Pekerjaan”); b. Pihak Kedua memiliki keahlian profesional, personil, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam Perjanjian ini, dan telah menyampaikan kepada Pihak Pertama surat penawaran nomor [____________] tanggal [________], beserta seluruh dokumentasi pendukungnya, sebagaimana dipersyaratkan oleh Pihak Pertama (untuk selanjutnya disebut “Surat Penawaran”); c. Bahwa, berdasarkan hasil klarifikasi dan negosiasi terakhir tanggal [____________], Pihak Pertama telah menetapkan Pihak Kedua sebagai pemenang untuk melakukan Pekerjaan, sebagaimana dinyatakan dalam surat Pihak Pertama nomor [____________] tanggal [_____] (untuk selanjutnya disebut “Surat Penetapan Pemenang”).

description

5a. Template Syarat Umum Perjanjian

Transcript of 5a. Template Syarat Umum Perjanjian

  • PARAF

    Pihak Pertama Pihak Kedua

    PERJANJIAN PEKERJAAN

    [_________________________] PADA JALAN TOL MOJOKERTO-KERTOSONO TAHUN [_____]

    Nomor: . Perjanjian Pekerjaan [__________] pada Jalan Tol Mojokerto-Kertosono Tahun [**] ini berikut semua lampirannya (untuk selanjutnya disebut sebagai Perjanjian) dibuat dan ditandatangani pada hari ________ tanggal __________ oleh dan diantara: I. PT Marga Harjaya Infrastruktur, suatu perseroan terbatas yang didirikan

    berdasarkan hukum Indonesia, yang beralamat di Hanurata Graha Bulding, Jalan Kebon Sirih No.67-69, Jakarta 10340, dalam hal ini diwakili oleh Wiwiek Dianawati Santoso dan Halim Wahjana, sebagai Presiden Direktur dan Direktur berdasarkan Akta Pendirian Notaris, Ny. Amriyati A. Supriyadi, S.H., M.H., Nomor 10 tanggal 16 Februari 2006 dan Berita Negara Republik Indonesia no.C-16526 HT.01.01 tahun 2006 beserta segala perubahannya, dan oleh karenanya bertindak untuk dan atas nama PT Marga Marga Harjaya Infrastruktur, (untuk selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama); dan

    II. [_________], suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, yang beralamat di [_____________], dalam hal ini diwakili oleh [_________], sebagai Presiden Direktur dan oleh karenanya bertindak untuk dan atas nama [____________], (untuk selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua).

    Pihak Pertama dan Pihak Kedua (untuk selanjutnya disebut Para Pihak) terlebih dahulu dengan ini menjelaskan, bahwa:

    a. Pihak Pertama bermaksud mengadakan pekerjaan [_________________________]

    pada Jalan Tol Mojokerto-Kertosono Tahun [**], sebagaimana dijelaskan lebih lanjut di dalam Syarat Khusus Perjanjian (untuk selanjutnya disebut Pekerjaan);

    b. Pihak Kedua memiliki keahlian profesional, personil, dan sumber daya teknis, serta

    telah menyetujui untuk melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam Perjanjian ini, dan telah menyampaikan kepada Pihak Pertama surat penawaran nomor [____________] tanggal [________], beserta seluruh dokumentasi pendukungnya, sebagaimana dipersyaratkan oleh Pihak Pertama (untuk selanjutnya disebut Surat Penawaran);

    c. Bahwa, berdasarkan hasil klarifikasi dan negosiasi terakhir tanggal [____________],

    Pihak Pertama telah menetapkan Pihak Kedua sebagai pemenang untuk melakukan Pekerjaan, sebagaimana dinyatakan dalam surat Pihak Pertama nomor [____________] tanggal [_____] (untuk selanjutnya disebut Surat Penetapan Pemenang).

  • PARAF

    Pihak Pertama Pihak Kedua

    Maka oleh karena itu, Para Pihak dengan ini bersepakat dan menyetujui hal-hal sebagai berikut:

    Pasal 1

    DEFINISI DAN INTERPRETASI

    1.1 Definisi

    Istilah-istilah yang digunakan dalam Perjanjian mempunyai arti seperti tercantum di bawah ini kecuali apabila konteksnya mengharuskan mempunyai arti lain:

    (1) Adendum berarti suatu perjanjian yang dibuat dan ditandatangani oleh Para Pihak yang merupakan tambahan dan/atau perubahan atas Perjanjian, yang selanjutnya merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian.

    (2) Asuransi All Risk adalah asuransi yang menjamin risiko kerusakan materi yang meliputi kerusakan, kerugian, kehancuran materi dan menjamin risiko atas tanggung jawab kepada pihak ketiga yang meliputi cidera pribadi, meninggal dunia, kerusakan dan kehancuran harta benda pihak ketiga yang diakibatkan oleh pelaksanaan Pekerjaan.

    (3) Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan adalah berita acara pemeriksaan Pekerjaan yang dibuat oleh Pihak Kedua dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, atas pencapaian kemajuan Pekerjaan sesuai dengan tahapan yang telah disepakati.

    (4) Berita Acara Serah Terima Pekerjaan adalah berita acara serah terima Pekerjaan, yang dibuat oleh Tim Verifikasi dan diketahui oleh Direksi Pekerjaan serta disetujui Direksi Pihak Pertama dan Pihak Kedua, baik atas penyerahan sebagian/hasil sementara Pekerjaan (provisional hand over) maupun hasil akhir Pekerjaan (final hand over).

    (5) Cidera Janji adalah peristiwa/keadaan dimana Para Pihak tidak dapat melaksanakan Perjanjian atau melaksanakan sebagian, melakukan penundaan kewajiban, memberikan pernyataan tertulis maupun tidak tertulis yang isinya tidak sesuai atau bertentangan dengan yang sebenarnya, atau melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    (6) Daftar Hitam Rekanan adalah daftar yang berisi nama-nama perusahaan/perorangan yang sedang menerima sanksi karena melakukan pelanggaran peraturan dan ketentuan pengadaan barang dan/atau jasa di lingkungan kerja Pihak Pertama.

    (7) Direksi Pekerjaan adalah pejabat Pihak Pertama yang ditunjuk untuk melakukan pengelolaan administrasi dan pengendalian serta memberikan arahan atau petunjuk terhadap kelancaran pelaksanaan Pekerjaan, sebagaimana dimaksud pada Syarat Khusus Perjanjian, dalam Peranjian ini adalah [..........].

  • PARAF

    Pihak Pertama Pihak Kedua

    (8) Final Hand Over (FHO) adalah penyerahan atas hasil akhir Pekerjaan dari Pihak Kedua kepada Pihak Pertama.

    (9) Force Majeure atau Keadaan Memaksa adalah suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak Para Pihak, sehingga kewajiban yang ditentukan dalam Perjanjian menjadi tidak dapat dipenuhi.

    (10) Hari Kalender adalah hari yang sesuai dengan kalender Gregorian, termasuk hari Minggu dan hari libur, yang berawal dan berakhir pada tengah malam pukul 24.00 atau 00.00 WIB.

    (11) Hari Kerja adalah hari yang berlaku di Pihak Pertama, yaitu dimulai dari hari Senin sampai dengan hari Jumat, tidak termasuk hari Sabtu, Minggu dan hari-hari besar lainnya.

    (12) Jadwal Pelaksanaan adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan Pekerjaan, yang disusun secara sistematis, logis dan realistis, sebagaimana dimaksud pada Lampiran III Perjanjian.

    (13) Jaminan Pelaksanaan adalah jaminan dalam bentuk bank garansi atau surety bond yang harus diserahkan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama guna menjamin terlaksananya Pekerjaan, yang diterbitkan oleh bank atau perusahaan asuransi yang terdaftar di Kementerian Keuangan Republik Indonesia dimana proses pengajuan klaimnya dapat dilaksanakan di kantor pusat atau kantor cabang yang berlokasi di salah satu wilayah yaitu Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Surabaya, Mojokerto atau Jombang.

    (14) Jaminan Uang Muka adalah jaminan yang diberikan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama sebelum Pihak Kedua menerima uang muka untuk melakukan Pekerjaan dalam bentuk bank garansi yang diterbitkan oleh bank yang terdaftar di Bank Indonesia serta memiliki peringkat tidak kurang dari A yang dinilai oleh lembaga pemeringkat di Republik Indonesia dimana proses pengajuan klaimnya dapat dilaksanakan di kantor pusat atau kantor cabang yang berlokasi di salah satu wilayah yaitu Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Surabaya, Mojokerto atau Jombang, dan hanya berlaku apabila ada uang muka yang diserahkan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua (apabila ada).

    (15) Jaminan Pemeliharaan adalah jaminan atas hasil Pekerjaan Pihak Kedua yang ditahan oleh Pihak Pertama selama Masa Pemeliharaan dalam bentuk retensi atau surety bond sebagaimana dimaksud pada Syarat Khusus Perjanjian, dan dalam hal diperlukan oleh Pihak Pertama disertai dengan surat pernyataan bermeterai yang menyatakan Pihak Kedua bertanggung jawab dan menyanggupi pemeliharaan atas hasil Pekerjaan selama Masa Pemeliharaan (apabila ada).

    (16) Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa

  • PARAF

    Pihak Pertama Pihak Kedua

    atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja yang dalam Perjanjian ini paling tidak meliputi jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian.

    (17) Jangka Waktu Pelaksanaan adalah waktu yang telah disepakati oleh Para Pihak untuk menyelesaikan Pekerjaan.

    (18) Jangka Waktu Perjanjian adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan hak dan kewajiban Para Pihak.

    (19) Kegagalan Pekerjaan adalah keadaan Pekerjaan yang telah diserahterimakan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama menjadi tidak berfungsi, baik secara keseluruhan maupun sebagian dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian, dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja, dan/atau keselamatan umum.

    (20) Lampiran adalah dokumen tambahan yang melekat pada Perjanjian dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Perjanjian.

    (21) Laporan Hasil Pekerjaan adalah laporan-laporan yang disampaikan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama, yang memuat hal-hal yang berkaitan dengan Pekerjaan, serta hasil pencapaian kemajuan Pekerjaan.

    (22) Nilai Pekerjaan adalah total harga Pekerjaan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian.

    (23) Pakta Integritas adalah surat pernyataan yang dibuat dan ditandantangani oleh Pihak Kedua, dalam bentuk dan isi yang dapat diterima Pihak Pertama, yang berisi ikrar untuk tidak melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Dalam hal Pekerjaan adalah berupa pengadaan barang dan/atau jasa diikuti pula oleh pernyataan tidak ada benturan kepentingan yang dilakukan.

    (24) Provisional Hand Over (PHO) adalah penyerahan atas sebagian atau hasil sementara Pekerjaan dari Pihak Kedua kepada Pihak Pertama.

    (25) Perintah Perubahan Pekerjaan atau Contract Change Order (CCO) adalah permintaan secara tertulis mengenai perubahan Pekerjaan dalam bentuk volume atau bagian Pekerjaan dan hal lainnya, yang dinyatakan perlu oleh Pihak Pertama melalui Direksi Pekerjaan.

    (26) PPh adalah Pajak Penghasilan.

    (27) PPN adalah Pajak Pertambahan Nilai.

    (28) Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan untuk memulai Pekerjaan.

    (29) Syarat Khusus Perjanjian adalah ketentuan-ketentuan khusus yang merupakan penjelasan, perubahan dan/atau penambahan dari ketentuan-ketentuan yang ada pada Perjanjian, sebagaimana terdapat pada Lampiran I Perjanjian.

  • PARAF

    Pihak Pertama Pihak Kedua

    (30) Tim Verifikasi adalah panitia penerimaan barang dan/atau jasa yang ditetapkan dengan keputusan direksi Pihak Pertama.

    (31) Uang Muka adalah pembayaran awal yang dapat dibayarkan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua untuk pelaksanaan Pekerjaan.

    1.2 Konstruksi dan Sistematika Perjanjian

    (1) Dokumen-dokumen di bawah ini (apabila ada), berikut dengan semua perubahan dan penambahan serta penggantiannya, merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian:

    a. Addendum dari Perjanjian (apabila ada);

    b. Syarat Khusus Perjanjian;

    c. Surat Penawaran;

    d. Surat Penetapan Pemenang;

    e. Spesifikasi teknis, berikut rencana teknis pelaksanaan Pekerjaan;

    f. Spesifikasi material;

    g. Gambar-gambar meliputi: (i) peta lokasi; (ii) layout; (iii) potongan memanjang; (iv) potongan melintang; (iv) detail-detail lainnya; dan

    h. Surat Perintah Mulai Kerja;

    i. Contract Change Order atau Perintah Perubahan Pekerjaan;

    j. Laporan Hasil Pekerjaan;

    k. Petunjuk tertulis yang diberikan oleh Direksi Pekerjaan, Direksi Teknis;

    l. Pakta Integritas;

    m. Dokumen lain yang terkait dengan Perjanjian.

    Pasal 2

    RUANG LINGKUP PERJANJIAN

    (1) Pihak Pertama dengan ini menunjuk dan memberikan tugas kepada Pihak Kedua untuk melaksanakan Pekerjaan, dan Pihak Kedua dengan ini menyatakan menerima dengan baik penunjukan dan pemberian tugas dari Pihak Pertama sebagai pelaksana Pekerjaan.

    (2) Ruang lingkup Pekerjaan yang akan dilakukan Pihak Kedua sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini adalah sebagaimana dimaksud pada Syarat Khusus Perjanjian.

  • PARAF

    Pihak Pertama Pihak Kedua

    Pasal 3 HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK

    (1) Hak dan Kewajiban Pihak Pertama adalah sebagai berikut:

    1.1 Pihak Pertama berhak atas hasil Pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Pihak Kedua, sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian.

    1.2 Pihak Pertama, berhak untuk menunjuk Direksi Pekerjaan, demi kelancaran pelaksanaan Pekerjaan.

    1.3 Pihak Pertama, sesuai dengan bentuk pekerjaannya, melalui Direksi Pekerjaan berhak untuk menunjuk Direksi Teknis.

    1.4 Pihak Pertama berhak untuk melakukan CCO, dengan ketentuan bahwa perubahan tersebut selanjutnya disepakati secara tertulis oleh Para Pihak dalam Adendum Perjanjian.

    1.5 Pihak Pertama, berhak untuk mengawasi dan memeriksa pelaksanaan Pekerjaan oleh Pihak Kedua, serta untuk memasuki lokasi Pekerjaan kapanpun juga tanpa harus meminta persetujuan terlebih dahulu dari Pihak Kedua.

    1.6 Pihak Pertama berhak untuk menerima Laporan Hasil Pekerjaan, dalam Jangka Waktu Perjanjian, sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur didalam Perjanjian.

    1.7 Pihak Pertama berhak untuk meminta dilakukannya penggantian personil Pihak Kedua, dalam hal apabila menurut penilaian Pihak Pertama, terdapat personil Pihak Kedua yang tidak memilki kompetensi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan Pekerjaan.

    1.8 Pihak Pertama berkewajiban untuk melaksanakan pembayaran kepada Pihak Kedua sebagaimana diatur dalam Perjanjian.

    (2) Hak dan Kewajiban Pihak Kedua adalah sebagai berikut:

    2.1 Pihak Kedua berhak untuk menerima pembayaran dari Pihak Pertama atas pelaksanaan Pekerjaan, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Perjanjian.

    2.2 Pihak Kedua berkewajiban untuk melaksanakan, menyelesaikan serta menyerahkan hasil Pekerjaan sesuai dengan Jadwal Pelaksanaan dan ketentuan-ketentuan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian, termasuk namun tidak terbatas yang terkait dengan spesifikasi material, spesifikasi teknis, metode teknis, keahlian serta penggunaan sarana dan prasarana, sehingga tidak terjadi penyimpangan mutu Pekerjaan.

    2.3 Pihak Kedua berkewajiban untuk menyediakan personil yang memilki kompetensi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan Pekerjaan, serta apabila diperlukan oleh

  • PARAF

    Pihak Pertama Pihak Kedua

    Pihak Pertama, menyampaikan pula struktur organisasi dari para personil yang terlibat dengan pelaksanaan Pekerjaan.

    2.4 Pihak Kedua berkewajiban untuk membuat dan menyerahkan Laporan Hasil Pekerjaan, sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur di dalam Perjanjian.

    2.5 Pihak Kedua berkewajiban untuk mematuhi seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia termasuk tetapi tidak terbatas terhadap pemenuhan perizinan dan/atau persetujuan dari instansi/badan terkait yang berhubungan dengan pelaksanaan Pekerjaan.

    2.6 Pihak Kedua berkewajiban untuk menandatangani dan menjujung tinggi Pakta Integritas, dan oleh karenanya dilarang untuk memberikan segala bentuk imbalan, termasuk namun tidak terbatas pada pemberian dalam bentuk uang, barang bergerak, hak-hak, fasilitas-fasilitas dan/atau segala sesuatu yang dapat ditafsirkan sebagai imbalan dalam arti yang seluas-luasnya, dengan tujuan untuk menguntungkan dan/atau menyebabkan menguntungkan pada pribadi dan/atau kelompoknya yang diduga dan/atau dapat diduga secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan Pekerjaan (sebelum, pada saat atau setelah pelaksanaan Pekerjaan) baik secara langsung maupun tidak langsung, baik tersurat maupun tersirat, kepada Pemegang Saham, Direksi, Komisaris, Karyawan maupun pihak manapun yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Pihak Pertama.

    2.7 Pihak Kedua dalam proses pelaksanaan Pekerjaan ini, berkewajiban untuk melaksanakan tugas secara bersih, transparan dan profesional dalam arti mengerahkan segala kemampuan dan sumber daya secara optimal serta menjalankan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang sehat dan baik sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar dapat memberikan hasil kerja terbaik mulai dari penyiapan penawaran, pelaksanaan dan penyelesaian Pekerjaan.

    2.8 Pihak Kedua berkewajiban untuk bertanggung jawab dan membebaskan Pihak Pertama terhadap segala tuntutan atas setiap resiko kecelakaan lalu lintas, kehilangan-kehilangan dan klaim-klaim yang timbul karena pelaksanaan Pekerjaan atau pemasangan Rambu Lalu Lintas yang tidak lengkap, termasuk akan tetapi tidak terbatas untuk memberikan ganti rugi atas kerugian yang terjadi pada pihak ketiga.

    2.9 Pihak Kedua berkewajiban untuk melaporkan kepada Pihak Pertama semua hasil pemeriksan atas material yang digunakan sebelum, pada saat, maupun sesudah pelaksanaan Pekerjaan. Apabila terdapat ketidaksesuaian dengan spesifikasi material yang telah ditentukan dalam Perjanjian, maka Pihak Kedua berkewajiban untuk memperbaikinya hingga spesifikasi tersebut terpenuhi.

  • PARAF

    Pihak Pertama Pihak Kedua

    2.10 Pihak Kedua berkewajiban untuk segera melaporkan kepada Pihak Pertama atas suatu kondisi yang dapat menyebabkan keterlambatan dalam penyelesaian Pekerjaan.

    2.11 Pihak Kedua berdasarkan jenis pekerjaannya wajib menyiapkan beberapa set Rambu Lalu Lintas sesuai dengan kebutuhan di lapangan, dan sebagaimana diatur lebih lanjut di dalam Lampiran Perjanjian.

    2.12 Pihak Kedua, atas biaya sendiri, wajib untuk mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada hasil Pekerjaan, material, peralatan, sarana dan prasarana, serta bangunan pihak lain yang berdekatan dengan lokasi Pekerjaan hingga penyelesaian dan penyerahan Pekerjaan

    2.13 Pihak Kedua secara langsung maupun tidak langsung, tidak dibenarkan untuk menyebarluaskan, memperbanyak, menyalahgunakan, memanipulasi, mengubah dan/atau menghilangkan baik sebagian maupun seluruh keotentikan data, surat, maupun segala dokumentasi dalam bentuk apapun milik Pihak Pertama, baik yang berkaitan maupun tidak dengan Pekerjaan. Segala akibat dan biaya-biaya serta ganti rugi baik kepada Pihak Pertama dan/atau pihak lain yang timbul sehubungan dengan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ini menjadi beban dan tanggung jawab Pihak Kedua.

    Pasal 4

    JANGKA WAKTU

    (1) Jangka Waktu Perjanjian adalah sebagaimana diatur lebih lanjut pada Syarat Khusus Perjanjian.

    (2) Jangka Waktu Pelaksanaan berlaku sejak tanggal diterbitkannya SPMK sampai dengan tanggal yang disepakati pada Jadwal Pelaksanaan.

    Pasal 5 NILAI PEKERJAAN

    (1) Nilai Pekerjaan merupakan total harga Pekerjaan yang pasti dan tidak berubah selama

    Jangka Waktu Perjanjian.

    (2) Sesuai dengan bentuk Pekerjaan, Pihak Pertama dapat memberikan pembayaran Uang Muka kepada Pihak Kedua (apabila ada), dan untuk hal mana Pihak Pertama dapat meminta diserahkannya Jaminan Uang Muka.

    (3) Besaran Nilai Pekerjaan, Uang Muka serta ketentuan lain yang terkait diatur lebih lanjut pada Syarat Khusus Perjanjian.

  • PARAF

    Pihak Pertama Pihak Kedua

    (4) Dalam hal dikeluarkannya CCO oleh Pihak Pertama, melalui Direksi Pekerjaan, maka biaya tambahan atas Nilai Pekerjaan yang mungkin timbul atas CCO tersebut akan diperhitungkan berdasarkan harga satuan yang tercantum dalam Syarat Khusus Perjanjian, untuk selanjutnya disepakati secara tertulis oleh Para Pihak didalam Adendum Perjanjian.

    Pasal 6

    METODE PEMBAYARAN

    (1) Pembayaran atas Nilai Pekerjaan dilakukan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua, sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada Syarat Khusus Perjanjian.

    (2) Setiap pembayaran dari Nilai Pekerjaan oleh Pihak Pertama dalam Perjanjian ini tidak dapat diartikan sebagai penerimaan atas kerusakan, ketidaksesuaian dari hasil Pekerjaan atau bahan yang tidak cocok. Dalam kondisi apapun, setiap pembayaran atas sebagian maupun keseluruhan Nilai Pekerjaan tidak melepaskan atau membebaskan Pihak Kedua secara keseluruhan maupun sebagian dari kewajibannya, tanggung jawab dan/atau jaminan dalam Perjanjian ini.

    Pasal 7 PAJAK

    (1) Semua pajak yang berhubungan dengan transaksi dalam Perjanjian akan ditanggung

    dan dibayar oleh masing-masing pihak sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    (2) Pihak Kedua dengan ini setuju dan mengikatkan diri untuk membebaskan dan memberikan ganti kerugian kepada Pihak Pertama terhadap semua tuntutan-tuntutan, kewajiban-kewajiban yang timbul sebagai akibat kelalaian Pihak Kedua untuk melaksanakan kewajibannya membayar pajak-pajak yang terhutang.

    Pasal 8

    LAPORAN DAN PEMERIKSAAN

    (1) Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan Pekerjaan, Pihak Kedua berkewajiban untuk membuat Laporan Hasil Pekerjaan, sesuai dengan bentuk pekerjaannya, dengan ketentuan sebagaimana diatur pada Syarat Khusus Perjanjian.

    (2) Laporan Hasil Pekerjaan sebagaimana dimaksud, beserta lampiran-lampiran berupa gambar-gambar dan/atau keterangan lainnya, wajib untuk ditandatangani oleh Pihak Kedua.

  • PARAF

    Pihak Pertama Pihak Kedua

    (3) Segera setelah pencapaian kemajuan Pekerjaan diselesaikan sesuai dengan tahapan yang telah disepakati, Pihak Kedua mengajukan permohonan pemeriksaan untuk selanjutnya dituangkan kedalam Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan, yang wajib ditandatangani oleh Pihak Kedua dan Direksi Pekerjaan selaku perwakilan dari Pihak Pertama. Tata cara pemeriksaan atas Pekerjaan akan lebih lanjut diatur dalam Syarat Khusus Perjanjian.

    (4) Pihak Pertama berhak untuk tidak menandatangani Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan apabila menurut Pihak Pertama hasil Pekerjaan itu belum atau tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dalam Perjanjian. Dalam hal ini Pihak Kedua wajib untuk menyesuaikan atau memperbaiki hasil Pekerjaan tersebut sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dalam Perjanjian.

    (5) Pihak Kedua wajib untuk tetap menjaga kelangsungan kegiatan di lapangan sesuai dengan tuntutan persyaratan Pekerjaan sampai dengan berakhirnya Jangka Waktu Pelaksanaan dan/atau Masa Pemeliharaan.

    Pasal 9 SERAH TERIMA PEKERJAAN

    (1) Serah terima hasil Pekerjaan dari Pihak Kedua kepada Pihak Pertama wajib untuk dituangkan ke dalam Berita Acara Serah Terima Pekerjaan yang dibuat oleh Tim Verifikasi dan diketahui oleh Direksi Pekerjaan serta disetujui Direksi Pihak Kesatu dan Pihak Kedua.

    (2) Sesuai dengan bentuk Pekerjaan, penyerahan hasil Pekerjaan dapat dilakukan dalam beberapa tahap, dimana untuk masing-masing tahapnya haruslah dibuat Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.

    (3) Terlepas dari telah ditandatanganinya Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan oleh Direksi Pekerjaan, Tim Verifikasi berhak untuk menolak dilakukannya serah terima Pekerjaan apabila berdasarkan pemeriksaan oleh Tim Verifikasi Pekerjaan tidak sesuai dengan spesifikasi dalam Perjanjian. Dalam hal ini maka Pihak Kedua wajib untuk menyesuaikan atau memperbaiki hasil Pekerjaan tersebut sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dalam Perjanjian.

    (4) Ketentuan lebih lanjut terkait dengan serah terima hasil Pekerjaan diatur pada Syarat Khusus Perjanjian.

  • PARAF

    Pihak Pertama Pihak Kedua

    Pasal 10 KEGAGALAN PEKERJAAN

    (1) Dalam hal terjadi Kegagalan Pekerjaan, Pihak Kedua wajib melakukan evaluasi

    terhadap kondisi eksisting dan/atau mengajukan usulan metode perbaikan kepada Pihak Pertama, melalui Direksi Pekerjaan.

    (2) Dalam hal terjadi perselisihan mengenai penetapan Kegagalan Pekerjaan, maka dalam waktu paling lambat 1 (satu) bulan sejak diterimanya laporan mengenai terjadinya Kegagalan Pekerjaan, Para Pihak akan menunjuk dan menyepakati 1 (satu) atau lebih penilai ahli yang profesional dan kompeten dalam bidangnya serta bersifat independen untuk melakukan penilaian atas terjadinya Kegagalan Pekerjaan tersebut.

    (3) Pihak Kedua wajib mengganti atau memperbaiki Kegagalan Pekerjaan atas biaya sendiri, termasuk biaya untuk melakukan pekerjaan tambahan yang dianggap perlu oleh Pihak Kedua untuk menjaga agar Kegagalan Pekerjaan serupa tidak terjadi lagi.

    Pasal 11 MASA PEMELIHARAAN

    (1) Jangka waktu Masa Pemeliharaan adalah sebagaimana dimaksud pada Syarat Khusus

    Perjanjian.

    (2) Apabila dalam Masa Pemeliharaan terdapat kepastian bahwa hasil Pekerjaan Pihak Kedua dan sub-kontraktornya mengalami Kegagalan Pekerjaan, maka Pihak Kedua wajib, dalam waktu paling lama yang ditetapkan dalam Syarat Khusus Perjanjian, sejak tanggal diterimanya pemberitahuan dari Pihak Pertama segera melaksanakan perbaikan dan/atau penyempurnaannya sehingga hasil Pekerjaan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan Perjanjian.

    (3) Apabila dalam jangka waktu tersebut, Pihak Kedua tidak melaksanakan kewajibannya, maka Pihak Pertama dapat menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan hal tersebut dengan biaya sepenuhnya ditanggung oleh Pihak Kedua atau dipotongkan langsung terhadap nilai Jaminan Pemeliharaan atas Pekerjaan.

    Pasal 12

    JAMINAN PELAKSANAAN DAN JAMINAN PEMELIHARAAN

    (1) Sesuai dengan bentuk pekerjaannya, Pihak Pertama dapat mewajibkan Pihak Kedua untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan kepada Pihak Pertama (c.q. Departemen Keuangan dan Anggaran) selambat-lambatnya 3 (tiga) Hari Kerja setelah tanggal diterbitkannya SPMK.

  • PARAF

    Pihak Pertama Pihak Kedua

    (2) Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan dan masa berlakunya diatur lebih lanjut pada Syarat Khusus Perjanjian.

    (3) Apabila sampai dengan tanggal berakhirnya Jaminan Pelaksanaan, sebagaimana dimaksud pada Syarat Khusus Perjanjian, Pihak Kedua belum dapat menyelesaikan serah terima akhir Pekerjaan, maka Pihak Kedua berkewajiban atas biayanya sendiri untuk segera memperpanjang masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sampai dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan yang terakhir diperkirakan dapat diselesaikan.

    (4) Pengaturan lebih lanjut terkait dengan Jaminan Pemeliharaan adalah sebagaimana dimaksud pada Syarat Khusus Perjanjian.

    Pasal 13

    ASURANSI

    (1) Sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini, Pihak Kedua wajib untuk menyediakan Asuransi All Risk yang memiliki masa berlaku terhitung sejak tanggal SPMK sampai dengan berakhirnya jangka waktu pelaksanaan ditambah 45 (empat puluh lima) Hari Kalender dan dapat diperpanjang apabila diperlukan. Salinan polis berikut bukti pembayaran premi harus diserahkan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama (c.q. Departemen Keuangan dan Anggaran) selambat-lambatnya 7 (tujuh) Hari Kerja terhitung sejak tanggal diterbitkannya SPMK untuk Pekerjaan. Pengajuan klaim atas Asuransi All Risk tersebut harus bisa dilaksanakan di kantor pusat atau kantor cabang yang berlokasi di salah satu wilayah yaitu Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Surabaya, Mojokerto atau Jombang.

    (2) Besaran nilai asuransi, ruang lingkup dan jangka waktunya diatur lebih lanjut pada Syarat Khusus Perjanjian.

    (3) Para Pihak menyetujui bahwa nilai asuransi sebagaimana dimaksud, telah diperhitungkan dalam penawaran dan oleh karenanya telah termasuk dalam Nilai Pekerjaan.

    Pasal 14

    PERLINDUNGAN TENAGA KERJA

    (1) Pihak Kedua selama melakukan Pekerjaan diwajibkan untuk:

    1.1 Menjaga keselamatan atau mencegah segala bahaya yang mungkin timbul atas diri pekerja yang menjadi tanggungannya;

    1.2 Memberi pertolongan kepada korban dan mengganti segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat terjadinya kecelakaan atas diri pekerja yang menjadi tanggungannnya.

  • PARAF

    Pihak Pertama Pihak Kedua

    (2) Tanpa mengurangi kewajiban Pihak Kedua sebagaimana dimaksud, Pihak Kedua diwajibkan untuk mengikutsertakan seluruh tenaga kerjanya kedalam Jamsostek khususnya jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian.

    (3) Bukti keikutsertaan seluruh tenaga kerja Pihak Kedua dalam Jamsostek harus diserahkan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama (c.q. Departemen Keuangan dan Anggaran) selambat-lambatnya 7 (tujuh) Hari Kerja terhitung sejak tanggal diterbitkannya SPMK untuk Pekerjaan ini.

    (4) Pihak Kedua wajib membuat dan melaksanakan Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Prosedur K3), yang antara lain mengenai identifikasi bahaya kecelakaan kerja dan rencana pencegahannya, yang wajib diserahkan Pihak Kedua kepada Direksi Pekerjaan atau Project Owner, selambat-lambatnya 7 (tujuh) Hari Kalender sebelum pelaksanaan Pekerjaan.

    (5) Pihak Kedua wajib memenuhi pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) serta aspek lingkungan sesuai dengan kebijakan yang berlaku di Pihak Pertama dengan ketentuan sebagai berikut:

    5.1 melakukan identifikasi bahaya dan resiko kecelakaan kerja terhadap pekerjaan yang dilaksanakan dan rencana pencegahannya, yang wajib diserahkan Pihak Kedua kepada Pihak Pertama selambat-lambatnya 7 (tujuh) Hari Kalender sebelum pelaksanaan Pekerjaan;

    5.2 bertanggung jawab terhadap pedoman K3 dalam pelaksanaan Pekerjaan, antara lain dengan melakukan upaya-upaya menghindarkan risiko kecelakaan kerja, menghindarkan risiko penyakit akibat kerja dan terpenuhinya peralatan K3 termasuk tetapi tidak terbatas pada Alat Pelindung Diri (APD) dan rambu kerja; dan

    5.3 melakukan langkah-langkah yang memadai untuk menjaga dan melindungi lingkungan, baik di dalam, di luar maupun di sekitar lokasi Pekerjaan.

    Pasal 15 PERNYATAAN DAN JAMINAN

    (1) Pihak Pertama menyatakan dan menjamin kepada Pihak Pertama bahwa:

    1.1 Pihak Pertama adalah perseroan terbatas yang didirikan, disahkan, dan didaftarkan secara sah berdasarkan hukum negara Indonesia;

    1.2 Penandatanganan, penyerahan dan pelaksanaan Perjanjian ini dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan Pekerjaan berada dalam kewenangan Pihak Pertama;

    1.3 Penandatanganan Perjanjian ini tidak bertentangan dengan anggaran dasar Pihak Pertama, suatu hukum yang berlaku, maupun pembatasan yang

  • PARAF

    Pihak Pertama Pihak Kedua

    mengikat Pihak Pertama berdasarkan perjanjian antara Pihak Pertama dengan pihak ketiga lainnya.

    (2) Pihak Kedua menyatakan dan menjamin kepada Pihak Pertama bahwa:

    2.1 Pihak Kedua adalah perseroan terbatas yang didirikan, disahkan, dan didaftarkan secara sah berdasarkan hukum negara Indonesia;

    2.2 Penandatanganan, penyerahan dan pelaksanaan Perjanjian ini dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan Pekerjaan berada dalam kewenangan Pihak Kedua;

    2.3 Pihak Kedua memiliki semua persetujuan, izin, dan/atau lisensi yang diperlukan untuk mnenyediakan bahan dan jasa yang ditawarkan dalam Perjanjian ini sehubungan dengan Pekerjaan;

    2.4 Penandatanganan Perjanjian ini tidak bertentangan dengan anggaran dasar Pihak Kedua, suatu hukum yang berlaku, maupun pembatasan yang mengikat Pihak Kedua berdasarkan perjanjian antara Pihak Kedua dengan pihak ketiga lainnya;

    2.5 Pihak Kedua menjamin dan membebaskan Pihak Pertama terhadap segala klaim dan tuntutan yang timbul dari pihak lain atas setiap pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini termasuk tetapi tidak terbatas pada pelanggaran hak atas kekayaan intelektual yang timbul sebagai akibat dari Pekerjaan.

    Pasal 16 KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

    (1) Kecuali dalam hal dijelaskan lebih lanjut di dalam Syarat Khusus Perjanjian, hal-hal

    yang termasuk Keadaan Memaksa adalah suatu kedaan yang berada di luar kemauan dan kekuasaan para pihak dan tidak dapat diduga sebelumnya akan kejadiannya yaitu gempa bumi, tanah longsor, banjir, badai, gunung meletus, perang, huru hara, pemogokan, larangan kerja, gangguan hubungan industrial yang lain dan epidemic yang terjadi disekitar Lokasi dari Pekerjaan.

    (2) Apabila terjadi Keadaan Memaksa, Pihak Kedua harus memberitahukan kepada Pihak Pertama secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) Hari Kalender sejak terjadinya Keadaan Memaksa disertai bukti-bukti yang terkait dengan hal tersebut.

    (3) Apabila jangka waktu 14 (empat belas) Hari Kalender sebagaimana dimaksud diatas terlampaui, maka Keadaan Memaksa yang terjadi tersebut dianggap tidak pernah ada.

    (4) Dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) Hari Kalender sejak tanggal diterimanya surat pemberitahuan Keadaan Memaksa tersebut dari Pihak Kedua, maka

  • PARAF

    Pihak Pertama Pihak Kedua

    Pihak Pertama akan melakukan pemeriksaan dan selanjutnya akan menyampaikan jawaban secara tertulis kepada Pihak Kedua untuk menyetujui atau menolak Keadaan Memaksa tersebut.

    (5) Apabila dalam waktu 14 (empat belas) Hari Kalender sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Pasal ini, Pihak Pertama belum atau tidak juga memberikan tanggapan atau jawaban secara tertulis, maka Pihak Pertama dianggap menyetujui Keadaan Memaksa tersebut.

    (6) Apabila timbul kerugian yang terjadi sebagai akibat Keadaan Memaksa, maka kerugian tersebut akan ditanggung oleh masing-masing pihak dan masing-masing pihak tidak dapat menuntut ganti rugi apapun terhadap pihak lainnya.

    (7) Apabila Keadaan Memaksa tersebut hanya bersifat sementara atau relatif atau tidak mutlak, pihak yang mengalami Keadaan Memaksa tersebut untuk sementara waktu dapat mengajukan penghentian pelaksanaan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini selama jangka waktu Keadaan Memaksa tersebut berlangsung dan ia terhalang melaksanakan tugas-tugasnya. Masing-masing pihak harus berusaha sebaik mungkin untuk mengurangi dampak dari Keadaan Memaksa atas kewajibannya. Dalam hal terjadi penghentian pelaksanaan kewajiban, sepanjang dapat dilakukan dan diperlukan, para pihak akan menyepakati kembali Jangka Waktu Perjanjian dan Jadwal Pelaksanaan dari Perjanjian ini.

    (8) Apabila pihak yang mengalami Keadaan Memaksa tidak dapat melaksanakan kembali tugas-tugasnya meskipun telah berusaha dalam waktu total 180 (seratus delapan puluh) Hari Kalender setelah ia berhenti melaksanakan tugas-tugasnya, setiap pihak berhak untuk mengakhiri Perjanjian ini dengan persetujuan tertulis dari pihak lainnya.

    Pasal 17

    CIDERA JANJI

    (1) Perjanjian dapat diakhiri setiap waktu secara sepihak oleh Pihak Pertama maupun Pihak Kedua, apabila salah satu pihak dinilai telah melakukan Cidera Janji terhadap syarat dan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Perjanjian atau karena suatu alasan apapun masing-masing pihak dinilai tidak dapat melaksanakan kewajiban-kewajiban berdasarkan Perjanjian selain karena adanya suatu Keadaan Memaksa.

    (2) Pihak Kedua dinyatakan telah melakukan Cidera Janji apabila melakukan salah satu atau lebih berikut ini:

    2.1 Pihak Kedua tidak melaksanakan Pekerjaan dalam waktu 3 (tiga) Hari Kerja sejak tanggal diterbitkannya SPMK.

    2.2 Pihak Kedua tidak melaksanakan salah satu ketentuan atau kewajiban sebagaimana diatur dalam Perjanjian, Syarat Khusus Perjanjian dan Lampiran maupun dokumen lainnya yang terkait dengan Pekerjaan yang dibuat

  • PARAF

    Pihak Pertama Pihak Kedua

    sehubungan dengan Perjanjian, serta Pihak Kedua ternyata telah melakukan tindakan-tindakan yang dilarang termasuk tetapi tidak terbatas dalam Perjanjian serta secara materiil telah merugikan Pihak Pertama.

    2.3 Pernyataan dan jaminan yang dibuat oleh Pihak Kedua adalah tidak sesuai dan/ atau tidak dapat dilaksanakan seutuhnya oleh Pihak Kedua.

    2.4 Pihak Kedua dinyatakan pailit berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

    2.5 Pihak Kedua dalam Rapat Umum Pemegang Saham perseroannya memutuskan untuk membubarkan atau melikuidasi perseroannya karena sebab apapun juga.

    2.6 Pihak Kedua tidak menyerahkan Jaminan Uang Muka dan/atau Jaminan Pelaksanaan dan/atau Jaminan Pemeliharaan, polis asuransi dan bukti keikutsertaan dalam Jamsostek juga tidak memenuhi Prosedur K3, sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian ini.

    2.7 Pihak Kedua selama Jangka Waktu Perjanjian, setelah diberikan surat peringatan secara tertulis sebanyak 3 (tiga) kali oleh Direksi Pekerjaan, ternyata tidak menyelesaikan kewajibannya sebagaimana diatur dalam Perjanjian.

    Pasal 18 DENDA DAN SANKSI

    (1) Apabila pelaksanaan Pekerjaan oleh Pihak Kedua tidak sesuai dengan atau Pihak

    Kedua tidak melaksanakan salah satu kewajiban sebagaimana diatur dalam Perjanjian, Syarat Khusus Perjanjian dan Lampiran maupun dokumen lainnya yang terkait dengan Pekerjaan yang dibuat sehubungan dengan Perjanjian, maka Pihak Pertama berhak untuk melakukan salah satu atau beberapa tindakan sebagai berikut:

    1.1 Memberikan peringatan secara tertulis;

    1.2 Menangguhkan dan/atau tidak melakukan pembayaran;

    1.3 Pembongkaran dan/atau penggantian, atas beban biaya Pihak Kedua;

    1.4 Penghentian Pekerjaan dan/atau menunjuk pihak lain untuk menyelesaikan sisa Pekerjaan atas beban biaya Pihak Kedua;

    1.5 Pengambilalihan Pekerjaan di lapangan;

    1.6 Tidak membayar bagian Pekerjaan yang diborongkan atau dialihkan atau diserahkan kepada pihak lain;

    1.7 Mencairkan Jaminan Uang Muka dan/atau Jaminan Pelaksanaan dan/atau Jaminan Pemeliharaan;

    1.8 Menyatakan bahwa Pihak Kedua telah melakukan Cidera Janji;

  • PARAF

    Pihak Pertama Pihak Kedua

    1.9 Mengenakan denda dan sanksi;

    1.10 Memutuskan Perjanjian secara sepihak;

    1.11 Memasukkan Pihak Kedua dalam Daftar Hitam Rekanan.

    (2) Atas pelaksanaan Pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian atau tidak terlaksananya salah satu kewajiban Pihak Kedua dalam Perjanjian ini atau dokumen lain terkait Perjanjian, Pihak Pertama dapat mengenakan denda kepada Pihak Pertama dengan ketentuan sebagaimana diatur pada Syarat Khusus Perjanjian.

    (3) Denda yang dikenakan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua akan dihitung per hari dimulai sejak terjadinya peristiwa sebagaimana dimaksud pada Syarat Khusus Perjanjian hingga Pihak Pertama menerima perbaikan/pemenuhan yang dilakukan oleh Pihak Kedua atas peristiwa tersebut, dan dapat dilakukan oleh Pihak Pertama dengan cara memotong dari setiap nilai tagihan Pihak Kedua.

    (4) Apabila Pihak Pertama melakukan keterlambatan pembayaran dari waktu yang telah ditetapkan dalam Perjanjian, maka Pihak Pertama akan dikenakan denda keterlambatan per hari sebesar 1 (satu permil) dari nilai tagihan, dengan maksimal denda sebesar 5% (lima persen) dari seluruh Nilai Pekerjaan. Denda dimaksud diberikan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua pada saat pembayaran tagihan Pihak Kedua. Pembayaran denda-denda tersebut tidak membebaskan masing-masing pihak dari kewajiban untuk menyelesaikan seluruh Pekerjaan dan kewajiban-kewajiban serta tanggung jawab sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian.

    Pasal 19

    PEMUTUSAN PERJANJIAN

    (1) Dalam hal terjadinya Cidera Janji, Pihak Pertama berhak untuk mengakhiri Perjanjian secara sepihak dengan memberitahukan secara tertulis kepada Pihak Kedua mengenai Pemutusan Perjanjian yang akan berlaku efektif dalam waktu 14 (empat belas) Hari Kalender setelah pemberitahuan tersebut.

    (2) Segala biaya yang timbul terkait dengan pengembalian Lokasi dari Pekerjaan kepada Pihak Pertama seperti pembersihan Rambu Lalu Lintas dan perlengkapan lain milik Pihak Kedua yang ada di Lokasi menjadi tanggung jawab Pihak Kedua. Apabila hal tersebut dilakukan dengan biaya dari Pihak Pertama, maka Pihak Kedua diwajibkan untuk mengganti biaya yang telah dikeluarkan oleh Pihak Kedua untuk pembersihan Lokasi tersebut.

    (3) Pemutusan Perjanjian juga dapat dilakukan atas persetujuan bersama antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua, termasuk namun tidak terbatas dalam hal terjadinya Keadaan Memaksa yang menyebabkan Pekerjaan harus dihentikan.

  • PARAF

    Pihak Pertama Pihak Kedua

    (4) Akibat pemutusan Perjanjian:

    4.1 Apabila terdapat kepastian bahwa Pihak Kedua tidak melaksanakan kewajiban-kewajibannya berdasarkan Perjanjian, kecuali pemutusan yang diakibatkan oleh Keadaan Memaksa, maka Pihak Kedua diwajibkan mengganti semua kerugian yang diderita oleh Pihak Pertama dan Pihak Pertama berhak untuk mencairkan Jaminan Pelaksanaan dan apabila ada Jaminan Uang Muka.

    4.2 Apabila sampai dengan Masa Pemeliharaan berakhir Pihak Kedua belum memperbaiki kerusakannya dan hasil Pekerjaan belum sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dalam Perjanjian, maka Jaminan Pemeliharaan menjadi milik Pihak Pertama/akan dipotongkan terhadap Nilai Pekerjaan atas nilai tagihan bulan berikutnya.

    4.3 Pengakhiran Perjanjian tidak akan mengurangi kewajiban pembayaran yang harus dipenuhi Pihak Pertama kepada Pihak Kedua. Dengan ketentuan bahwa Pihak Kedua hanya berhak untuk menerima pembayaran sampai dengan tahap Pekerjaan yang telah dikerjakan dan telah diterima dengan baik oleh Pihak Pertama.

    (5) Apabila pemutusan Perjanjian terjadi, maka Para Pihak dengan ini setuju mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 Kitab Undang-undang Hukum Perdata sepanjang ketentuan tersebut mensyaratkan suatu putusan pengadilan untuk mengakhiri Perjanjian dan mengesampingkan ketentuan Pasal 1267 Kitab Undang-undang Hukum Perdata sepanjang ketentuan tersebut ditafsirkan sebagai menghalangi dijatuhkannya putusan-putusan pengadilan untuk pemenuhan kewajiban dan pemberian ganti rugi.

    Pasal 20

    PEMBERITAHUAN

    (1) Pemberitahuan dan komunikasi lain yang disebutkan berdasarkan Perjanjian akan disampaikan secara tertulis dan akan diberikan secara baik apabila disampaikan secara pribadi kepada wakil yang berwenang dari pihak kepada siapa pemberitahuan ditujukan atau apabila dikirimkan sebagai surat tercatat atau kurir akan dianggap telah diterima dalam waktu 7 (tujuh) Hari Kerja setelah dikirimkannya atau dengan faksimile akan dianggap telah diterima pada waktu penerimaan dari jawaban-kembali dari pengirim.

    (2) Semua pemberitahuan dan komunikasi harus dialamatkan kepada Para Pihak dengan alamat surat menyurat sebagaimana dimaksud pada Syarat Khusus Perjanjian.

    (3) Apabila terjadi perubahan terhadap alamat, maka salah satu pihak harus memberitahukan perubahan tersebut 30 (tiga puluh) Hari Kalender sebelum perubahan alamat tersebut.

  • PARAF

    Pihak Pertama Pihak Kedua

    Pasal 21

    PENYELESAIAN SENGKETA DAN DOMISILI HUKUM

    (1) Semua perselisihan atau sengketa dan perbedaan yang timbul dalam pelaksanaan Perjanjian akan diselesaikan oleh Para Pihak secara musyawarah untuk mencapai kata mufakat.

    (2) Jika dengan cara musyawarah tidak diperoleh kata mufakat, maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan atau sengketa tersebut melalui Pengadilan Jakarta Selatan.

    (3) Mengenai Perjanjian dan segala akibat yang timbul dalam pelaksanaannya, Para Pihak dengan ini sepakat memilih Kantor Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sebagai kedudukan hukum yang umum dan tetap.

    Pasal 22 PENGALIHAN PERJANJIAN

    (1) Perjanjian ini beserta semua hak dan kewajiban berdasarkan Perjanjian ini tidak dapat diserahkan atau dialihkan baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh salah satu pihak tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari pihak lainnya.

    (2) Pihak Kedua tanpa persetujuan tertulis dari Pihak Pertama, tidak dapat mengalihkan, mensubstitusikan dan/atau menyerahkan kewajibannya yang terkait dengan Pekerjaan, kecuali diatur lebih lanjut dalam Syarat Khusus Perjanjian.

    (3) Pihak Kedua menyatakan bahwa pengalihan kewajiban yang terkait dengan Pekerjaan kepada pihak lain tidak akan membebaskan Pihak Kedua dari tanggung jawab atau kewajiban sebagaimana diatur dalam Perjanjian, dan dengan demikian Pihak Kedua bertanggung jawab penuh terhadap kinerja dan hasil Pekerjaan pihak lainnya tersebut, sebagaimana jika Pihak Kedua melaksanakan sendiri Pekerjaan itu.

    Pasal 23 KETENTUAN-KETENTUAN LAIN

    (1) Perjanjian dan segala penambahan ataupun perubahan dan hubungan hukum antara

    Para Pihak ditafsirkan dan ditentukan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia.

    (2) Tidak berlakunya atau tidak dapat dilaksanakannya salah satu kalimat, ketentuan atau ayat dalam Perjanjian ini tidak akan mempengaruhi keabsahan atau tidak dapat dilaksanakannya bagian lain ketentuan atau ayat tersebut atau bagian lain dari

  • PARAF

    Pihak Pertama Pihak Kedua

    Perjanjian dan maksud Para Pihak adalah bahwa sebagai pengganti bagian Perjanjian yang ternyata tidak berlaku, tidak sah atau tidak dapat dilaksanakan, Para Pihak akan menambah pada Perjanjian ini suatu ketentuan baru yang sedapat mungkin serupa dengan ketentuan yang tidak berlaku, tidak sah atau tidak dapat dilaksanakan, dan yang adalah berlaku, sah dan dapat dilaksanakan.

    (3) Para Pihak tidak dibenarkan untuk menyebarluaskan/memperbanyak/ menyalahgunakan/memanipulasi isi dari Perjanjian termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal yang bersifat teknis maupun komersial dalam bentuk apapun kepada pihak lain.

    (4) Pihak Kedua dengan ini melepaskan setiap dan semua hak, tuntutan atau klaim untuk menyita hasil Pekerjaan yang telah selesai berdasarkan Perjanjian ini dan Pihak Kedua setuju untuk memastikan pelepasan ini dinyatakan dalam setiap perjanjian dengan pihak ketiga yang berhubungan dengan Pihak Kedua untuk pelaksanaan Perjanjian ini.

    (5) Semua judul dalam Perjanjian ini dimaksud untuk memudahkan pembacaan dan tidak merupakan hal yang memastikan dalam penafsiran Perjanjian ini.

    (6) Ketentuan dalam Perjanjian tidak boleh diubah dan/atau diganti terkecuali perubahan dan/atau penggantian tersebut disepakati dan dilakukan secara tertulis serta ditandatangani oleh Para Pihak dalam suatu Adendum sebagai satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian.

    Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh Para Pihak, aslinya dibuat dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermeterai cukup, sehingga mempunyai kekuatan hukum yang sama, satu rangkap dipegang oleh Pihak Pertama dan satu rangkap lainnya dipegang oleh Pihak Kedua.

    PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA PT Marga Harjaya Infrastruktur PT [_________________]

    Nama : Jabatan :

    Nama : Jabatan :

    Nama : Jabatan :

  • PARAF

    Pihak Pertama Pihak Kedua

    DAFTAR LAMPIRAN PERJANJIAN

    No Lampiran DOKUMEN

    I Syarat Khusus Perjanjian

    II Perhitungan Nilai Pekerjaan

    III Jadwal Pelaksanaan

    IV Spesifikasi Teknis, Material dan Rencana Teknis Pekerjaan

    V Gambar - Gambar