59847312 Identifikasi Protein
-
Upload
muthiaranifs -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
description
Transcript of 59847312 Identifikasi Protein
1
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
IDENTIFIKASI ASAM AMINO
Disusun Oleh:
Kelompok VIII
Anggota:
Ai Susilawati
Erik Herdiansyah
Noyalita Khodijah
Saedi Heryanto
Sri Rahayu
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2011
2
BAB IV
IDENTIFIKASI PROTEIN
I. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Untuk mengetahui adanya ikatan peptida dari suatu protein
2. mengetahui kelarutan protein terhadap suatu pelarut tertentu.
II. TEORI DASAR
Nama protein berasal dari kata ‘proteos’ yang berarti pertama. Karena ternyata protein
penting sekali bagi kehidupan. Protein merupakan komponen utama dalam pembentukan
struktur sel,misalnya dalam rambut,wol kolagen, jaringan penghubung membrane sel .
Protein mengandung asam amino sistein, sistin dan metionin maka disamping mengandung
unsur utama C,H,O,N juga mengandung unsur S (sulfur) (Mastura,2008).
Ciri utama molekul protein :
umumnya terdiri atas 20 macam asam amino.
terdapat ikatan kimia lain yang menyebabkan terbentuknya lengkungan-lengkungan
rantai polipeptida menjadi struktur 3 dimensi protein.
strukturnya tidak stabil terhadap beberapa faktor,seperti pH radiasi, temperatur,
medium, pelarut organik dan deterjen.
umumnya reaktif sangat spesifik, disebabkan adanya gugus samping yang reaktif dan
susunan khas struktur makromolekulnya.
1. Tingkatan Stuktur Protein
1) Struktur Primer
Menunjukan urutan asam amino dalam suatu rantai polipeptida. Polipeptida bovine
dari hormone insulin merupakan polipeptida pertama yang berhasil ditentukan
urutan asam aminonya oleh Frederick Sanger tahun 1953.
2) Struktur Sekunder
Adalah pengaturan local dari rangka ikatan peptida (C-N) atau ‘backbone’ dari
suatu polipeptida.
Struktursekunder yang paling umum adalah heliks, memutar kekanan atau ke
kiri. Polipeptida yang mempunyai struktur a-heliks membentuk putaran ke
kanan.
3
Struktur heliks ini sering djumpai pada protein fibrosa maupun protein globuler
3) Struktur Tersier
Adalah pengaturan 3 dimensi dari protein tersebut, yaitu lipatan dari struktur
sekunder bersama dengan pengaturan rantai sampingnya.
4) Struktur Kwartener
Pengaturan suatu protein yang mempunyai 2 sub unit polipeptida atau lebih. Hasil
penelitian menunjukan bahwa interaksi antara satu polipeptida dengan polipeptida
yang lain dalam suatu protein adalah spesifik.
2. Fungsi Protein
1) Sebagai sumber energi, protein adalah salah satu sumber utama energi bersama-
sama dengan karbohidrat, lemak dan vitamin.
2) Sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh, protein merupakan
komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia dan tumbuhan.
3) Sebagai zat-zat pengatur, protein mengatur proses-proses dalam bentuk enzim dan
hormon, semua proses metabolik (biokimiawi)diatur dan dilangsungkan atas
pengaturan enzim, sedangkan aktivitas enzim diatur lagi oleh hormon, agar terjadi
hubungan yang harmonis antara proses metabolisma yang satu dengan yang lain.
4) Sebagai badan-badan anti, protein berfungsi dalam mekanisma pertahanan tubuh
melawan mikroba yang masuk kedalam tubuh.
5) Sebagai zat pembangun struktur, protein struktural merupakan bagian integral dari
mikrostuktur sel, misalnya bagian dari struktur membran, sitoplasma dan organel
subseluler lainnya.
6) Sebagai pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan, protein berfungsi menggantikan
sel-sel yang rusak atau mati.
7) Sebagai transport di dalam plasma darah, protein mengikat dan membawa molekul
dari satu organ ke organ lain misalnya, membantu pengangkutan oksigen dari paru-
paru ke seluruh tubuh.
8) Sebagai penyimpan dan penerus sifat-sifat keturunan dalam bentuk gen, di dalam
gen ini tersimpan kodon untuk sintesa protein tertentu, sehingga proses
metabolisma dari orang tua diturunkan kepada anaknya dan terus kepada generasi-
generasi berikutnya secara berkesinambungan.
4
9) Sebagai protein nutrien dan penyimpan , biji berbagai macam tumbuhan
menyimpan protein nutrien yang dibutuhkan untuk pertumbuhan embrio tanaman
misalnya pada biji gandum, jagung dan kacng hijau, contoh lain protein utama
pada putih telur dan protein penyimpan besi pada jaringan hewan.
10) Sebagai pembentuk mikrotubul, mikrotubul merupakan komponen penting dari
flagella atau silia yang dapat menggerakkan sel.
2. Penggolongan Protein
1) Penggolongan Protein Berdasarkan bentuk
Protein serat
Merupakan susunan rantai polipeptida di dalam suatu lembaran yang panjang.
Protein serat menjalankan fungsi pertahanan luar karena merupakan komponen
utama dari lapisan kulit luar, rambut, bulu, kuku, dan tanduk. Protein serat juga
memiliki fungsi sebagai penyangga kekuatan dan pemberi bentuk seperti pada
tulang, tulang rawan, urat, dan lapisan kulit sebelah dalam.
Protein globular
Merupakan rantai polipeptida yang berlipat dengan rapat sehingga menjadi
bentuk bulat atau globular yang kompak. Protein globular dapat berupa enzim,
protein dalam darah, anti bodi, hormon, sebagai komponen membran dan
ribosom.
2) Penggolongan protein berdasarkan fungsi
Cara penggolongan ini penting untuk memahami peranan senyawa asam amino dan
protein di dalam tubuh. Berikut ini penggolongan protein berdasarkan fungsi, di
antaranya:
Enzim
Enzim merupakan protein globular yang memiliki aktifitas katalitik (berfungsi
sebagai biokatalisator). Enzim memiliki daya katalitik yang sangat besar
daripada katalis sintesis dan memiliki spesifikasi terhadap substratnya (satu
enzim hanya bekarja dalam satu subsrat). Contohnya tripsin dan ribonuklease.
Protein transport
Protein transfor di dalam plasma darah akan mengikat dan membawa molekul
atau ion spesifik dari satu organ ke organ lain. Contoh hemoglobin dalam sel
5
darah merah akan mengikat oksigen dan membawa oksigen ini ke jaringan
periferi. Disini di bebeskan oksigen yang berfungsi untuk melakukan
pembakaran zat makanan dan dihasilkan energi.
Lipoprotein dalam pladma darah membawa lipid dari hati ke organ lain. Protein
transport lain terdapat di dalam membran sel dan strukturnya sesuai untuk
mengikat dan membaw glukosa, asam amino dan zat makanan melalui membran
menuju ke dalam sel. Contoh lainnya albumin serum dan mioglobin.
Protein nutrisi dan penyimpan makanan
Beberapa protein berguna sebagai penyimpan makanan. Contoh biji berbagai
tumbuhan menyimpan protein untuk pertumbuhan enbrionya, albumin
merupakan protein utama putih telur, kasein merupakan protein utama susu, dan
perritin pada jaringan hewan merupakan protein penyimpan besi.
Protein kontraktil (motil)
Beberapa protein memberikan kemampuan pada sel dan organisme untuk
berkontraksi, mengubah bentuk atau bergerak.
Contohnya, aktin dan miosin yang merupakan protein filamen. Protein ini
berfungsi dalam sistem kontrektil otot rangka. Tubilin merupakan protein
pembentuk jasad mikro, yaitu komponen penting dari flegela dan silia yang
dapat menggerakan sel.
Protein stuktural
Banyak protein yang berperan sebagai filamen atau lembaran penyangga untuk
memberikan kekuatan atau proteksi.
Contohnya, kolagen merupakan komponen utama urat, tulang rawan dan kulit.
Elastin merupakan protein dari persendian yang berkemampuan untuk
merenggang. Keratin merupakan protein dari rambut, kuku, dan bulu burung
atau ayam. Fibroin merupakan protein dari komponen utama serat sutera dan
jaring laba-laba.
Protein pertahanan
Banyak protein yang berperan untuk mempertahankan organisme dari
pertahanan spesies lain atau melindungi organisme dari luka.
Contohnya, imunoglobulin atau anti bodi merupakan protein khusus yang dibuat
oleh limposit yang dapat mengenali kuman mengendapkan dan menetralisasi
6
serangan bakteri, virus atau protein asing. Fibrinogen dan trombin merupakan
protein penggumpal darah yang berfungsi dalam proses pembekuan darah.
Sebagai pengatur
Beberapa protein berperan untuk mengatur aktifitas seluler atau fisiologi.
Contoh hormon insulin merupakan protein yang mengatur metabolisme gula
dalam darah. Hormon pertumbuhan dari pituitory dan hormon paratiroid
berfungsi mengsatur trensfor Ca2+ dan sel bakteri.
Fungsi lain protein
Banyak protein lain yang fungsinya tidak mudah diklasifikasikan. Misalnya,
monelin merupakan suatu protein dari sejenis tanaman di afrika yang
mempunyai rasa sangat manis. Resilin, merupakan protein pada persendian
sayap beberapa serangga yang bersifat sangat elastis. Protein anti beku, pada
darah ikan di antartika yang melindungi darah ikan dari pembekuan.
3) Penggolongan protein berdasarkan asalnya
Protein ada yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, yang disebut protein nabati dan
dari hewan disebut protein hewani. Protein nabati banyak terdapat di dalam
kacang-kacangan (kedelai, kacang hijau, kacang tanah dll), biji-bijian (gandum,
beras, dll). Protein hewani banyak terdapat dalam daging, ikan, susu, dll.
4) Penggolongan protein berdasarkan gugus kimia lain
Protein sederhana, contoh: khimotripsinogen dan enzim ribonuklease
Protein konjugasi, bergabung dengan komponen kimia lain disamping asam
amino. Komponen ini dinamakan gugus prostetik, contoh: lipoprotein.
3. Denaturasi Protein
Segala sesuatu yang menyebabkan gangguan, perubahan kestabilan struktur 3
dimensi akan menyebabkan protein mengalami denaturasi.
Pada umumnya protein terdenaturasi pada suhu kurang dari 1000C, kecuali protein
pada bakteri thermofil yang mempunyai habitat dengan suhu 1000C.
Di samping suhu tinggi, denaturasi protein juga dapat disebabkan oleh:
Variasi pH, yang akan mengubah status ion pada rantai samping asam amino, yang
selanjutnya akan mengubah distribusi muatan dari protein dan ikatan hydrogen.
7
Adanya detergent, pada konsentrasi 10-6M mampu mengganggu interaksi
hidrofobik dengan residu non polar oleh karena itu dapat mengganggu kestabilan
struktur protein.
Senyawa organik terlarut, ethilen glikol, gula, urea dll, juga mengganggu
kestabilan protein.
lll. Cara Kerja
1. Kelarutan Protein
Cara kerja :
a. Larutkan sedikit protein diatas pada tabung reaksi yang berbeda dengan
menggunakan pelarut aquades, HCl, (NH4)2SO4 jenuh, NaCl jenuh
b. Catat hasil pengamatan
2. Uji Biuret
Cara kerja :
a. Ke dalam tabung reaksi yang berbeda masukkan 2 ml larutan protein yang akan
diuji
b. Tambahkan 5 tetes laruatan kupri sulfat lalu 2 ml larutan NaOH
c. Kocok larutan di atas sampai tercampur sempurna
d. Amati perubahan yang terjadi
e. Catat hasil pengamatan
3. Denaturasi Protein oleh pH
Cara kerja :
a. Tentukan semua pH dari semua larutan di atas sebanyak 2 ml, dalam tabung reaksi
yang berbeda dengan menggunakan kertas pH universal.
b. Masukan masing-masing 2 ml larutan protein ke dalam tabung reaksi yang
berbeda-beda
c. Amati dan catat hasilnya.
4. Denaturasi Protein oleh Pengendapan dengan Logam Berat
Cara kerja :
8
a. Tambahkan beberapa tetes dari setiap larutan logam berat kedalam 2 ml larutan
protein di atas sampai terjadi denaturasi
b. Teteskan lagi larutan logam berat sampai terjadi denaturasi
c. Tentukan juga pH dari setiap keadaan denaturasi oleh logam berat
IV. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
Tabel 1 Data Pengamatan Kelarutan protein
No.Bahan
PelarutpH Albumin Kasein Gelatin Pepton Ket
1 Aquadest −
ada endapan
diatas + − +
(+)
larut
2 HCL −
ada endapan
diatas + − +
3 NaOH −
ada endapan
diatas
ada endapan
diatas − +
4
Etanol 70
% − − − − +
5 NaCL − − + − +
6
(NH4)2
SO4 − − + − +
Tabel 2 Data Pengamatan Uji Biuret
No. Bahan Pelarut pH Albumin Kasein Gelatin Pepton Ket
1
Biuret &
NaOH − + + + −
(+) warna
ungu
Tabel 3 Data Pengamatan Denaturasi protein oleh pH
No.Bahan
PelarutpH Albumin Kasein Gelatin Pepton Ket
1 CH3COOH 2sedikit
keruh
keruh dan ada
endapan −cream
(+)
terdenaturasi
9
2aquadest 6
sedikit
keruh
keruh dan ada
endapan − cream
3HNO3
pekat 0 terpisah kuning − terpisah
4
KOH 14 bening bening −
cream dan
ada
gumpalan
5NaOH
12M 14 bening bening − terpisah
Tabel 4 Data pengamatan Denaturasi protein oleh pengendapan dengan logam berat
Pembahasan
1.Kelarutan protein
Pada percobaan ini bahan protein yang digunakan adalah Albumin, Kasein, Gelatin,
dan Pepton yang kemudian dicampurkan dengan masing-masing pelarut berupa
Aquadest, HCL, NaOH, Etanol 70 %, NaCL, dan (NH4)2SO4, yang selanjutnya
dikocok dan hasil yang diperoleh yaitu;
Pelarut aquadest, HCL, NaOH ketika ditambahkan dengan 2 ml Albumin,
kemudian dikocok → terdapat endapan diatas larutan, hal ini disebabkan karena
molekul protein dan strukturnya yang tidak stabil, bias disebabkan oleh beberapa
factor diantaranya; medium pelarut, Ph, radiasi dll. Protein mempunyai
kemampuan untuk larut pada bebrapa zat Karena pada dasarnya ia mempunyai sifat
amoter ( bermuatan positif /negative.
Pelarut Etanol 70%, Nacl, (NH4)2SO4, ketika ditambahkan dengan 2 ml Albumin,
Kemudian dikocok → hasilnya tidak larut, karena terjadi salting-out yang
disebabkan oleh larutan garam yang dapat merusak ikatan peptide yang dimiliki
No.Bahan
PelarutpH Albumin Kasein Gelatin Pepton Ket
1 CuSO4 − 6 5 6 7 (+) terdenaturasi
2 Pb-asetat − 5 4 4 7
10
oleh albumin, semakin tinggi kadar garamyang dikandung suatu larutan,maka
semakin tinggi pula terjadinya denaturasi pada protein.
Ketika pelarut Aquadest, HCL, NaOH, Etanol 70 %, NaCL, dan (NH4)2SO4
ditambahkan dengan 2 ml gelatin, kemudian dikocok → tidak larut, karena gelatin
yang digunakan memiliki daya larut yang rendah dan pelarut yang digunakan
berkonsentrasi rendah pula, sehingga gelatin sukar larut dalam pelarut tersebut.
Hasil yang berbeda yaitu ketika pelarut Aquadest, HCL, NaOH, Etanol 70 %,
NaCL, dan (NH4)2SO4 ditambahkan dengan 2 ml kasein dan pepton, kemudian
dikocok → larut, karena kasein dan pepton memiliki konsentrasi yang tinggi
terhadap semua jenis pelarut tersebut.
2.Uji Biuret
Semua larutan protein kemudian ditambahkan dengan 2 ml CuSO4 dan NaOH,
kemudian dikocok →pada larutan yang ditambahkan protein Albumin, Kasein, dan
Gelatin berwarna ungu sedangkan pada pepton tidak terjadi perubahan warna, hal
ini disebabkan karena ion Cu2+ dari pereaksi biuret dalam suasana basa akan
bereaksi dengan polipeptida atau ikatan peptida yang menyusun protein
membentuk senyawa kompleks berwarna ungu/violet. Reaksi ini positif terhadap 2
buah ikatan peptida atau lebih tetapi negative untuk asam amino bebas atau
dipeptida.
3. Denaturasi protein oleh pH
4. Denaturasi protein oleh pengendapan dengan logam berat
11
V. Kesimpulan
protein larut pada Aquadest, HCL 10%, Alkohol 96%, dan tidak larut pada NaOH 40%
dan Etanol. Endapan protein (koagulum) bertambah banyak atau berkurang dipengaruhi
oleh kadar garam larutan tersebut, karena Semakin kecil pH Buffer asetat semakin banyak
endapan yang terbentuk. Protein adalah terdiri atas asam amino yang saling mengikat
melalui ikatan peptida.Protein terdenaturasi bila terjadi Pemanasan, penambahan garam,
asam-basa kuat, pelarut organic (etanol, isopropyl, alcohol),Pengocokan yang kuat dll.
VI. Pertanyaan dan Jawaban
1. Terangkan pengertian dari asam amino, ikatan peptida, dan protein, sehingga jelas
perbedaannya!
Jawab : Asam amino adalah asam karboksilat yang memiliki gugus amino. Protein
berasal dari kata protos atau proteus yang artinya pertama atau utama,
protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul yang
sangat bervariasi, terdiri atas lebih dari seratus asam amino. Ikatan peptide
adalah ikatan yang dibentuk oleh gugus – COOH dengan gugus – NH2 (dua
atau lebih asam amino)
2. Bagaimana struktur dari protein?
Jawab : Struktur Protein ada empat yaitu :
1) Struktur primer menunjukan jumlah, jenis dan urutan asam amino dalam
molekul protein oleh karena ikatan antar asam amino ialah iktan peptida,
maka struktur primer protein juga menunjukan ikatan peptida yang
urutannya diketahui.
2) Struktur skunder protein merupakan struktur alfa heliks,dan lembaran
berlipat
struktur heliks, apabila ikatan hidrogen ini terbentuk antara gugus-
gugus yang terdapat dalam suatu rantai polipeptida
Ada 2 bentuk lembaran berlipat yaitu bentuk paralel dan bentuk anti
paralel.
1. Paralel terjadi apabila rantai polipeptida yang berikatan melalui
ikatan hidrogen itu sejajar dan searah.
2. Anti paralel terjadi apabila rantai polipetida berikatan dalam posisi
sejajar tetapi berlawanan.
12
3) Struktur protein tersier menunjukkan kecenderungan polipetida
membentuk lipatan atau gulungan dan dengan demikian membentuk
struktur yang lebih kompleks. Struktur ini dimantapkan oleh adanya
beberapa ikatan antara gugus R pada molekul asam amino yang
membentuk protein. Jenis ikatannya sebagai berikut :
1. Elektrosta tik,
2. Hidrogen,
3. Interaksi hidrofob antara rantai samping non polar,
4. Interaksi dipol-dipol, dan
5. Disulfida ( ikatan kovalen ).
4) Struktur protein kuartener menunjukkkan derajat persekutuan unit-unit
protein. Apabila unit pembentuk protein sama disebut struktur kuartener
homogen, sedangkan apabila unit pembentuk protein tidak sama disebut
struktur kuartener heterogen.
3. Apa yang dimaksud dengan denaturasi protein, dan faktor-faktor apa yang
menyebabkannya?
Jawab : Denaturasi merupakan perubahan pada suatu protein yang ditimbulkan oleh
panas, protein globular biasanya menjadi tidak larut dan kehilangan aktivitas
biologi tanpa kerusakan kerangka polipeptida, dengan pemanasan,
penambahan pH ekstrim, atau perlakuan dengan pereaksi tertentu. Contoh,
telur dipanaskan secara perlahan-lahan akan mengalami koagulasi
(penggumpalan) yang tidak dapat kembali lagi kebentuk semula pada
pendinginan. Proses denaturasi ini disebabkan oleh membukanya rantai
polipeptida karena suhu dan pH melewati batas-batas, denaturasi protein
diakibatkan bukan hanya oleh panas, tetapi juga oleh pH ekstrim, oleh
beberapa pelarut organik seperti alkohol atau aseton, zat tertentu seperti
urea, oleh detergen atau hanya dengan pengguncangan intensif larutan
protein dan bersinggungan dengan udara sehingga terbentuk busa.
VII. Daftar Pustaka
Mastura, 2008 Penuntun Praktikum kimia Dasar , Langsa
13
Anna Poedjiadi, 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit Jakarta.
Ophart, C.E., 2003. Virtual Chembook. Elmhurst College.
Winarno, F. G., 1992. Kimia Pangan dan Gizi,Jakarta.
Sumalin, La Ode. 2008. Biokimia I. Sukabumi : Universitas Muhammadiyah Sukabumi
Windyariani, Sisti. 2008. Biokimia. Sukabumi : Universitas Muhammadiyah Sukabumi
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia
http://www.wikipedia.org
PRAKTIKUM BIOKIMIA
Identifikasi Protein
14
Disusun oleh:
1. Ai Susilawati
2.Erik Herdiansyah
3.Noyalita Khodijah
4.Saedi Heriyanto
5.Sri Rahayu
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI