557 Pdt 2017 PTBDG -...
Transcript of 557 Pdt 2017 PTBDG -...
Putusan Nomor 557/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 1 dari 22
PUTUSAN
NOMOR 557/PDT/2017/PT.BDG.
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.
Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung, yang memeriksa dan
mengadili perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan putusan
sebagai berikut dalam perkara antara :
BUPATI KEPALA DAERAH KABUPATEN BEKASI, Berkantor di Komplek
Perkantoran Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi Delta
Mas, Cikarang Pusat. Berdasarkan Surat Kuasa Khusus
Nomor 1001/1466/Huk, tanggal 19 April 2017 yang
didaftarkan pada Kepniteraan Pengadilan Negeri Bekasi
Nomor 605/SK/2017/PN.Bks., tanggal 2 Mei 2017
dikuasakan kepada 1. H. ALERX SATUDY, S.H. M.M., 2.
MAMAN SUHARDIMAN, S.H., 3. IGNATIA TITI RAHAYU
TM, S.H., 4. ENGKI NUGROHO, A.Md., 5., HENGKY
NAPOLEON, Sm. Hk. kesemuanya berkedudukan di
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Bekasi, Desa
Sukamahi, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi.
untuk selanjutnya disebut sebagai :
PEMBANDING semula TERGUGAT ;
L a w an :
YAKOEB ADRIANTO, tempat tanggal lahir, Cikarang 05 Juni 1945, laki-laki,
Kewarganegaraan Indonesia, Agama Islam, Pekerjaan
Pensiunan, Alamat di Jalan Perdana Nomor 13 Rt 005 Rw
002, Desa / Kelurahan Bansir Laut, Kecamatan Pontianak
Tenggara, Kota Pontianak. Berdasarkan Surat Kuasa
Khusus Insidentil pada tanggal 6 Maret 2017 yang
didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bekasi
tanggal 6 April 2017 No. 479/SK/PN.Bks dikuasakan
kepada DALIM SUDARMA SPd, tempat tanggal lahir,
Bekasi, tanggal 2 Desember 1941, laki-laki,
Kewarganegaraan Indonesia, Agama Islam, Pekerjaan
Putusan Nomor 557/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 2 dari 22
Pensiunan, Alamat di Kp.Pelaukan Rt 002/002 Desa
Karangrahayu, Kecamatan Karangbahagia, Kabupaten
Bekasi, Untuk selanjutnya disebut sebagai :
TERBANDING semula PENGGUGAT ;
Pengadilan Tinggi tersebut ;
Setelah membaca meneliti surat-surat sebagai berikut :
1. Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Barat, tanggal 8 Desember
2017 Nomor 557/PEN/PDT/2017/PT.BDG, tentang penunjukan Majelis
Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara antara kedua belah pihak
tersebut di atas;
2. Berkas perkara berikut surat-surat lainnya yang berhubungan dengan
perkara tersebut serta salinan resmi putusan Pengadilan Negeri Bekasi,
tanggal 29 Agustus 2017, Nomor 200/Pdt.G/2017/PN.Bks ;
TENTANG DUDUKNYA PERKARA :
Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tanggal 20
Maret 2017 dan diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bekasi pada
tanggal 7 Maret 2017 serta tercatat dalam register perkara Nomor
200/Pdt.G/2017/PN.Bks, dimana Penggugat telah mengemukakan dalil
gugatannya sebagai berikut :
1. Bahwa Penggugat Terlahir dari perkawinan yang syah antara H. Sebleng
Bin Naiyam (telah meninggal dunia pada tahun 1987 di Tanah Suci Mekkah
ketika sedang melaksanakan Ibadah Haji) dengan seorang perempuan
bernama Hj. Emi Binti Abdulah (telah meninggal dunia). Dan Pengggugat
adalah satu-satunya anak kandung H Sebleng Bin Naiyam.
2. Bahwa H Sebleng Bin Naiyam Almarhum (Bapak Kandung Penggugat
selain menikah dengan ibu penggugat pernah menikah 3 (tiga) kali berturut-
turut :
a. dengan seorang Perempuan nama tidak dikenal, cerai mati dengan
memperoleh 1 (satu) orang anak bernama Syawaludin laki-laki meninggal
saat masih dibawah umur dan tidak memperoleh keturunan, kemudian
menikah lagi dengan :
Putusan Nomor 557/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 3 dari 22
b. seorang perempuan bernama Engkoy Rokayah telah meninggal cerai
mati dengan tidak memperoleh keturunan, kemudian menikah lagi
dengan :
c. seorang perempuan bernama Hj Saniah telah meninggal dunia dengan
tidak memperoleh keturunan.
3. Bahwa orang tua penggugat semasa hidupnya memiliki sebidang tanah
darat berlokasi di Kampung Pelaukan RT. 002/001 Desa Karangrahayu
seluas 3805 M2 (Tiga ribu delapan ratus lima meter persegi) Persil Nomor
43 Kohir C Nomor 623 Tercatat Atas Nama Sebleng Bin Naiyam.
4. Bahwa tanah milik orang tua penggugat seluas 3805 M2 (Tiga ribu delapan
ratus lima meter persegi) telah dimutasi kepada :
a. Siti cs Abdul Karim dan pada tahun 1997 telah Bersertipikat melalui
program pemerintah yaitu program ajudikasi dengan nomor sertipikat M.
113 atas nama : 1. Siti 2. Abdul Karim Luas 715 m2 (tujuh ratus lima
belas meter persegi)
b. Siti. Nomor Sertipikat M.620 atas nama Siti Luas 1820m2 (Seribu
delapan ratus duapuluh meter persegi).
c. adapun tanah seluas 1270 M2 (Seribu Dua Ratus Tujuh Puluh Meter
Persegi) sampai saat ini belum pernah dibuatkan Sertipikat karena
berdiri bangunan Sekolah dasar Negeri yaitu Sekolah dasar Negeri
Karangrahayu 01 (yang menjadi sengketa dalam perkara ini), dan untuk
selanjutnya disebut Tanah Sengketa seluas lebih kurang 1270 M2
(Seribu Dua Ratus Tujuh Puluh Meter Persegi)Nomor persil 43 C Nomor
623 SPPT Nomor 3218.061.002.001.0067.0 tertulis atas nama Sebleng
Bin Naiyam.
5. Bahwa tanah sengketa tersebut di atas semasa orang tua penggugat masih
hidup telah digunakan dan dimanfaatkan untuk kegiatan Belajar Mengajar
sehingga pada tahun 1961 dibangun dan didirikan Sekolah DasarNegeri.
Pada saat ini masih wilayah Desa Sukaraya Kecamatan Cikarang dan
sekolah tersebut bernama SDN Sukaraya, selanjutnya pada Tahun 1982
Desa Sukaraya di mekarkan, lokasi tanah sengketa berada diwilayah Desa
Karangrahayu Kecamatan Cikarang sehingga SDN Sukaraya berubah
namanya menjadi SDN Karangrahayu selanjutnya pada tahun 2002 terjadi
pemekaran Kecamatan Cikarang, wilayah Desa Karangrahayu berada di
Putusan Nomor 557/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 4 dari 22
wilayah kecamatan Karangbahagia sehingga SDN Karangrahayu menjadi
Sekolah Dasar Negeri 01 sampai saat ini.
6. Bahwa sampai saat ini tanah sengketa tersebut masih berdiri Bangunan
Sekolah Dasar Negeri 01 dan belum pernah dibayarkan atau diberikan uang
ganti rugi kepada penggugat (selaku Ahli waris yang Syah).
7. Bahwa sekolah tersebut adalah sekolah pemerintah dan merupakan
tanggungjawab Pemerintah Kabupaten Bekasi (Tergugat) maka sudah
sewajarnya Penggugat minta tanggungjawab terhadap penggugat , untuk
membayar ganti rugi kepada penggugat.
8. Bahwa karena tergugat sampai saat ini belum memberikan ganti rugi
sementara penggugat sudah berulang kali meminta ganti rugi namun tidak
ada respon dari tergugat maka bisa digolongkan tergugat sudah ingkar
kewajiban oleh karenanya berkenan kiranya Pengadilan Negeri Bekasi
menyatakan serta menghukum tergugat untuk memberikan ganti rugi
kepada penggugat.
9. Bahwa perbuatan tergugat yang belum bersedia memberikan ganti rugi
kepada penggugat sehingga menimbulkan kerugian bagi penggugat baik
kerugian Materil dan Immateril, adapun kerugian materil yang diderita
penggugat rinciannya sebagai berikut :
- Luas tanah 1270 M2
- Harga Pasaran tanah Rp. 1.750.000,- per meter persegi.
Jadi kerugian penggugat adalah : Luas tanah x Harga tanah = seribu dua
ratus tujuh puluh dikali satu juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah = Rp.
2.222.500.000,- (dua milyar dua ratus dua puluh dua juta lima ratus ribu
rupiah).
10. Bahwa untuk menghindari gugatan penggugat tidak sia-sia dikemudian hari
dan adanya kekhawatiran, tergugat tidak mau melakukan ganti rugi yang
diderita oleh penggugat maka wajar kiranya penggugat memohon ke
Pengadilan Negeri Bekasi agar di letakan Sita Jaminan (Conservatoir
Beslaag) terhadap Tanah yang menjadi objek sengketa serta menghentikan
sementara proses belajar mengajar di atas tanah sengketa dan atau
mengalihkan proses belajarmengajar di luar tanah yang dipersengketakan.
11. Bahwa gugatan Penggugat berdasar Hukum dan memenuhi unsur pasal
180 HIR, maka mohon kiranya pengadilan Negeri Bekasi menyatakan
Putusan Nomor 557/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 5 dari 22
Putusan dalam Perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun ada
Verzet, Banding maupun Kasasi (Uitvoerbaar bij Voorraad).
Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas maka dengan segala kerendahan
hati penggugat mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili
perkara ini agar memberikan Putusan dengan Amar sebagai berikut :
PRIMER :
1. Mengabulkan gugatan PENGGUGAT seluruhnya .
2. Menyatakan bahwa Penggugat adalah anak kandung dan Ahli waris yang
Berhak Mewaris dari Almarhum H Sebleng Bin Naiyam.
3. Menyatakan tanah tersebut dalam butir 3 (tiga) gugatan ini adalah harta
warisan dari H Sebleng Bin Naiyam (Milik H Sebleng Bin Naiyam)
4. Menyatakan Tergugat telah Ingkar kewajiban.
5. Menghukum Tergugat untuk menyerahkan / membayar uang ganti rugi
dalam butir 9 (sembilan) gugatan ini uang sejumlah Rp. 2.222.500.000,-
(dua milyar dua ratus dua puluh dua juta lima ratus ribu rupiah).
6. Menyatakan syah dan berharga sita jaminan (Conservatoir Beslaag) yang
telah diletakan Pengadilan Negeri Bekasi terhadap tanah sengketa.
7. Menyatakan Putusan dalam Perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu
walaupun ada Verzet, Banding maupun Kasasi (Uitvoerbaar bij
Voorraad).
8. Biaya perkara menurut hukum.
SUBSIDIAIR :
Apabila Pengadilan Negeri Bekasi berpendapat lain mohon putusan yang
seadil-adilnya.
Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Tergugat telah
mengajukan Jawabannya tertanggal 23 Mei 2017 dipersidangan, yang pada
pokoknya menyatakan, sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI :
bahwa, kami menolak dengan tegas segala apa yang dikemukakan oleh
Penggugat dalam Gugatannya, kecuali hal-hal yang secara tegas-tegas kami
akui dalam Eksepsi ini.
1. Gugatan Diskualifikasi in Person (Gemis aanhoedanigheid)
Bahwa merujuk apa yang disampaikan M. Yahya Harahap, SH., dalam
bukunya “Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,
Putusan Nomor 557/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 6 dari 22
Pembuktian, dan Putusan Pengadilan”, Jakarta : Sinar Grafika. 2005 : 111-
112, dinyatakan bahwa salah satu bentuk cacat error in persona adalah
diskualifikasi in person atau apabila pihak penggugat adalah orang yang
tidak memenuhi syarat yang diakibatkan diantaranya oleh 2 hal sebagai
berikut : 1) Tidak mempunyai hak untuk menggugat perkara yang
dipersengketakan, 2) Tidak cakap melakukan tindakan hukum.
Oleh karena dalam dalil gugatan Penggugat mengakui sebagai ahli waris
namun didalam posita Penggugat tidak diuraikan atas dasar apa Penggugat
sebagai ahli waris sedangkan Penggugat selaku umat Islam berkaitan
dengan adanya pengakuan secara hukum diperlukan adanya suatu
keabsahan hukum berupa penetapan ahli waris dari Pengadilan Agama,
apakah benar Penggugat sebagai ahli waris dari Sebleng bin Naiyam,
sedangkan didalam posita Penggugat tidak pernah mendalilkan tentang
adanya pemeriksaan tentang status penggugat sebagai ahli waris sehingga
dengan demikian gugatan penggugat telah berakibat gugatan Penggugat
menjadi tidak berdasar dan tidak lengkap, dengan demikian gugatan harus
dinyatakan tidak dapat diterima atau ditolak.
Bahwa kedudukan Penggugat yang tidak memiliki kapasitas (legal standing)
ini patut untuk dikualifikasikan sebagai cacat error in persona, yang
sebagaimana telah diuraikan sebelumnya dengan merujuk M. Yahya
Harahap (2005:111), bahwa apabila yang bertindak sebagai Penggugat
orang yang tidak memenuhi syarat (diskualifikasi) karena disebabkan
Penggugat dalam kondisi tidak mempunyai hak untuk menggugat perkara
yang disengketakan, maka sudah selayaknyalah gugatan tersebut harus
dinyatakan cacat formal karena mengandung diskualifikasi in person.
Bahwa permasalahan mengenai pentingnya kapasitas (legal standing) dari
suatu pihak yang berperkara khususnya Penggugat juga telah diangkat
menjadi yurisprudensi Mahkamah Agung RI sebagaimana putusan Nomor
294 K/Sip/1971 tanggal 7 Juli 1971 juncto putusan Pengadilan Tinggi
Bandung Nomor 114/1970/Perd/PTB tanggal 10 Nopember 1970 juncto PNI
Bandung Nomor 215/1967/Sipil tanggal 4 Juni 1968 yang menyatakan
bahwa suatu gugatan haruslah diajukan oleh orang yang mempunyai
hubungan hukum dengan apa yang digugatnya, sehingga gugatan yang
secara salah diajukan tersebut haruslah dinyatakan tidak dapat diterima.
2. Gugatan Kurang Pihak (Plurium Litis Consortium)
Putusan Nomor 557/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 7 dari 22
Bahwa dalil Penggugat yang hanya menarik Tergugat sebagai Kepala
Daerah dalam hal ini Bupati Bekasi sebagai pihak Tergugat, membuat
gugatan Penggugat tidak lengkap atau kurang pihak.
Bahwa oleh karena terhadap obyek sengketa, tidak hanya Tergugat, yang
bertanggung jawab dan mempunyai kewenangan atas obyek sengketa
melainkan banyak pihak yang seharusnya ditarik pula oleh Penggugat
sebagai pihak tergugat.
Bahwa sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerahjucnto Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Barang Milik Daerah telah nyata dijelaskan bahwapengelola barang milik
daerah adalah Kepala Daerah sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan
barang milik daerah berwenang dan bertanggung jawab atas pembinaan
dan pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah.
Kepala Daerah dalam melaksanakan pemegang kekuasaan pengelolaan
barang milik daerah mempunyai wewenang antara lain, menetapkan
penggunaan, pemanfaatan atau pemindahtanganan tanah dan atau
bangunan.
Dalam melaksanakan pengelolaan barang milik daerah, Kepala Daerah
dibantu oleh:
a. Sekretaris daerah selaku pengelola;
b. Kepala perangkat daerah selaku Pengguna;
c. Kepala UPTD selaku kuasa pengguna;
d. Penyimpan barang dan pengurus barang.
Dilihat dari kewenangannya maka kepala perangkat daerah sebagai
pengguna barang, dalam hal ini adalah Kepala Dinas Pendidikan yang
mempunyai tugas dan tanggung jawabnya dibidang pendidikan berwenang
antara lain mengajukan permohonan penetapan status untuk penguasaan
dan penggunaan barang milik daerah dan mengajukan usul
pemindahtanganan tanah dan atau bangunan.
Bahwa oleh Kepala Dinas Pendidikan selaku Pengguna sesuai ketentuan di
atas, maka gugatan penggugat dengan tidak mengikutsertakan Kepala
Dinas Pendidikan sebagai pihak, berarti gugatan Penggugat kurang pihak.
Putusan Nomor 557/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 8 dari 22
Padahal, Kepala Dinas Pendidikan sebagai Pengguna Barang yang
bertanggung jawab atas penggunaan, pemanfaatan atau
pemindahtanganan tanah dan atau bangunan.
Bahwa selaras dengan apa yang disampaikan oleh M. Yahya Harahap, SH.,
(2005: 112) :
Bentuk error in persona yang lain disebut plurium litis consortium. Pihak
yang bertindak sebagai penggugat atau yang ditarik sebagai tergugat :
a. tidak lengkap, masih ada orang yang mesti ikut bertindak sebagai
penggugat atau ditarik tergugat;
b. oleh karena itu, gugatan mengandung error in persona dalam bentuk
plurium litis consortium, dalam arti gugatan yang diajukan kurang
pihaknya.
Hal tersebut juga mengacu pada yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor
186/R/Pdt/1984 tanggal 18 Desember 1985 juncto putusan PT Samarinda
Nomor 178/1983 tanggal 21 September 1984 juncto PN Samarinda Nomor
96/1982 tanggal 5 Maret 1983 yang menyatakan bahwa karena tidak
menarik pihak yang seharusnya ditarik sebagai pihak maka gugatan
dinyatakan mengandung cacat error in persona dalam bentuk plurium litis
consortium.
Yurisprudensi tersebut semakin diperkuat oleh yurisprudensi Mahkamah
Agung RI yang lain dalam putusan Nomor 1125 K/Pdt/1984 tanggal 18
September 1983 juncto putusan PT Bandung Nomor 454/1982 tanggal 9
Juni 1983 juncto putusan PN Bandung Nomor 6/1982 tanggal 25 Agustus
1982 yang menyatakan bahwa judex factie salah menerapkan tata tertib
beracara yang tidak menyertakan pihak yang memiliki relevansi namun tidak
ditarik menjadi pihak di dalam suatu perkara.
Hal senada juga ditegakkan di dalam yurisprudensi Mahkamah Agung yang
lain yaitu dalam putusan Nomor 621 K/ Sip/1975 tanggal 25 Mei 1977 yang
menyatakan bahwa dengan tidak menarik pihak ketiga yang memiliki
keterkaitan dengan gugatan yang diajukan penggugat maka mengandung
cacat plurium litis consortium.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, maka jelas terbukti bahwa
gugatan Penggugat mengandung cacat plurium litis consortium atau kurang
pihak.
3. Eksepsi Gugatan Kabur (Exceptio Obscuur Libel)
Putusan Nomor 557/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 9 dari 22
Bahwa Gugatan Penggugat telah kabur/tidak jelas atau Obscuurer libelli,hal
ini dikarenakan obyek sengketa sebagaimana yang dipersoalkan oleh
Penggugat dalam gugatannya ternyata tidak ditulis/dicantumkan alas hak
atas objek sengketa berupa Surat Tanahnya baik sertifikat tanah hak milik,
padahal yang diperlukan dalam pembuktian sengketa atas tanah yang harus
diajukan adalah bukti formil.
Bahwa dalam sengketa tanah diperlukan penjelasan dalam gugatan
mengenai alas hak atau surat yang mempuyai kekuatan pembuktian yang
kuat berupa sertifikat sebagai alas hak yang sah.
Bahwa dalil gugatan yang mengklaim alas hak didasarkan atas persil dan
pengakuan sepihak semata, tidak bisa dijadikan alas hak yang mempunyai
kekuatan pembuktian yang kuat, terlebih dinyatakan belum pernah
dibuatkaan sertifikat sebagaimana dalil Penggugat.
Bahwa dalam sengketa tanah pihakPenggugat harus dapat menjelaskan
mengenai alas hak atau surat yang mempuyai kekuatan pembuktian yang
kuat berupa sertifikat sebagai alas hak yang sah namun dalam posita
gugatan, Penggugat tidak dapat memberikan penjelasan atas hak atas
tanah sebagaimana dalam pemeriksaan perkara sengketa tanah
menyebabkan gugatan tidak jelas.
4. Bahwa dalil gugatan Penggugat yang meminta Tergugat untuk
memberikan ganti rugi dengan memberikan taksiran harga sendiri menurut
persepsi Penggugat tanpa didasari alas harga yang sah menurut hukum,
sedangkan tentang nilai kerugian tersebut belum pernah dibicarakan
sebelumnya sehingga gugatan Penggugat demikian menjadi tidak jelas dan
sudah sepatutnya gugatan tersebut berakibat tidak dapat diterima atau
ditolak
Hal ini sejalan dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung
Nomor:598K/Sip/1971 tanggal 18 Desember 1971, yang menyatakan:
‘Penggugat mengajukan gugatan perdata yang menuntut agar Tergugat
dihukum membayar ganti kerugian kepada Penggugat, tidak merinci
kerugian yang dialaminya maka Hakim menolak tuntutan pembayaran ganti
rugi yang diajukan Penggugat tersebut.
Dan Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor:117K/Sip/1971 tanggal 2 Juni
1971 Suatu Gugatan yang tidak menjelaskan secara lengkap dan sempurna
kerugiannya maka gugatan menuntut gantirugi tersebut ditolak”.
Putusan Nomor 557/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 10 dari 22
DALAM POKOK PERKARA :
1. Bahwa, segala sesuatu atas hal-hal yang telah Tergugat kemukakan dalam
bagian Eksepsi di atas, mohon pula dijadikan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dengan pokok perkara ini.
2. Bahwa Tergugat dengan ini menolak dengan tegas, bulat dan utuh, seluruh
dalil Penggugat kecuali untuk hal-hal yang diakui secara tegas
kebenarannya oleh Tergugat.
3. Bahwa tanah yang menjadi obyek sengketa dimana di atasnya terdapat
SDN Karang Rahayu 01, yang terletak di Kampung Pelaukan Rt 002 Rw.01
Desa Karang Rahayu Kecamatan Karang Bahagia, telah dikuasai dan
dimiliki secara terus menerus yang belum terdaftar dengan sesuatu hak dan
telah dikuasai oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi sejak sekira tahun 1960-
an.
4. Bahwa penguasaan atas sebidang tanah a quo merupakan aset Tergugat
yang telah dikuasai selama lebih dari 50 tahun.
5. Penguasaan atas tanah yang selama ini menjadi penguasaan Tergugat
dilakukan dengan itikad baik dan dilakukan secara terbuka, hal ini diperkuat
oleh tidak adanya keberatan dari para pihak, masyarakat dan pihak Desa
selama rentang waktu lebih dari 50 tahun sampai dengan munculnya
gugatan oleh Penggugat.
6. Selain itu. Tergugat telah melakukan pembangunan fisik secara terus
menerus melalui APBD Kabupaten Bekasi dalam bentuk rehabilitasi berat
dan ringan maupun pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dengan
menggunakan APBN/APBD setiap tahun, sehinga secara faktual dengan
pelaksanaan pembangunan dan operasionalisasi pendidikan dimaksud
merupakan bukti penguasaan atas tanah dan bangunan secara berturut-
turut.
7. Bahwa dengan adanya penguasaan secara terus menerus sejak tahun 1961
secara hukum merupakan suatu fakta dan secara yuridis tanah obyek
sengketa adalah milik Pemerintah Kabupaten Bekasi dan telah menjadi aset
daerah dan tercatat dalam KIB (Kartu Inventaris Barang) A dan KIB C milik
Pemerintah Kabupaten Bekasi.
Bahwa tanah tersebut sudah tercatat dalam daftar inventaris dan tidak ada
permasalahan atau sengketa dengan pihak lain, yaitu berupa:
a. Pemerintah Kabupaten Bekasi menguasai fisik, secara terus menerus;
Putusan Nomor 557/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 11 dari 22
b. merupakan tanah dalam penguasaan Pemerintah Kabupaten Bekasi
sejak tahun 1961, artinya sudah lebih dari 57 tahun.
c. tercatat dalam daftar inventaris barang daerah;
d. tanah tersebut tidak dalam sengketa dan merupakan aset Pemerintah
Kabupaten Bekasi yang dikuatkan dengan tidak adanya klaim dari para
pihak sampai dengan adanya gugatan yang dilakukan oleh Penggugat
saat ini.
8. bahwa yang menjadi alasan status tanah diklaim oleh Penggugat dengan
mencantumkan status obyek sengketa sebagaimana tercantum dalam dalil
Penggugat adalah tidak mempunyai dasar atau alas hak yang kuat,
sebagaimana diketahui bahwa sejak tahun 1960 atau dengan berlakunya
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
pokok Agraria dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah, maka persil dan SPPT tidak mempunyai kekuatan
hukum sebagai bukti kepemilikan hak atas tanah dan tidak dapat lagi
dijadikan bukti kepemilikan, dan terakhir dengan adanya Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan, DKOP/KP.PBB
4.1./SPPT, bukan tanda bukti hak atas tanah.
9. Bahwa yang menjadi dasar gugatan untuk menyatakan tanah obyek
sengketa didasarkan atas pengakuan pihak Penggugat adalah milik
Penggugat dengan mendalilkan persil dan SPPT sebagai klaim Penggugat,
maka dalil penggugat nyata dan jelas hanya didasarkan atas pengakuan
semata, dalam klaim atas tanah, pengakuan semata tidak bisa
membuktikan hak seseorang atas tanah tetapi harus dibuktikan dengan alat
bukti berupa surat yang mempunyai pembuktian yang kuat sekaligus
sebagai alas hak yang sah, seperti ditentukan dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan.
10. Bahwa setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (UUPA) Agraria jo. Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, girik atau
kikitir, buku penetapan letter C. dan surat yang sejenis sudah tidak berlaku
lagi sebagai bukti kepemilikan hak atas tanah.
11. Bahwa letter c, bukan merupakan bukti kepemilikan diperkuat oleh Putusan
Mahkamah Agung tanggal 25 Juni 1973 Nomor 84K/SIP/1973,
Putusan Nomor 557/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 12 dari 22
pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan oleh Mahkamah Agung
catatan dari buku desa (letter C) tidak dapat dipakai sebagai bukti hak milik.
12. Dengan demikian maka, hubungan hukum Penggugat atas obyek a quo
tidak dapat dibuktikan secara yuridis karena belum adanya sertifikat hak
atas tanah dan tidak dikuasainya obyek aquo secara terus menerus oleh
Penggugat, menjadikan pengakuan oleh Penggugat sebagai pemegang hak
atas tanah tidak berdasarkan data yuridis, Penggugat tidak dapat
membuktikan secara yuridis sebagai pemegang hak atas tanah obek
sengketa.
13. Bahwa PENGGUGAT tidak dapat menyediakan bukti kepemilikan tanahnya
berupa bukti tertulis yang berlaku sebagai alat pembuktian hak adalah
sertifikat tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997;
Sertifikat adalah surat tanda bukti hak sebagaimana dalam Pasal 19 ayat (2)
huruf c UUPA, jadi menurut ketentuan hukum yang berlaku setiap orang
atau badan hukum mengklaim memegang hak atas tanah yang diberikan
oleh Negara harus dibuktikan dengan sertifikat.
14. Bahwa selanjutnya, terkait dengan posita dan petitumPenggugat
menyatakan bahwaTergugat, untuk memberikan ganti rugi, tidak berdasar
oleh karena Tergugat tidak pernah melakukan Perbuatan Melawan Hukum
atas penguasaan obyek sengketa.
Bahwa Tergugat sama sekali tidak melanggar ketentuan Pasal 1365
KUHPer., dimana dalam unsur-unsur perbuatan melawan hukum dinyatakan
dalam kaidah hukum tersebutharus nyata dan jelas unsur-unsur perbuatan
melawan hukum (onrechtmatige daad) sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1365 KUH Perdata.
Bahwa unsur-unsur perbuatan melawan hukum sebagaimana ketentuan
Pasal 1365 KUH Perdata sebagaimana diuraikan oleh Munir Fuady, SH.,
MH., LL.M adalah :
a. Adanya suatu perbuatan;
Suatu perbuatan melawan hukum diawali dari suatu perbuatan si
pelakunya.Bahwa perbuatan tersebut meliputi baik berbuat sesuatu
(dalam arti aktif) maupun tidak berbuat sesuatu (dalam arti pasif),
misalkan tidak berbuat sesuatu padahal seseorang memiliki kewajiban
hukum untuk melakukannya.
Putusan Nomor 557/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 13 dari 22
b. Perbuatan tersebut melawan hukum;
Bahwa perbuatan dimaksud haruslah perbuatan yang melawan hukum.
c. Adanya kesalahan dari pihak pelaku;
Jika memenuhi unsur-unsur sebagai berikut :
1) ada unsur kesengajaan;
2) ada unsur kelalaian (negligence, culpa);
3) tidak ada alasan pembenar atau alasan pemaaf (recht-
vaardigingsgrond).
d. Adanya kerugian bagi korban;
Unsur kerugian sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 1365 KUH
Perdata meliputi kerugian materiil dan kerugian imateriil.
a. Adanya hubungan kausal antara perbuatan dengan kerugian.
Hubungan kausal antara perbuatan yang dilakukan dengan kerugian
yang terjadi juga merupakan syarat dari suatu perbuatan melawan
hukum.
Bahwa apa yang dilakukan oleh Tergugat, dalam penguasaan tanah obyek
sengketa sama sekali tidak melangar ketentuan Pasal 1365 KUHPer.,
seperti dijelaskan dalam uraian di atas dikaitkan dengan penguasaan atas
tanah, status tanah, kewenangan, kedudukan, dasar hukum dan itikad baik
serta pemenuhan mekanisme yang diatur dalam penguasaan atas tanah
dan peruntukannya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, tidak bertentangan dengan hak orang lain, sesuai
dengan kewajibannya untuk mengamankan aset daerah, tidak bertentangan
dengan kesusilaan, dilakukan dengan prinsip kehati-hatian dan tidak ada
keberatan dari masayarakat atau pihak lain.
Bahwa Tergugat berpendirian tidak melakukan perbuatan melawan hukum
sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa penguasaan atas tanah oleh
Tergugat dilakukan dengan itikad baik tanpa gangguan dari pihak manapun
juga, dilakukan berdasarkan kepatutan, ketelitian dan kehati-hatian, dan
telah dilakukan secara terus menerus dan tak terputus-putus.
Termasuk didalamnya dalam pengelolaan pendidikan dilakukan secara
cermat berdasar asas musyawarah dengan orang tua murid dan
masyarakat melalui Komite Sekolah baik dalam penentuan anggaran yang
dibebankan maupun pemeliharaan gedung dan operasional pendidikan.
Putusan Nomor 557/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 14 dari 22
Sehingga apa yang dilakukan oleh Tergugat tidak bertentangan dengan
kewajiban hukum, hak subyektif orang lain, kesusilaaan atau bertentangan
dengan kepatutan, ketelitian dan kehati-hatian.
Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, nyata jelas, klausul Penggugat
yang meminta ganti rugi tidak mempunya dasar yang kuat dan sah.
15. Bahwa terkait masalah ganti kerugian imateriil sebagaimana didalilkan oleh
Penggugat (angka 9), permintaan dari para Penggugat tersebut sangat tidak
masuk akal, mengada-ngada, tidak berdasar dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan.
Bagaimana mungkin Penggugat menyatakan bahwa Penggugat telah
menderita kerugian immateril(tekanan mental) sementara Penggugat tidak
dapat membuktikan apa yang dimaksud dengan tekanan mental (immateril)
tersebut.
Seharusnya Penggugat membuktikan secara jelas, gamblang dan rinci
disertai catatan dan dokumen ahli psikologis ataupun ahli kedokteran jiwa
yang berkompeten yang menyatakan bahwa Penggugat memang menderita
tekanan mental (immateril) akibat dikuasainya obyek sengketa oleh
Tergugat.
Bahwa di samping itu juga apabila memang benar Penggugat menderita
tekanan mental (immateril) (padahal tidak benar/quod non) seharusnya
diikuti pula dengan gejala-gejala fisik yang tidak normal sehingga
mengharuskan untuk dirawat di Rumah Sakit atau sarana kesehatan
psikologis lainnya yang relevan karena tidak dapat bersosialisasi dengan
normal, faktanya Penggugat dalam keadaan baik dan dapat mengajukan
gugatan hukum ke pengadilan sebagaimana diperiksa di dalam perkara
aquo.
16. Bahwa terkait dengan posita penghentian sementara proses belajar
mengajar (angka 10), tidak ada alasan yang mendesak yang
mengakibatkan kepentingan Penggugat sangat dirugikan.
Putusan Nomor 557/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 15 dari 22
Permohonan pemblokiran atau penghentian proses belajar mengajar
sangatlah tidak sesuai norma hukum, karena status quo dan penguasaan
atas obyek sengketa berada dalam penguasaan Pemerintah Kabupaten
Bekasi sehingga tidak dapat dialihkan sepanjang digunakan untuk
penyelenggaraan pemerintahan khusus dalam bidang pendidikan.
Maka sangat tidak terpenuhi alasan-alasan penghentian sementara yang
dimohonkan Penggugat, mohon kiranya dinyatakan ditolak atau tidak dapat
diterima.
17. Bahwa terhadap permintaan Penggugat yang disampaikan pada bagian
petitum yang pada intinya memohon agar putusan dapat dilaksanakan
terlebih dahulu (uitvoerbaar bij voorraad) walau ada upaya hukum, verzet,
banding atau kasasi.
Bahwa permintaan dari para Penggugat tersebut jelas merupakan
permintaan yang mengada-ada, tidak berdasar hukum dan bertentangan
dengan Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia, sebagaimana
diuraikan sebagai berikut :
a. Surat Edaran Mahkamah Agung No. 3 tahun 2000 tanggal 21 Juli 2000
tentang Putusan Serta Merta (Uitvoerbaar Bij Voorraad) dan Provisionil,
antara lain menyatakan :
”Selanjutnya Mahkamah Agung memberikan petunjuk, yaitu Ketua
Pengadilan Negeri dan Hakim Pengadilan Agama tidak menjatuhkan
putusan serta merta, kecuali dalam hal-hal sebagai berikut : antara lain
Gugatan berdasarkan putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap (in kracht van gewijsde) dan mempunyai hubungan dengan pokok
gugatan yang diajukan”;
”Adanya pemberian jaminan yang nilainya sama dengan nilai
barang/objek eksekusi, sehingga tidak menimbulkan kerugian pada pihak
lain, apabila ternyata dikemudian hari dijatuhkan putusan yang
membatalkan putusan Pengadilan Tingkat Pertama”.
b. Surat Edaran Mahkamah Agung No. 4 tahun 2001 tanggal 20 Agustus
2001 tentang Putusan Serta Merta (Uitvoerbaar Bij Voorraad) dan
Provisionil, antara lain menyatakan :
Putusan Nomor 557/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 16 dari 22
”Berhubung dengan hal tersebut, sekali lagi ditegaskan agar Majelis Hakim
yang memutus perkara serta merta hendaknya berhati-hati dan dengan
sungguh-sungguh memperhatikan dan berpedoman pada Surat Edaran
Mahkamah Agung No. 3 tahun 2000 tanggal 21 Juli 2000 tentang Putusan
Serta Merta (Uitvoerbaar Bij Voorraad) dan Provisionil, terutama yang
berkaitan dengan pelaksanaan putusan serta merta (Uitvoerbaar Bij
Voorraad) tersebut”.
Bahwa berdasarkan seluruh uraian-uraian yang telah disampaikan
sebagaimana tersebut di atas, kiranya tidaklah berlebihan dan sangat
beralasan hukum apabila Para Tergugat dengan ini memohon agar kiranya
Yang Mulia Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bekasi Yang Terhormat, yang
memeriksa perkara a quo berkenan untuk mengadili dan selanjutnya
memutus perkara sebagai berikut :
A. DALAM EKSEPSI
1. Menerima dan menyatakan Eksepsi Tergugat tepat dan beralasan;
2. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet
ontvankelijkverklaard);
3. Menghukum Penggugat untuk membayar seluruh biaya perkara yang
timbul dalam perkara ini menurut hukum.
B. DALAM POKOK PERKARA
1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menghukum Penggugat untuk membayar seluruh biaya perkara yang
timbul dalam perkara ini menurut hukum.
ATAU : Apabila Yang Mulia Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bekasi Yang
Terhormat berpendapat lain, maka Para Tergugat mohon kiranya dapat
memberikan Putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Menimbang, bahwa atas Jawaban Tergugat tersebut diatas Penggugat
dipersidangan telah mengajukan Repliknya tertanggal 29 Mei 2017
sebagaimana terlampir pada Berita Acara Persidangan dalam perkara ini dan
Tergugat telah mengajukan Dupliknya tertanggal 06 Juni 2017 ;
Putusan Nomor 557/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 17 dari 22
Menimbang bahwa telah mengutip dan memperhatikan tentang hal hal
yang tercantum dalam salinan resmi putusan Pengadilan Negeri Bekasi, tanggal
29 Agustus 2017 Nomor 200/Pdt.G/2017/PN.Bks., yang amarnya berbunyi
sebagai berikut :
Dalam Eksepsi :
- Menyatakan Eksepsi Tergugat tidak dapat diterima.
Dalam Pokok Perkara :
- Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian
- Menyatakan Penggugat adalah ahli waris dari Alm H Sebleng bin Naiyam
- Menyatakan tanah / objek sengketa yang luasnya ± 1270 M² yang saat ini
dipakai dan didirikan gedung sekolah Dasar Negeri No. 01 Karang Rahayu
Desa Karang Rahayu Kecamatan Karang Bahagia kabupaten Bekasi adalah
harta warisan dari Alm H Sebleng bin Naiyam.
- Menghukum Tergugat untuk memberikan ganti kerugian atas penggunaan
dan didirikan gedung SDN No. 01 karang rahayu tersebut sebesar Rp.
1.270.000.000,- (satu milyar dua ratus tujuh puluh juta rupiah).
- Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.
2.011.000,- (dua juta sebelas ribu rupiah);
- Menolak gugatan untuk dan selebihnya.
Menimbang, bahwa telah membaca Surat Pernyataan Permohonan
Banding Nomor 200/Pdt.G/2017/PN.Bks., Jo. Nomor 83/Bdg/2017/PN.Bks yang
dibuat oleh BEBET UBAEDILAH AFFANDI, S.H.,M.H. Panitera Pengadilan
Negeri Bekasi yang menerangkan bahwa HENKY NAPOLEON, Sm.Hk.
Kuasa Hukum Pembanding semula Tergugat pada tanggal 7 September 2017
telah mengajukan permohonan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri
Bekasi, tanggal 29 Agustus 2017, Nomor 200/Pdt.G/2017/PN.Bks.
selanjutnya permohonan banding tersebut telah diberitahukan secara patut dan
seksama yaitu kepada :
Terbanding semula Penggugat pada tanggal 14 September 2017 ;
Menimbang, bahwa telah membaca memori banding dari kuasa hukum
Pembanding semula Tergugat pada tanggal 23 Oktober 2017, yang diterima
di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bekasi pada tanggal 23 Oktober 2017
Putusan Nomor 557/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 18 dari 22
selanjutnya memori banding tersebut telah diberitahukan secara patut dan
seksama yaitu kepada :
Terbanding semula Penggugat pada tanggal 26 Oktober 2017 ;
Menimbang, bahwa telah membaca kontra memori banding dari kuasa
hukum Terbanding semula Penggugat pada tanggal 07 November 2017, yang
diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bekasi pada tanggal 14 November
2017, selanjutnya kontra memori banding tersebut telah diberitahukan secara
patut dan seksama yaitu kepada :
Pembanding semula Tergugat pada tanggal 23 Nopember 2017 ;
Menimbang, bahwa telah membaca pemberitahuan memeriksa berkas
perkara (inzage) masing-masing Nomor : 200/Pdt.G/2017/PN.Bks., Jo.
83/Bdg/2017/PN.Bks., bahwa kepada para pihak yang berperkara telah
diberitahukan adanya kesempatan untuk memeriksa berkas perkara sebelum
dikirim ke Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung secara patut dan seksama
yaitu masing-masing kepada :
1. Pembanding, semula Tergugat pada tanggal 14 September 2017 ;
2. Terbanding semula Penggugat pada tanggal 14 September 2017 ;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA :
Menimbang, bahwa permohonan banding yang diajukan oleh kuasa
hukum Pembanding semula Tergugat telah diajukan dalam tenggang waktu
dan tata-cara serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh undang-
undang, maka oleh karenanya permohonan banding tersebut secara formal
dapat diterima ;
Menimbang, bahwa kuasa hukum Pembanding semula Tergugat pada
tanggal 23 Oktober 2017 telah mengajukan memori banding pada pokoknya
sebagai berikut :
Bahwa dalam gugatan Terbanding/Penggugat tidak ditemukan adanya
persamaan antara posita dengan petitum sebagaimana didalilikan oleh
Terbanding/Penggugat pada angka 4 dan petitum Terbanding/Penggugat
yang mengaku sebagai akhliwaris dari Sebleng bin Naiyam dan objek
gugatan Terbanding/Penggugat yang dimaksud dalam petitum pada angka
Putusan Nomor 557/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 19 dari 22
3 tidak jelas objeknya dimana luasnya berapa, batas-batasnya siapa saja
termasuk dasar alas hak kepemilikan dari Terbanding/Penggugat tidak
dicantumkan perihal tersebut ;
Bahwa fakta sejak tahun 1961 tanah yang dijadikan SDN Karang Rahayu 01
tersebut dikuasai Pembanding/Tergugat dan dikelola oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten Bekasi ;
Sedangkan Terbanding/Penggugat tidak menguasai fisiknya, oleh
karenanya dasar gugatan Terbanding/Penggugat dan alas hak kepemilikan
yang dijadikan legal standing tidak ditemukan adanya uraian ataupun
kejelasan tentang objeknya dimana, luas berapa, dengan batas-batasnya
secara rinci dan jelas sehingga menimbulkan kerancuan ;
Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bekasi tidak mempertimbangkan
gugatan sesuai ketentuan hukum yang berlaku tentang sistematika
sebagaimana yang diatur RV ;
Bahwa dalam putusannya Majelis Hakim mempertimbangkan fakta hukum
berupa penguasaan atas tanah SDN Karang Rahayu 01 sejak tahun 1961;
Bahwa pertimbangan Majelis Hakim dalam putusannya tidak cukup
memberikan pertimbangan hukum tentang adanya fakta notoir tersebut,
padahal fakta notoir tidak perlu dibuktikan lagi oleh karena semua orang
atau masyarakat sangat mengetahui bahwa SDN 01 Karang Rahayu
tersebut diberikan hak untuk menggunakan, mendirikan dan membangun
termasuk ha katas tanahnya oleh H. Sebleng bin Naiyam ;
Menimbang, bahwa kuasa hukum Terbanding semula Penggugat
pada tanggal 07 Noevember 2017 telah mengajukan kontra memori banding
pada pokoknya sebagai berikut :
Bahwa putusan Majelis Hakim Penghadilan Negeri Bekasi, tanggal 29
Agustus 2017 Nomor 200/Pdt.G/2017/PN.Bks., dalam pertiumbangan
hukumnya sudah tepat dan benar sehingga sudah pada tempatnya dan
berdasar hukum Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Jawa Barat menolak
memori banding Pembanding/Tergugat dan menguatkan putusan Hakim
Pengadilan Negeri Bekasi tersebut ;
Bahwa memori banding yang diajukan oleh Pembanding/Tergugat hanya
mengada-ngada, penuh rekayaasa, bahkan sengaja mengulur-ngulur waktu
Putusan Nomor 557/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 20 dari 22
untuk menghindari pembayaran ganti rugi yang sudah diputuskan oleh
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tingkat Pertama.
Bahwa pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama telah tepat
pertimbangan hukumnya karena telah melalui penemuan hukum
(Rechtsvinding), untuk menentukan ganti rugi yang diderita oleh Penggugat,
Majelis Hakim mempunyai kewenangan Deskreasi yaitu secara hukum dapat
memberikan pertimbangan sendiri terhadap ganti rugi. Oleh karenanya
pertimbangan Majelis Hakim yang mengabulkan gugatan Penggugat menjadi
Rp.1.270.000.000.00 (satu milyar dua ratus tu7juh puluh juta rupiah) sudah
sangat tepat dan sudah berkeadilan, karena besarnya ganti rugi sudah
menggunkan ukuran-ukuran yang umum yang dipakai yaitu sesuai peraturan
BPN Nomor 3 Tahun 2007 ;
Bahwa metode penemuan hukum (Rechtsvinding) dan penentuan hukum
(Rechtsconstituir) yang dilakukan oleh Majelis Hakim sudah tepat, hal mana
telah sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan ;
Bahwa keberatan-keberatan dalam memori banding dari kuasa hukum
Pembanding semula Tergugat dan keberatan-keberatan dari kuasa hukum
Terbanding semula Penggugat sebagaimana tertuang dalam memori
banding pada tanggal 23 Oktober 2017 dan kontra memori bandingnya
pada tanggal 07 November 2017 ;
Menimbang, bahwa terhadap keberatan-keberatan yang diajukan oleh
kuasa hukum Pembanding semula Tergugat sebagaimana dikemukakan
didalam memori bandingnya tanggal 23 Oktober 2017 dan kontra memori
banding dari kuasa hukum Terbanding semula Penggugat pada tanggal 07
November 2017 Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat bahwa terhadap
keberatan-keberatan tersebut tidak perlu dibahas secara khusus, sebab
keberatan-keberatan tersebut pada pokoknya mengenai hal-hal yang
sebenarnya secara selengkapnya sudah tercakup dalam pertimbangan hukum
Majelis Hakim Tingkat Pertama yang sudah tepat dipertimbangkan;
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim Tingkat Banding membaca,
meneliti dan mempelajari berkas perkara yang terdiri dari surat-surat, berita
acara persidangan serta salinan resmi putusan Pengadilan Negeri Bekasi
tanggal 29 Agustus 2017, Nomor 200/Pdt.G/2017/PN.Bks., yang dimohonkan
Putusan Nomor 557/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 21 dari 22
banding tersebut, Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat bahwa
pertimbangan hukum yang dijadikan dasar dan alasan dalam memutus perkara
ini oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama tersebut telah tepat dan benar sesuai
dengan pertimbangan hukumnya, oleh karena itu pertimbangan hukum
tersebut diambil alih dan dijadikan sebagai alasan pertimbangan hukumnya
sendiri oleh Majelis Hakim Tingkat Banding didalam mengadili dan memutus
perkara ini;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka
putusan Pengadilan Negeri Bekasi, tanggal 29 Agustus 2017, Nomor
200/Pdt.G/2017/PN.Bks., yang dimohonkan banding tersebut dapat
dipertahankan dan haruslah dikuatkan ;
Menimbang, bahwa oleh karena Pembanding semula Tergugat tetap
sebagai pihak yang kalah, maka Pembanding semula Tergugat harus dihukum
pula untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan ;
Mengingat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1947 tentang Peradilan
Ulangan di Jawa dan Madura, Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman Jo. Undang-undang Nomor 49 Tahun 2009 Tentang
Perubahan. Kedua atas Undang-undang Nomor 2 Tahun 1986 Tentang
Peradilan Umum serta peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan
dengan perkara ini;
M E N G A D I L I :
Menerima permohonan banding dari kuasa hukum Pembanding
semula Tergugat ;
Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Bekasi, tanggal
29 Agustus 2017, Nomor 200/Pdt.G/2017/PN.Bks., yang
dimohonkan banding tersebut ;
Menghukum Pembanding semula Tergugat untuk membayar biaya
perkara dalam kedua tingkat peradilan yang untuk tingkat banding
ditetapkan sebesar Rp.150.000.00 (seratus lima puluh ribu rupiah);
Putusan Nomor 557/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 22 dari 22
Demikianlah diputuskan dalam sidang musyawarah Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi Jawa Barat pada hari Selasa, tanggal 23 Januari
2018 oleh kami BERLIN DAMANIK, S.H.,M.Hum., Hakim Tinggi pada
Pengadilan Tinggi Jawa Barat sebagai Hakim Ketua Majelis, dengan
H. HANIFAH HIDAYAT NOOR, S.H.,M.H., dan H. YULIUSMAN, S.H., masing-
masing sebagai Hakim Anggota dan putusan tersebut diucapkan dalam
persidangan yang dinyatakan terbuka untuk umum pada hari Senin, tanggal
29 Januari 2018 oleh Hakim Ketua Majelis dengan dihadiri oleh Hakim-
Hakim Anggota, serta dibantu oleh ABDUL FATTAH, S.H., Panitera Pengganti
pada Pengadilan Tinggi Jawa Barat tersebut, tetapi tanpa dihadiri oleh kedua
belah pihak yang berperkara.
HAKIM ANGGOTA, HAKIM ANGGOTA,
Ttd Ttd
H. HANIFAH HIDAYAT NOOR, S.H.,M.H. BERLIN DAMANIK, S.H.,M.Hum.
Ttd
H. YULIUSMAN, S.H., PANITERA PENGGANTI,
Ttd
ABDUL FATTAH, S.H
Perincian biaya perkara : Redaksi Putusan ………… Rp. 5.000.00 Materai …………………… Rp. 6.000.00 Pemberkasan ……………. Rp. 139.000.00 Jumlah Rp. 150.000.00 (Seratus lima puluh libu rupiah)