465 Pdt 2017 PTBDG -...
Transcript of 465 Pdt 2017 PTBDG -...
Halaman 1 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
P U T U S A N Nomor 465/PDT/2017/PT.BDG.
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung yang memeriksa dan
mengadili perkara-perkara perdata pada tingkat banding, telah menjatuhkan
putusan sebagai berikut dalam perkara antara :
1. PT. KERETA API INDONESIA (Persero), beralamat di Jalan Perintis
Kemerdekaan Nomor 1 Kota bandung, dalam hal ini
memberikan kuasa kepada Syarikat Gurusinga, S.H.,
Advokat pada Kantor Hukum Prioritas yang beralamat di
lanai 23/F ANZ. Tower Jalan Jendral Sudirman Kav.
33A, Jakarta 10220, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
Nomor KL.503/VI/8/KA-2017 tanggal 9 Juni 2017,
selanjutnya disebut sebagai Pembanding semula
Tergugat I ;
L A W A N
1. ROSYID NURYADIN, lahir di Tasikmalaya, tanggal 20 Juli 1967,
pekerjaan Wiraswasta, agama Islam, kwarganegaraan
Indonesia, beralamat di Jalan Stasion Barat Nomor 47
RT.03 RW.002 Kelurahan Kebun Jeruk, Kecamatan
Andir, Kota Bandung, selanjutnya disebut sebagai
Terbanding I semula Penggugat I;
2. HERMAWAN TAUFIK KOSIM, S.E., lahir di Bandung, tanggal 7 Juli
1976, pekerjaan Wiraswasta, agama Islam,
kwarganegaraan Indonesia, beralamat di Jalan Maleber
Utara RT.08 RW.07 Kelurahan Maleber, Kecamatan
Andir, Kota Bandung, selanjutnya disebut sebagai
Terbanding II semula Tenggugat II ;
3. CHANDRA RIZAL, lahir di Palembang, tanggal 26 september 1965,
pekerjaan Wiraswasta, agama Islam, kwarganegaraan
Indonesia, beralamat di Jalan Pamagersari Nomor 4
RT.001 RW.005 Kelurahan Ciateul, Kecamatan Regol,
Kota Bandung, selanjutnya disebut sebagai Terbanding
III semula Penggugat III ;
Halaman 2 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
4. ASEP ROHYANA, AMD, lahir di Bandung, tanggal 19 April 1971,
pekerjaan Karyawan Swasta, agama Islam,
kwarganegaraan Indonesia, beralamat di Jalan
Babakan Jampang RT.002 RW.015 Kelurahan
Alamendah, Kecamatan Rancabali, Kota Bandung,
selanjutnya disebut sebagai Terbanding IV semula
Penggugat IV ;
5. Hj. ITOH MASITOH, lahir di Garut, tanggal 21 Juli 1962, pekerjaan
Mengurus Rumah Tangga, agama Islam,
kwarganegaraan Indonesia, beralamat di Jalan stasion
Barat Nomor 1/78 RT.03 RW.002 Kelurahan Kebun
Jeruk, Kecamatan Andir, Kota Bandung, selanjutnya
disebut sebagai Terbanding V semula Penggugat V ;
6. ARIS RUSMANA, lahir di Cianjur, tanggal 22 Mei 1985, pekerjaan
Karyawan Swasta, agama Islam, kwarganegaraan
Indonesia, beralamat di Jalan Halteu Utara VII Nomor 2
RT.006 RW.002 Dungus Cariang, Andir, Kota Bandung,
selanjutnya disebut sebagai Terbanding VI semula
Penggugat VI ;
7. AMIN, lahir di Bandung, tanggal 25 agustus 1973, pekerjaan
Wiraswasta, agama Islam, kwarganegaraan Indonesia,
beralamat di Jalan Stasion Timur Al-Furqon RT.004
RW.002 Kebun Jeruk, Andir, Kota Bandung, selanjutnya
disebut sebagai Terbanding VII semula Penggugat
VII;
8. NANI SUMARNI, lahir di Bandung, tanggal 12 Desember 1951,
pekerjaan Mengurus Rumah Tangga, agama Islam,
kwarganegaraan Indonesia, beralamat di Jalan Stasion
Barat Nomor 12 RT.003 RW.002 Kebun Jeruk, Andir,
Kota Bandung, selanjutnya disebut sebagai Terbanding
VIII semula Penggugat VIII ;
9. KURNIAWATI TRIWAHYUNI, lahir di Bantul, tanggal 22 Desember
1971, pekerjaan Karyawan Swasta, agama Islam,
kwarganegaraan Indonesia, beralamat di Jalan Stasion
Barat Nomor 8 RT.03 RW.002 Kelurahan Kebun Jeruk,
Kecamatan Andir, Kota Bandung, selanjutnya disebut
sebagai Terbanding IX semula Penggugat IX ;
Halaman 3 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
10. Hj. YAYAH ROKAYAH, lahir di Garut, tanggal 10 Mei 1962,
pekerjaan Mengurus Rumah Tangga, agama Islam,
kwarganegaraan Indonesia, beralamat di Jalan Stasion
Barat Nomor 2/25 B RT.03 RW.002 Kelurahan Kebun
Jeruk, Kecamatan Andir, Kota Bandung, selanjutnya
disebut sebagai Terbanding X semula Penggugat X ;
11. MAMAN SUPARMAN, lahir di Bandung, tanggal 27 Maret 1947,
pekerjaan Wiraswasta, agama Islam, kwarganegaraan
Indonesia, beralamat di Jalan Stasion Barat Nomor
8/7 B RT.03 RW.002 Kelurahan Kebun Jeruk,
Kecamatan Andir, Kota Bandung, selanjutnya disebut
sebagai Terbanding XI semula Penggugat XI ;
12. DEDI JUNAEDI, lahir di Bandung, tanggal 27 Juli 1956, pekerjaan
Wiraswasta, agama Islam, kwarganegaraan Indonesia,
beralamat di Jalan Stasion Barat Nomor 47/7B RT.03
RW.002 Kelurahan Kebun Jeruk, Kecamatan Andir,
Kota Bandung, selanjutnya disebut sebagai Terbanding
XII semula Penggugat XII ;
13. GANDA, lahir di Bandung, tanggal 22 September 1976, pekerjaan
Wiraswasta, agama Islam, kwarganegaraan Indonesia,
beralamat di Jalan Kebon Sirih I Nomor 216/5 B RT.006
RW.008 Kelurahan Babakan Ciamis, Kecamatan Sumur
Bandung, Kota Bandung, selanjutnya disebut sebagai
Terbanding XIII semula Penggugat XIII ;
14. SOSRO WARDOYO, lahir di Bandung, tanggal 5 Oktober 1982,
pekerjaan Wiraswasta, agama Islam, kwarganegaraan
Indonesia, beralamat di Jalan Bbk. Stasion Nomor
47/7B RT.03 RW.002 Kelurahan Kebun Jeruk,
Kecamatan Andir, Kota Bandung, selanjutnya disebut
sebagai Terbanding XIV semula Penggugat XIV ;
15. YUDI ADITYA, S.Pd, bertindak untuk diri sendiri maupun teman ahli
waris lainnya dari Almarhum RISMAN (meninggal
dunia pada tanggal 28 Desember 2016), lahir di
Bandung, tanggal 8 April 1989, pekerjaan Guru, agama
Islam, kwarganegaraan Indonesia, beralamat di Jalan
Suplier III Nomor 27 RT.001 RW.005 Kelurahan
Halaman 4 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
Rancaekek, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten
Bandung, selanjutnya disebut sebagai Terbanding XV
semula Penggugat XV ;
16. H. KOSIM SUHARNA, lahir di Tasikmalaya, tanggal 27 Mei 1952,
pekerjaan Pedagang, agama Islam, kwarganegaraan
Indonesia, beralamat di Jalan Kebon Sirih I Nomor
216/5 B RT.006 RW.008 Kelurahan Babakan Ciamis,
Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung,
selanjutnya disebut sebagai Terbanding XVI semula
Penggugat XVI ;
17. WIDA ROHMAYATI, lahir di Bandung, tanggal 29 Desember 1983,
pekerjaan Karyawan swasta, agama Islam,
kwarganegaraan Indonesia, beralamat di Jalan Kihapit
Barat RT.011 RW.009 Kelurahan Leuwigajah,
Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, selanjutnya
disebut sebagai Terbanding XVII semula Penggugat
XVII ;
18. HENDRA ISKANDAR, ST., lahir di Bandung, tanggal 22 Mei 1974,
pekerjaan Karyawan Swasta, agama Islam,
kwarganegaraan Indonesia, beralamat di Jalan Cipaera
Nomor 149/33 RT.005 RW.002 Kelurahan Malabar,
Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, selanjutnya
disebut sebagai Terbanding XVIII semula Penggugat
XVIII ;
19. TOTO SUBIYANTO, lahir di Bandung, tanggal 10 Januari 1948,
pekerjaan Karyawan Swasta, agama Islam,
kwarganegaraan Indonesia, beralamat di Jalan Stasion
Barat Nomor 9/7 B RT.003 RW.002 Kelurahan Kebun
Jeruk, Kecamatan Andir, Kota Bandung, selanjutnya
disebut sebagai Terbanding XIX semula Penggugat
XIX ;
20. KISWATI, lahir di Lumajang, tanggal 13 Juli 1973, pekerjaan
Mengurus Rumah Tangga, agama Islam,
kwarganegaraan Indonesia, beralamat di Jalan Stasion
Barat Nomor 18 RT.003 RW.002 Kelurahan Kebun
Jeruk, Kecamatan Andir, Kota Bandung, selanjutnya
Halaman 5 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
disebut sebagai Terbanding XX semula Penggugat
XX ;
21. DEDI RUSTANDI, lahir di Ciamis, tanggal 13 Januari 1975, pekerjaan
Pedagang, agama Islam, kwarganegaraan Indonesia,
beralamat di Jalan Stasion Barat Nomor 12 RT.003
RW.002 Kelurahan Kebun Jeruk, Kecamatan Andir,
Kota Bandung, selanjutnya disebut sebagai Terbanding
XXI semula Penggugat XXI ;
22. BUDI SETIANA FIRMANSYAH, lahir di Bandung, tanggal 4 Juni
1979, pekerjaan Karyawan Swasta, agama Islam,
kwarganegaraan Indonesia, beralamat di Jalan Kebon
Sirih I Nomor 216/5 B RT.006 RW.008 Kelurahan
Babakan Ciamis, Kecamatan Sumur Bandung, Kota
Bandung, selanjutnya disebut sebagai Terbanding XXII
semula Penggugat XXII ;
23. DEDEH, lahir di Tasikmalaya, tanggal 11 April 1953, pekerjaan
Mengurus Rumah Tangga, agama Islam,
kwarganegaraan Indonesia, beralamat di Jalan Stasion
Barat RT.003 RW.002 Kebun Jeruk, Andir, Kota
Bandung, selanjutnya disebut sebagai Terbanding
XXIII semula Penggugat XXIII ;
24. ANDRIS SETIABUDI, lahir di Garut, tanggal 20 Maret 1983,
pekerjaan Wiraswasta, agama Islam, kwarganegaraan
Indonesia, beralamat di Jalan Stasion Barat Nomor 1/25
RT.03 RW.002 Kelurahan Kebun Jeruk, Kecamatan
Andir, Kota Bandung, selanjutnya disebut sebagai
Terbanding XXIV semula Penggugat XXIV ;
25. Hj. JAMIAH, lahir di Kebumen, tanggal 7 Mei 1964, pekerjaan
Mengurus Rumah Tangga, agama Islam,
kwarganegaraan Indonesia, beralamat di Jalan Stasion
Barat Nomor 4/25 RT.03 RW.002 Kelurahan Kebun
Jeruk, Kecamatan Andir, Kota Bandung, selanjutnya
disebut sebagai Terbanding XXV semula Penggugat
XXV ;
dalam hal ini seluruhnya memberikan kuasa kepada
Asri Vidya Dewi, S.Si, S.H.,dan Dr. iur. Liona N
Supriatna, S.H., M. Hum Advokat pada Kantor Hukum
Halaman 6 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
”Dr. iur. Liona N Supriatna, S.H., M. Hum and Partners”
beralamat di Jalan Surapati Nomor 19 Bandung,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 11 Juli 2017
Para Terbanding semula Para Penggugat ;
26. PEMERINTAHAN DAERAH TINGKAT II KOTA BANDUNG,
beralamat di Jalan Wastukencana Nomor 2 Babakan
Ciamis Kota bandung, dalam hal ini memberikan kuasa
kepada H. Bambang Suhari, S.H., Kepala Bagian
Hukum dan HAM pada sekretariat Daerah Kota
Bandung, DKK., beralamat di Jalan Wastukencana
Nomor 2 Bandung, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
Nomor 180/4090-Bag.Huk-HAM tanggal 14 Oktober
2016, selanjutnya disebut sebagai Turut Terbanding
semula Tergugat II ;
Pengadilan Tinggi tersebut ;
Membaca, Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Barat tanggal 20
Oktober 2017, Nomor 465/ PEN.PDT / 2017 / PT.BDG tentang Penunjukan
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini ;
Telah membaca Berkas perkara serta salinan resmi Putusan Pengadilan
Negeri Bandung tanggal 31 Mei 2017 Nomor 380/Pdt.G/2016/PN.Bdg. serta
surat – surat yang berhubungan dengan perkara ini ;
TENTANG DUDUK PERKARA
Menimbang, bahwa Para Penggugat dengan surat gugatan tanggal 28
September 2016 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Bandung pada tanggal 28 September 2016 dalam Register Nomor
380/Pdt.G/2016/PN. Bdg, telah mengajukan gugatan sebagai berikut :
TENTANG PARA PENGGUGAT SEBAGAI WARGA NEGARA YANG PATUH
DAN MEMILIKI HAK YANG SAMA DIHADAPAN HUKUM
1. Bahwa PARA PENGGUGAT terdiri dari 19 orangyang memiliki usaha
sebagai pedagang dan jasa secara turun-temurun di jalan Stasion Barat
RT.03 RW. 02 Kelurahan Kebon Jeruk Kecamatan Andir Kota Bandung
yang dibangun oleh Dinas Pasar Pemerintahan Kota Bandung pada tahun
1968,dan 6 orang penduduk yang bertempat tinggal dan pemilik kontrakan
Halaman 7 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
di atas sebidang tanah darat seluas 1.800 m2 milik Pemerintah Kota
Bandung, yang diatasnya didirikan rumah sejak tahun 1950 yang terletak di
atas tanah juga perumahan yang didiami oleh penduduk;
2. Bahwa bagunan kios milik PARA PENGGUGAT dibangun oleh Dinas Pasar
Pemerintahan Kota Bandung atap bangunan tembok tinggi 2.75 M, lantai
keramik, atap seng dengan konstruksi kayu rapat, rangka kayu fondasi
beton, dinding pembatas terdiri dari tembok, dengan fasilitas, listrik 900 Watt
sampai dengan 2200, 1 (satu) Line Telefon, torn Air 1000 m3, sedangkan
bangunan rumah penduduk, berdinding Tembok plester, lantai granit dan
keramik, pondasi Batu kali dan beberapa dibangun 2 lantai;
3. Bahwa PARA PENGGUGAT masing-masing melakukan pembayaran
kewajiban sebagai warga negara yang baik dengan membayar retribusi
Pajak Bumi Bangunan setiap tahunnya, memiliki izin berdagang dari Dinas
Pasar Pemerintahan Kota Bandung serta melaksanakan kewajiban lainnya
seperti membayar rekening listrik, rekening air dan rekening telepon,
retribusi pasar, dan uang keamanan;
TENTANG PERBUATAN TERGUGAT I DAN TERGUGAT II YANG
MELAKUKAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM
4. Bahwa pada tanggal 26 Juli 2016 TERGUGAT I dengan semena-mena
melakukan pengusiran paksa terhadap PARA PENGGUGAT yang pada
saat itu sedang melakukan persiapan aktifitas sehari-hari dengan cara :
a. Pada tanggal 26 Juli 2016 sekira jam 08:00 WIB listrik padam dan
PARA PENGGUGAT mengira padamnya listrik adalah hal lumrah dan
biasa terjadi;
b. Sebanyak 1.143 personil gabungan polisi berpakaian dan senjata
lengkap, TNI, POLSUSKA (Polisi Khusus Kereta Api), SATPOL PP
(Satuan polisi Pamong Praja), Karyawan PT.KAI, dan orang-orang
berseragam biru muda (Helper/Pembawa barang di Kereta api) serta
kelompok orang-orang berpakaian kemeja biru muda dan berompi
warna orange, disertai Anjing pelacak, Water Canon, masuk dari jalan
Perintis Kemerdekaan menuju lokasi jalan Stasion Barat RT.03 RW. 02
Kelurahan Kebon Jeruk Kecamatan Andir Kota Bandung (Lokasi
Penggusuran) dan berteriak untuk memindahkan kendaraan yang
terparkir di lokasi;
c. Melihat kondisi seperti akan perang tersebut, Ketua RW 02 bersama
seorang warga menanyakan apa yang terjadi tersebut kepada polisi,
dan diberitahu oleh polisi tersebut bahwa jalan Stasion Barat RT.03
Halaman 8 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
RW. 02 Kelurahan Kebon Jeruk Kecamatan Andir Kota Bandung akan
diratakan dengan tanah;
d. Didapati keadaan mencekam dan pernyataan polisi seperti telah
disebutkan dalam angka 4.c Gugatan ini, ketua RW 02 meminta agar
pelaksaan pembokaran paksa tersebut ditunda untuk 3 jam agar PARA
PENGGUGAT dapat membereskan barang dagangannya sendiri,
namun permintaan tersebut tidak digubris oleh TERGUGAT I, Kemudian
ketua RW 02 bernegosiasi kembali dengan meminta kelonggaran waktu
2 jam agar warga dapat membereskan namun tetap tidak diindahkan
dan proses pengusiran paksa tersebut tetap dilakukan dihadapan
perempuan-perempuan dan anak-anak yang menjerit dan menangis
tanpa belas kasihan dan mempertimbangkan kemanusiaan;
e. Barang-barang dagangan, perabot rumah tangga, milik PARA
PENGGUGAT dikeluarkan dari dalam kios dan rumah PARA
PENGGUGAT secara asal-asalan, kemudian dimasukan kedalam truk
TERGUGAT I oleh (Helper/Pembawa barang di Kereta api) serta
kelompok orang-orang berpakaian kemeja biru muda dan berompi
warna orange;
f. Pada jam 14.00 WIB terjadi kebaran di lokasi yang diduga karena arus
listrik yang menyala dan setelah adanya kebakaran, kemudian listrik
dimatikan lagi;
g. Pada jam 17:00 WIB lokasi jalan Stasion Barat RT.03 RW. 02
Kelurahan Kebon Jeruk Kecamatan Andir Kota Bandung kemudian
telah rata dengan tanah, menyisakan jerit tangis dan derita bagi PARA
PENGGUGAT serta keluarganya yang hingga kini kehilangan mata
pencaharian, surat-surat penting serta tempat tinggal;
h. Barang-barang PARA PENGGUGAT yang dijarah paksa oleh
TERGUGAT I ternyata diketahui disimpan dengan tidak layak dalam
keadaan telah hilang, rusak, tercecer, bertumpuk dan tercampur dengan
barang-barang lainnya digudang Persediaan Cikudapateuh milik
TERGUGAT I;
i. PARA PENGGUGAT mencoba mengambil sisa barang-barang yang
sudah tidak layak tersebut, namun untuk mengambil barang miliknyapun
diharuskan membayar oleh TERGUGAT I dengan alasan bahwa
barang-barang tersebut dikenakan biaya pengangkutan, yang jela-jelas
pengakutan tersebut adalah penjarahan;
Halaman 9 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
5. Bahwa TERGUGAT I telah mengabaikan pendapat-pendapat yang telah
disampaikan oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Melalui Surat Nomor 0.031/K/PMT/III/2016 Tertanggal 29
Maret 2016 yang pada intinya agar TERGUGAT I menunda eksekusi
hingga danya mediasi untuk mencari solusi dan jalan keluar bersama
sesuai aturan hukum yang berlaku, Mengupayakan musyawarah dan
pendekatan kemanusiaan dengan tetap memperhatikan hak-hak PARA
PENGGUGAT sebagai warga negara, Mengindari tindakan yang bersifat
intimidasi dan kekerasan terhadap PARA PENGGUGAT;
6. Bahwa TERGUGAT I juga telah mengabaikan laporan hasil rapat dengar
pendapat dan peninjauan lapangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kota Bandung komisi A, komisi C, Komisi D melaui surat tertanggal 4
April 2016 yang pada intinya agar TERGUGAT I selama belum ada
peRTemuan mengenai aspek hukum, tata ruang, nasib PARA
PENGGUGAT, perhubungan, kerjasama daerah, aParat kewilayahan
bersama SKPD dan Stakeholders terkait TIDAK melakukan kegiatan-
kegiatan eksekusi maupun intimidasi kepada PARA PENGGUGAT;
7. Bahwa TERGUGAT I TIDAK BERHAK melakukan tindakan pengusiran
paksa kepada PARA PENGGUGAT dengan dalil jalan Stasion Barat
RT.03 RW. 02 Kelurahan Kebon Jeruk Kecamatan Andir Kota Bandung
adalah tanah milik TERGUGAT I hal tersebut berdasarkan Akta no 6
tanggal 15 Febuari 1988 No.311/1988 terbit tanggal 11 Juni 1988
diterbitkan berdasarkan Surat keputusan Gubernur Kepala Daerah TK I
Jawa Barat tanggal 24 Maret 1988 No.593.321/SK.816/Ditag/1988
atasnama Departemen Perhubungan Republik Indonesia telah
menunjukan bahwa objek dijalan Stasion Barat RT.03 RW. 02 Kelurahan
Kebon Jeruk Kecamatan Andir Kota Bandung TERGUGAT I hanya
memiliki HAK PAKAI bukan HAK MILIK TERGUGAT I;
8. Bahwa di dalam Akta Hak Pakaino 6 tanggal 15 Febuari 1988
No.311/1988 terbit tanggal 11 Juni 1988 tersebut berdasarkan gambar
situasi berlokasi di Kelurahan Pasirkaliki bukan berlokasi di jalan Stasion
Barat RT.03 RW. 02 Kelurahan Kebon Jeruk Kecamatan Andir Kota
Bandung;
9. Bahwa di dalam Akta Hak Pakai no 6 tanggal 15 Febuari 1988
No.311/1988 terbit tanggal 11 Juni 1988 pemilik hak pakai adalah
Departemen Perhubungan Cq. Perusahaan Jawatan Kereta Api bukanlah
atasnama TERGUGAT I;
Halaman 10 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
10. Bahwa jikapun TERGUGAT I bersikukuh bahwa objek dijalan Stasion
Barat RT.03 RW. 02 Kelurahan Kebon Jeruk Kecamatan Andir Kota
Bandung adalah hak pakai dan penguasaan TERGUGAT I maka
berdasarkan Pasal 41 Undang-undang Pokok Agraria jangka waktuHak
Pakai telah habis jangka waktunya sejak tahun 2013 yakni maksimal 25
(dua puluh lima) tahun sejak diterbitkan akta no 6 tanggal 15 Febuari
1988 No.311/1988;
11. Bahwa PARA PENGGUGAT sudah berulang kali meminta
penjelasankepada TERGUGAT I mengenai Hak TERGUGAT I atas objek
jalan Stasion Barat RT.03 RW. 02 Kelurahan Kebon Jeruk Kecamatan
Andir Kota Bandung, hal tersebut dilakukan PARA PENGGUGAT
dikarenakan Para Penggugat secara terus-menerus membayar retribusi
pajak bumi dan bangunan;
12. Bahwa kemudian TERGUGATI bukanya memberikan jawaban dengan
bukti dan solusi melainkan melakukan pengusiran paksa tanpa hak
kepada PARA PENGGUGAT hingga mengalami kerugian materil,
kehilangan mata pencaharian dan tempat tinggaldan persoalan lainnya;
13. Bahwa telah kita ketahui Indonesia adalah negara yang berdasar atas
negara hukum (Rechtsstaat) tidak berdasar atas kekuasaan belaka
(Machtsstaat) dan segala tindakan yang dilakukan haruslah melalui jalur
hukum yang benar, dengan demikian apa yang telah dilakukan oleh
TERGUGAT I dengan mengeksekusi tanpa melalui pengadilan serta
mengabaikan apa yang ada dalam aturan hukum sebagaimana Pasal
195 sampai dengan Pasal 224 HIR/Pasal 206 sampai dengan Pasal 258
R.Bg (tentang tata cara eksekusi secara umum)merupakan tidakan diluar
batas kemanusiaan;
14. Bahwa hingga saat ini TERGUGAT I telah nyata-nyata tidak beritikad
baik dan berbuat semena-mena kepada PARA PENGGUGAT dengan
tidak ada upaya untuk menyelesaikan ganti rugi atas pengusiran paksa
dan kehilangan serta kerusakan barang-barang juga hilangnya
pendapatan PARA PENGGUGAT yang menjadi hak PARA
PENGGUGAT, jika memang TERGUGAT I menginginkan agar PARA
PENGGUGAT mengosongkan bangunan yang terletak di atas tanah jalan
Stasion Barat RT.03 RW. 02 Kelurahan Kebon Jeruk Kecamatan Andir
Kota Bandung tentulah harus melalui langkah hukum yang benar yakni
melalui kepaniteraan pengadilan Negeri Bandung, namun TERGUGAT I
malah melakukan pengusiran paksa, tanpa mempertimbangan aspek
Halaman 11 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
kemanusiaan, penghidupan dan pendidikan bagi anak-anak PARA
PENGGUGAT;
15. Bahwa tidak puas dengan melakukan Pengusiran paksa terhadap PARA
PENGGUGAT, TERGUGAT I kemudian melakukan pemagaran dengan
besi di sepanjang jalan stasiun Barat, padahal nyata-nyata jalan Stasiun
barat merupakan jalan milik publik yang dampaknya menutup akses
publik untuk dapat dengan mudah melakukan aktifitas ibadah dalam hal
ini melakukan shalat di mesjid yang berada di pemukiman, menutup
akses ekonomi warga melakukan usaha berdagang dan usaha jasa
pengiriman barang yang tidak terkena dampak pengusiran paksa;
16. Bahwa hingga saat ini PARA PENGGUGAT membangun tenda darurat
(POSKO JUANG) dari bekas spanduk bekas, terpal, bambu yang
seadanya disekitar area pembongkaran paksa yang dimaksudkan untuk
membangun komunikasi, dapur umum, penggalangan dana untuk
bertahan hidup;
17. Bahwa perbuatan TERGUGAT I tidak hanya selesai dengan
pembongkaran dan pengusiran paksa tanpa hak kepada PARA
PENGGUGAT namun intimidasi serta arogansi dilakukan hingga pada
hari Kamis, 22 September 2016 jam 09:00 WIB, Posko Juang
didatangi10 orang yang terdiri dari Polsus KA, TNI, dan 1 orang
karyawan dengan berseragam PT KAI bernama Mualimin,dimana TNI
tersebut dengan tanpa tedeng aling-aling membongkar paksa Posko
tersebut dengan menggunakan belati (Sangkur) serta merebut paksa
semua spanduk, juga membongkar gapura;
18. Bahwa dengan apa yang telah dilakukan oleh TERGUGAT I kepada
PARA PENGGUGAT maka TERGUGAT I wajib memberi ganti kerugian
terhadap PARA PENGGUGAT sebagimana undang-undang Nomor 2
Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum.
Pasal 32 ayat (1) menyatakan :
“ Penilaian besarnya nilai Ganti Kerugian oleh Penilai dilakukan bidang
per bidang tanah, meliputi:
a. tanah;
b. ruang atas tanah dan bawah tanah;
c. bangunan;
d. tanaman;
e. benda yang berkaitan dengan tanah; dan/atau
Halaman 12 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
f. kerugian lain yang dapat dinilai.
Pasal 34 menyatakan :
Ayat (1) Nilai Ganti Kerugian yang dinilai oleh Penilai sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 33 merupakan nilai pada saat pengumuman
penetapan lokasi pembangunan untuk Kepentingan Umum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 26.
Ayat (2) Besarnya nilai Ganti Kerugian berdasarkan hasil penilaian
Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada
Lembaga Pertanahan dengan berita acara.
Ayat (3) Nilai Ganti Kerugian berdasarkan hasil penilaian Penilai
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi dasar musyawarah
penetapan Ganti Kerugian.
19. Bahwa bentuk ganti kerugian yang wajib dibayarkan oleh TERGUGAT I
sebagaimana Pasal 36 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan
Umummenyatakan : “ Pemberian Ganti Kerugian dapat diberikan dalam
bentuk:
a. uang;
b. tanah pengganti;
c. permukiman kembali;
d. kepemilikan saham; atau
e. bentuk lain yang disetujui oleh kedua belah pihak.
20. Bahwa PARA PENGGUGAT adalah pihak yang berhak mendapatkan
Penggantian yang harus dilakukan TERGUGAT I sebagaimana pasal 1
Ayat (3) point f Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum dan
Pasal 17 Peraturan Presiden Nomor 71 tahun 2012, yang berbunyi;
“Pihak yang Berhak adalah pihak yang menguasai atau memiliki objek
pengadaan tanah yang dibutuhkan bagi pembangunan untuk kepentingan
umum yang yakni pihak yang menguasai tanah negara dengan itikad
baik”;
TENTANG TERGUGAT II YANG MELAKUKAN PEMBIARAN TERHADAP
PENGUSIRAN PAKSA
21. Bahwa station barat sudah lama menjadi wilayah pasar tradisional, sejak
tahun 1950an station barat sudah menjadi pasar tradisional beras.
Hingga pada Tahun 1968 Pemerintah Kota Bandung (TERGUGAT II)
Halaman 13 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
melalui Dinas Pasar pada saat itu mendirikan kios-kios di Stasion Barat
RT.03 RW. 02 Kelurahan Kebon Jeruk Kecamatan Andir Kota Bandung;
22. Bahwa dengan dirikannya kios-kios di Stasion Barat RT.03 RW. 02
Kelurahan Kebon Jeruk Kecamatan Andir Kota Bandung menandakan
tanah tersebut adalah milik TERGUGAT II dan belum dikuasai atau dihak
pakai oleh siapapun;
23. Bahwa diperkuat dan dibuktikan juga dengan adanya Surat Izin
Pemakaian Tempat Berjualan Nomor 503/9606/IIG/729/PKB yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Kotamadya Dati II Bandung Dinas Pasar,
bahwa dengan adanya Surat Izin Pemakaian Tempat Berjualan tersebut
menandakan PARA PENGGUGAT sah dan legal untuk menempati dan
berdagang di lokasi tersebut;
24. Bahwa agar yang mulia Majelis Hakim megetahui keadaan yang
sebenarnya, TERGUGAT II memberikan hak Pakai tanah di wilayah
station barat kepada Departemen Perhubungan Republik Indonesia Cq.
Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) pada Tahun 1988 dimana tanpa
ada pemberitahuan dan sosialisasi kepada PARA PENGGUGAT.
25. Bahwa dengan adanya Surat Izin Pemakaian Tempat Berjualan tersebut
PARA PENGGUGAT dibebankan atas biaya sewa dan biaya
perpanjangan Surat Izin biaya retribusi sampah setiap hari, keamanan,
terhadap bangunan kios-kios yang ditempati oleh PARA PENGGUGAT;
26. Bahwa sejak diberikannya hak pakai pada Tahun 1988 kepada
Departemen Perhubungan Republik Indonesia Cq. Perusahaan Jawatan
Kereta Api (PJKA), TERGUGAT IItidak pernah melakukan sosialisasi dan
pemberitahuan rencana yang akan dilakukan untuk tahun kedepannya
terhadap lokasi tersebut;
27. Bahwa sampai akhirnya pada tanggal 26 Juli 2016 terjadi pengusiran
paksa terhadap PARA PENGGUGAT, TERGUGAT IIbelum bisa
memenuhi hak dan kewajibannya kepada PARA PENGGUGAT, yang
seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah, sesuai apa yang
tertuang dalam Pasal 27 ayat (2) Perubahan UUD 1945 ditentukan :
“Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan”
begitu pula dalam Deklarasi Umum Perserikatan Bangsa-dangsa (PBB)
tentang HAM, dalam pasal 23 ayat (1) menentukan
Halaman 14 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
“setiap orang berhak atas pekerjaan berhak dengan bebas memilih
pekerjaan, berhak atas syarat-syarat perburuhan yang adil serta baik dan
atas perlindungan terhadap pengangguran.
Dalam International Covenant on Economc, Social and Cultural 1966,
pasal 6 ayat (1) menentukan :
“Negara-negara peserta perjanjian ini mengakui hak untuk bekerja yang
meliputi setiap orang atas kesempatan memperoleh nafkah dengan
melakukan pekerjaan yang secara bebas dipilihnya atau diterimanya dan
akan mengambil tindakan-tindakan yang layak dalam melindungi hak ini”.
Penghidupan yang layak belum direalisasikan TERGUGAT II kepada
PARA PENGGUGAT, PARA PENGGUGAT menggantungkan hidup dari
lokasi yang kini telah dieksekusi paksa oleh TERGUGAT I, atas
pengusiran paksa dan eksekusi tanpa hak tersebut, TERGUGAT IIsudah
lalai dalam menjalankan amanah Undang-Undang Dasar 1945 yang
menjadi dasar hukum Negara ini;
Bahwa TERGUGAT II telah menutup nuraninya, menghindari tanggung
jawab kepada warga negara yang miskin, mengabaikan penindasan yang
dilakukan TERGUGAT I, dalam perkara ini TERGUGAT IIseolah-olah
menganggap dirinya tidak tahu apa-apa. Sedangkan dalam proses
terbentuknya kios-kios beserta izin pemakaian tempat berjualan ini
adalah kehendak TERGUGAT II, bahkan diberikannya hak pakai tanah
tersebut kepada Departemen Perhubungan Republik Indonesia Cq.
Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) adalah kewenangan
TERGUGAT II. Dalam hal ini nyata-nyata terlihat TERGUGAT IIseakan-
akan membuat satu ketidakpastian terhadap PARA PENGGUGAT yang
juga warga Negara yang memiliki hak yang sama;
28. Bahwa TERGUGAT II tidak melaksanakan sebagaimana Pasal 13
Undang-Udang Nomor 2 Tahun2012 Tentang Pengadaan Tanah untuk
Kepentingan Umum yakni dalam proses pengambilan lahan harus
dilakukan dan melalui tahapan:
1. Perencanaan sebagaimana pasal 5 Peraturan Presiden Nomor 71
Tahun 2012
a. Persiapan pengadaan tanah bagi yang akan dipindahkan
dengan
Pemberitahuan (pasal 12,13,14,15 Peraturan Presiden Nomor 71
Tahun 2012
Halaman 15 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
b. Pendataan awal lokasi (pasal 7 dan 10Perka BPN no.5 Tahun
2012)
c. Konsultasi Publik Rencana Pembangunan (pasal 23 Undang-
Undang No.02 tahun 2012 dan Bagian keempat perpres 71 Tahun
2012)
29. Bahwa bentuk ganti kerugian yang wajib dibayarkan oleh TERGUGAT II
adalah sebagaimana Pasal 36 point b dan c Nomor 2 Tahun 2012
Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan
Umummenyatakan Pemberian Ganti Kerugian dapat diberikan dalam
bentuk tanah pengganti dan permukiman kembali;
30. Bahwa dengan tidak adanya penghidupan layak yang PARA
PENGGUGAT dapatkan sebelumnya tentu saja akan timbul dampak
yang seharusnya dapat dihindari, akibat dari TERGUGAT II memutus
rantai penghidupan rakyat, dipastikan TERGUGAT II akan menumbuhkan
persoalan sosial baru di Kota Bandung, karena dengan diputusnya rantai
penghidupan dan mata pencaharian bagi rakyat maka akan
menumbuhkan dampak sosial yang buruk yakni, Pengangguran, Putus
sekolah bagi anak-anak PARA PENGGUGAT, tuna wisma, hilangnya
rasa aman, kemiskinan, kerugian kriminalitas dan gejolak sosial yang
kian tajam;
31. Bahwa pengusiran paksa yang dilakukan TERGUGAT I pada tanggal 26
Juli 2016 belum mendapat kepastian bagi kehidupan PARA
PENGGUGAT, bahwa pada tanggal 11 Agustus 2016 TERGUGAT II
melalui Camat Kecamatan Andir mengeluarkan Surat Nomor 100/357-
KecamatanAndir perihal Petunjuk Walikota Bandung yang pada intinya
berisikan sebagai berikut :
1) Walikota Bandung memindahkan 53 kepala keluarga (KK) warga. RW
02 kelurahan kebon jeruk kecamatan Andir untuk menempati
Rusunawa di rancacili dan sadang serang seusai dengan peraturan
pengelolaan Rusunawa.
2) Memfasilitasi proses hukum apabila diperlukan oleh warga RW.02
kepada PT. KAI DAOP II Bandung.
3) Walikota Bandung melalui DAOP II Bandung menyiapkan tempat
usaha/kios sebanyak 30 Unit dengan ketentuan:
a. Untuk 19 kepala keluarga (KK) Warga RW 02 yang tadinya
berprofesi sebagai pedangan diwilayah tersebut.
Halaman 16 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
b. Untuk 11 kepala keluarga (KK) yang berprofesi sebagai
pedagang di wilayah RW 02 namun bukan penduduk yang
berdomisili di wilayah RW 02 kelurahan kebon jeruk kecamatan
andir.
c. Mekanisme penyiapan tempat usaha/kios akan dilaksanakan
setelah terlaksananya relokasi warga ke Rusunawa.
4) Walikota Bandung membantu memulihkan ekonomi warga RW 02
secara bertahap dengan memberikan kemudahan dalam mengajukan
kredit tanpa agunan (Kredit Melati) melalui BPR Kota Bandung.
Adapun PARA PENGGUGAT belum mendapatkan kepastian hukum atas
surat Nomor 100/357-KecamatanAndir, Perihal Petunjuk Walikota
Bandung tersebut hingga gugatan ini diajukan, sedangkan kehidupan
PARA PENGGUGAT harus terus berlanjut dan terpenuhi setiap harinya;
32. Bahwa PARA PENGGUGAT meminta kepastian hukum melalui putusan
pengadilan dalam menempati Rusunawa yang dijanjikan oleh
TERGUGAT II, dimana dari Rusunawa menjadi Rusunami (hak
kepemilikan bangunan/strata title) di Sadang Serang dan Rancacili Kota
Bandung dengan tidak membebani pembayaran yang terlalu berat
kepada PARA PENGGUGAT;
33. Bahwa terhadap TERGUGAT II, PARA PENGGUGAT dengan ini
mengajukan legalitas (hak kepemilikan bangunan/strata title)penyediaan
30 Kios (tempat usaha) yang dijanjikan TERGUGAT II kepada PARA
PENGGUGAT melalui putusan pengadilan, agar menghindari terjadinya
salah pemberian kios kepada orang yang tidak semestinya;
34. Berdasarkan uraian tersebut maka PARA PENGGUGAT dengan ini
mengajukan gugatan ganti rugi ini terhadap TERGUGAT I baik materiil
maupun immateriil ;
KERUGIAN MATERIIL
a. Biaya Kerugian barang-barang yang hilang dan rusak sebesar Rp.
519.560.000 (lima ratus sembilan belas juta lima ratus enam puluh
ribu rupiah);
b. Biaya Kerugian bagunan : sebesar Rp. 1.971.496.000(Satu milyar
sembilan ratus tujuh puluh satu juta empat ratus sembilan puluh
enam ribu rupiah);
c. Biaya Kerugian Pendapatan : sebesar Rp.353.150.000(Tiga ratus
lima puluh tiga juta seratus lima puluh ribu rupiah);
Halaman 17 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
d. Biaya Kerugian barang-barang berupa Surat-surat penting: Ijazah, akta
kelahiran, kartu keluarga, keris, akta jual beli kendaraan, faktur dan
kuitansi jual-beli asli sebesar Rp. 1.000.000.000 (Satu milyar rupiah);
Total Keseluruhan Kerugian sebesar Rp. 3.844.206.000
(Tiga milyar delapan ratus empat puluh empat juta dua ratus enam
ribu rupiah);
Dengan rincian sebagai berikut :
NO NAMA KERUGIAN DAN KERUSAKAN
1 Rosyid Nuryadin
(Jasa Pengiriman
Barang)
a. Kerugian barang-barang: Rp. 18.500.000
b. Kerugian Bangunan: Rp. 65.000.000
c. Kerugian pendapatan per hari (Rp.
2.500.000); terhitung mulai 27 Juli 2016 -
31 Agustus 2016 (35 hari): Rp.
2.500.000 x 35 hari= Rp. 90.000.000.
Total: Rp. 173.500.000
2 Hermawan Taufiq
Kosim
(Pedagang oleh-
oleh)
a. Kerugian barang-barang: Rp. 47.000.000
b. Kerugian Bangunan: Rp. 33.600.000
c. Kerugian pendapatan per hari (Rp.
300.000); terhitung mulai 27 Juli 2016 -
31 Agustus 2016 (35 hari): Rp. 300.000
x 35 hari= Rp. 10.500.000.
Total: Rp. 91.100.000
3 Chandra Rizal
(Pedagang
kelontong)
a. Kerugian barang-barang: Rp. 32.260.000
b. Kerugian bangunan: Rp. 66.000.000
c. Kerugian pendapatan per hari (Rp.
500.000); terhitung mulai 27 Juli 2016 –
31 Agustus 2016 (35 hari): Rp. 500.000
x 35 hari= Rp. 17.500.000
Total: Rp. 115.760.000
4 Asep Rohyana
(Pemilik 5 kamar
Kontrakan)
a. Kerugian barang-barang: Rp. 15.550.000
b. Kerugian bangunan: Rp. 42.000.000
c. Kerugian pendapatan dari kontrakan
kamar. Jumlah kamar ada 5, per kamar
Halaman 18 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
Rp. 600.000; 5 x Rp. 600.000= Rp.
3.000.000
Total: Rp. 60.550.000
5 Hj. Itoh Masitoh
(Pedangan Warung
Nasi; 4 kios)
a. Kerugian barang-barang: Rp. 42.500.000
b. Kerugian Bangunan: Rp. 306.000.000
c. Kerugian pendapatan per hari (Rp.
3.000.000); terhitung mulai 27 Juli 2016
– 31 Agustus 2016 (35 hari): Rp.
3.000.000 x 35 hari= Rp. 105.000.000.
Total: Rp. 453.500.000
6 Aris Rusmana
(pedagang
kelontong)
a. Kerugian Bangunan: Rp. 57.400.000
b. Kerugian pendapatan keseluruhan
terhitung mulai 27 Juli 2016 – 31
Agustus 2016 (35 hari): adalah Rp.
5.000.000
Total: Rp. 62.400.000
7 Amin
(pemilik 7 kamar
kontrakan)
a. Kerugian barang-barang: Rp. 31.600.000
b. Kerugian bangunan: Rp. 110.760.000
c. Kerugian pendapatan 1 bulan dari
kontrakan kamar. Jumlah kamar ada 7,
per kamar Rp. 600.000.
Rp. 600.000 x 7= Rp. 4.000.000
Total: Rp. 146.360.000
8 Nani Sumarni
(Pemilik rumah yang
mengkreditkan
barang)
a. Kerugian barang-barang: Rp. 9.000.000
b. Kerugian Bangunan: Rp. 104.000.000
c. Kerugian pendapatan per hari dari kredit
barang Rp. 200.000); terhitung mulai 27
Juli 2016 – 31 Agustus 2016 (35 hari):
Rp. 200.000 x 35 hari= Rp. 7.000.000.
Total: Rp. 120.000.000
9 Kurniawati Tri
Wahyuni
a. Kerugian barang-barang: Rp. 15.300.000
b. Kerugian Bangunan Rp. 25.200.000 dan
bangunan toilet: Rp. 12.000.000): Rp.
Halaman 19 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
(warung nasi dan
kelontong)
37.200.000
c. Kerugian pendapatan: Rp. 200.000 x
35= Rp. 7.000.000
Total: Rp. 53.681.000
10 Hj. Yayah Rokayah
(pedagang warung
nasi)
a. Kerugian barang-barang: Rp. 29.185.000
b. Kerugian Bangunan: Rp. 17.496.000
c. Kerugian pendapatan per hari (Rp.
800.000); terhitung mulai 27 Juli 2016 –
3 September 2016 (38 hari): Rp. 800.000
x 38 hari= Rp. 30.400.000.
Total: Rp. 77.081.000
11 Maman Suparman
(pedagang
gorengan)
a. Kerugian barang-barang: Rp. 9.575.000
b. Kerugian Bangunan: Rp. 20.000.000
c. Kerugian pendapatan per hari (Rp.
100.000); terhitung mulai 27 Juli 2016 –
31 Agustus 2016 (35 hari): Rp. 100.000
x 35 hari= Rp. 3.500.000.
Total: Rp. 33.075.000
12 Dedi Junaedy
(pedagang
kelontong)
a. Kerugian barang-barang: Rp. 11.250.000
b. Kerugian pendapatan per hari (Rp.
500.000); terhitung mulai 27 Juli 2016 –
31 Agustus 2016 (35 hari): Rp. 500.000
x 35 hari= Rp. 17.500.000.
Total: Rp. 28.750.000
13 Ganda
(penyewaan WC
umum)
a. Kerugian barang-barang: Rp. 12.680.000
b. Kerugian Bangunan: Rp. 21.420.000
c. Kerugian pendapatan per hari (Rp.
100.000); terhitung mulai 27 Juli 2016 -
17 September 2016 (35 hari): Rp.
100.000 x 35 hari= Rp. 3.500.000
Total: Rp. 37.600.000
14 Sosro Wardoyo
(pedagang bubur)
a. Kerugian barang-barang: Rp. 260.000
b. Kerugian pendapatan per hari Rp.
200.000; terhitung mulai 27 Juli 2016 –
Halaman 20 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
31 Agustus 2016 (35 hari). Rp. 200.000
x 35= Rp. 7.000.000.
Total: Rp. 7.260.000
15 Risman
(pedagang
kelontong)
a. Total kerugian barang-barang: Rp.
12.000.000
b. Total kerugian bangunan: Rp.
31.500.000
c. Kerugian pendapatan per hari Rp.
100.000; terhitung mulai 27 Juli 2016 –
31 Agustus 2016 (35 hari): Rp. 100.000
x 35= Rp. 3.500.000
Total: Rp. 47.000.000
16 H. Kosim Suharna
(pedagang warung
nasi)
a. Kerugian barang-barang: Rp. 57.610.000
b. Kerugian Bangunan: Rp. 64.000.000
Total: Rp. 121.610.000
17 Wida Rohmayati
(pemilik kios)
a. Kerugian barang-barang: Rp. 6.500.000
b. Kerugian Bangunan: Rp. 33.600.000
c. Kerugian pendapatan se-bulan Rp.
1.000.000; terhitung mulai 27 Juli 2016
– 31 Agustus 2016 (35 hari).
Total: Rp. 41.100.000
18 Hendra Iskandar
(pedagang
kelontong)
a. Kerugian barang-barang: Rp. 34.330.000
b. Kerugian Bangunan: Rp. 25.200.000
c. Kerugian pendapatan per hari (Rp.
200.000); terhitung mulai 27 Juli 2016 –
31 Agustus 2016 (35 hari): Rp. 200.000
x 35 hari= Rp. 7.000.000.
Total: Rp. 66.530.000
19 Toto Subiyanto
(pemilik rumah
tinggal)
a. Kerugian barang-barang: Rp. 12.135.000
b. Kerugian Bangunan: Rp. 399.600.000
Total: Rp. 411.735.000
Halaman 21 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
20 Kiswati
(pemilik rumah
tinggal; 2 bangunan)
a. Kerugian barang-barang: Rp. 20.400.000
b. Kerugian Bangunan: Rp. 220.000.000
Total: Rp. 240.400.000
21 Dedi Rustandi
(pedagang kopi dan
makanan)
a. Kerugian barang-barang: Rp. 22.200.000
b. Kerugian Bangunan: Rp. 48.000.000
Total: Rp. 70.200.000
22 Budi Setiana
Firmansyah
(pedagang warung
nasi)
a. Kerugian barang-barang: Rp. 47.500.000
b. Kerugian pendapatan per hari (Rp.
350.000); terhitung mulai 27 Juli 2016 -
17 September 2016 (35 hari): Rp.
350.000 x 35 hari= Rp. 12.250.000.
Total: Rp. 59.750.000
23 Dedeh
(pedagang warung
nasi)
a. Kerugian barang-barang: Rp. 13.540.000
b. Kerugian Bangunan: Rp. 17.424.000
c. Kerugian pendapatan per hari (Rp.
100.000); terhitung mulai 27 Juli 2016 - 3
September 2016 (35 hari): Rp. 100.000 x
35 hari= Rp. 3.500.000.
Total: Rp. 34.464.000
24 Andris Setiabudi
(rumah-kontrakan)
a. Kerugian barang-barang: Rp. 8.135.000
b. Kerugian pembelian Rp. 25.000.000, dan
kerugian bangunan: Rp. 10.296.000: Rp.
35.296.000
c. Kerugian pendapatan per bulan
penyewaan kamar (Rp. 500.000);
terhitung mulai 27 Juli 2016 – 31
Agustus 2016 (35 hari): Rp. 500.000.
Total: Rp. 43.931.000
25 Hj. Jamiah
(pedagang
kelontong dengan 3
kios)
a. Kerugian barang-barang: Rp. 10.550.000
b. Kerugian bangunan: Rp. 216.000.000
c. Kerugian pendapatan per hari (Rp.
500.000); terhitung mulai 27 Juli 2016 –
31 Agustus 2016 (35 hari): Rp. 500.000
Halaman 22 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
x 35 hari= Rp. 17.500.000.
Total: Rp. 244.050.000
Kerugian barang-barang tak ternilai
Surat-surat penting:
Ijazah, akta
kelahiran, kaRTu
keluarga, keris, akta
jual beli kendaraan,
faktur dan kuitansi
jual-beli asli.
Rp. 1.000.000.000
KERUGIAN IMMATERIIL
Bahwa akibat dari Perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh
TERGUGAT I dan TERGUGAT II secara immateriil dikarenakan PARA
PENGGUGAT kehilangan mata pencaharian, tempat tinggal yang layak,
mengalami sakit, dan tekanan psikologis tekanan, ketidaknyamanan,
hilangnya rasa aman sehingga tidak berlebihan apabila Penggugat
meminta ganti rugi sebesar Rp. 1.000.000.000 (satu milyar rupiah)
secara tanggung renteng kepada TERGUGAT I dan TERGUGAT II;
35. Bahwa untuk menjamin terpenuhinya tuntutan gugatan PARA
PENGGUGAT ini berharga maka PARA PENGGUGAT memohon agar
yang mulia majelis hakim yang memeriksa perkara ini meletakkan Sita
Jaminan (Conservatoir beslag) terhadap harta kekayaan milik
TERGUGATII yang saat ini dikuasai TERGUGAT I berupa tanah dan
bangunan di jalan Stasion Barat RT.03 RW. 02 Kelurahan Kebon Jeruk
Kecamatan Andir Kota Bandung (lokasi penggusuran) dan Tanah serta
Bangunan milik TERGUGAT I di jalan Stasiun Selatan Nomor 25
Kelurahan Kebon Jeruk Kecamatan Andir Kota Bandung;
36. Bahwa agar putusan perkara ini nanti dilaksanakan, maka Penggugat
mohon agar TERGUGAT I dan TERGUGAT II dihukum membayar uang
paksa kepada PARA PENGGUGAT sebesar Rp. 5.000.000,- (Lima Juta
Halaman 23 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
Rupiah) perhari, setiap lalai memenuhi isi putusan, terhitung sejak
putusan diucapkan hingga dilaksanakan;
37. Bahwa cukup beralasan pula apabila Penggugat mohon agar putusan
perkara ini dinyatakan dapat dijalankan lebih dahulu walau ada verzet,
banding, atau kasasi dari Tergugat;
Untuk memenuhi tujuan hukum yakni Keadilan dan Kepastian Hukum bagi
PARA PENGGUGAT ini, maka Berdasarkan uraian tersebut PARA
PENGGUGAT memohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Kelas I-A Bandung
C.q Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara ini untuk menerima
dan memutuskan sebagai berikut :
PRIMAIR:
1. Mengabulkan gugatan PARA PENGGUGAT Seluruhnya;
2. Menyatakan bahwa apa yang dilakukan TERGUGAT I dan TERGUGAT II
merupakan Perbuatan Melawan Hukum sebagaimana Pasal 1365
KUHPerdata;
3. Menghukum TERGUGAT I dan TERGUGAT II untuk membayar biaya
perkara seluruhnya;
4. Menghukum TERGUGAT I untuk membayar kerugian kepada PARA
PENGGUGAT;
Kerugian materil:
Menyatakan bahwa Penggugat berhak untuk :
1. Menerima ganti kerugian dari TERGUGAT I berupa Biaya Kerugian
barang-barang yang hilang dan rusak sebesar Rp.519.560.000 (lima
ratus sembilan belas juta lima ratus enam puluh ribu rupiah)
2. Menerima pembayaran biaya ganti rugi bangunan dari TERGUGAT I
sebesar Rp. 1.971.496.000 (Satu milyar sembilan ratus tujuh puluh
satu juta empat ratus sembilan puluh enam ribu rupiah)
3. Menerima pembayaranbiaya Kerugian Pendapatan : sebesar
Rp.353.150.000 (Tiga ratus lima puluh tiga juta seratus lima puluh
ribu rupiah)
4. Menerima pembayaran biaya Kerugian barang-barang berupa Surat-
surat penting: Ijazah, akta kelahiran, kartu keluarga, keris, akta jual beli
kendaraan, faktur dan kuitansi jual-beli asli sebesar Rp. 1.000.000.000
(Satu milyar rupiah)
Total Keseluruhan Kerugian sebesar Rp. 3.844.206.000
(Tiga milyar delapan ratus empat puluh empat juta dua ratus enam
ribu rupiah)
Halaman 24 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
Kerugian Imateriil:
Membayar Ganti Kerugian immateriil secara tanggung renteng kepada
PARA PENGGUGAT akibat dari perbuatan melawan hukum yang
dilakukan oleh TERGUGAT I dan TERGUGAT II sehingga
menyebabkan PARA PENGGUGAT tertekan secara psikologis, sakit,
trauma, kehilangan harapan, kehilangan mata pencaharian, terancam
hancurnya rumah tangga, sebesar Rp. 2.000.000.000 (dua milyar
rupiah);
5. Menyatakan Sah dan berharga sita jaminan (Conservatoir Beslag) terhadap
harta kekayaan milik TERGUGAT II yang saat ini dikuasai TERGUGAT I
berupa tanah dan bangunan di jalan Stasion Barat RT.03 RW. 02
Kelurahan Kebon Jeruk Kecamatan Andir Kota Bandung (lokasi
penggusuran) serta Tanah dan bangunan milik TERGUGAT I di Jalan
Stasiun Selatan No. 25 Kelurahan Kebon Jeruk Kecamatan Andir Kota
Bandung;
6. Dengan dimohonkannya peletakan sita jaminan ini, TERGUGAT Idan
TERGUGAT II dilarang untuk memindah tangankan, merubah, menjual dan
menghilangkan aset tersebut diatas;
7. Menghukum TERGUGAT I dan TERGUGAT II untuk membayar uang paksa
kepada PARA PENGGUGAT sebesar Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah)
per hari, setiap lalai memenuhi isi putusan, terhitung sejak putusan
diucapkan hingga dilaksanakan;
8. Memerintahkan TERGUGAT II untuk membuat Surat Resmi/Surat
Keputusan yang menyatakan 19 orang PARA PENGGUGAT yang bekerja
sebagai pedagang dan jasa mendapatkan kios/tempat berusaha dan 6
orang PARA PENGGUGAT pemilik rumah tinggal dan kontrakan untuk
menempati Rusunami di Sadang Serang dan Rancacili memiliki hak
kepemilikan bangunan/Strata title) dengan biaya yang terjangkau agar
PARA PENGGUGAT mendapatkan kepastian hukum serta agar
menghindari terjadinya salah pemberian kios/tempat usaha kepada yang
tidak semestinya;
9. Menyatakan putusan perkara ini dapat dijalankan lebih dahulu walau ada
Verzet Banding, atau Kasasi dari Tergugat;
SUBSIDAIR:
Apabila Majelis Hakim Yang Mulia berpendapat lain, mohon putusan yang
seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Halaman 25 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Para Penggugat tersebut
Tergugat I memberikan jawaban pada pokoknya sebagai berikut:
DALAM EKSEPSI:
I. Penggugat tidak mempunyai legal standing (Persona standi in Judicio)
dalam mengajukan guatannya di Pengadilan Negeri Klas I.A Bandung.
1. Bahwa Para Penggugat yang menghuni lahan aquo yang menjadi asset
Tergugat I adalah tanpa hak dan melawan hukum dan tidak mempunyai
hubungan hukum sewa-menyewa dengan Tergugat I;
2. Bahwa oleh karena itu Penggugat tidak mempunyai legal standing
(persona standi in judicio) dalam mengajukan gugatannya di Pengadilan
Negeri Klas I.A. Bandung, maka gugatan Para Penggugat beralasan
menurut hukum harus dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk
verklaard);
II. Gugatan Para Penggugat kurang pihak.
1. Bahwa gugatan Para Penggugat sebagaimana diuraikan pada angka 7-
10 halaman 8 s/d. 9 dimana mempermasalahkan Sertifikat Hak Pakai
yang nota bene menjadi kompetensi Badan Pertanahan Nasional;
2. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas seharusnya Para
Penggugat menarik Badan Pertanahan Nasional cq. Kantor Wilayah
(BPN) Jawa Barat cq. Kantor Pertanahan Kota Bandung untuk
didudukkan sebagai Tergugat atau setidak-tidaknya sebagai Turut
Tergugat dalam perkara aquo. Dan oleh karena gugatan Para Penggugat
kurang Pihak maka beralasan menurut hukum gugatan Para Penggugat
harus dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard);
III. Gugatan Penggugat tidak terang dan samar (obscuur libel).
- Bahwa gugatan Para Penggugat sebagaimana diuraikan pada angka 34
halaman 14 s/d. 19 tentang tuntutan ganti kerugian baik yang bersifat
materil maupun immateril tanpa memerinci dengan tegas, jelas dan
konkrit apa kerugian yang telah diderita Yurisprudensi Putusan
Mahkamah Agung RI. Nomor 19 K/Sip/1983 tanggal 31 September 1983:
“ Menimbang, bahwa oleh karena gugatan ganti rugi tersebut tidak
diperinci dan lagi pula belum diperiksa oleh Judex Factie, maka gugatan
ganti rugi tersebut dinyatakan tidak dapat diterima”;
Selanjutnya Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung No.
550/K/Sip/1979 tanggal 8 Mei 1980, dimana dalam pertimbangan
hukumnya menyatakan sebagai berikut:
Halaman 26 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
“Bahwa petitum ke 4 s/d.ke 6 dari Penggugat asal tentang ganti rugi
harus dinyatakan tidak dapat diterima oleh kerugian-kerugian yang
diminta tidak diadakan perinciannya”;
Bahwa dengan demikian dapat disimpulkan dari Yurisprudensi yang
dikemukakan diatas dimana dalam menuntut ganti kerugian Para
Penggugat harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Harus membuktikan kerugian yang diderita secara konkrit dan nyata;
2. Harus membuktikan secara terperinci adanya kerugian dan besarnya
kerugian yang diderita;
3. Harus membuktikan kerugian yang diderita adalah benar-benar
merupakan akibat dari perbuatan Para Tergugat;
4. Harus membuktikan ganti kerugian tersebut harus didukung oleh alat
bukti yang sah menurut hukum”;
IV. Gugatan Para Penggugat salah alamat.
1. Bahwa gugatan Para Penggugat yang diajukan di Pengadilan Negeri Klas
I.A Bandung tertulis pada halaman 6 surat gugatannya menyebutkan “PT.
Kereta Api Indonesia (PERSERO) yang beralamat di Jalan Perintis
Kemerdekaan No. 1 Kota Bandung”;
Seharusnya yang benar adalah: “PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Daerah Operasi 2 (Daop 2) Bandung, Jalan Perintis Kemerdekaan No. 1
Kota Bandung”.
2. Bahwa oleh karena Para Penggugat salah dalam penyebutannya
dimaksud, maka gugatan menjadi salah alamat dan beralasan menurut
hukum gugatan Para Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima
(niet ontvankelijk verklaard);
V. Gugatan Para Penggugat tidak memenuhi syarat formal gugatan.
1. Bahwa Para Penggugat dalam mengajukan gugatannya di Pengadilan
Negeri Klas I.A. Bandung adalah secara kolektif menggabungkan
sebanyak 25 (dua puluh lima) orang. Seharusnya gugatan Para
Penggugat diajukan berdiri secara sendiri-sendiri dengan penulisan
sebagai contoh : Penggugat I, Penggugat II , Penggugat III dan
seterusnya sampai Penggugat XXV;
2. Bahwa oleh karena gugatan Para Penggugat diajukan secara kolektif dan
tidak berdiri secara sendiri-sendiri karenanya tidak memenuhi syarat
formal gugatan, maka oleh karena itu beralasan menurut hukum gugatan
Para Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk
verklaard);
Halaman 27 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
DALAM POKOK PERKARA
1. Bahwa Tergugat I menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil gugatan
Penggugat, kecuali yang diakui secara tertulis kebenarannya;
2. Bahwa apa yang diuraikan oleh Tergugat I dalam Eksepsi tersebut diatas
mohon supaya dimasukkan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dengan jawaban ini;
3. Bahwa dalil gugatan Para Penggugat pada angka 1–3 halaman 6 surat
gugatannya mendalilkan sebanyak 19 orang yang memilik usaha sebagai
pedagang dan jasa secara turun temurun di lahan a quo, dan sebanyak 6
orang penduduk sebagai pemilik kontrakkan diatas tanah seluas 1800 m2.
Sejak tahun 1950, dimana kemudian Para Penggugat juga melakukan
pembayaran kewajiban sebagai warga Negara yang baik dengan membayar
retribusi Pajak Bumi Bangunan setiap tahunnya;
4. Bahwa Tergugat I menolak dengan tegas dalil yang dikemukakan tersebut
diatas, dan senyatanya Para Penggugat menempati lahan aquo adalah
secara turun-temurun tanpa hak dan melawan hukum diatas tanah asset
Tergugat I tanpa membayar sewa. Adapun bilamana Para Penggugat merasa
membayar kewajiban Pajak Bumi Bangunan, hal tersebut merupakan
kewajiban warga Negara yang menempati lahan untuk membayar
retribusi/pajak kepada Negara . Dan Pajak Bumi dan Bangunan itu
bukanlah bukti kepemilikkan atas tanah, melainkan hanyalah bukti
pembayaran pajak ansich;
5. Bahwa dalil gugatan Penggugat pada angka 4. A, b, c, d,e, f, g, h dan I
menyatakan dimana Tergugat I dengan semena-mena melakukan
pengusiran paksa terhadap Para Penggugat yang pada saat itu sedang
melakukan persiapan aktivitas sehari-hari;
6. Bahwa perlu Tergugat I jelaskan , apa yang diutarakan oleh Para Penggugat
tersebut diatas adalah terlalu mengada-ada dan mendramatisir fakta yang
obyektif sebenarnya terjadi dilapangan. Padahal faktanya jelas pengosongan
yang dilakukan oleh Tergugat I dengan dibantu oleh Tergugat II jauh-jauh
hari sudah diberitahukan dan disosialisikan kepada Para penghuni, bahkan
sejak tahun 2012 Tergugat I telah memberitahukan secara tertulis kepada
Para penghuni i.c. Para Penggugat untuk bersiap-siap mengosongkan lahan
aquo dan juga menyampaikan pemberitahuan dan koordinasi dengan
Tergugat II sebagai Pemerintah Kota (Pemkot) dan Muspika Kota Bandung,
karena lahan aquo akan diadakan penataan emplasemen stasiun Bandung
oleh Tergugat I;
Halaman 28 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
7. Bahwa sehubungan dengan yang diuraikan diatas Tergugat I telah beberapa
kali mengirimkan surat kepada Walikota Bandung, Para Penggugat dan
pihak terkait (Muspika) sebagai berikut:
1. Surat kepada Bapak Walikota Bandung Nomor : JB. 207/II/04/D.II.2013
tanggal 22 Februari 2012 perihal Permohonan Ralat Lokasi Parkir Umum
di Jalan Sta. Timur dan Sta. Barat Bandung;
2. Surat kepada Para Pengguna Aset Lahan Milik PT. Kereta Api (Persero)
Nomor JB.302/XII/01/D.II-2012 tanggal 11 Desember 2012 perihal
Pemberitahuan Pengaspalan dan Penataan Jalan;
3. Surat kepada Para Pengguna Aset Lahan (Kios/Warung) Milik PT. Kereta
Api Indonesia (Persero) Nomor 678/PNA/XII/D.II-2012 tanggal 28
Desember 2012 perihal Penataan Jalan di Sta. Bandung sebelah barat;
4. Surat kepada Camat Andir, Lurah Kebon Jeruk, Kapolsek Andir, Koramil
Andir, Nomor UM.209/II/01/D.II-2013 tanggal 05 Februari 2013 perihal
Rencana Penataan Emplasemen Stasiun Bandung Sebelah Selatan;
5. Surat kepada Camat Andir, Lurah Kebon Jeruk, Lurah Cempaka,
Kapolsek Andir, Dan Ramil Andir, Nomor UM.006/II/15/D.II-2013 tanggal
21 Februari 2013 perihal Rencana Penatan Emplasemen Sasiun-stasiun;
6. Surat Kepada Walikota Bandung, Nomor JB.002/IV/05/D.II-20pril 2013
perihal Pemberitahuan Rencana Penataan di Jalan Sta. Selatan
Bandung;
7. Surat kepada Para Pengguna Aset Lahan (Kios/Warung) Milik PT. Kereta
Api Indonesia (Persero) Nomor JB.002/VI/01/D.II-2013 tanggal 21 Juni
2013 perihal Penataan Jalan di Sta. Bandung sebelah barat;
8. Surat kepada Para Pengguna Aset Lahan (Kios/Warung) Milik PT. Kereta
Api Indonesia (Persero) Nomor UM.209/VII/01/D.II-2013 tanggal 03 Juli
2013 perihal Undangan;
9. Surat kepada 1. KAPOLRESTABES BANDUNG, 2. DANDIM 0618/BS, 3.
ASCPS KASGARTAP BDG/CMI, 4. KAPOLSEK ANDIR, 5. DAN RAMIL
ANDIR, 6. CAMAT ANDIR, 7. LURAH KEBON JERUK, 8. KASATPOL PP
PEMKOT BANDUNG, 9. KEPALA PD. PASAR BERMARTABAT
PEMKOT BANDUNG. Nomor UM. 209/VII/02/D.II-2013 tanggal 03 Juli
2013 perihal Undangan;
10. Surat kepada Para Pengguna Aset Lahan Milik PT. Kereta Api (Persero)
Nomor UM.209/VII/19/D.II-2013 tanggal 16 Juli 2013 perihal Undangan;
11. Surat kepada Camat Andir, Lurah Kebon Jeruk, Ketua RW. 02 Kelurahan
Kebon Jeruk, Ketua RT. 03 RW. 2. KelurahanKebon Jeruk Nomor UM.
Halaman 29 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
209/IX/07/D.II-2013 tanggal 4 September 2013 perihal Undangan
Sosialisasi;
12. Surat kepada Para Pengguna Aset Lahan (Kios/Warung) Milik PT. Kereta
Api Indonesia (Persero) Jalan Stasiun Barat Bandung Nomor
UM.001/IX/02/D.II-2013 tanggal 10 September 2013 perihal Peringatan
Pertama;
13. Surat kepada Para Pengguna Aset Lahan (Kios/Warung) Milik PT. Kereta
Api Indonesia (Persero) Jalan Stasiun Barat Bandung (sesuai daftar
dibawah) Nomor UM.001/IX/05/D.II-2013 tanggal 13 September 2013
perihal Peringatan Kedua;
14. Surat kepada Para Penghuni Kios Bangunan Di Atas Lahan Milik PT. KAI
(Persero) Jalan Stasiun Barat Bdg. Nomor JB.312/I/14/D.2-2015 tanggal
30 Januari 2015 perihal Pemberitahuan Pengosongan Lahan;
15. Surat kepada Para Penghuni/Kios Bangunan Di Atas Lahan Milik PT. KAI
(Persero) Jalan Stasiun barat Bandung Nomor JB.312/II//5/D.2-2015
tanggal 6 Februari 2015 perihal Surat Peringatan Ke-2;
16. Surat kepada Para Penghuni Kios/Bangunan di atas lahan Milik PT. KAI
(Persero) Jalan Stasiun Barat Bandung Nomor UM.209/II/16/D.2-2015
tanggal 10 Februari 2015 perihal Undangan;.
17. Surat-surat kepada Para Penghuni Kios/Bangunan di atas lahan Milik PT.
KAI (Persero) Nomor UM.209/II/16/D.2-2015 tanggal 10 Februari 2015
perihal Undangan;
18. Surat kepada Para Penghuni Kios/Bangunan di atas lahan Milik PT. KAI
(Persero) Jalan Stasiun Barat Bandung Nomor JB.209/II/16/D.2-2015
tanggal 11 Februari 2015 perihal Surat Peringatan ke–3;
19. Surat kepada Para Penghuni Kios dan Bangunan di atas lahan Milik PT.
KAI (Persero) di Jalan Stasiun Barat Bandung Nomor JB.312/III/3/D.2-
2016 tanggal 24 Maret 2016 perihal Pemberitahuan Penertiban Aset
Milik PT. KAI;
8. Bahwa surat-surat yang dikirimkan oleh Tergugat I sebagaimana disebutkan
diatas menjadi bukti dan fakta hukum yang tidak terbantahkan bahwa PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) i.c. Tergugat I tidak melakukan perbuatan
semena dalam pengosongan dimaksud. Bahkan pemberitahuan oleh
Tergugat I kepada Para Penggugat sudah dimulai sejak (tiga) tahun yang lalu
dengan disosialisasikan melibatkan Instansi terkait sebagaimana dijelaskan
dalam surat-surat tersebut diatas. Dan oleh karena itu tindakan Tergugat I
dengan dibantu Tergugat II dalam pengosongan lahan aquo sudah tepat dan
Halaman 30 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
benar karena telah ditempuh secara proseduril, dan sama sekali tidak ada
pelanggaran hukum apalagi hak asasi manusia;
9. Bahwa kemudian pada 4 butir b dan c Para Penggugat mendalilkan seakan-
akan pada saat pengosongan lahan a quo pada tanggal 26 Juli 2016
keadaan sangat mencekam karena adanya 1.143 personil gabungan polisi
berpakaian dan senjata lengkap, TNI, POLSUSKA (Polisi Khusus Kereta Api),
SATPOL, (Satuan Polisi Pamong Praja) menuju lokasi Jalan Stasiun Barat
RT. 03 RW. 02 Kelurahan Kebon Jeruk Kecamatan Andir Kota Bandung dan
beRTeriak untuk memindahkan kendaraan yang terparkir di lokasi, dan
kondisi tersebut seperti akan perang;
10. Bahwa dalil sebagaimana diuraikan oleh Para Penggugat diatas adalah
hanya ilusi belaka dan sangat berlebihan dan tidak sesuai dengan kondisi
obyektif yang sebenarnya yang terjadi dilapangan.
Adapun pada saat itu dikerahkannya personil polisi gabungan tidak lain
hanyalah sebagai antisipasi dan dimaksudkan untuk berjaga-jada kalau
terjadi insiden dan lebih utamanya dipersiapkan untuk menjaga ketertiban
pada saat pengosongan. Karena dalam kenyataannya pada saat
pengosongan lahan a quo telah terjadi perlawanan oleh Para Penggugat
bersama keluarganya dengan jumlah yang sangat banyak sehingga
dikhawatirkan berpotensi terjadinya kerusuhan yang membahayakan petugas
sendiri yang melaksanakan pembongkaran dan pengosongan;
11. Bahwa dalil Para Penggugat pada angka 4.i halaman 8 dimana menyatakan
bahwa Para Penggugat ketika mencoba mengambil sisa barang-barang yang
sudah tidak layak tersebut dikenakan biaya pengangkutan yang jelas-jelas
pengangkutan tersebut padalah penjarahan;
12. Bahwa dalil Para Penggugat tersebut diatas adalah tidak benar sama sekali
dan lebih bersifat fitnah karena tidak ada penjarahan dan justru Tergugat I
mengamankan sisa barang-barang milik Para Penggugat kesatu lokasi yang
aman supaya tidak rusak dan hilang. Dan adalah wajar bila Para Penggugat
yang hendak mengambil kembali sisa barang-barang dikenakan biaya
pengangkutan Karena itu untuk kepentingan Para Penggugat sendiri dan
bukan untuk kepentingan Tergugat I;
13. Bahwa dalil Para Penggugat pada angka 10 halaman 9 dalam surat
gugatannya menyatakan penguasaan lahan aquo oleh Tergugat I adalah
Hak Pakai yang masa berlakunya 25 (dua puluh lima) tahun dan hak pakai
tersebut habis jangka waktunya sejak tahun 2013;
Halaman 31 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
14. Bahwa dalil Para Penggugat tersebut diatas adalah keliru,memang masa
berlakunya Hak Pakai berdasarkan pasal 41 Undang-Undang Pokok Agraria
No. 5 tahun 1960 maksimal 25 (dua puluh lima) tahun pada umumnya. Akan
tetapi khusus dan dikecualikan Hak Pakai untuk Instansi Pemerintah/Badan
Usaha Milik Negara adalah tidak terbatas waktunya selama lahan dimaksud
dipergunakan, yang dalam hal ini Hak Pakai Tergugat I berlaku terus selama
masih dipergunakan dan dimanfaatkan, apalagi dalam hal ini untuk
kepentingan umum pengguna moda kereta api;
15. Bahwa Sertifikat Tergugat I (PT. Kereta Api Indonesia Persero) adalah
SertifikatHak Pakai No.6 /Pasir Kaliki atas nama Departemen Perhubungan
RI cq. Jawatan Kereta Api seluas 147.192 m2. yang masa berlakunya tidak
terbatas;
16. Bahwa dalil Para Penggugat pada angka 11 halaman 9 dalam surat
gugatannya menyatakan dimana Para Penggugat seara terus-menerus
membayar retribusi pajak bumi dan bangunan;
17. Bahwa dalil Para Penggugat diatas adalah keliru, dan sebagaimana
dikemukakan dimuka Pajak Bumi Bangunan adalah bukan hak
kepemilikan atas tanah, melainkan hanyalah sebagai bukti kewajiban
warga Negara kepada Pemerintahuntuk membayar pajak karena
menempati lahan;
18. Bahwa Tergugat I menolak dengan tegas dalil Para Penggugat pada angka
12–16 halaman 9 s/d. 10, dan apa yang dilakukan oleh Tergugat I dalam
melaksanakan pengosongan lahan aquo sudah melalui prosedur/protap
yang benar sebagaimana ketentuan hukum dan perundang-undangan yang
berlaku, dan sama sekali tidak ada pelanggaran hukumapalagi menyangkut
hak asasi manusia;
19. Bahwa dalil Para Penggugat pada angka 17 halaman 10 dalam surat
gugatannya yang menyatakan setelah selesai pembongkaran dan pengusiran
paksa tanpa hak kepada Para Penggugat namun intimidasi serta arogansi ,
dan dengan tedeng tanpa aling-aling membongkar paksa Posko dengan
menggunakan belati (sangkur) serta merebut paksa semua spanduk, juga
membongkar gapura;
20. Bahwa apa yang dikemukakan oleh Para Penggugat diatas adalah tidak
benar, dan senyatanya justru Para Penggugatlah yang selalu membuat
keresahan setelah paska pengosongan lahan a quo, dimana memaksakan
diri untuk kembali menempati lahan aquo, sehingga untuk mengantisipasi hal
Halaman 32 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
tersebut dijaga oleh Polisi khusus kereta Api (Polsuska) untuk mengamankan
dan menjaga ketertiban umum;
21. Bahwa dalil Para Penggugat pada angka 20 halaman 11 dalama surat
gugatannya menyatakan adalah pihak yang berhak mendapatkan
penggantian yang harus dilakukan oleh Tergugat I sebagaimana pasal 1 ayat
(3) point f Undang-Undang Nomor 2 tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum dan Pasal 17 Peraturan
Presiden Nomor 71 tahun 2012;
22. Bahwa Tergugat I menolak dengan tegas dalil Para Penggugat tersebut
diatas, maka haruslah dikesampingkan. Karena Para Penggugat adalah Para
Penghuni tanpa hak yang menghuni lahan milik Tergugat I dimana selama
beRTahun-tahun tanpa membayar sewa. Seyogyanya Para Penggugat
harus banyak beRTerima kasih kepada Tergugat I karena telah banyak
mengambil manfaat dan keuntungan dari usaha/bisnisnya dan sekaligus
menghuni lahan aquo;
23. Bahwa Tergugat I menolak dengan tegas dalil Para Penggugat pada angka
23 halaman 11 dalam surat gugatannya. Dan perlu Tergugat I jelaskan
bahwa Surat Izin Pemakaian Tempat Berjualan No. 503/9606/IIG/729/PKB
yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kotamadya Dati II Bandung hayalah
merupakan sekedar izin pemakaian lahan untuk waktu tertentu saja selama
lahan tersebut belum digunakan oleh Tergugat I. Dan bilamana Tergugat I
(PT. Kereta Api Indonesia Persero) sewaktu - waktu akan
menggunakannya maka lahan itu harus segera dikembalikan;
24. Bahwa dalil Para Penggugat pada angka 31 halaman 13 dalam surat
gugatannya menyinggung mengenai surat tanggal 11 Agustus 2016 Nomor
100/357/Kecamatan Andir yang dikeluarkan oleh Camat Kecamatan Andir
perihal Petunjuk Walikota Bandung yang pada intinya berisikan “ Walikota
Bandung melalui Daop II bandung menyiapkan tempat usaha/kios sebanyak
30 unit”;
Bahwa hal tersebut diatas adalah tidak benar dan hanya baru merupakan
wacana Pemerintah Kota (Pemkot) saja yang ingin mencari solusi untuk
warga. Sedang dipihak PT Kereta Api Indonesia (Persero) i.c. Tergugat I
tidak ada rencana sama sekali. Oleh karena itu menunjuk pada surat
dimaksud adalah sepenuhnya menjadi urusan internal Pemerintah Kota
(Pemkot) Bandung dan tidak ada kaitannya dengan Tergugat I;
25. Bahwa dalil Para Penggugat pada angka 35 halaman 19 dalam surat
gugatannya tentang permohon sita jaminan (conservatoir beslag) terhadap
Halaman 33 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
harta kekayaan milik Tergugat I di Jalan Stasiun Selatan No. 25 Kelurahan
Kebon Jeruk Kecamatan Andir Bandung tidak beralasan menurut hukum,
karena merupakan asset Tergugat I merupakan obyek vita untuk
kepentingan umum, dan mohon Pengadilan untuk mengesampingkan dan
ditolak. Dan menurut ketentuan hukum adalah tidak dibenarkan untuk
melakukan penyitaan terhadap asset milik Badan Usaha Milik Negara
(BUMN).
Berdasarkan dalil-dalil yang dikemukakan diatas, mohon kepada yang Mulia
Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini berkenan memberikan putusan
sebagai berikut:
DALAM EKSEPSI:
1. Mengabulkan eksepsi Tergugat I untuk seluruhnya;
2. Menyatakan gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima (niet ontvankelijk
verklaard);
DALAM POKOK PERKARA:
1. Menolak gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menghukum Para Penggugat untuk membayar segala biaya yang timbul
dalam perkara ini;
Bilamana Majelis hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya
sesuai dengan hukum dan keadilan (ex aequa et bono).
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Para Penggugat tersebut
Tergugat II memberikan jawaban pada pokoknya sebagai berikut:
I. EKSEPSI KEWENANGAN ABSOLUT.
A. Bahwa Para Penggugat dalam petitum angka 8 Gugatannya pada
halaman 21 menyatakan sebagai berikut:
“Memerintahkan Tergugat II untuk membuat Surat Resmi/Surat
Keputusan yang menyatakan 19 orang PARA PENGGUGAT yang
bekerja sebagai pedagang dan jasa mendapatkan kios/tempat berusaha
dan 6 orang PARA PENGGUGAT pemilik rumah tinggal dan kontrakan
untuk menempati Rusunami di Sadang Serang dan Rancacili memiliki
hak kepemilikan bangunan/strata title dengan biaya yang terjangkau agar
PARA PENGGUGAT mendapatkan kepastian hukum serta agar
menghindari terjadinya salah pemberian kios/tempat usaha kepada yang
tidak semestinya”;
Halaman 34 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
Bahwa petitum Para Penggugat tersebut sangat jelas menunjukkan
Pengadilan Negeri Kls I A Khusus Bandung tidak berwenang memeriksa
mengadili perkara ini karena:
1. Bahwa dengan adanya permohonan dalam petitum tersebut supaya
Tergugat II menerbitkan atau membuat Surat Resmi/Surat Keputusan,
hal ini menunjukkan gugatan a quo merupakan Perkara Tata Usaha
Negara, oleh karena itu pengadilan yang berwenang memeriksa dan
memutus perkara ini adalah Pengadilan Tata Usaha Negara
Bandung;
2. Bahwa Surat Resmi/Surat Keputusan yang dimohonkan Para
Penggugat dalam gugatan perkara a quo nyata-nyata adalah
merupakan Keputusan Tata Usaha Negara berupa penetapan tertulis
dari Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara sehingga gugatan ini
telah secara keliru diajukan oleh Para Penggugat kepada Pengadilan
Negeri Kelas IA Khusus Bandung yang merupakan badan peradilan
dalam lingkup peradilan umum, sementara Tergugat II dalam hal ini
berkedudukan sebagai Badan/Pejabat Tata Usaha Negara, hal mana
perbuatan yang dilakukan adalah dalam rangka upaya pelaksanaan
tugas pemerintahan, sehingga terhadap adanya permohonan
penerbitan maupun dispute terhadap penetapannya jelas bukan
merupakan kompetensi peradilan umum untuk memeriksanya, tetapi
merupakan perbuatan dalam lingkup Tata Usaha Negara yang telah
secara jelas diatur dalam ketentuan Pasal 1 angka 9 Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Undang-Undang
Nomor 51 Tahun 2009 yang menyatakan:
“Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan teRTulis
yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang
yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret,
individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang
atau badan hukum perdata”;
3. Selanjutnya dalam Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana
telah diubah kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun
2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara menyatakan:
Halaman 35 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
”Sengketa tata usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam
bidang Tata Usaha Negara antara orang atau Badan Hukum Perdata
dengan Badan atau Pejabat tata usaha negara, baik di pusat maupun
di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan tata usaha
negara, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku”
B. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas sudah seharusnya Majelis Hakim
yang memeriksa perkara a quo memutuskan satu putusan sela yang
menyatakan bahwa “Pengadilan Negeri Kelas IA Khusus Bandung tidak
berwenang mengadili perkara ini”, karena perkara ini merupakan
kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara untuk memeriksanya.
II. EKSEPSI KAPASITAS UNTUK MENGAJUKAN GUGATAN DAN GUGATAN
KABUR (OBSCUUR LIBEL);
Para Penggugat dalam dalil gugatannya pada halaman 6 (enam) angka 1
(satu) pada pokoknya menyatakan bahwa Para Penggugat adalah pedagang
dan jasa, pemilik kontrakan serta penduduk yang telah secara turun-temurun
berada di atas sebidang tanah darat seluas ± 1.800 M2 milik Pemerintah Kota
Bandung (Tergugat II) yakni berlokasi di Jalan Stasion Barat RT.03, RW. 02.
Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Andir Kota Bandung;
Dalil tersebut adalah tidak benar karena faktanya adalah sebagai berikut:
1. Bahwa diakui sendiri oleh Para Penggugat dalam posita gugatannya yang
menyatakan lokasi objek perkara a quo adalah milik orang lain bukan milik
Para Penggugat, sehingga Para Penggugat bukan merupakan SUBYEK
yang memiliki legalitas dan kapasitas atas objek perkara a quo, namun
Para Penggugat tetap menghuni dan menguasainya dengan tanpa hak
dan melawan hukum;
2. Perlu Tergugat II (Pemerintah Kota Bandung) tegaskan bahwa tanah a quo
tidak pernah tercatat dalam buku register Dinas Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah Kota Bandung sebagai aset milik Pemerintah Kota
Bandung (bukan milik Tergugat II);
3. Berdasarkan uraian di atas maka jelas bahwa dasar tuntutan
(rechtverhouding) Para Penggugat tidak didasarkan pada alas hak
kepemilikan yang jelas, sehingga karenanya Para Penggugat baik secara
formil maupun materiil merupakan pihak yang tidak mempunyai legalitas
dan kapasitas untuk mengajukan gugatan ini karena tidak memiliki alas
hak yang jelas atas kepemilikan tanah a quo yang berakibat kapasitas
Para Penggugat menjadi tidak jelas (Persona Standi in Judicio).
Halaman 36 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
Berdasarkan uraian di atas, maka sangatlah jelas Para Penggugat tidak
memiliki alas hak (legal standing) yang sah untuk melakukan gugatan
sehingga sudah sepatutnya gugatan Para Penggugat ditolak untuk
seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan Gugatan tidak dapat diterima
(niet ontvankellijke verklaard).
III. EKSEPSI KEKURANGAN PIHAK (PLURIUM LITIS CONSORTIUM).
A. Bahwa dalam dalil Surat Gugatan Para Penggugat pada halaman 7
angka 4 huruf b menyebutkan:
4b. Sebanyak 1.143 personil gabungan polisi berpakaian dan senjata
lengkap, TNI, POLSUSKA, SATPOL PP, karyawan PT. KAI dan
orang-orang yang berseragam biru muda serta kelompok orang-
orang berpakaian kemeja biru muda dan berompi warna orange
disertai anjing pelacak, water canon, masuk dari jalan Perintis
Kemerdekaan menuju lokasi Stasion Barat RT. 03, RW. 02
Kelurahan Kebon Jeruk Kecamatan Andir Kota Bandung dan
beRTeriak untuk memindahkan kendaraan yang terparkir di lokasi;
Bahwa posita dalil gugatan Para Penggugat tersebut di atas adalah
mengenai pelaksanaan kegiatan eksekusi penertiban, pengosongan dan
pembongkaran dalam perkara a quo yang dilakukan oleh Tergugat I
dengan dibantu oleh beberapa pihak lainnya, sehingga pihak-pihak
tersebut seharusnya ditarik pula sebagai pihak dalam perkara ini;
Bahwa dengan tidak ditariknya TNI, POLSUSKA (Polisi Khusus Kereta
Api), SATPOL PP (Satuan Polisi Pamong Praja) dalam perkara a quo
sangatlah jelas perkara ini menjadi kekurangan pihak sehingga
sepatutnya Majelis hakim yang memeriksa perkara ini menolak gugatan
Para Penggugat atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan Para
Penggugat tidak dapat diterima;
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas kiranya telah cukup alasan bagi
Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk menyatakan bahwa
gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima/NO (Niet Ontvankelijke
Verklaard).
B. Bahwa dalam dalil Gugatan Para Penggugat pada halaman 8 angka 7
menyebutkan:
“7. Bahwa Tergugat I tidak berhak melakukan tindakan pengusiran paksa
kepada Para penggugat dengan dalil jalan Stasion Barat RT. 03, RW.
Halaman 37 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
02 Kelurahan Kebon Jeruk, Kec Andir Kota Bandung adalah milik
Tergugat I hal tersebut berdasarkan Akta No. 6 tanggal 15 Februari
1988 No. 311/1988 terbit tanggal 11 Juni 1988 berdasarkan Surat
Keputusan Gubernur Kepala Daerah TK I Jawa Barat tanggal 24
Maret 1988 No. 593.321/SK.816/Ditag/1988 atas nama Departemen
Perhubungan Republik Indonesia telah menunjukan bahwa objek di
jalan Stasion Barat RT. 03, RW. 02 Kelurahan Kebon Jeruk, Kec
Andir Kota Bandung Tergugat I hanya memiliki Hak Pakai bukan Hak
milik TERGUGAT I”.
Bahwa terhadap dalil Para Penggugat dapat disampaikan sebagai
berikut:
a. Sebagaimana telah telah didalilkan oleh Para Penggugat dalam
posita Gugatannya tersebut, bahwa di lokasi objek perkara a quo
telah terbit SertifikatHak Pakai No. 6 atas nama Departemen
Perhubungan Republik Indonesia Cq. Perusahaan Jawatan Kereta
Api (PJKA), dimana kewenangan penerbitan Sertifikata quo adalah
oleh Kantor Pertanahan Kota Bandung;
b. Sehingga untuk mengetahui lebih jelas perihal riwayat SertifikatHak
Pakai No. 6 sebagaimana tersebut diatas, maka sudah seharusnya
pihak Kantor Pertanahan Kota Bandung ditarik pula sebagai pihak
dalam Perkara a quo;
c. Bahwa Para Penggugat mendalilkan pula dasar terbitnya
SertifikatSertifikatHak Pakai No. 6 tersebut di atas adalah Surat
Keputusan Gubernur Kepala Daerah TK I Jawa Barat 24 Maret 1988
No. 593.321/SK.816/Ditag/1988, sehingga seharusnya Gubernur
Jawa Barat ditarik pula selaku pihak dalam perkara a quo sebagai
guna menjelaskan keberadaan Keputusan Gubernur termaksud;
d. Bahwa dengan tidak ditariknya Kantor Pertanahan Kota Bandung dan
Gubernur Jawa Barat dalam perkara a quo sangatlah jelas perkara ini
menjadi kekurangan pihak sehingga sepatutnya Majelis hakim yang
memeriksa perkara ini menolak gugatan Para Penggugat atau
setidak-tidaknya menyatakan gugatan Para Penggugat tidak dapat
diterima;
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas kiranya telah cukup alasan bagi Majelis
Hakim yang memeriksa perkara ini untuk menyatakan bahwa gugatan Para
Penggugat ditolak untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan
Halaman 38 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
bahwa Gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima/NO (Niet Ontvankelijke
Verklaard).
IV. EKSEPSI SALAH SASARAN PIHAK YANG DIGUGAT (ERROR IN
PERSONA).
Bahwa Para Penggugat telah melakukan kesalahan dengan menarik
Tergugat II sebagai pihak dalam perkara a quo, dengan alasan-alasan
sebagai berikut:
1. Para Penggugat telah keliru dengan menarik pihak Tergugat II selaku
pihak dalam perkara a quo (gemis aanhoeda nigheis) karena faktanya
Tergugat I selaku pemilik tanah a quo adalah merupakan pihak yang
memiliki legalitas, kepentingan dan kapasitas untuk melaksanakan
kegiatan eksekusi penertiban, pengosongan dan pembongkaran di
objek perkara a quo dan bukan merupakan kewenangan pihak Tergugat
II;
2. Tergugat II pada kenyataannya bukanlah subyek hukum yang memiliki
alas hak kepemilikan (legalitas) ataupun yang menguasai fisik objek
sengketa, terlebih Tergugat II tidak mempunyai kewenangan,
kepentingan, dan hubungan hukum apapun atas objek perkara a quo
(poin d’interet point d’action);
3. Di sisi lain terjadi ketidakjelasan dalam gugatan ini, dimana pada posita
Para Penggugat menyebutkan kerugian immateriil sebesar satu milyar
rupiah, sedangkan di petitum menyebutkan dua milyar rupiah.
Terjadinya ketidakjelasan tersebut semakin membuat terang benderang
bahwa gugatan yang ditujukan terhadap Tergugat II dipaksakan dan
sangat mengada-ada, dan menggambarkan secara utuh pula bahwa
Tergugat II tidak ada hubungan hukum dengan perkara a quo;
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas kiranya telah cukup alasan bagi
Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk menyatakan bahwa
gugatan Para Penggugat ditolak untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya
menyatakan mengeluarkan Tergugat II sebagai pihak dalam Perkara a quo,
dan menyatakan gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima/NO (Niet
Ontvankelijke Verklaard).
DALAM POKOK PERKARA
1. Bahwa hal-hal yang telah dikemukakan dalam eksepsi mohon dianggap
termuat pula dalam pokok perkara dan mohon dianggap bahwa Eksepsi dan
Halaman 39 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
Pokok Perkara yang diajukan ini satu sama lain merupakan bagian yang
tidak terpisahkan;
2. Bahwa Tergugat II dengan tegas menolak seluruh dalil Para Penggugat
dalam gugatannya yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Kelas I-A Khusus Bandung No. 380/PDT.G/2016/PN.BDG, tertanggal 28-
09-2016, baik yang dituangkan dalam posita maupun petitum gugatannya,
kecuali terhadap dalil-dalil yang diakui secara tegas oleh Tergugat II;
3. Para Penggugat dalam dalil gugatannya pada halaman 6 angka 1
menyebutkan:
“Bahwa Para Penggugat terdiri dari 19 orang yang memiliki usaha sebagai
pedagang dan jasa secara turun temurun di Jalan Stasion Barat RT.03, RW.
02 Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Andir, Kota Bandung yang dibangun
oleh Dinas Pasar Pemerintah Daerah Kota Bandung pada tahun 1968 dan 6
orang penduduk yang bertempat tinggal dan pemilik kontrakan di atas
sebidang tanah darat seluas ± 1800 m2 milik Pemerintah Kota Bandung
(TERGUGAT II), yang diatasnya didirikan rumah sejak tahun 1950 yang
terletak di atas tanah juga perumahan yang didiami oleh penduduk”;
Bahwa dalil Para Penggugat tersebut adalah tidak benar karena faktanya
adalah sebagai berikut:
a. Sebagaimana telah Para Penggugat akui dan ketahui dalam
gugatannya pada halaman 8 angka 7 bahwa di lokasi objek Perkara a
quo telah terbit SertifikatHak Pakai No. 6, tanggal 11-06-1988, Gambar
Situasi no.311/1988, tanggal 15-2-1988, atas nama Pemegang Hak
Departemen Perhubungan Republik Indonesia Cq. Perusahaan Jawatan
Kereta Api;
b. Bahwa berdasarkan Surat dari Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Kantor Pertanahan Kota Bandung Provinsi Jawa Barat
kepada Pengurus Forum Masyarakat Stasiun Bandung dengan Nomor
915/3.32.73/VI/2015, tertanggal 9 Juni 2015 pada angka 1 surat
termaksud telah menegaskan dan menjelaskan berkaitan dengan
SertifikatHak Pakai No. 6/Kelurahan Pasir Kaliki, Gambar Situasi
tanggal 15-2-1988, atas nama Pemegang Hak Departemen
Perhubungan Republik Indonesia Cq. Perusahaan Jawatan Kereta Api,
berasal dari bekas tanah negara yang diterbitkan atas dasar Surat
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tk.I Jawa Barat tanggal 24-3-
1988, No. 593.321/SK.816/Ditag/1988;
Halaman 40 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
c. Perlu Tergugat II tegaskan bahwa tanah a quo yang berada di Jalan
Stasion Barat RT.03, RW. 02 Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan
Andir, Kota Bandung adalah bukan milik Pemerintah Kota Bandung
dan/atau tidak pernah tercatat sebagai aset milik Pemerintah Kota
Bandung, sehingga dalil Para Penggugat adalah hal yang keliru dan
tidak berdasar serta saling bertolak belakang dengan dalil lain dari Para
Penggugat yang secara berulang menyebutkan keberadaaan
SertifikatHak Pakai Nomor 6/Kelurahan Pasir Kaliki;
Berdasarkan uraian termaksud di atas maka adalah tidak benar dalil Para
Penggugat dalam posita gugatannya yang menyebutkan tanah a quo milik
Tergugat II;
4. Para Penggugat dalam dalil surat gugatannya pada halaman 11 angka 21
menyebutkan:
“Bahwa Stasion Barat sudah lama menjadi wilayah pasar tradisonal, sejak
tahun 1950 an Stasion Barat sudah menjadi pasar tradisional beras, hingga
pada tahun 1968 Pemerintah Daerah Kota Bandung (TERGUGAT II) melalui
Dinas Pasar pada saat itu mendirikan kios-kios di Stasion Barat RT. 03,
RW.02, Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Andir Kota Bandung”;
Bahwa dalil Para Penggugat tersebut adalah tidak benar karena faktanya
sebagaimana didalilkan Para Penggugat dalam positanya, di lokasi objek
perkara a quo telah terbit SertifikatHak Pakai No. 6, tanggal 11-06-1988,
gambar situasi no.311/1988, tanggal 15-2-1988, atas nama Pemegang Hak
Departemen Perhubungan Republik Indonesia Cq. Perusahaan Jawatan
Kereta Api, bukan atas nama Tergugat II;
5. Para Penggugat dalam dalil Surat Gugatannya pada halaman 11 angka 22
menyebutkan:
Bahwa dengan didirikannya kios-kios di Stasion Barat RT.03, RW.02
Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Andir, Kota Bandung menandakan
tanah tersebut adalah milik Tergugat II dan belum dikuasai atau dihak pakai
oleh siapapun;
Bahwa dalil Para Penggugat sebagaimana tersebut di atas sangat keliru,
dibuat-buat dan hanyalah asumsi Para Penggugat belaka karena
mendefinisikan hak atas tanah tanpa dasar ketentuan yang berlaku di
Negara Indonesia, padahal berkaitan dengan hak-hak atas tanah telah
diatur di dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-Pokok Agraria Pasal 4 ayat (1), Pasal 16 ayat (1), dan Pasal
19 ayat (1), yang berbunyi sebagai berikut:
Halaman 41 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
Pasal 4 ayat (1)
“Atas dasar hak menguasai dari Negara sebagai yang dimaksud dalam
pasal 2 ditentukan adanya macam-macam hak atas permukaan bumi, yang
disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-orang,
baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain serta badan-badan
hukum”.
Pasal 16 ayat (1)
“Hak-hak atas tanah sebagai yang dimaksud dalam pasal 4 ayat 1 ialah :
a. hak milik;
b. hak guna usaha;
c. hak guna bangunan;
d. hak pakai;
e. hak sewa;
f. hak membuka tanah;
g. hak memungut hasil hutan;
h.hak-hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak tersebut diatas yang
akan ditetapkan dengan undang-undang serta hak-hak yang sifatnya
sementara sebagai yang disebutkan dalam pasal 53”.
Pasal 19 ayat (1)
“Untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan pendaftaran
tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan
yang diatur dengan Peraturan Pemerintah”.
Berdasarkan ketentuan tersebut di atas bahwa pembangunan suatu
bangunan di lokasi persil tertentu bukan merupakan bukti hak-hak atas
tanah, termasuk keberadaan bangunan Para Penggugat tidak
menunjukkan bahwa Para Penggugat memiliki hak atas tanah a quo.
Penggunaan dan pemanfaatan berupa pembangunan kios-kios di lokasi a
quo bukan merupakan bukti yang menunjukan bahwa Tergugat II adalah
pemilik lokasi objek perkara ini, hal ini hanya asumsi dan sangat mengada-
ada sebab telah jelas objek perkara a quo pemiliknya adalah Tergugat I,
yang dibuktikan dengan SertifikatHak Pakai No. 6, tanggal 11-06-1988,
Gambar Situasi No.311/1988, tanggal 15-2-1988, atas nama Pemegang
Hak Departemen Perhubungan Republik Indonesia Cq. Perusahaan
Jawatan Kereta Api.
Dengan demikian bahwa dalil Para Penggugat pada gugatannya yang
menyebutkan Tergugat II adalah pemilik tanah a quo adalah keliru dan
tidak berdasar.
Halaman 42 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
6. Para Penggugat dalam dalil Gugatannya pada halaman 11 angka 23
menyebutkan :
“Bahwa diperkuat dan dibuktikan juga dengan adanya Surat Izin Pemakaian
Tempat Berjualan (SIPTB) No. 503/9606/IIG/729/PKB yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Kota Madya Dati II Bandung Dinas Pasar, bahwa dengan
adanya SIPTB tersebut menandakan Para Penggugat sah dan legal untuk
menempati dan berdagang di lokasi tersebut”;
Bahwa dalil Para Penggugat tersebut adalah tidak benar, sudah
sepantasnya ditolak atau setidak-tidaknya dikesampingkan oleh Majelis
Hakim yang memeriksa perkara ini, karena faktanya adalah sebagai berikut:
a. Surat Izin Pemakaian Tempat Berjualan adalah surat izin bagi setiap
Pedagang tetap yang mempergunakan ruang dagang dalam pasar (vide
Pasal 5 ayat (1) dan ayat (3) Peraturan daerah Kotamadya Daerah
Tingkat II Bandung Nomor 10 Tahun 1986 Tentang Pengurusan Pasar-
pasar Di Wilayah Kotamadya Tingkat II Bandung), yang mana izin
tersebut berlaku dengan jangka waktu satu tahun yang kemudian wajib
diperbaharui setelah jangka waktu tersebut berakhir, sehingga dengan
memperhatikan hal tersebut di atas, Tergugat II tegaskan bahwa Surat
Izin Pemakaian Tempat Berjualan (SIPTB) bukan merupakan legalitas
atau suatu bukti alas hak kepemilikan;
b. Bahwa terkait bukti kepemilikan hak-hak atas tanah telah diatur dalam
Pasal 16 ayat (1) UUPA yang berbunyi:
“Hak-hak atas tanah sebagai yang dimaksud dalam pasal 4 ayat 1 ialah:
a. hak milik;
b. hak guna usaha;
c. hak guna bangunan;
d. hak pakai;
e. hak sewa;
f. hak membuka tanah;
g. hak memungut hasil hutan;
h. hak-hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak tersebut diatas yang
akan ditetapkan dengan undang-undang serta hak-hak yang sifatnya
sementara sebagai yang disebutkan dalam pasal 53”.
7. Para Penggugat dalam dalil Gugatannya pada halaman 11 angka 24
menyebutkan:
Bahwa agar yang mulia Majelis Hakim mengetahui keadaan yang
sebenarnya TERGUGAT II memberikan Hak Pakai tanah di Stasion Barat
Halaman 43 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
kepada Departemen Perhubungan Republik Indonesia Cq. Perusahaan
jawatan Kereta Api (PJKA) pada Tahun 1988 dimana tanpa ada
pemberitahuan dan Sosialisasi kepada Penggugat
Sekali lagi ini adalah dalil yang keliru dan mengada-ada sebagaimana
dalam penjelasan berikut:
Kepala Kantor Pertanahan Kota Bandung Provinsi Jawa Barat dalam Surat
Nomor: 915/3.32.73/VI/2015 tanggal 9 Juni 2015 yang ditujukan kepada
Pengurus Forum Masyarakat Stasiun Bandung pada angka 1 surat tersebut
menyatakan bahwa: SertifikatHak Pakai No. 6/Kelurahan Pasir Kaliki,
Gambar Situasi tanggal 15-2-1988, atas nama Pemegang Hak Departemen
Perhubungan Republik Indonesia Cq. Perusahaan Jawatan Kereta Api,
berasal dari bekas tanah negara yang diterbitkan atas dasar Surat
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tk.I Jawa Barat tanggal 24-3-1988,
No. 593.321/SK.816/Ditag/1988, sehingga berdasarkan hal tersebut, maka
telah terang benderang bahwa Tergugat II (Pemerintah Kota Bandung)
bukanlah pihak yang yang memberikan hak pakai kepada Tergugat I
sebagaimana didalilkan oleh Para Penggugat.
8. Para Penggugat dalam dalil Gugatannya pada halaman 11 angka 25
menyebutkan:
Bahwa dengan adanya Surat Izin Pemakaian Tempat Berjualan Para
Penggugat dibebankan atas biaya sewa dan biaya perpanjangan Surat Izin
Biaya Retribusi sampah setiap hari, kemanan, terhadap bangunan kios-kios
yang ditempati oleh Para Penggugat;
Bahwa dalil ini pun tidak benar adanya sebagaimana uraian berikut:
a. Bahwa dalil Para Penggugat dalam posita Gugatan sebagaimana
tersebut diatas yang menyatakan Penggugat dibebankan biaya sewa
dan biaya perpanjangan Surat Izin Biaya Retribusi sampah setiap hari,
kemanan, terhadap bangunan kios-kios yang ditempati oleh Para
Penggugat adalah karena adanya Surat Izin Pemakaian Tempat
Berjualan (SIPTB) adalah dalil yang tidak benar dan tanpa dasar,
karena kewajiban beban biaya pembayaran sebagaimana termaksud di
atas berlaku bukan hanya terhadap Pedagang yang memilki SIPTB saja
(pedagang tetap) terhadap pedagang tidak tetappun (tidak memiliki
SIPTB) dikenakan biaya Retribusi sebagaimana telah diamanatkan
berdasarkan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 8 Peraturan daerah Kotamadya
Daerah Tingkat II Bandung nomor 10 tahun 1986, Tentang Pengurusan
Pasar-pasar Di Wilayah Kotamadya Tingkat II Bandung yang berbunyi:
Halaman 44 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
Pasal 5 ayat (1)
Setiap pedagang tetap yang mempergunakan ruang dagang dalam
pasar diwajibkan memperoleh Surat Izin dari Walikotamadya Kepala
Daerah.
Pasal 8
Terhadap Pedagang tetap dan Pedagang tidak tetap dalam pasar
diwajibkan membayar retribusi yang jenisnya terdiri:
1) Retribusi Pasar;
2) Retribusi Kebersihan Pasar;
3) Retribusi Keamanan pasar;
4) Retribusi Izin Pemakaian ruang;
5) Biaya balik nama Pemakaian Ruang kelompok Pasar;
b. Bahwa ditegaskan pula dalam Pasal 1 huruf f Peraturan daerah
Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung nomor 10 tahun 1986 bahwa
pasar dapat berdiri diatas tanah Pemerintah maupun Swasta, dimana
Pasal 1 huruf f menyatakan:
Pasal 1
f. “Pasar” ialah Tempat-tempat, baik yang terletak di atas tanah milik
Pemerintah Daerah maupun Swasta secara teRTutup atau terbuka
yang ditunjuk oleh Walikotamadya Kepala Daerah dan dipergunakan
sebagai tempat berjualan umum atau sebagai tempat
memperdagangkan barang atau jasa.
9. Para Penggugat dalam dalil Gugatannya pada halaman 12 angka 26
menyebutkan:
26. Bahwa sejak diberikan hak pakai pada Tahun 1988 kepada Departemen
Perhubungan Republik Indonesia Cq. Perusahaan Jawatan Kereta Api
(PJKA). Tergugat II tidak pernah melakukan sosialisasi dan
pemberitahuan rencana yang akan dilakukan untuk tahun kedepannya
terhadap lokasi tersebut.
Bahwa dalil ini kembali tidak benar adanya sebagaimana diuraikan di bawah
ini:
Sebagaimana telah diakui oleh Para Penggugat dalam dalil Gugatannya
tersebut di atas yakni bahwa di lokasi a quo telah terbit SertifikatHak Pakai
no. 6 atas nama Departemen Perhubungan Republik Indonesia Cq.
Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) sejak 1988, sehingga yang harus
melakukan sosialisasi adalah pemilik Sertifikatdalam hal ini Tergugat I,
Halaman 45 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
dengan demikian berdasarkan fakta tersebut, maka jelas bahwa Tergugat II
tidak ada kewajiban dan keharusan serta kewenangan untuk sosialisasi dan
pemberitahuan rencana lahan a quo kepada Para Penggugat;
10. Para Penggugat dalam dalil Surat Gugatannya pada halaman 12 angka 27
menyebutkan:
Bahwa sampai akhirnya pada tanggal 26 Juli 2016 terjadi pengusiran paksa
terhadap Para Penggugat, Tergugat II belum bisa memenuhi hak dan
kewajibannya kepada Para Penggugat, yang seharusnya menjadi tanggung
jawab pemerintah, sesuai apa yang tertuang dalam pasal 27 ayat (2)
perubahan UUD 1945 ditentukan:
”Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan” ;
Begitu pula dalam Deklarasi Umum Perserikatan Bangsa bangsa tentang
HAM, dalam pasal 23 ayat (1) menentukan:
”setiap orang berhak atas pekerjaan berhak dengan bebas memilih
pekerjaan, berhak atas syarat syarat perburuhan yang adil serta baik dan
atas perlindungan terhadap pengangguran”;
Dalam internasional Convenant on Economic, Social and Cultural 1966,
pasal 6 ayat (1) menentukan:
”Negara negara peserta perjanjian ini mengakui hak untuk bekerja yang
meliputi setiap orang atas kesempatan memperoleh nafkah dengan
melakukan pekerjaan yang secara bebas dipilihnya atau diterimanya dan
akan mengambil tindakan-tindakan yang layak dalam melindungi hak ini”;
Penghidupan yang layak belum direalisasikan Tergugat II kepada Para
Penggugat, Para Penggugat menggantungkan hidup dari lokasi yang kini
telah di eksekusi paksa oleh Tergugat I, atas pengusiran paksa dan
eksekusi tanpa hak tersebut, Tergugat II sudah lalai dalam menjalankan
amanah Undang-undang Dasar 1945 yang menjadi dasar hukum Negara
ini;
Bahwa Tergugat II telah menutup nuraninya, menghindari tanggung jawab
kepada warga negara yang miskin, mengabaikan penindasan yang
dilakukan Tergugat I, dalam perkara ini Tergugat II seolah-olah
menganggap dirinya tidak tahu apa-apa. Sedangkan dalam proses
terbentuknya kios-kios beserta Izin pemakaian tempat berjualan ini adalah
kehendak Tergugat II, bahkan diberikannya hak pakai tanah tersebut
kepada Departemen Perhubungan Republik Indonesia Cq. Perusahaan
Jawatan Kereta Api (PJKA) adalah kewenangan Tergugat II, dalam hal ini
Halaman 46 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
nyata-nyata terlihat Tergugat II seakan-akan membuat satu ketidakpastian
terhadap Para Penggugat yang juga warga negara yang memiliki hak yang
sama;
Dalil Para Penggugat termaksud di atas adalah tidak benar dengan
mendalilkan seakan-akan Tergugat II tidak peduli dan tidak mengambil
upaya apapun atas permasalahan yang sedang dihadapi Para Penggugat,
sehingga perlu disampaikan langkah-langkah yang Tergugat II telah lakukan
diantaranya adalah:
- Tergugat II telah menerbitkan Surat Keputusan Walikota Bandung Nomor
648/Kep.1069-Distarcip/2016 Tentang Penetapan Relokasi Warga pada
Lahan Kereta Api Indonesia (Persero) di Kelurahan Kebon Jeruk,
Kecamatan Andir, Kota Bandung Ke Rumah Susun Sederhana Sewa
(RUSUNAWA) Rancacili dan Rumah Susun Sederhana sewa
(RUSUNAWA) Sadang Serang;
- Selanjutnya Tergugat II melalui Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota
Bandung telah melaksanakan relokasi warga Jalan Stasion Barat RT.03,
RW. 02 Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Andir, Kota Bandung ke
Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) Rancacili sebanyak 53
Kepala Keluarga;
Berdasar hal-hal terurai di atas maka telah jelas bahwa tuduhan seakan
akan Tergugat II membiarkan dan tidak melakukan upaya apapun terhadap
Para warga dampak korban penertiban, pengosongan dan pembongkaran di
lokasi objek perkara a quo adalah hal yang tidak benar;
11. Bahwa Para Penggugat dalam dalil gugatannya pada halaman 13 angka 28
dan angka 29 menyebutkan:
28. Bahwa Tergugat II tidak melaksanakan sebagaimana Pasal 13
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaaan Tanah
Untuk Kepentingan Umum yakni dalam proses pengambilan lahan
harus dilakukan dan melalui tahapan :
1) Perencanaan sebagaimana pasal 5 Peraturan Presiden Nomor 71
Tahun 2012;
2) Persiapan pengadaan tanah bagi yang akan dipindahkan dengan
a. Pemberitahuan;
b. Pendataan awal;
c. Konsultasi publik rencana pembangunan;
29. Bahwa bentuk kerugian yang wajib dibayarkan oleh Tergugat II
adalah sebagaimana pasal 36 poin b dan c Undang-Undang Nomor
Halaman 47 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum menyatakan pemberian ganti rugi dapat
diberikan dalam bentuk tanah penganti dan pemukiman kembali;
Para Penggugat tidak memahami ketentuan tersebut di atas yaitu Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2012, dengan mendalilkan bahwa Tergugat II
telah melanggar atau tidak melaksanakan ketentuan Pasal 13 Undang-
Undang No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan
Umum, karena ketentuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Pengadaaan Tanah Untuk Kepentingan Umum tidak ada relevansinya
dengan perkara a quo karena tanah yang menjadi objek gugatan bukanlah
milik Tergugat II dan tidak pernah tercatat dalam buku register Dinas
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung sebagai aset milik
Pemerintah Kota Bandung;
Berdasarkan uraian di atas maka telah jelas bahwa gugatan Para
Penggugat sama sekali tidak berdasar sehingga tentunya permohonan
tersebut dalam perkara ini haruslah ditolak;
12. Bahwa Para Penggugat dalam dalil gugatannya pada halaman 13 angka 30
menyebutkan:
Bahwa dengan tidak adanya penghidupan yang layak yang Para Penggugat
dapatkan sebelumnya tentu saja akan timbul dampak yang seharusnya
dapat dihindari, akibat dari Tergugat II memutus rantai penghidupan rakyat,
dipastikan Tergugat II akan menumbuhkan persoalan sosial baru di kota
Bandung, karena dengan diputusnya rantai kehidupan dan mata
pencaharian bagi rakyat maka akan menumbuhkan dampak soaial yang
buruk yakni pengangguran, putus sekolah bagi anak-anak Para Penggugat,
Tuna Wisma, hilangnya rasa aman, kemiskinan, kerugian kriminalitas dan
gejolak sosial yang kian tajam;
Para Penggugat telah keliru dan sangat mengada-ada serta terlalu
mendramatisir dari keadaan sebenarnya dengan mendalilkan Tergugat II
telah memutus rantai penghidupan rakyat, karena pada faktanya justru
Tergugat II telah proaktif turut serta melakukan suatu tindakan kemanusiaan
dengan memberikan alternatif bagi warga korban dampak penertiban,
pengosongan dan pembongkaran yang dilakukan oleh Tergugat I dengan
relokasi ke tempat yang lebih layak, yakni dengan menerbitkan Keputusan
Walikota Bandung Nomor 648/Kep.1069-Distarcip/2016 tentang Penetapan
Relokasi Warga pada Lahan PT Kereta Api Indonesia (Persero) di
Kelurahan Kebon Jeruk Kecamatan Andir Kota Bandung ke Rumah Susun
Halaman 48 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
Sederhana Sewa (Rusunawa) Rancacili dan Rumah Susun Sederhana
Sewa (Rusunawa) Sadang Serang.
13. Bahwa Para Penggugat dalam dalil gugatannya pada halaman 13 angka 31
menyebutkan:
Bahwa pengusiran paksa yang dilakukan Tergugat I (PT. Kereta Api) pada
tanggal 26 Juli 2016 belum mendapatkan kepastian bagi kehidupan Para
Penggugat, bahwa pada tanggal 11 Agustus 2016 Tergugat II melalui
Camat Andir mengeluarkan Surat Nomor 100/357-KecamatanAndir perihal
Petunjuk Walikota Bandung yang pada intinya berisikan sebagai berikut :
1) Walikota Bandung memindahkan 53 Kepala Keluarga warga RW. 02,
Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Andir, kota Bandung untuk menepati
Rusunawa di Rancacili dan Sadang Serang sesuai dengan peraturan
pengelolaan Rusunawa;
2) Memfasilitasi proses hukum apabila diperlukan oleh Warga RW. 02
kepada P. KAI DAOP II Bandung;
3) Walikota Bandung melalui DAOP II Bandung menyiapkan tempat usaha
kios/sebanyak 30 Unit dengan ketentuan:
a. Untuk 19 Kepala Keluarga Warga RW. 02 yang tadinya berprofesi
sebagai pedagang diwilayah tersebut;
b. Untuk 11 Kepala Keluarga yang berprofesi sebagai pedagang
diwilayah RW.02 namun bukan penduduk yang berdomisili di wilayah
RW.02 Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Andir, Kota Bandung;
c. Mekanisme penyiapan tempat usaha/kios akan dilaksanakan setelah
terlaksananya relokasi warga Rusunawa;
4) Walikota Bandung membantu memulihkan ekonomi warga RW.02 secara
beRTahap dengan memberikan kemudahan dalam mengajukan kredit
tanpa agunan (kredit melati) melalui BPR Kota Bandung;
Adapun Para Penggugat belum mendapatkan kepastian hukum atas surat
Nomor 100/357-Kecamatan Andir, perihal Petunjuk Walikota Bandung
tersebut hingga gugatan ini diajukan, sedangkan kehidupan Para
Penggugat harus terus berlanjut dan terpenuhi setiap harinya;
Bahwa dalil Para Penggugat baik dalam posita maupun petitum gugatannya
berulang-ulang dan terus menyebutkan seolah-olah Tergugat II ingkar janji
dan tidak peduli terhadap keadaan nasib warga di lokasi a quo adalah tidak
benar karena pada kenyataannya, sehubungan dengan Surat Camat Andir
Nomor 100/357-Kec Andir, warga a quo telah mendapatkan kepastian
diantaranya dengan langkah-langkah berikut :
Halaman 49 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
a. Tergugat II telah menerbitkan Keputusan Walikota Bandung Nomor
648/Kep-1069-Distarcip/2016 tentang Penetapan Relokasi Warga Pada
Lahan PT. KereRTa Api Indonesi (Persero) di Kelurahan Kebon Jeruk,
Kecamatan Andir, Kota Bandung ke Rumah Susun Sederhana Sewa
(RUSUNAWA) Rancacili dan Rumah Susun Sederhana Sewa
(RUSUNAWA) di Sadang Serang;
b. Tergugat II melalui Dinas Tata Ruang Cipta Karya Kota Bandung telah
merelokasi sebanyak 53 Kepala Keluarga Warga a quo di Rumah Susun
Sederhana Sewa (RUSUNAWA) di Rancacili;
14. Bahwa Para Penggugat dalam dalil gugatannya pada halaman 14 angka 32
menyebutkan:
Bahwa Para Penggugat meminta kepastian hukum melalui putusan
Pengadilan dalam menempati RUSUNAWA yang dijanjikan oleh Tergugat II
dimana Rusunawa menjadi Rusunami (hak kepemilikan bangunan/strata
title) di Sadang Serang dan Rancacili kota Bandung dengan tidak
membebani pembayaran yang terlalu berat kepada Para Penggugat;
Bahwa dalil Para Penggugat dalam posita gugatannya sebagaimana
tersebut di atas adalah tidak benar dan keliru dengan mendalilkan Tergugat
II telah menjanjikan tempat hunian RUSUNAWA menjadi RUSUNAMI, hal
tersebut hanya wacana Para Penggugat belaka, yang sebenarnya
sebagaimana telah dituangkan dalam Diktum Keempat Keputusan Walikota
Bandung Nomor 648/Kep-1069-Distarcip/2016, tentang Penetapan Relokasi
Warga Pada Lahan PT. Kereta Api Indonesia (persero) di Kelurahan Kebon
Jeruk, Kecamatan Andir, Kota Bandung ke Rumah Susun Sederhana Sewa
(RUSUNAWA) Rancacili dan Rumah Susun Sederhana Sewa
(RUSUNAWA) di Sadang Serang yang isinya yakni sebagai berikut:
“Warga sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua diprioritaskan
mendapat Rumah Susun Sederhana milik (RUSUNAMI) yang dibangun oleh
Pemerintah Kota Bandung sesuai dengan ketentuan perundang-undangan”;
Berdasarkan ketentuan di atas maka jelas Tergugat II tidak pernah
menjanjikan RUSUNAWA menjadi RUSUNAMI, akan tetapi Tergugat II akan
memprioritaskan warga a quo untuk mendapat Rumah Susun Sederhana
Milik (RUSUNAMI) yang dibangun oleh Pemerintah Kota Bandung sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan;
15. Bahwa Para Penggugat dalam dalil gugatannya pada halaman 19 angka 34
menyebutkan:
Halaman 50 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
Bahwa akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan Tergugat I dan
Tergugat II secara Immateriil dikarenakan Para Penggugat kehilangan mata
pencaharian, tempat tinggal yang layak, mengalami sakit, dan tekanan
psikologis, tekanan ketidak nyaman, hilangnya rasa aman sehingga tidak
berlebihan apabila Penggugat meminta ganti rugi sebesar 1.000.000.000
(satu milyar) secara tanggung renteng kepada Tergugat I dan Tergugat II;
Dalil Para Penggugat dalam posita gugatannya sebagaimana termaksud di
atas yang menuntut kerugian imateriil yang timbul diakibatkan oleh
perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Tergugat I dan Tergugat II
adalah hal yang mengada-ada dan berlebihan dengan alasan sebagai
berikut:
a. Sesuai dengan ketentuan Pasal 1365 KUHPerdata, maka suatu
perbuatan melawan hukum haruslah mengandung unsur-unsur sebagai
berkut:
1) Adanya suatu perbuatan.
Suatu perbuatan melawan hukum diawali oleh suatu perbuatan dari si
pelakunya.
- Para Penggugat dalam posita gugatannya sama sekali tidak
menerangkan/merinci dengan cara bagaimana atau perbuatan apa
yang dilakukan Tergugat II sehingga menimbulkan kerugian
terhadap Para Penggugat.
- Bahwa justru Para Penggugatlah yang telah melakukan suatu
perbuatan melawan hukum dengan cara mendiami dan
memanfaatkan lahan aquo tanpa dasar alas hak kepemilikan yang
jelas (illegal).
2) Perbuatan tersebut Melawan Hukum.
Unsur ini secara luas meliputi :
a. Perbuatan yang melanggar undang-undang yang berlaku;
- Tergugat II tidak pernah melakukan suatu tindakan tanpa hak
dan melawan hukum atas lokasi objek perkara a quo;
- Bahwa justru Para Penggugatlah yang telah melakukan
Perbuatan Melawan Hukum dengan cara mendiami dan
memanfaatkan objek Perkara aquo dengan melanggar hukum
yakni menguasai objek Perkara a quo tanpa dasar alas hak
kepemilikan yang jelas;
b. Perbuatan yang melanggar hak orang lain yang dijamin oleh
hukum;
Halaman 51 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
- Bahwa Tergugat I merupakan Subyek yang memiliki hak yang
dijamin oleh Hukum atas lahan a quo, sementara Tergugat II
tidak pernah melakukan tindakan/perbuatan apapun atas objek
milik Tergugat I, jadi bagaimana mungkin hak Tergugat I yang
dijamin oleh hukum dilanggar oleh Tergugat II;
- Justru Para Penggugatlah yang telah melakukan perbuatan
melawan hukum kepada Tergugat I dengan cara menguasai
objek milik Tergugat I;
c. Perbuatan yang bertentangan dengan kewajiban hukum si
Pelaku;
- Tergugat II bukan subyek yang memiliki hak dan kewajiban
terhadap objek perkara a quo jadi tidak ada kewajiban yang
dilanggar oleh Tergugat II karena Tergugat II tidak pernah
berbuat tindakan apapun dan tidak memiliki kewajiban apapun
atas objek a quo;
d. Perbuatan yang bertentangan dengan kesusilaan (goede
zeden);
- Tergugat II tidak pernah melakukan tindakan perbuatan apapun
di lokasi a quo, apalagi yang melanggar kesusilaan;
e. Perbuatan yang bertentangan dengan sikap yang baik dalam
bermasyarakat untuk memperhatikan kepentingan orang lain.
- Tergugat II tidak pernah melakukan tindakan perbuatan apapun
di lokasi a quo, apalagi yang beRTentangan atau menggangu
kepentingan orang lain;
3) Adanya kesalahan dari pihak pelaku;
Pada pelaku haruslah mengandung unsur kesalahan (schuldelement)
yang memenuhi unsur :
a. Adanya unsur kesengajaan;
b. Adanya unsur kelalaian;
c. Tidak ada alasan pembenaran atau tidak ada alasan pemaaf
- Tergugat II tidak pernah melakukan tindakan perbuatan
terhadap lokasi a quo karena Tergugat II tidak memiliki legalitas
dan kapasitas jadi bagaimana mungkin akan muncul unsur
kesalahan kalau Tergugat II tidak melakukan tindakan
perbuatan apa-apa;
4) Adanya kerugian bagi korban;
Tindakan perbuatan pelaku menimbulkan kerugian (schade);
Halaman 52 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
- Tergugat II tidak pernah melakukan tindakan perbuatan apapun
terhadap lokasi objek Perkara a quo karena Tergugat II tidak
memiliki legalitas dan kapasitas jadi bagaimana mungkin akan
menimbulkan kerugian baik materiil maupun imateriil terhadap
Para Penggugat kalau Tergugat II tidak melakukan tindakan
perbuatan apa-apa terhadap lokasi objek perkara ini;
5) Adanya hubungan kausal antara perbuatan dengan kerugian.
Adanya hubungan kausal antara perbuatan yang dilakukan dengan
kerugian yang terjadi;
- Bahwa perbuatan melawan hukum yang dituduhkan Para
Penggugat kepada Tergugat II ( yang tidak terpenuhi kriterianya)
harus dapat dibuktikan oleh Para Penggugat yakni terkait apakah
benar kerugian imateriil yang dialami Para Penggugat disebabkan
oleh Perbuatan Tergugat II;
b. Dengan demikian berdasarkan ketentuan Pasal 1365 KUHPerdata
telah jelas bahwa dalil Para Penggugat yang menyebutkan Tergugat
II telah melakukan perbuatan melawan hukum yang menyebabkan
kerugian terhadap Para Penggugat telah terbantahkan dengan tidak
terpenuhinya unsur-unsur perbuatan melawan hukum, sehingga
tuduhan tersebut adalah tidak benar adanya, tidak berdasar dan
bahkan hanya sebuah asumsi yang sangat imajinatif;
16. Adapun dalil pada halaman 19 angka 35 yang pada pokoknya meminta
diletakkannya sita jaminan terhadap tanah a quo yang menurut Para
Penggugat adalah milik Tergugat II namun saat ini dikuasai oleh Tergugat I
juga merupakan dalil yang mengada-ada karena:
a. Bahwa sebagaimana didalilkan sendiri oleh Para Penggugat, di lahan a
quo telah terbit SertifikatHak Pakai Nomor 6 atas nama Departemen
Perhubungan Republik Indonesia Cq. Perusahaan Jawatan Kereta Api
(PJKA), sehingga lahan a quo bukanlah milik Tergugat II;
b. Perlu Para Penggugat ketahui, kalaupun, seandainya, jika, bilamana dan
perandaian yang lain, lahan tersebut adalah milik Tergugat II, maka
peletakan sita jaminan tersebut sangat dilarang oleh Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dalam hal ini
Pasal 50 huruf d yang mengatur sebagai berikut:
“Pihak mana pun dilarang melakukan penyitaan terhadap:
a. uang atau surat berharga milik negara/daerah baik yang berada pada
instansi Pemerintah maupun pada pihak ketiga;
Halaman 53 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
b. uang yang harus disetor oleh pihak ketiga kepada negara/daerah;
c. barang bergerak milik negara/daerah baik yang berada pada instansi
Pemerintah maupun pada pihak ketiga;
d. barang tidak bergerak dan hak kebendaan lainnya milik
negara/daerah;
e. barang milik pihak ketiga yang dikuasai oleh negara/daerah yang
diperlukan untuk penyelenggaraan tugas pemerintahan”;
17. Bahwa Para Penggugat dalam gugatannya pada halaman 20 angka 36
menyebutkan:
Bahwa agar putusan perkara ini nanti dilaksanakan, maka Penggugat
mohon agar Tergugat I dan Tergugat II dihukum membayar uang paksa
(dwangsom) kepada Para Penggugat sebesar Rp. 5.000.000 (lima juta
rupiah) perhari, setiap lalai memenuhi isi putusan, terhitung sejak putusan
diucapkan hingga dilaksanakan;
Bahwa terhadap dalil Para Penggugat yang meminta kepada Majelis Hakim
menghukum Tergugat II untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar
Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) kepada Para Penggugat untuk setiap
hari tidak dapat dibenarkan secara hukum karena suatu tuntutan uang
paksa (dwangsom) tidak berlaku untuk putusan hakim yang mengandung
hukuman untuk membayar sejumlah uang. Hal tersebut telah tegas diatur
dalam Pasal 606 (a) Rv. (Reglement op de Rechtsvordering/ Reglemen
Acara Perdata) yang menyebutkan:
”Sepanjang suatu keputusan hakim mengandung untuk sesuatu yang lain
daripada membayar sejumlah uang, maka dapat ditentukan, bahwa
sepanjang atau setiap kali terhukum tidak memenuhi hukuman tersebut,
olehnya harus diserahkan sejumlah uang yang besarnya ditetapkan dalam
keputusan hakim, dan uang tersebut dinamakan uang paksa”;
18. Bahwa terhadap tuntutan Para Penggugat yang memohon kepada
Pengadilan untuk menjatuhkan putusan serta merta walau ada verzet,
banding ataupun kasasi dari Para Tergugat, terhadap hal tersebut Tergugat
II berpendapat bahwa sebagaimana telah diuraikan di atas maka jelas
bahwa gugatan Para Penggugat sama sekali tidak berdasar sehingga
tentunya permohonan Para Penggugat tersebut dalam perkara ini
sebagaimana petitum gugatannya pada hal 21 angka 9 haruslah ditolak;
Berdasarkan hal yang telah terurai di atas, mohon kiranya Pengadilan Negeri
Kls I. A Bandung melalui Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini
memutuskan sebagai berikut :
Halaman 54 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
DALAM KOMPETENSI ABSOLUT:
- Menyatakan Pengadilan Negeri Kelas IA Khusus Bandung tidak berwenang
secara absolut memeriksa dan mengadili perkara ini.
DALAM EKSEPSI:
- Mengabulkan eksepsi Tergugat II;
- Mengeluarkan Tergugat II selaku pihak dalam Perkara a quo;
- Menyatakan gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima (niet
ontvankelijke verklaard);
DALAM POKOK PERKARA:
- Menolak gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya;
- Menghukum Para Penggugat untuk membayar seluruh biaya perkara yang
timbul dalam perkara ini;
Apabila Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini berpendapat lain,
mohon Putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Membaca putusan Pengadilan Negeri Bandung tanggal 31 Mei 2017
No.380/Pdt.G/2016/PN.Bdg. yang amar selengkapnya sebagai berikut . :
DALAM EKSEPSI:
- Menolak eksepsi Tergugat I dan Tergugat II untuk seluruhnya;
DALAM POKOK PERKARA:
1. Menyatakan gugatan Para Penggugat sepanjang terhadap Tergugat II
dinyatakan tidak dapat diterima;
2. Mengabulkan gugatan Para Penggugat sebagian;
3. Menghukum Tergugat I untuk membayar ganti rugi berupa uang sewa tempat
usaha/tempat tinggal untuk 1 (satu) tahun pertama dan biaya pindah
(pengangkutan barang-barang) kepada masing-masing Penggugat sebesar
Rp15.000.000,00 (lima belas juta rupiah), dengan total seluruhnya 25 (dua puluh
lima) orang x Rp15.000.000,00 (lima belas juta rupiah) = Rp375.000.000,00 (tiga
ratus tujuh puluh lima juta rupiah);
4. Menghukum Tergugat I untuk membayar biaya perkara yang sampai hari ini
ditetapkan sejumlah Rp1.747.000,00 (satu juta tujuh ratus empat puluh tujuh ribu
rupiah);
6. Menolak gugatan Para Penggugat selain dan selebihnya;
Halaman 55 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
Menimbang, bahwa Juru Sita Pengganti Pengadilan Negeri Jakarta Timur
telah memberitahukan isi Putusan Pengadilan Negeri Bandung Nomor
380/Pdt.G/2016/PN Bdg. tanggal 31 Mei 2017 kepada Kuasa Pembanding
semula Tergugat I tertanggal 16 Juni 2017,
Menimbang, bahwa Akta Pernyataan Permohonan Banding yang dibuat
oleh Panitera Pengadilan Negeri Bandung yang menyatakan bahwa pada
tanggal 20 Juni 2017 Pembanding semula Tergugat I telah mengajukan
permohonan agar perkaranya yang diputus oleh Pengadilan Negeri Bandung
Nomor 380/Pdt.G/2016/PN.Bdg. tanggal 31 Mei 2017 diperiksa dan diputus
dalam peradilan tingkat banding ;
Menimbang, bahwa, Relaas Pemberitahuan Pernyataan Banding yang
dibuat oleh Juru Sita Pengganti pada Pengadilan Negeri Bandung yang
menyatakan bahwa permohonan banding tersebut telah disampaikan dan
diberitahukan secara sah dan saksama kepada :
1. Terbanding I semula Penggugat I pada tanggal 7 Juli 2017;
2. Terbanding II semula Penggugat II pada tanggal 7 Juli 2017;
3. Terbanding III semula Penggugat III pada tanggal 7 Juli 2017;
4. Terbanding IV semula Penggugat IV pada tanggal 11 Juli 2017;
5. Terbanding V semula Penggugat V pada tanggal 11 Juli 2017;
6. Terbanding VI semula Penggugat VI pada tanggal 7 Juli 2017;
7. Terbanding VII semula Penggugat VII pada tanggal 7 Juli 2017;
8. Terbanding VIII semula Penggugat VIII pada tanggal 7 Juli 2017;
9. Terbanding IX semula Penggugat IX pada tanggal 7 Juli 2017;
10. Terbanding X semula Penggugat X pada tanggal 7 Juli 2017;
11. Terbanding XI semula Penggugat XI pada tanggal 7 Juli 2017;
12. Terbanding XII semula Penggugat XII pada tanggal 7 Juli 2017;
13. Terbanding XIII semula Penggugat XIII pada tanggal 7 Juli 2017;
14. Terbanding XIV semula Penggugat XIV pada tanggal 7 Juli 2017;
15. Terbanding XV semula Penggugat XV pada tanggal 11 Juli 2017;
16. Terbanding XVI semula Penggugat XVI pada tanggal 7 Juli 2017;
17. Terbanding XVII semula Penggugat XVII pada tanggal 11 Juli 2017;
18. Terbanding XVIII semula Penggugat XVIII pada tanggal 7 Juli 2017;
19. Terbanding XIX semula Penggugat XIX pada tanggal 7 Juli 2017;
20. Terbanding XX semula Penggugat XX pada tanggal 7 Juli 2017;
21. Terbanding XXI semula Penggugat XXI pada tanggal 11 Juli 2017;
Halaman 56 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
22. Terbanding XXII semula Penggugat XXII pada tanggal 7 Juli 2017;
23. Terbanding XXIII semula Penggugat XXIII pada tanggal 7 Juli 2017;
24. Terbanding XXIV semula Penggugat XXIV pada tanggal 7 Juli 2017;
25. Terbanding XXV semula Penggugat XXV pada tanggal 7 Juli 2017;
26. Turut Terbanding semula Tergugat II pada tanggal 7 Juli 2017;
Menimbang, bahwa sehubungan permohonan banding tersebut
Pembanding semula Tergugat I telah mengajukan memori bandingnya tanggal
19 Juli 2017 dan diterima oleh Kepaniteraan Perdata Pengadilan Negeri
Bandung pada tanggal 19 Juli 2017, Memori Banding tersebut telah
diberitahukan dan diserahkan kepada Kuasa Para Terbanding semula Para
Penggugat masing-masing pada tanggal 21 Juli 2017 sedangkan untuk Turut
Terbanding semula Tergugat II juga pada tanggal 21 Juli 2017;
Menimbang, bahwa menanggapi Memori banding tersebut Kuasa Para
Terbanding semula Para Penggugat telah mengajukan Kontra memori
bandingnya pada tertanggal 31 Juli 2017 dan diterima oleh Panitera
Pengadilan Negeri Bandung pada tanggal 1 Agustus 2017 dan telah
diberitahukan dan diserahkan kepada Kuasa Pembanding semula Tergugat I
pada tanggal 16 Agustus 2017, sedangkan kepada Turut Terbanding semula
Tergugat II pada tanggal 3 Agustus 2017 ;
Menimbang, bahwa pemberitahuan pemeriksaan berkas (inzage)
perkara Nomor 380/Pdt.G/2016/PN.Bdg, yang dibuat oleh Juru Sita Pengganti
pada Pengadilan Negeri Bandung telah memberikan kesempatan kepada
Kuasa Pembanding semula Tergugat I pada tanggal 16 Agustus 2017,
sedangkan kepada Kuasa Para Terbanding semula Para Penggugat pada
tanggal 9 Agustus 2017, dan untuk Turut Terbanding semula Tergugat II pada
tanggal 3 Agustus 2017 untuk diberi kesempatan mempelajari berkas perkara
dalam tenggang waktu 14 hari setelah diterimanya pemberitahuan ini ;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 1947 Tentang Peradilan Ulangan di Jawa dan Madura, tenggang waktu
untuk mengajukan upaya hukum banding adalah 14 hari setelah putusan
dijatuhkan atau setelah pemberitahuan putusan ;
Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Negeri Bandung Nomor :
380/Pdt.G/2016/PN.Bdg diucapkan pada tanggal 31 Mei 2017 dengan di hadiri
Halaman 57 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
oleh Kuasa Para Terbanding semula Para Penggugat dan Kuasa Turut
Terbanding semula Tergugat II dan tanpa dihadiri oleh Kuasa Pembanding
semula Tergugat I dan Kuasa Hukum Pembanding semula Tergugat I telah
diberitahu isi putusan tersebut pada tanggal 16 Juni 2017 dan selanjutnya
Kuasa Pembanding semula Tergugat I telah mengajukan banding pada tanggal
20 Juni 2017 berarti banding tersebut di ajukan masih dalam tenggang waktu 14
hari setelah putusan tersebut diberitahukan kepada Kuasa Pembanding semula
Tergugat I, sehingga sesuai dengan tenggang waktu yang di tentukan oleh
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1947 Tentang Peradilan Ulangan di Jawa
dan Madura ;
Menimbang, bahwa permohonan banding dari Pembanding semula
Tergugat I telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta
memenuhi persyaratan yang ditentukan Undang-Undang, oleh karena itu
permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima ;
Menimbang, bahwa Pembanding semula Tergugat I dalam memori
bandingnya tanggal 19 Juli 2017 pada pokoknya mengemukakan hal-hal
sebagai berikut :
TENTANG EKSEPSI.
Pengadilan Negeri Bandung tidak mempertimbangkan ke 5 eksepsi Tergugat
I/Pembanding karena seharusnya Pengadilan mempertimbangkan dengan
cermat dan disertai dasar hukum sebab tanpa mempertimbangkan itu putusan
batal ;
DALAM POKOK PERKARA
- Bahwa Pengadilan Negeri Bandung telah salah dalam pertimbangkan
putusan karena tidak menerapkan hukum sebagai mana mestinya atau
tidak dilaksanakan menurut ketentuan Undang-Undang yang berlaku
karena tidak disertai dengan pertimbangan hukum yang cukup dan tidak
didasarkan fakta yuridis yang terungkap dipersidangan;
- Bahwa judex Faktie telah salah dalam putusannya yang menyatakan
Tergugat I/Pembanding telah melakukan perbuatan hukum;
- Bahwa Para Terbanding menempati dan mendirikan bangunan ditanah
lahan milik Pembanding tanpa izin;
- Bahwa Para Terbanding menempati dan mendirikan bangunan tanpa izin
dari Pemerintah Kota Bandung;
Halaman 58 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
- Bahwa merupakan kewajiban bagi Pemerintah untuk menertibkan bagunan
liar dengan cara membongkar bagunan liar tersebut;
- Bahwa pembongkaran bagunan tersebut dilakukan oleh aparat yang
berwenang yaitu Kepolisian, Pemda dan aparat yang berwenang lainnya;
- Bahwa pembongkaran tersebut diizikkan oleh Peraturan perundang-
undangan dalam rangka menertibkan bangunan liar yang dihuni Para
Terbanding, karena mendirikan bangunan tanpa izin Pemerintah Kota dan
Pemiliknya sehingga dapat dilakukan bongkar paksa;
- Bahwa Para Terbanding sejak tahun 2012 sampai kejadian pembongkaran
tanggal 26 Juli 2016 sama sekali tidak mengindahkan himboan untuk
membongkar sendiri dan mendapat uang kerohiman dari Pembanding
sebesar Rp 250.000,00 untuk bangunan permanen dan Rp 200.000,00
untuk semi permanen;
- Bahwa tindakan Pembanding tidak melanggar hak subyektif Para
Terbanding karena Para Terbanding menempati tanah tanpa hak karena
tidak izin pemilik tanah dan tanpa izin mendirikan bangunan dari
Pemerintah Kota;
- Bahwa tindakan Pembanding dan Turut Terbanding dalam menertibkan
bangunan liar tersebut telah diberikan peringatan dari tahun 2013 sampai
tahun 2016 dan Pembanding telah menyediakan uang kerohiman bagi
Para Terbanding, sehingga disini tidak ada yang melanggar kaedah tata
susila, azas kepatutan, ketelitian serta sikap hati-hati;
- Bahwa Pembanding memiliki lahan a quo berdasarkan Sertifikat Hak Milik
No.7/Kebun Jeruk tanggal 21 Desember 2016 yang merupakan bekas
Sertifikat Hak Pakai No.6/Pasir Kaliki yang diperoleh berdasarkan Surat
Keputusan Gubernur Kepala Daeah Tingkat I Jawa Barat tanggal 24 Maret
1988 No.593.321/SK.816/DITAG/1988;
- Bahwa Pembanding selaku pemilik lahan sebelum melakukan penertiban
telah melakukan prosedur menurut hukum tentang rencana penertiban
lahan untuk kepentingan umum antara lain telah melakukan sosialisasi
maupun telah melakukan peringatan berkali-kali kepada Para Terbanding
baik melalui surat maupun melakukan pendekatan dan bahkan telah
ditawarkan uang kerohiman akan tetapi Para Tergugat tidak
mengindahkannya;
- Bahwa atas hal-hal tersebut diatas Pembanding mohon agar Pengadilan
Tinggi Bandung membatalkan Putusan a quo dan mengabulkan eksepsi
Halaman 59 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
dan menyatakan gugatan tidak dapat diterima dan pokok perkara agar
menolak gugatan Para Penggugat/Terbanding
Menimbang, bahwa Terbanding semula Penggugat dalam mengajukan
Kontra memori banding tertanggal 31 Juli 2017 yang pada pokoknya
mengemukakan sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI
Bahwa Para Terbanding menerima semua pertimbangan dalam putusan a quo
dan pertimbangan hukumnya sudah tepat dan benar;
DALAM POKOK PERKARA
- Bahwa Putusan a quo sudah tepat dan benar dalam menerapkan hukum
yang menyatakan Para Penggugat/Terbanding telah dapat membuktikan
gugatannya dan mengabulkan gugatan penggugat sebagian;
- Bahwa dalam pertimbangan hukumnya sebelum menjatuhkan putusan
pertimbangan hukumnya telah dengan cermat dalam mempelajari teori
atau doktrin hukumnya ;
- Bahwa Para Terbanding menempati kios-kios dan rumah bukan bangunan
liar seperti yang disampaikan Pembanding;
- Bahwa putusan a quo dalam pertimbangannya telah tepat dan benar
sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
- Bahwa atas hal-hal tersebut diatas agar Majelis Hakim Banding
menguatkan putusan Pengadilan Negeri;
Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan dalam perkara
ini, seluruh isi Memori Banding dan kontra Memori Banding dari para pihak
tersebut di atas dianggap telah termaktub dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam putusan ini;
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim tingkat banding memeriksa
dan meneliti secara cermat dan saksama berkas perkara, beserta turunan resmi
putusan Pengadilan Negeri Bandung Nomor 380/Pdt.G/2016/PN.Bdg, tanggal
31 Mei 2017 dan telah pula membaca dengan seksama Berita Acara
persidangan serta Memori banding yang diajukan 0leh Pembanding semula
Tergugat I dan juga Kontra Memori banding yang diajukan Para Terbanding
semula Para Penggugat tersebut maka Majelis Hakim Tingkat Banding
berpendapat bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama telah keliru dalam
mempertimbangkan pembuktian gugatan maupun dalam penerapan hukumnya,
Halaman 60 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
khususnya mengenai gugatan Para Terbanding semula Para Penggugat yang
“Menyatakan gugatan Para Penggugat sepanjang terhadap Tergugat II
dinyatakan tidak dapat diterima” sedangkan gugatan ini diajukan karena
Tergugat II telah mengeluarkan Surat Izin Pemakaian Tempat Berjualan Nomor
503/9606/IIG/729/PKB sebagai dasar Para Penggugat menguasai dan
mendirikan Kios-kios untuk berjualan dan hal tersebut digunakan Para
Penggugat sebagai dasar mengajukan gugatan ini dan kalau gugatan kepada
Tergugat II dinyatakan tidak dapat diterima maka menurut Majelis Hakim
Tingkat Banding gugatan tersebut kurang pihaknya, disamping itu didalam amar
point 3 putusan a quo Tergugat I dihukum untuk membayar ganti rugi akan
tetapi Tergugat I tidak dinyatakan telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum
oleh karena itu amar putusan yang demikian adalah amar putusan yang tidak
sesuai dengan hukum acara yang berlaku karena gugatan pokoknya adalah
menyangkut Perbuatan Melawan Hukum sedangkan tuntutan ganti rugi adalah
merupakan tututan pelengkap/tambahan dari tuntutan Perbuatan Melawan
Hukum ;
Menimbang, bahwa atas pertimbangan-pertimbangan hukum tersebut
diatas maka sudah sewajarnya putusan Pengadilan Negeri Bandung Nomor
380/Pdt.G/2016/PN Bdg, tanggal 31 Mei 2017 harus dibatalkan dan Majelis
Hakim Tingkat Banding akan mengadili sendiri dengan pertimbangan sebagai
berikut :
DALAM EKSEPSI
Menimbang, bahwa eksepsi Pembanding semula Tergugat I dan
Eksepsi Turut Terbanding semula Tergugat II adalah sebagai mana tersebut
dalam jawabannya;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding sependapat dengan
pertimbangan dalam putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama khususnya
didalam mempertimbangkan mengenai eksepsi dari Pembanding semula
Tergugat I dan Eksepsi Turut Terbanding semula Tergugat II , oleh karena
putusan Pengadilan Negeri Bandung sudah tepat dan benar dalam
pertimbangannya maka semua pertimbangan mengenai eksepsi Putusan a quo
diambil alih dan dipakai sebagai pertimbangan Majelis Hakim tingkat Banding,
untuk itu putusan mengenai eksepsi dapat dipertahankan dan dikuatkan;
DALAM POKOK PERKARA
Menimbang, bahwa maksud gugatan Para Terbanding semula Para
Penggugat adalah sebagai mana dalam gugatannya;
Halaman 61 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
Menimbang, bahwa selanjutnya oleh karena telah diakui atau setidak-
tidaknya tidak disangkal maka menurut hukum harus dianggap terbukti hal-hal
sebagai berikut:
1. Bahwa pada tanggal 26 Juli 2016 Tergugat I yang terdiri dari Polisi Khusus
Kereta Api (POLSUSKA) dan Karyawan PT. KAI termasuk Helper (pembawa
barang di Stasiun Kereta api), dengan didampingi oleh Aparat keamanan
seperti Polisi, Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Satuan Polisi Pamong
Praja (SATPOL PP) serta kelompok orang berpakaian kemeja biru muda dan
berompi warna orange, telah melakukan pembongkaran terhadap bangunan
kios dan rumah yang dihuni oleh Para Terbanding semula Para Penggugat
yang terletak di Jalan Stasion Barat RT.03 RW.02 Kelurahan Kebun Jeruk,
Kecamatan Andir Kota Bandung atas dasar dan alasan melakukan
penertiban terhadap bangunan yang berdiri di atas lahan milik PT. Kereta Api
Indonesia;
2. Bahwa barang-barang dagangan, perabot rumah tangga milik Para
Terbanding semula Para Penggugat dikeluarkan dari dalam rumah dan kios
yang selanjutnya dibawa dan disimpan di gudang persediaan Cikudapateuh
milik Pembanding semula Tergugat I sampai kemudian Para Terbanding
semula Para Penggugat datang untuk mengambilnya;
3. Bahwa terhadap tindakan pembongkaran terhadap bangunan kios dan rumah
yang dihuni oleh Para Terbanding semula Para Penggugat tersebut, Para
Terbanding semula Para Penggugat sama sekali tidak mendapatkan ganti
rugi dari Pembanding semula Tergugat I;
Menimbang, bahwa selanjutnya yang menjadi pokok persengketaan
antara kedua belah pihak dalam perkara a quo adalah mengenai:
- Apakah Para Terbanding semula Para Penggugat menempati bangunan kios
dan Rumah tersebut berdasarkan alashak yang dibenarkan hukum atau
tidak ?
- Apakah benar perbuatan Pembanding semula Tergugat I yang telah
melakukan pembongkaran terhadap bangunan kios dan rumah yang dihuni
oleh Para Terbanding semula Para Penggugat tersebut adalah merupakan
perbuatan melawan hukum ?
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil gugatannya Para
Terbanding semula Para Penggugat telah mengajukan surat bukti dan saksi-
saksi yakni : berupa bukti P.1A s/d P.1C, P.2 s/d P.5, P.6-2 s/d P.6-4, P.6-5A
Halaman 62 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
s/d P.6-5D, P.6-6, P.6-7, P.6-8A, P.6-8B, P.6-9 s/d P.6-11, P.6-13, P.6-15 s/d
P.6-19, P.6-20A , P.6-20B, P.6-21, P.6-23, P.6-24, P.6-25A, P.6-25B, P.7-1A s/d
P.7-1C, P.7-2, P.7-3A, P.7-3B, P.7-5A s/d P.7-5C, P.7-9, P.7-10, P.7-12A, P.7-
12B, P.7-13, P.7-15, P.7-16A s/d P.7-16C, P.7-17A s/d P.7-17C, P.7-18, P.7-21,
P.7-22, P.7-24, P.7-25, P.8-1 s/d P.8-25, P.9-1, P.9-3 s/d P.9-5,P.9-7, P.9-8,
P.9-11, P.9-15, P.9-16, P.9-18, P.9-19, P.9-20, P.9-22, P.9-24, P.9-25, P.10-3
s/d P.10-5, P.10-8, P.10-11, P.10-13, P.10-15, P.10-16, P.10-25, P.11A, P.11B-
1 s/d P.11B-5, P.11C, P.11D-1, P.11D-2, P.11E-1 s/d P.11E-4, P.11F, P.11G-1
s/d P.11G-4, P.12 s/d P.15 dan Saksi-Saksi yaitu 1. Arman Soleh, 2. Puji Retno,
3. Achmad Hasan Soleh, dan 4. Irfan Pradana P;
Menimbang, bahwa Pembanding semula Tergugat I untuk menguatkan
dalil sangkalannya telah mengajukan bukti berupa bukti T.I-1 sampai dengan
T.I-21 dan Saksi-Saksi yaitu 1. Tatang dan 2. Nano Maryono ;
Menimbang, bahwa pihak Turut Terbanding semula Tergugat II untuk
menguatkan dalil sangkalannya telah mengajukan alat bukti surat berupa bukti
T-II-1 berupa Salinan Keputusan Walikota Bandung Nomor 648/Kep.1069-
DisTarCip/2016 tanggal 13 september 2016 Tentang Penetapan relokasi
Warga pada Lahan PT. Kereta Api Indonesia Di Kelurahan kebun Jeruk
Kecamatan andir Kota Bandung Ke rumah Susun Sederhana Sewa
(Rusunawa) Rancacili Dan Rumah Susun Sederhana (Rusunawa) Sadang
Serang, tanpa mengajukan alat bukti lainnya;
Menimbang, bahwa berdasarkan alat-alat bukti yang diajukan oleh kedua
belah pihak sebagaimana tersebut di atas dalam kaitannya satu sama lain yang
ternyata bersesuaian, Majelis Hakim berpendapat bahwa pada tanggal 26 Juli
2016 Tergugat I telah melakukan pembongkaran terhadap bangunan tempat
tinggal/kios/warung yang dihuni oleh Para Terbanding semula Para Penggugat
yang berlokasi di Jalan Stasiun Barat RT.03 RW.02 Kelurahan Kebun Jeruk,
Kecamatan Andir, Kota Bandung dengan dasar dan alasan melakukan
penertiban terhadap bangunan-bangunan yang berdiri di atas lahan Hak Pakai
milik PT. Kereta Api Indonesia (Persero) ;
Menimbang, bahwa setelah dilakukan pembongkaran terhadap bangunan
yang ditempati oleh Para Terbanding semula Para Penggugat tersebut,
Pembanding semula Tergugat I kemudian mengangkut barang-barang
dagangan dan perabotan milik Para Terbanding semula Para Penggugat ke
gudang Cikudapateuh milik Pembanding semula Tergugat I sampai akhirnya
Halaman 63 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
barang-barang tersebut diambil sendiri kembali oleh Para Terbanding semula
Para Penggugat ;
Menimbang, bahwa sebagai mana yang telah dipertimbangkan diatas
dimana Pembanding semula Tergugat I telah membongkar bangunan Kios dan
Rumah yang dikuasai Para Terbanding semula Para Penggugat apakah dapat
dibenarkan oleh hukum ataukah tidak maka Majelis Hakim Tingkat Banding
akan mempertimbangkan sebagai berikut :
Menimbang, bahwa dari kesemua alat bukti yang diajukan oleh Para
Terbanding semula Para Penggugat ternyata tidak ada satu alat bukti yang bisa
menunjukan bahwa Para Terbanding semula Para Penggugat menempati kios
dan rumah yang dibongkar tersebut dari pemiliknya yaitu Pembanding semula
Tergugat I (bukti P-2 / T.I-1 dan T.I-2) ;
Menimbang, bahwa alat bukti yang diajukan Pembanding semula
Tergugat I bukti surat T.I-2 berupa Sertifikat Hak Pakai Nomor 7/Kelurahan
Kebun Jeruk tanggal 21 Desember 2016, Surat Ukur tanggal 19 Desember 2016
Nomor 00175/2016 telah ternyata Departemen Perhubungan Republik
Indonesia Cq. Perusahaan Jawatan Kereta Api diberikan Hak Pakai atas tanah
seluas 46.386 M2 dengan Petunjuk Peta Pendaftaran Digital, Penggantian
Blanko Sertifikat Lama/Rusak, Hak Pakai Nomor 7/Kebun Jeruk (bekas Hak
Pakai Nomor 6/Pasir Kaliki. Surat Keterangan dari Seksi Survei Pengukuran dan
Pemertaan Nomor 210.1/541/Sp2/2016 tanggal 03-10-2016) Berdasarkan
PP.24/1997 jo. PMNA/KBPN.3/1997, dengan masa berlaku hak selama tanah
tersebut dipergunakan oleh Pemegang Hak Pakai untuk kepentingan penunjang
operasi dan pengembangan PJKA ;
Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti surat T.I-9 berupa Surat Tim
Penertiban Aset atas nama Vice President Daerah Operasi 2 Bandung Nomor
JB.002/VI/01/D.II-2013 tanggal 21 Juni 2013 Perihal Penataan Stasiun Bandung
Sebelah Barat yang ditujukan kepada Para Pengguna Aset Lahan
(Kios/Warung) Milik PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Jalan Stasiun Bandung
Sebelah Barat, telah ternyata bahwa Tim Penertiban aset PT. Kereta Api
Indonesia telah meminta agar semua kios/warung yang berada di Jalan stasiun
Bandung sebelah barat untuk segera mengosongkan paling lambat hari Senin
tanggal 19 Agustus 2013 ;
Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti surat T.I-10 berupa Surat
Ketua Tim Penertiban Aset atas nama Vice President Daerah Operasi 2
Halaman 64 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
Bandung Nomor UM. 209/VII/01/D.II-2013 tanggal 3 Juli 2013 Perihal Undangan
yang ditujukan kepada Para Pengguna Aset Lahan Milik PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) Jalan Stasiun Bandung Samping Kantor Daop 2 Bandung,
telah ternyata PT. Kereta Api Indonesia (Persero) telah mengundang Para
Pengguna Aset untuk berdialog dalam rangka penataan samping Kantor Daerah
Operasi 2 Bandung, pada hari Jum’at, tanggal 5 Juli 2013 ;
Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti T.I-11 undangan rapat dan
hasil notulen rapat yang pada pokoknya penghuni sudah setuju mengosongkan
lahan akan tetapi minta konpensasi sesuai hasil notulen rapat tanggal 5 Juli
2013 ;
Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti T.I-12 yang berupa undangan
rapat dan hasil notulen rapat tanggal 19 Juli 2013 dan daftar hadir yang pada
pokoknya PT KAI menegaskan tetap akan menggunakan lahan untuk
kepentingan perusahaan pada tanggal 19 Agustus 2013 karena para penghuni
hanya menumpang ;
Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti surat T.I-13 berupa Surat
Ketua Tim Penertiban Aset Daop 2 Bandung Nomor UM.209/IX/07/D.II-2013
tanggal 4 September 2013 Perihal Undangan Sosialisasi yang ditujukan kepada
1. Camat Andir, 2. Lurah Kebun Jeruk, 3. Ketua RW.02 Kelurahan kebun Jeruk
dan 4. Ketua RW.03 RW.02 Kelurahan Kebun Jeruk, telah ternyata Tim
Penertiban Aset Daop 2 Bandung telah mengundang Para pihak yang namanya
tersebut di atas untuk menghadiri Sosialisasi Penataan dan Penertiban Jalan
Stasiun Barat-Bandung pada hari Kamis, tanggal 5 September 2013, dengan
Notulen Rapat yang pada pokoknya:
1. PD. Pasar menyampaikan bahwa PD. Pasar hanya menerbitkan dokumen
berupa SIPTB (Surat Izin Pemakaian Tempat Berjualan) kepada Pedagang
Beras yang berada di lahan PJKA Stasiun Bandung;
2. Bahwa Pasar Beras di Stasiun bandung sebelah Barat sekitar tahun 1997
telah direlokasi ke Pasar Caringin, selanjutnya Dinas Pasar tidak pernah
mengeluarkan SIPTB pada aset milik PJKA di Stasiun sebelah barat;
Menimbang, bahwa dari alat bukti Surat T.I-14 berupa Surat Ketua Tim
Penertiban Aset Daop 2 Bandung Nomor UM. 001/IX/02/D.II-2013 tanggal 10
September 2013 Perihal Peringatan Pertama yang ditujukan kepada Para
Pengguna Aset Lahan (Kios/Warung) Milik PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Jalan Stasiun Barat Bandung, telah ternyata bahwa kepada Para pengguna aset
Halaman 65 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
telah diberi peringatan bahwa Tim Penertiban Aset Daop 2 Bandung akan
melakukan pembongkaran kios mulai pada tanggal 20 September 2013 dan
agar Para pengguna aset untuk mengosongkan kios/warung yang ditempati
selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan pembongkaran ;
Menimbang, bahwa dari alat bukti Surat T.I-17 berupa Surat Ketua Tim
Penertiban Aset DVP Daop 2 Bandung Nomor JB. 312/II/5/D.2-2015 tanggal 6
Februari 2015 Perihal Peringatan ke-2 yang ditujukan kepada Para Penghuni
Kios/Bangunan di atas lahan Milik PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Jalan
Stasiun Barat Bandung, telah ternyata bahwa Para penghuni kios/bangunan di
Jalan stasiun Barat Bandung telah diberi peringatan kedua untuk
mengosongkan dan membongkar sendiri bangunan kios/warung paling lama
hari Minggu, tanggal 15 Februari 2015, jika tidak maka Tim Penertiban aset
akan mengosongkan dan membongkar bangunan-bangunan tersebut pada hari
Senin, tanggal 16 Februari 2015 ;
Menimbang, bahwa dari alat bukti Surat T.I-19 berupa Surat Ketua Tim
Penertiban Aset DVP Daop 2 Bandung Nomor JB. 312/II/6/D.2-2015 tanggal 11
Februari 2015 Perihal Peringatan ke-3 yang ditujukan kepada Para Penghuni
Kios/Bangunan di atas lahan Milik PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Jalan
Stasiun Barat Bandung, telah ternyata bahwa Para penghuni kios/bangunan di
Jalan stasiun Barat Bandung, telah diingatkan kembali untuk mengosongkan
dan membongkar sendiri bangunan kios/warung paling lama hari Minggu,
tanggal 15 Februari 2015, jika tidak maka Tim Penertiban aset akan
mengosongkan dan membongkar bangunan-bangunan tersebut pada hari
Senin, tanggal 16 Februari 2015 ;
Menimbang, bahwa dari alat bukti Surat T.I-20 berupa Surat Tim
Penertiban Aset Daop 2 Bandung Nomor JB. 312/III/3/D.2-2016 tanggal 24
Maret 2016 Perihal Pemberitahuan Penertiban Aset Milik PT. KAI yang ditujukan
kepada Para Penghuni Kios/Bangunan di atas lahan Milik PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) Jalan Stasiun Barat Bandung, telah ternyata bahwa Para
Penghuni Kios dan Bangunan di atas aset milik PT. KAI (Persero) di Jalan
stasiun Barat Bandung, telah diberitahukan agar membongkar/mengosongkan
sendiri kios serta bangunan paling lambat pada hari Minggu, tanggal 27 Maret
2016, jika tidak maka PT. Kereta Api Indonesia akan melakukan pembongkaran
dan penertiban kios serta bangunan tersebut tanpa pemberitahuan kembali;
Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti surat T.I-21 berupa Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1998 Tentang Pengalihan
Halaman 66 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Kereta Api Menjadi Perusahaan Perseroan
(Persero), telah ternyata bahwa berdasarkan Pasal 1 ayat (2) telah dinyatakan
bahwa Perusahaan Umum (Perum) Kereta Api dinyatakan bubar pada saat
pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) tersebut, dengan ketentuan bahwa
segala hak dan kewajiban, kekayaan serta pegawai Perusahaan umum (Perum)
Kereta Api yang ada pada saat pembubarannya beralih kepada Perusahaan
Perseroan (Persero) yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa dipersidangan telah pula didengar keterangan Saksi
Tatang dan Saksi Nano Maryono, yaitu Saksi-saksi yang diajukan oleh
Tergugat I kepersidangan, yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
1. Saksi Tatang, menerangkan:
- Bahwa saksi tidak kenal dengan Para Penggugat;
- Bahwa saksi bekerja di PT.KAI sejak tahun 1997;
- Bahwa barang-barang milik warga dibawa ke gudang milik PT.KAI di
Jalan Cikudapateuh;
- Bahwa saat ini barang-barang sudah dikembalikan sebagian lalu ada
yang diambil dan menurut Satpam barang-barang tersebut sudah habis
tidak ada lagi;
- Bahwa saksi tidak punya daftar catatan barang-barang yang diangkut
saat penggusuran karena bukan bagian saksi;
- Bahwa barang-barang diangkut menggunakan truk dengan jumlah 10
truk;
- Bahwa saksi tidak mengetahui berapa kali mengangkut barang-barang
milik Para Penggugat;
- Bahwa saksi tidak tahu mau ditempatkan dimana Para Penggugat
setelah penggusuran;
- Bahwa saksi tidak dapat menerangkan apa yang dimaksud dengan Hak
Pakai dan Hak milik;
- Bahwa saksi tidak pernah turut dalam pertemuan dengan warga dan
saksi tidak mengetahui isi dari pembicaraan dalam pertemuan;
- Bahwa sepengetahuan saksi tanah tersebut milik PT. KAI;
- Bahwa saksi pernah melihat data berupa Akta Hak Pakai Nomor 6 tahun
1988 dan ada pemekaran di Akta Hak Pakai Nomor 7;
- Bahwa pada saat penertiban ada surat penertiban yang dikeluarkan
DAOP;
- Bahwa sebelumnya ada sosialisasi kepada warga mengenai penertiban;
Halaman 67 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
- Bahwa yang memegang Hak Pakai dalam Akta adalah PT.KAI
(PERSERO);
- Bahwa saksi tidak tahu denah lokasi dalam Akta Hak Pakai Nomor 6 dan
Nomor 7;
- Bahwa saksi tidak mengetahui mengenai adanya surat-surat dari DPRD
dan Komnas HAM;
2. Saksi Nano Maryono, menerangkan:
- Bahwa saksi tidak kenal dengan Para Penggugat;
- Bahwa saksi bekerja di PT. KAI sejak tahun 1996;
- Bahwa tugas saksi di Polsuska mengamankan aset materil dan non
materil;
- Bahwa saksi berada dilokasi pada saat penertiban di Jalan Stasiun Barat
pada tanggal 26 Juli 2016;
- Bahwa pada saat penertiban dibarisan depan ada Polsuska dan dibagian
belakang ada Kepolisian, Satpol PP dan TNI;
- Bahwa tugas kami adalah untuk menghalau masyarakat yang akan
menghambat penertiban;
- Bahwa penertiban dimulai dari warung di ujung sebelah timur lalu setelah
beres 4 kios/warung ada teriakan-teriakan dan kami disuruh mundur lalu
pihak kepolisian maju;
- Bahwa pada saat penertiban tersebut reaksi dari warga ada teriakan-
teriakan saja dan tidak secara fisik sehingga penertiban tersebut
dilanjutkan;
- Bahwa untuk kerusakan barang-barang milik warga saksi tidak tahu;
- Bahwa dari pihak PT. KAI sudah menyiapkan mobil-mobil untuk barang-
barang milik warga;
- Bahwa waktu itu barang-barang milik warga kami angkut ke mobil
diamankan dan ada beberapa barang yang rusak namun tidak disengaja
lalu barang-barang tersebut diamankan di Cikudapateuh;
- Bahwa saksi tidak tahu apakah barang-barang yang diamankan tersebut
sudah dikembalikan atau belum;
- Bahwa untuk puing-puing bangunan sudah kami bereskan;
- Bahwa sepengetahuan saksi pada saat penertiban tersebut tidak ada
korban;
- Bahwa untuk penertiban tersebut sebelumnya sudah ada pemberitahuan
kepada warga;
Halaman 68 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
- Bahwa saksi diperintah oleh Senior Manager untuk mengamankan
masyarakat;
- Bahwa sepengetahuan saksi sebelumnya ada rapat di kantor Daop;
- Bahwa saksi tidak mengetahui untuk proses pengembalian barang-
barang milik warga;
- Bahwa saksi mengetahui barang-barang tersebut dikembalikan karena
dikasih tahu oleh Pimpinan;
- Bahwa saksi tidak ikut dalam rapat-rapat hanya diberitahu ada rapat dan
sosialisasi;
- Bahwa pada saat tanggal 26 Juli 2016 saksi ada ditempat sebagai
anggota dan yang memimpin Pak Bayu;
- Bahwa Pak Bayu sebagai Senior Manager bagian pengamanan;
- Bahwa saksi tidak tahu mengapa memakai seragam tentara, yang saksi
tahu PT. KAI bekerja sama dengan TNI;
- Bahwa pada saat penertiban tersebut saksi melihat ada bantuan untuk
warga berupa makanan dan tenda-tenda namun untuk dari mananya
saksi tidak tahu;
- Bahwa pada saat penertiban ada aParat dan Polsuska sebagai yang
membantu penertiban saja;
- Bahwa pada saat itu ada sekitar 50 orang Polsuska;
- Bahwa jumlah kios dan rumah yang digusur sebanyak 30 kios;
- Bahwa setelah kejadian saksi tidak pernah melihat lagi kondisi
penggusuran;
- Bahwa yang dimaksud dengan penertiban adalah pembongkaran yang
menggunakan eskavator (becho) dengan jumlah 3 buah;
- Bahwa saksi pernah mendatangi Posko untuk melarang adanya
bangunan lagi di lokasi bekas penggusuran;
- Bahwa sepengetahuan saksi dibawah tanah tersebut ada banker dan
tidak mungkin itu tanah milik warga;
- Bahwa saksi mengetahui adanya kebakaran pada saat proses
penggusuran namun saksi tidak mengetahui apa penyebab kebakaran
tersebut;
- Bahwa pada saat penggusuran ada pemadaman oleh PLN namun saksi
tidak tahu atas perintah siapa;
- Bahwa kebakaran terjadi bukan karena listrik, tapi kalau ada yang
membakar saksi tidak tahu dan selanjutnya didatangkan pemadam
kebakaran;
Halaman 69 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
- Bahwa pada saat itu di lokasi sudah kosong namun dipinggir masih ada
barang-barang;
Menimbang, bahwa sebagai mana yang telah dipertimbangkan tersebut
diatas Pembanding semula Tergugat I didalam melakukan penertipan penghuni
kios dan rumah diatas lahan milik Pembanding semula Tergugat I sudah sangat
bijaksana dimana Para Terbanding semula Para Penggugat menempati lahan
tanpa seizin pemiliknya yakni Pembanding semula Tergugat I selain dari pada
itu seluruh kios dan rumah diatas lahan milik Pembanding semula Tergugat I
tidak mimiliki IMB dari Turut Terbanding semula Tergugat II dan didalam
pengosongannya pun sudah bijaksana dengan cara pendekatan sejak tahun
2013 sampai dengan tahun 2016 baik dengan cara sosialisasi, peringatan-
peringatan, teguran-teguran baik dengan surat maupun dengan rapat-rapat
untuk musyawarah agar para penghuni mengosongkan lahan dan pemberian
waktu yang cukup lama agar Para Terbanding semula Para Penggugat
mengosongkan sendiri sebagai mana bukti-bukti yang telah dipertimbangkan
tersebut diatas, apalagi lahan yang dikosongkan tersebut untuk kepentingan
umum yakni untuk memenuhi kreteria standar pelayanan minimum untuk
angkutan orang dengan kereta api bahwa paling sedikit di stasiun Kereta Api
harus ada ruang tunggu, tempat ibadah, toilet dan tempat parkir untuk
kenyamanan para penumpang ;
Menimbang, bahwa atas pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas
Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat bahwa berdasarkan uraian
pertimbangan tersebut di atas, tindakan Pembanding semula Tergugat I yang
telah melakukan pembongkaran terhadap bangunan tempat tinggal/kios/warung
yang dihuni oleh Para Terbanding semula Para Penggugat pada tangal 26 Juli
2016 dapat dibenarkan dan tindakan Pembanding semula Tergugat I bukan
termasuk perbuatan yang melawan hukum ;
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan pokok dalam perkara ini adalah
Perbuatan Melawan Hukum dan Pembanding semula Tergugat I dinyatakan
tidak melakukan perbuatan melawan hukum maka menurut Majelis Tinggkat
Banding gugatan selebihnya tidak perlu dipertimbangkan lagi dan gugatan Para
Terbanding semula Para Penggugat haruslah ditolak seluruhnya;
Menimbang, bahwa atas pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas
Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat bahwa putusan Pengadilan Negeri
Bandung Nomor 380/Pdt.G/2016/PN.Bdg, tanggal 31 Mei 2017 tidak dapat
Halaman 70 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
dipertahankan dan harus dibatalkan dan Majelis Hakim Tingkat Banding akan
mengadili sendiri yang amarnya sebagaimana tersebut dibawah ini ;
Menimbang, bahwa oleh karena Para Terbanding semula Para
Penggugat dipihak yang dikalahkan, maka semua biaya dalam kedua tingkat
peradilan tersebut dibebankan kepadanya ;
Mengingat, Undang-Undang RI Nomor : 20 Tahun 1947 tentang banding
dan Peraturan Perundang Undangan lainnya yang terkait ;
MENGADILI
- Menerima permohonan banding dari Pembanding semula Tergugat I ;
- Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Bandung Nomor 380/Pdt.G/
2016/PN.Bdg, tanggal 31 Mei 2017 yang dimohonkan banding tersebut.
dan,
MENGADILI SENDIRI
DALAM EKSEPSI
- Menyatakan eksepsi Pembanding semula Tergugat I dan Turut Terbanding
semula Tergugat II ditolak ;
DALAM POKOK PERKARA
1. Menolak gugatan Para Terbanding semula Para Penggugat untuk
seluruhnya ;
2. Menghukum Para Terbanding semula Para Penggugat untuk membayar
seluruh biaya perkara yang timbul dalam kedua tingkat peradilan yang
ditingkat banding ditetapkan sejumlah Rp.150.000,00 (seratus limapuluh
ribu rupiah) ;
Demikian diputus dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim,pada
hari Selasa tanggal 28 November 2017 oleh kami DR. RIDWAN RAMLI,
S.H.,M.H. Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Jawa Barat selaku Ketua Majelis
dengan AGUS HARIYADI, S.H.,M.H. dan ABDUL FATTAH, S.H.,M.H. masing-
masing sebagai Hakim-Hakim Anggota, yang ditunjuk untuk memeriksa dan
mengadili perkara tersebut dalam Peradilan tingkat banding, berdasarkan
Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Bandung tanggal 20 Oktober 2017 Nomor
465/ Pen / Pdt / 2017 / PT.BDG. putusan mana diucapkan pada hari Selasa,
tanggal 5 Desember 2017 dalam persidangan yang dinyatakan terbuka untuk
umum oleh Hakim Ketua Majelis dengan Hakim – Hakim Anggota tersebut dan
Halaman 71 dari 71 halaman Putusan Perdata No. 465/PDT/2017/PT.BDG.
dibantu oleh SAIFUL ASNURI, S.H., Panitera Pengganti, tanpa dihadiri oleh
pihak-pihak yang berperkara.
Hakim-Hakim Anggota Hakim Ketua
Ttd Ttd
AGUS HARIYADI, S.H.,M.H. DR. RIDWAN RAMLI, S.H.,M.H.
Ttd
ABDUL FATTAH, S.H.,M.H.
Panitera Pengganti
, Ttd
SAIFUL ASNURI, S.H,
Perincian Biaya :
- Materai ............……. Rp. 6.000,-
- Redaksi ..................... Rp. 5.000,-
- Pemberkasan .................. Rp. 139.000,-
----------------------------------------------------------- +
J u m l a h Rp. 150.000,- ( seratus lima puluh ribu rupiah )