Komunikasi Antar Pribadielib.unikom.ac.id/files/disk1/465/jbptunikompp-gdl... · Web...

32
Komunikasi Antar Pribadi | 1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Berkomunikasi disetiap situasi itulah hal yang sering kita lakukan dan pasti kita lakukan. Karena manusia sebagai mahluk sosial tak luput dari komunikasi. Suatu proses penyampaian pesan dari sumber terhadap penerima pesan bisa melalui perantara atau media dengan adanya efek-efek atau timbal balik. Dalam konteks komunikasi beragam adanya salah satunya adalah Komunikasi Antar Pribadi. Dimana proses komunikasi yang terjadi antar individu-individu dan biasanya terjadi antara dua orang secara langsung. Komunikasi antar pribadi adalah suatu proses komunikasi antara pribadi ataupun antar perorangan dan bersifat pribadi baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium) maupun tidak langsung (melalui medium). Kegiatan-kegiatan seperti percakapan tatap muka (face to face communication), percakapan melalui telepon, surat menyurat pribadi, merupakan contoh-contoh komunikasi antar pribadi. Komunikasi sendiri adalah proses penyesuaian yang terjadi hanya bila komunikator menggunakan sistem isyarat yang sama. Dengan itu, bagaimana kita untuk selalu mampu menyesesuaikan agar terciptanya kesamaan makna. Manusia

Transcript of Komunikasi Antar Pribadielib.unikom.ac.id/files/disk1/465/jbptunikompp-gdl... · Web...

K o m u n i k a s i A n t a r P r i b a d i | 1

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Berkomunikasi disetiap situasi itulah hal yang sering kita lakukan dan pasti

kita lakukan. Karena manusia sebagai mahluk sosial tak luput dari komunikasi.

Suatu proses penyampaian pesan dari sumber terhadap penerima pesan bisa

melalui perantara atau media dengan adanya efek-efek atau timbal balik. Dalam

konteks komunikasi beragam adanya salah satunya adalah Komunikasi Antar

Pribadi. Dimana proses komunikasi yang terjadi antar individu-individu dan

biasanya terjadi antara dua orang secara langsung.

Komunikasi antar pribadi adalah suatu proses komunikasi antara pribadi

ataupun antar perorangan dan bersifat pribadi baik yang terjadi secara langsung

(tanpa medium) maupun tidak langsung (melalui medium). Kegiatan-kegiatan

seperti percakapan tatap muka (face to face communication), percakapan melalui

telepon, surat menyurat pribadi, merupakan contoh-contoh komunikasi antar

pribadi.

Komunikasi sendiri adalah proses penyesuaian yang terjadi hanya bila

komunikator menggunakan sistem isyarat yang sama. Dengan itu, bagaimana kita

untuk selalu mampu menyesesuaikan agar terciptanya kesamaan makna. Manusia

selalu berkomunikasi dan berkomunikasi yang paling sering dilakukan adalah

komunikasi antar pribadi maka, komunikasi sebagai perwujudan kesamaan akan

makna perlu dipelajari sebagaimana salah satu karakteristik dari komunikasi

antar pribadi itu sendiri adalah komunikasi antar pribadi sesuatu yang dipelajari.

Karena semua orang pasti berkomunikasi namun, tidak semua orang memiliki skill

dalam berkomunikasi.

Teori-teori komunikasi antar pribadi umunya memfokuskan pengamatannya

pada bentuk-bentuk dan sifat hubungan (relationships), percakapan (discourse),

interaksi dan karakteristik komunikator. teori-teori yang menjadi kajian pada

K o m u n i k a s i A n t a r P r i b a d i | 2

pembahasan dalam makalah ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan

serta wawasan yang lebih memberikan referensi serta pengetahuan dalam

berkomunikasi yang lebih baik dan lebih jauh lagi dalam perkembangan positif.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

1.2.1 Tujuan

Untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita

semua.

Untuk bahan referensi khususnya Komunikasi Antar Pribadi.

1.2.2 Kegunaan

1.2.2.1 Kegunaan Teoritis

Untuk pengembangan ilmu khususnya ilmu komunikasi

1.2.2.2 Kegunaan Praktis

Bagi pemakalah, sebagai aplikasi ilmu dari ilmu komunikasi khususnya

komunikasi antar pribadi

Bagi akademik, berguna untuk semua mahasiswa UNIKOM secara

umum khususnya mahasiswa ilmu komunikasi.

K o m u n i k a s i A n t a r P r i b a d i | 3

BAB II

Pembahasan

2.1 Teori Atraksi Antarpribadi (Interpersonal Attraction Theory)

Dalam komunikasi antar pribadi (interpersonal) komunikasi yang melibatkan

dua orang atau lebih yang secara fisik berdekatan dan yang menyampaikan serta

menjawab pesan-pesan baik secara verbal maupun non verbal. Dalam komunikasi

antarpribadi biasanya dikaitkan dengan pertemuan dua, tiga atau mungkin empat

orang yang terjadi secara spontan dan tidak berstruktur biasa di sebut dengan

atraksi interpersonal .

2.1.1 Model Teori Antar pribadi

Menurut Schutz teori ini dikembangkan untuk mengklasifikasikan

kebutuhan antarpribadi bertitik-tolak dari landasan psikoanalitis. Kebutuhan

antarpibadi yang berbeda-beda. Perbedaan di antara orang-orang dapat

ditemukan pula pada kedua dimensi kebutuhan pribadi lainnya. Dalam

berkomunikasi yang efektif ditandai dengan adanya hubungan atraksi

interpersonal yang baik. Setiap kali melakukan komunikasi kita bukan hanya

sekedar menyampaikan isi pesan, kita juga membutuhkan kadar dalam hubungan

interpersonal.

Perlahan-lahan studi komunikasi interpersonal bergeser dari isi pesan apad

spek relasional. Ada yang menyebutkan fokus ini sebagai paradigm baru dalam

penelitian komunikasi. Para psikolog pun mulai menaruh minat yang besar pada

hubungan interpersonal seperti tampak pada tulisan Fordon W.Allport (1960),

Erich fromm (1962), Martin Buber (1975), Carl Rogers (1951). Semua mewakili

mazhab psikologi humanistic.

K o m u n i k a s i A n t a r P r i b a d i | 4

Belakangan Arnold P.Goldstein (1975) mengembangkan apa yang di sebut

sebagai “relationship-enchancement methods” (metode peningkatan hubungan)

dalam psikoterapi. Ia merumuskan metode ini dengan tiga prinsip : makin baik

hubungan interpersonal,

1. Makin terbuka pasien mengungkapkan perasaannya

2. Makin cendrung ia meneliti persaannya secara mendalam beserta

penolongnya (psikolog)

3. Makin cenderung ia mendengar dengan penuh perhatian dan bertindak

atas nasihat yang diberikan penolongnya.

Karena pentingnya hubungan interpersonal ini, kita akan membicarakan

beberapa teori tentang hubungan interpersonal. Teori-teori ini memberikan

perspektif untuk memandang proses hubungan interpersonal dan memberikan

penjelasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan interpersonal.

Selanjutnya kita akan membicarakan tahap-tahap hubungan interpersonal dan

tiga faktor dalam komunikasi interpersonal yang menumbuhkan hubungan

interpersonal yang baik : percaya (trust), sikap suportif (supportiveness), dan

sikap terbuka (open-mindedness).

Pada teori ini, diasumsikan suatu proses kesukaan terhadap orang lain

dalam bentuk sifat, perilaku dan daya tarik seseorang. Karena dengan rasa suka

yang semakin tertarik terhadap sesorang maka, akan besar kecenderungan kita

pada orang tersebut untuk berusaha berkomunikasi dengannya.

Hal-hal tersebut bisa timbul suatu ketertarikan atau atraksi seseorang

dengan adanya faktor-faktor baik yang bersifat personal maupun situasional.

K o m u n i k a s i A n t a r P r i b a d i | 5

2.1.2 Faktor Personal

2.1.2.1 Kesamaan Karakteristik Personal

Seseorang akan tertarik dengan lawan berkomunikasinya jika memiliki

kesamaan dalam hal nilai-nilai, sikap, keyakinan, tingkat atau status sosial

ekonomi, agama, ideologi, dan sebagiannya. Dengan kesamaan karakteristik

personal tersebut maka, kecenderungan yang besar untuk menyukai satu sama

lain.

2.1.2.2 Tekanan Emosional (stres)

Kondisi serta situasi yang membuat orang tersebut berada di bawah

tekanan emosional, stres, bingung, cemas dan lain-lain. Maka, akan menginginkan

kehadiran sosok orang lain yang diharapkan untuk membantunya, sehingga

kecenderungan untuk menyukai orang lain tersebu semakin besar.

2.1.2.3 Rendah Diri

Seseorang yang memiliki sikap rendah diri akan lebih mudah cenderung

untuk menyukai orang lain. Orang yang merasa penampilan dirinya kurang

menarik atau kurang percaya diri maka, akan mudah menerima persahabatan

dari orang lain.

2.1.2.4 Isolasi sosial

Manusia merupakan mahluk sosial maka, kehidupannya tak luput dari saling

membutuhkan satu sama lain antar manusia. Tanpa kehadiran orang lain

manusia tidak akan mampu hidup dalam kurun waktu yang cukup lama. Hal ini

menimbulkan pengaruh pada dirinya, sebagaimana pada beberapa penelitian

menunjukkan bahwa tingkat isolasi sosial yang sangat tinggi dan besar

pengaruhnya terhadap ketertarikan diri kita pada orang lain.

K o m u n i k a s i A n t a r P r i b a d i | 6

2.1.3 Faktor-faktor situasional

2.1.3.1 Daya tarik fisik (physical attractiveness)

Fisik seseorang menjadi salah satu daya tarik seseorang terhadap orang lain,

cantik dan tampan seseorang, postur tubuh, rambut, panca indera dan

sebagiannya. Dalam hal ini, disurvei kesejumlah orang dan dibuktikan bahwa fisik

merupakan penyebab utama adanya ketertarikan seseorang dengan orang lain

(atraksi interpersonal) Mereka yang berpenampilan cantik dan menarik biasanya

lebih mudah mendapat perhatian dan simpati orang.

2.1.3.2 Ganjaran (reward)

Seseorang senang dan menyukai akan apa yang baik-baik dan ganjaran yang

diterima pada dirinya dari orang lain akan timbul ketertarikan serta kedekatan

dengan oarng yang memberikan ganjaran pada kita. Ganjaran biasanya berupa

bantuan, dorongan moral, pujian atau hal-hal yang meningkatkan harga diri kita.

2.1.3.3 Familiarity

Seseorang atau hal-hal yang sering kita jumpai dan sudah kita kenal serta

akrab dengan kita biasanya lebih disukai dan timbulnya ketertarikan daripada

hal-hal atau orang yang masih asing bagi kita.

2.1.3.4 Kedekatan (proximity) atau closeness.

Dekat dan akrab adalah hal yang nyaman saat berkomunikasi maka,

hubungan kita dengan orang lain tergantung seberapa dekat kita dengan orang

tersebut.

2.1.3.5 Kemampuan (competence)

Kecenderungan bahwa seseorang lebih menyukai orang lain yang memiliki

kemampuan lebih tinggi atau lebih berhasil dalam kehidupannya daripada

dirinya.

K o m u n i k a s i A n t a r P r i b a d i | 7

2.1.4 Teori Liking

Dalam Atraksi Antar Pribadi memiliki alasan-alasan yang menjelaskan

mengapa kita menyukai orang lain, hal ini dijelaskan dalam empat teori, yaitu:

2.1.4.1 Reinforcement Theory

Teori ini menjelaskan bahwa seseorang menyukai dan tidak menyukai orang

lain adalah sebagai hasil belajar (learning). Dalam hal ini ada tiga unsur learning,

yaitu :

- Asosiatif, Belajar Asosiatif: menyenangi dan tidak menyenangi

seseorang berdasarkan pengalaman kita dan stimuli yang kita asosiasikan dengan

hal itu. Kita menyukai orang yang kita asosiasikan denga pengalaman yang

menyenangkan.

- Instrumental, Belajar Instrumental: Kita menyuaki orang yang

memberikan iimbalan (reward) pada kita dan tidak menyuaki orang yang

memberikan hukuman.

- Sosial, Belajar Sosial: Kita cenderung lebih menyukai orang-orang yang

kita lihat disukai oleh orang lain tau oleh lingkungan sosial dan sebaliknya.

2.1.4.2 Equity theory

Teori ini mengatakan bahwa individu selalu cenderung menjaga

keseimbangan antara apa yang mereka berikan dan apa yang mereka dapatkan,

atau antara cost dan reward. Jika kita berharap banyak dari suatu hubungan

maka, kita juga harus menyumbang banyak untuk hubungan tersebut.

2.1.4.3 Exchange theory

Menurut teori ini, interaksi sosial adalah semacam transaksi dagang. Orang

berhubungan deng orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Semakin banyak

keuntungan yang diperoleh maka hubungan tersebut akan terus dilangsungkan.

K o m u n i k a s i A n t a r P r i b a d i | 8

2.1.4.4 Gain-loss theory

Kita lebih cenderung menyukai orang yang menguntungkan kita daripada

yang merugikan bagi kita.

2.1.5 Pengaruh Atraksi Antarpribadi pada Komunikasi Antarpribadi

Daya tarik seseorang sangat penting bagi komunikasi interpersonal. Jika kita

menyukai seeorang maka kita cenderung melihat segala sesuatu dari diri orang

tersebut dengan positif sebaliknya jika kita tidak menyukai seseorang maka kita

akan meliaht segala sesuatu dari orang tersebut secara negatif. Situasi tersebut

sangat penting bagi terciptanya komunikasi interpersonal yang efektif, sebab

semakin positif sikap kita terhadap lawan bicara kita maka, makin efektif pula

kegiatan komunikasi yang kita lakukan dengan orang tersebut. Adapun hal-hal

yang menjadi pengaruh atraksi antarpribadi pada komunikasi antarpribadi, yaitu:

Penafsiran pesan dan penilaian

Sudah diketahui bahwa pendpat dan penilaian kita tentang orang lain tidak

semata-mata berdasarkan pertimbangan rasioanl. Kita juga makhluk emosional.

Karena itu, kita menyenangi seseorang, kita juga cenderung melihat segala hal

yang berkaitan dengan dia secara positif. Sebaliknya, jika kita membencinya, kita

cenderung melihat karakteristiknya secara negatif. Atraksi tidak saja

mempengaruhi keputusan kita dalam bidang politik, tetapi juga menentukan pola

komunikasi interpersonal.

Efektivitas Komunikasi

Komunikasi interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi

merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan. Sudah di buktikan

oleh wolosin (1975) kita perluas pada situasi komunikasi lainnya, kita dapat

menyatak bahwa komunikasi akan lebih efektif bila para komunikan saling

menyukai. Yang dapat diperluas lagi pada periklanan, pidato, komunikasi

kelompok, penatara, lokakarya, seminar, wawancara, dan kegiatan-kegiatan

komunikasi lainnya.

K o m u n i k a s i A n t a r P r i b a d i | 9

2.2 Teori Konflik Sosial

2.2.1 Definisi Konflik

Konflik didefinisikan sebagai suatu “perjuangan yang diekspresikan antara

sekurang-kurangnya dua pihak yang saling bergantung, yang mempersepsi tujuan-

tujuan yang tidak sepadan, imbalan yang langka, dan gangguan dari pihak lain

dalam mencapai tujuan mereka” (Frost & Wilmot, 1978). Dan konflik berasal dari

kata confligere yang artinya “bersama” atau “bersaling-saling” dan fligere yang

artinya “tubruk” atau “bentur”.

Adapun konflik secara harfiah adalah perbenturan antara dua pihak yang

tengah berjumpa dan bersilang jalan pada suatu titik kejadian, yang berujung pada

terjadinya benturan. Sedangkan secara umum konflik didefinisikan sebagai suatu

peristiwa yang timbul karena adanya niat-niat disengaja antara pihak-pihak yang

berkonflik itu. 

Menurut Coser, konflik itu memiliki fungsi sosial. Konflik sebagai proses

sosial dapat merupakan mekanisme lewat mana kelompok-kelompok dan batas-

batasnya dapat terbentuk dan dipertahankan. Konflik juga mencegah suatu

pembekuan sistem sosial dengan mendesak adanya inovasi dan kreativitas (Garna,

1992: 67). Karena konflik lebih banyak dilihat dari segi fungsi positifnya, maka

Teori Konflik yang dikembangkan Coser disebut pula Fungsionalisme Konflik

Sosial.

Konflik sering memperkuat dan mempertegas batas kelompok dan

meningkatkan penggalangan solidaritas internal kelompok.

Konflik antarkelompok merupakan penghadapan antara in-group dan out-

group. Ketika konflik terjadi, masing-masing anggota dalam suatu kelompok akan

meningkatkan kesadaran sebagai sebuah kelompok (in-group) untuk berhadapan

K o m u n i k a s i A n t a r P r i b a d i | 10

dengan kelompok lain (out-group). Konflik dapat menetapkan dan menjaga garis

batas antara dua atau lebih kelompok. Konflik dengan kelompok lain dapat

memperkuat kembali identitas kelompok dan melindunginya agar tidak lebur ke

dalam dunia sosial lainnya. (Poloma, 1987: 108). Ketika ada ancaman dari luar,

maka kelompok tidak mungkin memberikan toleransi pada perselisihan internal.

2.2.2 Definisi Sosial

Sosial bisa berarti kemasyarakatan. Sosial adalah keadaan dimana terdapat

kehadiran orang lain. Kehadiran itu bisa nyata kita dan kita rasakan namun juga

bisa hanya dalam bentuk imajinasi. Setiap kita bertemu orang meskipun hanya

melihat atau mendengarnya saja, itu termasuk situasi sosial.

2.2.3 Teori Konflik Sosial

Teori Konflik telah diulas dan dikembangkan oleh para sosiolog. Mereka

antara lain, Karl Marx, Ralf Dahrendorf, George Simmel, dan Lewis Coser. Teori

konflik sosial adalah Marxis berbasis teori sosial yang berargumen bahwa

individu-individu dan kelompok-kelompok (kelas sosial) dalam masyarakat

mempunyai pendapat yang berbeda dalam jumlah materi dan non-sumber daya

materi (orang kaya vs orang miskin) dan bahwa kelompok-kelompok yang lebih

kuat menggunakan kekuatan dalam untuk untuk mengeksploitasi kelompok-

kelompok dengan daya yang lebih kecil.

Garis besar teori Marx tentang konflik mencakup beberapa pokok bahasan :

Penyebab konflik

Konflik terjadi dan biasanya karena faktor ekonomi ( determinasi ekonomi ).

Yang dimaksud dengan Faktor ekonomi disini adalah penguasaan terhadap

alat produksi.

K o m u n i k a s i A n t a r P r i b a d i | 11

Siapa yang terlibat konflik

Konflik terjadi antara dua kelas (Borjuis dan Proletar ). Konflik ini bersifat

mendalam dan sulit diselesaikan. Perbedaannya bukan dalam cara hidup

melainkan perbedaan dalam kesadaran kelas. Dalam teori Marx eksistensi

sosial menentukan kesadaran dan perbedaan kelas (kaya

miskin) .Perbedaan ini mencakup dalam materi dan psikologi. Perbedaan

antara kelas borjuis dan kelas proletar tidak hany terdapat pada cara hidup

melainkan juga cara berfikir.

Pola konflik

Pola Konflik : Kelas sosial-----Konflik------Revolusi.

Dalam konflik sosial kaum proletar tidak mau dan tidak bisa melepaskan

diri . Mereka terpaksa dan ditindas. Dalam paksaan dan penindasn ini

hukum tidak dapat dijatuhkan kepada majikan

Solusi konflik

Menurut Johnson (1990: 162), perhatian utama Teori Konflik adalah pada

mengenal dan menganalisis kehadiran konflik dalam kehidupan sosial,

sebab, dan bentuknya, dan dalam banyak hal, akibatnya dalam perubahan

sosial. Dengan demikian, konflik perlu dikelola. Konflik yang tidak dikelola

dapat menimbulkan perubahan sosial yang tidak diharapkan, sementara

konflik yang dikelola dapat mengarahkan perubahan sosial ke arah yang

diharapkan. Teori Konflik dengan analisis fungsional terus dikembangkan

oleh sejumlah pakar, antara lain melalui berbagai studi eksperimen, di

antaranya yang sangat menonjol adalah eksperimen Muzafer Sherif.

K o m u n i k a s i A n t a r P r i b a d i | 12

Dalam upaya pengembangan teori ini, Sherif melakukan eksperimen, dengan

mengumpulkan sejumlah orang, dengan tahapan sebagai berikut:

(1) pemilihan teman secara spontan,

(2) pembentukan kelompok,

(3) konflik antarkelompok, dan

(4) kerja sama antarkelompok atau pengurangan konflik antarkelompok

(Taylor dan Moghaddam, 1994).

Pada awalnya setiap orang mencari pilihan kawan yang cocok sehingga

terbentuklah kelompok-kelompok. Dalam pembentukan kelompok ini

diperlukan adanya kerja sama antar individu. Mereka melakukan

serangkaian tugas bersama. Pada saat yang sama, mereka juga membangun

kultur kelompok. Ketika konflik terjadi, di kalangan para anggota kelompok

terjadi persepsi yang bias. Terjadi peningkatan sikap positif terhadap

kelompok dirinya masing-masing (in-group) berupa solidaritas internal, dan

sikap negatif terhadap kelompok lain (out-group). Kekompakan, komitmen,

konformitas pada in-group makin tinggi, juga muncul kepemimpinan yang

bersifat agresif.

Konflik antarkelompok ini kemudian dapat dikendalikan ketika semua

kelompok dihadapkan pada tugas bersama yang merupakan tujuan bersama

yang lebih tinggi (superordinate goals), yang pencapaiannya tak mungkin

tanpa partisipasi seluruh kelompok. Maka terjadilah tranformasi dari situasi

konflik ke relasi antarkelompok yang harmonis.

K o m u n i k a s i A n t a r P r i b a d i | 13

Penyelesaian konflik antarkelompok yang didalamnya individu-individu

berdasarkan Teori Konflik, menurut eksperimen Sherif adalah berada pada

tahap terakhir, yakni bagaimana mengubah konflik, pertikaian, atau

perselisihan menjadi sebuah bentuk kerja sama. Menurut Sherif, konflik

antarkelompok itu akan berubah menjadi kerja sama antarkelompok apabila

kepada mereka diintroduksikan superordinate goals secara meyakinkan

bahwa di atas hal-hal yang membuat mereka saling bermusuhan itu, ada hal

yang jauh lebih penting untuk dihadapi bersama.

2.3 Teori Komunikasi Antar Pribadi sebagai suatu proses yang

berkembang

2.3.1 Sejarah Komunikasi Manusia

Sejarah pekembangan komunikasi manusia dapat ditelusuri sejak sekitar

4000 tahun sebelum Masehi. Sejak zaman itu hingga sekarang, sejarah

perkembangan komunikasi manusia dapat dibagi dalam 4 (empat) era perubahan:

era komunikasi tulisan,

era komunikasi cetakan,

era komunikasi telekomunikasi, dan

era komunikasi interaktif.

Era komunikasi tulisan terjadi sejak Bangsa Sumeria mulai mengenal

kemampuan menulis dalam lembaran tanah liat sekitar 4000 tahun sebelum

Masehi. Era komunikasi cetakan diawali dengan ditemukannya mesin cetak hand-

pres oleh Gutenberg pada tahun 1456.

K o m u n i k a s i A n t a r P r i b a d i | 14

Era telekomunikasi dimulai sejak penemuan alat telegrap oleh Samuel

Morse pada tahun 1844. Era komunikasi interaktif, mulai terjadi pada tahun 1946,

dengan ditemukannya Mainframe computer ENIAC dengan 18.000 vacuum tubes

oleh para ahli dari universitas Pennsylvania, Amerika Serikat.

2.3.2 Sejarah Perkembangan Ilmu Komunikasi

Sejarah perkembangan ilmu komunikasi dapat ditelusuri sejak zaman

Yunani kuno, beberapa ratus tahun sebelum Masehi. Sejak itu perkembangan ilmu

komunikasi dapat dibagi dalam (4) empat periode tradisi retorika. Kedua, periode

pertumbuhan yang terjadi dari tahun 1900 hingga Perang Dunia II. Ketiga, periode

konsolidasi yakni sejak usainya Perang Dunia II hingga tahun 1960-an. Keempat,

adalah periode teknoloi komunikasi yang terjadi sejak tahun 1960-an hingga

sekarang.

Di Indonesia, pendidikan ilmu komunikasi baru dimulai pada tahun 1949.

Hingga tahun 1970-an bidang kajian komunikasi yang dipelajari umumnya

dititikberatkan pada bidang jurnalistik dan penerangan. Pada masa sekarang ini,

jumlah perguruan tingi yang semakin luas, tidak hanya terbatas pada bidang

jurnalistik dan penerangan.

Perspektif pengembangan, yaitu definisi komunikasi antarpribadi yang

dilihat dari proses pengembangannya. Komunikasi dalam definisi ini dianggap

sebagai proses yang berkembang, yakni dari hubungan yang bersifat impersonal

meningkat menjadi hubungan interpersonal. Suatu proses komunikasi dikatakan

besifat interpersonal bila berdasarkan pada :

a) data psikologis,

b) pengetahuan yang dimiliki, dan

c) aturan-aturan yang ditentukan sendiri oleh para pelaku komunikasi.

K o m u n i k a s i A n t a r P r i b a d i | 15

Analisis pada tingkat psikologis. Apabila prediksi/prakira yang dibuat

komunikator terhadap reaksi komunikan sebagai akibat menerima suatu pesan

didasarkan atas analisis pengalaman individual yang unik dari komunikan, maka

dapat diaktakan komunikator melakukan prediksi pada tataran psikologis.

Pada mulanya komunikasi hanya sekedar alat antar manusia untuk saling

berhubungan. Dan pada waktu itu, komunikasi dianggap sebagai kegiatan biasa

yang tidak dianggap sebagai sesuatu yang harus diperhatikan, dikaji, atau

distrukturkan dalam bentuk yang pasti. Pada abad ke-5 sebelum masehi, Diyunani

berkembang suatu ilmu yang mengkaji proses pernyataan antar manusia,

namanya retorika berasal dari bahasa yunan retorike yang berarti berdebat, dari

akar kata rekor (orang yang berpidato). Retorika berarti seni pidato dan

berargumentasi yang bersifat menggugah atau seni menggunakan bahasa secara

lancar untuk memengaruhi dan mengajak. Sejak abad itu, segala urusan yang

berhubungan dengan gagasan, pernyataan, dan keinginan untuk menyampaikan

kepada orang lain mendapatkan perhatian khusus. Banyak tokoh bermunculan

yang mengkaji retorika, mulai dari mazhab filsafat Sophis, yang tokohnya Georgias

dan Protagoras. Pada hal ini retorika mendapat perhatian khusus, bahkan ada

beberapa pemikir yang menempatkan retorika sebagai hal penting dalam

masyarakat dan pemerintah.

Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-

individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Rogers menyatakan

bahwa komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang

terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi (Allo Liliweri, 1991:

12).

Pemahaman mengani hubungan merupakan suatu aspek penting dari studi

komunikasi antar pribadi, karena hubungan berkembang dan berakhir melalui

komunikasi. Telah puluhantahun para ahli mencoba untuk menentukan

bagaimana hubungan terbentuk dan bagaimana hubungan berakhir. Pada bagian

ini kita akan menyimak sejumlah teori yang menjelaskan bagaimana

K o m u n i k a s i A n t a r P r i b a d i | 16

berkembangnya suatu hubungan. Dan tentunya penjelasan tersebut diharapkan

akan memperkaya pemahaman kita terhdap proses pengembangan hubungan.

Steve Duck (1985) menganggap bahwa kualitas dan sifat hubungan dapat

diperkirakan hanya dengan mengetahui atribut masing-masing sebagai individu

dan kombinasi antara atribut-atribut tadi. Sebagai contoh, seorang ibu yang

langsung menanggapi anaknya yang menangis akan membentuk hubungan ibu-

anak yang berbeda dengan ibu lain yang menunggu sekian lama sebelum

menanggapi anaknya yang menangis. Meskipun demikian mengetahui atribut

masing-masing hanyalah salah satu aspek yang mempengaruhi hubungan. Untuk

mengenali tahap (kualitas hubungan) yang terjadi kita dapat melihatnya dari

bagaimana saling menanggapi. Lebih jauh Duck mengungkapkan bahwa hubungan

tidak selalu berkembang dalam bentuk linear dan berjalan mulus, dan bahwa

orang tidak selalu aktif mencari informasi mengenai partnernya, baisanya

malahan informasi tersebut didapat secara kebetulan dan bukan sengaja dicari.

Bagi Duck tidak semua hubungan akrab, tidak semua hubungan berkembang, dan

hubungan dapat sekaligus stabil dan memuaskan.

2.3.3 Pengembangan Hubungan

Barangkali tidak ada yang lebih penting bagi kita selain kontak atau

hubungan dengan sesama manusia. Begitu pentingnya kontak ini sehingga bila kita

tidak berhubungan dengan orang lain dalam waktu yang lama, rasa tertekan akan

timbul, rasa ragu terhadap diri sendiri muncul, dan orang merasa sulit untuk

menjalani hidup sehari-harinya. Desmond Morris, dalam Intimate Behavior (1972),

mencatat bahwa kontak dengan orang lain begitu pentingnya sehingga kultur kita

telah membentuk segala macam subtitusi untuk menggantikan ketiadaan

hubungan ini. Orang sering kali mengunjungi profesional seperti dokter, perawat,

dan pemijat bukan karena sakit fisik, melainkan karena kebutuhan untuk kontak.

Setiap hubungan bersifat unik. Begitu juga, masing-masing dari kita

membina hubungan karena alasan-alasan yang unik. Namun demikian, dalam

K o m u n i k a s i A n t a r P r i b a d i | 17

semua keragaman ini, ada beberapa alasan umum untuk mengembangkan

sebagian besar hubungan. Kedua, kita membahas proses memprakarsai hubungan

dan beberapa saran nonverbal serta verbal untuk membuat jumpa pertama lebih

efektif.

2.3.4 Alasan-alasan untuk Pengembangan Hubungan

Empat alasan umum untuk pengembangan hubungan adalah :

Mengurangi Kesepian

Kontak dengan sesama manusia mengurangi kesepian. Adakalanya kita

mengalami kesepian karena secara fisik kita sendirian, walaupun

kesendirian tidak selalu berarti kesepian. Kita mempunyai kebutuhan yang

terpenuhi akan kontak yang dekat, kadang-kadang secara fisik, adakalanya

secara emosional, dan lebih sering dari keduanya (Pelpau & Periman, 1982;

Rubenstein & Shaver, 1982).

Sementara orang, dalam upaya mengurangi kesepian, berusaha melingkungi

dirinya dengan banyak kenalan. Kadang-kadang ini membantu, tetapi sering

kali malah membuat rasa sepi makin parah. Satu hubungan yang dekat

biasanya malah lebih baik. Kebanyakan dari kita mengetahui hal ini, dan

itulah sebabnya kita berusaha membina hubungan antarpribadi (Perlman &

Pelpau, 1981)

Mendapatkan Rangsangan

Manusia membutuhkan stimulasi. Jika kita tidak menerima stimulasi, kita

mengalami kemunduran dan bisa mati. Kontak antar manusia merupakan

salah satu cara terbaik untuk mendapatkan stimulasi ini. Kita merupakan

gabungan dari banyak dimensi yang berbeda-beda, dan semua dimensi kita

membutuhkan stimulasi. Kita adalah mahluk intelektual, dan karena kita

membutuhkan stimulasi intelektual. Kita membicarakan gagasan, mengikuti

kegiatan kelas, dan berdebat tentang interpretasi yang berbeda mengenai

K o m u n i k a s i A n t a r P r i b a d i | 18

film atau novel. Dengan cara itu kita mengasah kemampuan penalaran,

analitik, dan interpretasi kita. Dengan melakukannya, kita meningkatkan,

mempertajam, dan mengembangkan kemampuan-kemampuan ini.

Kita juga mahluk fisik yang membutuhkan stimulasi fisik. Kita butuh

membelai dan dibelai, memeluk dan dipeluk. Selanjutnya, kita adalah

mahluk emosional yang membutuhkan stimulasi emosional. Kita perlu

tertawa dan menangis, membutuhkan harapan dan kejutan, dan mengalami

kehangatan dan afeksi. Kita membutuhkan latihan untuk emosi kita selain

juga untuk kemampuan intelektual kita.

Mendapatkan Pengetahuan Diri

Sebagian besar melalui kontak dengan sesama manusialah kita belajar

mengenai diri kita sendiri. Dalam diskusi tentang kesadaran diri telah

dijalaskan bahwa kita melihat diri sendiri sebagian melalui mata orang lain.

Jika kawan-kawan kita melihat kita sebagai orang yang hangat dan pemurah,

misalnya, barangkali kita juga akan memandang diri sendiri sebagai hangat

dan pemurah. Persepsi diri kita sangat dipengaruhi oleh apa yang kita yakini

dipikirkan orang tentang diri kita.

Memaksimalkan Kesenangan, Meminimalkan Penderitaan

Alasan paling umum untuk membina hubungan, dan alasan yang dapat

mencakup semua alasan lainnya, adalah bahwa kita berusaha berhubungan

dengan manusia lain untuk memaksimalkan kesenangan kita dan

meminimalkan penderitaan kita. Kita perlu berbagi rasa dengan orang lain

mengenai nasib baik kita mengenai penderitaan emosi atau fisik kita.

Barangkali kebutuhan yang terakhir ini bermula di masa kanak-kanak,

ketika anda berlari mendekati ibu sehingga beliau dapat mengecup luka

anda atau ikut menikmati kegembiraan anda. Sekarang anda tentu sulit

untuk berlari mendekati ibu, karenanya anda mencari orang lain, umumnya

K o m u n i k a s i A n t a r P r i b a d i | 19

kawan-kawan yang memberikan dukungan yang sama seperti yang pernah

dilakukan ibu di waktu yang lalu.

Dalam komunikasi antar pribadi mengalami perkembangan dalam

hubungan antar manusia. Pemahaman mengenai hubungan merupakan

suatu aspek penting dari studi komunikasi antar pribadi, karena hubungan

berkembang dan berakhir melalui komunikasi. Namun, dengan

perkembangannya hubungan mengalami pasang surut antar individu.

Suatu kenyataan dalam kehidupan kita adalah bahwa banyak hubungan

dengan orang lain bersifat temporer. Ketika mengembangkan dan

mengakhiri hubungan, kita melewati serangkaian tahap keakraban atau

keintiman. Antara lain dari hubungan yang bukan yang bukan bersifat

pribadi dengan menggunakan aturan-aturan ekstrinsik sampai kepada

hubungan antarpribadi yang diatur oleh aturan-aturan intrinsik.

Knapp (1978) merumuskan model tahapan hubungan yang menunjukan

bahwa orang mempertimbangkan untuk menuju hubungan yang lebih akrab

dengan orang lain. Menurutnya hubungan berkembang melalui lima tahap,

yaitu inisiasi, eksperimen, intensifikasi, integrasi dan ikatan.

Dalam perkembangan hubungan seseorang tak luput dari komunikasi. Maka,

komunikasi antar pribadi selalu mengalami perkembangan yang disetiap

situasinya, kondisinya, dimana dan kapanpun. Sehingga, skill dalam

berkomunikasi dalam berkomunikasi perlu dimiliki setiap orang untuk

tercapainya tujuan yang diharapkan.

K o m u n i k a s i A n t a r P r i b a d i | 20

BAB III

Penutup

3.1 Contoh Kasus

Contoh dan solusi komunikasi antar pribadi dalam teori konflik sosial.

Sesuai dengan penjelasan sebelumnya bertolak dari pengertian Teori

Konflik Sosial maka dapat diambil solusi bahwa konflik itu harus dapat dikelola

dengan baik seperti contoh jika terjadi konflik horizontal maka tindakan yang

seharusnya dilakukan ialah dengan memberi atau mendatangkan pihak penengah

diluar anggota keduabelah pihak agar konflik tidak memanjang. Sebelumnya juga

pihak penengah itu harus mendengarkan masalah dari keduabelah pihak jangan

hanya dari satu pihak saja agar pihak penengah dapat menemukan sumber

masalahnya. Selain itu juga pihak penengah harus memiliki pengetahuan yang

mendalam mengenai konflik jadi dia akan tahu langkah apa saja yang semestinya

ditempuh atau dilakukan.

Selanjutnya untuk konflik vertikal solusi yang harus dilakukan yaitu dengan

adanya kerjasama yang baik antar pemerintah dengan masyarakatnya. Jadi dari

Pihak Pemerintahnya harus mengayomi masyarakatnya sesuai dengan aturan

yang berlaku, selain itu juga masyarakat juga harus menghormati, menghargai dan

mendukung tindakan yang dilakukan oleh Pemerintah, dan pemerintah juga harus

mengerti apa yang diinginkan oleh masyarakatnya. Jika ini dilakukan dengan baik

maka akan mengurangi resiko terjadinya konflik.

K o m u n i k a s i A n t a r P r i b a d i | 21

3.2 Kesimpulan

Komunikasi antar pribadi merupakan proses komunikasi yang terjadi antar

individu ataupu antar perorangan dan bersifat pribadi baik yang terjadi

secara langsung (tanpa medium) maupun tidak langsung (melalui medium).

Kegiatan-kegiatan seperti percakapan tatap muka (face to face

communication), percakapan melalui telepon, surat menyurat pribadi,

merupakan contoh-contoh komunikasi antar pribadi.

Teori Atraksi Antar pribadi, yang menggambarkan faktor manusia tertarik

dan menyukai orang lain dengan itu Atraksi antar pribadi sebagai salah

komponen utama yang menjadikan kita berkomunikasi dengan orang lain.

Teori Konflik Sosial, adalah Marxis berbasis teori sosial yang berargumen

bahwa individu-individu dan kelompok-kelompok (kelas sosial) dalam

masyarakat mempunyai pendapat yang berbeda dalam jumlah materi dan

non-sumber daya materi (orang kaya vs orang miskin) dan bahwa

kelompok-kelompok yang lebih kuat menggunakan kekuatan dalam untuk

untuk mengeksploitasi kelompok-kelompok dengan daya yang lebih kecil.

Teori Komunikasi Antar Pribadi sebagai suatu proses yang berkembang,

dalam realitanya segala sesuatu adanya proses dan mengalami pasang

surutnya. Dan perubahan-perubahan itu relah terjadi abad sebelumnya dimana

era komunikasi mengalami perkembangan, diantranya:

era komunikasi tulisan,

era komunikasi cetakan,

era komunikasi telekomunikasi, dan

era komunikasi interaktif.

K o m u n i k a s i A n t a r P r i b a d i | 22

Daftar Pustaka

Devito, A. Joseph. 1997. Komunikasi Antar Manusia, Kuliah Dasar Edisi Kelima.

Jakarta: Professional Books.

Goldberg, A. Alvin, Larson, E. Carl, 2006. Komunikasi Kelompok, Jakarta : Penerbit

Universitas Indonesia.

Pace, R. Wayne, Faulus, F. Don. 2005. Komunikasi Organisasi, Strategi

Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Rakhmat, Jalaludin, 2008. Psikologi komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Artikel dan Jurnal

http://www.balitbangjatim.com/upload/artikel/konflik.Sutandyo.doc

http://www.chuzaimahbb.multiply.com/juornal/item/konflik_sosial_di_medan.

http://www.definisi.net/indeks.php?category=definisi-sosial.