5.
description
Transcript of 5.
88 Hasnel Sofyan / Pemantauan Rutin Dosis Eksterna Perorangan Menggunakan Dosimeter Personal Aktif
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVII HFI Jateng & DIY, Solo, 23 Maret 2013
ISSN : 0853-0823
Pemantauan Rutin Dosis Eksternal Perorangan Menggunakan Dosimeter
Personal Aktif
Hasnel Sofyan Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi – BATAN
Abstrak – Dosis yang diterima para pekerja radiasi harus selalu terpantau dan nilainya berada di bawah nilai batas dosis
yang telah ditetapkan. Nilai dosis eksterna perorangan dapat diukur dengan menggunakan sistem dosimeter personal pasif
(detektor film, dosimeter luminescence, dll) dan sistem dosimeter personal aktif (DPA). Jenis dosimeter yang digunakan juga
disesuaikan dengan lingkungan tempat kerja, jenis radiasi (sinar-X, gamma, beta, dan neutron) dan laju dosis sumber radiasi
yang digunakan. Selama ini, pemantauan dosis eksterna perorangan secara rutin dilakukan dengan dosimeter luminescence
(TLD, OSLD, RPLD). Dengan perkembangan DPA dan fitur-fitur tambahan yang tersedia, pemantauan dosis eksterna
perorangan akan menjadi lebih mudah dan praktis. Belakangan ini, DPA telah mulai dipertimbangkan untuk dosimeter kerja
rutin seperti dosimeter personal pasif dalam pemantauan dosis eksterna perorangan. DPA dapat memberikan bacaan dosis
secara langsung dan alarm pada nilai dosis yang telah ditetapkan sebelumnya. Di samping itu, sensitivitas DPA order 100
counts per µSv dan dapat mengindikasikan dosis serendah 0,015 µSv. Keunggulan ini sangat mendukung dalam pencapaian
prinsip dasar dalam proteksi radiasi yaitu Prinsip Alara (as low as reasonably achievable). Untuk masa yang akan datang,
dengan meningkatnya tuntutan kebutuhan dosimeter sebagai dampak dari perkembangan peralatan dan iptek nuklir, sistem
dosimeter perorangan aktif dapat menggantikan dosimeter perorangan pasif dalam pemantauan dosis rutin.
Kata Kunci: dosis perorangan, prinsip Alara, TLD, dosimeter personal aktif.
Abstract – The accepted doses on radiation workers must be monitored and its value is below than specified doses value limits.
The value of external doses for individual can be measured by using passive personal dosimeter system (film detector,
luminescence dosimeter, etc.) and active personal dosimeter system (APD). Dosimeter type that be use is also adapted to the
environment work, radiation type (x-rays; gamma, beta, and neutrons) and doses rate of radiation exposure. During this time,
the monitoring of individual dose routinely has been done by using luminescence dosimeter (TLD, OSLD, RPLD). The
development of APDs and additional features available, external doses monitoring for individual will be easier and more
practical. Lately, the APD has started to be considered for serving as routine workplace dosimeters like passive dosimeter in
individual doses monitoring. APD can provide dose readings and alarms directly on the value of the dose has been established
before. In addition, the APD sensitivity order 100 counts per µSv and can be indicated a dose as low as 0,015 µSv. This
advantage is supported in the achievements of the basic principles in radiation protection, namely principle of Alara (as low
as reasonably achievable). In the future, the increasing demands of dosimeter needs as a impact in development of nuclear
device and science and technology nuclear, the system of active personal dosimeter can be replace the passive personal
dosimeters in routine monitoring doses.
Keywords: personal dose, Alara principles, TLD, active personal dosimeter
I. PENDAHULUAN Dosimeter yang akan digunakan untuk pemantauan dosis
yang berasal dari paparan radiasi pengion harus memiliki
tingkat keselarasan hasil pengukuran dan evaluasi dosis
yang sama di seluruh dunia [1]. Selain itu, pemilihan
dosimeter juga harus disesuaikan dengan jenis radiasi (sinar-
X, gamma, beta dan neutron) dan nilai dosis ekivalen
perorangan Hp(d) yang akan dipantau. Pemantauan dosis
eksterna perorangan dapat dilakukan dengan menggunakan
dosimeter pasif dan dosimeter aktif. Dosimeter pasif terdiri
dari detektor bahan luminescence (luminisensi), detektor
jejak nuklir, detektor emulsi superheated (bubble detector),
detektor film dll, sedangkan dosimeter aktif menggunakan
electronic personal dosimeter (EPD) [1,2]. Dosimeter
luminisensi, berdasarkan jenis stimulasi yang diberikan pada
saat proses pembacaan tanggapannya dapat dikelompokkan
sebagai TLD (thermoluminescence dosimeter), OSLD
(optically stimulated luminescence dosimeter) dan RPLD
(radiophoto luminescence dosimeter).
Perlindungan keselamatan terhadap pekerja radiasi wajib
diberikan agar paparan radiasi pengion yang diterimanya
tidak melampaui nilai batas dosis yang telah ditetapkan [3].
Secara umum, pengunaan sistem dosimeter personal pasif
membutuhkan durasi waktu untuk pemantauan paparan
radiasi pengion, yaitu jangka pendek (≥ 1 hari) dan jangka
panjang (1 – 3 bulan atau > 3 – 6 bulan) [2]. Sebelum
mengetahui nilai dosis kumulatif yang diterima pekerja
selama masa pemakaian, setiap dosimeter harus melewati
proses evaluasi oleh laboratorium dosimetri terakreditasi [3].
Proses mengevaluasi dosimeter juga membutuhkan waktu
untuk pengiriman ke laboratorium dosimetri yang ditunjuk,
sehingga dapat menjadi kendala jika informasi dosis ingin
diketahui secara cepat. Pada situasi lain, masalah
pemantauan dosis sering dijumpai karena penggunaan
sumber radiasi yang memiliki paparan laju dosisnya relatif
tinggi, terutama dalam kegiatan di bidang medis dan industri
[4]. Dengan hanya menggunakan dosimeter pasif (TLD
badge), aplikasi proteksi radiasi tidak akan menjadi efektif.
Hasnel Sofyan / Pemantauan Rutin Dosis Eksterna Perorangan Menggunakan Dosimeter Personal Aktif 89
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVII HFI Jateng & DIY, Solo, 23 Maret 2013
ISSN : 0853-0823
Di Indonesia, pemantauan rutin dosis eksterna perorangan
untuk paparan radiasi sinar-X, gamma, beta dan neutron
menggunakan dosimeter pasif TLD badge produk Harshaw
atau BARC. Mengingat pentingnya keselamatan radiasi bagi
setiap pekerja radiasi [3,5], maka pemantauan dosis eksterna
perorangan perlu mendapatkan perhatian serius agar prinsip
dasar dalam proteksi radiasi yaitu Prinsip Alara (as low as
reasonably achievable) dapat diaplikasikan secara benar.
Berdasarkan EURATOM [6], standar keselamatan dasar
terhadap bahaya yang kemungkinan timbul dari radiasi
pengion telah menjadikan tantangan baru dalam pemantauan
dosis perorangan, terutama untuk batas dosis rendah bagi
masyarakat dan pekerja, dan batasan dosis untuk kegiatan
spesifik.
Dosimeter aktif (EPD) [7] dapat merekam informasi dosis
lebih rendah dari yang terdeteksi oleh dosimeter pasif. EPD
dengan pengaturan fiturnya (alarm), pekerja dapat menjaga
jarak aman dari sumber radiasi sehingga aplikasi limitasi
dosis dapat terlaksana. Dengan keunggulan dan untuk usaha
mengatasi kendala yang terjadi dalam pemakaian dosimeter
pasif, maka perlu dilakukan kajian penggunaan sistem
dosimeter aktif sebagai dosimeter yang akan digunakan
secara rutin dalam pemantauan dosis eksterna perorangan.
II. SISTEM DOSIMETER PERSONAL AKTIF A. Dosimeter Personal Aktif (EPD)
Masalah yang sering terjadi dalam memperkirakan dosis
eksterna perorangan adalah pemakaian dosimeter tidak
benar, kesalahan dalam proses pembacaan dan adanya
perbedaan antara kondisi standar saat kalibrasi dengan
lingkungan kerja yang nyata. Selain itu, peningkatan
ketidakpastian dosis yang dilaporkan dapat disebabkan
karena kehilangan data sebagai akibat kerusakan atau
hilangnya dosimeter dan juga kemungkinan terpapar radiasi
yang cukup signifikan pada saat tidak digunakan (misal
proses pengiriman) [8].
Perkembangan iptek dan peralatan nuklir yang sangat
pesat terutama di bidang kesehatan dan industri, akan diikuti
dengan meningkatnya kebutuhan dosimeter yang memiliki
tingkat sensitivitas yang tinggi. Selain itu, dibutuhkan juga
dosimeter yang mampu mengendalikan dosis radiasi yang
diterima pekerja di daerah dengan laju paparan radiasinya
relatif tinggi [3]. Selama ini, pemantauan dosis eksterna
perorangan yang dilakukan secara rutin, masih didominasi
oleh dosimeter luminisensi (TLD, OSLD dan RPLGD).
Sedangkan EPD (Gambar 1) [9], hanya digunakan sebagai
dosimeter pendamping dan itupun jika diperlukan. Dengan
perkembangan EPD yang semakin fleksibel dan fitur-fitur
tambahan yang tersedia semakin lengkap, EPD memiliki
potensi yang cukup baik untuk memenuhi ketentuan
persyaratan proteksi radiasi [1,10].
B. Karakteristik Dosimeter Personal Aktif (EPD)
Prinsip dasar dari EPD adalah rangkaian yang terdiri dari
detektor yang dihubungkan dengan perangkat elektronik.
Tipe detektor yang banyak digunakan pada EPD yang
memenuhi karakteristik teknis yang dipublikasikan oleh
International Electrotechnical Commission (IEC) [11] dan
sudah dikomersialisasikan adalah detektor dioda-Si (1-4 Si),
tabung GM (Geiger Muller) dan DIS (Direct Ion Storage)
[10]. Secara umum, EPD memiliki banyak keunggulan
dalam pengukuran dosis eksterna perorangan dibandingkan
dengan dosimeter pasif. Namun, IEC menetapkan batasan
yang sama untuk tanggapan dosimeter terhadap perubahan
energi dan perbedaan sudut insiden radiasi, yaitu 0,71–1,67
seperti ditunjukkan pada Gambar 2 dan 3. Pada Gambar 2
ditampilkan kurva tanggapan beberapa EPD dan TLD badge
yang dinormalisasi terhadap sumber standar 137Cs untuk
dosis nominal (Hp(10)) 1 mSv [12], dan pada Tabel 1 untuk
karakteristik teknis dosimeter.
Gambar 1. Beberapa tipe EPD [9].
Tabel 1. Karakterisitik teknis persyaratan dosimeter personal
(gamma, beta dan neutron) [10,11]
Pengaruh Kuantitas Persyaratan Teknis IEC 61526
Ukuran < 250 cm3
Massa < 200 g
Memori bacaan ± 5%, 24 jam setelah off
Uji jatuh ± 10%; 1,5 m dari permukaan
lantai yang keras
Batas pengukuran efektif 1 µSv – 1 Sv atau
1 µSv/jam – 1 Sv/jam
Kesalahan relatif radiasi
foton (137Cs) Dosis ekivalen (± 15%) dan laju
dosis ekivalen (± 20%)
Kesalahan relatif radiasi
beta (90Sr/90Y) Dosis ekivalen (± 15%) dan laju
dosis ekivalen (± 20%)
Ketergantungan laju dosis
ekivalen ± 20% sampai laju dosis 1 Sv/jam
Akurasi alarm radiasi
foton (137Cs) Dosis ekivalen (± 15%) dan laju
dosis ekivalen (± 20%)
Akurasi alarm radiasi beta
(90Sr/90Y) Dosis ekivalen (± 15%) dan laju
dosis ekivalen (± 20%)
Ketergantungan sudut
Foton (0 – ± 60°)
Beta (0 – ± 60°)
± 20% (137Cs) dan ± 50% (241Am)
± 30% untuk 90Sr/90Y
Energi radiasi
Foton (33keV–1,5 MeV)
Beta (Emax > 0,78 MeV)
± 30% (20 keV – 1,5 MeV)
± 30%
Medan radiasi neutron – 35 sampai + 122% (100keV–
15MeV)
– 35 sampai + 200% (0,025eV–
100keV)
Pada Gambar 2 terlihat kurva tanggapan EPD pada energi
tertentu berada di luar batasan yang ditetapkan oleh IEC.
Hal ini dapat terjadi, karena karakteristik setiap EPD tidak
sama dan bergantung pada model EPD dan tipe detektor
yang digunakan. Berdasarkan data penelitian T. Bolognese-
Milsztajn dkk [13], perbedaan model (31 model) dan tipe
detektor menyebabkan tanggapan EPD terhadap energi juga
berbeda. Variasi tanggapan EPD untuk energi rendah (Emin)
dan energi tinggi (Emax) masing-masing adalah 15 – 70 keV
dan 1.000 – 10.000 keV secara berurutan. Sedangkan tipe
detektor yang digunakan untuk EPD adalah detektor dioda-
90 Hasnel Sofyan / Pemantauan Rutin Dosis Eksterna Perorangan Menggunakan Dosimeter Personal Aktif
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVII HFI Jateng & DIY, Solo, 23 Maret 2013
ISSN : 0853-0823
Si (seri 1-4 Si), tabung GM, DIS dan detektor semi
konduktor.
IEC 61526
IEC 61526
Gambar 2. Tanggapan beberapa EPD dan TLD yang
dinormalisasi terhadap sumber radiasi 137Cs. [12]
IEC 61526
IEC 61526
Gambar 3. Tanggapan EPD untuk perubahan sudut yang
dinormalisasi terhadap sumber radiasi 137Cs [12].
Pada saat pemakaian dosimeter baik TLD atau EPD di
daerah kerja, posisinya terhadap arah datang sumber radiasi
sering kali tidak terpantau secara pasti. Melalui komisi
internasional (IEC), telah dipublikasikan IEC 61526 untuk
uji kemampuan dosimeter, termasuk batas deteksi dan
ketidakpastian pengukuran sebagai persyaratan yang harus
dipenuhi oleh dosimeter. Pengaruh perbedaan sudut datang
paparan radiasi, IEC 61526 memberikan batasan tanggapan
terhadap insiden normal sebesar 0,71–1,67 untuk sudut
antara 0 ± 60°. Dari penelitian A. Boziari dkk [12], EPD dan
TLD yang digunakan memenuhi persyaratan IEC 61526
terhadap posisi pemakaian EPD dan TLD badge, memenuhi
persyaratan yang dipublikasikan oleh IEC 61526.
C. Standar Internasional untuk EPD
Dosimeter yang digunakan dalam proteksi radiasi harus
memenuhi ketentuan persyaratan yang diberlakukan secara
internasional. Hal ini akan berdampak pada tuntutan untuk
meningkatkan jaminan kualitas dan kontrol kualitas dalam
pemantauan dosis eksterna perorangan. Sehingga, kesiapan
metode evaluasi ketidakpastian pengukuran dosis ekivalen
perorangan juga akan menjadi semakin penting. Metode ini
harus dapat diandalkan dan memberikan hasil yang realistis,
serta harus memiliki tingkat keselarasan yang sama di
seluruh dunia [1]. Standar teknis internasional yang relevan
dengan proteksi radiasi telah dipublikasikan oleh organisasi
atau badan yang berbeda seperti yang ditampilkan pada
Gambar 4 [14]. Masing-masing organisasi/badan dengan
spesialisasinya bertugas untuk mengembangkan standar,
rekomendasi, laporan atau dokumen internasional mengenai
proteksi radiasi dan khususnya untuk pemantauan radiasi
pengion. IEC [11] mempublikasikan persyaratan teknis
(IEC-61526) untuk dosimeter personal yang digunakan
dalam pemantauan dosis ekivalen Hp(10) and Hp(0,07)
untuk radiasi sinar-X, gamma, beta dan neutron [14].
Gambar 4. Standar internasional untuk EPD yang relevan
dengan proteksi radiasi [14].
Perkembangan dosimeter telah menghasilkan bentuk dan
ukuran fisik EPD sangat bervariasi, begitu juga dengan
beratnya. Pada Tabel 1 dapat dilihat karakteristik teknis
dosimeter yang dipublikasikan oleh IEC. Dari penelitian M.
Ginjaume [10] terhadap 31 jenis EPD, diketahui batas
efektif pengukuran paparan radiasi lebih baik dari TLD.
Tanggapan terhadap paparan radiasi pengion antara EPD
dengan TLD terlihat perbedaan yang cukup signifikan
terutama untuk dosis rendah. Kemampuan EPD mengukur
dosis minimum memenuhi persyaratan IEC 61526, atau
sepersepuluh dari batas minimum TLD. Dan untuk batas
dosis maksimumnya, EPD mampu mengukur dosis sampai
10 kali lebih besar dibandingkan ketentuan IEC 61526 dan
TLD. Sementara itu, dari penelitian T. Bolognese-Milsztajn
dkk [13] diperoleh hasil bahwa EPD memiliki sensitivitas
100 counts per µSv dan dapat mengindikasikan dosis rendah
sampai 0,015µSv.
Aplikasi standar internasional diberlakukan pada EPD dan
monitor untuk mengukur dosis ekivalen perorangan Hp(10)
and Hp(0,07) dari sumber radiasi sinar-X, gamma, neutron
dan radiasi beta. Sedangkan laju dosis ekivalen perorangan
digunakan untuk mengindikasikan peringatan dari sumber
radiasi. Hal ini menjadi persyaratan kinerja dosimeter
terhadap karakteristik umum dan mekanik, dosimetrik,
elektrik, elektromagnetik dan lingkungan. Berdasarkan pada
aplikasi standar dosimeter menurut IEC 61526 [11], telah
ditetapkan 6 kombinasi kuantitas dan jenis radiasinya, yaitu;
1. Hp(10) and Hp(0,07) dari radiasi sinar-X dan gamma
2. Hp(10) and Hp(0,07) dari radiasi sinar-X, gamma dan
radiasi beta
3. Hp(10) dari radiasi sinar-X dan gamma
Hasnel Sofyan / Pemantauan Rutin Dosis Eksterna Perorangan Menggunakan Dosimeter Personal Aktif 91
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVII HFI Jateng & DIY, Solo, 23 Maret 2013
ISSN : 0853-0823
4. Hp(10) dari radiasi neutron
5. Hp(10) dari radiasi sinar-X, gamma dan neutron
6. Hp(0,07) dari radiasi sinar-X dan beta
III. DOSIMETER PERSONAL AKTIF Penggunaan dosimeter personal aktif menjadi penting
ketika sumber yang digunakan dapat menimbulkan paparan
radiasi tinggi atau meningkatkan risiko paparan radiasi
seperti dalam aplikasi di industri radiografi. Di dunia medis,
EPD (Gambar 5) [15] digunakan sebagai dosimeter personal
untuk memantau nilai dosis tinggi yang ditemukan di bagian
radiologi intervensional [4].
Perkembangan EPD sudah mencapai tahap penggabungan
sistem otomatisasi pengelolaan data dari tele-transmisi ke
unit terpusat. Di Negara Eropa, EPD yang telah memenuhi
persyaratan IEC mulai digunakan dalam berbagai kegiatan
medis, industri dan penelitian. Dan Inggris, pada tahun 1994
telah menyetujui penggunaan dosimeter elektronik untuk
pemantauan rutin dosis pekerja di pusat penelitian [16].
Gambar 5. Eletronic Personal Dosimeter Dosicard [15]
Dengan keunggulannya, EPD akan menjadi dosimeter
personal yang tepat dalam pemantauan rutin dosis eksternal
pekerja. Dan permasalahan munculnya ketidakpastian dalam
penetapan dosis dapat diselesaikan. Peningkatan ketidak-
pastian dapat terjadi karena kesalahan pemakaian, kerusakan
TLD selama masa pemakaian dan pemprosesan, perubahan
karakteristik TLD akibat stimulasi panas dan kemungkinan
kehilangan data selama proses pengolahan.
IV. KESIMPULAN Mengingat pemakaian TLD memerlukan durasi waktu,
kebergantungan pada laju dosis, batas deteksi minimum
yang relatif tinggi dan sering terjadi masalah dalam proses
evaluasi dosis, maka kebutuhan dosimeter yang praktis dan
efisien akan meningkat cepat. EPD dengan keunggulannya
sebagai dosimeter personal aktif akan memberikan solusi
yang tepat dan cepat untuk informasi dosis dan laju dosis
pada lokasi tertentu serta alarm yang mudah di-set.
Di Indonesia, meskipun ada hambatan dalam budget,
namun karena kebutuhan akan terjadi pergantian secara
bertahap ke EPD. Saat ini, dosimeter kartu sudah digunakan
di beberapa rumah sakit, dan industri di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA [1]. R. Behrens and P. Ambrosi, Review of international
standards for dosemeters, Radiat. Prot. Dosim. 128, 2008, pp.
159–168.
[2]. P. Olko, L. Currivan, J.W.E. van Dijk, et al., Thermo-
luminescence detectors applied in individual monitoring of
radiation workers in Europe – a Review Based on the
EURADOS Questionnaire. Radiat. Pro.t Dosim. 120, 2006,
pp. 298–302.
[3]. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun
2007, tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan
Sumber Radioaktif, 2007.
[4]. I. Clairand, L. Struelens, C. Itie, J-M. Bordy, J. Daures, L.
Donadille, P. Vaz, M. Denoziere, J. Debroas and F. d’Errico,
Intercomparison of active personal dosemeters in
interventional radiology. Radiat. Prot. Dosim. 129, 2008, pp.
340–345.
[5]. Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir No. 02-
P/Ka-BAPETEN/I-03 tahun 2003 tentang Sistem Pelayanan
Pemantauan Dosis Eksterna Perorangan, 2003.
[6]. European Commission. Council Directive 96/29 EURATOM
of 13 May 1996 laying down basic safety standards for the
protection of the health of workers and the general public
against the dangers arising from ionizing radiation. Official J.
Eur. Commun. L159, 39, 1996, pp. 1–28.
[7]. M. Luszik-Bhadra and S. Perle, Electronic personal
dosemeters will replace passive dosemeters in the near future,
Radiat. Prot. Dosim. 123, 2006, pp. 546–553.
[8]. H. Stadtmann, Markus Figel, V. Kamenopoulou, D.
Kluszczynski, H. Roed and J. Van Dijk, Quality control and
reliability of reported doses, Radiat. Prot. Dosim. 112, 2004,
pp. 169–189
[9]. IAEA-EURADOS, Intercomparison of personal dose
equivalent measurements by active personal dosimeters,
Final Report of a joint IAEA-EURADOS Project, IAEA-
TECDOC-1564, Printed by the IAEA in Austria, 2007.
[10]. M. Ginjaume, T. Bolognese-Milsztajn, M. Luszik-Bhadra, F.
Vanhavere, W. Wahl and A. Weeks, Overview of active
personal dosemeters for individual monitoring in the
European Union, Radiat. Prot. Dosim. 125, 2007, pp. 261–
266.
[11]. International Electrotechnical Commission (IEC), Radiation
Protection Instrumentation -Measurement of personal dose
equivalent Hp(10) and Hp(0.07) for X, gamma, neutron and
beta radiation- direct reading personal dose equivalent
and/or dose equivalent rate dosemeters, IEC 61526 (Ed. 3.0,
2010-07), Geneva, 2010.
[12] A. Boziari, C.Koukorava, E. Carinou, C. J. Hourdakis and V.
Kamenopoulou, The use of active personal dosemeters as a
personal monitoring device: Comparison with TL dosimetry,
Radiat. Prot. Dosim. 144, 2011, pp. 173–176.
[13]. T. Bolognese-Milsztajn, M. Ginjaume, M. Luszik Bhadra, et.
al, Active personal dosemeters for individual monitoring and
other new developments. Radiat. Prot. Dosim. 112, 2004, pp.
141–168.
[14]. P. Ambrosi, International standards for radiation protection,
Radiat. Prot. Dosim. 144, 2011, pp. 26–32.
[15]. Anonim, DOSICARD™–DOSIMAN Electronic Personal
Dosimeters in Credit Card Size. C36214 3/08 Printed in
U.S.A. ©2008 Canberra Industries.
[16]. M. Ginjaume, Performance and approval procedures for
active personal dosemeters, Radiat. Prot. Dosim. 144, 2011,
pp. 144–149.
TANYA JAWAB
Dewita, BATAN ? Kalau dosimeter pasif, hasil pengembangan diolah oleh
suatu badan, kalau dosimeter aktif bagaimana?
? Mengapa dosimeter aktif di Indonesia belum dapat
digunakan? Apa kekurangannya?
92 Hasnel Sofyan / Pemantauan Rutin Dosis Eksterna Perorangan Menggunakan Dosimeter Personal Aktif
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVII HFI Jateng & DIY, Solo, 23 Maret 2013
ISSN : 0853-0823
Hasnel Sofyan, BATAN
√ Sampai saat ini dosimeter aktif hanya digunakan sebagai
dosimeter pendamping dosimeter pasif, itupun jika
diperlukan. Dosimeter aktif belum bisa digunakan sebagai
dosimeter personal rutin, karena informasi data dosis setiap
pekerja radiasi harus dilaporkan ke Bapeten (untuk
Indonesia), dan juga karena sistem informasi data di
Indonesia belum terintegrasi dengan baik. Selain itu,
penggantian dari TLD ke dosimeter aktif membutuhkan
anggaran yang sangat besar.
Arinie, UNDIP
? a. Siapa sih yang harus selalu memakai dosimeter?
b. Bagaimana orang yang selalu diradiasi kena kanker?
Hasnel Sofyan,BATAN
√ a. Berdasarkan PP 33 th 2007 setiap pekerja radiasi wajib
menggunakan dosimeter untuk mengetahui dosis radiasi
yang diterimanya agar tidak melampaui NBD.
b. Dalam PP 33 th 2007, limitasi dosis tidak diberlakukan
bagi pasien medis, karena lebih memperhatikan sisi manfaat
radiasi yang lebih tinggi dari risikonya.