55108427 Suara Parau Files of Drsmed

download 55108427 Suara Parau Files of Drsmed

of 19

Transcript of 55108427 Suara Parau Files of Drsmed

  • 8/2/2019 55108427 Suara Parau Files of Drsmed

    1/19

    0

    Author :

    Manora Nababan, S.Ked

    Faculty of Medicine University of Riau

    Pekanbaru, Riau

    2009

    Files of DrsMed FK UNRI(http://www.Files-of-DrsMed.tk

  • 8/2/2019 55108427 Suara Parau Files of Drsmed

    2/19

    1

    PENDAHULUAN

    Suara merupakan produk akhir akustik dari suatu sistem yang lancar,

    seimbang, dinamis dan saling terkait, melibatkan respirasi, fonasi, dan resonansi.

    Tekanan udara subglotis dari paru, yang diperkuat oleh otot-otot perut dan dada,

    dihadapkan pada plika vokalis. Suara dihasilkan oleh pembukaan dan penutupan

    yang cepat dari pita suara, yang dibuat bergetar oleh gabungan kerja antara

    tegangan otot dan perubahan tekanan udara yang cepat. Tinggi nada terutama

    ditentukan oleh frekuensi getaran pita suara1.

    Bunyi yang dihasilkan glotis diperbesar dan dilengkapi dengan kualitas

    yang khas (resonansi) saat melalui jalur supraglotis, khususnya faring. Gangguan

    pada sistem ini dapat menimbulkan gangguan suara1.

    Di Negara-negara barat, sekitar 1/3 pekerja memerlukan suara untuk

    pekerjaan mereka2. Gangguan suara diperkirakan terjadi pada satu persen rakyat

    Amerika Serikat1. Di Inggris, sekitar 50.000 pasien THT (Telinga Hidung

    Tenggorok) per tahunnya datang dengan masalah suara2.

    Setiap keadaan yang menimbulkan gangguan dalam getaran, ketegangan

    serta gangguan dalam pendekatan kedua pita suara kiri dan kanan akan

    menimbulkan suara parau.3

  • 8/2/2019 55108427 Suara Parau Files of Drsmed

    3/19

    2

    TINJAUAN PUSTAKA

    1. DefinisiSuara parau adalah suatu istilah umum untuk setiap gangguan yang

    menyebabkan perubahan suara. Ketika parau, suara dapat terdengar serak, kasar

    dengan nada lebih rendah daripada biasanya, suara lemah, hilang suara, suara

    tegang dan susah keluar, suara terdiri dari beberapa nada, nyeri saat bersuara, atau

    ketidakmampuan mencapai nada atau intensitas tertentu. Suara parau bukan

    merupakan suatu penyakit, tetapi merupakan gejala penyakit. Perubahan suara ini

    seringkali berkaitan dengan kelainan pita suara yang merupakan bagian dari kotak

    suara (laring)3,4

    .

    2. Anatomi dan FisiologiProses fonasi merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan

    banyak organ di tubuh. Terdapat 3 sistem organ pembentuk suara yang saling

    berintegrasi untuk menghasilkan kualitas suara yang baik yaitu sistem pernapasan,

    laring dan traktus vokalis supraglotis5,6,7

    .

    a. ParuParu berperan sangat penting pada proses fonasi karena merupakan organ

    pengaktif proses pembentukan suara. Udara yang dihembuskan pada saat ekspirasi

    akan melewati celah glotis dan menghasilkan tekanan positif untuk menggetarkan

    pita suara. Fungsi paru yang baik sangat diperlukan agar dapat dihasilkan suara

    yang berkualitas5.

    b. SarafSusunan saraf pusat dan saraf tepi akan mengontrol dan mengkoordinasikan

    semua otot dan organ yang berperan dalam proses fonasi. Kerusakan pada saraf

    ini akan mengacaukan proses pembentukan suara.5

    c. Rongga mulut dan faringPerubahan ukuran dan bentuk rongga-rongga ini akan memperkuat

    intensitas suara yang dihasilkan melalui resonansi5.

  • 8/2/2019 55108427 Suara Parau Files of Drsmed

    4/19

    3

    d. Pita suaraPita suara merupakan generator pada proses fonasi. Pita suara digerakkan oleh

    otot-otot intrinsik laring. Gerakan dan getaran otot-otot pita suara merupakan

    gerakan terkendali (volunter), sehingga dapat dilatih untuk dapat menghasilkan

    suara yang diinginkan5.

    Anatomi dan fisiologi LaringLaring atau kotak suara ( voice box) merupakan bagian yang terbawah dari

    saluran napas bagian atas. Bentuknya menyerupai limas segitiga terpancung,

    dengan bagian atas lebih besar daripada bagian bawah. Batas atas laring adalah

    aditus laring, sedangkan batas bawahnya ialah batas kaudal kartilago krikoid3.

    Laring terdiri dari empat komponen dasar anatomi yaitu tulang rawan, ototintrinsik dan ekstrinsik, dan mukosa

    8. Bangunan kerangka laring tersusun dari

    satu tulang, yaitu tulang hioid yang berbentuk seperti huruf U, yang permukaan

    atasnya dihubungkan dengan lidah, mandibula dan tengkorak oleh tendon dan

    otot-otot. Saat menelan, kontraksi otot-otot ini akan mengangkat laring. Tulang

    rawan yang menyusun laring adalah kartilago epiglotis, kartilago krikoid,

    kartilago aritenoid, kartilago kornikulata, kartilago tiroid. (gambar 1)3

    Gambar 1. Tulang rawan Laring 8

    Otot-otot laring dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu otot ekstrinsik dan

    intrinsik. Otot ekstrinsik terutama bekerja pada laring secara keseluruhan,

    sedangkan otot intrinsik menyebabkan gerak bagian-bagian laring sendiri. Otot

  • 8/2/2019 55108427 Suara Parau Files of Drsmed

    5/19

    4

    ekstrinsik laring yang suprahioid ialah M. digastrikus, M. stilohioid, dan M.

    milohiodid. Otot yang infrahioid ialah M.sternohioid, M.omohioid, dan

    M.tirohioid. sedangkan otot intrinsik laring ialah M.krikoaritenoid lateral,

    M.tiroepiglotika, M.vokalis, M.tiroaritenoid, M.ariepiglotika, M.krikotiroid. Otot-

    otot ini terletak di bagian lateral laring. Otot intrinsik laring yang terletak di

    bagian posterior ialah M.aritenoid transversal, M.aritenoid oblik dan

    M.krikoaritenoid posterior3.

    Terdapat tiga kelompok otot laring yaitu aduktor, abduktor dan tensor.

    Kelompok otot aduktor terdiri dari M.tiroaritenoid, M.krikoaritenoid lateral, dan

    M. interaritenoid. otot tiroaritenoid merupakan otot aduktor dari laring.

    Persarafan dari otot-otot aduktor oleh N. laringeus rekuren. Otot-otot tensor

    terutama oleh M.krikotiroid didukung M.tiroaritenoid. otot krikotiroid disarafioleh cabang eksterna N. laringeus superior. Otot abduktor adalah M.krikoaritenoid

    posterior yang disarafi cabang N.laringeus rekuren4. Perdarahan untuk laring

    terdiri dari dua cabang yaittu A. laringeus superior dan A.laringeus inferior3.

    Gambar 2. Potongan midsagital leher, tampak anatomi laring8

  • 8/2/2019 55108427 Suara Parau Files of Drsmed

    6/19

    5

    Gambar 3. Anatomi laring, tampak otot-otot dan kartilago laring. (A)

    laring dari posterior, (B) laring dari atas.8

    Lipatan mukosa pada ligamentum vokale dan ligamentum ventrikulare

    membentuk plika vokalis (pita suara asli) dan plika ventrikularis (pita suara

    palsu). Bidang antara plika vokalis kiri dan kanan disebut rima glotis, sedangkan

    antara kedua plika ventrikularis disebut rima vestibuli. Plika vokalis dan plika

    ventrikularis membagi rongga laring dalam 3 bagian yaitu vestibulum laring

    (supraglotik), glotik dan subglotik3

    Laring mempunyai tiga fungsi utama yaitu proteksi jalan napas, respirasi

    dan fonasi. Laring membuat suara serta menentukan tinggi rendahnya nada. Saat

    bernapas pita suara membuka (gambar 4), sedangkan saat berbicara atau

    bernyanyi akan menutup (gambar 5) sehingga udara meninggalkan paru-paru,

    bergetar dan menghasilkan suara.9

    Gambar 4. Posisi pita suara saat bernapas9 Gambar 5. Pita suara saat berbicara

    9

  • 8/2/2019 55108427 Suara Parau Files of Drsmed

    7/19

    6

    Tinggi rendahnya nada diatur oleh peregangan plika vokalis. Bila plika

    vokalis aduksi, maka M.krikotiroid akan merotasikan kartilago tiroid ke bawah

    dan ke depan, menjauhi kartilago aritenoid. Pada saat itu M.krikoaritenoid

    posterior akan menahan atau menarik kartiago aritenoid ke belakang. Plika vokalis

    saat ini dalam kontraksi. Sebaliknya kontraksi M.krikoaritenoid akan mendorong

    kartilago aritenoid ke depan, sehingga plika vokalis akan mengendor.3

    3. Etiologi dan PatofisiologiFaktor resiko terjadinya masalah pada suara adalah

    2:

    - Merokok (faktor resiko karsinoma laring)- Konsumsi alkohol berlebihan- Refluks gasroesofageal- Profesi seperti guru, aktor, penyanyi- Usia- Lingkungan

    Suara parau dapat terjadi secara akut atau kronik. Onset akut lebih sering

    terjadi dan biasanya karena peradangan lokal pada laring (laringitis akut).

    Laringitis akut bisa disebabkan oleh infeksi viral, infeksi sekunder bakterial.

    Apabila tidak ada bukti adanya infeksi, laringitis akut bisa terjadi karena bahan

    kimia atau iritan dari lingkungan, atau akibat penggunaan suara berlebih (voice

    overuse) pada penyanyi, pengajar, orator, dsb. Onset kronis (laringitis kronis),

    dapat disebabkan refluks faringeal, polip jinak, nodul pita suara, papilomatosis

    laring, tumor, defisit neurologis, ataupun peradangan kronis sekunder karena asap

    rokok atau voice abuse3,4

    .

    Suara parau memiliki banyak penyebab yang prinsipnya menimpa laring

    dan sekitarnya mulai dari yang sederhana infeksi saluran pernafasan atas hingga

    dengan patologi serius seperti kanker leher dan kepala seperti yang dijelaskan dibawah ini

    8

    1. InfeksiLaringitis merupakan penyebab tersering suara parau yang dapat

    diakibatkan infeksi virus atau bakteri dan biasanya terjadi bersamaan dengan

  • 8/2/2019 55108427 Suara Parau Files of Drsmed

    8/19

    7

    common cold. Inflamasi menyebabkan pembengkakan jaringan-jaringan laring.

    Pembengkakan korda vokalis terjadi pada infeksi saluran napas atas, common

    cold, atau pemakaian suara berlebihan. Radang laring dapat akut atau kronik10

    .

    a. Laringitis akutLaringitis akut merupakan radang mukosa pita suara dan laring kurang

    dari tiga minggu. Penyebab radang ini adalah bakteri. Pada radang ini

    terdapat gejala radang umum seperti demam, malaise, dan gejala lokal

    seperti suara parau sampai tidak bersuara sama sekali (afoni), nyeri

    menelan atau berbicara serta gejala sumbatan laring. Pada pemeriksaan

    tampak mukosa laring hiperemis, membengkak, terutama di atas dan

    bawah pita suara. Terapi yang diberikan berupa istirahat berbicara dan

    bersuara selama 2-3 hari., menghirup udara lembab, menghindari iritasipada laring dan faring. Antibiotika diberikan jika peradangan berasal dari

    paru10,11

    .

    b. Laringitis kronikPenyakit ini ditemukan pada orang dewasa. Sebagai faktor yang

    mempermudah terjadinya radang kronis ini ialah intoksikasi alkohol atau

    tembakau, inhalasi uap atau debu yang toksik, radang saluran napas dan

    penyalahgunaan suara (vocal abuse). Pada laringitis kronis terdapat

    perubahan pada selaput lendir, terutama selaput lendir pita suara. Pada

    mikrolaringoskopi tampak bermacam-macam bentuk, tetapi umumnya

    yang kelihatan ialah edema, pembengkakan serta hipertrofi selaput lendir

    pita suara atau sekitarnya.

    Terdapat juga kelainan vaskular, yaitu dilatasi dan proliferasi,

    sehingga selaput lendir itu tampak hiperemis. Bila peradangan sudah

    sangat kronis, terbentuklah jaringan fibrotik sehingga pita suara tampak

    kaku dan tebal, disebut laringitis kronis hiperplastik. Kadang-kadang

    terjadi keratinisasi dari epitel, sehingga tampak penebalan pita suara yang

    di suatu tempat berwarna keputihan seperti tanduk. Pada tempat keratosis

    ini perlu diperhatikan dengan baik, sebab mungkin di bawahnya terdapat

    tumor yang jinak atau yang ganas7.

  • 8/2/2019 55108427 Suara Parau Files of Drsmed

    9/19

    8

    Gambar 6. Gambaran laring dan pita suara pada laringitis9

    Suara parau juga dapat disebabkan oleh tuberkulosis (TB) dan lues3,10

    .

    2.

    Lesi jinak pita suaraLesi jinak pita suara sering terjadi karena penyalahgunaan suara (voice misuse

    atau overuse) yang menimbulkan trauma bagi pita suara. Beberapa jenis lesi yan

    timbul seperti nodul, polip dan kista9.

    a. Nodul pita suara (vocal cord nodule)Nodul pita suara terbanyak ditemukan pada orang dewasa, lebih banyak

    pada wanita dari pria, Terdapat berbagai sinonim klinis untuk nodul vokal

    termasukscreamers nodule, singers node, atau teachers node. Nodulus jinakdapat terjadi unilateral dan timbul akibat penggunaan korda vokalis yang tidak

    tepat dan berlangsung lama. Letaknya sering pada sepertiga anterior atau di

    tengah pita suara, unilateral atau bilateral. Klinis yang ditimbulkan adalah

    suara parau, kadang-kadang disertai batuk. Pada pemeriksaan terdapat nodul di

    pita suara sebesar kacang hijau atau lebih kecil, berwarna keputihan (gambar

    7). Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan laring tidak langsung/langsung.

    Beberapa pasien berespon baik dengan pembatasan dan reedukasi vocal,

    namun banyak juga yang memerlukan pembedahan endoskopik. 10,12

  • 8/2/2019 55108427 Suara Parau Files of Drsmed

    10/19

    9

    Gambar 7. Vocal Nodule13

    b. PolipPolip laring ditemukan pada orang dewasa, lebih banyak pada pria dari

    pada wanita, dan sangat jarang didapatkan pada anak. Pada pemeriksaan, polip

    paling sering ditemukan di sekitar komisura anterior, tampak bulat, kadang-

    kadang berlobul, berwarna pucat, mengkilat dengan dasarnya yang lebar di pitasuara, dan tampak kapiler darah sangat sedikit (gambar 8). Pada polip yang

    besar, meskipun dasarnya di pita suara, polip ini ditemukan di subglotik. Epitel

    di sekitar polip tidak berubah, tidak ada tanda radang. Polip dengan

    vaskularisasi yang banyak akan berwarna merah, kadang-kadang terjadi

    fibrotik, sehingga tidak tampak mengkilat lagi7.

    Pengangkatan bedah harus dilakukan pada satu sisi berturut-turut, untuk

    mencegah pembentukan sinekia pada komisura anterior. Pembedahan harus

    diikuti menghentikan merokok dan reedukasi vokal. Jika tidak demikian,

    mungkin terjadi kekambuhan jaringan polipoid yang tebal sepanjang korda

    vokalis12

    .

    Gambar 8. Polip pada pita suara14

  • 8/2/2019 55108427 Suara Parau Files of Drsmed

    11/19

    10

    c. KistaKista pita suara merupakan massa yang terdiri dari membran (sakus)

    (gambar 9). Kista dapat berlokasi dekat permukaan pita suara atau lebih

    dalam, dekat ligament. Sama seperti nodul dan polip, ukuran dan lokasi

    mengganggu getaran dari pita suara dan menyebabkan suara parau. Terapi

    pembedahan diikuti terapi vokal merupakan terapi yang disarankan15

    .

    Gambar 9. Kista pada pita suara14

    3. Neoplasmaa. Keratosis laring

    Pada keratosis laring sebagian mukosa laring terjadi pertandukan, sehingga

    tampak daerah yang keputihan yang disebut leukoplakia (gambar 10). Tempat

    tersering yang mengalami pertandukan ialah pita suara dan di fosa

    interaritenoid. Gejala yang ditemukan adalah suara parau yang persisten. Selain

    itu rasa ada yang mengganjal di tenggorok. Stridor atau sesak napas tidak

    ditemukan. Sebagai terapi dilakukan pembedahan dengan mikrolaring.

    Terdapat 15% dari kasus yang mengalami degenerasi maligna7,16

    .

  • 8/2/2019 55108427 Suara Parau Files of Drsmed

    12/19

    11

    Gambar 10. leukoplakia pada pita suara17

    .

    b. Karsinoma laringSuara parau yang persisten atau perubahan suara yang lebih dari dua

    hingga 4 minggu pada perokok perlu dilakukan pemeriksaan untuk mengenali

    apakah terdapat kanker laring15

    . Karsinoma sel squamosa merupakan

    keganasan laring yang paling sering terjadi (94%) (gambar 11). Gejala dini

    berupa suara parau, dan sesuai dengan keterlibatan, timbul nyeri, dispnea, dan

    akhirnya disfagia16

    . Pilihan terapi yang diberikan meliputi pembedahan, radiasi

    dan atau kemoterapi. Ketika kanker laring ditemukan lebih awal maka pilihan

    terapi berupa pembedahan atau radiasi dengan angka kesembuhan tinggi, lebih

    dari 90%15

    .

    Gambar 11. Karsinoma Sel Squamosa pada Laring18

    4. Gangguan Neurologi pada laringSuara parau dapat terjadi berhubungan dengan masalah pada persarafan

    dan otot baik dari pita suara atau laring15

    . Paralisis otot laring dapat disebabkan

    gangguan persarafan baik sentral maupun perifer, dan biasanya paralisis motorik

    bersamaan dengan paralisis sensorik. Kejadiannya dapat unilateral atau bilateral.

  • 8/2/2019 55108427 Suara Parau Files of Drsmed

    13/19

    12

    Penyebab sentral misalnya paralisis bulbar, siringomielia, tabes dorsalis, multiple

    sklerosis. Penyebab perifer misalnya struma, pasca tiroidektomi, limfadenopati

    leher, trauma leher, tumor eofagus dan mediastinum, aneurisma aorta3,4

    .

    Paralisis pita suara merupakan kelainan otot intrinsik laring. Secara umum

    terdapat lima posisi dari pita suara yaitu posisi median, paramedian, intermedian,

    abduksi ringan dan posisi abduksi penuh. Gambaran posisi pita suara dapat

    bermacam-macam tergantung dari otot yang terkena3. Banyak dari paralisis pita

    suara akan sembuh beberapa bulan, namun ada kemungkinan menjadi permanen,

    yang memerlukan tindakan bedah10

    .

    Gambar 12. Paralisis Pita Suara19

    5. Penuaan (Presbylaryngis)Presbilaringis (vocal cord concavity) merupakan suau keadaan yang

    disebabkan penipisan dari otot dan jaringan-jaringan pita suara akibat penuaan.

    Pita suara pada prebilaringis tidak sebesar daripada laring normal sehingga tidak

    dapat bertemu pada pertengahan, dan akibatnya pasien mengeluh suara menjadi

    parau, lemah dan berat. Kondisi ini dapat diperbaiki dengan pemberian injeksi

    lemak atau bahan lain pada kedua pita suara sehingga penutupan dapat lebih

    baik19

    .

    Gambar 13. Presbilaringis19

  • 8/2/2019 55108427 Suara Parau Files of Drsmed

    14/19

    13

    6. PerdarahanJika terdapat keluhan kehilangan suara mendadak yang sebelumnya

    didahului dengan berteriak atau penggunaan suara yang kuat, menunjukkan telah

    terjadi perdarahan dari pita suara. Perdarahan pita suara terjadi karena ruptur dari

    salah satu pembuluh darah permukaan pita suara dan jaringan lunak terisi dengan

    darah. Penanganannya segera dan harus diterapi dengan istirahat suara total dan

    pemeriksaan oleh dokter spesialis19

    .

    Gambar 14. Perdarahan Pita Suara19

    7. Refluks gastroesofagealHal yang sering juga merupakan penyebab suara serak adalah refluks

    gastroesofageal, dimana asam lambung naik ke esofagus dan mengiritasi pita

    suara. Banyak pasien dengan perubahan suara yang berkaitan dengan refluks,

    tidak mempunyai gejala rasa terbakar di lambung (heartburn). Biasanya, suara

    mulai memburuk di pagi hari dan meningkat sepanjang hari. Pasien mungkin

    akan merasakan sensasi gumpalan pada tenggorokannya, cairan yang menusuk

    tenggorokan, atau adanya keinginan yang kuat untuk membersihkan

    tenggorokannya15

    .

    8. Penyebab lainPenyebab lain dapat berasal dari sistemik seperti kelainan endokrin

    (hippotiroid), arthritis rematoid, penyakit granulomatosa, alergi, trauma laring,

    alergi2

    .

  • 8/2/2019 55108427 Suara Parau Files of Drsmed

    15/19

    14

    4. DiagnosisDiagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dan

    pemeriksaan penunjang.2,4,8

    a. Anamnesis Setiap pasien dengan suara parau yang menetap lebih dari 2 minggu tanpa

    adanya infeksi saluran napas atas memerlukan pemeriksaan. Sangat penting

    untuk mengetahui durasi dan karakter perubahan suara.

    Riwayat merokok dan minum alkohol, dimana dapat mengiritasi mukosamulut dan laring dan beresiko kanker kepala leher

    Riwayat pekerjaan, pola/ tipe pemakaian suara seperti menyanyi berteriak Riwayat penyalahgunaan suara (voice abuse) Keluhan yang berhubungan meliputi nyeri, disfagia, batuk, susah bernapas Keluhan refluks gastroesofageal seperti merasakan asam di mulut pada apgi

    hari

    Penyakit sinonasal (rhinitis alergi atau sinusitis kronik) Kelainan neurologis Riwayat trauma atau pembedahan Riwayat pemakaian obat-obatan seperti ACE inhibitor

    b. Pemeriksaan FisikPemeriksaan kepala dan leher secara keseluruhan, meliputi penilaian

    pendengaran, mukosa saluran napas atas, mobilitas lidah dan fungsi saraf

    kranial.15

    . Pemeriksaan yang dapat dilakukan sebagai berikut:

    Pemeriksaan laringoskopiUntuk mengidentifikasi setiap lesi dari pita suara seperti kanker, singers

    node, polip tuberkulosis atau sifilis. Selain itu dapat menilai adanya paralisis

    pita suara, yang berhubungan dengan kanker paru, aneurisma aorta dan lain-

    lain.20

    Pemeriksaan kelenjar getah beningJika terdapat kelainan dapat menunjukkan neuropati perifer, sindrom

    Guillain-Barre, tumor otak atau penyakit serebrovaskuler21

    .

  • 8/2/2019 55108427 Suara Parau Files of Drsmed

    16/19

    15

    c. Pemeriksaan Penunjang Lainnya15,20 Laringoskopi fibreoptik. Stroboskopi (videolaryngostroboscopy)

    Pemeriksaan ini dapat memperlihatkan gambaran dari pergerakan laring

    Pemeriksaan untuk mengukur produksi suara seperti amplitudo, range,pitchdan efisiensi aerodinamik

    Pemeriksaan darahMeliputi hitung jenis dan LED, fungsi tiroid, nilai C1 esterase inhibitor

    untuk pembengkakan pita suara dan diduga angioedema, serta pemeriksaan

    reseptor asetilkolin untuk suara parau yang diduga disebabkan miastenia

    gravis.

    Kultur hidung dan sputum Foto torak x ray jika ditemukan paralisis pita suara pada pemeriksaan

    laringoskopi

    CT scan dada Ct scan dan MRI jika ditemukan kelainan pada pemeriksaan neurologis USG tiroid untuk mendeteksi kanker tiroid yang menyebabkan paralisis pita

    suara

    5. PenatalaksanaanSuara parau dialami lebih dari 3 minggu memerlukan rujukan ke spesialis

    telinga hidung dan tenggorok untuk menilai pita suara dan menyingkirkan ke arah

    keganasan. Penatalaksanaan suara parau tergantung dari penyebab. Pada banyak

    kasus, dapat diterapi dengan istirahat suara dan penggunaan suara yang tepat2,15

    .

    Penanganannya mencakup2:

    - Penilaian klinis suara untuk diagnosis yang akurat- Penatalaksanaan multidisiplin meliputi voice therapists dalam satu team.

    Terapi suara dapat dilatih pada pasien untuk memodifikasi perilaku dan

    mengeliminasi gangguan suara.

    - Terapi pembedahan meliputi bedah mikrolaring. Vocal nodul, polip, kistamemerlukan tindakan kombinasi bedah dan terapi suara

  • 8/2/2019 55108427 Suara Parau Files of Drsmed

    17/19

    16

    6. PencegahanPencegahan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut

    2,10:

    - Menghindari dan menghentikan merokok ataupun merokok pasif-

    Pasien disarankan juga untuk minum yang banyak untuk mengencerkanmucus.

    - Menghindari agen/bahan yang menimbulkan dehidrasi seperti alkohol, kopi- Mengontrol refluks gastroesofagus- Menggunakan suara dengan tepat, tidak bersuara terlalu kuat.- Menggunakan mikrofon jika diperlukan- Menghindari bersuara atau bernyanyi ketika suara parau

  • 8/2/2019 55108427 Suara Parau Files of Drsmed

    18/19

    17

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Cohen JI. Anatomi dan Fisiologi Laring. Dalam: Adam GL, Boies LR, HiglerPA. BOIES, Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6. Alih Bahasa: Wijaya C.BOIES

    Fundamental of Otolaryngology. Jakarta: Penerbit EGC; 1997. 370-371

    2. Hartree N. Hoarseness; http://www.patient.co.uk/showdoc/40000966/ [diakses 15 Februari 2009]

    3. Hermani B, Kartosoediro S. Suara Parau. Dalam: Soepardi EA, Iskandar HN(editors). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher

    Edisi ke V. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2003. 190-94

    4. Wang RC, Miller RH. Hoarseness and Vocal Cord Paralysis. In: Calhoun KH.Head and Neck Surgery-Otolaryngoloy Volume II 3

    rdEd. USA: Lippincott

    Williams & Wilkins; 607, 609

    5. Hermani B, Hutauruk SM. Gangguan Suara Pada Penyanyi.OtoRhinoLaryngologica Indonesiana 2006; 36: 42.

    6. Kadriyan H. Aspek Fisiologis dan Biomekanis Kelelahan Bersuara sertaPenatalaksanaannya. Cermin Dunia Kedokteran 2007;155: 93

    7. Iskandar HN. Pemakaian Mikroskop PadaDiagnostik dan Bedah Laring.Cermin Dunia Kedokteran 1987; 43: 21-22.

    8. Rosen CA, Anderson D, Murry. Evaluating Hoarseness: Keeping YourPatient's Voice Healthy nhttp://www.aafp.org/afp/980600ap/rosen.html

    [diakses 15 Februari 2009]

    9. Sulica L. Normal Voice Functionhttp://www.voicemedicine.com/normal_voice_functioning.htm [diakses 15

    Februari 2009]

    10.American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery.http://www.entnet.org/HealthInformation/hoarseness.cfm [diakses 15 Februari

    2009].

    11.Hermani B, Abdurachman H. Kelainan Laring. Dalam: Soepardi EA, IskandarHN (editors). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala

    Leher Edisi ke V. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2003. 195-96,199-200.

    12.Banovetz JD. Gangguan Laring Jinak. Dalam: Adam GL, Boies LR, HiglerPA. BOIES, Buku Ajar Penyakit THT, Edisi 6. Alih Bahasa: Wijaya C.

    BOIES Fundamental of Otolaryngology.Jakarta: Penerbit EGC; 1997. 387,

    391.

    13.Ghorayeb BY. Picture of Vocal Cord Nodules (Teacher's Nodules).http://www.ghorayeb.com/VocalCordNodule2.html [diakses 21 Februari

    2009].

    14.Stanford University Medical Center. Clinical Pictures & Moviee.http://www.stanfordhospital.com/clinicsmedServices/cfm [diakses 21 Februari

    2009].

  • 8/2/2019 55108427 Suara Parau Files of Drsmed

    19/19

    15.American Academy of Otolaryngology.http://www.sinuscarecenter.com/aao/hoars_aao.htm [diakses 15 Februari

    2009].

    16.Adams GL. Tumor-Tumor Ganas Kepala dan Leher. Dalam: Adam GL, BoiesLR, Higler PA. BOIES, Buku Ajar Penyakit THT, Edisi 6. Alih Bahasa:

    Wijaya C. BOIES Fundamental of Otolaryngology.Jakarta: Penerbit EGC;

    1997. 446.

    17.Ghorayeb BY. Pictures of Chronic Laryngitis andLeukoplakiahttp://www.ghorayeb.com/LaryngitisChronic.html [diakses 21

    Februari 2009].

    18.Ghorayeb BY. Pictures of Laryngeal Polyps and Cancershttp://www.ghorayeb.com/LarynxLesions.html [diakses 21 Februari 2009]

    19.Stasney R. Disorders of the Larynxhttp://www.otohns.net/default.asp?id=15102 [diakses 21 Februari 2009]

    20.Singapore Pain Specialist. Hoarseness.diagnosishttp://www.wrongdiagnosis.com/symptoms/hoarse/tests.htm [diakses21 Februari 2009].

    Fil f D M d FK UNRI (htt // Fil f D M d tk