5.5 Proses Komunikasi Fungsional Dalam Keluarga

6
5.5 PROSES KOMUNIKASI FUNGSIONAL DALAM KELUARGA Menurut sebagian besar terapi keluarga, komunikasi fungsional dipandang sebagai landasan keberhasilan, keluarga yang sehat (Goldenberg & Goldenberg, 2000). Komunikasi fungsional didefinisikan sebagai pengiriman dan penerimaan pesan baik isi maupun tingkat instruksi pesan yang langsung dan jelas (Sells, 1973), serta sebagai keselarasan antara isi dan tingkat instruksi (Satir, 1983 ; Satir et al.,1991. Dengan kata lain, komunikasi yang sehat dan fungsional dalam suatu keluarga memerlukan pengirim untuk mengirimkan maksud pesan melalui pesan yang relatif jelas dan penerima pesan mempunyai pemahaman arti yang sama dengan apa yang dimaksudkan oleh pengirim (Sells). Komunikasi efektif berarti menyesuaikan arti dan mencapai konsistensi dan keselarasan antara pesan yang dimaksud dan pesan yang diterima. Jadi, komunikasi efektif dalam keluarga adalah suatu proses definisi konstan dan redefinisi yang akan mencapai kesesuaian tingkat isi dan instruksi dari suatu pesan. Baik pengirim maupun penerima harus secara aktif terlibat dan mampu saling bertukar posisi baik sebagai pengirim maupun penerima selama proses komunikasi. A. Pengirim Fungsional Satir (1967) menyatakan bahwa pengirim yang berkomunikasi secara fungsional dapat : a. Menyatakan maksudnya dengan tegas dan jelas

Transcript of 5.5 Proses Komunikasi Fungsional Dalam Keluarga

Page 1: 5.5 Proses Komunikasi Fungsional Dalam Keluarga

5.5 PROSES KOMUNIKASI FUNGSIONAL DALAM KELUARGA

Menurut sebagian besar terapi keluarga, komunikasi fungsional dipandang sebagai landasan keberhasilan, keluarga yang sehat (Goldenberg & Goldenberg, 2000).

Komunikasi fungsional didefinisikan sebagai pengiriman dan penerimaan pesan baik isi maupun tingkat instruksi pesan yang langsung dan jelas (Sells, 1973), serta sebagai keselarasan antara isi dan tingkat instruksi (Satir, 1983 ; Satir et al.,1991.

Dengan kata lain, komunikasi yang sehat dan fungsional dalam suatu keluarga memerlukan pengirim untuk mengirimkan maksud pesan melalui pesan yang relatif jelas dan penerima pesan mempunyai pemahaman arti yang sama dengan apa yang dimaksudkan oleh pengirim (Sells).

Komunikasi efektif berarti menyesuaikan arti dan mencapai konsistensi dan keselarasan antara pesan yang dimaksud dan pesan yang diterima.

Jadi, komunikasi efektif dalam keluarga adalah suatu proses definisi konstan dan redefinisi yang akan mencapai kesesuaian tingkat isi dan instruksi dari suatu pesan. Baik pengirim maupun penerima harus secara aktif terlibat dan mampu saling bertukar posisi baik sebagai pengirim maupun penerima selama proses komunikasi.

A. Pengirim Fungsional

Satir (1967) menyatakan bahwa pengirim yang berkomunikasi secara fungsional dapat :

a. Menyatakan maksudnya dengan tegas dan jelas

Landasan untuk secara tegas menyatakan maksud seseorang adalah penggunaan komunikasi yang selaras pada tingkat isi dan instruksi (Satir, 1975).

Contohnya : pada kasus orang yang sedang marah, akan menunjukkan pesan literal konsisten dengan nada suara, posisi dan sikap tubuhnya.

Intensitas dan Keterbukaan

Ketika seseorang berkomunikasi, pengirim meminta sesuatu dari penerima. Permintaan ini meliputi berbagai intensitas dan keterbukaan, hal ini melibatkan seberapa tegas pengirim menyatakan pesannya.

b. Mengklarifikasi dan mengualifikasi apa yang ia katakan

Page 2: 5.5 Proses Komunikasi Fungsional Dalam Keluarga

Karakteristik penting kedua adalah klarifikasi dan kualifikasi. Hal ini memungkinkan pengirim untuk lebih spesifik dan memastikan persepsinya terhadap kenyataan dengan persepsi orang lain.

c. Meminta umpan balik

Unsur ketiga ini ialah meminta umpan balik, yang memungkinkan seseorang untuk memverifikasi apakah pesan diterima secara akurat, dan memungkinkan pengirim untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk mengklarifikasi maksud.

d. Terbuka terhadap umpan balik

Pengirim yang terbuka terhadap umpan balik akan menunjukkan kesediaan untuk mendengarkan, bereaksi tanpadefensif, dan mencoba untuk memahami. Jadi, dengan meminta kritik yang lebih spesifik atau pernyataan “memastikan”, pengirim menunjukkan penerimaannya dan minatnya terhadap umpan balik.

B. Penerima Fungsional

Menurut Anderson (1972), penerima fungsional mencoba untuk memahami pesan secara penuh sebelum mengevaluasi. Ini berarti bahwa terdapat analisis motivasi dan metakomunikasi, serta isi.

Informasi baru, diperiksa yang sudah ada, dan keputusan untuk bertindak secara seksama dipertimbangkan. Mendengarkan secara efektif, memberi umpan balik, dan memvalidasi tiga teknik komunikasi yang memungkinkan penerima untuk memahami dan merespon pesan pengirim sepenuhnya.

a. Mendengarkan

Mendengarkan secara efektif berarti memfokuskan perhatian penuh pada seseorang terhadap apa yang sedang dikomunikasikannya dan menutup semua hal yang akan merusak pesan.

Penerima secara memerhatikan pesan lengkap dari pengirim bukan menyalahartikan arti dari suatu pesan. Mengajukan pertanyaan merupakan bagian terpenting dari mendengarkan aktif (Gottman, Notarius, Gonso, & Markman, 1977).

Mendengarkan secara aktif berarti menjadi empati, berfikir tentang kebutuhan, dan keinginan orang lain, serta menghindarkan terjadinya gangguan alur komunikasi pengirim.

b. Memberikan Umpan Balik

Umpan balik juga dapat melalui suatu proses keterkaitan yaitu penerima membuat suatu hubungan antara pengalaman pribadi terdahulu (Gottman et.al., 1877) atau kejadian terkait dengan komunikasi pengirim.

Page 3: 5.5 Proses Komunikasi Fungsional Dalam Keluarga

Melakukan parafrase dan memeriksa persepsi adalah bentuk lain dari umpan balik dan dapat dicapai dengan bertanya atau membuat pernyataan rangkuman pesan pengirim (Gottman, et.al.,1977).

c. Memberikan Validasi

Dalam penggunaan validasi, penerima menyampaikan pemahamannya terhadap pemikiran dan perasaan pengirim. Validasi tidak berarti penerima setuju dengan pesan yang dikomunikasikan pengirim, tetapi menunjukkan penerimaan atau pesan tersebut berharga (Gottman, et.al.,1977).

PROSES KOMUNIKASI FUNGSIONAL YANG SPESIFIK (GAMBARAN TABEL)

Pengirim PenerimaMenyatakan maksud dengan jelas Mendengarkan secara aktif dan efektifMengklarifikasi dan mengualifikasi pesan

Memberikan umpan balik

Meminta umpan balik Memvalidasi nilai dan kesetaran pesanTerbuka terhadap umpan balik

POLA KOMUNIKASI FUNGSIONAL DALAM KELUARGA

Pola komunikasi keluarga merupakan karakteristik, pola interaksi sirkular yang berkesinambungan yang mennghasilkan arti dari transaksi antara anggota keluarga (Peters, 1974). Yang terpenting, pola komunikasi melalui interaksi yang dapat memenuhi kebutuhan afektif keluarga.

a. Berkomunikasi secara jelas dan selaras

Keselarasan adalah suatu keadaan dan cara berkomunikasi dengan diri sendiri dan orang lain (Satir et al, 1991, hlm. 65).

Dengan keselarasan, penerima mampu dengan lebih jelas memahami pesan pengirim, membuat komunikasi dalam suatu keluarga menjadi lebih sehat.

b. Komunikasi Emosional

Komunikasi emosional berkenaan dengan ekspresi emosi atau perasaan-dari ekspresi marah, terluka, sedih, dan cemburu hingga bahagia, kasih sayang dan kemesraan (Wright & Leahey, 2000).

Ekspresi emosional (oleh orang tua dan anak-anak) pda satu studi terkini menegaskan dampak positif bahwa keterbukaan emosional terletak pada kompetensi sosial anak-anak (Boyum & Parke, 1995).

Page 4: 5.5 Proses Komunikasi Fungsional Dalam Keluarga

Komunikasi afektif pesan verbal dan nonverbal dari caring, sikap fisik sentuhan, belaian, menggandeng dan memandang sangat penting.

c. Area Komunikasi yang terbuka dan keterbukaan diri

Keluarga dengan pola komunikasi fungsional menghargai keterbukaan, saling menghormati perasaan, pikiran, dan kepedulian, spontanitas, autentik, dan keterbukaan diri.

Dengan rasa hormat terhadap keterbukaan diri, Satir (1972) menegaskan bahwa anggota keluarga yang saling terus terang dan jujur antara satu dengan yang lain adalah orang-orang yang merasa yakin untuk mempertaruhkan interaksi yang berarti dan cenderung untuk menghargai keterbukaan diri.

d. Hierarkri kekuasaan dan peraturan keluarga

Sistem keluarga yang berlandaskan pada hierarki kekuaasaan dan komunikasi mengandung “komando atau perintah” secara umum mengalir ke bawah dalam jaringan komunikasi keluarga.

Komunikasi kekuasaan mengandung karakteristik yang tampak jelas. Komunikasi ini adalah jenis pesan-komando, yang secara spesifik menekankan tindakan yang harus dilakukan oleh penerima pesan (Miller, 1969).

e. Konflik dan Resolusi konflik keluarga

Konflik adalah bentuk vital dari interaksi sosial. Fungsi konflik untuk memelihara komunikasi dan interaksi keluarga dalam beberapa cara penting.

Resolusi konflik merupakan tugas interaksi yang vital dalam suatu keluarga (Sabatelli & Chadwick, 2000). Resolusi yang fungsional terjadi apabila konflik tersebut dibahas secara terbuka dan strategi diterapkan untuk menyelesaikan konflik atau ketika orang tua secara tepat menggunakan kewenangan mereka untuk menyelesaikan konflik.