(5.457) Hubungan Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi Siswa-siswi Sma 2...

22
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia (Ichsan, 1988). Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif dan ekonomis (UU No.23 1992). Kepentingan kesegaran jasmani dalam pemeliharaan kesehatan tidak diragukan lagi, semakin tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula (Yasrin, 1996). Manusia yang sehat dan memiliki tingkat kesegaran yang baik akan mampu berprestasi dalam pekerjaan sehingga tingkat produktivitas akan meningkat (Pradono, 1999). Hasil penelitian survey kesegaran jasmani pada usia kerja yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan pada tahun 1993 yaitu 92,4% termasuk kategori kurang. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Pradono tahun 1998 pada usia 20-39 tahun warga Kebon Manggis, Jakarta Timur diperoleh hasil pengukuran VO2max 50,2% termasuk kategori sangat kurang, 26,8% kurang, 15% cukup dan 7,7% baik. Kesegaran jasmani seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor yakni, faktor internal dan faktor eksternal. Yang dimaksud faktor internal adalah sesuatu yang sudah terdapat dalam tubuh seseorang yang bersifat menetap misalnya genetik, umur, jenis kelemin. Sedangkan faktor eksternal diantaranya aktivitas fisik, lingkungan dan kebiasaan merokok (Departemen Kesehatan Republik

description

,

Transcript of (5.457) Hubungan Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi Siswa-siswi Sma 2...

Page 1: (5.457) Hubungan Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi Siswa-siswi Sma 2 Payakumbuh

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia (Ichsan, 1988).

Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan

setiap orang hidup produktif dan ekonomis (UU No.23 1992).

Kepentingan kesegaran jasmani dalam pemeliharaan kesehatan tidak

diragukan lagi, semakin tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan

semakin baik pula (Yasrin, 1996). Manusia yang sehat dan memiliki tingkat

kesegaran yang baik akan mampu berprestasi dalam pekerjaan sehingga tingkat

produktivitas akan meningkat (Pradono, 1999).

Hasil penelitian survey kesegaran jasmani pada usia kerja yang dilakukan

oleh Departemen Kesehatan pada tahun 1993 yaitu 92,4% termasuk kategori

kurang. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Pradono tahun 1998 pada usia

20-39 tahun warga Kebon Manggis, Jakarta Timur diperoleh hasil pengukuran

VO2max 50,2% termasuk kategori sangat kurang, 26,8% kurang, 15% cukup dan

7,7% baik.

Kesegaran jasmani seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor yakni,

faktor internal dan faktor eksternal. Yang dimaksud faktor internal adalah sesuatu

yang sudah terdapat dalam tubuh seseorang yang bersifat menetap misalnya

genetik, umur, jenis kelemin. Sedangkan faktor eksternal diantaranya aktivitas

fisik, lingkungan dan kebiasaan merokok (Departemen Kesehatan Republik

Page 2: (5.457) Hubungan Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi Siswa-siswi Sma 2 Payakumbuh

2

Indonesia Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina

Upaya Kesehatan Puskesmas, 1994; Abdullah, 1994).

Dr. Brotz telah menuliskan pada tahun 1983 dalam journal of American

Medical Association sebagai berikut: tidak ada obat yang bisa digunakan sekarang

atau masa depan yang memberikan dan mempertahankan kesehatan yanglebih

baik dari pada kebiasaan yang senantiasa berolahraga. Banyak penelitian

mengenai efek latihan olahraga pada usia muda. Dari penelitian Allewison dan

Andrews 1976, sepertiga hari sekolah dicurahkan pada pendidikan jasmani.

Hasilnya secara dramatis terlihat sebagai anak yang kuat, badan yang sehat dan

cenderung memiliki kemampuan akademik yang baik ( Sumardjono, 1987).

US Centers for Desease Control and Prevention (CDC) dan American

Collage of Sport Medicine melaporkan bahwa sebanyak 250.000 jiwa melayang

setiap tahun karena gaya hidup yang pasif. Ketidak aktifan memberikan kontribusi

kematian yang besar (34%) dan menelan biaya $5,7 milyar pertahun

(Sharkey).Kekurangan gerak atau kurangnya keterlibatan secara aktif dalam

berolahraga dapat menyebabkan derajat kesegaran jasmani yang rendah. Kondisi

biologik ini nampak pada keadaan nyata seperti:

Orang lekas menderita kelelahan pada saat melakukan tugas sehari-

hari yang tergolong berbobot sedang

Sistem otot dalam keadaan lemah yang menyebabkan kekuatan,

kecepatan dan daya tahan rendah

Penampilan tampak loyo dan gairah hidup kurang

Page 3: (5.457) Hubungan Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi Siswa-siswi Sma 2 Payakumbuh

3

Kekurangan gerak dan kurangnya latihan dengan intensitas yang memadai

dapat menimbulkan penyakit kurang gerak. Penyakit ini menampakkan dirinya

dalam beberapa gejala seperti tubuh tambun atau berkadar lemak tinggi, fungsi

organ tubuh yang lemah dan hidup yang cenderung tidak bergairah. Penderita

cenderung mengidap penyakit berbahaya seperti penyakit jantung, paru-paru, dan

ginjal, tekanan darah tinggi dan gangguan pencernaan (Lutan, 1991).

Aspek penting lainnya dari hidup aktif termasuk menghilangkan kebiasaan

negatif, seperti kecanduan rokok. Berdasarkan Public Health Promotion Office for

Desease Prevention and Health Promotion, rokok mengakibatkan 400.000

kematian setiap tahun termasuk 30% kanker (85% kanker paru-paru) dan 25%

karena masalah kardiovaskuler (Sharkey,2003).

Menurut survey WHO pada tahun 1990, ternyata 75% pria Indonesia dan

15% wanita Indonesia adalah perokok aktif. Indonesia Pneumobile Project (IPP)

melaporkan bahwa tahun 1989 di Jakarta dan Surabaya pada 4118 subyek yang

terdiri dari anak sekolah dan pekerja didapatkan populasi perokok pada pria

sebanyak 45,7% dan wanita sebanyak 1,8% .

Daya tahan kardiorespirasi atau aerobic capacity merupakan komponen

terpenting dari kebugaran jasmani (Ichsan, 1997). Seseorang dengan kapasitas

aerobik yang baik, memiliki jantung yang efisien, paru-paru yang efektif,

peredaran darah yang baik pula, yang dapat mensuplai otot-otot sehingga yang

bersangkutan mampu bekerja secara kontiniu tanpa mengalami kelelahan yang

berlebihan (Sumaedjono, 1996).

Page 4: (5.457) Hubungan Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi Siswa-siswi Sma 2 Payakumbuh

4

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada sub bab latar belakang masalah, dapat diuraikan

sebagai berikut:

1. Apakah jenis kelamin, kebiasaan berolahraga dan kebiasaan

merokok secara nyata memberikan pengaruh terhadap daya

tahan kardiorespirasi siswa-siswi SMA 2 Payakumbuh?

2. Berapa besarkah tingkat pengaruh yang diberikan oleh jenis

kelamin, kebiasaan berolahraga dan kebiasaan merokok

terhadap daya tahan kardioresoirasi siswa-siswi SMA 2

Payakumbuh?

3. Faktor manakah diantara jenis kelamin,m kebiasaan berolah

raga dan kebiasaan merokok yang memiliki tingkat

pengaruh paling yang terbesar terhadap daya tahan

kardiorespirasi siswa-siswi SMA 2 Payakumbuh?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum pada penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui faktor

mana yang paling mempengaruhi daya tahan kardorespirasi siswa-siswi SMA 2

Payakumbuh ditinjau dari segi jenis kelamin, kebiasaan berolahraga, dan

kebiasaan merokok.

Page 5: (5.457) Hubungan Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi Siswa-siswi Sma 2 Payakumbuh

5

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pola hubungan yang terjadi antara jenis kelamin,

kebiasaan berolahraga dan kebiasaan merokok terhadap daya tahan

kardiorespirasi siswa-siswi SMA 2 Payakumbuh.

2. Untuk mengetahui besarnya nilai tingkat pengaruh yang diberikan oleh

jenis kelamin, kebiasaan berolahraga dan kebiasaan merokok terhadap

daya tahan kardiorespirasi siswa-siswi SMA 2 Payakumbuh

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak,

khususnya bagi pihak SMA 2 Payakumbuh, sebagai berikut :

1. Sebagai masukan dalam rangka meningkatkan daya tahan

kardiorespirasi dan dalam upaya meningkatkan status

kesegaran jasmani siswa-siswi SMA 2 Payakumbuh.

2. Hasil ini dapat menambah wawasan ilmu khususnya

dibidang kesehatan olahraga.

3. Sebagai referensi tambahan bagi peneliti lain yang

memfokuskan penelitiannya pada kasus yang sama atau

kasus yang berhubungan dengan tema skripsi ini.

Page 6: (5.457) Hubungan Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi Siswa-siswi Sma 2 Payakumbuh

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kesegaran Jasmani

Kesegaran jasmani merupakan kemampuan seseorang untuk melaksanakan

tugas sehari-hari dengan kesungguhan dan tnggung jawab, tanpa memiliki rasa

lelah dan penuh semangat untuk menikmati penggunaan waktu luang dan

menghadapi kemungkinan berbagai bahaya dimasa yang akan datang (Ichsan,

1988).

2.2. Komponen-Komponen Kesegaran Jasmani

Komponen kesegaran jasmani terdiri dari dua kelompok yaitu : Health

related fitness dan Skill related fitness (Nieman, 2004). Health related fitness

merupakan kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan terdiri dari :

1. Cardyo respiratory endurance

2. Body composition

3. Musculoskletal :

a. Flexibility

b. Muscular strenghth

c. Muscular endurance

Sedangkan Skill related fitness merupakan kesegaran jasmani

berhubungan dengan keterampilan terdiri dari :

1. Agality

Page 7: (5.457) Hubungan Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi Siswa-siswi Sma 2 Payakumbuh

7

2. Balance

3. Coordination

4. Speed

5. Power

6. Reaction time

2.3. Pengertian Daya Tahan Kardiorespirasi

Daya tahan kardiorespirasi adalah kesanggupan sistem jantung, paru dan

pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan kerja

dalam mengambil oksigen dan menyalurkannya ke jaringan yang aktif sehingga

dapat digunakan pada proses metabolisme tubuh (Departemen Kesehatan

Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat Bina

Upaya Kesehatan Puskesmas, 1994).

Daya tahan kardiorespirasi merupakan komponen terpenting dari

kesegaran jasmani (Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat

Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat Bina Upaya Kesehatan Puskesmas,

1994; Len Kravitz, 1997).

Blain berpendapat daya tahan kardiorespiasi yang tinggi menunjukkan

kemampuan untuk bekerja yang tinggi, yang berarti kemampuan untuk

mengeluarkan sejumlah energi yang cukup besar dalam periode waktu yang lama

( Pradono, 1999).

Daya tahan kardiorespirasi disebut juga aerobic capacity. Dalam

laboratorium pengukuran yang paling objektif dilakukan dengan menghitung

ambilan maksimal O2 (VO2max) (Effendi, 1983).

2.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi

Page 8: (5.457) Hubungan Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi Siswa-siswi Sma 2 Payakumbuh

8

Daya tahan kardiorespirasi dipengaruhi beberapa faktor yakni genetik,

umur dan jenis kelamin, aktivitas fisik, komposisi lemak tubuh dan kebiasaan

merokok.

1. Genetik

Daya tahan kardiovaskuler dipengaruhi oleh faktor genetik yakni

sifat-sifat spesifik yang ada dalam tubuh seseorang sejak lahir. Penelitian

dari Kanada telah meneliti perbedaan kebugaran aerobik diantara saudara

kandung (dizygotic) dan kembar identik (monozygotic), dan mendapati

bahwa perbedaannya lebih besar pada saudara kandung dari pada kembar

identik.

Baru-baru ini, Manila dan Bouchard (1991) telah memperkirakan

bahwa herediter bertanggung jawab atas 25 –40% dari perbedaan nilai

VO2max dan Sundet, Magnus Tambs (1994) berpendapat bahwa lebih

dari setengah perbedaan kekuatan maksimal aerobik dikarenakan oleh

perbedaan genotype, dan faktor lingkungan (nutrisi) sebagai penyebab

lainnya. Ini mendukung pendapat bahwa cara untuk menjadi atlet berdaya

tahan tinggi adalah dengan memilih orang tua dengan teliti.

Kita mewarisi banyak faktor yang memberikan konstribusi pada

kebugaran aerobik, termasuk kapasitas maksimal sistem respiratory dan

kardiovaskuler, jantung yang lebih besar, sel darah merah dan hemoglobin

yang lebih banyak (Sharley, 2003).

Pengaruh genetik pada kekuatan otot dan daya tahan otot pada

umumnya berhubungan dengan komposisi serabut otot yang terdiri dari

serat merah dan serat putih. Seseorang yang memiliki lebih banyak lebih

Page 9: (5.457) Hubungan Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi Siswa-siswi Sma 2 Payakumbuh

9

tepat untuk melakukan kegitan bersifat aerobic, sedangkan yang lebih

banyak memiliki serat otot rangka putih, lebih mampu melakukan

kegiatan yang bersifat anaerobic.

Demikian pula pengaruh keturunan terhadap komposisi tubuh,

sering dihubungkan dengan tipe tubuh. Seseorang yang mempunyai tipe

endomorf (bentuk tubuh bulat dan pendek) cenderung memiliki jaringan

lemak yang lebih banyak bila dibandingkan dengan tipe otot ektomorf

(bentuk tubuh kurus dan tinggi) (Departemen Kesehatan Republik

Indonesia Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat

Direktorat Bina Upaya Kesehatan Puskesmas, 1994).

2. Umur

Umur mempengaruhi hampir semua komponen kesegaran jsmani.

Daya tahan kardiovaskuler menunjukkan suatu tendensi meningkat pada

masa anak-anak sampai sekitar dua puluh tahun dan mencapai maksimal

di usia 20 sampai 30 tahun (Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina

Upaya Kesehatan Puskesmas, 1994). Daya tahun tersebut akan makin

menurun sejalan dengan bertambahnya usia, dengan penurunan 8-10%

perdekade untuk individu yang tidak aktif, sedangkan untuk individu yang

aktif penurunan tersebut 4-5% perdekade (Brian.Jsharkey, 2003).

Peningkatan kekuatan otot pria dan wanita sama sampai usia

12 tahun, selanjutnya setelah usia pubertas pria lebih banyak peningkatan

kekuatan otot, maksimal dicapai pada usia 25 tahun yang secara

Page 10: (5.457) Hubungan Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi Siswa-siswi Sma 2 Payakumbuh

10

berangsur-angsur menurun dan pada usia 65 tahun kekuatan otot hanya

tinggal 65-70% dari kekuatan otot sewaktu berusia 20 sampai 25 tahun.

Pengaruh umur terhadap kelenturan dan komposisi tubuh pada umumnya

terjadi karena proses menua yang disebabkan oleh menurunnya elastisitas

otot karena berkurangnya aktivitas dan timbulnya obes pada usia tua

(Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal

Pembinaan Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Upaya Kesehatan

Puskesmas, 1994).

3. Jenis Kelamin

Kesegaran jasmani antara pria dan wanita berbeda karena adanya

perbedaan ukuran tubuh yang terjadi setelah masa pubertas.

Daya tahan kardiovaskuler pada usia anak-anak, antara pria dan

wanita tidak jauh berbeda, namun setelah masa pubertas terdapat

perbedaan. Rata-rata wanita muda memiliki kebugaran aerobik antara

15-25% lebih kecil dari pria muda dan ini tergantung pada tingkat

aktivitas mereka. Tapi pada atlet remaja putri yang sering berlatih hanya

berbeda 10% dibawah atlet putra dalam usia yang sama dalam hal

VO2max.

Wanita memiliki jaringan lemak 27% dari komposisi tubuhnya lebih

banyak dibanding pria 15% dari komposisi tubuhnya (Ardle, 1981).

Menurut Larry Gshaver (1981), satu gram hemoglobin dapat bersatu

dengan 1,34 ml oksigen. Pada pria dalam keadaan istirahat terdapat sekitar

15-16gr hemoglobin pada setiap 100ml darah dan pada wanita rata-rata

14gr pada setiap 100ml darah. Keadaan ini menyebabkan wanita memiliki

Page 11: (5.457) Hubungan Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi Siswa-siswi Sma 2 Payakumbuh

11

kapasitas aerobik lebih rendah dibanding pria. Selain itu ukuran jantung

pada wanita rata-rata lebih kecil dibanding pria(Hairy,1989).

Pengambilan oksigen pada wanita 2,2L lebih kecil daripada pria

3,2L. Kapasitas vital paru wanita juga lebih kecil dibanding pria.

4. Kegiatan Fisik

Kegiatan fisik sangat mempengaruhi semua komponen kesegaran jasmani.

Latihan yang bersifat aerobik yang dilakukan akan meningkatkan daya

tahan kardiorespirasi dapat mengurangi lemak tubuh (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan

Masyarakat Direktorat Bina Upaya Kesehatan Puskesmas, 1994).

Menurut Bucher (1983) ada sejumlah keuntungan penting bagi

organ tubuh vital akibat dari latihan yang teratur.

1. Pengaruh latihan terhadap kesehatan umum otot jantung.

Bukti yang ada menunjukkan bahwa otot jantung ukurannya

meningkat karena digunakan dengan tuntutan yang lebih besar

diletakkan pada jantung sebagai akibat dari aktivitas jasmani, terjadi

pembesaran jantung.

2. Pengaruh latihan terhadap isi sedenyut

Hasil penelitian pada atlet, pada umumnya disepakati bahwa jumlah

isi darah perdenyut jantung lebih besar dipompakan ke seluruh tubuh

dari pada orang yang tidak terlatih.

Atlet terlatih dapat memompakan sebanyak 22liter darah sedangkan

individu yang tidak terlatih hanya 10,2liter darah saja.

3. Pengaruh latihan terhadap denyut jantung

Page 12: (5.457) Hubungan Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi Siswa-siswi Sma 2 Payakumbuh

12

Hasil tes dari atlet olimpiade, diperoleh bukti bahwa individu yang

terlatih mempunyai denyut jantung yang tidak cepat bila dibandingkan

dengan orang yang tidak terlatih. Diperkirakan bahwa jantung

manusia berdenyut 6 sampai 8 kali lebih sedikit bila seseorang terlatih.

Pada kebanyakan atlet jantungnya berdenyut 10, 20 sampai 30 kali

lebih sedikit dari pada denyut jantung yang tidak terlatih

4. Pengaruh latihan terhadap tekanan arteri

Banyak eksperimen menunjukkan bahawa peningkatan tekanan darah

pada orang terlatih lebih sedikit dari pada orang yang tidak terlatih.

5. Pengaruh latihan terhadap pernafasan

a. Dada bertambah luas. Hal ini terjadi semasa pertumbuhan, tetapi

tidak pada masa dewasa.

b. Jumlah pernafasan permenit berkurang. Orang terlatih bernafas 6

sampai 8 kali permenit, sedangkan pada orang yang tidak terlatih

sebanyak 18 sampai 20 kali permenit.

c. Pernafasan lebih dalam dengan diafragma. Pada orang yang tidak

terlatihdiafragma bergerak sedikit sekali.

d. Dalam mengerjakan pekerjaan yang sama, individu yang terlatih

menghirup udara dalam jumlah yang lebih kecil, dan mengambil

oksigen lebih besar dari pada individu yang tidak terlatih. Ada

keyakinan bahwa peningkatan jumlah kapiler dalam paru-paru,

menyebabkan jumlah darah yang berhubungan dengan udara lebih

besar yang mengakibatkan ekonomi dalam pernafasan.

6. Pengaruh latihan terhadap sistem otot.

Beberapa keuntungan dari akibat latihan terhadap otot-otot

diantaranya adalah :

Page 13: (5.457) Hubungan Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi Siswa-siswi Sma 2 Payakumbuh

13

a. Sarkoma dari serabut otot menjadi lebih tebal dan kuat.

b. Ukuran otot bertambah.

c. Kekuatan otot meningkat.

d. Daya tahan otot meningkat.

e. Terjadi penambahan jumlah kapiler.

Hal ini ini menyebabkan peredaran darah ke otot lebih baik (

Abdullah, 1994).

5. Kebiasan Merokok

Sudah lama diketahui efek jelek rokok terhadap paru-paru, antara

lain adalah penyakit paru obstruktif menahun yang dikenal dengan COPD

(Djamil, 1986).

Pada asap tembakau terdapat 4% karbon monoksida (CO). Afinitas

CO pada hemoglobin 200-300 kali lebih kuat dari pada oksigen, ini berarti

CO tersebut lebih cepat mengikat hemoglobin dari pada oksigen.

Hemoglobin dalam tubuh berfungsi sebagai alat pengangkutan oksigen

untuk diedarkan ke jaringan tubuh yang memerlukannya. Bila seseorang

merokok 10-20 batang sehari di dalam hemoglobin mengandung 4,9% CO

maka kadar oksigen yang diedarkan ke jaringan akan menurun sekitar 5%

(Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal

Pembinaan Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Upaya Kesehatan

Puskesmas, 1994).

Selain itu dalam rokok mengandung NO dan NO2, merupakan

substansia yang dapat memicu terbentuknya radikal bebas yang berlebihan

yang menyebabkan terbentuknya lipid peroksida yang lebih lanjut

Page 14: (5.457) Hubungan Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi Siswa-siswi Sma 2 Payakumbuh

14

merusak dinding sel. Beberapa sel tubuh telah terbukti mengalami proses

degeneratif antara lain membran sel endotel, pembuluh darah, epitel paru,

lensa mata dan neuron (Yunwanti, 2002).

Page 15: (5.457) Hubungan Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi Siswa-siswi Sma 2 Payakumbuh

15

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1. Kerangka Konseptual Penelitian

3.2. Hipotesa Penelitian

1. H0 = Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan daya tahan

kardiorespirasi siswa-siswi SMA 2 Payakumbuh.

Hi = Ada hubungan antara jenis kelamin dengan daya tahan

kardiorespirasi siswa-siswi SMA 2 Payakumbuh.

2. H0 = Tidak ada hubungan antara kebiasaan olahraga dengan daya tahan

kardiorespirasi siswa-siswi SMA 2 Payakumbuh.

Daya Tahan

Kardiorespirasi

Aktivitas Fisik

(Berolahraga)

Jenis

Kelamin

Kebiasaan

Merokok

Umur

Genetik

Komposisi

Lemak

Page 16: (5.457) Hubungan Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi Siswa-siswi Sma 2 Payakumbuh

16

Hi = Ada hubungan antara kebiasan berolahraga dengan daya tahan

kardiorespirasi siswa-siswi SMA 2 Payakumbuh.

3. H0 = Tidak ada hubungan antara kebiasan merokok dengan daya tahan

kardiorespirasi siswa-siswi SMA 2 Payakumbuh.

Hi = Ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan daya tahan

kardio respirasi siswa-siswi SMA 2 Payakumbuh.

Page 17: (5.457) Hubungan Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi Siswa-siswi Sma 2 Payakumbuh

17

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di bagian Fakultas Kedokteran Universitas

Baiturrahmah, pada Oktober 2005.

4.2. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan berupa penelitian analitik deskriptif

4.3. Populasi, Sampel, Besar Sampel Dan Cara Pengambilan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi adalah siswa-siswi SMA 2 Payakumbuh yang terdiri dari kelas 1

dan kelas 2

4.3.2. Sampel

Sampel diambil berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria inklusi :

1. Umur : 14-19 tahun

2. Jenis kelamin : laki-laki dan wanita

Kriteria eksklusif :

Skrining kesehatan tidak lewat

Page 18: (5.457) Hubungan Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi Siswa-siswi Sma 2 Payakumbuh

18

4.3.3. Besar Sampel

Besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus :

2)(1 dN

Nn

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = derajat kepercayaan (dipakai 0,05)

4.4. Variabel Penelitian

4.4.1. Variabel penelitian

Variabel penelitian ini adalah :

a. Ketahanan kardiorespirasi

b. Jenis kelamin

c. Kebiasaan merokok

d. Kebiasaan Olahraga

4.4.2. Defenisi operasional

a. Ketahanan kardiorespirasi adalah kesanggupan sistem jantung, paru

dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan

istirahat dan kerja dalam mengambil oksigen dan menyalurkan ke

jaringan yang aktif sehingga dapat digunakan pada proses

metabolisme tubuh.

Berdasarkan tes naik turun bangku Harvard, daya tahan

kardiorespirasi dibagi berdasarkan tiga kriteria :

Baik : >80

Page 19: (5.457) Hubungan Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi Siswa-siswi Sma 2 Payakumbuh

19

Sedang : 50-80

Kurang : <50

b. Jenis Kelamin adalah keadaan responden yang dibedakan berdasarkan

penampilan fisik dan reproduksinya terdiri dari laki-laki dan

perempuan.

c. Kebiasaan merokok

Menurut kriteria Doll tahun 1976.

a. Perokok : orang yang merokok sedikitnya satu batang

sehari selama sekurang-kurangnya satu tahun

b. Bekas perokok : orang yang telah merokok sedikitnya satu

batang sehari sekurang-kurangnya satu tahun,

namun sekarang tidak merokok lagi.

c. Bukan perokok : orang yang tidak pernah merokok sebanyak

satu batang sehari selama satu tahun.

Menurut Alsagass, menyimpulkan bahwa:

a. Perokok ringan : merokok 1-10 batang/hari

b. Perokok sedang : merokok 20-30 batang/hari

c. Perokok berat : merokok 40-50 batang/hari

d. Kebiasaan berolah raga

Olahraga adalah suatu kegiatan fisik menurut cara dan aturan tertentu

dengan tujuan meningkatkan efisiensi tubuh yang hasil akhirnya

adalah meningkatkan kesegaran jasmani.

Kebiasaan olahraga yang dimaksudkan adalah olahraga yang

dilakukan 3kali dalam seminggu dan lamanya kurang lebih 30 menit.

Page 20: (5.457) Hubungan Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi Siswa-siswi Sma 2 Payakumbuh

20

4.5. Pengumpulan data

Data diperoleh dengan menggunakan kuisioner dilanjutkan dengan

pemeriksaan kesehatan dan tes kesegaran jasmani.

Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan maka orang percobaan harus

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Peserta dalam kondisi sehat berdasarkan hasil pemeriksaan dokter.

b. Malam sebelum pengukuran kesegaran jasmani dilakukan, peserta telah

cukup tidur, minimal 7 jam.

c. Sebelum pengukuran tidak melakukan kegiatan fisik yang dapat

menimbulkan kelelahan

d. Makan terakhir dilakukan 2 jam sebelum pengukuran kesegaran jasmani

e. Tidak minum obat, satu hari sebelum pengukuran

f. Sebaiknya menggunakan pakaian dan sepatu olahraga. Apabila tidak ada

gunakan pakaian yang ringkas dan leluasa untuk bergerak.

g. Pelaksanaan pengukuran sebaiknya pada pagi hari, bila keadaan memaksa

dapat sore hari asal sinar matahari tidak terlalu panas, dan peserta tidak

dalam keadaan lelah.

h. Tidak sedang hamil.

Tes yang dilakukan :

Tes daya tahan kardiovaskuler dengan tes naik turun bangku Harvard.

1. Peralatan : Bangku tinggi 48 cm untuk pria, dan 43cm untuk

wanita, stop watch, metronom, stateskop bila perlu.

Page 21: (5.457) Hubungan Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi Siswa-siswi Sma 2 Payakumbuh

21

2. Petugas : Dibutuhkan petugas yang mampu memberi contoh dengan

benar dan mampu menghitung denyut nadi.

3. Cara kerja

a. Peserta berdiri menghadap bangku Harvard dengan posisi tegak

b. Peserta diharuskan naik turun bangku dengan irama 120x/menit yang

diatur dengan metronom, selama 5 menit.

c. Peserta menaikkan kaki kanan pada bangku setelah diberi aba-aba

mulai (stop watch dihidupkan), kemudian dinaikkan kaki kiri di

samping kaki kanan, lalu diturunkan kaki kanan diikuti kaki kiri.

Demikian seterusnya naik dan turun sesuai irama metronom.

d. Pada saat tes berlangsung badan harus tetap tegak, dan seluruh telapak

kaki menginjak di atas bangku.

e. Bila belum mencapai waktu 5 menit peserta sudah lelah, pengukuran

dihentikan, (stop watch dihentikan) dan dicatat waktu.

f. Segera setelah berhenti peserta duduk.

g. Setelah satu menit istirahat, hitung nadi pada menit pertama, kedua

dan ketiga masing-masing selama 30 detik (1-1’30”, 2-2’30”, dan 3-

3’30”)

4. Hasil

Jumlah hitungan nadi pada menit 1, 2 dan 3 setelah beristirahat.

5. Penilaian

Rumus :)321(2

100det

ke nadi ke nadi ke nadix

x ik dalamwaktu

Kriteria Skore Nilai

Kurang 1 <50

Cukup 3 50-80

Baik 5 >80

Page 22: (5.457) Hubungan Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi Siswa-siswi Sma 2 Payakumbuh

22

4.6. Pengolahan Data

Data diolah secara manual dan disajikan dalam bentuk pie diagram dan tabel

silang. Sedangkan analisis data dilakukan secara bertahap yaitu:

1. Analisis univariat

Analisis ini dapat menggambarkan distribusi dari variabel-variabel yang

diteliti, baik variabel dependen maupun variabel independen.

2. Analisis bivariat

Analisis ini dapat melihat hubungan antara dua variabel yaitu variabel

independen dan variabel dependen dengan menggunakan uji chi square

dengan derajat kepercayaan 95% (α = 0,05)

Rumus X2=

E

EO 2)(