5 Pengelolaan Zakat

9
43 BAB V PENGELOLAAN ZAKAT A. Pengertian Secara etimologi, az-zakah ( لزكاة ا) mempunyai arti: · الطهر: suci · الشرف: mulia · لنماءا: tumbuh · لزيادةا: bertambah · البركة: berkah Sedangkan secara terminologi, zakat ( لزكاة ا) adalah: “Harta yang wajib dikeluarkan karena telah mencapai nisab (batas minimal) tertentu yang harus ditunaikan kepada para mustahiqnya dengan syarat-syarat tertentu” Hukum zakat Zakat wajib ditunaikan oleh seorang muslim yang memiliki harta yang telah sampai nisab dan syarat-syaratnya. Zakat adalah rukun Islam yang ketiga. Menurut Hamdan Rasyid, di dalam Al-Qur’an kata zakat disebutkan 32 kali, dan sebagian besar beriringan dengan kata sholat. Apabila digabungkan dengan kata infaq dan shodaqoh tidak kurang dari 115 kali disebutkan dalam Al-Qur’an. Hal ini menunjukkan begitu utamanya peran zakat dalam Islam; zakat, infaq, shodaqoh adalah wujud kesholehan sosial seseorang hamba dalam memperhatikan sesamanya dan dalam menegakkan agama Allah. Allah SWT berfirman: "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka..." (QS. At-Taubah (9): 103). "Dan dirikanlah shalat dan tunaikan zakat" (QS. Al-Baqarah (2): 110) Rasulullah SAW bersabda: “Wahai orang-orang Muhajirin, ada lima hal yang apabila kalian ditimpa olehnya, maka aku berlindung kepada Allah karena kalian akan menjumpainya, yaitu: Tidak akan tersebar luas perbuatan keji pada suatu kaum bahkan sampai mereka berani mengerjakannya dengan terang-terangan kecuali akan menyebar kepada mereka wabah penyakit tha’un (semacam kolera) dan kelaparan yang tidak pernah ada ada pada generasi sebelumnya. Tidaklah mereka mengurangi timbangan dan takaran kecuali dalam beberapa tahun mereka akan mengalami kesengsaraan dan kelaliman penguasa kepada mereka. Tidaklah mereka menolak membayar zakat kecuali mereka akan ditahan memperoleh hujan dari langit yang kalau tidak karena binatang ternak, niscaya hampir-hampir tidak akan turun hujan. Tidaklah mereka membatalkan janji Allah dan janji Rasul-Nya kecuali akan Allah kuasakan musuh mereka menjadi pemimpin yang akan mengambil sebagian harta mereka. Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka berhukum dengan selain kitabullah dan apa-apa yang Allah turunkan, kecuali akan Allah timpakan kesukaran hidup kepada mereka.” (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim dengan sanad shahih)

description

BAB VPengelolaan Zakat

Transcript of 5 Pengelolaan Zakat

  • 43

    BAB V

    PENGELOLAAN ZAKAT

    A. Pengertian Secara etimologi, az-zakah ( ) mempunyai arti: : suci : mulia : tumbuh : bertambah : berkah

    Sedangkan secara terminologi, zakat ( ) adalah: Harta yang wajib dikeluarkan karena telah mencapai nisab (batas minimal) tertentu yang harus ditunaikan kepada para mustahiqnya dengan syarat-syarat

    tertentu

    Hukum zakat

    Zakat wajib ditunaikan oleh seorang muslim yang memiliki harta yang telah

    sampai nisab dan syarat-syaratnya. Zakat adalah rukun Islam yang ketiga.

    Menurut Hamdan Rasyid, di dalam Al-Quran kata zakat disebutkan 32 kali, dan sebagian besar beriringan dengan kata sholat. Apabila digabungkan dengan kata

    infaq dan shodaqoh tidak kurang dari 115 kali disebutkan dalam Al-Quran. Hal ini menunjukkan begitu utamanya peran zakat dalam Islam; zakat, infaq,

    shodaqoh adalah wujud kesholehan sosial seseorang hamba dalam

    memperhatikan sesamanya dan dalam menegakkan agama Allah.

    Allah SWT berfirman:

    "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

    membersihkan dan mensucikan mereka..." (QS. At-Taubah (9): 103).

    "Dan dirikanlah shalat dan tunaikan zakat" (QS. Al-Baqarah (2): 110)

    Rasulullah SAW bersabda:

    Wahai orang-orang Muhajirin, ada lima hal yang apabila kalian ditimpa olehnya, maka aku berlindung kepada Allah karena kalian akan menjumpainya,

    yaitu: Tidak akan tersebar luas perbuatan keji pada suatu kaum bahkan sampai

    mereka berani mengerjakannya dengan terang-terangan kecuali akan menyebar

    kepada mereka wabah penyakit thaun (semacam kolera) dan kelaparan yang tidak pernah ada ada pada generasi sebelumnya. Tidaklah mereka mengurangi

    timbangan dan takaran kecuali dalam beberapa tahun mereka akan mengalami

    kesengsaraan dan kelaliman penguasa kepada mereka. Tidaklah mereka menolak

    membayar zakat kecuali mereka akan ditahan memperoleh hujan dari langit yang

    kalau tidak karena binatang ternak, niscaya hampir-hampir tidak akan turun

    hujan. Tidaklah mereka membatalkan janji Allah dan janji Rasul-Nya kecuali

    akan Allah kuasakan musuh mereka menjadi pemimpin yang akan mengambil

    sebagian harta mereka. Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka berhukum

    dengan selain kitabullah dan apa-apa yang Allah turunkan, kecuali akan Allah

    timpakan kesukaran hidup kepada mereka. (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim dengan sanad shahih)

  • 44

    Zakat Dalam Konteks Kenegaraan

    Diatur dengan:

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat.

    Keputusan Menteri Agama (KMA) No. 581 Tahun 1999 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999.

    Keputusan Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji No. D/291 Tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat.

    Undang-undang Pajak No. 17 Tahun 2000, zakat menjadi pengurang penghasilan kena pajak sehingga tidak dikenakan kewajiban ganda.

    Meskipun ada kelemahan mendasar dari Undang-undang No. 38 Tahun 1999

    yaitu : Tidak ada sanksi bagi Muzakki yang melalaikan kewajiban berzakat, tetapi Undang-undang ini harus menjadi pendorong bagi umat Islam untuk

    melakukan pengelolaan zakat secara amanah melalui lembaga pengelola zakat.

    Pasal 1 ayat 2:

    Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang

    dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan

    kepada yang berhak menerimanya.

    B. Tujuan dan Hikmah Pengelolaan Zakat Menurut UU Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat pasal 5,

    pengelolaan zakat bertujuan :

    1. meningkatnya pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai dengan tuntunan agama;

    2. meningkatnya fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.

    3. meningkatnya hasil guna dan daya guna zakat. Adapun hikmah zakat antara lai:

    1. Dapat mensucikan diri dari dosa, membersihkan diri dari perasaan congkak dan tamak pembayar zakat.

    2. Membersihkan dan menyuburkan harta pembayar zakat. 3. Sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah

    Subhanahu Wataala. 4. Sebagai dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam (muallaf) 5. Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi

    ummat.

    6. Membentras penyakit iri hati, rasa benci dan dengki orang fakir dan miskin terhadap orang kaya, dan sebagai pengikat silaturrahim antara golongan kaya

    dengan yang miskin serta sebagai penghapus jurang pemisah antara golongan

    yang kuat dengan yang lemah.

    7. Memberikan peluang kepada golongan kaya untuk beramal ibadah dengan mengeluarkan zakat dengan mengagihkan sebahagian kecil kekayaan mereka

    kepada golongan yang kurang berada.

    8. Mewujudkan hubungan antara hamba dengan Allah SWT di samping hubungan antara manusia dengan manusia.

    9. Mewujudkan kesatuan di kalangan masyarakat Islam dalam urusan ekonomi dan keuangan.

    10. Mengembangkan potensi umat. 11. Melahirkan rasa tenang dan tenteram dalam hati dan jiwa pembayar zakat

  • 45

    C. Manajemen Pengelolaan Zakat Dalam pengelolaan zakat tidak dapat dipisahkan dengan Jenis zakat, Mustahik,

    Muzakki, dan Amil.

    1. Jenis Zakat a. Zakat Jiwa/Fitrah : zakat yang diwajibkan kepada setiap muslim setelah

    matahari terbenam akhir bulan Ramadhan.

    Barang siapa yang mengeluarkannya sebelum shalat Ied, maka itu zakat fitrah yang diterima. Dan barang siapa yang mengeluarkannya sesudah

    shalat Ied, maka itu termasuk salah satu sedekah dari sedekah-sedekah

    biasa.(HR.Ibnu Abbas). Besarnya zakat fitrah

    sebesar 1 (satu) sha makanan pokok suatu masyarakat. 1 (sha)= 4 mud = dan 4 x 2 tangan orang dewasa (kira kira: 2,175 Kg)

    b. Zakat Maal/Harta zakat: adalah zakat yang dikenakan atas harta

    (yang memenuhi syarat untuk dikeluarkannya zakat) yang dimiliki seorang

    muslim, yang boleh dibayarkan pada waktu yang tidak tertentu.

    Obyek Zakat Harta/Maal Zakat Binatang Ternak (zakat anam) Zakat Emas dan Perak Zakat Pertanian (zakat ziraah) Zakat Barang Tambang (Al Maadin) dan Barang Temuan (Rikaz) serta

    Hasil Laut

    Zakat Perdagangan (Tijarah) Zakat Produksi Hewani Zakat Investasi Zakat Profesi & Penghasilan Zakat atas Uang Zakat Perusahaan/Institusi

    Zakat Binatang Ternak (zakat anam) Wajib atas unta, sapi dan domba selain unta, sapi dan domba, para ulama berbeda pendapat. Syarat zakat: sudah mencapai kuantitas tertentu (cukup nishab), telah

    dimiliki selama satu tahun (haul), digembalakan.

    Masing-masing jenis memiliki aturan tersendiri

    Zakat Emas dan Perak

    Syarat wajib zakat mencapai nishab dan haul. Nishab emas; 20 misqal=20 dinar=85 grm Nishab perak: 200 dirham=595 gram Dikenakan atas perhiasan (emas dan perak) disimpan & tidak

    dipergunakan

    tidak wajib zakat untuk perhiasan yang dipakai perempuan

    Zakat Pertanian (zakat ziraah) Dikenakan atas semua hasil tanaman dan buah-buahan yang ditanam

    dengan tujuan mengembangkan dan menginvestasikan tanah.

    Dikenakan pada saat panen, dengan syarat dapat disimpan (QS 6:141 "Dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan

    zakatnya.) Nishab pertanian : 5 wasaq = 300 sha = 2,175 Kg x 300= 653 Kg. Tarif zakat: Jika tadah hujan : 10% dan Jika irigasi : 5%

    Yang diairi oleh air hujan, mata air, atau air tanah, zakatnya 10%, sedangkan yang diairi penyiraman irigasi, zakatnya 5%(HR.Abu Daud&Ibnu Majah).

  • 46

    Zakat Barang Tambang (Al Maadin) dan Barang Temuan (Rikaz) serta Hasil Laut

    Rikaz menurut jumhur ulama adalah harta peninggalan yang terpendam dalam bumi atau disebut harta karun.

    Hadist Nabi s.a.w :

    Dari Abu Hurairah, telah berkata Rasullullah s.a.w :zakat rikaz seperlima (HR Bukhari dan Muslim).

    Kewajiban pembayaran zakat adalah saat ditemukan dan tidak ada haul, dengan nishab 85 gram emas murni.

    Madin adalah seluruh barang tambang yang ada dalam perut bumi baik berbentuk cair, padat atau gas, diperoleh dari perut bumi ataupun dari

    dasar laut.

    Nisab: 85 gram emas murni. Nisab ini berlaku terus (akumulasi) baik barang tambang itu diperoleh sekaligus dalam sekali penggalian ataupun

    dengan beberapa kali penggalian.

    Madin adalah seluruh barang tambang yang ada dalam perut bumi baik berbentuk cair, padat atau gas, diperoleh dari perut bumi ataupun dari

    dasar laut.

    Nisab: 85 gram emas murni. Nisab ini berlaku terus (akumulasi) baik barang tambang itu diperoleh sekaligus dalam sekali penggalian ataupun

    dengan beberapa kali penggalian.

    hasil dari dalam laut, seperti mutiara, dan ikan. Untuk hasil laut dikenakan zakat perdagangan.

    Zakat Perdagangan (Tijarah)

    Syarat zakat yaitu mencapai nishab, sudah berlalu masanya setahun (haul), bebas dari hutang, lebih dari kebutuhan pokok dan merupakan hak milik.

    Tarif zakatnya 2,5%.

    Imam Abu Ubaid telah meriwayatkan pendapat Maimun bin Mahran sebagai berikut: "(Bila telah tiba waktu pembayaran zakat, maka hitunglah kekayaan

    uang dan barang perniagaan yang kamu miliki kemudian taksir seluruhnya

    dalam bentuk uang setelah ditambah dengan piutang yang ada dan dikurangi

    dengan utang yang harus dilunasi kemudian zakatilah sisanya)."

    Penilaian harga barang dagangan, Pertama, harta barang dagangan dihitung dengan harga barang di pasar ketika

    sampai waktu wajib zakat. Didasarkan riwayat dari Zaid bin Jabir, dia berkata

    :Hitunglah sesuai dengan harganya ketika datang zakat, kemudian keluarkanlah zakatnya. Kedua, harga barang tersebut dihitung dengan harga riil atas nilai barang

    dagangan, pendapat ini berdasar riwayat dari Ibnu Abbas, dia berpendapar:

    Sebaiknya menunggu waktu sampai menjual untuk memperkuat bahwa

    taksiran itu sempurna atas dasar nilai barang yang hakiki yang dijual dengan

    harta dagangan.

    Ketiga : menggunakan harga beli dari barang dagangan.

    Yang lebih kuat pendapatnya (jumhur ulama Arab Saudi yaitu pendapat

    pertama.

    Zakat Produksi Hewani

    hasil ternak yang belum dikeluarkan zakatnya, wajib dikeluarkan zakat dari produksinya.

    zakatnya sebesar 2,5% seperti zakat perdagangan, dengan syarat nishab sebesar 653kg dan tidak harus mencapai haul. Khusus madu, zakatnya 10%.

    Zakat Investasi

  • 47

    investasi adalah semua kekayaan yang ditanamkan pada berbagai bentuk aset jangka panjang baik untuk tujuan mendapatkan pendapatan atau ditujukan

    untuk diperdagangkan

    investasi dalam saham: Jika saham tersebut diperdagangkan dan bergerak dibidang industri atau perdagangan, maka dikenakan zakat 2,5% atas harga

    pasar saham dan keuntungannya sekaligus karena dianalogikan urudh tijarah

    (komoditi perdagangan).

    jika saham tersebut tidak diketahui harganya atau bergerak dibidang non industri atau non perdagangan, maka tidak dikenakan zakat, tetapi

    keuntungannya harus dizakati sebesar 10%, karena dianalogikan dengan zakat

    pertanian.

    investasi dalam obligasi, untuk obligasi konvensional yang tidak dihalalkan maka tidak ada kewajiban zakat atas penghasilan obligasi.

    Jika investasi dalam obligasi syariah, dikenakan atas obligasi dan keuntungannya sebesar 2,5% sesuai dengan zakat perdangangan, setelah

    memenuhi haul dan nishab.

    investasi dalam aset, dikenakan zakat yang dianalogikan dengan zakat pertanian. Barang berupa tanah, gedung atau alat seperti mesin produksi, alat

    transportasi dan lain-lain, tidak dikenakan zakat, tetapi dikenakan atas

    penghasilan bersih sebesar 10%, atau kalau dari penghasilan kotor sebesar

    5% setelah memenuhi haul dan nishab.

    Zakat Profesi & Penghasilan

    Abu Ubaid meriwayatkan, Adalah Umar bin Abdul Aziz, memberi upah pada pekerjanya dan mengambil zakatnya, dan apabila mengembalikan

    almadholim (barang ghosob/curian yang dikembalikan) diambil zakatnya,

    dan beliau juga mengambil zakat dari athoyat (gaji rutin) yang di berikan kepada yang menerimanya

    Difatwakan melalui Fatwa MUI No. 3/2003 tentang zakat penghasilan. penghasilan adalah pendapatan yang diperoleh secara halal baik secara rutin

    maupun tidak rutin.

    Nishab: sama nishab emas (85 gram) untuk pendapatan selama setahun

    dapat diambil dari penghasilan kotor atau dari penghasilan bersih setelah dikurangi hutang dan biaya hidup terendah orang tersebut dan

    tanggungannya.

    Zakat atas Uang (zakat nuqud) Untuk tahun pertama: bila uang tersebut sebelum didepositokan/ ditabungkan

    telah dizakati, maka zakat yang dikenakan hanya atas bagi hasilnya saja,

    sedangkan jika sebelumnya belum dizakati, maka atas keseluruhannya.

    zakat atas hadiah: terkait dengan gaji 2,5%, jika komisi dari hasil prosentasi keuntungan perusahaan kepada pegawai: 10 %, jika sumber hibah tidak di

    duga-duga sebelumnya : 20 %,

    Zakat atas Institusi/Perusahaan zakat perusahaan mengacu pada zakat perdagangan, karena dipandang dari

    aspek legal dan ekonomi, kegiatan sebuah perusahaan intinya berpijak pada

    kegiatan trading atau perdagangan.

    Sesuai keputusan seminar I zakat di Kuwait, tanggal 3 April 1984 tentang zakat perusahaan sebagai berikut:

    Zakat perusahaan harus dikeluarkan jika syarat berikut terpenuhi : (Manaf)

    - Kepemilikan dikuasai oleh muslim/muslimin

    - Bidang Usaha harus halal.

    - Aset Perusahaan dapat dinilai.

  • 48

    - Aset Perusahaan dapat berkembang.

    - Minimal kekayaan perusahaan setara dengan 85 gram emas.

    Sedangkan syarat teknisnya adalah: o peraturan yang mengharuskan pembayaran zakat perusahaan tersebut. o Anggaran Dasar perusahaan memuat hal tersebut. o RUPS mengeluarkan keputusan yang berkaitan dengan hal itu. o Kerelaan para pemegang saham menyerahkan pengeluaran zakat

    sahamnya kepada dewan direksi perusahaan.

    Perhitungan zakat ada 3:

    Kekayaan perusahaan yang dikenakan zakat adalah kekayaan perusahaan yang digunakan untuk memperoleh laba atau, dan zakat dikenakan pada harta

    lancar bersih perusahaan(Qardhawi). Secara sederhana: (kas/setara kas+

    investasi jk pendek+ persediaan+piutang dagang bersih) (kewajiban lancar).

    Kekayaan yang dikenakan zakat adalah pertumbuhan modal bersih (El Badawi dan Sultan). Secara sederhana: (Aset Lancar bersih + utang jangka

    pendek yang digunakan untuk keperluan jangka panjang utang jangka panjang yang digunakan untuk pembiayaan harta lancar).

    Kekayaan yang dikenakan zakat adalah kekayaan bersih perusahaan (Lembaga Fatwa Arab Saudi). Secara sederhana: (Modal disetor+Saldo

    Laba+Laba tahun berjalan aset tetap bersih + Investasi perusahaan atau entitas lainnya kerugian tahun berjalan).

    Metode apapun boleh digunakan

    Nishab zakat adalah 85 gram emas dan cukup haul (1 tahun qamariah) dengan

    besar zakat 2,5%. Jika perusahaan menggunakan tahun masehi adalah 2,575%

    (standar AAOIFI).

    2. Amil UU No. 38 Tahun 1999 mengatur pengelolaan zakat dengan ketentuan sebagai

    berikut:

    Pasal 6

    (1) Pengelolaan zakat dilakukan oleh badan amil zakat yang dibentuk oleh

    pemerintah.

    (2) Pembentukan badan amil zakat :

    a. nasional oleh Presiden atas usul Menteri;

    b. daerah propinsi oleh gubernur atas usul kepala kantor wilayah departemen

    agama propinsi;

    c. daerah kabupaten atau daerah kota oleh bupati atau wali kota atas usul

    kepala kantor departemen agama kabupaten atau kota;

    d. kecamatan oleh camat atas usul kepala kantor urusan agama kecamatan.

    (3) Badan amil zakat di semua tingkatan memiliki hubungan kerja yang bersifat

    koordinatif, konsultatif dan informatif.

    (4) Pengurus badan amil zakat terdiri atas unsur masyarakat dan pemerintah yang

    memenuhi persyaratan tertentu.

    (5) Organisasi badan amil zakat terdiri atas unsur pertimbangan, unsur pengawas

    dan unsur pelaksana.

    Pasal 7

    (1) Lembaga amil zakat dikukuhkan, dibina, dan dilindungi oleh pemerintah.

    (2) Lembaga amil zakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi

    persyaratan

    yang diatur lebih lanjut oleh Menteri.

    Pasal 8

  • 49

    Badan amil zakat sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 dan lembaga amil zakat

    sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 mempunyai tugas pokok mengumpulkan,

    mendistribusikan dan mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan agama.

    Pasal 9

    Dalam melaksanakan tugasnya, badan amil zakat dan lembaga amil zakat

    bertanggung jawab kepada pemerintah sesuai dengan tingkatannya.

    Struktur Organisasi Badan Amil Zakat Struktur organisasi memiliki peranan penting untuk mengatur dan

    mengkoordinasikan tindakan pegawai dalam mencapai tujuan organisasi. Tanpa

    adanya struktur yang jelas, pegawai akan bekerja tanpa arah, bekerja menurut

    kemauannya sendiri dan akhirnya tidak hanya organisasi itu yang dirugikan tetapi

    juga masyarakat.

    Zakat merupakan sumber dana yang cukup potensial untuk meningkatkan

    kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan suatu organisasi yang

    profesional untuk mengelolanya. Pengelolaan zakat yang dimaksud adalah mencakup

    kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasaan dalam

    pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaaan zakat.

    Salah satu organisasi yang bergerak dalam pengelolaan zakat adalah Badan

    Amil Zakat (BAZ). Ada tiga bagian pokok dalam organisasi ini, yaitu Dewan

    Pertimbangan, Badan Pelaksana dan Komisi Pengawas. Masing-masing memilki

    tugas spesifik. Dewan Pertimbangan adalah memberikan pertimbangan, fatwa, saran

    dan rekomendasi tentang pengembangan hukum dan pemahaman mengenai

    pengelolaan zakat. Adapun tugasnya adalah:

    a. Menetapkan garis kebijakan umum Badan Amil Zakat bersama Komisi

    pengawas dan badan pelaksana.

    b. Mengeluarkan fatwa syariah baik diminta maupun tidak berkaitan dengan hukum zakat yang wajib diikutioleh pengurus Badan Amil Zakat.

    c. Memberikan pertimbangan, saran dan rekomendasi kepada Badan Pelaksana dan

    Komisi Pengawas.

    d. Menampung, mengolah dan menyampaikan pendapat umat tentang pengelolaan

    zakat (pasal 5 Keputusan Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji Nomor D/291

    Tahun 2000).

    Komisi pengawas merupakan bagian yang berfungsi melaksanakan

    pengawasan internal atas operasional kegiatan yang dilaksanakan Badan Pelaksana.

    Pengawasan tersebut:

    a. Mengawasi pelaksanaan rencana kerja yang telah disahkan

    b. Mengawasi pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan.

    c. Mengawasi operasional kegiatan yang dilaksanakan Badan Pelaksana yang

    mencakup pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan.

    d. Melakukan pemeriksaan operasional dan pemeriksaan syariah dan peraturan

    perundang-undangan.

    Fungsi Badan Pelaksana adalah melaksanakan kebijakan Badan Amil Zakat

    dalam program pengumpulan, penyaluran dan pendayagunaan zakat. Tugasnya:

    a. Membuat rencana kerja yang meliputi rencana pngumpulan, penyaluran dan

    pendayagunaan zakat.

    b. Melaksanakan operasional pengelolaan zakat sesuai rencana kerja yang telah

    disahkan dan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.

    c. Menyusun laporan tahunan

    d. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban kepada pemerintah dan Dewan

    Perwakilan Rakyat sesuai tingkatannya.

  • 50

    e. Bertindak dan bertanggung jawab untuk dan atas nama Badan Amil Zakat baik

    kedalam maupun keluar (pasal 7 Keputusan Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji

    Nomor D/291 tahun 2000).

    Struktur Organisasi BAZ Kabupaten / Kota

    Dewan

    pertimbangan

    Badan

    Pelaksana

    Komisi

    Pengawas

    Ketua

    Wk. ketua

    Ketua

    Wk. ketua I

    Bendahara----Wk. ketua II----Sekretaris

    Wk. sekretaris I

    Wk. sekretaris II

    Ketua

    Wk. ketua

    Sekretaris

    Wk. sekretaris

    Sekretaris

    Wk. sekretaris

    Anggota 5 orang Anggota 5 orang

    Kepala seksi

    Pengumpulan

    Kepala seksi

    Pendistribusian

    Kepala seksi

    Pendayagunaan

    Kepala seksi

    Pengembangan

    UPZ-UPZ Staf-staf Staf-staf Staf-staf

    Muzakki Mustahiq Mustahiq Motivator

    3. Mustahik/Penerima Zakat: Dalam QS 9: 60:

    Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah bagi orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus zakat (amil), para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang (gharimin), untuk jalan Allah (fi sabilillah), dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan (ibnu sabil), sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah dan Allah Maha Mengetahui lagi

    Maha Bijaksana.

    D. MEKANISME PENGELOLAAN HASIL DARI PENGUMPULAN ZAKAT Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

    pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat.

    Oleh karena itu untuk optimalisasi pendayagunaan zakat di perlukan pengelolaan

    zakat oleh lembaga amil zakat yang profesional dan mampu mengelola zakat secara

    tepat sasarn.

    Menurut Didin Hafidudhin, pengelolaan zakat melalui lembaga amil didasarkan

    beberapa pertimbangan. Pertama, untuk menjamin kepastian dan disiplin pembayaran

    zakat. Kedua, menjaga perasaan rendah diri para mustahik apabila berhadapan

    langsung untuk menerima haknya dari muzaki. Ketiga untuk mencapai efisiensi,

  • 51

    efektifitas dan sasaran yang tepat dalam menggunakan harta zakat menurut skala

    proritas yang ada disuatu tempat misalnya apakah disalurkan dalam bentuk konsumtif

    ataukah dalam bentuk produktif untuk mengingkatkan kegiatan para usaha para

    mustahik. Keempat untuk memperlihatkan syiar Islam dan semangat penyelenggaraan

    negara dan pemerintahan yang Islami. Sebaliknya jika penyelenggaraan zakat itu

    begitu saja diserahkan kepada para muzakki, maka nasib dan hak-hak orang miskin

    dan para mustahik lainnya terhadap orang-orang kaya tidak memperoleh jaminan

    yang pasti.

    Pada prinsipnya pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk mustahik dilakukan

    berdasarkan persyaratan:

    1. Hasil pendapatan dan penelitian kebenaran mustahik delapan asnaf.

    2. Mendahulukan orang-orang yang paling tidak berdaya memenuhi kebutuhan

    dasar secara ekonomi, dan sangat memerlukan bantuan.

    3. Medahulukan mustahik dalam wilayahnya masing-masing.

    Sedangkan untuk pendayagunaan hasil pengumpulan zakat secara produktif

    dilakukan setelah terpenuhinya poin-poin diatas. Disamping itu terdapat pula usaha

    nyata yang berpeluang menguntungkan, dan mendapat persetujuan tertulis dari dewan

    pertimbangan. Adapun prosedur pendayagunaan pengumpulan hasil zakat untuk

    produktif berdasarkan:

    1. Melakukan studi kelayakan

    2. Menetapkan jenis usaha produktif

    3. Melakukan bimbingan dan penyuluhan

    4. Melakukan pemantauan, pengendalian dan pengawasan

    5. Mengadakan evaluasi

    6. Membuat pelaporan.

    Sistem pendistribusian zakat yang dilakukan haruslah mampu mengangkat dan

    meningkatkan taraf hidup umat Islam, terutama para penyandang sosial. Baik LAZ

    maupun BAZ memiliki misi mewujudkan kesejahteraan masyarakan dan keadilan

    sosial. Banyaknya BAZ dan LAZ yang lahir tentu akan mendorong penghimpunan

    dana zakat masyarakat. Ini tentu baik karena semakin banyak dana zakat yang

    dihimpun, makin banyak pula dana untuk kepentingan sosial.

    Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat dapat dilakukan dalam dua pola, yaitu pola

    produktif dan pola konsumtif. Para amil zakat di harapkan mampu melakukan

    pembagian porsi hasil pengumpulan zakat misalnya 60% untuk zakat konsumtif dan

    40% untuk zakat produktif. Program penyaluran hasil pengumpulan zakat secara

    konsumtif bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar ekonomi para mustahik

    melalui pemberian langsung, maupun melalui lembaga-lembaga yang mengelola fakir

    miskin, panti asuhan maupun tempat-tempat ibadah yang mendistribusikan zakat

    kepada masyarakat. Sedangkan program penyaluran hasil pengumpulan zakat secara

    produktif dapat dilakukan melalui program bantuan pengusaha lemah, pendidikan

    gratis dalam bentu beasiswa, dan pelayanan kesehatan gratis.