STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

97
STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF UNTUK PEMBERDAYAAN EKONOMI PADA BAZNAS KABUPATEN TANGERANG Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah ( SE.Sy ) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Oleh : ABDUL AZIZ NIM : 109046100015 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN ) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2015 M

Transcript of STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

Page 1: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF

UNTUK PEMBERDAYAAN EKONOMI PADA BAZNAS KABUPATEN TANGERANG

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah ( SE.Sy )

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Oleh :

ABDUL AZIZ

NIM : 109046100015

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

( UIN ) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1437 H / 2015 M

Page 2: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …
Page 3: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …
Page 4: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …
Page 5: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.Wr.Wb

Alhamdulillah, Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh.Swt, Tuhan semesta

alam. Karena rahmat dan karunianya yang besar sehingga dapatlah penulis menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul “Strategi Pengelolaan Dana Zakat Secara Produktif Untuk

Pemberdayaan Ekonomi Pada BAZNAS Kabupaten Tangerang” sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar strata (S-1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat dan Salam penulis curahkan kepada baginda besar Nabi Muhammad.Saw

beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya.

Selama proses perkuliahan dan penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa dalam

proses tersebut tidaklah terlepas dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak,

oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr.Asep Saepudin Jahar, MA., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. AM. Hasan Ali, M.A., selaku Ketua Program Studi Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan Abdurrauf, Lc, MA., selaku

Sekretaris Program Studi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian studi.

3. Drs.Ahmad Yani, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak

membantu penulis dalam mengarahkan dan memotivasi perkuliahan agar cepat lulus,

dan juga yang telah sempat meluangkan waktu yang banyak bagi penulis.

4. Muh. Fudhail Rahman, Lc, MA., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak

memberikan masukan dan pemikiran bagi karya skripsi penulis,

dan juga yang telah sempat meluangkan waktu yang banyak bagi penulis.

Page 6: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

5. BAZNAS Kabupaten Tangerang dan seluruh pengurusnya yang telah mengizinkan

kepada penulis untuk mengadakan penelitian, terutama kepada bapak Abdul Mufti dan

H.Atjang selaku Staf Tata Usaha, Bapak Triyoso, SE.i. selaku Bendahara Penerima,

Ibu Hj.Khoeroyaroh selaku Tim Ekonomi Zakat Dana Bergulir yang telah memberikan

informasi yang diperlukan oleh penulis untuk dijadikan sebagai bahan penulisan skripsi.

6. Pimpinan Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, dan seluruh pengurusnya yang telah

memberikan fasilitas untuk mengadakan studi perpustakaan baik membaca dan

meminjamnya.

7. Bapak H.Triyanto dan almarhum Ibu Hj.Soliyah, selaku Kedua Orang Tua penulis yang

setiap harinya memberikan doa dan semangat agar cepat lulus dan wisuda menjadi

sarjana dan juga yang telah memberikan support dana yang banyak untuk perkuliahan

hingga lulus.

8. Bapak dan Ibu Dosen di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Seluruhnya terutama dosen yang pernah mengajar penulis yang telah memberikan ilmu

yang dimiliki dengan ikhlas dan penuh semangat dan memotivasi diri penulis.

9. Seluruh Teman di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan terutama

teman sekelas PS.A angkatan 2009 khususnya Sulaiman, Halim, Rifki, Putri, Hendri,

Iqbal, Fauzi, Ismail, Khalid, Rizka, Nining, Jamil, Cha cha, Ummu.

10. Seluruh saudara, keluarga, ustad, sahabat dan teman penulis yang terus memberikan

support, doa dan bantuan kepada penulis agar dapat lulus kuliah dari Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang tercinta.

Akhir kata, penulis memohon semoga Alloh.Swt membalas semua kebaikan Kalian

semua dengan pahala yang berlipat ganda dan rezeki yang luas. Amin ya Robbal alamin.

Page 7: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

ABSTRAK

Skripsi ini adalah hasil karya Abdul Aziz, NIM 109046100015. STRATEGI

PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF UNTUK PEMBERDAYAAN

EKONOMI PADA BAZNAS KABUPATEN TANGERANG. Konsentrasi Perbankan

Syariah, Progam Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 1437 H/2015 M, 75 Halaman.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan BAZNAS

Kabupaten Tangerang dalam pengelolaan dana zakat, apa program pemberdayaan ekonomi

yang bersifat produktif dan apa persoalan yang dihadapi di lapangan dan mencarikan solusinya.

Metode penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian

yang data-datanya dinyatakan dalam bentuk kata-kata atau kalimat. Jenis penelitian

menggunakan penelitian lapangan dan kepustakaan. Sumber data diperoleh dari data primer

dan sekunder. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi dan studi

dokumentasi.

Strategi yang dilakukan BAZNAS Kabupaten Tangerang dilakukan dengan 4 cara yaitu

perencanaan oleh Badan Pelaksana, pengorganisasian yang terdiri atas Dewan Pertimbangan,

Komisi Pengawas dan Badan Pelaksana yang dibantu oleh Seksi-seksi, pelaksanaan oleh Badan

Pelaksana dan pengawasan oleh Komisi Pengawas. Program pemberdayaan ekonomi produktif

ada 5 program yaitu Program bantuan modal bergulir, Program bantuan pengobatan cuma-

cuma, Program bantuan biaya pengobatan melalui pengajuan proposal, Program bantuan bea

siswa tingkat SD, SMP dan Santri Salafi, Program bantuan bea siswa tingkat SLA. Persoalan

yang dihadapi di lapangan ada 5 persoalan yaitu Kurangnya Kesadaran Zakat Masyarakat,

Jarak Tempuh, SDM, Masa Peralihan/Pergantian Pengurus, Dana Modal Bergulir macet.

Kata Kunci: Strategi, Pengelolaan zakat, Produktif, Pemberdayaan ekonomi. Tahun

Terbit 1988-2015.

Pembimbing Skripsi: Muh. Fudhail Rahman, Lc, MA

Page 8: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan

Lembar Pernyataan

Kata Pengantar

Abstrak

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Permasalahan 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 10

D. Review Studi Terdahulu 11

E. Kerangka Teori dan Konseptual 12

F. Metode Penelitian 14

G. Sistematika Penulisan 16

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Strategi Pengelolaan Zakat 18

1. Pengertian Strategi dan Unsur Strategi 18

2. Implementasi Strategi 20

3. Pengertian Pengelolaan Zakat 25

B. Zakat Maal dan Zakat Produktif 26

1. Pengertian Zakat Maal dan Zakat Produktif 26

2. Tujuan Zakat 28

Page 9: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

3. Manfaat Zakat 30

C. Pemberdayaan Ekonomi 32

1. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi 32

2. Tujuan dan Upaya Pemberdayaan Ekonomi 33

3. Instrumen dan Peran Zakat Dalam Pemberdayaan Ekonomi 34

BAB III GAMBARAN UMUM BAZNAS KABUPATEN TANGERANG

A. Visi, Misi dan Motto BAZNAS Kabupaten Tangerang 42

B. Struktur, Fungsi dan Tugas Pokok Organisasi BAZNAS Kabupaten Tangerang

43

C. Program Pemberdayaan Ekonomi BAZNAS Kabupaten Tangerang 47

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA

PRODUKTIF UNTUK PEMBERDAYAAN EKONOMI

A. Strategi Pengelolaan Dana Zakat Di BAZNAS Kabupaten Tangerang 52

B. Program Pemberdayaan Ekonomi Yang Bersifat Produktif Di BAZNAS

Kabupaten Tangerang 60

C. Persoalan Yang Dihadapi Pengurus BAZNAS Kabupaten Tangerang

Di Lapangan Dan Solusi Penyelesaiannya 63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 70

B. Saran 72

Daftar Pustaka 73

Lampiran

Page 10: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau mencapai suatu

tujuan tertentu. Dalam menjalankan strategi perlu ada progam yang diproyeksikan

untuk dilaksanakan oleh suatu organisasi dalam kurun waktu tertentu. Ada progam

yang diproyeksikan dalam jangka pendek dengan waktu yang dialokasikan maksimal

1 tahun, ada perencanaan jangka menengah dengan alokasi 2-3 tahun, dan

perencanaan jangka panjang dengan alokasi waktu antara 3-5 tahun. Namun karena

progam yang sudah direncanakan seringkali dihadapkan pada berbagai kondisi yang

memungkinkan progam tersebut tidak dapat dilaksanakan sesuai target waktu yang

sudah ditentukan, maka diperlukan penerapan perencanaan strategis yaitu system

perencanaan yang menghitung aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari

pada organisasi tersebut.1

Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu konsep dalam upaya

menjadikan adanya kekuatan (power) pada seseorang/individu atau kelompok.

Pemberdayaan berhubungan dengan upaya untuk merubah kemampuan seseorang,

keluarga atau kelompok dari keadaan tidak memiliki

kemampuan/kekuatan/keberdayaan menuju keadaan yang lebih baik.2

1Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia, (Malang: UIN Malang Press, 2008), h.270. 2N.Oneng Nurul Bariyah, Ed, Total Quality Management Zakat: Prinsip dan Praktik Pemberdayaan

Ekonomi, (Wahana Kardofa FAI UMJ, 2012) h.223.

Page 11: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

2

Zakat salah satu rukun Islam, di dalam kitab suci Al-Qur‟an sering diulang-

ulang perintah untuk berzakat, Dan dirikanlah shalat, Tunaikanlah zakat !

Surat Al-Baqarah ayat 110

موا لوفسكم مه خير تجدوي عىد الل كاة وما تقد لة وآتوا الز وأقيموا الص

بما تعملون بصير إن الل

Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu

usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah.

Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan.

Beritahukan kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan zakat yang

diambil dari orang-orang kaya dan dibagikan kepada orang-orang fakir di antara

mereka.” HR.Bukhari II/505 no.1331

Zakat menurut UU No.38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat adalah harta

yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh orang

muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak

menerimanya.

Di akhir tahun 2012 terdapat dua pertemuan internasional yang sangat penting

terkait dengan perkembangan dunia perzakatan global ke depan, meskipun keduanya

tidak memiliki keterkaitan langsung. Agenda yang pertama adalah Muktamar Zakat

Internasional IX yang berlangsung di Amman, Yordania pada tanggal 26-28

November 2012, sedangkan agenda yang kedua adalah Expert Group Meeting yang

Page 12: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

3

diselenggarakan oleh IRTI (Islamic Research and Training Institute) dan IDB pada

tanggal 11 Desember 2012. Forum yang pertama adalah forum rutin dua tahunan

yang melibatkan badan-badan zakat resmi negara-negara anggota OKI. Indonesia

sendiri baru bergabung pada tahun 2010 lalu di Beirut, Lebanon, saat berlangsungnya

muktamar kedelapan, sehingga praktis keikutsertaan pada pertemuan Amman

merupakan kali kedua. Sedangkan forum yang kedua diselenggarakan oleh IRTI dan

IDB dengan maksud untuk mengembangkan program IFSAP (Islamic Financial

Sector Assessment Program), yang sesungguhnya merupakan bentuk adopsi dan

penyesuaian dari FSAP (financial Sector Assessment Program) yang telah

dikembangkan oleh Bank Dunia dan IMF sebelumnya, dengan fokus pada industri

keuangan konvensional. IFSAP merupakan tools untuk mengukur dan menilai kinerja

sektor keuangan syariah secara komprehensif, sekaligus melakukan evaluasi terhadap

stabilitas sektor ini. Dengan assessment yang tepat, maka kemungkinan terjadinya

krisis keuangan dapat dideteksi secara dini. Dalam usulan template IFSAP yang akan

dikembangkan, sektor keuangan syariah ini tidak hanya mencakup perbankan syariah

saja, melainkan diperluas kepada seluruh lembaga keuangan syariah non bank, seperti

asuransi syariah, pasar modal syariah, zakat dan wakaf.3

Dimasukkannya zakat dan wakaf dengan pertimbangan bahwa kedua sektor

ini merupakan pilar utama Islamic social finance yang memiliki potensi yang sangat

besar. Apalagi secara filosofis, zakat merupakan instrumen yang disebut secara

eksplisit dalam Alquran sebagai antitesa dari sistim riba.

3Artikel diakses pada 15 Januari 2015 dari http://jurnalekis.blogspot.co.id/2013/01/menuju-

standardisasi-pengelolaan-zakat.html.

Page 13: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

4

Dari kedua pertemuan itu, ada tujuh aspek yang menjadi fokus standarisasi

ini, yang juga telah masuk menjadi bagian dari template IFSAP ke depan. Ketujuh hal

tersebut adalah : standarisasi regulasi dan aturan perundang-undangan, standarisasi

pihak yang menjadi otoritas zakat, standarisasi penghimpunan zakat, standarisasi

penyaluran zakat, standarisasi good amil governance, standarisasi pelaporan dan

pertanggungjawaban, serta aktivitas lintas sektoral.4

Di Indonesia, selama ini dalam menyalurkan zakat, masih banyak masyarakat

yang tidak mau menyalurkan zakat lewat lembaga/badan amil zakat, bahkan

cenderung menyalurkan langsung kepada para mustahik yang dikenalnya, ini

menyebabkan penyaluran zakat tidak terarah dan tidak tepat sasaran, mustahik

tertentu mendapatkan jatah yang lebih banyak dibanding yang lainnya. Banyak orang

yang tidak tau bahwa ada kewajiban membayar zakat maal, bahkan dia hanya tau

zakat fitrah, jika sudah bayar zakat fitrah berarti sudah bayar zakat.

Pada saat ini masalah pengelolaan zakat di Indonesia begitu kompleks, setiap

lembaga zakat dan badan zakat dapat mengelola serta menyalurkan zakat, DKM

masjid dan mushola pun ikut menerima dan menyalurkan zakat, bahkan perusahaan

pun belakangan ini ikut menyalurkan zakat secara langsung dengan cara ada yang

mendirikan lembaga zakat perusahaan itu sendiri lalu meyalurkan kepada mustahik

secara langsung, bahkan perseorangan juga ikut menyalurkan zakat secara langsung

contohnya pada pembagian zakat berdarah di pasuruan.

4Artikel diakses pada 15 Januari 2015 dari http://jurnalekis.blogspot.co.id/2013/01/menuju-

standardisasi-pengelolaan-zakat.html.

Page 14: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

5

Pembagian zakat yang dilakukan seorang pengusaha pasuruan, H.Syaikon,

dikediamannya RT 03 RW IV, Kelurahan Purutrejo, Kecamatan Purworejo, Pasuruan

senin (15/9/2008) berubah menjadi petaka. Sebanyak 21 warga tewas akibat

berdesakan dan terinjak-injak. Pembagian zakat tersebut bukan kali pertama

dilaksanakan. Tahun sebelumnya, kegiatan serupa juga dilakukan keluarga H

Syaikon. Jumlah kaum duafa yang datang dalam kegiatan tersebut jumlahnya

mencapai ribuan,dan tidak hanya terbatas bagi mereka yang berasal dari Pasuruan,

namun warga dari berbagai daerah sekitarnya.5

Penunaian terhadap kewajiban zakat selain sebagai ibadah, juga memiliki

fungsi sosial dan ekonomi. Fungsi sosialnya adalah menyelamatkan sumber daya

manusia, membangunnya menjadi sebuah kekuatan umat, membantu terwujudnya

suatu pemerataan dan keadilan dalam distribusi pendapatan di masyarakat. Sementara

fungsi ekonominya adalah mempercepat sirkulasi jumlah uang beredar di masyarakat

yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara makro.

Adapun laporan hasil penerimaan dana ZIS selama 3 tahun terakhir dari

berbagai komponen di BAZNAS Kabupaten Tangerang adalah sebagai berikut:6

Tahun

Hasil Penerimaan

ZIS

Didayagunakan

Tahun

2011 Rp. 2.393.717.972 2012

2012 Rp. 2.847.720.686 2013

2013 Rp. 2.892.470.278 2014

5Dikutip dari Solo Pos, 16 September 2008. 6BAZNAS Kabupaten Tangerang, Progam Pendayagunaan dana ZIS Tahun 2012, Progam Kerja

BAZNAS Tahun 2013, Progam Kerja BAZNAS Tahun 2014 (Tangerang).

Page 15: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

6

Penerimaan dana ZIS pada tahun 2013 adalah berjumlah sebesar Rp

2.892.470.278, dari penerimaan zakatnya sendiri mencapai Rp 2,3 Miliar yang

diambil dari zakat mal perorangan, zakat profesi dan zakat fitrah. Adapun

pendayagunaan dana ZIS tersebut dilakukan pada tahun 2014. Adapun progam

pemberdayaan yang dilakukan pada tahun 2014 adalah berupa: bantuan langsung

tunai kepada keluarga fakir miskin dan anak yatim, bantuan peningkatan

kesejahteraan muallaf, bantuan modal bergulir dan keterampilan usaha, bantuan dana

bencana alam dan pergeseran aqidah, pelayanan kesehatan masyarakat, pelatihan

kader untuk pendidik dan deteksi dini anak berkebutuhan khusus dan pelaksanaannya,

pembangunan masjid dan musholla, pemberian insentif untuk guru ngaji di

TPA/TPQ, pengasuh pesantren tradisional dan majlis ta‟lim, bantuan pengadaan

mobelair untuk sekolah, bantuan untuk siswa dan santri kurang mampu, bantuan

untuk orang yang kehilangan dan terlantar dan orang yang kehabisan bekal dalam

perjalanan.7

Strategi yang dilakukan Baznas Kabupaten Tangerang dalam menghimpun

dana ZIS adalah dengan cara membentuk UPZ. Unit pengumpul zakat adalah satuan

organisasi yang dibentuk oleh Badan Amil Zakat di semua tingkatan dengan tugas

mengumpulkan zakat untuk melayani muzakki, yang berada pada desa/kelurahan,

instansi-instansi pemerintah dan swasta, baik dalam negeri maupun luar negeri.8

7BAZNAS Kabupaten Tangerang, Profil BAZNAS Kabupaten Tangerang: Progam Kerja BAZNAS

Kabupaten Tangerang Tahun 2014 (Tangerang) h.8.

8Artikel diakses pada 2 September 2015 dari http://pusat.baznas.go.id/upz/.

Page 16: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

7

Setelah UPZ di masing-masing wilayah kerjanya berhasil mengumpulkan

dana ZIS, maka setiap UPZ menyetorkan dana tersebut dengan cara dikirim ke

BAZNAS Kabupaten Tangerang melalui 3 nomer rekening Bank BJB yang ada yaitu

No.Rek zakat 0120030004199, No.Rek infak 0120030072651 dan No.Rek shodaqoh

0301003467.9

Strategi yang dilakukan BAZNAS Kabupaten Tangerang dalam

mengumpulkan dana ZIS belum sukses dan belum berjalan dengan baik, hal ini bisa

dilihat dari Target penerimaan dana ZIS tiap tahun yang belum pernah mencapai

target, Target penerimaan dana ZIS pada tahun 2013 sejumlah 6 milyar bahkan target

tertingginya 16 milyar, namun jumlah penerimaan ZIS pada tahun 2013 Hanya

mencapai angka 2,89 milyar. Ini sangat jauh melenceng dari jumlah yang di targetkan

yang 6 milyar, bahkan untuk mencapai angka 50% dari target saja tidak sanggup.10

Apalagi jika total penerimaan dana ZIS di BAZNAS Kabupaten Tangerang

dibandingkan dengan total penerimaan dana ZIS di BAZNAS Kab. Serang11

dan di

BAZNAS kota bogor12

sebagai berikut:

Tahun

Total Penerimaan Dana ZIS

BAZNAS

Kab.Tangerang

BAZNAS

Kab.Serang

BAZNAS

Kota Bogor

2012 2,84 Milyar 5,4 Milyar 11,58 Milyar

2013 2,89 Milyar 6,3 Milyar 12,26 Milyar

Sumber: Hasil pengolahan data penulis terhadap berbagai sumber.

9Wawancara Pribadi dengan Bapak Abdul Mufti, Staf Tata Usaha. Tangerang, 10 September 2015. 10Wawancara Pribadi dengan Bapak Triyoso, Bendahara Penerima. Tangerang, 10 September 2015. 11Artikel diakses pada 2 September 2015 dari http://tangerangekspres.com/zakat-infak-target-

penerimaan-baznas-kabupaten-serang-rp-7-m/. 12Artikel diakses pada 2 September 2015 dari http://m.inilah.com/news/detail/2018443/total-zis-kota-

bogor-2013-capai-rp1226-miliar.

Page 17: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

8

Dari perbandingan total penerimaan dana ZIS di BAZNAS Kabupaten

Tangerang, di BAZNAS Kab. Serang dan di BAZNAS kota bogor jelaslah bahwa

total penerimaan dana ZIS di BAZNAS Kabupaten Tangerang adalah yang paling

terendah diantara 3 BAZNAS tersebut dan dapat diambil kesimpulan bahwa strategi

yang dilakukan dalam menghimpun dana ZIS dari seluruh elemen masyarakat belum

berjalan dengan baik.

Oleh sebab itu perlu strategi yang tepat dalam pengelolaan dana zakat di

BAZNAS Kabupaten Tangerang agar dana yang dihimpun bisa mencapai target

maksimal dan sesuai dengan harapan, selain itu juga agar dana yang didistribusikan

dapat bermanfaat bagi mustahik sehingga kedepannya diharapkan bisa menjadi

muzaki tentunya melalui berbagai progam pemberdayaan ekonomi yang

mengedepankan berbasis usaha yang produktif.

Dalam paparan tersebut dan melihat besarnya perkembangan pengelolaan

dana zakat yang besar dan potensial, maka penulis tertarik untuk mengangkat isu ini

dalam skripsi dengan judul: “STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT

SECARA PRODUKTIF UNTUK PEMBERDAYAAN EKONOMI PADA

BAZNAS KABUPATEN TANGERANG”

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang diatas terdapat beberapa permasalahan yang bisa

diambil, diantaranya:

Page 18: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

9

a. Bagaimanakah strategi yang dilakukan LAZ/BAZ dalam pengelolaan dana

zakat ?

b. Bagaimana progam-progam pemberdayaan ekonomi yang bersifat

produktif di LAZ/BAZ?

c. Apa persoalan yang dihadapi oleh pengurus Baznas Kabupaten Tangerang

di lapangan?

d. Seberapa signifikankah fungsi sosial dan ekonomi zakat mampu

mengurangi kemiskinan di Indonesia ?

e. Bagaimana fiqh memandang fenomena penyaluran zakat secara individu?

f. Adakah Bank syariah yang menyalurkan zakat secara langsung tanpa

lewat LAZ/BAZ?

g. Bagaimana landasan hukum dari LAZ/BAZ tersebut? Apakah selain

LAZ/BAZ, seperti perusahaan, perseorangan ada landasan hukumnya

untuk mengelola dan menyalurkan zakat?

h. Apakah BAZNAS dapat mengkordinir seluruh LAZ/BAZ lainnya untuk

masalah penyaluran zakat?

2. Batasan Masalah

Bertolak dari latar belakang tersebut, tentu akan sangat luas jika

masalah tersebut dibahas secara keseluruhan dalam skripsi ini, maka penulis

menganggap perlu untuk menyajikan penulisan skripsi ini hanya pada sebatas

penekanan “Strategi Pengelolaan Dana Zakat Secara Produktif Untuk

Page 19: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

10

Pemberdayaan Ekonomi”. Obyek penelitian adalah di BAZNAS Kabupaten

Tangerang. Data yang diteliti adalah data tahun 2012 sampai 2014.

3. Rumusan Masalah

a. Bagaimanakah strategi yang dilakukan BAZNAS Kabupaten Tangerang

dalam pengelolaan dana zakat?

b. Apa program pemberdayaan ekonomi yang bersifat produktif di BAZNAS

Kabupaten Tangerang?

c. Apa persoalan yang dihadapi oleh pengurus BAZNAS Kabupaten

Tangerang di lapangan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dari pembatasan dan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka

dapat diketahui Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah:

a. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan BAZNAS Kabupaten Tangerang

dalam pengelolaan dana zakat.

b. Untuk mengetahui program-program pemberdayaan ekonomi yang bersifat

produktif di BAZNAS Kabupaten Tangerang.

c. Untuk mengetahui persoalan yang dihadapi oleh pengurus BAZNAS

Kabupaten Tangerang di lapangan dan mencarikan solusinya.

Page 20: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

11

2. Manfaat Penelitian

a. Menambah wawasan di bidang manajemen pengelolaan dana zakat dan

pemberdayaan ekonomi.

b. Memberikan sumbangan pemikiran dan literatur kepustakaan mengenai

pengelolaan dana zakat dan pemberdayaan ekonomi untuk kemajuan dan

kebangkitan ekonomi umat islam.

c. Memberikan saran, informasi dan koreksi untuk mempertahankan dan

meningkatkan kinerja pada LAZ/BAZ yang sudah baik sekaligus

memperbaiki kekurangan dan kelemahan yang ada.

D. Review Studi Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang bersangkutan mengenai zakat yang dapat

membantu memberikan masukan bagi penulisan skripsi ini, antara lain adalah:

1. Strategi Pengelolaan Dana Zakat Dalam Pemberdayaan Ekonomi Ummat studi

pada Baitul Maal Hidayatullah Jakarta, Skripsi Ade Khairani Nasution,

mahasiswi Fakultas Syariah dan Hukum, Prodi Muamalat 2012. Penulis hanya

fokus pada strategi dan konsepnya saja.

2. Pemberdayaan Ekonomi Umat Melalui Zakat Produktif studi pada bazda kota

tangerang, Skripsi M.Syahril Syamsuddin, mahasiswa Fakultas Syariah dan

Hukum, Prodi Muamalat 2010. Penulis hanya fokus pada konsep pengelolaan

zakat dan pendayagunaan.

Page 21: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

12

Dari penelitian terdahulu, penulis menemukan pembahasan yang hanya pada

strategi, konsep dan pendayagunaan. Itupun belum secara detail dijelaskannya. Dan

juga belum ada satupun penelitian yang membahas mengenai pengelolaan zakat

secara produktif, dalam hal ini untuk pemberdayaan ekonomi secara detail.

E. Kerangka Teori dan Konseptual

Definisi Strategi dalam perspektif Islam, dapat dinyatakan sebagai rangkaian

proses aktivitas manajemen islami yang mencakup tahapan formulasi, implementasi

dan evaluasi keputusan-keputusan strategi organisasi yang memungkinkan

pencapaian tujuannya di masa datang.13

Zakat Maal adalah zakat yang dikenakan atas harta yang dimiliki oleh

individu dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan secara

syarak.14

Zakat maal dikenakan pada setiap orang islam yang harta kekayaannya

sudah mencukupi suatu jangka waktu tertentu (haul), serta dapat dilaksanakan tidak

hanya pada bulan Ramadhan, melainkan dilaksanakan sesuai dengan harta yang

menjadi objek zakat.

Kata Produktif secara bahasa berasal dari dari bahasa inggris “productive”

yang berarti banyak menghasilkan; memberikan banyak hasil.

Secara umum Produktif berarti “banyak menghasilkan karya atau barang.”

Produktif juga berarti “banyak menghasilkan; memberikan banyak hasil.

13Ismail Yusanto dan M.Karebet Widjajakusuma, Manajemen Strategis Perspektif Syariah, (Jakarta:

Khairul Bayan, 2003) h.8. 14Artikel diakses pada 15 Januari 2015 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Zakat_Mal.

Page 22: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

13

”Zakat produktif adalah pemberian zakat yang dapat membuat para

penerimanya menghasilkan sesuatu secara terus menerus, dengan harta zakat yang

telah diterimanya itu. Zakat produktif dengan demikian adalah zakat dimana harta

atau dana zakat yang diberikan kepada para mustahik tidak dihabiskan akan tetapi

dikembangkan dan digunakan untuk membantu usaha mereka, sehingga dengan usaha

tersebut mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup secara terus-menerus.15

Pemberdayaan masyarakat biasa dipahami atau diartikan sebagai proses

mengembangkan, memandirikan, menswadayakan, memperkuat posisi tawar

menawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-kekuatan penekan di segala

bidang dan sektor kehidupan. ada pula pihak lain yang menegaskan bahwa

pemberdayaan adalah proses memfasilitasi warga masyarakat secara bersama-sama

pada sebuah kepentingan bersama atau urusan yang secara kolektif dapat

mengidentifikasi sasaran, mengumpulkan sumber daya, mengerahkan suatu

kampanye aksi dan oleh karena itu membantu menyusun kembali kekuatan dalam

komunitas.16

Pemberdayaan memiliki dua kecenderungan yaitu kecenderungan primer dan

kecenderungan sekunder. Kecendrungan primer merupakan pemberdayaan yang

menekankan pada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan,

kekuatan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu menjadi lebih berdaya,

15Artikel diakses pada 15 Januari 2015 dari http://rachmatfatahillah.blogspot.co.id/2013/03/zakat-

konsumtif-dan-zakat-produktif.html. 16Artikel diakses pada 15 Januari 2015 dari http://teoripemberdayaan.blogspot.co.id/2012/04/paparan-

tentang-pemberdayaan-masyarakat.html.

Page 23: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

14

kecenderungan sekunder, merupakan pemberdayaan yang menekankan pada proses

menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan

atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan mereka.17

F. Metode Penelitian

Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu

metode penelitian yang data-datanya dinyatakan dalam bentuk kata-kata atau kalimat.

Metode penelitian ini bersifat deskriptif, karena data yang dianalisis tidak untuk

menerima atau menolak hipotesis, tapi merupakan penelitian yang dimaksudkan

untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan

gejala apa adanya pada saat penelitian dilakukan.18

Metode Analisis

1. Jenis penelitian

a. Field Research (penelitian lapangan)

Penelitian lapangan ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dan data

secara langsung dari objek penelitian.

b. Library Research (penelitian kepustakaan)

Kajian pustaka yang digunakan untuk mencapai pemahaman yang

komprehensif tentang konsep-konsep yang akan dikaji. Bahan yang

17Artikel diakses pada 15 Januari 2015 dari http://www.pendidikanekonomi.com/2012/12/pemberdayaan

-ekonomi-masyarakat.html. 18Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta 2007) h.234.

Page 24: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

15

digunakan untuk kajian pustaka ini yaitu buku-buku yang berkaitan

dengan penelitian yang dilakukan, majalah, surat kabar.

2. Data penelitian

Adapun data yang digunakan penulis dalam skripsi ini menggunakan dua

jenis sumber data, yaitu:

a. Data primer

Data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara pihak yang

bersangkutan, serta dokumentasi/arsip perusahaan.

b. Data sekunder

Data yang diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan yang berkaitan

dengan materi yang akan dibahas, baik itu berupa buku, jurnal, surat

kabar, majalah, makalah atau sumber-sumber lain yang relevan dengan

pokok masalah yang diangkat penulis pada skripsi ini.

3. Teknik pengumpulan data

Untuk mengumpulkan data yang berkenaan dengan judul penelitian,

penulis menggunakan jenis pengumpulan data berikut:

a. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi langsung dari

responden atau metode pengumpulan data dengan tanya jawab yang

dikerjakan berlandaskan tujuan penelitian dengan menggunakan panduan

wawancara.

Page 25: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

16

b. Observasi

Alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati langsung

dan mencatat secara sistematis terhadap gejala-gejala yang diselidiki.

c. Studi Dokumentasi

Mempelajari dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan

aktifitas yang dilakukan.

4. Obyek Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di BAZNAS Kabupaten Tangerang.

5. Teknik penulisan

Adapun teknik penulisan dalam skripsi ini, penulis menggunakan buku

Pedoman Penulisan Skripsi yang dikeluarkan oleh Fakultas Syariah dam

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.

G. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan, penulis membaginya dalam lima bab yang

secara umum terbagi sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, permasalahan, tujuan dan

manfaat penelitian, review studi terdahulu, kerangka teori dan konseptual, metode

penelitian, serta sistematika penelitian.

Page 26: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

17

Bab II Landasan Teoritis

Bab ini membahas tentang berbagai teori diantaranya penjelasan yang terdiri

dari Pengertian strategi, unsur strategi dan implementasi strategi, Pengertian zakat

dan pemberdayaan, Tujuan dan manfaat zakat serta Instrumen dan peran zakat dalam

pemberdayaan ekonomi.

Bab III Gambaran Umum

Bab ini membahas tentang gambaran umum tentang BAZNAS Kabupaten

Tangerang yang terdiri dari visi-misi dan motto BAZNAS Kabupaten Tangerang,

struktur, fungsi dan tugas pokok organisasi dan program pemberdayaannya.

Bab IV Analisis dan Pembahasan

Bab ini membahas strategi yang dilakukan BAZNAS Kabupaten Tangerang

dalam pengelolaan dana zakat, program-program pemberdayaan ekonomi yang

bersifat produktif di BAZNAS Kabupaten Tangerang, serta hambatan yang dihadapi

dalam pengelolaan dana zakat di BAZNAS Kabupaten Tangerang serta solusinya.

Bab V Penutup

Berisikan kesimpulan, saran dan rekomendasi yang penulis harapkan dapat

menjadi pertimbangan serta sumbangsih pemikiran bagi industri keuangan syariah

khususnya bagi BAZNAS Kabupaten Tangerang dan umumnya bagi seluruh

lembaga/badan yang mengelola zakat.

Page 27: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

18

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Strategi Pengelolaan Zakat

1. Pengertian Strategi dan Unsur Strategi

a. Pengertian Strategi

Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapatkan

kemenangan atau mencapai suatu tujuan tertentu. Dari sudut etimologis (asal kata),

berarti penggunaan kata “strategic” dalam manajemen sebuah organisasi, dapat

diartikan sebagai kiat, cara dan taktik utama yang dirancang secara sistematik dalam

melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang terarah pada tujuan strategi organisasi.

Membahas perkataan “strategi” sulit untuk dibantah bahwa penggunaanya

diawali atau bersumber dari dan populer di lingkungan militer. Di lingkungan

tersebut penggunaannya lebih dominan dalam situasi peperangan, sebagai tugas

seorang komandan dalam menghadapi musuh, yang bertanggung jawab mengatur

cara atau taktik untuk memenangkan peperangan.1

Definisi strategi dalam perspektif Islam, dapat dinyatakan sebagai rangkaian

proses aktivitas manajemen islami yang mencakup tahapan formulasi, implementasi

dan evaluasi keputusan-keputusan strategi organisasi yang memungkinkan

1Hadari Nawawi, Manajemen Strategik: Organisasi Non Profit bidang Pemerintahan, (Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press, 2003) h.147.

18

Page 28: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

19

pencapaian tujuannya di masa datang.2

Perencanaan strategis sebagai bagian dari manajemen yang membuat rencana

kerja jangka panjang, menengah dan tahunan. Setiap lembaga pengelola zakat

memiliki RENSTRA (rencana strategi) lembaga. Demikian pula strategi pencapaian,

rencana tindakan (action plan) dan indikator kunci.3

Dalam menjalankan strategi perlu adanya perencanaan (planning) yang

merupakan persiapan yang dilakukan untuk melakukan suatu progam yang dibuat.

Perencanaan adalah langkah awal dari niat setiap orang atau kelompok (lembaga)

dalam memulai progam yang dibuat. Strategi perencanaan berupa langkah-langkah

kongkrit untuk mempercepat suatu progam dilakukan. Dengan adanya perencanaan,

manusia sebagai individu maupun organisasi dapat mempersiapkan langkah-langkah

strategis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan.4

Strategi adalah jalan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk mencapai

target keuangan dan posisi strategis. Menyusun strategi berarti mencari jalan

bagaimana mencapai hasil yang ditargetkan sesuai dengan visi dan misi di dalam

situasi organisasi dan prospek yang dihadapi.5

Menurut Andrews strategi adalah pola sasaran, tujuan dan kebijakan/rencana

umum untuk meraih tujuan yang telah ditetapkan, yang dinyatakan dengan

mendefinisikan apa bisnis yang dijalankan oleh perusahaan, atau yang seharusnya

2M.Ismail Yusanto dan M.Karebet.Widjajakusuma, Manajemen Strategis Perspektif Syariah, h.8. 3N.Oneng Nurul Bariyah, Ed, Total Quality Management Zakat, h.61. 4Ibid.,h.169. 5Bambang Hariadi, Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis, (Malang: Bayumedia

Publishing, 2005) h.8.

Page 29: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

20

dijalankan oleh perusahaan.6

Jadi, dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan langkah atau rencana yang

dibuat untuk mencapai suatu tujuan.

b. Unsur Strategi

Unsur unsur dari strategi terdiri dari: 7

1) Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put)

dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi

dan selera masyarakat yang memerlukannya.

2) Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama yang paling efektif

untuk mencapai sasaran.

3) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan

ditempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.

4) Mempertimbangkan dan menetapkan tolak ukur (criteria) dan patokan ukuran

(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan usaha.

2. Implementasi Strategi

Implementasi strategi adalah proses bagaimana melaksanakan strategi yang

telah diformulasikan dengan tindakan nyata.8

Implementasi strategi adalah proses dimana strategi dan kebijaksanaan

dijalankan melalui pembangunan struktur, pengembangan program, budget dan

prosedur pelaksanaan. Implementasi strategi merupakan tahap yang paling

6Mudrajad Kuncoro, Strategi:Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, (Jakarta: Erlangga, 2006) h.1. 7Artikel diakses pada 2 September 2015 dari http://senengemaca.blogspot.com/2012/08/unsur-unsur-

dalam-strategi-pembelajaran.html. 8Mudrajad Kuncoro, Strategi: Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, h.13.

Page 30: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

21

sulit dalam proses strategi manajemen karena banyak sekali faktor yang dapat

mempengaruhi pelaksanaan di lapangan dan mungkin tidak sesuai dengan perkiraan

semula.9

Implementasi strategi yang dilakukan pada penetapan Struktur Organisasi

menurut Hardjito adalah penetapan struktur organisasi itu memerlukan pemenuhan

tujuh prinsip organisasi yang dinilai penting sebagai berikut : 10

a. Perumusan tujuan.

Organisasi haruslah memiliki tujuan yang jelas. Kejelasan tujuan yang terlahir

dari visi dan misi yang gamblang serta berada dalam kendali utama organisasi

yang akan menjadi pedoman bagi anggota, terutama dalam menentukan

langkah-langkah rasional yang harus ditempuh.

b. Kesatuan arah.

Dalam setiap struktur organisasi pasti terdapat pimpinan/atasan dan

anggota/bawahan. Bawahan hanya menerima perintah dari dan bertanggung

jawab kepada atasannya.

c. Pembagian kerja.

Langkah konkrit berupa pembagian beberapa kelompok aktivitas sehingga

setiap bagian atau unit keja mengetahui secara jelas wewenang dan tanggung

jawab yang diembannya. Agar berjalan dengan baik, pembagian kerja harus

memenuhi syarat “the right man on the right place” yaitu penempatan sumber

daya manusia yang sesuai dengan bidang dan keahliannya.

9Bambang Hariadi, Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis, h.13. 10M.Ismail Yusanto dan M.Karebet.Widjajakusuma,Manajemen Strategis Perspektif Syariah, h.93.

Page 31: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

22

d. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab.

Dalam pelaksanaan pendelegasian ini, perlu memperhatikan aspek

keseimbangan antara kewenangan dan tanggung jawab pekerjaan agar tercipta

mekanisme kerja yang sehat. Pendelegasian wewenang yang baik akan

memotivasi bawahan untuk lebih percaya diri, bekerja lebih baik, kreatif dan

bertanggung jawab.

e. Koordinasi.

Pelaksanaan wewenang setiap bagian tentu akan saling berkaitan dan

mempengaruhi bagian lain. Oleh karena itu diperlukan koordinasi antar

bagian. Prinsip ini menjadi penting mengingat dalam prakteknya kerap

ditemukan kasus yang mana pada suatu bagian menjadi lebih mementingkan

bagiannya sendiri.

f. Tingkat pengawasan.

Guna memudahkan pengawasan, penyusunan struktur organisasi harus

dilakukan dengan memperhatikan tingkat-tingkat pengawasan secara

struktural.

g. Rentang manajemen.

Rentang manajemen atau rentang kendali yakni beberapa bawahan langsung

yang dapat diawasi secara efektif dan efisien yang jumlahnya bergantung pada

kondisi yang dihadapi. Kemampuan seorang pemimpin untuk mengawasi

bawahannya secara efektif adalah 5-10 orang bawahan.

Page 32: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

23

Menurut Handoko, struktur organisasi mengandung unsur-unsur sebagai

berikut: 11

a. Spesialisasi kegiatan.

Yaitu berkenaan dengan spesifikasi tugas individual dan kelompok kerja

dalam organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas tersebut dalam

satuan-satuan kerja/unit kerja.

b. Standardisasi kegiatan.

Yaitu merupakan prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin

terlaksananya kegiatan sesuai dengan perencanaan. Standardisasi juga berarti

menjadikan seragam dan konsisten dalam suatu persyaratan atau peraturan

yang baku.

c. Koordinasi kegiatan.

Yaitu menunjukkan keterpaduan dan kerjasama dalam melaksanakan kegiatan

organisasi secara efektif menuju tercapainya tujuan. Koordinasi juga

menunjukkan prosedur-prosedur yang mengintegrasikan fungsi-fungsi

satuan/unit kerja dalam organisasi.

d. Sentralisasi atau Desentralisasi dalam pengambilan keputusan.

Yaitu bergantung pada lokasi kekuasaan pengambilan keputusan. Dalam

struktur organisasi sentralistis, wewenang keputusan diambil oleh manajemen

puncak. Sementara dalam organisasi desentralistis, wewenang pengambilan

keputusan diberikan kepada manajemen tingkat menengah dan bawah.

11Ibid.,h.108.

Page 33: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

24

e. Ukuran satuan kerja.

Yaitu menunjukkan jumlah karyawan dalam suatu kelompok kerja.

Implementasi strategi yang dilakukan pada penetapan Prosedur, Progam dan

Anggaran.

Menurut Waller, Prosedur merupakan garis pedoman bagi tindakan karyawan

yang sering diacu dari kebijakan fungsional semata adalah untuk menjelaskan

tatacara pelaksanaan semua aktivitas manajemen yang perlu dikerjakan dalam

organisasi. Tugas prosedur adalah sekedar memastikan bahwa di seluruh organisasi,

semua orang mengerjakan sesuatu dengan cara yang sama dan bekerja sebagaimana

semua orang bekerja. Prosedur dalam perspektif manajemen mutu mengungkapkan

bagaimana semua aktivitas manajemen dilaksanakan, siapa yang akan melaksanakan

aktivitas (subjek jabatan/fungsional), bagaimana aktivitas didokumentasikan,

instruksi tempat kerja yang diperlukan untuk referensi.12

Akhirnya berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan, disusunlah progam.

Dalam perencanaan progam perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 13

a. Penanggung jawab dan personil yang terlibat dalam pembuatan progam baru

harus ditentukan.

b. Fungsi-fungsi yang terlibat dalam progam harus dipastikan memahami

peranannya. Fungsi-fungsi lain bila dilibatkan harus dikoordinasikan secara

tertib dan tercatat.

12Ibid.,h.130. 13Ibid.,h.133.

Page 34: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

25

c. Perencanaan progam harus diawali dengan menetapkan tujuan dan

persyaratan atau kriterianya. Persyaratan dapat berasal dari hasil evaluasi

sebelumnya, masukan dari konsumen/klien, tinjauan hukum.

d. Perlu ditentukan pula tata cara verifikasi dan evaluasi terhadap hasil

pelaksanaan progam.

Dengan menetapkan anggaran, maka dapat diketahui sasaran profit dan juga

pertumbuhannya setiap tahun, penyusunan anggaran merupakan bentuk nyata

komitmen perusahaan dalam mengimplementasikan strategi yang telah

diformulasikan sebelumnya. Perlunya perencanaan anggaran dana yang merupakan

bagian dari penyusunan rencana jangka pendak dalam bidang biaya. Jika strategi

tidak didukung anggaran yang memadai maka strategi itu besar kemungkinan akan

berubah menjadi dokumen perencanaan saja yang tidak dapat diimplementasikan.14

3. Pengertian Pengelolaan Zakat

Pengelolaan Zakat menurut UU No.38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat

pasal 1 ayat 1 adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat.

Sebagaimana dijelaskan dalam maksud definisi pengelolaan zakat di atas.

Diawali dengan kegiatan perencanaan, dimana dapat meliputi perencanaan progam

beserta budgetingnya serta pengumpulan (collecting) data muzakki dan mustahiq,

kemudian pengorganisasian meliputi pemilihan struktur organisasi (Dewan

pertimbangan, Dewan Pengawas dan Badan pelaksana), penempatan orang-orang

14Ibid.,h.141.

Page 35: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

26

(amil) yang tepat dan pemilihan sistem pelayanan yang memudahkan ditunjang

dengan perangkat lunak (software) yang memadai, kemudian dengan tindakan nyata

(pro active) melakukan sosialisasi serta pembinaan baik kepada muzakki maupun

mustahiq dan terakhir adalah pengawasan dari sisi syariah, manajemen dan keuangan

operasional pengelolaan zakat.15

Pengelolaan zakat di Indonesia dilakukan oleh badan amil zakat (BAZ) dan

lembaga amil zakat (LAZ) dengan cara menerima atau mengambil harta atau barang

zakat dari muzakki atas dasar pemberitahuan muzakki.16

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan zakat adalah semua kegiatan yang

berhubungan dengan pengelolaan zakat yang dilakukan oleh badan atau lembaga amil

zakat dengan tujuan mensejahterakan kehidupan mustahik.

B. Zakat Maal dan Zakat Produktif

1. Pengertian Zakat Maal dan Zakat Produktif

a. Pengertian Zakat Maal

Menurut UU No.38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat pasal 11, zakat

maal adalah bagian harta yang disisihkan oleh seorang muslim atau badan dengan

ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.

Daud Ali berpendapat, zakat maal adalah bagian dari harta kekayaan

seseorang (juga badan hukum) yang wajib dikeluarkan untuk golongan orang tertentu

setelah dimiliki selama jangka waktu tertentu dalam jumlah minimal tertentu.17

15Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia, h.252.

16Ibid.,h.268. 17Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI Press, 1988) h.26.

Page 36: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

27

Zakat maal adalah zakat kekayaan, artinya zakat yang dikeluarkan dari

kekayaan atau sumber kekayaan itu sendiri.18

b. Pengertian Zakat Produktif

Kata produktif secara bahasa berasal dari dari bahasa inggris “productive”

yang berarti banyak menghasilkan; memberikan banyak hasil; banyak menghasilkan

barang-barang berharga; yang mempunyai hasil baik. “productivity” daya produksi.

Zakat produktif adalah Pemberian zakat yang dapat membuat para

penerimanya menghasilkan sesuatu secara terus menerus, dengan harta zakat yang

telah diterimanya itu. Zakat produktif dengan demikian adalah zakat dimana harta

atau dana zakat yang diberikan kepada para mustahik tidak dihabiskan akan tetapi

dikembangkan dan digunakan untuk membantu usaha mereka, sehingga dengan usaha

tersebut mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup secara terus-menerus.19

Zakat produktif pada dasarnya menitikkan pola penyaluran zakat secara

produktif, pola produktif adalah pola penyaluran dana zakat kepada mustahik yang

ada dipinjamkan oleh amil untuk kepentingan aktifitas suatu usaha/bisnis. Pola

penyaluran secara produktif (pemberdayaan) adalah penyaluran zakat atau dana

lainnya yang disertai target merubah keadaan penerima (mustahik) dari kondisi

kategori mustahik menjadi kategori muzakki.20

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh imam muslim dari salim bin

abdillah bin umar dari ayahnya, bahwa Rasulullah saw telah memberikan kepadanya

18Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia, h.10. 19Artikel diakses pada 15 Januari 2015 dari http://rachmatfatahillah.blogspot.co.id/2013/03/zakat-

konsumtif-dan-zakat-produktif.html. 20Lili Bariadi dkk, Zakat dan Wirausaha, h.35.

Page 37: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

28

zakat, lalu menyuruhnya untuk dikembangkan atau disedekahkan lagi.Salim pun

mengelolanya sampai ia mampu memberikan sedekah dari usahanya tersebut. Sejarah

itu menjadi tonggak awal bagaimana mengelola zakat sehingga menjadi sesuatu yang

produktif dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama para mustahiknya.21

Lembaga pengelola zakat memiliki dua sisi kegiatan yaitu mendistribusikan

dana secara konsumtif dan secara produktif. Secara konsumtif berarti dana zakat

habis begitu saja dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan membiayai kesehatan.

Secara Produktif berarti mengembangkan usaha-usaha produktif memberikan bantuan

dana modal untuk wirausaha dalam rangka meningkatkan kualitas income per capita

pengusaha.22

2. Tujuan Zakat

Tujuan utama zakat adalah untuk mengentaskan kemiskinan mustahiq (orang-

orang yang berhak menerima zakat) dari kemiskinan, bahkan merubah mereka dari

mustahiq menjadi muzakki (orang-orang yang membayar zakat).23

Menurut Qosim Bukhori dalam buku Didin Hafidhuddin, Tujuan zakat ada

tiga yaitu pertama membersihkan jasmani dan rohani, yag kedua memperbaiki taraf

hidup manusia, dan yang terakhir meningkatkan taraf kehidupan.24

21Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia, h.223. 22Lili Bariadi dkk, Zakat dan Wirausaha, h.76. 23Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia, h.215. 24Didin Hafidhuddin, The Power Of Zakat: Studi Perbandingan Pengelolaan Zakat Asia Tenggara,

(UIN Malang Press, 2008), h.16.

Page 38: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

29

Menurut Yusuf Qardhawi tujuan dari ajaran zakat itu dibagi menjadi dua,

yaitu tujuan untuk kehidupan individu dan tujuan untuk kehidupan sosial

kemasyarakatan. Tujuan yang pertama meliputi pensucian jiwa dari sifat kikir,

mengembangkan sifat suka berinfak atau memberi, mengobati hati dari cinta dunia

yang membabi buta, mengembangkan kekayaan batin dan menumbuhkan rasa simpati

dan cinta sesama manusia. Esensi dari semua tujuan ini adalah pendidikan yang

bertujuan untuk memperkaya jiwa manusia dengan nilai-nilai spiritual yang dapat

meninggikan harkat dan martabat manusia melebihi martabat benda dan

menghilangkan sifat materialisme dalam diri manusia. Tujuan yang kedua memiliki

dampak pada kehidupan kemasyarakatan secara luas. Dari segi kehidupan

masyarakat, zakat merupakan suatu bagian dari sistem jaminan sosial dalam islam.25

Tujuan zakat menurut Muhammad Daud Ali yaitu sebagai berikut:26

a. Mengangkat derajat fakir miskin dan membantu keluar dari kesulitan hidup.

b. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para gharimin, ibnu

sabil dan mustahik lain.

c. Membina tali persaudaraan sesama umat islam, dan umat manusia.

d. Menghilangkan sifat kikir dan rakus pemilik harta.

e. Membersihkan sifat iri dan dengki (kecemburuan sosial) di hati orang-orang

yang miskin.

f. Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin.

25Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, (Bogor: Litera Antar Nusa, 1996), h.848. 26Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf, h.40.

Page 39: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

30

g. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial, terutama pada mereka yang

mempunyai harta.

h. Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan

hak orang lain yang ada padanya.

i. Sebagai salah satu instrumen pengentasan kemiskinan.

j. Pendorong peningkatan produktivitas dan pemberdayaan ekonomi umat.

3. Manfaat Zakat

Manfaat Zakat menurut Didin Hafidhuddin antara lain adalah:27

a. Sebagai perwujudan keimanan kepada Allah.Swt, mensyukuri nikmatNya,

menumbuhkan akhlak mulia dengan memiliki rasa kepedulian yang tinggi,

menghilangkan sifat kikir dan rakus, menumbuhkan ketenangan hidup,

sekaligus mengembangkan dan mensucikan harta yang dimiliki. Qs 9: 103,

Qs 30:39, Qs 14:7

b. Berfungsi untuk menolong, membantu dan membina mereka terutama

golongan fakir miskin atau wirausaha, ke arah kehidupan yang lebih baik dan

lebih sejahtera, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan

layak, dapat beribadah kepada Allah.Swt, terhindar dari bahaya kekufuran,

sekaligus menghilangkan sifat iri, dengki dan hasad yang mungkin timbul dari

kalangan mereka ketika melihat golongan kaya yang berkecukupan hidupnya.

27Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani, 2002), h.10.

Page 40: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

31

c. Sebagai pilar jama‟i antara kelompok aghniya yang berkecukupan hidupnya,

dengan para mujahid yang waktunya sepenuhnya untuk berjihad dan berjuang

di jalan Alloh, sehingga tidak memiliki waktu yang cukup untuk berusaha

bagi kepentingan nafkah dan keluarganya. Qs 2:273

ل يستطيعون ضربا في الرض يح سبهم الجاهل أغنياء للفقراء الذين أحصروا في سبيل الل

ب لليم من التعفف تعرفهم بسيماهم ل يسألون الناس إلحافا وما تنفقوا من خير فإن الل

(Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan

Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu

menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta.

Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta

kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu

nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengatahui.

Al Baqarah ayat 273.

d. Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana

yang harus dimiliki umat islam, seperti sarana pendidikan, kesehatan, sosial,

ekonomi dan terlebih lagi bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia.

e. Untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar, karena zakat(sedekah) tidak

akan diterima dari harta yang didapatkan dengan cara yang bathil

sebagaimana diterangkan dalam hadist riwayat muslim:

“Tidaklah diterima shalat tanpa bersuci, tidak pula sedekah dari ghulul(harta

haram)” (HR. Muslim no. 224).

Zakat mendorong pula umat islam untuk menjadi muzakki yang sejahtera

hidupnya.

Page 41: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

32

C. Pemberdayaan Ekonomi

1. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi

Istilah pemberdayaan atau empowerment berasal dari kata power (kekuasaan

atau keberdayaan). Pemberdayaan sering diartikan sebagai perolehan kekuatan dan

akses terhadap sumber daya. Pemberdayaan menurut Steven shardlow memfokuskan

pembahasan bagaimana individu atau kelompok atau komunitas berusaha mengontrol

kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai

keinginan mereka. Pemberdayaan merupakan suatu daya kekuatan yang timbul

sebagai usaha untuk mengadakan perubahan agar terjadinya perbaikan dan

peningkatan kualitas kehidupan suatu masyarakat.28

Pemberdayaan diartikan sebagai upaya memperluas horison pilihan bagi

masyarakat, dengan upaya pendayagunaan potensi, pemanfaatan yang sebaik-baiknya

dengan hasil yang memuaskan. Menurut Bambang Rudito, memberdayakan

wirausaha adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat

banyak yang dalam kondisi saat ini tidak mampu melepaskan diri dari perangkap

kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain memberdayakan adalah

memampukan dan memandirikan masyarakat.29

Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu konsep dalam upaya

menjadikan adanya kekuatan (power) pada seseorang/individu atau kelompok.

Pemberdayaan berhubungan dengan upaya untuk merubah kemampuan seseorang,

28N.Oneng Nurul Bariyah, Ed, Total Quality Management Zakat. h.55. 29Lili Bariadi dkk, Zakat dan Wirausaha, h.54.

Page 42: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

33

keluarga atau kelompok dari keadaan tidak memiliki

kemampuan/kekuatan/keberdayaan menuju keadaan yang lebih baik.30

2. Tujuan dan Upaya Pemberdayaan Ekonomi

a. Tujuan Pemberdayaan Ekonomi

Tujuan Pemberdayaan menurut Malcolm payne adalah untuk membantu klien

memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan

ia lakukan terkait dengan dirinya termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan

sosial dalam melakukan tindakan.31

Pemberdayaan juga bertujuan untuk memberikan

suatu power atau keberdayaan bagi pihak yang tidak diuntungkan.32

Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat menurut Sulistiyani

adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian

tersebut meliputi kemandirian berfikir, bertindak, dan mengendalikan apa yang

mereka lakukan tersebut. Untuk mencapai kemandirian masyarakat diperlukan sebuah

proses. Melalui proses belajar maka secara bertahap masyarakat akan memperoleh

kemampuan atau daya dari waktu ke waktu.33

b. Upaya Pemberdayaan Ekonomi

Menurut Isbandi Rukminto Adi, upaya untuk memberdayakan

ummat/masyarakat dapat dilakukan dengan cara, yaitu: 34

30N.Oneng Nurul Bariyah, Ed, Total Quality Management Zakat. h.223. 31Ibid.,h.55. 32Ibid.,h.223. 33Artikel diakses pada 15 Januari 2015 dari http://chikacimoet.blogspot.co.id/2013/02/pemberdayaan-

masyarakat.html. 34Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Social,(Jakarta: UI

Press, 2003), h.237.

Page 43: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

34

1) Menumbuhkan keinginan masyarakat untuk berwiraswasta, bergelut dalam

aspek ekonomi, bertindak dengan merancang munculnya diskusi tentang apa

yang menjadi masalah dalam masyarakat.

2) Memberikan informasi tentang pengalaman kelompok lain yang telah sukses

dan sejahtera.

3) Membantu masyarakat untuk membuat analisis situasi usaha yang prospektif

secara sistematik tentang hakekat dan penyebab dari masalah berbisnis.

4) Menghubungkan masyarakat dengan sumber yang dapat dimanfaatkan.

3. Instrumen dan Peran Zakat Dalam Pemberdayaan Ekonomi

Zakat merupakan sumber dana potensial dalam progam pengentasan

kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat level bawah. Potensi zakat untuk

pemberdayaan ekonomi dengan berupaya menciptakan iklim masyarakat yang

berjiwa wirausaha akan terwujud, apabila penyalurannya tidak langsung diberikan

kepada mustahik untuk keperluan konsumtif, tetapi dihimpun, dikelola dan

distribusikan oleh badan/lembaga yang amanah dan profesional.35

Zakat merupakan salah satu instrumen pemerataan pendapatan. Zakat yang

dikelola dengan baik, mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan

yang diterima ekonomi lemah, memiliki implikasi positif terhadap meningkatnya

daya beli masyarakat, yang pada gilirannya mendorong peningkatan produksi.

Monzer kahf mengatakan bahwa zakat dan sistem pewarisan islam, mendorong

distribusi harta secara egaliter dan dinamis, sehingga dengan demikian harta akan

35Lili Bariadi dkk, Zakat dan Wirausaha, h.1.

Page 44: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

35

selalu beredar, tidak menumpuk hanya kepada kalangan kaya.36

Peranan zakat, baik

zakat harta maupun fitrah terhadap pemerataan pendapatan akan lebih kentara kalau

dihubungkan dan dilaksanakan bersama dengan nilai instrumental lainnya yaitu

pelarangan riba.37

Tujuan pemberdayaan zakat pada dasarnya apa saja yang dapat

memberikan dan melanggengkan kemashalatan bagi seluruh masyarakat termasuk

usaha kecil dan menengah dalam berwirausaha.

Belum ekspansifnya pemberdayaan zakat selama ini untuk progam-progam

keumatan yang kongkrit dan berjangka panjang, boleh jadi di samping keterbatasan

dana juga perbedaan dalam penilaian terhadap prioritas dari pengembangan progam

keumatan. Tetapi secara konsepsional, bahwa konsep zakat dan pemberdayaan zakat

untuk perbaikan ekonomi umat bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan

harkat dan martabat manusia sehingga tercapai kehidupan yang baik di dunia dan di

akhirat. Afzalurrahman menegaskan bahwa tujuan zakat yang terpenting adalah

mempersempit ketimpangan ekonomi masyarakat.38

Prinsip zakat dalam sosial ekonomi bertujuan memberikan pihak tertentu yang

membutuhkan untuk menghidupi dirinya. Zakat didistribusikan untuk dapat

mengembangkan ekonomi baik melalui keterampilan yang menghasilkan maupun

dalam bidang perdagangan. Zakat memberi solusi untuk mengentaskan kemiskinan

dan kemalasan, pemborosan dan penumpukkan harta sehingga menghidupkan

perekonomian mikro dan makro.39

36Ibid.,h.15. 37Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf, h.9.

38Lili Bariadi dkk, Zakat dan Wirausaha, h.17. 39Mursyidi, Akuntansi Zakat Kontemporer, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2006), h.171.

Page 45: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

36

Menurut Syahrin Harahap dalam buku Lili Bariadi, Pendekatan yang

digunakan Islam dalam pemberdayaan masyarakat miskin ada tiga:40

a. Pendekatan parsial kontinu, yaitu pemberian bantuan kepada masyarakat

miskin yang dilakukan secara langsung, hal ini diberikan terutama kepada

orang yang tak sanggup untuk bekerja sendiri, misalnya: orang cacat abadi,

lansia, orang buta dll.

b. Pendekatan struktural, yaitu pemberian pertolongan secara kontinu agar

masyarakat dapat mengatasi kelemahannya. Bahkan dari yang dibantu

diharapkan dapat turut membantu. Terutama diberikan kepada mereka status

melalui perwujudan dan komitmen kemitraan yang memiliki potensi skill

untuk dikembangkan.

c. Mengupayakan perubahan dan suntikan dana (zakat, infak dan shodaqoh)

secara struktural terhadap masyarakat yang aktif dan terampil dalam

mengembangkan usaha, baik skala kecil dan menengah.Pemberdayaan pada

level ini telah mencapai tahap partispasipatoris.

Kemudian ketiga pendekatan tersebut diharapkan dapat menghantarkan pada

tahap emansiopatif yaitu menjadi muslim yang berkualitas dan penyantun sesama.

Strategi pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan ekonomi kerakyatan

diharapkan terjadi peningkatan kesejahteraan yang merata. Pemberdayaan masyarakat

merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat lewat wirausaha perwujudan

potensi kemampuan yang mereka miliki. Konsep pemberdayaan masyarakat tidak

40Lili Bariadi dkk, Zakat dan Wirausaha, h.62.

Page 46: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

37

dapat dilepaskan dari paradigma pembangunan yang memberikan kedaulatan kepada

rakyat untuk menentukan pilihan kegiatan yang sesuai bagi kemajuan diri mereka

masing-masing. Setiap upaya pemberdayaan perlu diarahkan pada suatu lingkungan

yang memungkinkan masyarakat untuk menikmati kehidupan yang lebih baik.41

Progam pemberdayaan ekonomi masyarakat sebagai upaya kegiatan yang

diarahkan untuk memperbesar akses pendapatan ekonomi masyarakat dalam

mencapai kondisi sosial-buadaya terutama ekonomi yang lebih baik, sehingga

masyarakat diharapkan menjadi lebih mandiri dengan kualitas kehidupan dan

kesejahteraan yang lebih baik pula.42

Konsep dasar pemberdayaan zakat dapat

memberi peluang bagi para wirausahawan untuk mendapatkan pelayanan dan

mengembangkan potensi ekonomi yang mereka miliki.43

Sistem distribusi zakat mempunyai sasaran dan tujuan. Sasarannya adalah

pihak-pihak yang diperbolehkan menerima zakat, sedangkan tujuannya adalah

sesuatu yang dapat dicapai dari alokasi hasil zakat dalam kerangka sosial ekonomi,

yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga memperkecil kelompok

masyarakat miskin dan yang nantinya meningkatkan kelompok muzakki.44

Zakat memiliki fungsi dan peranan mewujudkan kesejahteraan masyarakat

dan keadilan sosial sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan hasil guna dan daya

guna zakat.45

41Ibid.,h.72. 42Ibid.,h.73. 43Ibid.,h.75. 44Mursyidi, Akuntansi Zakat Kontemporer, h.170. 45Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia, h.267.

Page 47: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

38

Zakat merupakan bukti dari adanya kesadaran antar manusia. Ia bisa

melahirkan kesejahteraan sirkulasi hidup bersosial, ia dapat mengentaskan

kemiskinan dan dapat menyelamatkan manusia dari kerugian di dunia dan di akhirat.

Zakat juga dapat meminimalisasi sifat kikir, materialistik dan egoistik.46

Zakat sebagai salah satu tonggak perokonomian umat islam sudah sejak awal

mendapat perhatian. Hal ini perlu diketahui agar kita lebih menyadari bahwa ekonomi

islam sesungguhnya konsep praktis yang prestasi dan kesuksesannya telah dicatat

dengan baik menggunakan tinta emas dalam lembaran sejarah. Perlu ditandaskan

bahwa keberhasilan ekonomi islam itu tidak muncul secara kebutulan atau tanpa

syarat, melainkan membutuhkan sebuah syarat mutlak. Ekonomi islam hanya akan

mungkin berhasil jika diterapkan dalam masyarakat islam yang menerapkan islam

secara menyeluruh (kaffah), baik dibidang ekonomi, politik, social, pendidikan dan

budaya.47

Progam pemberdayaan ekonomi melalui pendayagunaan dana zakat yang

dilakukan oleh lembaga amil zakat (LAZ) yang telah dikukuhkan oleh pemerintah

yang progamnya berorientasi pada progam pemberdayaan ekonomi mencakup antara

lain: 48

a. Pengembangan potensi agribisnis termasuk industry rakyat berbasis kekuatan

lokal.

46Ibid.,h.210. 47Ibid.,h.217. 48Ibid.,h.279.

Page 48: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

39

b. Pengembangan lembaga keuangan berbasis ekonomi syariah.

c. Pemberdayaan masyarakat petani dan pengrajin.

d. Pemberdayaan keuangan mikro dan usaha riil berupa industri beras, air

minum, peternakan, pertanian dan tanaman keras.

e. Memberdayakan ekonomi kaum fakir miskin dengan mengutamakan ilmu kail

menangkap ikan.

f. Progam wakaf tunai untuk kartu sehat dan pemberdayaan ekonomi.

g. Pemberdayaan ekonomi melalui usaha kecil dengan progam pendampingan

dan bimbingan.

h. Paket pelatihan menjahit, montir dan manajemen usaha.

i. Pemberdayaan ekonomi umat melalui progam pelatihan kewirausahaan dan

penyaluran bantuan dana usaha bagi pedagang dan pengusaha.

j. Mengembangkan investasi dana untuk proyek konsumtif dan bantuan modal

untuk lepas dari riqab dan gharimin.

k. Pemberdayaan ekonomi umat melalui penyertaan modal, sentra industri dan

dana bergulir.

Agar dana zakat yang disalurkan itu dapat berdaya guna dan berhasil guna,

maka pemanfaatannya harus selektif untuk kebutuhan konsumtif atau produktif.49

a. Konsumtif tradisional

Maksudnya adalah Pendistribusian zakat dibagikan kepada mustahik dengan

cara langsung untuk kehidupan sehari-hari, seperti pembagian zakat fitrah

49Ibid.,h.314.

Page 49: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

40

berupa beras dan uang kepada fakir miskin setiap idul fitri. Pola ini

merupakan jangka pendek dalam mengatasi permasalahan umat.

b. Konsumtif kreatif

Maksudnya adalah Pendistribusian zakat yang diwujudkan dalam bentuk

barang konsumtif dan digunakan untuk membantu orang miskin dalam

mengatasi permasalahan sosial dan ekonomi yang dihadapinya. Bantuan

tersebut antara lain berupa alat sekolah dan beasiswa untuk para pelajar,

bantuan sarana ibadah seperti sarung dan mukena, bantuan alat pertanian

seperti cangkul.

c. Produktif konvensional

Maksudnya adalah Pendistribusian zakat yang diberikan dalam bentuk

barang-barang produktif, dimana dengan menggunakan barang tersebut, para

mustahik dapat menciptakan suatu usaha, seperti pemberian bantuan ternak

kambing, sapi perahan atau untuk membajak sawah, alat pertukangan dan

mesin jahit.

d. Produktif kreatif

Maksudnya adalah Pendistribusian zakat yang diwujudkan dalam bentuk

pemberian modal bergulir, baik untuk permodalan proyek sosial, seperti

membangun sekolah, sarana kesehatan, atau tempat ibadah, maupun sebagai

modal usaha untuk membantu atau bagi pengembangan usaha para pedagang

atau pengusaha kecil.

Page 50: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

41

Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk pemberdayaan ekonomi

ummat dilakukan dalam dua pola, yaitu pola konsumtif dan pola produktif. Progam

pendayagunaan zakat secara konsumtif bila dilakukan dengan cara untuk memenuhi

kebutuhan hidup dasar ekonomi sehari-hari para mustahik melalui pemberian

langsung kepada individu maupun melalui lembaga yang mengelola fakir miskin,

panti asuhan dan tempat ibadah yang mendistribusikan dana zakat kepada

masyarakat. Sedangkan Progam pendayagunaan zakat secara produktif dapat

dilakukan melalui progam bantuan pengusaha lemah, pendidikan gratis dalam bentuk

beasiswa dan pelayanan kesehatan gratis.50

Adapun prosedur pendayagunaan pengumpulan hasil zakat untuk usaha

produktif adalah: 51

a. Melakukan studi kelayakan, terutama kepada mustahik. Hal-hal yang perlu

diuji kelayakannya adalah berdasarkan 5C (character, capital, capacity,

collateral, condition of economy).

b. Menetapkan jenis usaha produktif.

c. Melakukan bimbingan dan penyuluhan.

d. Melakukan pemantauan, pengendalian dan pengawasan.

e. Mengadakan evaluasi.

f. Membuat pelaporan.

50Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009) h.427. 51Ibid.,h.427.

Page 51: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

42

BAB III

GAMBARAN UMUM BAZNAS KABUPATEN TANGERANG

A. Visi, Misi dan Motto BAZNAS Kabupaten Tangerang1

1. Visi

Terwujudnya masyarakat sadar zakat dan berkurangnya kesenjangan sosial

para mustahik.

2. Misi

a. Optimalisasi pengumpulan dan pendayagunaan zakat, infaq, shodaqoh (ZIS)

sesuai ketentuan syari„at islam.

b. Meningkatkan kesadaran muzakki melalui BAZNAS, dan memperkecil

kesenjangan sosial para mustahik.

c. Melaksanakan ibadah ijtima‟iyah (sosial) berbasis ukhuwwah islamiyah untuk

kesejahteraan umat.

3. Motto

Bersama BAZNAS menuju soleh individual dan soleh sosial.

1BAZNAS Kabupaten Tangerang, Profil BAZNAS Kabupaten Tangerang: Progam Kerja BAZNAS

Kabupaten Tangerang Tahun 2014 (Tangerang) h.1.

42

Page 52: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

43

B. Struktur, Fungsi dan Tugas Pokok Organisasi BAZNAS Kabupaten Tangerang2

1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi pengelolaan zakat di tingkat Kabupaten Tangerang terdiri dari

unsur Dewan Pertimbangan, unsur Komisi Pengawas dan unsur Badan

Pelaksana/Pengurus Baznas.

Dewan Pertimbangan

Ketua : Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang

Wakil Ketua : KH.Turmudzi

Sekretaris : KH.Hamdan Lc

Anggota : Drs.H.A. Manap Mulyana, KH.Sobandi, KH.Sobari

A.Romli, KH.Afif Astari, KH.Jasmaryadi, Drs.H.Sudirman

Komisi Pengawas

Ketua : Drs.H.Moh.Agus Salim M.Pd

Wakil Ketua : Drs.H.Khaerudin SH, M.Hum

Sekretaris : H.Hanafi Edi S.A

Anggota : Drs.H.Suhana Aisyah, H.Ahmad Iskandar,

Kabag Bintal Setda

Badan Pelaksana/Pengurus Baznas

Ketua Umum : Drs.H.Edy Djunaedi M.Pd

Ketua I : KH.Afif Afifi

Ketua II : H.Wildanul Firdaus SH

2Ibid.,h.4.

Page 53: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

44

Ketua III : Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang

Sekretaris : HA.Zarkoni Mugnel S.Ag

Sekretaris I : Kabag Pemerintahan Umum Setda

Sekretaris II : Drs.H.Yahya Erfan Ma‟shum

Bendahara Pengguna : H.Ajda Tafsil

Bendahara Penerima : Triyoso SE.i

Seksi-Seksi

Seksi Pengumpul

Ketua : H.Dedi Sutardi SH

Anggota : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang,

Drs.H.Dedi Mahfudin, Drs.H.Encep Anwar,

Trisnayanti S.Ag, Drs.Udin Syihabudin

Seksi Pendistribusian

Ketua : Drs.H.Asep Maman Kurnia

Anggota : KH.Tohirudin, Drs.Maman Sumardi, Drs.H.Karman

Anief MM, KH.Encep Subandi

Seksi Pengembangan

Ketua : Kepala Bagian Bina Pemerintahan Desa

Anggota : Drs.Maman Soetoyo, H.Ucup Yusuf M.Pd, Mashudin

Zahrl SH M.Pd, Drs.H.Ardani.H, Tuhaerudin

Seksi Pendayagunaan

Ketua : Drs.H.Nawawi M.Si

Page 54: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

45

Anggota : KH.Waisul Qurni Nawawi, KH.Sanwani, Drs.Ali

Sobari, Drs.H.Musa Hidayat, Tjakun S.Sos, Drs.H.Awaludin Solihin MM

2. Fungsi dan Tugas Pokok Organisasi

Dewan Pertimbangan

Berfungsi memberikan pertimbangan, fatwa, saran kepada Badan

Pelaksana/Pengurus Baznas dalam pengelolaan ZIS menyangkut aspek hukum

syariah dan aspek managerial.

Tugas Pokok Dewan Pertimbangan meliputi :

a. Memberikan garis-garis kebijakan umum kepada Pengurus Baznas.

b. Mengesahkan rencana kerja Pengurus Baznas yang telah disetujui Komisi

Pengawas.

c. Mengeluarkan fatwa baik diminta maupun tidak diminta.

d. Memberikan pertimbangan, persetujuan/rekomendasi atas rencana dan laporan

kerja Pengurus Baznas.

e. Menunjuk akuntan publik apabila diperlukan.

Komisi Pengawas

Berfungsi sebagai internal Baznas melakukan pengawasan terhadap seluruh

aktivitas/operasional Baznas.

Tugas Pokok Komisi Pengawas meliputi :

a. Mengawasi pelaksanaan rencana kerja yang telah disahkan.

b. Mengawasi pelaksanaan kebijakan umum yang ditetapkan Dewan

Pertimbangan.

Page 55: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

46

c. Mengawasi operasional pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan

ZIS.

d. Melakukan pemeriksaan dan evaluasi terhadap kinerja Pengurus Baznas.

Badan Pelaksana/Pengurus BAZNAS

Berfungsi sebagai pelaksana dan pengelola dana ZIS.

Tugas Pokok Badan Pelaksana/Pengurus Baznas meliputi :

a. Membuat rencana kerja BAZNAS sesuai kebijakan umum Dewan

Pertimbangan.

b. Melaksanakan pengumpulan segala macam zakat, infaq dan shodaqoh (ZIS)

dari masyarakat, termasuk para pegawai di lingkungan pemerintah Kabupaten

Tangerang.

c. Mendayagunakan hasil pengumpulan dana ZIS kepada mustahiq sesuai

ketentuan syariah.

d. Menyalurkan dana ZIS kepada masyarakat mustahiq sesuai dengan hasil

musyawarah yang disahkan oleh Dewan Pertimbangan dan Komisi Pengawas.

e. Membuat dan menyampaikan laporan hasil kerja tahunan kepada Bupati

Tangerang sebagai pertanggung jawaban Pengurus BAZNAS Kabupaten

Tangerang.

Page 56: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

47

C. Program Pemberdayaan Ekonomi BAZNAS Kabupaten Tangerang3

1. Asnaf Fakir/Miskin, Mualaf dan Riqob

a. Program Indonesia Peduli

1). Program yang berbentuk kegiatan berupa Bantuan Langsung Tunai sebesar

Rp.250.000/keluarga kepada 1540 keluarga pra sejahtera di kecamatan, dengan

jumlah anggaran mencapai Rp.385.000.000.

2). Program yang berbentuk kegiatan berupa Bantuan Langsung Tunai sebesar

Rp.100.000/keluarga kepada keluarga pra sejahtera dan anak yatim melalui

dinas/instansi dan di lingkungan Baznas, dengan jumlah anggaran mencapai

Rp.53.000.000.

3). Program yang berbentuk kegiatan berupa Peningkatan Kesejahteraan Mualaf,

dengan jumlah anggaran mencapai Rp.46.264.209.

b. Progam Indonesia Makmur

1). Program yang berbentuk kegiatan berupa Bantuan Modal Bergulir dan

Keterampilan Usaha, dengan jumlah anggaran mencapai Rp.50.000.000.

2). Program yang berbentuk kegiatan berupa Pengembangan serta Pemutakhiran

Data Mustahik dan Muzaki dengan cara melaksanakan identifikasi dan verifikasi

pada lembaga/perorangan yang akan mendapat bantuan serta melakukan

pendekatan kepada calon muzaki dan mustahik di 29 kecamatan, dengan jumlah

anggaran Rp.55.000.000.

3Ibid.,h.12.

Page 57: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

48

3). Program yang berbentuk kegiatan berupa Bantuan Dana Bencana Alam dan

Kegiatan pada Pergeseran Aqidah, dengan jumlah anggaran mencapai

Rp.100.000.000.

c. Program Indonesia Sehat

1). Program yang berbentuk kegiatan berupa Pelayanan Kesehatan Masyarakat

dengan memberikan Bantuan Pengobatan Cuma-Cuma kepada keluarga pra

sejahtera dan lansia melalui rumah sehat, dengan jumlah anggaran mencapai

Rp.80.000.000.

2). Program yang berbentuk kegiatan berupa Bantuan Biaya Pengobatan melalui

pengajuan permohonan proposal, dengan jumlah anggaran mencapai

Rp.20.000.000.

d. Program Indonesia Cerdas

1). Program yang berbentuk kegiatan berupa Pelatihan Kader untuk Pendidik dan

deteksi dini anak berkebutuhan khusus (bagi guru Tk, Ra dan Paud), dengan

jumlah anggaran mencapai Rp.30.000.000.

2). Program yang berbentuk kegiatan berupa Pelaksanaan Pendidikan anak

berkebutuhan khusus, dengan jumlah anggaran mencapai Rp.80.000.000.

2. Asnaf Fisabilillah dan Ghorimin

a. Program Indonesia Taqwa

1). Program yang berbentuk kegiatan berupa Peningkatan Sarana dan Prasarana

Ibadah dengan memberikan Bantuan Pembangunan Masjid kategori A sebesar

Page 58: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

49

@ Rp.5.000.000. kepada 12 masjid, dan Masjid kategori B dan C sebesar @

Rp.4.000.000. kepada 71 masjid, dengan jumlah anggaran mencapai

Rp.344.000.000.

2). Program yang berbentuk kegiatan berupa Bantuan Marbot Masjid sebesar

Rp.500.000/orang kepada 116 orang, dengan jumlah anggaran mencapai

Rp.58.000.000.

3). Program yang berbentuk kegiatan berupa Pemberian Insentif kepada guru

ngaji, guru TPA/TPQ, guru/pengasuh pondok pesantren tradisional/majlis

talim sebesar Rp.500.000/orang kepada 380 orang, dengan jumlah anggaran

mencapai Rp.190.000.000.

4). Program yang berbentuk kegiatan berupa Pengadaan Mobelair untuk

madrasah/sekolah sebesar Rp.6.500.000/unit kepada 42 madrasah/sekolah,

dengan jumlah anggaran mencapai Rp.273.000.000.

3. Asnaf Ibnu Sabil

a. Program Indonesia Peduli

1). Program yang berbentuk kegiatan berupa Menyalurkan Bantuan Sarana

Ibadah, Sarana Pendidikan dan Kegiatan Keagamaan melalui pengajuan proposal,

dengan jumlah anggaran mencapai Rp.100.000.000.

2). Program yang berbentuk kegiatan berupa Membantu Dana Transportasi

kepada orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan, orang yang terlantar dan

orang yang kehilangan, dengan jumlah anggaran mencapai Rp.10.000.000.

Page 59: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

50

b. Program Indonesia Cerdas

1). Program yang berbentuk kegiatan berupa Membantu meringankan beban

biaya pendidikan kepada siswa dan santri kurang mampu dengan memberikan

Bantuan Bea Siswa tingkat SD/Ibtidaiyah, SMP/Tsanawiyah dan Santri

Salafi/Ponpes Kobong sebesar Rp.400.000/orang kepada 522 orang, dengan

jumlah anggaran mencapai Rp.208.800.000.

2). Program yang berbentuk kegiatan berupa Bantuan Bea Siswa tingkat

SLA/Aliyah sebesar Rp.600.000/orang kepada 353 orang, dengan jumlah

anggaran mencapai Rp.211.800.000.

4. Asnaf Amilin

Program yang berbentuk kegiatan berupa Memberikan Hak Amilin sesuai

dengan Asnaf kepada seluruh komponen yang terlibat dalam pengelolaan dana ZIS

dan kegiatan penunjang lainnya, dengan jumlah anggaran mencapai Rp.218.305.728.

5. Pengalokasian Dana Infaq, Shodaqoh dan Jasa Bank

a. Program Indonesia Peduli

1). Publikasi, Sosialisasi dan Pemahaman akan sadar zakat dengan Pembuatan

Spanduk/Baliho, Kalender, Buletin dan Iqro, dengan jumlah anggaran mencapai

Rp.85.000.000. Percetakan dan Pendistribusian Kupon Zakat Fitrah dengan

jumlah anggaran mencapai Rp.70.000.000.

2). Peningkatan Etos Kerja BAZ Kecamatan/UPZ Dinas/Instansi dengan Bantuan

Pendanaan dan Pengembangan Dana ZIS untuk BAZ di 29 Kecamatan dengan

Page 60: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

51

jumlah anggaran mencapai Rp.48.500.000. Pemberian Penghargaan/hadiah

berupa Laptop dengan jumlah anggaran mencapai Rp.77.000.000. Pengadaan 2

Unit Sepeda Motor dengan jumlah anggaran mencapai Rp.29.000.000.

3). Penyediaan Dana Antisipasi kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan dana

ZIS yang bersifat insidentil dengan jumlah anggaran mencapai Rp.69.800.341.

Page 61: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

52

BAB IV

ANALISIS STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA

PRODUKTIF UNTUK PEMBERDAYAAN EKONOMI

A. Strategi Pengelolaan Dana Zakat Di BAZNAS Kabupaten Tangerang

Strategi adalah jalan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk mencapai

target keuangan dan posisi strategis. Menyusun strategi berarti mencari jalan

bagaimana mencapai hasil yang ditargetkan sesuai dengan visi dan misi di dalam

situasi organisasi dan prospek yang dihadapi.1

Pengelolaan zakat menurut UU No.38 tahun 1999 adalah kegiatan

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengumpulan

dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat.

Strategi yang dilakukan BAZNAS Kabupaten Tangerang dalam melakukan

pengelolaan yaitu pengumpulan dan pendistribusian sekaligus pendayagunaan

terhadap dana zakat adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan

Perencanaan program kerja BAZNAS Kabupaten Tangerang dilakukan oleh

Badan Pelaksana /Pengurus BAZNAS Kabupaten Tangerang setiap satu tahun sekali

sebagai program kerja tahunan sesuai dengan kebijakan umum yang telah dibuat oleh

dewan pertimbangan.2

1Bambang Hariadi, Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis, h.8. 2BAZNAS Kabupaten Tangerang, Profil BAZNAS Kabupaten Tangerang: Progam Kerja BAZNAS

Kabupaten Tangerang Tahun 2014 (Tangerang) h.5.

52

Page 62: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

53

Perencanaan strategis sebagai bagian dari manajemen yang membuat rencana

kerja jangka panjang, menengah dan tahunan. Setiap lembaga pengelola zakat

memiliki RENSTRA (rencana strategi) lembaga.3

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian yang dilakukan BAZNAS Kabupaten Tangerang saat ini

yaitu Januari 2015 sampai dengan September 2015 mengacu kepada

KMA(Keputusan Menteri Agama) Tahun 2003 No 373 Pasal 5 yaitu BAZDA

Kabupaten/Kota terdiri atas Dewan Pertimbangan, Komisi Pengawas dan Badan

Pelaksana/Pengurus BAZNAS yang dibantu oleh Seksi Pengumpul, Seksi

Pendistribusian, Seksi Pengembangan dan Seksi Pendayagunaan.4

Adapun selanjutnya sesuai dengan Peraturan BAZNAS No 3 tahun 2014 Pasal 31

disebutkan bahwa Susunan Organisasi BAZNAS Kabupaten/Kota terdiri atas Ketua,

Wakil Ketua, Bidang Pengumpulan, Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan,

Bagian Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan, Bagian Administrasi, Sumber Daya

Manusia dan Umum, dan Satuan Audit Internal.

Peraturan BAZNAS ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkannya yaitu pada

tanggal 13 Oktober 2014, Namun pada kenyataannya ketika penulis mulai meminta

izin untuk penelitian skripsi pada November 2014, dikatakan bahwa di BAZNAS

Kabupaten Tangerang sedang dalam Masa Peralihan dan Pergantian Pengurus, lalu

ternyata sampai September 2015 ini belum ada pergantian secara resmi yaitu dengan

diadakan Pelantikan Pengurus Baru.

3N.Oneng Nurul Bariyah, Ed, Total Quality Management Zakat, h.61. 4BAZDA Kabupaten Tangerang, Pedoman Zakat (Tangerang, 2007) h.33.

Page 63: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

54

3. Pelaksanaan

Pelaksanaan terhadap rencana/progam kerja tahunan yang telah dibuat

BAZNAS Kabupaten Tangerang dilakukan/dilaksanakan oleh Badan

Pelaksana/Pengurus BAZNAS Kabupaten Tangerang yang dibantu oleh Seksi

Pengumpul, Seksi Pendistribusian, Seksi Pengembangan dan Seksi Pendayagunaan,

yaitu melaksanakan pengumpulan segala macam zakat, infaq dan shodaqoh dari

masyarakat, termasuk para pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten

Tangerang dan juga menyalurkan dana ZIS tersebut kepada mustahik sesuai dengan

hasil musyawarah dan mendayagunakan hasil pengumpulan dana ZIS kepada

mustahik.5

a. Pengumpulan dana zakat

Strategi yang dilakukan Baznas Kabupaten Tangerang dalam mengumpulkan

dana ZIS adalah dengan cara membentuk UPZ. Unit pengumpul zakat adalah satuan

organisasi yang dibentuk oleh Badan Amil Zakat di semua tingkatan dengan tugas

mengumpulkan zakat untuk melayani muzakki, yang berada pada desa/kelurahan,

instansi-instansi pemerintah dan swasta, baik dalam negeri maupun luar negeri.6

BAZNAS Kabupaten Tangerang bekerja sama dengan UPZ Kecamatan yang ada di

29 Kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Tangerang, 7 UPZ Sekolah dan 40

UPZ Dinas Instansi/Lembaga/Kantor dalam melaksanakan pengumpulan segala

macam zakat, infak dan shodaqoh dari masyarakat dan termasuk pegawai di

5BAZNAS Kabupaten Tangerang, Profil BAZNAS Kabupaten Tangerang: Progam Kerja BAZNAS

Kabupaten Tangerang Tahun 2014 (Tangerang) h.5. 6Artikel diakses pada 2 September 2015 dari http://pusat.baznas.go.id/upz/.

Page 64: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

55

lingkungan pemerintah daerah kabupaten tangerang.7

Setelah UPZ di masing-masing wilayah kerjanya berhasil mengumpulkan

dana ZIS, maka setiap UPZ menyetorkan dana tersebut dengan cara dikirim ke

BAZNAS Kabupaten Tangerang melalui 3 nomer rekening Bank BJB yang ada yaitu

No.Rek zakat 0120030004199, No.Rek infak 0120030072651 dan No.Rek shodaqoh

0301003467.8

b. Pendistribusian dan Pendayagunaan dana zakat

Strategi yang dilakukan BAZNAS Kabupaten Tangerang dalam menyalurkan

dan mendayagunakan dana ZIS adalah dengan cara didistribusikan dan

didayagunakan sebagiannya di UPZ masing-masing, lalu sebagiannya lagi

didistribusikan dan didayagunakan melalui progam-progam yang ada di BAZNAS

Kabupaten Tangerang setelah dibuat rencana pendayagunaan dana ZIS oleh badan

pelaksana/pengurus BAZNAS Kabupaten Tangerang, lalu disetujui oleh dewan

pertimbangan dan komisi pengawas.

Khusus untuk penyaluran zakat fitrah di semua tingkat UPZ, maka

penyalurannya harus dibagikan kepada para mustahik terutama fakir dan miskin

sebelum pelaksanaan sholat idul fitri. Penyaluran dana yang selain dari zakat fitrah

disalurankan setelah rencana/progam kerja tahunan dibuat.9

Adapun pendayagunaan dana ZIS di BAZNAS Kabupaten Tangerang

dilakukan melalui progam pemberdayaan yang dilakukan pada tahun 2014 adalah

7BAZNAS Kabupaten Tangerang, Profil BAZNAS Kabupaten Tangerang: Progam Kerja BAZNAS

Kabupaten Tangerang Tahun 2014 (Tangerang). 8Wawancara Pribadi dengan Bapak Abdul Mufti, Staf Tata Usaha. Tangerang, 10 September 2015. 9BAZDA Kabupaten Tangerang, Pedoman Zakat (Tangerang, 2007) h.39.

Page 65: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

56

berupa: bantuan langsung tunai kepada keluarga fakir miskin dan anak yatim, bantuan

peningkatan kesejahteraan mualaf, bantuan modal bergulir dan keterampilan usaha,

bantuan dana bencana alam dan pergeseran aqidah, pelayanan kesehatan masyarakat,

pelatihan kader untuk pendidik dan deteksi dini anak berkebutuhan khusus dan

pelaksanaannya, pembangunan masjid dan mushola, pemberian insentif untuk guru

ngaji di TPA/TPQ, pengasuh pesantren tradisional dan majlis ta‟lim, bantuan

pengadaan mobelair untuk sekolah, bantuan untuk siswa dan santri kurang mampu,

bantuan untuk orang yang kehilangan dan terlantar dan orang yang kehabisan bekal

dalam perjalanan.10

4. Pengawasan

Pengawasan terhadap pengumpulan, distribusi dan pendayagunaan dana ZIS

yang ada di BAZNAS Kabupaten Tangerang dilakukan oleh Komisi Pengawas.

Dengan cara mengawasi pelaksanaan rencana kerja yang telah disahkan, mengawasi

pelaksanaan kebijakan umum yang ditetapkan Dewan Pertimbangan, mengawasi

operasional pengelolaan dana ZIS dan melakukan pemeriksaan dan evaluasi terhadap

kinerja Badan Pelaksana/Pengurus BAZNAS.11

Strategi yang dilakukan BAZNAS Kabupaten Tangerang dalam

mengumpulkan dana ZIS belum sukses dan belum berjalan dengan baik, hal ini bisa

dilihat dari Target penerimaan dana ZIS tiap tahun yang belum pernah mencapai

target, Target penerimaan dana ZIS pada tahun 2013 sejumlah 6 milyar bahkan target

10BAZNAS Kabupaten Tangerang, Profil BAZNAS Kabupaten Tangerang: Progam Kerja BAZNAS

Kabupaten Tangerang Tahun 2014 (Tangerang) h.12. 11Ibid.,h.5.

Page 66: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

57

tertingginya 16 milyar, namun jumlah penerimaan ZIS pada tahun 2013 Hanya

mencapai angka 2,89 milyar. Ini sangat jauh melenceng dari jumlah yang di targetkan

yang 6 milyar, bahkan untuk mencapai angka 50% dari target saja tidak sanggup.12

Apalagi jika total penerimaan dana ZIS di BAZNAS Kabupaten Tangerang

dibandingkan dengan total penerimaan dana ZIS di BAZNAS Kab. Serang13

dan di

BAZNAS kota bogor14

sebagai berikut:

Tahun

Total Penerimaan Dana ZIS

BAZNAS

Kab.Tangerang

BAZNAS

Kab.Serang

BAZNAS

Kota Bogor

2012 2,84 Milyar 5,4 Milyar 11,58 Milyar

2013 2,89 Milyar 6,3 Milyar 12,26 Milyar

Sumber: Hasil pengolahan data penulis terhadap berbagai sumber.

Dari perbandingan total penerimaan dana ZIS di BAZNAS Kabupaten

Tangerang, di BAZNAS Kab. Serang dan di BAZNAS kota bogor jelaslah bahwa

total penerimaan dana ZIS di BAZNAS Kabupaten Tangerang adalah yang paling

terendah diantara 3 BAZNAS tersebut dan dapat diambil kesimpulan bahwa strategi

yang dilakukan dalam menghimpun dana ZIS dari seluruh elemen masyarakat belum

berjalan dengan baik.

Dalam pengelolaan zakat, infak dan sedekah (ZIS) terdapat beberapa prinsip

yang harus diikuti dan ditaati agar pengelolaan itu dapat berhasil guna sesuai dengan

12Wawancara Pribadi dengan Bapak Triyoso, Bendahara Penerima. Tangerang, 10 September 2015. 13Artikel diakses pada 2 September 2015 dari http://tangerangekspres.com/zakat-infak-target-

penerimaan-baznas-kabupaten-serang-rp-7-m/. 14Artikel diakses pada 2 September 2015 dari http://m.inilah.com/news/detail/2018443/total-zis-kota-

bogor-2013-capai-rp1226-miliar.

Page 67: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

58

yang diharapkan. Prinsip-prinsip tersebut adalah prinsip keterbukaan, sukarela,

keterpaduan, profesionalisme dan kemandirian.15

Prinsip pertama adalah prinsip keterbukaan, artinya dalam pengelolaan dana

ZIS hendaknya dilakukan secara terbuka dan diketahui oleh seluruh masyarakat.

Misalnya laporan total penerimaan dana ZIS tahunan dan penggunaan dana ZIS ini

diperuntukkan untuk apa saja, lalu diberitahukan kepada masyarakat lewat media

online dan juga media massa, jangan hanya diberitahukan informasinya jika ada yang

membutuhkan saja. Hal ini perlu dilakukan agar BAZIS dapat dipercaya oleh umat

islam dan juga agar kelihatan tindakan nyata nya.

Prinsip kedua adalah prinsip sukarela. Prinsip sukarela berarti bahwa dalam

pemungutan dan pengumpulan dana ZIS hendaknya senantiasa berdasar pada prinsip

sukarela dari umat islam yang menyerahkan hartanya tidak boleh ada unsur

pemaksaan, kecuali jika seseorang muslim benar-benar menentang perintah berzakat

dengan terang-terangan/tidak mau berzakat maka orang seperti ini bisa saja dilakukan

pemotongan gajinya langsung 2,5%.

Prinsip ketiga adalah prinsip keterpaduan. Dalam menjalankan tugas pokok

dan fungsinya, maka sebagai organisasi berstruktur ke tingkat nasional BAZNAS

mesti melaksanakan tugas dan perannya masing-masing secara terpadu diantara

komponen UPZ yang telah dibentuknya.

15Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, (Jakarta: PT.Raja Grafindo

Persada, 2005) h.46.

Page 68: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

59

Prinsip keempat adalah Prinsip Profesionalisme. Profesionalisme adalah

berarti dalam pengelolaan dana ZIS haruslah dilakukan oleh mereka yang benar-

benar ahli dalam bidangnya. Misalnya dalam bagian bidang pengembangan

pekonomian umat semestinya posisi tersebut diisi oleh minimal orang-orang yang

berpendidikan sarjana jurusan ekonomi syariah agar jangan sampai uang ZIS yang

digulirkan melalui modal pinjaman terkena unsur bunga dan riba yang jelas haram,

lalu dalam pencatatan laporan keuangan dana ZIS pun posisi itu diisi oleh sarjana

jurusan akuntansi dan juga dalam komisi pengawas juga penting untuk diisi oleh

orang-orang yang mengerti benar tentang hukum ekonomi islam.

Agar BAZ dan LAZ bisa profesional dituntut kepemilikan data muzaki dan

mustahik yang valid, penyampaian laporan keuangan kepada masyarakat secara

transparan, diawasi akuntan publik dan memiliki amilin atau sumber daya manusia

yang profesional dan memiliki progam kerja yang dapat dipertanggungjawabkan.

Selain itu dalam pengelolaan dana zakat juga perlu ditunjang oleh penggunaan

teknologi informasi untuk memudahkan pengelolaan dan pengorganisasian zakat.16

Prinsip Terakhir adalah prinsip kemandirian. Yaitu dengan terwujudnya

prinsip profesionalisme tadi, maka diharapkan BAZNAS mampu melaksanakan tugas

dan fungsinya sendiri bersama komponen UPZ yang ada secara mandiri tanpa

menunggu bantuan dari pihak lain.

Selain dari prinsip itu, Strategi yang telah dibuat BAZNAS Kabupaten

Tangerang dengan matang haruslah diimplementasikan dengan benar dan serius serta

16Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, h.425.

Page 69: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

60

konsisten walaupun berbagai kendala di lapangan terjadi, Implementasi strategi

adalah proses bagaimana melaksanakan strategi yang telah diformulasikan dengan

tindakan nyata.17

Untuk meningkatkan pengumpulan dana ZIS agar dapat memenuhi target,

maka BAZNAS Kabupaten Tangerang diharapkan dapat menginstruksikan agar BAZ

di 29 Kecamatan untuk mendata dan mendatangi masjid-masjid agar berupaya mau

untuk diajak membentuk UPZ pada setiap DKM Masjid yang ada di seluruh

Kecamatan Sekabupaten Tangerang, ini adalah cara yang paling efektif menurut

penulis.

B. Program Pemberdayaan Ekonomi Yang Bersifat Produktif Di BAZNAS

Kabupaten Tangerang

Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk pemberdayaan ekonomi

ummat dilakukan dalam dua pola, yaitu pola konsumtif dan pola produktif. Program

pendayagunaan zakat secara konsumtif bila dilakukan dengan cara untuk memenuhi

kebutuhan hidup dasar ekonomi sehari-hari para mustahik melalui pemberian

langsung kepada individu maupun melalui lembaga yang mengelola fakir miskin,

panti asuhan dan tempat ibadah yang mendistribusikan dana zakat kepada

masyarakat. Sedangkan Program pendayagunaan zakat secara produktif dapat

dilakukan melalui program bantuan pengusaha lemah, pendidikan gratis dalam

bentuk beasiswa dan pelayanan kesehatan gratis.18

17Mudrajad Kuncoro, Strategi: Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, h.13. 18Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, h.427.

Page 70: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

61

Adapun prosedur pendayagunaan pengumpulan hasil zakat untuk usaha

produktif adalah:19

g. Melakukan studi kelayakan, terutama kepada mustahik. Hal-hal yang perlu

diuji kelayakannya adalah berdasarkan 5C (character, capital, capacity,

collateral, condition of economy).

h. Menetapkan jenis usaha produktif.

i. Melakukan bimbingan dan penyuluhan.

j. Melakukan pemantauan, pengendalian dan pengawasan.

k. Mengadakan evaluasi.

l. Membuat pelaporan.

Berdasarkan teori yang penulis cantumkan di bab 2, dan juga kriteria yang

disebutkan di atas, dari total 22 program pemberdayaan ekonomi yang ada di

BAZNAS Kabupaten Tangerang yang dibahas pada bab 3, maka dari itu yang

termasuk program pemberdayaan ekonomi yang bersifat produktif di BAZNAS

Kabupaten Tangerang hanya ada 5 program, yaitu:

1. Program yang berbentuk kegiatan berupa Bantuan Modal Bergulir dan

Keterampilan Usaha, dana tersebut dipinjamkan untuk usaha, yang cara

pengembaliannya dicicil antara 5-10 bulan tanpa ada tambahan/riba, dengan jumlah

anggaran pada tahun 2014 mencapai Rp.50.000.000, dan anggaran tahun 2013 yang

lalu adalah 98.000.000, Adapun cara mendistribusikannya melalui 2 cara yaitu: 20

19Ibid.,h.427. 20Wawancara Pribadi dengan Ibu Khoeroyaroh, Tim Ekonomi Zakat Dana Bergulir. Tangerang, 10

September 2015.

Page 71: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

62

a. Melalui lembaga majlis ta‟lim, setiap lembaga majlis ta‟lim yang terkordinir

oleh BAZNAS Kabupaten Tangerang dikucurkan dana sebesar Rp.2.000.000.

yang kemudian ditunjuklah guru dari majlis ta‟lim itu sebagai kordinator

untuk memberikan dana itu kepada 4 orang anggota masing-masing

mendapatkan @500.000. untuk dipinjamkan bagi yang memiliki usaha yang

nantinya cara pembayarannya dicicil perbulan murni tidak ada riba sampai 5-

10 bulan tergantung kesanggupannya dengan tujuan supaya mengajinya

tambah rajin, selanjutnya guru ngaji itu pun yang bertanggungjawab

melaporkan bagaimana perkembangan pembayaran cicilannya apakah lancar

atau macet. Usaha yang dijalankan oleh anggota majlis ta‟lim diantaranya

adalah dagang gado-gado, nasi uduk, warung, gorengan dan lain lain.

b. Melalui Kecamatan, ada 29 Kecamatan yang ada di BAZNAS Kabupaten

Tangerang, setiap Kecamatan dikucurkan dana yang kemudian ditunjuklah

bagian KESOS (Kesejahteraan Sosial) atau Ketua UPZ Kecamatan itu sebagai

kordinator untuk memberikan dana itu kepada 7 orang anggota yang

memiliki usaha.

2. Program yang berbentuk kegiatan berupa Pelayanan Kesehatan Masyarakat

dengan memberikan Bantuan Pengobatan Cuma-Cuma kepada keluarga pra sejahtera

dan lansia melalui rumah sehat, dengan jumlah anggaran pada tahun 2014 mencapai

Rp.80.000.000, dan anggaran tahun 2013 yang lalu adalah 122.365.000.21

21BAZNAS Kabupaten Tangerang, Progam Kerja BAZNAS Tahun 2013, Progam Kerja BAZNAS Tahun

2014 (Tangerang).

Page 72: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

63

3. Program yang berbentuk kegiatan berupa Bantuan Biaya Pengobatan melalui

pengajuan permohonan proposal, dengan jumlah anggaran pada tahun 2014 mencapai

Rp.20.000.000.22

4. Program yang berbentuk kegiatan berupa Membantu meringankan beban

biaya pendidikan kepada siswa dan santri kurang mampu dengan memberikan

Bantuan Bea Siswa tingkat SD/Ibtidaiyah, SMP/Tsanawiyah dan Santri Salafi/Ponpes

Kobong sebesar Rp.400.000/orang kepada 522 orang, dengan jumlah anggaran pada

tahun 2014 mencapai Rp.208.800.000, dan anggaran tahun 2013 yang lalu adalah

185.600.000 kepada 464 orang.23

5. Program yang berbentuk kegiatan berupa Bantuan Bea Siswa tingkat

SLA/Aliyah bagi siswa yang kurang mampu sebesar Rp.600.000/orang kepada 353

orang, dengan jumlah anggaran pada tahun 2014 mencapai Rp.211.800.000, dan

anggaran tahun 2013 yang lalu adalah 229.200.000 kepada 382 orang.24

C. Persoalan Yang Dihadapi Pengurus BAZNAS Kabupaten Tangerang Di

Lapangan Dan Solusi Penyelesaiannya

Penulis menjumpai bahwa dari hasil menelaah buku-buku dan data-data yang

yang saya peroleh dan juga dari hasil wawancara penulis kepada narasumber di

BAZNAS Kabupaten Tangerang bahwa persoalan-persoalan yang dihadapi pengurus

22BAZNAS Kabupaten Tangerang, Profil BAZNAS Kabupaten Tangerang: Progam Kerja BAZNAS

Kabupaten Tangerang Tahun 2014 (Tangerang) h.13. 23BAZNAS Kabupaten Tangerang, Progam Kerja BAZNAS Tahun 2013, Progam Kerja BAZNAS Tahun

2014 (Tangerang). 24Ibid.,

Page 73: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

64

BAZNAS Kabupaten Tangerang di lapangan diantaranya adalah sebagai berikut: 25

1. Kurangnya Kesadaran Zakat Masyarakat

Dalam hal ini masyarakat di wilayah Kabupaten Tangerang dalam berzakat

masih banyak yang membayar zakat langsung diberikan kepada para tokoh

masyarakat, Kiayi, guru ngaji, DKM masjid dan mushola serta orang fakir miskin

yang mereka kenal, sehingga terjadi penumpukan zakat pada individu dan tempat itu.

Juga banyak masyarakat yang belum paham agar pembayaran zakatnya diberikan ke

BAZNAS sebagai salah satu badan zakat yang resmi. Adapun solusi yang ditawarkan

penulis adalah dengan cara melakukan sosialisasi secara intensif kepada masyarakat

tentang cara membayar zakat yang tepat yaitu melalui BAZNAS Kabupaten

Tangerang agar penyalurannya tepat sasaran dan merata, cara sosialisasi yang efektif

yaitu dengan cara mengadakan pertemuan di tiap kelurahan yang diadakan BAZNAS

dengan menghadirkan seluruh perwakilan RW dan RT, lalu juga dibagikan surat yang

berisi ajakan kepada masyarakat untuk membayarkan zakatnya di BAZNAS dan

nantinya RW dan RT akan menyebarluaskan surat tersebut kepada seluruh warganya

yang muslim.

2. Jarak Tempuh

Dalam hal ini jauhnya jangkauan jarak yang ditempuh ke seluruh wilayah

Kabupaten Tangerang yang luas yaitu terbagi menjadi 29 Kecamatan, yang juga

menurut pengamatan penulis dimana medannya pun yang tergolong cukup berat

karena rusaknya jalan yang ada di sebagian wilayah Kabupaten Tangerang. Adapun

25Wawancara Pribadi dengan Bapak Triyoso, Bendahara Penerima. Tangerang, 10 September 2015.

Page 74: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

65

solusi yang ditawarkan penulis adalah dengan cara membagi tugas dalam

mendistribusikan dana ZIS pada tiap kecamatan masing-masing oleh pengurus

BAZ/UPZ Kecamatan itu sendiri, sehingga orang yang berada di wilayah

kecamatannya masing-masing itu dapat mengetahui jarak mana yang lebih cepat

ditempuh dan lebih bagus jalannya.

3. SDM

Dalam hal ini sumber daya manusia yang berkualitas (berpendidikan tinggi)

diperlukan untuk dijadikan sebagai tenaga ahli di bidangnya masing-masing, akan

tetapi BAZNAS Kabupaten Tangerang terkendala masalah biaya operasionalnya yang

tidak cukup untuk memberikan gaji bagi tenaga ahli itu. Selama ini pun honor dan

biaya operasional ditanggung dan dibiayai oleh dana APBD Kabupaten Tangerang.

Adapun solusi yang ditawarkan penulis adalah dengan cara mengumpulkan dana ZIS

sebanyak banyaknya dan dapat menggunakan hak amil sebagiannya untuk menunjang

kinerja dan membayarkan gaji para pengurus BAZNAS Kabupaten Tangerang.

4. Masa Peralihan/Pergantian Pengurus

Berdasarkan dengan Peraturan baru BAZNAS No 3 tahun 2014 Pasal 31

disebutkan bahwa Susunan Organisasi BAZNAS Kabupaten/Kota terdiri atas Ketua,

Wakil Ketua, Bidang Pengumpulan, Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan,

Bagian Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan, Bagian Administrasi, Sumber Daya

Manusia dan Umum, dan Satuan Audit Internal.

Peraturan BAZNAS ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkannya yaitu pada

Page 75: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

66

tanggal 13 Oktober 2014, Namun pada kenyataannya ketika penulis mulai meminta

izin untuk penelitian skripsi pada November 2014, dikatakan bahwa di BAZNAS

Kabupaten Tangerang sedang dalam Masa Peralihan dan Pergantian Pengurus, lalu

ternyata sampai September 2015 ini belum ada pergantian pengurus di BAZNAS

Kabupaten Tangerang secara resmi yaitu dengan diadakan Pelantikan Pengurus Baru.

Hal ini sangat mengganggu kegiatan pengelolaan ZIS pada tahun 2015, misalnya

yang seharusnya awal bulan antara januari-april ada pelaporan rencana

pendayagunaan untuk tahun 2015 dan laporan besarnya penerimaan ZIS tahun 2014,

tapi kenyataannya belum dibuat laporan progam kerja untuk tahun 2015 sampai

September 2015 ini, bahkan dari salah satu staf menyatakan tidak dibayar gajinya

selama 5 bulan dari januari sampai mei, beberapa pengurus pun mundur dari

jabatannya akibat dari ketidakjelasan kapan pergantian pengurus ini dilaksanakan

ketika awal tahun 2015.26

Adapun solusi yang ditawarkan penulis adalah dengan cara

mempercepat pergantian pengurus tahun 2015 sesuai prosedur yang ditetapkan

berdasarkan Peraturan baru BAZNAS No 3 tahun 2014 Pasal 31 agar pengelolaan

ZIS di BAZNAS Kabupaten Tangerang pada tahun 2015 menjadi berjalan lancar dan

tertib.

5. Dana Modal Bergulir Macet

Pembayaran terhadap cicilan bantuan dana modal bergulir yang diberikan

BAZNAS Kabupaten Tangerang kepada penerima yaitu pengusaha kecil sebagiannya

mengalami macet/susah untuk ditagih dengan berbagai alasan, ini menjadi kendala

26Wawancara Pribadi dengan Bapak Atjang, Staf Tata Usaha. Tangerang, 10 September 2015.

Page 76: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

67

yang menyebabkan dana yang seharusnya berputar di kalangan anggota terus secara

bergantian, bahkan dana tersebut malah habis sebagiannya karena si penerima

bantuan dana modal bergulir baik yang melalui majlis ta‟lim dan juga UPZ

Kecamatan tidak bisa membayar cicilan perbulannya.27

Adapun solusi yang

ditawarkan penulis adalah agar sebelum akad peminjaman dana modal bergulir

diturunkan, harus dipilihlah orang-orang yang jujur dan benar kepribadiannya

menurut kordinatornya yaitu guru ngaji dan ketua UPZ kecamatan, jika orang itu

track record nya agak jelek sifatnya dan orang itu sangat tidak bisa dipercaya,

janganlah sampai diturunkan dana itu kepada orang tersebut, kecuali setelah ada

perjanjian yang ketat dan mengikat kepada si peminjam tersebut. Jika mengalami

macet dalam penagihan cicilannya perbulan maka kordinator menasehati si peminjam

agar membayar tepat waktu demi kelancaran pembukuan keuangan dan agar dana

modal bergulir itu dapat diputar dan digunakan oleh orang lain setelah

pembayarannya selesai.

Solusi yang ditawarkan penulis dari 5 persoalan yang dihadapi pengurus

BAZNAS Kabupaten Tangerang di lapangan dapat disimpulkan adalah sebagai

berikut:

1. Kurangnya Kesadaran Zakat Masyarakat

Solusinya adalah Melakukan sosialisasi secara intensif kepada masyarakat

tentang cara membayar zakat yang tepat yaitu melalui BAZNAS Kabupaten

Tangerang agar penyalurannya tepat sasaran dan merata, cara sosialisasi yang efektif

27Wawancara Pribadi dengan Ibu Khoeroyaroh, Tim Ekonomi Zakat Dana Bergulir. Tangerang, 10

September 2015.

Page 77: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

68

yaitu dengan cara mengadakan pertemuan di tiap kelurahan yang diadakan BAZNAS

dengan menghadirkan seluruh perwakilan RW dan RT, lalu juga dibagikan surat yang

berisi ajakan kepada masyarakat untuk membayarkan zakatnya di BAZNAS dan

nantinya RW dan RT akan menyebarluaskan surat tersebut kepada seluruh warganya

yang muslim.

2. Jarak Tempuh

Solusinya adalah dengan cara membagi tugas dalam mendistribusikan dana

ZIS pada tiap kecamatan masing-masing oleh pengurus BAZ/UPZ Kecamatan itu

sendiri, sehingga orang yang berada di wilayah kecamatannya masing-masing itu

dapat mengetahui jarak mana yang lebih cepat ditempuh dan lebih bagus jalannya.

3. SDM

Solusinya adalah dengan cara mengumpulkan dana ZIS sebanyak banyaknya

dan dapat menggunakan hak amil sebagiannya untuk menunjang kinerja dan

membayarkan gaji para pengurus BAZNAS Kabupaten Tangerang.

4. Masa Peralihan/Pergantian Pengurus

Solusinya adalah dengan cara mempercepat pergantian pengurus tahun 2015

sesuai prosedur yang ditetapkan berdasarkan Peraturan baru BAZNAS No 3 tahun

2014 Pasal 31 agar pengelolaan ZIS di BAZNAS Kabupaten Tangerang pada tahun

2015 menjadi berjalan lancar dan tertib.

5. Dana Modal Bergulir Macet

Solusinya adalah agar sebelum akad peminjaman dana modal bergulir

Page 78: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

69

diturunkan, harus dipilihlah orang-orang yang jujur dan benar kepribadiannya

menurut kordinatornya yaitu guru ngaji dan ketua UPZ kecamatan, jika orang itu

track record nya agak jelek sifatnya dan orang itu sangat tidak bisa dipercaya,

janganlah sampai diturunkan dana itu kepada orang tersebut, kecuali setelah ada

perjanjian yang ketat dan mengikat kepada si peminjam tersebut. Jika mengalami

macet dalam penagihan cicilannya perbulan maka kordinator menasehati si peminjam

agar membayar tepat waktu demi kelancaran pembukuan keuangan dan agar dana

modal bergulir itu dapat diputar dan digunakan oleh orang lain setelah

pembayarannya selesai.

Page 79: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya

tentang strategi pengelolaan dana zakat secara produktif untuk pemberdayaan

ekonomi, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi yang dilakukan BAZNAS Kabupaten Tangerang dilakukan dengan 4

cara yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Perencanaan

progam kerja BAZNAS Kabupaten Tangerang dilakukan oleh Badan Pelaksana

/Pengurus BAZNAS Kabupaten Tangerang. Pengorganisasian yang dilakukan

BAZNAS Kabupaten Tangerang terdiri atas Dewan Pertimbangan, Komisi Pengawas

dan Badan Pelaksana/Pengurus BAZNAS yang dibantu oleh Seksi Pengumpul, Seksi

Pendistribusian, Seksi Pengembangan dan Seksi Pendayagunaan. Pelaksanaan

terhadap rencana/progam kerja tahunan yang telah dibuat BAZNAS Kabupaten

Tangerang dilaksanakan oleh Badan Pelaksana/Pengurus BAZNAS Kabupaten

Tangerang yang dibantu oleh Seksi Pengumpul, Seksi Pendistribusian, Seksi

Pengembangan, Seksi Pendayagunaan dan UPZ sebagai ujung tombak. Pengawasan

terhadap pengumpulan, distribusi dan pendayagunaan dana ZIS yang ada di

BAZNAS Kabupaten Tangerang dilakukan oleh Komisi Pengawas.

70

Page 80: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

71

2. Program pemberdayaan ekonomi yang bersifat produktif di BAZNAS

Kabupaten Tangerang ada 5 program yaitu Program bantuan modal bergulir, Program

pelayanan kesehatan masyarakat dengan memberikan bantuan pengobatan cuma-

cuma, Program bantuan biaya pengobatan melalui pengajuan proposal, Program

bantuan bea siswa tingkat SD/Ibtidaiyah, SMP/Tsanawiyah dan Santri Salafi/Ponpes

Kobong dan yang terakhir Program bantuan bea siswa tingkat SLA/Aliyah.

3. Persoalan-persoalan yang dihadapi pengurus BAZNAS Kabupaten Tangerang

di lapangan ada 5 persoalan yaitu Kurangnya Kesadaran Zakat Masyarakat ke

BAZNAS dan solusinya melakukan sosialisasi secara intensif kepada masyarakat

tentang cara membayar zakat yang tepat yaitu melalui BAZNAS Kabupaten

Tangerang, Jarak Tempuh yang luas dan jauh dan solusinya dengan membagi tugas

dalam mendistribusikan dana ZIS pada tiap kecamatan masing-masing oleh pengurus

UPZ Kecamatan itu sendiri, SDM yang berkualitas diperlukan untuk dijadikan

sebagai tenaga ahli di bidangnya masing-masing tetapi BAZNAS Kabupaten

Tangerang terkendala masalah biaya operasionalnya yang tidak cukup untuk

memberikan gaji bagi tenaga ahli itu dan solusinya dengan cara mengumpulkan dana

ZIS sebanyak banyaknya dan dapat menggunakan hak amil sebagiannya untuk

menunjang kinerja para pengurus BAZNAS Kabupaten Tangerang, Masa

Peralihan/Pergantian Pengurus, Hal ini sangat mengganggu kegiatan pengelolaan

ZIS pada tahun 2015, misalnya yang seharusnya awal bulan antara januari-april ada

pelaporan rencana pendayagunaan untuk tahun 2015 dan laporan besarnya

penerimaan ZIS tahun 2014, tapi kenyataannya belum dibuat laporan progam kerja

Page 81: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

72

untuk tahun 2015 sampai September 2015 dan solusinya dengan cara mempercepat

pergantian pengurus tahun 2015 agar pengelolaan ZIS di BAZNAS Kabupaten

Tangerang pada tahun 2015 menjadi lancar dan tertib, terakhir pembayaran cicilan

Dana Modal Bergulir yang macet dan solusinya agar sebelum akad peminjaman dana

modal bergulir diturunkan dipilihlah orang-orang yang jujur dan benar

kepribadiannya.

B. Saran

1. BAZNAS Kabupaten Tangerang sebaiknya menginstruksikan kepada UPZ di

tingkat Kecamatan di seluruh wilayahnya agar mendata jumlah masjid di wilayahnya

lalu mendatangi setiap pengurus Dkm masjid untuk diajak membentuk UPZ agar

bermitra dengan BAZNAS Kabupaten Tangerang dalam menghimpun dana ZIS dan

menyalurkannya, agar penerimaan ZIS di BAZNAS Kabupaten Tangerang meningkat

dan yang terpenting agar penyaluran ZIS menjadi tepat sasaran dan merata.

2. BAZNAS Kabupaten Tangerang diharapkan menambah alokasi dana untuk

Program pemberdayaan ekonomi yang bersifat Produktif, agar para mustahik

kedepannya bisa menjadi muzaki.

3. Pemerintah harus bersikap tegas dengan membuat undang-undang yang

memberikan sanksi kepada orang-orang kaya muslim yang tidak mau membayar

kewajiban zakat minimal 50% melalui BAZNAS karena mayoritas penduduk NKRI

adalah beragama Islam, hal ini perlu dilakukan agar dana ZIS tadi dapat dikelola

dengan baik dan dapat menghindari dari kelalaian dan kesengajaan muzaki dari tidak

membayar zakat.

Page 82: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

73

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan

Social. Jakarta: UI Press, 2003.

Ali, Muhammad Daud. Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf. Jakarta: UI Press,

1988.

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007.

Bariadi, Lili dkk. Zakat dan Wirausaha. Ciputat: CED, 2005.

Bariyah, N.Oneng Nurul, Ed. Total Quality Management Zakat: Prinsip dan Praktik

Pemberdayaan Ekonomi. Wahana Kardofa FAI UMJ, 2012.

BAZDA Kabupaten Tangerang. Pedoman Zakat. Tangerang, 2007.

BAZNAS Kabupaten Tangerang, Profil BAZNAS Kabupaten Tangerang: Progam

Kerja BAZNAS Kabupaten Tangerang Tahun 2014. Tangerang.

BAZNAS Kabupaten Tangerang, Progam Pendayagunaan dana ZIS Tahun 2012,

Progam Kerja BAZNAS Tahun 2013, Progam Kerja BAZNAS Tahun 2014.

Tangerang.

Dikutip dari Solo Pos, 16 September 2008.

Djazuli dan Yadi Janwari. Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat. Jakarta: PT.Raja

Grafindo Persada, 2005.

Fakhruddin. Fiqh dan Manajemen Zakat Di Indonesia. Malang: UIN Malang Press,

2008.

Hafidhuddin, Didin. The Power Of Zakat: Studi Perbandingan Pengelolaan Zakat

Asia Tenggara. UIN Malang Press, 2008.

Hafidhuddin, Didin. Zakat Dalam Perekonomian Modern. Jakarta: Gema Insani,

2002.

Page 83: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

74

Hariadi, Bambang. Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis.

Malang: Bayumedia Publishing, 2005.

Kuncoro, Mudrajad. Strategi: Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Jakarta:

Erlangga, 2006.

Mursyidi. Akuntansi Zakat Kontemporer. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2006.

Nawawi, Hadari. Manajemen Strategik: Organisasi Non Profit bidang Pemerintahan.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2003.

Qardawi, Yusuf. Hukum Zakat. Bogor: Litera Antar Nusa, 1996.

Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana, 2009.

Yusanto, Ismail dan M.Karebet Widjajakusuma. Manajemen Strategis Perspektif

Syariah. Jakarta: Khairul Bayan, 2003.

Wawancara Pribadi dengan Bapak Abdul Mufti, Staf Tata Usaha. Tangerang, 10

September 2015.

Wawancara Pribadi dengan Bapak Atjang, Staf Tata Usaha. Tangerang, 10 September

2015.

Wawancara Pribadi dengan Bapak Triyoso, Bendahara Penerima. Tangerang, 10

September 2015.

Wawancara Pribadi dengan Ibu Khoeroyaroh, Tim Ekonomi Zakat Dana Bergulir.

Tangerang, 10 September 2015.

http://m.inilah.com/news/detail/2018443/total-zis-kota-bogor-2013-capai-rp1226-

miliar.

http://pusat.baznas.go.id/upz/.

http://senengemaca.blogspot.com/2012/08/unsur-unsur-dalam-strategi-

pembelajaran.html.

http://tangerangekspres.com/zakat-infak-target-penerimaan-baznas-kabupaten-serang-

rp-7-m/.

http://chikacimoet.blogspot.co.id/2013/02/pemberdayaan-masyarakat.html.

Page 85: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

PEDOMAN WAWANCARA

Pertanyaan Wawancara:

1. Bagaimana strategi yang dilakukan BAZNAS Kabupaten Tangerang dalam

mengelola dana zakat?

2. Apa saja progam pemberdayaan ekonomi produktif yang ada di BAZNAS

Kabupaten Tangerang?

3. Adakah target yang ditetapkan dalam penerimaan dana ZIS? Berapa jumlah target

penerimaan dana ZIS pada tahun 2013?

4. Bagaimana tata cara pendistribusian bantuan dana modal bergulir?

5. Apa saja persoalan/kendala/hambatan yang dihadapi pengurus BAZNAS

Kabupaten Tangerang di lapangan?

Jawaban Wawancara:

1. Strategi yang dilakukan Baznas Kabupaten Tangerang dalam menghimpun dana

ZIS adalah dengan cara membentuk UPZ. Setelah UPZ di masing-masing wilayah

kerjanya berhasil mengumpulkan dana ZIS, maka setiap UPZ menyetorkan dana

tersebut dengan cara dikirim ke BAZNAS Kabupaten Tangerang melalui 3 nomer

rekening Bank BJB yang ada yaitu No.Rek zakat 0120030004199, No.Rek infak

0120030072651 dan No.Rek shodaqoh 0301003467.

2. Progam pemberdayaan ekonomi yang dilakukan BAZNAS Kabupaten Tangerang

semuanya ada tercantum di buku Progam kerja BAZNAS tahun 2014.

3. Ya ada targetnya, Target penerimaan dana ZIS pada tahun 2013 sejumlah 6

milyar bahkan target tertingginya 16 milyar, namun jumlah penerimaan ZIS pada

tahun 2013 Hanya mencapai angka 2,89 milyar. Ini sangat jauh melenceng dari

jumlah yang di targetkan yang 6 milyar, bahkan untuk mencapai angka 50% dari

target saja tidak sanggup.

Page 86: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

4. Cara pendistribusian bantuan dana modal bergulir adalah melalui lembaga majlis

ta’lim, setiap lembaga majlis ta’lim yang terkordinir oleh BAZNAS Kabupaten

Tangerang dikucurkan dana sebesar Rp.2.000.000. yang kemudian ditunjuklah guru

dari majlis ta’lim itu sebagai kordinator untuk memberikan dana itu kepada 4 orang

anggota masing-masing mendapatkan @500.000. untuk dipinjamkan bagi yang

memiliki usaha yang nantinya cara pembayarannya dicicil perbulan murni tidak ada

riba sampai 5-10 bulan tergantung kesanggupannya dengan tujuan supaya

mengajinya tambah rajin, selanjutnya guru ngaji itu pun yang bertanggungjawab

melaporkan bagaimana perkembangan pembayaran cicilannya apakah lancar atau

macet. Usaha yang dijalankan oleh anggota majlis ta’lim diantaranya adalah dagang

gado-gado, nasi uduk, warung, gorengan dan lain lain. Juga ada yang melalui

Kecamatan, ada 29 Kecamatan yang ada di BAZNAS Kabupaten Tangerang, setiap

Kecamatan dikucurkan dana yang kemudian ditunjuklah bagian KESOS

(Kesejahteraan Sosial) atau Ketua UPZ Kecamatan itu sebagai kordinator untuk

memberikan dana itu kepada 7 orang anggota yang memiliki usaha.

5. Persoalan yang dihadapi pengurus BAZNAS Kabupaten Tangerang di lapangan

pasti ada saja, misalnya Kurangnya Kesadaran Zakat Masyarakat, Dalam hal ini

masyarakat di wilayah Kabupaten Tangerang dalam berzakat masih banyak yang

membayar zakat langsung diberikan kepada para tokoh masyarakat, kiayi, guru ngaji,

dkm masjid dan mushola serta orang fakir miskin yang mereka kenal, sehingga

terjadi penumpukan zakat pada individu dan tempat itu. Juga banyak masyarakat

yang belum paham agar pembayaran zakatnya diberikan ke BAZNAS sebagai salah

satu badan zakat yang resmi. Jarak Tempuh, Dalam hal ini jauhnya jangkauan jarak

yang ditempuh ke seluruh wilayah Kabupaten Tangerang yang luas yaitu terbagi

menjadi 29 Kecamatan. SDM, Dalam hal ini sumber daya manusia yang berkualitas

(berpendidikan tinggi) diperlukan untuk dijadikan sebagai tenaga ahli di bidangnya

masing-masing, akan tetapi BAZNAS Kabupaten Tangerang terkendala masalah

biaya operasionalnya yang tidak cukup untuk memberikan gaji bagi tenaga ahli itu.

Page 87: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …

Selama ini pun honor dan biaya operasional ditanggung dan dibiayai oleh dana

APBD Kabupaten Tangerang. Masa Peralihan/Pergantian Pengurus, Karena ada

peraturan baru BAZNAS No 3 tahun 2014 Pasal 31 disebutkan Susunan Organisasi

BAZNAS Kabupaten/Kota agar diperbarui secepatnya sesuai kriteria di peraturan

baru itu, Peraturan BAZNAS ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkannya yaitu pada

tanggal 13 Oktober 2014, Namun pada kenyataannya ketika penulis mulai meminta

izin untuk penelitian skripsi pada November 2014, dikatakan bahwa di BAZNAS

Kabupaten Tangerang sedang dalam Masa Peralihan dan Pergantian Pengurus, lalu

ternyata sampai September 2015 ini belum ada pergantian pengurus di BAZNAS

Kabupaten Tangerang secara resmi yaitu dengan diadakan Pelantikan Pengurus Baru.

Hal ini sangat mengganggu kegiatan pengelolaan ZIS pada tahun 2015, bahkan dari

salah satu staf menyatakan tidak dibayar gajinya selama 5 bulan dari januari sampai

mei, beberapa pengurus pun mundur dari jabatannya akibat dari ketidakjelasan kapan

pergantian pengurus ini dilaksanakan ketika awal tahun 2015. Dana Modal Bergulir

Macet yaitu Pembayaran terhadap cicilan bantuan dana modal bergulir yang

diberikan BAZNAS Kabupaten Tangerang kepada penerima yaitu pengusaha kecil

sebagiannya mengalami macet/susah untuk ditagih dengan berbagai alasan, ini

menjadi kendala yang menyebabkan dana yang seharusnya berputar di kalangan

anggota terus secara bergantian, bahkan dana tersebut malah habis sebagiannya

karena si penerima bantuan dana modal bergulir baik yang melalui majlis ta’lim dan

juga UPZ Kecamatan tidak bisa membayar cicilan perbulannya.

Page 88: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …
Page 89: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …
Page 90: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …
Page 91: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …
Page 92: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …
Page 93: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …
Page 94: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …
Page 95: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …
Page 96: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …
Page 97: STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT SECARA PRODUKTIF …