5 PEMBAHASAN

6
3 BAB II PEMBAHASAN I. KONSEP DASAR PENYAKIT A.Definisi Asma adalah gangguan pada saluran bronkhial dengan ciri bronkospasme periodik (kontraksi spasme pada saluran napas). Asma merupakan penyakit komplek yang dapat diakibatkan oleh faktor biokimia, endokrin, infeksi, anatomik, dan psikologi (Abdul Mukhti, 2008, hlm.45). Asma bronkhial merupakan keadaan imflamasi kronis yang menyebabkan obstruksi saluran pernapasan secara reversibel (Davey Patrick, 2005, hlm.178). Asma Bronchiale adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten reversibel dimana trakea dan bronki berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. (Smeltzer, 2001) Asma bronchiale merupakan penyakit saluran nafas yang ditandai oleh penyempitan bronkus akibat adanya hipereaksi terhadap suatu perangsangan langsung/fisik ataupun tidak langsung. (Dahlan, 2009). B.Klasifikasi

Transcript of 5 PEMBAHASAN

5

BAB IIPEMBAHASANI. KONSEP DASAR PENYAKIT

A. Definisi

Asma adalah gangguan pada saluran bronkhial dengan ciri bronkospasme periodik (kontraksi spasme pada saluran napas). Asma merupakan penyakit komplek yang dapat diakibatkan oleh faktor biokimia, endokrin, infeksi, anatomik, dan psikologi (Abdul Mukhti, 2008, hlm.45).

Asma bronkhial merupakan keadaan imflamasi kronis yang menyebabkan obstruksi saluran pernapasan secara reversibel (Davey Patrick, 2005, hlm.178).Asma Bronchiale adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten reversibel dimana trakea dan bronki berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. (Smeltzer, 2001)

Asma bronchiale merupakan penyakit saluran nafas yang ditandai oleh penyempitan bronkus akibat adanya hipereaksi terhadap suatu perangsangan langsung/fisik ataupun tidak langsung. (Dahlan, 2009).

B. Klasifikasi

Menurut Brunner & Suddart (2002, hlm.611) klasifikasi asma terbagi menjadi 3 yaitu: asma alergik / ekstrinsik, asma idiopatik / intrinsik, dan asma campuran.

1. Asma alergik / ekstrinsik

Merupakan suatu jenis asma yang disebabkan oleh allergen (misalnya ; bulu binatang, debu, ketombe, tepung sari, makanan, dan lain-lain). Alergen yang paling umum adalah allergen yang perantaraan penyebarannya melalui udara (airbone), dan allergen yang muncul secara musiman (seasonal).

2. Asma idiopatik / non-alergik asma / instrinsikMerupakan jenis asma yang tidak berhubungan secara langsung dengan allergen spesifik factor seperti common cold, ISPA, aktivitas, emosi dan polusi lingkungan yang dapat menimbulkan serangan asma.3. Asma campuran (mixed asmha)

Merupakan bentuk asma yang paling sering dikarakteristikan dengan bentuk kedua jenis asma alergik dan idiopatik (non-alergik).

C. Etiologi

Etiologi Sampai saat ini, etiologi asma belum diketahui dengan pasti. Namun suatu hal yang sering kali terjadi pada semua penderita asma adalah fenomena hiperakivitas bronchus. Bronkus penderita asma sangat peka terhadap rangsang imunologi maupun nonimunologi. Karena sifat tersebut, maka serangan asma mudah terjadi akibat berbagai rangsangan fisik, metabolism, kimia, allergen, infeksi, dan sebagainya. Faktor penyebab yang sering menimbulkan asma perlu diketahui dan sedapat mungkin dihindarkan.

Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asma bronkhial. 1. Faktor predisposisi

Genetik

Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan. 2. Faktor presipitasi

a. Alergi Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

1) Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan. Contoh : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi

2) Ingestan, yang masuk melalui mulut. Contoh : makanan dan obat-obatan

3) Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit. Contoh : perhiasan, logam dan jam tangan b. Perubahan cuaca

Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan, musim kemarau.

c. Stress

Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami stress/gangguan emosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.

d. Lingkungan kerja

Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.

e. Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat

Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau olah raga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.D. Patofisiologi

Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhiolus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara: seseorang alergi membentuk sejumlah antibodi IgE abnormal reaksi alergi. Pada asma, antibodi ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan bronkhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibodi IgE orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrien), faktor kemotaktik eosinofilik, dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor ini akan menghasilkan edema lokal pada dinding bronkhiolus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkhiolus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat.Pada asma, diameter bronkhiolus berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama ekspirasi paksa menekan bagian luar bronkhiolus. Bronkhiolus sudah tersumbat sebagian maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi.pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat tetapi hanya sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesulitan mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal in dapat menyebabkan barrel chest.3