5. BAB I-III.docx

13
I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas perikanan dikenal sebagai bahan pangan yang tergolong mudah dan cepat mengalami penurunan mutu (perishable food). Ikan termasuk komoditi yang mudah busuk karena kandungan protein dan air yang cukup tinggi pada tubuhnya. Ikan hanya dapat bertahan 5-8 jam di udara terbuka sebelum mulai mengeluarkan bau busuk dan makin cepat membusuk bila tidak segera mendapat penanganan khusus. Udang Indonesia merupakan salah satu komoditas utama dalam industrialisasi perikanan budidaya karena memiliki nilai ekonomis dan permintaan pasar tinggi. Berdasarkan data KKP, nilai ekspor semester I 2013 adalah sebesar 1,97 miliar dolar AS atau sebanyak 36,7 persen dari keseluruhan ekspor produk dari sektor kelautan dan perikanan. Produksi udang nasional relatif stabil. Kondisi ini menunjukkan usaha tambak udang memberikan nilai ekonomi yang layak dan menguntungkan.

Transcript of 5. BAB I-III.docx

Page 1: 5. BAB I-III.docx

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Komoditas perikanan dikenal sebagai bahan pangan yang tergolong mudah

dan cepat mengalami penurunan mutu (perishable food). Ikan termasuk komoditi

yang mudah busuk karena kandungan protein dan air yang cukup tinggi pada

tubuhnya. Ikan hanya dapat bertahan 5-8 jam di udara terbuka sebelum mulai

mengeluarkan bau busuk dan makin cepat membusuk bila tidak segera mendapat

penanganan khusus.

Udang Indonesia merupakan salah satu komoditas utama dalam

industrialisasi perikanan budidaya karena memiliki nilai ekonomis dan permintaan

pasar tinggi. Berdasarkan data KKP, nilai ekspor semester I 2013 adalah sebesar

1,97 miliar dolar AS atau sebanyak 36,7 persen dari keseluruhan ekspor produk

dari sektor kelautan dan perikanan. Produksi udang nasional relatif stabil. Kondisi

ini menunjukkan usaha tambak udang memberikan nilai ekonomi yang layak dan

menguntungkan. Sentra-sentra produksi utama tambak udang adalah Jawa Timur,

Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Lampung dan Jawa Barat.

Udang Rebon merupakan salah satu jenis udang kecil. Udang ini tersebar

luas hampir di seluruh laut di Indonesia. Udang rebon adalah salah satu Famili

Penaeidae, Genus Penaeus. Dengan kulit agak keras, tetapi tidak kaku.

Di mancanegara, udang rebon dikenal dengan nama terasi shrimp. Boleh

jadi karena rebon jarang sekali dikonsumsi segar, melainkan dalam berbagai

bentuk olahan seperti abon, kerupuk udang, dan yang paling fenomenal adalah

terasi.

Page 2: 5. BAB I-III.docx

Udang rebon ternyata kaya akan protein dan mineral. Zat-zat yang

dikandungnya bahkan mampu menangkal osteoporosis, meningkatkan HDL

(kotsterol baik), sekaligus menurunkan kadar LDL (kolesterol jahat) dan lemak.

1.2. Tujuan

Mengetahui komoditas konsumsi dan non konsumsi pada udang rebon.

Page 3: 5. BAB I-III.docx

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Deskripsi Udang Rebon

Penyebaran udang di Indonesia hampir meliputi seluruh perairan

Indonesia, mulai dari perairan barat Indonesia hingga ke perairan sebelah timur,

terutama daerah pesisir pantai atau daerah intertidal.

Udang rebon adalah salah satu Famili Penaeidae, Genus Penaeus. Dengan

kulit agak keras, tetapi tidak kaku. Mempunyai tanda istimewa pada badan

terdapat ban ungu hitam dan pada masing-masing ruas terdapat 2 ban. Warna

tersebut jelas sekali pada udang yang masih hidup. Warna kaki pada umumnya

berwarna merah. Memiliki ukuran Panjang badan dapat mencapai 35 cm dan

umumnya berukuran 20 – 25 cm. Bernama latin mysis sedangkan nama

internasionalnya trasi shrimp.

2.2. Kandungan Gizi dalam Udang Rebon

Selama ini udang rebon sering dikategorikan sebagai udangnya kaum

marginal. Dibandingkan dengan udang lainnya, rebon jauh lebih murah harganya.

Namun, dari nilai gizi, udang rebon tidak kalah dari jenis udang lain. Kandungan

gizi pada setiap 100g Udang Rebon dapat dilihat pada tabel sebagai berikut

Kandungan Gizi Udang Rebon Kering Udang Rebon Segar

Energi (kkal) 299 81

Protein (g) 59,4 16,2

Lemak (g) 3,6 1,2

Karbohidrat (g) 3,2 0,7

Kalsium (mg) 2306 757

Page 4: 5. BAB I-III.docx

Fosfor (mg) 265 292

Besi (mg) 21,4 2,2

Vitamin A 0 60

Vitamin B1 (mg) 0,06 0,04

Air (g) 21,6 79,0

Seperti hewan air lainnya, udang rebon merupakan sumber protein hewani

yang sangat baik. Seratus gram udang rebon segar mengandung protein sebesar

16,2 gram. Kandungan ini hampir sama dengan kandungan protein pada udang

segar. Protein berperan penting dalam pembentukan sel-sel dan jaringan baru

tubuh untuk memelihara pertumbuhan dan perbaikan jaringan yang rusak.

Keunggulan lain dari udang adalah kandungan kalsiumnya yang tinggi.

Seratus gram udang rebon segar mengandung 757 mg kalsium, sedangkan dalam

100 gram udang rebon yang sudah dikeringkan sebanyak 2.306 mg. Dengan

demikian, konsumsi udang rebon sangat baik untuk mencegah osteoporosis.

Page 5: 5. BAB I-III.docx

III. PEMBAHASAN

3.1. Komoditas Konsumsi

Udang Rebon lebih sering diaplikasikan menjadi bahan konsumsi. Hal ini

dikarenakan kandungan gizi yang baik jika diolah dan dikonsumsi. Salah satu

Contoh olahan yang berbahan dasar dari udang rebon adalah sebagai berikut

3.1.1. Terasi

Terasi merupakan produk berbentuk seperti pasta, berwarna merah

kecoklatan, dibuat dari udang atau ikan yang berukuran kecil dan

mempunyai aroma yang kuat (Rahman, 1992). Rebon dapat digunakan

sebagai bahan baku pembuatan terasi karena rebon tersebut memiliki kulit

dan cangkang yang lunak sehingga memungkinkan untuk dihancurkan

secara sempurna (Suprapti, 2002).

Selain Udang Rebon sebagai bahan utama, juga terdapat bahan lain

seperti tepung tapioka, tepung beras, dan garam. Pembutan terasi rebon

menggunakan proses fermentasi. Dalam pembuatan produk-produk

fermentasi ikan/udang lainnya juga ditambahkan garam dalam jumlah

Page 6: 5. BAB I-III.docx

yang optimum untuk merangsang pertumbuhan bakteri asam laktat. Oleh

karena itu fermentasi dalam ikan/udang seringkali merupakan gabungan

antara fermentasi garam dengan fermentasi asam laktat. Pada fermentasi

asam laktat terjadi proses otolisis atau enzimatis dengan adanya aktivitas

bakteri halofilik atau halotoleran. Fermentasi asam laktat berlangsung

secara anaerobik oleh mikrobia anaerob atau obligat anaerob. (Susanto,

1993)

Terasi sudah dikenal luas oleh masyarakat di Indonesia. Terasi

sering digunakan sebagai bahan masakan khas Indonesia, salah satu

contohnya adalah sambal terasi. Selain di Indonesia, terasi juga dikenal di

luar negeri dengan nama shrimp paste.

Page 7: 5. BAB I-III.docx

3.1.2. Petis

Petis sebenarnya merupakan hasil samping dari proses pengolahan

masakan yang mengandung ikan atau udang (terutama dari hidangan

berkuah) yang dipanasi hingga airnya habis dan bentuknya menjadi seperti

pasta atau lebih padat lagi. Pada dasarnya, petis merupakan produk

pangan yang awet, karena kadar gulanya cukup tinggi (seperti halnya

kecap). Umur simpan petis antara 3 - 12 bulan, tergantung dari proses

pengemasan dan penyimpanannya.

Cara pembuatan petis berasal dari udang yang ditambahkan gula

pasir atau gula merah. Kemudian campuran tersebut dirbeus dan

didiamkan sampai berubah menjadi setengah kental. Selanjutnya

ditambahkan garam sambil diaduk dan direbus hingga menjadi adonan

yang kental.

3.2. Komoditas Non-Konsumsi

Page 8: 5. BAB I-III.docx

Udang rebon selain untuk dikonsumsi, juga memiliki fungsi lain yaitu

sebagai pakan buatan untuk ikan. Udang rebon tersebut sebelumnya diubah

menjadi tepung dan dicampur untuk dijadikan pelet. Tepung Udang Rebon

berperan baik dalam pewarnaan untuk ikan Koi karena mengandung karotenoid

jenis astaxsanthin. Udang Rebon memiliki kandungan protein yang setara dengan

tepung ikan. Tetapi penggunaan tepung Udang Rebon sebagai bahan tambahan

dalam pakan tidak boleh melebihi batas. Karena kadar fluoride pada Udang Rebon

akan membahayakan ikan jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak.

IV. KESIMPULAN

Page 9: 5. BAB I-III.docx

Udang Rebon merupakan salah satu jenis udang kecil. Udang ini tersebar

luas hampir di seluruh laut di Indonesia. Udang rebon memiliki nilai ekonomis

yang tinggi karena dapat diolah dan dikonsumsi. Contoh hasil olahannya adalah

terasi dan petis. Selama ini udang rebon sering dikategorikan sebagai udangnya

kaum marginal. Dibandingkan dengan udang lainnya, rebon jauh lebih murah

harganya. Namun, dari nilai gizi, udang rebon tidak kalah dari jenis udang lain.

Selain menjadi konsumsi, Udang ini dapat dijadikan tepung rebon. Tepung Rebon

tersebut dapat diolah lagi dan dijadikan pellet untuk pakan ikan karena kandungan

gizi yang baik