5 BAB I bgm

5
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai anak balita adalah anak yang menginjak usia diatas satu tahun atau lebih populer dengan pengertian usia anak dibawah lima tahun (Muaris.H, 2006 dalam Kemenkes, 2015) atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 12- 59 bulan (Kemenkes, 2015). Masa balita merupakan usia penting dalam tumbuh kembang anak secara fisik. Pada usia tersebut, pertumbuhan seorang anak sangatlah pesat sehingga memerlukan asupan zat gizi yang sesuai dengan kebutuhannya (Muaris,2006, dalam Yuandari, 2012). Kondisi kecukupan gizi sangatlah berpengaruh dengan kondisi kesehatan balita secara berkesinambungan pada masa mendatang (Muaris,2006, dalam Yuandari, 2012). Ibu yang mengalami kekurangan gizi pada saat hamil atau anak yang mengalami kekurangan gizi pada usia dua tahun pertama, maka pertumbuhan serta perkembangan fisik dan mentalnya akan

description

BAB I bgm

Transcript of 5 BAB I bgm

Page 1: 5 BAB I bgm

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai anak balita adalah anak

yang menginjak usia diatas satu tahun atau lebih populer dengan pengertian usia anak

dibawah lima tahun (Muaris.H, 2006 dalam Kemenkes, 2015) atau biasa digunakan

perhitungan bulan yaitu usia 12- 59 bulan (Kemenkes, 2015). Masa balita merupakan

usia penting dalam tumbuh kembang anak secara fisik. Pada usia tersebut, pertumbuhan

seorang anak sangatlah pesat sehingga memerlukan asupan zat gizi yang sesuai dengan

kebutuhannya (Muaris,2006, dalam Yuandari, 2012).

Kondisi kecukupan gizi sangatlah berpengaruh dengan kondisi kesehatan balita

secara berkesinambungan pada masa mendatang (Muaris,2006, dalam Yuandari, 2012).

Ibu yang mengalami kekurangan gizi pada saat hamil atau anak yang mengalami

kekurangan gizi pada usia dua tahun pertama, maka pertumbuhan serta perkembangan

fisik dan mentalnya akan lambat. Setiap tahun lebih dari sepertiga kematian anak di

dunia berkaitan dengan masalah kurang gizi. Status gizi balita merupakan salah satu

indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat (Profil Kesehatan

Indonesia, 2013).

Status gizi pada anak balita diukur berdasarkan umur (U), berat badan (BB), dan

tinggi badan (TB). Variabel BB dan TB/ PB anak balita disajikan dalam bentuk tiga

indeks antropometri, yaitu BB/U, TB/ U, dan BB/TB (Supariasa, 2014). Salah satu cara

penilaian status gizi Balita adalah dengan pengukuran antropometri yang menggunakan

indeks Berat badan menurut Umur maupun menurut Tinggi badan (Dinkes Kabupaten

Page 2: 5 BAB I bgm

Sidoarjo, 2012). Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva

pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri Berat badan menurut Umur

(Kemenkes, 2010).

Menurut Riskesdas 2013, kecenderungan prevalensi status gizi anak balita

menurut indeks BB/ U terlihat prevalensi balita kekurangan gizi meningkat dari tahun

2007 ke tahun 2013. Pada tahun 2007 terdapat 18,4% balita kekurangan gizi, tahun 2010

terdapat 17,9% balita kekurangan gizi, dan tahun 2013 terdapat 19,6% (Profil Kesehatan

Indonesia, 2013). Persentase balita menurut indeks BB/U pada tahun 2012 di Provinsi

Jawa Timur terdapat 84,4% balita dengan berat badan normal, 2,9% balita dengan berat

badan lebih, 10,3% balita dengan berat badan kurang, dan 2,3 % balita dengan berat

badan sangat kurang (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2013). Menurut data Dinas

Kesehatan Kabupaten Sidoarjo tahun 2011, berdasarkan hasil penimbangan pada tahun

2011 terdapat 5,81% balita Bawah Garis Merah (BGM) dan pada tahun 2010 terdapat

2,13% balita Bawah Garis Merah (BGM). Persentase kasus balita Bawah Garis Merah

(BGM) di Kabupaten Sidoarjo makin meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2010.

Berdasarkan hal yang diuraikan diatas, maka perlu dilakukan penelitian untuk

mengetahui beberapa faktor risiko yang mempengaruhi kejadian BGM pada balita di

Desa Kepuh Kiriman wilayah kerja Puskesmas Waru Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah ada beberapa faktor risiko yang

mempengaruhi kejadian BGM pada balita?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penilitian ini adalah untuk mengetahui beberapa faktor

risiko yang mempengaruhi kejadian BGM pada balita.

Page 3: 5 BAB I bgm

2. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi beberapa faktor risiko yang mempengaruhi kejadian Bawah

Garis Merah (BGM) pada balita.

2. Menganalisis beberapa faktor risiko tersebut yang mempengaruhi kejadian

Bawah Garis Merah (BGM) pada balita.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Masyarakat

Dengan adanya penelitian ini, masyarakat diharapkan dapat

mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kejadian BGM pada balita

supaya angka kejadian BGM dapat diminimalisasi.

2. Bagi Petugas Kesehatan dan Pemerintah

Sebagai bahan referensi bagi para petugas kesehatan dan pemerintah

sehingga mereka dapat memberikan informasi, arahan kepada masyarakat tentang

faktor-faktor yang dapat meningkatkan angka kejadian BGM pada balita dan

menyusun rencana sebagai usaha menekan kejadian balita Bawah Garis Merah

(BGM).

3. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini diharapkan mendapatkan

tambahan ilmu dan pengalaman, sehingga dapat menyampaikan

pada masyarakat tentang cara-cara untuk mengatasi faktor-faktor

yang mempengaruhi kejadian BGM.