4.RKS DAKguntung

download 4.RKS DAKguntung

of 15

Transcript of 4.RKS DAKguntung

  • 8/18/2019 4.RKS DAKguntung

    1/15

    RENCANA KERJA DAN SYARAT 

    Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan

    1. PENJELASAN UMUM PEKERJAAN

    1.1. NAMA DAN LOKASI PEKERJAAN

    Nama pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Peningkatan Saluran Irigasi D.I.

    Guntung (DAK TA. 2016).

    Lokasi pekerjaan terletak di Kec. Waru. Letak lokasi kegiatan pembangunan dapat dilihat

    pada gambar rencana.

    Sarana jalan darat untuk mencapai lokasi pekerjaan saluran irigasi tersebut dapat

    menggunakan Jalan Propinsi Kecamatan Waru, sehingga sarana lalu lintas laut tidak

    perlu diadakan lagi.

    1.2. LINGKUP PEKERJAAN

    Saluran irigasi yang akan ditingkatkan merupakan usaha penyediaan dan pengaturan air

    untuk menunjang pertanian, baik air pemukaan maupun air tanah.

     Adapun pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:

      Pekerjaan Persiapan;

      Pekerjaan Tanah;

      Pekerjaan Pasangan;

      Pekerjaan Lain-lain.

     Adapun lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana (secara

    garis besar) adalah sebagai berikut:

      Penggalian tanah sebagai akibat pendangkalan muka saluran;

      Pemasangan pasangan batu pada saluran irigasi;

      Pembersihan saluran irigasi yang tidak terpasang pasangan batu.

    1.3. PENGAWASAN PEKERJAAN

    Untuk melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan, Dinas Pekerjaan

    Umum akan menunjuk Konsultan Supervisi dan/atau menugaskan Direksi Pengairan

    untuk melakukan pengawasan.

    Pemberitahuan akan hal ini akan disampaikan oleh Dinas Pekerjaan Umum kepada

    Kontraktor Pelaksana secara tertulis.

  • 8/18/2019 4.RKS DAKguntung

    2/15

    RENCANA KERJA DAN SYARAT

    Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan2 

    2. SYARAT-SYARAT UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN

    2.1. PERSYARATAN UMUM

    a. Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu pada:

      Syarat-Syarat Khusus Kontrak;

      RKS/Spesifikasi Teknis;

      Gambar teknis, detail, dan gambar kerja;

      Risalah Aanwijzing;

      Keputusan Direksi.

    b. Apabila terjadi perbedaan teknis/persepsi tentang  pelaksanaan maka diharuskan

    berkonsultasi dengan Konsultan Supervisi dan mendapat persetujuan pihak Direksi

    Pengairan;

    c. Daerah area kerja akan diserahkan kepada Kontraktor Pelaksana (selama

    pelaksanaan) dalam keadaan seperti diwaktu pemberian kerja dan dianggap bahwa

    Kontraktor Pelaksana mengetahui benar-benar mengenai:

      Letak bagian/area konstruksi yang akan dibangun;

      Batas-batas serta lingkup maupun keadaannya;

      Keadaan fisik bangunan sesuai dengan gambar.

    d. Kontraktor Pelaksana diharuskan menyerahkan contoh material/bahan/barangsebelum digunakan/dipasang di lapangan;

    e. Pengawasan terus menerus terhadap pelaksanaan penyelesaian/perapihan, harus

    dilakukan oleh tenaga-tenaga dari pihak Kontraktor Pelaksana yang benar-benar

    ahli;

    f. Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi pengadaan material, tenaga kerja dan

    peralatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan yang termasuk

    dalam kontrak;

    g. Semua barang-barang yang tidak berguna selama pelaksanaan pembangunan harus

    dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.

    2.2. ISTILAH DAN DEFINISI

    a. Pembersihan medan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar

    dan pembabatan rumput liar yang tumbuh sepanjang dasar saluran, talud luar dan

    dalam, serta di atas tanggul saluran, sehingga profil saluran terlihat rapih kembali

    seperti sebelumnya.

    b. Kupasan/stripping adalah penggalian humus (tanah organik) berikut rumput yang

    akan dilakukan pada semua dasar tanggul, pada lokasi material galian yang dipakai

    kembali sebagai bahan timbunan, pada semua dasar jalan, pada lokasi Borrow pit

    yang disetujui, dalam batas tanah Daerah Milik Irigasi (DMI).

    c. Galian tanah biasa adalah pekerjaan galian dengan material hasil galian berupa

    tanah pada umumnya, yang dengan mudah dapat dilakukan dengan Excavator.

    Seluruh galian harus dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang yangditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar kerja

    atau sesuai dengan yang diarahkan / ditunjukkan oleh Direksi.

    d. Timbunan tanah kembali dari hasil galian adalah kegiatan penimbunan baik untuk

    tanggul maupun untuk di belakang bangunan dengan mempergunakan bahan

    timbunan dari hasil galian yang secara spesifikasi teknis bahan tersebut dapat

    dipertangung jawabkan.

    e. Timbunan tanah dengan material dari borrow area adalah kegiatan penimbunan

    baik untuk tanggul maupun untuk di belakang bangunan dengan mempergunakan

    bahan timbunan dari galian pada suatu lokasi borrow dengan jenis dan kualitas

    tanah yang tertentu dan Kontraktor Pelaksana mengeluarkan biaya untuk pengadaan

    material tanah timbunan tersebut.

  • 8/18/2019 4.RKS DAKguntung

    3/15

    RENCANA KERJA DAN SYARAT

    Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan3 

    f. Disposal Area adalah daerah-daerah tempat pembuangan hasil galian yang tidak

    dapat dipakai sebagai material timbunan.

    g. Quarry adalah daerah-daerah yang tanahnya dapat diambil dan memenuhi syarat

    untuk material timbunan.

    h. Pasangan batu terdiri dari batu sungai atau gunung dan setiap batu harus

    mempunyai berat antara 6 kg sampai 25 kg, akan tetapi batu yang lebih kecil dapat

    dipakai atas persetujuan Direksi. Ukuran maksimum harus memperhatikan tebal

    dinding, tetapi harus memperhatikan batasan berat seperti tercantum diatas.

    i. Siaran adalah adukan yang dipasang diantara batu-batu yang harus dikorek sampai

    kedalaman 1 - 2 cm dibawah permukaan batu untuk jenis siar rata dan siar timbul,

    dan 2 - 3 cm untuk jenis siar tenggelam.

     j. Plesteran adalah pasangan dengan adukan 1 PC : 3 Psr yang harus dipasang pada

    bagian atas dari dinding, ujung-ujung saluran pasangan, dan untuk 0.10 m dibawah

    tepi atas atau sesuai dengan yang tertera pada gambar.

    k. Beton adalah pasangan yang terdiri dari campuran antara semen, pasir dan kerikil

    dalam ukuran tertentu yang telah ditetapkan, sesuai yang tercantum dalam gambar

    kontrak. Proporsi campuran beton akan ditentukan oleh Direksi agar didapatkan

    produksi beton yang awet dan ekonomis dan mempunyai kekuatan yang setara

    dengan waktu dan derajat kekuatan, dengan perhitungan kondisi tekanan, alamterbuka dan pertimbangan lain.

    2.3. RENCANA KERJA

    2.3.1. Metode Pelaksanaan

    Kontraktor Pelaksana diwajibkan membuat dan menyampaikan metode pelaksanaan

    yang rinci untuk setiap jenis pekerjaan, dan disampaikan dalam Pre Construct ion

    Meeting (PCM)   untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Supervisi dan Direksi

    Pengairan.

    Walaupun metode pelaksanaan telah mendapat persetujuan, Kontraktor Pelaksana

    bertanggung jawab penuh terhadap metode pelaksanaan yang diusulkan. Kesalahanyang ditimbulkan akibat dari metode pelaksanaan pekerjaan tersebut sepenuhnya

    menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana termasuk resiko biayanya.

    2.3.2. Master Time Schedule

    Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus mengajukan Master

    Time Schedule kepada Direksi Pengairan untuk mendapatkan persetujuan. Master Time

    Schedule ini memuat jadual pelaksanaan dengan detail yang menunjukkan urutan

    kegiatan selama pekerjaan berlangsung.

    Master Time Schedule yang telah disetujui oleh Direksi Pengairan sepenuhnya menjadi

    tanggung jawab Kontraktor Pelaksana yang menyusun dan telah mempertimbangkan

    segala resiko dalam rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan tersebut.

    2.3.3. Jadual Penugasan Personil

    Jadual penugasan personil harus disesuaikan dengan jadual pelaksanaan pekerjaan dan

    dibuat secara terpisah.

    Dalam jadual harus sudah termasuk/memperhitungkan waktu pengajuan, dan sewaktu-

    waktu dapat ditambah dan dikurang jumlah personil yang dibutuhkan, harus ada

    persetujuan dari Direksi Pengairan mengenai jadual penugasan personil.

    2.3.4. Perbaikan Jadual Pelaksanaan Pekerjaan

    a. Waktu.

    Perbaikan terhadap seluruh jadual pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan bila

    kemajuan penyerapan dana pelaksanaan pekerjaan berbeda lebih dari 10% dari jadwal rencana atau bila ada indikasi akan terjadinya perubahan prestasi pekerjaan

  • 8/18/2019 4.RKS DAKguntung

    4/15

    RENCANA KERJA DAN SYARAT

    Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan4 

    yang cenderung terlambat.

    b. Laporan

    Pada saat penyerahan perbaikan jadual pelaksanaan pekerjaan agar diberikan

    laporan penjelasan mengenai alasan mengadakan perbaikan yang harus meliputi :

      Uraian sebab perbaikan, termasuk pengaruh pada seluruh jadual karena

    adanya perubahan cakupan, perubahan dalam volume dan lamanya aktivitas

    dan perubahan lainnya yang dapat mempengaruhi jadual;

      Pembahasan mengenai masalah yang akan dihadapi, termasuk faktor-faktor

    penghambat yang ada dan yang diperkirakan akan timbul dan

    dampak/pengaruhnya;

      Tindakan perbaikan yang dilakukan, atau diusulkan dan pengaruhnya.

    2.3.5. Pembersihan Areal Pekerjaan

    Sebelum memulai pekerjaan yang ada dalam kontrak, kontraktor diharuskan terlebih

    dahulu membersihkan lokasi pekerjaan dari segala macam tumbuh-tumbuhan dan

    rintangan yang terdapat disekitar daerah tersebut, demi kelancaran pelaksanaan

    pekerjaan. Pekerjaan pembersihan terdiri dari pembersihan segala macam tumbuh-

    tumbuhan, pohon-pohon, semak-semak, sampah-sampah, akar-akaran dan lain

    sebagainya.

    2.3.6. Pemberitahuan

    a. Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya

    permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi dan

    Direksi Pengairan.

    b. Pemberitahuan tertulis lengkap dan jelas harus terlebih dahulu disampaikan kepada

    Konsultan Supervisi dan Direksi Pengairan dan dalam jangka waktu yang cukup

    sebelum dimulainya pelaksanaan bagian pekerjaan itu, agar Konsultan Supervisi

    dan Direksi Pengairan mempunyai waktu yang cukup apabila dipertimbangkan

    bahwa perlu mengadakan penelitian dan pengujian terlebih dahulu atas persiapan

    pekerjaan tersebut.c. Pemberitahuan kepada Konsultan Supervisi dan Direksi Pengairan harus disertai

    kelengkapan sebagai berikut :

      Jadual pekerjaan termasuk jadual pengujian.

      Metoda kerja (cara kerja, urutan-urutan kerja, jenis alat, penguji dan lain-lain).

      Gambar kerja (shop drawing) untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan

    yang memerlukan penjelasan dalam bentuk gambar.

    2.3.7. Mobilisasi dan Demobilisai

    a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah Kontraktor Pelaksana menerima surat pelulusan,

    Kontraktor Pelaksana harus memasukkan rencana kepada Konsultan Supervisi dan

    Direksi Pengairan mengenai prosedur mobilisasi.

    b. Hal ini harus menjamin dilaksanakannya mobilisasi di atas dalam waktu 10 (sepuluh)

    hari setelah Konsultan Supervisi dan Direksi Pengairan memberikan nota dimulainya

    pekerjaan, peralatan harus sudah berada di lokasi proyek sesuai dengan jadual

    dibutuhkannya alat-alat tersebut.

    c. Kontraktor Pelaksana diharuskan mengajukan daftar terperinci tentang peralatan

    yang akan digunakannya untuk melaksanakan pekerjaan. Daftar tersebut harus

    sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan

    Direksi Pengairan dalam hal fungsi dalam pekerjaan, kapasitas, jumlah tahun

    pembuatan, pabrik pembuat, kondisi dan rencana waktu tiba di tempat pekerjaan.

    d. Kontraktor Pelaksana wajib mendatangkan alat-alat tersebut tepat waktunya sesuai

    dengan jadwal pemakaian. Kontraktor Pelaksana dalam keadaan apapun tidak

    dibenarkan untuk memindahkan alat-alat tersebut, sebagian atau seluruhnya,selama pelaksanaan pekerjaan tanpa persetujuan Konsultan Supervisi dan Direksi

  • 8/18/2019 4.RKS DAKguntung

    5/15

    RENCANA KERJA DAN SYARAT

    Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan5 

    Pengairan.

    2.3.8. Kecelakaan dan Kesehatan

    a. Kecelakaan-kecelakaan yang timbul selama pekerjaan berlangsung menjadi beban

    Kontraktor Pelaksana;

    b. Kontraktor Pelaksana diwajibkan menyediakan kotak P3K terisi menurut kebutuhan,

    lengkap dengan seorang petugas yang telah terlatih dalam soal-soal mengenai

    pertolongan pertama;c. Terhadap kecelakaan-kecelakaan yang timbul akibat bencana alam, segala

    pembiayaannya menjadi beban Kontraktor Pelaksana;

    d. Kontraktor Pelaksana diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran jenis

     ABC (segala jenis api), pasir dalam bak kayu, galah-galah dan lain sebagainya;

    e. Kontraktor Pelaksana diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawan-karyawannya;

    f. Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini, maka Kontraktor Pelaksana harus mengikuti

    semua ketentuan umum lainnya yang dikeluarkan oleh Jawatan Instansi Pemerintah

    CQ Undang-Undang keselamatan kerja dan lain sebagainya termasuk semua

    perubahan-perubahannya yang hingga kini tetap berlaku.

    2.3.9. Pengamanana. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di

    wilayahnya ialah mengenai:

      Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan yang disengaja

    ataupun tidak;

      Penggunaan sesuatu yang keliru/salah;

      Kehilangan-kehilangan bagian alat-alat/bahan-bahan yang ada di daerahnya.

    b. Terhadap semua kejadian sebagaimana disebut diatas Kontraktor Pelaksana harus

    melaporkan kepada Direksi Pengairan dalam waktu paling lambat 24 jam untuk

    diusut dan selesaikan persoalannya lebih lanjut;

    c. Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut diatas Kontraktor Pelaksana harus

    mengadakan pengamanan, antara lain penjagaan, penerangan malam, pemagaran

    sementara dan sebagainya;

    d. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan pengaman dalam pelaksanaannya, agar

    upaya keselamatan lingkungan dapat terjamin dengan baik;

    e. Setiap pekerja harus memakai alat-alat pengaman seperti helm, penggantung dan

    lain-lain yang dianggap perlu.

    2.3.10. Pengawasan 

    a. Setiap saat Direksi Pengairan harus dapat dengan mudah mengawasi, memeriksa

    dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan, Kontraktor Pelaksana

    harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan;

    b. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetap luput dari pengawasan

    Direksi Pengairan menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana. Pekerjaantersebut jika diperlukan harus segera dibuka sebagian atau seluruhnya;

    c. Jika Kontraktor Pelaksana perlu melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja normal

    sehingga diperlukan pengawasan oleh Direksi Pengairan, maka segala biaya untuk

    itu menjadi beban Kontraktor Pelaksana. Permohonan oleh Kontraktor Pelaksana

    untuk mengadakan pemeriksaan tersebut harus dengan surat disampaikan kepada

    Direksi Pengairan 24 jam sebelum pelaksanaan;

    d. Wewenang dalam memberikan keputusan yang berada ditangan petugas-petugas

    Direksi Pengairan adalah terbatas pada soal-soal yang jelas tercantum/dimasukan

    didalam gambar-gambar dan RKS dan risalah penjelasan. Penyimpangan dari

    padanya haruslah seizin Direksi Pengairan.

  • 8/18/2019 4.RKS DAKguntung

    6/15

    RENCANA KERJA DAN SYARAT

    Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan6 

    2.3.11. Pemeriksaan dan Penyediaan Bahan dan Barang

    a. Bila dalam RKS disebutkan nama dan pabrik pembuatan dari suatu bahan dan

    barang, maka ini dimaksudkan menunjukan standard minimal mutu/kualitas bahan

    dan barang yang digunakan;

    b. Setiap barang dan bahan yang ada digunakan harus disampaikan kepada Konsultan

    Supervisi oleh Kontraktor Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan Direksi

    Pengairan. Waktu penyampaiannya dilaksanakan jauh sebelum pekerjaannya

    dimulai;

    c. Setiap usulan penggunaan nama dan pabrik serta pembuatan dari suatu bahan dan

    barang harus mendapat rekomendasi dari Konsultan Supervisi berdasarkan petunjuk

    dalam RKS serta gambar-gambar dan risalah penjelasan selanjutnya usulan tersebut

    diteruskan untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengairan;

    d. Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus diadakan

    atas biaya Kontraktor Pelaksana setelah disetujui oleh Direksi Pengairan, maka

    bahan dan barang tersebut seperti diatas yang akan dipakai dalam pelaksanaan

    pekerjaan nanti;

    e. Contoh bahan dan barang tersebut disimpan oleh Direksi Pengairan untuk dijadikan

    dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai dengan

    contoh baik kualitas maupun sifatnya;f. Dalam pengajuan harga penawaran, Kontraktor Pelaksana harus sudah memasukan

    sejauh keperluan biaya untuk pengujian berbagai bahan dan barang. Tanpa

    mengingat jumlah tersebut, Kontraktor Pelaksana tetap bertangung jawab pula atas

    biaya pengajuan bahan dan barang yang tidak memenuhi syarat atas perintah

    Direksi Pengairan. 

  • 8/18/2019 4.RKS DAKguntung

    7/15

    RENCANA KERJA DAN SYARAT

    Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan7 

    3. SYARAT-SYARAT UMUM TEKNIS PENGGUNAAN BAHAN

    3.1 U M U M

    Bahan-bahan yang akan digunakan di dalam proyek ini harus mengutamakan

    penggunaan bahan-bahan yang telah diproduksi di dalam negeri dan sesuai dengan

    spesifikasi yang diajukan dalam Rencana Kerja & Syarat-Syarat Kerja (RKS) Teknis.

    3.2 PENGADAAN MATERIAL

    Standar yang digunakan adalah untuk bahan bangunan adalah standar SNI (Standar

    Nasional Indonesia). Peraturan dan standar mengenai jenis-jenis pekerjaan mengacu

    pada jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan seperti PBI 1971 N.I.-2 untuk pekerjaan

    beton, PBBI untuk baja, dan standar-standar lainnya yang berlaku di Indonesia.

    Penggunaan standar-standar lain, harus mendapat persetujuan khusus dari Konsultan

    Supervisi dan Direksi Pengairan sebelum digunakan.

    3.3 PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN BAHAN

    3.3.1 Pemeriksaan Dan Pengujiana. Semua bahan dan barang/benda yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana untuk

    digunakan didalam pekerjaan proyek harus dapat dan boleh diperiksa, diuji dan

    dianalisa setiap waktu, jika diminta oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi

    Pengairan;

    b. Jika Konsultan Supervisi dan Direksi Pengairan menganggap perlu, maka Kontraktor

    Pelaksana atas biayanya sendiri harus dapat menunjukkan sertifikat pengujian dari

    pabrik yang mengeluarkan produksi bahan dan barang/benda yang diminta;

    c. Dan atas biayanya sendiri, Kontraktor Pelaksana harus menyediakan dan

    mempersiapkan bahan-bahan yang akan diuji dan contoh-contoh dari berbagai

    macam bahan yang sewaktu-waktu akan diminta atau disyaratkan;

    d. Hasil pemeriksaan/pengujian tersebut harus dipelihara dengan baik dan disimpanoleh Kontraktor Pelaksana dan apabila diminta harus dapat menunjukkan kepada

    Konsultan Supervisi dan Direksi Pengairan setiap saat;

    3.3.2 Kualitas Pekerjaan dan Penolakannya

    a. Kontraktor Pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan seperti yang disyaratkan

    dalam Dokumen Kontrak dan gambar-gambar rencana/pelaksanaan dengan

    menggunakan bahan-bahan yang terbaik, dan dengan metoda pelaksanaan

    pekerjaan terbaik;

    b. Semua bahan-bahan yang dipakai dalam pekerjaan proyek, harus diperiksa oleh

    Konsultan Supervisi dan mendapat persetujuan Direksi Pengairan sebelum

    digunakan, meskipun bahan-bahan tersebut telah dinyatakan diterima pada waktu

    didatangkan di site/lokasi;c. Bahan-bahan bangunan dan pekerjaan-pekerjaan yang telah dilaksanakan apabila

    tidak memenuhi persyaratan, akan ditolak dan Kontraktor Pelaksana harus

    mengganti/melaksanakan ulang pekerjaan pekerjaan yang tidak memenuhi standar

    tanpa perpanjangan waktu pelaksanaan;

    d. Setiap kerugian atau kerusakan yang dinyatakan ditolak oleh Konsultan Supervisi

    dan/atau Direksi Pengairan menjadi tanggungan Kontraktor Pelaksana;

    e. Konsultan Supervisi dan Direksi Pengairan mempunyai kebebasan untuk menolak

    salah satu atau semua bahan-bahan dan teknik pelaksanaan yang tidak sesuai

    dengan kualitas dan sifat-sifatnya yang telah disetujui. Kontraktor Pelaksana harus

    segera memindahkan bahan-bahan atau membongkar pekerjaan-pekerjaan yang

    dimaksud atas tanggungannya.

  • 8/18/2019 4.RKS DAKguntung

    8/15

    RENCANA KERJA DAN SYARAT

    Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan8 

    3.4 S E M E N

    3.5.1 Umum

    a. Untuk konstruksi beton bertulang dan beton pratekan dipakai jenis-jenis semen yang

    memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan dalam NI 8 dan

    SNI/SII. Semen yang digunakan adalah jenis Semen-Portland jenis I (satu) (Portland

    Cement, Normal, Type I) sesuai dengan standar NI 8;

    b. Penggunaan bahan tambahan dan semen jenis lain misalnya yang dapat cepat

    mengeras, harus mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi;

    c. Pekerjaan beton harus menggunakan beton ready mix untuk pelaksanaan pekerjaan

    beton. Jika diperlukan pengecoran sendiri oleh Kontraktor Pelaksana maka harus

    memenuhi syarat-syarat di bawah ini.

    3.5.2 Beton

    a. Untuk pekerjaan Beton Struktural pada proyek ini, digunakan beton Ready Mix K-

    125, dengan slump 10 ± 2cm. Metode pengambilan slump beton harus sesuai

    dengan SNI 03-1972-1990;

    b. Seluruh tata cara dan pengadaan, pengerjaan dan pengetesan harus mengikuti

    peraturan SNI 03-6861.1-2000 (air), SNI 15-2530-1991 (semen), SNI 03-6820-2002

    (semen), SNI 03-6861-2002 (agregat) dan SNI 03-6861.1-2002 (pasir)

    3.5.3 Pengujian

    a. Semen yang digunakan harus disertai tanggal produksi dan batas kadaluwarsanya

    disertai dengan sertifikat dari pabrik yang menunjukkan bahwa semen tersebut telah

    diuji dan dianalisa mengenai komposisi kimianya sesuai dengan persyaratan yang

    relevan dengan NI 8;

    b. Setiap pengiriman semen yang dikirim ke site/lapangan harus dalam keadaan belum

    kadaluwarsa dan belum terjadi penggumpalan atau membatu;

    c. Semen yang akan dipakai dan telah dikirim tidak diijinkan untuk dipergunakan pada

    pekerjaan apapun sebelum hasil pemeriksaan dilapangan diterima dengan baik oleh

    Konsultan Supervisi. Hal ini untuk menentukan apakah semen yang didatangkan

    telah rusak selama pengangkutan atau selama disimpan. Dan tidak ada semen yang

    dapat digunakan sebelum diterima dan dinyatakan baik oleh Konsultan Supervisi;

    d. Konsultan Supervisi dapat menolak semen yang didatangkan/yang ada, berdasarkan

    hasil pengujian yang dilakukan, meskipun telah mendapat sertifikat dari pabrik.

    3.5.4 Pengangkutan Dan Penyimpanan Semen

    a. Umur semen pada waktu pengiriman di lapangan tidak boleh lebih dari 2 (dua) bulan

    dan harus digunakan dalam waktu tidak lebih dari 3 (tiga) bulan setelah tiba

    dilapangan. Pengiriman semen ke lapangan harus dalam kendaraan

    tertutup/terlindung dengan baik terhadap cuaca dan harus disimpan dengan baik di

    dalam gudang-gudang yang mempunyai cukup lubang udara (ventilasi), tahan

    terhadap cuaca dan air untuk mencegah kerusakan karena kelembaban udara;b. Lantai gudang semen harus terbuat dari kayu dengan tinggi minimum adalah 30 cm

    di atas tanah dan diberi ventilasi;

    c. Pengiriman semen harus dapat dipisah-pisahkan dan segera ditempatkan di dalam

    gudang-gudang tersebut di atas agar dapat dengan mudah diidentifikasikan,

    diperiksa, ditest, dikontrol pengeluarannya, dan dipakai pada pelaksanaan sesuai

    dengan urutan datangnya;

    d. Penumpukan semen dalam kantong/zak tidak boleh lebih dari 13 (tiga belas)

    tumpukan zak. Semen dari jenis berbeda, harus disimpan secara terpisah agar

    dalam penggunaannya tidak tertukar. Penggunaan semen dalam jumlah yang besar

    dapat dikerjakan dengan urutan pemakaian;

    e. Semen yang telah menggumpal tidak diperbolehkan untuk digunakan lagi di dalampekerjaan konstruksi. Kontraktor Pelaksana harus menyampaikan laporan mingguan

  • 8/18/2019 4.RKS DAKguntung

    9/15

    RENCANA KERJA DAN SYARAT

    Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan9 

    kepada Konsultan Supervisi mengenai sumber pengadaan, pengiriman,

    penyimpanan, dan menjelaskan berapa banyak semen yang diterima dan

    dikeluarkan, serta penggunaannya pada jenis pekerjaan yang telah dilakukan selama

    minggu tersebut.

    3.5 AIR

    a. Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam,alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak

    beton dan/atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat

    diminum;

    b. Apabila mungkin, air harus diperoleh dari sumber air minum, atau didapat dari

    sumber lain dan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi;

    c. Untuk penggunaan air yang diperoleh dari sumber sumur dalam lokasi proyek, maka

    seluruh biaya pengadaan, pemeliharaan, sumber tenaga listrik dan lain-lain

    ditanggung oleh Kontraktor Pelaksana;

    d. Bila terdapat keragu-raguan mengenai air untuk pembuatan beton, Kontraktor

    Pelaksana diharuskan untuk mengirim contoh air itu, ke lembaga pemeriksaan bahan

    yang diakui untuk diselidiki kandungan zat yang dapat merusak beton dan/atau bajatulangan. Dan hanya air dengan kualitas yang telah disetujui Konsultan Supervisi

    yang dapat digunakan;

    e. Apabila pemeriksaan contoh air tersebut di atas tidak dapat dilakukan, maka dalam

    hal adanya keragu-raguan mengenai air harus diadakan percobaan perbandingan

    antara kekuatan tekan campuran semen + pasir dengan memakai air tersebut di

    atas, dan dengan memakai air suling;

    f. Air tersebut dianggap dapat dipakai, apabila kekuatan mortar dengan memakai air

    tersebut pada umur 7 dan 28 hari paling sedikit adalah 90% dari kekuatan tekan

    mortar dengan memakai air suling pada umur yang sama;

    g. Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton dapat ditentukan dengan

    ukuran isi atau ukuran berat seperti yang disyaratkan dan harus dilakukan setepat-

    tepatnya.

  • 8/18/2019 4.RKS DAKguntung

    10/15

    RENCANA KERJA DAN SYARAT

    Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan10 

    4. PELAKSANAAN PEKERJAAN

    4.1. KETENTUAN UMUM

    Pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan sesuai ukuran/dimensi yang tertera dalam

    gambar atau atau sesuai dengan volume yang tertera dalam BoQ atau sesuai dengan

    arahan direksi pekerjaan.

    Semua bahan dan mutu pekerjaan harus mempergunakan dan sesuai denganketentuanketentuan dari Standar Normalisasi Indonesia dari edisi / revisi terakhir atau

    standar internasional yang secara substantial setara atau lebih tinggi dari standar

    nasional yang disyaratkan.

    Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci disini atau dicakup

    oleh Standar Normalisasi Indonesia haruslah bahan dan mutu pekerjaan kelas utama.

    Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian yang dipesan atau diantarkan

    untuk penggunaan dalam pekerjaan sesuai untuk pekerjaan tersebut, dan keputusan

    Direksi dalam hal ini pasti dan menentukan.

     Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang diajukanoleh Kontraktor Pelaksana, maka Kontraktor Pelaksana harus menjelaskan secara

    tertulis kepada Direksi Pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi

    Pekerjaan menetapkan setuju atau tidak terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan.

    Standar satuan ukuran yang dipergunakan pada dasarnya MKS, sedangkan

    penggunaan  standar satuan lain dapat dipergunakan sepanjang hal tersebut tidak

    dapat dielakkan.

    4.2. PEKERJAAN PERSIAPAN

    Pekerjaan Persiapan adalah semua kegiatan yang perlu dilaksanakan baik sebelum,

    selama berlangsungnya kontrak dan setelah berakhirnya kontrak. Item pekerjaan yang

    termasuk/dimasukan dalam pekerjaan persiapan ini secara detail disajikan berikut ini.

    4.3. PAPAN NAMA PROYEK

    a. Kontraktor Pelaksana harus membuat dan memasang papan nama proyek yang

    memuat tentang identitas proyek;

    b. Papan nama proyek belatar belakang putih dengan tulisan warna hitam, kecuali

    untuk logo atau simbul dapat dipakai warna yang bervariasi;

    c. Papan nama proyek harus mencantumkan Instansi Pemberi Tugas, Sumber Dana,

    Kontraktor Pelaksana, dan Konsultan Supervisi;

    d. Papan juga harus mencantumkan besar anggaran pelaksanaan proyek, waktu mulaiproyek, dan waktu penyelesaian proyek.

    4.4. PEKERJAAN SURVEY DAN PENGUKURAN

    a. Yang termasuk Pekerjaan Survey dan Pengukuran adalah pemasangan Bench Mark

    dan pelaksanaan pengukuran itu sendiri.

    b. Sebelum melakukan pekerjaan pengukuran, maka pihak Kontraktor Pelaksana

    diminta untuk mengajukan request kepada Direksi untuk pekerjaan pengukuran ini.

    c. Penarikan/penentuan titik-titik elevasi dilakukan dari patok elevasi yang telah

    disetujui/ditentukan oleh Direksi. Jika tidak ada patok elevasi yang dapat dipakai,

    biasa digunakan elevasi lokal yang dipindahkan ke Patok Bantu Elevasi (PBE) dari

    ukuran 4/6, dengan persetujuan Direksi.

  • 8/18/2019 4.RKS DAKguntung

    11/15

    RENCANA KERJA DAN SYARAT

    Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan11 

    d. Semua alat ukur topografi yang digunakan harus dikalibrasi dan disetujui oleh

    Direksi.

    e. Pada saat pelaksanaan pengukuran alat ukur harus dilindungi dari terik

    matahari/hujan.

    f. Semua pemasangan Patok Bantu Elevasi (PBE) harus diikatkan pada titik atau

    diletakkan pada bangunan yang sifatnya tetap/tidak berubah.

    g. Identifikasi PBE harus dilakukan agar fungsi patok tersebut dalam pekerjaan

    pengukuran mudah digunakan. Pekerjaan ini diantaranya meliputi : pemberian

    nomor, pengecatan dan pemberian catatan lain yang perlu, sehubungan dengan

     jenis pekerjaan pengukuran yang dilakukan.

    h. Tiap patok bench mark (BM) tambahan yang dipasang Kontraktor Pelaksana harus

    dibuat dari beton bertulang klas K-175, dengan ukuran 0.20 x 0.20 x 1.00 m sesuai

    dengan gambar dari album Standar Perencanaan Irigasi, atau menurut petunjuk lain

    dalam gambar.

    i. Tiap BM harus dilengkapi dengan paku kuningan tanda elevasi dan plat nama dari

    marmer ukuran 0.12 x 0.12 m pada satu sisi.

     j. Patok-patok BM harus dipasang vertikal dalam galian, kemudian dengan hati-hati

    diurug kembali sampai tinggal 0.20 m diatas permukaan tanah. Penempatan patok-

    patok BM dilaksanakan Kontraktor Pelaksana sesuai dengan petunjuk Direksi.

    4.5. GAMBAR-GAMBAR PELAKSANAAN (SHOP DRAWING)

    Dalam memulai, mengerjakan dan mengevaluasi pekerjaan baik untuk saluran-saluran,

    bangunan air dan bendung, harus berdasarkan data ketinggian dan posisi yang pasti sesuai

    dengan kondisi lapangan. Untuk ini Kontaktor harus menyediakan serangkaian alat ukur berikut

    tenaga kerjanya untuk keperluan ini.

    Gambar-gambar yang harus disiapkan Kontraktor Pelaksana adalah:

    4.5.1. Gambar-gambar Pekerjaan Tetap

    a. Umum

    Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Kontraktor Pelaksana haruslah gambar-

    gambar yang telah ditanda tangani oleh Direksi, dan apabila ada perubahan harus

    diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum program

    pelaksanaan dimulai.

    b. Gambar-gambar pelaksanaan

    Kontraktor Pelaksana harus menggunakan gambar kontrak sebagai dasar untuk

    mempersiapkan Gambar Pelaksanaan. Gambar itu dibuat lebih detail untuk

    pekerjaan tetap dan dimana mungkin dapat memperlihatkan penampang melintang

    dan memanjang dari beton, pasangan batu, pengaturan batang pembesian termasuk

    rencana pembengkokan, pemotongan dan daftar besi beton, tipe bahan yang

    digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tepat.

    c. Gambar-gambar bengkel/gedungGambar-gambar bengkel atau gedung disiapkan oleh Kontraktor Pelaksana untuk

    keperluan penyimpanan peralatan dan bahan-bahan milik Kontraktor Pelaksana.

    d. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar lengkap di

    lapangan

     Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi adalah

    menjadi resiko Kontraktor Pelaksana. Persetujuan Direksi terhadap gambar-gambar

    tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab Kontraktor Pelaksana atas

    kebenaran gambar tersebut.

  • 8/18/2019 4.RKS DAKguntung

    12/15

    RENCANA KERJA DAN SYARAT

    Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan12 

    4.5.2. Gambar-gambar Pekerjaan Sementara

    a. Umum

    Semua gambar yang disiapkan oleh Kontraktor Pelaksana harus terperinci, dan

    diserahkan kepada Direksi sebelum tanggal pelaksanaan pekerjaan atau dalam

    waktu yang telah ditentukan dalam Kontrak.

    Gambar-gambar harus menunjukan detail dari pekerjaan sementara seperti

    Cofferdam, tanggul sementara, pengalihan aliran dan sebagainya.

    Gambar Perencanaan yang diusulkan Kontraktor Pelaksana yang dipakai dalam

    pelaksanaan Konstruksi (sah) juga harus diserahkan kepada Direksi sebanyak 3

    (tiga) rangkap.

    b. Gambar-gambar untuk pekerjaan sementara yang ditinggalkan

    Kontraktor Pelaksana hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang berkaitan

    dengan pekerjaan tetap secara lebih mendetail dan diserahkan kepada Direksi untuk

    mengubah dan mendapat persetujuan sebelum tanggal dimulainya pelaksanaan.

    4.5.3. Gambar-gambar Purnalaksana/Terlaksana (As Built Drawing)

    a. Selama masa pelaksanaan, Kontraktor Pelaksana harus memelihara satu set

    gambar yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar yang

    memperlihatkan perubahan yang sudah diberikan sesuai dengan kontrak, sejauhgambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar kemudian dicap “SUDAH

    DILAKSANAKAN”. 

    b. Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan di lapangan oleh

    Direksi dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan, dan apabila ditemukan hal-hal yang

    tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling lambat harus diperiksa kembali

    selama 6 (enam) hari kerja.

    c. Gambar terlaksana (As Built Drawing) harus dibuat di kertas A3 yang berkualitas

    baik bila pekerjaan telah diselesaikan 100 % dan dibuat rekaman dalam bentuk CD.

    Dalam waktu 1 (satu) minggu setelah penandatanganan serah terima ke I (PHO),

    Kontraktor Pelaksana harus sudah menyerahkan gambar terlaksana (As Built

    Drawing) yang terdiri dari satu set gambar lengkap dengan ukuran A3.

    4.6. PEMBERSIHAN LOKASI

    a. Lahan lokasi yang digunakan harus dibersihkan/dibereskan dari segala hal yang

    akan mengganggu kelancaran pekerjaan dan atau mempengaruhi kualitas

    pekerjaan, sesuai arahan/petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Pengairan;

    b. Sebelum pekerjaan galian tanah dilaksanakan maka permukaan tanah harus

    diratakan terlebih dahulu menurut ketinggian/kedalaman galian/timbunan tanah

    yang direncanakan;

    c. Pada tanah yang berhumus atau masih terdapat tumbuhan, maka permukaan tanah

    (top soil) harus dikupas dan dibuang setebal 10 cm;

    d. Benda-benda/barang yang berada di atas lahan yang akan dibangun adalah milikpemberi tugas. Segala yang mengakibatkan kerugian yang terjadi sebagai akibat

    pelaksanaan pekerjaan adalah menjadi tangung jawab penuh pihak pelaksana

    4.7. PEKERJAAN TANAH

    a. Lingkup dari pekerjaan tanah yang meliputi semua pekerjaan yang berkaitan adalah

    sebagai berikut:

      Pembersihan;

      Penggalian termasuk pembentukan dan saluran;

      Penimbunan kembali, bedding dan pekerjaan pelapisan;

      Pembuangan, stok dan penggunaan kembali material dari galian;

      Penimbunan;

      Pekerjaan lain yang mungkin diarahkan oleh Direksi.

  • 8/18/2019 4.RKS DAKguntung

    13/15

    RENCANA KERJA DAN SYARAT

    Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan13 

    b. Metode untuk setiap pekerjaan tertentu secara tertulis harus diusulkan kepada

    Direksi untuk mendapatkan persetujuan paling tidak 7 (tujuh) hari sebelum

    pelaksanaan pekerjaan.

    c. Kontraktor Pelaksana akan menyimpan setiap material pekerjaan galian dari

    beberapa tempat dan akan membuang material galian seperti yang telah ditentukan

    dalam gambar atau seperti yang diarahkan oleh Direksi.

    d. Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran

    ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain,

    yang mungkin akan diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang berdasarkan atau

    berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak terusan harus ditunjukkan kepada

    Direksi lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada setiap tempat. Yang

    dimaksud dengan “ketinggian tanah” adalah tinggi “permukaan tanah” sesudah

    pembersihan lapangan dan sebelum pekerjaan tanah dimulai.

    e. Ketelitian mengenai tinggi dan ukuran dapat diizinkan sebagai diterangkan dibawah

    ini, apabila luas rata-rata penampang basah saluran untuk panjang 500 m, seperti

    yang tertera pada gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi.

      Dasar Saluran : + 0.05 m atau - 0.10 m vertikal

      Level Puncak Timbunan : + 0.10 m atau – 0.10 m vertikal

      Dasar Kemiringan : + 0.05 m horisontal  Puncak Kemiringan Timbunan : + 0.10 m horisontal

    f. Garis sumbu dari saluran, tanggul dan jalan harus diletakkan dengan teliti dan tidak

    boleh dipengaruhi oleh toleransi tersebut diatas.

    4.8. PEMASANGAN BOUWPLANK

    a. Pasangan bouwplank dibuat untuk membantu menentukan as/sumbu-sumbu dalam

    perletakan bangunan,baik mengenai kesikuannya atau ukuran-ukuran lainnya;

    b. Semua papan bouwplank menggunakan kayu kelas II/terentang, papan-papan

    harus lurus diserut rata, permukaan papan harus “WATERPASS” dengan piel lantai

    ±0,00. Setiap jarak 1,50 m, papan bouwplank diperkuat dengan patok kayu

    berukuran 6/10 cm atau dolken. Pada papan bouwplank ini harus di cat sumbu-

    sumbu yang diperlukan, dengan cat yang tidak luntur oleh pengaruh cuaca;

    c. Jarak papan bouwplank minimal 2,00 m, dari garis bangunan terluar, untuk

    mencegah kelongsoran terhadap galian-galian tanah pondasi;

    d. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai, Kontraktor Pelaksana wajib meminta

    pemeriksaan dan persetujuan tertulis dari Konsultan Supervisi;

    4.9. PEKERJAAN PASANGAN

    a. Yang termasuk Pekerjaan Pasangan meliputi : pasangan batu kali, pekerjaan siaran,

    pekerjaan plesteran, pekerjaan batu kosong, pekerjaan bronjong termasuk adukan

    semennya.b. Sebelum melakukan pekerjaan pasangan batu, maka pihak Kontraktor Pelaksana

    diminta untuk mengajukan request kepada Direksi untuk pekerjaan pasangan batu

    ini.

    c. Batu yang dipakai harus batu yang bersih dan keras dan telah disetujui oleh Direksi.

    d. Pasir yang digunakan harus yang baik dan telah disetujui Direksi.

    e. Air yang dipakai untuk membuat adukan harus yang bersih dan sesuai kebutuhan.

    f. Semen yang digunakan harus Portland cement yang telah disetujui Direksi.

    g. Spesi/adukan pekerjaan pasangan batu harus dari campuran semen dan pasir

    dengan perbandingan volume 1 pc : 4 psr, atau seperti ditentukan dalam gambar

    untuk setiap pekerjaan.

    h. Pasangan batu harus tersusun sedemikian rupa sehingga antara batu dengan batu

    terisi spesi secara homogeen, sehingga batu-batu tersebut tidak saling

    berhimpitan/bersentuhan.

  • 8/18/2019 4.RKS DAKguntung

    14/15

    RENCANA KERJA DAN SYARAT

    Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan14 

    i. Susunan batu raen (batu muka) harus mempunyai jarak (lebar naat antara 1-2 cm),

    tebal /dalam siaran 1-1,5 cm dan batu raen tersebut dibentuk segi enam atau

    ditentukan lain oleh Direksi.

     j. Apabila diperintahkan atau tertera dalam gambar, perlu diadakan sambungan gerak

    sederhana pada bagian pasangan batu yang tidak direncanakan untuk menahan air.

    Umumnya sambungan gerak sederhana dibutuhkan bilamana terdapat satu

    penyambungan dengan bangunan lama, karena bangunan baru dan bangunan lama

    akan mempunyai nilai penurunan (settlement) yang berbeda.

    k. Sambungan gerak sederhana dapat dibentuk dengan memasang susunan batuan

    yang terdiri dari batuan bergradasi (saringan kerikil atau filter) dibelakang pasangan

    batu pada bagian sambungan setinggi sambungan tadi.

    l. Saringan ini harus terdiri dari batu dan krikil terpilih dan baik. Untuk menahan

    longsornya saringan ini harus diberi lapisan penutup ijuk setebal 3 cm atau geotextile

    mebrane.

    4.10. PEKERJAAN LAIN-LAIN

    4.10.1. Papan Duga Pengukur Ketinggian Air (Water Level Staff Gauge)

    a. Kontraktor Pelaksana harus melengkapi dan memasang papan duga ketinggian air disaluran induk dilokasi seperti ditunjukkan dalam gambar atau seperti diarahkan oleh

    Direksi.

    b. Papan duga akan terbuat dari pelat besi anti karat (stainless steel) atau dilapisi

    dengan galvanized dan sisi yang terbaca terdiri dari urutan angka dalam interval

    sentimeter. Kontraktor Pelaksana akan memasang papan duga (staff gauge) seperti

    yang telah disebutkan lokasinya dengan baut dari besi anti karat (stainless steel)

    atau semacamnya seperti diarahkan oleh Direksi terhadap ketinggian yang telah

    ditentukan secara persis oleh hasil survey/pengukuran yang telah ditentukan dan

    disetujui oleh Direksi.

    4.10.2. Pipa Peresapan (Suling-Suling)

    a. Tembok-tembok penahan, melebihi dari 1.50 m pasangan miring dan tembok-tembok

    kepala harus dilengkapi dengan suling-suling yang dibuat dari pipa PVC dengan

    diameter 50 mm dan paling tidak satu buah untuk setiap 2.0 m2 luas permukaan.

    Setiap ujung pemasukan suling-suling harus dilengkapi dengan saringan. Suling-

    suling dipasang bersamaan dengan pasangan batu dan disisakan 0.20 m keluar sisi

    belakang pasangan batu guna pasangan saringan sebelum diurug. Pada pasangan

    miring saringan kerikil juga dibuat bersama dengan pasangan batu.

    b. Suling-suling perlu dibuatkan terutama untuk pekerjaan yang desakan air tanahnya

    tinggi sehingga pada masa-masa tekanan air tanah bertambah keras tidak akan

    merusak konstruksi dan airnya akan mencari celah keluar lewat suling-suling

    tersebut. Suling-suling dibuat dari pipa PVC ø 50mm dan paling tidak 1 buah tiap

    radius 2 m dan dibelakangnya diberi saringan dari ijuk, kerikil, dan batu-batu kecil.Pekerjaan ini disesuaikan dengan bestek dan spesifikasi teknisnya atau petunjuk dari

    Konsultan Supervisi nantinya.

    c. Saringan terdiri atas lapisan ijuk yang dipasang pada ujung pipa menonjol keluar

    pasangan, dibungkus dengan kerikil atau batu pecah sekeliling pipa setebal 15 cm.

    Saringan krikil tersebut dibungkus lagi dengan ijuk untuk membatasi saringan dari

    tanah asli atau tanah urug.

  • 8/18/2019 4.RKS DAKguntung

    15/15

    RENCANA KERJA DAN SYARAT

    5. HAL-HAL LAIN 

    a. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini dan ternyata diperlukan, maka

    akan dicantumkan dalam Instruksi Pelaksanaan dari Direksi Pengairan.

    b. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan

    akan dibicarakan dan diatur oleh Direksi Pengairan dengan Kontraktor Pelaksana.

    Penajam, Februari 2016Kuasa Pengguna Anggaran

    Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum

    FATMAWATI, ST.MTNIP. 19720710 200312 2 004