45 TAHUN Abduh, Ahmad Khan, dan Rasyid Ridh-pejuang di Indonesia, sangat a serta pejuang berpengaruh...

112

Transcript of 45 TAHUN Abduh, Ahmad Khan, dan Rasyid Ridh-pejuang di Indonesia, sangat a serta pejuang berpengaruh...

2

45 TAHUN KIPRAH MUHAMMADIYAH

PASAR MINGGU

Penyusun

Muhammad Koderi

Diterbitkan oleh: Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pasar Minggu

Jakarta Selatan 2011

3

Pengantar

Assalamu’alaikum wr. wb.

Kita sering mendengar ucapan Bung Karno Presiden RI pertama yang pernah menjadi guru Muhammadiyah di Bengkulu bahwa,”bangsa yang besar adalah bangsa yang pandai menghargai jasa para pahlawannya.” Ungkapan lainnya “Jas Merah” = jangan sekali-kali melupakan sejarah). Sejarah merupakan hal penting yang terkadang sering diabaikan atau bahkan dilupakan. Padahal sejarah menyangkut dan berimbas kepada bidang-bidang lain. Ketika terjadi persengketaan kepemilikan aset misalnya, sejarah menjadi sangat dibutuhkan. Bukan tidak mungkin aset-aset Muhammadiyah berpindah pemanfaatannya atau bahkan berpindah hak kepada pribadi atau organisasi lain karena mengabaikan sejarah. Banyak kasus terjadi. Generasi bangsa sekarang ini menjadi rusak moralnya, dan pudar rasa bela tanah airnya antara lain karena lupa sejarah. Agama-agama di dunia ini penyebarannya pun melalui sejarah. Al-Quran yang menjadi pedoman umat Islam penuh dengan

cerita sejarah. Begitu juga Hadits berisi sejarah hidup dan perjuangan Nabi Muhammad SAW. Sejarah Muhammadiyah bertujuan untuk memperjelas dan mempertegas mata rantai estafet perjuangan Muhammadiyah, sejak kelahirannya sampai perjuangan di masa kini, serta untuk mempersiapkan perjuangan di masa datang. Sejarah mencatat apa saja amal usaha yang telah dilakukan pendahulunya untuk dipertahankan, diteruskan dan dikembangkan. Diharapkan dengan adanya penulisan sejarah Muhammadiyah, maka setiap generasi akan konsisten pada kitthah perjuangan Muhammadiyah. Karena itu perlunya penulisan Sejarah Muhammadiyah sangat dibutuhkan. Di sisi lain, penulisan sejarah Muhammadiyah merupakan amanat Muktamar Muhammadiyah ke-41, Ke-42, Ke-43, dan Ke-44 yang kemudian oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah ditugaskan kepada majelis Pustaka. Oleh karena itu, penulisan sejarah Muhammadiyah merupakan program yang penting dari Majelis Pustaka sejak dari tingkat Pusat sampai tingkat Ranting. Sebagai pelaksana, secara nasional dikerjakan oleh PP dan di tingkat wilayah, daerah dst. ditangani oleh Majelis Pustaka masing-masing. Pada saat ini sejarah Muhammadiyah tingkat nasional sudah banyak ditulis, baik oleh intern Muhammadiyah maupun oleh para sejarawan atau pakar sejarah profesional. Untuk tingkat wilayah DKI Jakarta, pernah disusun buku sejarah pada tahun 1986. PCM Pasar Minggu dalam Muspim tanggal 29 Mei 2011, mengamanatkan untuk menulis buku sejarah 45 tahun berdirinya Muhammadiyah Pasar Minggu. Pertimbangannya: Pertama, selagi sebagian para pelaku sejarah masih bisa dihubungi, sekaligus sebagai penghormatan dan penghargaan kepada para pendahulunya. Kedua, untuk mengetahui perkembangan PCM dan ranting-rantingnya di Pasar Minggu sejak didirikan hingga kini, apakah kita ini maju, mundur, atau berjalan di tempat. Ketiga, untuk mendokumentasikan dan menyelamatkan aset-aset milik Muhammadiyah untuk masa yang akan datang. Keempat, sebagai sumbangan bagi penyusunan sejarah Muhammadiyah yang lebih luas.

4

Perlu diketahui, sebagaimana layaknya, buku sejarah itu disusun secara kronologis. Penulisan sejarah harus akurat dan bisa dipertanggungjawabkan. Penulisan buku sejarah memerlukan bahan-bahan atau data sejarah. Bahan-bahan itu bermacam-macam. Buku, majalah, laporan, arsip, foto-foto, wawancara, tinjauan ke lokasi yang ada kaitan dengan penulisan sejarah dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut dipilah, dipilih, dibaca, dianalisa dan ditulis menjadi naskah. Naskah itu harus diedit kembali, baik tentang isi, redaksi maupun bahasanya sesuai dengan kaidah penulisan yang benar. Terakhir dikoreksi pengetikannya huruf demi huruf, jangan sampai ada yang salah ejaan ataupun ketikannya. Kalau naskah itu sudah dianggap selesai selanjutnya diformat/seting sesuai bentuk yang dikehendaki sekaligus dibuat desain cover. Barulah naskah yang sudah diseting itu naik cetak. Dengan demikian untuk menulis sebuah buku sejarah memerlukan banyak waktu dan biaya yang tidak sedikit. Yang menjadi kendala bagi penulis terutama waktu. Untuk memburu bahan-bahan dan menulis, waktu tiga minggu yang diberikan sangat tidak mungkin untuk pekerjaan yang begitu banyak. Namun sudah menjadi keputusan rapat PCM untuk tidak mau melewatkan moment Muscab yang datang lima tahun sekali itu. Sehingga penulisan ini mungkin hanya bersifat instan yang tentu saja hasilnya tidak memuaskan. Baik bagi pembaca maupun bagi penulis sendiri. Buku ini terbagi dalam beberapa bab. Bab Pendahuluan, mengawali sejarah berdirinya Muhammadiyah, Muhammadiyah di DKI Jakarta dan Muhammadiyah Daerah Jakarta Selatan. Bab II, tentang Sejarah Muhammadiyah Pasar Minggu sejak periode pertama hingga periode terakhir. Bab III melaporkan kegiatan PCM Pasar Minggu periode terakhir dan mengenalkan para Pimpinan Muhammadiyah periode 2010-2015 hasil Muktamar, Musywil dan Musda. Bab IV berisi profil amal usahanya selama 45 tahun. Bab V keadaan Ranting-ranting Muhammadiyah yang ada dan Bab VI tentang Ortom Muhammadiyah di Pasar Minggu yang meliputi Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah dan Tapak Suci Muhammadiyah. Terakhir lampiran dan daftar sumber rujukan. Penulis menyadari, dengan berbagai keterbatasan, risalah ini belum selesai dan masih banyak kekurangan, dengan catatan akan disempurnakan di kemudian hari. Penulis sangat mengharap bantuan khususnya warga Muhammadiyah yang mengetahui atau memiliki bahan-bahan penulisan sejarah di Pasar Minggu. Kepada para pembaca penyusun mohon saran, kritik dan masukan-masukan untuk penyempurnaan penerbitan selanjutnya. Kepada para nara sumber dan semua pihak yang telah membantu dari bahan-bahan hingga buku ini bisa diterbitkan, penyusun mengucapkan banyak terima kasih. Semoga apa yang kami suguhkan ini bermanfaat. Wassalam wr. wb. Jakarta, 17 Rajab 1432 H

19 Juni 2011 M

Muhammad Koderi Penyusun

SAMBUTAN

5

KETUA PCM PASAR MINGGU

Assalamu’alaikum wr. wb. Selaku Ketua PCM Pasar Minggu, saya menyambut baik terbitnya buku sejarah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pasar Minggu. Meski dibuat dalam waktu singkat, namun isi buku ini cukup padat dan penting untuk dibaca serta diketahui. Khususnya para pengurus baik di tingkat Cabang maupun Ranting-ranting di wilayah Pasar Minggu. Terutama para generasi muda yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan di masa yang akan datang. Dengan mengetahui perjalanan sejarah dan perjuangan para pendahulu dan founding fathers ini, kita dapat bercermin diri untuk berbuat yang lebih baik di masa sekarang dan yang akan datang. Kiranya buku ini menjadi dokumen yang berharga bagi PCM Pasar Minggu khususnya dan Muhammadiyah umumnya. Bagi PCM Pasar Minggu sendiri, buku ini diharapkan menjadi sumbangan referensi untuk penyusunan Sejarah Muhammadiyah di tingkat yang lebih luas. PCM Pasar Minggu mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam usaha penerbitan buku ini terutama Saudara M. Koderi yang menyusun buku ini dan kepada Sdr. Sugeng Wuryanto yang mensponsori penerbitannya. Selamat membaca. Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb. Ketua PCM Pasar Minggu,

Drs. H. Solichin WD, MM.

DAFTAR ISI

6

• KATA PENGANTAR • SAMBUTAN KETUA PCM PASAR MINGGU • DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN 1. Berdirinya Muhammadiyah 2. Muhammadiyah Masuk Betawi 3. Muhammadiyah Jakarta Selatan II. SEJARAH PCM PASAR MINGGU 1. Awal Berdirinya 2. Drs. Djoko Sutedjo (1967-1971) 3. Ir. Sunaryo (1971-1974) 4. Drs. Abdul Manap (1974-1978) 5. Abdul Halim Rasimamika B.Sc.(1978-1981; 1981-1985) 6. H. Mawardi Said BA (1985-1990) 7. H. Zulkifli Mahmud (1990-1995) 8. Drs. H. Ahmad Said (1995-2000) 9. Drs. H. Solichin WD MM (2000-2005; 2005-2010) III. KEGIATAN PCM PASAR MINGGU PERIODE 2005-2010 1. Organisasi: Menghadiri Undangan 2. Majelis Tabligh dan Dakwah 3. Majelis Pendidikan 4. Majelis Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat 5. Majelis Pemberdayaan Masyarakat 6. Majelis Wakaf & ZIS 7. Menyelenggarakan Darul Arqam 8. Mengkuti Rapim PDM Jakarta Selatan 9. Mengikuti Pelatihan MDMC 10. Mengikuti Jambore Muhammadiyah Wilayah DKI Jakarta di Cibubur 11. Menghadiri Muktamar Muhammadiyah 1 Abad 12. Menghadiri Musywil PWM DKI Jakarta 13. Parade Pandu Hizbul Wathan 14. Menghadiri Musyda PDM Jakarta Selatan 15. Menyelenggarakan Musypim PCM Pasar Minggu 16. Kronologi Kegiatan PCM Pasar Minggu

IV. PROFIL AMAL USAHA

7

1. Panti Asuhan Muhammadiyah Siti Khadijah Al-Kubra 2. Asuhan Non-Panti Muhamadiyah Ranting Pejaten Timur 3. Taman Kanak-kanak Aisyiyah 61 Pejaten Timur 1 4. Taman Kanak-kanak Aisyiyah 62 Pejaten Timur 2 / Pagujaten 5. Masjid Nurul Islam Rawabambu 6. Masjid Baiturahman Tanjung Barat 7. Mushollah Nurul Iman Rawabambu 8. Mushollah Al-Ikhlas Tanjung Barat

V. RANTING-RANTING 1. PRM Rawabambu 2. PRM Pejaten Timur I 3. PRM Pejaten Timur II / Pagujaten 4. PRM Tanjung Barat

VI. ORTOM MUHAMMADIYAH 1. Pimpinan Cabang Aisyiyah Pasar Minggu 2. Pemuda Muhammadiyah Cabang Pasar Minggu 3. Nasyiatul Aisyiyah Cabang Pasar Minggu 4. Tapak Suci Putra Muhammadiyah

VII. LAMPIRAN 1. SK Penetapan Anggota PCM Pasar Minggu 2005-2010 2. Daftar Alamat Pengurus PCM Pasar Minggu Periode 2005-2010 3. Daftar Penggembira Muktamar 1 Abad PCM Pasar Minggu 4. SK Penetapan Pengurus Panti Asuhan Muhammadiyah Siti Khadijah Al-Kubra 5. Daftar Anak Asuh Panti Asuhan Muhammadiyah Siti Khadijah 6. Daftar Anak Asuh Santunan/Asuhan Non-Panti PRM Pejaten Timur 7. Copy Seritikat Tanah PMR Pejaten Timur 8. Para Tokoh/ Sesepuh Muhammadiyah Pasar Minggu 9. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah

VIII. DAFTAR PUSTAKA

8

I. PENDAHULUAN 1. Berdirinya Muhammadiyah Persyarikatan Muhammadiyah didirikan oleh K. H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H bertepatan tanggal 18 November 1912 M di Yogyakarta. Sejak pertama didirikan Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar. Maksud dan tujuannya adalah menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Latar belakang berdirinya Muhammadiyah ada beberapa aspek antara lain:

A. Keadaan Masyarakat di Indonesia 1. Keadaan masyarakat Indonesia yang tertindas, melarat, dan bodoh akibat penjajahan bangsa-bangsa asing, seperti Inggris dan Belanda selama ratusan tahun. 2. Sebelum datang Agama Islam di Indonesia sudah ada berbagai faham dan kepercayaan seperti Animisme, Dinamisme, Hinduisme dan Budhaisme. 3. Adat istiadat masyarakat setempat diwarnai dengan hal-hal yang berbau mistik, kebatinan, kemusrikan, dan lain-lain. 4. Adanya faham feodalisme dan kasta, terjadi kesenjangan dan diskriminasi. Seperti adanya golongan bangsawan (ningrat), priyayi, orang desa, santri, orang Eropa (kulit putih), Timur Asing (Cina, Arab, India) dan golongan pribumi.

5. Ajaran Islam diterima masyarakat secara bertahap dan damai. Terjadilah akulturasi (percampuran) budaya dan kepercayaan. Sehingga ajaran Islam di Nusantara ini belum dihayati dan diamalkan secara benar. Ajaran Islam sudah tidak murni lagi.Amal ibadah banyak diwarnai dengan takhayul, bid’ah dan khurafat. Ibarat sungai, air di muara tidak sejernih di sumbernya. B. Kebangkitan Dunia Islam Kebangkitan Islam di awal abad 18 yang dipelopori Muhammad bin Abdul Wahab, Jamaludin Al-Afgani, Muhammad Abduh, Ahmad Khan, dan Rasyid Ridha serta pejuang-pejuang di Indonesia, sangat berpengaruh pada diri Kyai Ahmad Dahlan. Beliau juga ingin memurnikan kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya di bumi Indonesia. Pengaruh politik etis di Indonesia menimbulkan kebangkitan jiwa para pemuda. Sebelum mendirikan Muhammadiyah beliau aktif berdakwah dalam perkumpulan Budi Utomo dan Syarekat Islam di Yogyakarta yang saat itu sudah berdiri. Beliau sadar betul untuk mencapai suatu tujuan memerlukan suatu organisasi. Sedangkan landasan yang mendorong berdirinya perserikatan adalah Firman Allah Surat Ali Imran ayat 104. berbunyi: Waltakum minkum ummatun yad’uuna ilal khairi wa ya’,uruuna bil ma’ruf wayan hauna ‘anil munkar. Artinya: “Dan hendaknya diantara segolongan dari kamu mengajak kepada kebaikan, yaitu menyuruh kepada kebajikan dan mencegah perbuatan buruk.” Sebulan setelah Muhammadiyah berdiri tepatnya 20 Desember 1912, K.H.Ahmad Dahlan mengajukan surat permintaan sebagai “badan hukum” kepada Pemerintah Hindia Belanda di Batavia. Setelah melalui proses akhirnya permintaan itu dikabulkan. Dengan Gouvernement Besluit (Surat Ketetapan) No.81 tanggal 22 Agustus 1914 secara resmi Muhammadiyah boleh berkiprah mengembangkan sayapnya Itupun masih sebatas kota Yogyakarta. Saat itu sudah berdiri Muhammadiyah di Srandakan, Wonosari, Imogiri, dan lain-lain seputar kota Yogyakarta. Dengan Surat Keputusan No.40 Tahun 1920, izin

KHA.Dahlan

9

penyiaran diperluas hingga wilayah Karesidenan Yogyakarta. Tanggal 7 Mei 1921 Kyai Ahmad Dahlan mengajukan lagi izin penyiaran ke luar Karsidenan Yogyakarta dan dikabulkan. Dengan SK No.36 2 September 1921 Muhammadiyah baru boleh mendirikan cabangnya di luar Karesidenan Yogyakarta. Kebijaksanaan Pemerintah Kolonial Belanda seolah memberikan kelonggaran (netral) dalam urusan ibadah dan sosial. Bahkan memberi subsidi meski jumlahnya sangat kecil dibanding bantuan mereka kepada Misi Katolik dan Zending Protestan. Meski demikian Pemerintah Jajahan tetap mewaspadai gerak-gerik kaum pribumi yang menjurus kearah politik. Kini Muhammadiyah menjadi besar ribuan amal usahanya bertebaran di seluruh pelosok tanah air. Sekolah dari TK hingga perguruan tinggi, masjid, musholla, balai pengobatan, rumah bersalin, rumah sakit dan lain-lain. Ketua PP Muhammadiyah sejak didirikan yaitu:

1. K.H. Ahmad Dahlan (1912-1923) 2. K.H. Ibrahim (1923-1933) 3. K.H. Hisyam (1934-1937) 4. KH. Mas Mansyur (1937-1943) 5. Ki Bagus Hadikusumo (1943-1953) 6. Buya AR Sutan Mansur (1953-1959) 7. KH Yunus Anis (1959-1961) 8. KH Ahmad Badawi (1962-1968) 9. KH Fakih Usman (1968-1968)1 10. KH AR Fachruddin (1968-1990) 11. KH Azhar Basyir (1990-1994) 12. Prof. Dr. H.M. Amien Rais, MA (1994-1998) 13. Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif (1998-2005) 14. Prof. Dr. HM Din Syamsuddin (2005-2010, 2010-2015)

1 Ia terpilih dalam Muktamar Muhammadiyah Ke-37 tahun 1968 di Yogyakarta sebagai Ketua PP Muhammadiyah periode 1968-1971, namun pada tanggal 3 Oktober 1968 beliau dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Selanjutnya kepemimpinan Muhammadiyah diamanahkan kepada KH AR Fachruddin.

10

Prof.Dr.H.M. Din Syamsuddin terpilih kembali dalam Muktamar Satu Abad di Yogyakarta sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Periode 2010-2015. Tiga belas nama yang terpilih sebagai anggota formatur dalam muktamar tersebut berhasil menyusun kepengurusan PP Muhammadiyah sebagaimana tersebut di bawah ini: Susunan PP Muhammadiyah Periode 2010-2015

Ketua Umum : Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin Ketua : Prof. Dr. H. A. Malik Fajar, M.Sc. Ketua : Dr. Haedar Nashir, M.Si. Ketua : Drs. H. Muhammad Muqoddas, Lc. MA Ketua : Drs. H.A. Dahlan Rais, M.Hum Ketua : Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc. M.Ag. Ketua : Prof. Dr. H. Syafiq A. Mughni Ketua : Dr. H..A. Fattah Wibisono, MA Ketua : Drs. H.M. Goodwill Zubir Ketua : Prof. Dr. H. Bambang Sudibyo, MBA Ketua : Drs. H. Sukriyanto AR, M.Hum Ketua : Prof. Dr. H. Dadang Akhmad, M.Si. Ketua : Dra. Hj. Siti Noordjannah Djohantini, MM, M.Si. Sekretaris Umum : Dr. H. Agung Danarto, M. Ag. Sekretaris : Dr. H. Abdul Mu’ti, M. Ed. Sekretaris : Drs. H. Marpuji Ali, M.Si. Bendahara Umum : Prof. Dr. H. Zamroni, M.Sc. Bendahara : Dr. H. Anwar Abbas, M.M., M.Ag. 2. MUHAMMADIYAH BETAWI (JAKARTA) Tahun 1920, dalam, perjalanannya ke tanah suci Kyai Ahmad Dahlan singgah di Jakarta. Beliau mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh yang kelak menjadi perintis berdirinya Muhammadiyah di Jakarta. Diantara mereka adalah Kartosudarmo, Suwito, Sarjono dan Wiryosudarmo di Tanah Tinggi. Berangkat dari pengajian-pengajian, setahun kemudian, berdirilah cabang Muhammadiyah di Jakarta pada hari ulang tahun ke-9 18 November 1921. Namun baru 7 tahun kemudian disyahkan oleh Pimpinan Pusat dengan Surat Ketetapan No.10.b. tanggal 1 Juli 1928.

11

Susunan pengurus Muhammadiyah Jakarta ketika baru didirikan yaitu: Ketua : K.R. Padmo, Wakil Ketua : R. Mangunsumarto Penulis : Djajasukarta Pembantu : KH Djajadirdja Pembantu & Bendahara : Sumosendjaja Pembantu & Bagian Tabligh : R.H. Hidayatullah Pembantu & Bag. Pengajaran: KH Nurdin dan Kartosudarmo. Menurut laporan, pada tahun 1923 nama-nama pengurusnya yaitu: R. Mangunsumarto menduduki jabatan Ketua. Sedangkan para Pembantunya: M. Djojodirdjo, Tengku M. Nurdin, Sukaja, Wirjosudarmo, Soemosendjojo, Mangkusastro, Sarjono, Mardikun, Moh. Ali, M. Yunus Anis dan Abdul Salam Dua tahun kemudian jumlah pengurusnya bertambah menjadi 16 personal Tahun 1923 sekolah HIS (Hollands Inlandsche School) met de Quran (setingkat SD) Muhammadiyah berhasil didirikan di Betawi. Jumlah siswanya mencapai 124 orang, yaitu 85 pria dan 39 wanita. Pada awal hingga bulan Juli 1923, sekolah diadakan di rumah Ketua Muhammadiyah saat itu yaitu R. Mangunsumarto. Bulan Agustus 1923 pindah ke rumah Wirjosendjojo di Kepu Kemayoran Jakarta. Masih tahun itu juga Muhammadiyah Cabang Betawi berhasil mendirikan satu sekolah lagi Kweekschool, bertempat di Gang Kenari dipimpin R. Hidayatullah. Bagian tablighpun giat mengadakan pengajian dan kursus agama. Pengajian Muhammadiyah berkembang ke Kampung Kebon Sirih, Salemba, Jatinegara, Ketapang, Gunung Sahari dan lain-lain. Pada tahun 1926, mendirikan rumah yatim piatu (panti asuhan) di Jalan Karet Tanah Abang. Tahun 1929, untuk pertama kalinya Muhammadiyah mengadakan rapat terbuka (tabligh akbar) di gedung HIS Muhammadiyah Gang. Jatibaru 23 dan mendapat kunjungan cukup besar. Antara lain dari golongan Arab, dua orang utusan Pemerintah, Asisten Wedana, dua orang mantri polisi, dan penjagaan yang begitu lengkap. Hasilnya, Madrasah Yatim di Tanah Abang menjadi Standaard School yang memberikan pelajaran tentang keduniaan dan keakhiratan. Juga diputuskan untuk menerbitkan surat kabar berjudul “Muhamadi”. Tahun 1930, HIS Muhammadiyah berkembang menjadi 7 sekolah. Yaitu HISM Kemayoran I dan II, HISM Kramat, HISM Jatibaru Tanah Abang, HISM Pejagalan dan HISM Bekasi. Pada perkembangan selanjutnya Muhammadiyah terus berkiprah mendirikan berbagai sekolah baik umum maupun kejuruan. Pada tanggal 20-23 Desember 1930 Pengurus Muhammadiyah Cabang Betawi mengadakan Konperensi Daerah yang dihadiri abang dan Ranting dari Jawa Barat, Jawa Tengah Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Sumatera Barat. Dalam konperensi itu terpilih Pengurus Muhammadiyah Cabang Betawi yaitu: Ketua : Kartosudamo Wakil Ketua : Musa Al Mahfudl Penasehat : H. Mudjitaba Sekretaris I : H. Mudjitaba Sekretgaris II : Mohd. Damanhuri Komisaris Kepala : Sutalaksana

12

Tahun 1932 Muhammadiyah Cabang Betawi mendirikan Poliklinik bertempat di Pekojan. Untuk menggiatkan semangat kaum muda, pada tahun 1932 juga didirikanlah wadah Kepanduan Muhammadiyah bernama Hizbul Wathon (HW). Untuk pertama kalinya sholat ‘Id diadakan dilapangan yaitu pada ‘Idul Fitri 1352 H atau Januari 1934. Muhammadiyah Cabang Jakarta berkembang menjadi 5 cabang yang membawahi 43 ranting. Cabang Jakarta 22 ranting, Cabang Kebayoran 6 Ranting, Cabang Tanah Abang 11 Ranting, Cabang Tanjung Grogol 3 Ranting dan Cabang Tebet 4 Ranting. Kini Muhammadiyah wilayah Jakarta membawahi 7 Daerah yaitu: Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Bekasi dan Tangerang, yang membawahi 50 cabang. Untuk Jakarta Selatan membawahi 10 Cabang. Periode 2005-2010 Ketua PMW DKI. Jakarta adalah H.M. Sun’an Miskan, LC Musyawarah Wilayah (Musywil) Muhammadiyah DKI Jakarta berhasil memilih 13 nama calon pimpinan. Terpilih sebagai Ketua PWM DKI

Jakarta Periode 2010-2015 yaitu Prof. Dr. H.Agus Suradika M.Pd. (Selengkapnya ada pada bab kegiatan).

3. MUHAMMADIYAH JAKARTA SELATAN

Tahun 1924, di Jakarta Selatan sudah berdiri Ranting Muhammadiyah Bendungan di kawasan Senayan dan Bendungan. Tahun 1956 sudah berkembang menjadi cabang. Tahun 1960-an daerah itu dibangun untuk komplek olah raga. Cabang Muhammadiyah Bendungan seluruh dan warganya pindah ke Tebet. Jadilah Cabang Muhammadiyah Tebet yang kemudian berkembang pesat dengan segala amal usahanya. Baru menyusul cabang-cabang lain di Jakarta Selatan. Pada tahun 1979 Pengurus Muhammadiyah Daerah Jakarta Selatan diketuai oleh H Nur Hasan Akhfasy. Pengurus lainnya yakni: Ahmad Rafani Rudin, Ilham Hamidi SH, Drs. Yusuf Nazar, Asep Warullah Wahana BA, Drs. Abdul Manaf, Zulkifli Mahmud, Mohamad Fuad AS, Sutisna, Daud Afifi BA dan Drs. Djasli. Dalam perkembangannya, Daerah Jakarta Selatan memiliki 10 Cabang yaitu: Cabang Tebet Timur, Cabang Kebayoran Baru, Cabang Bukitduri,Cabang Jagakarsa, Cabang Kebayoran Timur, Cabang Setiabudi Karet, Cabang Pasar Rumput, Cabang Kebayoran Lama, Cabang Tebet Barat dan Cabang Pasar Minggu. Periode 2005-2010 Ketua PDM Jakarta Selatan adalah Prof..Dr H.Agus Suradika M.Pd. dengan susunan sebagai berikut: Ketua : Prof.Dr.H. Agus Suradika Wakil Ketua : Drs. H.A. Muchlis Noor Wakil Ketua : Dr. H.A. Fatah Wibisono Wakil Ketua : Drs. H. Solichin WD, MM Sekretaris : Edwar Lukman, S.Kom Wakil Sekretaris : Irfan Chalik S.Kom Wakil Sekretaris : Drs. Habibullah Wakil Sekretaris : Selamet Rujito Bendahara : Drs. H.M. Irfan Alkarim Wakil Bendahara : H. Zakaria Anis Ketua Majlis Tarjih : Drs. Nurul Ilmi Ketua Majlis Tabligh : Drs. H.A. Rusydi Sabhani MA

13

Ket Majlis Dikdasmen : Drs. H. Daliman Sofyan M.Pd. Ketua Majlis KKM : Harun Syarif S.Ad Ket Majlis Wakaf & Ekonom : Taufiqurrahman SH, M.Si. Ketua Maj. Pend. Kader : H. Fadhli Arsil, S.Kom, M.Si. Ketua MPM : H. Abu Chairi Ph.D. Ketua LPI : Subhan Wahyudi Ketua LPPK : H. Masrul Maraib

Dalam Musyawarah Daerah Muhammadiyah (PDM) Jakarta Selatan pada tanggal 12-13 Februari 2011 di Kebayoran Lama, terpilih 13 nama calon pimpinan. Ditetapkan sebagai Ketua PDM Jakarta Selatan Periode 2010-2015 adalah Drs.H. Daliman Sofyan M.Pd. (Selengkapnya ada pada bab kegiatan).

14

II. SEJARAH PCM MUHAMMADIYAH PASAR MINGGU

1. Awal Berdirinya

Pasar Minggu merupakan daerah dominan masyarakat asli Betawi. Di daerah ini juga banyak keturunan Arab bukan kelompok Al-Irsyad. Seperti masyarakat suku Jawa pada umumnya, masyarakat Islam Betawi pun masih sulit membersihkan diri dari adat istiadat dan kepercayaan peninggalan nenek moyang yang berbau takhayul, bid’ah dan khurofat. Seperti adat nujuhbulanin bagi orang hamil, kenduri makan minum tahlilan bagi yang keluarganya meninggal pada hari ke satu hingga ke tujuh. Baca Quran di kuburan dan lain-lain. Meski Muhammadiyah telah lama berdiri di Jakarta, namun baru pada tahun 1966 Muhammadiyah bisa menembus daerah Pasar Minggu. Menurut Abdul Manap (Almarhum), upaya untuk mendirikan Muhammadiyah telah dirintis sejak tahun 1966. Namun keinginan tersebut belum terwujud. Saat itu boleh dikata masih sulit ajaran Islam yang dikenalkan Muhammadiyah bisa diterima masyarakat Betawi asli di Pasar Minggu. Berkat ketabahan dan keuletan para dai dan muballigh Muhammadiyah, terbentuklah Cabang Pasar Minggu.

Ada cerita tersendiri dari Bapak Djoko Sutedjo, Ketua PCM pertama, bagaimana awal mula mendirikan sebuah cabang Muhammadiyah. Biasanya pendirian sebuah cabang Muhammadiyah didahului adanya ranting. Di Pasar Minggu justru berdiri cabang dulu baru ranting menyusul. Periode ini merupakan perintisan. Menurut Djoko Sutedjo, berdirinya Cabang Muhammadiyah Pasar Minggu, diawali dengan pengajian-pengajian. Pengajian diadakan seminggu sekali. Pesertanya antara 9 hingga 15 orang. Diantaranya Djoko Sutedjo, Hifni Rahim, Azmi Fachruddin, Abdul Rahman. Zulkifli Mahmud (Alm), R. Nana Kresna (Alm), Mustari Ramli (Alm), Abdul Manaf (alm) dan lain-lain. Setelah terjadi Gerakan 30 September / PKI tahun 1965, selalu ada demonstrasi di mana-mana. Menghadapi kekacauan di semua bidang kehidupan, umat Islam pun harus memperkuat barisan. Keadaan yang demikian mengilhami para peserta pengajian untuk segera membentuk wadah perjuangan. Untuk mewujudkan keinginan tersebut, Djoko Sutedjo dan kawan-kawan mengadakan kontak dengan tokoh-tokoh masyarakat Islam di Pasar Minggu. Diantaranya: K.H. Moh. Ya’kub, Pasar Minggu Lebak (Penghulu Pasar Minggu), Ustaz Zainuddin di Pejaten, K.H. Aliyuddin, di Pejaten dan H. Miftah, Pasar Minggu. Umumnya beliau-beliau itu tidak keberatan, hanya saja saat itu belum dapat membantu. Pendekatan lebih jauh dilakukan kepada guru-guru yang bergama Islam di Pasar Minggu. Semangat Front Pancasila/KAMI/KAPPI sedang menggelora. Sejak awal bulan Oktober 1965 hingga Januari 1966 berhasil mengadakan kontak dengan para guru baik guru SD, SMTP dan SMTA serta para ustadz madrasah dsb.nya. Ketika para tokoh Islam di lingkungan Pasar Minggu, barulah mengadakan pendekatan ke atas kepada Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jakarta dan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta seperti Prodjokusumo dan Amiruddin Siregar. Selanjutnya menghubungi kantor PP Muhammadiyah di Jl. Menteng Raya 62. Menurut petunjuk dari PP Muhammadiyah, untuk bisa mendirikan cabang Muhammadiyah di Pasar Minggu itu ada syaratnya. Yaitu harus minta rekomendasi dari cabang Muhammadiyah terdekat. Perlu diketahui pada tahun 1953 Muhammadiyah Ranting Cipedak sudah berdiri dan pada tahun 1965 diresmikan menjadi Cabang dengan SK PP No. 2030/A tanggal 22 Juni 1965. Diantara tokoh-tokohnya yakni: Madinah AR, M. Tahir, Mahmud H, HS, H. Gomin, Budy Effendy, Idris, Abdullah R, Buchori, Zainuddin AH, H. Abd. Halim, Ahmad AR dan Hayat Yamin.

15

Syarat itu segera terpenuhi yaitu Cabang Cipedak dan Cabang Tebet Timur. Namun rupanya harus ada satu syarat lagi yang diminta yaitu harus mempunyai 100 orang anggota Muhammadiyah. Setelah yakin dengan dukungan cabang-cabang tersebut, mereka segera mengadakan pertemuan. Rapat diadakan di gedung Madrasah Islamihyah Pejaten di samping Masjid At-Taqwa (sekarang dipakai untuk perluasan mesjid tersebut) pada tahun 1966 jam19.00-22.00 WIB. Diantara yang hadir yaitu: Drs.Djoko Sutedjo, Drs Abdul manaf, Drs. Azmi Fahruddin, Abdul Rahman, Ust. Kafrawi, Zulkifli Mahmud, R. Nana Kresna, dan Mustari Ramli. Rapat tersebut menghasilkan beberapa keputusan yaitu: 1) Pembentukan PCM Pasar Minggu, 2) Menghubungi PCM Cipedak dan PCM Tebet Timur secara tertulis, 3) Melaporkan hasil keputusan rapat kepada PDM Jakarta Selatan dan PWM DKI Jakarta; 4) Menyusun daftar calon anggota sebanyak 100 orang sebagai syarat berdirinya sebuah cabang Muhammadiyah. “Alhamdulillah syarat itu pun terpenuhi”, kenangnya. Setelah semua syarat-syarat terpenuhi, maka masih pada tahun itu juga, diutuslah Sdr. Djoko Sutedjo ke PP Muhammadiyah di Yogyakarta dan diterima oleh PP Muhammadiyah. Berkat keuletaanya tahun 1967 berdirilah Cabang Muhammadiyah Pasar Minggu. dengan Djoko Sutedjo sebagai ketuanya. Pelantikan dilakukan oleh HS Prodjokusumo bertempat di SD Pasar Sawo (kini menjadi Pos Polisi) pada hari .......... tgl. ............... 1967 Meski secara formal belum terbentuk ranting, namun bayang-bayang untuk mendirikan ranting sudah ada. 2. KEPENGURUSAN a. DRS. H. DJOKO SUTEDJO (1967-1971) Ketuanya Drs. H. Djoko Sutedjo. Kegiatannya: Mengadakan Sholat ‘Id di lapangan Pertanian Hortikultura Pasar Minggu. Semula dirintis oleh PHBI / Panitia Hari-hari Besar Islam, namun terhenti. Pada periode ini mulai dirintis berdirinya SMP Muhammadiyah di Pasar Minggu. Administrasi keanggotaaan juga mulai digiatkan. b. IR. SUNARYO (1971-1974) Ketuanya Ir. Sunaryo. Disamping memeruskan usaha yang dirintis sebelumnya, mulai dipikirkan berdakwah melalui bidang pendidikan. Berdirinya SMP Muhammadiyah 20 Masa ini ditandai dengan berdirinya sekolah SMP Muhammadiyah 20. Kepala sekolahnya waktu itu Mayor Drs.Djalal Sayuti (Alm.) SMP Muhammadiyah 20 sudah banyak melahirkan alumni. Satu diantaranya yaitu Sugeng Wuryanto (Dirut Munatour) Sedangkan pengajian anggota Muhammadiyah masih berlanjut. Kaderisasi pimpinan diutamakan Tidak tanggung-tanggung, pemberi materi dari PP Muhammadiyah antara lain A.R. Fachruddin dan Dr. Kusnadi. Ajaran Islam yang sesuai Sunah Nabi mulai dipraktekan. Saat itu mulai berdiri Ranting Muhammadiyah Pasar Minggu Lebak dengan ketuanya Edy.

Drs.Djoko Sutedjo

16

c. DRS. ABDUL MANAP ( 1974-1978) Ketuanya Drs. Abdul Manap. Pengurus lainnya yakni Abdul Halim Rasimamika B.Sc., Zulkifli Mahmud,

H.Ahmad Said, R.Nana Kresna, Ch. Muchtar. Drs. H. Rosjidi dan lain-lain. Saat itu sudah merintis berdirinya Ranting Rawabambu, Ranting Pasar Minggu Lebak, Ranting Jatipadang, dan Ranting Pejaten Timur.

d. ABDUL HALIM RASIMAMIKA B.Sc. (1978-1981, 1981-1985) Pada periode ke-empat ini mulai berdiri ranting-ranting. Muhammadiyah Pasar Minggu mengembangkan sayapnya dengan mendirikan ranting-ranting baru. Ada 3 ranting yang berdiri pada masa ini. Yaitu dengan ditandai berdirinya PRM Rawabambu dengan ketuanya Abdul Halim Rasimamika. Tahun 1978, berdiri pula Ranting Pejaten Timur dengan ketuanya Abdul Halim. Amal usaha pada tiga periode di atas sangat ditunjang oleh dana para donatur dan iuran para anggota, petugasnya Sdr. Tarumun (Alm.). Muscab Muhammadiyah Pasar Minggu diadakan pada tanggal 23 Maret 1979 di SD Pelita Karangpola, Jatipadang. Setelah disyahkan dengan SK PP Muhammadiyah No. I.031/PC/1979 tanggal 27 Syawal 1399 H / 19 September 1979 M, menetapkan H. Abdul Halim Rasimamika BSc, ketua dua periode ini banyak menorehkan lukisan sejarah perkembangan Muhammadiyah di Pasar Minggu. Susunan pengurus pada periode 1979-1981 adalah: Ketua : Abdul Halim Rasimamika B.Sc Ketua I : Zulkifli Mahmud (Alm) Ketua II : R. Nana Kresna (Alm) Sekretaris I : M.E.Zainuddin Sekretaris II : Muhammad Said H. Ahmad Bendahara I : Amir Hasan BA Bendahara II : Drs.H.Rasyidi Anggota-anggota Bag. Tabligh : Muchtar BA Bag. Pendidikan : Drs. Prawoto Bag. Wakaf : Drs.Ahmad Said Bag. Pustaka : MuhadjirA-Athiyah Bag. PKU : TB Moch. Ghozali Bag. Ekonomi : Drs. Djoko Sutedjo

Abd.ul Halim R.

Drs. Abdul Manap

17

Tumbuh Ranting Muhammadiyah Pada masa ini semangat bermuhamadiyah cukup tinggi. Tidak mengherankan kalau di Cabang Pasar Minggu ada tiga ranting yang berdiri. Yaitu Pada tanggal 10 Maret 1979 berdiri Ranting Pejaten Barat (Kerobokan) dengan ketuanya M. Said. Hanya Ranting Pejaten Barat ini tidak berkembang setelah sebagian para pengurusnya pindah rumah. Kemudian, Ranting Tanjung Barat, ketuanya Prawoto dan Ranting Jatipadang, ketuanya Subagio (Alm). Sayang Ranting Jatipadang tidak berkembang, terutama setelah ketuanya meninggal dunia. Bahkan konon sempat didirikan pula Ranting Lenteng Agung. Namun Pada

masanya pula Keluarga Abdul Halim mewakafkan (menyerahkan) Mushola Nurul Islam kepada Ranting Muhammadiyah Rawabambu yang saat itu diketuai Maswar. Sebelum reformasi tanpa seizin pengurus masjid ini sering dipakai oleh kelompok pengajian Usroh. Ternyata setelah partai-partai berdiri para pengikut Usroh ini menampakkan diri sebagai aktivis PKS. Setelah diingatkan oleh pengurus ranting bahwa masjid ini milik Muhammadiyah yang bebas partai, kegiatan mereka pun berhenti. Perlu dicatat pula, Ranting Muhammadiyah Rawabambu juga berhasil mendirikan Madrasah Diniyah. Yaitu dengan memanfaatkan bangunan SMPM XX pada sore harinya Lalu pengelolaanya dialihkan kepada Aisyiyah Cabang Pasar Minggu yang saat itu ketuanya Dra. Hj. Hasminar Halim. Awalnya madrasah ini berjalan lancar. Namun pada masa periode berikutnya dengan kepengurusan yang baru, pengelolaan Diniyah semakin terbengkali dan akhirnya tidak berlanjut hingga sekarang. Penyelenggaraan sholat ‘Id di lapangan pertanian hingga periode berakhir, masih berjalan. Satu hal lagi yang cukup bersejarah, yaitu diperolehnya tanah wakaf seluas 2008 M2 dari keluarga Bapak Sugirman di

Lentang Agung, yang kini telah digunakan untuk Panti Asuhan. Awalnya tanah tersebut direncanakan untuk perguruan Muhammadiyah. Hasil rapat di rumah Ir. Moch. Soeyoethi pada tanggal 29 Agustus 1982 berhasil membentuk Panitia Pembangunan Prasarana Perguruan Muhammadiyah dengan Ketua Drs. Djalal Sajuti. Tanggal 27 Maret 1983 mulailah peletakan batu pertama pembangunan SMP XX dilakukan oleh H. Amiruddin Siregar, Ketua PWM DKI Jakarta saat itu. Namun sayang karena kekurangan biaya pembangunan terbengkalai.

f. H. MAWARDI SAID BA (1985-1990)

Ketua terpilih H. Mawardi Said dengan susunan pengurus sebagai berikut: Ketua : H. Mawardi Said Wakil Ketua : H. Zulkifli Mahmud. Sekretaris : Muhadjir Wakil Sekretaris : ME Zainuddin Bendahara : Amir Hasan Wakil Bendahara : H. Rasjidi Anggota : Ch. Muchtar BA (Alm), R. Nana Kresna (Alm) dll.

Ust. Mawardi

18

g. H. ZULKIFLI MAHMUD (1990-1995) Susunan Pengurus Ketua : H. Zulkifli Mahmud Wakil Ketua I : Drs. H. Arief Mudjiono Wakil Ketua II : H. Mawardi Said BA Sekretaris : H. Hifni Rahim BA Wakil Sekretaris : Syihabuddin S. Bendahara : Amir Hasan BA Ketua Bag. Tabligh : CH Muchtar BA Ketua Bagian Dasar & Menengah : Badruddin BA Anggota Bagian Kebudayaan & Pustaka : Muhammad Koderi Ketua Bagian Pembina Kesejahteraan Sosial : R. Nana Kresna Anggota Bagian Pembina Kesejahteraan Sosial : H. ME Zainuddin Ketua Bagian Pembina Kesehatan : Drs. H. Kadi Sastrowiryono Anggota Bagian Pembina Kesehatan : H. Syahruddin Ketua Bagian Wakaf dan Kehartabendaan : Drs. H. Ahmad Said Anggota Bagian Wakaf dan Kehartabendaan : Basirun Ketua Bagian Ekonomi : H. W.B. Tjipto SH Anggota Bagian Ekonomi : Saibun Panti Asuhan Siti Khadijah Pada periode ini (1993) Muhammadiyah Pasar Minggu mulai membuka Panti Asuhan Siti Khadijah di Lenteng Agung. Awalnya tanah wakaf itu direncanakan untuk Pusat Perguruan Muhammadiyah, karena sudah ada SMPM. Di sana akan dibangun 6 lokal untuk ruangan belajar. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Ketua PWM DKI Jakarta saat itu H. Amiruddin Siregar pada tahun 1982. Bahkan kerangka besi pun sudah sempat dibangun. Karena kekurangan biaya, akhirnya terbengkalai. Ketika H. Zulkifli Mahmud (Alm) menjadi Ketua Cabang, ada tawaran bantuan dari PP Muhammadiyah untuk mendirikan panti asuhan. Dana itu tidak bisa dialihkan untuk keperluan yang lain seperti pembangunan gedung sekolah. Sesuai dengan keinginan pemberi bantuan, maka dibangunlah panti asuhan di atas tanah wakaf tersebut. 2 h. DRS. H. AHMAD SAID (1995-2000) Susunan Pengurus Ketua : Drs. H. Ahmad Said Wakil Ketua I : R. Nana Kresna Wakilit Ketua II : Drs.H.Arief Mudjiono Sekretaris : Suhartoyo BA Wakil Ketua : H.Hifni Rahim BA 2 Profil Panti Asuhan selengkapnya lihat halaman Profil Amal Usaha.

Zulkifli M

19

Bendahara : H. Amir Hasan BA Bagian Tabligh : H. Tabrani Syabirin MA

: Ch. Muchtar BA Dikdasmen : Drs. H. Djoko Sutedjo

Badrudin BA PKS : H. Mawardi Said BA

H. Marhasan BA Wakaf & Kehartabendaan : H. W.B. Tjipto SH

Syihabudin Kesehatan : H. Syahruddin A. Rasyid

Muhammad Koderi Ekonomi : H. Zulkifli Mahmud dan

H. Zubeir Saibun dan Kebudayaan & Pustaka : H.Zaenudin ME

Zaenal Abidin h. DRS. H. SOLICHIN WD MM) (2000-2005)

Susunan Pengurus: Ketua : Drs. H. Solichin WD, MM Wakil Ketua : Drs. H. Ahmad Said Sekretaris : H. Sugeng Wuryanto SE Wakil Sekretaris : Faisal Akbar S.Ag. Bendahara : Drs. H. Marhasan Wakil Bendahara : Drs. Tedjo Widiyanto SE

Drs. H.Djoko Sutedjo, Anggota : WB Tjipto SH,

Sihabudin H. Sutardjo SPd.

PCM Pasar Minggu memiliki 4 ranting. Pada masa ini pengurusan sertifikat tanah di Rawabambu selesai. Sedangkan tanah–tanah yang belum selesai pengurusannya akan diteruskan pada masa periode berikutnya. i. PCM Pasar Minggu PERIODE X (2005-2010)

20

Musyawarah Cabang Muhammadiyah Pasar Minggu tanggal 28 Jumadilawal 1427 H atau 26 Juni 2006 bertempat di Aula Masjid Nurul Islam Rawabambu, Pasar Minggu, berhasil memilih 13 nama calon Anggota Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pasar Minggu masa jabatan 2005-2010. Nama-nama tersebut selanjutnya diajukan ke PDM. PDM menetapkan 11 nama calon Anggota Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pasar Minggu3, yang kemudian disempurnakan sebagaimana susunan pengurus di bawah ini:

1. SUSUNAN PENGURUS: Penasehat : 1. H. Abdul Halim Rasimamika B.Sc.

: 2. Drs. H. Djoko Sutedjo Ketua : Drs. H. Solichin WD MM Wakil Ketua : Asep Salwani S. Ag. Sekretaris : Muhammad Koderi Wakil Sekretaris : Faisal Akbar S.Ag. Bendahara : Drs. H. Marhasan Wakil Bendahara : Drs. H. Achmad Said Majelis-majelis: Majlis Tabligh dan Dakwah Khusus : H. Mawardi Said BA Ir. Asruri Majlis Dikdasmen : W.B. Tjipto SH Majlis Pemberdayaan Masyarakat : Drs. Suhardin M.Pd

H. Sugeng Wuryanto SE Majlis MKKM : H. Hifni Rahim Majlis Wakaf dan ZIS : Makruf Effendi

Drs. Tedjo Widiyanto SE 3 SK PDM lihat Lampiran

21

FOTO PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH PASAR MINGGU PERIODE 2005-2010

H. Abdul Halim R B.Sc. Drs. H. Djoko Sutedjo Penasehat Penasehat

Drs. H. Solichin WD, MM Asep Salwani, S. Ag. Ketua Wakil Ketua

Muhammad Koderi Faisal Akbar S. Ag Sekretaris Wakil Sekretaris

Drs. H. Marhasan Drs. Ahmad Said

22

Bendahara Wakil Bendahara MAJELIS-MAJELIS

H. Mawardi Said BA Ir. Asruri W.B. Tjipto SH Ketua MTDK Wkl Ketua MTDK Ketua M Dikdasmen

Drs. Suhardin M.Pd H. Sugeng W SE. H Ketua MPM Wkl Ketua MPM

H. Hifni Rahim . Ma’ruf Effendi Drs. Tedjo Widiyanto SE MKKM Ketua MW ZIS Wk.l Ketua MW ZIS

23

III. KEGIATAN 1. Bidang-bidang

1) Organisasi: Kepengurusan & Keanggotaan: Jabatan Wakil Ketua yang lowong kemudian diisi oleh Asep Salwani S.Ag. Sehingga sebagaiman tersebut di atas. Dalam perjalanannya selama lima tahun Drs. H. Achmad Said yang menduduki Wakil Bendahara meninggal dunia. Organisasi sedikit pincang, karena tokoh tersebut sangat aktif di organisasi. Selain beliau menjalankan keuangan PCM, beliau juga memegang keuangan Panti Asuhan. Beliau juga aktif dalam rapat-rapat dan berbagai undangan. NBM selalu menjadi hambatan setiap pemilihan pengurus. Karena itu dalam periode ini pengurusan Nomor Baku Muhammadiyah (NBM) diperhatikan. Bagi anggota terutama pengurus atau calon pengurus telah diurus kartu NBM. Rapat pengurus diadakan secara rutin. Rapat sering dilakukan secara maraton terutama kalau menghadapi event-event penting seperti Jambore, Muktamar, Muscab dan lain-lain Kaderisasi Kepengurusan PCM Pasar Minggu Periode 2005-2010, memprogramkan membentuk Angkatan Muda Muhammadiyah dengan mengadakan Darul Arqam atau semacam pesantren kilat. Pesertanya para anak-anak pengurus ditambah anak asuh dari Panti Asuhan Siti Khatidjah dan anak asuh non-panti Ranting Pejaten Timur. Pesertanya sekitar 32 orang. PCM juga mengadakan kegiatan olah raga bela diri Tapak Suci. di Panti Asuhan Muhammadiyah Lenteng Agung. Dari waktu ke waktu peminatnya semakin bertambah banyak, terutama anak-anak dari sekitar Panti. Dalam setiap kejuaraan tingkat Jakarta Selatan, Tapak Suci yang merupakan Cabang Ke-32 di PDM Jakarta Selatan ini selalu mendulang prestasi. PCM Pasar Minggu sebenarnya sudah memiliki ortom Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiah. Pemuda Muhammadiyah antara lain pernah dipimpin oleh Sdr. Hartono. Sedangkan NA diketuai Sdri. Linda. Karena kurang berkembang, maka PCM periode 2005-2010 mengambil inisiatif merevitalisasi membentuk kembali Pemuda Muhammadiyah. Pelantikannya dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2010 bertempat di Panti Asuhan Muhammadiyah Siti Khadijah Al-Kubro Lenteng Agung Jakarta Selatan, dengan ketua Ahfitomo. 4 2) Bidang Tabligh dan Dakwah Khusus Tabligh dan dakwah terutama pengajian kegiatannya lebih banyak di masing-masing ranting. Karena rantinglah yang mempunyai anggota. Cabang mengadakan kunjungan ke ranting-ranting (safari Ramadhan). Mengikutsertakan kaderisasi mubaligh.5 3) Bidang Pendidikan: SMP M 20 didirikan sejak 1974: Karena berbagai faktor, sejak tahun 1996 hingga 2000 akreditasi dan jumlah siswanya mengalami kemerosotan. Jumlah murid selama lima tahun dari 80,72,65,48, hingga tinggal 36 orang murid. Akhirnya pada awal tahun ajaran 2004 ditutup. Pendidikan Taman Kanak-kanak diselenggarakan oleh Ortom Muhammadiyah di Ranting Aisyiah Pejaten Timur I (TKABA 61) dan Ranting Aisyiah Pejaten Timur II (TKABA 62). 4) Bidang Kesejahteraan Sosial: Panti Asuhan Siti Khadijah Al Kubra telah berjalan sejak tahun 1993, bertempat di Jalan Syukur Lenteng Agung, dengan sarana antara lain: Asrama seluas 240 m2; rumah 4 Lihat susunan pengurus pada Bab Ortom Pemuda Muhammadiyah. 5 Lihat Laporan Kegiatan Ranting-ranting.

24

pengasuh 36 m2; rumah imam 36 m2 dan masjid 100 m2. Jumlah anak asuh pada akhir tahun 1995 sebanyak 43 orang dan tahun 2001 berjumlah 34 orang anak asuh. Tahun 2007 ini jumlahnya 30 anak. Kegiatan sosial juga diadakan di Ranting-ranting, termasuk kegiatan rutin seperti zakat, qurban santunan anak duafa non-panti dan lain-lain diadakan di ranting-ranting.6 5) Bidang Pemberdayaan Masyarakat: Kepengurusan Periode 2005-2010 menyelenggarakan: a. Kursus menjahit tanpa dipungut bayaran (gratis) untuk umum. Namun kursus kurang berjalan lancar, maka sejumlah mesin jahit diputuskan untuk dibagikan ke ranting-ranting Aisyiyah di Pasar Minggu. b. Mengadakan pendidikan Paket A,B dan C. Program ini pada awalnya memperoleh sambutan meriah. Dengan berbagai faktor maka program itu pun berhasil. 6) Bidang Wakaf dan Kehartabendaan: Aset Muhammadiyah berupa tanah diperoleh secara pembelian dan wakaf. Statusnya sudah ada yang sertifikat dan sebagian masih dalam proses. Bangunan antara lain berupa Masjid, Musholla, Gedung Dakwah/TK, Gedung Panti Asuhan, sebagaimana tabel berikut ini..

NO. LUAS

TANAH BANGUNAN LETAK /

RANTING STATUS Sertipikat

1 177 m2 TKA61 & Aula Pejaten Timur Beli / PRM Sdh 1997 2 437 m2 Masjid & Aula Rawabambu Beli & Wkf/ PCM Sudah 3 175 m2 TKA 62 & Aula Pagujaten Wakaf/PRM Proses 4 130 m2 Mushola alIklas Tanjung Barat Wakaf/PRM Sudah 5 3.700 m2 Masjid & TKA Ranco TjBarat Mlk PCM Setiabudi 6 2.008 m2 Panti Asuhan Lenteng Agung Wakaf & beli/PCM Sdh 2006 7 75 m2 Mus.Nur.Iman Rawabambu Proses wakaf proses

7. Menyelenggarakan Darul Arqam di Cisarua - Puncak Kaderisasi tidak berarti dengan serta merta membentuk ortom angkatan muda Muhammadiyah seperti IPM, Pemuda Muhammadiyah atau NA. Itu suatu hal yang tidak mungkin. Lalu dari mana kita memulai? Kita harus menunjukkan bahwa bermuhammadiyah itu menggembirakan. Salah satunya dengan menyelenggarakan acara yang menarik buat remaja. Dengan memanfaatkan liburan sekolah semester kedua ini, PCM Pasar Minggu menyelenggarakan pengkaderan semacam Darul Arqam selama tiga hari tepatnya pada tanggal 13-14-15 Juli 2007. Maka dibentuklah sebuah panitia pelaksana yang terdiri dari anak-anak muda keluarga Muhammadiyah yang umumnya pelajar, mahasiswa dan bahkan yang telah lulus menjadi sarjana. Diantara yang terlibat kepanitiaan 6 Profil tentang amal usaha selengkapnya dapat dilihat pada bab Profil Amal Usaha.

25

yaitu: Faisal Akbar, Hafizuddin, Azzukhruful Qulub, Narul Syakron, Ekram Eddayan, Asri Nurhayati, Waika S.Wahyuti, Febriana Fadilah, Nurlia, dan Hanin Azzam. Agar menarik bagi remaja, acara ini bersifat rekreatif, mengandung seni dan olahraga. Pengkaderan yang diadakan di sebuah vila di daerah Cisarua (Puncak) Bogor, ini diikuti 33 peserta tingkat SLTA keatas dan 11 panitia, putra dan putri. Para peserta, selain anak-anak pengurus juga anak-anak dari panti asuhan dan anak asuh non panti. Pengurus PCM hanya sebagai penyelenggara yang menfasilitasi kebutuhan mereka. Berangkat dari Jakarta hari Jum’at siang tanggal 13 Juli jam 14.00. Malam harinya, sekitar ba’da ‘Isa, acara dimulai. Setelah pembukaan, taaruf antar peserta dan panitia, dilanjutkan ceramah tentang keislaman dan keimanan oleh Ustaz Mawardi Said, Ketua Majlis Tabligh PCM Pasar Minggu. Materinya antara lain mencakup masalah akhlak, akidah, dan ibadah. Malam hari diadakan shalattulail. Setiap usai shalat berjamaah, selalu diteruskan dengan kultum yang dilakukan para peserta secara bergilir. Agar tidak membosankan acara diselingi dengan game (permainan). Bagi mereka yang suka berenang, disediakan juga kolam renang. Hari kedua, selain game diisi dengan masalah keorganisasian (manajemen) dan ke-Muhammadiyahan. Keorganisasian disampaikan oleh Solichin WD MM dosen manajemen Universitas Trisakti, yang juga Ketua PCM Pasar Minggu. Kemuhammadiyahan diberikan oleh Fadli Arsil S.Kom, mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah Jakarta Selatan. Tak ketinggalan pula pengenalan sejarah Muhammadiyah di Pasar Minggu beserta aset-asetnya oleh Sekretaris PCM agar para peserta mengenal Muhammadiyah di daerahnya. Usai shalat Ashar anak-anak melakukan tadabur alam, berjalan kaki sepanjang kurang lebih empat kilo meter naik turun menuju ke tempat wisata curug (air terjun). Malam harinya mereka digodog lagi oleh Asep Salwani S.Ag. seorang instruktur muda yang energic. Alumnus UIN Jakarta ini sudah biasa menggembleng para remaja agar mereka bisa mengenali potensi dirinya dan menjadi generasi yang tangguh, siap menghadapi masa depan. Dengan metode khusus, alam pikiran mereka dibawa hingga ke titik nadir, untuk menyesali diri, menggali potensi dirinya sendiri dan siap menyongsong masa depan. Mereka melanjutkan sholatullail hingga pukul 02.00 malam. Seperti biasanya subuh mereka bangun kembali untuk berjamaah sholat subuh meski mereka masih mengantuk. Pada Ahad pagi sebagai hari terakhir acara mereka dibekali berbagai nasehat oleh panitia dalam kesempatan kuliah subuh. Acaranya cukup padat dan melelahkan tapi mereka nampak gembira. Mereka bisa bercanda, bergotongroyong, dan saling memiliki rasa kebersamaan. Dan, yang tak kalah pentingnya mereka yang awalnya tidak saling mengenal, serta berasal dari ranting yang berbeda nampak begitu akrab dan merasa saling bersaudara. Setelah acara penutupan, tepat pukul 10.00 di hari terakhir mereka bergegas kembali ke Jakarta.

26

Kini komunitas baru sebagai embrio remaja Muhammadiyah Pasar Minggu telah terbentuk. Tentu tidak hanya berhenti di sini. Tahap selanjutnya sudah menunggu. Merekalah kelak yang diharapkan akan tampil menjadi pewaris Muhammadiyah di masa depan. 8. Menghadiri Raker PDM Jakarta Selatan 7-8 Juli 2007

PCM Pasar Minggu mengikuti Rapat Kerja (Raker) yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jakarta Selatan di Kampus UHAMKA Jln. Limau, Kebayoan Baru Jakarta Selatan. Masalah yang dibahas dalam Raker terutama Konsolidasi dan program kerja. Utusan dari PCM Pasar Minggu tiga orang yakni: Drs. H. Ahmad Said (Almarhum), H. Hifni Rahim dan Muhammad Koderi.

9. Mengikuti Pelatihan MDMC Pada tanggal 15 Januari 2008 PCM Pasar Minggu mengikuti Pelatihan MDMC yakni latihah penanggulangan bencana banjir di Aula Mualimin Tebet Timur. PCM mengirim lima orang untuk pelatihan tersebut, yakni Muhammad Koderi, Sakron, Shalahuddin Ayub, Dede Irawan dan Hilpan Hermawan. 10. Mengikuti Jambore Muhammadiyah DKI Jakarta Untuk menyongsong Satu Abad Peringatan Muhammadiyah, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI menyelenggarakan Jambore Keluarga Besar Muhammadiyah DKI Jakarta. Acara itu berlangsung pada hari Sabtu-Ahad 17-18 Rabiulawal 1430 H / 14-15 Maret 2009 M di Bumi Perkemahan dan Wisata Cibubur, Jakarta Timur. Jambore yang ditargetkan dihadiri 3000 orang, ternyata jumlahnya mencapai 5.844 orang yang berasal dari Jakarta, Bekasi, Tangerang, Cileungi, Depok dan sekitarnya dengan perincian: PDM Jakarta Utara (1.236 orang), PDM Jakarta Selatan (690 orang) , PDM Jakarta Pusat (770 orang), PDM Kab. Bekasi (260 orang), PDM Jakarta Timur (750 orang), PDM Jakarta Barat (970 orang), PDM Kota Bekasi (830 orang), PDM Culeungsi (60 orang) dan Panitia /penyelenggara (215 orang). PCM Pasar Minggu mengirim 48 orang terdiri dari laki –laki 34 orang dan perempuan 14 orang. Mereka dikoordinasi oleh masing-masing ranting di PCM Pasar Minggu, yakni dari Ranting Rawabambu, Ranting Tanjung Barat, Ranting Pejaten Timur I, Ranting Pejaten Timur II dan dari Panti Asuhan Muhammadiyah Siti Khadijah Al-Kubra, Lenteng Agung. Kegiatan Jambore cukup padat, meliputi Kemah Bersama, Salat Tahajud, Pentas Seni, Outbound, Lomba Futsal, Bazaar, dan Dialog Tokoh. Tokoh yang hadir antara lain Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, Wakil Ketua MPR A.M Fatwa dan para Caleg berbagai partai dari keluarga Muhammadiyah. Untuk jalan santai diganti dengan Senam Pagi. Film Laskar Pelangi menggunakan soundtracknya saja. Pelaksanaan Jambore boleh dibilang meriah dan sukses. Namun karena jumlah yang hadir melebihi target menjadikan Panitia kedodoran. Tenda dan bus tidak terpenuhi semua. Konsumsi seharusnya 4x makan menjadi 3x makan. Kafilah dari PCM Pasar Minggu, yang ketika berangkatnya dijemput dengan bus, pulangnya terpaksa mencarter kendaraan bus sendiri.

27

11. Menghadiri Muktamar Muhammadiyah Ke-46

Muktamar Muhammadiyah Ke-46 atau dikenal dengan sebutan Muktamar Muhammadiyah 1 Abad diadakan di Yogyakarta dari tanggal 22-27 Rajab 1431 H atau 3-8 Juli 2010 M. Muktamar ini diikuti oleh Pimpinan Wilayah Pimpinan Daerah dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah seluruh Indonesia. Selain peserta muktamar, undangan sebagai peninjau dan dibanjiri dengan penggembira. Kafilah Muhammadiyah DKI Jakarta termasuk anggota Muktmar Pasar Minggu ditempatkan di Unires Putri – Asrama Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Hari Jum’at 2 Juli 2010 malam hari seluruh anggota muktamar se Indonesia diberikan jamuan makan malam oleh Rektorat UMY bertempat di gedung Sportarium yang sangat mewah dfan megah. Jamuan makan malam itu dihadiri mantan Wakil Presiden RI H. Yusuf Kala, Mantan Ketua PBNU Hasyim Muzadi dan Bupati Bantul. a. Peserta Muktamar Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jakarta Selatan memilih dan menetapkan 6 anggota Muktamar yang terdiri dari 1 Ketua PDM dan 5 Ketua PCM di Jakarta Selatan. Yaitu Prof.Dr.H.Agus Suradika, M.Pd (Ketua PDM), Drs. H.Nurul Ilmi (PCM Tebet Timur), Dr. Dr.H.Busyra M Nur, M.Sc. (PCM Setiabudi Karet), Muhammad Al-Hakim (PCM Bukit ?Duri), Drs. H. Halim Sabri, MM (PCM Kebayoran Baru Timur) dan Drs. H. Solichin WD, MM, Ketua PCM Pasar Minggu. Ia ditugaskan dalam Komisi Program. Peserta Muktamar Aisyiyah dari PCA Pasar Minggu adalah Ibu Murniati Djoko. b. Penggembira Muktamar Persiapan PCM Pasar Minggu mengkoordinir penggembira Muktamar Muhammadiyah Satu Abad ke Yogyakarta dengan membentuk Panitai Muktamar. Ketua Panitia Sugeng Wuryanto. Koordinator Ranting Rawabambu Asruri. Koordinator Tanjung Barat Iswandi, Koordinator Ranting Pejaten Timur II /Pagujaten Ust. Mawardi Koordinator Panti Asuhan Faisal Akbar dan Koordinator Ranting Pejaten Timur I M. Koderi. Jumlah penggembira terdaftar 54 orang. 7 Mereka warga Muhammadiyah /Aisyiyah Ranting Rawabambu, Ranting Tanjung Barat, Ranting Pejaten Timur I dan Ranting Pejaten Timur II. Beberapa kali Pantia mengadakan rapat. Berbagai persiapan segera dilakukan. Seperti Bus Blue Star AC sudah ditanggung oleh Bp. Sugeng Wuryanto. Jumlah dan nama-nama peserta terdaftar 50 orang Penginapan, oleh Panitia Pusat kita diterima di PCM Gamping, 6 Km sebelah barat Yogyakarta. Kami sudah mengubungi Bp. Narto (PCM Gamping). Tempat di SDM 2 Ambar. Koordinator Ibu Hj. Fatonah. Selama di Yogya disiapkan pemandu khusus muktamar. Fasilitas penginapan yang disiapkan: : MCK, Tidur dengan tikar, makan disediakan warung murah dengan menu sederhana. Persiapan teknis sudah mulai dilakukan, seperti spanduk, topi dan lain-lain. Nama-nama peserta dan jadwal acaradibagikan menjelang berangkat melalui koordinator masing-masing ranting. 7 Daftar nama-nama penggembira lihat lampiran.

28

LAPORAN PERJALANAN PENGGEMBIRA MUKTAMAR PCM PASAR MINGGU 2-4 Juli 2010 Spanduk muktamar telah dibagi-bagi ke ranting-ranting dan 2 untuk bus. Jumlah peserta hingga sebanyak 54 orang, sebagaimana daftar terlampir.8 Topi muktamar sebanyak 50 buah telah dibagi-bagi ke penggembira. Sesuai rencana, Jumat 2 Juli 2010, sejak pukul 14.00 penggembira mulai berdatangan. Sekitar pukul 16.00 bus siap berangkat. Sebelumnya semua peserta diabsen dan pembekalan oleh Ketua Panitia Bp. Sugeng Wuryanto dan dilanjutkan oleh Ust. Mawardi. Bus rombongan tujuan Yogyakarta itu pun bergerak melaju kea rah jalan Tol Cipularang. Menurut perkiraan jalur selatan lebih lancar. Ternyata di daerah Malangbong mengalami kemacetan hingga 4 jam. Sehingga sampai di Yogyakarta yang semula dijadwalkan pukul 04.00, baru pukul 07.00 sampai di penginapan SD Muhammadiyah Ambarketawang 2. Hal yang mungkin tidak biasa, di sepanjang perjalanan para penumpang bus itu mendapat siraman rohani khususnya tentang perjuangan Muhammadiyah menegakkan dan memurnikan ajaran Islam oleh Ust. Mawardi. Seperti masalah TBC (Takhayul, Bid’ah, Churofat) dan lain-lain. Sholat subuh di Prembun. Sebelum sampai Pantia Penggembira berhubungan dengan Pak Sarjono, panitia setempat yang akan menerima rombongan Pasar Minggu. Di SD Muhammadiyah Ambar Ketawang2 rombongan mendapat sambutan yang baik dan menyenangkan dari Sohibulbait yakni Ibu Hj. Fathonah,

Bp. Sarjono, dan lain-lain. Di sana telah disiapkan sarapan pagi (gratis). Kunjungan Selama di Yogyakarta Setelah istirahat sejenak, mandi dan sarapan pagi, sekitar jam 08.30 bus menuju ke Mandala Krida. Namun rencana-tinggal rencana. Jalan menuju ke sana ditutup. Akhirnya bus berputar arah mencari tempat parkir yang mudah dicapai. Rombongan pun turun dan berpencar mencari tujuan wisata masing-masing. Ada yang ke kantor PP Muhammadiyah, ke Keraton Yogya dan ada juga penggembira yang sempat menerobos dengan becak Ke Mandala Krida, namun sampai di sana acara sudah bubar. Meski ada pemandu (tukang ojek muktamar) rasanya tidak berguna, karena ia semaunya sendiri. Seperti rombongan Pejaten Timur, bukannya ke tempat wisata malah dipandu ke toko-toko batik, dan baju/kaos. Setelah ditegor baru ia membawa ke Keraton. Menyesal memang, waktu yang sedikit tak banyak yang 8 Lihat Lampiran.

29

dikunjungi. Apalagi jalanan juga macet dan hujan. Di balik itu, mungkin kemacetan dengan banyaknya penggembira itu justru suatu tanda salah satu kesuksesan muktamar. Sebegitu banyaknya, penggembira PCM Pasar Minggu, tidak sempat bertemu dengan rombongan dari DKI lainnya. Untunglah cuaca malam hari terang dan bisa berkunjung ke Bazar UMY. Di sini baru merasa tehibur. Bagi yang baru pertama kali melihat UMY seperti penulis, rasanya bangga sekali melihat kemegahan Kampus Universitas Muhammadiyah. Sayang tidak melihat siang harinya. Arenanya begitu luas. Dari pintu gerbang ke dalam tempat bazaar kira-kira 2 Km. Untung disediakan kereta gratis. Secara kebetulan di Bazar UMY bertemu dengan Ketua PCM Bp. Solichin. Di Bazar kita dapat menyaksikan stand-stand aset Muhammadiyah dari berbagai daerah. Hampir semua Universitas dan perguruan tinggi Muhammadiyah hadir di situ. Untuk mengelilingi bazaar melelahkan juga. Rasanya memang belum puas, tetapi waktu juga yang membatasi. Pagi hari setelah sarapan pagi kita berpamitan. Dalam sambutannnya Ibu Hj. Fathonah menyampaikan rasa gembira bertemu saudara kandung Muhammadiyah, dan mohon maaf serta menyampaikan salam kepada Ketua Pimpinan PCM Pasar Minggu seraya mohon bantuan KOMPUTER untuk kantor SD Muhammadiyah Ambar 2. Kami pun menyampaikan sambutan balasan terima kasih dan permohonan maaf atas nama rombongan penggembira PCM Pasar Minggu. Kemudian saling memberi kenang-kenangan. Sebagaimana telah dijadwalkan, bus melanjutkan perjalanan ke obyek wisata. Ada 2 pilihan. Kalau lewat jalur selatan ke Goa Jatijajar dan jalur utara ke Baturaden. Bp. Asruri mengusulkan ke Goa Jatijajar dan lewat jalur selatan lagi. Jadilah ke Goa Jatijajar. Rupanya tidak semua penggembira sempat menikmati ciptaan Allah s.w.t. keindahan obyek wisata alam Goa Jatijajar. Diantaranya tidak mau turun takut imannya goyah terkena TBC hanya karena di dalam goa ada patung legenda Kamandaka. Meski di Pasar Minggu banyak terowongan, namun lorong-lorong goa dengan aliran sungai nan jernih airnya sungguh jauh lebih menakjubkan, SUBHANALLOH. Tatkala ada gempa di pantai selatan, goa ini tetap kokoh. Begitu juga dengan ciptaan lainnya seperti lautan dengan pantainya yang indah, hutan dan gunung2 yang agung, sungguh Allah tidak sia-sia dengan segala ciptaanNya. Diterangkan oleh Ust. Mawardi, Wisata alam masih lebih baik dibanding wisata ziarah ke makam-makam Wali songo, yang akan lebih dekat dekat TBC bahkan bisa menjurus syirik. Di area obyek wisata ini banyak pedagang makanan dan disediakan fasilitas ibadah/mesjid. Tepat pukul 14.00 bus rombongan melanjutkan perjalanan untuk kembali ke Jakarta melalui jalur selatan. Sopir bus memang lincah dan trampil, namun kadang-kadang kopig. Di Majenang bus berhenti sebentar karena Sdr. Asruri turun di kampung halamannya. Menjelang Isya bus berhenti di Masjid Ice Tasikmalaya. Seperti berangkatnya, di Malangbong hingga Nagreg jalan macet hingga 4 jam sehingga tiba di Jakarta pukul 03.00. Alhamdulillah, semua kembali ke Jakarta dengan selamat.

30

c. Pelaksanaan Muktamar Peserta Muktamar dari Jakarta Selatan termasuk anggota muktamar dari PCM Pasar Minggu ditempatkan di Unires Putri – Asrama Mhasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pada tanggal 3 Juli 2010 seluruh anggota muktamar hadir pada acara pembukaan di Stadion Mandala Krida. Gubernur Yogyakarta turut memberikan kata sambutan. Pidato Ketua Umum PP Muhammadiyah disampaikan oleh Prof. Dr. H.M.Din Syamsuddin MA. Pembukaan secara resmi oleh Presiden RI melalui satelit dari kota suci Madinah Al Munawaroh dengan prosesi kenegaraan sesuai protokoler yang ada. Malam harinya diadakan acara malam taaruf yang dihadiri oleh seluruh peserta dan penggembira se Indonesia di tempat yang sama dengan acara yang sangat memukau. Seluruh warga Muhammadiyah dan warga Yogyakarta umumnya bergembira menyambut pesta dan gemerlap Muktamar Satu Abad Muhammadiyah. Hari Ahad 4 Juli 2010 merupakan hari-hari persidangan muktamar, meliputi Laporan resmi dari PP Muhammadiyah, tanggapan dari peserta dan penyampaian panitia pemilihan mengenai 39 nama calon anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk dipilih oleh seluruh muktamirin yang hadir sebanyak 13 orang. Hasil Muktamar Muhammadiyah Satu Abad memilih 13 nama calon pimpinan PP Muhammadiyah Periode 2010-2015 dengan perolehan suara yaitu: 1.Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin MA (1951) 2. Drs. H. Muhammad Muqodas M.Ag. (1650) 3. Prof. Drs. H. A. Malik Fajar (1562) 4. H. Dahlan Rais SH, MH (1508) 5. Dr. H. Haedar Nashir (1482) 6. Prof.Dr.H. Yunahar Ilyas (1431) 7. DR. H.A. Abdul Mu’ti, M. Ed (1322) 8. Dr. H. Agung Danarta, M. Ag. (1034) 9. Prof. Dr. H.A. Syafiq A. Mugni (952) 10. Dr. H.A. Fattah Wibisono, MA (942) 11. Drs. H. Goodwil Zubir (931) 12. Prof. Dr. H. Bambang Sudibyo (887) 13. Drs. H. Syukriyanto AR, SH, MH. (797) Ketigabelas orang terpilih tersebut kemudian ditetapkan oleh Panitia Pemilihan. Selanjutnya mereka mengadakan rapat khusus memilih Ketua Umum dan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Periode 2010-2015. Pada hari itu juga dengan suasana rapat 13 anggota secara aklamasi memilih Prof. Dr. Din Syamsuddin MA sebagai Ketua Umum dan Dr. Agung Danarta M.Ag. sebagai Sekretaris Umum. d. Keputusan Muktamar 1. Mengesahkan hasil pemilihan Anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah Periode 2010-2015 sebanyak 13 orang dari hasil pemilihan 39 calon yang diajukan oleh Tanwir, sebagaimana tersebut di atas. 2. Muktamar menerima Laporan Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2010 dengan beberapa catatan.

31

3. Menerima Draft Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua . 4. Mengesahkan randangan program Muhammadiyah periode 2010-2015 5. Menerima rancangan pikiran tentang Pedoman Revitalisasi Cabang dan Ranting Muhammadiyah. 6. Menerima rancangan tentang Revitalisasi kader dan Anggota Muhammadiyah. 7. Menerima rancangan tentang Revitalisasi Pendidikan Muhammadiyah. 8. Menerima rancangan tentang Muhammadiyah dan Isu-isu Strategis Keumatan, Kebangsaan, dan Kemanusiaan Universal. Muktamar Muhammadiyah Satu Abad yang ditutup oleh Wakil Presiden RI Prof. Dr. Budiono ini berlangsung sangat meriah dan sukses. Seluruh rombongan yang tergabung dalam kafilah Muhammadiyah DKI termasuk Pasar Minggu kembali ke Jakarta dengan selamat. 12. Menghadiri Musywil PWM DKI Jakarta a. Peserta Musywil Berdasarkan surat undangan dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pasar Minggu mengikuti Musywil Muhammadiyah DKI Jakarta pada tanggal 16 Zulkaidah 1431 H / 23 Nopember 2010 M, bertempat di Univeritas Muhammadiyah Cempaka Putih, Jakarta. Muswil PWM DKI diikuti peserta dari PDM dan PCM yaitu. 7 PDM dari PDM Jakarta Pusat, PDM Jakarta Utara, PDM Jakarta Barat, PDM Jakarta Selatan, PDM Tangerang dan PDM Bekasi. Sedangkan untuk tiap PCM mengirimkan 2 peserta. PCM Pasar Minggu mengirim dua orang peserta dengan surat mandat No. 030/IV.0/B/2010, sebagai utusan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pasar Minggu kepada: NO. N A M A JABATAN N B M 1. DRS. H. SOLICHIN W.D. Ketua PCM 831.305 2. MUHAMMAD KODERI Sekretaris PCM 496.319

Karena Drs. H. Solichin WD berhalangan hadir, maka digantikan oleh Sdr. Asep Salwani S.Ag. untuk mengikuti Musywil tersebut. Selain peserta, Musywil dihadiri Gubernur DKI Jakarta H. Fauzi Bowo. Dalam sambutannya Fauzi mengatakan berusaha selalu hadir memenuhi undangan dari Muhammadiyah dan ingin bekerja sama dengan Muhammadiyah. Sambutan juga diberikan oleh Ketua PP Muhammadiyah Prof. Dr. H. Din Syamsuddin. Sambutan Prof. Din sangat memukau hadirin. Ia menceriterakan pengalaman kunjungannya ke daerah-daerah dalam penyelenggaraan musywil.

Beliau menyayangkan DKI Jakarta, penyelenggaraan Musywil Muhammadiyah tidak bersama-sama dengan Musywil Aisyiyah seperti daerah-daerah lain.

32

b. Hasil Musywil Musyawarah Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta berhasil memilih 13 nama Calon Pimpinan PWM dari 74 nama dalam Daftar Calon Tetap, yaitu: Prof. Dr. H. Agus Suradika, M.Pd. (138) 1. Drs. H. Husni Thoyar M.Ag. (135) 2. H.M. Sun’an Miskan Lc. (123) 3. H. Supriadi Kasim (117) 4. Agus Tri Sundani SH (115) 5. Drs. H. Tjuwandi (109) 6. Drs. H. A. Rauf Hm (108) 7. Dr. H. Sudirman Tamin (100) 8. Drs. Nuswantoro, M.Pd. (98) 9. Edwar Lukman S. Kom (96)9 10. Risman Muchtar BA (94) 11. Mandir Achmad Syafii (78) 12. Prof. Dr. H. Qomari Anwar MA (77)

13. Parade Pandu Hizbul Wathan di Monas Ketika Musywil Muhammadiyah DKI Jakarta berlangsung, para peserta dihimbau untuk menghadiri parade Kepanduan Hizbul Wathan seluruh Indonesia di Jakarta. Pawai Pandu Hizbul Wathan (HW) ini

diadakan di Monas sebagai rangkaian dari Muktamar HW yang diadakan pada tanggal 13-16 Januari 2011 di Padepokan Pencak Silat TMII. Sangat disayangkan publikasi muktamar HW sangat minim sekali, sehingga banyak warga masyarakat termasuk warga Muhammadiyah sendiri

tidak mengetahui. Liputan dari media cetak maupun elektronik nampaknya juga sepi. Rupanya di DKI Jakarta Pandu HW belum begitu aktif. Yang nampak menonjol justru dari daerah-daerah. PCM Pasar Minggu tidak sempat menghadiri atau melihat jalannya Muktamar HW. Menurut informasi yang diperoleh, Muktamar HW dihadiri para peserta Kwarda HW seluruh Indonesia yang sudah terbentuk. Muktamar HW Ke-2 berhasil memilih 13 nama calon Pimpinan Pusat HW periode 2010-2015 dari 39 nama yang diajukan yaitu: 1 Uun Harun Syamsudin 268 2 Abd. Rasyid Wasyim 261 3 Bambang Gunawan 237 4 Muchdi Purwoprandjono 203 9 Meninggal dunia

33

5 Bambang Soemedhi 199 6 Muhammad Adji Subur 187 7 Mochammad Bazzar Marzuqie 179 8 Choirun Nisa’ 174 9 Ismet Wibowo 167 10 Syamsul Arifin 139 11 Moeslimin 135 12 Asmara Hadi Haji Liting 134 13 M. Bachrun Nawawi 121 Hasil musyawarah 13 anggota formatur ini memutuskan sebagai Ketua Kwarpus HW Periode 2010-2015 Uun Harun Syamsudin dari Tasikmalaya (Jawa Barat) menggantikan Ketua Kwarpus HW sebelumnya Abdul Rasyid Wasyim (Periode 2000-2010). Terpilih sebagai Sekretaris HW Bambang Soemedhi (DKI Jakarta) dan Bendahara Choirun Nisa’ dari HW Yogyakarta. Meski tidak mengikuti jalannya Muktamar HW, Sekretaris PCM Pasar Minggu (M. Koderi) sempat menyaksikan dan meliput jalannya Pawai Kepanduan HW di area Monumen Nasional (Monas). Area Monas tiap hari Ahad ramai dipadati warga ibukota yang berekreasi dan berolahraga pagi. Hari Ahad, 16 Januari 2011, lebih ramai lagi. Selain ramai pengunjung rutin, hari itu Monas dimeriahkan lagi dengan kehadiran pawai Pandu HW yang datang dari berbagai daerah. Meski kurang liputan media massa, ribuan penonton yang hari itu sedang memadati area Monas menjadi saksi langsung kebangkitan kembali kepanduan Hizbul Wathan yang pernah jaya di masa lampau. Bertindak sebagai inspektur upacara sekaligus membuka Pawai Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Din Syamsuddin. Hadir dalam upacara itu Kwarpus HW Uun HS dan Kwarda-kwarda serta disaksikan oleh seluruh yang hadir di Monas. Nampak hadir juga mantan Ketua Umum PWM DKI Jakarta H.M. Sun’an Miskan Lc. Barisan pertama Marching Band dan pasukan pandu HW dari Propinsi Bali yang sangat memukau. Disusul Drumband dari Kwarda Lampung, Kwarda Bojonegoro, Kwarda Cilacap, Kwarda Ponorogo, Kwarda Tasikmalaya, Kwarda Kodya Tegal, Kwarda Pekalongan, Kwarda Probolinggo, Kwarda Kodya Magelang, Kwarda Kabupaten Pati, dan Kwarda Provinsi Kepulauan Riau. Drumb band HW dari angkatan muda DKI Jakarta berada di urutan paling belakang. Masing-masing pasukan mempunyai ciri khas sendiri-sendiri. Diantara sekian banyak barisan dramband, yang cukup menjadi perhatian penonton adalah Drum Band HW dengan ciri khas Bali, Drum Band HW Kabupaten Pati dengan pemegang stock master yang paling

34

kecil, dan HW Ponorogo dengan khas reog Ponorogo. Pawai Marching Band dan pasukan HW yang berangkat sekitar pukul 09.00 dari Tugu Monas - Medan Merdeka Barat - Jalan M.H. Thamrin – Jalan Jend. Sudirman kemudian berakhir di Senayan. 14. Menghadiri Musyda PDM Jakarta Selatan a. Peserta Musyda Musyawarah Daerah Muhammadiyah Jakarta Selatan yang diadakan pada tanggal 12-13 Februari 2011 dihadiri oleh anggota Pimpinan Daerah Muhammadiyah, anggota Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dan anggota Pimpinan Ranting (PRM) se Jakarta Selatan. PCM Pasar Minggu mengirimkan 9 orang. Utusan dari PCM Pasar Minggu yang membawa mandat sebagai peserta 3 orang yakni Asep Salwani S.Ag. (Wakil Ketua), Muhammad Koderi (Sekretaris) dan Faisal Akbar S.Ag. (Wakil Sekretaris). Sedangkan dari ranting-ranting (PRM) yaitu: PRM Pejaten Timur I, Shalahudin Ayub dan Ikin. PRM Rawabambu : Ir. Asruri, Tedjo Widiyanto, PRM Tanjung Barat yakni Iswandi dan Ghufron Solihin. Sedangkan kehadiran Bapak Solichin WD yang Ketua PCM Pasar Minggu di Musda adalah peserta dari PDM Jakarta Selatan, karena ia juga salah seorang Ketua PDM Jakarta Selatan. Ditengah berlangsungnya Musda dilantik pula Pengurus Kepanduan HW Jakarta Selatan dan penghargaan kepada tokoh-tokoh Muhammadiyah. b. Hasil Musyda 13 Nama terpilih calon Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jakarta Selatan Periode 2010-2015, yaitu: 1.Drs. H. Daliman Sofyan M.Pd. 2.Drs.H. Ahmad Muchlis Noor 3.Subhan Wahyudi 4.Drs. H.Solichin WD, MM 5.Edy Sukardi 6.Irfan Chalik, S.Kom 7.Drs. H. Nurul Ilmi 8.Drs. M. Iqbal Rais, MM 9.Drs. H. Muallim Syuhud MM 10.Drs. H. Moh. Irfan Al Karim 11.Suyatno 12.Fadhli Arsil 13.Drs. Habibullah Dari ketigabelas nama tersebut disepakati dan ditetapkan Drs. H. Daliman Sofyan M.Pd menjadi Ketua PDM Jakarta Selatan Periode 2010-2015.

35

15. Menyelenggarakan Musypim PCM Pasar Minggu

Musyawarah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pasar Minggu diadakan pada hari Ahad tanggal 29 Mei 2011 di Sekretariat PCM Rawabambu, Pasar Minggu. Muspim dihadiri 30 orang dari seluruh anggota pimpinan PCM Pasar Minggu dan utusan Pimpinan Ranting serta Ortom. Muspim berhasil menyelesaikan sebagaian materi dan persiapan Muscab, yakni Masalah Tata Tertib pemilihan, pembentukan Panitia Muscab, Acara Muscab, pembagian tugas kerja panitia, undangan, atribut organisasi, konsumsi hingga anggaran penyelenggaraan Muscab. Bahan-bahan untuk materi Muscab juga ditugaskan kepada masing-masing anggota panitia, seperti Laporan Pertanggungjawaban (LPJ), Draft Acara dan Tata Tertib, Program Kerja, dan Tim Verifikasi Keuangan. Muspim juga memutuskan untuk membuat buku sejarah 45 Tahun Kiprah Muhammadiyah Pasar Minggu yang akan dibiayai oleh Sugeng Wuryanto SE. Muspim mulai menginventarisasi bakal calon untuk diajukan dalam Muscab. Disarankan tiap ranting mengirimkan nama-nama yang akan dipilih dalam Muscab. Muspim juga memutuskan bahwa acara Muscab kali ini dibuat lebih istimewa, seperti mengundang dan memberi penghargaan kepada para tokoh Muhammadiyah yang pernah berkiprah atau berjasa di PCM Pasar Minggu.

36

16. KRONOLOGI KEGIATAN PCM PASAR MINGGU10 NO. TANGGAL KEGIATAN

BIDANG CATATAN

1. 1-7-2006 Laporan Pelaksanaan Musycab ke PDM

organisasi Minta Pengesahan

2 24-7-2006 Rapat agenda Ramadhan

dakwah

3 2-8-2006 Rapat tentang penyerahan Panti Asuhan St Khadijah

MKKM

4 7-8-2006 Rapat tentang donateur panti asuhan

MKKM

5 24-8-2006 Rapat tentang NBM dan kade risasi

kaderisasi

6 23-9-2006 Rapat tentang Safari Ramadhan

dakwah

7 26-9-2006 Mandat kpd M. Amien SPd. Ikut pengajian PP

dakwah

8 31-1-2007 Mandat utk Muspim ke PDM

Ditunda

9 12-2-2007 Rekomendasi utk Sdr. Iswandi S.Ag

dakwah

10 23-2-2007 Penetapan Anggota PCM Ps Minggu

organisasi SK

11 23-2-2007 Instruksi Pelaksanaan Musran ke 4 PRM

organisasi Baru PRM Pejaten Timur yg sudah

12 23-2-2007 Penetapan Anggota Pengurus PRM Pejaten Timur

organisasi

13 4--3-2007 Rapat: sertifikat tanah, bantuan komputer, kursus menjahit

Pemberdayaan

14 12-3-2007 Mengikuti Rapim PWM DKI di Hotel Haris: PCM Koderi

Hikmah P. Solichin a.n. PDM

15 18-4-2007 Rapat: masjid Baiturahmah Tanjung Barat / Aset Muh.

organisasi Pergantian pengurus masjid

16 26-3-2007 Laporan pelaksanaan Musran ke PDM

Sus. pengurus

Belum dikirim

17 15-6-2007 Rapat: Kursus menjahit; libur sekolah MPM Untuk kaderisasi 18 11-6-2007 Pemberitahuan perubahan IRM

menjadi IPM ortom Surat dr PWM

19 24-6-2007 Rapat: Bentuk panitia pesantren kilat/darul arqam

kaderisasi Bentuk panitia pelaksana dr remaja

20 13-15 Jul’07 Pelaksanaan Darul Arqam di Cisarua kaderisasi 33 peserta & 10 panpel & 5 PCM

10 Uraian selengkapnya dapat dilihat dalam buku “45 Tahun Kiprah Muhammadiyah Pasar Minggu”.

37

21 7-8 Jul’07 Ikut Raker PDM: Utusan PCM: P. A.Said, P.Hifni, M.Koderi

organisasi Konsolidasi & program kerja

22 18-7-2007 Kirim Laporan kegiatan PCM Ps.Mg ke Suara Muh.

Pustaka

23 25-7-2007 Pelatihan Penanggulangan Bencana Alam di Perguruan Muhammadiyah Jl. Limau

MKKM Pemuda: Ayub dan Rifki

24 3 Ag 2007 Rapat tentang Panti Asuhan & Kegiatan PCM setahun

Organisasi Di Jl. Angsana I/10

25 11 Ag 2007 Rapat gabungan dg PCA menyongsong Ramadhan dan Pemanfaatan gedung Sekretariat

Di rumah Bp. Djoko Sutedjo

26 8 Sep 2007 Rapat PCM persiapan Ramadhan Di Panti Asuhan Lenteng Agung

27 Sep 2007 Mengadakan Safari Ramadhan selama bulan Ramadhan

Dakwah

28 16 Nov 2007 Rapat PCM : Aset Muhammadiyah & persiapan Idul Adha

Di Jl. Angsana I/10

29 21 Nov 2007 PCM memutuskan tidak memimjamkan gedung sekretariat PCM untuk Pos Rw 06 Rawabambu secara permanen, kecuali darurat.

Membalas surat yang mengatasnamakan RW 06 untuk memakai aset Muhammadiyah

30 24 Nov 2007 Silaturahmi & sosialisasi Kartu Syariah

di gedung TK 62 Pagujaten

31 15 Jan 2008 PCM mengirim 5 peserta Pelatihan MDMC di Aula Mualimin Tebet Timur

M.Koderi, Sakron, Shalahuddin Ayub, Dede Irawan dan Hilpan Hermawan

32 16 Feb 2008 Rapat PCM tentang sekretariat, pemanfaatan mesin jahit dan kartu syariah

Di Panti Asuhan LA

33 1Maret 2008 PCM menugaskan Sdr. Dedi Warman untuk tugas kesekretaritan/Adm dll.

di Jl. Angsana I/10

34 20 Mar 2008 Rapat PCM bahas program kerja Di Sekretariat PCM Rawabambu

35 1 Mar 2009 Rapat persiapan mengikuti Jambore Muhammadiyah DKI Jakarta

36 14-15 Mar 2009

Mengikuti Jambore Muhammadiyah DKI Jakarta di Cibubur

Cabang, Ranting, dan Ortom

37 30 Mei 2009 Rapat evaluasi

Di Sekretariat PCM

38 30 Ag 2009 Rapat tentang Dakwah Muhammadiyah

Di Rawabambu

39 10 Jan 2010 Rapat Pembentukan Panitia Cabang Persiapan Muktamar Muh 1 Abad.

Di Rawabambu

40 14 Feb 2010 Pendaftaran penggembira muktamar Dikoordinir di ranting-

38

ranting 41 26-28 Feb ‘10 Mengikuti penataran Peningkatan

Kualitas Mubaligh di LPMP DKI Jkt Oleh Iswandi S.Ag.

42 28 Mar 2010 Pendaftaran Penggembira kolektif ke Sekret.Panitia Penerima Muktamar

Via surat/pos

43 1-4 Apr 2010 Mengikuti Darul Arqam Tingkat Wilayah di Wisma Bahtera Cipayung

Mengirim Sdr. M. Amin S.Ag., Udin dan Yahya

44 2 Apr 2010 Rapat PCM Persiapan Muktamar Di Sekretariat PCM

45 18 Mei 2010 Rapat PCM pematangan persiapan muktamar

Di Sekretariat

46 3-8 Jul 2010 Menghadiri Muktamar Muhammadiyah Ke-46

Peserta 1 PCM 1 PCA; 54 penggembira.

47 22 Ag 2010 Pelantikan Pemuda Muhammadiyah Cabang Pasar Minggu

kaderisasi Di PAM .Ketua Ahfitomo dan Sekr. Udin S.

48 25-26 Des 2010

Menghadiri Musywil PWM DKI Jakarta

Wk.Ketua & Sekretaris

Peserta 2 orang Asep Salwani & Koderi

49 16 Jan. 2011 Parade Pandu Hizbul Wathan di Monas

Sekretaris

M. Koderi

50 23 Jan 2011 Rapat Persiapan Musyda PDM & Musypim PCM

Di Sekret. PCM

51 12-13 Feb. 2011

Menghadiri Musyda PDM Jakarta Selatan

PCM: Asep , Koderi, Faisal. PRM: 6 peserta

52 21 Mei 2011 Rapat PCM Persiapan Musypim & Musycab

53 29 Mei 2011 Menyelenggarakan Musypim PCM Pasar Minggu

Di Sekretariat PCM

IV. PROFIL AMAL USAHA 1.Panti Asuhan Muhammadiyah Siti Khadijah Al-Kubra

A. SEJARAH SINGKAT

Periode Pertama: Drs. H. Zulkifli Mahmud (1993-2000)

Panti Asuhan Muhamadiyah Siti Khadijah Al-Kubra bertempat di Jalan Syukur No.54 Rt 001/08, Kelurahan Lenteng Agung Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Pada tahun 1982 Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pasar Minggu menerima wakaf tanah dari Ibu Sri seluas 300 meter persegi, dengan status girik. Kemudian ditukar dengan tanah dari Keluarga Bp. Sugirman seluas 2000 meter yang berstatus tanah garapan. Semula, tanah tersebut akan dijadikan bangunan SMP Muhammadiyah, namun terbengkalai. Penyebabnya berbagai hal terutama tidak adanya

39

dana yang cukup ditambah dengan datangnya krisis ekonomi. Padahal saat itu sempat dibangun dengan fondasi dan dipasang kerangka besi, namun tidak dapat diteruskan. Kemudian pada tahun 1993 datang tawaran dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah agar dialihkan menjadi Panti Asuhan. Awalnya ada seorang donatur Quwait untuk proyek bantuan lewat PP Muhammadiyah, namun gagal keburu terjadi penyerbuan Irak ke Quwait. Selanjutnya ada donatur dari negara lain yang meneruskan proyek bantuan untuk Panti Asuhan. Setelah disepakati oleh pengurus Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pasar Minggu, maka berdirilah Panti Asuhan Siti Khadijah Al-Kubra dengan tahap pertama menyantuni 20 anak asuh.

Periode II: H. S. Mulianto, MM. MBA 11 (2002-2005) (Lihat: Lampiran)

Dalam perjalanannya, kepengurusan Panti Asuhan terjadi mis-manajemen yang kemudian diambil alih oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jakarta Selatan. Hal ini berdasarkan Surat Keputusan Nomor 020/III.O/D/2002, tanggal 22 RaBIULAWAL 1423 H/ 5 Juni 2002, tentang Penetapan Pengurus Panti Asuhan Muhammadiyah Siti Khadijah Al-Kubra, Masa Jabatan 2002-2005. Kepengurusan dan Keuangan 12 Pengurus Panti : Ketua: H. Mulyanto Sekretaris : Faisal Akbar Pembantu Sekretaris : Sukamto (alumni) Koordinator : H. Ramli (dari PDM). Pengurus Harian:

1) Pengasuh : Bp. Muchtar 13 (sekarang Muh. Amin) 2) Keuangan : Harfeni Novianto (lalu diganti H. Ramli dan sekarang Ibu Dewi) 3) Juru masak : Ibu Badingah 4) Pencuci pakaian : Ibu Rohaeti 5) Urusan Rumah tangga: Ihsan

Pengurus masjid: 1) Ketua: Kukuh Juwanto 2) Sekretaris: M. Amin 3) Bendahara: Wasdi. Transport khatib diambil dari kotak amal. Tiap bulan didukung dana Rp 50.000,-- Sedangkan yang tinggal di Panti setiap hari: Bu Dewi, Bu Badingah dan M. Amin. Ibu Siti Dewi yang merangkap rumah tangga, dinilai amanah memegang keuangan panti . 11 Almarhum 12 Disampaikan oleh Almarhum Drs. Ahmad Said pada rapat 26-7-2007. 13 Almarhum

40

Ketika Ketua masjid dipegang Ust. Shobirin dinilai cukup mumpuni, namun keberadaannya disana tidak dapat dipertahankan oleh PCM Pasar Minggu karena yang bersangkutan pindah ke Bekasi.. Keuangan: Pengeluaran per bulan: Honorarium personalia sebanyak Rp 1.225.000,--

Pengurus 1.250.000,-- ---------------------------------------- 1) Pengeluaran honor personalia/ bulan Rp 2.475.000,-- 2) keperluan kantor, listrik, telepon, air dll. Rp 1.200.000,-- 3) Pemeliharaan bangunan, pompa dll. Rp 600.000 ,-- 4) Operasional anak sekolah SPP, pendaft. Dll. Rp. 12.500.000,-- (terbanyak bulan Juni utk pendaftaran sekolah) ------------------------------------------------------------- Jadi pengeluaran bulanan rata-rata Rp. 16.775.000,-- Pemasukan per bulan: 1) Dari PP Muhammadiyah (dulu Rp 1,2 juta) Rp 2.400.000,-- 2) ZIS (dari donator tidak tetap) rata-rata Rp 11.000.000,-- (Namun bulan Juli ’06 ini baru terima Rp 2 juta mungkin karena banyak musibah bencana alam, tahun ajaran baru dll.) Sejak bulan Juni 2006 bantuan dari Pp Muhammadiyah naik dari Rp 1,2 jt menjadi Rp 2,4 juta, yang diambil setiap tiga bulan sekali (Rp 3,6 juta). Masalah beras dianggap cukup karena mendapat bantuan rutin dari berbagai pihak. Belanja dapur Rp 3 juta per bulan. P. Mulyanto diusulkan untuk menjadi penasehat panti. PDM Jakarta Selatan tidak ingin terus menerus mengurus panti asuhan St Khadijah, pada saatnya akan diserahkan kepada PCM Pasar Minggu. Saat itu PCM Pasar Minggu dibebani 2 persoalan: a. Panti tidak masuk ke PCM dan b. Sekolah (SMP) habis uangnya. Selanjutnya Panti Asuhan diserahkan ke PCM Pasar Minggu . Sedangkan SMP akhirnya ditutup. Periode III: Drs. H. Solichin WD MM (2005-2010) 14

Panti Asuhan Muhammadiyah Siti Khadijah Al Kubra menganut sistem terbuka, dalam arti terbuka untuk seluruh kalangan umat Islam dengan status : Yatim, Yatim-piatu, atau Fakir miskin (Dhua’afa). Seluruh kegiatan difokuskan untuk kepentingan anak asuh. Anak berperan sebagai subyek yang harus diperhatikan sesuai dengan kodratnya. Panti Asuhan berperan menciptakan kondisi sebuah keluarga, sekaligus sebagai pengganti Bapak Ibu di rumah. Masyarakat sebagai penunjang program-program kegiatan baik secara individu maupun kelompok. Besar kecilnya jumlah anak asuh tergantung pada kapasitas serta kemampuan dana yang tersedia. Pada saat ini tersedia untuk 38 anak asuh dan lebih sering terisi 30 s.d. 35 anak asuh, saat ini terisi 25 anak asuh. 14 Lihat Lampiran Copy SK Panti

41

Waktu penerimaan anak asuh baru bertepatan dengan tahun ajaran baru di sekolah, agar anak dapat segera melanjutkan pelajarannya ketika harus mutasi dari temopat tinggalnya semula. Persyaratan penerimaan anak asuh baru adalah sebagai berikut :

1. Berusia SD minimal kelas 3 2. Direkomendasikan oleh Pengurus Muhammadiyah/’Aisyiyah setempat 3. Surat keterangan pemerintahan setempat yang menyatakan bahwa anak tersebut benar-benar yatim/yatim

piatu dari keluarga tidak mampu 4. Surat kelahiran atau surat kenal lahir (akta kelahiran bila ada) 5. Surat kematian ayah atau ibu 6. Surat keterangan dari sekolah guna kelanjutan belajarnya, seperti surat pindah, rapot 7. Surat keterangan dokter 8. Mengisi formulir yang telah disediakan 9. Fotocopy KTP orangtua/wali 10. Fotocopy Kartu keluarga 11. Pas foto warna 3 x 4 serta 4 x 6 masing-masing 4 buah

(dengan negative film/klise 12. Semua berkas dimasukan dalam stopmap yang diserahkan

maksimal satu minggu sebelum anak dinyatakan diterima sebagai anak asuh.

Calon anak asuh masih harus mengikuti tes wawancara yang diselenggarakan oleh Panti yang telah ditentukan hari dan tanggalnya kemudian akan diumumkan siapa yang diterima maupun yang tidak.

Seluruh program kegiatan berawal dari kebutuhan anak asuh, dari dan untuk anak. Selama berlangsungnya proses pembinaan dan pendidikan di Panti Asuhan, anak asuh tidak pernah dikenakan biaya apapun. Segala kebutuhan hidupnya menjadi tanggung jawab Panti Asuhan. Bentuk dan jenis kegiatan yang diberikan sesuai dengan minat dan kemampuan anak asuh.

Tentang pendidikan formal di sekolah, alternatif yang paling menarik minat anak adalah kejuruan. Dengan waktu pendidikan yang relatif sebentar, anak sedikit banyak mendapatkan bekal keterampilan kejuruan yang lebih siap diamalkan di masyarakat maupuin untuk kerja dari pada sekolah umum. Disamping itu Panti Asuhan berusaha memberikan bantuan penyaluran pekerjaan atau pendidikan tambahan yang dapat mempercepat anak hidup mandiri.

B. VISI DAN MISI “ MEMBINA ANAK ASUH MENJADI TENAGA BERPOTENSI, SUMBER INSPIRASI DAN KREASI YANG DIREALISASIKAN DALAM BENTUK USAHA EKONOMI PRODUKTIF DALAM RANGKA MENJADI INSAN YANG MANDIRI, BERAKHLAQ, BERIMAN DAN BERTAQWA KEPADA ALLAH SWT.”

C. LEGALITAS 1. PP Muhammadiyah No. IV.A/1.c/08/1996 tgl. 5 Januari 1996 2. Dinas Sosial DKI Jakarta No. 096.4041.1650 tgl. 5 Februari 1996

42

3. BKKKS DKI Jakarta No. 019/BKKKS/KU/SK/DB/XI tgl. 23 November 1997 4. Kanwil Depsos. DKI Jakarta No. 224/orsos/1998 tgl. 17 April 1998 Meski Panti Asuhan ada nama Drs. H. Solichin WD MM sebagai Ketua Panti dan Drs. Ahmad Said sebagai bendahara Panti, namun duduknya di sana bukan sebagai Ketua Cabang Muhammadiyah Pasar Minggu, melainkan sebagai Ketua PDM Jakarta Selatan. Artinya, Panti Asuhan Muhammadiyah ini masih dikelola oleh PDM Jakarta Selatan.15 Tentunya Panti akan diserahkan kembali ke PCM Pasar Minggu, manakala PCM sudah siap mengemban amanah.

Berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jakarta Selatan Nomor: 078/KEP/III.O/D/2005, terhitung sejak tanggal 7 Saeptember 2006 PDM menetapkan Pengurus Panti Asuhan Muhammadiyah Siti Khadijah Al-Kubra Masa Jabatan 2005-2010 sebagaimana tersebut di bawah ini:16

SUSUNAN PENGURUS DAN PELAKSANA HARIAN Ketua : Drs. H. Solichin WD MM Sekretaris : Faisal Akbar S.Ag. Bendahara : Drs. Ahmad Said (Almarhum) Pengasuh Akademik : M. Amin, S.Pd. & Kerumahtanggaan Administrasi Keuangan : Siti Dewi Ningsih (Umi) Juru Masak : Badingah Juru Cuci : M i a SARANA DAN PRASARANA 1. Fasilitas Kantor

a. Ruang Tamu lengkap dengan sofa dan meja b. Ruang Istirahat dilengkapi kasur dan lemari c. Kamar mandi d. Meja, lemari buku, filing cabinet, meja komputer, lemari arsip, ATK.

2. Fasilitas Asrama, terdiri dari : a. Kamar tidur anak didik sebanyak 4 buah (ruang besar); berisi 8 tempat tidur dan 1 buah (ruang kecil);

berisi 4 tempat tidur lengkap dengan lemari pakaian masing-masing satu buah. b. Kamar tidur juru masak c. Kamar tidur alumni d. Rumah Pengasuh Akademik e. Rumah Pengasuh Kerumahtanggaan f. Kamar mandi 4 buah, wc 4 buah, tempat cuci 1 buah

3. Fasilitas Pendidikan a. Ruang belajar b. Ruang serbaguna (aula) c. Ruang baca d. Ruang keluarga/santai

4. Fasilitas Ibadah/Masjid 15 Keterangan Bp. Solichin pada rapat persiapan Muscab 15 Juni 2011 di Sekretariat PCM Rawabambu. 16 Lihat Lampiran SK Panti.

43

a. Tempat berwudhu dan mck b. Sekretariat Masjid c. Kamar ta’mir masjid/marbut d. Tempat perlengkapan jenazah

5. Fasilitas Dapur a. Ruang masak lengkap dengan peralatan dapur yang memadai serta dilengkapi dengan gudang

penyimpanan bahan baku dan makanan jadi b. Tempat cuci piring dan alat-alat masak lainnya c. Ruang makan bersama d. Alat-alat makan: piring, sendok, garpu, gelas cukup memadai

6. Sarana Transportasi, komunikasi dan informasi a. Kendaraan : 2 sepeda motor b. Telepon dengan no. (021) 7868724 c. Televisi : 5 unit d. Komputer : 5 unit e. Radio, Tape, wareless, dan kelengkapan sound system f. Surat kabar : Koran Republika, Majalah Tabligh

7. Sarana Penunjang : halaman, lapangan bulu tangkis, taman, kolam ikan, taman bacaan, dan beberapa alat-alat olahraga

E. ANGGARAN PEMBIAYAAN Anggaran pembiayaan untuk Panti Asuhan Muhammadiyah Siti Khadijah Al Kubra dibedakan menjadi beberapa mata anggaran, antara lain : 1. Anggaran Pendidikan : meliputi segala bentuk kebutuhan keuangan yang dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak asuh : seperti daftar ulang siswa baru, ekstra kurikuler, BP3, buku-buku pelajaran, SPP, study tour, foto copy, les dan sebagainya. 1. Anggaran Rumahtangga : adalah meliputi biaya konsumsi harian, rekening (listrik, koran, majalah, telepon), keperluan rumah tangga : odol, sabun, sampo, sikat gigi serta biaya kesehatan seperti obat-obatan, periksa dokter termasuk juga pembelian alat-alat kebersihan : sapu, pel, keset dan sebagainya. 2. Anggaran Administrasi : adalah segala kebutuhan alat tulis kantor seperti kertas, pulpen, spidol, tinta komputer, staples, tip ex dan sebagainya. Foto copy, gaji karyawan, perbaikan komputer juga digolongkan dalam angaran ini. 3. Angaran Transportasi : meliputi pembelian bahan bakar bensin untuk kendaraan roda dua, untuk kepentingan tugas seperti penataran (diklat), pendidikan tambahan, rapat dinas, kegiatan-kegiatan kepantrian yang lain serta darmawisata. 4.Anggaran Pembangunan : meliputi biaya renovasi, perluasan bangunan, upah tukang, pembelian bahan-bahan material dan sejenisnya. 5.Anggaran Lain-lain : pengeluaran yang sifatnyainsidental atau jenis pengeluaran yang belum termasuk jenis anggaran di atas.

F. SUMBER DANA Sumber dana untuk kegiatan operasional Panti Asuhan Muhammadiyah Siti Khadijah Al Kubra didapat dari antara lain : Pemerintah Daerah melalui proyek peningkatan gizi dan makanan (subsidi panti sosial) via Kanwil Depsos DKI Jakarta Yayasan AMCF (Asian Muslim Charity Foundation) via PP. Muhammadiyah Perusahaan swasta Sumbangan dari masyarakat/dermawan

44

Lain-lain, seperti instansi swasta, kunjungan pejabat dan sebagainya. Dari semua sumberdana tersebut, sumbangan (zis) dari masyarakat pengambil porsi yang paling besar yaitu sekitar 65 % (Laporan keuangan terlampir).

G. PENERIMAAN & PELEPASAN ANAK ASUH 17 Anak-anak yang diterima di Panti Asuhan Muhammadiyah Siti Khadijah Al Kubra sejak tahun 2006 s.d. tahun 2009 berjumlah 12 orang. (lihat lampiran) Pelepasan anak asuh didasarkan atas beberapa hal, antara lain : 1.Program pembinaan dan pendidikan sudah selesai 2.Atas permintaan sendiri/orangtua 3.Dikeluarkan dari Panti

Pada tahun 2009 anak asuh yang telah selesai pada pendidikan sekolah lanjutan tingkat atas atau lulus SMU/SMK ada 2 (dua) orang. Anak asuh yang dipulangkan kepada keluarganya atas permintaan orangtua/walinya ada … orang. Anak asuh yang dikeluarkan dari panti karena sudah banyak melanggar aturan/tata tertib panti ada ….. orang. (lihat lampiran) Pada tahun ini (2010) anak asuh yang telah selesai pada pendidikan lanjutan tingkat atas atau lulus SMU/SMK ada 5 (lima) orang, insyaAllah akan melanjutkan ke bangku kuliah dengan beasiswa yang bersumber dari kampus atau donatur panti, 2 orang ke Universitas Islam Jakarta (UIJ), 3 orang ke Universitas Nasional (UNAS). KEGIATAN ANAK ASUH Secara garis besar kegiatan anak asuh merupakan realisasi dari Program Kerja Panti berupa Kegiatan Santunan Dalam Panti yaitu pembiayaan kebutuhan dasar seperti biaya permakanan (pangan), biaya pendidikan, biaya pakaian (sandang), dan lain sebagainya, Kegiatan Pembinaan Mental Spiritual/Pengajian, Kegiatan Pembinaan Kesenian Islami, Kegiatan Pendidikan Keterampilan.

Kegiatan rutin anak asuh antara lain : 1. Shalat Fardhu berjama’ah 2. Shalat Tahajud setiap hari 3. Shalat Dhuha bagi anak asuh yang bersekolah siang 4. Tadarus Al-Qur’an menjelang Maghrib dan setelah

Shalat Fardhu 5. Les (bimbingan belajar) tingkat SD sampai SMU 6. Latihan Seni Musik Hajir Marawis dan Nasyid 7. Latihan Ceramah Ba’da Shalat Isya (khusus untuk

anak asuh SMU/SMK) 8. Olah raga seni bela diri Tapak Suci Putra

Muhammadiyah pada saat hari libur 9. Aktif dalam kepanitiaan Ramadhan dan’ Idul Fitri 10. Mengikuti Kajian rutin yang diadakan oleh Pimpinan

Cabang Muhammadiyah Pasar Minggu 17 Nama-nama anak asuh selengkapnya lihat lampiran.

45

11. Ikut serta dalam pelaksanaan pemotongan hewan Qurban (‘Idul Adha), Aqiqah, Nazar 12. Pengajian hari ahad malam sampai jum’at malam

JADWAL TA’LIM MINGGUAN ANAK ASUH 1 AHAD MALAM TAFSIR AL-QUR’AN 2 SENIN MALAM ILMU TAJWID 3 SELASA MALAM ILMU FIQH 4 RABU MALAM TAUSICH 5 KAMIS MALAM TADARUS 6 JUM’AT MALAM LIBUR (olahraga/belajar) 7 SABTU MALAM LIBUR (olahraga/belajar)

2.Asuhan Non-Panti Muhamadiyah Ranting Pejaten Timur

Kalau pemerintah sering menganjurkan untuk menjadi orang tua asuh bagi anak-anak yang tidak mampu, maka sejak berdirinya tahun 1912, Muhammadiyah sudah mengamalkannya.. Hal ini rupanya dilandasi dengan firman Allah SWT dalam al-Qur’an Surat Al-Ma’un yang artinya kurang lebih: “Tahukah kamu siapa orang yang mendustakan agama? Yaitu mereka yang tidak peduli terhadap anak yatim – dan tidak memberi makan pada orang-orang miskin “ .. dst. Organisasi Islam yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan itu bergerak di bidang dakwah, pendidikan dan sosial. Begitu juga salah satu rantingnya di ibu kota Jakarta. Sejak berdirinya 10 Desember 1978 Ranting ini sudah menaruh peduli pada anak yatim – piatu dan kaum duafa. Asuhan non-panti ini terletak di Jalan Kemuning Dalam I No.15, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Menurut H. Hifni Rahim, ketuanya, pada periode awal kegiatan santunan hanya pada hari-hari besar Islam, pada periode-periode selanjutnya santunan kepada anak-anak yatim piatu dan dhu’afa ditingkatkan dan diurus secara khusus secara kelembagaan serta berkelanjutan. Bentuknya asuhan non-

panti. Mereka mendapat santunan dan pembinaan tetapi tidak tinggal di panti asuhan. Mereka tinggal di keluarga masing-masing. Di lingkungan Muhammadiyah urusan itu dikelola oleh Majelis PKU singkatan dari Pertolongan Kesengsaraan Umum atau Pembina Kesejahteraan Umat. Kini bagian ini disebut Majelis Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat disingkat MKKM Asuhan Yatim Piatu Muhammadiyah Pejaten Timur ini menyantuni sekitar 75 anak asuh laki-laki dan perempuan dari tingkat SD, SLP hingga SLA berupa: bea siswa, baju, peralatan sekolah, makanan, dan pembinaan mental agama yang terus menerus.

Kegiatan Kegiatan utama, adalah membantu anak yatim dan dhu’afa khususnya di lingkungan Rw.06 agar mereka berakhlak mulia dan memiliki pendidikan yang cukup minimal SLTA. Intinya ada dua bentuk kegiatan. Yaitu pemberian santuan berupa bea siswa, materi dan pembinaan akhlak serta keagamaan. Dari sisi

46

sosial, usaha ini diharapkan bisa menjembatani kalangan yang mampu dan tak mampu. Setidaknya Muhammadiyah turut berperan serta memperkecil kesenjangan sosial di lingkungan ini. Santunan Bentuk santunan meliputi: 1) Biaya sekolah atau keperluan sekolah lainnya; 2) Pakaian hari raya setiap tahun sekali; 3) Bantuan pengobatan bila sakit; 4) Uang saku/transport mingguan bagi yang hadir di pengajian. Rincian biaya sekolah anak asuh, misalnya untuk tahun ajaran 2006/2007 bagi yang tingkat SD terdiri dari: 1) Uang masuk awal tahun / daftar ulang (khusus diberikan kepada anak yatim/yatim piatu); 2) Uang paket buku pelajaran awal tahun; 3) Uang kegiatan bulanan khusus diberikan kepada anak yatim Kelas 6 sebesar Rp 35 ribu / orang; 4) Biaya ujian akhir. Untuk tingkat SLTP: 1) Uang masuk awal tahun / daftar ulang ( anak yatim 50% dari ketentuan sekolah sedangkan dhu’afa 25%); 2) Paket buku pelajaran awal tahun (hanya untuk anak yatim/yatim piatu); 3) Uang sekolah bulanan / transport dari kelas 1 s.d. kelas 3 (Yatim Rp 50 ribu / anak dan dhu’afa Rp 25 ribu / anak); 4) Uang kegiatan bulanan (komputer dan atletik); 5) Uang semester (hanya anak yatim); 6). Ujian akhir / uang kegiatan akhir tahun. Untuk tingkat SLTA: Uang masuk awal tahun / daftar ulang (yatim 50%-100%, dhu’afa 25%-50%); 2) Paket buku awal tahun untuk anak yatim; 3) uang sekolah bulanan (Rp 75 ribu- Rp 120 ribu); Uang kegiatan bulanan; 5) Uang semester (ulangan umum); dan 6) Ujian akhir / kegiatan akhir tahun. Sedangkan untuk anak yang belajar di pondok pesantren meliputi uang masuk awal tahun, uang buku, uang bulanan, uang semester dan uang ujian akhir / uang kegiatan akhir tahun. Sumber dana / pembiayaan diperoleh antara lain dari: Zakat maal, infaq dari donatur tetap maupun insidentil, dan bantuan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Selain itu, pengurus juga menerima sumbangan dari donatur berupa buku tulis dan alat tulis, beras atau sembako dan lain-lain. Sebagai pertanggungjawaban, setiap bulan pengurus mengirimkan laporan penerimaan dan pengeluaran uang kepada para donatur. Pembinaan Pembinaan akhlak dan keagamaan antara lain meliputi: 1) Pengenalan huruf Al-Quran bagi siswa SD dengan metode IQRO; 2) Mempelajari Al-Qur’an dan Ilmu Tajwid bagi siswa SLTP dan SLTA; 3) Menanamkan aqidah / syariah; 4) Ibadah dengan tuntunan Rasulullah; 5) Mengikutsertakan dalam berbagai kegiatan sosial keagamaan seperti panitia zakat fitrah, qurban dll. Mereka harus mentaati peraturan atau tata tertib yang ditetapkan oleh pengurus. Bagi mereka yang melanggar akan dikenai sanksi, mulai dari teguran, pemanggilan walinya hingga pencabutan bantuan. Bagi yang terlibat narkoba, minuman keras atau kriminal lainnya dikenai sanksi pencabutan bantuan. Sedangkan bagi yang tidak mengikuti pengajian secara terus menerus tanpa alasan yang jelas, dianggap mengundurkan diri atau tidak mau dibantu. Sedangkan jumlah alumni anak asuh hingga 2007 sebanyak 71 anak. Diantara mereka sudah bekerja.

47

DATA-DATA PENDIDIKAN DI ASUHAN YATIM PIATU / DU’AFA Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pejaten Timur s/d/ Juni 2008

I.. Jumlah Anak Asuh

No. Tingkat / Usia Laki-laki Perempuan Jumlah STATUS 1. SD 5 12 17 Yatim/piatu: 30 2. SLP 11 15 26 Dhuafa : 38 3. SLA 16 9 25 4 JUMLAH 31 37 68 68 II. Santunan No. Tingkat Bentuk Santunan Keterangan 1. SD Uang, beras, pakaian seragam Uang saku mingguan 2. SLP s.d.a Beras tiap bulan 3. SLA s.d.a Pakaian tiap tahun, SPP III.Materi Yang diajarkan No. Mata Pelajaran Buku Pegangan Penerbit Catatan/Metode 1. Al-Quran Quran Depag praktek 2 Ibadah Tuntunan ibadah praktek 3 Aqidah Aqidah Islam Lembaga Da’wah 4 Akhlaq Tuntunan tatakra Islami Suara Muh IV.Tenaga Pengajar No. N a m a Pendidikan Sejak Thn Alamat 1. Sdri Yulisah Mualimat 2003 Bojong gede 2 Sdri Nurlia Mualimat 2004 Pejaten Timur 3 Sdr. Zuhruf Qulub ‘Aliyah 2004 Pejaten Timur 4 Sdr. A. Sofyan SMU 2003 Pejaten Timur 5 Sdri Sari UPN, S1 2004 Pejaten Timur 3.Taman Kanak-kanak Aisyiyah 61 Pejaten Timur 1 I. Sejarah Singkat TK Aisyiyah 61 Pejaten Timur dirintis sejak 4 April 1981 oleh Muhammadiyah Ranting Pejaten Timur. Tanggal 28 Juni 1981 diresmikan berdirinya oleh Pimpinan Aisyiyah Wilayah DKI Jakarta Majelis Pendidikan Ibu Mahdiah SH (Alm). (lihat: Suara Aisyiyah No.7-8 1981, Pelita 10 Maret 1981). TKA 61 ini didirikan dan dikelola (diurus) oleh Muhammadiyah Ranting Pejaten Timur selama 5 tahun. Pimpinan Ranting Muhammadiyah saat itu diketuai Abdul Halim, Sekretaris Rukanda SH (Alm) dan Hayatullah. Sedangkan yang mengurus

48

atau mengelola TK adalah: M. Koderi (Ketua), Drs. Otja Suhaeri (Sekretaris), Alm. H. Ahmad Haris (Bendahara) , Riesyanto dan Ali Muhamad (Anggota). Izin operasional kepada Kanwil Depdikbud dilakukan oleh Muhammadiyah Ranting Pejaten Timur, Bagian Pendidikan. Sejak tahun ajaran 1986/1987 hingga sekarang TK Aisyiyah dikelola oleh Ibu-ibu Aisyiyah Ranting Pejaten Timur. Karena Ranting Aisyiyah memang dibenarkan menyelenggarakan amal usaha. Selama 4 tahun TKA Aisyiyah menempati bagian rumah dari Bp. Ali Muhamad tanpa menyewa. Sejak tahun 1985, baru pindah ke gedung baru hingga sekarang. Pimpinan Ranting Aisyiyah Pejaten Timur mendapat bimbingan dan pengawasan dari Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pejaten Timur

II. Status Kepemilikan Tanah dan Penggunaan Bangunan

• Tanah seluas 171 M2 adalah milik Ranting Muhammadiyah Pejaten Timur yang dibeli pada tanggal 14 Maret 1985 seharga Rp 5.127.000,-- waktu itu. Namun surat sertipikat tanah baru selesai dibuat pada tahun 2001.

• Tanah jalan menuju ke TK dan sekaligus menuju rumah kontrakan di samping TK sepanjang 36 M x 1,5 M merupakan wakaf dari Bp. H. Muhamad (Alm).

• Bangunan dibuat bertingkat masing seluas 103,5 M2 menghabiskan biaya sebesar Rp 14.021.050,-- yang dimulai tanggal 4 Agustus 1985 dan selesai Januari 1986.

• Bangunan bawah dipakai untuk TK Aisyiyah. Sedangkan lantai atas untuk kegiatan Muhammadiyah dan Aisyiyah seperti: pengajian, santunan yatim piatu dll.

• Pemeliharaan bangunan sejak dibangun hingga sekarang menjadi tanggungjawab Muhammadiyah Ranting Pejaten Timur. Semua urusan yang menyangkut tanah, perbaikan dan pemeliharaan bangunan gedung harus dilakukan atau seizin Muhammadiyah Ranting.

• Dengan demikian TKA Asiyah 61 Pejaten Timur secara historis, de facto dan de jure adalah aset PMR dan PRA Pejaten Timur.

III.Keuangan

Selama lima tahun pertama uang pendapatan dari TK diserahkan kepada kas Ranting Muhammadiyah. Setelah diserahkan pengurusannya uang dikelola oleh Ranting Aisyiyah Pejaten Timur hingga sekarang, dengan perjanjian 10 % diserahkan kepada kas Muhammadiyah Ranting untuk kegiatan dakwah yang belum dicabut hingga sekarang .

Keuangan sekolah diurus oleh Badan Pembantu Pimpinan (BPP) yakni bendahara Majelis Pendidikan Ranting Aisyiyah, selanjutnya dilaporkan dan disetorkan tiap bulan kepada bendahara Ranting Aisyiyah. Selanjutnya Laporan Tahunan disampaikan bersama Laporan

49

Pimpinan Ranting Aisyiyah kepada Pimpinan Cabang Aisyiyah Pasar Minggu. Setiap lima tahun sekali melaporkan kepada Musyawarah Ranting. Masalah gaji Kepala sekolah, guru-guru dan karyawan merupakan wewenang dan tanggung jawab Pimpinan Ranting Aisyiyah Pejaten Timur dan dilakukan oleh Majelis Pendidikan Ranting Pejaten Timur sebagai Badan Pembantu Pimpinan.

IV. Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan

Penerimaan dan pemberhentian Kepala Sekolah dan guru-guru dilakukan oleh Pengurus (Ranting Aisyiyah Pejaten Timur) setelah meminta pertimbangan Muhammadiyah Ranting. Kepala Sekolah dan guru-guru bertanggung jawab kepada Pengurus TK Aisyiyah 61 yaitu Majlis Pendidikan atau BPP Ranting Asyiyah Pejaten Timur. Sedangkan Majelis Pendidikan Cabang Aisyiyah Pasar Minggu bertanggungjawab dalam urusan pembinaan pendidikan, khususnya Al-Islam dan Ke-Muhammadiyahan/Ke-Aisyahan. Kepala Sekolah tugasnya mengurus pendidikan dan tidak dibenarkan mengurus keuangan kecuali ditugaskan oleh Pimpinan Ranting Aisyiyah. Segala keperluan alat-alat sekolah (termasuk peraga) dilakukan pengurus bersama kepala sekolah).

Yang pernah menjadi Kepala Sekolah di TKA 61 sejak berdirinya yakni: Mahwani, Nur Arina, Karningsih Drais, dan Halimah

50

KEADAAN TK AISYIYAH 61 - PEJATEN TIMUR I. STRUKTUR TK ‘ASIYIYAH 61 PEJATEN TIMUR No. Jabatan N a m a Mulai masuk Pedidikan Status 1 Kepala TK Halimah 18-7-1985 SPG TK Swasta 2 Guru Marmah 23-7-1984 SPG TK PNS 3 Guru Karningsih Drais 19-7-2004 SPG TK Swasta 4 Guru Dahlia 27-8-2001 D-2 PGTK Swasta 5 Guru Atika Sari 4-8-2003 LPPPGTK 6 Guru KB/PG Rizki Amaliah 7 Ekskul Melukis Mardiyanto 23-8-2003 STM 8 Ekskul Tari Dwi Puspita Sari 16-8-2003 SMA 9 Ekskul Iqra Rosita Dewi 8-9-2003 SMEA 10 TU Husna 26-12-2002 SQK 11 Bag. Umum. Achmad Jarkasih 15-7-2004 SD II. KEADAAN MURID TK ‘AISYIYAH 61 TAHUN AJARAN 2010/2011 Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Keterangan A / KB 2 7 9 Kelompok Bermain B 13 12 25 C 14 16 30 2 rombongan Jumlah 29 35 64 TK = & KB= 4.Taman Kanak-kanak Aisyiyah 62 Pejaten Timur 2 / Pagujaten Taman Kanak-kanak Aisyiyah 62 beralamat di Jln. Pagujaten, Kelurahan Pejaten Timur, Kec. Pasar Minggu, Jakarta Selatan. TKA i62 didirikan pada tahun 1989, oleh Pimpinan Ranting Muhammadoiyah Pejaten Timur II. Kini dikelola oleh Pimpinan Ranting Asiysiyah Pejaten Timur II. Menurut Ibu Tri Aseani, Kepala TKA 62, dalam laporan bulanannya menyebutkan jumlah murid TK pada tahun ajaran 2010/2011 sebanyak 33 anak di bawah 4 orang guru. Untuk lebih jelasnya keadaan guru dan murid dapat dilihat dalam tabel berikut: Keadaan Murid TKA 62 I. STRUKTUR TK ‘ASIYIYAH 62 PEJATEN TIMUR II No. Jabatan N a m a Mulai

masuk Pedidikan Status

1 Kepala TK Tri Aseani 16-7-2001 D-II PGTK 2 Guru Aisah Merdeka 7-7-1986 S-1 BK 3 Guru Neng Heti Suryati 18-7-2005 D-II PGTK 4 Guru Isriyanti 17-1-2006 S-1 BK 5 TU Rohayati Koesnandar 18-7-1999 SLTP 6 Penjaga Sekolah Mulyati - SLTA II. KEADAAN MURID TK ‘AISYIYAH 62 TAHUN AJARAN 2010/2011

51

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Keterangan A / KB 4 1 5 Kelompok Bermain B 15 13 28 C Jumlah 19 14 33

5. Masjid Nurul Iman Rawabambu Masjid Nurul Iman yang terletak di Rawabambu I Pasar Minggu ini dibangun pada tahun 1983, dengan dana mandiri dan diresmikan pada tahun 1983 juga. Luas tanah 60 meter persegi dengan status wakaf. Masjid ini milik dan dikelola Ranting Muhammadiyah Rawabambu. Selain untuk ibadah, masjid ini juga diisi dengan kegiatan pengajian. Menurut Pengurus Masjid Nurul Iman H. Sugeng Wuryanto SE, jumlah jamaah sekitar 70 orang. 6. Masjid Nurul Islam Rawabambu (Lihat: Ranting Rawabambu).

52

7.Masjid Baiturahman Tanjung Barat (lihat: Ranting Tanujung Barat) 8.Mushollah Al-Ikhlas Tanjung Barat (Lihat: Ranting Tanjung Barat).

V. RANTING-RANTING Kalau dilihat dari peta wilayah kecamatan di Kecamatan Pasar Minggu ada 7 kelurahan yaitu: Kel. Pasar Minggu, Kel. Pejaten Timur, Kel. Pejaten Barat, Kel. Jatipadang, Kel. Ragunan, Kel. Cilandak Timur dan Kel. Kebagusan. Namun pada periode ini peta wilayah Muhammadiyah di PCM Pasar Minggu hanya memiliki 4 ranting yakni: PRM Pejaten Timur I, PRM Pejaten Timur II (Pagujaten), PRM Rawabambu dan PRM Tanjung Barat. Untuk mengetahui keadaan ranting-ranting di Pasar Minggu marilah kita sebutkan satu persatu. a.Ranting Pasar Minggu Lebak (kini Pejaten Timur II) Periode pertama diketuai oleh H. Rodjikin. Susunan Pengurus Periode 2005-2010: Ketua : WB Tjipto SH (Ketua); Sekretaris : Drs. Kadi S Bendahara : Wardi Kegiatan: - Pengajian mingguan tiap Rabu malam.

- Pembinaan serta pengawasan kegiatan TKA 62 . - Santunan menjelang Ramadhan untuk lk. 50 fakir miskin. - Panitia Zakat pada Idul Fitrhi - Panitia Qurban Idul Adha - Dan lain-lain.

b.Ranting Rawabambu I dengan

53

Ketua pertama: H. Abdul Halim Rasimamika B.Sc. Susunan Pengurus Periode 2005-2010: Ketua : H. Abdul Halim Rasimamika, B.Sc. Sekrtetaris : Sutardjo S.Pd Bendahara : Santoso Majelis Tabligh : Ir. Asruri Majleis Pendidikan : Majelis MKKM : Jumlah anggota aktif 10 orang. Kegiatan Bidang Dakwah: Ranting Rawabambu memiliki dua masjid yakni Masjid Nurul Islam dan Masjid Nurul Iman. Masjid Nurul Islam sehari-hari menjadi tanggung jawab Sdr. Ir. Asruri sedangkan Masjid Nurul Iman yang mengurus Sdr. H. Sugeng Wuryanto SE. Pengajian Ibu-ibu, pengajian Bapak-bapak, dan pengajian umum. Bidang Pendidikan:

1) Bimbingan baca tulis Al-Quran untuk anak-anak 2) Bimbingan tahsin (tajwid) untuk Ibu-ibu dan Bapak-bapak 3) Kursus Bahasa Arab.

Kegiatan Bidang Sosial: 4) Pengumpulan dan penyaluran Zakat fitrah & Maal 5) Penyelenggaraaan Qurban tiap Idul Adha 6) B antguan sosial untuk kematian dan bencana alam.

PRM Pejaten Timur. Sejarah Berdirinya Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pejaten Timur I berdiri pada tanggal 10 Muharam 1399 H / 7 Desember 1978 M dengan Ketua Abdul Halim dengan susunan pengurus di bawah ini:

Pengurus

54

Ranting Muhammadiyah Periode I (1978-1981) Ketua : Abdul Halim Wakil Ketua : Drs. Otja Suhaeri Sekretaris : Moh. E. Rukanda SH Wakil Sekretaris : Abdul Madjid Bendahara : Karsono Wakil Bendahara : Hayatullah. Majlis Tabligh : Ali Muhamad Majlis Pendidikan : Muhammad Koderi Majlis PKU : Ahmad Haris Majlis Pemuda : Mansyur dan Nurdin Umum : Husin Sebelum Ranting Muhammadiyah berdiri, didahului dengan pengajian yang waktu itu diberi nama Pengajian A-Sunah. Setelah PRM Pejaten Timur berdiri, mulailah mengadakan pengajian Ibu-ibu dan setahun kemudian berdirilah Ranting Aisyiyah Pejaten Timur pada tanggal 1 Syaban 1400 H / 14 Juni 1980 dengan Ketua Ny. Wardah Irjai.

Mendirikan Taman Kanak-kanak Pada tanggal 28 Juni 1981 TKAisyiyah 61 berdiri dengan murid 28 guru 2 orang Pengurus TK Aisyiyah 61 Pejaten Timur 1981-1985: Ketua : M. Koderi Sekretaris : Oca Suhaeri Bendahara : Ahmad Haris (Alm), Anggota : Ali Muhamad Risyanto Membeli Tanah 14 Maret 1985 PRM beli tanah milik H. Muhamad seluas 177 m2 harga Rp 5.127.000,-- Surat2 baru dibuat tahun 2001 (dengan status wakaf) Peletakan batu pertama dilakukan pada tanggal 4 Agustus 1985: Ketua Panitia Pembangunan Bp. CH Muchtar (Alm)

55

Bangunan atas untuk gedung Dakwah Muhammadiyah Ranting seluas 103,5 M2 dan bangunan bawah untuk kegiatan TK seluas 103,5 M2. Pada tanggal 2 Januari 1986 bangunan TK sudah mulai ditempati Tahun 1986 Pengurus mulai melibatkan perempuan di kepengurusan TKA yaitu Ibu Salmi Budiman (Alm) dan Ibu Hayatullah (Alm). Periode 1985-1990: Masuk menjadi pengurus PRM: P. Hifni Rahim,Dasril Hadis, Parmadi, Suaib. Program: - Pembelian/perluasan tanah seluas 300 m2 (gagal); Pembelian bus Miniarta rugi/berhutang. 1990-1995 Pengurus baru: Muchtar (ketua), Koderi (Sekretaris) Solichin (Bendahara) 1995-2000 - Masuk P. Makruf, P. Majo Sutan 4-31 Juli 2010 – renovasi tambahan bangunan bawah TK Pengurus PMR Pejaten Timur Periode 2005-2010 Berdasarkan Berita Acara Panitia Pemilihan pada Musyawarah Ranting (Musran) yang diterima, yang telah menyelenggarakan musran yaitu: Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pejaten Timur. Musran tersebut berhasil memilih 7 (tujuh) nama calon pimpinan ranting. Selanjutnya, Sdr. H. Hifni Rahim disyahkan dan ditetapkan oleh PCM Pasar Minggu sebagai Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pejaten Timur periode 2005-2010 sebagaimana Surat Penetapan terlampir. Periode 2005-2010 dengan susunan pengurus: 18 Ketua : H. Hifni Rahim Wakil Ketua : H. Ali Muhamad Sekretaris : Makruf Efendi & Wakil Skretaris : Asmuni Muhamad Bendahara : Solichin WD MM Majelis-majelis: MKM : Muhammad Koderi

H.Said Ma’ruf TDK : H. Ali Muhamd Dikdasmen Majo Sutan Penasehat : Drs.H.Ahmad Said Kegiatan: a. Kegiatan Rutin: Bidang Sosial : Menyantuni anak-anak yatim/duafa terutama biaya pendidikan dari tingkat SD hingga SLTA. Santunan meliputi : Pembelian buku sekolah, pakaian seragam (1x setahun), biaya ujian, uang SPP dan lain-lain. Selain itu tiap seminggu sekali mereka dikumpulkan di gedung Dakwah 18 Surat Penetapan lihat lampiran.

56

Muhammadiyah diberikan pengajian. Jumlah anak asuh yang disantuni sebanyak 60 orang meliputi SD 21 siswa, SLTP 19 siswa dan SLTA 20 siswa. Periode 2010/2011 yang lulus sebanyak 10 orang yang semuanya sekolah kejuruan. Bidang pendidikan dikaitkan dengan kegiatan anak asuh. Bidang Tabligh: Pengajian rutin seminggu sekali tiap Selasa malam di Gedung Muhammadiyah Ranting dengan guru/ustadz bergilir. Bidang Pendidikan: Membina dan mengawasi kegiatan TK Aisyiyah 61 Pejaten Timur. b. Kegiatan Tahunan: - Panitia Qurban (sapi & kambing) yang berasal daari Pengurus dan simpatisan Muhammadiyah, dibagikan kepada mustahik dan tetangga di lingkungan PRM tiap hari Idul Qurban - Panitia Zakat & Zakat Fitrah dilakukan pada bulan Ramadhan dan biasa selesai sebelum Idul Fitri. c.Kegiatan Ortom: Aisyiyah Pimpinan Ranting Aisyiyah berdiri sekitar setahun berdirinya Muhammadiyah Pejaten Timur , tepatnya pada tanggal 1 April 1980. Berdirinya ranting Aisyiyah ini didahului dengan pengajian ibu-ibu. Pengurus PR Aisyiyah Periode Pertama yaitu: Ketua I : Ny. Wardah Irja’I Ketua II : Ny. Saminah Majid, Sekretaris I : Ny. Anna Fora MS, Sekretaris II : Ny. Utjih Sutjiati, Bendahara I : Ny. Mimin Mintarsih Bendahara II : Ny. Salmi Budiman. Pengurus Ranting Aisyiyah Pejaten Timur Periode 2005-2010 yaitu: Penasehat : Hj. Untari Ketua : Ny. Hj.Faridah Haris Wakil Ketua : Ny. Tri Muani Sekretaris : Rizki Amaliah Bendahara : Ny.Dian Riwayati Wakil Bendahara : Ny.Susiyati Majelis K K M: : Ny.Rosita Dewi Majleis T D K : Ny. Masiah Majelis Dikdasmen: : Ny. Suwartini Majlis Ekonomi : Ny. Rogaya e. Ranting Tanjung Barat.

Ketua pengurus awalnya Drs. Prawoto. Kepengurusan untuk periode 2005-2010: Ketua : Drs. H. Marhasan Wakil Ketua : Asep Salwani S. Ag. Sekretaris : Iswandi, S. Ag. Bendahara : Gufron Solichin

57

Kegiatan:

- Pengajian bulanan pekan ke-4 di Masjid Baiturrahman - TPQ sore hari Senin-Jumat - Santunan jelang Ramadhan di Mushola Al-Ikhlas - Bimbingan Tahsin di Masjid . - Panitia Qurban di Masjid Baiturrahman - Panitia Qurban Mushola Al-Ikhlas - Dan lain-lain.

e. Ranting Pejaten Barat periode pertama dipimpin Muhammad Sa’id. Kemudian Engku Muhammad. Sekretarisnya Amrullah pindah ke Depok. Sejak itu Ranting tidak berlanjut. f. Ranting Jatipadang dipimpin Ir. Subagio (Alm). Sepeninggal beliau PRM ini belum tumbuh lagi hingga sekarang.

58

VI. ORTOM MUHAMMADIYAH

1. Pimpinan Cabang Aisyiyah Pasar Minggu Susunan Pengurus Periode 2005-2010 Penasehat : Ny. Mudjilah Ketua I : Ny. Murniati Ketua II : Ny. Hj. Untari Sekretaris I : Nn. Lita Sekretaris II : Ny.Asri Nurhayati Bendahara I : Ny. Suwartini Bendahara II : Ny. Yatini Majlis-majlis Tabligh : Ny. Maemunah Dikdasmen : Ny. Cholillah Kaderisasi : Ny. Hj.Ningsih Ekonomi : Ny. Hj. Suprapto M K K M : Ny. Tri Muani

Ny. Murniati

59

2. Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah : 1. Sejarah Di PCM Pasar Minggu sebenarnya sudah penah dibentuk Pemuda Muhammadiyah. Diantaranya ada

nama-nama Hartono, Hafizuddin dan Sakron N dan lain-lain. Hanya keberadaannya kurang berkembang. Untuk menghidupkan kembali Ortom Pemuda Muhammadiyah di Pasar Minggu, maka dilantiklah kepengurusan Pemuda Muhammadiyah. Kengurusan yang baru inio dikuatkan dengan Surayt Keputusan Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Jakarta Selatan Nomor 1.5./133/1431 tentang Penetapan Susunan Personalia Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Pasar Minggu Periode 2006-2010, 2010-2014 sebagaimana

berikut ini: Susunan Personalia Pimpinan Cabang Pemuda Miuhammadiyah Pasar Minggu Periode 2006-2010, 2010-2014. Ketua : Ahfitomo Wakil Ketua 1 : Azzukhruful Qulub Wakil Ketua 2 : Andri Yulianto Wakil Ketua 3 : Nur Habibie Wakil Ketua 4 : Ruliansyah Wakil Ketua 5 : Dika Sekretaris : Udin Suyahruddin Wakil Sekretaris : Ahmad Fauzi Bendahara : Abu Harib Wakil Bendahara : Sakron Selain itu ada departemen-departemen yang meliputi: 1. Dep. Pengembangan Organisasi, Sistem Informasi Manajemen dan Pengkaderan,

Ketua : Agung T.P. Anggota : Daryanto, Dede Slamet Permana dan Rudi.

2. Dep. Dakwah, Hikmah dan Advokasi Ketua : Abdul Muthalib Anggota : Ryan, Syaiful Riswanto dan Mubarak Ahmad

8. Dep. Ekonomi dan Lingkungan Hidup Ketua : Maulana Anggota : Yahya, Suprapto dan Ahmad Fauzi

9. Dep. Olah Raga, Seni Kokam dan SAR Ketua : Bowo Anggota : Shalahuddin Ayub, Arnas, Narwis, Andi Mukhlis dan Irfan Hermawan.

60

3. Nasyiatul Aisyiyah Susunan Pengurus Ketua : Tri Aseani Sekretaris : Nurul Bandahara : Sinta Ariwana Anggota : Linda Sindura N Cut Farah Nabila 4. Tapak Suci Putra Muhammadiyah Susunan Pengurus Ketua: Dika Apriyadi Wakil Ketua: Maulana Sekretaris: M. Yahya Bendahara: M. Tholib Alamat: Panti Asuhan Muhammadiyah Siti Khadijah – Al-Kubro Jl. H. Syukur – Lenteng Agung- Jakarta Selatan.

PCM juga mengadakan kegiatan olah raga bela diri Tapak Suci di Panti Asuhan Muhammadiyah Lenteng Agung. Dari waktu ke waktu peminatnya semakin bertambah banyak, terutama anak-anak dari sekitar Panti. Dalam setiap kejuaraan tingkat Jakarta Selatan, Tapak Suci yang merupakan Cabang Ke-32 di PDM Jakarta Selatan ini selalu mendulang prestasi.

61

VIII. LAMPIRAN

1.SK PDM Jakarta Selatan tentang Penetapan Ketua dan Anggota PCM Pasar Minggu 2005-2010

62

63

2. Alamat dan Susunan Pengurus PCM Pasar Minggu

MASA JABATAN 2005-2010 NO NAMA LENGKAP

N B M JABATAN Telepon A L A M A T

1. Drs. H. Solichin WD MM

831.305 Ketua 7270781 0855-1006532

Jl. Angsana I/10, Pejaten Timur

2. Asep Salwani S.Ag. 651.214 Wakil Ketua 0818150684 Jl. Gintung No.29 Tanjung Barat

3. Muhammad Koderi 496.319 Sekretaris 7994037 / 085716379562

Jl. Kemuning Dalam I No.43, Pejaten Timur

4. Faisal Akbar S.Ag. 771.527 Wkl SekreT. 7813120 / 0812-8395159

Tanjung Barat

4. Drs. H. Marhasan 728.315 Bendahara 7810072 / 0811-173394

Tanjung Barat

5. Drs. H. Achmad Said *) 496.282 Wkl Bendahr 7972181 Jl. Kemuning IV Pejaten Timur

6. H. Mawardi Said BA 496.266 M.T D K 7944486/ 02199325582

Pagujaten

7. W.B. Tjipto SH 790.764 Dikdasmen 7971947 Pagujaten

8. Drs.Suhardin MPd 833.854 M P M 79433636 / 0813-1230236

Pagujaten

9. H. Hifni Rahim 757.302 MKKM 7989665 Jl. Kemuning II Pejaten Tmr

10 Drs. Tedjo Widiyanto SE

826.148 MW & ZIS 7892771/ Jl.Rawabambu I

11 H.AbdulHalim Rasimamika B.Sc

728.325 Penasehat 7802383 Jl. Rawabambu I Masjid Nurul Islam

12 Drs. H. Djoko Sutedjo 728.322 Penasehat 7805418 Jatipadang (samping SMU 28)

13 H. Sugeng Wuryanto SE proses M P M 7815364 / 0813-9504141

Jl. Rawabambu I

14 H. Makruf Efendi proses MW& ZIS 7946973/ 0818-706276

Pejaten Timur

15 Ir. Asruri proses MTDK 7802383 081310063462

Jl. Rawabambu I

• Panti Asuhan Siti Khadijah , Jl. H.Syukur, Lentang Agung Telp. 7868724 • Sekr. PRM Pejaten Timur, Jl. Kemuning Dalam I/15 Telp. 7972515 • Masjid Baiturohmah Muhammadiyah Jl. Muara Rt.008/02 Rancho Indah Tanjung Barat • TK A 61 Pejaten Timur Telp. 79192622 • TKA 62 Pagujaten Telp. 7971225 • *) Almarhum

64

3. DAFTAR PENGGEMBIRA MUKTAMAR MUHAMMADIYAH 1 ABAD PCM/ORTOM PASAR MINGGU

No. N a m a Umur L/P A l a m a t H P 1 Makruf Efendi 55 L Pejaten Timur 0818.7062.76 2 Asmuni Muhamad 60 L Pejaten Timur 021.9449.9659 3 Muhammad Koderi 61 L Pejaten Timur 0857.16379562 4 Tri Muani 59 P Pejaten Timur 021.9869.8102 5 Marzuki Fadli 16 L Pejaten Timur 0857.1637.9562 6 Lutfa Makruf 22 P Pejaten Timur R.7946973 7 Hj.Faridah 55 P Pejaten Timur R. 7970045 8 Halimah 48 P Pejaten Timur 021.6801.3825 9 Marmah 46 P Pejaten Timur 021.9973.3770

10 Husna 55 P Pejaten Timur 0812.850.3034 11 Ir. Asruri 45 L Rawabambu I 0813.1006.3462 12 Khoirunisa 37 P Rawabambu I 0878.8286.7867 13 Tedjo Widiyanto 50 L Rawabambu I 0815.9309.377 14 Hamzah 59 L Rawabambu I R. 780.2684 15 Latief 58 L Rawabambu I 16 Sarmin 40 L Rawabambu I 0813.8491.6173 17 Ambarwati 40 P Rawabambu I s.d.a. 18 A. Hakiki 26 L Rawabambu I 021.9221.0419 19 Imam Hanif 15 L Rawabambu I 0857.1831.9383 20 Fariz 16 L Rawabambu I 21 Drs. H. Marhasan 55 L Tanjung Barat 0811.1733.94 22 Bu Marhasan 50 P Tanjung Barat sda 23 Faisal Akbar, S. Ag. 36 L Tanjung Barat 0812.8395.159 24 Suroto 48 L Tanjung Barat R. 781.4707 25 Ir. H.Bahuddin M 57 L Tanjung Barat 0812.8317.205 26 Iswandi, S.Ag 40 L Tanjung Barat 0815.8487.2571 27 H.Ghufron Solihin 42 L Tanjung Barat 0838.9181.6222 28 Yunihafni 50 P Tanjung Barat 29 Romliyati 60 P Tanjung Barat R.781.5431 30 Rahina 55 P Tanjung Barat 021.98108856 31 H. Mawardi Said BA 67 L Pejaten Timur II 0857.18540617 32 St. Chodidjah 58 P Pejaten Timur II sda 33 Nurul Fajriyah 30 P Pejaten Timur II sda 34 Rohayati Kusnandar 45 P Pejaten Timur II R. 7944078 35 Yatini Wardi 47 P Pejaten Timur II R.7944267 36 Drs. Kadi S. 71 L Pejaten Timur II R. 7971225 37 Maimunah Kadi 65 P Pejaten Timur II Sda 38 Sihabuddin 71 L Pejaten Timur II 39 Agus 43 L Tanjung Barat 40 Bu Usman P Tanjung Barat 41 WB Tjipto SH 70 L Pejaten Timur II R. 797.1947 42 Bu Tjipto 64 P Pejaten Timur II Sda 43 Latifah 14 P Rawabambu 44 Yusraini 49 P Tanjung Barat 45 Abdul Muthalib 19 L Panti Asuhan sda 46 Bowis Adifa Bouldan 15 L Rawabambu

65

47 Latifah Basyir 58 P Pejaten Timur 0813.8111.8004 48 Bowo 18 L Panti Asuhan R.7868.724 49 Udin Syamsuddin 20 L Panti Asuhan sda 50 Nur Habibie / Dok. 18 L Pejaten Timur 08978284055 51 Shalahuddin A. / Dok. 22 L Pejaten Timur 85717394359 52 Bu Ning P Panti Asuhan R.7868.724 53 Budi L Panti Asuhan Sda 54 M. Ary Fonda 37 L Jagakarsa 0811.856.725

Koordinator : H.Sugeng Wuryanto, SE PRM Pejaten Timur I : Muhammad Koderi PRM Pejaten Timur II: H. Mawardi Said BA PRM Rawabambu : Ir. Asruri PRM Tanjung Barat : Iswandi S.Ag. Panti Asuhan : Faisal Akbar S.Ag

66

4. Surat Keputusan Penetapan Pengurus Panti Asuhan Muhammadiyah

67

5. Daftar Anak Asuh Panti Asuhan Yatim Piatu Muhammadiyah Siti Khadijah PANTI ASUHAN YATIM PIATU MUHAMMADIYAH SITI KHADIJAH AL KUBRA TAHUN PEMBINAAN 2010/2011

Nomor Nama Anak Asuh

Jenis Tempat & Tgl. Lahir

Pendidikan

Urut Induk Kelamin Tingkat 1 131.05 Udin Sahrudin L Serang, 12-03-1989 Kuliah / UNAS 2 059.00 Zulhamdi L Medan, 24-03-1989 Diklat di BLK

3 111.03 Agus Wibowo L Pacitan, 06-01-1989 Diklat di BLK 4 119.04 Abdul Mutolib L Tegal, 03-05-1989 Kuliah / UIJ 5 120.04 Maulana L Tegal, 05-06-1991 Kuliah / UNAS 6 127.04 Rian Hidayat L Sukabumi, 22-08-1990 Kuliah / UIJ 7 138.07 M. Yahya L Bogor, 17-07-1991 Kuliah / UNAS 8 137.07 Dika Apriyadi L Bogor, 10-06-1991 Kuliah / UNAS 9 055.00 Debi Irawan L Padang, 31-12-1993 SMA 10 107.03 Haryadi L Sampureum, 08-08-1993 MA 11 136.07 Ari Darmawan L Jakarta, 14-01-1996 MA 12 147.10 M. Bayu Alkhariri L Bogor, 17-04-1994 MA 13 149.10 Ari Yanto L Bogor, 10-02-1994 MA 14 150.10 Rifki Hamdani L Bogor, 20-10-1993 MA 15 156,1 Dariyanto L Purbalingga, 27-11-1992 MA 16 132.06 Asep Cahya Sahara L Bogor, 04-07-1996 MTs 17 106.03 Azhari L Sukabumi, 11-11-1995 MTs 18 154.10 Arya Ardiansyah L Bogor, 09-02-1997 SMP M

19 117.04 Tino L Jakarta, 05-05-1998 SMP M

20 116.04 Ardi L Jakarta, 18-04-1998 SMP M

21 126.04 Fais Baharudin L Jakarta, 16-08-1998 SMP M 22 141.08 Jamaludin L Bogor, 10-05-1997 MTs 23 139.07 Rifqi Taufik Hafiz L Garut, 09-02-1998 MTs 24 151.10 M. Saepul Mikdar L Bogor, 25-03-1997 MTs 25 153.10 M. Royani L Bogor, 10-07-1997 MTs 26 152.10 Faisal Sidik L Bogor, 25-03-1997 MTs 27 135.07 Agung Dewiyanto L Citayam, 02-08-2000 SD 28 144.08 Lukman L Banyumas, 31-03-2000 SD 29 140.08 Raihan L Bekasi, 22-01-2001 SD 30 155.10 Ilham Dalili L Bogor, 21-12-2001 SD 31 156,1 M. Nur Fauzan L Klaten, 17-01-2003 SD

68

6. Daftar Anak Asuh Yatim/Piatu & Du’afa PRM Pejaten Timur Tahun 2010-2011

No. Nama Siswa Status Tgl.Lahir Sekolah / Kelas

Nama Orang Tua

Alamat / Tempat Tinggal

S D / MI 1 M. Haikal D 12-12-2002 SDN 21 II Ismail-Nafsiah Jl. Kemuning Dlm I Rt.005/06

2 Fitriah D 03-12-2002 SDN 21 II Iskandar-Ratna Jl. Kemuning IV Rt.011/06

3 Leliana D 16-08-2003 SDN 21 II Asmawi-Kustini Jl. Kemuning IV Rt.011/06

4 Aisyah Y 27-06-2002 SDN 20 III Suhanda - Tafsilah Jl. Angsana I Rt. 001/06

5 Dini D 26-11-2001 SDN 20 III M. Robi - Hikmah Jl. Angsana I Rt. 001/06

6 Nadia D 20-11-2001 SDN 20 III Mulyadi - Rosliah Jl. Kemuning IV Rt.011/06

7 Veren Thalia D 29-01-2002 SDN 20 III Aliudin - Leli Jl. Angsana I Rt. 001/06

8 Ananda Albab D 27-02-2002 SDN 20 III M. Sholeh - Desi Jl. Angsana I Rt. 001/06

9 Subandi D 12-11-2001 SDN 20 III Murodi - Wasikem Jl. Kemuning Dlm I Rt. 005/06

10 Nabil Fikri D 11-03-2001 SDN 21 IV Burhanudin - Elawati Jl. Kemuning IV Rt.011/06

11 Wirda Y 10-06-1999 SDN 21 V M. Sholeh - Laela Jl. Angsana I Rt. 003/06

12 M. Iqbal Y 22-11-1999 SDN 20 V Aseni - Nani Jl. Angsana I Rt. 001/06

13 Alfina Damayanti Y 28-07-1999 SDN 20 V Anangsyah-Siti Rahmah Jl. Angsana I Rt. 002/06

14 M. Alfan Y 28-07-1999 SDN 20 V Anangsyah-Siti Rahmah Jl. Angsana I Rt. 002/06

15 M. Ikhsan D 01-10-1999 SDN 20 V Nana Sujana - Aulia Jl. Kemuning IV Rt.011/06

16 Rifai Khairudin Y 23-03-1999 SDN 20 V Ilyas - Komalasari Jl. Angsana I Rt. 001/06

17 Khoiriah Y 26-06-1998 SDN 21 VI Moh. Arfi - Amsani Jl. Angsana I Rt. 001/06

18 Nissa D 08-12-1998 SDN 21 VI Sarwani - Rohana Jl. Kemuning IV Rt.011/06

19 Wilda D 11-06-1999 SDN 21 VI Amir - Sukaesih Jl. Kemuning IV Rt.011/06

20 Erika D 22-11-1999 SDN 21 VI A. Ghofur - Khoiriah Jl. Angsana I Rt. 004/06

21 Rosiana D 04-10-1999 SDN 21 VI Suprianto - Zakiah Jl. Angsana I Rt. 001/06

SLTP / MTs

22 Dwi Bakti Kusuma Y 06-03-1997 SMPN 46 I A. Rahman - Sugiyem Jl. Angsana I Rt.004/06

23 Taufik Hidayat Y 08-06-1997 MTs.N 23 I A. Rosyid - Rohati Jl. Angsana I Rt. 001/06

24 Hanifa D 25-01-1997 MTs.N 23 I Endang - Marfuah Jl. Kemuning IV Rt.011/06

25 Vika shabira Y 15-11-1997 MTs.N 23 I Hasanudin - Asdriani Jl. Angsana I Rt.002/06

26 Nabila Lestari Y 14-03-1997 MTs.MH I M. Toha - Linda Jl. Angsana I Rt.002/06

27 Ardiansyah D 21-06-1997 SMPN 46 II Muhamad - Salmah Jl. Angsana I Rt.001/06

28 Dwi Oktavianita D 20-04-1997 MTs.N 23 II Busroh - Nuriah Jl. Rukun Ujung Rt. 005/05

29 Mega Lestari D 11-03-1997 SMPN 227 II Mulyadi - Rosliah Jl. Kemuning IV Rt.011/06

69

30 Rini Oktaviani D 15-02-1997 MTs.N 23 II M. Satiri - Fatimah Jl. Kemuning IV Rt.011/06

31 Reni Saleha Y 10-01-1997 MTs.N 23 II A. Kadir - Robiah Jl. Kemuning IV Rt.011/06

32 Mia Y 15-04-1996 MTs.N 23 III Zainudin - Lia Jl. Angsana I Rt.001/06

33 Dewi Karima D 13-05-1996 MTs.N 23 III Mulyadi - Faridah Jl. Angsana I Rt.001/06

34 Desia Umayah D 27-07-1996 MTs.N 23 III Hasan - Robitoh Jl. Angsana I Rt.003/06

35 Ita Puspitasari D 04-05-1996 MTs.N 23 III Mahfudin - Aminah Jl. Angsana I Rt.001/06

36 Abdul Malik Y 16-08-1996 MTs.N 23 III A. Rahman - Salminah Jl. Kemuning I Rt.007/06

37 M. Irfan D 15-01-1996 MTs.N 23 III Masdiana - Sapuroh Jl. Rukun Ujung Rt. 005/05

38 Da'il Anwi D 21-04-1996 MTs.N 23 III Asmat - Acih Jl. Kemuning I Rt.007/06

39 Fahmi Y 10-01-1996 SMPN 46 III Syahrial - Jariah Jl. Kemuning Dlm I Rt.005/06

40 Romdoni Y 17-02-1996 SMP Pertiwi III Husen - Ahiyah Jl. Angsana I Rt.001/06

SLTA / SMK

41 Riska Y 07-08-1995 SMK YPD I M. Sholeh - Laela Jl. Angsana I Rt.003/06

42 Erika Dwi Y 16-11-1995 SMK YPD I Sarno - Jumiati Jl. Angsana I Rt.004/06

43 Fairuz Y 03-09-1995 SMKN 10 I Bambang - Masani Jl. Kemuning IV Rt.011/06

44 Firda Fadhilah D 30-08-1995 ALIYAH I Dirun - Romlah Jl. Kemuning IV Rt.011/06

45 Reni Agustin Y 01-08-1995 SMKN 62 I A. Rahman - Curliah Jl. Kemuning IV Rt.011/06

46 Indah Permatasari D 25-07-1995 SMKN 25 I Ahyar - Hernawati Jl. Angsana I Rt.001/06

47 Nurhasanah D 22-06-1995 SMK YPD I Suprianto - Zakiah Jl. Angsana I Rt.001/06

48 Bunga Ayu D 05-01-1995 SMKN 25 I Awi - Kokom Jl. Kemuning I Rt.008/06

49 Rosita D 01-07-1995 SMKN 25 I Burhan - Anita Jl. Kemuning I Rt.008/06

50 M. Syahid D 30-10-1995 SMKN 47 I Azzam - Waliyah Jl. Rukun Ujung Rt. 005/05

51 Hafizulloh Y 07-01-1994 SMK Krs II Maruloh - Rohani Jl. Kemuning IV Rt. 011/06

52 Dessi Handayani Y 15-01-1994 SMK WK II Asep - Wasilah Jl. Rukun Ujung Rt. 005/05

53 Syifa Y 18-03-1994 SMK YPD II Samsuri - Faridah Jl. Kemuning IV Rt.011/06

54 Elmawati D 05-01-1994 SMK YPD II M. Satiri - Fatimah Jl. Kemuning IV Rt. 011/06

55 Bella Elija D 26-10-1994 SMKN 62 II Jajang - Ellin Jl. Angsana I Rt.001/06

56 Dina Y 25-01-1993 SMK WK III Husen - Ahiyah Jl. Angsana I Rt.001/06

57 Afifah Y 15-02-1993 SMK WK III Jumadi - Suhaya Jl. Kemuning Dlm I Rt.005/06

58 Irfansyah Y 10-03-1993 SMK WS III Tarmuzi - Rosidah Jl. Kemuning IV Rt.010/06

59 Sulaiman Y 01-07-1993 SMKN 8 III M. Ali - Saleha Jl. Rukun Ujung Rt. 005/05

60 Khaidir D 15-11-1993 SMK Nas III Azzam - Waliyah Jl. Rukun Ujung Rt. 005/05

Keterangan :

Status : Y : Yatim D : Dhuafa

Rekap : - Tingkat SD : 21 Siswa - Tingkat SLTP : 19 Siswa - Tingkat SLTA : 20 Siswa Jumlah 60 Siswa

70

7. Copy Sertifikat Tanah PRM Pejaten Timur

71

72

73

Copy Surat Pernyataan Wakaf Tanah Seluas 171 M2 19 19 Menurut salah seorang penandatangan, surat pernyataan wakaf ini dibuat untuk memudahkan pengurusan sertifikat. Tanah seluas 171 meter persegi dibeli oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pejaten Timur pada tanggal 14 Maret 1985 seharga Rp 5.127.000,-- namun pengurusan surat-surat sertifikat baru selesai pada tahun 2001.

74

Copy Surat Pernyataan Wakaf Jalan Setapak Seluas 36 M2 20 20 Tanah dengan luas 36 m X 1,5 M diwakafkan H. Muhamad untuk jalan setapak TK Aisyiyah 61.

75

8. DAFTAR PARA TOKOH / SESEPUH MUHAMMADIYAH PASAR MINGGU NO. N A M A

ALAMAT KETERANGAN

1 Drs. H. Djoko Sutedjo

Jatipadang, Pasar Minggu Jakarta Selatan

Pendiri & Ketua PCM Ke-1 (1967-1971)

2 Ir. Sunaryo Jakarta

Pendiri & Ketua PCM Ke-2 (1971-1974)

3 Drs. Mayor TNI Djalal Sayuti (Alm)

Kompl.POMAD Kalibata Jakarta Selatan

Kepala SMP M 20 Pasar Minggu

4 Drs. Abdul Manap (Alm) Pasar Minggu Pendiri PCM Ketua PCM Ke-3 (1974-1978)

5 H.Abdul Halim Rasimamika B.Sc.

Rawabambu I – Pasar Minggu Jakarta Selatan

Ketua PCM Ke-4 & 5 (1978-1981; 1981-1985)

6 H. Mawardi Said BA

Pagujaten – Pasar Minggu Jakarta Selatan

Ketua PCM Ke-6 (1985-1990)

7 Drs. Zulkifli Mahmud (Alm)

Jakarta Pendiri PCM Ketua PCM Ke-7 (1990-1995)

8 Drs. H. Ahmad Said (Alm)

Pejaten Timur – Ps. Mg. Jakarta Selatan

Ketua PCM Ke-8 (1995-2000)

9 H. Hifni Rahim BA

Pejaten Timur Pasar Minggu Jakarta Selatan

Pendiri PCM Sekretaris PCM Ketua PRM Pejaten Timur

10 Ch. Muchtar BA (Alm)

Pejaten Timur Ps. Mg. Jakarta Selatan

Ketua M. Tabligh PCM Ketua PRM Pejten Timur

11 Muhajir Al Athiyah

Pasar Minggu Jakarta Selatan

Ketua Majlis Pustaka PCM

12 Amir Hasan (Alm) Bendahara PCM 1978-2000

13 R. Nana Kresna (Alm) Pejaten Timur Pendiri PCM Ketua I & II PCM 1979-2000

14 Drs. H. Arief Mudjiono

Rawabambu Jakarta Selatan Wakil Ketua PCM 1995-2000

15 H. Ali Muhamad

Pejaten Timur Ps. M Jakarta Selatan

Ketua PRM Pejaten Timur 2000-2005

16 H. Syahruddin (Alm) Pejaten Timur Ketua Majlis Kesehatan PCM

76

17 Basyirun

Jakarta

PRM Rawabambu

18 H. Zubeir Saibun

Jakarta

Guru SMPM 20

19 Suhartoyo BA

Jakarta

SekretarisI PCM 1995-2000

20 Mas’ud Saiful Alam

Jakarta

Korps Mubaligh Ps. Mg

21 ME Zainuddin Jakarta

Wakil Sekretaris PCM

22 Ir. Subagio (Alm)

Jatipadang – Ps. Minggu Jakarta Selatan

Ketua PRM Jatipadang

23 Warsono

Jakarta

Tokoh Muhammadiyah Jatipadang

24 Abdul Halim Depok Ketua PRM Pejaten Timur Ke-1

25 Drs. Prawoto

Jakarta

Ketua Majlis Pendidikan PCM 1979-1981

26 H. Sugirman (Alm)

Lenteng Agung Jakarta Selatan

Pewakaf Tanah Panti Asuhan Lenteng Agung

27 Ustadz Shobirin

Lenteng Agung – Jaksel

Pengasuh Panti Asuhan St Khadijah

28 Zainal Abidin Rawabambu

Anggota PCM

29 Sutadi

Tanjung Barat Jakarta Selatan

Tokoh Muhammadiyah

30 Ihsan Kamil

Lenteng Agung – Jaksel

Pengurus Panti Asuhan St. Khadijah

31 H. Kukuh

Lenteng Agung – Jaksel

Pengurus Panti Asuhan St. Khadijah

32 Drs. H. Parmadi Mawardi Pejaten Timur Tokoh Muhammadiyah

33 Rodjikin Pagujaten Ketua PRM Pejaten Timur II

34 Drs. Said

Tokoh Muhammadiyah

35 Drs. Hasan Toha

Tokoh Muhammadiyah

77

9.Lampiran: Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah

ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH

MUQADDIMAH

“Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang. Segala puji bagi Allah yang mengasuh semua alam, yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, Yang memegang pengadilan pada hari kemudian. Hanya kepada Engkau hamba menyembah, dan hanya kepada Engkau, kami mohon pertolongan. Berilah petunjuk kepada hamba akan jalan yang lempang, jalan orang-orang yang telah Engkau beri kenikmatan, yang tidak dimurkai dan tidak tersesat.” (QS Al-fatihah) "Saya ridla: Ber-Tuhan kepada ALLAH, ber-Agama kepada ISLAM dan ber-Nabi kepada MUHAMMAD RASULULLAH Shalallahu 'alaihi wassalam". AMMA BAD'U, bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah hak Allah semata-mata. Ber-Tuhan dan ber'ibadah serta tunduk dan tha'at kepada Allah adalah satu-satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia. Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat iradat) Allah atas kehidupan manusia di dunia ini. Masyarakat yang sejahtera, aman damai, makmur dan bahagia hanyalah dapat diwujudkan di atas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong-royong, bertolongtolongan dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu. Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian Nabi yang bijaksana dan berjiwa suci, adalah satu-satunya pokok hukum dalam masyarakat yang utama dan sebaik-baiknya. Menjunjung tinggi hukum Allah lebih daripada hukum yang manapun juga, adalah kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku ber-Tuhan kepada Allah. Agama Islam adalah Agama Allah yang dibawa oleh sekalian Nabi,sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad saw, dan diajarkan kepada umatnya masingmasing untuk mendapatkan hidup bahagia Dunia dan Akhirat. Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentausa sebagai yang tersebut di atas itu, tiap-tiap orang, terutama umat Islam, umat yang percaya akan Allah dan Hari Kemudian, wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi yang suci: beribadah kepada Allah dan berusaha segiat-giatnya mengumpulkan segala kekuatan dan menggunakannya untuk menjelmakan masyarakat itu di Dunia ini, dengan niat yang murni-tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata dan hanya mengharapkan karunia Allah dan ridha-Nya belaka, serta mempunyai rasa tanggung jawab di hadirat

78

Allah atas segala perbuatannya, lagi pula harus sabar dan tawakal bertabah hati menghadapi segala kesukaran atau kesulitan yang menimpa dirinya, atau rintangan yang menghalangi pekerjaannya, dengan penuh pengharapan perlindungan dan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa. Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan berkat dan rahmat Allah didorong oleh firman Allah dalam Al-Qur'an: Adakanlah dari kamu sekalian, golongan yang mengajak kepada ke-Islaman, menyuruh kepada kebaikan dan mencegah daripada keburukan. Mereka itulah golongan yang beruntung berbahagia " (QS Ali-Imran:104) Pada tanggal 8 Dzulhiijah 1330 Hijriyah atau 18 Nopember 1912 Miladiyah, oleh almarhum KHA. Dahlan didirikan suatu persyarikatan sebagai "gerakan Islam" dengan nama "MUHAMMADIYAH" yang disusun dengan Majelis-Majelis (Bahagian-bahagian)-nya, mengikuti peredaran zaman serta berdasarkan "syura" yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawatan atau Muktamar. Kesemuanya itu. perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintahperintah Allah dan mengikuti sunnah Rasul-Nya, Nabi Muhammad saw., guna mendapat karunia dan ridla-Nya di dunia dan akhirat, dan untuk mencapai masyarakat yang sentausa dan bahagia, disertai nikmat dan rahmat Allah yang melimpah-limpah, sehingga merupakan: "Suatu negara yang indah, bersih suci dan makmur di bawah perlindungan Tuhan Yang Maha Pengampun". Maka dengan Muhammadiyah ini, mudah-mudahan ummat Islam dapatlah diantarkan ke pintu gerbang Syurga "Jannatun Na'im" dengan keridlaan Allah Yang Rahman dan Rahim. Adapun Persyarikatan Muhammadiyah beranggaran dasar sebagai berikut:

79

BAB I

NAMA, PENDIRI, DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama

Persyarikatan ini bernama Muhammadiyah.

Pasal 2 Pendiri

Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah bertepatan tanggal 18 November 1912 Miladiyah di Yogyakarta untuk jangka waktu tidak terbatas.

Pasal 3 Tempat Kedudukan

Muhammadiyah berkedudukan di Yogyakarta.

BAB II

IDENTITAS, ASAS, DAN LAMBANG

Pasal 4 Identitas dan Asas

(1) Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Tajdid, bersumber pada Al-Qur`an dan As-Sunnah. (2) Muhammadiyah berasas Islam.

Pasal 5 Lambang

Lambang Muhammadiyah adalah matahari bersinar utama dua belas, di tengah bertuliskan (Muhammadiyah) dan dilingkari kalimat (Asyhadu an lã ilãha illa Allãh wa asyhadu anna Muhammadan Rasūl Allãh )

BAB III

MAKSUD DAN TUJUAN SERTA USAHA Pasal 6

Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Pasal 7 Usaha

(1) Untuk mencapai maksud dan tujuan, Muhammadiyah melaksanakan Da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang kehidupan.

80

(2) Usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha, program, dan kegiatan, yang macam dan penyelenggaraannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. (3) Penentu kebijakan dan penanggung jawab amal usaha, program, dan kegiatan adalah Pimpinan Muhammadiyah.

BAB IV

KEANGGOTAAN Pasal 8

Anggota serta Hak dan Kewajiban (1) Anggota Muhammadiyah terdiri atas: a. Anggota Biasa ialah warga negara Indonesia beragama Islam. b. Anggota Luar Biasa ialah orang Islam bukan warga negara Indonesia. c. Anggota Kehormatan ialah perorangan beragama Islam yang berjasa terhadap Muhammadiyah dan atau karena kewibawaan dan keahliannya bersedia membantu Muhammadiyah. (2) Hak dan kewajiban serta peraturan lain tentang keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB V

SUSUNAN DAN PENETAPAN ORGANISASI Pasal 9

Susunan Organisasi Susunan organisasi Muhammadiyah terdiri atas: 1. Ranting ialah kesatuan anggota dalam satu tempat atau kawasan 2. Cabang ialah kesatuan Ranting dalam satu tempat 3. Daerah ialah kesatuan Cabang dalam satu Kota atau Kabupaten 4. Wilayah ialah kesatuan Daerah dalam satu Propinsi 5. Pusat ialah kesatuan Wilayah dalam Negara

Pasal 10 Penetapan Organisasi

(1) Penetapan Wilayah dan Daerah dengan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh Pimpinan Pusat. (2) Penetapan Cabang dengan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh Pimpinan Wilayah. (3) Penetapan Ranting dengan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh Pimpinan Daerah. (4) Dalam hal-hal luar biasa Pimpinan Pusat dapat mengambil ketetapan lain.

BAB VI

PIMPINAN Pasal 11

Pimpinan Pusat (1) Pimpinan Pusat adalah pimpinan tertinggi yang memimpin Muhammadiyah secara keseluruhan. (2) Pimpinan Pusat terdiri atas sekurang-kurangnya tiga belas orang, dipilih dan ditetapkan oleh Muktamar untuk satu masa jabatan dari calon-calon yang diusulkan oleh Tanwir.

81

(3) Ketua Umum Pimpinan Pusat ditetapkan oleh Muktamar dari dan atas usul anggota Pimpinan Pusat terpilih. (4) Anggota Pimpinan Pusat terpilih menetapkan Sekretaris Umum dan diumumkan dalam forum Muktamar. (5) Pimpinan Pusat dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan mengusulkannya kepada Tanwir. (6) Pimpinan Pusat diwakili oleh Ketua Umum atau salah seorang Ketua bersamasama Sekretaris Umum atau salah seorang Sekretaris, mewakili Muhammadiyah untuk tindakan di dalam dan di luar pengadilan.

Pasal 12 Pimpinan Wilayah

(1) Pimpinan Wilayah memimpin Muhammadiyah dalam wilayahnya serta melaksanakan kebijakan Pimpinan Pusat. (2) Pimpinan Wilayah terdiri atas sekurang-kurangnya sebelas orang ditetapkan oleh Pimpinan Pusat untuk satu masa jabatan dari calon-calon yang dipilih dalam Musyawarah Wilayah. (3) Ketua Pimpinan Wilayah ditetapkan oleh Pimpinan Pusat dari dan atas usul calon-calon anggota Pimpinan Wilayah terpilih yang telah disahkan oleh Musyawarah Wilayah. (4) Pimpinan Wilayah dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan mengusulkannya kepada Musyawarah Pimpinan Wilayah yang kemudian dimintakan ketetapan Pimpinan Pusat.

Pasal 13 Pimpinan Daerah

(1) Pimpinan Daerah memimpin Muhammadiyah dalam daerahnya serta melaksanakan kebijakan Pimpinan di atasnya. (2) Pimpinan Daerah terdiri atas sekurang-kurangnya sembilan orang ditetapkan oleh Pimpinan Wilayah untuk satu masa jabatan dari calon-calon anggota Pimpinan Daerah yang telah dipilih dalam Musyawarah Daerah. (3) Ketua Pimpinan Daerah ditetapkan oleh Pimpinan Wilayah dari dan atas usul calon-calon anggota Pimpinan Daerah terpilih yang telah disahkan oleh Musyawarah Daerah. (4) Pimpinan Daerah dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan mengusulkannya kepada Musyawarah Pimpinan Daerah yang kemudian dimintakan ketetapan Pimpinan Wilayah.

Pasal 14 Pimpinan Cabang

(1) Pimpinan Cabang memimpin Muhammadiyah dalam Cabangnya serta melaksanakan kebijakan Pimpinan di atasnya. (2) Pimpinan Cabang terdiri atas sekurang-kurangnya tujuh orang ditetapkan oleh Pimpinan Daerah untuk satu masa jabatan dari calon-calon yang dipilih dalam Musyawarah Cabang. (3) Ketua Pimpinan Cabang ditetapkan oleh Pimpinan Daerah dari dan atas usul calon-calon anggota Pimpinan Cabang terpilih yang telah disahkan oleh Musyawarah Cabang. (4) Pimpinan Cabang dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan mengusulkannya kepada Musyawarah Pimpinan Cabang yang kemudian dimintakan ketetapan Pimpinan Daerah.

82

Pasal 15

Pimpinan Ranting (1) Pimpinan Ranting memimpin Muhammadiyah dalam Rantingnya serta melaksanakan kebijakan Pimpinan di atasnya. (2) Pimpinan Ranting terdiri atas sekurang-kurangnya lima orang ditetapkan oleh Pimpinan Cabang untuk satu masa jabatan dari calon-calon yang dipilih dalam Musyawarah Ranting. (3) Ketua Pimpinan Ranting ditetapkan oleh Pimpinan Cabang dari dan atas usul calon-calon anggota Pimpinan Ranting terpilih yang telah disahkan oleh Musyawarah Ranting. (4) Pimpinan Ranting dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan mengusulkannya kepada Musyawarah Pimpinan Ranting yang kemudian dimintakan ketetapan Pimpinan Cabang.

Pasal 16 Pemilihan Pimpinan

(1) Anggota Pimpinan terdiri atas anggota Muhammadiyah. (2) Pemilihan dapat dilakukan secara langsung atau formatur. (3) Syarat anggota Pimpinan dan cara pemilihan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 17 Masa Jabatan Pimpinan

(1) Masa jabatan Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang, dan Pimpinan Ranting lima tahun. (2) Jabatan Ketua Umum Pimpinan Pusat, Ketua Pimpinan Wilayah, Ketua Pimpinan Daerah, masing-masing dapat dijabat oleh orang yang sama dua kali masa jabatan berturut-turut. (3) Serah-terima jabatan Pimpinan Pusat dilakukan pada saat Muktamar telah menetapkan Pimpinan Pusat baru. Sedang serah-terima jabatan Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang, dan Pimpinan Ranting dilakukan setelah disahkan oleh Pimpinan di atasnya.

Pasal 18 Ketentuan Luar Biasa

Dalam hal-hal luar biasa yang terjadi berkenaan dengan ketentuan pada pasal 12 sampai dengan pasal 17, Pimpinan Pusat dapat mengambil ketetapan lain.

Pasal 19 Penasihat

(1) Pimpinan Muhammadiyah dapat mengangkat penasihat. (2) Ketentuan tentang penasihat diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VII

UNSUR PEMBANTU PIMPINAN Pasal 20

Majelis dan Lembaga (1) Unsur Pembantu Pimpinan terdiri atas Majelis dan Lembaga. (2) Majelis adalah Unsur Pembantu Pimpinan yang menjalankan sebagian tugas

83

pokok Muhammadiyah. (3) Lembaga adalah Unsur Pembantu Pimpinan yang menjalankan tugas pendukung Muhammadiyah. (4) Ketentuan tentang tugas dan pembentukan Unsur Pembantu Pimpinan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VIII

ORGANISASI OTONOM Pasal 21

Pengertian dan Ketentuan (1) Organisasi Otonom ialah satuan organisasi di bawah Muhammadiyah yang memiliki wewenang mengatur rumah tangganya sendiri, dengan bimbingan dan pembinaan oleh Pimpinan Muhammadiyah. (2) Organisasi Otonom terdiri atas organisasi otonom umum dan organisasi otonom khusus. (3) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi Otonom disusun oleh organisasi otonom masing-masing berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah. (4) Pembentukan dan pembubaran Organisasi Otonom ditetapkan oleh Tanwir. (5) Ketentuan lain mengenai organisasi otonom diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB IX

PERMUSYAWARATAN Pasal 22

Muktamar (1) Muktamar ialah permusyawaratan tertinggi dalam Muhammadiyah yang diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Pusat. (2) Anggota Muktamar terdiri atas: a. Anggota Pimpinan Pusat b. Ketua Pimpinan Wilayah c. Anggota Tanwir Wakil Wilayah d. Ketua Pimpinan Daerah e. Wakil Daerah yang dipilih oleh Musyawarah Pimpinan Daerah, terdiri atas wakil Cabang berdasarkan perimbangan jumlah Cabang dalam tiap Daerah f. Wakil Pimpinan Organisasi Otonom tingkat Pusat. (3) Muktamar diadakan satu kali dalam lima tahun. (4) Acara dan ketentuan lain tentang Muktamar diatur dalam Anggaran Rumah Tangga

Pasal 23 Muktamar Luar Biasa

(1) Muktamar Luar Biasa ialah muktamar darurat disebabkan oleh keadaan yang membahayakan Muhammadiyah dan atau kekosongan kepemimpinan, sedang Tanwir tidak berwenang memutuskannya. (2) Muktamar Luar Biasa diadakan oleh Pimpinan Pusat atas keputusan Tanwir..

84

(3) Ketentuan mengenai Muktamar Luar Biasa diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 24 Tanwir

(1) Tanwir ialah permusyawaratan dalam Muhammadiyah di bawah Muktamar, diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Pusat. (2) Anggota Tanwir terdiri atas: a. Anggota Pimpinan Pusat b. Ketua Pimpinan Wilayah c. Wakil Wilayah d. Wakil Pimpinan Organisasi Otonom tingkat Pusat (3) Tanwir diadakan sekurang-kurangnya tiga kali selama masa jabatan Pimpinan. (4) Acara dan ketentuan lain tentang Tanwir diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 25 Musyawarah Wilayah

(1) Musyawarah Wilayah ialah permusyawaratan Muhammadiyah dalam Wilayah, diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Wilayah. (2) Anggota Musyawarah Wilayah terdiri atas: a. Anggota Pimpinan Wilayah b. Ketua Pimpinan Daerah c. Anggota Musyawarah Pimpinan Wilayah Wakil Daerah d. Ketua Pimpinan Cabang e. Wakil Cabang yang dipilih oleh Musyawarah Pimpinan Cabang yang jumlahnya ditetapkan oleh Pimpinan Wilayah atas dasar perimbangan jumlah Ranting dalam tiap Cabang f. Wakil Pimpinan Organisasi Otonom tingkat Wilayah (3) Musyawarah Wilayah diadakan satu kali dalam lima tahun. (4) Acara dan ketentuan lain tentang Musyawarah Wilayah diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 26 Musyawarah Daerah

(1) Musyawarah Daerah ialah permusyawaratan Muhammadiyah dalam Daerah, diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Daerah. (2) Anggota Musyawarah Daerah terdiri atas: a. Anggota Pimpinan Daerah b. Ketua Pimpinan Cabang c. Anggota Musyawarah Pimpinan Daerah Wakil Cabang d. Ketua Pimpinan Ranting e. Wakil Ranting yang dipilih oleh Musyawarah Pimpinan Ranting yang jumlahnya ditetapkan oleh Pimpinan Daerah atas dasar perimbangan jumlah anggota f. Wakil Pimpinan Organisasi Otonom tingkat Daerah (3) Musyawarah Daerah diadakan satu kali dalam lima tahun. (4) Acara dan ketentuan lain tentang Musyawarah Daerah diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 27 Musyawarah Cabang

85

(1) Musyawarah Cabang ialah permusyawaratan Muhammadiyah dalam Cabang, diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Cabang. (2) Anggota Musyawarah Cabang terdiri atas: a. Anggota Pimpinan Cabang b. Ketua Pimpinan Ranting c. Anggota Musyawarah Pimpinan Cabang Wakil Ranting d. Wakil Pimpinan Organisasi Otonom tingkat Cabang (3) Musyawarah Cabang diadakan satu kali dalam lima tahun. (4) Acara dan ketentuan lain tentang Musyawarah Cabang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 28 Musyawarah Ranting

(1) Musyawarah Ranting ialah permusyawaratan Muhammadiyah dalam Ranting, diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Ranting. (2) Anggota Musyawarah Ranting terdiri atas: a. Anggota Muhammadiyah dalam Ranting b. Wakil Organisasi Otonom tingkat Ranting (3) Musyawarah Ranting diadakan satu kali dalam lima tahun. (4) Acara dan ketentuan lain tentang Musyawarah Ranting diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 29 Musyawarah Pimpinan

(1) Musyawarah Pimpinan ialah permusyawaratan Pimpinan dalam Muhammadiyah pada tingkat Wilayah sampai dengan Ranting yang berkedudukan di bawah Musyawarah pada masing-masing tingkat. (2) Musyawarah Pimpinan diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Muhammadiyah masing-masing tingkat. (3) Acara dan ketentuan lain mengenai Musyawarah Pimpinan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 30 Keabsahan Musyawarah

Musyawarah tersebut dalam pasal 22 sampai dengan pasal 29 kecuali pasal 23 dinyatakan sah apabila dihadiri oleh dua pertiga anggotanya yang telah diundang secara sah oleh Pimpinan Muhammadiyah di tingkat masing-masing.

Pasal 31 Keputusan Musyawarah

Keputusan Musyawarah tersebut dalam pasal 22 sampai dengan pasal 29 kecuali pasal 23 diusahakan dengan cara mufakat. Apabila keputusan secara mufakat tidak tercapai maka dilakukan pemungutan suara dengan suara terbanyak mutlak.

BAB X

RAPAT

Pasal 32 Rapat Pimpinan

(1) Rapat Pimpinan ialah rapat dalam Muhammadiyah di tingkat Pusat, Wilayah, dan Daerah, diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan

86

Muhammadiyah apabila diperlukan. (2) Rapat Pimpinan membicarakan masalah kebijakan organisasi. (3) Ketentuan lain mengenai Rapat Pimpinan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 33 Rapat Kerja

(1) Rapat Kerja ialah rapat yang diadakan untuk membicarakan segala sesuatu yang menyangkut amal usaha, program dan kegiatan organisasi. (2) Rapat Kerja dibedakan dalam dua jenis yaitu Rapat Kerja Pimpinan dan Rapat Kerja Unsur Pembantu Pimpinan. (3) Rapat Kerja Pimpinan pada tiap tingkat diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun. (4) Rapat Kerja Unsur Pembantu Pimpinan diadakan dua kali dalam satu masa jabatan. (5) Ketentuan mengenai masing-masing jenis Rapat Kerja diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 34 Tanfidz

(1) Tanfidz adalah pernyataan berlakunya keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah, dan Rapat yang dilakukan oleh Pimpinan Muhammadiyah masingmasing tingkat. (2) Keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah, dan Rapat berlaku sejak ditanfidzkan oleh Pimpinan Muhammadiyah masing-masing tingkat. (3) Tanfidz keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah, dan Rapat semua tingkat a. Bersifat redaksional b. Mempertimbangkan kemaslahatan c. Tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

BAB XI KEUANGAN DAN KEKAYAAN

Pasal 35 Pengertian Keuangan dan kekayaan Muhammadiyah adalah semua harta benda yang diperoleh dari sumber yang sah dan halal serta digunakan untuk kepentingan pelaksanaan amal usaha, program, dan kegiatan Muhammadiyah. Pasal 36 Sumber Keuangan dan kekayaan Muhammadiyah diperoleh dari: 1. Uang Pangkal, Iuran, dan Bantuan 2. Hasil hak milik Muhammadiyah 3. Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf, Wasiat, dan Hibah 4. Usaha-usaha perekonomian Muhammadiyah 5. Sumber-sumber lain

Pasal 37 Pengelolaan dan Pengawasan

Ketentuan mengenai pengelolaan dan pengawasan keuangan dan kekayaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

87

BAB XII

LAPORAN Pasal 38 Laporan

(1) Pimpinan Muhammadiyah semua tingkat wajib membuat laporan perkembangan organisasi dan laporan pertanggungjawaban keuangan serta kekayaan, disampaikan kepada Musyawarah Pimpinan, Musyawarah tingkat masingmasing, Tanwir, dan Muktamar. (2) Ketentuan lain tentang laporan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XIII

ANGGARAN RUMAH TANGGA Pasal 39

Anggaran Rumah Tangga (1) Anggaran Rumah Tangga menjelaskan dan mengatur hal-hal yang tidak diatur dalam Anggaran Dasar. (2) Anggaran Rumah Tangga dibuat oleh Pimpinan Pusat berdasarkan Anggaran Dasar dan disahkan oleh Tanwir. (3) Dalam keadaan yang sangat memerlukan perubahan, Pimpinan Pusat dapat mengubah Anggaran Rumah Tangga dan berlaku sampai disahkan oleh Tanwir.

BAB XIV PEMBUBARAN

Pasal 40 Pembubaran

(1) Pembubaran Muhammadiyah hanya dapat dilakukan dalam Muktamar Luar Biasa yang diselenggarakan khusus untuk keperluan itu atas usul Tanwir. (2) Muktamar Luar Biasa yang membicarakan usul Tanwir tentang pembubaran dihadiri sekurang-kurangnya tiga perempat dari jumlah anggota Muktamar Luar Biasa. (3) Keputusan pembubaran diambil sekurang-kurangnya tiga perempat dari yang hadir. (4) Muktamar Luar Biasa memutuskan segala hak milik Muhammadiyah diserahkan untuk kepentingan kemaslahatan umat Islam setelah Muhammadiyah dinyatakan bubar.

BAB XV

PERUBAHAN Pasal 41

Perubahan Anggaran Dasar (1) Perubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh Muktamar. (2) Rencana perubahan Anggaran Dasar diusulkan oleh Tanwir dan harus sudah tercantum dalam acara Muktamar. (3) Perubahan Anggaran Dasar dinyatakan sah apabila diputuskan oleh sekurangkurangnya dua pertiga dari jumlah anggota Muktamar yang hadir

88

BAB XVI

PENUTUP Pasal 42 Penutup

(1) Anggaran Dasar ini telah disahkan dan ditetapkan oleh Muktamar ke-45 yang berlangsung pada tanggal 26 Jumadil Awal s.d. 1 Jumadil Akhir 1426 H bertepatan dengan tanggal 3 s.d. 8 Juli 2005 M. di Malang, dan dinyatakan mulai berlaku sejak ditanfidzkan. (2) Setelah Anggaran Dasar ini ditetapkan, Anggaran Dasar sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.

89

Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah

Pasal 1 Tempat Kedudukan

(1) Muhammadiyah berkedudukan di tempat didirikannya, yaitu Yogyakarta (2) Pimpinan Pusat sebagai pimpinan tertinggi memimpin Muhammadiyah secara keseluruhan dan menyelenggarakan aktivitasnya di dua kantor, Yogyakarta dan Jakarta

Pasal 2 Lambang dan Bendera

(1) Lambang Muhammadiyah sebagai tersebut dalam Anggaran Dasar pasal 5 adalah seperti berikut: (2) Bendera Muhammadiyah berbentuk persegi panjang berukuran dua berbanding tiga bergambar lambang Muhammadiyah di tengah dan tulisan MUHAMMADIYAH di bawahnya, berwarna dasar hijau dengan tulisan dan gambar berwarna putih, seperti berikut: (3) Ketentuan lain tentang lambang dan bendera ditetapkan oleh Pimpinan Pusat.

Pasal 3 U s a h a

Usaha Muhammadiyah yang diwujudkan dalam bentuk amal usaha, program, dan kegiatan meliputi: 1. Menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman, meningkatkan pengamalan, serta menyebarluaskan ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan. 2. Memperdalam dan mengembangkan pengkajian ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan untuk mendapatkan kemurnian dan kebenarannya. 3. Meningkatkan semangat ibadah, jihad, zakat, infak, wakaf, shadaqah, hibah, dan amal shalih lainnya. 4. Meningkatkan harkat, martabat, dan kualitas sumberdaya manusia agar berkemampuan tinggi serta berakhlaq mulia. 5. Memajukan dan memperbaharui pendidikan dan kebudayaan, mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta meningkatkan penelitian. 6. Memajukan perekonomian dan kewirausahaan ke arah perbaikan hidup yang berkualitas 7. Meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. 8. Memelihara, mengembangkan, dan mendayagunakan sumberdaya alam dan lingkungan untuk kesejahteraan. 9. Mengembangkan komunikasi, ukhuwah, dan kerjasama dalam berbagai bidang dan kalangan masyarakat dalam dan luar negeri. 10. Memelihara keutuhan bangsa serta berperan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 11. Membina dan meningkatkan kualitas serta kuantitas anggota sebagai pelaku gerakan. 12. Mengembangkan sarana, prasarana, dan sumber dana untuk mensukseskan gerakan. 13. Mengupayakan penegakan hukum, keadilan, dan kebenaran serta meningkatkan pembelaan terhadap masyarakat.

Cari

90

14. Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah

Pasal 4 Keanggotaan

(1) Anggota Biasa harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Warga Negara Indonesia beragama Islam b. Laki-laki atau perempuan berumur 17 tahun atau sudah menikah c. Menyetujui maksud dan tujuan Muhammadiyah d. Bersedia mendukung dan melaksanakan usaha-usaha Muhammadiyah e. Mendaftarkan diri dan membayar uang pangkal.

(2) Anggota Luar Biasa ialah seseorang bukan warga negara Indonesia, beragama Islam, setuju dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah serta bersedia mendukung amal usahanya.

(3) Anggota Kehormatan ialah seseorang beragama Islam, berjasa terhadap Muhammadiyah dan atau karena kewibawaan dan keahliannya diperlukan atau bersedia membantu Muhammadiyah.

(4) Tatacara menjadi anggota diatur sebagai berikut: a. Anggota Biasa

1. Mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pimpinan Pusat dengan mengisi formulir disertai kelengkapan syarat-syaratnya melalui Pimpinan Ranting atau Pimpinan amal usaha di tempat yang belum ada Ranting, kemudian diteruskan kepada Pimpinan Cabang. 2. Pimpinan Cabang meneruskan permintaan tersebut kepada Pimpinan Pusat dengan disertai pertimbangan. 3. Pimpinan Cabang dapat memberi tanda anggota sementara kepada calon anggota, sebelum yang bersangkutan menerima kartu tanda anggota dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Bentuk tanda anggota sementara ditetapkan oleh Pimpinan Pusat. 4. Pimpinan Pusat memberi kartu tanda anggota Muhammadiyah kepada calon anggota biasa yang telah disetujui melalui Pimpinan Cabang yang bersangkutan

b. Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan Tata cara menjadi Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan diatur oleh Pimpinan Pusat

(5) Pimpinan Pusat dapat melimpahkan wewenang penerimaan permintaan menjadi Anggota Biasa dan memberikan kartu tanda anggota Muhammadiyah kepada Pimpinan Wilayah. Pelimpahan wewenang tersebut dan ketentuan pelaksanaannya diatur dengan keputusan Pimpinan Pusat.

(6) Hak Anggota

a. Anggota biasa:

1. Menyatakan pendapat di dalam maupun di luar permusyawaratan. 2. Memilih dan dipilih dalam permusyawaratan.

91

b. Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan mempunyai hak menyatakan pendapat.

(7) Kewajiban Anggota Biasa, Luar Biasa, dan Kehormatan:

a. Taat menjalankan ajaran Islam b. Menjaga nama baik dan setia kepada Muhammadiyah serta perjuangannya c. Berpegang teguh kepada Kepribadian serta Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah d. Taat pada peraturan Muhammadiyah, keputusan musyawarah, dan kebijakan Pimpinan Pusat e. Mendukung dan mengindahkan kepentingan Muhammadiyah serta melaksanakan usahanya f. Membayar iuran anggota g. Membayar infaq

(8) Anggota Biasa, Luar Biasa, dan Kehormatan berhenti karena:

a. Meninggal dunia b. Mengundurkan diri c. Diberhentikan oleh Pimpinan Pusat

(9) Tata cara pemberhentian anggota.

a. Anggota Biasa:

1. Pimpinan Cabang mengusulkan pemberhentian anggota kepada Pimpinan Daerah berdasarkan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.

2. Pimpinan Daerah meneruskan kepada Pimpinan Wilayah usulan pemberhentian anggota dengan disertai pertimbangan.

3. Pimpinan Wilayah meneruskan atau tidak meneruskan usulan pemberhentian anggota kepada Pimpinan Pusat setelah melakukan penelitian dan penilaian.

4. Pimpinan Wilayah dapat melakukan pemberhentian sementara (skorsing) yang berlaku paling lama 6 (enam) bulan selama menunggu proses pemberhentian anggota dari Pimpinan Pusat,

5. Pimpinan Pusat, setelah menerima usulan pemberhentian anggota, memutuskan memberhentikan atau tidak memberhentikan paling lama 6 (enam) bulan sejak diusulkan oleh Pimpinan Wilayah.

6. Anggota yang diusulkan pemberhentian keanggotaannya, selama proses pengusulan berlangsung, dapat mengajukan keberatan kepada Pimpinan Cabang, Pimpinan Daerah, Pimpinan Wilayah, dan Pimpinan Pusat. Setelah keputusan pemberhentian dikeluarkan, yang bersangkutan dapat mengajukan keberatan kepada Pimpinan Pusat.

7. Pimpinan Pusat membentuk tim yang diserahi tugas mempelajari keberatan yang diajukan oleh anggota yang diberhentikan. Pimpinan Pusat menetapkan keputusan akhir setelah mendengar pertimbangan tim.

92

8. Keputusan pemberhentian anggota diumumkan dalam Berita Resmi Muhammadiyah.

b. Anggota Luar Biasa dan Kehormatan diberhentikan atas keputusan Pimpinan Pusat.

Pasal 5 Ranting

(1) Ranting adalah kesatuan anggota di suatu tempat atau kawasan yang terdiri atas sekurang-kurangnya 15 orang yang berfungsi melakukan pembinaan dan pemberdayaan anggota.

(2) Syarat pendirian Ranting sekurang-kurangnya mempunyai: a. Pengajian / kursus anggota berkala, sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan b. Pengajian / kursus umum berkala, sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan c. Mushalla / surau / langgar sebagai pusat kegiatan d. Jama`ah

(3) Pengesahan pendirian Ranting dan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh Pimpinan Daerah atas usul anggota setelah mendengar pertimbangan Pimpinan Cabang.

(4) Pendirian suatu Ranting yang merupakan pemisahan dari Ranting yang telah ada dilakukan dengan persetujuan Pimpinan Ranting yang bersangkutan atau atas keputusan Musyawarah Cabang / Musyawarah Pimpinan tingkat Cabang

Pasal 6 Cabang

(1) Cabang adalah kesatuan Ranting di suatu tempat yang terdiri atas sekurang-kurangnya tiga Ranting yang berfungsi:

a. Melakukan pembinaan, pemberdayaan, dan koordinasi Ranting b. Penyelenggaraan pengelolaan Muhammadiyah c. Penyelenggaraan amal usaha

(2) Syarat pendirian Cabang sekurang-kurangnya mempunyai:

a. Pengajian / kursus berkala untuk anggota Pimpinan Cabang dan Unsur Pembantu Pimpinannya, Pimpinan Ranting, serta Pimpinan Organisasi Otonom tingkat Cabang, sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan b. Pengajian / kursus muballigh / muballighat dalam lingkungan Cabangnya, sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan c. Korps muballigh / muballighat Cabang, sekurang-kurangnya 10 orang d. Taman pendidikan Al-Quran / Madrasah Diniyah / Sekolah Dasar e. Kegiatan dalam bidang sosial, ekonomi, dan kesehatan

93

f. Kantor

(3) Pengesahan pendirian Cabang dan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh Pimpinan Wilayah atas usul Ranting setelah memperhatikan pertimbangan Pimpinan Daerah.

(4) Pendirian suatu Cabang yang merupakan pemisahan dari Cabang yang telah ada dilakukan dengan persetujuan Pimpinan Cabang yang bersangkutan atau atas keputusan Musyawarah Daerah / Musyawarah Pimpinan tingkat Daerah.

Pasal 7 Daerah

(1) Daerah adalah kesatuan Cabang di Kabupaten / Kota yang terdiri atas sekurang-kurangnya tiga Cabang yang berfungsi:

a. Melakukan pembinaan, pemberdayaan, dan koordinasi Cabang b. Penyelenggaraan, pembinaan, dan pengawasan pengelolaan Muhammadiyah c. Penyelenggaraan, pembinaan, dan pengawasan amal usaha d. Perencanaan program dan kegiatan

(2) Syarat pendirian Daerah sekurang-kurangnya mempunyai:

a. Pengajian / kursus berkala untuk anggota Pimpinan Daerah sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan b. Pengajian / kursus muballigh / muballighat tingkat Daerah sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan c. Pembahasan masalah agama dan pengembangan pemikiran Islam d. Korps muballigh / muballighat Daerah, sekurang-kurangnya 20 orang e. Kursus kader Pimpinan tingkat Daerah f. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama / Madrasah Tsanawiyah g. Amal Usaha dalam bidang sosial, ekonomi, dan kesehatan h. Kantor

(3) Pengesahan pendirian Daerah ditetapkan oleh Pimpinan Pusat atas usul Cabang setelah memperhatikan pertimbangan Pimpinan Wilayah.

(4) Pendirian suatu Daerah yang merupakan pemisahan dari Daerah yang telah ada dilakukan melalui dan atas keputusan Musyawarah Daerah / Musyawarah Pimpinan tingkat Daerah.

Pasal 8 Wilayah

(1) Wilayah adalah kesatuan Daerah di propinsi yang terdiri atas sekurang-kurangnya tiga Daerah yang berfungsi

a. Pembinaan, pemberdayaan, dan koordinasi Daerah b. Penyelenggaraan, pembinaan, dan pengawasan pengelolaan Muhammadiyah c. Penyelenggaraan, pembinaan, dan pengawasan amal usaha

94

d. Perencanaan program dan kegiatan

(2) Syarat pendirian Wilayah sekurang-kurangnya mempunyai:

a. Pengajian / kursus berkala untuk anggota Pimpinan Wilayah dan Unsur Pembantu Pimpinannya serta Pimpinan Organisasi Otonom tingkat Wilayah sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan b. Pengajian / kursus muballigh / muballighat tingkat Wilayah sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan c. Pembahasan masalah agama dan pengembangan pemikiran Islam d. Korps muballigh / muballighat sekurang-kurangnya 30 orang. e. Kursus kader pimpinan tingkat Wilayah f. Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah / Mu`allimin / Mu`allimat/ Pondok Pesantren g. Amal Usaha dalam bidang sosial, ekonomi, dan kesehatan h. Kantor.

(3) Pengesahan pendirian Wilayah ditetapkan oleh Pimpinan Pusat atas usul Daerah yang bersangkutan.

(4) Pendirian suatu Wilayah yang merupakan pemisahan dari Wilayah yang telah ada dilakukan melalui dan atas keputusan Musyawarah Wilayah / Musyawarah Pimpinan tingkat Wilayah.

Pasal 9 Pusat

Pusat adalah kesatuan Wilayah dalam Negara Republik Indonesia yang berfungsi: a. Melakukan pembinaan, pemberdayaan, dan koordinasi Wilayah b. Penyelenggaraan, pembinaan, dan pengawasan pengelolaan Muhammadiyah c. Penyelenggaraan, pembinaan, dan pengawasan amal usaha d. Perencanaan program dan kegiatan

Pasal 10 Pimpinan Pusat

(1) Pimpinan Pusat bertugas:

a. Menetapkan kebijakan Muhammadiyah berdasarkan keputusan Muktamar dan Tanwir, serta memimpin dan mengendalikan pelaksanaannya b. Membuat pedoman kerja dan pembagian wewenang bagi para anggotanya c. Membimbing dan meningkatkan amal usaha serta kegiatan Wilayah d. Membina, membimbing, mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan kegiatan Unsur Pembantu Pimpinan dan Organisasi Otonom tingkat Pusat

(2) Anggota Pimpinan Pusat dapat terdiri dari laki-laki dan perempuan. (3) Anggota Pimpinan Pusat harus berdomisili di kota tempat kantor Pimpinan Pusat atau di sekitarnya. (4) Pimpinan Pusat dapat mengusulkan tambahan anggotanya kepada Tanwir sebanyak-banyaknya separuh dari jumlah anggota Pimpinan Pusat terpilih. Selama menunggu keputusan Tanwir, calon tambahan anggota Pimpinan Pusat sudah dapat menjalankan tugasnya atas tanggungjawab Pimpinan Pusat.

95

(5) Pimpinan Pusat mengusulkan kepada Tanwir calon pengganti Ketua Umum Pimpinan Pusat yang karena sesuatu hal berhenti dalam tenggang masa jabatan. Selama menunggu ketetapan Tanwir, Ketua Umum Pimpinan Pusat dijabat oleh salah seorang Ketua atas keputusan Pimpinan Pusat.

Pasal 11 Pimpinan Wilayah

(1) Pimpinan Wilayah bertugas:

a. Menetapkan kebijakan Muhammadiyah dalam wilayahnya berdasarkan kebijakan Pimpinan Pusat, keputusan Musyawarah Wilayah, Musyawarah Pimpinan tingkat Wilayah, dan Rapat Pimpinan tingkat Wilayah. b. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan / instruksi Pimpinan Pusat dan Unsur Pembantu Pimpinan. c. Membimbing dan meningkatkan amal usaha serta kegiatan Daerah dalam wilayahnya sesuai dengan kewenangannya d. Membina, membimbing, mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan kegiatan Unsur Pembantu Pimpinan dan Organisasi Otonom tingkat Wilayah

(2) Pimpinan Wilayah berkantor di ibu kota propinsi. (3) Anggota Pimpinan Wilayah dapat terdiri dari laki-laki dan perempuan. (4) Anggota Pimpinan Wilayah harus berdomisili di kota tempat kantor Pimpinan Wilayah atau di sekitarnya. (5) Pimpinan Wilayah menunjuk salah seorang Wakil Ketua untuk ditetapkan sebagai anggota Tanwir apabila Ketua Pimpinan Wilayah tidak dapat menunaikan tugasnya sebagai anggota Tanwir. (6) Pimpinan Wilayah dapat mengusulkan tambahan anggotanya kepada Musyawarah Pimpinan Wilayah sebanyak-banyaknya separuh dari jumlah anggota Pimpinan Wilayah terpilih, kemudian dimintakan pengesahannya kepada Pimpinan Pusat. Selama menunggu keputusan Musyawarah Pimpinan tingkat Wilayah dan ketetapan dari Pimpinan Pusat, calon tambahan anggota Pimpinan Wilayah sudah dapat menjalankan tugasnya atas tanggungjawab Pimpinan Wilayah. (7) Pimpinan Wilayah mengusulkan kepada Musyawarah Pimpinan Wilayah calon pengganti Ketua Pimpinan Wilayah yang karena sesuatu hal berhenti dalam tenggang masa jabatan untuk ditetapkan dan dimintakan pengesahannya kepada Pimpinan Pusat. Selama menunggu keputusan Musyawarah Pimpinan tingkat Wilayah dan ketetapan dari Pimpinan Pusat, Ketua Pimpinan Wilayah dijabat oleh salah seorang Wakil Ketua atas keputusan Pimpinan Wilayah.

Pasal 12 Pimpinan Daerah

(1) Pimpinan Daerah bertugas:

a. Menetapkan kebijakan Muhammadiyah dalam Daerahnya berdasarkan kebijakan Pimpinan di atasnya, keputusan Musyawarah Daerah, Musyawarah Pimpinan tingkat Daerah, dan Rapat Pimpinan tingkat Daerah. b. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan / instruksi Pimpinan Pusat, Pimpinan

96

Wilayah, serta Unsur Pembantu Pimpinannya c. Membimbing dan meningkatkan amal usaha serta kegiatan Cabang dalam daerahnya sesuai kewenangannya d. Membina, membimbing, mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan kegiatan Unsur Pembantu Pimpinan dan Organisasi Otonom tingkat Daerah e. Memimpin gerakan dan menjadikan Daerah sebagai pusat administrasi serta pusat pembinaan sumberdaya manusia

(2) Pimpinan Daerah berkantor di ibu kota Kabupaten / Kota. (3) Anggota Pimpinan Daerah dapat terdiri dari laki-laki dan perempuan. (4) Anggota Pimpinan Daerah harus berdomisili di Kabupaten / Kotanya. (5) Pimpinan Daerah menunjuk salah seorang Wakil Ketua untuk ditetapkan sebagai anggota Musyawarah Pimpinan tingkat Wilayah apabila Ketua Pimpinan Daerah tidak dapat menunaikan tugasnya sebagai anggota Musyawarah Pimpinan tingkat Wilayah. (6) Pimpinan Daerah dapat mengusulkan tambahan anggotanya kepada Musyawarah Pimpinan Daerah sebanyak-banyaknya separuh dari jumlah anggota Pimpinan Daerah terpilih, kemudian dimintakan pengesahannya kepada Pimpinan Wilayah. Selama menunggu keputusan Musyawarah Pimpinan tingkat Daerah dan ketetapan dari Pimpinan Wilayah, calon tambahan anggota Pimpinan Daerah sudah dapat menjalankan tugasnya atas tanggungjawab Pimpinan Daerah. (7) Pimpinan Daerah mengusulkan kepada Musyawarah Pimpinan Daerah calon pengganti Ketua Pimpinan Daerah yang karena sesuatu hal berhenti dalam tenggang masa jabatan untuk ditetapkan dan dimintakan pengesahannya kepada Pimpinan Wilayah. Selama menunggu keputusan Musyawarah Pimpinan tingkat Daerah dan ketetapan dari Pimpinan Wilayah, Ketua Pimpinan Daerah dijabat oleh salah seorang Wakil Ketua atas keputusan Pimpinan Daerah.

Pasal 13 Pimpinan Cabang

(1) Pimpinan Cabang bertugas:

a. Menetapkan kebijakan Muhammadiyah dalam Cabangnya berdasarkan kebijakan Pimpinan di atasnya, keputusan Musyawarah Cabang, dan Musyawarah Pimpinan tingkat Cabang. b. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan / instruksi Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, serta Unsur Pembantu Pimpinannya c. Membimbing dan meningkatkan amal usaha serta kegiatan Ranting dalam cabangnya sesuai kewenangannya d. Membina, membimbing, mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan kegiatan Unsur Pembantu Pimpinan dan Organisasi Otonom tingkat Cabang

(2) Anggota Pimpinan Cabang dapat terdiri dari laki-laki dan perempuan. (3) Anggota Pimpinan Cabang harus berdomisili di Cabangnya. (4) Pimpinan Cabang menunjuk salah seorang Wakil Ketua untuk ditetapkan sebagai anggota Musyawarah Pimpinan tingkat Daerah apabila Ketua Pimpinan Cabang tidak dapat menunaikan tugasnya sebagai anggota Musyawarah Pimpinan tingkat Daerah. (5) Pimpinan Cabang dapat mengusulkan tambahan anggotanya kepada Musyawarah Pimpinan Cabang sebanyak-banyaknya separuh dari jumlah anggota Pimpinan Cabang terpilih, kemudian dimintakan pengesahan kepada Pimpinan Daerah. Selama menunggu keputusan Musyawarah

97

Pimpinan tingkat Cabang dan ketetapan dari Pimpinan Daerah, calon tambahan anggota Pimpinan Cabang sudah dapat menjalankan tugasnya atas tanggungjawab Pimpinan Cabang. (6) Pimpinan Cabang mengusulkan kepada Musyawarah Pimpinan Cabang calon pengganti Ketua Pimpinan Cabang yang karena sesuatu hal berhenti dalam tenggang masa jabatan untuk ditetapkan dan dimintakan pengesahannya kepada Pimpinan Daerah. Selama menunggu keputusan Musyawarah Pimpinan tingkat Cabang dan ketetapan dari Pimpinan Daerah, Ketua Pimpinan Cabang dijabat oleh salah seorang Wakil Ketua atas keputusan Pimpinan Cabang.

Pasal 14 Pimpinan Ranting

(1) Pimpinan Ranting bertugas:

a. Menetapkan kebijakan Muhammadiyah dalam Rantingnya berdasar kebijakan Pimpinan di atasnya, keputusan Musyawarah Ranting, dan Musyawarah Pimpinan tingkat Ranting b. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan / instruksi Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang, serta Unsur Pembantu Pimpinan. c. Membimbing dan meningkatkan kegiatan anggota dalam rantingnya sesuai dengan kewenangannya d. Membina, membimbing, mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan kegiatan Organisasi Otonom tingkat Ranting

(2) Anggota Pimpinan Ranting dapat terdiri dari laki-laki dan perempuan. (3) Anggota Pimpinan Ranting harus berdomisili di Rantingnya. (4) Pimpinan Ranting menunjuk salah seorang Wakil Ketua untuk ditetapkan sebagai anggota Musyawarah Pimpinan tingkat Cabang apabila Ketua Pimpinan Ranting tidak dapat menunaikan tugasnya sebagai anggota Musyawarah Pimpinan tingkat Cabang. (5) Pimpinan Ranting dapat mengusulkan tambahan anggotanya kepada Musyawarah Pimpinan Ranting sebanyak-banyaknya separuh dari jumlah anggota Pimpinan Ranting terpilih, kemudian dimintakan pengesahannya kepada Pimpinan Cabang. Selama menunggu keputusan Musyawarah Pimpinan tingkat Ranting dan ketetapan dari Pimpinan Cabang, calon tambahan anggota Pimpinan Ranting sudah dapat menjalankan tugasnya atas tanggungjawab Pimpinan Ranting. (6) Pimpinan Ranting mengusulkan kepada Musyawarah Pimpinan Ranting calon pengganti Ketua Pimpinan Ranting yang karena sesuatu hal berhenti dalam tenggang masa jabatan untuk ditetapkan dan dimintakan pengesahannya kepada Pimpinan Cabang. Selama menunggu keputusan Musyawarah Pimpinan tingkat Ranting dan ketetapan dari Pimpinan Cabang, Ketua Pimpinan Ranting dijabat oleh salah seorang Wakil Ketua atas keputusan Pimpinan Ranting.

Pasal 15 Pemilihan Pimpinan

98

(1) Syarat anggota Pimpinan Muhammadiyah:

a. Taat beribadah dan mengamalkan ajaran Islam b. Setia pada prinsip-prinsip dasar perjuangan Muhammadiyah c. Dapat menjadi teladan dalam Muhammadiyah d. Taat pada garis kebijakan Pimpinan Muhammadiyah e. Memiliki kecakapan dan berkemampuan menjalankan tugasnya f. Telah menjadi anggota Muhammadiyah sekurang-kurangnya satu tahun dan berpengalaman dalam kepemimpinan di lingkungan Muhammadiyah bagi Pimpinan tingkat Daerah, Wilayah dan Pusat g. Tidak merangkap jabatan dengan pimpinan organisasi politik dan pimpinan organisasi yang amal usahanya sama dengan Muhammadiyah di semua tingkat h. Tidak merangkap jabatan dengan Pimpinan Muhammadiyah dan amal usahanya, baik vertikal maupun horisontal

(2) Penyimpangan dari ketentuan ayat (1) butir f, g, dan h pasal ini hanya dapat dilakukan atas keputusan Pimpinan Pusat. (3) Pemilihan Pimpinan dapat dilakukan secara langsung atau formatur atas keputusan Musyawarah masing-masing. (4) Pelaksanaan pemilihan Pimpinan dilakukan oleh Panitia Pemilihan dengan ketentuan:

a. Panitia Pemilihan Pimpinan Pusat ditetapkan oleh Tanwir atas usul Pimpinan Pusat b. Panitia Pemilihan Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang, dan Pimpinan Ranting ditetapkan oleh Musyawarah Pimpinan atas usul Pimpinan Muhammadiyah pada semua tingkatan c. Panitia Pemilihan diangkat untuk satu kali pemilihan

(5) Pelaksanaan pemilihan Pimpinan diatur berdasarkan tata tertib Pemilihan dengan ketentuan:

a. Tata-tertib Pemilihan Pimpinan Pusat ditetapkan oleh Tanwir atas usul Pimpinan Pusat b. Tata-tertib Pemilihan Pimpinan Wilayah, Daerah, Cabang, dan Ranting ditetapkan oleh Musyawarah Pimpinan atas usul Pimpinan Muhammadiyah pada setiap tingkatan

Pasal 16 Masa Jabatan Pimpinan

(1) Masa jabatan Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang, dan Pimpinan Ranting sama dengan masa jabatan Pimpinan Pusat. (2) Pergantian Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang dengan segenap Unsur Pembantu Pimpinannya, serta Pimpinan Ranting, disesuaikan dengan pergantian Pimpinan Pusat dan pelaksanaannya dilakukan setelah Muktamar dan Musyawarah di atasnya. (3) Pimpinan-pimpinan dalam Muhammadiyah yang telah habis masa jabatannya, tetap

99

menjalankan tugasnya sampai dilakukan serah-terima dengan Pimpinan yang baru. (4) Setiap pergantian Pimpinan Muhammadiyah harus menjamin adanya peningkatan kinerja, penyegaran, dan kaderisasi pimpinan.

Pasal 17 Ketentuan Luar Biasa

Pimpinan Pusat dalam keadaan luar biasa dapat mengambil ketetapan lain terhadap masalah Pimpinan yang diatur dalam pasal 11 sampaidengan 16.

Pasal 18 Penasihat

(1) Penasihat terdiri atas perorangan yang diangkat oleh Pimpinan Muhammadiyah masing-masing tingkat. (2) Penasihat bertugas memberi nasihat kepada Pimpinan Muhammadiyah, baik diminta maupun atas kemauan sendiri. (3) Syarat untuk dapat diangkat sebagai penasihat: a. Anggota Muhammadiyah b. Pernah menjadi anggota Pimpinan Muhammadiyah, atau mempunyai pengalaman dalam organisasi atau memiliki keahlian bidang tertentu

Pasal 19 Unsur Pembantu Pimpinan

(1) Pengertian dan Pembentukan Unsur Pembantu Pimpinan: a. Majelis: 1. Majelis bertugas menyelenggarakan amal usaha, program, dan kegiatan pokok dalam bidang tertentu. 2. Majelis dibentuk oleh Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, dan Pimpinan Cabang di tingkat masing-masing sesuai dengan kebutuhan. b. Lembaga: 1. Lembaga bertugas melaksanakan program dan kegiatan pendukung yang bersifat khusus. 2. Lembaga dibentuk oleh Pimpinan Pusat di tingkat pusat. 3. Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Daerah, apabila dipandang perlu, dapat membentuk lembaga tertentu di tingkat masing-masing dengan persetujuan Pimpinan Muhammadiyah setingkat di atasnya. (2) Ketentuan lain tentang Unsur Pembantu Pimpinan diatur dalam Qa`idah yang dibuat dan ditetapkan oleh Pimpinan Pusat.

Pasal 20

100

Organisasi Otonom

(1) Organisasi Otonom adalah satuan organisasi yang dibentuk oleh Muhammadiyah guna membina warga Muhammadiyah dan kelompok masyarakat tertentu sesuai bidang-bidang kegiatan yang diadakannya dalam rangka mencapai maksud dan tujuan Muhammadiyah. (2) Organisasi Otonom dibedakan dalam dua kategori: a. Organisasi Otonom Umum adalah organisasi otonom yang anggotanya belum seluruhnya anggota Muhammadiyah b. Organisasi Otonom Khusus adalah organisasi otonom yang seluruh anggotanya anggota Muhammadiyah, dan diberi wewenang menyelenggarakan amal usaha yang ditetapkan oleh Pimpinan Muhammadiyah dalam koordinasi Unsur Pembantu Pimpinan yang membidanginya sesuai dengan ketentuan yang berlaku tentang amal usaha tersebut (3) Pembentukan dan pembubaran organisasi otonom ditetapkan oleh Tanwir atas usul Pimpinan Pusat. (4) Ketentuan lain mengenai organisasi otonom diatur dalam Qa`idah Organisasi Otonom yang dibuat dan ditetapkan oleh Pimpinan Pusat.

Pasal 21 Muktamar

(1) Muktamar diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab serta dipimpin oleh Pimpinan Pusat. (2) Ketentuan tentang pelaksanaan, tata-tertib, dan susunan acara Muktamar ditetapkan oleh Pimpinan Pusat. (3) Undangan dan acara Muktamar dikirim kepada anggota Muktamar selambat-lambatnya tiga bulan sebelum Muktamar berlangsung. (4) Acara Muktamar: a. Laporan Pimpinan Pusat tentang: 1. Kebijakan Pimpinan. 2. Organisasi. 3. Pelaksanaan keputusan Muktamar dan Tanwir. 4. Keuangan. b. Program Muhammadiyah c. Pemilihan Anggota Pimpinan Pusat dan penetapan Ketua Umum d. Masalah Muhammadiyah yang bersifat umum e. Usul-usul (5) Muktamar dihadiri oleh: a. Anggota Muktamar terdiri atas: 1. Anggota Pimpinan Pusat. 2. Ketua Pimpinan Wilayah atau penggantinya yang sudah disahkan oleh Pimpinan Pusat. 3. Anggota Tanwir wakil Wilayah. 4. Ketua Pimpinan Daerah atau penggantinya yang sudah disahkan oleh Pimpinan Wilayah. 5. Wakil Daerah sekurang-kurangnya tiga orang dan sebanyak-banyaknya tujuh orang, berdasar atas jumlah perimbangan Cabang dalam tiap Daerah, atas dasar keputusan Musyawarah Pimpinan Daerah. Ketentuan perimbangan ditetapkan oleh Pimpinan Pusat. 6. Wakil Pimpinan Organisasi Otonom tingkat Pusat masing-masing tiga orang, diantaranya dua orang wakilnya dalam Tanwir. b. Peserta Muktamar terdiri atas:

101

1. Wakil Unsur Pembantu Pimpinan tingkat Pusat masing-masing dua orang. 2. Undangan khusus dari kalangan Muhammadiyah yang ditentukan oleh Pimpinan Pusat. c. Peninjau Muktamar ialah mereka yang diundang oleh Pimpinan Pusat (6) Anggota Muktamar berhak menyatakan pendapat, memilih, dan dipilih. Peserta Muktamar berhak menyatakan pendapat. Peninjau Muktamar tidak mempunyai hak menyatakan pendapat, memilih, dan dipilih. (7) Keputusan Muktamar harus sudah ditanfidzkan oleh Pimpinan Pusat selambat-lambatnya dua bulan sesudah Muktamar. (8) Pertemuan dan atau kegiatan lain yang diselenggarakan bersamaan waktu berlangsungnya Muktamar diatur oleh penyelenggara.

Pasal 22 Muktamar Luar Biasa

(1) Muktamar Luar Biasa diadakan berdasarkan keputusan Tanwir atas usul Pimpinan Pusat atau dua pertiga Pimpinan Wilayah. (2) Undangan dan acara Muktamar Luar Biasa dikirim kepada Anggota Muktamar selambat-lambatnya satu bulan sebelum Muktamar Luar Biasa berlangsung. (3) Ketentuan-ketentuan pasal 21 berlaku bagi penyelenggaraan Muktamar Luar Biasa, kecuali ayat (3) dan ayat (4). (4) Muktamar Luar Biasa dihadiri oleh sekurang-kurangnya dua pertiga dari anggota Muktamar dan keputusannya diambil sekurang-kurangnya dua pertiga dari yang hadir.

Pasal 23 Tanwir

(1) Tanwir diadakan oleh Pimpinan Pusat atau atas permintaan sekurang-kurangnya seperempat dari jumlah anggota Tanwir di luar anggota Pimpinan Pusat. (2) Tanwir diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab serta dipimpin Pimpinan Pusat. (3) Ketentuan tentang pelaksanaan, tata-tertib, dan susunan acara Tanwir ditetapkan oleh Pimpinan Pusat. (4) Undangan dan acara Tanwir dikirim kepada Anggota Tanwir selambat-lambatnya satu bulan sebelum Tanwir berlangsung. (5) Acara Tanwir: a. Laporan Pimpinan Pusat b. Masalah yang oleh Muktamar atau menurut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga diserahkan kepada Tanwir c. Masalah yang akan dibahas dalam Muktamar sebagai pembicaraan pendahuluan d. Masalah mendesak yang tidak dapat ditangguhkan sampai berlangsungnya Muktamar e. Usul-usul (6) Tanwir dihadiri oleh: a. Anggota Tanwir terdiri atas: 1. Anggota Pimpinan Pusat. 2. Ketua Pimpinan Wilayah atau penggantinya yang telah disahkan oleh Pimpinan Pusat. 3. Wakil Wilayah terdiri dari unsur PWM dan atau PDM antara 3 sampai 5 orang berdasarkan perimbangan daerah dalam wilayah atas dasar keputusan Musyawarah Wilayah atau Musyawarah Pimpinan Wilayah. Ketentuan perimbangan ditetapkan oleh Pimpinan Pusat. 4. Wakil Pimpinan Organisasi Otonom tingkat Pusat masing-masing dua orang.

102

b. Peserta Tanwir terdiri dari: 1. Wakil Unsur Pembantu Pimpinan tingkat Pusat masing-masing dua orang. 2. Undangan khusus dari kalangan Muhammadiyah yang ditentukan oleh Pimpinan Pusat. c. Peninjau Tanwir ialah mereka yang diundang oleh Pimpinan Pusat. (7) Anggota Tanwir berhak menyatakan pendapat, memilih, dan dipilih. Peserta Tanwir berhak menyatakan pendapat. Peninjau Tanwir tidak berhak menyatakan pendapat, memilih, dan dipilih. (8) Keputusan Tanwir harus sudah ditanfidzkan oleh Pimpinan Pusat selambat-lambatnya satu bulan sesudah Tanwir. (9) Pertemuan dan atau kegiatan lain yang diselenggarakan bersamaan waktu Sidang Tanwir diatur oleh penyelenggara.

Pasal 24 Musyawarah Wilayah

(1) Musyawarah Wilayah diselengarakan oleh dan atas tanggungjawab serta dipimpin oleh Pimpinan Wilayah. (2) Ketentuan tentang pelaksanaan tata-tertib, dan susunan acara Musyawarah Wilayah ditetapkan oleh Pimpinan Wilayah. (3) Undangan dan acara Musyawarah Wilayah dikirim kepada Anggota Musyawarah Wilayah selambat-lambatnya satu bulan sebelum Musyawarah Wilayah berlangsung. (4) Acara Musyawarah Wilayah: a. Laporan Pimpinan Wilayah tentang: 1. Kebijakan Pimpinan. 2. Organisasi. 3. Pelaksanaan keputusan-keputusan Muktamar, Tanwir, Instruksi Pimpinan Pusat, pelaksanaan keputusan Musyawarah Wilayah , Musyawarah Pimpinan Wilayah, dan Rapat Pimpinan tingkat Wilayah. 4. Keuangan. b. Program Wilayah c. Pemilihan Anggota Pimpinan Wilayah dan pengesahan Ketua d. Pemilihan Anggota Tanwir Wakil Wilayah e. Masalah Muhammadiyah dalam Wilayah f. Usul-usul (5) Musyawarah Wilayah dihadiri oleh: a. Anggota Musyawarah Wilayah terdiri atas: 1. Anggota Pimpinan Wilayah yang sudah disahkan oleh Pimpinan Pusat. 2. Ketua Pimpinan Daerah atau penggantinya yang sudah disahkan oleh Pimpinan Wilayah. 3. Anggota Pimpinan Daerah, yang jumlahnya ditetapkan oleh Pimpinan Wilayah. 4. Ketua Pimpinan Cabang atau penggantinya yang sudah disahkan oleh Pimpinan Daerah. 5. Wakil Cabang yang jumlahnya ditetapkan oleh Pimpinan Wilayah berdasarkan atas perimbangan jumlah Ranting pada tiap-tiap Cabang. 6. Wakil Pimpinan Organisasi Otonom tingkat Wilayah masing-masing dua orang. b. Peserta Musyawarah Wilayah terdiri atas: 1. Wakil Unsur Pembantu Pimpinan tingkat Wilayah, masing-masing dua orang. 2. Undangan khusus dari kalangan Muhammadiyah yang ditentukan oleh Pimpinan Wilayah. c. Peninjau Musyawarah Wilayah ialah mereka yang diundang oleh Pimpinan Wilayah (6) Anggota Musyawarah Wilayah berhak menyatakan pendapat, memilih, dan dipilih. Peserta

103

Musyawarah Wilayah berhak menyatakan pendapat. Peninjau Musyawarah Wilayah tidak berhak menyatakan pendapat, memilih, dan dipilih. (7) Keputusan Musyawarah Wilayah harus dilaporkan kepada Pimpinan Pusat selambat-lambatnya satu bulan sesudah Musyawarah Wilayah. Apabila dalam waktu satu bulan sesudah laporan dikirim, tidak ada keterangan atau keberatan dari Pimpinan Pusat, maka keputusan Musyawarah Wilayah dapat ditanfidzkan oleh Pimpinan Wilayah. (8) Pertemuan dan atau kegiatan lain yang diselenggarakan bersamaan waktu Musyawarah Wilayah diatur oleh penyelenggara.

Pasal 25 Musyawarah Daerah

(1) Musyawarah Daerah diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab serta dipimpin oleh Pimpinan Daerah. (2) Ketentuan tentang pelaksanaan, tata-tertib, dan susunan acara Musyawarah Daerah ditetapkan oleh Pimpinan Daerah. (3) Undangan dan acara Musyawarah Daerah dikirim kepada Anggota Musyawarah Daerah selambat-lambatnya satu bulan sebelum Musyawarah Daerah berlangsung. (4) Acara Musyawarah Daerah: a. Laporan Pimpinan Daerah tentang: 1. Kebijakan Pimpinan. 2. Organisasi. 3. Pelaksanaan keputusan-keputusan Musyawarah dan Pimpinan di atasnya serta pelaksanaan keputusan Musyawarah Daerah, Musyawarah Pimpinan Daerah dan Rapat Pimpinan tingkat Daerah. 4. Keuangan. b. Program Daerah c. Pemilihan Anggota Pimpinan Daerah dan pengesahan Ketua d. Pemilihan anggota Musyawarah Pimpinan Wilayah Wakil Daerah e. Masalah Muhammadiyah dalam Daerah f. Usul-usul (5) Musyawarah Daerah dihadiri oleh: a. Anggota Musyawarah Daerah terdiri atas: 1. Anggota Pimpinan Daerah yang telah disahkan oleh Pimpinan Wilayah. 2. Ketua Pimpinan Cabang atau penggantinya yang sudah disahkan oleh Pimpinan Daerah. 3. Wakil Cabang sebanyak tiga orang. 4. Ketua Pimpinan Ranting atau penggantinya yang sudah disahkan oleh Pimpinan Cabang. 5. Wakil Ranting yang jumlahnya ditetapkan oleh Pimpinan Daerah berdasarkan jumlah anggota. 6. Wakil Pimpinan Organisasi Otonom tingkat Daerah masing-masing dua orang. b. Peserta Musyawarah Daerah terdiri atas: 1. Wakil Unsur Pembantu Pimpinan tingkat Daerah, masing-masing dua orang. 2. Undangan Khusus dari kalangan Muhammadiyah, yang ditentukan oleh Pimpinan Daerah. c. Peninjau Musyawarah Daerah ialah mereka yang diundang oleh Pimpinan Daerah (6) Anggota Musyawarah Daerah berhak menyatakan pendapat, memilih, dan dipilih. Peserta Musyawarah Daerah berhak menyatakan pendapat. Peninjau Musyawarah Daerah tidak berhak menyatakan pendapat, memilih, dan dipilih. (7) Keputusan Musyawarah Daerah harus dilaporkan kepada Pimpinan Wilayah selambat-

104

lambatnya satu bulan sesudah Musyawarah Daerah. Apabila dalam waktu satu bulan sesudah laporan dikirim tidak ada keterangan atau keberatan dari Pimpinan Wilayah, maka keputusan Musyawarah Daerah dapat ditanfidzkan oleh Pimpinan Daerah. (8) Pertemuan dan atau kegiatan lain yang diselenggarakan bersamaan waktu Musyawarah Daerah diatur oleh penyelenggara.

Pasal 26 Musyawarah Cabang

(1) Musyawarah Cabang diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab serta dipimpin oleh Pimpinan Cabang. (2) Ketentuan tentang pelaksanaan, tata-tertib, dan susunan acara Musyawarah Cabang ditetapkan oleh Pimpinan Cabang. (3) Undangan dan acara Musyawarah Cabang dikirim kepada Anggota Musyawarah Cabang selambat-lambatnya 15 hari sebelum Musyawarah Cabang berlangsung. (4) Acara Musyawarah Cabang: a. Laporan Pimpinan Cabang tentang: 1. Kebijakan Pimpinan. 2. Organisasi. 3. Pelaksanaan keputusan Musyawarah dan keputusan Pimpinan di atasnya serta pelaksanaan keputusan Musyawarah Cabang dan Musyawarah Pimpinan Cabang. 4. Keuangan. b. Program Cabang c. Pemilihan Anggota Pimpinan Cabang dan pengesahan Ketua d. Pemilihan anggota Musyawarah Pimpinan Daerah Wakil Cabang e. Masalah Muhammadiyah dalam Cabang f. Usul-usul (5) Musyawarah Cabang dihadiri oleh: a. Anggota Musyawarah Cabang terdiri atas: 1. Anggota Pimpinan Cabang yang telah disahkan oleh Pimpinan Daerah. 2. Ketua Pimpinan Ranting atau penggantinya yang telah disahkan oleh Pimpinan Cabang. 3. Wakil Ranting sebanyak tiga orang. 4. Wakil Pimpinan Organisasi Otonom tingkat Cabang masing-masing dua orang. b. Peserta Musyawarah Cabang terdiri atas: 1. Wakil Unsur Pembantu Pimpinan tingkat Cabang, masing-masing dua orang. 2. Undangan khusus dari kalangan Muhammadiyah yang ditentukan oleh Pimpinan Cabang. c. Peninjau Musyawarah Cabang ialah mereka yang diundang oleh Pimpinan Cabang. (6) Anggota Musyawarah Cabang berhak menyatakan pendapat, memilih, dan dipilih. Peserta Musyawarah Cabang berhak menyatakan pendapat. Peninjau Musyawarah Cabang tidak berhak menyatakan pendapat, memilih, dan dipilih. (7) Keputusan Musyawarah Cabang harus dilaporkan kepada Pimpinan Daerah selambat-lambatnya 15 hari sesudah Musyawarah Cabang. Apabila dalam waktu 15 hari sesudah laporan dikirim tidak ada keterangan atau keberatan dari Pimpinan Daerah, maka keputusan Musyawarah Cabang dapat ditanfidzkan oleh Pimpinan Cabang. (8) Pertemuan dan atau kegiatan lain yang diselenggarakan bersamaan waktu Musyawarah Cabang diatur oleh penyelenggara.

105

Pasal 27 Musyawarah Ranting

(1) Musyawarah Ranting diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab serta dipimpin oleh Pimpinan Ranting. (2) Ketentuan tentang pelaksanaan, tata-tertib, dan susunan acara Musyawarah Ranting ditetapkan oleh Pimpinan Ranting. (3) Undangan dan acara Musyawarah Ranting dikirim kepada Anggota Musyawarah Ranting selambat-lambatnya tujuh hari sebelum Musyawarah Ranting berlangsung. (4) Acara Musyawarah Ranting: a. Laporan Pimpinan Ranting tentang: 1. Kebijakan Pimpinan. 2. Organisasi. 3. Pelaksanaan keputusan Musyawarah dan keputusan Pimpinan di atasnya serta pelaksanaan keputusan Musyawarah Ranting dan Musyawarah Pimpinan Ranting. 4. Keuangan. b. Program Ranting c. Pemilihan Anggota Pimpinan Ranting dan pengesahan Ketua d. Masalah Muhammadiyah dalam Ranting e. Usul-usul (5) Musyawarah Ranting dihadiri oleh: a. Anggota Musyawarah Ranting: 1. Anggota Muhammadiyah. 2. Wakil Organisasi Otonom tingkat Ranting. b. Peserta Musyawarah Ranting ialah undangan khusus dari kalangan Muhammadiyah yang ditentukan oleh Pimpinan Ranting c. Peninjau Musyawarah Ranting ialah mereka yang diundang oleh Pimpinan Ranting (6) Anggota Musyawarah Ranting berhak menyatakan pendapat, memilih, dan dipilih. Peserta Musyawarah Ranting berhak menyatakan pendapat. Peninjau Musyawarah Ranting tidak berhak menyatakan pendapat, memilih, dan dipilih. (7) Keputusan Musyawarah Ranting harus dilaporkan kepada Pimpinan Cabang selambat-lambatnya 15 hari setelah Musyawarah Ranting. Apabila dalam waktu 15 hari sesudah laporan dikirim tidak ada keterangan atau keberatan dari Pimpinan Cabang, maka keputusan Musyawarah Ranting dapat ditanfidzkan oleh Pimpinan Ranting. (8) Pertemuan dan atau kegiatan lain yang diselenggarakan bersamaan waktu Musyawarah Ranting diatur oleh penyelenggara.

Pasal 28 Musyawarah Pimpinan

(1) Musyawarah Pimpinan diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab serta dipimpin oleh Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang, dan Pimpinan Ranting, sekurang-kurangnya satu kali dalam satu masa jabatan. (2) Ketentuan tentang pelaksanaan, tata-tertib, dan susunan acara Musyawarah Pimpinan ditetapkan oleh masing-masing penyelenggara. (3) Undangan dan acara Musyawarah Pimpinan dikirim kepada anggota Musyawarah Pimpinan selambat-lambatnya: a. Tingkat Wilayah dan Daerah, satu bulan,

106

b. Tingkat Cabang, 15 hari, c. Tingkat Ranting, tujuh hari, sebelum Musyawarah Pimpinan berlangsung. (4) Acara Musyawarah Pimpinan: a. Laporan pelaksanaan kegiatan b. Masalah yang oleh Musyawarah atau menurut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga diserahkan kepada Musyawarah Pimpinan c. Masalah yang akan dibahas dalam Musyawarah sebagai pembicaraan pendahuluan d. Masalah mendesak yang tidak dapat ditangguhkan sampai berlangsungnya Musyawarah e. Usul-usul (5) Musyawarah Pimpinan dihadiri oleh: a. Pada tingkat Wilayah: 1. Anggota: (a) Anggota Pimpinan Wilayah yang telah disahkan oleh Pimpinan Pusat (b) Ketua Pimpinan Daerah atau penggantinya yang telah disahkan oleh Pimpinan Wilayah (c) Wakil Daerah tiga orang (d) Wakil Organisasi Otonom tingkat Wilayah dua orang 2. Peserta: (a) Wakil Unsur Pembantu Pimpinan masing-masing dua orang (b) Undangan khusus b. Pada tingkat Daerah: 1. Anggota: (a) Anggota Pimpinan Daerah yang telah disahkan oleh Pimpinan Wilayah (b) Ketua Pimpinan Cabang (c) Wakil Cabang tiga orang (d) Wakil Organisasi Otonom tingkat Daerah dua orang 2. Peserta: (a) Wakil Unsur Pembantu Pimpinan masing-masing dua orang (b) Undangan khusus c. Pada tingkat Cabang: 1. Anggota: (a) Anggota Pimpinan Cabang yang telah disahkan oleh Pimpinan Daerah (b) Ketua Pimpinan Ranting (c) Wakil Ranting tiga orang (d) Wakil Organisasi Otonom tingkat Cabang dua orang. 2. Peserta: (a) Wakil Unsur Pembantu Pimpinan masing-masing dua orang (b) Undangan khusus d. Pada tingkat Ranting: 1. Anggota: (a) Anggota Pimpinan Ranting yang telah disahkan oleh Pimpinan Cabang (b) Wakil Organisasi Otonom tingkat Ranting dua orang. 2. Peserta (undangan khusus). (6) Anggota Musyawarah Pimpinan berhak menyatakan pendapat, memilih, dan dipilih. Peserta berhak pendapat. (7) Keputusan Musyawarah Pimpinan mulai berlaku setelah ditanfidzkan oleh Pimpinan Muhammadiyah yang bersangkutan sampai diubah atau dibatalkan oleh keputusan Musyawarah Wilayah / Daerah / Cabang / Ranting, selambat-lambatnya satu bulan sesudah Musyawarah Pimpinan berlangsung

107

Pasal 29 Keabsahan Musyawarah

Musyawarah dinyatakan sah apabila dihadiri oleh dua pertiga dari anggota Musyawarah. Apabila anggota Musyawarah tidak memenuhi jumlah dua pertiga, maka Musyawarah ditunda selama satu jam dan setelah itu dapat dibuka kembali. Apabila anggota Musyawarah belum juga memenuhi jumlah dua pertiga, maka Musyawarah ditunda lagi selama satu jam dan setelah itu dapat dibuka serta dinyatakan sah tanpa memperhitungkan jumlah kehadiran anggota Musyawarah.

Pasal 30 Keputusan Musyawarah

(1) Keputusan Musyawarah diambil dengan cara mufakat. (2) Apabila keputusan secara mufakat tidak tercapai, maka dilakukan pemungutan suara dengan suara terbanyak mutlak. (3) Keputusan Musyawarah yang dilakukan dengan pemungutan suara dapat dilakukan secara terbuka atau tertutup / rahasia.

Pasal 31 Rapat Pimpinan

(1) Rapat Pimpinan sebagaimana dimaksud pada pasal 32 Anggaran Dasar dihadiri oleh: a. Pada tingkat Pusat: 1. Anggota Pimpinan Pusat. 2. Ketua dan Sekretaris Pimpinan Wilayah. 3. Ketua Umum dan Sekretaris Umum Organisasi Otonom tingkat Pusat. 4. Ketua dan Sekretaris Unsur Pembantu Pimpinan tingkat Pusat. b. Pada tingkat Wilayah: 1. Anggota Pimpinan Wilayah. 2. Ketua dan Sekretaris Pimpinan Daerah. 3. Ketua Umum dan Sekretaris Umum Organisasi Otonom tingkat Wilayah. 4. Ketua dan Sekretaris Unsur Pembantu Pimpinan tingkat Wilayah. c. Pada tingkat Daerah: 1. Anggota Pimpinan Daerah. 2. Ketua dan Sekretaris Pimpinan Cabang. 3. Ketua Umum dan Sekretaris Umum Organisasi Otonom tingkat Daerah. 4. Ketua dan Sekretaris Unsur Pembantu Pimpinan tingkat Daerah. (2) Ketentuan pelaksanaan dan acara Rapat Pimpinan ditentukan oleh Pimpinan Muhammadiyah masing-masing tingkat. (3) Keputusan Rapat Pimpinan mulai berlaku setelah ditanfidzkan oleh Pimpinan Muhammadiyah yang bersangkutan.

108

Pasal 32 Rapat Kerja Pimpinan

(1) Rapat Kerja Pimpinan ialah rapat yang diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab serta dipimpin oleh Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang, atau Pimpinan Ranting untuk membahas pelaksanaan program dan mendistribusikan tugas kepada Unsur Pembantu Pimpinan Muhammadiyah. (2) Rapat Kerja Pimpinan dihadiri oleh: a. Pada tingkat Pusat: 1. Anggota Pimpinan Pusat. 2. Wakil Unsur Pembantu Pimpinan tingkat Pusat. 3. Wakil Pimpinan Organisasi Otonom tingkat Pusat. b. Pada tingkat Wilayah: 1. Anggota Pimpinan Wilayah. 2. Wakil Unsur Pembantu Pimpinan tingkat Wilayah. 3. Wakil Pimpinan Organisasi Otonom tingkat Wilayah. c. Pada tingkat Daerah: 1. Anggota Pimpinan Daerah. 2. Wakil Unsur Pembantu Pimpinan tingkat Daerah. 3. Wakil Pimpinan Organisasi Otonom tingkat Daerah. d. Pada tingkat Cabang: 1. Anggota Pimpinan Cabang. 2. Wakil Unsur Pembantu Pimpinan tingkat Cabang. 3. Wakil Pimpinan Organisasi Otonom tingkat Cabang e. Pada tingkat Ranting: 1. Anggota Pimpinan Ranting. 2. Wakil Pimpinan Organisasi Otonom tingkat Ranting. (4) Keputusan Rapat Kerja Pimpinan mulai berlaku setelah ditanfidzkan oleh Pimpinan Muhammadiyah yang bersangkutan.

Pasal 33

Rapat Kerja Unsur Pembantu Pimpinan

(1) Rapat Kerja Unsur Pembantu Pimpinan ialah rapat yang diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab serta dipimpin oleh Pimpinan Unsur Pembantu Pimpinan pada setiap tingkatan untuk membahas penyelenggaraan program sesuai pembagian tugas yang ditetapkan oleh Pimpinan Muhammadiyah. (2) Rapat Kerja Unsur Pembantu Pimpinan dihadiri oleh: a. Pada tingkat Pusat: 1. Anggota Unsur Pembantu Pimpinan tingkat Pusat. 2. Wakil Unsur Pembantu Pimpinan tingkat Wilayah. 3. Undangan. b. Pada tingkat Wilayah: 1. Anggota Unsur Pembantu Pimpinan tingkat Wilayah 2. Wakil Unsur Pembantu Pimpinan tingkat Daerah. 3. Undangan. c. Pada tingkat Daerah:

109

1. Anggota Unsur Pembantu Pimpinan tingkat Daerah. 2. Wakil Unsur Pembantu Pimpinan tingkat Cabang. 3. Undangan. 4. Pada tingkat Cabang: 5. Anggota Unsur Pembantu Pimpinan tingkat Cabang. 6. Wakil Pimpinan Ranting. 7. Undangan. (3) Keputusan Rapat Kerja Unsur Pembantu Pimpinan mulai berlaku setelah ditanfidzkan oleh Pimpinan Muhammadiyah yang bersangkutan.

Pasal 34 Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan

(1) Seluruh keuangan dan kekayaan Muhammadiyah, termasuk keuangan dan kekayaan Unsur Pembantu Pimpinan, Amal Usaha, dan Organisasi Otonom pada semua tingkat secara hukum milik Pimpinan Pusat. (2) Pengelolaan keuangan dan kekayaan : a. Pengelolaan keuangan dalam Muhammadiyah diwujudkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Muhammadiyah b. Pengelolaan kekayaan dalam Muhammadiyah diwujudkan dalam Jurnal (3) Ketentuan tentang pengelolaan keuangan dan kekayaan Muhammadiyah ditetapkan oleh Pimpinan Pusat.

Pasal 35 Pengawasan Keuangan dan Kekayaan

(1) Pengawasan keuangan dan kekayaan dilakukan terhadap Pimpinan Muhammadiyah, Unsur Pembantu Pimpinan, Amal Usaha, dan Organisasi Otonom pada semua tingkat. (2) Ketentuan tentang pengawasan keuangan dan kekayaan Muhammadiyah ditetapkan oleh Pimpinan Pusat.

Pasal 36 Laporan

Laporan terdiri dari: 1. Laporan pertanggungjawaban dibuat oleh Pimpinan Muhammadiyah dan Unsur Pembantu Pimpinan disampaikan kepada Musyawarah Pimpinan, Musyawarah masing-masing tingkat, Tanwir, atau Muktamar. 2. Laporan tahunan tentang perkembangan Muhammadiyah, termasuk laporan Unsur Pembantu Pimpinan dan Organisasi Otonom, dibuat oleh masing-masing Pimpinan dan disampaikan kepada Pimpinan di atasnya untuk dipelajari dan ditindaklanjuti. 3. Pimpinan Amal Usaha membuat laporan tahunan disampaikan kepada Unsur Pembantu Pimpinan dengan tembusan kepada Pimpinan Muhammadiyah untuk dipelajari dan ditindaklanjuti.

110

Pasal 37 Ketentuan Lain-lain

(1) Muhammadiyah menggunakan Tahun Takwim dimulai tanggal 1 Januari dan berakhir tanggal 31 Desember. (2) Surat-surat resmi Muhammadiyah menggunakan tanggal Hijriyah dan Miladiyah. (3) a.Surat resmi Muhammadiyah ditandatangani: 1. Di tingkat Pusat oleh Ketua Umum / Ketua bersama Sekretaris Umum / Sekretaris. Surat resmi mengenai masalah keuangan ditandatangani oleh Ketua Umum / Ketua bersama Bendahara Umum / Bendahara. 2. Di tingkat Wilayah ke bawah ditandatangani oleh Ketua / Wakil Ketua bersama Sekretaris / Wakil Sekretaris. Surat resmi mengenai masalah keuangan ditandatangani oleh Ketua / Wakil Ketua bersama Bendahara / Wakil Bendahara. b. Surat-surat yang bersifat rutin dapat ditandatangani oleh Sekretaris Umum / Sekretaris atau petugas yang ditunjuk (4) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ditetapkan oleh Pimpinan Pusat.

Pasal 38 Penutup

(1) Anggaran Rumah Tangga ini telah disahkan dan ditetapkan oleh Muktamar ke-45 yang berlangsung pada tanggal 26 Jumadil Awal s.d. 1 Jumadil Akhir 1426 H bertepatan dengan tanggal 3 s.d. 8 Juli 2005 M. di Malang, dan dinyatakan mulai berlaku sejak ditanfidzkan. (2) Setelah Anggaran Rumah Tangga ini ditetapkan, Anggaran Rumah Tangga sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.

111

DAFTAR PUSTAKA Agenda 2002 / 1422-1423 Lembaga Pustaka dan Penerbitan PDM Jakarta Selatan Agenda 2009-2010 / 1430-1431 Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jakarta Selatan. Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah 2006. Djaldan Badawi, H. Mh. Tata Usaha Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2003. Haedar Nasir. Manifestasi Gerakan Tarbiyah. Bagaimana sikap Muhamamdiyah? Cet. Ke-5. Yogyakarta. Suara Muhammadiyah,2007 Hasil Musyawarah Cabang Muhammadiyah Pasar Minggu 19 Januari 1992 Hasil Musyawarah Ranting Muhammadiyah Pejaten Timur tanggal 19 Maret 1988 Hasil Musyawarah Ranting Muhammadiyah Pejaten Timur, tanggal 30 Juni 1993 Jambore Keluarga Besar Muhammadiyah DKI Jakarta. Laporan Pertanggungjawaban. Junus Salam. Riwajat Hidup K.H.A. Dahlan. Amal dan Perdjoangannja. Jakarta: Depot Pengajaran Muhammadiyah, 1968. Keputusan Muktamar Muhammadiyah Ke-46 Tahun 2010 di Yogyakarta. Laporan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pasar Minggu 17 Juni 2001. Laporan Musyawarah Cabang Muhammadiyah Paasr Minggu 2006. Leiressa, R.Z. Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di Daerah Istimewa Yogyakarta. Cet. Ke-2. Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasaional, 1990. Lintasan Sejarah Muhammadiyah Pejaten Timur 1978-1997. Mukadimah Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah. Yopgyakarta, PP Muhammadiyah, 1990. Musyawarah Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta Tanggal 19-20 Muharram 1432 H / 25-26 Desember 2010 M. Panduan & Materi Musyawarah Daerah Muhammadiyah Jakarta Selatan di PCM Kebayoran Lama Tg;. 9-10 Rabiul Awal 1432 H / 12-13 Februari 2011.. Pedoman Kerja TK Aisyiyah 61 Pejaten Timur Salam, Solichin. Muhammadiyah dan Kebangunan Islam di Indonesia. Jakarta: NV Mega, 1965. Sejarah Muhammadiyah Jakarta Raya . Jakarta: PWM DKI Jakarta, 1985. Suratmin. Nyai Ahmad Dahlan. Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, 1981. Majalah / Surat Kabar: Harian Pelita; Suara Aisyiyah; Suara Muhammadiyah; Tabligh.

112

BIODATA PENULIS

MUHAMMAD KODERI Lahir di desa Patikraja, Banyumas, Jawa Tengah, hari Sabtu Kliwon 9 Rajab 1368 H bertepatan 7 Mei 1949 M. Pendidikan SR Negeri di Patikraja (1962), SMP Muhammadiyah di Purwokerto (1965), SP.IAIN di Purwokerto (1969) dan Kuliyatul Muballighien Muhammadiyah di Jakarta (1983). Pekerjaan: - Bekerja di Lembaga Riset Kebudayaan Nasional - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LRKN-LIPI) tahun 1971-1973. - Bekerja di Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde - Koninklijke Nederlandse Akademie van Wetenschappen (KITLV-KNAW) Perwakilan Jakarta, Tahun 1973- 2007. - Bekerja di Tarumanagara Knowledge Centre (TKC) Yayasan Tarumanagara, 2007 hingga sekarang. - Penulis dan Fotografer Pengalaman : Organisasi Muhammadiyah - Anggota Marching Band Pemuda Muhammadiyah Patikraja 1966-1969 - Sekretaris Ikatan Pelajar Muhammadiyah Patikraja 1966-1969 - Sekretaris Pelajar Islam Indonesia Rayon SP IAIN Purwokerto 1966-1969 - Bag. Pendidikan PRM Pejaten Timur (1978-) - Ketua Pengurus TK Aisyiyah 61 (1981-1985) - Sekretaris PRM Pejaten Timur (1985-2000) - Sekretaris PCM Pasar Minggu (2005-2010) Hasil Karya Tulis:

a.Terbitan Berkala: Tulisan lepas di SKH Pelita, SKM Mitra Desa, Majalah Panji Masyarakat, Suara Muhammadiyah, Suara Aisyiyah , Harian Aksi; Redaktur: Buletin Warta Serayu (1978-1994), Majalah Gandem (1995-1997), Buletin Serulingmas (1996-); Majalah BAWOR. (2005-); Warta TKC (2008-) b.Buku/Naskah: 1). Dakwah Di Masa Depan. Kuliyatul Muballighin Muhammadiyah (1983) 2) Banyumas, Wisata dan Budaya. Purwokerto: Metro, 1991; 3) Kamus Dialek Banyumas-Indonesia. Purwokerto: DKB - Yayasan Damar Agung, 1996; 4) Lintasan Sejarah Muhammadiyah Ranting Pejaten Timur.( 1997). 5) Bolehkah Wanita Menjadi Imam Negara? Jakarta: Gema Insani Press, 1999; 6) Suhartoyo, Dari Piyungan Ke Court of Saint James (Biografi). Jakarta: Cahaya Ibu, 2000; 7) 10 Tahun Serulingmas, Menggali Potensi Eks Karesidenan Banyumas (Tim). Jakarta: YSM, 2002 8) Wong Banyumasan, Kiprah dan Karyanya. (Apa Siapa). Purbadi Publisher Edisi 1 2006; 9) Kamus Dialek Banyumas Edisi Revisi. Purwokerto: Swarahati, 2007; 10) 50 Tahun Perjalanan Yayasan Tarumanagara 1959-2009. Jakarta: Yayasan Tarumanagara, 2009. 11) Sejarah Rumah Sakit Royal Taruma. Jakarta: Yayasan Tarumanagara, 2011. 12) Soedirman; Sang Jenderal Besar. Biografi dan Bibliografi. 13) 45 Tahun Kiprah Muhammadiyah Pasar Minggu. Jakarta: PCM Pasar Minggu, 2011.