4311413075_renata Putri Prasetyaningtyas

download 4311413075_renata Putri Prasetyaningtyas

of 14

Transcript of 4311413075_renata Putri Prasetyaningtyas

  • 8/18/2019 4311413075_renata Putri Prasetyaningtyas

    1/14

    FITOAKUMULATOR JARAK PAGAR ( Jatropha curcas) SEBAGAI

    METODE ALTERNATIF REHABILITASI TANAH TERKONTAMINASI

    LIMBAH LOGAM BERAT SENG (Zn)

    RENATA PUTRI PRASETYANINGTYAS

     Program Studi Kimia, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam

    Universitas Negeri Semarang  

     Email : [email protected] 

    ABSTRAK

    Logam berat sangat berpotensi dalam hal kontaminasi tanah akibat limbah logam berat.

    Logam berat Zn tergolong ke dalam bahan berbahaya dan beracun (B3) dan merupakan

    salah satu logam pencemar yang bersifat essensial, dalam jumlah rendah dibutuhkan

    oleh tubuh (manusia, hewan dan tumbuhan). Jumlah logam timbal Zn di dalam tanah

    yang telah melebihi standar baku mutu menyebabkan lingkungan tidak dapat

    mengadakan pembersihan sendiri ( self purification), sehingga diperlukan suatu

    alternatif pengolahan khusus. Salah satunya adalah dengan metode fitoremediasi

    menggunakan tanaman Jarak pagar ( Jatropha curcas) yang berpotensi sebagai

    fitoakumulator. Tujuan artikel ini adalah untuk mengetahui potensi tanaman Jarak pagar

    ( Jatropha curcas) dalam meremediasi logam Zn dalam tanah yang gterkontaminasi

    logam Zn serta proses atau mekanisme yang terjadi dalam penyerapan logam Zn

    tersebut serta seberapa besar kadar akumulasi Zn dalam berbagai varian waktu dan

     perlakuan. Didukung oleh rujukan Senja Ike Rismawati dalam artikel Fitoremediasi

    Tanah Tercemar Logam Berat Zn menggunakan Tanaman Jarak Pagar ( Jatropha

    curcas). Berdasarkan rujukan tersebut Pada pengujian digunakan ZnCl2, Jatrophacurcas, tanah kebun dan kotoran yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian.

     proses aklimatisasi di media selama satu minggu. Zn diberikan dalam empat konsentrasi

    yang berbeda dari 0 mg / l, 500 mg / l, 1500 mg / l dan 2500 mg / l selama 28 hari

    waktu pemaparan. Pengamatan parameter pertumbuhan dan analisis kandungan Zn pada

    media dilakukan pada hari ke-7, 14, 21 dan 28. Data dianalisis dengan Analysis of

    Variance (ANOVA), dan jika ada efek pengobatan akan diuji lebih lanjut dengan uji

    Fisher dengan α 5%. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh varian konsentrasi Zn

     pada tinggi tanaman, daun, dan berat kering. Berdasarkan hasil rujukan, tanaman Jarak

     pagar ( Jatropha curcas) memiliki kemampuan untuk mengakumulasi logam Zn.

    Akumulasi pada akar lebih tinggi dibanding pada organ lain pada tanaman tersebut.

     Nilai Factor Transfer (FT) diperoleh pada konsentrasi tertinggi 2.500 mg/l dan dalamwaktu pemaparan 28 hari sebesar 1,45 (FT > 1). Secara keseluruhan, tanaman Jarak

    Pagar ( Jatropha curcas) dapat disimpulkan berpotensi sebagai akumulator logam Zn,

    namun dianggap kurang efektif dan ekonomis nilai (FT < 20) untuk diaplikasikan

    sebagai agen fitoremediator logam Zn.

    Kata Kunci: Fitoremediasi, logam Zn,  Jatropha curcas, fitoakumulator, agen

    fitoremediator

  • 8/18/2019 4311413075_renata Putri Prasetyaningtyas

    2/14

     

    PENDAHULUAN

    Alih fungsi lahan menjadi kawasan indusri merujuk pada awal terjadinya pencemaran

    tanah. Kegiatan industri, pertanian, dan pertambangan semakin meningkat, sehingga pencemaran logam berat pada tanah dan air menjadi issue penting secara global terhadap

    masalah lingkungan, kesehatan, ekonomi, dan perencanaan. Adanya peningkatan pembuangan

    limbah industri, menyebabkan pencemaran pada air dan tanah, sehingga akan bermasalah

    terhadap pemanfaatan lahan untuk pertanian dan perkembangan perkotaan.

    Pembuangan limbah industri, yang belum mempunyai pengolahan limbah tempat untuk

     pembuangan (IPAL) merupakan sumberdaya pencemaran lingkungan yang dititikberatkan

     pada tanah. Salah satu jenis limbah yang potensial merusak lingkungan adalah jenis yang

    termasuk dalam bahan beracun berbahaya (B3), diantaranya logam berat. Menurut rujukan

    (Charlena, 2004 logam berat adalah unsur logam yang mempunyai massa jenis lebih besar

    dari 5 g/cm3, antara lain Cd, Hg, Pb, Zn, dan Ni. Faktor yang menyebabkan logam berat

    termasuk dalam kelompok zat pencemar adalah karena adanya sifat-sifat logam berat yang

    tidak dapat terurai (non degradable) dan mudah diabsorbsi. Zn merupakan logam berat

    esensial, dalam jumlah rendah dibutuhkan oleh tubuh (manusia, hewan dan tumbuhan) tetapi

    dalam jumlah tinggi dapat memberi efek racun (Palar, 1994). Pada tumbuhan Zn merupakan

    komponen dari berbagai enzim, seperti: dehydrogenase, proteinase, peptidase serta terlibat

    dalam metabolisme karbohidrat, protein, fosfat dan pembentukan ribosom (Jadia, 2008). Gejala

    keracunan Zn pada tumbuhan secara umum berupa klorosis pada daun muda, nekrosis pada

    daun yang akhirnya menyebabkan kematian daun (Harmens et al. 2003)  dan memiliki daun

    yang lebih kecil dari tanaman kontrol (Ren et al ). Pada akar, keracunan Zn menyebabkan

     pengurangan pertumbuhan akar utama dan lateral (Harmens et al 1993). 

    Mengacu kepada karakteristik keberadaan logam berat yang mencemari tanah,

    kandungan logam Zn relatif cukup besar dibandingkan dengan logam lainnya yang kadarnya

    lebih sedikit, maka pembahasan dititik beratkan pada Zn. Logam Zn termasuk logam berat

    yang dikategori ke dalam bahan berbahaya dan beracun (B3). Jumlah logam Zn dalam tanah

    dapat menggambarkan kondisi tanah telah terjadi kontaminasi atau tidak terkontaminasi.

    Kontaminasi logam berat di lingkungan merupakan masalah, karena akumulasinya sampai

     pada rantai makanan dan keberadaannya di alam tidak mengalami transformasi ( persistent ),

    sehingga menyimpan potensi keracunan yang laten ( Notodarmojo, 2004). 

    Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar, ada 2

     jenis remediasi tanah yaitu in-situ (on-site/pembersihan di lokasi) dan ex-situ (off-site).

  • 8/18/2019 4311413075_renata Putri Prasetyaningtyas

    3/14

    Remediasi secara in-situ bisa dengan menggunakan fungi atau bakteri (bioremediasi) atau

    dengan menggunakan tanaman akumulator logam berat (fitoremediasi). Pemanfaatan tanaman

    sebagai fitoremediator lebih murah, disamping itu juga memiliki keuntungan estetika.

    Tanaman yang ideal yang akan digunakan untuk fitoremediasi harus memiliki produktivitas

     biomassa, toleransi yang tinggi serta kapasitas akumulasi konsentrasi tinggi dari kontaminan.

    Menurut Aiyen, dalam Kompas, 4 Maret 2005. Metode yang dapat digunakan untuk

    membersihkan/ mengangkut pencemaran adalah dengan memperkerjakan tanaman, yang

    disebut Fitoremediasi, di mana tanaman yang digunakan adalah tanaman yang memiliki

    kemampuan sangat tinggi untuk mengangkut berbagai pencemaran yang ada (multiple uptake

    hyperaccumulator plant ) ataupun tanaman yang memiliki kemampuan mengangkut

     pencemaran yang bersifat tunggal ( spesific uptake hyperaccumulator plant ). Solusi

     penanggulangan pencemaran tanah adalah dengan upaya remediasi tanah secara sederhanadan murah agar kualitasnya menjadi baik. Ada beberapa kriteria agar tanaman dapat disebut

    sebagai suatu hiperakumulator, harus mampu mentranslokasikan unsur-unsur tertentu dengan

    konsentrasi sangat tinggi ke pucuk dan tanpa membuat tanaman tumbuh dengan tidak normal

    atau kerdil dan tidak mengalami fitotoktisitas. Tanaman dikriteriakan sebagai

    hiperakumulator jika nilai bioakumulasi unsur tersebut adalah lebih besar dari nilai 1, di mana

    "nilai bioakumulasi" dihitung dari konsentrasi unsur tersebut di pucuk ( shoot concentration)

    di bagi konsentrasi unsur di dalam tanah (defined as shoot concentration/total soil

    concentration). Fitoremediasi tanah terkontaminasi logam Mercuri (Hg) dapat menggunakan

    tanaman  Pteris vittata dan transgenik  Nicotiana tabacum dan  Liriodendron tulipifera.

    Tanaman bayam cabut dan bunga matahari (bukan hanya mampu mentranslokasikan Boron,

    tetapi juga menyerap timah (Pb) sangat tinggi) dapat digunakan untuk menyerap timah (Pb),

     begitu juga dengan tanaman akar wangi (Vetiveira zizanioides L) yang juga dapat digunakan

    untuk adsorpsi timah (Pb). Terkhusus pada logam berat Zn pagar ( Jatropha curcas) dapat

    digunakan sebagai alternatif remediasi tanah. Berdasarkan hasil penelitian yang dirujuk,

     penelitian bertujuan untuk mengetahui potensi tanaman Jarak pagar ( Jatropha curcas) dalam

    meremediasi tanah tercemar logam berat Zn serta untuk mengetahui pengaruhnya terhadap

     pertumbuhan tanaman Jarak pagar ( Jatropha curcas).

    MEKANISME REHABILITASI TANAH MENGGUNAKAN JARAK PAGAR

    Berdasarkan rujukan hasil penelitian Senja Ike Rismawati dalam Fitoremediasi Tanah

    Tercemar Logam Berat Zn Menggunakan Tanaman Jarak pagar ( Jatropha curcas),  tanamanJarak pagar ( Jatropha curcas) yang digunakan adalah varietas IP3 yang berumur 2,5 bulan

    dengan tinggi yang relatif seragam. Tanah tercemar logam berat Zn berupa tanah tanaman

  • 8/18/2019 4311413075_renata Putri Prasetyaningtyas

    4/14

    yang dicemari dengan pencemar buatan ZnCl2

    dengan konsentrasi 0 mg/l, 500 mg/l, 1500

    mg/l dan 2500 mg/l. Penelitian dilakukan selama 28 hari waktu pemaparan. Analisis

    kandungan logam berat pada tanah dan tanaman dilakukan di BBLKS (Balai Besar

    Laboratorium Kesehatan Surabaya). Kandungan unsur hara pada media tanam diukur satu kali

     pada awal sebelum ditanami yang meliputi unsur N, P dan K.

     Pembenihan dan Persiapan Penanaman

    Biji tanaman Jarak pagar ( Jatropha curcas) varietas IP3 diperoleh dari Balai Besar

    Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (Balittas) tahun 2012. Biji dikecambahkan pada

    media tanah dibanding pupuk kandang 2:1 dan dipelihara selama dua setengah bulan.

    Pembenihan ini dilakukan di Balai Besar Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (Balittas),

    Malang. Tanaman Jarak pagar ( Jatropha curcas) yang memiliki rata-rata tinggi yang sama

    selanjutnya dipindah ke rumah kaca untuk perlakuan proses aklimatisasi tanaman selama satu

    minggu.

     Pemberian Perlakuan Logam

    Tanah terkontaminasi Zn didapatkan dengan mencemari media tanam dengan pencemar

     buatan setelah satu minggu proses aklimatisasi. Pencemar buatan Zn didapatkan dengan cara

    melarutkan ZnCl2

    dengan aquades Konsentrasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0

    mg/l, 500 mg/l, 1500 mg/l, dan 2500 mg/l. Aklimatisasi dan pemebrian perlakuan logam Zn

    dilakukan di rumah kaca Dinas Kebersihan dan Pertamanan Surabaya (DKP).

     Parameter yang Diamati

    Parameter yang diamati dalam rujukan penelithasil penelitian ini meliputi:

    1. Pengukuran pH dan temperatur tanah

    2. Pengukuran tinggi tanaman

    3. Pengamatan morfologi dan pengukuran luas daun4. Pengamatan morfologi dan pengukuran panjang akar

    5. Analisis kandungan logam berat pada tanah dan tanaman (akar dan non akar)

    6. Berat kering tanaman

    Pangamatan paremeter dilakukan setiap 7 hari sekali (hari ke-7, 14, 21 dan 28) 

     Analisis Data

    Data hasil pengukuran pertumbuhan tanaman (meliputi tinggi, luas daun dan berat

    kering tanaman) untuk mengetahui pengaruh perlakuan dianalisis secara statistik dengan

    menggunakan ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Fisher’s pada taraf kepercayaan 95%.

  • 8/18/2019 4311413075_renata Putri Prasetyaningtyas

    5/14

    Potensi tanaman Jarak pagar ( Jatropha curcas) dalam meremediasi tanah tercemar logam Zn

    diperoleh melalui nilai Faktor Transfer (FT).

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Berdasar rujukan Senja Ike Rismawati dalam artikel Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam

    Berat Zn Menggunakan Tanaman Jarak pagar ( Jatropha curcas), diperoleh hasil sebagai

     berikut:

     Penurunan Kandungan Zn dalam Tanah

    Penyerapan Zn oleh tanaman Jarak pagar ( Jatropha curcas) menyebabkan penurunan

    konsentrasi Zn dalam tanah. Konsentrasi Zn pada tanah terus menurun selama waktu

     pengamatan.

    Konsentrasi Zn Hari Ke-7 Hari Ke-14 Hari Ke-21 Hari Ke-28

    0 mg/l 85,71 79,56 71,55 65,82

    500 mg/l 436,59 348,32 327,02 302,05

    1500 mg/l 1119,29 1108,92 932,76 853,8

    2500 mg/l 1980,03 1778,39 1620,14 1174,55

    Tabel 1. Nilai Penurunan Zn pada Tanah Selama Waktu Pemaparan

    Sumber : Ike Rismawati . 2012.  Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Berat Zn 

     Menggunakan Tanaman Jarak pagar (Jatropha curcas) 

    Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa kandungan logam berat Zn yang ada di dalan tanah pada

    tiap konsentrasi dan selama waktu pemaparan mengalami penurunan. Penurunan kandungan

    Zn dalam tanah mengindikasikan bahwa telah terjadi permindahan logam dari tanah ke

    tumbuhan. Menurut rujukan (Zhu et   al. 1999), bahwa akan terjadi penurunan konsentrasi

    logam berat pada tanah setelah fitoremediasi dibandingkan sebelum fitoremediasi.

     Akumulasi Zn pada Jarak pagar (Jatropha curcas)

    Setiap tumbuhan memiliki sensitifitas terhadap logam berat dan memperlihatkan

    kemampuan yang berbeda dalam mengakumulasi logam berat. Untuk kemampuan tiap bagian

    tanaman Jarak pagar ( Jatropha curcas) dalam mengakumulasi logam Zn, tanaman Jarak pagar

    ( Jatropha curcas) dipisahkan menjadi bagian akar dan non akar (batang dan daun) yang

    masing-masing bagian tersebut dianalisis dengan AAS ( Atomic Absorption Spectrofotometer ).

  • 8/18/2019 4311413075_renata Putri Prasetyaningtyas

    6/14

     

    Gambar 1. Akumulasi Zn pada Akar dan Non Akar Jarak pagar ( Jatropha curcas) Selama

    waktu pemaparan

    Sumber : Ike Rismawati. 2012.  Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Berat Zn

     Menggunakan Tanaman Jarak pagar (Jatropha curcas.

    Pada Gambar 1 menunjukkan bahwa akumulasi Zn lebih tinggi pada bagian akar

    dibandingkan bagian non akar (batang dan daun). Hal ini karena akar merupakan organ

    tanaman yang berfungsi sebagai penyerap unsur hara dan sekaligus organ yang kontak

    langsung dengan media tanam, maka tingginya konsentrasi logam pada tanah akan

    mempengaruhi tinginya kandungan logam pada akar tanaman yang ada di dalamnya (Lahudin,

    2007). Menurut rujukan (Shanker at al. 2005) menyebutkan bahwa logam berat lebih banyak

    diserap pada bagian akar daripada bagian daun. Besarnya penyerapan kadar Zn pada akar

    tanaman juga dikarenakan akar mempunyai sistem penghentian transpor logam menuju daun

    sehingga ada penumpukkan logam di akar (Kumar et al. 1995). Selain itu, menurut rujukan

    (Prihandrijanti et al. 2009) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa akar tumbuhan memiliki

    kemampuan mentraslokasikan logam berat lebih banyak dibandingkan bagian tunas atau

     pucuk.

    Adanya akumulasi logam berat Zn pada bagian akar dan non akar (batang dan daun)

    mengindikasikan adanya mekanisme fitoremediasi. Fitoremediasi adalah pemanfaatan

    tumbuhan untuk meminimalisasi dan mendetoksifikasi polutan, karena tumbuhan mempunyai

    kemampuan menyerap logam dan mineral yang tinggi dari media tanamnya.

    Mekanisme fitoremediasi yang mungkin terjadi pada Jarak pagar ( Jatropha curcas)

     berdasarkan data yang didapat pada penelitian ini adalah  Rhizofiltration dan  Phytoextraction

    ( Phytoaccumulation).  Rhizofiltration merupakan proses dimana adsorpsi atau pengendapan

    zat kontaminan dilakukan oleh akar (Salt, 1998). Mekanisme  Rhizofiltration mungkin terjadikarena dari data yang didapatkan, akumulasi logam Zn terbanyak terdapat pada bagian akar.

    Secara umum  Rhizofiltration mempunyai kemampuan lebih efektif dalam mengolah logam

  • 8/18/2019 4311413075_renata Putri Prasetyaningtyas

    7/14

  • 8/18/2019 4311413075_renata Putri Prasetyaningtyas

    8/14

    M

    Faktor transfer tanaman melampaui angka satu (Gambar 2) mengindikasikan bahwa

     jumlah Zn yang terkonsentrasi pada tanaman lebih besar dari Zn yang terkonsentrasi pada

    tanah. Dapat juga dikatakan bahwa tanaman Jarak pagar ( Jatropha curcas) merupakan

    akumulator Zn. Hal ini didasari dari pernyataan rujukan (Salisbury et al. 1995), yang

    menyatakan bahwa nilai faktor transfer yang lebih besar dari 1 dapat dikategorikan sebagai

    metal accumulator species, sedangkan tumbuhan yang mempunyai nilai faktor transfer yang

    kurang dari 1 dikategorikan sebagai metal excluder species. Tanaman yang dikategorikan

    sebagai metal accumulator species merupakan tanaman yang mengkonsentrasi logam yang

    tinggi pada bagian aerialnya (batang dan daun) tanpa ekskresi kerusakan struktur dan fungsi

    tanaman. Sedangkan Tanaman yang dikategorikan sebagai metal excluder species merupakan

    tanaman yang mencegah masuknya logam berat dari tanah dan menjaga konsentrasi logam

     berat tersebut mengeksudat bahan chelating tanaman melalui akar.Diantara beberapa unsur, stabilitas khelat organik mengikuti urutan dimulai dari yang

     bervalensi dua : Pb > Cu > Ni > Co > Zn > Cd > Fe >Mn. Mekanismenya diwakili oleh

    gambar 3. Reaksi kimia dari senyawa organik dengan ion logam Zn membentuk khelat :

    Gambar 3. Mobilisasi M (ion logam) dalam tanah dengan khelat

    Sumber : Mengel, K., and E.A. Kirkby. 1987. Principles of plant nutrition. 4th ed.

    completely revised). International Potash Institute, Switzerland.

    + Zn2+

    Zn

  • 8/18/2019 4311413075_renata Putri Prasetyaningtyas

    9/14

    Pada Gambar di atas nampak M=metal (ion logam) dalam hal itu logam kation dan

    makna M2+ dan M3+, artinya kation logam bervalensi 2 dan 3, bahkan ada yang bervalensi 1.

    Terlihat dari Gambar komplek tanah (mineral liat) mengadsorpsi kation (M). Telah

    dikemukakan bagaimana senyawa organik atau humus berikatan dengan ion logam

    membentuk khelat. Pada Buku Humus Chemistry, halaman 423 Gambar 1.4, (Stevenson, 1994) 

    menjelaskan adanya kata kunci “soluble M +n-chelate, complexes of type 1 yang mendominasi

    dalam larutan tanah yang mudah diserap oleh tanaman dan dimanfaatkan oleh

    mikroorganisme tanah (Uptake by plants and Microorganism) ; Stable M +n-humate,

    complexes type II, akan tetapi untuk “humus loaded with M +n termasuk complexes of type III.

    Pernyataan di atas dan makna Gambar 1.2. dari rujukan (Mengel, 1987)  menarik untuk

    dipelajari dan diteliti lebih jauh. Apakah khelat dapat dengan tegas masuk dan diabsorpsi oleh

    se akar, dan apa yang terjadi ion logam pada khelat setelah masuk ke membran sel akartanaman. Kompleks tipe 1, yakni “Soluble M+n-chelate” adalah termasuk kedalam jenis

    khelat yang dapat larut.

    Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap logam berat diantaranya: pH/

    kemasaman tanah, bahan organik, suhu, tekstur tanah, mineral liat.

    Faktor transfer juga digunakan untuk menentukan ekonomis tidaknya suatu tanaman

    sebagai fitoremediator lingkungan. Menurut rujukan (Tjahaja, 2007) nilai faktor transfer yang

    kurang dari 20 kali, maka tanaman tersebut dikatakan kurang ekonomis.

    Berdasarkan Grafik 2 dan dapat diketahui bahwa tanaman Jarak pagar ( Jatropha

    curcas) berpotensi sebagai tanaman akumulator Zn. Hal ini terlihat dari nilai faktor transfer

    yang lebih dari 1 tetapi kurang ekonomis (FT

  • 8/18/2019 4311413075_renata Putri Prasetyaningtyas

    10/14

    Konsentrasi Zn Hari Ke-7 Hari Ke-14 Hari Ke-21 Hari Ke-28

    0 mg/l 43 b 44,35 c 46,37 b 48,88 b

    500 mg/l 42,37 b 43,37 b 45,75 a 47,13 ab

    1500 mg/l 42,25 b 43,12 bc 44,5 a 46,75 ab

    2500 mg/l 42 a 42,75 a 43,63 a 44,75 a

    Tabel 2 Pengaruh Logam Berat Zn Terhadap Tinggi Tanaman (cm) Jarak pagar

    Sumber : Ike Rismawati. 2012. Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Berat Zn

     Menggunakan Tanaman Jarak pagar (Jatropha curcas).

    Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama memberikan

     pengaruh yang berbeda terhadap tinggi tanaman Jarak pagar ( Jatropha curcas). Padataraf 5% dengan uji Fisher’s

    Menurut rujukan (Van Assche, 1986)  hambatan pertumbuhan tanaman (tinggi dan luas

    daun) dikarenakan konsentrasi Zn yang tinggi dapat menghambat α-amilase, ATPase, fitase

    dan IAA Oksidase yang merupakan hormon perangsang multiplikasi tanaman. Konsentrasi Zn

    yang tinggi pada tanaman juga dapat mengakibatkan penghambatan Fotosistem I dan

    Fotosisten II (berkaitan dengan peran Zn dalam mekanisme perpindahan Mg pada pemisahan

    air di fotosistem II). Sehingga proses fotosintesis akan terhambat pula (Gardner et al. 1991). 

    ( Jatropha curcas)

    Konsentrasi Zn

    Hari Ke-7 Hari Ke-14 Hari Ke-21 Hari Ke-28

    0 mg/l 1516,34 a 1523,86 a 1528,51 a 1576,88 a

    500 mg/l 1505,16 a 1439,43 b 1455,24 b 1449,47 b

    1500 mg/l 1535,66 a 1466,71 b 1427,22 b 1406,82 c

    2500 mg/l 1491,72 a 1392,34 c 1373,09 c 1353,63 d

    Tabel 3 Pengaruh Logam Berat Zn Terhadap Luas Daun (cm²) Jarak pagar

    Sumber :Ike Rismawati . 2012. Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Berat Zn

     Menggunakan Tanaman Jarak pagar (Jatropha curcas).

    Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama

    memberikan pengaruh yang berbeda terhadap tinggi tanaman Jarak pagar ( Jatropha curcas).

    Pada taraf 5% dengan uji Fisher’s

  • 8/18/2019 4311413075_renata Putri Prasetyaningtyas

    11/14

  • 8/18/2019 4311413075_renata Putri Prasetyaningtyas

    12/14

    menunjukkan gejala nekrosis (gejala kematian sel tanaman yang ditandai dengan daun yang

    menggulung dan daun yang keriput/berparut).

    Pada Hari ke 0 dan ke 7 terlihat bahwa semua daun dari Jarak pagar ( Jatropha curcas)

    masih berwarna hijau (Gambar 3). Setelah hari ke 7, yaitu hari ke 14 pemaparan terlihat

     bahwa daun Jarak pagar ( Jatropha curcas) mengalami perubahan pada dua atau tiga helai

    daunya menjadi kekuningan. Pada 21 hari hingga 28 hari pemaparan terlihat warna

    kekuningan pada daun Jarak pagar ( Jatropha curcas) semakin bertambah kuning hingga

    kecokelatan (gambar 10). Gejala klorosis ditunjukkan pada daun Jarak pagar ( Jatropha

    curcas) pada 14-21 hari pemaparan dan pada konsentrasi 500 mg/l, 1500 mg/l dan 2500 mg/l

    logam berat Zn yang ditambahkan pada media tanam. Hal ini dikarenakan kandungan Zn pada

    konsentrasi 500 mg/l, 1500 mg/l dan 2500 selama 14-21 hari waktu pemaparan semakin

     bertambah. Pada hari ke 28 waktu pemaparan, kandungan Zn semakin tinggi sehinggamenyebabkan gejala nekrosis daun. Gejala nekrrosis daun tersebut ditandai dengan

     berubahnya warna kuning menjadi coklat dan daun yang keriput (Gambar 4). Selain gejala

    klorosis dan nekrosis daun Jarak pagar ( Jatropha curcas) mengalami pertumbuhan daun yang

    tidak normal yaitu daun menjadi kecil.

    Hal ini sesuai dengan pernyataan rujukan (Gardner et al. 1991), bahwa kelebihan logam

    Zn pada tanaman dapat mempengaruhi proses fotosintesis dan penghambatan pembentukan

    klorofil. Selain itu juga dapat menyebabkan klorosis pada daun muda dan nekrosis (Harmens et

    al.1993). 

    KESIMPULAN

    Tanaman Jarak pagar ( Jatropha curcas)  berpotensi sebagai akumulator Zn, tetapi kurang

    ekonomis (nilai Faktor Transfer < 20) untuk diaplikasikan sebagai agen fitoremediator Zn

     pada 28 hari perlakuan. Logam berat Zn berpengaruh terhadap tinggi tanaman, luas daun, dan

     biomassa. Tanaman Jarak pagar ( Jatropha curcas) mampu tumbuh pada tanah tercemar

    logam berat.

    SARAN

    Untuk mengetahui potensi tanaman jarak pagar ( Jatropha curcas)  dalam proses

    fitoremediasi maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kemampuan tanaman

    dalam mengikat logam Zn dan melakukan variasi perlakuan-perlakuan yang telah dilakukan

    sebelumnya, sehingga dapat mendukung gagasan-gagasan yang ada mengenai potensi

    tanaman ini.

  • 8/18/2019 4311413075_renata Putri Prasetyaningtyas

    13/14

    DAFTAR PUSTAKA

    Charlena, 2004.  Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) dan Cadmium (Cd) pada Sayur-

     sayuran. Dapat diakses : http: //www.rudyct.com/PPS702 Ipb/09145/cherlena.pdf.

    Dita, Ratih. 2008. Fitoremediasi Tanah Tercemar Kromium Menggunakan Tanaman Angsana( Pterocarpus indicus).TA Jurusan Teknik Lingkungan. FTSP.ITS

    Fontes, R.L.F. and Cox, F.R. 1995. “Effects of Sulfur Supply on Soybean Plants Exposed To

    Zinc Toxicity”. Journal of Plant Nutrition. 18, 1893-1906

    Gardner, P.D., Pearce, R.B., and Mitchell, R.L. 1991. “Fisiologi Tanaman Budidaya”. Jakarta:

    UIPress

    Kozlowski, T.T., P.J. Kramer., S.G. Pallardy. 1991. “The Physiological Ecology

    Kumar, P.B.A.N., Dushenkov, V., Motto, H. and Raskin, I. 1995.”Phytoextraction: The Useof Plants to Remove Heavy Metals from Soils” .  Environ. Sci. Technol , 29: 1232-

    1238

    Lahudin. 2007. “Aspek Unsur Mikro dalam Kesuburan Tanah”. Disampaikan pada Pidato

    Pengukuhan Guru Besar Universitas Sumatera Utara. 24 Ferbuari.Medan

    Mengel, K., and E.A. Kirkby. 1987. Principles of plant nutrition. 4th ed. (completely revised).

    International Potash Institute, Switzerland.

     Nag, P., Nag, P., Paul, A.K. and Mukherji, S.1984. “Toxic action of zinc on growth and

    enzyme activities of rice Oryzasativa L. Seedlings”. Environmental Pollution (seriesA). 36, 45-59.

     Notodarmojo dan Suprihanto. 2004.  Pencemaran Tanah dan Air Tanah. Penerbit ITB,

    Bandung.

    Palar, Heryando.1994.”Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat”. Rineka Cipta. Jakarta.

    Prihandrijanti, M., T. Lidiawati, E. Indrawan, H. Winanda, dan H. Gunawan, 2009.

    “Fitoremediasi dengan enceng gondok dan Kiambang Untuk Menurunkan Konsentrasi

    Deterjen, Minyak Lemak dan Krom Total”. Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia

     – SNTKI 2009. Bandung.

    Ren, F., Liu, T., Liu, H. and Hu, B. 1993.”Influence of Zinc on The Growth, Distribution of

    Elements, And Metabolism of One-Year Old American Ginseng Plants”.  Journal of

     Plant Nutrition. 16, 393-405.

    Rossiana, N., 2007. “Penurunan Kandungan Logam Berat dan Pertumbuhan Tanaman Sengon

    ( Paraserianthes falcataria L (nielsen) Bermikoriza dalam Medium Limbah Lumpur

    Minyak Hasil Ekstraksi”. Laboratorium Mikrobiologi dan Biologi Lingkungan

    Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

    Padjadjaran. Bandung.

  • 8/18/2019 4311413075_renata Putri Prasetyaningtyas

    14/14

    Salisbury, Frank B., Cleon W Ross. 1995. “Fisiologi Tumbuhan”: Jilid 3. Diterjemahkan oleh

    DiahR. lukman dan Sumaryono. Bandung: Penerbit ITB.

    Salt,D.E dan Baker,A.J.M. 1998.”Phytoremediation Of Metals Biotechnology Environmental

    Process I. Vol II.B.Wiley.VCH.Germany.

    Senja Ike Rismawati. 2012.  Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Berat Zn MenggunakanTanaman Jarak pagar  ( Jatropha curcas). 

    Shanker AK, Cervantes C, Loza TH, Avudainayagam S, 2005. “Chromium toxicity in plants”.

     Enveiron. Int 31 (5): 739-753Yoon JC, Xinde Z, Qixing, Ma LQ, 2006. Accumulation

    of Pb, Cu, and Zn in Native Plants Growing on a Contaminated Florida Site. Science

    of the Total Environment: 456-464.

    Stevenson, F.J. 1994. Humus chemistry, genesis, composition, reaction. John Wiley and Sons,

     New York.

    Tjahaja, Poppy I. 2007.” Penyerapan 134Cs dari Tanah oleh Tanaman Bunga Matahari

    ( Helianthus anuus, Less)”.  Jurnal Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri,

    BATAN. Bandung.

    Tjahaja, P. Intan, Suhulman, P. Sukmabuana, dan Ruchijat. 2006. “Fitoremediasi Lingkungan

    Perairan Tawar: Penyerapan Radiosesium oleh Ki Ambang (Salvinia molesta)”. Jurnal

    Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Volume VII, No. 1: 83-96.

    Van Assche, F. and Clijsters, H.1986.”Inhibition of photosynthesis in  Phaseolus vulgaris by

    Treatment With Toxic Concentration of Zinc: effect on ribulose-1,5-biphosphate

    carboxylase/oxygenase”. Jo

    Zhu, Y.L., E.A.H. Pilon-Smits, L. Jouanin dan N. Terry. 1999. “Overexpression of

    Glutathione Synthetase In Indian Mustard Enhances Cadmium Accumulation And

    Tolerance”. Plant Physiology. 119:73-79