4 PENDEKATAN RANCANGAN - repository.ipb.ac.id · akurasi akan lokasi jatuhnya pupuk di lahan. Jika...
-
Upload
nguyenhanh -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of 4 PENDEKATAN RANCANGAN - repository.ipb.ac.id · akurasi akan lokasi jatuhnya pupuk di lahan. Jika...
27
4 PENDEKATAN RANCANGAN
Rancangan yang diperlukan untuk meneliti kinerja mesin pemupuk dosis
variabel antara lain: rancangan fungsional dan rancangan struktural.
Rancangan Fungsional
Mesin pemupuk dosis variabel merupakan kesatuan komponen mekanik dan
elektronik untuk mengatur jumlah pupuk yang dikeluarkan. Uji kinerja lapangan mesin
yang akan dilakukan di lahan sawah memerlukan pengembangan beberapa komponen
maupun sistem yang menunjang kerja mesin. Pengembangan bertujuan untuk
membangun sistem: penopang beban mesin pemupuk dosis variabel dan pupuk,
penghasil udara bertekanan, pembagi dan penyalur udara bertekanan, penebar pupuk,
transmisi daya enjin ke unit implemen, dan fungsi navigasi berbasis RTK-DGPS.
Sistem-sistem tersebut di atas wajib dimiliki oleh mesin pemupuk dosis variebel
prototipe II.
Sistem penopang beban pada mesin pemupuk dosis variabel merupakan sebuah
konstruksi rangka yang menjadi tempat komponen-komponen mesin pemupuk dosis
variabel. Rangka tersebut menanggung seluruh berat komponen mesin pemupuk serta
total massa pupuk yang akan diaplikasikan ke lahan. Unit rangka yang dibuat
memperhatikan pusat massa beban, pemilihan material rangka, dan simulasi kondisi
kerja rangka sehingga hasil perancangan struktural rangka dapat mengakomodasi
kebutuhan untuk menopang beban mesin saat bekerja di lapangan.
Selanjutnya, fungsi dari sistem penghasil udara bertekanan adalah membuat
suatu arus udara berkecepatan tinggi untuk menghembuskan butiran pupuk menuju
lahan. Udara bertekanan dipilih sebagai fluida penghantar pupuk karena kebutuhan
akurasi akan lokasi jatuhnya pupuk di lahan. Jika digunakan sistem spinner disc untuk
menebar butir pupuk ke lahan, lokasi jatuhnya butir pupuk hanya akan dipengaruhi oleh
massa jenis dan permukaan pupuk tersebut sehingga lokasi tepat jatuhnya pupuk akan
sulit untuk ditentukan. Penggunaan sistem udara bertekanan untuk penyaluran pupuk
dapat memaksa butir pupuk untuk jatuh di lokasi sesuai pada peta pemupukan sehingga
sistem pneumatik dipilih untuk mendistribusikan butiran pupuk dari penjatah pupuk ke
lahan. Komponen yang dapat memenuhi kebutuhan fungsi penghasil udara bertekanan
untuk sistem pneumatik adalah blower.
28
Udara bertekanan yang dihasilkan oleh komponen blower harus didistribusikan
ke empat penjatah pupuk dan delapan diffuser. Sistem pembagi dan penyalur udara
bertekanan berfungsi untuk membagi sama besar aliran udara yang dihasilkan oleh
blower dan menyalurkan butiran pupuk menuju diffuser. Komponen sistem pembagi
dan penyalur udara bertekanan terdiri dari unit pembagi tekanan dan unit saluran udara
bertekanan. Fungsi pembagi udara bertekanan ditanamkan pada desain komponen
pembagi udara bertekanan dan disimulasikan menggunakan aplikasi CFD untuk
diperoleh desain terbaik. Sementara itu, komponen penyalur udara bertekanan memiliki
beberapa alternatif penggunaan bahan yang harus dianalisis baik secara mekanik
maupun ekonomi agar diperoleh bahan yang terbaik. Beberapa alternatif bahan yang
dapat digunakan adalah selang plastik, selang karet bercincin PVC, selang nylon, dan
selang asbes. Dari segi ekonomi selang jenis plastik, nylon, dan asbes merupakan jenis
yang baik karena harganya relatif murah. Namun, ketiga jenis selang tersebut memiliki
kelemahan, yaitu berubahnya diameter selang saat dibengkokkan. Hal ini mengganggu
kerja distribusi pupuk dari penjatah pupuk menuju diffuser karena perubahan diameter
selang menyebabkan turunnya kecepatan alir udara yang menghembuskan pupuk
menuju lahan. Oleh karena itu, sistem penyalur udara bertekanan menggunakan selang
karet bercincin PVC karena selang dengan jenis ini tidak mengalami perubahan
diameter saat dibengkokkan atau ditekuk.
Selanjutnya, sistem penyalur daya enjin ke unit implemen merupakan bagian
yang vital dari mesin pemupuk dosis variabel. Sistem ini berfungsi mendistribusikan
daya enjin yang terletak di bagian depan mesin menuju unit penghasil udara bertekanan
yang terdapat pada implemen. Unit penghasil udara bertekanan, dalam hal ini blower,
membutuhkan daya untuk memutar bilah yang dapat mengumpulkan udara lingkungan
menuju saluran udara bertekanan. Sistem penyalur daya enjin terdiri dari empat
mekanisme yang berbeda. Mekanisme pertama didesain untuk menyalurkan daya
dengan arah paralel dari unit PTO traktor, mekanisme kedua menyalurkan daya dari dua
poros yang memiliki beda tinggi cukup besar, mekanisme ketiga berfungsi untuk
menggandakan kecepatan putar, dan yang terakhir berfungsi untuk menyalurkan daya
dari dua poros yang relatif sejajar. Penyaluran daya pada mekanisme pertama dapat
menggunakan komponen universal joint ataupun flexible clutch, kedua komponen
tersebut didesain untuk meneruskan gaya putar dengan arah paralel dan mengakomodasi
29
perbedaan ketinggian antara poros sumber putaran dengan poros tujuan. Namun,
komponen flexible clutch yang terdiri dari kumpulan kawat baja tidak dapat
menanggung torsi terlalu besar dan menghasilkan efek vibrasi akibat penggunaan kawat
baja yang fleksibel, oleh karena itu komponen penyalur daya akan menggunakan
universal joint yang secara umum banyak digunakan pada penyaluran daya pada alat
otomotif. Selanjutnya, komponen penyalur daya pada mekanisme kedua dapat
menggunakan sistem puli-sabuk ataupun sistem sproket-rantai. Kedua sistem yang akan
digunakan didesain untuk menyalurkan gaya putar pada dua poros sejajar yang memiliki
jarak diantaranya. Penggunaan sistem sproket-rantai dari sisi mekanik lebih cocok untuk
dipilih karena daya yang ditransmisikan relatif besar dengan putaran yang rendah,
namun kondisi kerja yang korosif dan selalu kontak dengan butiran pupuk dapat
menyebabkan timbulnya karat pada sistem sproket-rantai. Oleh karena itu, sistem puli-
sabuk dipilih karena material yang digunakan relatif lebih tahan karat yaitu: material
karet pada sabuk dan alumunium pada puli. Mekanisme ketiga memerlukan pengganda
putaran yang dapat diperoleh dari penggunaan gearbox. Gearbox yang sejatinya
berfungsi untuk mereduksi kecepatan putar digunakan untuk menggandakan putaran.
Untuk keperluan tersebut maka dibutuhkan gearbox yang menggunakan hubungan
pasangan gigi-roda agar dapat bekerja untuk mereduksi maupun menggandakan putaran.
Fungsi terakhir adalah fungsi navigasi. Komponen yang dipilih untuk sistem
pemandu berbasis satelit GPS adalah RTK-DGPS. Komponen ini merupakan varian
mutakhir dari sistem navigasi satelit dengan tingkat akurasi <10 cm. Alternatif lain
untuk sistem navigasi dapat menggunakan pemandu posisi lokal berbasis laser maupun
gelombang ultrasonik. Namun, kedua alternatif tersebut memiliki jangkauan yang
terbatas dan spesifik untuk lokasi tertentu sehingga perlu dilakukan kalibrasi ulang jika
mesin melakukan pemupukan di tempat yang berbeda. Keunggulan RTK-DGPS selain
memiliki akurasi yang tinggi, juga memiliki cakupan global sehingga dapat digunakan
di berbagai tempat di permukaan bumi. Oleh karena itu sistem navigasi dipercayakan
menggunakan komponen RTK-DGPS buatan Hemisphere.
Penilaian terhadap komponen-komponen yang akan digunakan untuk memenuhi
seluruh fungsi dari mesin pemupuk dosis variabel dilakukan secara menyeluruh.
Komponen yang memiliki fungsi relatif sama untuk memenuhi suatu fungsi yang
diperlukan digunakan sebagai komponen alternatif dan dilakukan penilaian dari
30
kelebihan serta kekurangan antar komponen tersebut. Hasil akhir proses perancangan
fungsional adalah desain mesin pemupuk dosis variabel prototipe II yang telah memiliki
seluruh fungsi yang dibutuhkan. Desain mesin pemupuk dosis variabel (Gambar 15)
merupakan prototipe dihasilkan dari proses perancangan.
Gambar 15 Mesin pemupuk dosis variabel
Komponen penyusun mesin pemupuk dosis variabel dapat dilihat pada Gambar
15. Gambar teknik komponen mesin disajikan pada Lampiran 1-23. Fungsi dari dari tiap
komponen yaitu, tiga titik gandeng berfungsi menghubungkan rangka blower dengan
rangka utama traktor, komponen ini dilengkapi dengan batang hidrolik sehingga seluruh
rangkaian mesin pemupuk dosis variabel dapat bergerak naik-turun. Selanjutnya itu,
komponen puli dan sabuk berfungsi mentransmisikan tenaga putar Power Take Off
(PTO) pada traktor menuju gearbox. Komponen gearbox digunakan untuk
meningkatkan kecepatan putar (rpm) PTO sebesar sepuluh kali lipat bagi pemenuhan
kebutuhan kecepatan putar blower sebesar 2800 rpm. Selanjutnya, blower digunakan
untuk menghasilkan aliran udara bertekanan guna menghembuskan butiran pupuk
menuju nozzle pupuk. Rangka blower berfungsi sebagai dudukan blower dan rangka
hopper. Rangka ini berfungsi untuk menahan keseluruhan beban yang ada pada mesin
pemupuk dosis variabel. Pada bagian lain, saluran udara bertekanan yang terpasang
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
Keterangan:
A. Tiga titik gandeng
B. Puli dan sabuk
C. Blower
D. Rangka blower
E. Saluran udara bertekanan
F. Saluran udara dan pupuk
G. Diffuser
H. Penjatah pupuk
I. Hopper
J. Rangka hopper
K. Dudukan GPS radio
31
pada rangka blower berfungsi untuk mengalirkan udara yang dihasilkan blower menuju
penjatah pupuk, sedangkan saluran udara dan pupuk berfungsi untuk menyalurkan
campuran udara bertekanan dan pupuk menuju diffuser. Akhir dari saluran udara dan
pupuk adalah diffuser pupuk yang berfungsi menyebar campuran udara bertekanan dan
pupuk. Dosis yang keluar dari diffuser dihasilkan oleh penjatah pupuk yang berfungsi
mengatur jumlah pupuk yang dikeluarkan sesuai dengan dosis yang ada pada peta
pemupukan. Sementara itu, hopper memiliki fungsi sebagai wadah pupuk selama mesin
beroperasi. Hopper berada dalam rangka hopper yang berfungsi sebagai dudukan dan
juga penyangga berat dari hopper dan pupuk. Selanjutnya, komponen dudukan GPS
radio transmitter berfungsi sebagai tempat menempelnya radio transmitter untuk
mengirim sinyal GPS menuju base station.
Rancangan Struktural
Keseluruhan komponen yang akan dan sudah dibuat telah memiliki perhitungan
dari segi desain, jumlah pembebanan, dan kemudahan manufaktur. Berikut ini
merupakan penjelasan rancangan struktural dari komponen-komponen tersebut.
Tiga Titik Gandeng
Tiga titik gandeng (Gambar 16) merupakan struktur yang menghubungkan
rangka traktor dengan implemen. Komponen ini terdiri dari lower link dan top link. Top
link terhubung ke hidrolik traktor untuk mengatur ketinggian implement terhadap tanah
sementara lower link merupakan batang penumpu berat implemen terhadap traktor.
Dimensi yang digunakan mengikuti dimensi titik gandeng yang digunakan transplanter
padi dengan perkuatan besi siku pada bagian bawahnya. Perkuatan ini diperlukan karena
massa implemen yang digunakan saat ini lebih besar dibandingkan implemen standar
yang biasa diusung oleh traktor.
Gambar 16 Tiga titik gandeng
Lower Link
Upper Link
32
Puli dan Sabuk
Rangkaian puli dan sabuk (Gambar 17) digunakan untuk mentransmisikan
tenaga putar PTO menuju gearbox. Puli yang dipakai berukuran 3 inci dengan
perbandingan 1:1.
Gambar 17 Rangkaian puli dan sabuk
Sementara itu, sabuk yang digunakan adalah sabuk-V ukuran A dengan jumlah
gang 2 buah untuk mengakomodasi kebutuhan torsi yang besar. Sabuk jenis ini dipilih
karena daya yang akan ditransmisikan untuk kebutuhan blower sebesar 0.75kW dengan
jumlah putaran 360 rpm. Selain itu, berdasarkan diagram pemilihan sabuk pada Gambar
18, besarnya daya dan jumlah putaran yang akan dipakai menunjukkan bahwa sabuk
ukuran A lebih tepat digunakan.
Gambar 18 Diagram pemilihan sabuk-V (Sularso, 2004)
Universal joint
Gear box
33
Kebutuhan torsi pada PTO dapat dihitung berdasarkan kebutuhan torsi pada
unit blower. Persamaan (17) digunakan untuk menghitung torsi yang dibutuhkan oleh
poros blower agar unit tersebut dapat berputar sebanyak ±3000 rpm.
(17)
Sehingga torsi yang dibutuhkan oleh blower adalah:
Torsi = 2.387 Nm,
Selanjutnya torsi yang harus tersedia pada PTO agar gearbox dapat menggandakan
putaran dengan rasio 1:10 adalah:
=> torsi PTO adalah 23.87 Nm
Jadi, untuk memutar blower pada kecepatan ±3000 RPM dibutuhkan torsi pada PTO
sebesar 23.87 Nm. Kebutuhan torsi ini harus dapat disediakan oleh enjin 8.5 HP yang
terpasang. Jika efisiensi penyaluran daya dari enjin ke PTO adalah 83%, maka torsi
yang tersedia pada PTO dari traktor yang digunakan adalah 6.972 HP atau 5.175 kW.
Daya sebesar ini dapat menghasilkan torsi:
Torsi= 137.27 Nm.
Nilai torsi yang tersedia jauh melebihi torsi yang dibutuhkan oleh PTO untuk
memutar blower. Hal ini mengindikasikan bahwa sistem puli dan sabuk yang terpasang
dapat digerakkan oleh PTO untuk menghasilkan putaran ±3000 RPM pada blower.
Blower
Blower digunakan untuk menghasilkan udara bertekanan. Kebutuhan debit
blower dihitung berdasarkan target debit udara pada masing-masing diffuser. Mengacu
pada percobaan yang dilakukan Setiawan (2001), debit yang dikeluarkan tiap diffuser
adalah 0.018 m3/s. Percobaan pendahuluan yang telah dilakukan memberi hasil
geometri optimal untuk pembagi tekanan adalah kerucut terpancung berlubang empat.
perilaku kehilangan kecepatan alir pada kerucut dengan percabangan 4 lubang dapat
dilihat pada Gambar 19.
34
Gambar 19 Hasil simulasi pembagi tekanan
Penurunan kecepatan yang terjadi sebesar 3 kali kecepatan semula, sehingga jika
pada saluran inlet percabangan fluida memiliki kecepatan 35 m/detik, maka pada
saluran outlet fluida tersebut akan berkecepatan 11 m/detik untuk masing-masing
lubang keluar. Hal ini juga dipengaruhi oleh diameter saluran yang dipakai, dengan
perbandingan 1:2.5 untuk diameter saluran outlet dan inlet maka penurunan kecepatan
sebesar 3 kali akan diperoleh. Pembuatan saluran udara bertekanan akan mengikuti hasil
percobaan yang telah dilakukan, untuk itu diameter saluran yang akan dipakai adalah 5
inci untuk saluran inlet dan 2 inci untuk saluran outlet. Kebutuhan debit 0.018 m3/detik
dapat diakomodasi oleh penyediaan debit sebesar ±0.3375 m3/detik sesuai dengan hasil
percobaan. Kebutuhan debit tersebut diharapkan dapat diperoleh dengan menggunakan
blower dengan spesifikasi: intermediate pressure blower tipe CZR-750W, blower ini
memiliki diameter output 100 mm, terbuat dari bahan alumunium untuk mengurangi
beban rangka, dan mampu mengeluarkan aliran udara sebesar 1170 CMH (1170 m3/jam
atau 0.325 m3/detik). Namun, komponen ini memerlukan modifikasi karena perbedaan
sumber tenaga yang digunakan. Pada awalnya, komponen ini menggunakan motor
listrik untuk memutar bilah kipas, namun sebagai implemen tambahan yang dipasang
pada traktor maka kebutuhan listrik bagi motor listrik sulit untuk dipenuhi. Untuk itu,
digunakan PTO untuk memutar bilah blower.
Rangka Blower dan Rangka Hopper
Komponen rangka blower merupakan struktur utama yang menopang blower,
rangka hopper, komponen hopper dan penjatah, serta saluran udara bertekanan. Rangka
blower dibuat dari besi hollow 30 x 20 x 2 mm dan dirangkai menggunakan metode
35
pengelasan. Sementara itu, rangka hopper dibuat menggunakan bahan stainless steel
hollow dengan ukuran yang sama. Kedua rangka yang memiliki bahan berbeda
disatukan menggunakan mur dan baut pada bagian atas rangka blower. Komponen
rangka blower dan hopper dapat dilihat pada Gambar 20.
Gambar 20 Rangka blower dan hopper
Pembuatan rangka memperhitungkan pusat massa beban (centroid) dan momen
yang terjadi pada tiap ujung titik gandeng. Pusat massa rangka dapat dilihat pada
Gambar 21. Simulasi penentuan titik pusat massa rangka dilakukan menggunakan
aplikasi inquiry pada autoCAD.
Gambar 21 Pusat massa rangka
Pusat Massa
Pusat Massa
Tampak Samping Tampak Depan
mm mm
36
Informasi letak pusat massa beban sangat diperlukan untuk perhitungan beban
lentur maksimal yang dapat dibebankan pada rangka. Rangka VRT terdiri dari dua
bahan yang berbeda, bagian atas yang menopang hopper terbuat dari stainless steel dan
memiliki volume 0.0062426268733 m3. Jika massa jenis stainless steel sebesar 7900
kg/m3 (Lefler, 2001) maka massa rangka bagian atas adalah 49.3 kg. Sementara itu
rangka blower yang terbuat dari bahan besi memiliki volume 0.002901513.1923 m3 dan
massa jenis 7850 kg/m3 (Seblin, 2004) akan bermassa 22.8 kg. Total massa rangka yang
dihasilkan adalah 69.5 kg. Rangka utama yang menahan keseluruhan beban terletak
pada rangka blower yang berhubungan dengan titik tumpu beban dan terdapat pada
ketiga titik gandeng dibagian depan rangka. Gambar 21 menunjukkan jarak titik
gandeng terhadap lokasi titik pusat massa pada arah vertikal. Nilai tersebut digunakan
untuk memperhitungkan besar momen yang terjadi pada titik gandeng dan beban lentur
maksimal yang harus ditopang oleh bahan rangka utama. Rangka utama terbuat dari
bahan baja karbon rectangular hollow berukuran 40 x 40 mm dengan tebal 3 mm.
Kekuatan lentur suatu bahan terhadap pembebanan dapat dihitung menggunakan
persamaan (18).
(18)
Dimana: σa = nilai kekuatan lentur bahan yang diperbolehkan (kgf/mm2)
M = momen yang terjadi pada tangkai (kgf mm)
c = titik tengah bahan (mm)
Im = Inersia bahan (mm4)
Perhitungan momen (M) dilakukan dengan mengalikan jarak titik gandeng dengan titik
pusat massa dengan besarnya gaya yang bekerja pada titik pusat massa tersebut.
Gambar 21 tampak samping memperlihatkan bahwa jarak titik pusat massa terhadap
titik gandeng sebesar 21 mm, sementara itu pada Gambar 21 tampak depan dapat
diketahui bahwa jarak titik pusat massa terhadap titik gandeng bawah kanan dan kiri
adalah sama, yaitu 143 mm sehingga momen yang terjadi akan saling menghilangkan
dengan catatan massa yang ada pada sebelah kanan dari titik pusat massa adalah identik
dengan massa yang ada pada sebelah kiri dari titik pusat massa. Oleh karena itu, momen
yang terjadi pada rangka utama terhadap titik gandeng dihitung menggunakan
persamaan (19):
(19)
37
Selanjutnya, nilai c yang merupakan titik tengah bahan dapat diketahui dengan
membagi dua nilai panjang atau lebar bahan, karena bahan yang dipakai adalah persegi
dengan ukuran 40 mm x 40 mm maka nilai c adalah 20 mm. Lebih jauh lagi, parameter
berikutnya yang dicari adalah Im atau momen inersia yang dipengaruhi oleh penampang
bahan. Menurut Steel Tube Institute of North America (2005), bahan besi karbon
berukuran 40 x 40 mm dan memiliki tebal 3 mm akan memiliki momen inersia sebesar
102392.931 mm4. Nilai-nilai yang diperoleh kemudian dimasukkan kedalam persamaan
(18) sehingga nilai kekuatan lentur yang diperoleh adalah 0.285 kgf/mm2. Nilai ini jauh
lebih kecil dibandingkan nilai kekuatan lentur yang diijinkan untuk bahan baja karbon,
yaitu 30 kgf/mm2. Sementara itu, perhitungan dengan beban penuh yang meliputi
hopper (@ 5 kgf), sistem penjatah pupuk (@ 1kgf), lengan diffuser (5 kgf), diffuser
(@0.5 kgf), blower (10 kgf), gearbox (25 kgf), saluran pupuk (2 kgf), saluran udara
bertekanan (±5 kgf) dan pupuk (@ 30 kgf) menghasilkan nilai kekuatan lentur sebesar
0.79 kgf/mm2. Perhitungan tersebut menyimpulkan bahwa nilai kekuatan lentur yang
terjadi masih jauh lebih kecil dibandingkan nilai kekuatan lentur yang diperbolehkan
pada rangka utama.
Saluran Udara Bertekanan
Pressurized air conduit atau saluran udara bertekanan dibuat dari selang spiral
premium dengan diameter 4” pada saluran keluar blower dan 2” pada bagian pencampur
pupuk dan diffuser (Gambar 22).
Gambar 22 Saluran udara bertekanan pada rangka
38
Selang spiral premium memiliki cincin yang terbuat dari plastik, sementara
bagian penghubungnya terbuat dari polimer yang lentur. Kombinasi ini diharapkan
dapat menyalurkan udara bertekanan dengan baik dan tetap memiliki elastisitas yang
dibutuhkan agar efektifitas penggunaan ruang pada rangka dapat tercapai. Perhitungan
kehilangan tekanan pada saluran perlu dilakukan untuk mengetahui efektifitas
penyaluran udara. Kehilangan tekanan pada saluran terdiri dari dua jenis losses, yaitu
major headloss dan minor headloss. Major headloss merupakan kehilangan tekanan
yang diakibatkan oleh gesekan sepanjang permukaan saluran sementara minor headloss
merupakan kehilangan tekanan akibat belokan, percabangan maupun terdapatnya katup.
Perhitungan kehilangan tekanan dilakukan menurut persamaan (20).
(20)
Persamaan 15 merupakan persamaan Darcy-Weisbach untuk kehilangan tekanan akibat
gesekan.
Dimana: hf = kehilangan tekanan akibat gesekan (m)
λ = koefisien friksi
L = panjang pipa (m)
D = diameter pipa (m)
v = kecepatan alir fluida (m/s)
g = percepatan gravitasi (9.81 m/s2)
sementara itu, kehilangan tekanan akibat belokan dan percabangan telah diketahui
nilainya mengikuti Tabel 5.
Tabel 5. Kehilangan tekanan akibat belokan dan percabangan dalam satuan feet
(HyperGEAR, 2007)
Perhitungan kehilangan tekanan dilakukan pada tiga bagian saluran udara.
Bagian-bagian tersebut dapat dilihat pada Gambar 23. Bagian 1 terbuat dari selang 4”,
sementara bagian 2 terbuat dari pipa 2” dan bagian 3 terbuat dari pipa 1.5”. Debit aliran
1/2" 3/4" 1" 1 1/4" 1 1/2" 2" 2 1/2" 3" 4" 6"
Tee (thru flow) 1 1.4 1.7 2.3 2.7 4 4.9 6.1 7.9 12.3
Tee (branch flow) 3.8 4.9 6 7.3 8.4 12 14.7 16.4 22 32.7
90° ELL 1.5 2 2.5 3.8 4 5.7 6.9 7.9 11.4 16.7
45° ELL 0.8 1.1 1.4 1.8 2.1 2.6 3.1 4 5.1 8
ItemPipe Size
39
udara yang ditargetkan pada diffuser sebesar 0.018 m3/detik mengacu pada percobaan
yang dilakukan oleh Setiawan (2001).
Gambar 23 Pembagian saluran udara bertekanan
Penjatah Pupuk
Penjatah pupuk (Gambar 24) terbuat dari bahan akrilik 5 mm yang ditempel
sebanyak 4 lembar sehingga lebar penjatah menjadi 20 mm dengan 6 alur pupuk. Setiap
unit variable rate granular fertilizer applicator memiliki dua buah penjatah yang tidak
dipasang segaris tetapi bergeser sekitar setengah dari sudut rotor sehingga memiliki fase
tunda sekitar 30o. Hal ini bertujuan untuk mengurangi puncak torsi dari motor dan
fluktuasi keluaran pupuk ketika kedua rotor dioperasikan bersamaan. Dengan dimensi
rotor ini diperoleh volume teoritis sebesar 26.52 cm3/rotasi untuk satu rotor (Azis 2011).
Gambar 24 Dimensi dan ukuran rotor (Azis, 2011)
Bagian 1 Bagian 2
Bagian 3
40
Hopper
Hopper terbuat dari bahan akrilik dengan tebal 5 mm, akrilik merupakan bahan
yang kuat dan tahan karat sehingga cocok digunakan untuk pupuk yang relatif bersifat
korosif. Desain hopper didasarkan pada sudut curah pupuk yang digunakan agar pupuk
dapat meluncur. Pupuk yang akan digunakan yaitu urea, NPK, dan SP-36 dengan sudut
curah 31o – 35
o sehingga sudut kemiringan hopper dirancang sekitar 45
o. Bagian bawah
hopper dilengkapi oleh rumah penjatah pupuk yang tersambung dengan pipa
penghembus pupuk. Komponen hopper memiliki kapasitas 30 kg dan merupakan bagian
yang memiliki bobot paling tinggi saat diisi oleh pupuk. Gambar rancangan dan dimensi
hopper disajikan pada Gambar 25.
Gambar 25 Dimensi dan ukuran hopper (Azis 2011)