4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak...

35
34 Universitas Kristen Petra 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan assessment ini dituangkan dalam bentuk sebuah tabel isian yang dibuat secara sederhana sehingga mudah untuk diisi dan dipahami oleh pengguna untuk mengetahui pentahapan yang sedang terjadi di proyeknya. Bentuk tabel yang diusulkan adalah berupa pembagian sub kriteria pemborosan pada sumbu X dan pentahapan kedewasaan pada sumbu Y. Tabel ini diisi dengan menggunakan tanda centang (√) pada setiap kolom yang tersedia, lalu setelah kesemuanya diisi maka hasil isian tersebut dijumlahkan ke bawah sesuai dengan kategori pemborosan yang bersangkutan. Dari hasil isian ini, akan dibuatkan suatu diagram radar / diagram laba-laba untuk membantu pengamatan secara visual tentang di mana dan bagaimana kondisi proyek saat penilaian ini dilakukan. 4.1 Sub kriteria pemborosan Dari sumber-sumber referensi mengenai pemborosan dan non value-added activity didapat beberapa manifestasi atau bentuk-bentuk nyata dari pemborosan yang terjadi di dunia konstruksi. Penelitian-penelitian sebelumnya membedakan bentuk-bentuk pemborosan yang terjadi sesuai dengan tujuan penelitian mereka masing-masing. Dalam penelitian ini, bentuk-bentuk pemborosan tersebut ditulis ulang dan dikelompokkan sesuai dengan kategori dalam pemborosan “eight waste

Transcript of 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak...

Page 1: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

34 Universitas Kristen Petra

4 PEMBUATAN MODEL

Pembuatan assessment ini dituangkan dalam bentuk sebuah tabel isian

yang dibuat secara sederhana sehingga mudah untuk diisi dan dipahami oleh

pengguna untuk mengetahui pentahapan yang sedang terjadi di proyeknya.

Bentuk tabel yang diusulkan adalah berupa pembagian sub kriteria

pemborosan pada sumbu X dan pentahapan kedewasaan pada sumbu Y. Tabel ini

diisi dengan menggunakan tanda centang (√) pada setiap kolom yang tersedia, lalu

setelah kesemuanya diisi maka hasil isian tersebut dijumlahkan ke bawah sesuai

dengan kategori pemborosan yang bersangkutan. Dari hasil isian ini, akan

dibuatkan suatu diagram radar / diagram laba-laba untuk membantu pengamatan

secara visual tentang di mana dan bagaimana kondisi proyek saat penilaian ini

dilakukan.

4.1 Sub kriteria pemborosan

Dari sumber-sumber referensi mengenai pemborosan dan non value-added

activity didapat beberapa manifestasi atau bentuk-bentuk nyata dari pemborosan

yang terjadi di dunia konstruksi. Penelitian-penelitian sebelumnya membedakan

bentuk-bentuk pemborosan yang terjadi sesuai dengan tujuan penelitian mereka

masing-masing. Dalam penelitian ini, bentuk-bentuk pemborosan tersebut ditulis

ulang dan dikelompokkan sesuai dengan kategori dalam pemborosan “eight waste”

Page 2: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

35 Universitas Kristen Petra

Pemborosan transportasi

Tabel 4.1 Sub kriteria pemborosan transportasi

Transportasi

Nama sub kriteria Referensi

Transportasi yang tidak perlu dari peralatan dan perkakas kerja

Domingo (2003)

Transportasi yang tidak perlu dari material

Domingo (2003)

Abilla (2010)

Transportasi dokumen dan informasi yang tidak perlu

Rashid and Heravi (2012)

Transportasi yang tidak perlu dari peralatan dan perkakas kerja dianggap

sebagai pemborosan karena diperlukan waktu, biaya dan tenaga untuk

memindahkan peralatan dan perkakas kerja dari satu lokasi ke lokasi lainnya namun

tidak memberi nilai tambah / value. Contohnya:

Mesin molen yang harus dipindah ke ruangan lain karena keberadaaannya

mengganggu lalu lintas pekerja

Penggunaan rute memutar untuk mengirimkan beton readymix karena terkena

jam kota

Transportasi yang tidak perlu dari material dianggap sebagai pemborosan

karena diperlukan waktu, biaya dan tenaga untuk memindahkan material dari satu

lokasi ke lokasi lainnya namun tidak memberi nilai tambah / value dan rawan

terjadinya kerusakan / kehilangan material. Contohnya:

Pasir yang datang tidak diturunkan di dalam area kerja, namun ditaruh didepan

proyek sehingga mengganggu lalu-lintas. Berikutnya para pekerja harus

melangsir lagi pasir tersebut kedalam proyek supaya tidak mengganggu lalu-

lintas.

Tumpukan bata di dalam area proyek yang harus dipindah karena mengganggu

akses jalan tukang

Page 3: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

36 Universitas Kristen Petra

Tranportasi dokumen dan informasi yang tidak perlu adalah suatu pemborosan

karena distribusi dokumen dan informasi ini memerlukan usaha dan waktu,

sementara pengiriman kepada pihak yang salah tidak akan menambah nilai bagi

proyek. Contohnya:

Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik

Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak

subkontraktor

Pemborosan inventaris

Tabel 4.2 Sub kriteria pemborosan inventaris

Inventaris Nama sub kriteria Referensi

Material yang sudah tidak diperlukan di lokasi proyek

Khanh and Kim (2015)

Alwi et al. (2002b)

Inventaris barang mentah dan supply yang berlebihan

Domingo (2003)

Penempatan peralatan dan perkakas yang berlebihan atau tidak perlu

Khanh and Kim (2015)

Material yang sudah tidak diperlukan di lokasi proyek dianggap sebagai

pemborosan karena keberadaan material tersebut tidak memberi nilai tambah

hingga akhir proyek namun malah menghabiskan tempat untuk kerja dan

menyimpan material lainnya. Contohnya:

Kelebihan dan sisa-sisa material bekisting seperti papan dan balok yang ditaruh

di lokasi site

Kelebihan dan sisa-sisa potongan WF dan plat baja yang tidak segera

dikeluarkan dari site

Inventaris barang mentah dan supply yang berlebihan dianggap sebagai

pemborosan karena kelebihan material tersebut tidak memberi nilai tambah hingga

akhir proyek namun malah menghabiskan tempat untuk kerja dan menyimpan

material lainnya. Contohnya:

Page 4: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

37 Universitas Kristen Petra

Stock pasir di lapangan yang menggunung hingga menyulitkan akses lalu-

lalang pekerja

Stock kayu balok untuk kuda-kuda dan bekisting yang menumpuk sehingga

menyulitkan penerimaan barang lain

Penempatan peralatan dan perkakas yang berlebihan atau tidak perlu

dianggap sebagai pemborosan karena kelebihan peralatan tersebut tidak memberi

nilai tambah hingga akhir proyek namun malah menghabiskan tempat untuk kerja

dan menyimpan material lainnya. Contohnya:

Mesin Bar cutter dan bar bender yang masih disimpan di proyek meski

pekerjaan besi sudah selesai

Mesin gerinda tangan yang didatangkan lebih banyak dari kebutuhan, malah

rawan mengakibatkan pencurian dan kehilangan di proyek

Pemborosan pergerakan

Tabel 4.3 Sub kriteria pemborosan pergerakan

Pergerakan Nama sub kriteria Referensi

Mencari solusi dan jawaban dari beragam alat komunikasi seperti telpon, SMS, email, website, dsb.

Lafever (2010)

Pergerakan dari pekerja yang tidak perlu.

Domingo (2003)

Abilla (2010)

Terbatasnya tempat kerja Rashid and Heravi (2012)

Mencari solusi dan jawaban dari beragam alat komunikasi seperti telpon,

SMS, email, website, dsb hubungannya adalah dengan sistem kearsipan dan

administrasi. Aktivitas ini apabila berlebihan akan dianggap sebagai pemborosan

karena menghabiskan waktu yang tidak sedikit untuk memperoleh dan

mengolahnya. Contohnya:

Mencari instruksi kerja lapangan yang telah dikirimkan oleh pihak wakil

pemilik karena tidak terarsip dengan baik

Page 5: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

38 Universitas Kristen Petra

Mencari dokumen pendukung untuk pengajuan pekerjaan tambah yang tidak

diarsipkan sebelumnya

Pergerakan atau perpindahan dari pekerja yang tidak perlu dianggap

sebagai pemborosan karena pergerakan ini menghabiskan waktu dan tenaga

sementara tidak memberi nilai tambah. Contohnya:

Pekerja yang mondar-mandir mencari alat & perkakas

Pekerja yang diundang ke proyek namun terpaksa dipulangkan dari lokasi

proyek karena lokasi site yang belum siap dikerjakan, entah karena keputusan

belum turun ataupun material dan alat kerja belum tiba di lokasi proyek

Terbatasnya tempat kerja dianggap sebagai pemborosan karena dengan

tempat kerja yang lebih sedikit dari yang diperlukan, banyak pekerja yang harus

mondar-mandir mencari, menggunakan dan mengorganisir alat kerja dan material.

Contohnya:

Tempat fabrikasi besi yang terlalu kecil, sehingga lebih banyak mondar-mandir

memindah besi daripada bekerjanya

Tempat pemotongan keramik yang hanya diluar site saja sehingga pekerja harus

mondar-mandir naik turun tangga untuk memotong dan memasang keramik

Pemborosan menunggu

Tabel 4.4 Sub kriteria pemborosan menunggu

Menunggu Nama sub kriteria Referensi

Menunggu Material Alwi et al. (2002b)

Menunggu kedatangan peralatan dan perkakas

Alwi et al. (2002b)

Domingo (2003)

Khanh and Kim (2015)

Menunggu perbaikan alat kerja Alwi et al. (2002b)

Menunggu pekerja tiba Alwi et al. (2002b)

Domingo (2003)

Khanh and Kim (2015)

Menunggu informasi dan keputusan

Abilla (2010)

Alwi et al. (2002b)

Page 6: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

39 Universitas Kristen Petra

Menunggu Material dianggap sebagai pemborosan karena pada jeda waktu

menunggu tersebut, tukang, pekerja, staff dan peralatan sewa akan menganggur dan

menghabiskan biaya. Contohnya:

Pekerjaan plesteran tidak dapat dilanjutkan karena material semen habis dan

masih belum datang

Pekerjaan bekisting tidak dapat dilanjutkan karena scaffolding untuk perancah

masih belum datang

Menunggu kedatangan peralatan dan perkakas dianggap sebagai

pemborosan karena sebelum peralatan kerja dan perkakas tiba, tukang, pekerja,

staff dan material akan menganggur dan menghabiskan biaya. Contohnya:

Pekerjaan pembongkaran tidak dapat dilanjutkan karena alat drill beton masih

belum datang

Pekerjaan pemasangan rangka plafond tidak dapat dimulai karena ramset untuk

menembak rangka belum tiba di lapangan

Menunggu perbaikan alat kerja dianggap sebagai pemborosan karena

sebelum peralatan kerja dan perkakas dapat digunakan, tukang, pekerja, staff dan

material akan menganggur dan menghabiskan biaya. Contohnya:

Pekerjaan galian yang terpaksa berhenti karena mesin excavator mengalami

masalah mesin

Pekerjaan pengecoran yang terpaksa dihentikan karena mesin concrete pump

mengalami masalah

Menunggu pekerja tiba dianggap sebagai pemborosan karena pada jeda

waktu menunggu tersebut, material, peralatan kerja, dan staff akan menganggur dan

menghabiskan biaya. Contohnya:

Karena sebagian pekerja belum tiba dari desa, maka kemajuan di lapangan

terlambat sehingga staff pengawas menanggur

Pekerjaan plafond mundur dari jadwal karena team pemasangan rangka plafond

masih belum tiba dari proyek lain di luar pulau

Page 7: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

40 Universitas Kristen Petra

Menunggu informasi dan keputusan dianggap sebagai pemborosan karena

pada jeda waktu menunggu tersebut, material, peralatan kerja, tukang dan staff akan

menganggur dan menghabiskan biaya. Contohnya:

Pekerjaan pemasangan keramik yang tidak dapat dimulai karena masih belum

ada keputusan pola keramik dari pihak pemilik

Pekerjaan pemasangan pintu & jendela yang tertunda karena masih menunggu

keputusan jenis aksesoris pintu & jendela yang akan dipakai

Pemborosan produksi berlebih

Tabel 4.5 Sub kriteria pemborosan produksi berlebih

Produksi berlebih Nama sub kriteria Referensi

Memproduksi lebih banyak dari yang dibutuhkan

Domingo (2003)

Memproduksi lebih cepat dari yang dijadwalkan

Domingo (2003)

Kekerapan perubahan desain Rashid and Heravi (2012)

Memproduksi lebih banyak dari yang dibutuhkan dianggap sebagai

pemborosan karena sampai akhir proyek tetap tidak memberikan suatu nilai

tambah, melainkan malah menghabiskan waktu, biaya dan tenaga untuk

memproduksinya. Contohnya:

Produksi list plafond lebih banyak dari kebutuhan sehingga list plafond tersebut

tidak terpakai, menumpuk dan rusak

Produksi pengelasan dan pemotongan keramik untuk ujung-ujung lebih banyak

dari kebutuhan sehingga tidak bisa dipakai dan harus dibuang

Memproduksi lebih cepat dari yang dijadwalkan dianggap sebagai

pemborosan karena penggunaan waktu, tenaga dan biaya dapat dialokasikan ke

pengerjaan yang lebih tepat sasaran dan efektif. Contohnya:

Membuat gambar pelaksanaan (workshop drawing) untuk seluruh pekerjaan

struktur dan arsitektur diawal, yang mana semuanya akan sia-sia jika ada sedikit

perubahan di lapangan

Page 8: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

41 Universitas Kristen Petra

Membuat kusen kayu, daun pintu dan daun jendela di awal proyek, yang mana

akan menghabiskan tempat penyimpanan dan rawan terbentur sehingga

hasilnya cacat.

Kekerapan perubahan desain dianggap sebagai pemborosan karena

menyebabkan desain, material dan proyek yang sudah dikerjakan menjadi tidak

dapat digunakan seperti tujuan awalnya. Contohnya:

Keputusan untuk menambah jumlah ruangan setelah pekerjaan struktur selesai

Keputusan untuk merubah letak pintu dan jendela setelah pekerjaan dinding selesai.

Pemborosan pengolahan berlebih

Tabel 4.6 Sub kriteria pemborosan pengolahan berlebih

Pengolahan Berlebih Nama sub kriteria Referensi

Alat kerja yang tidak sesuai Alwi et al. (2002b)

Peralatan sering rusak Alwi et al. (2002b)

Pemeriksaan dan pemantauan yang berlebihan

Rashid and Heravi (2012)

Prosedur kerja dan protokol yang tidak perlu

Khanh and Kim (2015)

Alat kerja yang tidak sesuai dianggap sebagai pemborosan karena pekerjaan

yang dilakukan dengan peralatan yang tidak memadai akan memakan waktu lebih

lama dan menghabiskan tenaga yang lebih banyak Contohnya:

Memindahkan material pasir dan bata menggunakan tangan, pemborosan waktu

jika dibandingkan dengan menggunakan gerobak dorong

Pemotongan keramik menggunakan gerinda bukannya alat khusus potong

keramik sehingga hasil yang diperoleh lebih kasar dan waktunya lebih lama.

Peralatan sering rusak dianggap sebagai pemborosan karena penggunaan

peralatan yang tidak andal akan memakan waktu lebih lama dan menghabiskan

tenaga yang lebih banyak. Contohnya:

Page 9: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

42 Universitas Kristen Petra

Penggunaan tower crane yang sering macet, waktu rusaknya tidak dapat diduga

sebelumnya sehingga apabila rusak, pekerjaan yang membutuhkan bantuan

tower crane jadi tertunda

Penggunaan mesin gerinda dan mesin bor yang mudah rusak, memakan lebih

banyak waktu untuk pemeliharaan dibandingkan dengan mesin bor yang tahan

lama

Pemeriksaan dan pemantauan yang berlebihan dianggap sebagai

pemborosan karena akan menghabiskan tenaga lebih banyak dan memakan waktu

lebih banyak. Contohnya:

Pemeriksaan batas-batas lahan dan as bangunan yang dilakukan setiap pagi dan

sore.

Pemantauan dan pemeriksaan pengerjaan pasangan keramik setiap selesai

pengerjaan satu baris.

Prosedur kerja dan protokol yang tidak perlu dianggap sebagai pemborosan

karena menambah daftar proses pekerjaan yang harus dilakukan. Contohnya:

Keharusan untuk melaporkan jadwal pelaksanaan harian dan jadwal pencapaian

harian serta meminta persetujuan ke pihak pemilik sebelum memulai pekerjaan

hari berikutnya.

Keharusan untuk melaporkan dan meminta persetujuan kepada wakil direksi

untuk setiap keputusan yang dibuat oleh supervisor lapangan

Pemborosan cacat produksi

Tabel 4.7 Sub kriteria pemborosan cacat produksi

Cacat produksi Nama sub kriteria Referensi

Kerusakan pada pekerjaan yang telah selesai

Domingo, R. T. (2003).

Koreksi dan pengerjaan ulang dalam konstruksi karena ketidaksesuaian dengan desain.

Rashid and Heravi (2012)

Material rusak/menurun kualitasnya pada waktu pengerjaan konstruksi

Khanh and Kim (2015)

Page 10: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

43 Universitas Kristen Petra

Kerusakan pada pekerjaan yang telah selesai dianggap sebagai pemborosan

karena pekerjaan yang telah selesai tersebut harus diulangi lagi sehingga menambah

biaya, waktu dan tenaga yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang yang sama.

Contohnya:

Kesalahan pemasangan keramik yang tidak sesuai dengan denah pola lantai

Kesalahan pemasangan lebar drop ceiling dan ketinggian drop ceiling plafond

yang tidak sesuai dengan gambar detail rencana plafond

Koreksi dan pengerjaan ulang dalam konstruksi karena ketidaksesuaian

dengan desain adalah suatu pemborosan karena pekerjaan tersebut akan harus

diulangi lagi yang pada akhirnya akan menambah biaya, waktu dan tenaga.

Contohnya:

Pembuatan shaft / lubang lift yang kurang diawasi sehingga dimensinya tidak

sesuai dengan desain, mengakibatkan perlu adanya pengerjaan ulang untuk

menyesuaikan mesin lift dengan lubangnya.

Pelaksanaan pekerjaan pembuatan anak tangga yang tidak sesuai desain,

akibatnya dimensi dan jumlahnya berbeda dari desain rencana sehingga harus

diulang

Material rusak/menurun kualitasnya pada waktu pengerjaan konstruksi

dianggap sebagai pemborosan karena dibutuhkan pembelian atau pengadaan ulang

material untuk memperoleh material yang sama. Contohnya:

Penyimpanan semen yang asal-asalan sehingga pada waktu mau dikerjakan,

semen sudah membatu dan tidak bisa dipakai lagi

Penyimpanan pipa air panas Poly Propylene yang tidak semestinya sehingga

pada waktu mau dikerjakan, pipanya sudah tidak lentur lagi.

Page 11: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

44 Universitas Kristen Petra

Pemborosan ketidak sesuaian keahlian

Tabel 4.8 Sub kriteria pemborosan ketidak sesuaian keahlian

Ketidak sesuaian keahlian

Nama sub kriteria Referensi

Kurangnya / rendahnya keterlibatan pekerja selama proses konstruksi

Lafever (2010)

Kurangnya / rendahnya pelatihan untuk pekerja

Lafever (2010)

Pekerja yang lambat atau tidak efektif

(Alwi et al. (2002b))

Kurangnya / rendahnya keterlibatan pekerja selama proses konstruksi

dianggap sebagai pemborosan karena banyak potensi dari pekerja yang tidak

dimanfaatkan untuk memperoleh hasil yang optimal. Contohnya:

Tidak berjalannya rapat koordinasi mingguan sehingga proses komunikasi

hanya berjalan satu arah saja

Pendapat pekerja dan supervisor yang tidak didengarkan sehingga adanya

permasalahan di lapangan tidak dapat diketahui lebih awal

Kurangnya / rendahnya pelatihan untuk pekerja dianggap sebagai

pemborosan karena memperkerjakan tenaga yang kurang mandapat pelatihan akan

mengakibatkan lebih banyak biaya, waktu dan tenaga yang terbuang untuk

mendapatkan hasil yang sama. Contohnya:

Pekerja tidak mendapatkan briefing di awal proyek maupun sebelum pengerjaan

sehingga pengerjaannya tidak seragam antara pekerja yang satu dengan pekerja

yang lain

Supervisor tidak mendapat pelatihan sehingga fungsi pengawasan tidak berjalan

dengan baik

Pekerja yang lambat atau tidak efektif dianggap sebagai pemborosan

karena memperkerjakan tenaga yang lambat akan mengakibatkan lebih banyak

biaya, waktu dan tenaga yang terbuang untuk mendapatkan hasil yang sama.

Contohnya:

Page 12: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

45 Universitas Kristen Petra

Supervisor yang lambat dalam memberi instruksi kepada pekerja, sehingga

pekerja banyak nganggurnya.

Pekerja yang kurang bersemangat dan aktif dalam bekerja sehingga hasilnya

lebih sedikit dari pekerja lainnya

4.2 Sub pentahapan maturity model

Pada tabel assessment ini, sub pentahapan maturity model diletakkan pada

sumbu Y, mulai dari persyaratan pentahapan paling sederhana disisi kiri hingga

persyaratan pentahapan yang paling dewasa di sisi kanan. Dalam assessment ini,

yang ditulis adalah persyaratan untuk naik ke tahapan berikutnya. Sub pentahapan

yang diusulkan dalam thesis ini mengacu pada penelitian sebelumnya Secara lebih

lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut

Page 13: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

46 Universitas Kristen Petra

Tabel 4.9 Klasifikasi pentahapan

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5

CMMI & Six Sigma

Prosedur telah terdokumen-tasi

Prosedur telah terstandar-isasi

Kendali proses

Perbaikan berkelanjutan

OPM3 1. Definisi Kebutuhan Bisnis

1. Definisi Kebutuhan Bisnis

1. Definisi Kebutuhan Bisnis

1. Definisi Kebutuhan Bisnis

2. Definisi kebutuhan teknikal

2. Definisi kebutuhan teknikal

2. Definisi kebutuhan teknikal

2. Definisi kebutuhan teknikal

3. Identifikasi kemajuan pekerjaan

3. Identifikasi kemajuan pekerjaan

3. Identifikasi kemajuan pekerjaan

3. Identifikasi kemajuan pekerjaan

4. Definisi lingkup pekerjaan

4. Definisi lingkup pekerjaan

4. Definisi lingkup pekerjaan

4. Definisi lingkup pekerjaan

5. Struktur rincian kerja

5. Struktur rincian kerja

5. Struktur rincian kerja

5. Struktur rincian kerja

6. Pengendalian perubahan lingkup pekerjaan

6. Pengendalian perubahan lingkup pekerjaan

6. Pengendalian perubahan lingkup pekerjaan

6. Pengendalian perubahan lingkup pekerjaan

CMMI Assessment

Manajemen proyek sederhana

Standarisasi proses

Pengukuran dan pengawasan proses

Perbaikan proses yang berkelanjutan

Usulan Pentahapan

ini

Prosedur yang Situasional

Prosedur telah terdokumen-tasi

Prosedur telah terstandar-isasi

Pengukuran dan

pengawasan proses

Proses perbaikan

yang berkelan-

jutan

Secara lebih jelas dapat ditulis bahwa prosedur telah terdokumentasi adalah

persyaratan untuk naik ke level 2, . Prosedur telah terdokumentasi yang dimaksud

di sini adalah penggunaan prosedur secara tertulis, yang diurutkan, ditata dan

didokumentasikan secara rapi. Prosedur telah terstandarisasi untuk naik ke level 3,

prosedur telah terstandarisasi yang dimaksud di sini adalah penggunaan prosedur

yang diurutkan, ditata dan didokumentasikan secara rapi, berdasarkan standar-

standar yang berlaku umum seperti ISO, ANSI, ASTM serta pengawasan dari

pelaksanaan standar tersebut di lapangan, pengukuran dan pengawasan prosedur

secara kuantitatif untuk naik ke level 4, . Pengukuran dan pengawasan prosedur

secara kuantitatif yang dimaksud di sini adalah pengawasan keseluruhan prosedur

Page 14: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

47 Universitas Kristen Petra

yang berjalan di level 3 secara rapi dan tercatat, selalu dibandingkan terhadap data-

data historis sebelumnya dan data-data pelengkap lainnya serta penggunaan data-

data tersebut sebagai dasar pengambilan keputusan berikutnya. Proses perbaikan

yang berkelanjutan untuk naik ke level 5, peningkatan kemampuan di sini adalah

pelaksanaan keseluruhan proses di level 4 dan adanya usaha untuk mencari cara

atau proses yang lebih baik lagi. Secara lebih jelas, definisi tersebut dapat dilihat

pada Tabel 4.10 berikut

Tabel 4.10 Definisi persyaratan pentahapan

No. Pentahapan Definisi 5 Proses perbaikan yang

berkelanjutan Pelaksanaan keseluruhan proses di level 4 dan adanya usaha untuk mencari cara atau proses yang lebih baik lagi.

4 Pengukuran dan pengawasan secara kuantitatif

Pengawasan keseluruhan prosedur yang berjalan di level 3 secara rapi dan tercatat, selalu dibandingkan terhadap data-data historis sebelumnya dan data-data pelengkap lainnya serta penggunaan data-data tersebut sebagai dasar pengambilan keputusan berikutnya

3 Prosedur telah terstandarisasi

Penggunaan prosedur yang didokumentasikan diurutkan, dan ditata secara rapi, berdasarkan standar-standar yang berlaku umum seperti ISO, ANSI, ASTM serta pengawasan dari pelaksanaan standar tersebut di lapangan

2 Prosedur telah terdokumentasi

Penggunaan prosedur secara tertulis, yang diurutkan, ditata dan didokumentasikan secara rapi

1 Prosedur yang situasional

Prosedur dibuat oleh masing-masing pengawas atau pimpinan di lapangan saja, tanpa berdasarkan pengarahan atau aturan dari kantor pusat

4.3 Tabel assessment

Setelah sub kriteria pemborosan dan klasifikasi pentahapan didefinisikan,

berikutnya adalah merumuskan dua variabel tersebut kedalam satu tabel. Tabel ini

dibuat secara terpisah untuk masing-masing pemborosan yang terjadi. Tujuannya

adalah agar pengguna dapat berfokus pada satu pemborosan yang hendak dikurangi.

Cara pengisian tabel ini dengan menggunakan tanda centang pada masing-masing

pentahapan, lalu tanda centang tersebut diambil nilai terrendahnya untuk

mengetahui berada pada pentahapan manakah hasil isian pengguna tersebut.

Page 15: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

48 U

niv

ers

itas

Kris

ten

Pe

tra

Tabel 4.11 Model penilaian pemborosan transportasi

Pemborosan transportasi Prosedur yang

situasional Prosedur telah terdokumentasi

Prosedur telah terstandarisasi

Pengukuran dan

pengawasan proses

Proses perbaikan yang berkelanjutan

1 2 3 4 5

Transportasi yang tidak perlu dari peralatan dan perkakas kerja

Transportasi yang tidak perlu dari material

Transportasi dokumen dan informasi yang tidak perlu

Tabel 4.12 Model penilaian pemborosan inventaris

Pemborosan inventaris Prosedur yang

situasional Prosedur telah terdokumentasi

Prosedur telah terstandarisasi

Pengukuran dan

pengawasan proses

Proses perbaikan yang berkelanjutan

1 2 3 4 5

Material tidak diperlukan di lokasi proyek

Inventaris barang mentah dan supply yang berlebihan

Penempatan peralatan dan perkakas yang berlebihan atau tidak perlu

Page 16: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

49 U

niv

ers

itas

Kris

ten

Pe

tra

Tabel 4.13 Model penilaian pemborosan pergerakan

Pemborosan pergerakan Prosedur yang

situasional Prosedur telah terdokumentasi

Prosedur telah terstandarisasi

Pengukuran dan

pengawasan proses

Proses perbaikan yang berkelanjutan

1 2 3 4 5

Mencari solusi dan jawaban dari beragam alat komunikasi seperti telpon, SMS, email, website, dsb.

Pergerakan dari pekerja yang tidak perlu.

Terbatasnya tempat kerja

Tabel 4.14 Model penilaian pemborosan menunggu

Pemborosan menunggu Prosedur yang

situasional Prosedur telah terdokumentasi

Prosedur telah terstandarisasi

Pengukuran dan

pengawasan proses

Proses perbaikan yang berkelanjutan

1 2 3 4 5

Menunggu Material

Menunggu kedatangan peralatan dan perkakas

Menunggu perbaikan alat kerja

Menunggu pekerja tiba

Menunggu informasi dan keputusan

Page 17: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

50 U

niv

ers

itas

Kris

ten

Pe

tra

Tabel 4.15 Model penilaian pemborosan produksi berlebihan

Pemborosan produksi berlebihan Prosedur yang

situasional Prosedur telah terdokumentasi

Prosedur telah terstandarisasi

Pengukuran dan

pengawasan proses

Proses perbaikan yang berkelanjutan

1 2 3 4 5

Memproduksi lebih banyak dari yang dibutuhkan

Memproduksi lebih cepat dari yang dijadwalkan

Kekerapan perubahan desain

Tabel 4.16 Model penilaian pemborosan pengolahan berlebihan

Pemborosan pengolahan berlebihan

Prosedur yang situasional

Prosedur telah terdokumentasi

Prosedur telah terstandarisasi

Pengukuran dan

pengawasan proses

Proses perbaikan yang berkelanjutan

1 2 3 4 5

Alat kerja yang tidak sesuai

Peralatan sering rusak

Pemeriksaan dan pemantauan yang berlebihan

Prosedur kerja dan protokol yang tidak perlu

Page 18: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

51 U

niv

ers

itas

Kris

ten

Pe

tra

Tabel 4.17 Model penilaian pemborosan cacat produksi

Pemborosan cacat produksi Prosedur yang

situasional Prosedur telah terdokumentasi

Prosedur telah terstandarisasi

Pengukuran dan

pengawasan proses

Proses perbaikan yang berkelanjutan

1 2 3 4 5

Kerusakan pada pekerjaan yang telah selesai

Koreksi dan pengerjaan ulang dalam konstruksi karena ketidaksesuaian dengan desain.

Material rusak/menurun kualitasnya pada waktu pengerjaan konstruksi

Tabel 4.18 Model penilaian pemborosan ketidak sesuaian keahlian

Pemborosan ketidak sesuaian keahlian

Prosedur yang situasional

Prosedur telah terdokumentasi

Prosedur telah terstandarisasi

Pengukuran dan

pengawasan proses

Proses perbaikan yang berkelanjutan

1 2 3 4 5

Kurangnya / rendahnya keterlibatan pekerja selama proses konstruksi

Kurangnya / rendahnya pelatihan untuk pekerja

Pekerja yang lambat atau tidak efektif

Page 19: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

52 Universitas Kristen Petra

4.4 Diagram laba-laba (radar chart)

Diagram laba-laba atau radar chart adalah suatu diagram yang bentuknya

menyerupai jaring laba-laba, dengan tiap sudut-sudutnya merepresentasikan sebuah

variabel. Panjang dari jaring laba-laba ini menunjukkan skala dari nilai variabel

tersebut. Dengan bentuknya yang berupa lingkaran ini, maka penggunaan diagram

laba-laba dapat menunjukkan perbandingan antara nilai satu variabel dengan

variabel lainnya.

Hasil dari pengisian tabel tersebut akan diambil batas bawahnya lalu

diterjemahkan dalam bentuk diagram radar seperti di bawah ini.

Gambar 4.1 Diagram laba-laba

4.5 Prosedur implementasi model

Prosedur implementasi model adalah dengan menyesuaikan kondisi yang

dialami perusahaan dengan kondisi yang tertulis di tabel assessment / penilaian.

Ada dua sumbu dalam tabel assessment / penilaian ini yaitu sumbu X yang berupa

pentahapan dan sumbu Y yang berupa sub kriteria pemborosan. Pentahapan pada

sumbu X memiliki tingkatan yang sama untuk semua tabel, sedangkan sub kriteria

pemborosan memiliki isi yang berbeda-beda sesuai dengan kategori

pemborosannya.

1 2

1

223

3

2

0

1

2

3

4

5TRANSPORTASI

INVENTARIS

PERGERAKAN

MENUNGGU

PRODUKSI BERLEBIH

PENGOLAHANBERLEBIH

CACAT PRODUKSI

TALENTA PEKERJA

DIAGRAM PEMBOROSAN

Page 20: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

53 Universitas Kristen Petra

Pengisian pentahapan

Kategori pentahapan dibagi menjadi lima tahap yaitu: prosedur yang

situasional, prosedur yang telah terdokumentasi, prosedur yang telah

terstandarisasi, pengukuran dan pengawasan proses dan proses perbaikan yang

berkelanjutan.

Prosedur yang situasional dipilih pada saat perusahaan belum memiliki

prosedur tertulis tentang bagaimana personil menanggapi suatu permasalahan.

Keputusan atau prosedur yang dipilih hanya berdasarkan kemampuan dan

pengalaman masing-masing personil.

Prosedur yang telah terdokumentasi dipilih pada saat perusahaan telah

memiliki serangkaian prosedur dan kebijakan yang sudah dilakukan secara tertulis,

didokumentasikan dan diarsipkan yang rapi. Untuk menjamin prosedur ini berjalan,

maka kebijakan atau prosedur ini harus dilaksanakan dan diterapkan secara disiplin.

Prosedur yang telah terstandarisasi dipilih setelah perusahaan memiliki

serangkaian prosedur dan kebijakan secara tertulis berdasarkan standarisasi yang

disyaratkan oleh badan standarisasi baik nasional maupun internasional. Untuk

menjamin prosedur ini.

Pengukuran dan pengawasan proses dipilih setelah perusahaan

menerapkan serangkaian prosedur yang telah terstandarisasi secara disipilin dan

menerus, dengan tambahan bahwa setiap kebijakan atau prosedur yang diambil

telah direncanakan, dianalisa dan dievaluasi secara kuantitatif. Semua keputusan

yang diambil selalu memiliki dasar argumen yang dapat dipertanggungjawabkan

kepada manajemen secara kuantitatif.

Proses perbaikan yang berkelanjutan dipilih setelah perusahaan

menerapkan prosedur dan manajemen secara kuantitatif, dengan tambahan bahwa

setiap pelajaran dari proyek-proyek sebelumnya dibagikan dan dianalisa, serta

seluruh personil perusahaan mendapatkan pelatihan, baik secara formal berupa

studi lanjut, informal berupa seminar dan workshop, maupun non formal berupa

evaluasi dan pelatihan antar sesama personil.

Pengisian sub kriteria

Page 21: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

54 Universitas Kristen Petra

Sub kriteria pada tabel penilaian ini dibedakan sesuai dengan kategori

masing-masing pemborosannya. Pembuatan sub kriteria ini berdasarkan

permasalahan yang terjadi di lingkungan proyek.

Metode untuk mengkategorikan pentahapan hasil isian dari jawaban

responden adalah dengan menggunakan metode nilai terendah. Dasar dari

penggunaan metode ini ialah apabila responden atau kontraktor tidak memenuhi

satu dari beberapa sub kriteria yang ada, maka responden tersebut tidak memenuhi

syarat untuk naik ke tahap berikutnya.

Ilustrasi penerapan model assessment

Pada bagian berikut ini akan dijelaskan bagaimana ilustrasi contoh

pengisian cara menerapkan model assessment di perusahaan XYZ.

Pemborosan di bidang transportasi

Sub kriteria transportasi peralatan dan perkakas

Perusahaan XYZ tidak memiliki kebijakan untuk mengatur mobilitas dan

transportasi peralatan dan perkakas kerjanya baik itu yang berupa peralatan

elektronik ataupun peralatan manual. Semua tergantung kebutuhan dan keperluan

yang mendesak.

Karena perusahaan XYZ masih belum memiliki kebijakan secara tertulis,

maka perusahaan XYZ belum memenuhi syarat naik ke level 2. Dan masih berada

di level 1

Sub kriteria transportasi material

Perusahaan XYZ memiliki kebijakan yang berupa SOP (standar operasional

prosedur) untuk mengatur transportasi material datang dan keluar di proyeknya.

Peraturan ini dijalankan dan didokumentasikan berupa surat permintaan material,

order pembelian dan surat kedatangan material sesuai dengan standar ISO 9000.

Karena perusahaan XYZ sudah memiliki kebijakan secara tertulis dan

terstandarisasi namun masih belum melakukan aktivitas pengukuran dan

pengawasan proses , maka perusahaan XYZ belum memenuhi syarat naik ke level

4 dan masih berada di level 3

Sub kriteria transportasi dokumen

Page 22: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

55 Universitas Kristen Petra

Perusahaan XYZ memiliki kebijakan yang berupa SOP untuk mengatur

prosedur pengiriman dan penerimaan informasi dan dokumen, baik online maupun

offline. Peraturan ini dibuat tidak berdasarkan panduan standarisasi resmi namun

hanya berdasarkan pengalaman di masa lalu dan di dokumentasikan berupa diagram

alur (flow chart) yang dipasang di dinding ruang kerja staff.

Karena perusahaan XYZ masih belum memiliki kebijakan yang telah

terstandarisasi, maka perusahaan XYZ belum memenuhi syarat naik ke level 3 dan

masih berada di level 2

Secara keseluruhan, karena pada beberapa subkriteria pemborosan

transportasi perusahaan XYZ masih menempati tahap 1, berarti secara keseluruhan

untuk pemborosan transportasi, perusahaan XYZ menempati tahap 1. Hasil dari

pengisian subkriteria diatas dapat dilihat dengan lebih jelas di tabel 4.19 berikut.

Tabel 4.19 Pengisian model penilaian pemborosan transportasi

Pemborosan transportasi

Prosedur yang

situasional

Prosedur telah terdokumentasi

Prosedur telah terstandarisasi

Pengukuran dan

pengawasan proses

Proses perbaikan

yang berkelanjutan

1 2 3 4 5

Transportasi yang tidak perlu dari peralatan dan perkakas kerja

Transportasi yang tidak perlu dari material

Transportasi dokumen dan informasi yang tidak perlu

Pentahapan pemborosan transportasi

Page 23: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

56 Universitas Kristen Petra

Pemborosan di bidang inventaris

Sub kriteria material tidak diperlukan di lokasi proyek

Perusahaan XYZ memiliki kebijakan yang berupa dokumen kontrol untuk

mengatur keberadaan material yang sudah tidak diperlukan di proyek. Dokumen

kontrol ini dibuat tidak berdasarkan panduan standarisasi resmi namun hanya

berdasarkan pengalaman di masa lalu dan di dokumentasikan berupa daftar periksa

(checklist) dan tabel keluar masuk material yang dipegang oleh bagian logistik.

Karena perusahaan XYZ masih belum memiliki kebijakan yang telah

terstandarisasi, maka perusahaan XYZ belum memenuhi syarat naik ke level 3 dan

masih berada di level 2

Sub kriteria inventaris barang mentah dan supply berlebih

Perusahaan XYZ memiliki kebijakan yang berupa dokumen kontrol untuk

mengatur kedatangan, metode penyimpanan untuk masing-masing material dan

keberadaan material di proyek. Dokumen kontrol ini dibuat berdasarkan panduan

standarisasi resmi, penerapannya dilapangan dievaluasi dan diperbarui secara

berkala setiap dua minggu.

Karena perusahaan XYZ sudah memiliki kebijakan secara tertulis dan

terstandardisasi namun masih belum melakukan aktivitas pengukuran dan

pengawasan proses , maka perusahaan XYZ belum memenuhi syarat naik ke level

4 dan masih berada di level 3

Sub kriteria penempatan peralatan dan perkakas

Penempatan peralatan dan perkakas di proyek diatur dari pusat oleh

perusahaan XYZ dan telah dibuatkan dokumen kontrol untuk mengetahui dan

melacak keberadaan alat dan perkakas. Penerapan di lapangan dilakukan sesuai

dengan kebutuhan lapangan namun hasilnya tetap di dokumentasikan secara

berkala.

Karena perusahaan XYZ masih belum memiliki kebijakan yang telah

terstandarisasi, maka perusahaan XYZ belum memenuhi syarat naik ke level 3 dan

masih berada di level 2

Karena pada beberapa subkriteria pemborosan inventaris perusahaan XYZ

masih menempati tahap 2, berarti secara keseluruhan untuk pemborosan inventaris,

Page 24: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

57 Universitas Kristen Petra

perusahaan XYZ menempati tahap 2. Hasil dari pengisian subkriteria diatas dapat

dilihat dengan lebih jelas di tabel 4.20 berikut.

Tabel 4.20 Pengisian model penilaian pemborosan inventaris

Pemborosan inventaris Prosedur yang

situasional

Prosedur telah terdokumentasi

Prosedur telah terstandarisasi

Pengukuran dan

pengawasan proses

Proses perbaikan

yang berkelanjutan

1 2 3 4 5

Material tidak diperlukan di lokasi proyek

Inventaris barang mentah dan supply yang berlebihan

Penempatan peralatan dan perkakas yang berlebihan atau tidak perlu

Pentahapan pemborosan inventaris

Pemborosan di bidang pergerakan

Sub kriteria mencari solusi dan jawaban

Sistem kearspian dan administrasi adalah kebutuhan yang primer di sebuah

proyek. Untuk mengatasi pemborosan pergerakan di sini, perusahaan XYZ

berusaha untuk mengembangkan suatu kebijakan atau panduan untuk mempercepat

proses pencarian jawaban dan solusi berupa buku panduan dan database

permasalahan dan solusi atas permasalahan yang terjadi, namun proses ini masih

berupa konsep dan belum bisa diterapkan.

Karena perusahaan XYZ masih belum memiliki kebijakan yang telah

terstandarisasi, maka perusahaan XYZ belum memenuhi syarat naik ke level 3 dan

masih berada di level 2

Sub kriteria pergerakan dari pekerja yang tidak perlu

Pergerakan dari pekerja yang tidak perlu umumnya karena penataan area

kerja, dan area penyimpanan yang semrawut. Perusahaan XYZ menyikapi

permasalahan ini dengan membuat panduan-panduan yang berlaku umum namun

disesuaikan lagi dengan kondisi yang ada di lapangan sehingga dapat

meminimalisir pergerakan yang tidak perlu.

Karena perusahaan XYZ sudah memiliki kebijakan secara tertulis dan

terstandardisasi namun masih belum melakukan aktivitas pengukuran dan

Page 25: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

58 Universitas Kristen Petra

pengawasan proses , maka perusahaan XYZ belum memenuhi syarat naik ke level

4 dan masih berada di level 3

Sub kriteria terbatasnya tempat kerja

Terbatasnya tempat kerja adalah permasalahan yang umum dialami oleh

proyek karena pemilik ataupun perencana selalu berusaha memanfaatkan lahan

semaksimal mungkin. Perusahaan XYZ menyikapi permasalahan ini dengan

membuat denah yang mengatur letak-letak penyimpanan material, penyimpanan

perkakas, area fabrikasi dan area lalu lalng pekerja sehingga dapat memaksimalkan

tempat kerja yang terbatas. Namun denah ini sering tidak ditaati karena terlalu

banyaknya material yang datang, pekerja yang sulit diajak berkomunikasi dan

kondisi situasional lainnya.

Karena perusahaan XYZ masih belum memiliki kebijakan yang telah

terstandarisasi, maka perusahaan XYZ belum memenuhi syarat naik ke level 3 dan

masih berada di level 2

Karena pada beberapa subkriteria pemborosan pergerakan perusahaan XYZ

masih menempati tahap 2, berarti secara keseluruhan untuk pemborosan

pergerakan, perusahaan XYZ menempati tahap 2. Hasil dari pengisian subkriteria

diatas dapat dilihat dengan lebih jelas di tabel 4.21 berikut.

Tabel 4.21 Pengisian model penilaian pemborosan pergerakan

Pemborosan pergerakan

Prosedur yang

situasional

Prosedur telah terdokumentasi

Prosedur telah terstandarisasi

Pengukuran dan

pengawasan proses

Proses perbaikan

yang berkelanjutan

1 2 3 4 5

Mencari solusi dan jawaban dari beragam alat komunikasi seperti telpon, SMS, email, website, dsb.

Pergerakan dari pekerja yang tidak perlu. √

Terbatasnya tempat kerja √

Pentahapan pemborosan pergerakan

Page 26: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

59 Universitas Kristen Petra

Pemborosan di bidang menunggu

Sub kriteria menunggu material

Guna mengantisipasi terjadinya keterlambatan (delay) akibat pengiriman

material, maka perusahaan XYZ membuat SOP (standard operational procedures)

tentang pengadaan material berdasarkan standar ISO. SOP ini di dokumentasikan

dalam bentuk rencana kerja harian, perkiraan kebutuhan material kedepan dan surat

permintaan barang. Penerapannya berjalan dengan baik, dievaluasi dan diperbarui

tiap minggu.

Sub kriteria menunggu peralatan dan perkakas

Kebijakan dari perusahaan XYZ terkait dengan permasalahan ini adalah

membuat jadwal rencana kerja harian dan tabel pemakaian alat sehingga kebutuhan

akan alat dapat diperkirakan sebelumnya sesuai dengan koordinasi dari pihak

kantor dan tidak berjalan sendiri-sendiri.

Karena perusahaan XYZ sudah memiliki kebijakan secara tertulis dan

terstandardisasi namun masih belum melakukan aktivitas pengukuran dan

pengawasan proses , maka perusahaan XYZ belum memenuhi syarat naik ke level

4 dan masih berada di level 3

Sub kriteria menunggu perbaikan alat kerja

Guna mengurangi waktu jeda akibat kerusakan alat (downtime) maka

perusahaan XYZ membuat kebijakan berdasarkan pengalaman yang sebelumnya

tentang Prosedur perbaikan alat kerja. Semua alat kerja harus diperiksa dan

diperbaiki secara rutin sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah. Perusahaan

XYZ juga memonitor penggunaan alat dengan menempatkan satu mekanik khusus

untuk menangani pemeliharaan alat dengan dokumen kontrolnya

Karena perusahaan XYZ sudah memiliki kebijakan secara tertulis dan

terstandardisasi namun masih belum melakukan aktivitas pengukuran dan

pengawasan proses , maka perusahaan XYZ belum memenuhi syarat naik ke level

4 dan masih berada di level 3

Sub kriteria menunggu pekerja tiba

Untuk meminimalkan waktu jeda akibat menunggu pekerja tiba, maka

perusahaan XYZ mewajibkan proyek untuk membuat rencana kerja harian dan

jumlah kebutuhan pekerja. Peratuan ini berjalan dengan baik, namun karena faktor

Page 27: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

60 Universitas Kristen Petra

pekerjanya sendiri yang susah diajak kerja sama, hasil dari peraturan ini masih

dirasa kurang

Karena perusahaan XYZ masih belum memiliki kebijakan yang telah

terstandarisasi, maka perusahaan XYZ belum memenuhi syarat naik ke level 3 dan

masih berada di level 2

Sub kriteria menunggu informasi dan keputusan

Untuk meminimalkan waktu jeda akibat menunggu informasi dan

keputusan, perusahaan XYZ memiliki kebijakan yang berupa SOP untuk mengatur

prosedur komunikasi internal maupun external. Peraturan ini di komunikasikan

secara berkala dan dokumentasikan berupa diagram alur (flow chart) yang dipasang

di dinding ruang kerja staff.

Karena perusahaan XYZ masih belum memiliki kebijakan yang telah

terstandarisasi, maka perusahaan XYZ belum memenuhi syarat naik ke level 3 dan

masih berada di level 2

Karena pada beberapa subkriteria pemborosan menunggu perusahaan XYZ

masih menempati tahap 2, berarti secara keseluruhan untuk pemborosan menunggu,

perusahaan XYZ menempati tahap 2. Hasil dari pengisian subkriteria diatas dapat

dilihat dengan lebih jelas di tabel 4.22 berikut.

Tabel 4.22 Pengisian model penilaian pemborosan menunggu

Pemborosan menunggu Prosedur yang

situasional

Prosedur telah terdokumentasi

Prosedur telah terstandarisasi

Pengukuran dan

pengawasan proses

Proses perbaikan

yang berkelanjutan

1 2 3 4 5

Menunggu Material √

Menunggu kedatangan peralatan dan perkakas

Menunggu perbaikan alat kerja √

Menunggu pekerja tiba √

Menunggu informasi dan keputusan

Pentahapan pemborosan menunggu

Page 28: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

61 Universitas Kristen Petra

Pemborosan di bidang produksi berlebihan

Sub kriteria memproduksi lebih banyak dari yang dibutuhkan

Kebijakan dari perusahaan XYZ terkait dengan permasalahan ini adalah

membuat daftar item yang perlu diproduksi lengkap dengan kebutuhan masing-

masing komponennya. Kebijakan ini diterapkan dengan baik di lapangan dan selalu

dimonitor antara progress kemajuan lapangan dengan progress konsumsi material.

Karena perusahaan XYZ masih belum memiliki kebijakan yang telah

terstandarisasi, maka perusahaan XYZ belum memenuhi syarat naik ke level 3 dan

masih berada di level 2

Sub kriteria memproduksi lebih cepat dari yang dijadwalkan

Kebijakan dari perusahaan XYZ terkait dengan permasalahan ini adalah

membuat jadwal rencana kerja harian dan tabel pemakaian orang sehingga jumlah

pekerjaan dan jumlah pekerja dapat diratakan supaya seimbang sehingga apa yang

dikerjakan sesuai dengan koordinasi dari pihak kantor dan tidak berjalan sendiri-

sendiri. Sejauh ini peraturan dipatuhi dan diterapkan dengan baik

Karena perusahaan XYZ masih belum memiliki kebijakan yang telah

terstandarisasi, maka perusahaan XYZ belum memenuhi syarat naik ke level 3 dan

masih berada di level 2

Sub kriteria kekerapan perubahan desain

Perubahan desain adalah hal yang umum terjadi di proyek konstruksi,

meski semua pihak yang terlibat tidak ada yang menghendaki terjadinya perubahan

desain. Kekerapan perubahan desain berada di luar kendali kontraktor maka

kebijakan dari perusahaan XYZ untuk meminimalkan permasalahan ini adalah

dengan meminta instruksi kerja sebelum melakukan suatu paket pekerjaan dan

mengeluarkan berita acara pemeriksaan setelah selesainya suatu paket pekerjaan

Kebijakan ini telah dilakukan secara rutin dan terdokumentasi.

Karena perusahaan XYZ masih belum memiliki kebijakan yang telah

terstandarisasi, maka perusahaan XYZ belum memenuhi syarat naik ke level 3 dan

masih berada di level 2

Karena pada beberapa semua pemborosan produksi berlebihan perusahaan

XYZ masih menempati tahap 2, berarti secara keseluruhan untuk pemborosan

Page 29: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

62 Universitas Kristen Petra

produksi berlebihan, perusahaan XYZ menempati tahap 2. Hasil dari pengisian

subkriteria diatas dapat dilihat dengan lebih jelas di tabel 4.23 berikut.

Tabel 4.23 Pengisian model penilaian pemborosan produksi berlebihan

Pemborosan produksi berlebihan

Prosedur yang situasional

Prosedur telah terdokumentasi

Prosedur telah terstandarisasi

Pengukuran dan

pengawasan proses

Proses perbaikan

yang berkelanjutan

1 2 3 4 5

Memproduksi lebih banyak dari yang dibutuhkan

Memproduksi lebih cepat dari yang dijadwalkan

Kekerapan perubahan desain √

Pentahapan pemborosan produksi berlebihan

Pemborosan di bidang pengolahan berlebihan

Sub kriteria alat kerja yang tidak sesuai

Penggunaan peralatan yang tidak memadai atau tidak sesuai berakibat pada

meningkatnya durasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan paket pekerjaan

tersebut. Perusahaan XYZ menyikapi permasalahan ini dengan mengeluarkan

daftar paket pekerjaan (Work Package Structure) sesuai standar ISO yang telah

dilengkapi dengan standar durasi lama pengerjaan, metode kerja, jenis dan tipe

peralatan yang dibutuhkan. Kebijakan ini diterapkan dengan baik di lapangan dan

dimonitor secara berkala.

Karena perusahaan XYZ sudah memiliki kebijakan secara tertulis dan

terstandardisasi namun masih belum melakukan aktivitas pengukuran dan

pengawasan proses , maka perusahaan XYZ belum memenuhi syarat naik ke level

4 dan masih berada di level 3

Sub kriteria peralatan sering rusak

Guna mengurangi waktu jeda akibat kerusakan alat (downtime) maka

perusahaan XYZ membuat kebijakan berdasarkan pengalaman yang sebelumnya

tentang Prosedur perbaikan alat kerja. Semua alat kerja harus diperiksa dan

diperbaiki secara rutin sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah. Perusahaan

XYZ juga memonitor penggunaan alat dengan menempatkan satu mekanik khusus

untuk menangani pemeliharaan alat dengan dokumen kontrolnya.

Page 30: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

63 Universitas Kristen Petra

Karena perusahaan XYZ sudah memiliki kebijakan secara tertulis dan

terstandardisasi namun masih belum melakukan aktivitas pengukuran dan

pengawasan proses , maka perusahaan XYZ belum memenuhi syarat naik ke level

4 dan masih berada di level 3.

Sub kriteria pemeriksaan dan pemantauan yang berlebihan

Setiap paket pekerjaan harus diawasi, diperiksa dan dipantau untuk

mendapatkan hasil yang konsisten dan dapat diterima. Namun sering terjadi

pemeriksaan dan pemantauan ini dilakukan secara berlebihan dan overlap

dikarenakan tidak adanya kebijakan yang tertulis. Perusahaan XYZ menyikapi

kebijakan ini dengan mengeluarkan standar daftar periksa (checklist) untuk

pemeriksaan paket pekerjaan hanya sebelum pekerjaan tersebut dimulai, selama

pekerjaan tersebut dilakukan dan daftar periksa pekerjaan yang telah dilakukan

sehingga pemeriksaan dan pemantauan tidak dilakukan secara berlebih.

Karena perusahaan XYZ sudah memiliki kebijakan secara tertulis dan

terstandardisasi namun masih belum melakukan aktivitas pengukuran dan

pengawasan proses , maka perusahaan XYZ belum memenuhi syarat naik ke level

4 dan masih berada di level 3.

Sub kriteria prosedur kerja dan protokol yang tidak perlu

Perusahaan XYZ menyikapi permasalahan ini dengan mengeluarkan daftar

paket pekerjaan (Work Package Structure) sesuai standar ISO yang telah dilengkapi

dengan standar durasi lama pengerjaan, metode kerja, jenis dan tipe peralatan yang

dibutuhkan serta banyaknya material yang harus dikonsumsi untuk menyelesaikan

satu satuan paket pekerjaan tersebut. Kebijakan ini diterapkan dengan baik di

lapangan dan dimonitor secara berkala.

Karena perusahaan XYZ sudah memiliki kebijakan secara tertulis dan

terstandardisasi namun masih belum melakukan aktivitas pengukuran dan

pengawasan proses , maka perusahaan XYZ belum memenuhi syarat naik ke level

4 dan masih berada di level 3

Karena pada semua subkriteria pemborosan pengolahan berlebihan

perusahaan XYZ masih menempati tahap 3, berarti secara keseluruhan untuk

pemborosan pengolahan berlebihan, perusahaan XYZ menempati tahap 3. Hasil

Page 31: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

64 Universitas Kristen Petra

dari pengisian subkriteria diatas dapat dilihat dengan lebih jelas di tabel 4.24

berikut.

Tabel 4.24 Pengisian model penilaian pemborosan pengolahan berlebihan

Pemborosan pengolahan berlebihan

Prosedur yang situasional

Prosedur telah terdokumentasi

Prosedur telah terstandarisasi

Pengukuran dan

pengawasan proses

Proses perbaikan

yang berkelanjutan

1 2 3 4 5

Alat kerja yang tidak sesuai √

Peralatan sering rusak √

Pemeriksaan dan pemantauan yang berlebihan

Prosedur kerja dan protokol yang tidak perlu

Pentahapan pemborosan pengolahan berlebihan

Pemborosan di bidang cacat produksi

Sub kriteria kerusakan pada pekerjaan yang telah selesai

Guna meminimalkan kerusakan pada pekerjaan yang telah selesai, perusahaan

XYZ mengeluarkan standar daftar periksa (checklist) untuk pemeriksaan paket

pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut dimulai, daftar periksa selama pekerjaan

tersebut dilakukan dan daftar periksa kuantitas & kualitas hasil pekerjaan yang telah

dilakukan sehingga kerusakan hasil pekerjaan dapat diminimalkan. Kebijakan ini

dilakukan untuk semua paket pekerjaan dan dimonitor secara berkala.

Karena perusahaan XYZ sudah memiliki kebijakan secara tertulis dan

terstandardisasi namun masih belum melakukan aktivitas pengukuran dan

pengawasan proses , maka perusahaan XYZ belum memenuhi syarat naik ke level

4 dan masih berada di level 3.

Page 32: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

65 Universitas Kristen Petra

Sub kriteria koreksi dan pengerjaan ulang dalam konstruksi karena

ketidak sesuaian dengan desain.

Perusahaan XYZ menyikapi permasalahan ini dengan melakukan briefing

berkala untuk koordinasi internal, dengan tujuan untuk menyelaraskan pekerjaan

yang akan dilakukan dengan desain yang telah disetujui. Kebijakan ini diterapkan

dengan baik di lapangan dan dimonitor secara berkala.

Karena perusahaan XYZ sudah memiliki kebijakan secara tertulis dan

terstandardisasi namun masih belum melakukan aktivitas pengukuran dan

pengawasan proses , maka perusahaan XYZ belum memenuhi syarat naik ke level

4 dan masih berada di level 3.

Sub kriteria material rusak / menurun kualitasnya pada waktu pengerjaan

Penurunan kualitas material (deterioration) umumnya terjadi akibat

kesalahan penyimpanan atau kesalahan pemrosesan pada waktu pengerjaan. Untuk

meminimalkan penurunan akibat kesalahan penyimpanan, perusahaan XYZ

memiliki kebijakan yang berupa dokumen kontrol untuk mengatur metode

penyimpanan masing-masing material di proyek. Dokumen kontrol ini dibuat

berdasarkan panduan standarisasi resmi, penerapannya dilapangan dievaluasi dan

diperbarui secara berkala setiap dua minggu.

Karena perusahaan XYZ sudah memiliki kebijakan secara tertulis dan

terstandardisasi namun masih belum melakukan aktivitas pengukuran dan

pengawasan proses , maka perusahaan XYZ belum memenuhi syarat naik ke level

4 dan masih berada di level 3.

Karena pada semua subkriteria pemborosan cacat produksi perusahaan XYZ

masih menempati tahap 3, berarti secara keseluruhan untuk pemborosan cacat

produksi, perusahaan XYZ menempati tahap 3. Hasil dari pengisian subkriteria

diatas dapat dilihat dengan lebih jelas di tabel 4.25 berikut.

Page 33: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

66 Universitas Kristen Petra

Tabel 4.25Pengisian model penilaian pemborosan cacat produksi

Pemborosan cacat produksi Prosedur yang

situasional

Prosedur telah terdokumentasi

Prosedur telah terstandarisasi

Pengukuran dan

pengawasan proses

Proses perbaikan

yang berkelanjutan

1 2 3 4 5

Kerusakan pada pekerjaan yang telah selesai

Koreksi dan pengerjaan ulang dalam konstruksi karena ketidaksesuaian dengan desain.

Material rusak/menurun kualitasnya pada waktu pengerjaan konstruksi

Pentahapan pemborosan cacat produksi

Pemborosan di bidang pemborosan ketidak sesuaian keahlian

Sub kriteria rendahnya keterlibatan pekerja

Rendahnya keterlibatan pekerja akan berakibat pada turunnya motivasi kerja

dan tidak adanya rasa memiliki terhadap pekerjaan tersebut. Perusahaan XYZ

menyikapi permasalahan ini dengan melakukan pertemuan koordinasi mingguan

untuk menjelaskan arahan dan rencana kerja selanjutnya, sambil meminta umpan

balik dari pekerja. Setiap umpan balik dari pekerja akan dicatat, didokumentasikan

dan dimasukkan sebagai daftar perbaikan untuk pekerjaan selanjutnya.

Karena perusahaan XYZ masih belum memiliki kebijakan yang telah

terstandarisasi, maka perusahaan XYZ belum memenuhi syarat naik ke level 3 dan

masih berada di level 2

Sub kriteria rendahnya pelatihan untuk pekerja

Perusahaan XYZ menyikapi permasalahan ini dengan mengadakan sistem

pendidikan yang berkelanjutan. Staff yang setara tingkat manajer atau lebih akan

dikirim mengikuti pelatihan dan seminar untuk meingkatkan ilmu dan keahliannya,

sementara staff yang baru masuk atau masih tingkat operasional akan dikumpulkan

secara berkala setiap tiga bulan sekali untuk diberi pelatihan internal oleh manajer

masing-masing divisi.

Karena perusahaan XYZ masih belum memiliki kebijakan yang telah

terstandarisasi, maka perusahaan XYZ belum memenuhi syarat naik ke level 3 dan

masih berada di level 2.

Sub kriteria pekerja yang lambat atau tidak efektif

Page 34: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

67 Universitas Kristen Petra

Permasalahan pekerja yang lambat atau tidak efektif umumnya terjadi karena

masalah sikap, entah karena rendahnya motivasi kerja ataupun faktor lain.

Perusahaan XYZ menyikapi permasalahan ini dengan membuat daftar periksa

evaluasi kinerja masing-masing pekerja untuk mengetahui tingkat produktivitas

pekerja. Evaluasi ini dilakukan secara berkala setiap bulan dan didokumentasikan

dalam satu laporan yang lengkap.

Karena perusahaan XYZ masih belum memiliki kebijakan yang telah

terstandarisasi, maka perusahaan XYZ belum memenuhi syarat naik ke level 3 dan

masih berada di level 2.

Karena pada beberapa subkriteria pemborosan ketidak sesuaian keahlian

perusahaan XYZ masih menempati tahap 2, berarti secara keseluruhan untuk

pemborosan ketidak sesuaian keahlian, perusahaan XYZ menempati tahap 2. Hasil

dari pengisian subkriteria diatas dapat dilihat dengan lebih jelas di tabel 4.24

berikut.

Tabel 4.26 Pengisian model penilaian pemborosan ketidak sesuaian keahlian

Pemborosan ketidak sesuaian keahlian

Prosedur yang situasional

Prosedur telah terdokumentasi

Prosedur telah terstandarisasi

Pengukuran dan

pengawasan proses

Proses perbaikan

yang berkelanjutan

1 2 3 4 5

Kurangnya / rendahnya keterlibatan pekerja selama proses konstruksi

Kurangnya / rendahnya pelatihan untuk pekerja

Pekerja yang lambat atau tidak efektif

Pentahapan pemborosan ketidak sesuaian keahlian

Page 35: 4 PEMBUATAN MODEL Pembuatan · Pengiriman notifikasi dan jadwal safety K3 proyek kepada pihak pemilik Pengiriman dokumen hasil pencapaian mingguan dan bulanan kepada pihak subkontraktor

68 Universitas Kristen Petra

Pengisian diagram laba-laba

Dari hasil pengisian tabel di atas, dicari tahap paling rendah untuk masing-

masing kriteria pemborosan lalu kemudian diperoleh hasil sebagai berikut:

Pemborosan transportasi : 1

Pemborosan inventaris : 2

Pemborosan pergerakan : 1

Pemborosan menunggu : 2

Pemborosan produksi berlebih : 2

Pemborosan pengolahan berlebih : 3

Pemborosan cacat produksi : 3

Pemborosan ketidak sesuaian keahlian : 2

Masing-masing angka ini dimasukkan dalam diagram laba-laba sehingga

diperoleh hasil seperti berikut

Gambar 4.2 Ilustrasi diagram laba-laba di PT XYZ

1 2

1

223

3

2

TRANSPORTASI

INVENTARIS

PERGERAKAN

MENUNGGU

PRODUKSI BERLEBIH

PENGOLAHANBERLEBIH

CACAT PRODUKSI

TALENTA PEKERJA

DIAGRAM PEMBOROSAN PT. XYZ