4. Modul Kebijakan dan Layanan Administrasi Pemerintahan...

147
KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA 4. Modul Kebijakan dan Layanan Administrasi Pemerintahan Berbasis Elektronik 1) Kebijakan Internal dan Layanan Naskah Dinas (Indikator 8 & 25) 2) Kebijakan Internal dan Layanan Manajemen Kepegawaian (Indikator 9 & 26) 3) Kebijakan Internal dan Layanan Manajemen Perencanaan dan Penganggaran (Indikator 10 & 27-28) 4) Kebijakan Internal dan Layanan Manajemen Keuangan (Indikator 11 & 29) 5) Kebijakan Internal dan Layanan Manajemen Kinerja (Indikator 12 & 30) 6) Kebijakan Internal dan Layanan Pengadaan (Indikator 13 & 31)

Transcript of 4. Modul Kebijakan dan Layanan Administrasi Pemerintahan...

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

4. Modul Kebijakan dan Layanan Administrasi Pemerintahan BerbasisElektronik

1) Kebijakan Internal dan Layanan Naskah Dinas (Indikator 8 & 25)2) Kebijakan Internal dan Layanan Manajemen Kepegawaian (Indikator 9 & 26)3) Kebijakan Internal dan Layanan Manajemen Perencanaan dan Penganggaran (Indikator 10 & 27-28)4) Kebijakan Internal dan Layanan Manajemen Keuangan (Indikator 11 & 29)5) Kebijakan Internal dan Layanan Manajemen Kinerja (Indikator 12 & 30)6) Kebijakan Internal dan Layanan Pengadaan (Indikator 13 & 31)

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

Kebijakan Internal Layanan Naskah Dinas(Indikator 8)

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

Indikator 8. Kebijakan Internal Layanan Naskah Dinas

❖Permasalahan• Belum seluruh Instansi Pusat/Pemerintah Daerah menetapkan kebijakan yang mewajibkan

penggunaan layanan naskah dinas elektronik• Belum maksimalnya pemanfaatan teknologi informasi untuk menunjang pelaksanaan administrasi

tata naskah dinas• Kurangnya pemberian nilai tambah pemanfaatan teknologi informasi dalam menjalankan

administrasi pemerintahan• Belum optimalnya pengelolaan naskah dinas elektronik

❖ Dampak• Penggunaan layanan naskah dinas elektronik kurang menjadi komitmen bersama pimpinan Instansi

Pusat/Pemerintah Daerah• Komunikasi kedinasaan antar Instansi Pusat/Pemerintah Daerah kurang terkoordinasi, terintegrasi,

tersinkronisasi, dan tersimplifikasi• Pengelolaan tata naskah dinas kurang efektif dan efisien

LATAR BELAKANG

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

❖ Tujuan• Memberikan payung hukum pengelolaan tata naskah dinas elektronik• Memberikan pedoman pengelolaan tata naskah dinas elektronik

❖ Ruang Lingkup• Kebijakan meliputi media perekaman, struktur, penyiapan, pengabsahan dan autentikasi,

pengamanan, dan pengiriman naskah dinas sesuai dengan Permen PAN-RB 6/2011.• Kebijakan mengatur integrasi sistem naskah dinas elektronik sejenis atau aplikasi lain di dalam

Instansi Pusat/Pemerintah Daerah atau dengan Instansi Pusat/Pemerintah Daerah lain.• Kebijakan mengatur pemantauan, penilaian, dan evaluasi layanan naskah dinas secara berkala.

LATAR BELAKANG (lanjutan)

Indikator 8 …

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Permen PANRB 6/2011 tentang Pedoman Umum Tata Naskah Dinas Elektronik di Lingkungan Instansi Pemerintah

• Perka ANRI 2/2014 tentang Pedoman Umum Tata Naskah Dinas Elektronik di Lingkungan InstansiPemerintah

Indikator 8 …

Acuan Kebijakan/Standar terkait

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Kebijakan mengatur media perekaman naskah dinas, struktur naskah dinas, penyiapan naskah dinas,pengabsahan dan autentikasi, pengamanan, dan pengiriman (Permen PANRB 6/2011).

• Kebijakan mengatur jenis dan format naskah dinas, pembuatan naskah dinas, pengamanan naskahdinas, kewenangan penandatanganan, dan pengendalian (Perka ANRI 2/2014).

Indikator 8 …

Pengaturan substansi yang diperlukan untuk menuju level 3

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengaturan mencakup pengelolaan server layanan dan pusat data sebagai media perekaman layanannaskah dinas

• Pengaturan mencakup struktur naskah dinas yang diuraikan dalam bentuk dan susunan naskah dinas.• Pengaturan mencakup penyiapan naskah dinas yang mendeskripsikan naskah dinas eksternal, naskah

dinas internal, naskah dinas lainnya, manajemen template/form acuan (template management).• Pengaturan mencakup pengabsahan dan autentikasi mengatur manajemen pengguna.• Pengaturan mencakup penomoran, kode klasifikasi, dan sifat naskah dinas dilakukan dan dicatat

secara elektronik• Pengaturan mencakup pengamanan layanan, antara lain keamanan aplikasi, pencatatan log aktivitas

pengguna, fitur penghapusan dan pembatalan, dan keamanan penyimpanan dokumen.• Pengaturan agenda surat masuk dan surat keluar.

Indikator 8 …

Uraian substansi/konten kebijakan untuk level 3

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Kebijakan telah memenuhi tingkat kematangan level 3• Kebijakan mengatur integrasi sistem naskah dinas elektronik dalam Instansi Pusat/Pemerintah

Daerah.• Kebijakan mengatur integrasi sistem naskah dinas elektronik dengan sistem aplikasi/layanan SPBE

lainnya.

Indikator 8 …

Pengaturan substansi yang diperlukan untuk menuju level 4

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengaturan mencakup keterpaduan proses bisnis pengelolaan naskah dinas.• Pengaturan mencakup integrasi bagi pakai data dan informasi, basis data, dan sistem aplikasi naskah

dinas elektronik antar unit kerja/perangkat daerah dalam Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.• Pengaturan mencakup integrasi bagi pakai data dan informasi, basis data, dan sistem aplikasi naskah

dinas elektronik dengan sistem naskah dinas elektronik sejenis atau sistem aplikasi lain di dalamInstansi Pusat/Pemerintah Daerah atau antar Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.

Indikator 8 …

Uraian substansi/konten kebijakan untuk level 4

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Kebijakan telah memenuhi tingkat kematangan level 4• Kebijakan mengatur pemantauan, penilaian, dan pengevaluasian sistem naskah dinas elektronik secara

berkala terhadap perubahan peraturan, perkembangan teknologi, dan/atau kebutuhaninstansi/pengguna.

• Kebijakan mengatur pelaksanaan manajemen perubahan sistem naskah dinas elektronik.• Kebijakan mengatur pembaruan sistem naskah dinas elektronik.• Perubahan kebijakan telah ditetapkan, diimplementasikan dan terdokumentasi.

Indikator 8 …

Pengaturan substansi yang diperlukan untuk menuju level 5

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengaturan memuat metode, instrumen, dan tim pelaksana evaluasi secara berkala.• Pengaturan mencakup mekanisme pembinaan, pengawasan, bimbingan, pemantauan, penilaian,

evaluasi, dan pelaporan penyelenggaraan sistem naskah dinas elektronik secara berkala.• Pengaturan mencakup mekanisme perbaikan dan peningkatan kapabilitas fungsi teknis dan

penambalan celah keamanan sistem naskah dinas elektronik.• Pengaturan proses perencanaan, analisis, pengembangan, implementasi, pemantauan dan evaluasi

terhadap perubahan sistem naskah dinas elektronik.

Indikator 8 …

Uraian substansi/konten kebijakan untuk level 5

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Kebijakan internal K/L/D sedikitnya dapat mengatur:a) arah kebijakan K/L/D untuk penggunaan sistem/aplikasi tersebut secara luas.b) arah kebijakan K/L/D untuk pengelolaan dan pengembangan sistem/aplikasi tersebut.c) arah kebijakan K/L/D untuk interoperabilitas sistem/aplikasi tersebut.d) arah kebijakan K/L/D untuk pemantauan dan evaluasi sistem/aplikasi tersebut.e) arah kebijakan K/L/D untuk perbaikan dan peningkatan pengaturan kebijakan sistem/aplikasi

tersebut.

Indikator 8 …

Saran/Acuan

K E M E N T E R I A N P E N D A Y A G U N A A N A P A R A T U R N E G A R AD A N R E F O R M A S I B I R O K R A S IR E P U B L I K I N D O N E S I A

Layanan Naskah Dinas Berbasis Elektronik(Indikator 25)

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

Indikator 25. Layanan Naskah Dinas

❖Permasalahan• Perkembangan teknologi informasi belum dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menunjang

pelaksanaan administrasi tata naskah dinas.• Pemanfaatan teknologi informasi harus mampu dapat memberikan nilai tambah di dalam

menjalankan administrasi pemerintahan.• Pengelolaan Naskah Dinas di lingkungan instansi pemerintah belum efektif, efisien dan akuntabel.

❖ Dampak• Penghematan sumber daya seperti tenaga, kertas, waktu, dan biaya. Efektifitas dan efisiensi dapat

dicapai dengan tersampaikannya informasi.• Percepatan reformasi birokrasi.• Mempermudah komunikasi antar instansi dan menyederhanakan kerumitan yang ditimbulkan

karena terpisahnya lokasi.• Memberikan keamanan dalam penyimpanan dokumen, kemudahan dalam menangani dokumen,

dan keakuratan dalam pelacakan status dokumen

LATAR BELAKANG

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

❖ Tujuan• Mewujudkan pemanfaatan teknologi informasi dalam tata naskah dinas.• Tercapainya efektivitas dan efisiensi dalam tata naskah dinas.• Melancarkan komunikasi dan kemudahan dalam tata naskah dinas.• Mendukung kelancaran penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien

❖ Ruang Lingkup• Media perekaman naskah dinas• Struktur Naskah Dinas yaitu: bentuk dan susunan Naskah Dinas.• Penyiapan Naskah Dinas:

• Naskah Dinas Eksternal, yaitu Surat Masuk beserta alur disposisinya dan Surat Keluar.• Naskah Dinas Internal, yaitu Surat Masuk beserta alur disposisinya dan Surat Keluar.• Naskah Dinas lainnya, yaitu Naskah Dinas yang belum diatur dalam pedoman yang diserahkan

kepada kebijakan masing-masing K/L/D.

LATAR BELAKANG (lanjutan)

Indikator 25 …

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

❖ Ruang Lingkup (lanjutan)• Penyiapan Naskah Dinas (lanjutan):

• Manajemen Template/Borang Acu.• Pengabsahan dan autentikasi.• Pengamanan.• Pengiriman

LATAR BELAKANG (lanjutan)

Indikator 25 …

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pedoman Umum Tata Naskah Dinas Elektronik di Lingkungan Instansi Pemerintah, Peraturan MenteriNegara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 6 Tahun 2011

• Pedoman Tata Naskah Dinas, Peraturan Kepala Arsip Nasional RI No. 2 Tahun 2014• Tata Naskah Dinas di Lingkungan Arsip Nasional RI, Peraturan Arsip Nasional RI No. 7 Tahun 2018

Indikator 25 …

Acuan Kebijakan/Standar terkait

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Telah memiliki Sistem naskah dinas elektronik;

• Sistem naskah dinas elektronik menyediakan layanan transaksi;

• Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan dimana sistem naskah dinas elektronik dapat memfasilitasiPengguna untuk melakukan interaksi dan/atau pertukaran informasi elektronik dan/atau dokumenelektronik yang tercatat/tersimpan pada sistem, kemudian sistem tersebut dapat merespon pengguna.

Indikator 25 …

Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan untuk menuju level 3

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengembangan sistem naskah dinas elektronik bisa berjalan dan digunakan oleh pengguna padajaringan lokal (LAN).

• Layanan transaksi pada Sistem Naskah Dinas Elektronik, dimana Sistem memiliki fungsi/fitur dapatmemberikan respon kepada pengguna ketika pengguna melakukan input informasi dan/ataumengunggah e-dokumen.

• Sistem dapat merespon kepada pengguna seperti mekanisme persetujuan, penyematan tanda tangandigital dan pengiriman e-dokumen ke tujuan penerima.

• Layanan transaksi ini dapat dibuktikan dengan adanya fitur aplikasi berupa dokumentasi notifikasiverifikasi/validasi, tanda tangan digital sesuai ketentuan/standar yang berlaku (BSSN), dan pengirimane-dokumen dari pengirim kepada penerima di Sistem Naskah Dinas Elektronik yang sama.

Indikator 25 …

Uraian kapabilitas fungsi teknis layanan level 3

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Sistem naskah dinas elektronik telah memenuhi level 3;

• Sistem naskah dinas elektronik menyediakan layanan kolaborasi;

• Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan dimana sistem naskah dinas elektronik dapat diintegrasikandengan suatu layanan SPBE lainnya.

Indikator 25 …

Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan untuk menuju level 4

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengembangan sistem naskah dinas elektronik bisa berjalan dan digunakan oleh pengguna secaraonline.

• Layanan kolaborasi merupakan pengembangan interopabilitas dari sistem naskah dinas elektronikdalam bentuk integrasi dengan layanan SPBE lainnya.

• Layanan kolaborasi dapat dilakukan melalui integrasi layanan/middleware/basis data.• Layanan kolaborasi pada Sistem Naskah Dinas Elektronik, dapat berupa:

• Integrasi layanan sejenis, dimana sistem (layanan persuratan) K/L/D terintegrasi dengan layananpersuratan pada K/L/D lainnya, misalnya layanan persuratan K/L telah terintegrasi denganlayanan persuratan pada organisasi vertikalnya, atau layanan persuratan Pemerintah Provinsiyang sudah terintegrasi dengan layanan persuratan pada beberapa Pemerintah Kabupaten/Kota.

• Integrasi dengan layanan SPBE lainnya, dimana sistem (layanan persuratan) K/L/D terintegrasidengan suatu layanan SPBE lainnya, sebagai contoh layanan persuratan diintegrasikan denganlayanan manajemen kepegawaian.

Indikator 25 …

Uraian kapabilitas fungsi teknis layanan level 4

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Sistem naskah dinas elektronik telah memenuhi level 4;

• Sistem naskah dinas elektronik menyediakan layanan optimalisasi;

• Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan dimana fungsi/fitur dari Sistem naskah dinas elektronik telahditingkatkan/dikembangkan menyesuaikan terhadap perubahan proses bisnis, perkembanganteknologi dan/atau sesuai kebutuhan Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.

Indikator 25 …

Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan untuk menuju level 5

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Layanan optimalisasi merupakan proses peningkatan/pengembangan Sistem naskah dinas elektronikyang dapat menyediakan layanan sesuai dengan inovasi proses bisnis terintegrasi, perkembanganteknologi maju dan/atau pemenuhan kebutuhan Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.

• Peningkatan/pengembangan Sistem naskah dinas elektronik dapat melalui pengembangan/peningkatan infrastruktur TIK atau fungsi/fiturnya, sehingga Pengguna mendapatkan tambahan nilaimanfaat atau peningkatan kualitas dari perubahan sistem tersebut.

• Dampak/risiko perubahan, kinerja, dan keamanan sistem naskah dinas elektronik dapat diukur dandiantisipasi dengan baik.

Indikator 25 …

Uraian kapabilitas fungsi teknis layanan level 5

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• SIMAYA – Sistem Informasi Administrasi Perkantoran Maya• dikembangkan oleh Kementerian Kominfo, digunakan oleh 284 K/L/D.

• SIKD – Sistem informasi Kearsipan Dinamis• dikembangkan oleh ANRI, digunakan oleh K/L/D

• Aplikasi Tata Naskah Dinas Elektronik (TNDE)

• Dikembangkan dan digunakan oleh masing-masing K/L/D merujuk pada Permenpanrb No. 6/2011• SMART MENPAN – Sistem Tata Naskah Dinas Elektronik

• dikembangkan oleh BRI dan Kementerian PANRB, digunakan dilingkungan Kementerian PANRB

Indikator 25 …

Contoh Penerapan Layanan

K E M E N T E R I A N P E N D A Y A G U N A A N A P A R A T U R N E G A R AD A N R E F O R M A S I B I R O K R A S IR E P U B L I K I N D O N E S I A

Kebijakan Internal Layanan Manajemen Kepegawaian(Indikator 9)

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

Indikator 9. Kebijakan Internal Layanan Manajemen Kepegawaian

❖Permasalahan• Instansi Pusat/Pemerintah Daerah belum seluruhnya menetapkan kebijakan yang mewajibkan

penggunaan layanan manajemen kepegawaian berbasis elektronik.• Belum maksimalnya pemanfaatan teknologi informasi untuk menunjang pelaksanaan manajemen

kepegawaian.• Kurang akurat dan mutakhirnya basis data kepegawaian.

❖ Dampak• Penyelenggaraan layanan manajemen kepegawaian kurang efektif, efisien, transparansi, dan

akuntabilitas.

LATAR BELAKANG

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

❖ Tujuan• Memberikan payung hukum pengelolaan layanan manajemen kepegawaian berbasis elektronik• Memberikan pedoman pengelolaan layanan manajemen kepegawaian berbasis elektronik

❖ Ruang Lingkup• Kebijakan meliputi penggunaan sistem manajemen kepegawaian, standardisasi basis data,

prosedur peremajaan, perbaikan, penyimpanan dan pemeliharaan, serta penyajian data daninformasi.

• Kebijakan mengatur integrasi dengan sistem manajemen kepegawaian sejenis atau sistem/aplikasiSPBE lain di dalam Instansi Pusat/Pemerintah Daerah atau dengan Instansi Pusat/PemerintahDaerah lain.

• Kebijakan mengatur pemantauan, penilaian, dan evaluasi layanan manajemen kepegawaian secaraberkala.

LATAR BELAKANG (lanjutan)

Indikator 9 …

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• UU 5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara• PP 11/2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil• Perpres 95/2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik• Perka BKN 14/2011 tentang Pedoman Pengembangan Database Pegawai Negeri Sipil

Indikator 9 …

Acuan Kebijakan/Standar terkait

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Kebijakan mengatur prosedur pengelolaan dan pengembangan basis data PNS.

Indikator 9 …

Pengaturan substansi yang diperlukan untuk menuju level 3

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengaturan prosedur penggunaan sistem manajemen kepegawaian, standardisasi basis data, prosedurperemejaan data, perbaikan data, penyimpanan dan pemeliharaan, serta penyajian data daninformasi.

Indikator 9 …

Uraian substansi/konten kebijakan untuk level 3

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengaturan kebijakan telah memenuhi tingkat kematangan level 3

• Kebijakan mengatur integrasi sistem manajemen kepegawaian dalam Instansi Pusat/PemerintahDaerah.

• Kebijakan mengatur integrasi sistem manajemen kepegawaian dengan sistem aplikasi/layanan SPBElainnya.

Indikator 9 …

Pengaturan substansi yang diperlukan untuk menuju level 4

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Kebijakan mengatur keterpaduan proses bisnis pengelolaan manajemen kepegawaian.• Kebijakan mengatur integrasi bagi pakai data dan informasi, basis data, sistem aplikasi manajemen

kepegawaian, dan transaksi layanan kepegawaian Instansi Pusat/Pemerintah Daerah dengan sistemaplikasi manajemen kepegawaian Badan Kepegawaian Negara.

• Kebijakan mengatur integrasi bagi pakai data dan informasi, basis data, sistem aplikasi manajemenkepegawaian, dan transaksi layanan kepegawaian antar unit kerja/perangkat daerah dalam InstansiPusat/Pemerintah Daerah.

• Kebijakan mengatur integrasi bagi pakai data dan informasi, basis data, sistem aplikasi manajemenkepegawaian, dan transaksi layanan kepegawaian dengan sistem aplikasi manajemen kepegawaiansejenis atau sistem aplikasi lain di dalam Instansi Pusat/Pemerintah Daerah atau antar InstansiPusat/Pemerintah Daerah.

Indikator 9 …

Uraian substansi/konten kebijakan untuk level 4

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengaturan kebijakan telah memenuhi tingkat kematangan level 4

• Kebijakan mengatur pemantauan, penilaian, dan pengevaluasian sistem aplikasi manajemenkepegawaian secara berkala terhadap perubahan peraturan, perkembangan teknologi, dan/ataukebutuhan instansi/pengguna.

• Kebijakan mengatur pelaksanaan manajemen perubahan sistem aplikasi manajemen kepegawaian.

• Kebijakan mengatur pembaruan sistem aplikasi manajemen kepegawaian.

Indikator 9 …

Pengaturan substansi yang diperlukan untuk menuju level 5

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Kebijakan memuat metode, instrumen, dan tim pelaksana evaluasi secara berkala.

• Kebijakan mengatur mekanisme pembinaan, pengawasan, bimbingan, pemantauan, penilaian,evaluasi, dan pelaporan penyelenggaraan sistem aplikasi manajemen kepegawaian secara berkala.

• Kebijakan mengatur mekanisme perbaikan dan peningkatan kapabilitas fungsi teknis dan penambalancelah keamanan sistem aplikasi manajemen kepegawaian.

• Kebijakan mengatur proses perencanaan, analisis, pengembangan, implementasi, pemantauan danevaluasi terhadap perubahan sistem aplikasi manajemen kepegawaian.

Indikator 9 …

Uraian substansi/konten kebijakan untuk level 5

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengaturan mendukung PP Nomor 11 Tahun2017 tentang Manajemen SDM yang meliputi:

a) Penyusunan dan penetapan kebutuhanb) Pengadaan SDMc) Pangkat dan jabatand) Pengembangan kariere) Pola karierf) Promosig) Mutasi

h) Penilaian kinerjai) Penggajian dan tunjanganj) Penghargaank) Disiplinl) Pemberhentianm) Jaminan pensiun dan hari tuan) Perlindungan

Indikator 9 …

Acuan Penerapan Kebijakan

K E M E N T E R I A N P E N D A Y A G U N A A N A P A R A T U R N E G A R AD A N R E F O R M A S I B I R O K R A S IR E P U B L I K I N D O N E S I A

Layanan Manajemen Kepegawaian Berbasis Elektronik(Indikator 26)

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

Indikator 26. Layanan Manajemen Kepegawaian

❖Permasalahan• Kebutuhan database pegawai yang akurat dan terkini untuk manajemen pegawai.• Database Pegawai yang akurat dan terkini membutuhkan suatu sistem layanan kepegawaian yang

terpadu dan terintegrasi dengan database Pegawai• Kompleksitas birokrasi dalam persetujuan urusan kepegawaian

❖ Dampak• Kurangnya efisiensi, efektifitas, tranparansi, dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan manajemen

kepegawaian nasional.• Database Pegawai yang akurat dan terkini dapat digunakan dalam pengelolaan manajemen

kepegawaian.• Meningkatkan pelayanan Pegawai

LATAR BELAKANG

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

❖ Tujuan• Mewujudkan database Pegawai yang akurat dan terkini.• Standarisasi dan tertib administrasi dalam pelayanan kepegawaian pengelolaan database Pegawai,

baik dalam bentuk fisik maupun elektronik

❖ Ruang Lingkup• Prosedur penggunaan Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK);• Standarisasi database;• Prosedur peremajaan data;• Prosedur verifikasi dan validasi data;• Prosedur perbaikan data;• Prosedur penyimpanan dan permeliharaan data; dan• Penyajian data dan informasi

LATAR BELAKANG (lanjutan)

Indikator 26 …

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Aparatur Sipil Negara, Undang-Undang RI No. 5 Tahun 2014• Manajemen Pegawai Negeri Sipil, Peraturan Pemerintah RI No. 11 Tahun 2017• Pedoman Pengembangan Database Pegawai Negeri Sipil, Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara

No. 14 Tahun 2011• Perka BKN No. 2 Tahun 2008

Indikator 26 …

Acuan Kebijakan/Standar terkait

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Telah memiliki Sistem manajemen kepegawaian berbasis elektronik;

• Sistem manajemen kepegawaian menyediakan layanan transaksi;

• Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan dimana Sistem manajemen kepegawaian dapat memfasilitasipengguna untuk melakukan interaksi dan/atau pertukaran informasi elektronik dan/atau dokumenelektronik yang tercatat/tersimpan pada sistem, kemudian sistem tersebut dapat merespon pengguna.

Indikator 26 …

Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan untuk menuju level 3

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengembangan Sistem manajemen kepegawaian bisa berjalan dan digunakan oleh pengguna padajaringan lokal (LAN).

• Layanan transaksi Sistem manajemen kepegawaian, dimana Sistem memiliki fungsi/fitur dapatmemberikan respon kepada pengguna ketika pengguna melakukan input informasi dan/ataumengunggah e-dokumen.

• Sistem dapat merespon kepada pengguna seperti mekanisme persetujuan, kenaikan pangkat,pengajuan cuti, dan sebagainya.

• Layanan transaksi ini dapat dibuktikan dengan adanya fitur aplikasi berupa dokumentasi mekanismepersetujuan kenaikan pangkat, pengajuan cuti, dokumen pegawai, dan sebagainya

Indikator 26 …

Uraian kapabilitas fungsi teknis layanan level 3

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Sistem manajemen kepegawaian telah memenuhi level 3.• Sistem manajemen kepegawaian menyediakan layanan kolaborasi.

• Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan dimana Sistem manajemen kepegawaian dapatdiintegrasikan dengan suatu layanan SPBE lainnya.

Indikator 26 …

Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan untuk menuju level 4

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengembangan Sistem manajemen kepegawaian bisa berjalan dan digunakan oleh pengguna secaraonline.

• Layanan kolaborasi merupakan pengembangan interopabilitas dari sistem manajemen kepegawaiandalam bentuk integrasi dengan layanan SPBE lainnya.

• Layanan kolaborasi dapat dilakukan melalui integrasi layanan/middleware/basis data.• Layanan kolaborasi pada sistem manajemen kepegawaian, dapat berupa:

• Integrasi layanan sejenis, dimana sistem (layanan kepegawaian) K/L/D terintegrasi denganlayanan kepegawaian pada K/L/D lainnya, misalnya sistem manajemen kepegawaian K/L/D telahterintegrasi dengan layanan kepegawaian pada Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan/atauterintegrasi dengan layanan kepegawaian pada K/L/D lainnya.

• Integrasi dengan layanan SPBE lainnya, dimana sistem (layanan kepegawaian) K/L/D terintegrasidengan suatu layanan SPBE lainnya, sebagai contoh sistem manajemen kepegawaiandiintegrasikan dengan layanan keuangan.

Indikator 26 …

Uraian kapabilitas fungsi teknis layanan level 4

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Sistem manajemen kepegawaian elektronik telah memenuhi level 4;

• Sistem manajemen kepegawaian elektronik menyediakan layanan optimalisasi;

• Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan dimana fungsi/fitur dari Sistem manajemen kepegawaianelektronik telah ditingkatkan/dikembangkan menyesuaikan terhadap perubahan proses bisnis,perkembangan teknologi dan/atau sesuai kebutuhan Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.

Indikator 26 …

Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan untuk menuju level 5

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Layanan optimalisasi merupakan proses peningkatan/pengembangan Sistem manajemen kepegawaianelektronik yang dapat menyediakan layanan sesuai dengan inovasi proses bisnis terintegrasi,perkembangan teknologi maju dan/atau pemenuhan kebutuhan Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.

• Peningkatan/pengembangan Sistem manajemen kepegawaian elektronik dapat melaluipengembagan/peningkatan infrastrukturnya TIK atau fungsi/fiturnya, sehingga Penggunamendapatkan tambahan nilai manfaat atau peningkatan kualitas dari perubahan sistem tersebut.

• Dampak/risiko perubahan, kinerja, dan keamanan Sistem manajemen kepegawaian elektronik dapatdiukur dan diantisipasi dengan baik.

Indikator 26 …

Uraian kapabilitas fungsi teknis layanan level 5

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• SISTEM APLIKASI PELAYANAN KEPEGAWAIAN (SAPK)– Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian• dikembangkan oleh BKN, digunakan oleh seluruh K/L/D.

• SIMPEG – Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian• dikembangkan oleh masing-masing K/L/D, digunakan oleh K/L/D

Indikator 26 …

Contoh Penerapan Layanan

K E M E N T E R I A N P E N D A Y A G U N A A N A P A R A T U R N E G A R AD A N R E F O R M A S I B I R O K R A S IR E P U B L I K I N D O N E S I A

Kebijakan Internal Layanan Manajemen Perencanaan dan Penganggaran(Indikator 10)

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

Indikator 10. Kebijakan Internal Layanan Manajemen Perencanaan dan Penganggaran

❖Permasalahan• Instansi Pusat/Pemerintah Daerah belum seluruhnya menetapkan kebijakan yang mewajibkan

penggunaan layanan manajemen perencanaan dan penganggaran berbasis elektronik.• Belum optimalnya sinkronisasi proses perencanaan dan penganggaran.• Belum maksimalnya pemanfaatan teknologi informasi untuk menunjang pelaksanaan perencanaan

dan penganggaran.• Terjadinya duplikasi entri data• Kelanjutan program pada tahun berikutnya tidak terjadi• Terjadinya inkonsistensi penggunaan kode anggaran dan kode perencanaan

❖ Dampak• Pengelolaan perencanaan dan penganggaran kurang efektif dan efisien• Capaian kinerja penyelenggaraan pembangunan berbasis elektronik kurang terukur dengan akurat.

LATAR BELAKANG

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

❖ Tujuan• Memberikan payung hukum pengelolaan layanan manajemen perencanaan dan penganggaran

berbasis elektronik• Memberikan pedoman pengelolaan layanan manajemen perencanaan dan penganggaran berbasis

elektronik

❖ Ruang Lingkup• Kebijakan meliputi pengelolaan, penyusunan, monitor, evaluasi, dokumentasi, dan administrasi

data dan informasi perencanaan dan pembangunan.• Kebijakan mengatur integrasi dengan sistem manajemen perencanaan dan penganggaran sejenis

atau sistem/aplikasi SPBE lain di dalam Instansi Pusat/Pemerintah Daerah atau dengan InstansiPusat/Pemerintah Daerah lain.

• Kebijakan mengatur pemantauan, penilaian, dan evaluasi layanan manajemen perencanaan danpenganggaran secara berkala.

LATAR BELAKANG (lanjutan)

Indikator 10 …

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• UU 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional• PP 40/2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional• Permen Dagri 98/2018 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah• Permen PPN/Bappenas 9/2017 tentang Tata Cara Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja

Kementerian/Lembaga• Permen Dagri 86/2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan

Daerah, Tata Cara Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan JangkaPanjang Daerah dan rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah serta Tata Cara PerubahanRencana Pembangunan jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, danRencana Kerja Pemerintah Daerah.

• Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)• Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)• Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

Indikator 10 …

Acuan Kebijakan/Standar terkait

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Rencana Kerja Pemerintah (RKP)• Permen Dagri 38/2018 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Tahun 2019• Permen Dagri 86/2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan

Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

• PP 90/2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga • PMK 136/2014 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKAKL • PMK 171/PMK.02/2013 tentang Petunjuk Penyusunan dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran• PMK 249 /PMK.02/2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan RKAKL• PMK 206/PMK.02/2018 tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2019

Indikator 10 …

Acuan Kebijakan/Standar terkait (lanjutan)

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Kebijakan mengatur seluruh kebutuhan sistem manajemen perencanaan dan penganggaran secaraelektronik di seluruh unit kerja/perangkat daerah

• Kebijakan mengatur sistem informasi pembangunan daerah.

• Kebijakan mengatur pengelolaan e-planning dan e-budgeting Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.

Indikator 10 …

Pengaturan substansi yang diperlukan untuk menuju level 3

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengaturan data, perencanaan, monitoring dan evaluasi, serta pelaporan berbasis elektronik.

• Pengaturan penerapan e-planning Pemerintah Daerah untuk penyusunan RPJPD, RPJMD, RKPD,Renstra SKPD, dan Renja SKPD, dan Musrenbang.

• Pengaturan penerapan e-budgeting Pemerintah Daerah untuk penyusunan KUA, PPAS, RKA SKPD,RAPBD, APBD, dan DPA SKPD.

• Pengaturan penerapan e-planning dan e-budgeting Instansi Pusat untuk penyusunan RPJMN, RencanaStrategis K/L, Renja Pemerintah, Renja K/L, RKA-KL, dan DIPA.

Indikator 10 …

Uraian substansi/konten kebijakan untuk level 3

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Kebijakan telah memenuhi tingkat kematangan level 3

• Kebijakan mengatur integrasi sistem manajemen perencanaan dan penganggaran dalam InstansiPusat/Pemerintah Daerah.

• Kebijakan mengatur integrasi sistem manajemen perencanaan dan penganggaran dengan sistemaplikasi/layanan SPBE lainnya.

Indikator 10 …

Pengaturan substansi yang diperlukan untuk menuju level 4

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengaturan keterpaduan proses bisnis perencanaan dan penganggaran.• Pengaturan integrasi bagi pakai data dan informasi, basis data, dan sistem aplikasi manajemen

perencanaan dan penganggaran Instansi Pusat/Pemerintah Daerah dengan sistem aplikasimanajemen perencanaan dan penganggaran Kementerian PPN/Bappenas.

• Pengaturan integrasi bagi pakai data dan informasi, basis data, dan sistem aplikasi manajemenperencanaan dan penganggaran antar unit kerja/perangkat daerah dalam Instansi Pusat/PemerintahDaerah.

• Pengaturan integrasi bagi pakai data dan informasi, basis data, dan sistem aplikasi manajemenperencanaan dan penganggaran dengan sistem aplikasi manajemen perencanaan dan penganggaransejenis atau sistem aplikasi SPBE lain di dalam Instansi Pusat/Pemerintah Daerah atau antar InstansiPusat/Pemerintah Daerah.

• Pengaturan integrasi sistem aplikasi perencanaan, penganggaran, keuangan, pengadaan barang danjasa, pengelolaan aset/barang, akuntabilitas kinerja, serta pemantauan dan evaluasi.

Indikator 10 …

Uraian substansi/konten kebijakan untuk level 4

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Kebijakan telah memenuhi tingkat kematangan level 4

• Kebijakan mengatur pemantauan, penilaian, dan pengevaluasian sistem aplikasi manajemenperencanaan dan penganggaran secara berkala terhadap perubahan peraturan, perkembanganteknologi, dan/atau kebutuhan instansi/pengguna.

• Kebijakan mengatur pelaksanaan manajemen perubahan sistem aplikasi manajemen perencanaan danpenganggaran.

• Kebijakan mengatur pembaruan sistem aplikasi manajemen perencanaan dan penganggaran.

Indikator 10 …

Pengaturan substansi yang diperlukan untuk menuju level 5

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengaturan memuat metode, instrumen, dan tim pelaksana evaluasi secara berkala.

• Pengaturan mekanisme pembinaan, pengawasan, bimbingan, pemantauan, penilaian, evaluasi, danpelaporan penyelenggaraan sistem aplikasi manajemen perencanaan dan penganggaran secaraberkala.

• Pengaturan mekanisme perbaikan dan peningkatan kapabilitas fungsi teknis dan penambalan celahkeamanan sistem aplikasi manajemen perencanaan dan penganggaran.

• Pengaturan proses perencanaan, analisis, pengembangan, implementasi, pemantauan dan evaluasiterhadap perubahan sistem aplikasi manajemen perencanaan dan penganggaran.

Indikator 10 …

Uraian substansi/konten kebijakan untuk level 5

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

Indikator 10 …

Acuan Penerapan Kebijakan

Pemerintah DaerahInstansi Pusat

K E M E N T E R I A N P E N D A Y A G U N A A N A P A R A T U R N E G A R AD A N R E F O R M A S I B I R O K R A S IR E P U B L I K I N D O N E S I A

Layanan Manajemen Perencanaan Berbasis Elektronik(Indikator 27)

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

Indikator 27. Layanan Manajemen Perencanaan

❖Permasalahan• Layananan Manajemen Perencanaan sudah tidak dapat mengakomodasi kebutuhan sesuai dengan

perkembangan perencanaan pembangunan.• Belum selaras dengan siklus perancanaan yang seharusnya diikuti sesuai peraturan yang berlaku• Tidak efisiennya perencanaan yang ada sehingga perlu adanya layanan manajemen perencanaan

berbasis elektronik• Diperlukan pengaturan penerapan e-planning

❖ Dampak• Capaian kinerja penyelenggaraan pembangunan daerah tidak dapat dinilai dan diukur.• Dokumen analisis pembangunan daerah dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

pembangunan daerah berbasis daring tidak dapat disusun• Tumpang tindih entri data perencanaan

LATAR BELAKANG

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

❖ Tujuan• Mengelola data dan informasi, menyusun, memonitor, dan mengevaluasi dokumen rencana

pembangunan daerah secara elektronik.• Mendokumentasikan serta mengadministrasikan data dan informasi kondisi daerah berbasis daring• Memudahkan pencarian data/informasi perencanaan

❖ Ruang Lingkup• Layanan meliputi pengelolaan, penyusunan, monitor, evaluasi, dokumentasi, dan administrasi data

dan informasi perencanaan dan pembangunan.• Layanan terintegrasi dengan sistem manajemen perencanaan dan penganggaran sejenis atau

sistem/aplikasi SPBE lain di dalam Instansi Pusat/Pemerintah Daerah atau dengan InstansiPusat/Pemerintah Daerah lain.

• Layanan sudah dapat memfasilitasi pemantauan, penilaian, dan evaluasi layanan manajemenperencanaan dan penganggaran secara berkala.

LATAR BELAKANG (lanjutan)

Indikator 27 …

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang RI No. 25 tahun 2004• Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Pusat, PP No.33 Tahun 2018• Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 2006 • Sistem Informasi Pembangunan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 98 Tahun 2018• Tata Cara Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga, Peraturan Menteri

PPN/Bappenas No 9 tahun 2017• Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Cara Evaluasi

Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan rencanaPembangunan Jangka Menengah Daerah serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan jangkaPanjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja PemerintahDaerah, Peraturan menteri Dalam Negeri RI No. 86 Tahun 2017

• Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)• Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)• Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)• Rencana Kerja Pemerintah (RKP)

Indikator 27 …

Acuan Kebijakan/Standar terkait

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Telah memiliki Sistem manajemen perencanaan berbasis elektronik;

• Sistem manajemen perencanaan menyediakan layanan transaksi.

• Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan dimana Sistem manajemen perencanaan dapat memfasilitasipengguna untuk melakukan interaksi dan/atau pertukaran informasi elektronik dan/atau dokumenelektronik yang tercatat/tersimpan pada sistem, kemudian sistem tersebut dapat merespon pengguna.

Indikator 27 …

Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan untuk menuju level 3

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengembangan Sistem manajemen perencanaan bisa berjalan dan digunakan oleh pengguna padajaringan lokal (LAN).

• Layanan transaksi Sistem manajemen perencanaan, dimana Sistem memiliki fungsi/fitur dapatmemberikan respon kepada pengguna ketika pengguna melakukan input informasi dan/ataumengunggah e-dokumen.

• Sistem dapat merespon kepada pengguna seperti mekanisme persetujuan dan validasi perencanaankegiatan internal K/L/D, dan sebagainya.

• Layanan transaksi ini dapat dibuktikan dengan adanya fitur aplikasi berupa dokumentasi mekanismepersetujuan dan validasi perencanaan kegiatan internal K/L/D, dan sebagainya

Indikator 27 …

Uraian kapabilitas fungsi teknis layanan level 3

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Sistem manajemen perencanaan telah memenuhi level 3.

• Sistem manajemen perencanaan menyediakan layanan kolaborasi.

• Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan dimana Sistem manajemen perencanaan dapatdiintegrasikan dengan suatu layanan SPBE lainnya.

Indikator 27 …

Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan untuk menuju level 4

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengembangan Sistem manajemen perencanaan bisa berjalan dan digunakan oleh pengguna secaraonline.

• Layanan kolaborasi merupakan pengembangan interopabilitas dari Sistem manajemen perencanaandalam bentuk integrasi dengan layanan SPBE lainnya.

• Layanan kolaborasi dapat dilakukan melalui integrasi layanan/middleware/basis data.• Layanan kolaborasi pada sistem manajemen kepegawaian, dapat berupa:

• Integrasi layanan sejenis, dimana sistem (layanan perencanaan) K/L/D terintegrasi denganlayanan perencanaan pada K/L/D lainnya, misalnya sistem manajemen perencanaan K/L/D telahterintegrasi dengan layanan perencanaan pada Bappenas (Pusat)/Bappeda (Pemda) dan/atauterintegrasi dengan layanan perencaan pada K/L/D lainnya.

• Integrasi dengan layanan SPBE lainnya, dimana sistem (layanan perencanaan) K/L/D terintegrasidengan suatu layanan SPBE lainnya, sebagai contoh sistem manajemen perencanaandiintegrasikan dengan layanan penganggaran, pengadaan, keuangan, dan kinerja.

Indikator 27 …

Uraian kapabilitas fungsi teknis layanan level 4

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Sistem manajemen perencanaan telah memenuhi level 4;

• Sistem manajemen perencanaan menyediakan layanan optimalisasi;

• Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan dimana fungsi/fitur dari Sistem manajemen perencanaanelektronik telah ditingkatkan/dikembangkan menyesuaikan terhadap perubahan proses bisnis,perkembangan teknologi dan/atau sesuai kebutuhan Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.

Indikator 27 …

Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan untuk menuju level 5

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Layanan optimalisasi merupakan proses peningkatan/pengembangan Sistem manajemen perencanaanelektronik yang dapat menyediakan layanan sesuai dengan inovasi proses bisnis terintegrasi,perkembangan teknologi maju dan/atau pemenuhan kebutuhan Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.

• Peningkatan/pengembangan Sistem manajemen perencanaan elektronik dapat melaluipengembagan/peningkatan infrastrukturnya TIK atau fungsi/fiturnya, sehingga Penggunamendapatkan tambahan nilai manfaat atau peningkatan kualitas dari perubahan sistem tersebut.

• Dampak/risiko perubahan, kinerja, dan keamanan Sistem manajemen perencanaan elektronik dapatdiukur dan diantisipasi dengan baik.

Indikator 27 …

Uraian kapabilitas fungsi teknis layanan level 5

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Sistem Aplikasi Terintegrasi Perencanaan, Penganggaran dan Informasi Kinerja• dikembangkan bersama oleh Bappenas, Kemenkeu dan Kementerian PANRB untuk digunakan oleh

seluruh K/L (ditingkat pusat).• Sistem Aplikasi KRISNA

• dikembangkan oleh Bappenas untuk digunakan oleh K/L.• SIMDA Perencanaan

• dikembangkan oleh BPKP, digunakan oleh sebagian Pemda.• SIMRAL (Sistem Informasi Manajemen Perencanaan, Penganggaran, dan Pelaporan)

• dikembangkan oleh BPPT, digunakan oleh sebagian Pemda.• E-Planning

• dikembangkan oleh masing-masing K/L/D, digunakan oleh unit kerja/perangkat daerah.• Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (SIPPD)

• dikembangkan oleh masing-masing Pemda, digunakan oleh perangkat daerah Pemda terkait

Indikator 27 …

Contoh Sistem Layanan Perencanaan

K E M E N T E R I A N P E N D A Y A G U N A A N A P A R A T U R N E G A R AD A N R E F O R M A S I B I R O K R A S IR E P U B L I K I N D O N E S I A

Layanan Manajemen Penganggaran Berbasis Elektronik(Indikator 28)

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

Indikator 28. Layanan Manajemen Penganggaran

❖Permasalahan• Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) atau Dokumen

Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) belum transparan danakuntabel.

• Penyusunan RKA-KL/DPA-SKPD belum sepenuhnya mendukung penjabaran secara konsistensasaran strategis kebijakan K/L/D ke dalam sasaran program dan kegiatan K/L/D.

• Penganggaran tidak berdasarkan hasil perencanaan yang telah ditetapkan.

❖ Dampak• Akuntabilitas pengelolaan anggaran dapat diwujudkan dan dapat meningkatkan kualitas

penganggaran program• Tumpang tindih entri penganggaran• Sulit melakukan pencarian data dan informasi penganggaran

LATAR BELAKANG

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

❖ Tujuan• Agar tidak terjadi duplikasi dalam penyediaan dana untuk K/L/D baik yang bersifat investasi

maupun untuk keperluan biaya operasional.• Diharapkan dapat mewujudkan Satuan Kerja (satker)/Perangkat Daerah sebagai satu-satunya

entitas akuntansi yang bertanggung jawab terbadap aset dan kewajiban yang dimilikinya, sertaadanya akun (pendapatan dan/atau belanja) untuk satu transaksi sehingga dipastikan tidak adaduplikasi dalam penggunaannya.

❖ Ruang Lingkup• Pengukuran dan evaluasi kinerja atas pelaksanaan RKA-K/L atau DPA-SKPD tahun sebelumnya dan

tahun anggaran berjalan paling sedikit terdiri atas :• tingkat keluaran (output) dan capaian hasil (outcome)• konsistensi antara perencanaan dan implementasi• realisasi penyerapan anggaran

LATAR BELAKANG (lanjutan)

Indikator 28 …

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2019, Peraturan MenteriDalam Negeri RI No. 38 tahun 2018

• Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga, Peraturan PemerintahNomor 90 Tahun 2010

• Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKAKL, Peraturan Menteri Keuangan No. 136 Tahun 2014 • Petunjuk Penyusunan dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 171/PMK.02/2013 Tahun 2013• Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan RKAKL, Peraturan Menteri Keuangan RI No. 249

/PMK.02/2011 Tahun 2011• Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2019, Peraturan Menteri Keuangan RI No.

206/PMK.02/2018 Tahun 2018

Indikator 28 …

Acuan Kebijakan/Standar terkait

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Telah memiliki Sistem manajemen penganggaran berbasis elektronik;

• Sistem manajemen penganggaran menyediakan layanan transaksi.

• Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan dimana Sistem manajemen penganggaran dapatmemfasilitasi pengguna untuk melakukan interaksi dan/atau pertukaran informasi elektronik dan/ataudokumen elektronik yang tercatat/tersimpan pada sistem, kemudian sistem tersebut dapat meresponpengguna.

Indikator 28 …

Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan untuk menuju level 3

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengembangan Sistem manajemen penganggaran bisa berjalan dan digunakan oleh pengguna padajaringan lokal (LAN).

• Layanan transaksi Sistem manajemen penganggaran, dimana Sistem memiliki fungsi/fitur dapatmemberikan respon kepada pengguna ketika pengguna melakukan input informasi dan/ataumengunggah e-dokumen.

• Sistem dapat merespon kepada pengguna seperti mekanisme persetujuan dan validasipenganggaran, atau analisis anggaran kegiatan internal K/L/D, dan sebagainya.

• Layanan transaksi ini dapat dibuktikan dengan adanya fitur aplikasi berupa dokumentasi mekanismepersetujuan dan validasi penganggaran, atau analisis anggaran kegiatan internal K/L/D, dansebagainya.

Indikator 28 …

Uraian kapabilitas fungsi teknis layanan level 3

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Sistem manajemen penganggaran telah memenuhi level 3.

• Sistem manajemen penganggaran menyediakan layanan kolaborasi.

• Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan dimana Sistem manajemen penganggaran dapatdiintegrasikan dengan suatu layanan SPBE lainnya.

Indikator 28 …

Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan untuk menuju level 4

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengembangan Sistem manajemen penganggaran bisa berjalan dan digunakan oleh pengguna secaraonline.

• Layanan kolaborasi merupakan pengembangan interopabilitas dari Sistem manajemen penganggarandalam bentuk integrasi dengan layanan SPBE lainnya.

• Layanan kolaborasi dapat dilakukan melalui integrasi layanan/middleware/basis data.• Layanan kolaborasi pada sistem manajemen penganggaran, dapat berupa:

• Integrasi layanan sejenis, dimana sistem (layanan penganggaran) K/L/D terintegrasi denganlayanan penganggaran pada K/L/D lainnya, misalnya sistem manajemen perencanaan K/L/D telahterintegrasi dengan layanan penganggaran pada Kementerian Keuangan/Bappeda (Pemda)dan/atau terintegrasi dengan layanan penganggaran pada K/L/D lainnya.

• Integrasi dengan layanan SPBE lainnya, dimana sistem (layanan penganggaran) K/L/D terintegrasidengan suatu layanan SPBE lainnya, sebagai contoh sistem manajemen penganggarandiintegrasikan dengan layanan perencanaan, pengadaan, keuangan, dan kinerja.

Indikator 28 …

Uraian kapabilitas fungsi teknis layanan level 4

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Sistem manajemen penganggaran telah memenuhi level 4;

• Sistem manajemen penganggaran menyediakan layanan optimalisasi;

• Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan dimana fungsi/fitur dari Sistem manajemen penganggaranelektronik telah ditingkatkan/dikembangkan menyesuaikan terhadap perubahan proses bisnis,perkembangan teknologi dan/atau sesuai kebutuhan Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.

Indikator 28 …

Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan untuk menuju level 5

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Layanan optimalisasi merupakan proses peningkatan/pengembangan Sistem manajemenpenganggaran elektronik yang dapat menyediakan layanan sesuai dengan inovasi proses bisnisterintegrasi, perkembangan teknologi maju dan/atau pemenuhan kebutuhan InstansiPusat/Pemerintah Daerah.

• Peningkatan/pengembangan Sistem manajemen penganggaran elektronik dapat melaluipengembagan/peningkatan infrastrukturnya TIK atau fungsi/fiturnya, sehingga Penggunamendapatkan tambahan nilai manfaat atau peningkatan kualitas dari perubahan sistem tersebut.

• Dampak/risiko perubahan, kinerja, dan keamanan Sistem manajemen penganggaran elektronik dapatdiukur dan diantisipasi dengan baik.

Indikator 28 …

Uraian kapabilitas fungsi teknis layanan level 5

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Aplikasi Rencana Kerja & Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL)• dikembangkan oleh Kemenkeu untuk digunakan oleh seluruh K/L (ditingkat pusat).

• Aplikasi Rencana Kerja & Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA/DPA-SKPD)• dikembangkan oleh masing-masing Pemda, digunakan oleh perangkat daerah.

• E-Budgeting• dikembangkan oleh masing-masing K/L/D, digunakan oleh unit kerja/perangkat daerah.

• dsb.

Indikator 27 …

Contoh Penerapan Layanan

K E M E N T E R I A N P E N D A Y A G U N A A N A P A R A T U R N E G A R AD A N R E F O R M A S I B I R O K R A S IR E P U B L I K I N D O N E S I A

Kebijakan Internal Layanan Manajemen Keuangan(Indikator 11)

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

Indikator 11. Kebijakan Internal Layanan Manajemen Keuangan

❖Permasalahan• Instansi Pusat/Pemerintah Daerah belum seluruhnya menetapkan kebijakan yang mewajibkan

penggunaan layanan manajemen keuangan berbasis elektronik.• Belum optimalnya pengelolaan keuangan.• Belum maksimalnya pemanfaatan teknologi informasi untuk menunjang pengelolaan keuangan.

❖ Dampak• Pengelolaan keuangan Instansi Pusat/Pemerintah Daerah kurang efektif dan efisien• Penyalahgunaan keuangan Instansi Pusat/Pemerintah Daerah (korupsi)• Kualitas dan kuantitas penggunaan anggaran kurang transparan

LATAR BELAKANG

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

❖ Tujuan• Memberikan payung hukum pengelolaan layanan manajemen keuangan berbasis elektronik• Memberikan pedoman pengelolaan layanan manajemen keuangan berbasis elektronik

❖ Ruang Lingkup• Kebijakan meliputi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,

pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.• Kebijakan mengatur integrasi dengan sistem manajemen keuangan sejenis atau sistem/aplikasi

SPBE lain di dalam Instansi Pusat/Pemerintah Daerah atau dengan Instansi Pusat/PemerintahDaerah lain.

• Kebijakan mengatur pemantauan, penilaian, dan evaluasi layanan manajemen keuangan secaraberkala.

LATAR BELAKANG (lanjutan)

Indikator 11…

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• PP 12/2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah• Permen Dagri 98/2018 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah• PP 71/2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan• Permen Dagri 21/2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah• PMK 215 /PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan No. 213/PMK.05/2013

Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Indikator 11…

Acuan Kebijakan/Standar terkait

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Kebijakan telah memenuhi pengaturan pada level 2;

• Kebijakan mengatur pengelolaan sistem manajemen keuangan Instansi Pusat/Pemerintah Daerah yangsudah mencakup siklus pengelolaan keuangan (akuntasni keuangan) dari pengajuan hingga denganpertanggungjawaban.

Indikator 11…

Pengaturan substansi yang diperlukan untuk menuju level 3

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengaturan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.

• Pengaturan penerapan sistem aplikasi manajemen keuangan Instansi Pusat untuk penyusunandokumen pelaksanaan anggaran; pelaksanaan anggaran K/L; pelaksanakan pemungutan penerimaannegara bukan pajak dan penyetoran ke Kas Negara; pengelolaan piutang dan utang negara yangmenjadi tanggung jawab K/L; pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggungjawab K/L; penyusunan dan penyampaian laporan keuangan K/L.

• Pengaturan penerapan sistem aplikasi manajemen keuangan Pemerintah Daerah untuk pemungutanpajak daerah dan retribusi daerah serta pinjaman; penyelenggaraan urusan pemerintahan daerahdan pembayaran tagihan pihak ketiga; penerimaan daerah; pengeluaran daerah; kekayaan daerahyang dikelola sendiri atau oleh pihak lain; dan/atau kekayaan pihak lain yang dikuasai olehPemerintah Daerah.

Indikator 11…

Uraian substansi/konten kebijakan untuk level 3

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Kebijakan telah memenuhi pengaturan pada level 3

• Kebijakan mengatur integrasi sistem manajemen keuangan dalam Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.

• Kebijakan mengatur integrasi sistem manajemen keuangan dengan sistem aplikasi/layanan SPBElainnya.

Indikator 11…

Pengaturan substansi yang diperlukan untuk menuju level 4

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengaturan keterpaduan proses bisnis keuangan.• Pengaturan integrasi bagi pakai data dan informasi, basis data, dan sistem aplikasi manajemen

keuangan Instansi Pusat/Pemerintah Daerah dengan sistem aplikasi manajemen keuanganKementerian Keuangan.

• Pengaturan integrasi bagi pakai data dan informasi, basis data, dan sistem aplikasi manajemenkeuangan antar unit kerja/perangkat daerah dalam Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.

• Pengaturan integrasi bagi pakai data dan informasi, basis data, dan sistem aplikasi manajemenkeuangan dengan sistem aplikasi manajemen keuangan sejenis atau sistem aplikasi SPBE lain didalam Instansi Pusat/Pemerintah Daerah atau antar Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.

• Pengaturan integrasi sistem aplikasi perencanaan, penganggaran, keuangan, pengadaan barang danjasa, pengelolaan aset/barang, akuntabilitas kinerja, serta pemantauan dan evaluasi.

Indikator 11…

Uraian substansi/konten kebijakan untuk level 4

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Kebijakan telah memenuhi pengaturan pada level 4

• Kebijakan mengatur pemantauan, penilaian, dan pengevaluasian sistem aplikasi manajemen keuangansecara berkala terhadap perubahan peraturan, perkembangan teknologi, dan/atau kebutuhaninstansi/pengguna.

• Kebijakan mengatur pelaksanaan manajemen perubahan sistem aplikasi manajemen keuangan.

• Kebijakan mengatur pembaruan sistem aplikasi manajemen keuangan.

Indikator 11…

Pengaturan substansi yang diperlukan untuk menuju level 5

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengaturan memuat metode, instrumen, dan tim pelaksana evaluasi secara berkala.

• Pengaturan mekanisme pembinaan, pengawasan, bimbingan, pemantauan, penilaian, evaluasi, danpelaporan penyelenggaraan sistem aplikasi manajemen keuangan secara berkala.

• Pengaturan mekanisme perbaikan dan peningkatan kapabilitas fungsi teknis dan penambalan celahkeamanan sistem aplikasi manajemen keuangan.

• Pengaturan proses perencanaan, analisis, pengembangan, implementasi, pemantauan dan evaluasiterhadap perubahan sistem aplikasi manajemen keuangan.

Indikator 11…

Uraian substansi/konten kebijakan untuk level 5

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

Indikator 11…

Acuan Penerapan Kebijakan

• Kebijakan mengatur pengelolaankeuangan pada layanan manajemenkeuangan berbasis akrual.

• Akrual adalah suatu metode akuntansi dimana penerimaan dan pengeluarandiakui atau dicatat ketika transaksiterjadi, bukan ketika uang kas untuktransaksi-transaksi tersebut diterimaatau dibayarkan.

K E M E N T E R I A N P E N D A Y A G U N A A N A P A R A T U R N E G A R AD A N R E F O R M A S I B I R O K R A S IR E P U B L I K I N D O N E S I A

Layanan Manajemen Keuangan Berbasis Elektronik(Indikator 29)

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

Indikator 29. Layanan Manajemen Keuangan

❖Permasalahan• Beragamnya kode akun keuangan• Fungsi layanan belum seluruhnya mengakomodasi kebutuhan siklus manajemen keuangan• Perubahan prinsip keuangan Negara dari cash base menuju accrual base

❖ Dampak• Penyelenggaraan negara yang belum Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme• Penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur• Pencapaian efisiensi alokasi dana

LATAR BELAKANG

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

❖ Tujuan• Menjaga aset Pemerintah Pusat dan instansi-instansinya• Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran dan kegiatan keuangan

Pemerintah Pusat• Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang posisi keuangan suatu instansi dan

Pemerintah Pusat secara keseluruhan• Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan, pengelolaan dan

pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah secara efisien

❖ Ruang Lingkup• Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat (SAPP) dalam rangka menghasilkan

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)• SAPP dikembangkan sesuai dengan ketentuan dalam Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

LATAR BELAKANG (lanjutan)

Indikator 29 …

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 2019• Sistem Informasi Pembangunan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 98 Tahun 2018• Standar Akuntansi Pemerintahan, Peraturan Pemerintah RI No. 71 Tahun 2010• Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21 Tahun 2011• Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan No. 213/PMK.05/2013 Tentang Sistem Akuntansi dan

Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, Peraturan Menteri Keuangan RI No. 215 /PMK.05/2016

Indikator 29 …

Acuan Kebijakan/Standar terkait

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Telah memiliki Sistem manajemen keuangan berbasis elektronik;

• Sistem manajemen keuangan menyediakan layanan transaksi.

• Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan dimana Sistem manajemen keuangan dapat memfasilitasipengguna untuk melakukan interaksi dan/atau pertukaran informasi elektronik dan/atau dokumenelektronik yang tercatat/tersimpan pada sistem, kemudian sistem tersebut dapat merespon pengguna.

Indikator 29 …

Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan untuk menuju level 3

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengembangan Sistem manajemen keuangan bisa berjalan dan digunakan oleh pengguna padajaringan lokal (LAN).

• Layanan transaksi Sistem manajemen keuangan, dimana Sistem memiliki fungsi/fitur dapatmemberikan respon kepada pengguna ketika pengguna melakukan input informasi dan/ataumengunggah e-dokumen.

• Sistem dapat merespon kepada pengguna seperti mekanisme persetujuan dan validasi pencairananggaran, atau analisis anggaran kegiatan internal K/L/D, dan sebagainya.

• Layanan transaksi ini dapat dibuktikan dengan adanya fitur aplikasi berupa dokumentasi mekanismepersetujuan dan validasi pengelolaan keuangan, atau analisis anggaran kegiatan internal K/L/D, dansebagainya.

Indikator 29 …

Uraian kapabilitas fungsi teknis layanan level 3

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Sistem manajemen keuangan telah memenuhi level 3.

• Sistem manajemen keuangan menyediakan layanan kolaborasi.

• Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan dimana Sistem manajemen penganggaran dapatdiintegrasikan dengan suatu layanan SPBE lainnya.

Indikator 29 …

Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan untuk menuju level 4

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengembangan Sistem manajemen keuangan bisa berjalan dan digunakan oleh pengguna secaraonline.

• Layanan kolaborasi merupakan pengembangan interopabilitas dari Sistem manajemen keuangandalam bentuk integrasi dengan layanan SPBE lainnya.

• Layanan kolaborasi dapat dilakukan melalui integrasi layanan/middleware/basis data.• Layanan kolaborasi pada sistem manajemen keuangan, dapat berupa:

• Integrasi layanan sejenis, dimana sistem (layanan keuangan) K/L/D terintegrasi dengan layananpengelolaan keuangan pada K/L/D lainnya, misalnya sistem manajemen keuangan K/L/D telahterintegrasi dengan layanan pengelolaan keuangan pada Kementerian Keuangan/Kantor KasDaerah (Pemda) dan/atau terintegrasi dengan layanan keuangan pada K/L/D lainnya.

• Integrasi dengan layanan SPBE lainnya, dimana sistem (layanan keuangan) K/L/D terintegrasidengan suatu layanan SPBE lainnya, sebagai contoh sistem manajemen keuangan diintegrasikandengan layanan perencanaan, penganggaran, pengadaan, dan kinerja.

Indikator 29 …

Uraian kapabilitas fungsi teknis layanan level 4

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Sistem manajemen keuangan telah memenuhi level 4;

• Sistem manajemen keuangan menyediakan layanan optimalisasi;

• Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan dimana fungsi/fitur dari Sistem manajemen keuanganelektronik telah ditingkatkan/dikembangkan menyesuaikan terhadap perubahan proses bisnis,perkembangan teknologi dan/atau sesuai kebutuhan Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.

Indikator 29 …

Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan untuk menuju level 5

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Layanan optimalisasi merupakan proses peningkatan/pengembangan Sistem manajemen keuanganelektronik yang dapat menyediakan layanan sesuai dengan inovasi proses bisnis terintegrasi,perkembangan teknologi maju dan/atau pemenuhan kebutuhan Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.

• Peningkatan/pengembangan Sistem manajemen keuangan elektronik dapat melaluipengembagan/peningkatan infrastrukturnya TIK atau fungsi/fiturnya, sehingga Penggunamendapatkan tambahan nilai manfaat atau peningkatan kualitas dari perubahan sistem tersebut.

• Dampak/risiko perubahan, kinerja, dan keamanan Sistem manajemen keuangan elektronik dapatdiukur dan diantisipasi dengan baik.

Indikator 29 …

Uraian kapabilitas fungsi teknis layanan level 5

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Aplikasi SAS (Sistem Aplikasi Satker), SAKTI (Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi), SIMAK BMN, Persediaan

• dikembangkan oleh Kemenkeu untuk digunakan oleh seluruh K/L (ditingkat pusat).• Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)

• dikembangkan oleh masing-masing Pemda, digunakan oleh perangkat daerah.• Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) Keuangan, BMD, Gaji dan Pendapatan

• dikembangkan oleh BPKP, digunakan oleh sebagian Pemda.• dsb.

Indikator 27 …

Contoh Penerapan Layanan

K E M E N T E R I A N P E N D A Y A G U N A A N A P A R A T U R N E G A R AD A N R E F O R M A S I B I R O K R A S IR E P U B L I K I N D O N E S I A

Kebijakan Internal Layanan Manajemen Kinerja(Indikator 12)

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

Indikator 12. Kebijakan Internal Layanan Manajemen Kinerja

❖Permasalahan• Instansi Pusat/Pemerintah Daerah belum seluruhnya menetapkan kebijakan yang mewajibkan

penggunaan layanan manajemen akuntabilitas kinerja berbasis elektronik.• Belum selarasnya pelaksanaan SAKIP dengan Sistem Akuntansi Pemerintahan dan tata cara

pengendalian serta evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan.• Belum maksimalnya pemanfaatan teknologi informasi untuk menunjang pengelolaan akuntabilitas

kinerja.

❖ Dampak• Pengelolaan akuntabilitas kinerja Instansi Pusat/Pemerintah Daerah kurang efektif dan efisien• Perbaikan peningkatan kinerja Instansi Pusat/Pemerintah Daerah kurang berkesinambungan

LATAR BELAKANG

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

❖ Tujuan• Memberikan payung hukum pengelolaan layanan manajemen akuntabilitas kinerja berbasis

elektronik• Memberikan pedoman pengelolaan layanan manajemen akuntabilitas kinerja berbasis elektronik

❖ Ruang Lingkup• Kebijakan meliputi penetapan data dasar, penyediaan instrumen perolehan data, penatausahaan

dan penyimpanan data, dan pengkompilasian dan perangkuman.• Kebijakan mengatur integrasi dengan sistem manajemen akuntabilitas kinerja sejenis atau

sistem/aplikasi SPBE lain di dalam Instansi Pusat/Pemerintah Daerah atau dengan InstansiPusat/Pemerintah Daerah lain.

• Kebijakan mengatur pemantauan, penilaian, dan evaluasi layanan manajemen akuntabilitas kinerjasecara berkala.

LATAR BELAKANG (lanjutan)

Indikator 12 …

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Perpres 29/2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)• Permen PANRB 53/2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara

Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah• Permen PANRB 12/2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah• Permendagri 86/2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan

Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

• Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah (LAKIP)

Indikator 12 …

Acuan Kebijakan/Standar terkait

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Kebijakan mengatur penyelenggaraan :• Rencana strategis• Perjanjian kinerja• Pengukuran kinerja• Pengelolaan data kinerja• Pelaporan kinerja• Reviu dan evaluasi kinerja

• Kebijakan mengatur penyelenggaraan Sistem Informasi Manajemen Kinerja

Indikator 12 …

Pengaturan substansi yang diperlukan untuk menuju level 3

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengaturan penerapan sistem aplikasi manajemen akuntabilitas kinerja untuk penyusunan rencanastrategis, penyusunan perjanjian kinerja, pengukuran kinerja, pengelolaan data kinerja, pelaporankinerja, serta reviu dan evaluasi kinerja Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.

Indikator 12 …

Uraian substansi/konten kebijakan untuk level 3

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Kebijakan telah memenuhi tingkat kematangan level 3

• Kebijakan mengatur integrasi sistem manajemen akuntabilitas kinerja dalam InstansiPusat/Pemerintah Daerah.

• Kebijakan mengatur integrasi sistem manajemen akuntabilitas kinerja dengan sistem aplikasi/layananSPBE lainnya.

Indikator 12 …

Pengaturan substansi yang diperlukan untuk menuju level 4

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengaturan keterpaduan proses bisnis akuntabilitas kinerja.• Pengaturan integrasi bagi pakai data dan informasi, basis data, dan sistem aplikasi manajemen

akuntabilitas kinerja Instansi Pusat/Pemerintah Daerah dengan sistem aplikasi manajemenakuntabilitas kinerja Kementerian PANRB.

• Pengaturan integrasi bagi pakai data dan informasi, basis data, dan sistem aplikasi manajemenakuntabilitas kinerja antar unit kerja/perangkat daerah dalam Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.

• Pengaturan integrasi bagi pakai data dan informasi, basis data, dan sistem aplikasi manajemenakuntabilitas kinerja dengan sistem aplikasi manajemen akuntabilitas kinerja sejenis atau sistemaplikasi SPBE lain di dalam Instansi Pusat/Pemerintah Daerah atau antar Instansi Pusat/PemerintahDaerah.

• Pengaturan integrasi antara layanan manajemen kinerja dengan sistem aplikasi perencanaan danpenganggaran/keuangan/pengadaan barang dan jasa/pengelolaan asset dan barang/sertapemantauan dan evaluasi.

Indikator 12 …

Uraian substansi/konten kebijakan untuk level 4

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Kebijakan telah memenuhi tingkat kematangan level 4

• Kebijakan mengatur pemantauan, penilaian, dan pengevaluasian sistem aplikasi manajemenakuntabilitas kinerja secara berkala terhadap perubahan peraturan, perkembangan teknologi,dan/atau kebutuhan instansi/pengguna.

• Kebijakan mengatur pelaksanaan manajemen perubahan sistem aplikasi manajemen akuntabilitaskinerja.

• Kebijakan mengatur pembaruan sistem aplikasi manajemen akuntabilitas kinerja.

• Perubahan kebijakan telah ditetapkan, diimplementasikan, dan didokumentasikan

Indikator 12 …

Pengaturan substansi yang diperlukan untuk menuju level 5

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengaturan memuat metode, instrumen, dan tim pelaksana evaluasi secara berkala.

• Pengaturan mekanisme pembinaan, pengawasan, bimbingan, pemantauan, penilaian, evaluasi, danpelaporan penyelenggaraan sistem aplikasi manajemen akuntabilitas kinerja secara berkala.

• Pengaturan mekanisme perbaikan dan peningkatan kapabilitas fungsi teknis dan penambalan celahkeamanan sistem aplikasi manajemen akuntabilitas kinerja .

• Pengaturan proses perencanaan, analisis, pengembangan, implementasi, pemantauan dan evaluasiterhadap perubahan sistem aplikasi manajemen akuntabilitas kinerja.

Indikator 12 …

Uraian substansi/konten kebijakan untuk level 5

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Kebijakan internal K/L/D sedikitnya dapat mengatur:a) arah kebijakan K/L/D untuk penggunaan sistem/aplikasi tersebut secara luas.b) arah kebijakan K/L/D untuk pengelolaan dan pengembangan sistem/aplikasi tersebut.c) arah kebijakan K/L/D untuk interoperabilitas sistem/aplikasi tersebut.d) arah kebijakan K/L/D untuk pemantauan dan evaluasi sistem/aplikasi tersebut.e) arah kebijakan K/L/D untuk perbaikan dan peningkatan pengaturan kebijakan sistem/aplikasi

tersebut.

Indikator 12 …

Acuan Penerapan Kebijakan

K E M E N T E R I A N P E N D A Y A G U N A A N A P A R A T U R N E G A R AD A N R E F O R M A S I B I R O K R A S IR E P U B L I K I N D O N E S I A

Layanan Manajemen Kinerja(Indikator 30)

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

Indikator 30. Layanan Manajemen Kinerja

❖Permasalahan• Dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah sehubungan

dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas terukur• Penyusunan laporan kinerja yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

❖ Dampak• Perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerja.• Unit pengelola kerja kinerja dapat melakukan koreksi atau perbaikan terhadap penyelenggaraan

manajemen kinerja

LATAR BELAKANG

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

❖ Tujuan• Memperbaiki kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja khususnya kinerja pelayanan publik di

instansi secara berkelanjutan.• Meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi.• Memudahkan terwujudnya organisasi yang akuntabel

❖ Ruang Lingkup• Penetapan data dasar• Penyediaan instrumen perolehan data berupa pencatatan dan registrasi• Penatausahaan dan penyimpanan data• Hasil kompilasi dan rangkuman

LATAR BELAKANG (lanjutan)

Indikator 30 …

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Peraturan Presiden RI No.29 tahun 2014• Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI No. 53 Tahun 2014

• Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, PeraturanMenteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI No. 12 Tahun 2015

• Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah (LAKIP)

Indikator 30 …

Acuan Kebijakan/Standar terkait

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Telah memiliki Sistem manajemen kinerja berbasis elektronik;

• Sistem manajemen kinerja menyediakan layanan transaksi.

• Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan dimana Sistem manajemen kinerja dapat memfasilitasipengguna untuk melakukan interaksi dan/atau pertukaran informasi elektronik dan/atau dokumenelektronik yang tercatat/tersimpan pada sistem, kemudian sistem tersebut dapat merespon pengguna.

Indikator 30 …

Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan untuk menuju level 3

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengembangan Sistem manajemen kinerja bisa berjalan dan digunakan oleh pengguna pada jaringanlokal (LAN).

• Layanan transaksi Sistem manajemen kinerja, dimana Sistem memiliki fungsi/fitur dapat memberikanrespon kepada pengguna, ketika pengguna melakukan input informasi dan/atau mengunggah e-dokumen.

• Sistem dapat merespon kepada pengguna seperti mekanisme persetujuan dan validasi kinerja, atauanalisis kinerja kegiatan internal K/L/D, dan sebagainya.

• Layanan transaksi ini dapat dibuktikan dengan adanya fitur aplikasi berupa dokumentasi mekanismepersetujuan dan validasi pengelolaan kinerja, atau analisis penyerapan anggaran dan pengukurankinerja internal K/L/D, dan sebagainya.

Indikator 30 …

Uraian kapabilitas fungsi teknis layanan level 3

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Sistem manajemen kinerja telah memenuhi level 3.

• Sistem manajemen kinerja menyediakan layanan kolaborasi.

• Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan dimana Sistem manajemen kinerja dapat diintegrasikandengan suatu layanan SPBE lainnya.

Indikator 30 …

Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan untuk menuju level 4

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengembangan Sistem manajemen kinerja bisa berjalan dan digunakan oleh pengguna secara online.• Layanan kolaborasi merupakan pengembangan interopabilitas dari Sistem manajemen kinerja dalam

bentuk integrasi dengan layanan SPBE lainnya.• Layanan kolaborasi dapat dilakukan melalui integrasi layanan/middleware/basis data.• Layanan kolaborasi pada sistem manajemen kinerja, dapat berupa:

• Integrasi layanan sejenis, dimana sistem (layanan kinerja) K/L/D terintegrasi dengan layananpengelolaan kinerja pada K/L/D lainnya, misalnya sistem manajemen kinerja K/L/D telahterintegrasi dengan layanan manajemen kinerja pada Instansi Pusat terkait (Kementerian PANRB)dan/atau terintegrasi dengan layanan manajemen kinerja pada K/L/D lainnya.

• Integrasi dengan layanan SPBE lainnya, dimana sistem (layanan kinerja) K/L/D terintegrasidengan suatu layanan SPBE lainnya, sebagai contoh sistem manajemen kinerja diintegrasikandengan layanan perencanaan, penganggaran, pengadaan, dan Monev.

Indikator 30 …

Uraian kapabilitas fungsi teknis layanan level 4

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Sistem manajemen kinerja telah memenuhi level 4;

• Sistem manajemen keuangan menyediakan layanan optimalisasi;

• Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan dimana fungsi/fitur dari Sistem manajemen keuanganelektronik telah ditingkatkan/dikembangkan menyesuaikan terhadap perubahan proses bisnis,perkembangan teknologi dan/atau sesuai kebutuhan Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.

Indikator 30 …

Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan untuk menuju level 5

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Layanan optimalisasi merupakan proses peningkatan/pengembangan Sistem manajemen kinerjaelektronik yang dapat menyediakan layanan sesuai dengan inovasi proses bisnis terintegrasi,perkembangan teknologi maju dan/atau pemenuhan kebutuhan Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.

• Peningkatan/pengembangan Sistem manajemen kinerja elektronik dapat melaluipengembagan/peningkatan infrastrukturnya TIK atau fungsi/fiturnya, sehingga Penggunamendapatkan tambahan nilai manfaat atau peningkatan kualitas dari perubahan sistem tersebut.

• Dampak/risiko perubahan, kinerja, dan keamanan Sistem manajemen kinerja elektronik dapat diukurdan diantisipasi dengan baik.

Indikator 30 …

Uraian kapabilitas fungsi teknis layanan level 5

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah• dikembangkan oleh Kementerian PANRB untuk digunakan oleh seluruh K/L/D.

• E-Performance

• dikembangkan oleh masing-masing K/L/D, digunakan oleh unit kerja/perangkat daerah.• E-Kinerja

• dikembangkan oleh masing-masing K/L/D, digunakan oleh unit kerja/perangkat daerah.• dsb.

Indikator 30 …

Contoh Penerapan Layanan

K E M E N T E R I A N P E N D A Y A G U N A A N A P A R A T U R N E G A R AD A N R E F O R M A S I B I R O K R A S IR E P U B L I K I N D O N E S I A

Kebijakan Internal Layanan Pengadaan(Indikator 13)

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

Indikator 13. Kebijakan Internal Layanan Pengadaan

❖Permasalahan• Instansi Pusat/Pemerintah Daerah belum seluruhnya menetapkan kebijakan penggunaan layanan

manajemen pengadaan barang/jasa berbasis elektronik.• Pengaturan pengadaan barang/jasa belum sepenuhnya memberikan nilai manfaat (value for

money) yang besar, kontribusi dalam peningkatan penggunaan produk dalam negeri, dan peningkatan peran Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah.

• Belum maksimalnya pemanfaatan teknologi informasi untuk menunjang pengelolaan pengadaan barang/jasa.

❖ Dampak• Pengelolaan pengadaan barang/jasa kurang efektif, efisien, dan akuntabel• Penyalahgunaan pengadaan barang/jasa (KKN)

LATAR BELAKANG

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

❖ Tujuan• Memberikan payung hukum pengelolaan layanan manajemen pengadaan barang/jasa berbasis

elektronik • Memberikan pedoman pengelolaan layanan manajemen pengadaan barang/jasa berbasis

elektronik ❖ Ruang Lingkup

• Kebijakan meliputi Kesepakatan Tingkat Layanan dengan LKPP, dan penentuan perangkat organisasi(kepala, sekretariat, unit administrasi sistem elektronik, unit registrasi dan verifikasi, dan unit layanan dan dukungan).

• Kebijakan mengatur integrasi dengan sistem manajemen pengadaan barang/jasa sejenis atau sistem/aplikasi SPBE lain di dalam Instansi Pusat/Pemerintah Daerah atau dengan Instansi Pusat/Pemerintah Daerah lain.

• Kebijakan mengatur pemantauan, penilaian, dan evaluasi layanan manajemen pengadaan barang/jasa secara berkala.

LATAR BELAKANG (lanjutan)

Indikator 13 …

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Perpres 16/2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah• Perka LKPP 2/2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik• Keputusan Deputi II 21/2018 tentang Syarat dan Ketentuan Penggunaan Aplikasi SPSE• Peraturan LKPP 9/2018 tentang Tata Cara E-Tendering• Peraturan LKPP 19/2018 tentang Pengembangan Sistem dan Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa

Indikator 13 …

Acuan Kebijakan/Standar terkait

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Kebijakan mengakomodasi informasi perencanaan pengadaan barang dan jasa

• Kebijakan mengatur pengelolaan sistem manajemen pengadaan barang/jasa InstansiPusat/Pemerintah Daerah.

Indikator 13 …

Pengaturan substansi yang diperlukan untuk menuju level 3

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengaturan penerapan sistem aplikasi manajemen pengadaan barang/jasa untuk barang, pekerjaankonstruksi, jasa konsultansi, dan jasa lainnya, baik secara swakelola maupun penyedia.

Indikator 13 …

Uraian substansi/konten kebijakan untuk level 3

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Kebijakan telah memenuhi tingkat kematangan level 3

• Kebijakan mengatur integrasi sistem manajemen pengadaan barang/jasa dalam InstansiPusat/Pemerintah Daerah.

• Kebijakan mengatur integrasi sistem manajemen pengadaan barang/jasa dengan sistemaplikasi/layanan SPBE lainnya.

Indikator 13 …

Pengaturan substansi yang diperlukan untuk menuju level 4

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengaturan keterpaduan proses bisnis pengadaan barang/jasa.• Pengaturan integrasi bagi pakai data dan informasi, basis data, dan sistem aplikasi manajemen

pengadaan barang/jasa Instansi Pusat/Pemerintah Daerah, antara lain:o Dengan sistem aplikasi manajemen pengadaan barang/jasa LKPP.o Antar unit kerja/perangkat daerah dalam Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.o Dalam Instansi Pusat/Pemerintah Daerah atau antar Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.o Dengan sistem aplikasi perencanaan, penganggaran, keuangan, pengadaan barang dan jasa,

pengelolaan aset/barang, akuntabilitas kinerja, serta pemantauan dan evaluasi.

Indikator 13 …

Uraian substansi/konten kebijakan untuk level 4

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Kebijakan telah memenuhi tingkat kematangan level 4

• Kebijakan mengatur pemantauan, penilaian, dan pengevaluasian sistem aplikasi manajemenpengadaan barang/jasa secara berkala terhadap perubahan peraturan, perkembangan teknologi,dan/atau kebutuhan instansi/pengguna.

• Kebijakan mengatur pelaksanaan manajemen perubahan sistem aplikasi manajemen pengadaanbarang/jasa.

• Kebijakan mengatur pembaruan sistem aplikasi manajemen pengadaan barang/jasa.

Indikator 13 …

Pengaturan substansi yang diperlukan untuk menuju level 5

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengaturan memuat metode, instrumen, dan tim pelaksana evaluasi secara berkala.

• Pengaturan mekanisme pembinaan, pengawasan, bimbingan, pemantauan, penilaian, evaluasi, danpelaporan penyelenggaraan sistem aplikasi manajemen pengadaan barang/jasa secara berkala.

• Pengaturan mekanisme perbaikan dan peningkatan kapabilitas fungsi teknis dan penambalan celahkeamanan sistem aplikasi manajemen pengadaan barang/jasa.

• Pengaturan proses perencanaan, analisis, pengembangan, implementasi, pemantauan dan evaluasiterhadap perubahan sistem aplikasi manajemen pengadaan barang/jasa.

Indikator 13 …

Uraian substansi/konten kebijakan untuk level 5

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Sesuai amanat Perpres 16/2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah bahwa setiap K/L/D wajibmenggunakan LPSE dalam pengadaan barang/jasa;

• Penyusunan kebijakan layanan pengadaan berlandaskan aturan yang berlaku khususnya untukpengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemerintah;

• Instansi Pusat pembina dalam urusan layanan pengadaan adalah LKPP.• Kebijakan internal K/L/D sedikitnya dapat mengatur:

a) arah kebijakan K/L/D untuk penggunaan sistem/aplikasi tersebut secara luas.b) arah kebijakan K/L/D untuk pengelolaan sistem/aplikasi tersebut.c) arah kebijakan K/L/D untuk interoperabilitas sistem/aplikasi tersebut.d) arah kebijakan K/L/D untuk pemantauan dan evaluasi sistem/aplikasi tersebut.e) arah kebijakan K/L/D untuk perbaikan dan peningkatan pengaturan kebijakan sistem/aplikasi

tersebut.

Indikator 13 …

Saran/Acuan

K E M E N T E R I A N P E N D A Y A G U N A A N A P A R A T U R N E G A R AD A N R E F O R M A S I B I R O K R A S IR E P U B L I K I N D O N E S I A

Layanan Pengadaan Berbasis Elektronik(Indikator 31)

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

Indikator 31. Layanan Pengadaan

❖Permasalahan• Perlu meningkatkan proses pengadaan barang/jasa yang efektif, terbuka, dan kompetitif• Diperlukan tata cara pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang dilakukan secara terbuka dan dapat

diikuti oleh semua Penyedia Barang/Jasa yang terdaftar pada sistem pengadaan secara elektronik.• Diperlukan sistem informasi elektronik yang memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis dan harga

barang tertentu dari berbagai Penyedia Barang/Jasa Pemerintah• Timbulnya kesalahan informasi akibat entri ganda

❖ Dampak• Belum terciptanya pengadaan yang menerapkan prinsip-prinsip efisien, efektif, transparan, terbuka,

bersaing, adil/tidak diskriminatif dan akuntabel

LATAR BELAKANG

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

❖ Tujuan• Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak yang terkait, baik

secara langsung maupun tidak langsung dalam proses Pengadaan Barang/Jasa.• Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara dalam

Pengadaan Barang/Jasa.• Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk

keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikannegara

❖ Ruang Lingkup• Penyelenggara LPSE didahului dengan Kesepakatan Tingkat Layanan (Service Level Agreement)

antara K/L/D/I dengan LKPP• Perangkat organisasi LPSE yang berdiri sendiri disusun sesuai dengan kebutuhan, sekurang-

kurangnya menyelenggarakan fungsi yang meliputi: Kepala, Sekretariat, Unit administrasi sistemelektronik, Unit registrasi dan verifikasi, Unit layanan dan dukungan

LATAR BELAKANG (lanjutan)

Indikator 31 …

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

❖ Ruang Lingkup• LPSE menyusun dan melaksanakan Standar Prosedur Operasional untuk menjamin

keberlangsungan penyelenggaraan sistem pengadaan barang/jasa secara elektronik.• Standar Prosedur Operasional sekurang-kurangnya mencakup: registrasi dan verifikasi Pengguna

SPSE, layanan Pengguna SPSE, penanganan masalah (error handling), Pemeliharaan danpengamanan infrastruktur SPSE, Pemeliharaan kinerja dan kapasitas SPSE, Pengarsipan dokumenelektronik (file backup)

LATAR BELAKANG (lanjutan)

Indikator 31 …

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• PerPres No. 16 Tahun 2018 tentang Perubahan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

• Peraturan Kepala LKPP No. 2 Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik, • Keputusan Deputi II No. 21 Tahun 2018 tentang Syarat dan Ketentuan Penggunaan Aplikasi SPSE, • Peraturan Lembaga LKPP Nomor 9 Tahun 2018 tentang Tata Cara E-Tendering, • Pengembangan Sistem dan Kebijakan Pengadaan barang/jasa,Peraturan Lembaga Kebijakan

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Peraturan Lembaga No. 19 Tahun 2018

Indikator 31 …

Acuan Kebijakan/Standar terkait

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Telah memiliki Sistem pengadaan secara elektronik;

• Sistem pengadaan secara elektronik menyediakan layanan transaksi.

• Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan dimana Sistem manajemen perencanaan dapat memfasilitasipengguna untuk melakukan interaksi dan/atau pertukaran informasi elektronik dan/atau dokumenelektronik yang tercatat/tersimpan pada sistem, kemudian sistem tersebut dapat merespon pengguna.

Indikator 31 …

Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan untuk menuju level 3

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengembangan Sistem pengadaan secara elektronik bisa berjalan dan digunakan oleh pengguna padajaringan lokal (LAN).

• Layanan transaksi Sistem pengadaan secara elektronik, dimana Sistem memiliki fungsi/fitur dapatmemberikan respon kepada pengguna ketika pengguna melakukan input informasi dan/ataumengunggah e-dokumen.

• Sistem dapat merespon kepada pengguna seperti mekanisme persetujuan dan validasi pengadaanbarang/jasa internal K/L/D, dan sebagainya.

• Layanan transaksi ini dapat dibuktikan dengan adanya fitur aplikasi berupa dokumentasi mekanismepersetujuan dan validasi pengadaan barang/jasa internal K/L/D, dan sebagainya.

Indikator 31 …

Uraian kapabilitas fungsi teknis layanan level 3

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Sistem pengadaan secara elektronik telah memenuhi level 3.

• Sistem pengadaan secara elektronik menyediakan layanan kolaborasi.

• Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan dimana Sistem pengadaan secara elektronik dapatdiintegrasikan dengan suatu layanan SPBE lainnya.

Indikator 31 …

Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan untuk menuju level 4

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Pengembangan Sistem pengadaan secara elektronik bisa berjalan dan digunakan oleh penggunasecara online.

• Layanan kolaborasi merupakan pengembangan interopabilitas dari Sistem pengadaan secaraelektronik dalam bentuk integrasi dengan layanan SPBE lainnya.

• Layanan kolaborasi dapat dilakukan melalui integrasi layanan/middleware/basis data.• Layanan kolaborasi pada Sistem pengadaan secara elektronik , dapat berupa:

• Integrasi layanan sejenis, dimana sistem (layanan pengadaan) K/L/D terintegrasi dengan layananpengadaan pada K/L/D lainnya, misalnya Sistem pengadaan secara elektronik K/L/D telahterintegrasi dengan SPSE pada LKPP dan/atau terintegrasi dengan layanan pengadaa pada K/L/Dlainnya.

• Integrasi dengan layanan SPBE lainnya, dimana sistem (layanan pengadaan) K/L/D terintegrasidengan suatu layanan SPBE lainnya, sebagai contoh sistem manajemen perencanaandiintegrasikan dengan layanan perencanaan, penganggaran, keuangan, dan kinerja.

Indikator 31 …

Uraian kapabilitas fungsi teknis layanan level 4

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Sistem pengadaan secara elektronik telah memenuhi level 4;

• Sistem pengadaan secara elektronik menyediakan layanan optimalisasi dan secara berkala dievaluasi;

• Manajemen perubahan sistem pengadaan secara elektronik sudah terdokumentasi

• Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan dimana fungsi/fitur dari Sistem pengadaan secara elektroniktelah ditingkatkan/dikembangkan menyesuaikan terhadap perubahan proses bisnis, perkembanganteknologi dan/atau sesuai kebutuhan Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.

Indikator 31 …

Kapabilitas fungsi teknis yang dibutuhkan untuk menuju level 5

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Layanan optimalisasi merupakan proses peningkatan/pengembangan Sistem pengadaan secaraelektronik yang dapat menyediakan layanan sesuai dengan inovasi proses bisnis terintegrasi,perkembangan teknologi maju dan/atau pemenuhan kebutuhan Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.

• Peningkatan/pengembangan Sistem pengadaan secara elektronik dapat melaluipengembagan/peningkatan infrastrukturnya TIK atau fungsi/fiturnya, sehingga Penggunamendapatkan tambahan nilai manfaat atau peningkatan kualitas dari perubahan sistem tersebut.

• Dampak/risiko perubahan, kinerja, dan keamanan Sistem pengadaan secara elektronik dapat diukurdan diantisipasi dengan baik.

Indikator 31 …

Uraian kapabilitas fungsi teknis layanan level 5

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARADAN REFORMASI BIROKRASIREPUBLIK INDONESIA

• Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)• dikembangkan bersama oleh oleh LKPP untuk digunakan oleh seluruh K/L/D.

Indikator 31 …

Contoh Penerapan Layanan