4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner · Status pendidikan dari 100 orang...

29
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner Kuesioner merupakan instrumen yang digunakan untuk menguji beberapa analisis yang diinginkan. Namun kuesioner sebelum digunakan harus melalui tahapan uji validitas dan reliabilitas agar data yang nanti dihasilkan tepat dan akurat. Berikut ini adalah hasil pengujian validitas dan reliabilitas yang dilakukan. 4.1.1 Uji validitas Uji validitas dilakukan untuk menentukan apakah kuesioner yang digunakan menghasilkan data yang valid atau tidak. Uji validitas akan sahih atau valid dengan menguji 30 sampel awal terlebih dahulu. Jika terdapat pertanyaan yang tidak valid, maka pertanyaan kuesioner harus diganti dan menggantinya dengan pertanyaan yang valid. Tujuannya adalah agar data yang digunakan dapat dipertanggung jawabkan. Berikut ini adalah hasil dari uji validitas terhadap kuesioner penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Hasil Uji Validitas terhadap kuesioner Kode Pertanyaan Nilai r-hitung P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P18 P19 0,91 0,87 0,67 0,75 0,37 0,33 0,78 0,88 0,80

Transcript of 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner · Status pendidikan dari 100 orang...

Page 1: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner · Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan

24

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner

Kuesioner merupakan instrumen yang digunakan untuk menguji beberapa

analisis yang diinginkan. Namun kuesioner sebelum digunakan harus melalui

tahapan uji validitas dan reliabilitas agar data yang nanti dihasilkan tepat dan

akurat. Berikut ini adalah hasil pengujian validitas dan reliabilitas yang dilakukan.

4.1.1 Uji validitas

Uji validitas dilakukan untuk menentukan apakah kuesioner yang

digunakan menghasilkan data yang valid atau tidak. Uji validitas akan sahih atau

valid dengan menguji 30 sampel awal terlebih dahulu. Jika terdapat pertanyaan

yang tidak valid, maka pertanyaan kuesioner harus diganti dan menggantinya

dengan pertanyaan yang valid. Tujuannya adalah agar data yang digunakan dapat

dipertanggung jawabkan.

Berikut ini adalah hasil dari uji validitas terhadap kuesioner penelitian

yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Hasil Uji Validitas terhadap kuesioner

Kode Pertanyaan Nilai r-hitung

P10

P11

P12

P13

P14

P15

P16

P18

P19

0,91

0,87

0,67

0,75

0,37

0,33

0,78

0,88

0,80

Page 2: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner · Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan

25

Hasil dari nilai r-hitung kemudian dibandingkan dengan nilai r-tabel, yaitu

0,3061. Sebuah variabel dapat dikatakan valid apabilai nilai r-hitungnya lebih

besar daripada nilai r-tabelnya (dapat dilihat pada lampiran 2).

4.1.2 Uji reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat konsistensi atau

keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen tersebut digunakan lagi sebagai alat

ukur suatu objek atau responden. Sebuah alat ukur seperti kuesioner dapat

dinyatakan sahih apabila hasil dari uji reliabilitas alat ukur tersebut dapat

dipertanggung jawabkan dengan melihat nilai r-hitungnya. Nilai tersebut

kemudian dibandingkan dengan nilai r-tabelnya Berikut ini adalah hasil

pengukuran uji reliabilitas terhadap kuesioner penelitian yang dilakukan dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Hasil Uji Reliabilitas terhadap kuesioner

Kode Pertanyaan Nilai r-hitung

P10 0,448

P11 0,476

P12 0,615

P13 0,669

P14 0,476

P15 0,550

P16 0,540

P17 0,568

P18 0,468

P19 0,413

Setelah didapat nilai r-hitungnya, kemudian kita bandingkan dengan nilai

r-tabelnya yaitu sebesar 0,3061. Sebuah variabel dapat dikatakan reliabel apabila

nilai r-hitungnya lebih besar daripada nilai r-tabelnya (dapat dilihat pada

Lampiran 3.

Page 3: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner · Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan

26

4.2 Karakteristik Konsumen

Penelitian ini menggunakan karakteristik konsumen yang dilihat dari jenis

kelamin, status pernikahan, pendidikan terakhir, pendapatan rata-rata perbulan dan

pekerjaan.

4.2.1 Jenis kelamin

Karakteristik konsumen fish nugget komersil berdasarkan jenis kelamin

adalah mayoritas laki-laki sebanyak 61% dan sisanya berjenis kelamin perempuan

adalah 39% . Hal ini menjelaskan bahwa laki-laki lebih banyak mengkonsumsi

fish nugget komersil jika dibandingkan perempuan. Karakteristik konsumen fish

nugget komersil berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan pada Gambar 1.

Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa konsumen laki-laki lebih banyak

membeli produk fish nugget komersil tersebut dibandingkan yang berjenis

kelamin perempuan. Hal ini karena laki-laki kebanyakan lebih peduli akan

kesehatan untuk menunjang pekerjaannya yang membutuhkan banyak energi.

Tidak hanya para laki-laki, perempuan juga sebenarnya sadar akan pentingnya

kesehatan (Irawan 2003). Namun, ketika melakukan penelitian ini, laki-laki yang

menjawab kuesioner paling banyak dari 100 responden.

4.2.2 Status pernikahan

Karakteristik konsumen fish nugget komersil berdasarkan status

pernikahan, ternyata konsumen yang sudah menikah dengan konsumen yang

belum menikah memiliki prosentase yang sama yaitu 50% . Karakteristik

Gambar 1 Karakteristik konsumen berdasarkan jenis kelamin

Page 4: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner · Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan

27

konsumen fish nugget komersil berdasarkan status pernikahan dapat dilihat pada

Gambar 2.

Dari 100 responden yang menjawab kuesioner, terdapat perbandingan

yang sama yaitu 50 responden menjawab sudah menikah dan 50 responden juga

menjawab belum menikah. Hal ini tidak mempengaruhi terhadap keputusan

pembelian, hanya untuk screening mengenai status pernikahan responden saja.

Tujuannya hanya untuk mengumpulkan data dari semua responden apakah mereka

sudah berkeluarga atau belum. Biasanya orang yang telah berkeluarga dan

memiliki anak, maka mereka akan memberikan asupan makanan yang bergizi

untuk anak mereka. Orang tua akan memberikan yang terbaik untuk anak mereka

dalam perkembangannya, baik dalam pertumbahan badannya dan juga

perkembangan kecerdasan otak (Simamora 2004).

4.2.3 Pendidikan terakhir

Karakteristik konsumen fish nugget komersil berdasarkan pendidikan

terakhir yang ditempuh dan yang paling banyak respondennya adalah konsumen

yang berpendidikan terakhir Perguruan Tinggi mulai dari Strata 1 hingga Strata 3

yaitu sebesar 47% . Kemudian disusul oleh konsumen dengan pendidikan terakhir

diploma sebesar 26% . Setelah diploma kemudian konsumen dengan pendidikan

terakhir SLTA dengan nilai 25% . Terakhir adalah konsumen dengan pendidikan

SLTP sebesar 2% . Berikut ini adalah gambar karakteristik konsumen fish nugget

komersil berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 2 Karakteristik konsumen berdasarkan status pernikahan

Page 5: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner · Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan

28

Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab

bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan tinggi, mulai dari

Strata satu hingga Strata tiga. Screening ini dapat menentukan faktor keputusan

pembelian, apabila hasil dari nilai p-value nya lebih kecil daripada nilai alpha.

Pada umumnya, orang yang memiliki pendidikan tinggi akan lebih mempedulikan

kesehatan diri mereka sendiri. Karena mereka paham akan pentingnya makanan

yang sehat untuk kelangsungan hidup mereka. Selain itu, dengan mengkonsumsi

makanan sehat dapat membantu memaksimalkan kerja otak, sehingga pekerjaan

mereka dapat dikerjakan dengan baik. Sebagian besar masyarakat modern saat ini

sudah menerapkan pola makan sehat, seperti gemar makan ikan. Tidak hanya

dalam bentuk nugget, sudah banyak hasil diversifikasi dari olahan ikan (Nugroho

2003).

4.2.4 Pendapatan perbulan

Karakteristik konsumen fish nugget komersil berdasarkan pendapatan rata-

rata perbulan yang paling besar prosentasenya adalah responden dengan

pendapatan rata-rata perbulan dengan range Rp. 2.000.000 hingga Rp. 5.000.000

yaitu sebesar 38% . Diurutan kedua adalah pendapatan rata-rata perbulan di atas

Rp. 5.000.000 yaitu sebesar 29%. Kemudian disusul oleh pendapatan rata-rata

perbulan dengan range Rp. 500.001 hingga Rp. 2.000.000 . Terakhir adalah

pendapatan rata-rata perbulan kurang dari Rp. 500.000 yaitu sebesar 10 %.

Karakteristik konsumen berdasarkan pendapatan rata-rata perbulan yang dapat

dilihat pada Gambar 4.

Gambar 3 Karakteritik konsumen berdasarkan pendidikan terakhir

Page 6: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner · Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan

29

Mayoritas responden, yaitu sebesar 38 orang mereka memiliki pendapatan

perbulan rata-rata 2.000.000 hingga 5.000.000 rupiah. Dan sebanyak 29 orang

menjawab mereka memiliki pendapatan perbulan yaitu di atas 5.000.000 rupiah.

Hal ini akan sangat mempengaruhi faktor keputusan pembelian. Jika nilai p-value

nya lebih kecil daripada nilai alpha. Hasilnya dapat dilihat pada pembahasan

selanjutnya mengenai analisis korelasi variabel. Orang yang mempunyai tingkat

pendapatan yang lebih tinggi, maka perilakunya cenderung akan memanjakan

dirinya. Banyak dari mereka cenderung lebih memilih produk yang kaya nutrisi

walaupun harganya lebih mahal. Perilaku konsumen seperti ini sudah banyak

dilakukan dewasa ini, seperti mengkonsumsi nugget berbahan dasar ikan

(Rangkuti 2008).

4.2.5 Pekerjaan

Karakteristik konsumen fish nugget komersil berdasarkan pekerjaan

responden yang paling besar adalah responden dengan pekerjaan pegawai swasta

yaitu sebesar 31% . Yang kedua adalah responden dengan pekerjaan lainnya saitu

sebesar 24% . Lainnya di sini adalah pekerjaan yang berupa dokter, psikiater, ibu

rumah tangga, pensiunan dan sebagainya. Kemudian disusul oleh responden

dengan pekerjaan wiraswasta yaitu sebesar 17%. Responden dengan pekerjaan

mahasiswa dan pelajar serta responden dengan pekerjaan pegawai negeri memiliki

prosentase yang sama yakni 14%. Karakteristik konsumen fish nugget komersil

berdasarkan pekerjaan responden dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 4 Karakteristik konsumen berdasarkan pendapatan

perbulan

Page 7: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner · Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan

30

Untuk pekerjaan, screening ini tidak langsung mempengaruhi terhadap

faktor keputusan pembelian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

responden memiliki pekerjaan yang dapat menentukan pendapatan perbulannya.

Cara pandang seseorang terhadap mengkonsumsi barang dan jasa dapat

dipengaruhi oleh jenis pekerjaan yang dimiliki orang tersebut (Irawan 2003).

4.3 Proses Pengambilan Keputusan

Pembelian terjadi apabila seseorang merasakan membutuhkan sesuatu

untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam proses tersebut terdapat langkah-langkah

yang umumnya dilakukan seseorang jika ingin memutuskan membeli yang

diinginkannya. Proses keputusan pembelian ini meliputi lima tahap, antara lain :

(a) pengenalan kebutuhan, (b) pencarian informasi, (c) evaluasi alternatif, (d)

keputusan pembelian dan terakhir (e) pasca pembelian. Data mengenai proses

pengambilan keputusan diperoleh dari konsumen yang melakukan pembelian fish

nugget komersil.

4.3.1 Pengenalan kebutuhan

Kebutuhan terhadap sesuatu muncul ketika terjadinya gap antara keadaan

yang diinginkan dan keadaan sekarang. Gap inilah yang menyebabkan ketegangan

dan mendorong seseorang berbuat sesuatu untuk menguranginya. Kebutuhan yang

ada tidak secara otomatis menimbulkan tindakan. Faktor-faktor tingkat

kepentingan, motivasi, manfaat dan tujuan seseorang akan mempengaruhi

Gambar 5 Karakteristik konsumen berdasarkan pekerjaan

Page 8: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner · Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan

31

tindakan tersebut. Tahap pertama dalam proses pengambilan keputusan produk

fish nugget komersil dapat diidentifikasi dengan melihat motivasi utama

pembelian dan manfaat yang ingin didapat. Motivasi utama konsumen terhadap

pembelian dapat dilihat pada Gambar 6 di bawah ini.

Berdasarkan hasil penelitian, motivasi utama konsumen dalam membeli

fish nugget komersil adalah kesehatan karena gizinya yang baik, yaitu sebesar

39% . Untuk motivasi kedua yang banyak dimiliki konsumen adalah lauk pauk

sebagai alternatif pengganti lauk yaitu sebesar 27% . Motivasi ketiga dari

responden yang menjawab karena sekedar ingin mencoba yaitu sebesar 21%. Dan

alasan terakhir adalah karena pengaruh dari teman yaitu sebesar 12% . Sehingga

dapat dilihat bahwa produk fish nugget komersil banyak dikonsumsi karena

gizinya yang baik.

Dapat disimpulkan bahwa responden yang menjawab kuesioner telah sadar

dan peduli akan kesehatan mereka. Selain itu, yang menjawab lauk pauk juga

merupakan responden yang peduli akan kesehatan. Mereka terbukti menjadikan

fish nugget sebagai pangan alternatif yang bergizi, menggantikan nugget yang

berbahan dasar ayam atau sosis berbahan dasar daging sapi yang memiliki

kandungan gizi lebih sedikit. Seseorang yang mempunyai tingkat pengetahuan

tinggi, maka perilakunya akan memilih barang atau jasa yang mengutamakan

kesehatan bagi dirinya. Kesadaran akan pentingnya makanan yang sehat telah

menjadi gaya hidup yang berkembang dengan pesat hingga saat ini. (Santoso dan

Fandy 2006).

Gambar 6 Motivasi utama konsumen membeli fish nugget

Page 9: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner · Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan

32

Hasil penelitian mengenai manfaat yang dicari oleh konsumen dalam

mengkonsumsi produk fish nugget komersil ditunjukkan pada Gambar 7.

Sebanyak 46% konsumen mengkonsumsi fish nugget komersil berpendapat bahwa

produk fish nugget komersil ini memiliki gizi yang lebih baik daripada nugget

ayam. Manfaat lain yang diinginkan oleh konsumen adalah sebagai lauk pauk atau

makanan alternatif pengganti lauk yang biasanya dikonsumsi secara luas yaitu

sebesar 33% . Manfaat ketiga yakni sebesar 13% yang diinginkan konsumen

adalah sebagai camilan atau kudapan. Manfaat terakhir yang diharapkan dari para

konsumen adalah sekedar ingin mencoba produk fish nugget komersil tersebut

yaitu sebesar 8% , sehingga dapat disimpulkan konsumen mencari produk fish

nugget komersil tersebut dengan tujuan mencari gizinya yang baik, karena

menurut mereka produk fish nugget komersil memiliki gizi yang lebih baik

daripada nugget ayam. Konsumen yang mempu secara finansial akan lebih

memilih produk yang menyehatkan, walaupun harganya cenderung lebih mahal

(Rangkuti 2008).

4.3.2 Pencarian informasi

Tahap selanjutnya dalam proses pengambilan keputusan adalah pencarian

informasi terhadap produk tersebut. Pencarian informasi mulai dilakukan ketika

seseorang merasa bahwa kebutuhannya dapat dipenuhi dengan cara membeli atau

Gambar 7 Manfaat yang ingin didapat dari konsumen fish nugget

Page 10: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner · Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan

33

mengkonsumsi produk tertentu. Proses pencarian informasi dapat dilakukan

secara internal maupun eksternal. Pada tahap ini, konsumen mengharapkan akan

mendapatkan pengetahuan tentang produk secara lengkap sehingga dapat

menghasilkan keputusan yang tepat pula. Tahap pencarian informasi produk fish

nugget komersil dapat diidentifikasi dengan melihat sumber informasi produk,

media yang mempengaruhi dan pengaruh iklan terhadap tindakan pembelian.

Berikut adalah gambar yang menunjukkan hasil penelitian sumber informasi dapat

dilihat pada Gambar 8.

Mayoritas konsumen memperoleh informasi tentang produk fish nugget

komersil melalui teman atau sahabat mereka, yaitu sebesar 40% . Konsumen

dengan sumber informasi dari keluarga dan media massa (TV, radio, koran)

memiliki nilai yang sama yaitu sebesar 28% . Sumber informasi dari internet dari

seluruh konsumen adalah sebesar 4% . Ini menunjukkan bahwa teman atau

sahabat merupakan sumber informasi terbesar konsumen dalam mencari informasi

produk fish nugget komersil. Konsumen biasanya akan lebih mempercayai orang-

orang terdekatnya dalam mengkonsumsi barang dan jasa. Daripada iklan-iklan

yang terdapat di media massa. Orang-orang terdekat memiliki pengaruh yang

sangat besar dalam mencari dan mengkonsumsi sebuah produk. Salah satu

komunikasi yang sangat ampuh dalam memasarkan produk adalah dengan

komunikasi dari mulut ke mulut. Produsen yang sadar akan pentingnya

komunikasi dari mulut ke mulut dapat menciptakan peluang yaitu konsumen tetap

yang selalu membeli produk mereka (Santoso dan Fandy 2006).

Gambar 8. Sumber informasi konsumen terhadap produk fish nugget

Page 11: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner · Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan

34

Gambar 9 di atas menunjukkan hasil penelitian mengenai media yang

paling mempengaruhi dalam pembelian produk fish nugget komersil. Dapat dilihat

bahwa media yang paling mempengaruhi konsumen dalam pembelian konsumsi

fish nugget komersil adalah teman atau sahabat yaitu sebesar 35% . Media

selanjutnya yang paling mempengaruhi konsumen dalam pembelian fish nugget

komersil adalah keluarga yaitu 34%. Media ketiga yang mempengaruhi pembelian

fish nugget komersil konsumen adalah media massa (TV, radio, koran) yaitu

sebesar 28% . Media yang paling sedikit mempengaruhi konsumen dalam

pembelian fish nugget komersil adalah internet yaitu sebesar 3% . Hal ini

menunjukkan teman dan sahabat merupakan media yang paling mempengaruhi

dalam pembelian fish nugget komersil. Teman dan sahabat menjadi sumber

informasi utama dan juga media yang paling mempengaruhi dalam pembelian fish

nugget komersil. Kedua variabel ini mempunyai hasil yang sama dimana orang-

orang terdekat akan mempengaruhi satu dengan yang lainnya dengan cara

memberikan informasi sebuah produk yang disukainya. Komunikasi dari mulut ke

mulut adalah salah satu langkah jitu dalam memasarkan sebuah produk, karena

mempunyai sifat kepercayaan yang tinggi. Komunikasi dari mulut ke mulut juga

memiliki kelebihan lain, yaitu akan mempengaruhi konsumen lain dari yang

belum mengetahui tentang produk tersebut menjadi tahu karena pengaruh yang

diberikan. Konsumen setia biasanya akan mempengaruhi konsumen lain untuk

membeli produk yang menjadi kesukaannya. Pendekatan seperti ini harus disadari

betul oleh para produsen untuk menjadi produsen dengan nama besar dan

konsumen yang banyak (Simamora 2004).

Gambar 9 Media yang paling mempengaruhi pembelian fish nugget

Page 12: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner · Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan

35

Gambar 10 di atas menunjukkan pengaruh iklan yang ada di media massa

terhadap pembelin fish nugget komersil. Hasil penelitian yang ditunjukkan pada

gambar di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 73% konsumen fish nugget komersil

terpengaruh oleh iklan terhadap pembelian, sisanya sebesar 23% konsumen fish

nugget komersil merasa tidak terpengaruh terhadap iklan fish nugget komersil

yang ada. Ini menunjukkan bahwa iklan pada sebuah produk sangat berpengaruh

terhadap pembelian suatu produk tersebut. Demikian pula dengan produk fish

nugget komersil yang sebagian besar konsumen menyatakan iklan sangat

berpengaruh terhadap pembelian. Iklan yang menarik akan mempengaruhi

konsumen dalam pembelian, terutama pembelian untuk pertama kalinya. Iklan

yang menarik akan membuat rasa ingin tahu konsumen menjadi sangat tinggi, dan

itu dapat menyebabkan terjadinya pembelian. Iklan yang menarik merupakan

media yang paling ampuh untuk mendapatkan banyak konsumen, baik iklan

media cetak ataupun media massa seperti radio dan televisi (Nugroho 2003)

4.3.3 Evaluasi alternatif

Proses evaluasi alternatif terjadi ketika konsumen sudah memiliki cukup

banyak informasi mengenai suatu produk. Evaluasi alternatif dimulai dengan

pembentukan dan perubahan dalam kepercayaan mengenai produk dan atributnya

yang kemudian diikuti dengan peralihan dalam sikap terhadap tindakan

pembelian. Konsumen akan menetapkan kriteria evaluasi yang akan digunakan

untuk membandingkan produk yang ada. Gambar 11 menunjukkan kriteria yang

pertama kali konsumen pertimbangkan dalam pembelian produk fish nugget

komersil.

Gambar 10 Pengaruh iklan terhadap pembelian fish nugget

Page 13: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner · Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan

36

Pada gambar di atas terlihat sebanyak 45% konsumen menyatakan bahwa

gizi dari produk fish nugget komersil menjadi pertimbangan awal dalam membeli

produk ini. Kemudian sebanyak 40% konsumen menyatakan bahwa rasa dari

produk fish nugget komersil menjadi pertimbangan kedua tertinggi setelah

gizinya. Lalu pertimbangan yang selanjutnya adalah dari segi harganya yaitu

sebanyak 13% dari total keseluruhan konsumen. Hanya 2% saja yang menjawab

kemasan menarik adalah pertimbangan awal konsumen dalam membeli produk

fish nugget komersil tersebut. Konsumen terkadang mempertimbangkan berbagai

aspek sebelum melakukan pembelian agar tidak merasa dirugikan, contohnya

seperti aspek mutu atau kualitas. Perlu bagi mereka untuk mengetahui hal-hal

yang mereka anggap penting. Sebagian besar konsumen akan mempertimbangkan

aspek harga sebelum membeli barang atau jasa. Aspek kesehatan juga sangat

penting bagi konsumen-konsumen yang tidak mempertimbangkan aspek harga

dari barang atau jasa tersebut (Rangkuti 2008)

4.3.4 Keputusan pembelian

Tahap berikutnya dalam proses keputusan pembelian adalah pembelian

atau proses pembeliannya itu sendiri. Setelah konsumen memiliki berbagai

alternatif mengenai produk yang dibutuhkannya maka keputusan pembelian dapat

dilakukan. Pada proses keputusan pembelian, konsumen mengambil keputusan

mengenai cara pembelian produknya, frekuensi pembelian dan apakah konsumen

tersebut puas dengan produk yang dibelinya. Pengambilan keputusan pembelian

untuk cara pembelian produk fish nugget komersil ditunjukkan pada Gambar 12.

Gambar 11 Pertimbangan awal konsumen terhadap pembelian

Page 14: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner · Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan

37

Pada gambar di atas terlihat bahwa sebanyak 31% konsumen melakukan

pembelian produk fish nugget komersil secara mendadak, artinya niat membeli

produk tersebut muncul ketika melihat produk itu terdapat di supermarket atau

outlet-outlet yang menjualnya. Kemudian sebanyak 26% konsumen melakukan

pembelian produk fish nugget komersil secara terencana, artinya konsumen

melakukan pembelian yang sudah direncanakan sebelumnya. Lalu sebanyak 24%

konsumen melakukan pembelian produk fish nugget komersil melihat situasi

terlebih dahulu atau tergantung situasi, artinya konsumen ingin membeli produk

tersebut namun ada beberapa pertimbangan yang harus konsumen pikirkan dahulu

sebelum membeli. Dan sebanyak 19% konsumen membeli produk fish nugget

komersil hanya sesekali saja. Konsumen yang puas terhadap suatu barang dan

jasa, maka perilakunya adalah dia tidak akan ragu untuk membeli dan

mengkonsumsi barang dan jasa tersebut dikemudian hari (Rangkuti 2008).

4.3.5 Pasca pembelian

Evaluasi alternatif tidak hanya terjadi sebelum pembelian, tetapi akan tetap

berlaku setelah terjadinya proses pembelian. Pemakaian produk memberikan

informasi baru mengenai produk yang akan dibandingkan dengan kepercayaan

dan sikap yang ada. Konsumen akan mengevaluasi hasil yang diperoleh apakah

sesuai atau tidak dengan harapan mereka. Kepuasan atau ketidakpuasan adalah

hasil dari tahap pasca pembelian. Perilaku pasca pembelian juga dapat dilihat

ketika konsumen dihadapkan pada situasi jika harga dari suatu produk tersebut

Gambar 12 Cara memutuskan pembelian produk fish nugget

Page 15: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner · Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan

38

mengalami kenaikan dan jika ketersediaan produk tersebut tidak ada. Gambar 13

menunjukkan tingkat kepuasan konsumen pada produk fish nugget komersil.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 100 konsumen produk

fish nugget komersil, sebanyak 100% menyatakan puas terhadap produk tersebut.

Tidak satupun konsumen yang menyatakan tidak puas terhadap produk tersebut.

Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa konsumen merasa puas setelah proses

pembelian yang mereka lakukan. Kepuasan yang dirasakan konsumen diharapkan

akan membentuk sikap positif terhadap produk fish nugget komersil dan

memberikan dorongan untuk melakukan pembelian yang berkelanjutan. Untuk

konsumen yang merasa kurang ataupun tidak puas, kemungkinan terbesar adalah

dia tidak akan membeli atau mengkonsumsi barang dan jasa tersebut

berkelanjutan. Namun, puas atau tidak puasnya kosumen terhadap suatu barang

dan jasa biasanya ditentukan oleh selera atau kesukaan pribadi konsumen tersebut.

Tentunya, tiap masing-masing konsumen mempunyai selera yang berbeda-

bedapula. Produsen haruslah membuat produk yang bisa dikonsumsi untuk para

konsumen dari berbagai kalangan (Nugroho 2003).

Permintaan pasar yang tinggi adalah sasaran utama dari para produsen

untuk berlomba-lomba menciptakan produk terbaik yang dapat diberikan kepada

para konsumen. Penting bagi para produsen untuk menciptakan dan menjaga mutu

yang baik dari produknya agar konsumen selalu membeli produk mereka dan

tidak berpaling kepada produk lain. Kepuasan dari suatu konsumen akan

mempengaruhi konsumen lain untuk membeli produk tersebut, karena kepuasan

adalah yang dicari oleh setiap konsumen (Tjiptono 2008).

Gambar 13 Kepuasan konsumen terhadap produk

Page 16: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner · Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan

39

Gambar 14 menunjukkan data mengenai tindakan yang akan diambil

konsumen jika harga produk fish nugget komersil mengalami kenaikan.

Berdasarkan hasil penelitian, konsumen yang menjawab tetap membeli dengan

tetap membeli namun jarang dalam pembelian mempunyai prosentase yang sama

yakni 34% , artinya konsumen tesebut mayoritas masih tetap membeli. Lalu

sebanyak 24% konsumen menyatakan tidak jadi membeli jika harga produk fish

nugget komersil tersebut naik. Hanya 8% saja yang menjawab mencari produk

lain yang lebih murah. Kenaikan harga suatu barang dan jasa akan sangat

mempengaruhi konsumen terhadap pembelian. Kenaikan harga tersebut dapat

disebabkan oleh beberapa hal. Sebagian besar alasan mengapa harga dapat naik

karena produsen mengalami kenaikan bahan baku produksi. Hal ini juga dapat

menyebabkan konsumen menjadi berpaling dari produk tersebut. Apalagi jika

terdapat penurunan mutu, tetapi tidak semua konsumen akan berpaling dari

produk tersebut. Pengaruh kepuasan terhadap produk tersebutlah yang

menyebabkan konsumen tersebut tetap bertahan (Tjiptono 2008).

Kenaikan harga produk yang disertai penurunan mutu biasanya akan

membuat pelanggan tidak akan mengkonsumsi produk itu kembali dikemudian

hari. Hal tersebut akan menurunkan tingkat kepercayaan konsumen terhadap

produk tersebut. Itulah sebabnya konsumen akan mencari produk lain yang

mempunyai mutu atau kualitas lebih baik. (Simamora 2004).

Gambar 14 Respon konsumen terhadap kenaikan harga

Page 17: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner · Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan

40

Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan pada Gambar 15 sebanyak

35% konsumen menyatakan tidak jadi membeli produk fish nugget komersil

tersebut. Lalu sebanyak 26% konsumen akan mencari outlet lain yang

menyediakan produk fish nugget komersil. kemudian sebanyak 20% akan tetap

menunggu sampai stok produk fish nugget komersil tersedia kembali. Dan sisanya

sebanyak 19% konsumen menjawab akan mencari produk lain yang menyediakan

produk fish nugget komersil dengan merek lain. Barang dan jasa yang jarang atau

tidak tersedia di pasaran dapat mempengaruhi konsumen terhadap pembelian.

Biasanya pelanggan tetap atau yang biasa membeli barang atau jasa tersebut akan

mempunyai waktu khusus dalam pembelian. Ketidaktersediaan barang atau jasa

tersebut secara terus menerus, akan menyebabkan kepercayaan pelanggan tetap

tersebut menurun. Produsen hendaknya menjaga kestabilan jumlah produknya di

pasaran (Santoso dan Fandy 2006).

Pada masa-masa tertentu seperti hari raya dan libur panjang, sering terjadi

pasokan yang tidak stabil di pasar. Banyak wilayah yang terjadi penumpukan,

sementara di wilayah lain banyak yang kekurangan. Hal ini membuat konsumen

kesulitan dalam mencari produk yang diinginkan. Kestabilan jumlah produk

sangat penting dilakukan oleh produsen agar konsumen tidak tergoda untuk

memilih produk lain. Banyak dari produsen yang ketika produknya laris di

pasaran lalu meningkatkan jumlah produksi tetapi terjadi penurunan mutu.

Tentunya hal ini tidak diharapkan oleh para konsumen (Tjiptono 2008).

Gambar 15 Respon konsumen jika produk tidak tersedia

Page 18: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner · Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan

41

4.4 Analisis Korelasi yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Produk

Fish Nugget

Untuk mengetahui hubungan atau korelasi mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan pembelian dapat menggunakan uji Spearman

Correlation. Menurut Kotler (1997), analisis Spearman Correlation digunakan

ketika terdapat dua variabel pengukuran (dalam hal ini adalah variabel x dan y)

dan satu variabel nominal yang disembunyikan. Uji ini merupakan uji alternatif

non-parametrik, dan digunakan ketika data tidak menemukan asumsi terhadap

normalitas atau sebuah hubungan yang membentuk garis lurus.

Pada penelitian ini jumlah variabel yang akan dianalisis sebanyak 15

variabel dan termasuk di dalamnya terdapat atribut-atribut produk fish nugget

komersil tersebut. Variabel yang akan dianalisis antara lain usia, jenis kelamin,

status pernikahan, pendidikan terakhir, pendapatan perbulan, pekerjaan, motivasi

dalam mengkonsumsi fish nugget, manfaat yang dicari dalam mengkonsumsi fish

nugget komersil, sumber informasi pertama mengenai produk, media yang paling

mempengaruhi produk fish nugget komersil, fokus atau pertimbangan awal

konsumen, pengaruh iklan terhadap pembelian, cara dalam memutuskan

pembelian produk, keputusan jika harga naik dan terakhir adalah keputusan ketika

produk fish nugget komersil tersebut tidak tersedia.

Variabel yang diuji merupakan pertanyaan-pertanyaan dari instrumen

kuesioner. Variabel yang diuji adalah pertanyaan dengan kode P3 hingga P19.

Namun terdapat pertanyaan yang tidak masuk dalam kriteria ini, yaitu pertanyaan

kepuasan terhadap produk fish nugget dengan kode P17. Pertanyaan ini tidak

masuk kriteria dalam analisis spearman rank correlation karena memiliki nilai

100% . Nilai tersebut tidak dapat dihitung karena tidak terdapat nilai

pembandingnya yang lain.

Tabel 3 menunjukkan ringkasan nilai p-value atau p-hitung yang dimiliki

setiap variabel yang diteliti. Nilai p-value atau p-hitung dari variabel yang diteliti

merupakan nilai korelasi dari Uji Spearman Correlation. Hasil perhitungan nilai

p-value atau p-hitung yang ditunjukkan dapat dilihat pada Lampiran 6. Berikut ini

adalah Tabel 3 dapat dilihat di bawah ini:

Page 19: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner · Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan

42

Tabel 3. Variabel dan Nilai p-value serta pengaruhnya

No Variabel Nilai p-

value

Pengaruh

1 Usia 0,55 Tidak Signifikan

2 Jenis kelamin 0,15 Tidak Signifikan

3 Status pernikahan 0,65 Tidak Signifikan

4 Pendidikan terakhir 0,29 Tidak Signifikan

5 Pendapatan rata-rata perbulan 0,06 Signifikan

6 Pekerjaan 0,15 Tidak Signifikan

7 Motivasi dalam mengkonsumsi fish nugget 0,03 Signifikan

8 Manfaat yang dicari dalam mengkonsumsi 0,08 Signifikan

9 Sumber informasi pertama mengenai produk 0,5 Tidak Signifikan

10 Media yang paling mempengaruhi produk 0,52 Tidak Signifikan

11 Fokus atau pertimbangan awal konsumen 0,14 Tidak Signifikan

12 Pengaruh iklan terhadap pembelian 0,04 Signifikan

13 Cara dalam memutuskan pembelian produk 0,12 Tidak Signifikan

14 Keputusan jika harga naik 0,08 Signifikan

15 Keputusan ketika produk tidak tersedia 0,4 Tidak Signifikan

Berdasarkan Tabel 3 di atas, terdapat 10 variabel dengan nilai p-value atau

p-hitung yang lebih besar dari nilai alpha (α). Interpretasi dari variabel dengan

nilai p-value atau p-hitung yang lebih besar dari nilai alpha (α) adalah variabel

tersebut tidak mempunyai korelasi dan tidak memberikan hasil yang signifikan

terhadap keputusan pembelian. Hanya terdapat lima variabel yang memiliki nilai

p-value atau p-hitung di bawah atau kurang dari nilai alpha (α) 0,1. Kelima

variabel tersebut adalah pendapatan rata-rata perbulan, motivasi dalam

mengkonsumsi produk fish nugget komersil, manfaat yang dicari dalam

mengkonsumsi produk fish nugget komersil tersebut, pengaruh iklan terhadap

pembelian produk fish nugget komersil, dan terakhir keputusan konsumen jika

harga produk fish nugget komersil naik.

Page 20: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner · Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan

43

Variabel pendapatan perbulan memiliki nilai p-value sebesar 0,06,

sehingga memiliki interpretasi bahwa pendapatan perbulan mempunyai korelasi

dan memberikan hasil yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel

motivasi dalam mengkonsumsi fish nugget memiliki nilai p-value sebesar 0,03.

Motivasi konsumen dalam mengkonsumsi produk komersil fish nugget

mempunyai korelasi dan memberikan hasil yang signifikan terhadap keputusan

pembelian. Variabel manfaat yang dicari dalam mengkonsumsi fish nugget

komersil memiliki nilai p-value sebesar 0,08. Manfaat yang dicari konsumen

dalam mengkonsumsi produk fish nugget komersil mempunyai korelasi dan

memberikan hasil yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel

pengaruh iklan terhadap pembelian fish nugget memiliki nilai p-value sebesar

0,04. Interpretasinya adalah bahwa pengaruh iklan terhadap pembelian

mempunyai korelasi dan memberikan hasil yang signifikan terhadap keputusan

pembelian. Variabel keputusan jika harga naik memiliki nilai p-value sebesar

0,08, sehingga memiliki interpretasi keputusan atau respon konsumen jika harga

produk fish nugget komersil tersebut naik mempunyai korelasi dan memberikan

hasil yang signifikan terhadap keputusan pembelian.

4.5 Perbandingan Dengan Produk Lain

Produk fish nugget komersil merupakan produk fish nugget yang telah

dikenal secara luas dan memang produk yang sudah terdapat di pasaran, baik

pasar tradisional maupun pasar modern. Produk fish nugget komersil dapat

ditemukan di pasar-pasar tradisional maupun di supermarket. Produk fish nugget

komersil memiliki segmentasi pasar yang luas, namun produk ini lebih difokuskan

kepada masyarakat dengan tingkat penghasilan di atas UMR, sehingga produk ini

dapat dengan mudah ditemukan di supermarket seperti Carrefour, Giant dan

Hypermart. Sementara produk fish nugget yang akan menjadi pembanding adalah

produk fish nugget dari Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan

dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Produk ini merupakan hasil produksi

dari Mas Rizky yang bekerja pada Unit Produksi Departemen Teknologi Hasil

Perairan. Fish nugget ini diproduksi dengan menggunakan bahan dasar ikan lele

(Clarias sp.).

Page 21: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner · Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan

44

Terdapat empat atribut yang akan dibandingkan antara produk fish nugget

komersil dengan produk fish nugget buatan Departemen Teknologi Hasil Perairan

yaitu, rasa, warna, tekstur dan aroma. Sebenarnya atribut yang akan diuji dapat

lebih banyak daripada keempat atribut tersebut, namun fokus perhatian dari para

konsumen dan penilaian utama yang akan dinilai adalah atribut rasa, warna,

tekstur dan aromanya saja. Penilaian yang dinilai berdasarkan rating atau tingkat

kepentingan produk tersebut. Rating tertinggi diberikan nilai 5 yaitu jika

konsumen menjawab atribut yang dinilai dengan jawaban sangat penting. Rating

kedua diberikan nilai 4 jika konsumen menjawab atribut yang dinilai dengan

jawaban cukup penting. Rating ketiga diberikan nilai 3 jika konsumen menjawab

atribut yang dinilai dengan jawaban biasa saja. Rating keempat diberikan nilai 2

jika konsumen menjawab atribut yang dinilai dengan jawaban tidak terlau penting.

Rating terakhir diberikan nilai 1 jika konsumen menjawab atribut yang dinilai

dengan jawaban sangat tidak penting.

4.5.1 Perbandingan atribut rasa

Atribut pertama yang dinilai konsumen adalah rasanya. Rasa merupakan

hal pertama yang biasanya menjadi fokus perhatian dari sebuah produk oleh pasar

konsumen. Atribut rasa produk fish nugget komersil yang dinilai oleh konsumen

dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16 memperlihatkan sebanyak 52% konsumen menjawab sangat

enak. Kemudian sebanyak 42% konsumen menjawab cukup enak. Hanya 6% saja

yang menjawab biasa saja. Secara keseluruhan rasa dari fish nugget komersil

dinilai sangat enak oleh konsumen. Selanjutnya produk fish nugget dari

Departemen Teknologi Hasil Perairan dapat dilihat pada Gambar 17.

Gambar 16 Atribut rasa produk fish nugget komersil

Page 22: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner · Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan

45

Gambar 17 menunjukkan sebanyak 44% konsumen menjawab cukup enak.

Lalu sebanyak 38% konsumen menjawab sangat enak. Sedangkan sisanya

sebanyak 18% menjawab biasa saja.

4.5.2 Perbandingan atribut warna

Atribut selanjutnya yang akan dibandingkan adalah atribut wana. Warna

yang menarik pada sebuah produk akan memberikan interpretasi yang baik bagi

para konsumen. Atribut warna produk fish nugget komersil yang dinilai oleh

konsumen dapat dilihat pada Gambar 18.

Gambar 18 menunjukkan sebanyak 32% konsumen menjawab warna dari

produk fish nugget komersil sangat menarik, dan 47% konsumen menjawab

warnanya cukup menarik. Sedangkan 21% konsumen menjawab biasa saja. Hasil

uji produk fish nugget dari Departemen Teknologi Hasil Perairan dapat dilihat

pada Gambar 19.

Gambar 17 Atribut rasa produk fish nugget THP

Gambar 18 Atribut warna produk fish nugget komersil

Page 23: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner · Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan

46

Dari Gambar 19 di atas, hasil penelitian menunjukkan sebanyak 17%

konsumen menjawab warna dari produk fish nugget Departemen THP sangat

menarik, dan sebanyak 60% konsumen menjawab cukup menarik. Sedangkan

17% konsumen menjawab biasa saja, dan sisanya 2% konsumen yang menjawab

warna dari produk fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan dengan

jawaban tidak terlalu menarik.

4.5.3 Perbandingan atribut tekstur

Atribut ketiga yang dinilai adalah tekstur kedua produk tersebut. Atribut

tekstur produk fish nugget komersil yang dinilai langsung oleh konsumen dapat

dilihat pada Gambar 20.

Gambar 20 menunjukkan sebanyak 35% konsumen menjawab tekstur dari

produk fish nugget komersil sangat kompak, dan sebanyak 50% konsumen

menjawab cukup kompak, serta sisanya sebanyak 15% konsumen yang menjawab

Gambar 19 Atribut warna produk fish nugget THP

Gambar 20 Atribut tekstur produk fish nugget komersil

Page 24: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner · Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan

47

bahwa tekstur dari produk fish nugget komersil biasa saja. Produk fish nugget dari

Departemen Teknologi Hasil Perairan yang diteliti memperlihatkan hasil seperti

yang tercantum pada Gambar 21.

Data menunjukkan bahwa sebanyak 20% konsumen menjawab dengan

jawaban sangat kompak, dan sebagian besar konsumen, yaitu sebanyak 51% ,

menjawab cukup kompak. Konsumen yang menilai biasa saja sebanyak 29% .

4.5.4 Perbandingan atribut aroma

Atribut terakhir yang dinilai adalah atribut aroma masing-masing produk

tersebut. Hasil penilaian atribut aroma yang dinilai langsung oleh para responden

pada produk fish nugget komersil dapat dilihat pada Gambar 22.

Gambar 22 menunjukkan sebanyak 51% konsumen menjawab aroma dari

produk fish nugget komersil ini sangat harum, kemudian sebanyak 39% konsumen

Gambar 21 Atribut tekstur produk fish nugget THP

Gambar 22 Atribut aroma produk fish nugget komersil

Page 25: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner · Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan

48

menjawab cukup harum, dan hanya 10% konsumen yang menjawab biasa saja.

Sebagai pembanding adalah fish nugget dari Departemen Teknologi Hasil

Perairan dapat dilihat pada Gambar 23.

Gambar 23 menunjukkan hasil penelitian dari produk fish nugget

Departemen Teknologi Hasil Perairan, hanya 19% konsumen yang menjawab

sangat harum, dan sebanyak 61% menjawab bahwa aroma dari produk fish nugget

Departemen Teknologi Hasil Perairan itu cukup harum. Konsumen yang menilai

biasa saja sebanyak 20% .

4.6 Uji Non-Parametrik untuk Membandingkan Kedua Produk

Uji statistik non-parametrik, memberikan hasil yang relatif lebih rendah

dibanding dengan uji parametrik. Untuk meningkatkan kebaikan hasil ujinya,

ukuran sampel harus diperbesar. Akan tetapi bagaimanapun juga uji non-

parametrik sangatlah mudah dimengerti dan relatif lebih sederhana dibandingkan

dengan uji parametrik. Menurut Daniel (1990), uji non-parametrik dapat

dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu :

1) Uji sebuah sampel yang dibandingkan dengan menggunakan suatu distribusi

tertentu, misalnya chi-kuadrat, binominal, normal dan distribusi lainnya.

2) Uji untuk dua grup independen (bebas) atau lebih. Perbandingan pemusatan

dari dua buah distribusi yang diasumsikan mempunyai bentuk yang sama.

Analisis Mann-Whitney digunakan untuk uji dua sampel independen.

3) Uji variabel berpasangan (paired) atau berhubungan (related) yang

dipergunakan untuk membandingkan dua variabel untuk masing-masing

Gambar 23 Atribut aroma produk fish nugget THP

Page 26: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner · Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan

49

subjek. Biasanya digunakan uji Wilcoxon yang merupakan versi non-

parametrik uji-T berpasangan atau dependen.

Pada penelitian ini terdapat empat atribut yang dianalisis dari masing-

masing produk fish nugget yaitu atribut rasa, warna, tekstur dan aroma.

Sebenarnya dapat ditambahkan dengan atribut-atribut yang lain agar analisisnya

lebih baik, tetapi atribut yang biasanya menjadi fokus paling utama oleh para

konsumen adalah keempat atribut tersebut. Perbedaan rasa pasti akan

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Rasa yang lebih enak dari dua

produk pastinya yang akan lebih dipilih oleh seorang konsumen. Pertimbangan

rasa dari sebuah produk akan menjadi tolak ukur utama bagi para konsumen untuk

membeli dan mengkonsumsi produk tersebut. Lalu warna yang menarik dari

sebuah produk pasti akan menjadi pertimbangan dari seorang konsumen. Rasa

yang enak namun memiliki warna atau kenampakan yang tidak menarik tentunya

tidak akan menjadi prioritas, sehingga warna yang baik akan mempengaruhi

keputusan pembelian konsumen. Kemudian tekstur dari produk fish nugget yang

baik adalah produk yang memiliki tekstur tidak terlalu keras (alot) dan tidak

terlalu lembek. Tekstur sebuah produk juga dapat mempengaruhi keputusan

pembelian dari seorang konsumen. Terakhir yang menjadi pertimbangan

konsumen adalah aroma sebuah produk. Aroma berkaitan erat dengan ekspektasi

seseorang, maksudnya adalah jika aroma yang menggugah selera tentu akan

memiliki harapan bahwa produk tersebut enak rasanya. Keempat atribut ini sangat

berkaitan erat dengan penginderaan seseorang terhadap sebuah produk. Tentunya

setiap konsumen sangat berharap produk yang dikonsumsinya tidak

mengecewakan dari keempat atribut tersebut. Kepuasaan terhadap suatu produk

akan menentukan keputusan pembelian di kemudian hari.

Untuk memudahkan pencarian nilai p-value, maka semua hasil scoring

dijumlahkan dan kemudian dicari nilai mean atau rataannya. Nilai mean didapat

dengan menjumlahkan semua hasil scoring yang telah dinilai oleh para konsumen

lalu dibagi dengan jumlah data yang digunakan. Jumlah data dari masing-masing

produk berjumlah 100. Total dari kedua produk fish nugget yang diuji yaitu 200

data. Tabel 4 yang menunjukkan nilai mean dari masing-masing produk.

Page 27: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner · Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan

50

Tabel 4 Nilai mean atau rataan dari masing-masing produk

Atribut Komersil THP

Rasa 4,460 4,200

Warna 4,410 3,920

Tekstur 4,200 3,910

Aroma 4,410 3,990

Setelah nilai mean didapatkan maka nilai asymtot sigma (2-tailed) dari

masing-masing atribut dapat dicari. Selang kepercayaan yang digunakan adalah

90% atau alpha 0,1 dan H0 ditolak jika nilai asymtot sigma (2-tailed) lebih kecil

dari nilai alpha. Selajutnya H1 diterima jika nilai asymtot sigma (2-tailed) lebih

kecil dari nilai alpha. Kemudian dapat dilihat apakah terdapat perbedaan yang

signifikan nyata antara fish nugget komersil dengan fish nugget dari Departemen

Teknologi Hasil Perairan, sehingga akan memberikan interpretasi bahwa produk

fish nugget komersil memberikan pengaruh yang berbeda nyata dan hasil yang

signifikan terhadap fish nugget dari Departemen Teknologi Hasil Perairan. Tabel

5 menunjukkan nilai asymtot sigma (2-tailed) dan pengaruh produk fish nugget

komersil terhadap fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan.

Tabel 5 Atribut, nilai asymtot sigma (2-tailed) dan pengaruhnya

Atribut Asymp.Sig. (2-tailed) Pengaruh

Rasa 0,011 Signifikan

Warna 0,066 Signifikan

Tekstur 0,004 Signifikan

Aroma 0,000 Signifikan

Data pada Tabel 5 menunjukkan bahwa semua atribut yang ada

menunjukkan nilai yang lebih kecil dari nilai alpha 0,1. Pada atribut rasa, nilai

asymtot sigma (2-tailed) sebesar 0,011, sehingga memiliki interpretasi, atribut

rasa produk fish nugget komersil memberikan pengaruh yang berbeda nyata dan

hasil yang signifikan terhadap fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan.

Page 28: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner · Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan

51

Pada atribut warna, nilai asymtot sigma (2-tailed) sebesar 0,066, sehingga

memiliki interpretasi, atribut warna produk fish nugget komersil memberikan

pengaruh yang berbeda nyata dan hasil yang signifikan terhadap fish nugget

Departemen Teknologi Hasil Perairan. Pada atribut tekstur, nilai asymtot sigma

(2-tailed) sebesar 0,004, sehingga memiliki interpretasi, atribut tekstur produk fish

nugget komersil memberikan pengaruh yang berbeda nyata dan hasil yang

signifikan terhadap fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan. Pada

atribut aroma, nilai asymtot sigma (2-tailed) sebesar 0,000, sehingga memiliki

interpretasi, atribut tekstur produk fish nugget komersil memberikan pengaruh

yang berbeda nyata dan hasil yang signifikan terhadap fish nugget Departemen

Teknologi Hasil Perairan (dapat dilihat pada Lampiran 6).

Nilai mean atau rataan dari produk fish nugget komersil lebih tinggi dari

produk fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan pada keseluruhan

atribut. Produk fish nugget komersil lebih diminati oleh para konsumen, jika

dibandingkan dengan produk fish nugget dari Departemen Teknologi Hasil

Perairan.

Dari kelima variabel yang memberikan pengaruh berbeda nyata dan hasil

signifikan terhadap pembelian fish nugget komersil, yaitu pendapatan rata-rata

perbulan, motivasi utama dalam pembelian fish nugget komersil, manfaat yang

ingin didapat dalam mengkonsumsi fish nugget komersil, pengaruh iklan terhadap

pembelian dan keputusan jika harga naik maka dapat dilakukan inovasi terhadap

produk fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan jika dikombinasikan

dengan keempat atribut untuk mencipatakan produk yang enak dan bisa diterima

oleh masyarakat luas.

Produk fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan harus

menciptakan rasa yang lebih disukai oleh para konsumen. Bahan baku utama fish

nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan adalah ikan lele. Sebaiknya bahan

baku diganti menjadi ikan laut agar rasanya menjadi lebih enak walaupun harga

dari produk akan naik. Jika kita melihat motivasi utama dan manfaat yang ingin

didapat dari mengkonsumsi fish nugget komersil adalah keutamaan gizinya, maka

Produk fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan juga harus

mengutamakan aspek gizi dan kesehatannya. Perlu dilakukan inovasi, yaitu

Page 29: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner · Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan

52

dengan menambahkan sayur-sayuran dalam formulanya, tidak menambahkan

pengawet dan juga pewarna. Konsumen dengan pendapatan rata-rata perbulan

yang tinggi akan membeli produk yang bergizi baik tanpa memperdulikan harga

dari produk tersebut. Inovasi selanjutnya adalah fish nugget Departemen

Teknologi Hasil Perairan perlu membuat kemasan produk yang menarik dan

melakukan promosi, karena pengaruh iklah terhadap pembelian sangat

menentukan keputusan pembelian. Departemen Teknologi Hasil Perairan juga

harus dapat mengontrol kondisi harga dan ketersediaan produk jika nanti dilepas

dipasaran. Kondisi harga yang tidak stabil dan sering mengalami kenaikan akan

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Ketersediaan produk juga harus

dikontrol agar nantinya konsumen dapat dengan mudah memperoleh produk fish

nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan.

Dengan melihat kelima variabel dan keempat atribut yang dinilai oleh para

konsumen fish nugget komersil, bukan tidak mungkin jika produk fish nugget

Departemen Teknologi Hasil Perairan akan menjadi competitor pada perdagangan

produk nugget berbahan dasar ikan. Saat ini sudah banyak konsumen yang

memiliki gaya hidup dengan mengkonsumsi makanan sehat dalam keseharian

mereka. Peluang ini lah yang harus dimanfaatkan bagi Departemen Teknologi

Hasil Perairan untuk menciptakan produk yang lebih baik lagi kedepannya.

Institut Pertanian Bogor yang memiliki harapan untuk mengabdi kepada

masyarakat luas dapat dilakukan oleh Departemen Teknologi Hasil Perairan

dengan cara memproduksi dan memasarkan produk-produk unggulannya yang

bermutu tinggi dan dapat dikonsumsi oleh semua kalangan.