4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Perairan Lokasi Penelitian · Abu terdiri dari unsur-unsur...

15
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Perairan Lokasi Penelitian Lamun dugong merupakan salah satu kelompok tumbuhan berbunga yang terdapat di lingkungan laut. Tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal dengan subtrat pasir berlumpur yang berbeda, pasir bermedium kasar, dan pecahan koral kasar (Dahuri 2003). Dalam perairan yang sangat jernih, beberapa jenis lamun bahkan ditemukan sampai kedalaman 8-15 meter dan 40 meter. Lamun memiliki jumlah yang berlimpah serta sering membentuk padang yang lebat dan luas di perairan tropik. Sifat-sifat lingkungan pantai cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan lamun ini. Parameter lingkungan utama yang mempengaruhi distribusi dan pertumbuhan ekosistem padang lamun yaitu kecerahan, temperatur, salinitas, substrat dan kecepatan arus. Pengaruh gelombang, sedimentasi, pemanasan air, pergantian pasang dan surut serta curah hujan menyebabkan lamun harus melakukan penyesuaian morfologik terhadap kondisi habitat tersebut (Romimohtarto dan Juwana 2007). Kondisi perairan lamun dugong yang terdapat di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 Kondisi perairan lokasi penelitian Lamun dugong mempunyai beberapa sifat yang memungkinkannya hidup di lingkungan laut, yaitu mampu hidup di media air asin, mampu berfungsi normal dalam keadaan terbenam, mempunyai sistem perakaran jangkar yang berkembang

Transcript of 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Perairan Lokasi Penelitian · Abu terdiri dari unsur-unsur...

Page 1: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Perairan Lokasi Penelitian · Abu terdiri dari unsur-unsur mineral yang juga dikenal ... fotosintesis dalam sel tanaman yang ... Selulosa dan lignin

29

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Perairan Lokasi Penelitian

Lamun dugong merupakan salah satu kelompok tumbuhan berbunga yang

terdapat di lingkungan laut. Tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang

dangkal dengan subtrat pasir berlumpur yang berbeda, pasir bermedium kasar, dan

pecahan koral kasar (Dahuri 2003). Dalam perairan yang sangat jernih, beberapa

jenis lamun bahkan ditemukan sampai kedalaman 8-15 meter dan 40 meter.

Lamun memiliki jumlah yang berlimpah serta sering membentuk padang yang

lebat dan luas di perairan tropik. Sifat-sifat lingkungan pantai cocok untuk

pertumbuhan dan perkembangan lamun ini. Parameter lingkungan utama yang

mempengaruhi distribusi dan pertumbuhan ekosistem padang lamun yaitu

kecerahan, temperatur, salinitas, substrat dan kecepatan arus. Pengaruh

gelombang, sedimentasi, pemanasan air, pergantian pasang dan surut serta curah

hujan menyebabkan lamun harus melakukan penyesuaian morfologik terhadap

kondisi habitat tersebut (Romimohtarto dan Juwana 2007). Kondisi perairan

lamun dugong yang terdapat di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu dapat

dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Kondisi perairan lokasi penelitian

Lamun dugong mempunyai beberapa sifat yang memungkinkannya hidup

di lingkungan laut, yaitu mampu hidup di media air asin, mampu berfungsi normal

dalam keadaan terbenam, mempunyai sistem perakaran jangkar yang berkembang

Page 2: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Perairan Lokasi Penelitian · Abu terdiri dari unsur-unsur mineral yang juga dikenal ... fotosintesis dalam sel tanaman yang ... Selulosa dan lignin

30

baik, dan mampu melakukan penyerbukan serta daur generatif dalam keadaan

terbenam (Dahuri 2003). Lamun dugong sering dominan pada padang lamun

campuran dan biasa terbentuk di daerah intertidal yang lebih rendah dan subtidal

yang dangkal. Padang lamun tumbuh dengan baik di daerah yang terlindung dan

bersubstrat pasir, stabil serta dekat sedimen yang bergerak secara horizontal.

Padang lamun yang tumbuh pada sedimen karbonat yang berasal dari patahan

terumbu kurang dipengaruhi oleh faktor run off daratan yang berkaitan dengan

kekeruhan, suplai nutrien pada musim hujan, dan fluktuasi salinitas (Dahuri 2003;

Romimohtarto dan Juwana 2007).

4.2 Komposisi Proksimat dan Abu Tidak Larut Asam Lamun Dugong

Kandungan gizi pada lamun dugong dapat diketahui dengan analisis

proksimat. Analisis proksimat merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk

memprediksi komposisi kimia suatu bahan, termasuk didalamnya kandungan air,

lemak, protein, abu, dan karbohidrat. Kadar karbohidrat dalam lamun dugong

diperoleh melalui perhitungan by difference. Selain analisis proksimat (kadar air,

lemak, protein, abu, dan karbohidrat), pengujian abu tidak larut asam juga

dilakukan. Pengujian ini dilakukan karena lamun dugong tumbuh di perairan yang

dangkal dengan substrat pasir, lumpur, atau campuran dari keduanya. Sehingga

lamun dugong diduga mengandung abu tidak larut asam yang berasal dari

mineral-mineral dalam lumpur yang masih menempel pada tubuhnya akibat

penanganan yang kurang baik. Hasil analisis proksimat lamun dugong dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Hasil uji proksimat dan abu tidak larut asam lamun dugong

Komponen Nilai (%)

Air 86,26 ± 0,59

Abu 2,34 ± 0,49

Lemak 0,78 ± 0,08

Protein

Karbohidrat (by difference)

0,81 ±0,04

9,81 ± 0,68

Abu tidak larut asam 0,39± 0,28

Page 3: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Perairan Lokasi Penelitian · Abu terdiri dari unsur-unsur mineral yang juga dikenal ... fotosintesis dalam sel tanaman yang ... Selulosa dan lignin

31

Air merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat

mempengaruhi penampakan, tekstur, serta citra rasa makanan. Semua bahan

pangan mengandung air dalam jumlah yang berbeda-beda, baik itu bahan

makanan hewani maupun nabati. Air berperan sebagai pembawa zat-zat makanan

dan sisa-sisa metabolisme, sebagai media reaksi yang menstabilkan pembentukan

biopolimer, dan sebagainya. Kandungan air dalam bahan makanan ikut

menentukan acceptability, kesegaran, dan daya tahan bahan itu. Sebagian besar

dari perubahan-perubahan bahan makanan terjadi dalam media air yang

ditambahkan atau yang berasal dari bahan itu sendiri (Winarno 2008).

Lamun dugong memiliki kadar air yang cukup tinggi sebesar yaitu 86,26%.

Tingginya kadar air ini menyebabkan kadar protein dan lemaknya rendah. Kadar

air merupakan komponen terbesar dari sayuran dan kadarnya bervariasi berkisar

antara 81,0% sampai 96,1% (Muchtadi 2001).

Abu merupakan zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik.

Abu terdiri dari unsur-unsur mineral yang juga dikenal sebagai zat anorganik atau

kadar abu (Winarno 2008). Kadar abu lamun dugong basis basah sebesar 2,34%.

Nilai kadar abu lamun dugong basis kering yang diteliti (16,94%) memiliki nilai

yang lebih rendah dibandingkan dengan kadar abu lamun dugong yang diteliti

oleh Setyati et al. (2003), yaitu sebesar 62,43%. Tinggi rendahnya kadar abu

dapat disebabkan oleh perbedaan habitat dan lingkungan hidup yang berbeda.

Setiap lingkungan perairan dapat menyediakan asupan mineral yang berbeda-beda

bagi organisme akuatik yang hidup di dalamnya. Selain itu juga, masing-masing

individu organisme juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam

meregulasi dan mengabsorbsi mineral, hal inilah yang nantinya akan memberikan

pengaruh pada nilai kadar abu dalam masing-masing bahan.

Lemak merupakan energi yang lebih efektif dibanding dengan karbohidrat

dan protein. Lemak berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi vitamin-vitamin

A, D, E, dan K. Lemak nabati mengandung fitosterol dan asam lemak tak jenuh

seperti asam linoleat, lenolenat, dan arakidonat yang dapat mencegah

penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol. Berdasarkan hasil

análisis yang dilakukan, didapatkan kadar lemak lamun dugong basis basah

sebesar 0,78%. Bila dibandingkan dengan hasil penelitian Setyati et al. (2003),

Page 4: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Perairan Lokasi Penelitian · Abu terdiri dari unsur-unsur mineral yang juga dikenal ... fotosintesis dalam sel tanaman yang ... Selulosa dan lignin

32

kadar lemak lamun dugong (5,56 % bk) lebih rendah dibandingkan dengan lamun

dugong yang terdapat di Pantai Bandengan, Jepara yaitu sebesar 7,38% bk.

Kadar lemak yang rendah dapat disebabkan karena kandungan air lamun dugong

sangat tinggi, sehingga secara proporsional persentase kadar lemak akan turun

secara drastis. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa kadar air

umumnya berhubungan terbalik dengan kadar lemak.

Protein merupakan makromolekul yang terbentuk dari asam-asam amino

yang berikatan péptida dan mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak

dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Molekul protein mengandung unsur logam

seperti besi dan tembaga. Protein memiliki bermacam-macam fungsi bagi tubuh,

yaitu sebagai enzim, zat pengatur pergerakan, pertahanan tubuh, alat pengangkut,

dan lain-lain (Winarno 2008). Hasil análisis menunjukkan kadar protein lamun

dugong basis kering sebesar 5,91%. Hasil protein yang rendah ini juga ditemukan

pada lamun dugong lainnya yaitu sebesar 8,35% (Setyati et al. 2003).

Abu tidak larut asam adalah garam-garam klorida yang tidak larut asam,

yang sebagian merupakan garam-garam logam berat dan silika. Berdasarkan hasil

pengujian kadar abu tidak larut asam dapat diketahui bahwa lamun dugong

mengandung abu tidak larut asam sebesar 0,39%. Hal ini diduga masih

terdapatnya kontaminasi material-material abu tidak larut asam seperti pasir,

lumpur, silika dan batu yang berasal dari hábitat lamun dugong. Kadar abu tidak

larut asam dapat digunakan sebagai kriteria dalam menentukan tingkat kebersihan

dalam proses penanganan dan pengolahan suatu produk (Basmal et al. 2003).

Karbohidrat merupakan konstituen yang paling banyak jumlahnya

dibandingkan dengan kandungan kimia lainnya yang terdapat dalam tanaman atau

hewan (Sirait 2007). Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena

karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi hewan dan manusia.

Karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah dan dapat menghasilkan serat-

serat (dietary fiber) yang berguna bagi pencernaan. Pada tanaman, karbohidrat

dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari melalui proses

fotosintesis dalam sel tanaman yang berklorofil (Dewick 2002). Hasil perhitungan

kadar karbohidrat dengan metode by difference menunjukkan bahwa lamun

dugong mengandung karbohidrat sebesar 9,81%. Karbohidrat banyak terdapat

Page 5: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Perairan Lokasi Penelitian · Abu terdiri dari unsur-unsur mineral yang juga dikenal ... fotosintesis dalam sel tanaman yang ... Selulosa dan lignin

33

dalam bahan nabati, baik berupa gula sederhana, heksosa, pentosa, maupun

karbohidrat dengan berat molekul yang tinggi seperti pati, pektin, selulosa, dan

lignin. Selulosa dan lignin berfungsi sebagai penyusun dinding sel tanaman.

4.2 Serat Pangan Lamun Dugong

Serat pangan merupakan komponen dari jaringan tanaman yang tahan

terhadap proses hidrolisis oleh enzim dalam lambung dan usus kecil. Serat-serat

tersebut banyak berasal dari dinding sel berbagai sayuran dan buah-buahan.

Secara kimia dinding sel tersebut terdiri dari beberapa jenis karbohidrat seperti

selulosa, hemiselulosa, pektin, dan nonkarbohidrat seperti polimer lignin,

beberapa gumi, dan mucilage. Karena itu dietary fiber pada umumnya merupakan

karbohidrat atau polisakarida. Berbagai jenis makanan nabati pada umumnya

banyak mengandung dietary fiber (Winarno 2008).

Komponen serat pangan total, serat pangan larut dan serat pangan tidak

larut pada lamun dugong telah ditentukan dengan menggunakan metode multi

enzim (Asp et al. 1983). Metode ini dapat memisahkan serat pangan larut (soluble

dietary fiber atau SDF) dan serat makan tidak larut (insoluble dietary fiber atau

IDF) dalam satu filtrasi tunggal, dimana SDF didapat dengan mengendapkan

filtrat menggunakan etanol. Nilai SDF dan IDF diperoleh sebagai residu yang

dikoreksi dengan residu protein dan abu. Nilai serat pangan total (total dietary

fiber atau TDF) merupakan penjumlahan SDF dan IDF. Hasil analisis serat

pangan lamun dugong dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Kandungan serat pangan lamun dugong

7,55 7,83

15,38

Page 6: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Perairan Lokasi Penelitian · Abu terdiri dari unsur-unsur mineral yang juga dikenal ... fotosintesis dalam sel tanaman yang ... Selulosa dan lignin

34

Berdasarkan analisis serat pangan diketahui bahwa nilai serat pangan larut

(7,55 g/100g) tidak berbeda jauh dengan serat pangan tidak larut (7,83 g/100g).

Fraksi SDF sebagian besar terdapat buah, sayuran, kacang-kacangan; sedangkan

IDF paling banyak terkandung dalam sereal dan kacang-kacangan. Beberapa

penelitian melaporkan bahwa secara fisiologis, SDF lebih efektif dalam mereduksi

plasma kolesterol yaitu low density lipoprotein (LDL), meningkatkan kadar

high density lipoprotein (HDL), dan membuat perut merasa cepat kenyang, dan

mereduksi absorpsi glukosa dalam usus. Serat pangan tidak larut (IDF) tidak

terlalu signifikan sebagai agen hipokolesterolemik, tetapi peranannya sangat

penting dalam pencegahan disfungsi alat pencernaan.

Total serat pangan lamun dugong yang diuji memiliki nilai sebesar

15,38 g/100g. Komponen serat pangan yang terkandung dalam suatu bahan

dipengaruhi oleh spesies, tingkat kematangan, bagian tanaman, dan perlakuan

terhadap bahan tersebut seperti perebusan, pengukusan, dan penumisan

(Muchtadi 2001).

4.3 Rendemen Ekstrak Lamun Dugong

Ekstraksi merupakan proses penarikan komponen zat aktif suatu bahan

dengan menggunakan pelarut tertentu. Proses ekstraksi dilakukan dengan tujuan

untuk memperoleh bagian-bagian tertentu dari bahan yang mengandung

komponen-komponen aktif (Harborne 1987). Metode ekstraksi yang dilakukan

pada penelitian ini yaitu maserasi tipe pelarut tunggal. Pelarut yang digunakan

adalah pelarut organik dengan tingkat kepolaran yang berbeda-beda yaitu

n-heksana (nonpolar), etil asetat (semipolar), dan metanol (polar). Penggunaan

ketiga pelarut tersebut bertujuan untuk mengetahui rendemen dan identifikasi

komponen aktif dari lamun dugong yang masih belum diketahui kepolarannya.

Ekstrak kasar masing-masing pelarut yang dihasilkan dari proses evaporasi

menghasilkan karakteristik yang berbeda. Ekstrak n-heksana berwarna coklat

kekuningan, ekstrak etil asetat memiliki warna coklat tua, sedangkan ekstrak

metanol memiliki warna coklat kehijauan. Ekstrak dari ketiga jenis pelarut ini

berbentuk pasta dan memiliki aroma khas. Hasil ekstrak lamun dugong dengan

menggunakan tiga pelarut dengan tingkat kepolaran berbeda yaitu pelarut metanol

Page 7: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Perairan Lokasi Penelitian · Abu terdiri dari unsur-unsur mineral yang juga dikenal ... fotosintesis dalam sel tanaman yang ... Selulosa dan lignin

35

(polar), etil asetat (semipolar) dan n-heksana (nonpolar) dapat dilihat pada

Gambar 6.

(a) (b) (c)

Gambar 6 Ekstrak kasar metanol (a), etil asetat (b) dan n-heksana (c)

Rendemen ekstrak hasil ekstrasi tiga pelarut berbeda menmberikan nilai

yang berbeda pula. Rendemen ekstrak merupakan perbandingan jumlah ekstrak

yang dihasilkan dengan jumlah sampel awal yang diekstrak dan hasilnya

dinyatakan dalam persen. Nilai rendemen ekstrak dari masing-masing pelarut

dapat dilihat pada Gambar 7.

.

Angka-angka pada diagram batang yang diikuti huruf (a,b) menunjukkan jenis pelarut

memberikan pengaruh berbeda nyata (p<0,05) terhadap nilai rendemen

Gambar 7 Nilai rendemen ekstrak kasar lamun dugong

Rendemen ekstrak lamun dugong dipengaruhi secara nyata oleh jenis

pelarut. Rendemen ekstrak tertinggi dari sampel lamun dugong terdapat pada

0,74(a)

0,64(a)

17,11(b)

Page 8: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Perairan Lokasi Penelitian · Abu terdiri dari unsur-unsur mineral yang juga dikenal ... fotosintesis dalam sel tanaman yang ... Selulosa dan lignin

36

ekstrak metanol (17,11%), diikuti oleh ekstrak n-heksana (0,74%), dan ekstrak etil

asetat (0,64%). Data tersebut menunjukkan bahwa komponen bioaktif yang

bersifat polar banyak terkandung pada jaringan lamun dugong, karena dapat larut

dalam pelarut polar yaitu metanol sedangkan komponen bioaktif yang bersifat

semipolar dan nonpolar terdapat dalam jumlah yang lebih kecil pada lamun

dugong. Hal ini mengindikasikan bahwa lamun dugong mengandung senyawa-

senyawa fenol yang cenderung larut dalam pelarut polar dan sangat banyak

terdapat dalam tanaman (Harborne 1987).

4.4 Kandungan Total Fenol Ekstrak Lamun Dugong

Fenol merupakan senyawa yang mempunyai sebuah cincin aromatik

dengan satu lebih gugus hidroksil. Fenol meliputi berbagai senyawa yang berasal

dari tumbuhan. Senyawa-senyawa fenolat yang terkandung dalam tumbuhan ini

memiliki aktivitas antioksidan karena senyawa ini dapat menangkap radikal-

radikal peroksida dan dapat mengkelat logam besi yang mengkatalis peroksida

lemak. Biasanya senyawa-senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan adalah

senyawa fenol yang mempunyai gugus hidroksi yang tersubstitusi pada posisi

ortho dan para terhadap gugus –OH dan –OR (Andayani et al. 2008).

Flavonoid merupakan golongan fenol terbesar dan umumnya terdapat pada

semua tumbuhan hijau sebagai glikosida dan terdapat pada seluruh bagian

tanaman, termasuk pada buah, tepung sari, dan akar. Komponen bioaktif ini

berperan terhadap warna dalam organ tumbuhan seperti bunga, buah, daun, atau

warna pada pigmen (Sirait 2007). Selain itu flavonoid dapat juga menangkap

spesies oksigen reaktif (ROS) yang terbentuk selama proses pencernaan makanan

di dalam tubuh (Pietta et al. 1996 dalam Muchtadi 2001).

Penentuan kandungan fenol total pada lamun dugong menggunakan

pelarut Folin-Ciocalteu dan sebagai pembanding digunakan asam galat. Kadar

total fenol dalam lamun dugong dihitung menggunakan persamaan regresi linier

dengan terlebih dahulu menentukan konsentrasi larutan sampel dengan cara

mengukur absorban sampel kemudian menggunakan kurva kalibrasi. Kandungan

total fenol pada ekstrak kasar lamun dugong dengan menggunakan pelarut

n-heksana, etil asetat, dan metanol dapat dilihat pada Gambar 8.

Page 9: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Perairan Lokasi Penelitian · Abu terdiri dari unsur-unsur mineral yang juga dikenal ... fotosintesis dalam sel tanaman yang ... Selulosa dan lignin

37

Angka-angka pada diagram batang yang diikuti huruf (a,b) menunjukkan jenis pelarut

memberikan pengaruh berbeda nyata (p<0,05) terhadap nilai rendemen

Gambar 8 Nilai total fenol lamun dugong

Ekstrak lamun dugong dalam pelarut metanol memiliki kandungan total

fenol tertinggi yaitu sebesar 1022,58 mg GAE/1000g ekstrak , diikuti oleh ekstrak

etil asetat sebesar 36,19 mg GAE/1000g ekstrak dan ekstrak n-heksan sebesar

5,23 mg GAE/1000g ekstrak. Senyawa fenol cenderung larut dalam pelarut polar

namun kelarutannya dapat berbeda pada setiap jenis pelarut dan sumbernya

(Harborne 1987). Muchtadi (2001) juga menyebutkan bahwa kadar total fenol

pada tumbuhan dipengaruhi oleh perbedaan komposisi sel, ketebalan dinding sel,

dan permeabilitas membran plasma.

4.5 Komponen Fitokimia

Pengujian komponen bioaktif pada ekstrak kasar n-heksana (nonpolar),

etil asetat (semipolar), dan metanol (polar) dilakukan dengan menggunakan

uji fitokimia. Fitokimia memiliki peran penting dalam penelitian obat yang

dihasilkan dari tumbuh-tumbuhan. Uji fitokimia bertujuan untuk mengetahui

komponen bioaktif yang terdapat pada masing-masing ekstrak kasar lamun

dugong. Uji fitokimia yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji alkaloid,

steroid, triterpenoid, flavonoid, saponin, fenol hidrokuinon, dan tannin. Hasil uji

fitokimia ekstrak lamun dugong dapat dilihat pada Tabel 3.

5,23(a)

36,19 (b)

1022,58 (b)

Page 10: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Perairan Lokasi Penelitian · Abu terdiri dari unsur-unsur mineral yang juga dikenal ... fotosintesis dalam sel tanaman yang ... Selulosa dan lignin

38

Tabel 3 Hasil uji fitokimia ekstrak kasar lamun dugong

Uji Fitokimia Jenis Pelarut

Standar (warna)

N-heksan

Etil

asetat Metanol

Alkaloid:

a. Dragenford - - - Endapan merah atau jingga

b. Meyer - - - Endapan putih kekuningan

c. Wagner - - - Endapan coklat

Steroid + ++ -

Perubahan dari merah menjadi

biru/hijau

Triterpenoid + ++ ++

Perubahan dari merah menjadi

biru/hijau

Flavonoid ++ +++ ++

Lapisan amil alkohol berwarna

merah/kuning/hijau

Fenol

hidrokuinon + ++ ++ Warna hijau atau hijau biru

Tanin - - -

Perubahan warna dari hijau

menjadi biru hingga hitam

Saponin - - - Terbentuk busa

Keterangan: - = tidak terdeteksi

+ = lemah

++ = kuat

+++ = sangat kuat

Secara umum, komponen fitokimia yang terdapat dalam lamun dugong

yang diamati meliputi steroid, triterpenoid, flavonoid, dan fenol hidrokuinon.

Ketiga ekstrak dengan pelarut yang berbeda mengandung keempat komponen

bioaktif tersebut kecuali ekstrak dengan pelarut metanol tidak mengandung

komponen steroid. Hal ini dikarenakan proses ekstraksi dengan pelarut yang

memiliki kepolaran yang berbeda akan mengekstrak senyawa yang berbeda pula.

Steroid/triterpenoid pada ekstrak lamun dugong diuji dengan

menggunakan pereaksi Liebermann-Burchard, yang memberikan warna biru-

hijau. Triterpenoid adalah senyawa alam yang terbentuk dengan proses biosintesis

dan terdistribusi secara luas dalam dunia tumbuhan dan hewan (Sirait 2007).

Berbeda dengan steroid yang pada mulanya dipertimbangkan hanya sebagai

komponen pada substansi hewan saja (sebagai hormon seks, homon adrenal, asam

empedu, dan lain sebagainya), akan tetapi akhir-akhir ini steroid juga ditemukan

pada substansi tumbuhan (Harborne 1987).

Page 11: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Perairan Lokasi Penelitian · Abu terdiri dari unsur-unsur mineral yang juga dikenal ... fotosintesis dalam sel tanaman yang ... Selulosa dan lignin

39

Hasil pengujian fitokimia pada lamun dugong menunjukkan bahwa

komponen steroid/triterpenoid ini terdeteksi pada ekstrak kasar lamun dugong

dalam pelarut etil asetat dan n-heksana, sedangkan triterpenoid terdeteksi pada

ketiga jenis pelarut dengan tingkat kepolaran yang berbeda. Prekursor dari

pembentukan triterpenoid/steroid adalah kolesterol yang bersifat nonpolar

(Harborne 1987), sehingga diduga triterpenoid/steroid dapat larut pada pelarut

organik (nonpolar). Hal ini terbukti pada penelitian yang telah dilakukan bahwa

komponen triterpenoid/steroid terdeteksi pada ekstrak kasar lamun dugong dengan

pelarut n-heksana (non polar) dan etil asetat (semipolar). Hasil penelitian ini juga

menunjukkan bahwa triterpenoid/steroid juga terdeteksi pada ekstrak kasar

dengan pelarut metanol (polar). Hal ini dapat terjadi mengingat metanol

merupakan pelarut polar, yang juga dapat mengekstrak komponen lainnya yang

bersifat non polar ataupun semipolar. Hasil uji steroid/triterpenoid ekstrak lamun

dugong dapat dilihat pada Gambar 9.

+ ++ ++

+ ++ -

(a) (b) (c)

Gambar 9 Hasil uji steroid/triterpenoid ekstrak n-heksan (a),

etil asetat (b), dan metanol (c)

Flavonoid umumnya terdapat pada tumbuhan sebagai glikosida dan

terdapat pada seluruh bagian tanaman termasuk pada buah, tepung sari, dan akar

(Sirait 2007). Hasil pengujian menunjukkan bahwa ketiga ekstrak lamun dugong

mengandung komponen flavonoid dan ditunjukkan dengan terbentuknya warna

kuning pada lapisan amil alkohol yang dapat dilihat pada Gambar 10. Flavonoid

Uji Triterpenoid

Uji Steroid

Page 12: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Perairan Lokasi Penelitian · Abu terdiri dari unsur-unsur mineral yang juga dikenal ... fotosintesis dalam sel tanaman yang ... Selulosa dan lignin

40

sangat efektif untuk digunakan sebagai antioksidan karena komponen bioaktif ini

merupakan komponen fenol terbesar. Senyawa-senyawa fenolat yang terkandung

dalam tumbuhan mampu menangkap radikal-radikal peroksida dan dapat

mengkelat logam besi yang mengkatalis peroksida lemak. Efektivitas sebagai

antioksidan tergantung pada jumlah dan posisi OH, senyawa flavonoid ini banyak

terdapat pada bagian daun tanaman. Selain itu sebagai antioksidan, senyawa ini

dapat juga menangkap spesies oksigen reaktif (ROS) yang terbentuk selama

proses penceraan makanan di dalam tubuh (Muchtadi 2001).

++ +++ ++

(a) (b) (c)

Gambar 10 Hasil uji flavonoid ekstrak n-heksan (a),

etil asetat (b), dan metanol (c)

Kuinon adalah senyawa berwarna dan memiliki kromofor dasar. Kuinon

dapat dibagi menjadi empat kelompok yaitu, benzokuinon, naftokuinon.

antrakuinon, dan kuinon isoprenoid. Senyawa kuinon yang terdapat sebagai

glikosida sedikit larut dalam air, kuinon lebih mudah larut dalam lemak dan akan

terekstraksi dalam tumbuhan bersama-sama dengan karotenoid dan klorofil. Hasil

pengujian menunjukkan bahwa lamun dugong mengandung komponen fenol

hidrokuinon. Hal ini ditandai dengan adanya warna hijau atau hijau biru pada

ketiga ekstrak dengan pelarut berbeda. Hasil uji fenol hidrokuinon ditunjukkan

pada Gambar 11.

Page 13: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Perairan Lokasi Penelitian · Abu terdiri dari unsur-unsur mineral yang juga dikenal ... fotosintesis dalam sel tanaman yang ... Selulosa dan lignin

41

++ ++ -

(a) (b) (c)

Gambar 11 Hasil uji fenolhidrokuinon ekstrak metanol (a),

etil asetat (b), dan n-heksan (c)

4.5 Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH

Aktioksidan alami banyak terdapat pada berbagai macam jenis tumbuhan

baik dalam buah-buahan maupun sayuran. Keberadaan senyawa antioksidan ini

dalam suatu bahan dapat dideteksi dengan melakukan uji aktivitas antioksidan.

Uji aktivitas antioksidan pada tiga ekstrak kasar lamun dugong yang memiliki

tingkat kepolaran yang berbeda, dilakukan dengan menggunakan metode

uji DPPH.

Metode uji DPPH memberikan informasi reaktivitas senyawa yang diuji

dengan suatu radikal stabil (Kuncahyo dan Sunardi 2007). Radikal bebas yang

digunakan adalah 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl. Prinsip kerja dari metode ini

yaitu berdasarkan pada kemampuan substansi antioksidan tersebut dalam

menetralisir radikal bebas. Metode serapan radikal bebas DPPH dipilih karena

metode ini sederhana, mudah, waktu pengujian singkat dan sampel yang

digunakan sedikit serta tidak membutuhkan banyak reagen seperti halnya

uji xantin-xantin oksidase, tiosianat, antioksidan total (Juniarti et al. 2009).

Antioksidan pembanding yang digunakan pada penelitian ini adalah

antioksidan sintetik butylated hydroxytoluene (BHT) dengan beberapa

konsentrasi. Begitu pula dengan konsentrasi larutan ekstrak lamun dugong pada

ketiga jenis pelarut. Konsentrasi tersebut diperoleh melalui pengenceran dari

masing-masing larutan stok ekstrak kasar lamun dugong dengan pelarut metanol

dan etil asetat 500 ppm serta 1000 ppm untuk pelarut n-heksana. Menurut

Andayani et al. (2008) menyatakan bahwa pengujian aktivitas antioksidan pada

Page 14: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Perairan Lokasi Penelitian · Abu terdiri dari unsur-unsur mineral yang juga dikenal ... fotosintesis dalam sel tanaman yang ... Selulosa dan lignin

42

berbagai konsentrasi dimana semakin tinggi konsentrasi yang diuji maka semakin

tinggi pula aktivitas antioksidannya.

Aktivitas antioksidan yang terdapat pada sampel dinyatakan dalam

persentase inhibisinya terhadap radikal DPPH. Persentase inhibisi ini didapatkan

dari serapan antara absorban DPPH dengan absorban sampel yang diukur dengan

spektrofotometer UV-Vis. Salah satu parameter yang biasa digunakan untuk

menginterpretasikan hasil dari pengujian aktivitas antioksidan dengan metode

DPPH adalah efficient concentration 50 value (EC50 value) atau biasa disebut

dengan inhibition concentration 50 value (IC50 value). Nilai ini dapat

didefinisikan sebagai konsentrasi substrat yang dapat menyebabkan berkurangnya

50% aktivitas DPPH (Molyneux 2004).

Antioksidan BHT sebagai antioksidan pembanding yang digunakan dalam

penelitian ini memiliki nilai IC50 sebesar 15,92 ppm. Presentase penghambatan

yang tinggi dan nilai IC50 yang rendah membuktikan bahwa BHT bersifat

antioksidan yang sangat kuat (<50 ppm) menurut klasifikasi Blois (1958) dalam

Molyneux (2004). BHT memiliki nilai IC50 yang lebih rendah dibandingkan

dengan ekstrak metanol, etil asetat, dan n-heksana. Hal ini dapat terjadi karena

ekstrak lamun dugong yang digunakan pada penelitian ini masih tergolong

sebagai ekstrak kasar. Sehingga masih diperlukan proses pemurnian pada ekstrak

kasar tersebut. Karena pada ekstrak kasar ini diduga masih terkandung senyawa

lain yang bukan merupakan senyawa antioksidan. Hasil pengujian antioksidan

menunjukkan bahwa ketiga ekstrak kasar lamun dugong memiliki aktivitas

antioksidan yang berbeda. Nilai rata-rata IC50 ekstrak kasar lamun dugong, dapat

dilihat pada Gambar 12.

Aktivitas antioksidan lamun dugong terbaik berturut-turut dimiliki oleh

ekstrak metanol (73,72 ppm), ekstrak etil asetat (250,72 ppm), dan ekstrak

n-heksana (8134,70 ppm). Suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan sangat

kuat jika nilai IC50 kurang dari 50 ppm, kuat untuk IC50 antara 50-100 ppm,

sedang jika IC50 bernilai 100-150 ppm dan lemah jika IC50 bernilai 150-200 ppm

(Molyneux 2004). Dari ketiga ekstrak yang diamati, ekstrak lamun dugong

dengan pelarut metanol termasuk ke dalam antioksidan kuat, karena nilai IC50

berada diantara 50-100 ppm. Jumlah komponen bioaktif yang terlarut pada

Page 15: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Perairan Lokasi Penelitian · Abu terdiri dari unsur-unsur mineral yang juga dikenal ... fotosintesis dalam sel tanaman yang ... Selulosa dan lignin

43

masing-masing pelarut akan berbeda sehingga akan berpengaruh pula pada nilai

IC50 yang dihasilkan. Nilai IC50 akan semakin besar jika ekstrak yang terlarut pada

pelarut yang digunakan semakin sedikit.

Angka-angka pada diagram batang yang diikuti huruf (a,b) menunjukkan jenis pelarut

memberikan pengaruh berbeda nyata (p<0,05) terhadap nilai rendemen

Gambar 12 Nilai rata-rata IC50 ekstrak kasar lamun dugong

Ekstrak metanol memiliki nilai antioksidan yang kuat bila dibandingkan

dengan ekstrak etil asetat dan n-heksana dengan menggunakan metode pengujian

DPPH. Hal ini dikarenakan metode pengujian ini cocok bagi komponen

antioksidan yang bersifat polar, karena kristal DPPH hanya dapat larut dan

memberikan absorbansi maksimum pada pelarut metanol (Febryanti 2010). Hal

ini mengisyaratkan bahwa perlu dilakukan pengujian aktivitas antioksidan dengan

menggunakan metode pengujian lainnya yang universal, baik untuk komponen

yang bersifat polar, semipolar, ataupun nonpolar. Bila dilihat dari faktor lainnya,

kadar total fenol dalam ekstrak metanol juga memiliki nilai yang lebih besar

dibandingkan dengan dua ekstrak lainnya. Menurut Andayani et al. (2008),

senyawa-senyawa fenolat yang terkandung dalam tumbuhan memiliki aktivitas

antioksidan karena senyawa ini dapat menangkap radikal-radikal peroksida dan

dapat mengkelat logam besi yang mengkatalis peroksida lemak. Hal tersebut

menunjukkan bahwa hubungan antara aktivitas antioksidan dan kandungan total

fenol memiliki kolerasi yang positif.

8134,70 (a)

250,72 (b)

73,72 (b)