4. Crop Manajemen

56
2. CROP MANAGEMENT

description

bahan kuliah sistem pertanian terpadu

Transcript of 4. Crop Manajemen

Page 1: 4. Crop Manajemen

2. CROP MANAGEMENT

Page 2: 4. Crop Manajemen

1. Semakin meningkatnya biaya & ketergantungan thd input eksternal (bahan kimia & energi),

2. Semakin menurunnya produktivitas tanah akibat erosi tanah & kehilangan (pelindian) hara dari tanah,

3. Semakin meningkatnya pencemaran air akibat pupuk & pestisida,

4. Semakin meningkatnya ancaman residu bahan agrokimia thd kualitas & keamanan pangan.

Page 3: 4. Crop Manajemen

1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007960000

970000

980000

990000

1000000

1010000

998008

999136 998456

995469

996197995972

973972

LUAS SAWAH DI JAWA TENGAHH

EKTA

R

TAHUN

Page 4: 4. Crop Manajemen

1990 1997 1998 1999 20007

7.2

7.4

7.6

7.8

8

8.2

8.4

8.6

Luas Lahan Sawah di IndonesiaJu

ta h

ekta

r

Page 5: 4. Crop Manajemen
Page 6: 4. Crop Manajemen

INTENSIFIKASI PERTANIAN1. PRODUKSI yg diharapkan tinggi dengan

DIVERSITAS TANAMAN yang RENDAH,2. Pemanfaatan PENGATURAN BIOLOGIS

diabaikan Fokus hanya pada BIOTA PRODUKTIF & BIOTA DESTRUKTIF Dengan pengelolaan secara Mekanis & Bahan Agrokimia (pupuk, pestisida, pengolahan tanah, pengairan),

3. Tingginya Resiko KEHILANGAN BIOTA SUMBERDAYA hilangnya fungsi tertentu & mengurangi kemampuan sistem pertanian utk BERTAHAN bila ada cekaman yg mendadak.

Page 7: 4. Crop Manajemen

Konsep-konsepKonsep-konsep

Sistem Pertanian Organik,Sistem Bertani Selaras Alam (Ecofarming),Sistem Pertanian Hemat Energi,Low External Input and Sustainable Agriculture (LEISA),Integrated Plant Nutrition System (IPNS),Biologically Based Agriculture,Holistic Agriculture,Comprehensive Agriculture,Regeneration Agriculture.

Sistem Pertanian Organik,Sistem Bertani Selaras Alam (Ecofarming),Sistem Pertanian Hemat Energi,Low External Input and Sustainable Agriculture (LEISA),Integrated Plant Nutrition System (IPNS),Biologically Based Agriculture,Holistic Agriculture,Comprehensive Agriculture,Regeneration Agriculture.

Page 8: 4. Crop Manajemen

ORGANIC FARMS = SUSTAINABLE FARMS

Reduced soil erosion, Reduced use of fossil fuels, Reduced chemicals leaching

into groundwater, streams, lakes,

Little--no pesticide use, Increased water holding

capacity & drainage, Buffers & neutralizes soil pH,

www.ex.ac.uk/crr/news1/organic/organi

Page 9: 4. Crop Manajemen

1. Menempatkan aspek lingkungan sedini mungkin dlm proses pembangunan, pencegahan timbulnya dampak negatif akan jauh lebih efektif drpd penanggulangan,

2. Mempertimbangkan aspek lingkungan pada setiap tahapan pembangunan,

3. Menerapkan prinsip efisiensi & konservasi sumberdaya alam & energi.

PEMBANGUNAN YANG MEMATUHI HUKUM KEBERLANJUTAN

PEMBANGUNAN YANG MEMATUHI HUKUM KEBERLANJUTAN

Page 10: 4. Crop Manajemen

Pengelolaan Tanaman dan Sumber daya secara Terpadu

Pendekatan :partisipatif - disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi .

Tujuan:Untuk meningkatkan pendapatan petani melalui penerapan teknologi yang cocok untuk kondisi setempat yang dapat meningkatkan hasil serta menjaga kelestarian lingkungan.

Page 11: 4. Crop Manajemen

Dengan Pengelolaan Tanaman Terpadu: a. hasil dan kualitas tanaman meningkat, b. melalui penggunaan teknologi yang tepat, biaya usaha tani berkurang,c. kesehatan dan kelestarian lingkungan tumbuh tanaman dan lingkungan kehidupan menjadi terjaga.

Page 12: 4. Crop Manajemen

Komponen teknologi produksi tananam : Varietas unggul,

Pengolahan tanah,

Pengairan,

Pemupukan,

Pengendalian hama dan penyakit,

Penanganan panen dan pascapanen.

Page 13: 4. Crop Manajemen

Pemilihan kombinasi teknologi tergantung pada: Potensi lahan Kemampuan petani Kondisi setempat.

Page 14: 4. Crop Manajemen

Bentuk usaha tani :

1.Penanaman dengan satu macam tanaman, bisa berupa tanaman perkebunan, hutan rakyat maupun tanaman buah-buahan.

2.Penanaman dengan dua macam tanaman: memasukkan satu jenis tanaman lain dalam penanaman tunggal, yang disisipkan pada tanaman utama.

Page 15: 4. Crop Manajemen

Pola penanaman tumpangsari: Pola Penanaman yang dilakukan dengan satu atau lebih tanaman pada lahan yang sama dan waktu yang sama. Biasanya dilakukan pada lahan yang sempit.

Keuntungan tumpangsari: Peningkatan total produktifitas tanaman dapat tercapai bila menggunakan manajeman yang baik dan kombinasi dalam tumpangsari merupakan contoh keseimbangan pengambilan hara pada lapisan tanah yang berbeda.

Page 16: 4. Crop Manajemen

Keberhasilan bergantung pada :

Iklim, kondisi tanah, irigasi, drainase, jenis tanaman dan variasainya, tenaga kerja, kredit dan pemasaran hasil. (Sukamto, Benedictus,dkk. 2007)

Page 17: 4. Crop Manajemen

EKOSISTEM HUTAN DAN AGROFORESTRIPola tumpang sari:Sebagai usaha diversifikasi komoditas, Dapat memanfaatkan lahan dan energy dengan baik. Dilakukan antara tanaman hutan dengan tanaman biasa: Pinus dan tanaman sayuran: jagung, kol, kentang, bawang-daun, dan seledri.

Page 18: 4. Crop Manajemen

3. Bentuk lainnya adalah tanaman yang sama tapi waktu penanaman yang berbeda- Biasanya bagi perkebunan.

4. Tanaman ganda: dalam suatu lahan ditanam dua jenis tanaman atau lebih secara bersama-sama.

5. Perkembangan dari tanaman ganda dan tanaman sisipan adalah menanam beberapa tanaman dalam satu area dimana bisa bersamaan waktunya maupun tidak yang mana masing-masing tanaman memiliki tujuan yang berbeda.

Page 19: 4. Crop Manajemen

Keuntungan Vegetasi bawah disela-sela tanaman utama (kelapa sawit dan karet):

1. Dapat mencegah terjadinya erosi, 2. mengatur tata air,3. mengurangi evaporasi 4. dan membentuk iklim mikro.

Dapat menjadi pengganggu jika terlalu dekat dengan tanaman utama.

Kacang-kacangan sengaja ditanam untuk membantu dalam pengikatan nitrogen tanah.

Page 20: 4. Crop Manajemen

• Agrisilvikultur= bentuk agroforestry = campuran kegiatan kehutanan dengan pertanian lainnya.

• Tumpangsari= cara pengelolaan hutan yang mempebolehkan petani membudidayakan tanaman pangan: padi, jagung, kacang tanah, kedelai, kentang, kol di lahan kawasan hutan disamping tanaman pokok kehutanan (jati, pinus, damar, sonokeling, mahoni)

Page 21: 4. Crop Manajemen

TANAMAN SELA• Percampuran antara tanaman tahunan dan tanaman

semusim. Banyak dijumpai di daerah hutan/kebun yang dekat lokasi pemukiman

• (Intercroping)=penanaman tanaman semusim/tanaman non kayu pada lahan sela tanaman perkebunan, umumnya pada tahap awal pertanaman tanaman tahunan saat sinar matahari masih penuh

• TANAMAN SELA= suatu bentuk kerjasama pekerjaan untuk periode terbatas, dimanatanaman pangan ditanam menumpang pada tanaman pohon muda.

• Jawaban utk mengatasi KRISIS PANGAN.

Page 22: 4. Crop Manajemen

TUJUAN PENANAMAN SELA

• Meningkatkan produktivitas lahan hutan tanaman sehingga kualitas tanaman pokok, produksi tanaman dan kesuburan meningkat

• Meningkatkan lapangan kerja dan peran serta masyarakat=pembangunan hutan partisipatif

• Membantu penyediaan pangan wilayah sekitar hutan produksi

• Meningkatkan pendapatan masyarakat setempat yang tinggal di sekitar hutan

Page 23: 4. Crop Manajemen

COVER CROP• Tanaman yang ditanam untuk mengelola kesuburan

tanah, kualitas tanah, air, gulma, hama, penyakit, keanekaragaman hayati dan satwa liar

• Untuk melindungi dan memperbaiki tanah bukan untuk panen, pengendalian erosi dan gulma, mempertahankan bahan organik tanah, mengurangi pemadatan tanah, meningkatkan resapan air , mendaur ulang nutrisi tanaman (nitrogen) antar tanaman, menyediakan habitat untuk organisme menguntungkan dan meningkatkan keragaman tanaman.

Page 24: 4. Crop Manajemen

• Tanaman penutup tanah beperan:a. Menahan dan mengurangi daya perusak

butir-butir hujan yang jatuh dan aliran air di atas permukaan tanah

b. Menambah bahan organik tanah melalui batang, ranting dan daun mati yang jatuh

c. Menekan evapotranspirasi, yang mengurangi kandungan air tanah

Page 25: 4. Crop Manajemen

SYARAT-SYARAT• Mudah diperbanyak, sebaiknya dengan biji• Mempunyai sistem perakaran yang tidak menimbulkan

kompetisi berat bagi tanaman pokok, tetapi mempunyai sifat pengikat tanahyang baik dan tidak mensyaratkan tingkat kesuburan tanah yang tinggi

• Tumbuh cepat dan banyak menghasilkan daun• Toleransi terhadap pemangkasan• Resisten terhadap gulma, penyakit , kekeringan• Mampu menekan pertumbuhan gulma• Mudah diberantas jika tanah akan digunakan untuk

penanaman tanaman semusim atau tanaman pokok lainnya, tidak berduri dan sulur pembelit

Page 26: 4. Crop Manajemen

• PENGGOLONGAN TANAMAN PENUTUP TANAH1. RENDAH: Jenis rumput-rumputan dan tumbuhan

merambat/menjalar.Penggunaan:a. Padapola pertanaman rapatb. Dalam barisanc. Utk keperluan khusus dlm perlindungan tebing, gulud, teras,

dindingd. Saluran-saluran irigasi dan drainase2. SEDANG—SEMAK

Diantara barisan tanaman utamadalam barisan pagardi luar tanaman utama

3. TINGGI: Jenis pohon-pohonan

Page 27: 4. Crop Manajemen

• Ditanam diantara barisan tanaman utama• Ditanam dalam barisan• Untuk melindungi tebing ngarai dan penghutanan

kembali

JENIS PENUTUP TANAH:KACANGAN (Leguminosa) menjalar, Peuraria javanica, Centrosema pubescens, Calopogonium mucunoides, Calopogonium caeruleum, Mucuna Bracteata, Mucuna chocinensis

Page 28: 4. Crop Manajemen

Tanaman yang dikehendaki:

1. Dapat memfiksasi N dari udara,2. Efisien dalam penyerapan dan penggunan hara,3. Dapat mempertahankan diri terhadap hama dan penyakit,4. Efisien dalam fotosintesis dan penggunaan air.

Page 29: 4. Crop Manajemen

PEMANFAATAN VARIETAS UNGGUL:

Pemuliaan tanaman di Indonesia ditujukan pada 3 hal pokok:

1) resistensi atau toleransi, 2) daya dan kualitas hasil, dan 3) efisiensi.

Page 30: 4. Crop Manajemen

TUJUAN

• peningkatan kepastian terhadap hasil yang tinggi • perbaikan kualitas produk yang

dihasilkan

Page 31: 4. Crop Manajemen

1. Peningkatan kepastian terhadap hasil yang tinggi

diarahkan pada peningkatan daya hasil, cepat dipanen, ketahanan terhadap organisme pengganggu atau kondisi alam yang kurang baik bagi usaha tani, serta kesesuaian terhadap perkembangan teknologi pertanian yang lain.

Page 32: 4. Crop Manajemen

2. perbaikan kualitas produk yang dihasilkan

dapat diarahkan pada perbaikan ukuran, warna, kandungan bahan tertentu (atau penambahan serta penghilangan substansi tertentu), pembuangan sifat-sifat yang tidak disukai, ketahanan simpan, atau keindahan serta keunikan

Page 33: 4. Crop Manajemen

1) Menghasilkan bibit yang sehat , akar yang banyak. 2) Menghasilkan perkecambahan dan pertumbuhan seragam.3) Ketika ditanam pindah, bibit dari benih yang baik dapat tumbuh lebih cepat dan tegar. 4) Hasil tinggi.

Pentingnya benih bermutu:

Page 34: 4. Crop Manajemen

Technic Effective Microorganism Procedure (EMP)

Konsep pembangunan pertanian berkesinambungan dan kelestarian/konservasi lingkungan:

Mengusahakan: jenis tanaman dengan masukan yang rendah dengan hasil tinggi (low input with high output).

Page 35: 4. Crop Manajemen

PERTANIAN KONVENSIONALPraktik Usaha Tani dengan Kecenderungan pada pendekatan konsep kimia tanah sebagai dampak Revolusi Hijau ( varietas unggul, pupuk berimbang) penurunan kualitas kesuburan tanah.

PERTANIAN ORGANIK: Praktik Usaha Tani dengan Kecenderungan pada pendekatan konsep biologi tanah : mampu mempertahankan kelestarian kesuburan tanah sehingga menjadikan pertanian berkelanjutan

Page 36: 4. Crop Manajemen

KONSEP PERTANIAN EKOLOGIS:Praktik Usaha Tani dengan Kecenderungan pada pendekatan konsep ekologi tanah/biologi tanah,

1. Tetap konsisten mempertahankan kualitas kesuburan tanah, meskipun dalam berusaha tani berupaya mengoptimalkan produksi perluasan lahan.

2. Tetap komitmen mempertahankan keseimbangan kondisi biologi, kimia dan fisik tanah.

Page 37: 4. Crop Manajemen

Technic Effective Microorganism Procedure (EMP)

Merujuk pada konsep pertanian ekologis yang lebih efisien.

Teknologi aplikasi inokulan mikroorganisme dalam proses produksi pertanian.

Page 38: 4. Crop Manajemen

Keunggulan Teknik EMP:

1. Mampu menekan penggunaan pupuk kimia hingga 35%, penggunaan pupuk kandang /bokhasi hingga 50%.

2. Meningkatkan produksi hingga 20%.3. Meningkatkan pendapatan petani hingga 23%4. Menekan perkembangan gulma.5. Menekan dampak negatif residu pestisida.6. Mengembalikan keseimbangan kesuburan

tanah, meliputi aspek biologi, kimia dan fisik tanah.

Page 39: 4. Crop Manajemen

A. PERSYARATAN TUMBUH1. Tipe Tanah: Gembur, subur, mengandung bahan organik dan topsoil tebal2. pH tanah optimum: 5,5 – 6,83. Ketinggian tempat: 100- 1.000m dpl4. Syarat lain: drainase lahan sempurna, terbuka oleh sinar matahari, (bukan bekas tanaman

cabai atau familinya seperti tomat, terung atau tembakau).

Page 40: 4. Crop Manajemen

. Contoh Varietas: 1. Sultan F-12. Hot Chili F-1 (Cabai

Merah Besar)3. Lado F-1 (Cabai

Keriting)4. TM-999 F-1 (Cabai

Keriting)

Page 41: 4. Crop Manajemen

B. PERSEMAIAN1. Kebutuhan benih 130 - 150 g/ha2. Media Semai yang digunakan berupa tanah steril sebanyak

2-3 bagian dan pupukkandang matang sebanyak satu bagian.

3. Penyemaian dilakukan dengan tahapan sbb:- Aduk media semai hingga tercampur rata, diayak - Siapkan polibagukuran 6 x 10 cm lubangi pojok dasarnya- Isikan media semai kedalam polibaghingga penuh- Sehari sebelum tanam benih, siram media dengan Agrobost dosis 1 ml/liter air sampai bagian bawah media lembab.- Rendam benih selama 6 jam, tiriskan, bungkus kain katun lembab

Page 42: 4. Crop Manajemen

Peram bungkusan benih 18 jam, jaga agar hangat dg lampu pijar 15-25 watt.-Tanam benih satu persatu, tepat di tengah media, tutup tipis dengan sisa media setebal 0,5 cm.-- Tutup permukaan media dengan karung/ daun pisang/plastik hitam selama 4-5 harisampai benih berkecambah.-- Setelah berkecambah, buka penutup polibag, siramsecara rutin tiap hari-- Pada umur 20 hari, lakukan penyiraman dg Agrobost dosis 1 ml perliter air.-- Semprot dgBenlate 1g/l / Delsene 2g/l. Bibit siap tanam pada umur25 hari.

Page 43: 4. Crop Manajemen

Pembersihan lahan (mencabut gulma)

Page 44: 4. Crop Manajemen

C. PENANAMANa. Persiapan Lahan1. Lakukan land clearing jika banyak semak dan sisa

tanaman2. Lakukan pengapuran jika pH tanah kurang dari 5,0.

Menaikkan 1 point dg kapur 2 ton/ha. Sebar merata di permukaan tanah

3. Cangkul / bajak lahan untuk mencegah agregat dan membalik tanah.

4. Buat bedengan sederhana, lebar 110 cm, selokan 50 cm, tinggi 15-20 cm.

5. Tentukan dosis pupuk dasar dg standar/ha sbb:

Page 45: 4. Crop Manajemen

No Jenis Pupuk Dosis per hektar

1 Pupuk kandang

5 ton

2 Urea 300 kg3 ZA 200 kg4 SP 36 300kg5 KCl 200 kg

6. Tebar pupuk kandang di lajur kiri dan kanan bedengan merata, aduk ke dalam tanah.

7. Campurkan keempat jenis pupuk kimia, segera tebar di lajur kiri dan kanan bedengan merata, aduk ke dalam tanah.

8. Sempurnakan bedengan dengan cara mencangkul selokan dan menimbunkannya di atas bedengan sehingga tinggi bedengan menjadi 30-40 cm.

Page 46: 4. Crop Manajemen

9. Ratakan permukaan bedengan menggunakan cangkul atau bilah bambu, pasang mulsa plastik hitam perak.10. Buat lubang tanam dengan jarak 50-60 cmdalam barisan dan 70 cmantar barisan.11. Jumlah populasi cabai per ha sekitar 16.000-17.000 tanaman.12. Lakukan pengairan untuk melarutkan pupuk ke dalam tanah.

Page 47: 4. Crop Manajemen

b. Penanaman bibit1. Sebelum tanam, siram bibit hingga media lembab.2. Lepaskan bibit beserta media perakarannya dari polibag

dengan hati-hati. Usahakan media tidak pecah atau perakaran bibit tidak putus. Caranya remas polibag hingga media sedikit padat, lepaskan bibit dengan hati-hati.

3. Congkel tanah di setiap lobang anam sedalam 8-10 cm.4. Tanam bibit di lubang tanah dan timbun dengan tanah hingga

batas 2-3 cm di bawah daun lembaga.5. Siram areal penanaman cabai untuk menekan staknasi

tanaman kecil sehingga cepatberadaptasidengan lingkungan barunya.

Page 48: 4. Crop Manajemen
Page 49: 4. Crop Manajemen

E. PEMUPUKAN SUSULAN1. Pada umur 4-5 hst. Aplikasikan teknologi EMP I dosis 2 lt

Agrobost/400l air /1 ha lahan setara dg 25 ml/lubang tanam. Semprotkan ke permukaan tanah sekitar tanaman tepat di lubang tanam.

2. Pada umur 10-15 hst, siram dg larutan NPK dosis 5 g/l air. Siramkan di lubang 200 ml larutan /tanaman.

3. Pada umur 40-50 hst, EMP II dosis 2 l Agrobost/400 l air/ha lahan. Siramkan di lubang yang berjarak 15-20 di samping pokok tanaman.

4. Pada umur 80-85hst, aplikasikan EMP III, dosis dan cara sama dg ke II. Posisi lubang berada diantara tanaman dalam barisan tanaamn.

5. Jika tanaman kurang maksimal pertumbuhannya maka lakukan pupuk susulan NPK dosis 50-100 kg/ha dua kali, pada 60-65 hst dan 90-95 hst dg cara ditugalkan di sisi kiri tanaman pada jarak 15-20 cm. Susulan ke II di kanan tanaman.

Page 50: 4. Crop Manajemen

F. PEMELIHARAAN TANAMANa. Pemangkasan (Prunning) Tunas Air1. Pada masa pertumbuhan vegetatif (0-35 hst) akan muncul tunas air

di setiap ketiak daun.2. Tunas-unas air ini harus dipangkas untuk memberi kesempatan

kepada tanaman mengembangkan vigor batang dan perakaran agar lebih kokoh dan luas sebelum memasuki masa generatif yang ditandai dengan munculnya bunga di percabangan generatif pertama, mulai dari daun ke-13-15.

b. Pemasangan Ajir Penopang1. Cabai hibrida umumnya berpotensi berbuah lebat, sehingga perlu

ajir penopanguntuk menyangga tanaman agar tidak roboh, oleh beban berat atau oleh angin.

2. Ajir penopang bisa dibuat dari bilah bambu yang panjangnya 130-140 cmdengan ketebalan 3-4 cm. Pemasangan ajir sebaiknya dilakukan ketika tanaman masih kecil (5-10 hst) agar tidak melukai perakaran.

Page 51: 4. Crop Manajemen

c. Sanitasi lahanAdanya serangan hama dan penyakit sangat berhubungan dengankebersihan lahan. Lakukan penyiangan rumput dan gulma di sekitar tanaman, yaitu di lubang tanam dan selokan. 3-4 kali.

d. Pengairan1. Pada musim kemarau lakukan penyiraman secara berkala. 2. Tanaman cabai tidak menyukai kelembaban tanah yang terlalu

tinggiatau terlalu basah. Pada peananaman musim hujan, upayakan tidak ada air yang tergenang di selokan, buat saluran drainase yang bagus.

Page 52: 4. Crop Manajemen

Budidaya tanaman lain: Buncis, Mentimun, kacang panjang, terung dll.Persiapan lahan sama dg penanaman cabai.Aplikasi teknologi EMP tidak boleh bersamaan dengan aplikasipupuk kimia dan pestisida, tetapi harus diberi jeda waktu paling cepat tiga hari. Sebaiknya EMP dahulu, baru pupuk kimia. Usahakan sebelum aplikasi teknologi EMP, tanah dalam keadaan lembab atau segera lakukan penyiraman setelah aplikasi EMP.

Page 53: 4. Crop Manajemen
Page 54: 4. Crop Manajemen

G. HAMA DAN PENYAKIT DOMINAN PADA CABAIa. Hama Thrips

Thrips sp. Hama pengisap cairan pucuk tunas tanaman dan bunga menyebabkan daun mengering, pertumbuhan pucuk dan bunga terhambat, serta buah bercak cokelat dan bentuknya tidk sempurna. Berkembang pesat pada musim kemarau, pohon rimbun dan kurang bersih.

Pencegahan1. Gunakan mulsa plastik hitam perak.2. Pilih lokasi yang terbuk, juh dari pohon rimbun dan tidak

berdekatan dg tanamn yang sudah terserang Thrips.3. Jaga kebersihan kebun dan pasang perangkap Thrips di

beberapa tempat.Pemberantasan

Penyemprotan insektisida Confidor 200 LC dan Mesurol 50 WP. Dosis sesuai anjuran.

Page 55: 4. Crop Manajemen

b. Hama ulat1. Ulat grayak (Spodoptera litura) memakan batang

muda, tangkai daun dan tangkai buah, serta daun.

2. Ulat perusak daun (Plusia sp.)Pencegahan3. Gunakan mulsa plastik perak hitam.4. Jaga kebersihan lingkungan.5. Pasang perangkap kupu-kupu Cherry glue dan

Glumon, dikuaskan di botol bekas airmineral atau potongan pipa PVC.

Page 56: 4. Crop Manajemen

Pemberantasan1. Punguti ulat satu/satu dan bakar/ timbun dalam

tanah.2. Jika serangan sporadis disemprot insektisida Decis

2,5 EC, Curacron 500 EC, Buldok 25 EC. Dosis anjuran.c. Hama Kutu daun Aphids3. Mysus persicae. Menyerang daun cabai. Bergrombol

mengisap cairan bawah daun dan pucuk. Daun yang terserang mengulung ke dalam.

Pencegahan SDA.Pemberantasan

Semprot dengan insektisida Decis 2,5 EC, Curacron 500 EC, Buldok 25 EC. Dosis anjuran.