4 Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Penambangan Bijih Mangan Di Daerah Karangsari Kabupaten Kulo

download 4 Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Penambangan Bijih Mangan Di Daerah Karangsari Kabupaten Kulo

of 13

Transcript of 4 Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Penambangan Bijih Mangan Di Daerah Karangsari Kabupaten Kulo

  • PROSIDING TPT XX PERHAPI 2011ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI RENCANA PENAMBANGAN

    BIJIH MANGAN DI DAERAH KARANGSARI KABUPATEN KULONPROGO DIY

    Oleh :Anton Sudiyanto, Priyo Widodo, Tedy Agung Cahyadi, Pratiwi

    (e-mail : [email protected])Program Studi Teknik Pertambangan FTM UPN Veteran Yogyakarta

    Abstrak

    Desa Karangsari Kecamatan Pengasih, salah satu daerah di Kabupaten Kulon Progo, DIY memiliki potensi sumber daya alam berupa bahan galian mangan yang cukup potensial. yang rencananya akan diolah menjadi industri baterai kering, industri besi-baja, dan industri kimia dengan sasaran produksi 78.300 ton selama 5 tahun.

    Gambaran yang jelas tentang besarnya pendapatan yang akan diterima dan biaya untuk pengusahaan bahan galian tersebut sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan para investor atau pengembang untuk menanamkan modalnya. Analisis kelayakan ekonomi terhadap rencana penambangan bijih mangan di daerah Karangsari Kabupaten Kulonprogo ini perlu dilakukan agar investor dapat mengetahui kemampulabaan yang akan didapat dalam berbagai kondisi, seperti terjadinya perubahan harga jual, perubahan besarnya investasi total, dan perubahan biaya operasional.

    Investasi total untuk membiayai rencana penambangan bijih mangan untuk industri baterai kering, industri besi-baja, dan industri kimia tersebut adalah Rp21.706.900.219,- yang terdiri dari modal tetap sebesar Rp19.535.992.000,- modal kerja sebesar Rp 2.065.908.219,-dan jaminan reklamasi Rp105.000.000,-.

    Ada tiga alternatif struktur modal yang digunakan, yaitu 100% modal sendiri, 70% modal sendiri dan 30% pinjaman, dan 60% modal sendiri dan 40% pinjaman. Tingkat bunga kredit dari Bank yaitu 12%.

    Metode analisis yang digunakan adalah Net Present Value (NPV), Discounted Cash Flow Rate of Return (DCFROR), dan Pay Back Period (PBP). Dari hasil analisis kelayakan ekonomi tersebut, rencana penambangan bijih mangan layak dipertimbangkan.

    Kata Kunci : Kelayakan Ekonomi.

    I. LATAR BELAKANGKabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa

    Yogyakarta yang memiliki potensi bijih mangaan cukup besar. Akan tetapi kondisi keberadaan bahan galian tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Kondisi ini disebabkan karena keberadaan bahan galian tersebut belum terdata dengan baik.

  • 290

    Seiring dengan meningkatnya laju pembangunan khususnya di sektor industri seperti; industri baterai kering, industri besi-baja, dan industri kimia, pemerintah daerah Kabupaten Kulon Progo berupaya mendata dan mempublikasikan kondisi persebaran bijih mangan yang ada di Kabupaten Kulon Progo. Para investor atau pengembang diharapkan berminat dalam menanamkan modalnya sehingga dapat menambah pendapatan asli daerah.

    Untuk menjalankan suatu proses kegiatan pertambangan perlu dilakukan suatu proses yang cukup panjang mulai dari tahap prospeksi sampai tahap pemasaran. Salah satu tahapan yang cukup penting adalah tahap studi kelayakan yang merupakan suatu penelitian tentang analisa kelayakan teknik, lingkungan dan ekonomi terhadap rencana penambangan bijih mangan di daerah tersebut, sehingga investor dapat mengetahui tingkat keuntungan yang akan didapat.

    Kegiatan dalam merencanakan studi kelayakan bahan galian bijih mangan tersebut adalah menyangkut aspek teknis, lingkungan dan ekonomis. Dalam pembahasan ini akan mengkaji permasalahan tentang kelayakan bahan galian bijih mangan dari segi aspek ekonomis.

    II. LOKASI DAN KESAMPAIAN DAERAHSecara administratif lokasi penambangan terletak di Desa Karangasari, Kecamatan

    Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan luas daerah penyelidikan 856,888 ha.

    Secara geografis berada pada 1000744-1000948.9 BT dan 074936.26-075152.6 LS. Untuk mencapai daerah penambangan dapat ditempuh dengan jalur daratdari pusat kota Yogyakarta menuju Godean berjarak 10 km, kemudian dari Godean menuju Kabupaten Kulon Progo berjarak 20 km dan dari kabupaten menuju ke Pengasih atau lokasi penambangan berjarak 10 km.

    2.1 Iklim dan Curah HujanIklim di daerah Karangsari yang berada pada Garis Lintang Selatan adalah tropis yang

    dicirikan dengan keadaan udara yang panas, lembab dan curah hujan yang cukup tinggi. Data curah hujan diperoleh dari Dinas Perairan Umum Pemerintah Yogyakarta

    Stasiun Hargorejo pada tahun 1997 2007. Curah hujan rata - rata per tahun pada tahun 1997 2007 adalah 486,3 mm dengan jumlah curah hujan rerata harian tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu 69,9 mm dan curah hujan rerata harian terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu 4,91 mm. Hari hujan terbesar terjadi pada bulan Desember yaitu 15 hari, sedangkan hari hujan terendah pada bulan Agustus yaitu 1 hari.

    2.2. Kondisi Geologi Daerah Penyelidikan 2.2.1. Topografi

    Desa Karangsari merupakan daerah perbukitan yang bergelombang dengan ketinggian120 mdpl, yang terbentuk dari batuan sedimen dan sebagian daerah yang lain berupa dataran. Tanah penutup yang berwarna hitam, mempunyai ketebalan 1m. Umumnya satuan batuannya terdiri dari batugamping, andesit, lempung dan bijih mangan.

    Keadaan morfologinya dapat dikelompokkan dalam 3 bagian yaitu : dataran limpah banjir, perbukitan bergelombang lemah dan perbukitan bergelombang kuat. Dataran limpah banjir berupa persawahan, perkebunan dan belukar. Perbukitan bergelombang lemah sebagian besar berupa kebun tadah hujan dan belukar. Perbukitan bergelombang kuat sebagian besar

  • 291

    berupa kebun dan belukar. Perbukitan bergelombang kuat sebagian besar berupa kebun dan belukar. Daerah yang ditempati oleh satuan pegunungan Kulon Progo ini sebagian besar digunakan sebagai campuran tegalan dan pemukiman.

    2.2.2 Struktur Geologi

    Daerah penyelidikan termasuk dalam Peta Geologi Lembar Yogyakarta menurut Wartono Rahardjo, Sukandarrumidi dan H.M.D. Rosidi 1995.Formasi geologi daerah telitian yaitu :1. Formasi Kebobutak (Tmok) : terdiri dari breksi andesit, tuf, tuf lapili, aglomerat dan

    sisipan aliran lava andesit.2. Formasi Sentolo (Tmps) : terdiri dari batugamping dan batupasir napalan3. Formasi Aluvium (Qa) : terdiri dari kerakal, pasir, lanau dan lempung sepanjang

    sungai yang besar dan dataran pantai.Struktur geologi yang dijumpai dilapangan berupa monoklin dengan arah jurus relatif

    Barat Daya Timur laut dengan arah dip relatif Tenggara. Daerah telitian merupakan daerah dengan formasi sentolo, yang terdiri dari batugamping dan batupasir napalan. Dip mengarah ke tenggara dan di wilayah tenggara kecamatan Blendung terdapat lipatan. Sesar naik terjadi di wilayah Nanggulan sampai ke kota Wates.

    2.3. Keadaan EndapanDari hasil penyelidikan lapangan didapat singkapan bijih mangan (Mn) yang arahnya

    dari utara mengarah ke timur laut dengan kemiringan 50 200, keadaan endapan bijih mangandi lokasi memperlihatkan perselingan antara batugamping pasiran, warna lapuk : hitam tanah, warna segar : kehitaman agak kemerahan, ukuran butir pasir halus - kerikilan, ketebalan antara 0,10 0,30 meter (Gambar 1).

    2.3.1. Penyebaran dan Kualitas Bijih ManganPenyebaran endapan bijih mangan berdasarkan data yang ditinjau dari cross section

    diperoleh penyebaran yang homogen untuk masing-masing lensa bijih mangan. Tiap-tiap lensa bijih mangan memiliki kadar Mn yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya (Lihat Tabel 1).

    Penyebaran bijih mangan juga didasarkan pada pengamatan terhadap singkapan yang sekaligus diambil conto batuan samping (Batugamping) dan pemboran inti sebanyak 3 lubang bor. Untuk kualitas berdasarkan hasil uji kandungan Mn pada Tabel 1 menunjukkan kadar Mn berkisar antara 10,2% - 60,5%, kadar Belerang (S) boleh dibilang tidak bisa ditaksir, juga kadar Phosphat (P), termasuk Calsium Oksida (Ca), Alumunium Trokxida (Al2O3), Iron Trioxida (Fe2O3) dan ada deteksi Titanium Dioxida (TiO2) namun kecil sekali persentasinya (dibawah 1,2 %). Spesifikasi Mangan untuk kegiatan industri bisa dilihat pada Tabel 2.

  • 292

    Gambar 1Singkapan Bijih Mangan Daerah Karangsari, Pengasih, Kulon Progo

    Untuk kualitas berdasarkan hasil uji kandungan Mn pada Tabel 1 menunjukkan kadar Mn berkisar antara 10,2% - 60,5%, kadar Belerang (S) boleh dibilang tidak bisa ditaksir, juga kadar Phosphat (P), termasuk Calsium Oksida (Ca), Alumunium Trokxida (Al2O3), Iron Trioxida (Fe2O3) dan ada deteksi Titanium Dioxida (TiO2) namun kecil sekali persentasinya (dibawah 1,2 %). Spesifikasi Mangan untuk kegiatan industri bisa dilihat pada Tabel 2.

    Tabel 1Hasil Uji Kandungan Mn

    NOKODE

    SAMPLEPARAMETER

    HASIL PENGUKURAN (%)

    I II III

    1 MI 01 Mn 32.7075 33.6083 32.70752 MI 02 Mn 20.7816 20.6024 20.78163 W 01 Mn 39.9383 39.5783 40.05834 K 01 Mn 32.1600 32.6096 32.90905 PKN-SYD(TRW) Mn 38.5986 36.8619 37.80926 PKN-SYD Mn 33.4718 32.5222 33.94677 PKG-MRY Mn 10.2261 10.3051 11.33198 PKG-SDR Mn 32.2833 30.8624 31.49399 PKN-KB 10 Mn 51.5412 52.8080 52.1746

    10 PKG-KST Mn 26.7707 26.1389 24.559311 LPG-TNH DTR Mn 51.8916 50.2436 51.891612 AJR-WND Mn 59.7831 60.4850 58.940813 LPG-TNH KNG Mn 52.3869 53.2210 54.194114 LPG-TNH MRH Mn 58.0894 57.2863 57.009415 SYD-MXR Mn 31.4134 30.9715 30.676816 SYD-ROM Mn 33.4433 33.5912 33.295517 SYD-SB Mn 27.3830 27.5316 27.085718 SYD-SCR OS Mn 26.0067 25.8583 25.264719 SYD-SCR US Mn 33.7573 34.9457 34.648620 U-MXR Mn 38.9703 38.3782 38.230121 U-ROM Mn 36.8822 37.4718 37.766522 U-SB Mn 41.8756 42.1756 42.475523 U-SCR OS Mn 33.4938 33.3445 33.792624 U-SCR US Mn 42.9679 43.2660 43.862325 TSKI-ROM Mn 55.0254 52.5840 57.059826 TSKI-SCR Mn 56.9464 53.2916 55.3221

  • 293

    Tabel 2Spesfikasi Mangan Untuk Berbagai Keperluan

    Kandungan Metalurgi Baterai KimiaMnO2 - Min 80 % Min 70 %

    Mn Min 48 % - -Al2O3 Maks 7 % - -

    Al2O3 + SiO2 Maks 11 % - -Fe Maks 6 % - Maks 5 %P Maks 0,19 % - Maks 8 %

    As Maks 0,18 % - Maks 0,15 %Cu Maks 0,001 % - -Pb Maks 0,30 % - -Co - Maks 0,001 % -Ni - Maks 0,001 % -

    NH3 - Maks 0,02 % -Na2O - Maks 0,20 % Maks 0,10 %K2O - Maks 0,10 % Maks 2 %CaO - Maks 0,20 % Maks 0,25 %H2O - Maks 3 % -

    Ukuran butir 76 % 44 mikron 100 % < 2 inci

    Sumber : Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral 1997

    Berdasarkan hasil perbandingan bahwa endapan bijih mangan pada lokasi penyelidikan di desa Karangsari cukup baik. Contoh batuan bisa dilihat pada Gambar 2.

    Gambar 2Batuan Yang Mengandung Bijih Mangan

    2.3.2. Jumlah Cadangan TerbuktiBerdasarkan hasil Eksplorasi dengan luas daerah penyelidikan seluas 856,888 ha.

    Jumlah cadangan menurut laporan terdahulu menunjukkan cadangan bijih mangan yang dilakukan penelitian dalam luasan 4 ha memiliki cadangan 78.300 ton.

    2.4. Pemanfaatan Bijih ManganPT. Aneka Sumber Indonesia memfokuskan kegiatan pemasarannya untuk memenuhi

    kebutuhan dalam industri pembuatan baterai kering, bahan campuran refraktori, campuran kimia.

  • 294

    2.5. Harga Produk dan Tujuan PemasaranHarga bijih mangan setelah melalui proses pengepakan dan produk yang dihasilkan

    dikirim menuju pelabuhan Semarang, dengan perkiraan 1$ = Rp 11.000,-(Money Chages, Januari 2009) dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut:

    Tabel 3Tabel Harga Bijih Mangan

    III. ASPEK TEKNISAnalisis ekonomi rencana penambangan bijih mangan ini juga memperhatikan aspek

    teknis yang telah dirancang menyesuaikan dengan kebutuhan peralatan pertambangan. Nilai ekonomis yang dimaksudkan merupakan nilai investasi yang dinyatakan dalam bentuk nilai uang yang akan dipergunakan sebagai bahan penyusunan aliran uang tunai (cash flow) yang terdiri dari investasi total (modal tetap, bunga masa kontruksi dan modal kerja), pendapatan, biaya operasi, depresiasi, amortisasi, modal pinjaman. Dengan memperhatikan beberapa metode pendekatan yang dipakai.

    3.1. Metode PenambanganPenambangan menggunakan metode tambang bawah tanah dengan sistem Room and

    Pillar (Gambar 3), diawali dengan pembuatan sumur vertikal (shaft). Rencana target produksi adalah 15.150 ton/tahun dan direncanakan umur tambang tersebut adalah sampai 5 tahun.

    a. PembongkaranKegiatan pembongkaran dengan tujuan pembuatan vertikal shaft di lakukan dengan

    cara pemboran dan peledakan.

    b. Pemboran (Drilling)Dalam pemboran lubang ledak pembuatan cut menggunakan metode burn cut dengan

    ukuran lubang bukaan adalah diameter 2,5 meter. Pemboran dilakukan dengan alat bor Hidraulic Hand Held Drill HH 50 (rotary-percussive) merk Tamrock sebanyak 1 unit dimana umur alatnya adalah 5 tahun.

    c. PeledakanBahan peledak yang dipakai adalah Damotine dan detonator, untuk peralatan

    pendukung leading wire dan blasting machine sebagai alat penyalaannya. Kelebihan Damotine yaitu tahan terhadap air/keadaan lembab sehingga lebih efisien bila dipakai di daerah karangsari yang keadaan tanahnya lembab. Kedalaman vertikal shaft 30 m sehingga kegiatan pembongkaran ini memerlukan waktu 20 hari.

    Golongan/Kelas

    Kadar Mn (%)

    Harga ($)/%kadar

    Harga($)/1 ton Harga (Rp)

    A 30 3 90 990,000B 40 3 120 1,320,000C 45 3 135 1,485,000

  • 295

    Gambar 3Sistem Room and Pillar

    d. Pemuatan dan PengangkutanPemuatan adalah proses pemindahan batuan dari front penambangan ke alat angkut,

    dilakukan secara manual dengan menggunakan sekop dan cangkul, sedangkan untuk pengangkutan bijih mangan menggunakan lori.

    3.2. PengolahanTujuan diadakannya pengolahan bijih mangan adalah peningkatan bentuk dan

    penampilan guna menunjang peningkatan nilai tambah dari bijih mangan. Pada dasarnya pengolahan bijih mangan, mereduksi ukuran saja sehingga kualitas bijih mangan hasil pengolahan dapat dikatakan hampir tidak berubah. Kapasitas produksi pengolahan bijih mangan yang direncanakan harus dapat mencapai rencana produksi adalah 15.150 ton per tahun. Target produksi tersebut didasarkan pada jumlah cadangan bijih mangan yang ada dan kebutuhan pasar pada saat ini. Jika nantinya ditemukan endapan yang baru dan kebutuhan pasar meningkat, maka ada kemungkinan target produksi akan dinaikkan dan umur tambang juga akan semakin besar.

    IV. ASPEK EKONOMIAda beberapa pendekatan yang dipakai dalam menyusun laporan ini diantaranya

    adalah:

    4.1. Inflasi, Eskalasi, Suku Bunga BankInflasi yang dipakai dalam konsep nilai uang terhadap waktu (time value of money)

    yang digunakan adalah nilai inflasi rata-rata tahun 1999-2007 yaitu sebesar 7%, dan tingkat eskalasi diasumsikan 8% untuk biaya dan 3% untuk pendapatan (Tabel 4).

  • 296

    Tabel 4Indikator Ekonomi Indonesia Terkini Tahun 1999-2007

    No IndikatorTahun

    1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Rata2

    1 Inflasi (y-o-y %) 3,01 9,35 12,55 4,5 6,35 6,40 7,5 7,0 6,5 7,02

    2 SBI (y-o-y %) 5,69 11,0 13,0 6,0 6,8 7,39 8,1 8,0 8,0 8,22

    Sumber: modul seminar perpajakan oleh Boediono (MENKO Perekonomian)

    4.2. Struktur Modala. Alternatif struktur pembiayaan adalah 40% pinjaman dan 60% modal sendiri, 30%

    pinjaman dan 70% modal sendiri, 100% modal sendiri.b. Persentasi Suku Bunga Pinjaman Bank

    Persentasi Suku bunga bank yang digunakan 12% per tahun (Sumber: Bank Mandiri, Januari 2009). Suku bunga pinjaman bank ini menyesuaikan dengan suku bunga bank Indonesia yang berubah setiap tahun.

    c. Tingkat Bunga MinimumDalam menentuan tingkat bunga minimum dilakukan perimbangan berdasarkan struktur modalnya. Pada struktur modal sendiri, tingkat bunga minimum yang digunakan berdasarkan tingkat persentasi suku bunga Bank yaitu sebesar 12% dengan faktor risiko diasumsikan 3%. Jadi tingkat bunga minimum untuk 100% modal sendiri adalah 15%.

    1) Untuk struktur modal 70% sendiri, 30% pinjaman, tingkat bunga minimum = (0.7 x 15%) + (0.3 x 12%) = 14.10%

    2) Untuk struktur modal 60% sendiri, 40% pinjaman, tingkat bunga minimum = (0.6 x 15%) + (0.4 x 12%) = 13.80%

    4.3. Investasi TotalBesar investasi total yang merupakan penjumlahan dari modal tetap, modal kerja

    ,biaya jaminan reklamasi, biaya studi Upaya Pengelolaan Lingkungan ( UKL ) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) sebesar Rp 21.706.900.219,- .

    4.3.1. Modal TetapBesarnya biaya modal tetap yang diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan peralatan

    utama, peralatan pendukung, serta infrastruktur yang diperlukan mendasarkan target produksidan umur tambang, dimana biayabiaya tersebut dibutuhkan pada tahun ke-0 sebelum proyek beroperasi sebesar Rp 19.507.992.000,- , dengan rincian biaya sebagai berikut :a. Biaya Pembelian Peralatan

    Dalam perencanaan usaha pertambangan bijih mangan beserta unit pengolahannya, perhitungan dan pemilihan alat harus dilakukan secara cermat agar kegiatan operasionalnya memberikan hasil yang efisien dan optimum baik ditinjau dari segi teknis, lingkungan maupun ekonomis. Pertimbangan teknis ini bertujuan untuk mengetahui apakah alat yang dipilih sesuai kapasitas menurut kondisi obyektif yang ada dan target produksi yang ditetapkan. Sedangkan pertimbangan ekonomis bertujuan untuk menyesuaikan dengan permodalan awal yang disediakan, sehingga biaya yang

  • 297

    dikeluarkan dapat ditekan seminimal mungkin namun tetap berproduksi secara optimal sehingga target produksi yang ditetapkan tercapai. Peralatan yang digunakan adalah peralatan tambang, pengolahan, inventaris, peralatan bengkel, peralatan K3, peralatan pendukung operasional. Besarnya biaya adalah Rp 6.606.325.000,- .

    b. Biaya Persiapan PenambanganBiaya persiapan penambangan meliputi; biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan ijin penambangan, eksplorasi, penyewaan atas tanah, sewa ganti rugi tanaman, dan biaya pembuatan jalan tambang dan saluran. Besarnya biaya adalah Rp 12.901.667.000,- dengan perincian:1) Perijinan

    Peraturan daerah Kabupaten Kulon Progo No. 7 Th 2002, setiap ijin usaha pertambangan dipungut retribusi ijin usaha pertambangan sebagai pembayaran atas pemberian ijin dan pepanjangan ijin. Besarnya biaya perijinan yaitu Rp4.194.000.000,- 2) Biaya Eksplorasi

    Biaya Eksplorasi meliputi : pemetaan topografi, biaya sampling (pemboran), uji kualitas bijih mangan, sehingga bisa diketahui kuantitas dan kualitas bijih mangan sesuai dengan kegunaannya, diperkirakan sebesar Rp 233.550.000,-.3) Biaya sewa lahan

    Di daerah penelitian ada beberapa pihak yang berhak mendapat kompensasi atas hak tanah yang dimilikinya. Tanah tersebut dimiliki oleh masyarakat sekitar seperti kebun, dan rumah, besarnya biaya pembebasan disesuaikan dengan harga yang umum yang berlaku di daerah tersebut. Besarnya biaya yang diperlukan adalah Rp 482.500.000,-. 4) Biaya Konstruksi dan Infrastruktur

    Pembuatan bangunan sarana tambang seperti bangunan kantor, unit pengolahan, gudang, pantry, pos keamanan, bengkel, mushola , pos poliklinik, garasi, kantor K3, menggunakan sistem developer. Peralatan Penyedia Listrik sebesar Rp 768.000.000,-. Pembuatan jaringan instalasi pendukung sebesar Rp 117.000.000,- dan Total biaya peralatan penambangan dan instalasi sebesar Rp 4.521.000.000,-. Jadi total biaya konstruksi dan infrastruktur adalah Rp 6.166.000.000,-. 5) Biaya Pengadaan Tenaga Kerja

    Biaya pengadaan tenaga kerja yang dimaksud adalah tenaga kerja yang akan dipakai pada saat tambang sudah mulai beroperasi. Besarnya biaya diperkirakan Rp 15.000.000,- .6) Biaya Pembuatan Sumur Vertikal shaft

    Biaya Pembuatan sumur vertikal shaft/lubang bukaan yang dibuat relatife vertical, menghubungkan permukaan bumi dengan daerah kerja bawah tanah (Stope) diperkirakan sebesar Rp 1.810.617.000,-.

    4.3.2. Modal KerjaModal kerja diperhitungkan cukup untuk membiayai kegiatan perusahaan selama 3

    bulan selama belum ada dana masuk dari penjualan produk. Dengan demikian modal kerja yang dibutuhkan adalah 25% dari biaya operasi tahunan sebesar Rp 8.263.632.875,-, maka didapat Rp 2.065.908.219,-

  • 298

    4.3.3. Biaya Jaminan ReklamasiPerencanaan biaya reklamasi direncanakan pada akhir umur proyek, dan peralatan

    yang digunakan juga merupakan peralatan bekas proyek beroperasi. Besarnya biaya reklamasi adalah Rp. 105.000.000,-.

    4.3.4. Studi UKL dan UPLMenurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 tahun 2006, suatu

    industri yang bergerak di bidang pertambangan harus mengadakan tentang analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) jika luas KP lebih dari 200 ha, dan produksinya adalah lebih dari 300.000 ton/tahun. Karena target produksi yang direncanakan adalah 15.150 ton/tahun, maka dikenakan biaya studi UKL dan UPL yang besarnya adalah Rp 28.000.000,- .

    4.3.5. PendapatanPendapatan dari penjualan hasil produk mangan dimana total produksi dari masing

    masing ukuran tersebut diperkirakan adalah Rp 15.150 ton / tahun diperkirakan harga jual$3/%kadar per ton, sehingga untuk masing-masing kadar harga berbeda, maka pendapatan pada tahun pertama adalah Rp 18.711.000.000,-.

    4.3.6. Biaya OperasiBiaya operasi adalah biaya yang berkaitan dengan pengoperasian suatu peralatan atau

    biaya yang dikeluarkan apabila alat tersebut beroperasi saja.

    4.3.6.1.Biaya Operasi Tetap Biaya ini terdiri dari :

    1. Pengembangan masyarakat, Biaya Pemakaian Listrik , Biaya Pemakaian Air dan TeleponPengembangan masyarakat ditujukan untuk pengembangan daerah sekitar penambangan, besarnya biaya adalah Rp 15.000.000,- per tahun. Kebutuhan pemakaian listrik dari PLN sejumlah Rp 15.000.000,- per tahun, Pemakaian Air sebesar Rp 10.000.000,- per tahun dan telepon diperkirakan sebesar Rp 12.000.000,- per tahun.

    2. Gaji KaryawanKaryawan yang bekerja adalah karyawan tetap perusahaan dan ada karyawan harian. Jumlah gaji yang dikeluarkan pada tahun pertama sebesar Rp1.757.000.000,- .

    4.3.6.2.Biaya Operasi Tidak Tetap1. Iuran Produksi

    Berdasarkan prosedur permohonan KP untuk pengusahaan bahan pertambangan mineral logam, besarnya iuran produksi untuk eksploitasi sebesar Rp 2.000,- untuk tiap 1 m2. Jadi total iuran produksi eksploitasi adalah Rp 2.000 x 40.000m2 = Rp80.000.000,- dan iuran produksi untuk pengolahan adalah Rp 3000 per m2 jadi total iuran produksi eksploitasi adalah Rp 3.000 / m2 x 5.500 m2 per tahun = Rp 16.500.000,- sehingga total iuran produksi = Rp 96.500.000,-.

    2. Asuransi tenaga kerja Asuransi tenaga kerja direncanakan Rp 10.000,- perbulan setiap tenaga kerja, dimana bila dihitung secara keseluruhan pada tahun pertama adalah (Rp 10.000,- x 112 orang)+ (Rp 10.000,- x 40 orang x 11 bulan) = Rp 5.520.000,-.

    3. Biaya operasi alat tambang

  • 299

    Biaya oprasi alat tambang yang dibutuhkan hanya pada tahun pertama, dimana dilakukan pembersihan lahan ( land clearing) untuk pembuatan jalan sebesar Rp 16.200.000,-.Biaya ini digunakan untuk membiayai kebutuhan sewa alat (sudah termasuk bahan bakar, pelumas, gumuk, dan biaya Operatornya).

    4. Biaya peledakan Kebutuhan bahan peledak hanya dilakukan pada tahun pertama adalah Rp 66.382.000,-.Biaya ini digunakan untuk membiayai kebutuhan peledakan agar proses peledakan dapat berjalan, seperti kebutuhan bahan peledak, conecting wire, delay, dan perlengkapan peledakan lainnya .

    5. Biaya pembelian bijih mangan dari rakyatBiaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli bijih mangan dari tambang rakyat, yang kemudian dijual ke perusahaa lain,besarnya biaya ini di tahun pertama adalah Rp 60.000.000,-.

    6. Biaya PengirimanBiaya pengiriman adalah biaya yang meliputi biaya pengiriman mangan dari stockpile 1 (lokasi tambang) menuju stockpile 2 ( tempat pengiriman ). Baru dari stockpile 2 dikirim ke pelabuhan semarang. Besarnya biaya pengiriman di tahun pertama adalah Rp 5.443.825.000,-.

    7. Biaya PerawatanBiaya perawatan diasumsikan tereskalasi 8% dari biaya pengadaan alat, bangunan, inventaris, infrastruktur. Besarnya biaya perawatan pada tahun pertama adalah Rp 739.705.875,-.

    8. Biaya Pergantian Perlengkapan Biaya pergantian perlengkapan adalah biaya yang diperlukan untuk penggantian perlengkapan operasional. Alat yang perlu diganti seperti, mata bor, alat-alat inventaris perusahaan, alat-alat K3 dimana besarnya biaya pada tahun pertama yang adalah Rp26.500.000,-.

    4.3.7. DepresiasiPerhitungan depresiasi atau penyusutan digunakan metode garis lurus yaitu cara

    perhitungan penyusutan dengan anggapan berkurangnya harga alat, nilai sisa berbanding lurus dengan waktu kerjanya dimana nilai sisa adalah 10% dari harga alat. Besarnya biaya depresiasi pada tahun pertama adalah Rp 759.073.600,- dan nilai sisa sebesar Rp 359.232.000,-

    4.3.8. AmortiasasiBiaya amortisasi menggunakan metode garis lurus dengan ketentuan penyusutan pada

    kelompok 2 dengan masa manfaat 5 tahun yaitu 12,5 % dari total perijinan besarnya biaya adalah 12,5 % x Rp 4.194.000.000,- = Rp 21.750.000,-

    4.3.9. Pajak4.3.9.1.Royalty

    Menurut PP no.45 tahun 2003, besarnya royalty bahan pertambangan mineral logam khususnya bijih mangan adalah 3,25% dari hasil penjualan, untuk tahun pertama royalty sebesar Rp 608.107.500,- , asumsi 100% modal sendiri.

  • 300

    4.3.9.2.Pajak PenghasilanPenghasilan kena pajak setelah dikurangi dengan biaya operasi, bunga pinjaman,

    Amortisasi, Biaya penyusutan (Depresiasi) setiap tahunnya. Dimana besar pajak penghasilan telah ditentukan pada UU No 36 th 2008 pasal 17 ayat 1 sub b sebesar 28%, jadi hasil pajak pada tahun 1 adalah Rp 2.522.586.535,- ( dengan asumsi modal sendiri 60 % dan modal pinjam 40% ). Untuk melihat pajak penghasilan untuk struktur modal yang lain dapat dilihat pada lampiran cash flow di masing-masing struktur modal.

    4.4. Analisis EkonomiHasil perhitungan dari komponen-komponen biaya yang disusun dalam Cash flow

    selanjutnya dianalisis dengan metode NPV, DCFROR, dan PBP dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2007.

    4.4.1. Metode Nilai Sekarang Bersih/Net Present Value (NPV)Dari perhitungan Cash flow diperoleh hasil analisis ekonomi dengan metode Net

    Present Value (NPV) setiap struktur modal, dapat dilihat pada table 5 :

    Tabel 5Hasil Analisis Ekonomi Dengan Metode Net Present Value (NPV)

    Tiap Struktur Modal

    Struktur Modal i* NPV100% modal sendiri 15% 3.047.635.59070% modal sendiri dan 30% modal pinjam 14,10% 5.645.910.22060% modal sendiri dan 40% modal pinjam 13,80% 6.548.335.695

    4.4.2. Metode Tingkat Bunga Pengembalian/ Discounted Cash Flow Rate Of Return(DCFROR)Dari perhitungan Cash flow diperoleh hasil analisis ekonomi dengan metode

    Discounted Cash Flow Rate Of Return (DCFROR) setiap struktur modal, dapat dilihat pada table 6 :

    Tabel 6Hasil Analisis Ekonomi Dengan Metode Discounted Cash Flow Rate Of Return (DCFROR) Setiap

    Struktur ModalStruktur Modal i* DCFROR

    100% modal sendiri 15% 20,68%70% modal sendiri dan 30% modal pinjam 14,10% 28,39%60% modal sendiri dan 40% modal pinjam 13,80% 32,69%

    4.4.3. Metode Waktu Pengembalian Modal/Pay Back Period (PBP)Dari perhitungan Cash flow diperoleh hasil analisis ekonomi dengan metode Pay Back

    Period (PBP) setiap struktur modal, dapat dilihat pada table 7 :

  • 301

    Tabel 7Hasil Analisis Ekonomi Dengan Metode Pay Back Period (PBP)

    Setiap Struktur Modal

    Struktur Modal i* PBP100% modal sendiri 15% 3,0170% modal sendiri dan 30% modal pinjam 14,10% 2,5660% modal sendiri dan 40% modal pinjam 13,80% 2,35

    V. KESIMPULAN1. Investasi total untuk menjalankan kegiatan usaha penambangan sebesar

    Rp.21.706.900.219,-.2. Berdasarkan pada analisis ekonomi NPV, DCFROR dan PBP. NPV, dihasilkan positif,

    DCFROR lebih dari tingkat bunga minimum (i*) yang ditetapkan dan PBP lebih kecil dari umur proyek selama 5 tahun, maka proyek ini layak untuk dipertimbangkan.

    VI. DAFTAR PUSTAKA1. Adjat Sudrajat, Teknologi & Managemen Sumberdaya Mineral, Penerbit ITB, Edisi ke.

    1, Bandung, Agustus 1999.2. F.J. Stermole and J.M. Stermole, 1996, Economic Evaluation and Investment Decision

    Methods, Ninth Edition, Investment Evaluation Corporation, Golden, Colorado3. Haming, Murdifin dan Salim Basalamah, 2003, Studi Kelayakan Investasi: Proyek dan

    Bisnis, Penerbit PPM, Jakarta4. Haryanto, D., 1983, Eknomi Teknik, Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi

    Mineral, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, 19835. Haryanto, D., 2004, Evaluasi Eknomi Proyek Mineral, Jurusan Teknik Pertambangan,

    Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, 2004