4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek … · 42 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS...
Transcript of 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek … · 42 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS...
42 Universitas Kristen Petra
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
PT Lion Mentari Airlines, yang beroperasi sebagai Lion Air,
merupakan maskapai penerbangan swasta terbesar di Indonesia. Lion Air
secara hukum didirikan pada Oktober 1999 oleh kakak beradik Kusnan
Kirana dan Rusdi Kirana. Namun, pengoperasian Lion Air baru berjalan
pada tanggal 30 Juni 2000, dengan menggunakan sebuah pesawat boeing
737-200. Rusdi Kirana yang merupakan salah satu pemilik Lion Air, saat ini
memegang jabatan sebagai presiden sekaligus direktur perusahaan
(http://www.facebook.com/LionAirMinistry/info). Selama dua belas tahun
beroperasi, Lion Air kini terbang ke lebih dari 36 kota di Indonesia dan
banyak tujuan-tujuan penerbangan lainnya, seperti Singapura, Malaysia dan
Vietnam dengan armada Boeing 737-900ER yang baru.
Lion Air menjadi maskapai penerbangan pertama di Asia yang
menawarkan dua kelas penerbangan, yaitu bisnis dan ekonomi. Sesuai
dengan slogan We Make People Fly, Lion Air menawarkan harga murah
sehingga semua orang bisa terbang bersama Lion Air. Hal ini membuat
pangsa pasar Lion Air dari tahun ke tahun semakin meningkat. Pangsa pasar
Lion Air di Indonesia hingga awal tahun 2012 telah mencapai 47 – 51
persen dan ditargetkan dalam beberapa tahun kedepan dapat mencapai 60
persen (http://berita.liputan6.com/read/377467/lion-air-pesan-empat-jet-
pribadi-hawker).
Berikut adalah beberapa batu loncatan yang menghantarkan Lion Air
menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia :
1.Lion Air diresmikan sebagai ketua Konferensi Internasional Asia Pacific
Regional Aviation (ARA) yang diadakan di Singapura pada tanggal 19
November 2003.
2.Lion Air memperoleh "Best Brand Award 2004" dari SWA, sebuah
majalah marketing yang terbit di Indonesia. Hasil ini diperoleh dari
Marketing Research Specialist (MARS) berdasarkan survey yang
43 Universitas Kristen Petra
dilakukan pada 6.000 orang di 5 kota besar di Indonesia. Lion Air meraih
indeks sebesar 33.6% dalam kemampuan atau potensial dari sebuah
produk untuk menambah jumlah penumpang di masa depan.
3.Lion Air ditetapkan sebagai maskapai penerbangan resmi Miss Universe
dan Puteri Indonesia 2004.
4.Lion Air menyewakan pesawatnya dan mengirimkan kru dan teknisinya ke
Myanmar dalam rangka membantu mendirikan Myanmar Airlines.
5.Lion Air ditetapkan sebagai maskapai penerbangan resmi untuk Miss
Asean 2005.
6.Lion Air merupakan pembeli perdana dan merupakan operator terbesar
Boeing 737-900ER, anggota terbaru jenis Boeing's Next Generation 737.
Berawal dari penerbangan domestik kecil, saat ini Lion Air sudah
memperluas wilayah operasinya ke beberapa wilayah di nusantara hingga ke
mancanegara. Saat ini, Lion Air melakukan 226 penerbangan setiap harinya.
Gambar 4.1. Wilayah Operasi Lion Air
(Sumber : http://www.lionair.co.id/flightroutes.aspx)
Misi dari Lion Air adalah pelayanan yang konsisten, keselamatan dan
keamanan yang menjadi pondasi dasar dari segala hal di Lion Air. Aplikasi
dari pondasi-pondasi tersebut tercermin dalam kesuksesan maskapainya.
Namun, ditengah kesuksesan yang dimilikinya, Lion Air sempat beberapa
kali mendapat pemberitaan buruk di media. Salah satunya adalah berita
penangkapan pilot Lion Air karena menggunakan narkoba. Hingga awal
44 Universitas Kristen Petra
tahun 2012, sudah ada tiga pilot Lion Air yang tertangkap menggunakan
narkoba. Hal ini sangat bertentangan dengan misi yang ingin dijalankan oleh
Lion Air.
4.2. Analisa Masalah Perusahaan
Pada 4 Februari 2012 terjadi penangkapan pilot maskapai
penerbangan Lion Air yang terbukti menggunakan shabu-shabu di Hotel
Garden Palace, Surabaya. Penangkapan terhadap Sjaiful Salam di Hotel
Garden Palace, Surabaya, pada Sabtu pukul 03.30 WIB, atas dugaan
penggunaan dan kepemilikan sabu 0,04 gram, menambah panjang daftar
pilot Lion Air yang ditangkap karena narkoba. Sjaiful Salam ditangkap saat
bermain kartu bersama tiga rekannya di kamar 2109. Ternyata Sjaiful Salam
juga mempunyai jadwal menerbangkan pesawat tujuan Surabaya-Ujung
Pandang-Balikpapan-Surabaya, pada 06.00 WIB pagi hari itu juga.
Penangkapan Sjaiful Salam merupakan pengembangan dari penangkapan
pilot Lion Air bernama Hanum Adhyaksa di sebuah kamar karaoke Grand
Clarion Makassar, Sulawesi Selatan pada 10 Januari 2012 lalu.
(http://nasional.kompas.com/ read/2012/02/04/17342328).
Gambar 4.2. Penangkapan Sjaiful Salam di Hotel Garden Palace
Sumber: Jawa Pos, 5 Februari 2012
Selang satu hari sejak tertangkapnya Sjaiful Salam oleh Badan
Narkotika Nasional, Lion Air langsung memberhentikan pilot asal
Tangerang, Banten tersebut. Hal itu dilakukan karena tindakannya yang
45 Universitas Kristen Petra
menyalahi peraturan perusahaan dan membahayakan penumpang.
Berdasarkan pemeriksaan Badan Narkotika Nasional, pilot yang sudah
memiliki jam terbang cukup tinggi tersebut telah menjadi pecandu narkoba
sejak dua tahun lalu. Selain itu, akibat kasus tersebut, ijin terbang Sjaiful
dicabut hingga ada keputusan hukum tetap terhadap dirinya (Radar
Surabaya, “Ijin Terbang Pilot Sjaiful Dicabut”, 5 Februari 2012, p.29).
Pada sidang yang diadakan di Pengadilan Negeri pada 23 Mei 2012,
Sjaiful Salam mengaku telah mengkonsumsi sabu-sabu sebanyak enam kali
dalam kurun waktu satu bulan sebelum dirinya tertangkap. Menurutnya,
pengonsumsian tersebut bukan karena dirinya telah mengalami kecanduan,
tetapi karena dirinya kerap kali merasa letih dan butuh suplement agar lebih
semangat saat bekerja (http://www.radaronline.co.id/berita/read/
19631/2012/Sjaiful-Salam-:-Nyabu-Enam-Kali). Berikut beberapa gambar
ketika Sjaiful Salam menghadiri persidangan.
Gambar 4.3. Sjaiful Salam Saat Menghadiri Persidangan
Sumber: www.surabayapost.co.id
Terungkapnya kasus pilot narkoba pada 4 Februari 2012
menyebabkan Lion Air harus kembali memenuhi panggilan dari Komisi
Perhubungan DPR setelah sebelumnya dipanggil karena kasus serupa pada
Januari 2012. Penangkapan kembali pilot Lion Air ini dinilai menunjukkan
adanya kesalahan dengan manajemen pembinaan kru maskapai penerbangan
tersebut, bukan hanya persoalan moral pilot yang bersangkutan. Dirjen
Perhubungan memberi peringatan keras kepada Lion Air untuk melakukan
audit terhadap manajemen Lion khususnya terkait dengan manajemen
pembinaan kru. Disamping itu, Pengamat Penerbangan, Alvin Lie mendesak
46 Universitas Kristen Petra
Kementrian Perhubungan untuk menghentikan sementara penerbangan Lion
Air sampai penerbang bersih dari narkoba (Radar Surabaya, “Didesak Stop
Lion Air Terbang Sampai Pilot Bebas Narkoba”, 5 Februari 2012, p.29).
Setelah melewati beberapa persidangan, akhirnya ada keputusan
hukum yang diterima oleh Sjaiful Salam. Pilot tersebut dituntut hukuman
1,5 tahun penjara karena melanggar Pasal 127 ayat 1 huruf a. Jaksa
menganggap pilot Lion Air hanya menjadi penyalahguna narkotika jenis
sabu-sabu sehingga tuntutan yang diberikan agak ringan (Jawa Pos, “Pilot
Nyabu Hanya Dituntut 1,5 Tahun”, 7 Juni 2012, p.29).
Seiring dengan perkembangan kasus tersebut, media juga terus
mencari informasi mengenai fenomena pilot pengguna narkoba melalui
beberapa sumber. Salah satu sumbernya adalah mantan pramugari Lion Air
bernama Faradiba Panigoro. Dalam program “Mata Najwa” yang
bertemakan “Kemelut Di Udara” pada tanggal 15 Februari 2012,
diwawancarai seorang mantan pramugari Lion Air bernama Faradiba
Panigoro. Dalam acara berdurasi 60 menit tersebut, Faradiba menyatakan
bahwa 60-70% pilot Lion Air menggunakan narkoba. Berikut adalah sedikit
gambar dari tayangan “Mata Najwa” tanggal 15 Februari 2012
Gambar 4.4. Tayangan “Mata Najwa”
Sumber:http://metrotvnews.com/read/newsprograms/2012/02/15/11562/308/
Kemelut-di-Udara
47 Universitas Kristen Petra
4.3. Pengolahan data
4.4.1. Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu
mengukur apa yang ingin diukur. Jika peneliti menggunakan kuesioner
sebagai alat ukur, maka kuesioner yang disusun harus mengukur apa yang
ingin diukurnya (Singarimbun, 2006, p. 124). Pengukuran validitas
dilakukan kepada 100 responden dengan menghitung koefiesien korelasi,
kemudian membandingkan nilai r-hitung (Pearson’s Correlation) dengan
r-tabel. Nilai r-tabel dalam penelitian ini adalah 0,197. Suatu item
dikatakan valid jika nilai korelasi (r-hitung) > 0,197, dan jika nilai
korelasi (r) < 0,197, maka pernyataan dinyatakan tidak valid.
Tabel 4.1. Hasil Pengujian Validitas Variabel Berita di Media Massa
Sub Variabel Item r hitung r tabel Keterangan
Consequences
1 0,491 0,197 valid
2 0,479 0,197 valid
3 0,401 0,197 valid
Human Interest
4 0,607 0,197 valid
5 0,517 0,197 valid
6 0,738 0,197 valid
Prominance
7 0,348 0,197 valid
8 0,715 0,197 valid
9 0,573 0,197 valid
Proximility 10 0,371 0,197 valid
11 0,411 0,197 valid
Timeliness
12 0,433 0,197 valid
13 0,310 0,197 valid
14 0,621 0,197 valid
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
48 Universitas Kristen Petra
Berdasarkan Tabel 4.1., diketahui bahwa setiap item pada variabel
berita di media massa memiliki nilai r hitung lebih besar dari 0,197,
sehingga setiap item tersebut dinyatakan valid.
Tabel 4.2. Hasil Pengujian Validitas Variabel Citra Lion Air
Sub Variabel Item r hitung r tabel Keterangan
Primary 1 0,753 0,197 valid
Familiar 2 0,656 0,197 valid
Perception 3 0,274 0,197 valid
Preference 4 0,745 0,197 valid
5 0,641 0,197 valid
Position 6 0,659 0,197 valid
7 0,715 0,197 valid
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan Tabel 4.2. diketahui bahwa setiap item pada variabel
citra Lion Air memiliki nilai r hitung lebih besar dari 0,197, sehingga
setiap item tersebut dinyatakan valid dan dapat dilanjutkan ke analisis
selanjutnya.
4.4.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan kekonsistenan alat ukur, dimana pengukuran
dilakukan dengan cara menghitung koefisien Alpha Cronbach (α) terhadap
semua item yang valid. Alat ukur (instrumen) dinyatakan reliabel jika
alpha cronbach > 0,6 dan jika alpha cronbach < 0,6 maka dinyatakan
tidak reliabel.
Tabel 4.3. Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Alpha Cronbach Nilai Kritis Keterangan
Berita di Media Massa 0,772 0,6 Reliabel
Citra Lion Air 0,737 0,6 Reliabel
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
49 Universitas Kristen Petra
Berdasarkan tabel pengujian reliabilitas, diketahui bahwa semua
variabel berita di media massa dan citra Lion Air memiliki alpha crobach
lebih dari nilai kritis yaitu 0,6, sehingga dinyatakan reliabel dan dapat
dilanjutkan ke analisis selanjutnya.
4.4. Analisis Tabel Frekuensi
4.4.1. Data Responden
Dalam penelitian ini data responden dapat diidentifikasi sebagai
berikut :
Tabel 4.4. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Perempuan 50 50,0
Laki-laki 50 50,0
Total 100 100,0
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan Tabel 4.4. dapat diketahui bahwa responden yang
diteliti yaitu penumpang yang pernah menggunakan jasa penerbangan serta
mengetahui pemberitaan mengenai penangkapan pilot Lion Air masing-
masing sebanyak 50 orang berjenis kelamin perempuan dan laki-laki.
Tabel 4.5. Profil Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persentase
18-22 tahun 39 39,0
22-30 tahun 43 43,0
30-40 tahun 18 18,0
Total 100 100,0
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan Tabel 4.5. dapat diketahui bahwa responden yang
merupakan pengguna jasa penerbangan di Surabaya dan mengetahui
50 Universitas Kristen Petra
pemberitaan mengenai penangkapan pilot Lion Air pada penelitian ini
memiliki rentang usia antara 18 sampai 40 tahun. Responden yang berusia
18 – 22 tahun sebanyak 39 orang, sedangkan yang berusia 30 – 40 tahun
sebanyak 18 orang. Mayoritas responden dalam penelitian ini berusia 22 –
30 tahun, yaitu sebanyak 43 orang. Usia 18 – 22 tahun merupakan usia
dimana seseorang memiliki hasrat untuk hidup mandiri dan lepas dari
bantuan orang tua. Untuk bisa mewujudkan keinginan tersebut , individu
mempersiapkan diri dengan cara menimba ilmu dan keahlian melalui
pendidikan formal maupun non formal. Usia 22 – 30 tahun merupakan
usia dimana umumnya seseorang telah menyelesaikan pendidikan
formalnya. Pada masa ini seseorang mulai melepaskan diri dari orang tua,
membentuk keluarga baru dan mengembangkan persahabatan. Usia 30 –
40 tahun merupakan usia dimana seseorang sudah membentuk kehidupan
pribadi yang bertanggung jawab, memantapkan diri dengan pekerjaannya,
dan menanggung kehidupan keluarga (Dariyo, 2003, p.119-120).
Tabel 4.6. Profil Responden Berdasarkan Penumpang
Penumpang Frekuensi Persentase
Keberangkatan 50 50,0
Kedatangan 50 50,0
Total 100 100,0
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan Tabel 4.6. dapat dilihat bahwa dari 100 responden yang
diteliti merupakan penumpang dari pintu keberangkatan dan kedatangan,
yang diambil sama rata yaitu dengan jumlah masing-masing 50 orang. Hal
ini dilakukan agar setiap responden mendapat perlakuan yang sama.
4.4.2. Tanggapan Responden
4.4.2.1. Berita di Media Massa
Tanggapan responden mengenai berita di media massa
dikemukakan dalam tabel frekuensi berikut ini :
51 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.7.
Menurut anda, berita penangkapan pilot Lion Air pengguna
narkoba menyebabkan berkurangnya kepercayaan konsumen terhadap
Lion Air
Respon Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 1 1,0
Tidak setuju 14 14,0
Setuju 54 54,0
Sangat setuju 31 31,0
Total 100 100,0
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan Tabel 4.7. dapat dijelaskan bahwa 85 orang responden
(85%) cenderung setuju bahwa berita penangkapan pilot Lion Air
pengguna narkoba menyebabkan berkurangnya kepercayaan konsumen
terhadap Lion Air. Sedangkan 15 orang responden (15%) sisanya
cenderung tidak setuju dengan pernyataan ini. Meskipun mayoritas
responden merasa kurang percaya pada Lion Air setelah kasus tersebut,
namun hal tersebut bukan menjadi satu-satunya alasan bagi mereka untuk
meninggalkan Lion Air. Seperti yang dikutip dalam Harian Tempo
Online tanggal 7 Februari 2012, “Maskapai penerbangan Lion Air tidak
ditinggalkan pelanggan meski beberapa pilotnya berurusan dengan
hukum karena tertangkap basah sebagai pengguna narkoba.” Tidak
mengherankan jika 15 orang responden masih percaya pada Lion Air.
52 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.8.
Berita penangkapan pilot Lion Air pengguna narkoba menyebabkan anda
menjadi khawatir bila menggunakan jasa Lion Air
Respon Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 2 2,0
Tidak setuju 18 18,0
Setuju 51 51,0
Sangat setuju 29 29,0
Total 100 100,0
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan Tabel 4.8. dapat dijelaskan bahwa 80 orang (80%)
dari 100 responden penelitian cenderung setuju bahwa berita
penangkapan pilot Lion Air pengguna narkoba menyebabkan responden
menjadi khawatir bila menggunakan jasa Lion Air. Namun, sebanyak 20
orang responden (20%) cenderung tidak setuju dengan pernyataan ini.
Berdasarkan hasil wawancara singkat dengan beberapa responden,
sebagian besar responden mengaku khawatir jika kasus ini akan terulang
kembali. Namun, dalam kasus terakhir penangkapan pilot Lion Air di
Surabaya, Lion Air langsung mengambil tindakan, yaitu dengan memecat
pilot yang bersangkutan. Ijin terbang pilot pun dicabut setelah kejadian
itu. Sejak kasus penangkapan pilot narkoba terekspos oleh media,
nampaknya Lion Air perlahan-lahan mulai memperbaiki citranya. Dua
minggu setelah kasus tersebut, Lion Air mengumumkan pembelian 27
armada baru guna memperkuat rute perjalanan di Indonesia
(http://www.bbc.co.uk/indonesiamajalah/2012/02/120216_lionair.shtml).
53 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.9.
Anda merasa kecewa terhadap kinerja Lion Air setelah mengetahui berita
penangkapan pilot Lion Air pengguna narkoba tersebar di media massa
Respon Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 1 1,0
Tidak setuju 11 11,0
Setuju 61 61,0
Sangat setuju 27 27,0
Total 100 100,0
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan Tabel 4.9. dapat dijelaskan bahwa 88 orang atau
sebesar 88% dari 100 responden penelitian merasa kecewa terhadap
kinerja Lion Air setelah mengetahui berita penangkapan pilot Lion Air
pengguna narkoba tersebar di media massa. Sebanyak 12 orang (12%)
responden cenderung tidak setuju dengan pernyataan ini.
PT Lion Mentari Airlines, yang beroperasi sebagai Lion Air,
merupakan maskapai penerbangan swasta terbesar di Indonesia. Dengan
menjadi maskapai penerbangan swasta terbesar di Indonesia, sangat
disayangkan jika beberapa oknumnya terlibat dalam kasus narkoba.
Jawaban ini diperoleh peneliti ketika melakukan wawancara singkat
dengan seorang responden bernama I Putu Karmana. Tidak
mengherankan jika banyak orang merasa kecewa terhadap Lion Air sejak
kasus pilot narkoba tersebut diekspos oleh media.
54 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.10.
Anda merasa berita penangkapan pilot Lion Air pengguna narkoba
merupakan berita yang menarik untuk diketahui
Respon Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 5 5,0
Tidak setuju 11 11,0
Setuju 63 63,0
Sangat setuju 21 21,0
Total 100 100,0
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan Tabel 4.10. dapat dijelaskan bahwa sebanyak 84 orang
setuju bahwa berita penangkapan pilot Lion Air pengguna narkoba
merupakan berita yang menarik untuk diketahui. Sebanyak 15 orang
(15%) responden cenderung tidak setuju dengan pernyataan ini.
Hasil ini menunjukkan bahwa lebih banyak orang yang tertarik
untuk mengetahui berita mengenai penangkapan pilot Lion Air pengguna
narkoba dibandingkan dengan orang-orang yang tidak tertarik. Unsur
kebesaran dalam sebuah berita bisa jadi unsur yang menarik masyarakat
dalam melihat ataupun membaca berita. Fanny Lesmana dalam bukunya
yang berjudul “News On My Mind ” mengatakan bahwa kejadian yang
menyangkut angka-angka yang berarti bagi kehidupan orang banyak atau
akibat dari kejadian yang bisa dijumlahkan akan menarik perhatian
pembaca (2007, p.18). Hal ini dapat menjadi salah satu alasan bagi
beberapa orang untuk tidak tertarik mengetahui suatu berita, terlebih
dalam berita penangkapan Lion Air ini tidak sampai jatuh korban.
55 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.11.
Anda tertarik mengetahui berita penangkapan pilot Lion Air pengguna
narkoba karena sepengetahuan anda baru Lion Air saja yang mengalami
kasus tersebut
Respon Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 5 5,0
Tidak setuju 31 31,0
Setuju 47 47,0
Sangat setuju 17 17,0
Total 100 100,0
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan Tabel 4.11. dapat dijelaskan bahwa 64 orang (64%)
dari 100 responden dalam penelitian ini tertarik mengetahui berita
penangkapan pilot Lion Air pengguna narkoba karena sepengetahuan
mereka baru Lion Air saja yang mengalami kasus tersebut. Sedangkan,
sebanyak 36 orang (36%) responden cenderung tidak tertarik.
Pada kenyataannya, pilot yang menggunakan narkoba di Indonesia
baru dialami oleh Lion Air. Hasil pencarian ini dilakukan oleh peneliti,
yaitu dengan mengumpulkan data dari internet mengenai pilot narkoba di
Indonesia, namun peneliti hanya menemukan informasi mengenai pilot
Lion Air saja, dan tidak ada pilot dari maskapai penerbangan lain yang
terlibat dalam kasus tersebut. Salah satu responden dalam penelitian ini,
bernama Susi dihubungi oleh peneliti karena Susi menjawab ada pilot
lain yang selain Lion Air yang terlibat dalam kasus narkoba, tetapi Susi
kurang tahu persis pilot tersebut dari maskapai penerbangan apa. Begitu
juga dengan jawaban beberapa responden lain yang menjawab tidak
setuju. Tampaknya cukup banyak responden dalam penelitian ini yang
mengaku mengetahui ada pilot dari maskapai penerbangan lain yang
terlibat dalam kasus penyalahgunaan narkoba.
56 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.12.
Anda tertarik untuk mengetahui perkembangan dari kasus penangkapan
pilot Lion Air pengguna narkoba
Respon Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 6 6,0
Tidak setuju 26 26,0
Setuju 49 49,0
Sangat setuju 19 19,0
Total 100 100,0
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan Tabel 4.12. dapat dijelaskan bahwa 68 orang (68%)
responden tertarik untuk mengetahui perkembangan dari kasus
penangkapan pilot Lion Air pengguna narkoba. Sedangkan 32 orang
(32%) responden mengaku tidak tertarik untuk mengetahui
perkembangan berita tersebut.
Ketertarikan seseorang terhadap suatu berita dapat dikarenakan
oleh beberapa hal, salah satunya adalah keunikan dari berita itu. Berita
yang unik atau tidak biasa dapat menarik seseorang untuk
mengetahuinya, dan apabila berita tersebut memiliki kepentingan bagi
mereka, maka mereka pun akan mengikuti perkembangan dari berita
tersebut. Umumnya orang merasa puas jika kepentingannya terpenuhi,
oleh karena itu mereka mencari informasi yang bisa memenuhi dan
sesuai dengan kepentingannya (Suhandang, 2004, p.145). Berita
penangkapan pilot yang menggunakan narkoba tiga jam sebelum
melakukan penerbangan merupakan berita yang tidak biasa. Bagaimana
seorang pilot dari maskapai penerbangan ternama di Indonesia dapat
terlibat dalam kasus narkoba menjadi hal yang menarik untuk diketahui,
terlebih hal ini terjadi lebih dari satu kali. Selain itu, berita ini juga
menjadi penting untuk diketahui karena menyangkut kepentingan orang
banyak.
57 Universitas Kristen Petra
Kebutuhan setiap orang dalam mengkonsumsi suatu berita berbeda-
beda. Ada orang yang cukup untuk mengetahui suatu peristiwa telah terjadi,
namun ada pula yang ingin tahu perkembangan dari peristiwa tersebut.
Sesuai dengan teori closure menurut Schiffman dan Lazar (2000, p.131-
138), yaitu setiap manusia memiliki kebutuhan untuk menyelesaikan. Hal
itulah yang menyebabkan cukup banyak responden yang tertarik untuk
mengetahui perkembangan dari berita penangkapan pilot Lion Air ini.,
sementara terdapat sebagian lainnya yang tidak tertarik. Dengan mengetahui
penyelesaian dari kasus tersebut, masyarakat dapat membentuk citra yang
menyeluruh mengenai Lion Air, khususnya setelah keterlibatan pilotnya
dalam kasus narkoba.
Tabel 4.13.
Anda mengetahui bahwa Lion Air adalah maskapai penerbangan swasta
terbesar di Indonesia
Respon Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 10 10,0
Tidak setuju 41 41,0
Setuju 43 43,0
Sangat setuju 6 6,0
Total 100 100,0
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan Tabel 4.13. dapat dijelaskan bahwa 51 orang (51%)
responden tidak mengetahui bahwa Lion Air adalah maskapai
penerbangan swasta terbesar di Indonesia. Di samping itu, terdapat 49
orang (49%) responden yang mengetahuinya.
Hasil jawaban dari pertanyaan ini menggambarkan bahwa orang
yang mengetahui Lion Air sebagai maskapai penerbangan swasta
terbesar di Indonesia jumlahnya lebih sedikit dibandingkan yang tidak
tahu mengenai hal tersebut. Dari beberapa wawancara singkat yang
dilakukan oleh peneliti, ditemukan hasil bahwa banyak responden yang
58 Universitas Kristen Petra
menganggap Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan swasta
terbesar di Indonesia. Hal tersebut mungkin dipengaruhi oleh banyaknya
pemberitaan mengenai penghargaan-penghargaan yang diterima oleh
Garuda Indonesia, salah satunya adalah penghargaan sebagai maskapai
penerbangan terbaik di Australia (http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/
350263-garuda-jadi-maskapai-penerbangan-terbaik-di-australia).
Tabel 4.14.
Anda mengetahui nama pilot Lion Air yang tertangkap menggunakan
narkoba di Surabaya
Respon Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 17 17,0
Tidak setuju 52 52,0
Setuju 27 27,0
Sangat setuju 4 4,0
Total 100 100,0
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan Tabel 4.14. dapat dijelaskan bahwa 69 orang (69%)
dari 100 responden dalam penelitian ini tidak mengetahui nama pilot
Lion Air yang tertangkap menggunakan narkoba di Surabaya. Sedangkan
31 orang (31%) responden sisanya mengaku mengetahuinya.
Responden yang mengetahui nama pilot Lion Air yang tertangkap
menggunakan narkoba di Hotel Garden Palace pada Februari 2012 lalu
telah membaca berita mengenai kasus tersebut berulang kali, sehingga
mereka dapat mengingat nama pilot tersebut dengan baik. Meskipun
begitu, jauh lebih banyak orang yang tidak mengetahui nama pilot
narkoba tersebut. Nama pilot menjadi tidak lagi penting bagi masyarkat
untuk diketahui, karena mereka melihat pilot tersebut bukan sebagai
individu, tapi melihatnya sebagai Lion Air. Masyarakat akan membentuk
kesan pertama dengan mengingat perusahaan melalui event atau kejadian
terakhir yang terkait dengan perusahaan tersebut (Vos, 1992, p.122-123).
59 Universitas Kristen Petra
Dalam memilih maskapai penerbangan, penumpan cenderung tidak
peduli dengan nama penerbangnya.
Tabel 4.15.
Anda mengetahui pilot Lion Air pengguna narkoba tersebut adalah pilot
yang telah memiliki jam terbang cukup tinggi
Respon Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 8 8
Tidak setuju 35 35
Setuju 48 48
Sangat setuju 9 9
Total 100 100,0
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan Tabel 4.15. dapat dijelaskan bahwa 57 orang (57%)
responden mengetahui pilot Lion Air pengguna narkoba tersebut adalah
pilot yang telah memiliki jam terbang cukup tinggi. Akan tetapi, sebanyak
43 orang (43%) responden mengaku tidak mengetahuinya.
Sebagian besar responden mengetahui bahwa pilot yang tertangkap
merupakan pilot yang telah memiliki jam terbang cukup tinggi. Itu artinya
mereka membaca berita mengenai pilot Lion Air pengguna narkoba secara
lengkap. Sedangkan responden yang tidak mengetahui informasi tersebut
hanya membaca berita secara sekilas saja.
60 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.16.
Anda merupakan pengguna jasa penerbangan dari Lion Air
Respon Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 2 2,0
Tidak setuju 22 22,0
Setuju 68 68,0
Sangat setuju 8 8,0
Total 100 100,0
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan Tabel 4.16. dapat dijelaskan bahwa 76 orang (76%)
responden merupakan pengguna jasa penerbangan dari Lion Air.
Sedangkan, 24 orang (24%) sisanya bukan merupakan pengguna jasa
penerbangan Lion Air.
Tabel 4.17.
Anda berada atau tinggal di wilayah Surabaya sehingga dekat dengan
tempat tertangkapnya pilot Lion Air yang menggunakan narkoba
Respon Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 15 15,0
Tidak setuju 38 38,0
Setuju 34 34,0
Sangat setuju 13 13,0
Total 100 100,0
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan Tabel 4.17. dapat dijelaskan bahwa 53 orang (53%)
responden tidak berada atau tinggal di wilayah Surabaya. Namun, terdapat
47 orang (47%) responden berada atau tinggal di Surabaya, sehingga dekat
dengan tempat tertangkapnya pilot Lion Air yang menggunakan narkoba.
Faktor kedekatan atau proximity juga menjadi salah satu hal yang dapat
mempengaruhi respon seseorang dalam menanggapi suatu berita. Sebagai
61 Universitas Kristen Petra
pengguna Lion Air, responden memiliki kedekatan dengan Lion Air,
sehingga mereka akan lebih tertarik untuk mengetahui berita tentang
maskapai yang mereka gunakan. Begitu juga dengan faktor kedekatan
secara geografis, karena khalayak lebih tertarik perhatiannya terhadap berita
tentang peristiwa kecil yang bisa dijangkau daripada peristiwa yang terjadi
bermil-mil jauhnya (Suhandang, 2004, p.145).
Tabel 4.18.
Anda mengetahui berita penangkapan pilot Lion Air beberapa jam
setelah kasus itu terjadi melalui media massa (baik cetak, elektronik
maupun online)
Respon Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 4 4,0
Tidak setuju 30 30,0
Setuju 48 48,0
Sangat setuju 18 18,0
Total 100 100,0
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan Tabel 4.18. dapat dijelaskan bahwa 66 orang (66%)
responden cenderung setuju mengetahui berita penangkapan pilot Lion
Air beberapa jam setelah kasus itu terjadi melalui media massa (baik
cetak, elektronik maupun online). Sedangkan 34 orang (34%) responden
sisanya tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Peristiwa penangkapan
pilot Lion Air di Hotel Garden Palace terjadi pada pukul 03.00 dini hari,
sehingga pada pagi hari berita sudah dapat dikemas oleh media
elektronik dan media online. Sedangkan koran baru mengemas berita
tersebut keesokan harinya. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran
berita mengenai pilot Lion Air pengguna narkoba melalui media
elektronik dan online sangat cepat. Responden yang tidak mengetahui
62 Universitas Kristen Petra
pemberitaan tersebut karena pada hari itu mereka tidak berinteraksi
dengan media elektronik dan media online.
Tabel 4.19.
Anda merasa penting untuk mengetahui informasi aktual mengenai
penangkapan pilot Lion Air pengguna narkoba
Respon Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 6 6,0
Tidak setuju 31 31,0
Setuju 45 45,0
Sangat setuju 18 18,0
Total 100 100,0
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan Tabel 4.19. dapat dijelaskan 63 orang (63%)
responden cenderung merasa penting untuk mengetahui informasi aktual
mengenai penangkapan pilot Lion Air pengguna narkoba. Meskipun
begitu, terdapat juga 37 orang (37%) responden tidak merasa penting
untuk mengetahui pemberitaan tersebut.
Hal ini tergantung pada kepentingan masing-masing orang. Setiap
orang umumnya merasa puas apabila kepentingannya terpenuhi, oleh
sebab itu mereka selalu mencari informasi yang bisa memenuhi dan
sesuai dengan kepentingannya (Suhandang, 2004, p.145). Jika ada
responden yang tidak merasa penting untuk mengetahui informasi aktual
mengenai pengangkapan pilot narkoba, maka itu artinya bukan
kebutuhan mereka untuk mengetahui informasi tersebut. Faktor
kedekatan, ketertarikan dan dampak yang ditimbulkan dari peristiwa ini
juga dapat mempengaruhi responden dalam menentukan informasi yang
akan mereka pilih.
63 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.20.
Mean Tiap Indikator pada Variabel Berita di Media Massa
Indikator Mean
Consequences 3,120
Human Interest 2,857
Prominance 2,403
Proximility 2,635
Timeliness 2,775
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
Dari Tabel 4.20. dapat diketahui rata-rata (mean) jawaban
responden mengenai tiap indikator yang membentuk variabel berita di
media massa. Indikator yang memiliki nilai mean paling tinggi adalah
consequences yaitu sebesar 3,120. Hal ini membuktikan bahwa
pemberitaan buruk mengenai pilot Lion Air yang tertangkap
menggunakan narkoba menyebabkan kekhawatiran, kurangnya
kepercayaan, dan kekecewaan bagi para responden terhadap Lion Air.
Dampak dari pemberitaan ini menjadi nilai berita yang paling menonjol.
Sedangkan indikator yang memiliki nilai terendah adalah prominance
yaitu sebesar 2,403. Responden dalam penelitian ini tidak terlalu
mempedulikan tokoh dalam kasus penyalahgunaan narkoba, mereka
tidak mengetahui dengan pasti siapa pilot yang tertangkap dalam kasus
tersebut. Selain itu, responden juga tidak menganggap Lion Air sebagai
maskapai penerbangan yang besar, sehingga unsur ketokohan dalam
pemberitaan ini tidak terlalu menonjol. Hal ini menyebabkan rendahnya
nilai mean yang diperoleh.
4.4.2.2. Citra Lion Air
Frank Jefkins (2004, p.22) mengatakan bahwa citra merupakan
kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengertian seseorang
tentang fakta-fakta atau kenyataan, sehingga informasi merupakan salah
satu faktor penting yang dapat mempengaruhi citra perusahaan.
64 Universitas Kristen Petra
Tanggapan responden mengenai citra Lion Air dikemukakan dalam
tabel frekuensi berikut ini :
Tabel 4.21.
Anda memiliki kesan yang cenderung positif terhadap citra Lion Air
meskipun mengetahui informasi mengenai penangkapan pilot Lion Air
karena menggunakan narkoba
Respon Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 9 9,0
Tidak setuju 53 53,0
Setuju 37 37,0
Sangat setuju 1 1,0
Total 100 100,0
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan Tabel 4.21. dapat diketahui bahwa sebanyak 62 orang
(62%) responden cenderung memiliki kesan yang negatif terhadap citra
Lion Air setelah kasus penangkapan pilot narkoba diekspos di media
massa. Sedangkan, 38 orang (38%) responden cenderung memiliki kesan
yang positif terhadap Lion Air meskipun pilotnya tertangkap
menggunakan narkoba.
Philip Henslowe mengatakan bahwa citra adalah kesan yang
diperoleh menurut level pengetahuan dan pengertian mengenai fakta
(Henslowe, 2003, p.6). Informasi yang diterima setiap orang dan
pemahaman mereka mengenai suatu fakta bisa berbeda-beda. Oleh sebab
itu, kesan para responden terhadap Lion Air setelah kasus penangkapan
pilot narkoba berbeda satu dengan yang lainnya. Ada yang memiliki
kesan tetap positif, namun tidak sedikit juga yang memiliki kesan negatif
setelah mengetahui keterlibatan pilot Lion Air dalam kasus narkoba.
Kesan responden terhadap Lion Air bisa tetap positif karena dipengaruhi
beberapa faktor lain, seperti harga tiket yang murah, pelayanan yang
baik, rute penerbangan yang banyak, dan lain-lain.
65 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.22.
Anda sering melihat dan mendengar berita Lion Air mengenai kemajuan
perusahaannya, dan bukan mengenai pilot narkoba
Respon Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 5 5,0
Tidak setuju 45 45,0
Setuju 43 43,0
Sangat setuju 7 7,0
Total 100 100,0
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan Tabel 4.22. dapat dijelaskan bahwa 50 orang (50%)
responden lebih sering mendengar berita mengenai pilot Lion Air yang
tertangkap menggunakan narkoba daripada mendengar berita mengenai
kemajuan perusahaan. Di sisi lain, sebanyak 50 orang (50%) responden
juga mengatakan bahwa mereka lebih sering mendengar berita mengenai
kemajuan perusahaan Lion Air daripada berita penangkapan pilotnya.
Sejak berita penangkapan pilot Lion Air pengguna narkoba pada
tanggal 4 Februari 2012 tersebar, banyak media yang meliput
perkembangan berita tersebut selama beberapa minggu setelahnya.
Namun, disamping menyampaikan berita yang dapat merusak citra Lion
Air tersebut, Lion Air juga sempat beberapa kali muncul di media massa
dengan pemberitaan yang positif, seperti berita mengenai pembelian
pesawat baru dan penerimaan penghargaan. Kedua berita ini muncul
disaat yang berdekatan, sehingga para responden melihat berita Lion Air,
baik berita positif maupun negatif dalam komposisi yang hampir sama.
Salah satu berita positif yang diekspos di media massa adalah sebagai
berikut:
“ Lion Air kembali memesan 27 pesawat ATR di ajang Pameran
Dirgantara di Singapura yang diselenggarakan pada 14 – 19
Februari 2012. Kesepakatan ini ditanda tangani oleh Rusdi Kirana
dan CEO ATR Filippo Bagnato dalam acara “Singapura Air Show”
66 Universitas Kristen Petra
pada hari Kamis tanggal 16 Februari 2012” (http://www.bbc.co.uk
/indonesia/majalah/2012/02/120216_lionair.shtml)
Sesuai dengan salah satu prinsip dari tujuan Public Relations, yaitu
memperbaiki citra jika citra organisasi menurun atau rusak, hal ini juga
yang telah dilakukan oleh Public Relations Lion Air. Untuk memperbaiki
citra Lion Air yang menurun akibat tertangkapnya pilot pengguna
narkoba, sejak kasus tersebut, Lion Air menjadi lebih sering muncul di
media massa dengan berita mengenai kemajuan perusahaannya. Setiap
ada berita negatif mengenai Lion Air, selalu ada berita positif yang
mengikutinya. Hal tersebut merupakan salah satu alasan mengapa jumlah
responden yang menjawab sering mendengar berita mengenai kemajuan
perusahaan Lion Air sama banyaknya dengan responden yang sering
mendengar berita mengenai pilot narkoba.
Tabel 4.23.
Ketika anda mendengar kata “pilot narkoba”, anda tidak langsung
menghubungkannya dengan Lion Air
Respon Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 9 9,0
Tidak setuju 34 34,0
Setuju 48 48,0
Sangat setuju 9 9,0
Total 100 100,0
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan Tabel 4.23. dapat dijelaskan bahwa 57 orang (57%)
responden cenderung tidak menghubungkan Lion Air dengan “pilot
narkoba”. Namun, sebanyak 43 orang (43%) responden cenderung
menghubungkan Lion Air dengan “pilot narkoba”.
Vos (1992) mengatakan bahwa citra perusahaan dapat terbentuk
melalui karakteristik dari atribut-atributnya. Untuk mengetahui
karakteristik dari atribut organisasi, maka perlu dilakukan riset awal
67 Universitas Kristen Petra
mengetahui sejauh mana responden merasa bahwa berbagai karakteristik
masih berlaku (p.122-123). Dari jawaban responden pada pertanyaan ini,
dapat diketahui bahwa atribut “pilot narkoba” sudah tidak berlaku lagi
bagi sebagian besar responden, meskipun atribut tersebut masih berlaku
bagi sebagian kecil lainnya. Hal ini disebabkan karena kasus tersebut
telah lama terjadi, yaitu sekitar tujuh bulan sebelum kuesioner disebar.
Oleh sebab itu, sudah banyak orang yang hampir lupa dengan peristiwa
ini.
Tabel 4.24.
Anda masih memilih maskapai penerbangan Lion Air meskipun beberapa
pilot Lion Air telah tertangkap karena menggunakan narkoba
Respon Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 5 5,0
Tidak setuju 27 27,0
Setuju 61 61,0
Sangat setuju 7 7,0
Total 100 100,0
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan Tabel 4.24. dapat dijelaskan bahwa dari 100
responden, sebanyak 68 orang (68%) responden cenderung masih
memilih Lion Air meskipun beberapa pilotnya telah tertangkap
menggunakan narkoba. Namun, 29 orang (29%) sisanya cenderung
untuk tidak memilih Lion Air setelah beberapa pilotnya tertangkap
menggunakan narkoba.
68 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.25.
Anda percaya Lion Air memiliki banyak keunggulan yang dapat
ditonjolkan meskipun beberapa pilot Lion Air telah tertangkap karena
menggunakan narkoba
Respon Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 3 3,0
Tidak setuju 28 28,0
Setuju 68 68,0
Sangat setuju 1 1,0
Total 100 100,0
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan Tabel 4.25. dapat dijelaskan bahwa sebanyak 69 orang
(69%) responden cenderung setuju bahwa Lion Air masih memiliki
banyak keunggulan yang dapat ditonjolkan. Di sisi lain, 31 orang (31%)
responden cenderung tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Mayoritas responden masih memilih maskapai penerbangan Lion
Air meskipun beberapa pilotnya telah tertangkap menggunakan narkoba.
Alasan murah dan banyaknya destinasi menjadi faktor yang
mempengaruhi mereka dalam memilih maskapai penerbangan yang akan
digunakan. Lion Air menawarkan harga pesawat yang sangat terjangkau,
sehingga banyak orang yang memilih Lion Air karena harganya yang
murah. Selain itu, sebagai pesawat low cost carrier, rute penerbangan
yang ditawarkan Lion Air lebih banyak dibandingkan dengan para
kompetitornya. Keunggulan-keunggulan inilah yang membuat Lion Air
masih dipilih oleh sebagian besar orang.
69 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.26.
Anda melihat posisi Lion Air masih berada diatas para kompetitornya
Respon Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 7 7,0
Tidak setuju 55 55,0
Setuju 35 35,0
Sangat setuju 3 3,0
Total 100 100,0
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan Tabel 4.26. dapat diketahui bahwa 62 orang (62%)
responden cenderung tidak setuju jika posisi Lion Air masih berada
diatas para kompetitornya. Mereka melihat ada maskapai penerbangan
lain yang lebih unggul daripada Lion Air. Meskipun begitu, sebanyak 38
orang (38%) responden cenderung setuju jika posisi Lion Air masih
berada diatas para kompetitornya. Mayoritas responden tidak melihat
posisi Lion Air masih berada diatas para kompetitornya setelah
mengetahui pemberitaan mengenai pilotnya yang tertangkap
menggunakan narkoba. Selain itu, alasan seringnya delay juga menjadi
salah satu nilai minus bagi Lion Air. Pada tahun 2011, Lion Air
mendapatkan gelar “Juara Delay” karena persentase ketepatan terbang
Lion Air hanya mencapai 67% (http://hankam.kompasiana
.com/2012/02/05/adakah-hubungan-antara-sering-delay-nya-lion-air-
dengan-narkoba/).
70 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.27.
Anda lebih berminat menggunakan Lion Air dibandingkan dengan
maskapai penerbangan lain yang menjadi kompetitornya meskipun
beberapa pilot Lion Air telah tertangkap karena menggunakan narkoba
Respon Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 10 10,0
Tidak setuju 58 58,0
Setuju 29 29,0
Sangat setuju 3 3,0
Total 100 100,0
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan Tabel 4.27. dapat diketahui bahwa 68 orang (68%)
responden cenderung memilih maskapai penerbangan lain yang menjadi
kompetitor Lion Air. Di sisi lain, sebanyak 32 orang (32%) responden
cenderung lebih memilih Lion Air dibandingkan maskapai lain yang
menjadi kompetitornya. Mayoritas responden lebih memilih maskapai
penerbangan lain yang juga menawarkan harga murah dibandingkan
memilih Lion Air, khususnya karena beberapa pilot Lion Air telah
tertangkap menggunakan narkoba. Jika ada maskapai penerbangan lain
yang juga menawarkan harga murah seperti Lion Air, tetapi pilotnya
tidak menggunakan narkoba, mereka akan lebih memilih maskapai
penerbangan tersebut.
Berikut mean dari tiap-tiap indikator untuk tanggapan responden
mengenai variabel citra Lion Air adalah sebagai berikut:
71 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.28.
Mean Tiap Indikator pada Variabel Citra Lion Air
Indikator Mean
Primary 2,300
Familiar 2,520
Perception 2,570
Preference 2,685
Position 2,295
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
Dari Tabel 4.28. dapat diketahui rata-rata (mean) jawaban
responden mengenai tiap indikator yang membentuk variabel citra Lion
Air. Indikator yang memiliki nilai mean paling tinggi adalah preference
yaitu sebesar 2,685. Itu artinya, mayoritas responden masih memilih Lion
Air sebagai maskapai penerbangan yang akan mereka gunakan karena
mereka yakin Lion Air memiliki banyak keunggulan lain yang dapat
ditonjolkan. Sebagai maskapai penerbangan swasta terbesar di Indonesia
yang menawarkan harga murah, Lion Air memiliki rute penerbangan
paling banyak dibandingkan para kompetitornya. Alasan itu juga yang
membuat nilai rata-rata dari indikator preference menjadi yang tertinggi.
Sedangkan indikator yang memiliki nilai terendah adalah position yaitu
sebesar 2,295. Itu artinya, banyak responden yang melihat posisi Lion
Air tidak lagi berada diatas para kompetitornya, khususnya setelah kasus
pilot narkoba diekspos oleh media massa dan beberapa faktor lain seperti
sering delay.
4.4.2.3. Hasil Pertanyaan Terbuka
Berdasarkan hasil pertanyaan terbuka, diketahui bahwa sebagian
besar responden setuju bahwa pemberitaan mengenai pilot Lion Air
berdampak pada penurunan citra Lion Air. Hal ini menyebabkan
kekhawatiran bagi masyarakat bila menggunakan jasa Lion Air, dan
kepercayaan masyarakat terhadap Lion Air menjadi berkurang. Di sisi
72 Universitas Kristen Petra
lain, beberapa orang mengatakan tidak merasakan dampak yang
signifikan terhadap citra Lion Air setelah kasus penangkapan pilot yang
menggunakan narkoba diekspos oleh media.
Kelebihan atau keunggulan yang dimiliki oleh Lion Air dalam hal
harga dan jumlah rute penerbangan diakui oleh seluruh responden. Harga
yang murah dan banyaknya rute penerbangan yang ditawarkan oleh Lion
Air menjadi alasan mengapa masyarakat masih berminat untuk
menggunakan jasa maskapai penerbangan tersebut. Hal ini menjadi
beberapa faktor yang mempengaruhi citra Lion Air selain karena
pemberitaan di media massa. Namun, dalam penelitian ini, faktor-faktor
tersebut tidak dijelaskan lebih rinci karena tidak termasuk dalam batasan
penelitian.
Setelah kasus penangkapan pilot Lion Air yang menggunakan
narkoba diekspos oleh media, Lion Air terus berupaya untuk
memperbaiki diri. Beberapa responden yang merupakan pengguna jasa
Lion Air mengaku setelah kasus tersebut, Lion Air terus meningkatkan
pelayanannya kepada masyarakat. Selain itu, dalam pemberitaan di
beberapa media massa juga terlihat bahwa Lion Air telah
mengembangkan perusahaannya dengan menambah jumlah armada, serta
penerimaan beberapa penghargaan yang membuat Lion Air semakin
diakui di Indonesia.
4.5. Analisis Tabulasi Silang (crosstab)
Dari hasil perhitungan nilai rata-rata variabel nilai berita diperoleh
mean paling tinggi pada indikator concequences. Sedangkan pada variabel
elemen citra, diperoleh mean paling tinggi pada indikator preferences. Oleh
sebab itu, kedua indikator tersebut di tabulasi silang dengan profil
responden (usia dan jenis kelamin). Selanjutnya, nilai rata-rata (mean)
jawaban responden pada masing-masing indikator dikelompokan ke dalam
tiga kategori interval, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Untuk menentukan
mean dari jawaban responden tersebut, maka digunakan rumus berikut:
Interval = nilai tertinggi – nilai terendah
Jumlah interval
73 Universitas Kristen Petra
Interval = 4 – 1 = 1
3
Berdasarkan hasil perhitungan interval tersebut, maka mean dari
jawaban responden pada masing-masing indikator dikategorikan sebagai
berikut:
1 ≤ a < 2 : rendah
2 ≤ a < 3 : sedang
3 ≤ a ≤ 4 : tinggi
4.5.1. Tabulasi Silang (Crosstab) Antara Indikator Consequences dengan Profil
Responden
Gambar 4.5. Diagram Hasil Tabulasi Silang (Crosstab) Antara Indikator
Consequences dengan Jenis Kelamin
Berdasarkan Gambar 4.5. diketahui bahwa lebih banyak responden
perempuan yang merasa khawatir bila menggunakan maskapai penerbangan
Lion Air dibandingkan dengan responden laki-laki. Kekecewaan dan
berkurangnya kepercayaan terhadap Lion Air juga mereka rasakan setelah
kasus penangkapan pilot narkoba diekspos di media massa. Hal ini
disebabkan perempuan memiliki tingkat konsumsi media lebih tinggi
dibandingkan laki-laki. Hurlock (2004, p.220) mengatakan bahwa
perempuan memiliki kecenderungan untuk menikmati hiburan dengan
menonton televisi di rumah. Perempuan pecandu berat televisi melihat
0
5
10
15
20
25
30
Rendah Sedang Tinggi
Perempuan 1 23 26
Laki-laki 8 19 23
1
23
26
8
19
23
Unsur Consequences
74 Universitas Kristen Petra
kejahatan sebagai masalah yang serius dibandingkan pria yang pecandu
berat (Ardianto, 2004, p.65). Hal ini yang menyebabkan lebih banyak
perempuan yang merasa khawatir setelah mengetahui berita pengangkapan
pilot Lion Air pengguna narkoba, karena mereka menganggap
penyalahgunaan narkoba sebagai kejahatan yang serius.
0
5
10
15
20
25
Rendah Sedang Tinggi
18-22 tahun 2 21 16
22-30 tahun 6 14 23
30-40 tahun 1 7 10
2
21
16
6
14
23
1
7
10
Unsur Consequences
Gambar 4.6. Diagram Hasil Tabulasi Silang (Crosstab) Antara Indikator
Consequences dengan Usia
Berdasarkan Diagram 4.6. dapat diketahui bahwa jumlah responden
yang berusia 22-30 tahun dan merasa khawatir bila menggunakan maskapai
penerbangan Lion Air lebih banyak dibandingkan dengan kategori usia
lainnya. Namun, perbedaan diantara ketiga kategori usia tersebut tidak
terlalu berbeda jauh, karena usia 18-40 tahun merupakan tahap dewasa
awal, dan pada usia dewasa awal, mereka telah mempunyai kematangan
dalam menilai suatu objek (Hurlock, 2004, p.246). Hal ini yang
menyebabkan mereka menjadi lebih khawatir bila menggunakan Lion Air
setelah mengetahui informasi mengenai penangkapan pilotnya yang
tersangkut kasus narkoba. Mereka takut kejadian serupa akan terulang di
kemudian hari. Terlihat bahwa perbedaan usia tidak terlalu berpengaruh
terhadap indikator concequences dalam penelitian ini.
75 Universitas Kristen Petra
4.5.2. Tabulasi Silang (Crosstab) Antara Indikator Preferences dengan Profil
Responden
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Rendah Sedang Tinggi
Perempuan 11 34 5
Laki-laki 10 38 2
11
34
5
10
38
2
Unsur Preference
Gambar 4.7. Diagram Hasil Tabulasi Silang (Crosstab) Antara Indikator
Preferences dengan Jenis Kelamin
Berdasarkan Gambar 4.7. diketahui bahwa responden perempuan
memiliki nilai rata-rata pada indikator preference lebih tinggi dibandingkan
dengan responden laki-laki. Itu artinya lebih banyak perempuan yang masih
mau memilih Lion Air karena maskapai penerbangan tersebut memiliki
banyak keunggulan yang dapat ditonjolkan. Faktor ekonomis menjadi salah
satu hal yang menjadi pertimbangan mereka dalam memilih suatu produk.
Akan tetapi, perbedaan nilai rata-rata responden laki-laki dan perempuan
pada indikator ini tidak berbeda jauh. Hal ini berarti jenis kelamin tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat seseorang dalam
memilih maskapai penerbangan yang akan mereka gunakan.
76 Universitas Kristen Petra
0
5
10
15
20
25
30
35
Rendah Sedang Tinggi
18-22 tahun 6 32 1
22-30 tahun 14 27 2
30-40 tahun 1 13 4
6
32
1
14
27
21
13
4
Unsur Preference
Gambar 4.8. Diagram Hasil Tabulasi Silang (Crosstab) Antara
Indikator Preferences dengan Usia
Berdasarkan Tabel 4.8. dapat diketahui bahwa pada indikator
preferences, nilai rata-rata jawaban responden yang rendah paling banyak
diperoleh dari responden yang berusia 22-30 tahun. Itu artinya responden
yang berusia 22-30 tahun cenderung tidak memilih Lion Air setelah kasus
penangkapan pilot narkoba. Sedangkan nilai rata-rata jawaban responden
yang tinggi paling banyak diperoleh dari responden berusia 30-40 tahun.
Dari hasil ini dapat terlihat jelas bahwa responden yang berusia 30-40 tahun
masih memilih Lion Air karena keunggulan yang dimilikinya, yaitu harga
yang murah. Menurut Vailant (1998), usia 30-40 tahun merupakan masa
dimana seseorang memantapkan karirnya dan bertanggung jawab pada
keluarganya, sehingga pada masa ini, masalah ekonomi menjadi salah satu
masalah yang harus dipikirkan dengan baik (http://www.psychologymania.
com/2010/01/psikologi-perkembangan-dewasa-awal.html).
4.6. Analisis Data
4.6.1. Analisis Korelasi
Analisis korelasi pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan atau korelasi antara variabel X (berita di media massa
mengenai kasus penangkapan pilot Lion Air pengguna narkoba) terhadap
77 Universitas Kristen Petra
variabel Y (citra Lion Air). Dari hasil pengolahan data yang dilakukan oleh
peneliti, diperoleh hasil uji korelasi sebagai berikut:
Tabel 4.29. Korelasi berita di media massa dengan citra Lion Air
Model Summary
.225a .051 .041 .40903
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), Berita di Media Massa (X)a.
Berdasarkan Tabel 4.29. diketahui bahwa nilai korelasi (R) yang
diperoleh sebesar 0,225. Hal ini menunjukkan bahwa ada korelasi atau
hubungan antara berita penangkapan pilot narkoba dengan citra lion air di
mata pengguna jasa penerbangan di surabaya. Namun hubungan antara
keduangnya tergolong lemah, karena mengacu pada pendapat Sugiyono
(2002, p.216) yang mengatakan bahwa kisaran angka 0,2 – 0, 399
mempunyai hubungan yang rendah atau lemah.
Nilai Koefisien Determinasi atau R2 (R Square) yang diperoleh
sebesar 0,051, memiliki arti bahwa pengaruh berita di media massa terhadap
citra Lion Air pada penumpang yang pernah menggunakan jasa
penerbangan serta mengetahui pemberitaan mengenai penangkapan pilot
Lion Air adalah sebesar 5,1% dan sisanya 94,9% dipengaruhi oleh variabel
lain selain berita di media massa, seperti tarif, rute, pesawat baru, dan lain-
lain.
4.6.2. Analisis Regresi Linier Sederhana
Uji regresi pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh antara variabel X (berita di media massa mengenai kasus
penangkapan pilot Lion Air pengguna narkoba) terhadap variabel Y (citra
Lion Air). Dari hasil pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti,
diperoleh hasil uji regresi linier sederhana sebagai berikut:
78 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.30.Coefficients regresi berita di media massa terhadap citra Lion Air
Coefficientsa
1.797 .300 5.981 .000
.248 .108 .225 2.290 .024
(Constant)
Berita di Media Massa (X)
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig.
Dependent Variable: Cit ra Lion Air (Y)a.
Berdasarkan nilai estimasi koefisien regresi pada tabel coefficients,
maka model persamaan regresi linier sederhana yang diperoleh adalah
sebagai berikut:
Y = a + bX
Y = 1,797 + 0,248X
Y : Citra Lion Air
X : Berita di media massa
a : Konstanta
b : Koefisien regresi
Arti dari persamaan tersebut dapat dikatakan bahwa kedua variabel
memiliki hubungan yang positif. Apabila variabel X (berita di media massa)
tidak mengalami perubahan (X = 0), maka besar variabel Y konstan.
Variabel Y (citra Lion Air) telah memiliki nilai positif sebesar 1,797. Hal ini
menunjukkan bila tidak ada pemberitaan di media massa mengenai pilot
Lion Air yang tertangkap menggunakan narkoba, maka citra Lion Air
memiliki nilai sebesar 1,797. Besarnya angka ini dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain seperti harga yang murah, layanan dari maskapai penerbangan
Lion Air maupun kebutuhan masyarakat yang berbeda-beda. Koefisien
regresi variabel berita di media massa sebesar 0,248 menunjukkan bahwa
berita di media massa berpengaruh positif terhadap citra Lion Air, hal ini
berarti apabila berita di media massa semakin baik, maka akan
meningkatkan citra Lion Air secara nyata, dan begitu juga sebaliknya.
79 Universitas Kristen Petra
4.6.3. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat,
maka digunakan Tabel T. Tabel T dilakukan untuk membuktikan bahwa
variabel pemberitaan di media massa (X) mengenai penangkapan pilot Lion
Air pengguna narkoba berpengaruh terhadap citra (Y) Lion Air, dengan
ketentuan sebagai berikut:
Jika thitung > ttabel ; α < 0,05 maka H1 diterima
Jika thitung ttabel ; α > 0,05 maka H1 ditolak
Mengacu pada tabel 4.30, hasil tabel t antara variabel berita di media
massa terhadap citra Lion Air, menghasilkan nilai t hitung sebesar 5,981
lebih besar dari t tabel 1,984 dan nilai signifikansi sebesar 0,024 lebih kecil
dari 0,05. Dengan demikian, H0 ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa berita di media massa berpengaruh
signifikan terhadap citra Lion Air di mata pengguna jasa penerbangan di
Surabaya.
4.7. Interpretasi Data
Berita mengenai penangkapan pilot Lion Air pengguna narkoba
mengandung nilai-nilai berita yang dapat merangsang perhatian orang
banyak untuk mengetahuinya. Dampak dari pemberitaan buruk mengenai
Lion Air ternyata menimbulkan kekecewaan bagi sebagian besar
masyarakat. Hal ini menyebabkan berkurangnya kepercayaan masyarakat
terhadap Lion air sehingga mereka menjadi khawatir untuk menggunakan
jasa maskapai penerbangan tersebut. Seperti yang dikatakan Firsan Nova
bahwa melalui media massa, khalayak dapat memperoleh informasi tentang
benda, orang, atau tempat yang tidak dialami secara langsung. Informasi-
informasi tersebut dapat membentuk, mempertahankan atau mendefinisikan
citra perusahaan bagi khalayak (2010, p.204). Dampak dari pemberitaan
buruk tersebut tentu akan mempengaruhi citra Lion Air di masyarakat.
Masyarakat mengetahui informasi mengenai pilot tersebut melalui
media massa, karena fungsi dari media sendiri adalah sebagai saluran
penyampaian pesan dalam komunikasi antar manusia (Nova, 2010, p.204).
80 Universitas Kristen Petra
Berita mengenai pilot narkoba menarik perhatian masyarakat karena kasus
ini tidak biasa terjadi. Meskipun dampak yang ditimbulkan dari peristiwa ini
tidak terlalu besar, namun masyarakat terkejut dengan pemberitaan yang
mengatakan bahwa seorang pilot mengkonsumsi narkoba tiga jam sebelum
melakukan penerbangan. Padahal keselamatan nyawa ratusan penumpang
berada di tangan pilot.
Setelah mengetahui informasi mengenai pilot Lion Air yang
tertangkap menggunakan narkoba, sebagian orang terus mengikuti bahkan
mencari informasi mengenai perkembangan berita ini. Namun, sejauh mana
ketertarikan orang untuk mengetahui berita tersebut tergantung dengan
kepentingan masing-masing orang. Setiap orang umumnya merasa puas
apabila kepentingannya terpenuhi, oleh sebab itu mereka selalu mencari
informasi yang bisa memenuhi dan sesuai dengan kepentingannya
(Suhandang, 2004, p.145). Oleh karena kepentingan yang berbeda-beda dari
setiap orang, sejauh dan sedalam apa informasi yang mereka ketahui
mengenai pilot Lion Air pun tidak sama antara satu orang dengan yang
lainnya. Hal ini akan berpengaruh pada citra Lion Air, karena informasi
yang tidak lengkap akan menghasilkan citra yang tidak sempurna (Kasali,
1994, p.28)
Citra Lion Air setelah kasus tersebut diekspos media menjadi negatif
bagi sebagian besar orang, karena kesan utama yang dimiliki orang terhadap
organisasi diperoleh dari kejadian terakhir yang terkait dengan perusahaan
tersebut (Vos, 1992, p.122). Meskipun begitu, cukup banyak masyarakat
yang masih mau menggunakan jasa maskapai penerbangan ini. Harga yang
murah dan banyaknya destinasi penerbangan menjadi beberapa keunggulan
Lion Air yang sayang untuk diabaikan.
Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil bahwa ada pengaruh antara
berita penangkapan pilot Lion Air di media massa terhadap citra Lion Air di
mata pengguna jasa penerbangan di Surabaya. Namun ternyata pengaruh
berita di media massa terhadap citra tidak terlalu besar, hanya 5,1% saja,
sedangkan 94,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Faktor-faktor lain
yang mempengaruhi citra Lion Air bergantung pada persepsi yang mereka
81 Universitas Kristen Petra
miliki, karena citra berasal dari persepsi (Fill, 1999, p.567), dan persepsi itu
sendiri tidak lepas dari beberapa faktor, antara lain latar belakang budaya,
nilai – nilai yang dianut, pengalaman masa lalu dan berita yang berkembang
(Kasali, 1994, p.23).
Latar belakang budaya dan nilai-nilai yang dianut seseorang tentu
akan mempengaruhi persepsi orang tersebut dalam menilai sesuatu. Jika
seseorang menganggap penggunaan narkoba pada pilot merupakan suatu hal
yang biasa, maka berita mengenai pilot narkoba tidak akan memiliki
pengaruh besar pada orang tersebut. Pengalaman masa lalu seseorang juga
dapat mempengaruhi persepsinya dalam menilai suatu peristiwa. Misalnya,
orang yang pernah menggunakan narkoba tahu bagaimana efek dari obat-
obatan terlarang tersebut bagi penggunanya. Dengan memiliki pengalaman
sebagai pengguna, orang tersebut menjadi tahu bahaya yang akan
mengancam jika efek tersebut dirasakan pilot Lion Air ketika sedang
mengemudikan pesawat. Hal ini juga nantinya akan mempengaruhi persepsi
mereka pada citra Lion Air. Saat berita penangkapan pilot Lion Air ini
diekspos media dan diketahui oleh publik, pada saat itu pula berita yang
sedang berkembang di masyarakat adalah mengenai kecelakaan transportasi
yang sebagian besar disebabkan oleh penyalahgunaan narkoba. Salah satu
contohnya adalah tragedi Tugu Tani. Seorang pengendara yang sedang
berada dibawah pengaruh alkohol dan obat-obatan menabrak pejalan kaki di
daerah Tugu Tani, Jakarta, hingga menewaskan sembilan orang. Dengan
melihat betapa bahayanya mengemudikan kendaraan dibawah pengaruh
narkoba, maka hal tersebut akan menimbulkan kekhawatiran bagi
masyarakat, khususnya dalam menanggapi kasus serupa. Akan tetapi,
faktor-faktor lain yang mempengaruhi citra tidak diteliti dalam penelitian
ini.
Selain itu, rentang waktu yang lama antara munculnya berita
penangkapan pilot narkoba tersebut dengan waktu penyebaran kuesioner
juga menjadi salah satu penyebab kecilnya pengaruh antara berita di media
massa dengan citra Lion Air. Melalui beberapa wawancara singkat yang
dilakukan oleh peneliti, cukup banyak orang yang mengatakan bahwa berita
82 Universitas Kristen Petra
tersebut sudah lama dan mereka sudah hampir lupa. Memang berita
mengenai pilot narkoba tersebut menjadi perbincangan hangat hanya
beberapa minggu setelah kejadian, dan baru diberitakan kembali pada 7 Juni
2012 di Harian Jawa Pos, yang berisi mengenai tuntutan terhadap pilot
tersebut. Pada tanggal 9 Juni 2012, di surat kabar yang sama diberitakan
mengenai Lion Air yang masuk bisnis persewaan jet. Tidak heran jika
banyak orang yang lupa dengan pemberitaan negatif mengenai pilot Lion
Air yang tertangkap menggunakan narkoba. Hal tersebut nantinya akan
mempengaruhi hasil akhir dari penelitian ini.