4. ANALISA DAN PEMBAHASAN · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Data Responden Analisa dan...

15
19 Universitas Kristen Petra 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Data Responden Analisa dan pembahasan dilakukan berdasarkan data lapangan melalui kuesioner yang telah dikumpulkan. Kuesioner yang berhasil dikumpulkan berjumlah 349 yang terdiri dari 109 staf proyek, 12 mandor dan 228 tukang. Kuesioner ini disebarkan selama dua bulan mulai dari 18 Maret 2019 sampai 17 Mei 2019 ke 10 proyek High Rise Building yang ada di Surabaya, sedangkan kuesioner yang berhasil kembali didapat dari 6 proyek yang telah disebar. Kuesioner dapat dilihat pada lampiran 1. Kuesioner ini disebarkan kepada staf proyek, mandor, dan tukang bangunan dengan bantuan penjelasan dalam mengisi kuesioner untuk pengumpulan data, agar tidak terjadi kesalahan pemikiran pada setiap pertanyaan yang ada. Dalam penelitian ini responden dibagi atas 2 kelompok, yaitu : 1. Staf 2. Mandor dan Tukang Pengelompokan dikelompokkan menjadi 2 kelompok karena untuk data mandor yang didapat tidak mencapai batas minimum untuk melakukan uji analisa data menggunakan software SPSS Statistics 2 ver 22. Oleh karena itu mandor dikelompokkan menjadi satu dengan kelompok tukang. Rentang umur responden yang mengisi kuesioner dibagi atas empat kategori dimulai dari umur 20 tahun kebawah, umur 21-30 tahun, umur 31-40 tahun, dan berumur diatas 40 tahun. Dari pihak staf mayoritas berumur 21-30 tahun yaitu sebanyak 55% dari total 109 responden. Sedangkan dari pihak mandor dan tukang mayoritas berumur 21-30 tahun yaitu sebanyak 45% dari total 240 responden. Untuk tingkat pendidikan responden dibagi menjadi 4 kategori yaitu responden dengan tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sarjana (S1). Dari pihak staf mayoritas memiliki tingkat pendidikan SMA dengan total 52% dari total 109 responden. Sedangkan dari pihak mandor dan tukang mayoritas memiliki tingkat pendidikan SMP dengan total 40% responden dari total 240 responden.

Transcript of 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Data Responden Analisa dan...

Page 1: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Data Responden Analisa dan pembahasan dilakukan berdasarkan data lapangan melalui kuesioner yang telah dikumpulkan.

19 Universitas Kristen Petra

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Data Responden

Analisa dan pembahasan dilakukan berdasarkan data lapangan melalui

kuesioner yang telah dikumpulkan. Kuesioner yang berhasil dikumpulkan

berjumlah 349 yang terdiri dari 109 staf proyek, 12 mandor dan 228 tukang.

Kuesioner ini disebarkan selama dua bulan mulai dari 18 Maret 2019 sampai 17

Mei 2019 ke 10 proyek High Rise Building yang ada di Surabaya, sedangkan

kuesioner yang berhasil kembali didapat dari 6 proyek yang telah disebar.

Kuesioner dapat dilihat pada lampiran 1.

Kuesioner ini disebarkan kepada staf proyek, mandor, dan tukang bangunan

dengan bantuan penjelasan dalam mengisi kuesioner untuk pengumpulan data,

agar tidak terjadi kesalahan pemikiran pada setiap pertanyaan yang ada. Dalam

penelitian ini responden dibagi atas 2 kelompok, yaitu :

1. Staf

2. Mandor dan Tukang

Pengelompokan dikelompokkan menjadi 2 kelompok karena untuk data

mandor yang didapat tidak mencapai batas minimum untuk melakukan uji analisa

data menggunakan software SPSS Statistics 2 ver 22. Oleh karena itu mandor

dikelompokkan menjadi satu dengan kelompok tukang.

Rentang umur responden yang mengisi kuesioner dibagi atas empat

kategori dimulai dari umur 20 tahun kebawah, umur 21-30 tahun, umur 31-40

tahun, dan berumur diatas 40 tahun. Dari pihak staf mayoritas berumur 21-30

tahun yaitu sebanyak 55% dari total 109 responden. Sedangkan dari pihak mandor

dan tukang mayoritas berumur 21-30 tahun yaitu sebanyak 45% dari total 240

responden.

Untuk tingkat pendidikan responden dibagi menjadi 4 kategori yaitu

responden dengan tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah

Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sarjana (S1). Dari pihak

staf mayoritas memiliki tingkat pendidikan SMA dengan total 52% dari total 109

responden. Sedangkan dari pihak mandor dan tukang mayoritas memiliki tingkat

pendidikan SMP dengan total 40% responden dari total 240 responden.

Page 2: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Data Responden Analisa dan pembahasan dilakukan berdasarkan data lapangan melalui kuesioner yang telah dikumpulkan.

20 Universitas Kristen Petra

Pengalaman kerja para responden juga dibagi atas empat kategori yaitu

pengalaman kerja 5 tahun kebawah, pengalaman kerja selama 6-10 tahun,

pengalaman kerja selama 11-20 tahun, dan pengalaman kerja lebih dari 20 tahun.

Dari pihak staf didapat bahwa mayoritas responden memiliki pengalaman selama

6-10 tahun dengan total 53% dari total 109 responden. Dari pihak mandor dan

tukang juga memiliki kesamaan dengan kelompok staf dimana mayoritas

memiliki pengalaman selama 6-10 tahun dengan total 47% dari total 240

responden.

4.2. Uji Instrumen

Banyak penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai skala pengukuran

variabel penelitian. Pengujian ini terbagi dalam dua bagian, yaitu uji validitas dan

uji reliabilitas. Uji validitas dan uji reliabilitas dilakukan terlebih dahulu untuk

menguji apakah kuesioner ini memenuhi kriteria yang ada, kemudian dilanjutkan

untuk analisa pengolahan data berikutnya.

4.2.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah instrumen yang digunakan

valid atau tidak. Hasil output uji validitas yang dilakukan dengan korelasi Pearson

dapat dilihat pada lampiran 2. Dapat dilihat bahwa semua nilai r hitung indikator

pertanyaan lebih besar dari r Tabel (df = n-2 dan α = 5%), sehingga dapat

disimpulkan bahwa indikator-indikator tersebut dapat digunakan untuk mengukur

variabel penelitian. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas

Kategori Item R hitung R tabel 5% Keterangan

Jenis Benda Jatuh X1 0.269 0.0889 Valid

X2 0.480 0.0889 Valid

X3 0.256 0.0889 Valid

X4 0.353 0.0889 Valid

X5 0.400 0.0889 Valid

X6 0.147 0.0889 Valid

X7 0.279 0.0889 Valid

Page 3: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Data Responden Analisa dan pembahasan dilakukan berdasarkan data lapangan melalui kuesioner yang telah dikumpulkan.

21 Universitas Kristen Petra

Kategori Item R hitung R tabel 5% Keterangan

Jenis Benda Jatuh X8 0.509 0.0889 Valid

X9 0.583 0.0889 Valid

X10 0.628 0.0889 Valid

X11 0.516 0.0889 Valid

X12 0.516 0.0889 Valid

X13 0.566 0.0889 Valid

X14 0.585 0.0889 Valid

Frekuensi Y1 0.246 0.0889 Valid

Y2 0.390 0.0889 Valid

Y3 0.408 0.0889 Valid

Y4 0.464 0.0889 Valid

Y5 0.449 0.0889 Valid

Y6 0.532 0.0889 Valid

Y7 0.488 0.0889 Valid

Y8 0.370 0.0889 Valid

Y9 0.466 0.0889 Valid

Y10 0.342 0.0889 Valid

Y11 0.544 0.0889 Valid

Y12 0.550 0.0889 Valid

Y13 0.421 0.0889 Valid

Y14 0.525 0.0889 Valid

Y15 0.608 0.0889 Valid

Y16 0.514 0.0889 Valid

Y17 0.398 0.0889 Valid

Y18 0.587 0.0889 Valid

Dampak Z1 0.583 0.0889 Valid

Z2 0.591 0.0889 Valid

Z3 0.682 0.0889 Valid

Z4 0.602 0.0889 Valid

Z5 0.702 0.0889 Valid

Z6 0.634 0.0889 Valid

Z7 0.689 0.0889 Valid

Z8 0.515 0.0889 Valid

Z9 0.728 0.0889 Valid

Z10 0.763 0.0889 Valid

Z11 0.594 0.0889 Valid

Z12 0.690 0.0889 Valid

Z13 0.672 0.0889 Valid

Z14 0.681 0.0889 Valid

Z15 0.493 0.0889 Valid

Z16 0.611 0.0889 Valid

Page 4: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Data Responden Analisa dan pembahasan dilakukan berdasarkan data lapangan melalui kuesioner yang telah dikumpulkan.

22 Universitas Kristen Petra

Kategori Item R hitung R tabel 5% Keterangan

Dampak Z17 0.406 0.0889 Valid

Z18 0.743 0.0889 Valid

4.2.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Cronbach’s Alpha untuk

mengidentifikasikan seberapa baik item-item dalam kuesioner berhubungan antara

satu dengan yang lainnya. Hasil output uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran

3. Sebuah faktor dinyatakan reliabel/handal jika koefisien Alpha lebih besar dari

0.6. Adapun reliabilitas untuk masing-masing variabel hasilnya disajikan pada

Tabel 4.2. yang menunjukan bahwa semua item memenuhi syarat dan dinyatakan

sudah reliabel.

Tabel 4.2. Hasil Uji Reliabilitas

Kategori Item Alpha R Minimal Ket

Jenis Benda Jatuh X 0.672 0.6 Reliabel

Frekuensi Y 0.778 0.6 Reliabel

Dampak Z 0.913 0.6 Reliabel

Hasil uji variabel jenis benda jatuh menunjukkan bahwa nilai yang

didapatkan adalah 0.672 dan lebih tinggi dari ketentuan nilai Cronbach’s Alpha

0.6, sehingga data pada variabel jenis benda jatuh dinyatakan reliabel. Hasil uji

variabel frekuensi menunjukkan bahwa nilai yang didapatkan adalah 0.778 dan

lebih tinggi dari ketentuan nilai Cronbach’s Alpha 0.6, sehingga data pada

variabel frekuensi dinyatakan reliabel. Sedangkan hasil uji variabel dampak

menunjukkan bahwa nilai yang didapatkan adalah 0.913 dan lebih tinggi dari

ketentuan nilai Cronbach’s Alpha 0.6 sehingga data pada variabel dampak

dinyatakan reliabel.

4.3. Analisa Frekuensi Jenis Benda Jatuh yang Menyebabkan Kecelakaan

Ada 14 jenis benda jatuh yang diteliti dalam penelitian ini. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui seberapa sering jenis benda tersebut jatuh dan

menyebabkan kecelakaan pada proyek konstruksi. Perhitungan analisa dihitung

menggunakan software SPSS Statistics 2 ver 22. Kuesioner dibagikan kepada staf,

mandor, dan tukang pada beberapa proyek konstruksi di Surabaya. Analisa ini

Page 5: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Data Responden Analisa dan pembahasan dilakukan berdasarkan data lapangan melalui kuesioner yang telah dikumpulkan.

23 Universitas Kristen Petra

bertujuan untuk mengetahui jawaban dari keseluruhan responden yang telah

mengisi kuesioner untuk mengetahui seberapa sering jenis benda tersebut jatuh di

lapangan. Hasil dari analisa dicantumkan dalam Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Hasil Penelitian Frekuensi Jenis Benda Jatuh

Jenis Benda Jatuh Mean Rank

1. Balok dan kolom (balok baja, balok kayu, kolom baja,

dll) 1.55 12

2. Peralatan mekanikal (lengan crane, bucket penggali

excavator, lift, dll) 1.47 13

3. Pipa (pipa besi, pipa PVC, pipa gas, dll) 1.90 7

4. Pohon (batang pohon) 1.62 11

5. Peralatan pertukangan (palu, gergaji, kunci pas, dll) 3.09 1

6. Bata (bata beton, batu bata, bata ringan, dll) 2.14 3

7. Plat (plat baja, papan kayu, deck atap, dll) 1.87 10

8. Kawat dan tulangan (kawat, tulangan baja, potongan

baja, dll) 2.01 5

9. Rangka (rangka baja, rangka kayu, ikatan angin, dll) 1.89 8

10. Scaffolding (papan pijakan scaffolding, pagar

scaffolding, dll) 1.89 9

11. Bekisting (bekisting kayu, baja, beton, dll) 1.99 6

12. Material dekorasi (material tahan api, triplek, dll) 2.03 4

13 Tiang (tiang listrik) 1.45 14

14. Lain-lain (tangki, daun pintu, potongan kayu, dll) 2.41 2

Dari Tabel 4.3. menunjukan bahwa tiga aspek tertinggi jenis benda jatuh

yang paling sering terjadi di lapangan berdasarkan jawaban dari responden adalah

“Peralatan pertukangan (palu, gergaji, kunci pas, dll)” (mean 3.09), “Lain-lain

(tangki, daun pintu, potongan kayu, dll)” (mean 2.41), dan “Bata (bata beton, batu

bata, bata ringan, dll) (mean 2.14). Sedangkan tiga aspek terendah jenis benda

Page 6: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Data Responden Analisa dan pembahasan dilakukan berdasarkan data lapangan melalui kuesioner yang telah dikumpulkan.

24 Universitas Kristen Petra

jatuh yang paling sering terjadi di lapangan berdasarkan jawaban dari responden

adalah “Tiang (tiang listrik)” (Mean 1.45), “Peralatan mekanikal (lengan crane,

bucket penggali excavator, lift, dll)” (Mean 1.47), dan “Balok dan kolom (balok

baja, balok kayu, kolom baja, dll)” (Mean 1.55).

4.4. Analisa Frekuensi dan Dampak dari Faktor Penyebab Benda Jatuh

yang Bisa Menyebabkan Kecelakaan

Ada 18 faktor penyebab kecelakaan benda jatuh yang diteliti dalam

penelitian ini. Analisa frekuensi dilakukan untuk mengetahui seberapa sering

faktor tersebut terjadi di proyek konstruksi serta analisa dampak untuk

mengetahui seberapa besar faktor tersebut berpengaruh menyebabkan benda jatuh.

Perhitungan analisa dihitung menggunakan software SPSS Statistics 2 ver 22.

4.4.1 Analisa Frekuensi Faktor Penyebab Benda Jatuh Menurut Jawaban

Responden

Kuesioner dibagikan kepada staf, mandor, dan tukang pada beberapa proyek

konstruksi di Surabaya. Hasil dari analisa dicantumkan dalam Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Hasil Penelitian Frekuensi Faktor Penyebab Benda Jatuh

Faktor Penyebab Benda Jatuh (Frekuensi) Mean Rank

A Perbuatan tidak aman

A1. Mengoperasikan alat berat tanpa pengetahuan yang

baik 1.52 18

A2. Tidak mematuhi prosedur penggunaan mesin dan alat

berat 1.76 15

A3. Metode kerja pekerja yang salah 1.81 13

A4. Kurangnya tingkat pengetahuan dan keterampilan

pekerja 1.99 7

A5. Membawa alat pertukangan berlebihan ketika bekerja

di ketinggian 2.17 3

A6. Tidak mengamankan alat pertukangan saat bekerja di

ketinggian 2.09 5

A7. Tidak menggunakan peralatan keselamatan dengan

baik 1.96 8

Page 7: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Data Responden Analisa dan pembahasan dilakukan berdasarkan data lapangan melalui kuesioner yang telah dikumpulkan.

25 Universitas Kristen Petra

Faktor Penyebab Benda Jatuh (Frekuensi) Mean Rank

A Perbuatan tidak aman

A8. Kecerobohan saat bekerja 3.30 1

B Kondisi tidak aman

B1. Kurangnya pengawasan pada pekerja 1.87 11

B2. Tidak ada penyuluhan tentang keselamatan sebelum

kerja dimulai 1.93 9

B3. Tidak tersedia tempat untuk menyimpan peralatan

pertukangan 1.79 14

B4. Tidak ada pagar pembatas pada bangunan 2.02 6

B5. Tidak ada jaring pengaman pada bangunan 1.70 17

B6. Tidak ada jaring pengaman pada scaffolding 1.74 16

B7. Tidak ada papan pijakan di scaffolding 1.87 12

B8. Tidak menutup celah antar papan pijakan pada

scaffolding 1.91 10

B9. Kondisi cuaca yang buruk 2.35 2

B10. Pemeliharaan alat berat yang tidak rutin 2.11 4

Dari Tabel 4.4. menunjukan bahwa tiga aspek tertinggi frekuensi faktor

penyebab benda jatuh yang paling sering terjadi di lapangan berdasarkan jawaban

dari responden adalah “Kecerobohan saat bekerja” (mean 3.30), “Kondisi cuaca

yang buruk” (mean 2.35), dan “Membawa alat pertukangan berlebihan ketika

bekerja di ketinggian (mean 2.17). Sedangkan tiga aspek terendah frekuensi faktor

penyebab benda jatuh yang paling sering terjadi di lapangan berdasarkan jawaban

dari responden adalah “Mengoperasikan alat berat tanpa pengetahuan yang baik”

(Mean 1.52), “Tidak ada jaring pengaman pada bangunan” (Mean 1.70), dan

“Tidak ada jaring pengaman pada scaffolding” (Mean 1.74).

Page 8: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Data Responden Analisa dan pembahasan dilakukan berdasarkan data lapangan melalui kuesioner yang telah dikumpulkan.

26 Universitas Kristen Petra

4.4.2 Analisa Dampak Faktor Penyebab Benda Jatuh Menurut Jawaban

Responden

Kuesioner dibagikan kepada staf, mandor, dan tukang pada beberapa proyek

konstruksi di Surabaya. Analisa ini bertujuan untuk mengetahui pandangan

responden terhadap dampak faktor penyebab benda jatuh terjadi di lapangan

menurut jawaban dari responden. Hasil dari analisa dicantumkan dalam Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Hasil Penelitian Dampak Faktor Penyebab Benda Jatuh

Faktor Penyebab Benda Jatuh (Dampak) Mean Rank

A Perbuatan tidak aman

A1. Mengoperasikan alat berat tanpa pengetahuan yang

baik 2.74 18

A2. Tidak mematuhi prosedur penggunaan mesin dan alat

berat 2.87 15

A3. Metode kerja pekerja yang salah 2.95 11

A4. Kurangnya tingkat pengetahuan dan keterampilan

pekerja 2.93 13

A5. Membawa alat pertukangan berlebihan ketika bekerja

di ketinggian 2.75 17

A6. Tidak mengamankan alat pertukangan saat bekerja di

ketinggian 2.79 16

A7. Tidak menggunakan peralatan keselamatan dengan

baik 3.15 6

A8. Kecerobohan saat bekerja 3.34 1

B Kondisi tidak aman

B1. Kurangnya pengawasan pada pekerja 3.09 9

B2. Tidak ada penyuluhan tentang keselamatan sebelum

kerja dimulai 3.15 7

B3. Tidak tersedia tempat untuk menyimpan peralatan

pertukangan 2.90 14

B4. Tidak ada pagar pembatas pada bangunan 3.09 10

B5. Tidak ada jaring pengaman pada bangunan 3.12 8

Page 9: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Data Responden Analisa dan pembahasan dilakukan berdasarkan data lapangan melalui kuesioner yang telah dikumpulkan.

27 Universitas Kristen Petra

Faktor Penyebab Benda Jatuh (Dampak) Mean Rank

B Kondisi tidak aman

B6. Tidak ada jaring pengaman pada scaffolding 3.16 5

B7. Tidak ada papan pijakan di scaffolding 3.24 4

B8. Tidak menutup celah antar papan pijakan pada

scaffolding 2.95 12

B9. Kondisi cuaca yang buruk 3.29 2

B10. Pemeliharaan alat berat yang tidak rutin 3.26 3

Dari Tabel 4.5. menunjukan bahwa tiga aspek tertinggi dampak faktor

penyebab benda jatuh yang paling berpengaruh berdasarkan jawaban dari

responden adalah “Kecerobohan saat bekerja” (mean 3.34), “Kondisi cuaca yang

buruk” (mean 3.29), dan “Pemeliharaan alat berat yang tidak rutin” (mean 3.26).

Sedangkan tiga aspek terendah dampak faktor penyebab benda jatuh yang paling

sering terjadi di lapangan berdasarkan jawaban dari responden adalah

“Mengoperasikan alat berat tanpa pengetahuan yang baik” (Mean 2.74),

“Membawa alat pertukangan berlebihan ketika bekerja di ketinggian” (Mean

2.75), dan “Tidak mengamankan alat pertukangan saat bekerja di ketinggian”

(Mean 2.79).

4.5. Perbandingan Selisih Nilai Jawaban dari Pihak Staf dengan Mandor

dan Tukang

Ada 14 jenis benda jatuh dan 18 faktor penyebab kecelakaan benda jatuh

yang diteliti dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

perbandingan jawaban dari pihak staf dengan mandor dan tukang di proyek

konstruksi. Perhitungan analisa dihitung menggunakan software SPSS Statistics 2

ver 22.

4.5.1 Perbandingan Selisih Nilai Frekuensi Jenis Benda Jatuh Menurut Staf

dengan Mandor dan Tukang

Page 10: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Data Responden Analisa dan pembahasan dilakukan berdasarkan data lapangan melalui kuesioner yang telah dikumpulkan.

28 Universitas Kristen Petra

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa sering jenis benda

tersebut jatuh dan menyebabkan kecelakaan di proyek konstruksi dengan cara

membandingkan hasil jawaban dari pihak staf dengan mandor dan tukang. Hasil

pengisian kuesioner dari sisi staf dibandingkan dengan mandor dan tukang yang

dicantumkan dalam Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Hasil Perbandingan Selisih Nilai Frekuensi Benda Jatuh Menurut Staf

dengan Mandor dan Tukang

Jenis Benda Jatuh

Nilai

Selisih

Mean Staf

Mandor dan

Tukang

Mean Rank Mean Rank

1. Balok dan kolom (balok baja, balok kayu,

kolom baja, dll) 1.29 12 1.67 12 0.38

2. Peralatan mekanikal (lengan crane, bucket

penggali excavator, lift, dll) 1.17 13 1.60 14 0.43

3. Pipa (pipa besi, pipa PVC, pipa gas, dll) 1.91 5 1.89 9 0.02

4. Pohon (batang pohon) 1.49 10 1.69 11 0.20

5. Peralatan pertukangan (palu, gergaji, kunci pas,

dll) 2.29 2 2.51 2 0.22

6. Bata (bata beton, batu bata, bata ringan, dll) 2.45 1 2.00 6 0.45

7. Plat (plat baja, papan kayu, deck atap, dll) 1.88 6 1.86 10 0.02

8. Kawat dan tulangan (kawat, tulangan baja,

potongan baja, dll) 2.06 3 1.98 8 0.08

9. Rangka (rangka baja, rangka kayu, ikatan

angin, dll) 1.66 9 1.99 7 0.33

10. Scaffolding (papan pijakan scaffolding, pagar

scaffolding, dll) 1.44 11 2.09 4 0.66

11. Bekisting (bekisting kayu, baja, beton, dll) 1.74 8 2.10 3 0.36

12. Material dekorasi (material tahan api, triplek,

dll) 1.94 4 2.08 5 0.14

Page 11: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Data Responden Analisa dan pembahasan dilakukan berdasarkan data lapangan melalui kuesioner yang telah dikumpulkan.

29 Universitas Kristen Petra

Jenis Benda Jatuh

Nilai

Selisih

Mean Staf

Mandor dan

Tukang

Mean Rank Mean Rank

13 Tiang (tiang listrik) 1.10 14 1.61 13 0.51

14. Lain-lain (tangki, daun pintu, potongan kayu,

dll) 1.84 7 2.67 1 0.83

Dari Tabel 4.6. menunjukan bahwa terdapat tiga aspek dengan selisih

tertinggi dari frekuensi jenis benda jatuh yang paling sering terjadi di lapangan

menurut staf dengan mandor dan tukang sebagai responden, dapat dilihat tiga

jenis benda jatuh itu adalah “Lain-lain (tangki, daun pintu, potongan kayu, dll)”

dengan selisih mean sebesar 0.83, ”Scaffolding (papan pijakan scaffolding, pagar

scaffolding, dll)” dengan selisih mean sebesar 0.66, dan “Tiang (tiang listrik)”

dengan selisih mean sebesar 0.51.

4.5.2 Perbandingan Selisih Nilai Frekuensi Faktor Penyebab Benda Jatuh

Menurut Staf dengan Mandor dan Tukang

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa sering faktor penyebab

benda tersebut terjadi di proyek konstruksi dengan cara membandingkan hasil

jawaban dari pihak staf dengan mandor dan tukang. Hasil pengisian kuesioner dari

sisi staf dibandingkan dengan mandor dan tukang yang dicantumkan dalam Tabel

4.7.

Tabel 4.7. Hasil Perbandingan Selisih Nilai Frekuensi Faktor Penyebab Benda

Jatuh Menurut Staf dengan Mandor dan Tukang

Faktor Penyebab Benda Jatuh (Frekuensi)

Nilai

Selisih

Mean Staf

Mandor dan

Tukang

Mean Rank Mean Rank

A Perbuatan tidak aman

A1. Mengoperasikan alat berat tanpa

pengetahuan yang baik 1.76 14 1.41 18 0.35

Page 12: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Data Responden Analisa dan pembahasan dilakukan berdasarkan data lapangan melalui kuesioner yang telah dikumpulkan.

30 Universitas Kristen Petra

Faktor Penyebab Benda Jatuh (Frekuensi)

Nilai

Selisih

Mean Staf

Mandor dan

Tukang

Mean Rank Mean Rank

A Perbuatan tidak aman

A2. Tidak mematuhi prosedur penggunaan

mesin dan alat berat 2.02 6 1.65 17 0.37

A3. Metode kerja pekerja yang salah 1.72 15 1.85 13 0.13

A4. Kurangnya tingkat pengetahuan dan

keterampilan pekerja 2.08 4 1.94 9 0.14

A5. Membawa alat pertukangan berlebihan

ketika bekerja di ketinggian 1.79 12 2.34 1 0.55

A6. Tidak mengamankan alat pertukangan saat

bekerja di ketinggian 2.19 3 2.04 7 0.15

A7. Tidak menggunakan peralatan keselamatan

dengan baik 2.03 5 1.93 10 0.10

A8. Kecerobohan saat bekerja 2.48 2 2.26 3 0.22

B Kondisi tidak aman

B1. Kurangnya pengawasan pada pekerja 1.89 8 1.85 14 0.04

B2. Tidak ada penyuluhan tentang keselamatan

sebelum kerja dimulai 1.23 18 2.25 4 1.02

B3. Tidak tersedia tempat untuk menyimpan

peralatan pertukangan 1.25 17 2.03 8 0.78

B4. Tidak ada pagar pembatas pada bangunan 1.88 10 2.09 6 0.21

B5. Tidak ada jaring pengaman pada bangunan 1.47 16 1.80 15 0.33

B6. Tidak ada jaring pengaman pada scaffolding 1.80 11 1.72 16 0.08

B7. Tidak ada papan pijakan di scaffolding 1.78 13 1.91 11 0.13

B8. Tidak menutup celah antar papan pijakan

pada scaffolding 1.99 7 1.88 12 0.11

B9. Kondisi cuaca yang buruk 2.50 1 2.29 2 0.21

B10. Pemeliharaan alat berat yang tidak rutin 1.89 9 2.21 5 0.32

Page 13: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Data Responden Analisa dan pembahasan dilakukan berdasarkan data lapangan melalui kuesioner yang telah dikumpulkan.

31 Universitas Kristen Petra

Dari Tabel 4.7. menunjukan bahwa terdapat tiga aspek dengan selisih

tertinggi faktor penyebab benda jatuh yang paling sering terjadi di lapangan

menurut staf dengan mandor dan tukang sebagai responden, dapat dilihat tiga

faktor penyebab benda jatuh itu adalah “Tidak ada penyuluhan tentang

keselamatan sebelum kerja dimulai” dengan selisih mean 1.02, “Tidak tersedia

tempat untuk menyimpan peralatan pertukangan” dengan selisih mean 0.78, dan

“Membawa alat pertukangan berlebihan ketika bekerja di ketinggian” dengan

selisih mean 0.55.

4.5.3. Perbandingan Selisih Nilai Dampak Faktor Penyebab Benda Jatuh Menurut

Staf dengan Mandor dan Tukang

Kuesioner dibagikan kepada staf, mandor, dan tukang pada beberapa proyek

konstruksi di Surabaya. Analisa ini bertujuan untuk mengetahui jawaban dari

keseluruhan responden yang telah mengisi kuesioner tentang pandangan

responden terhadap dampak faktor penyebab benda jatuh yang terjadi di lapangan.

Hasil pengisian kuesioner dari sisi staf dibandingkan dengan mandor dan tukang

yang dicantumkan dalam Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Hasil Perbandingan Selisih Nilai Dampak Faktor Penyebab Benda

Jatuh Menurut Staf dengan Mandor dan Tukang

Faktor Penyebab Benda Jatuh (Dampak)

Nilai

Selisih

Mean Staf

Mandor dan

Tukang

Mean Rank Mean Rank

A Perbuatan tidak aman

A1. Mengoperasikan alat berat tanpa

pengetahuan yang baik 2.95 9 2.64 18 0.31

A2. Tidak mematuhi prosedur penggunaan

mesin dan alat berat 3.09 7 2.78 16 0.31

A3. Metode kerja pekerja yang salah 2.92 11 2.96 13 0.04

A4. Kurangnya tingkat pengetahuan dan

keterampilan pekerja 2.78 16 2.99 12 0.21

Page 14: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Data Responden Analisa dan pembahasan dilakukan berdasarkan data lapangan melalui kuesioner yang telah dikumpulkan.

32 Universitas Kristen Petra

Faktor Penyebab Benda Jatuh (Dampak)

Nilai

Selisih

Mean Staf

Mandor dan

Tukang

Mean Rank Mean Rank

A Perbuatan tidak aman

A5. Membawa alat pertukangan berlebihan

ketika bekerja di ketinggian 2.42 18 2.90 15 0.48

A6. Tidak mengamankan alat pertukangan saat

bekerja di ketinggian 2.80 15 2.78 17 0.02

A7. Tidak menggunakan peralatan keselamatan

dengan baik 2.89 13 3.28 4 0.39

A8. Kecerobohan saat bekerja 3.36 1 3.33 2 0.03

B Kondisi tidak aman

B1. Kurangnya pengawasan pada pekerja 2.94 10 3.16 7 0.22

B2. Tidak ada penyuluhan tentang keselamatan

sebelum kerja dimulai 3.13 4 3.15 9 0.02

B3. Tidak tersedia tempat untuk menyimpan

peralatan pertukangan 2.78 17 2.96 14 0.18

B4. Tidak ada pagar pembatas pada bangunan 2.92 12 3.17 6 0.25

B5 Tidak ada jaring pengaman pada bangunan 3.03 8 3.16 8 0.13

B6. Tidak ada jaring pengaman pada scaffolding 3.31 2 3.09 10 0.22

B7. Tidak ada papan pijakan di scaffolding 3.28 3 3.22 5 0.06

B8. Tidak menutup celah antar papan pijakan

pada scaffolding 2.81 14 3.01 11 0.20

B9. Kondisi cuaca yang buruk 3.10 6 3.37 1 0.27

B10. Pemeliharaan alat berat yang tidak rutin 3.12 5 3.33 3 0.21

Page 15: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN · ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Data Responden Analisa dan pembahasan dilakukan berdasarkan data lapangan melalui kuesioner yang telah dikumpulkan.

33 Universitas Kristen Petra

Dari Tabel 4.8. menunjukan bahwa terdapat tiga aspek dengan selisih

tertinggi dampak faktor penyebab benda jatuh yang paling berpengaruh menurut

staf dengan mandor dan tukang sebagai responden, dapat dilihat tiga faktor

penyebab benda jatuh itu adalah “Membawa alat pertukangan berlebihan ketika

bekerja di ketinggian” dengan selisih mean 0.48, “Tidak menggunakan peralatan

keselamatan dengan baik” dengan selisih mean 0.39, dan “Mengoperasikan alat

berat tanpa pengetahuan yang baik” dengan selisih mean 0.78.

Faktor penyebab dengan selisih tertinggi yang tampak pada frekuensi dan

dampak faktor benda jatuh adalah “Membawa alat pertukangan berlebihan ketika

bekerja di ketinggian”, yang nilainya dari mandor dan tukang lebih tinggi

daripada staf, bisa disebabkan karena mandor dan tukang lebih sering berada di

lapangan.