4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan · 25 Universitas Kristen Petra Gambar 4.1....

33
24 Universitas Kristen Petra 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Sheraton Corporation didirikan pada tahun 1937 di Springfield, Stoneheaven, Massachussets, Amerika Serikat oleh Ernest Henderson dan Robert L. Moore. Kantor pusat Sheraton Corporation berkedudukan di Boston, Amerika Serikat. Pada bulan Februari 1998, ITT Sheraton Corporation diakuisisi oleh Starwood Lodging yang berganti nama menjadi Starwood Hotel and Resort, Inc., sehingga kepemilikan Sheraton Hotel and Resort sepenuhnya dipegang oleh Starwood. Sheraton Hotel Surabaya and Towers dibuka dan diresmikan oleh Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi, Joop Ave pada tanggal 5 Januari 1996, yakni menjelang dilaksanakannya ATF (Asean Tourism Forum) di Ballroom Sheraton pada tanggal 6-12 Januari 1996. Hingga saat ini Sheraton memiliki 348 kamar dan suite, 45 kamar apartemen, 10 ruang pertemuan termasuk dengan ballroom, fasilitas kolam renang dan health club. Di dalam Sheraton Surabaya Hotel and Tower terdapat Ken Dedes Pool Bar, Kawi Lounge, Kafe Bromo, Lung Yuan Restaurant, La Patisserie, dan Java Café. Sheraton Surabaya Hotel and Towers berlokasi di tengah kota Surabaya di Jalan Embong Malang 25-31, Surabaya 60261, Indonesia. Sheraton bersebelahan dengan Tunjungan Plasa yang merupakan pusat perbelanjaan terbesar di Surabaya. Pada tanggal 5 April 2012 Sheraton Surabaya Hotel mendapatkan sertifikasi Eco-Hotel dari badan TUV Rheinland yang berpusat di Jerman sebagai wujud tanggung jawab Sheraton pada lingkungan. Terdapat sepuluh langkah yang telah dilaksanakan Sheraton Surabaya Hotel and Towers untuk mendapatkan sertifikasi Eco Hotel.

Transcript of 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan · 25 Universitas Kristen Petra Gambar 4.1....

  • 24 Universitas Kristen Petra

    4. ANALISA DAN PEMBAHASAN

    4.1. Gambaran Umum Perusahaan

    Sheraton Corporation didirikan pada tahun 1937 di Springfield,

    Stoneheaven, Massachussets, Amerika Serikat oleh Ernest Henderson dan Robert

    L. Moore. Kantor pusat Sheraton Corporation berkedudukan di Boston, Amerika

    Serikat. Pada bulan Februari 1998, ITT Sheraton Corporation diakuisisi oleh

    Starwood Lodging yang berganti nama menjadi Starwood Hotel and Resort, Inc.,

    sehingga kepemilikan Sheraton Hotel and Resort sepenuhnya dipegang oleh

    Starwood.

    Sheraton Hotel Surabaya and Towers dibuka dan diresmikan oleh Menteri

    Pariwisata Pos dan Telekomunikasi, Joop Ave pada tanggal 5 Januari 1996, yakni

    menjelang dilaksanakannya ATF (Asean Tourism Forum) di Ballroom Sheraton

    pada tanggal 6-12 Januari 1996. Hingga saat ini Sheraton memiliki 348 kamar dan

    suite, 45 kamar apartemen, 10 ruang pertemuan termasuk dengan ballroom,

    fasilitas kolam renang dan health club. Di dalam Sheraton Surabaya Hotel and

    Tower terdapat Ken Dedes Pool Bar, Kawi Lounge, Kafe Bromo, Lung Yuan

    Restaurant, La Patisserie, dan Java Café. Sheraton Surabaya Hotel and Towers

    berlokasi di tengah kota Surabaya di Jalan Embong Malang 25-31, Surabaya

    60261, Indonesia. Sheraton bersebelahan dengan Tunjungan Plasa yang

    merupakan pusat perbelanjaan terbesar di Surabaya.

    Pada tanggal 5 April 2012 Sheraton Surabaya Hotel mendapatkan

    sertifikasi Eco-Hotel dari badan TUV Rheinland yang berpusat di Jerman sebagai

    wujud tanggung jawab Sheraton pada lingkungan. Terdapat sepuluh langkah yang

    telah dilaksanakan Sheraton Surabaya Hotel and Towers untuk mendapatkan

    sertifikasi Eco Hotel.

    http://www.petra.ac.id/http://dewey.petra.ac.id/dgt_directory.php?display=classificationhttp://digilib.petra.ac.id/help.htmlhttp://www.petra.ac.idhttp://dewey.petra.ac.id/dgt_directory.php?display=classificationhttp://digilib.petra.ac.id/help.html

  • 25 Universitas Kristen Petra

    Gambar 4.1. Sepuluh Langkah untuk Mendapatkan Sertifikasi Eco-Hotel

    (Sumber: TUV Rheinland, 2010)

    1. Management Commitment yang dimulai oleh top management dari

    Sheraton Surabaya Hotel and Towers pada tanggal 3-4 Agustus 2010.

    2. Form of Eco-Hotel Team yaitu pembentukan tim yang bertanggung jawab

    pada implementasi sistem Eco-Hotel di Sheraton Surabaya Hotel and

    Towers. Susunan tim yang terbentuk dapat dilihat pada gambar 2.

    Noviadi Suryadarma

    ESP Champion

    Esti Hariyono

    SSHT Site

    Coordinator

    Stefanus A. (Lead)

    Mohammad Ghomri

    PGFC Site

    Coordinator

    Wayan Wijana

    Program Coordinator

    Energy Management

    Ali Maskur

    Program Coordinator

    Water Management

    Rajiv Kapoor (Lead)

    Eko Yulianto

    Program Coordinator

    Waste Management

    Bambang Sugiyono (Lead)

    Achmad Sujono

    Program Coordinator

    Safety & Security

    Management

    Meita Tanjung

    Training Coordinator

    Indira Maharani

    Training Coordinator

    M. Rifaan

    Program Coordinator

    Energy Management

    M. Ikhsan

    Program Coordinator

    Water Management

    Asep (Lead)

    Jeffry

    Program Coordinator

    Waste Management

    Masharudin

    Program Coordinator

    Safety & Security

    Management

    External Support

    - Pakuwon TP

    - Pakuwon Lincensing

    Hratch Khatchanian

    Chairman

    ESP-GEN 002-A02-07.11

  • 26 Universitas Kristen Petra

    Gambar 4.2. Green Council Organization Structure

    (Sumber: Sheraton Surabaya Hotel and Towers, 2011)

    3. Intial audit/ gap assessment yang dilakukan oleh TUV Rheinland pada

    tanggal 5-6 Agustus 2010 sebagai audit awal sebelum

    mengimplementasikan sistem Eco-Hotel.

    4. Awareness Training yang dilakukan oleh tim TUV Rheinland pada seluruh

    karyawan pada tanggal 1-2 Desember 2010.

    5. System development yang dilakukan oleh tim Eco-Hotel Sheraton

    Surabaya Hotel and Towers pada tanggal 10-11 Januari 2011.

    6. System implementation yaitu penerapan sistem yang telah di bentuk

    berdasarkan syarat yang ditentukan oleh TUV Rheinland.

    7. Internal audit training yang dilakukan oleh tim Eco-Hotel Sheraton

    Surabaya Hotel and Towers pada tanggal 11-12 Juli 2011.

    8. Internal audit yang dilakukan oleh internal auditor pada tanggal 29

    September 2011 dan 5 Oktober 2011.

    9. Management review oleh top management pada tanggal 20 Oktober 2011.

    10. Certification audit oleh TUV Rheinland pada tanggal 3-4 November 2011

    sebagai penentuan perolehan sertifikat Eco-Hotel di Sheraton Surabaya

    Hotel and Towers.

    Sertifikat ini berlaku selama tiga tahun dan untuk memperpanjangnya akan

    dilakukan audit kembali dari pihak TUV Rheinland.

    Dari delapan elemen dalam Sertifikasi Eco-Hotel, peneliti mengambil titik

    fokus pada elemen manajenem limbah. Menurut Kapoor (2011), limbah adalah

    bahan yang tidak diinginkan atau tidak berguna yang dapat dihasilkan selama

    pengambilan bahan baku, pengelolaan bahan baku menjadi produk setengah jadi

    dan produk akhir, konsumsi produk, dan kegiatan operasional lainnya dalam

    properti.

    Menurut Kapoor (2011), Sheraton Surabaya Hotel and Towers

    mengklasifikasikan sampah menjadi lima, yaitu:

    1. Sampah kering : sampah logam, kaleng bekas, botol kaca bekas, botol

    plastik, wadah plastik, styrofoam, kemasan plastik, gelas plastik, tekstil

    bekas, wadah sabun dan sampo cair bekas.

  • 27 Universitas Kristen Petra

    2. Sampah basah : sisa makanan, daging dan tulang, sampah patiseri, sisa

    saus, tisu basah, daun dan tanaman.

    3. Sampah kertas : koran bekas, kardus, kotak bekas, kertas, majalah bekas,

    karton.

    4. Sampah bahan beracun dan berbahaya : minyak goreng bekas, bola lampu

    rusak, lampu merkuri, kain yang terkontaminasi, cat kaleng, sisa cat,

    minyak pelumas bekas, baterai bekas, toner dan tinta kartrid, residu

    pelarut.

    5. Sampah pecah belah : gelas kaca yang pecah atau retak, chinaware yang

    becak atau retak, panel jendela atau cermin yang rusak.

    Kelima klasifikasi sampah ini diolah oleh Sheraton Surabaya Hotel and Towers

    berdasarkan sistem manajemen limbah yang dipatokkan pada sertifikasi Eco-

    Hotel.

    4.2. Perolehan Data Kualitatif

    Penelitian ini didasarkan pada teori Sugiono (2010) yang menyebutkan

    bahwa data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi dan

    trianggulasi.

    4.2.1. Hasil Wawancara

    Peneliti mewawancarai satu orang informan yang menjadi informan utama

    dalam penelitian ini. Informan tersebut adalah Bapak Noviadi Suryadarma selaku

    Environmental Sustainability Policy Champion dan selaku Direktur Operational

    Excellent di Sheraton Surabaya Hotel and Towers. Peneliti melakukan wawancara

    pada tanggal 20 September 2012, 28 Februari 2013 dan 2 Mei 2013. Pertanyaan

    wawancara berupa penerapan manajemen limbah berdasarkan sertifikasi Eco-

    Hotel di Sheraton Surabaya Hotel and Towers. Penerapan manajemen limbah

    didasarkan dari sebelas syarat yang diajukan oleh sistem manjemen limbah Eco-

    Hotel.

  • 28 Universitas Kristen Petra

    Syarat 1: Instruksi khusus tentang pemisahan limbah dan manajemen limbah

    internal di lokasi tertentu seperti kamar, dapur, restoran, bar, lokasi engineering,

    taman, kolam renang, area parkir dan lain-lain.

    Instruksi khusus terdapat dalam Standard Operational Procedure (SOP)

    mengenai penanganan limbah tidak berbahaya maupun limbah berbahaya di

    Sheraton Surabaya Hotel and Towers yang dibuat oleh Environmental

    Sustainability Policy Team. Sedangkan instruksi khusus yang dapat dilihat oleh

    tamu adalah label pemilahan sampah pada tempat sampah yang ada di area front

    of the house dan back of the house.

    Syarat 2: Limbah dipisahkan mulai dari tempat asal hingga limbah tersebut

    dihasilkan.

    Sheraton Surabaya Hotel and Towers menyediakan klasifikasi mengenai

    pemilahan sampah yang berbeda antara area front of the house dengan area back

    of the house. Pada area back of the house terdapat lima macam tempat sampah

    yaitu sampah kering, sampah kertas, sampah basah, sampah pecah belah dan

    sampah berbahaya. Namun pada area front of the house hanya dipilah menjadi dua

    macam sampah yaitu recycle dan trash. Recycle merupakan sampah yang bisa di

    daur ulang dan trash merupakan sampah yang tidak bisa didaur ulang. Pemilahan

    sampah menjadi dua ini didasarkan pada brand standard yang ada di hotel

    Sheraton.

    Syarat 3: Tempat penyimpanan limbah yang sesuai untuk setiap jenis-jenis

    limbah

    Tempat penyimpanan limbah sementara Sheraton Surabaya Hotel and

    Towers terletak di lantai Lower Ground (LG) yang dibagi menjadi tiga ruangan.,

    satu ruang khusus sampah berbahaya, sebelahnya khusus sampah basah dalam

    bentuk pendingin ruangan (walk chilller) dengan suhu 5 derajat celcius yang

    merupakan syarat dari food safety. Bila tidak ada pendingin ruangan maka bakteri

    akan berkembang lebih banyak pada danger zone. Pendingin ruangan berfungsi

    untuk memperlambat laju pembusukan yang menyebabkan sampah tidak berbau.

    Eco-Hotel tidak mensyaratkan adanya pendingin ruangan. Satu ruangan lainnya

  • 29 Universitas Kristen Petra

    adalah ruang untuk sampah kering dan sampah kertas. Untuk sampah pecah belah,

    mengingat itu adalah benda pecah belah yang akan membahayakan orang yang

    mengelolanya, maka dimasukkan di sampah berbahaya untuk penyimpanan dan

    pembuangannya karena mempunyai resiko keselamatan karyawan dan kesehatan.

    Syarat 4: Pengukuran dan pencatatan jenis dan jumlah limbah secara teratur di

    hotel.

    Setiap jenis limbah yang dihasilkan dicatat setiap hari di ruang

    penyimpanan sampah sementara. Pengukuran ini dibedakan berdasarkan

    klasifikasi limbah yang ada, selain itu dibedakan lagi berdasarkan jenisnya.

    Contohnya sampah kertas diukur sendiri, sampah kardus diukur sendiri.

    Pengukuran limbah menggunakan satuan kilogram, baik limbah padat atau cair

    seperti minyak goreng. Pencatatan dilakukan oleh steward yang bertugas hari itu

    dan data akan diolah oleh chief steward setiap akhir bulan dan dilaporkan pada

    koordinator waste management setiap bulannya.

    Syarat 5: Pengolahan limbah organik menjadi kompos di lokasi hotel atau adanya

    fasilitas eksternal untuk pembuatan kompos tersebut.

    Sheraton Surabaya Hotel and Towers belum melakukan pengomposan

    karena tidak mempunyai tempat yang memadai, sehari sampah basah di Sheraton

    mencapai satu ton dan area Sheraton bersebelahan dengan Tunjungan Plaza.

    Pengomposan juga membutuhkan waktu sehingga tidak ada tempat yang memadai

    untuk menyimpan sampah selama itu. Sheraton sedang mencari partnership yang

    dapat membantu dalam hal pengomposan. Saat ini hanya di buang langsung ke

    Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Surabaya. Pemerintah pun belum

    mempunyai area untuk pengomposan sampah organik.

    Syarat 6: Penggunaan perangkat penghancur untuk mengurangi volume limbah.

    Sheraton Surabaya Hotel and Towers tidak memiliki crusher atau alat

    penghancur untuk mengurangi volume sampah. Sampah hanya dipilah saja,

    penghancuran sampah ada di tempat kolektor. Alat penghancur memerlukan

    lokasi yang besar dan mengakibatkan polusi suara sehingga Sheraton Surabaya

  • 30 Universitas Kristen Petra

    Hotel and Towers menyerahkan pada kolektor yang mengambil sampah di hotel

    Sheraton.

    Syarat 7: Limbah organik, kaca, kertas, bungkus metal dan tekstil dipisahkan dan

    dikirim kepada kolektor yang cocok untuk digunakan kembali atau didaur ulang.

    Untuk sampah basah yang merupakan sampah organik pula dibuang

    langsung ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Surabaya. Belum ada

    kolektor untuk sampah organik. Sedangkan sampah kaca, kertas, bungkus metal

    dan tekstil yang merupakan sampah kering diserahkan pada kolektor sampah

    kering yang ada di Surabaya untuk didaur ulang atau digunakan kembali. Sheraton

    Surabaya Hotel and Towers mendapatkan sejumlah uang dari penjualan sampah

    tersebut pada kolektor.

    Syarat 8: Limbah berbahaya disimpan, dicatat sesuai dengan peraturan yang

    berlaku dan dibuang melalui operator yang memiliki izin. Limbah berbahaya yang

    dimaksud adalah minyak goreng bekas pakai, baterai, lampu fluorescent, sisa-sisa

    cat, pelumas bekas pakai (oli mesin dan lain-lain), toner dan katrid tinta.

    Penanganan limbah berbahaya didasarkan pada Peraturan Pemerintah no 85

    Tahun 1999.

    Penyimpan limbah berbahaya terdapat pada ruangan khusus di lantai

    Lower Ground (LG), dengan ruangan yang didesain memiliki kemiringan 5

    derajat Celcius untuk menghindari cairan berbahaya yang tumpah. Di dalam ruang

    penyimpanan limbah berbahaya terdapat saluran khusus untuk menampung

    tumpahan limbah berbahaya. Ruang penyimpanan limbah berbahaya terletak di

    lokasi yang tidak rawan bencana seperti banjir. Di dalam ruangan ini terdapat

    intruksi khusus yang harus dipatuhi dalam pengolahan limbah berbahaya serta alat

    keselamatan seperti kaca mata, masker, obat-obatan, alat pencuci mata dan

    wastafel untuk menghindari dan menanggulangi terjadinya kecelakaan di dalam

    ruangan peyimpanan.

    Pembuangan limbah berbahaya diserahkan pada badan yang dikontrak

    oleh Sheraton yaitu PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) di Bogor yang

    mempunyai izin dari pemerintah untuk mengolah limbah berbahaya termasuk

  • 31 Universitas Kristen Petra

    minyak goreng, oli dan sampah pecah belah. Sheraton Surabaya Hotel and Towers

    selalu mendokumentasikan penyerahan limbah ke PT. PPLI. Dokumen tersebut

    akan dilaporkan pada pemerintah setiap tiga bulan sekali.

    Syarat 9: Langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi limbah, seperti

    meningkatkan kesadaran tamu dan pembelian produk menggunakan kemasan

    yang dapat dikembalikan atau menggunakan produk kemasan besar.

    Sheraton Surabaya Hotel and Towers mengurangi limbah dengan cara:

    a. memasang intruksi pada tempat sampah yang ada mengenai pemilahan

    sampah

    b. menggunakan program Make a Green Choice yaitu program yang

    dijalankan pada tahun 2013 dengan menyediakan sebuah kartu di atas

    tepat tidur. Para tamu diminta untuk meletakkan kartu di atas tempat tidur

    jika mereka menyetujui bahwa kamarnya akan dibersihkan oleh pihak

    housekeeping. Inti dari program ini adalah mengurangi layanan

    housekeeping untuk semalam bagi tamu yang menginap lebih dari 2

    malam. Namun tidak ada promosi program secara verbal yang dilakukan

    oleh pihak hotel.

    c. Menggunakan produk kemasan besar dari pada produk kemasan kecil

    untuk Food and Baverage product

    d. Program Sustainable Meeting Practice yaitu Sheraton tidak meyediakan

    botol air mineral plastik di meeting room tapi hanya diberi gelas dan

    dispenser untuk mengambil air minum, serta menerapkan sistem linenless

    pada kursi dan meja. Note pad tidak dibagikan di meja individu namun

    diletakkan pada meja tersendiri dan tamu dapat mengambil sesuai

    kebutuhan

    e. Di back of the house untuk fotokopi menggunakan kertas yang sudah

    yang sudah digunakan salah satu sisinya.

    f. Instruksi berupa himbauan “ please consider the environment

    before pr inting this email .” yang terdapat dalam setiap email dari

    karyawan Sheraton Surabaya Hotel and Towers.

  • 32 Universitas Kristen Petra

    Syarat 10: Menghindari penggunaan wadah sekali pakai atau kemasan porsi kecil

    Masih ada yang menggunakan single packaging, seperti sampo dan sabun

    karena hal tersebut merupakan brand standard dari Sheraton, serta butter dan

    yoghurt untuk makan pagi masih menggunakan single packaging. Sedangkan

    untuk madu, gula, garam, ,mayonnaise, mustard, kecap akan disajikan dengan

    menggunakan piring kecil dan diambil dari package besar yang ada di dapur.

    Syarat 11: Menggunakan botol yang dapat dikembalikan sebagai pengganti botol

    sekali pakai atau kaleng.

    Ada beberapa produk yang sudah menggunakan botol yang dapat

    dikembalikan seperti gallon air mineral, botol kaca minuman bersoda, tempat

    telur, botol saus seperti kecap, saus tomat dan lain-lain, serta botol minyak goreng

    18 liter.

    4.2.2. Hasil Observasi

    Peneliti melakukan observasi sejak bulan Juli 2012 hingga bulan Januari

    2013 ketika penulis sedang melaksanakan praktek kerja lapangan di Sheraton

    Surabaya Hotel and Tower serta observasi kembali pada tanggal 2 Mei 2013.

    Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi langsung di lapangan.

    Peneliti ditemani oleh Bapak Eko Yulianto (Executive Housekeeping) dan Bapak

    Suwaji (Chief Steward) saat melakukan observasi.

    Syarat 1: Instruksi khusus tentang pemisahan limbah dan manajemen limbah

    internal di lokasi tertentu seperti kamar, dapur, restoran, bar, lokasi engineering,

    taman, kolam renang, area parkir dan lain-lain.

    Instruksi pemisahan limbah terdapat pada label yang tertera di tempat

    sampah yang ada. Di area front of the house seperti kamar, restoran, bar, kolam

    renang, area parkir ada intruksi pemisahan sampah menjadi dua yaitu recycle dan

    trash. Di area back of the house seperti dapur, engineering, ruang kantor, kantin

    dibedakan menjadi lima macam sampah. Hanya saja sampah yang ada di taman

    tidak memiliki label sehingga macam sampah yang ada di dalamnya bercampur

    menjadi satu.

  • 33 Universitas Kristen Petra

    Syarat 2: Limbah dipisahkan mulai dari tempat asal hingga limbah tersebut

    dihasilkan.

    Ada pemilahan sampah yang berbeda antara area back of the house dan

    front of the house. Area front of the house memilah sampah menjadi dua yaitu

    recycle dan trash. Sedangkan area back of the house memilah sampah menjadi

    lima yaitu sampah kering, sampah kertas, sampah basah, sampah pecah belah, dan

    sampah berbahaya. Walaupun pemilahan di area front of the house lebih sedikit,

    sampah tersebut ketika dibawa ke area back of the house akan mengalami proses

    pemilahan lagi menjadi lima bagian sesuai dengan klasifikasi sampah yang ada di

    Sheraton Surabaya Hotel and Towers. Namun pemilahan sampah ini belum

    berjalan dengan baik, terutama pada pemilahan sampah kering dan sampah basah.

    Masih banyak dijumpai dalam tempat sampah basah seperti plastik, karton, dan

    kaleng di area back of the house. Sedangkan pemilahan sampah di front of the

    house sudah terpilah dengan baik.

    Syarat 3: Tempat penyimpanan limbah yang sesuai untuk setiap jenis-jenis

    limbah

    Tempat penyimpanan limbah sementara berada di lantai Lower Ground

    (LG) yang bersebelahan dengan ruangan laundry dan memiliki pintu keluar

    tersendiri yang langsung menyambung di tempat parkir Tunjungan Plasa, setelah

    memasuki pintu masuk akan terdapat lampu listrik penyengat serangga untuk

    mencegah masuknya serangga ke dalam ruangan. Di sebelah kiri ruangan terdapat

    kotak obat-obatan untuk pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan, namun

    dalam kotak tersebut tidak ada isinya atau kosong. Terdapat pula wastafel untuk

    mencuci tangan, setiap karyawan yang bertugas dalam ruangan ini diharuskan

    untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah menangani sampah. Serta terdapat

    alat pencuci mata darurat bila sampah terkontak langsung dengan mata dan alat

    pemadam kebakaran bila terjadi kebakaran. Lantai tempat penyimpanan sampah

    sementara kondisinya cukup licin sebab seringnya arus keluar masuk berbagai

    macam sampah. Untuk menghindari hal ini setiap steward yang bertugas

    diharuskan menggunakan safety shoes untuk mencegah kecelakaan karena

  • 34 Universitas Kristen Petra

    terpeleset. Dalam tempat penyimpanan sementara ini dibagi menjadi tiga ruangan

    yaitu ruangan untuk menyimpan sampah berbahaya dan pecah belah, sampah

    kering dan kertas, serta sampah basah. Setiap ruangan ditutup dengan pagar kawat

    dan dikunci sehingga membatasi orang yang dapat memasuki ruangan tersebut.

    Sampah kering dan kertas disimpan dalam satu ruangan karena sampah

    tersebut akan diserahkan pada kolektor untuk didaur ulang atau digunakan

    kembali. Sampah kering dipisahkan menurut jenisnya yaitu sampah logam, kaleng

    bekas, botol kaca bekas, botol plastik, wadah plastik, styrofoam, kemasan plastik,

    gelas plastik, tekstil bekas, wadah sabun dan sampo cair bekas. Begitu pula

    dengan sampah kertas yang dipisahkan berdasarkan jenisnya yaitu koran bekas,

    kardus, kotak bekas, kertas, majalah bekas, karton. Setiap jenisnya dibungkus

    dalam kantong sampah berwarna hitam dan diletakkan dalam rak yang sudah

    disediakan untuk menyimpan sampah. Sampah tidak diletakkan langsung di atas

    lantai. Pada pagar luar terdapat keterangan lokasi sampah kering yang dapat

    didaur ulang, keterangan mengenai jenis-jenis yang termasuk sampah kering dan

    kertas, terdapat pula keterangan bahwa sampah yang ada di dalamnya merupakan

    sampah mudah terbakar, serta himbauan untuk menggunakan sarung tangan dan

    masker.

    Ruangan penyimpanan sementara sampah basah berada di antara tempat

    penyimpanan sementara sampah kering dan sampah berbahaya. Sampah basah di

    simpan sementara dalam ruangan pendingin, yang dibagian luar terdapat catatan

    suhu ruangan pendingin yang selalu dipantau setiap pagi dan sore oleh steward.

    Suhu ruangan pendingin tidak boleh melebihi 5 derajat Celcius. Pintu ruangan

    harus selalu tertutup rapat untuk menghindari perubahan suhu di dalam ruangan.

    Seluruh lantai dan dinding ditutupi oleh ubin. Sampah basah yang ada disimpan

    dalam kantong sampah plastik yang sudah diikat rapat dan diletakkan dalam

    tempat sampah yang ada di dalam ruangan. Sampah basah tidak dibiarkan tercecer

    di lantai. Sampah ini akan diangkut oleh pihak pemerintah setap hari untuk

    dibawa langsung ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Surabaya.

    Ruangan yang dikhususkan untuk sampah berbahaya memiliki kemiringan

    5 derajat untuk mengindari limbah cair yang tumpah tidak mengendap di lantai

    namun langsung mengalir ke saluran khusus limbah berbahaya. Pada pagar kawat

  • 35 Universitas Kristen Petra

    tergantung keterangan mengenai tata letak tempat penyimpanan limbah bahan

    berbahaya dan beracun (B3), keterangan mengenai tempat penyimpanan limbah

    B3, koordinat lokasi, Standard Operational Procedure (SOP) penganganan

    limbah B3, larangan untuk memasuki area ini karena merupakan area terlarang,

    dan keterangan mengenai simbol dari sifat limbah B3. Ketika memasuki ruangan

    ini teradapat kacamata dan masker yang harus digunakan oleh petugas yang

    memasuki ruangan ini. Penyimpanan limbah berbahaya ada dalam drum yang

    disertai dengan simbol limbah dan tanda bahaya. Drum-drum yang ada diletakan

    lebih tinggi dari lantai sehingga tidak bersentuhan langsung dengan lantai.

    Syarat 4: Pengukuran dan pencatatan jenis dan jumlah limbah secara teratur di

    hotel.

    Pengukuran dan pencatatan jenis dan jumlah limbah dilakukan di tempat

    penyimpanan sampah sementara. Limbah diukur menggunakan timbangan dengan

    satuan kilogram. Setiap steward yang bertugas mencatat seluruh limbah yang

    dihasilkan pada hari itu sesuai dengan jenisnya. Pencatatan dilakukan setiap hari

    dan pada akhir bulan chief steward akan mengumpulkan catatan itu dan

    dirangkum menjadi sebuah laporan yang akan dilaporkan pada koordinator waste

    management. Jumlah sampah yang diambil oleh kolektor yang bekerja sama

    dengan pihak hotel akan dicatat pula untuk dilaporkan pada koordinator waste

    management.

    Syarat 5: Pengolahan limbah organik menjadi kompos di lokasi hotel atau adanya

    fasilitas eksternal untuk pembuatan kompos tersebut.

    Sheraton Surabaya Hotel and Towers tidak mengolah limbah organik

    menjadi kompos dan tidak menggunakan fasilitas eksternal untuk pembuatan

    kompos tersebut. Limbah organik yang banyak terkandung dalam sampah basah

    langsung dibuang ke TPA Benowo.

    Syarat 6: Penggunaan perangkat penghancur untuk mengurangi volume limbah.

    Sheraton tidak memiliki perangkat penghancur untuk mengurangi volume

    limbah. Limbah yang ada diserahkan utuh pada kolektor sebab penghancuran

  • 36 Universitas Kristen Petra

    limbah tersebut akan dilakukan oleh kolektor yang sudah berkerja sama dengan

    pihak hotel.

    Syarat 7: Limbah organik, kaca, kertas, bungkus metal dan tekstil dipisahkan dan

    dikirim kepada kolektor yang cocok untuk digunakan kembali atau didaur ulang.

    Limbah organik tidak diserahkan pada kolektor untuk digunakan kembali

    atau didaur ulang, melainkan langsung dibuang ke TPA Benowo melalui badan

    pemerintah yang bekerja sama dengan pihak hotel. Sedangkan kaca, kertas,

    bungkus metal tekstil serta jenis sampah kering dan kertas lainnya diserahkan

    pada Ibu Sunah sebagai kolektor jenis sampah tersebut untuk digunakan kembali

    atau didaur ulang. Ibu Sunah mengambil sampah tersebut setiap dua hari sekali

    dan membayar pada pihak hotel sesuai dengan jumlah sampah yang diambilnya.

    Syarat 8: Limbah berbahaya disimpan, dicatat sesuai dengan peraturan yang

    berlaku dan dibuang melalui operator yang memiliki izin. Limbah berbahaya yang

    dimaksud adalah minyak goreng bekas pakai, baterai, lampu fluorescent, sisa-sisa

    cat, pelumas bekas pakai (oli mesin dan lain-lain), toner dan katrid tinta.

    Penanganan limbah berbahaya didasarkan pada Peraturan Pemerintah no 85

    Tahun 1999.

    Limbah berbahaya disimpan dalam kemasan dengan kondisi baik, tidak

    rusak dan bebas dari pengkaratan serta kebocoran. Kemasan terbuat dari bahan

    plastik atau logam yang tidak menyebabkan adanya reaksi dengan limbah yang

    ada di dalamnya, dan memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya

    tumpahan saat dilakukan pemindahan atau pengangkutan. Setiap tempat harus

    disertai dengan simbol limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang

    menunjukkan jenis limbah yang tersimpan di dalamnya.

    Bangunan tempat penyimpanan limbah ini tidak besar sebab jenis limbah

    bahan berbahaya dan beracun (B3) yang dihasilkan oleh hotel hanya ada empat

    yaitu minyak goreng, lampu, contaminated goods dan sampah pecah belah.

    Ruangan terlindung dari masuknya air hujan baik secara langsung maupun tidak

    langsung dan memiliki ventilasi udara yang baik untuk mencegah terjadinya

    akumulasi gas dalam ruang penyimpanan. Alat sengat listrik diletakkan di dekat

  • 37 Universitas Kristen Petra

    pintu masuk untuk mencegah masuknya binatang kecil dalam ruang penyimpanan.

    Ada pula lampu untuk menerangi ruangan yang diletakkan satu meter lebih di atas

    limbah B3 dengan sakelar yang terdapat di bagian luar ruangan. Pada bagian luar

    tempat penyimpanan pun diberi simbol sebagai keterangan limbah berbahaya.

    Lantai bangunan kedap air dan tidak bergelombang. Lantai dibuat menurun ke

    arah bak penampungan dengan kemiringan lima derajat.

    Pencatatan limbah B3 yang dihasilkan dilakukan oleh steward dan akan

    diolah menjadi laporan oleh Chief steward dan diserahkan setiap bulannya pada

    koordinator waste management. Limbah dibuang melalui badan yang sudah

    mendapatkan sertifikasi dari pemerintah untuk mengolah limbah B3. Badan yang

    dikontrak oleh Sheraton Surabaya Hotel and Towers adalah PT. Prasadha

    Pamunah Limbah Industri (PPLI) yang berpusat di Bogor. Dokumen pengambilan

    limbah disimpan oleh pihak hotel dan dilaporkan kepada pemerintah setiap tiga

    bulan sekali sebagai bentuk tanggung jawab hotel terhadap lingkungan.

    Syarat 9: Langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi limbah, seperti

    meningkatkan kesadaran tamu dan pembelian produk menggunakan kemasan

    yang dapat dikembalikan atau menggunakan produk kemasan besar.

    a. memasang intruksi pada tempat sampah yang ada mengenai pemilahan

    sampah

    b. menggunakan program Make a Green Choice yaitu program yang

    dijalankan pada tahun 2013 dengan menyediakan sebuah kartu di atas

    tepat tidur. Kartu itu menjelaskan bahwa bila kartu tidak diletakkan di atas

    tempat tidur maka tamu menyetujui bahwa linen kamarnya tidak akan

    diganti oleh pihak house keeping. Linen yang dimaksud adalah bed sheet

    dan handuk yang diletakkan di atas rak. Bila handuk diletakkan di bawah

    lantai artinya tamu ingin handuk diganti.

    c. Menggunakan balk packaging dari pada single use packaging untuk Food

    and Baverage product

    d. Program Sustainable Meeting Practice : meeting room tidak meyediakan

    botol air mineral plastik tapi hanya diberi gelas dan dispenser untuk

    mengambil air, serta menerapkan sistem linenless pada kursi dan meja,

  • 38 Universitas Kristen Petra

    note pad tidak dibagikan di meja individu namun diletakkan pada meja

    tersendiri dan tamu dapat mengambil sesuai kebutuhan.

    e. Di back of the house untuk fotokopi menggunakan kertas yang sudah

    yang sudah digunakan salah satu sisinya.

    f. Instruksi berupa himbauan “ please consider the environment

    before pr inting this email .” yang terdapat dalam setiap email dari

    karyawan Sheraton Surabaya Hotel and Towers.

    Syarat 10: Menghindari penggunaan wadah sekali pakai atau kemasan porsi kecil

    Peneliti melakukan observasi di gudang penyimpanan milik Sheraton

    Surabaya Hotel and Towers dan menemukan bahwa pihak hotel sudah

    menggunakan kemasan besar untuk produk food and baverage. Namun pihak

    hotel masih menggunakan kemasan porsi kecil untuk produk butter dan yoghurt.

    Pihak hotel masih menggunakan banyak produk dengan wadah sekali pakai.

    Penggunaan wadah yang dikembalikan ada pada produk saus, kecap, botol kaca

    minuman bersoda, galon air mineral, dan tempat telur.

    Syarat 11: Menggunakan botol yang dapat dikembalikan sebagai pengganti botol

    sekali pakai atau kaleng.

    Sheraton Surabaya Hotel and Towers menggunakan produk botol yang

    dapat dikembalikan seperti gallon air mineral, botol minuman soda, tempat telur,

    botol saus seperti kecap, saus tomat, serta botol minyak goreng 18 liter.

    4.2.3. Triangulasi Sumber Data

    Tabel 4.1. merupakan penggabungan dari data yang diperoleh peneliti.

    Data yang diperoleh merupakan hasil dari wawancara, observasi dan dokumentasi

    yang dilakukan oleh peneliti. Penggabungan data dalam tabel triangulasi

    dilakukan untuk mencari gap yang ada diantara implementasi sistem manajemen

    limbah di Sheraton Surabaya Hotel and Towers dengan sistem manajemen limbah

    berdasarkan sertifikasi Eco-Hotel.

  • 39 Universitas Kristen Petra

    Tabel 4.1. Triangulasi Data

    No. Syarat Manajemen

    Limbah Eco-Hotel Wawancara Observasi Dokumentasi

    1 Adanya instruksi khusus

    tentang pemisahan limbah

    dan manajemen limbah

    internal di lokasi tertentu

    seperti kamar, dapur,

    restoran, bar, lokasi

    engineering, taman, kolam

    renang, area parkir dan

    lain-lain.

    Instruksi khusus ada

    pada SOP mengenai

    waste management dan

    hazardous material

    handling. Selain itu

    terdapat pula melalui

    label yang tertempel di

    tempat sampah baik di

    area front atau back of the

    house. (2 Mei 2013)

    Instruksi pemilahan limbah

    ada di area back dan front

    of the house. Namun pada

    tempat sampah yang ada di

    taman tidak teradapat

    instruksi pemilahan

    sehingga sampah yang ada

    di dalamnya bercampur.

    Instruksi pemilahan sampah di area

    front dan back of the house.

    39

    Un

    ive

    rsita

    s K

    riste

    n P

    etra

  • 40 Universitas Kristen Petra

    Tabel 4.1. Triangulasi Data (Sambungan)

    No. Syarat Manajemen

    Limbah Eco-Hotel Wawancara Observasi Dokumentasi

    2 Memastikan bahwa limbah

    dipisahkan mulai dari

    tempat asal limbah

    dihasilkan. Pemisahan

    limbah dilakukan dengan

    menyediakan tempat

    sampah dengan warna yang

    berbeda-beda berdasarkan

    klasifikasi limbah di

    kamar, dapur, restoran dan

    lain-lain.

    Di area back of the house

    tempat sampah dibedakan

    menjadi 5 (sampah basah,

    sampah kering, sampah

    kertas, sampah berbahaya

    dan sampah pecah belah).

    Di area front of the house

    tempat sampah dibedakan

    menjadi 2 (recycle dan

    trash). Sampah area front

    of the house pada

    akhirnya akan dipilah

    menjadi 5 di area back of

    the house. (28 Februari

    2013)

    Di area back of the house

    tempat sampah dibedakan

    menjadi 5 (sampah basah,

    sampah kering, sampah

    kertas, sampah berbahaya

    dan sampah pecah belah).

    Di area front of the house

    tempat sampah dibedakan

    menjadi 2 (recycle dan

    trash). Sampah area front of

    the house pada akhirnya

    akan dipilah menjadi 5 di

    area back of the house.

    Pemilahan sampah basah,

    kering dan kertas belum

    berjalan dengan baik.

    Contoh yang salah : tempat sampah

    basah yang bercampur dengan dengan

    sampah kering dan sampah plastik

    40

    Un

    ive

    rsita

    s K

    riste

    n P

    etra

  • 41 Universitas Kristen Petra

    Tabel 4.1. Triangulasi Data (Sambungan)

    No. Syarat Manajemen

    Limbah Eco-Hotel Wawancara Observasi Dokumentasi

    3 Terdapat tempat

    penyimpanan limbah yang

    sesuai untuk setiap jenis-

    jenis limbah

    Di Lower Ground (LG)

    terdapat ruangan

    penyimpan limbah

    sementara yang

    didalamnya dibagi lagi

    menjadi 3 ruangan yaitu

    ruangan sampah

    berbahaya dan pecah

    belah; ruangan sampah

    basah yang disertai

    dengan pendingin

    ruangan; dan ruangan

    sampah kering dan kertas.

    (28 Februari 2013)

    Di LG ada 3 ruangan

    yaitu ruangan untuk

    menyimpan sampah

    berbahaya dan pecah

    belah, ruangan untuk

    sampah basah, dan

    ruangan untuk sampah

    kering dan kertas. Setiap

    ruangan dilengkapi

    dengan pagar untuk

    membatasi orang yang

    dapat masuk ke

    dalamnya, terapat pula

    alat untuk menanggulangi

    kecelakaan seperti kotak

    PPPK (namun kosong),

    41

    Un

    ive

    rsita

    s K

    riste

    n P

    etra

  • 42 Universitas Kristen Petra

    Tabel 4.1. Triangulasi Data (Sambungan)

    No. Syarat Manajemen

    Limbah Eco-Hotel Wawancara Observasi Dokumentasi

    3 wastafel untuk mencuci

    tangan, alat untuk

    mencuci mata dan tabung

    pemadam kebakaran.

    Ruangan tempat

    penyimpanan dilengkapi

    dengan pintu keluar

    khusus dan alat

    penyengat serangga untuk

    menghindari masuknya

    serangga ke dalam

    ruangan.

    42

    Un

    ive

    rsita

    s K

    riste

    n P

    etra

  • 43 Universitas Kristen Petra

    Tabel 4.1. Triangulasi Data (Sambungan)

    No. Syarat Manajemen

    Limbah Eco-Hotel Wawancara Observasi Dokumentasi

    4 Jenis dan jumlah limbah

    yang dihasilkan di hotel

    diukur dan dicatat secara

    teratur

    Ada pencatatan untuk

    setiap jenis limbah yang

    disimpan dan dikeluarkan

    oleh steward. (28

    Februari 2013)

    Pencatatan ada di ruang

    penyimpanan limbah

    sementara. Berat limbah

    dicatat dengan satuan

    kilogram dan dicatat

    setiap hari oleh steward

    yang bertugas. Setiap

    bulan catatan tersebut

    akan direkap menjadi

    laporan oleh chief

    steward dan dilaporkan

    pada koordinator waste

    management.

    Pengambilan limbah oleh

    kolektor akan dicatat pula

    oleh pihak hotel.

    43

    Un

    ive

    rsita

    s K

    riste

    n P

    etra

  • 44 Universitas Kristen Petra

    Tabel 4.1. Triangulasi Data (Sambungan)

    No. Syarat Manajemen

    Limbah Eco-Hotel Wawancara Observasi Dokumentasi

    5 Limbah organik hotel

    diolah menjadi kompos di

    lokasi hotel atau adanya

    fasilitas eksternal untuk

    pembuatan kompos

    tersebut.

    Tidak ada proses

    pengomposan karena

    tidak adanya tempat dan

    badan eksternal yang

    menangani hal ini.

    Limbah organik langsung

    dibuang ke TPA Benowo,

    Surabaya (2 Mei 2013)

    Tidak ada proses

    pengomposan karena

    tidak adanya tempat dan

    alat. Limbah organik

    yang banyak terkandung

    pada sampah basah

    langsung dibuang ke TPA

    Benowo, Surabaya.

    6 Penggunaan perangkat

    penghancur untuk

    pengurangan volume

    limbah (kaleng, tetra pack

    dan lain-lain)

    Tidak ada alat

    penghancur untuk

    mengurangi volume

    limbah karena tidak ada

    tempat. Penggunaan alat

    penghancur akan

    menimbulkan polusi

    Tidak ada alat

    penghancur untuk

    mengurangi volume

    limbah karena tempat

    tidak yang memadai.

    Penggunaan alat

    penghancur akan

    44

    Un

    ive

    rsita

    s K

    riste

    n P

    etra

  • 45 Universitas Kristen Petra

    Tabel 4.1. Triangulasi Data (Sambungan)

    No. Syarat Manajemen

    Limbah Eco-Hotel Wawancara Observasi Dokumentasi

    6 suara. Limbah akan

    dihancurkan oleh

    kolektor yang mengambil

    sampah kering dan kertas

    di Sheraton Surabaya

    Hotel and Towers (2 Mei

    2013)

    menimbulkan polusi

    suara sehingga proses

    penghancuran limbah

    dilakukan oleh pihak

    ketiga.

    7 Limbah organik, kaca,

    kertas atau karton, bungkus

    metal dan tekstil

    dipisahkan dan dikirim

    kepada kolektor yang

    cocok untuk digunakan

    kembali atau didaur ulang.

    Sampah basah tidak

    diserahkan pada kolektor

    melainkan dibuang ke

    TPA Benowo, sampah

    kertas dan kering diambil

    oleh Ibu Sunah, sampah

    berbahaya dan pecah

    belah diambil oleh PT.

    PPLI, Bogor.

    Limbah organik dibuang

    langsung ke TPA

    Benowo, sedangkan

    limbah kaca, kertas,

    bungkus metal dan tekstil

    ditampung oleh Ibu

    Sunah sebagai kolektor.

    Pihak hotel mendapatkan

    keuntungan finansial dari

    45

    Un

    ive

    rsita

    s K

    riste

    n P

    etra

  • 46 Universitas Kristen Petra

    Tabel 4.1. Triangulasi Data (Sambungan)

    No. Syarat Manajemen

    Limbah Eco-Hotel Wawancara Observasi Dokumentasi

    7 (28 Februari 2013)

    penjualan sampah kering

    dan kertas. Sampah

    berbahaya dan pecah

    belah diserakan pada PT.

    PPLI, Bogor.

    8 Limbah berbahaya

    disimpan, dicatat, sesuai

    dengan peraturan yang

    berlaku dan dibuang

    melalui operator yang

    memiliki izin. Limbah

    yang berbahaya yang

    dimaksud adalah minyak

    goreng bekas pakai, baterai

    Limbah berbahaya

    diproses sesuai dengan

    ketentuan pemerintah

    berdasarkan UU No 85

    Tahun 1999. Limbah

    berbahaya diserahkan

    pada PT. PPLI, Bogor.

    (28 Februari 2013)

    Limbah berbahaya

    disimpan dalam kemasan

    yang baik dan tertutup

    rapat, terhindar dari

    kebocoran dan

    pengkaratan. Limbah

    disimpan dalam ruangan

    yang bebas dari banjir. Di

    dalam ruangan disertai

    46

    Un

    ive

    rsita

    s K

    riste

    n P

    etra

  • 47 Universitas Kristen Petra

    Tabel 4.1. Triangulasi Data (Sambungan)

    No. Syarat Manajemen

    Limbah Eco-Hotel Wawancara Observasi Dokumentasi

    8 lampu fluorescent, sisa-sisa

    cat, pelumas bekas pakai

    (oli mesin dan lain-lain),

    toner dan katrid tinta.

    Penanganan limbah

    berbahaya didasarkan pada

    Peraturan Pemerintah No

    85 Tahun 1999.

    dengan simbol

    keterangan sifat dari zat

    berbahaya dan koordinat

    lokasi. Limbah dicatat

    setiap kali ada peletakkan

    limbah berbahaya oleh

    steward, direkap setiap

    bulan oleh chief steward

    dan dilaporkan pada

    coordinator waste

    management setiap

    bulannya. Sheraton

    Surabaya bekerjasama

    dengan PT. PPLI, badan

    yang menampung limbah

    berbahaya dan pecah

    47

    Un

    ive

    rsita

    s K

    riste

    n P

    etra

  • 48 Universitas Kristen Petra

    Tabel 4.1. Triangulasi Data (Sambungan)

    No. Syarat Manajemen

    Limbah Eco-Hotel Wawancara Observasi Dokumentasi

    8 belah. Dokumen yang ada

    selalu disimpan dan akan

    dilaporkan pada

    pemerintah setiap 3 bulan

    sekali.

    9 Mengambil langkah-

    langkah untuk mengurangi

    limbah, seperti

    meningkatkan kesadaran

    tamu dan pembelian

    produk menggunakan

    kemasan yang dapat

    dikembalikan atau produk

    kemasan besar.

    Menggunakan balk

    packaging dari pada

    single use packaging

    pada produk F&B;

    program sustainable

    meeting practice;

    memanfaatkan kertas

    cetak bekas untuk

    fotocopi; program Make a

    Green Choice;

    pemasangan label pemi-

    Menggunakan balk

    packaging dari pada

    single use packaging

    pada produk F&B;

    program sustainable

    meeting practice;

    memanfaatkan kertas

    cetak bekas untuk

    fotocopi; program Make a

    Green Choice;

    pemasangan label pemi-

    48

    Un

    ive

    rsita

    s K

    riste

    n P

    etra

  • 49 Universitas Kristen Petra

    Tabel 4.1. Triangulasi Data (Sambungan)

    No. Syarat Manajemen

    Limbah Eco-Hotel Wawancara Observasi Dokumentasi

    9 -lahan sampah di tempat

    sampah; himbauan untuk

    tidak mencetak email

    yang terdapat pada format

    email yang dimiliki oleh

    karyawan Sheraton

    Surabaya (2 Mei 2013)

    -lahan sampah di tempat

    sampah; himbauan untuk

    tidak mencetak email

    yang terdapat pada format

    email yang dimiliki oleh

    karyawan Sheraton

    Surabaya

    10 Menghindari penggunaan

    wadah sekali pakai atau

    kemasan porsi kecil.

    Hotel menggunakan

    produk single use

    package pada produk

    sampo dan sabun karena

    produk tersebut

    merupakan brand

    standard Sheraton. Selain

    itu produk butter dan

    Hotel menggunakan

    produk single use

    package pada produk

    sampo dan sabun karena

    produk tersebut

    merupakan brand

    standard Sheraton. Selain

    itu produk butter dan

    49

    Un

    ive

    rsita

    s K

    riste

    n P

    etra

  • 50 Universitas Kristen Petra

    Tabel 4.1. Triangulasi Data (Sambungan)

    No. Syarat Manajemen

    Limbah Eco-Hotel Wawancara Observasi Dokumentasi

    10 yoghurt juga

    menggunakan kemasan

    porsi kecil. (2 Mei 2013)

    yoghurt juga

    menggunakan kemasan

    porsi kecil.

    11 Menggunakan botol yang

    dapat dikembalikan

    sebagai pengganti botol

    sekali pakai atau kaleng.

    Hotel menggunakan

    produk yang kemasannya

    dapat dikembalikan pada

    produsennya. Produk

    tersebut adalah gallon air

    mineral, botol kaca

    minuman bersoda, botol

    saos dan kecap, gallon

    minyak goreng 18 liter,

    dan tempat telur. (2 Mei

    2013)

    Hotel menggunakan

    produk yang kemasannya

    dapat dikembalikan pada

    produsennya. Produk

    tersebut adalah gallon air

    mineral, botol kaca

    minuman bersoda, botol

    saos dan kecap, gallon

    minyak goreng 18 liter,

    dan tempat telur.

    50

    Un

    ive

    rsita

    s K

    riste

    n P

    etra

  • 51 Universitas Kristen Petra

    4.3. Pembahasan

    Berdasarkan Tabel 4.1. Triangulasi Data, peneliti akan memaparkan

    pembahasan mengenai gap yang terjadi antara standard Eco-Hotel dengan

    implementasi sistem manajemen limbah di Sheraton Surabaya Hotel and Towers.

    Syarat 1 : Instruksi khusus tentang pemisahan limbah dan manajemen limbah

    internal di lokasi tertentu seperti kamar, dapur, restoran, bar, lokasi engineering,

    taman, kolam renang, area parkir dan lain-lain.

    Berdasarkan tabel triangulasi, Sheraton Surabaya Hotel and Towers

    membuat instruksi khusus mengenai pemilahan sampah yang tercantum pada

    Standard Operational Procedure (SOP) mengenai penanganan pemisahan sampah

    untuk karyawan yang bertugas dan juga pada setiap tempat sampah yang ada di

    area back of the house dan front of the house. Namun masih ada instruksi

    mengenai pemilahan sampah yang terlewatkan, yaitu di area taman sehingga

    pemilahan sampah di area taman masih belum berjalan dengan baik. Tempat

    sampah yang ada di area taman hanya satu macam dan tidak diberi label mengenai

    pemilahan sampah. Dalam hal ini peneliti menilai bahwa Sheraton Surabaya Hotel

    and Towers belum sepenuhnya mengimplementasikan syarat ini.

    Syarat 2 : Memastikan bahwa limbah dipisahkan mulai dari tempat asal limbah

    dihasilkan. Pemisahan limbah dilakukan dengan menyediakan tempat sampah

    dengan warna yang berbeda-beda berdasarkan klasifikasi limbah di kamar, dapur,

    restoran dan lain-lain.

    Pemilahan limbah di area front of the house dibagi menjadi 2 yaitu recycle

    dan trash. Sedangkan pemilahan limbah di area back of the house dibagi menjadi

    5 yaitu sampah basah, sampah kering, sampah kertas, sampah berbahaya dan

    sampah pecah belah. Walaupun pemilahan di area front of the house lebih sedikit,

    sampah tersebut ketika dibawa ke area back of the house akan mengalami proses

    pemilahan lagi menjadi lima bagian sesuai dengan klasifikasi sampah yang ada di

    Sheraton Surabaya Hotel and Towers. Namun peneliti menemukan bahwa

    pemilahan sampah ini belum berjalan dengan baik, terutama pada pemilahan

  • 52 Universitas Kristen Petra

    sampah kering dan sampah basah. Masih banyak dijumpai dalam tempat sampah

    basah seperti plastik, karton, dan kaleng di area back of the house.

    Berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti, hal ini menunjukkan bahwa

    pemilahan yang terjadi di area front of the house sudah berjalan lancar namun

    pemilahan di area back of the house masih belum diimplementasikan dengan baik.

    Hal ini terbukti dengan ditemukannya campuran sampah kertas dan sampah

    plastik di dalam tempat sampah basah yang ada di salah satu pantry hotel.

    Syarat 3 : Tempat penyimpanan limbah yang sesuai untuk setiap jenis-jenis

    limbah

    Tempat penyimpanan limbah sementara yang berada di lantai Lower

    Ground (LG) sudah sesuai untuk setiap jenis-jenis limbah. Ketiga ruangan yang

    ada untuk menyimpan setiap jenis limbah sudah disesuaikan dengan fungsi dan

    jenisnya. Seperti tempat penyimpanan limbah kering dan kertas yang diletakkan

    dalam satu ruangan dikarenakan sampah tersebut diambil oleh kolektor yang

    sama. Pemisahan sampah berdasarkan jenis-jenis dari sampah kertas dan kering

    pun mempermudah steward dalam meletakkan sampah dan menjaga kerapian

    ruangan dan mempermudah kolektor dalam pengambilan sampah. Serta sampah

    berbahaya dan pecah belah yang juga dijadikan dalam satu ruangan dikarenakan

    kedua sampah ini memerlukan perhatian khusus dan menimbulkan potensi

    terjadinya hal berbahaya yang lebih besar dari pada jenis sampah lain.

    Penanganan yang dilakukan pun lebih khusus dan prosedur keselamatan dibuat

    untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Semua penanganan terdapat pada

    SOP mengenai penanganan limbah berbahaya yang selalu ada dalam ruangan

    tersebut.

    Peralatan keselamatan seperti masker dan sarung tangan selalu ada untuk

    mencegah terjadinya kecelakaan. Serta untuk penanggulangan terjadinya

    kecelakaan terdapat tabung pemadam kebakaran, wastafel dan alat pencuci mata

    darurat. Dalam ruangan tersebut terdapat pula kotak obat PPPK, namun kotak

    obat tersebut kosong. Hal ini sangat disayangkan sebab dalam ruang penyimpanan

    limbah sementara rawan akan terjadinya kecelakaan.

  • 53 Universitas Kristen Petra

    Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, dapat diambil kesimpulan

    bahwa Sheraton sudah menyediakan tempat penyimpanan limbah sementara yang

    sesuai namun pihak hotel masih belum memperhatikan sepenuhnya mengenai

    perlengkapan penanggulangan kecelakaan yang dapat terjadi di ruangan itu. Hal

    ini terbukti dengan adanya kotak PPPK yang kosong.

    Syarat 4 : Pengukuran dan pencatatan jenis dan jumlah limbah secara teratur di

    hotel.

    Pengukuran dan pencatatan jenis dan jumlah limbah dilakukan di tempat

    penyimpanan sampah sementara. Limbah diukur menggunakan timbangan dengan

    satuan kilogram. Setiap steward yang bertugas mencatat seluruh limbah yang

    dihasilkan pada hari itu sesuai dengan jenisnya. Pencatatan dilakukan setiap hari

    dan pada akhir bulan chief steward akan mengumpulkan catatan itu dan

    dirangkum menjadi sebuah laporan yang akan dilaporkan pada koordinator waste

    management. Jumlah sampah yang diambil oleh kolektor yang bekerja sama

    dengan pihak hotel akan dicatat pula untuk dilaporkan pada koordinator waste

    management. Berdasarkan data yang sudah diperoleh peneliti, dapat disimpulkan

    bahwa Sheraton Surabaya Hotel and Towers sudah mengimplementasikan syarat

    mengenai pengukuran dan pencatatan limbah secara teratur dengan baik.

    Syarat 5: Pengolahan limbah organik menjadi kompos di lokasi hotel atau adanya

    fasilitas eksternal untuk pembuatan kompos tersebut.

    Sheraton Surabaya Hotel and Towers belum melakukan pengomposan

    karena tidak mempunyai tempat yang memadai. Berdasarkan wawancara yang

    dilakukan oleh peneliti, Sheraton sedang mencari partnership yang dapat

    membantu dalam hal pengomposan. Pihak Sheraton pun menyatakan bahwa

    pemerintah Surabaya belum mempunyai area untuk pengomposan sampah

    organik. Saat ini sampah organik hanya di buang langsung ke Tempat

    Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Surabaya. Dalam hal ini peneliti

    menyimpulkan bahwa Sheraton Surabaya Hotel and Towers belum melakukan

    syarat kelima ini.

  • 54 Universitas Kristen Petra

    Syarat 6: Penggunaan perangkat penghancur untuk mengurangi volume limbah.

    Sheraton Surabaya Hotel and Towers tidak memiliki alat penghancur

    untuk mengurangi volume sampah. Sampah hanya dipilah saja, penghancuran

    sampah ada di tempat kolektor. Alat penghancur memerlukan tempat yang besar

    dan mengakibatkan polusi suara sehingga Sheraton Surabaya Hotel and Towers

    menyerahkan pada tangan kolektor yang mengambil sampah di hotel Sheraton.

    Dalam hal ini peneliti menyimpulkan bahwa Sheraton Surabaya Hotel and Towers

    belum melakukan syarat kelima ini.

    Syarat 7: Limbah organik, kaca, kertas, bungkus metal dan tekstil dipisahkan dan

    dikirim kepada kolektor yang cocok untuk digunakan kembali atau didaur ulang.

    Pada syarat ini limbah organik tidak diserahkan pada kolektor untuk

    digunakan kembali atau didaur ulang, melainkan langsung dibuang ke TPA

    Benowo melalui badan pemerintah yang bekerja sama dengan pihak hotel.

    Sedangkan kaca, kertas, bungkus metal tekstil serta jenis sampah kering dan

    kertas lainnya diserahkan pada Ibu Sunah sebagai kolektor jenis sampah tersebut

    untuk digunakan kembali atau didaur ulang. Ibu Sunah mengambil sampah

    tersebut setiap dua hari sekali dan membayar pada pihak hotel sesuai dengan

    jumlah sampah yang diambilnya. Sedangkan untuk sampah berbahaya dan pecah

    belah diserahkan pada PT. PPLI untuk digunakan kembali, didaur ulang dan juga

    ditimbun.

    Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, Sheraton Surabaya Hotel and

    Towers sudah melakukan penyerahan sebagian limbah pada kolektor untuk didaur

    ulang atau digunakan kembali. Hanya saja hal ini tidak dilakukan pada limbah

    organik dikarenakan belum adanya kolektor yang bekerjasama dengan pihak

    hotel.

    Syarat 8: Limbah berbahaya disimpan, dicatat sesuai dengan peraturan yang

    berlaku dan dibuang melalui operator yang memiliki izin. Limbah berbahaya yang

    dimaksud adalah minyak goreng bekas pakai, baterai, lampu fluorescent, sisa-sisa

    cat, pelumas bekas pakai (oli mesin dan lain-lain), toner dan katrid tinta.

  • 55 Universitas Kristen Petra

    Penanganan limbah berbahaya didasarkan pada Peraturan Pemerintah no 85

    Tahun 1999.

    Berdasarkan tabel triangulasi, peneliti menilai bahwa Sheraton Surabaya

    Hotel and Towers sudah melaksanakan syarat ke 10 dengan baik. Hal ini terbukti

    dengan penyimpanan limbah B3 di tempat yang aman dan selalu memperhatikan

    keselamatan dari pengelolanya, dilihat dari fasilitas yang ada seperti masker,

    sarung tangan, instruksi penanganan, kemasan limbah yang aman dan lain-lain.

    Sheraton Surabaya Hotel and Towers juga memperhatikan dengan baik

    mengenai pencatatan limbah B3 yang dihasilkan. Pencatatan limbah B3

    dilaksanakan secara teratur dan disimpan untuk dilaporkan pada pemerintah kota

    Surabaya setiap tiga bulan sekali. Dalam pemilihan operator untuk mengelola dan

    membuang limbah B3 ini, Sheraton Surabaya Hotel and Towers memilih badan

    yang bersertifikasi dari pemerintah yaitu PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri

    (PPLI) yang berpusat di Bogor.

    Syarat 9: Langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi limbah, seperti

    meningkatkan kesadaran tamu dan pembelian produk menggunakan kemasan

    yang dapat dikembalikan atau menggunakan produk kemasan besar.

    Berdasarkan tabel triangulasi, Sheraton Surabaya Hotel and Towers sudah

    melakukan langkah-langkah untuk mengurangi limbah, baik dengan cara

    meningkatkan kesadaran tamu melalui pemasangan instruksi pemilahan sampah

    pada tempat sampah, menggunakan program Make a Green Choice untuk

    mengurangi limbah air dan detergen yang dihasilkan ketika mencuci bed sheet

    dan handuk, dan menawarkan program sustainable meeting practice yang

    menerapkan sistem linenless dan pengurangan penggunaan botol plastik.

    Peningkatan kesadaran karyawan hotel pun dilakukan dengan cara membiasakan

    untuk menggunakan kertas bekas cetak untuk fotokopi dan adanya himbauan

    untuk tidak mencetak email. Sheraton Surabaya Hotel and Towers juga

    menggunakan produk kemasan besar pada produk Food and Baverage.

    Berdasarkan data yang diperoleh peneliti didapatkan bahwa Sheraton

    Surabaya Hotel and Towers sudah mengimplementasikan langkah-langkah untuk

    mengurangi jumlah limbah dengan baik.

  • 56 Universitas Kristen Petra

    Syarat 10: Menghindari penggunaan wadah sekali pakai atau kemasan porsi kecil

    Berdasarkan tabel triangulasi, Sheraton Surabaya Hotel and Towers sudah

    melakukan langkah untuk menghindari wadah sekali pakai atau kemasan porsi

    kecil. Hal ini dilihat dari penggunaan kemasan besar untuk produk food and

    baverage. Namun penghindaran penggunaan kemasan porsi kecil belum dapat

    dilakukan secara menyeluruh sebab masih adanya pengaruh brand standard

    dalam penggunaan kemasan sampo dan sabun di setiap kamar dan kebutuhan

    individual dalam konsumsi butter dan yoghurt. Pihak hotel sudah menggunakan

    wadah yang dikembalikan pada produk saus, kecap, botol kaca minuman bersoda,

    galon air mineral, dan tempat telur.

    Data di atas menyatakan bahwa Sheraton Surabaya Hotel and Towers

    sudah melakukan langkah penghindaran dalam penggunaan wadah sekali pakai

    atau kemasan porsi kecil walaupun masih banyak terdapat penggunaan wadah

    sekali pakai dikarenakan produk yang ada di Indonesia sebagian besar dikemas

    menggunakan wadah sekali pakai.

    Syarat 11: Menggunakan botol yang dapat dikembalikan sebagai pengganti botol

    sekali pakai atau kaleng.

    Sheraton Surabaya Hotel and Towers sudah mengimplementasikan syarat

    untuk menggunakan botol yang dapat digantikan dengan langkah menggunakan

    produk botol seperti gallon air mineral, botol minuman soda, tempat telur, botol

    saus seperti kecap, saus tomat, serta botol minyak goreng 18 liter.

    ukp: master index: back to toc: help: