4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan · 25 Universitas Kristen Petra Gambar 4.1....
Transcript of 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan · 25 Universitas Kristen Petra Gambar 4.1....
-
24 Universitas Kristen Petra
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
Sheraton Corporation didirikan pada tahun 1937 di Springfield,
Stoneheaven, Massachussets, Amerika Serikat oleh Ernest Henderson dan Robert
L. Moore. Kantor pusat Sheraton Corporation berkedudukan di Boston, Amerika
Serikat. Pada bulan Februari 1998, ITT Sheraton Corporation diakuisisi oleh
Starwood Lodging yang berganti nama menjadi Starwood Hotel and Resort, Inc.,
sehingga kepemilikan Sheraton Hotel and Resort sepenuhnya dipegang oleh
Starwood.
Sheraton Hotel Surabaya and Towers dibuka dan diresmikan oleh Menteri
Pariwisata Pos dan Telekomunikasi, Joop Ave pada tanggal 5 Januari 1996, yakni
menjelang dilaksanakannya ATF (Asean Tourism Forum) di Ballroom Sheraton
pada tanggal 6-12 Januari 1996. Hingga saat ini Sheraton memiliki 348 kamar dan
suite, 45 kamar apartemen, 10 ruang pertemuan termasuk dengan ballroom,
fasilitas kolam renang dan health club. Di dalam Sheraton Surabaya Hotel and
Tower terdapat Ken Dedes Pool Bar, Kawi Lounge, Kafe Bromo, Lung Yuan
Restaurant, La Patisserie, dan Java Café. Sheraton Surabaya Hotel and Towers
berlokasi di tengah kota Surabaya di Jalan Embong Malang 25-31, Surabaya
60261, Indonesia. Sheraton bersebelahan dengan Tunjungan Plasa yang
merupakan pusat perbelanjaan terbesar di Surabaya.
Pada tanggal 5 April 2012 Sheraton Surabaya Hotel mendapatkan
sertifikasi Eco-Hotel dari badan TUV Rheinland yang berpusat di Jerman sebagai
wujud tanggung jawab Sheraton pada lingkungan. Terdapat sepuluh langkah yang
telah dilaksanakan Sheraton Surabaya Hotel and Towers untuk mendapatkan
sertifikasi Eco Hotel.
http://www.petra.ac.id/http://dewey.petra.ac.id/dgt_directory.php?display=classificationhttp://digilib.petra.ac.id/help.htmlhttp://www.petra.ac.idhttp://dewey.petra.ac.id/dgt_directory.php?display=classificationhttp://digilib.petra.ac.id/help.html
-
25 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.1. Sepuluh Langkah untuk Mendapatkan Sertifikasi Eco-Hotel
(Sumber: TUV Rheinland, 2010)
1. Management Commitment yang dimulai oleh top management dari
Sheraton Surabaya Hotel and Towers pada tanggal 3-4 Agustus 2010.
2. Form of Eco-Hotel Team yaitu pembentukan tim yang bertanggung jawab
pada implementasi sistem Eco-Hotel di Sheraton Surabaya Hotel and
Towers. Susunan tim yang terbentuk dapat dilihat pada gambar 2.
Noviadi Suryadarma
ESP Champion
Esti Hariyono
SSHT Site
Coordinator
Stefanus A. (Lead)
Mohammad Ghomri
PGFC Site
Coordinator
Wayan Wijana
Program Coordinator
Energy Management
Ali Maskur
Program Coordinator
Water Management
Rajiv Kapoor (Lead)
Eko Yulianto
Program Coordinator
Waste Management
Bambang Sugiyono (Lead)
Achmad Sujono
Program Coordinator
Safety & Security
Management
Meita Tanjung
Training Coordinator
Indira Maharani
Training Coordinator
M. Rifaan
Program Coordinator
Energy Management
M. Ikhsan
Program Coordinator
Water Management
Asep (Lead)
Jeffry
Program Coordinator
Waste Management
Masharudin
Program Coordinator
Safety & Security
Management
External Support
- Pakuwon TP
- Pakuwon Lincensing
Hratch Khatchanian
Chairman
ESP-GEN 002-A02-07.11
-
26 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.2. Green Council Organization Structure
(Sumber: Sheraton Surabaya Hotel and Towers, 2011)
3. Intial audit/ gap assessment yang dilakukan oleh TUV Rheinland pada
tanggal 5-6 Agustus 2010 sebagai audit awal sebelum
mengimplementasikan sistem Eco-Hotel.
4. Awareness Training yang dilakukan oleh tim TUV Rheinland pada seluruh
karyawan pada tanggal 1-2 Desember 2010.
5. System development yang dilakukan oleh tim Eco-Hotel Sheraton
Surabaya Hotel and Towers pada tanggal 10-11 Januari 2011.
6. System implementation yaitu penerapan sistem yang telah di bentuk
berdasarkan syarat yang ditentukan oleh TUV Rheinland.
7. Internal audit training yang dilakukan oleh tim Eco-Hotel Sheraton
Surabaya Hotel and Towers pada tanggal 11-12 Juli 2011.
8. Internal audit yang dilakukan oleh internal auditor pada tanggal 29
September 2011 dan 5 Oktober 2011.
9. Management review oleh top management pada tanggal 20 Oktober 2011.
10. Certification audit oleh TUV Rheinland pada tanggal 3-4 November 2011
sebagai penentuan perolehan sertifikat Eco-Hotel di Sheraton Surabaya
Hotel and Towers.
Sertifikat ini berlaku selama tiga tahun dan untuk memperpanjangnya akan
dilakukan audit kembali dari pihak TUV Rheinland.
Dari delapan elemen dalam Sertifikasi Eco-Hotel, peneliti mengambil titik
fokus pada elemen manajenem limbah. Menurut Kapoor (2011), limbah adalah
bahan yang tidak diinginkan atau tidak berguna yang dapat dihasilkan selama
pengambilan bahan baku, pengelolaan bahan baku menjadi produk setengah jadi
dan produk akhir, konsumsi produk, dan kegiatan operasional lainnya dalam
properti.
Menurut Kapoor (2011), Sheraton Surabaya Hotel and Towers
mengklasifikasikan sampah menjadi lima, yaitu:
1. Sampah kering : sampah logam, kaleng bekas, botol kaca bekas, botol
plastik, wadah plastik, styrofoam, kemasan plastik, gelas plastik, tekstil
bekas, wadah sabun dan sampo cair bekas.
-
27 Universitas Kristen Petra
2. Sampah basah : sisa makanan, daging dan tulang, sampah patiseri, sisa
saus, tisu basah, daun dan tanaman.
3. Sampah kertas : koran bekas, kardus, kotak bekas, kertas, majalah bekas,
karton.
4. Sampah bahan beracun dan berbahaya : minyak goreng bekas, bola lampu
rusak, lampu merkuri, kain yang terkontaminasi, cat kaleng, sisa cat,
minyak pelumas bekas, baterai bekas, toner dan tinta kartrid, residu
pelarut.
5. Sampah pecah belah : gelas kaca yang pecah atau retak, chinaware yang
becak atau retak, panel jendela atau cermin yang rusak.
Kelima klasifikasi sampah ini diolah oleh Sheraton Surabaya Hotel and Towers
berdasarkan sistem manajemen limbah yang dipatokkan pada sertifikasi Eco-
Hotel.
4.2. Perolehan Data Kualitatif
Penelitian ini didasarkan pada teori Sugiono (2010) yang menyebutkan
bahwa data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi dan
trianggulasi.
4.2.1. Hasil Wawancara
Peneliti mewawancarai satu orang informan yang menjadi informan utama
dalam penelitian ini. Informan tersebut adalah Bapak Noviadi Suryadarma selaku
Environmental Sustainability Policy Champion dan selaku Direktur Operational
Excellent di Sheraton Surabaya Hotel and Towers. Peneliti melakukan wawancara
pada tanggal 20 September 2012, 28 Februari 2013 dan 2 Mei 2013. Pertanyaan
wawancara berupa penerapan manajemen limbah berdasarkan sertifikasi Eco-
Hotel di Sheraton Surabaya Hotel and Towers. Penerapan manajemen limbah
didasarkan dari sebelas syarat yang diajukan oleh sistem manjemen limbah Eco-
Hotel.
-
28 Universitas Kristen Petra
Syarat 1: Instruksi khusus tentang pemisahan limbah dan manajemen limbah
internal di lokasi tertentu seperti kamar, dapur, restoran, bar, lokasi engineering,
taman, kolam renang, area parkir dan lain-lain.
Instruksi khusus terdapat dalam Standard Operational Procedure (SOP)
mengenai penanganan limbah tidak berbahaya maupun limbah berbahaya di
Sheraton Surabaya Hotel and Towers yang dibuat oleh Environmental
Sustainability Policy Team. Sedangkan instruksi khusus yang dapat dilihat oleh
tamu adalah label pemilahan sampah pada tempat sampah yang ada di area front
of the house dan back of the house.
Syarat 2: Limbah dipisahkan mulai dari tempat asal hingga limbah tersebut
dihasilkan.
Sheraton Surabaya Hotel and Towers menyediakan klasifikasi mengenai
pemilahan sampah yang berbeda antara area front of the house dengan area back
of the house. Pada area back of the house terdapat lima macam tempat sampah
yaitu sampah kering, sampah kertas, sampah basah, sampah pecah belah dan
sampah berbahaya. Namun pada area front of the house hanya dipilah menjadi dua
macam sampah yaitu recycle dan trash. Recycle merupakan sampah yang bisa di
daur ulang dan trash merupakan sampah yang tidak bisa didaur ulang. Pemilahan
sampah menjadi dua ini didasarkan pada brand standard yang ada di hotel
Sheraton.
Syarat 3: Tempat penyimpanan limbah yang sesuai untuk setiap jenis-jenis
limbah
Tempat penyimpanan limbah sementara Sheraton Surabaya Hotel and
Towers terletak di lantai Lower Ground (LG) yang dibagi menjadi tiga ruangan.,
satu ruang khusus sampah berbahaya, sebelahnya khusus sampah basah dalam
bentuk pendingin ruangan (walk chilller) dengan suhu 5 derajat celcius yang
merupakan syarat dari food safety. Bila tidak ada pendingin ruangan maka bakteri
akan berkembang lebih banyak pada danger zone. Pendingin ruangan berfungsi
untuk memperlambat laju pembusukan yang menyebabkan sampah tidak berbau.
Eco-Hotel tidak mensyaratkan adanya pendingin ruangan. Satu ruangan lainnya
-
29 Universitas Kristen Petra
adalah ruang untuk sampah kering dan sampah kertas. Untuk sampah pecah belah,
mengingat itu adalah benda pecah belah yang akan membahayakan orang yang
mengelolanya, maka dimasukkan di sampah berbahaya untuk penyimpanan dan
pembuangannya karena mempunyai resiko keselamatan karyawan dan kesehatan.
Syarat 4: Pengukuran dan pencatatan jenis dan jumlah limbah secara teratur di
hotel.
Setiap jenis limbah yang dihasilkan dicatat setiap hari di ruang
penyimpanan sampah sementara. Pengukuran ini dibedakan berdasarkan
klasifikasi limbah yang ada, selain itu dibedakan lagi berdasarkan jenisnya.
Contohnya sampah kertas diukur sendiri, sampah kardus diukur sendiri.
Pengukuran limbah menggunakan satuan kilogram, baik limbah padat atau cair
seperti minyak goreng. Pencatatan dilakukan oleh steward yang bertugas hari itu
dan data akan diolah oleh chief steward setiap akhir bulan dan dilaporkan pada
koordinator waste management setiap bulannya.
Syarat 5: Pengolahan limbah organik menjadi kompos di lokasi hotel atau adanya
fasilitas eksternal untuk pembuatan kompos tersebut.
Sheraton Surabaya Hotel and Towers belum melakukan pengomposan
karena tidak mempunyai tempat yang memadai, sehari sampah basah di Sheraton
mencapai satu ton dan area Sheraton bersebelahan dengan Tunjungan Plaza.
Pengomposan juga membutuhkan waktu sehingga tidak ada tempat yang memadai
untuk menyimpan sampah selama itu. Sheraton sedang mencari partnership yang
dapat membantu dalam hal pengomposan. Saat ini hanya di buang langsung ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Surabaya. Pemerintah pun belum
mempunyai area untuk pengomposan sampah organik.
Syarat 6: Penggunaan perangkat penghancur untuk mengurangi volume limbah.
Sheraton Surabaya Hotel and Towers tidak memiliki crusher atau alat
penghancur untuk mengurangi volume sampah. Sampah hanya dipilah saja,
penghancuran sampah ada di tempat kolektor. Alat penghancur memerlukan
lokasi yang besar dan mengakibatkan polusi suara sehingga Sheraton Surabaya
-
30 Universitas Kristen Petra
Hotel and Towers menyerahkan pada kolektor yang mengambil sampah di hotel
Sheraton.
Syarat 7: Limbah organik, kaca, kertas, bungkus metal dan tekstil dipisahkan dan
dikirim kepada kolektor yang cocok untuk digunakan kembali atau didaur ulang.
Untuk sampah basah yang merupakan sampah organik pula dibuang
langsung ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Surabaya. Belum ada
kolektor untuk sampah organik. Sedangkan sampah kaca, kertas, bungkus metal
dan tekstil yang merupakan sampah kering diserahkan pada kolektor sampah
kering yang ada di Surabaya untuk didaur ulang atau digunakan kembali. Sheraton
Surabaya Hotel and Towers mendapatkan sejumlah uang dari penjualan sampah
tersebut pada kolektor.
Syarat 8: Limbah berbahaya disimpan, dicatat sesuai dengan peraturan yang
berlaku dan dibuang melalui operator yang memiliki izin. Limbah berbahaya yang
dimaksud adalah minyak goreng bekas pakai, baterai, lampu fluorescent, sisa-sisa
cat, pelumas bekas pakai (oli mesin dan lain-lain), toner dan katrid tinta.
Penanganan limbah berbahaya didasarkan pada Peraturan Pemerintah no 85
Tahun 1999.
Penyimpan limbah berbahaya terdapat pada ruangan khusus di lantai
Lower Ground (LG), dengan ruangan yang didesain memiliki kemiringan 5
derajat Celcius untuk menghindari cairan berbahaya yang tumpah. Di dalam ruang
penyimpanan limbah berbahaya terdapat saluran khusus untuk menampung
tumpahan limbah berbahaya. Ruang penyimpanan limbah berbahaya terletak di
lokasi yang tidak rawan bencana seperti banjir. Di dalam ruangan ini terdapat
intruksi khusus yang harus dipatuhi dalam pengolahan limbah berbahaya serta alat
keselamatan seperti kaca mata, masker, obat-obatan, alat pencuci mata dan
wastafel untuk menghindari dan menanggulangi terjadinya kecelakaan di dalam
ruangan peyimpanan.
Pembuangan limbah berbahaya diserahkan pada badan yang dikontrak
oleh Sheraton yaitu PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) di Bogor yang
mempunyai izin dari pemerintah untuk mengolah limbah berbahaya termasuk
-
31 Universitas Kristen Petra
minyak goreng, oli dan sampah pecah belah. Sheraton Surabaya Hotel and Towers
selalu mendokumentasikan penyerahan limbah ke PT. PPLI. Dokumen tersebut
akan dilaporkan pada pemerintah setiap tiga bulan sekali.
Syarat 9: Langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi limbah, seperti
meningkatkan kesadaran tamu dan pembelian produk menggunakan kemasan
yang dapat dikembalikan atau menggunakan produk kemasan besar.
Sheraton Surabaya Hotel and Towers mengurangi limbah dengan cara:
a. memasang intruksi pada tempat sampah yang ada mengenai pemilahan
sampah
b. menggunakan program Make a Green Choice yaitu program yang
dijalankan pada tahun 2013 dengan menyediakan sebuah kartu di atas
tepat tidur. Para tamu diminta untuk meletakkan kartu di atas tempat tidur
jika mereka menyetujui bahwa kamarnya akan dibersihkan oleh pihak
housekeeping. Inti dari program ini adalah mengurangi layanan
housekeeping untuk semalam bagi tamu yang menginap lebih dari 2
malam. Namun tidak ada promosi program secara verbal yang dilakukan
oleh pihak hotel.
c. Menggunakan produk kemasan besar dari pada produk kemasan kecil
untuk Food and Baverage product
d. Program Sustainable Meeting Practice yaitu Sheraton tidak meyediakan
botol air mineral plastik di meeting room tapi hanya diberi gelas dan
dispenser untuk mengambil air minum, serta menerapkan sistem linenless
pada kursi dan meja. Note pad tidak dibagikan di meja individu namun
diletakkan pada meja tersendiri dan tamu dapat mengambil sesuai
kebutuhan
e. Di back of the house untuk fotokopi menggunakan kertas yang sudah
yang sudah digunakan salah satu sisinya.
f. Instruksi berupa himbauan “ please consider the environment
before pr inting this email .” yang terdapat dalam setiap email dari
karyawan Sheraton Surabaya Hotel and Towers.
-
32 Universitas Kristen Petra
Syarat 10: Menghindari penggunaan wadah sekali pakai atau kemasan porsi kecil
Masih ada yang menggunakan single packaging, seperti sampo dan sabun
karena hal tersebut merupakan brand standard dari Sheraton, serta butter dan
yoghurt untuk makan pagi masih menggunakan single packaging. Sedangkan
untuk madu, gula, garam, ,mayonnaise, mustard, kecap akan disajikan dengan
menggunakan piring kecil dan diambil dari package besar yang ada di dapur.
Syarat 11: Menggunakan botol yang dapat dikembalikan sebagai pengganti botol
sekali pakai atau kaleng.
Ada beberapa produk yang sudah menggunakan botol yang dapat
dikembalikan seperti gallon air mineral, botol kaca minuman bersoda, tempat
telur, botol saus seperti kecap, saus tomat dan lain-lain, serta botol minyak goreng
18 liter.
4.2.2. Hasil Observasi
Peneliti melakukan observasi sejak bulan Juli 2012 hingga bulan Januari
2013 ketika penulis sedang melaksanakan praktek kerja lapangan di Sheraton
Surabaya Hotel and Tower serta observasi kembali pada tanggal 2 Mei 2013.
Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi langsung di lapangan.
Peneliti ditemani oleh Bapak Eko Yulianto (Executive Housekeeping) dan Bapak
Suwaji (Chief Steward) saat melakukan observasi.
Syarat 1: Instruksi khusus tentang pemisahan limbah dan manajemen limbah
internal di lokasi tertentu seperti kamar, dapur, restoran, bar, lokasi engineering,
taman, kolam renang, area parkir dan lain-lain.
Instruksi pemisahan limbah terdapat pada label yang tertera di tempat
sampah yang ada. Di area front of the house seperti kamar, restoran, bar, kolam
renang, area parkir ada intruksi pemisahan sampah menjadi dua yaitu recycle dan
trash. Di area back of the house seperti dapur, engineering, ruang kantor, kantin
dibedakan menjadi lima macam sampah. Hanya saja sampah yang ada di taman
tidak memiliki label sehingga macam sampah yang ada di dalamnya bercampur
menjadi satu.
-
33 Universitas Kristen Petra
Syarat 2: Limbah dipisahkan mulai dari tempat asal hingga limbah tersebut
dihasilkan.
Ada pemilahan sampah yang berbeda antara area back of the house dan
front of the house. Area front of the house memilah sampah menjadi dua yaitu
recycle dan trash. Sedangkan area back of the house memilah sampah menjadi
lima yaitu sampah kering, sampah kertas, sampah basah, sampah pecah belah, dan
sampah berbahaya. Walaupun pemilahan di area front of the house lebih sedikit,
sampah tersebut ketika dibawa ke area back of the house akan mengalami proses
pemilahan lagi menjadi lima bagian sesuai dengan klasifikasi sampah yang ada di
Sheraton Surabaya Hotel and Towers. Namun pemilahan sampah ini belum
berjalan dengan baik, terutama pada pemilahan sampah kering dan sampah basah.
Masih banyak dijumpai dalam tempat sampah basah seperti plastik, karton, dan
kaleng di area back of the house. Sedangkan pemilahan sampah di front of the
house sudah terpilah dengan baik.
Syarat 3: Tempat penyimpanan limbah yang sesuai untuk setiap jenis-jenis
limbah
Tempat penyimpanan limbah sementara berada di lantai Lower Ground
(LG) yang bersebelahan dengan ruangan laundry dan memiliki pintu keluar
tersendiri yang langsung menyambung di tempat parkir Tunjungan Plasa, setelah
memasuki pintu masuk akan terdapat lampu listrik penyengat serangga untuk
mencegah masuknya serangga ke dalam ruangan. Di sebelah kiri ruangan terdapat
kotak obat-obatan untuk pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan, namun
dalam kotak tersebut tidak ada isinya atau kosong. Terdapat pula wastafel untuk
mencuci tangan, setiap karyawan yang bertugas dalam ruangan ini diharuskan
untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah menangani sampah. Serta terdapat
alat pencuci mata darurat bila sampah terkontak langsung dengan mata dan alat
pemadam kebakaran bila terjadi kebakaran. Lantai tempat penyimpanan sampah
sementara kondisinya cukup licin sebab seringnya arus keluar masuk berbagai
macam sampah. Untuk menghindari hal ini setiap steward yang bertugas
diharuskan menggunakan safety shoes untuk mencegah kecelakaan karena
-
34 Universitas Kristen Petra
terpeleset. Dalam tempat penyimpanan sementara ini dibagi menjadi tiga ruangan
yaitu ruangan untuk menyimpan sampah berbahaya dan pecah belah, sampah
kering dan kertas, serta sampah basah. Setiap ruangan ditutup dengan pagar kawat
dan dikunci sehingga membatasi orang yang dapat memasuki ruangan tersebut.
Sampah kering dan kertas disimpan dalam satu ruangan karena sampah
tersebut akan diserahkan pada kolektor untuk didaur ulang atau digunakan
kembali. Sampah kering dipisahkan menurut jenisnya yaitu sampah logam, kaleng
bekas, botol kaca bekas, botol plastik, wadah plastik, styrofoam, kemasan plastik,
gelas plastik, tekstil bekas, wadah sabun dan sampo cair bekas. Begitu pula
dengan sampah kertas yang dipisahkan berdasarkan jenisnya yaitu koran bekas,
kardus, kotak bekas, kertas, majalah bekas, karton. Setiap jenisnya dibungkus
dalam kantong sampah berwarna hitam dan diletakkan dalam rak yang sudah
disediakan untuk menyimpan sampah. Sampah tidak diletakkan langsung di atas
lantai. Pada pagar luar terdapat keterangan lokasi sampah kering yang dapat
didaur ulang, keterangan mengenai jenis-jenis yang termasuk sampah kering dan
kertas, terdapat pula keterangan bahwa sampah yang ada di dalamnya merupakan
sampah mudah terbakar, serta himbauan untuk menggunakan sarung tangan dan
masker.
Ruangan penyimpanan sementara sampah basah berada di antara tempat
penyimpanan sementara sampah kering dan sampah berbahaya. Sampah basah di
simpan sementara dalam ruangan pendingin, yang dibagian luar terdapat catatan
suhu ruangan pendingin yang selalu dipantau setiap pagi dan sore oleh steward.
Suhu ruangan pendingin tidak boleh melebihi 5 derajat Celcius. Pintu ruangan
harus selalu tertutup rapat untuk menghindari perubahan suhu di dalam ruangan.
Seluruh lantai dan dinding ditutupi oleh ubin. Sampah basah yang ada disimpan
dalam kantong sampah plastik yang sudah diikat rapat dan diletakkan dalam
tempat sampah yang ada di dalam ruangan. Sampah basah tidak dibiarkan tercecer
di lantai. Sampah ini akan diangkut oleh pihak pemerintah setap hari untuk
dibawa langsung ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Surabaya.
Ruangan yang dikhususkan untuk sampah berbahaya memiliki kemiringan
5 derajat untuk mengindari limbah cair yang tumpah tidak mengendap di lantai
namun langsung mengalir ke saluran khusus limbah berbahaya. Pada pagar kawat
-
35 Universitas Kristen Petra
tergantung keterangan mengenai tata letak tempat penyimpanan limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3), keterangan mengenai tempat penyimpanan limbah
B3, koordinat lokasi, Standard Operational Procedure (SOP) penganganan
limbah B3, larangan untuk memasuki area ini karena merupakan area terlarang,
dan keterangan mengenai simbol dari sifat limbah B3. Ketika memasuki ruangan
ini teradapat kacamata dan masker yang harus digunakan oleh petugas yang
memasuki ruangan ini. Penyimpanan limbah berbahaya ada dalam drum yang
disertai dengan simbol limbah dan tanda bahaya. Drum-drum yang ada diletakan
lebih tinggi dari lantai sehingga tidak bersentuhan langsung dengan lantai.
Syarat 4: Pengukuran dan pencatatan jenis dan jumlah limbah secara teratur di
hotel.
Pengukuran dan pencatatan jenis dan jumlah limbah dilakukan di tempat
penyimpanan sampah sementara. Limbah diukur menggunakan timbangan dengan
satuan kilogram. Setiap steward yang bertugas mencatat seluruh limbah yang
dihasilkan pada hari itu sesuai dengan jenisnya. Pencatatan dilakukan setiap hari
dan pada akhir bulan chief steward akan mengumpulkan catatan itu dan
dirangkum menjadi sebuah laporan yang akan dilaporkan pada koordinator waste
management. Jumlah sampah yang diambil oleh kolektor yang bekerja sama
dengan pihak hotel akan dicatat pula untuk dilaporkan pada koordinator waste
management.
Syarat 5: Pengolahan limbah organik menjadi kompos di lokasi hotel atau adanya
fasilitas eksternal untuk pembuatan kompos tersebut.
Sheraton Surabaya Hotel and Towers tidak mengolah limbah organik
menjadi kompos dan tidak menggunakan fasilitas eksternal untuk pembuatan
kompos tersebut. Limbah organik yang banyak terkandung dalam sampah basah
langsung dibuang ke TPA Benowo.
Syarat 6: Penggunaan perangkat penghancur untuk mengurangi volume limbah.
Sheraton tidak memiliki perangkat penghancur untuk mengurangi volume
limbah. Limbah yang ada diserahkan utuh pada kolektor sebab penghancuran
-
36 Universitas Kristen Petra
limbah tersebut akan dilakukan oleh kolektor yang sudah berkerja sama dengan
pihak hotel.
Syarat 7: Limbah organik, kaca, kertas, bungkus metal dan tekstil dipisahkan dan
dikirim kepada kolektor yang cocok untuk digunakan kembali atau didaur ulang.
Limbah organik tidak diserahkan pada kolektor untuk digunakan kembali
atau didaur ulang, melainkan langsung dibuang ke TPA Benowo melalui badan
pemerintah yang bekerja sama dengan pihak hotel. Sedangkan kaca, kertas,
bungkus metal tekstil serta jenis sampah kering dan kertas lainnya diserahkan
pada Ibu Sunah sebagai kolektor jenis sampah tersebut untuk digunakan kembali
atau didaur ulang. Ibu Sunah mengambil sampah tersebut setiap dua hari sekali
dan membayar pada pihak hotel sesuai dengan jumlah sampah yang diambilnya.
Syarat 8: Limbah berbahaya disimpan, dicatat sesuai dengan peraturan yang
berlaku dan dibuang melalui operator yang memiliki izin. Limbah berbahaya yang
dimaksud adalah minyak goreng bekas pakai, baterai, lampu fluorescent, sisa-sisa
cat, pelumas bekas pakai (oli mesin dan lain-lain), toner dan katrid tinta.
Penanganan limbah berbahaya didasarkan pada Peraturan Pemerintah no 85
Tahun 1999.
Limbah berbahaya disimpan dalam kemasan dengan kondisi baik, tidak
rusak dan bebas dari pengkaratan serta kebocoran. Kemasan terbuat dari bahan
plastik atau logam yang tidak menyebabkan adanya reaksi dengan limbah yang
ada di dalamnya, dan memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya
tumpahan saat dilakukan pemindahan atau pengangkutan. Setiap tempat harus
disertai dengan simbol limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang
menunjukkan jenis limbah yang tersimpan di dalamnya.
Bangunan tempat penyimpanan limbah ini tidak besar sebab jenis limbah
bahan berbahaya dan beracun (B3) yang dihasilkan oleh hotel hanya ada empat
yaitu minyak goreng, lampu, contaminated goods dan sampah pecah belah.
Ruangan terlindung dari masuknya air hujan baik secara langsung maupun tidak
langsung dan memiliki ventilasi udara yang baik untuk mencegah terjadinya
akumulasi gas dalam ruang penyimpanan. Alat sengat listrik diletakkan di dekat
-
37 Universitas Kristen Petra
pintu masuk untuk mencegah masuknya binatang kecil dalam ruang penyimpanan.
Ada pula lampu untuk menerangi ruangan yang diletakkan satu meter lebih di atas
limbah B3 dengan sakelar yang terdapat di bagian luar ruangan. Pada bagian luar
tempat penyimpanan pun diberi simbol sebagai keterangan limbah berbahaya.
Lantai bangunan kedap air dan tidak bergelombang. Lantai dibuat menurun ke
arah bak penampungan dengan kemiringan lima derajat.
Pencatatan limbah B3 yang dihasilkan dilakukan oleh steward dan akan
diolah menjadi laporan oleh Chief steward dan diserahkan setiap bulannya pada
koordinator waste management. Limbah dibuang melalui badan yang sudah
mendapatkan sertifikasi dari pemerintah untuk mengolah limbah B3. Badan yang
dikontrak oleh Sheraton Surabaya Hotel and Towers adalah PT. Prasadha
Pamunah Limbah Industri (PPLI) yang berpusat di Bogor. Dokumen pengambilan
limbah disimpan oleh pihak hotel dan dilaporkan kepada pemerintah setiap tiga
bulan sekali sebagai bentuk tanggung jawab hotel terhadap lingkungan.
Syarat 9: Langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi limbah, seperti
meningkatkan kesadaran tamu dan pembelian produk menggunakan kemasan
yang dapat dikembalikan atau menggunakan produk kemasan besar.
a. memasang intruksi pada tempat sampah yang ada mengenai pemilahan
sampah
b. menggunakan program Make a Green Choice yaitu program yang
dijalankan pada tahun 2013 dengan menyediakan sebuah kartu di atas
tepat tidur. Kartu itu menjelaskan bahwa bila kartu tidak diletakkan di atas
tempat tidur maka tamu menyetujui bahwa linen kamarnya tidak akan
diganti oleh pihak house keeping. Linen yang dimaksud adalah bed sheet
dan handuk yang diletakkan di atas rak. Bila handuk diletakkan di bawah
lantai artinya tamu ingin handuk diganti.
c. Menggunakan balk packaging dari pada single use packaging untuk Food
and Baverage product
d. Program Sustainable Meeting Practice : meeting room tidak meyediakan
botol air mineral plastik tapi hanya diberi gelas dan dispenser untuk
mengambil air, serta menerapkan sistem linenless pada kursi dan meja,
-
38 Universitas Kristen Petra
note pad tidak dibagikan di meja individu namun diletakkan pada meja
tersendiri dan tamu dapat mengambil sesuai kebutuhan.
e. Di back of the house untuk fotokopi menggunakan kertas yang sudah
yang sudah digunakan salah satu sisinya.
f. Instruksi berupa himbauan “ please consider the environment
before pr inting this email .” yang terdapat dalam setiap email dari
karyawan Sheraton Surabaya Hotel and Towers.
Syarat 10: Menghindari penggunaan wadah sekali pakai atau kemasan porsi kecil
Peneliti melakukan observasi di gudang penyimpanan milik Sheraton
Surabaya Hotel and Towers dan menemukan bahwa pihak hotel sudah
menggunakan kemasan besar untuk produk food and baverage. Namun pihak
hotel masih menggunakan kemasan porsi kecil untuk produk butter dan yoghurt.
Pihak hotel masih menggunakan banyak produk dengan wadah sekali pakai.
Penggunaan wadah yang dikembalikan ada pada produk saus, kecap, botol kaca
minuman bersoda, galon air mineral, dan tempat telur.
Syarat 11: Menggunakan botol yang dapat dikembalikan sebagai pengganti botol
sekali pakai atau kaleng.
Sheraton Surabaya Hotel and Towers menggunakan produk botol yang
dapat dikembalikan seperti gallon air mineral, botol minuman soda, tempat telur,
botol saus seperti kecap, saus tomat, serta botol minyak goreng 18 liter.
4.2.3. Triangulasi Sumber Data
Tabel 4.1. merupakan penggabungan dari data yang diperoleh peneliti.
Data yang diperoleh merupakan hasil dari wawancara, observasi dan dokumentasi
yang dilakukan oleh peneliti. Penggabungan data dalam tabel triangulasi
dilakukan untuk mencari gap yang ada diantara implementasi sistem manajemen
limbah di Sheraton Surabaya Hotel and Towers dengan sistem manajemen limbah
berdasarkan sertifikasi Eco-Hotel.
-
39 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.1. Triangulasi Data
No. Syarat Manajemen
Limbah Eco-Hotel Wawancara Observasi Dokumentasi
1 Adanya instruksi khusus
tentang pemisahan limbah
dan manajemen limbah
internal di lokasi tertentu
seperti kamar, dapur,
restoran, bar, lokasi
engineering, taman, kolam
renang, area parkir dan
lain-lain.
Instruksi khusus ada
pada SOP mengenai
waste management dan
hazardous material
handling. Selain itu
terdapat pula melalui
label yang tertempel di
tempat sampah baik di
area front atau back of the
house. (2 Mei 2013)
Instruksi pemilahan limbah
ada di area back dan front
of the house. Namun pada
tempat sampah yang ada di
taman tidak teradapat
instruksi pemilahan
sehingga sampah yang ada
di dalamnya bercampur.
Instruksi pemilahan sampah di area
front dan back of the house.
39
Un
ive
rsita
s K
riste
n P
etra
-
40 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.1. Triangulasi Data (Sambungan)
No. Syarat Manajemen
Limbah Eco-Hotel Wawancara Observasi Dokumentasi
2 Memastikan bahwa limbah
dipisahkan mulai dari
tempat asal limbah
dihasilkan. Pemisahan
limbah dilakukan dengan
menyediakan tempat
sampah dengan warna yang
berbeda-beda berdasarkan
klasifikasi limbah di
kamar, dapur, restoran dan
lain-lain.
Di area back of the house
tempat sampah dibedakan
menjadi 5 (sampah basah,
sampah kering, sampah
kertas, sampah berbahaya
dan sampah pecah belah).
Di area front of the house
tempat sampah dibedakan
menjadi 2 (recycle dan
trash). Sampah area front
of the house pada
akhirnya akan dipilah
menjadi 5 di area back of
the house. (28 Februari
2013)
Di area back of the house
tempat sampah dibedakan
menjadi 5 (sampah basah,
sampah kering, sampah
kertas, sampah berbahaya
dan sampah pecah belah).
Di area front of the house
tempat sampah dibedakan
menjadi 2 (recycle dan
trash). Sampah area front of
the house pada akhirnya
akan dipilah menjadi 5 di
area back of the house.
Pemilahan sampah basah,
kering dan kertas belum
berjalan dengan baik.
Contoh yang salah : tempat sampah
basah yang bercampur dengan dengan
sampah kering dan sampah plastik
40
Un
ive
rsita
s K
riste
n P
etra
-
41 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.1. Triangulasi Data (Sambungan)
No. Syarat Manajemen
Limbah Eco-Hotel Wawancara Observasi Dokumentasi
3 Terdapat tempat
penyimpanan limbah yang
sesuai untuk setiap jenis-
jenis limbah
Di Lower Ground (LG)
terdapat ruangan
penyimpan limbah
sementara yang
didalamnya dibagi lagi
menjadi 3 ruangan yaitu
ruangan sampah
berbahaya dan pecah
belah; ruangan sampah
basah yang disertai
dengan pendingin
ruangan; dan ruangan
sampah kering dan kertas.
(28 Februari 2013)
Di LG ada 3 ruangan
yaitu ruangan untuk
menyimpan sampah
berbahaya dan pecah
belah, ruangan untuk
sampah basah, dan
ruangan untuk sampah
kering dan kertas. Setiap
ruangan dilengkapi
dengan pagar untuk
membatasi orang yang
dapat masuk ke
dalamnya, terapat pula
alat untuk menanggulangi
kecelakaan seperti kotak
PPPK (namun kosong),
41
Un
ive
rsita
s K
riste
n P
etra
-
42 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.1. Triangulasi Data (Sambungan)
No. Syarat Manajemen
Limbah Eco-Hotel Wawancara Observasi Dokumentasi
3 wastafel untuk mencuci
tangan, alat untuk
mencuci mata dan tabung
pemadam kebakaran.
Ruangan tempat
penyimpanan dilengkapi
dengan pintu keluar
khusus dan alat
penyengat serangga untuk
menghindari masuknya
serangga ke dalam
ruangan.
42
Un
ive
rsita
s K
riste
n P
etra
-
43 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.1. Triangulasi Data (Sambungan)
No. Syarat Manajemen
Limbah Eco-Hotel Wawancara Observasi Dokumentasi
4 Jenis dan jumlah limbah
yang dihasilkan di hotel
diukur dan dicatat secara
teratur
Ada pencatatan untuk
setiap jenis limbah yang
disimpan dan dikeluarkan
oleh steward. (28
Februari 2013)
Pencatatan ada di ruang
penyimpanan limbah
sementara. Berat limbah
dicatat dengan satuan
kilogram dan dicatat
setiap hari oleh steward
yang bertugas. Setiap
bulan catatan tersebut
akan direkap menjadi
laporan oleh chief
steward dan dilaporkan
pada koordinator waste
management.
Pengambilan limbah oleh
kolektor akan dicatat pula
oleh pihak hotel.
43
Un
ive
rsita
s K
riste
n P
etra
-
44 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.1. Triangulasi Data (Sambungan)
No. Syarat Manajemen
Limbah Eco-Hotel Wawancara Observasi Dokumentasi
5 Limbah organik hotel
diolah menjadi kompos di
lokasi hotel atau adanya
fasilitas eksternal untuk
pembuatan kompos
tersebut.
Tidak ada proses
pengomposan karena
tidak adanya tempat dan
badan eksternal yang
menangani hal ini.
Limbah organik langsung
dibuang ke TPA Benowo,
Surabaya (2 Mei 2013)
Tidak ada proses
pengomposan karena
tidak adanya tempat dan
alat. Limbah organik
yang banyak terkandung
pada sampah basah
langsung dibuang ke TPA
Benowo, Surabaya.
6 Penggunaan perangkat
penghancur untuk
pengurangan volume
limbah (kaleng, tetra pack
dan lain-lain)
Tidak ada alat
penghancur untuk
mengurangi volume
limbah karena tidak ada
tempat. Penggunaan alat
penghancur akan
menimbulkan polusi
Tidak ada alat
penghancur untuk
mengurangi volume
limbah karena tempat
tidak yang memadai.
Penggunaan alat
penghancur akan
44
Un
ive
rsita
s K
riste
n P
etra
-
45 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.1. Triangulasi Data (Sambungan)
No. Syarat Manajemen
Limbah Eco-Hotel Wawancara Observasi Dokumentasi
6 suara. Limbah akan
dihancurkan oleh
kolektor yang mengambil
sampah kering dan kertas
di Sheraton Surabaya
Hotel and Towers (2 Mei
2013)
menimbulkan polusi
suara sehingga proses
penghancuran limbah
dilakukan oleh pihak
ketiga.
7 Limbah organik, kaca,
kertas atau karton, bungkus
metal dan tekstil
dipisahkan dan dikirim
kepada kolektor yang
cocok untuk digunakan
kembali atau didaur ulang.
Sampah basah tidak
diserahkan pada kolektor
melainkan dibuang ke
TPA Benowo, sampah
kertas dan kering diambil
oleh Ibu Sunah, sampah
berbahaya dan pecah
belah diambil oleh PT.
PPLI, Bogor.
Limbah organik dibuang
langsung ke TPA
Benowo, sedangkan
limbah kaca, kertas,
bungkus metal dan tekstil
ditampung oleh Ibu
Sunah sebagai kolektor.
Pihak hotel mendapatkan
keuntungan finansial dari
45
Un
ive
rsita
s K
riste
n P
etra
-
46 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.1. Triangulasi Data (Sambungan)
No. Syarat Manajemen
Limbah Eco-Hotel Wawancara Observasi Dokumentasi
7 (28 Februari 2013)
penjualan sampah kering
dan kertas. Sampah
berbahaya dan pecah
belah diserakan pada PT.
PPLI, Bogor.
8 Limbah berbahaya
disimpan, dicatat, sesuai
dengan peraturan yang
berlaku dan dibuang
melalui operator yang
memiliki izin. Limbah
yang berbahaya yang
dimaksud adalah minyak
goreng bekas pakai, baterai
Limbah berbahaya
diproses sesuai dengan
ketentuan pemerintah
berdasarkan UU No 85
Tahun 1999. Limbah
berbahaya diserahkan
pada PT. PPLI, Bogor.
(28 Februari 2013)
Limbah berbahaya
disimpan dalam kemasan
yang baik dan tertutup
rapat, terhindar dari
kebocoran dan
pengkaratan. Limbah
disimpan dalam ruangan
yang bebas dari banjir. Di
dalam ruangan disertai
46
Un
ive
rsita
s K
riste
n P
etra
-
47 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.1. Triangulasi Data (Sambungan)
No. Syarat Manajemen
Limbah Eco-Hotel Wawancara Observasi Dokumentasi
8 lampu fluorescent, sisa-sisa
cat, pelumas bekas pakai
(oli mesin dan lain-lain),
toner dan katrid tinta.
Penanganan limbah
berbahaya didasarkan pada
Peraturan Pemerintah No
85 Tahun 1999.
dengan simbol
keterangan sifat dari zat
berbahaya dan koordinat
lokasi. Limbah dicatat
setiap kali ada peletakkan
limbah berbahaya oleh
steward, direkap setiap
bulan oleh chief steward
dan dilaporkan pada
coordinator waste
management setiap
bulannya. Sheraton
Surabaya bekerjasama
dengan PT. PPLI, badan
yang menampung limbah
berbahaya dan pecah
47
Un
ive
rsita
s K
riste
n P
etra
-
48 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.1. Triangulasi Data (Sambungan)
No. Syarat Manajemen
Limbah Eco-Hotel Wawancara Observasi Dokumentasi
8 belah. Dokumen yang ada
selalu disimpan dan akan
dilaporkan pada
pemerintah setiap 3 bulan
sekali.
9 Mengambil langkah-
langkah untuk mengurangi
limbah, seperti
meningkatkan kesadaran
tamu dan pembelian
produk menggunakan
kemasan yang dapat
dikembalikan atau produk
kemasan besar.
Menggunakan balk
packaging dari pada
single use packaging
pada produk F&B;
program sustainable
meeting practice;
memanfaatkan kertas
cetak bekas untuk
fotocopi; program Make a
Green Choice;
pemasangan label pemi-
Menggunakan balk
packaging dari pada
single use packaging
pada produk F&B;
program sustainable
meeting practice;
memanfaatkan kertas
cetak bekas untuk
fotocopi; program Make a
Green Choice;
pemasangan label pemi-
48
Un
ive
rsita
s K
riste
n P
etra
-
49 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.1. Triangulasi Data (Sambungan)
No. Syarat Manajemen
Limbah Eco-Hotel Wawancara Observasi Dokumentasi
9 -lahan sampah di tempat
sampah; himbauan untuk
tidak mencetak email
yang terdapat pada format
email yang dimiliki oleh
karyawan Sheraton
Surabaya (2 Mei 2013)
-lahan sampah di tempat
sampah; himbauan untuk
tidak mencetak email
yang terdapat pada format
email yang dimiliki oleh
karyawan Sheraton
Surabaya
10 Menghindari penggunaan
wadah sekali pakai atau
kemasan porsi kecil.
Hotel menggunakan
produk single use
package pada produk
sampo dan sabun karena
produk tersebut
merupakan brand
standard Sheraton. Selain
itu produk butter dan
Hotel menggunakan
produk single use
package pada produk
sampo dan sabun karena
produk tersebut
merupakan brand
standard Sheraton. Selain
itu produk butter dan
49
Un
ive
rsita
s K
riste
n P
etra
-
50 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.1. Triangulasi Data (Sambungan)
No. Syarat Manajemen
Limbah Eco-Hotel Wawancara Observasi Dokumentasi
10 yoghurt juga
menggunakan kemasan
porsi kecil. (2 Mei 2013)
yoghurt juga
menggunakan kemasan
porsi kecil.
11 Menggunakan botol yang
dapat dikembalikan
sebagai pengganti botol
sekali pakai atau kaleng.
Hotel menggunakan
produk yang kemasannya
dapat dikembalikan pada
produsennya. Produk
tersebut adalah gallon air
mineral, botol kaca
minuman bersoda, botol
saos dan kecap, gallon
minyak goreng 18 liter,
dan tempat telur. (2 Mei
2013)
Hotel menggunakan
produk yang kemasannya
dapat dikembalikan pada
produsennya. Produk
tersebut adalah gallon air
mineral, botol kaca
minuman bersoda, botol
saos dan kecap, gallon
minyak goreng 18 liter,
dan tempat telur.
50
Un
ive
rsita
s K
riste
n P
etra
-
51 Universitas Kristen Petra
4.3. Pembahasan
Berdasarkan Tabel 4.1. Triangulasi Data, peneliti akan memaparkan
pembahasan mengenai gap yang terjadi antara standard Eco-Hotel dengan
implementasi sistem manajemen limbah di Sheraton Surabaya Hotel and Towers.
Syarat 1 : Instruksi khusus tentang pemisahan limbah dan manajemen limbah
internal di lokasi tertentu seperti kamar, dapur, restoran, bar, lokasi engineering,
taman, kolam renang, area parkir dan lain-lain.
Berdasarkan tabel triangulasi, Sheraton Surabaya Hotel and Towers
membuat instruksi khusus mengenai pemilahan sampah yang tercantum pada
Standard Operational Procedure (SOP) mengenai penanganan pemisahan sampah
untuk karyawan yang bertugas dan juga pada setiap tempat sampah yang ada di
area back of the house dan front of the house. Namun masih ada instruksi
mengenai pemilahan sampah yang terlewatkan, yaitu di area taman sehingga
pemilahan sampah di area taman masih belum berjalan dengan baik. Tempat
sampah yang ada di area taman hanya satu macam dan tidak diberi label mengenai
pemilahan sampah. Dalam hal ini peneliti menilai bahwa Sheraton Surabaya Hotel
and Towers belum sepenuhnya mengimplementasikan syarat ini.
Syarat 2 : Memastikan bahwa limbah dipisahkan mulai dari tempat asal limbah
dihasilkan. Pemisahan limbah dilakukan dengan menyediakan tempat sampah
dengan warna yang berbeda-beda berdasarkan klasifikasi limbah di kamar, dapur,
restoran dan lain-lain.
Pemilahan limbah di area front of the house dibagi menjadi 2 yaitu recycle
dan trash. Sedangkan pemilahan limbah di area back of the house dibagi menjadi
5 yaitu sampah basah, sampah kering, sampah kertas, sampah berbahaya dan
sampah pecah belah. Walaupun pemilahan di area front of the house lebih sedikit,
sampah tersebut ketika dibawa ke area back of the house akan mengalami proses
pemilahan lagi menjadi lima bagian sesuai dengan klasifikasi sampah yang ada di
Sheraton Surabaya Hotel and Towers. Namun peneliti menemukan bahwa
pemilahan sampah ini belum berjalan dengan baik, terutama pada pemilahan
-
52 Universitas Kristen Petra
sampah kering dan sampah basah. Masih banyak dijumpai dalam tempat sampah
basah seperti plastik, karton, dan kaleng di area back of the house.
Berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti, hal ini menunjukkan bahwa
pemilahan yang terjadi di area front of the house sudah berjalan lancar namun
pemilahan di area back of the house masih belum diimplementasikan dengan baik.
Hal ini terbukti dengan ditemukannya campuran sampah kertas dan sampah
plastik di dalam tempat sampah basah yang ada di salah satu pantry hotel.
Syarat 3 : Tempat penyimpanan limbah yang sesuai untuk setiap jenis-jenis
limbah
Tempat penyimpanan limbah sementara yang berada di lantai Lower
Ground (LG) sudah sesuai untuk setiap jenis-jenis limbah. Ketiga ruangan yang
ada untuk menyimpan setiap jenis limbah sudah disesuaikan dengan fungsi dan
jenisnya. Seperti tempat penyimpanan limbah kering dan kertas yang diletakkan
dalam satu ruangan dikarenakan sampah tersebut diambil oleh kolektor yang
sama. Pemisahan sampah berdasarkan jenis-jenis dari sampah kertas dan kering
pun mempermudah steward dalam meletakkan sampah dan menjaga kerapian
ruangan dan mempermudah kolektor dalam pengambilan sampah. Serta sampah
berbahaya dan pecah belah yang juga dijadikan dalam satu ruangan dikarenakan
kedua sampah ini memerlukan perhatian khusus dan menimbulkan potensi
terjadinya hal berbahaya yang lebih besar dari pada jenis sampah lain.
Penanganan yang dilakukan pun lebih khusus dan prosedur keselamatan dibuat
untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Semua penanganan terdapat pada
SOP mengenai penanganan limbah berbahaya yang selalu ada dalam ruangan
tersebut.
Peralatan keselamatan seperti masker dan sarung tangan selalu ada untuk
mencegah terjadinya kecelakaan. Serta untuk penanggulangan terjadinya
kecelakaan terdapat tabung pemadam kebakaran, wastafel dan alat pencuci mata
darurat. Dalam ruangan tersebut terdapat pula kotak obat PPPK, namun kotak
obat tersebut kosong. Hal ini sangat disayangkan sebab dalam ruang penyimpanan
limbah sementara rawan akan terjadinya kecelakaan.
-
53 Universitas Kristen Petra
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, dapat diambil kesimpulan
bahwa Sheraton sudah menyediakan tempat penyimpanan limbah sementara yang
sesuai namun pihak hotel masih belum memperhatikan sepenuhnya mengenai
perlengkapan penanggulangan kecelakaan yang dapat terjadi di ruangan itu. Hal
ini terbukti dengan adanya kotak PPPK yang kosong.
Syarat 4 : Pengukuran dan pencatatan jenis dan jumlah limbah secara teratur di
hotel.
Pengukuran dan pencatatan jenis dan jumlah limbah dilakukan di tempat
penyimpanan sampah sementara. Limbah diukur menggunakan timbangan dengan
satuan kilogram. Setiap steward yang bertugas mencatat seluruh limbah yang
dihasilkan pada hari itu sesuai dengan jenisnya. Pencatatan dilakukan setiap hari
dan pada akhir bulan chief steward akan mengumpulkan catatan itu dan
dirangkum menjadi sebuah laporan yang akan dilaporkan pada koordinator waste
management. Jumlah sampah yang diambil oleh kolektor yang bekerja sama
dengan pihak hotel akan dicatat pula untuk dilaporkan pada koordinator waste
management. Berdasarkan data yang sudah diperoleh peneliti, dapat disimpulkan
bahwa Sheraton Surabaya Hotel and Towers sudah mengimplementasikan syarat
mengenai pengukuran dan pencatatan limbah secara teratur dengan baik.
Syarat 5: Pengolahan limbah organik menjadi kompos di lokasi hotel atau adanya
fasilitas eksternal untuk pembuatan kompos tersebut.
Sheraton Surabaya Hotel and Towers belum melakukan pengomposan
karena tidak mempunyai tempat yang memadai. Berdasarkan wawancara yang
dilakukan oleh peneliti, Sheraton sedang mencari partnership yang dapat
membantu dalam hal pengomposan. Pihak Sheraton pun menyatakan bahwa
pemerintah Surabaya belum mempunyai area untuk pengomposan sampah
organik. Saat ini sampah organik hanya di buang langsung ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Surabaya. Dalam hal ini peneliti
menyimpulkan bahwa Sheraton Surabaya Hotel and Towers belum melakukan
syarat kelima ini.
-
54 Universitas Kristen Petra
Syarat 6: Penggunaan perangkat penghancur untuk mengurangi volume limbah.
Sheraton Surabaya Hotel and Towers tidak memiliki alat penghancur
untuk mengurangi volume sampah. Sampah hanya dipilah saja, penghancuran
sampah ada di tempat kolektor. Alat penghancur memerlukan tempat yang besar
dan mengakibatkan polusi suara sehingga Sheraton Surabaya Hotel and Towers
menyerahkan pada tangan kolektor yang mengambil sampah di hotel Sheraton.
Dalam hal ini peneliti menyimpulkan bahwa Sheraton Surabaya Hotel and Towers
belum melakukan syarat kelima ini.
Syarat 7: Limbah organik, kaca, kertas, bungkus metal dan tekstil dipisahkan dan
dikirim kepada kolektor yang cocok untuk digunakan kembali atau didaur ulang.
Pada syarat ini limbah organik tidak diserahkan pada kolektor untuk
digunakan kembali atau didaur ulang, melainkan langsung dibuang ke TPA
Benowo melalui badan pemerintah yang bekerja sama dengan pihak hotel.
Sedangkan kaca, kertas, bungkus metal tekstil serta jenis sampah kering dan
kertas lainnya diserahkan pada Ibu Sunah sebagai kolektor jenis sampah tersebut
untuk digunakan kembali atau didaur ulang. Ibu Sunah mengambil sampah
tersebut setiap dua hari sekali dan membayar pada pihak hotel sesuai dengan
jumlah sampah yang diambilnya. Sedangkan untuk sampah berbahaya dan pecah
belah diserahkan pada PT. PPLI untuk digunakan kembali, didaur ulang dan juga
ditimbun.
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, Sheraton Surabaya Hotel and
Towers sudah melakukan penyerahan sebagian limbah pada kolektor untuk didaur
ulang atau digunakan kembali. Hanya saja hal ini tidak dilakukan pada limbah
organik dikarenakan belum adanya kolektor yang bekerjasama dengan pihak
hotel.
Syarat 8: Limbah berbahaya disimpan, dicatat sesuai dengan peraturan yang
berlaku dan dibuang melalui operator yang memiliki izin. Limbah berbahaya yang
dimaksud adalah minyak goreng bekas pakai, baterai, lampu fluorescent, sisa-sisa
cat, pelumas bekas pakai (oli mesin dan lain-lain), toner dan katrid tinta.
-
55 Universitas Kristen Petra
Penanganan limbah berbahaya didasarkan pada Peraturan Pemerintah no 85
Tahun 1999.
Berdasarkan tabel triangulasi, peneliti menilai bahwa Sheraton Surabaya
Hotel and Towers sudah melaksanakan syarat ke 10 dengan baik. Hal ini terbukti
dengan penyimpanan limbah B3 di tempat yang aman dan selalu memperhatikan
keselamatan dari pengelolanya, dilihat dari fasilitas yang ada seperti masker,
sarung tangan, instruksi penanganan, kemasan limbah yang aman dan lain-lain.
Sheraton Surabaya Hotel and Towers juga memperhatikan dengan baik
mengenai pencatatan limbah B3 yang dihasilkan. Pencatatan limbah B3
dilaksanakan secara teratur dan disimpan untuk dilaporkan pada pemerintah kota
Surabaya setiap tiga bulan sekali. Dalam pemilihan operator untuk mengelola dan
membuang limbah B3 ini, Sheraton Surabaya Hotel and Towers memilih badan
yang bersertifikasi dari pemerintah yaitu PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri
(PPLI) yang berpusat di Bogor.
Syarat 9: Langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi limbah, seperti
meningkatkan kesadaran tamu dan pembelian produk menggunakan kemasan
yang dapat dikembalikan atau menggunakan produk kemasan besar.
Berdasarkan tabel triangulasi, Sheraton Surabaya Hotel and Towers sudah
melakukan langkah-langkah untuk mengurangi limbah, baik dengan cara
meningkatkan kesadaran tamu melalui pemasangan instruksi pemilahan sampah
pada tempat sampah, menggunakan program Make a Green Choice untuk
mengurangi limbah air dan detergen yang dihasilkan ketika mencuci bed sheet
dan handuk, dan menawarkan program sustainable meeting practice yang
menerapkan sistem linenless dan pengurangan penggunaan botol plastik.
Peningkatan kesadaran karyawan hotel pun dilakukan dengan cara membiasakan
untuk menggunakan kertas bekas cetak untuk fotokopi dan adanya himbauan
untuk tidak mencetak email. Sheraton Surabaya Hotel and Towers juga
menggunakan produk kemasan besar pada produk Food and Baverage.
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti didapatkan bahwa Sheraton
Surabaya Hotel and Towers sudah mengimplementasikan langkah-langkah untuk
mengurangi jumlah limbah dengan baik.
-
56 Universitas Kristen Petra
Syarat 10: Menghindari penggunaan wadah sekali pakai atau kemasan porsi kecil
Berdasarkan tabel triangulasi, Sheraton Surabaya Hotel and Towers sudah
melakukan langkah untuk menghindari wadah sekali pakai atau kemasan porsi
kecil. Hal ini dilihat dari penggunaan kemasan besar untuk produk food and
baverage. Namun penghindaran penggunaan kemasan porsi kecil belum dapat
dilakukan secara menyeluruh sebab masih adanya pengaruh brand standard
dalam penggunaan kemasan sampo dan sabun di setiap kamar dan kebutuhan
individual dalam konsumsi butter dan yoghurt. Pihak hotel sudah menggunakan
wadah yang dikembalikan pada produk saus, kecap, botol kaca minuman bersoda,
galon air mineral, dan tempat telur.
Data di atas menyatakan bahwa Sheraton Surabaya Hotel and Towers
sudah melakukan langkah penghindaran dalam penggunaan wadah sekali pakai
atau kemasan porsi kecil walaupun masih banyak terdapat penggunaan wadah
sekali pakai dikarenakan produk yang ada di Indonesia sebagian besar dikemas
menggunakan wadah sekali pakai.
Syarat 11: Menggunakan botol yang dapat dikembalikan sebagai pengganti botol
sekali pakai atau kaleng.
Sheraton Surabaya Hotel and Towers sudah mengimplementasikan syarat
untuk menggunakan botol yang dapat digantikan dengan langkah menggunakan
produk botol seperti gallon air mineral, botol minuman soda, tempat telur, botol
saus seperti kecap, saus tomat, serta botol minyak goreng 18 liter.
ukp: master index: back to toc: help: