4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Kuesioner · Analisis Kuesioner . Pada penelitian ini...
Transcript of 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Kuesioner · Analisis Kuesioner . Pada penelitian ini...
29
Universitas Kristen Petra
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Kuesioner
Pada penelitian ini dilakukan penyebaran kuesioner, kuesioner disebarkan
dan dikumpulkan selama ± 4 minggu ( 25 November 2018 - 22 Desember 2018 )
kepada 22 perusahaan kontraktor dan perusahaan lainnya yang berhubungan
dengan rumah tinggal di Surabaya seperti developer,arsitek, dan lain-lainya. Dalam
pembagian kuesioner ini peneliti membagikan sebanyak 34 kuesioner akan tetapi
ada kendala dan hambatan yaitu sebanyak 4 kuesioner tidak kembali, kuesioner
hilang, dan responden yang sulit untuk ditemui, sehingga responden yang
didapatkan dari pengisian kuesioner ini yaitu sebanyak 30 kuesioner yang terdiri
dari 22 perusahaan lihat Lampiran 2.
4.2. Analisis Data Responden
Analisis data responden meliputi analisis jabatan dan pengalaman kerja
responden. Berdasarkan jabatan responden, maka hasil olahan data responden
adalah 23.33 % Pengawas lapangan, 16.66% Manajer lapangan , 43.33 %
Pelaksana lapangan dan 16.66% Arsitek (Tabel 4.1. dan Gambar 4.1.) Jika dilihat
berdasarkan pengalaman responden, maka hasilnya adalah pengalaman 1-5 tahun
sebanyak 59.10 %, 5-10 tahun sebanyak 9.10 %, >10 tahun sebanyak 9.10 %, dan
<1 tahun sebanyak 22.70 %. (Tabel 4.2 dan Gambar 4.2).
Tabel 4.1. Persentase Jabatan Responden dari 22 Perusahaan
No Jabatan Jumlah Persentase
1 Pengawas lapangan 7 23.33%
2 Manajer lapangan 5 16.67%
3 Pelaksana lapangan 13 43.33%
4 Arsitek 5 16.67%
Total 30 100 %
30
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.1 Persentase Jabatan Responden
Tabel 4.2. Persentase Pengalaman Responden
No Pengalaman Jumlah Persentase
1 1-5 tahun 14 46.67%
2 5-10 tahun 8 26.67%
3 >10 tahun 5 16.66%
4 <1 tahun 3 10%
Total 30 100%
31
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.2 Persentase Pengalaman Responden
4.3. Hasil Uji Validitas Kuesioner
Validitas adalah suatu derajat ketetapan alat ukur untuk penelitian tentang
isi sebenarnya yang diukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Nilai Corrected Item-Total Correlation akan
dibandingkan dengan R tabel statistik sesuai dengan jumlah sampel atau responden
yang dimiliki. Setiap pertanyaan dinyatakan valid apabila corrected item-total
correlation yang dihasilkan diatas nilai R tabel statistik, menunjukkan bahwa item-
item tersebut sudah mampu mengukur variabel yang ingin diukur (Ghozali,2005),
dapat dilihat pada Lampiran 3. R tabel statistik untuk 30 sampel adalah 0.361dan
untuk nilai tingkat signifikansi 𝛼 = 5%. Perhitungan nilai correlation yang
dilakukan menggunakan Microsoft Excel.
32
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.3. Uji Nilai Validitas Correlation untuk Kuesioner Persentase Terjadinya
Rework Pada Pekerjaan Finishing.
No. Item Pekerjaan Nilai
Correlation
Keterangan
Valid (Nilai
Correlation>0.361);
Tidak Valid (Nilai
Correlation<0.361)
1 Pekerjaan Besi dan Alumunium 0.450 Valid
2 Pekerjaan Dinding Pasangan 0.679 Valid
3 Pekerjaan Plesteran 0.592 Valid
4 Pekerjaan Penutup Lantai dan Penutup
Dinding
0.784 Valid
5 Pekerjaan Plafond 0.527 Valid
6 Pekerjaan Kayu 0.636 Valid
7 Pekerjaan Kunci dan Kaca 0.427 Valid
8 Pekerjaan Pengecatan 0.618 Valid
9 Pekerjaan Sanitasi 0.638 Valid
10 Pekerjaan Plumbing 0.110 Tidak Valid
Berdasarkan Tabel 4.3. dapat diketahui bahwa semua indikator yang
digunakan memiliki nilai corrected item-total correlation >0.361 dinyatakan valid,
kecuali pada pekerjaan plumbing dengan nilai corrected item-total correlation
sebesar 0.110 <0.361 dinyatakan tidak valid, sehingga bisa diabaikan namun
peneliti akan tetap membahas hasil dari pekerjaan plumbing tersebut.
Berikut adalah pembahasan nilai correlation pada kuesioner bagian B cara
penanganan material konstruksi pada pekerjaan finishing. Tabel 4.4 untuk
mengetahui nilai validitas dari hasil kuesioner pekerjaan mengenai penanganan
material pada pekerjaan finishing dan didapat nilai correlation, selanjutnya dari
nilai correlation tersebut dapat dilihat kevalidannya.
33
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.4. Uji Nilai Validitas Correlation Untuk Kuesioner Penanganan Material
No. Item Pekerjaan Jumlah
sampel
R tabel
statistik
Nilai
Correlation
Keterangan
Valid (Nilai Correlation>R
Tabel);
Tidak Valid (Nilai Correlation<R
Tabel)
1 Besi (Profil, IWF, Siku, Plat, Kawat) 51 0.271 0.574 Valid
2 Alumunium (Profil, Hollow) 49 0.281 0.416 Valid
3 Bata (merah,ringan,batako) 49 0.281 0.402 Valid
4 Semen (Portland dan Warna) 47 0.288 0.026 Tidak Valid
5 Pasir 48 0.284 0.366 Valid
6 Batu (Granit, Terasso, Kerikil) 35 0.334 0.522 Valid
7 Ubin (Keramik,Marmer,Granite) 44 0.297 0.428 Valid
8 Karpet,Wallpaper, dan Vynill 34 0.339 0.471 Valid
9 Asbes 34 0.339 0.533 Valid
10 Gypsum 36 0.329 0.313 Tidak Valid
11 Kayu (Teakwood, Plywood, Balok Kayu, Multipleks)
50 0.279 0.246 Tidak Valid
12 Kaca 41 0.308 0.293 Tidak Valid
13 Cat 38 0.320 0.406 Valid
14 Minyak (Manie, Pollitur, Vernis) 41 0.312 0.496 Valid
15 Saniter (Closet, Wastafel, Bathcuip,Kran)
43 0.301 0.444 Valid
16 Pipa (Baja, PVC, Sambungan) 57 0.254 0.401 Valid
17 Material lainya ( Baut, sekrup, kawat,
Besi angker, lem, paku, amplas,
sealant, kait angin, engsel pintu dan
jendela, kunci,kuas, selotip, dan lain-lainya ).
46 0.291 0.386 Valid
Berdasarkan Tabel 4.4. dapat diketahui bahwa terdapat 4 data yang tidak
valid karena nilai correlation lebih kecil dari nilai R tabel. Yaitu pada material
semen, gypsum, kayu dan kaca, sehingga bisa diabaikan namun peneliti akan tetap
membahas hasil dari pekerjaan material-material tersebut.
34
Universitas Kristen Petra
4.4. Analisis Persentase pada Pekerjaan Finishing
Pada penelitian ini ada 10 jenis-jenis pekerjaan pada pekerjaan finishing
berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11/PRT/M/2013 tentang
Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum, yang dimana
tujuannya adalah untuk mengetahui persentase terjadinya rework pada tiap- tiap
jenis pekerjaan (Tabel 4.5.), seperti berikut:
Tabel 4.5. Hasil tiap Pekerjaan pada Pekerjaan Finishing
No Pekerjaan Responden Mean Standar
Deviasi
Grafik Mean
Tidak
Pernah
Jarang Sering Selalu
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
1 Pekerjaan Besi dan
Aluminium
5 7 13 5 2.600 0.9684
2 Pekerjaan Dinding Pasangan 3 14 7 6 2.533 0.9371
3 Pekerjaan Plesteran 2 6 13 9 2.967 0.8899
4 Pekerjaan Penutup Lantai dan
Dinding
3 15 7 5 2.466 0.8995
5 Pekerjaan Plafond 9 14 7 0 1.933 0.7396
6 Pekerjaan Kayu 1 14 10 5 2.633 0.8087
7 Pekerjaan Kunci dan Kaca 9 16 3 2 1.933 0.8276
8 Pekerjaan Pengecatan 0 6 15 9 3.100 0.7119
9 Pekerjaan Sanitasi 4 14 9 3 2.367 0.8502
10 Pekerjaan Plumbing 5 12 10 3 2.367 0.8899
Tabel 4.5. Pekerjaan yang memiliki nilai mean sama yaitu pekerjaan
plafond, pekerjaan kaca dan kunci dengan nilai mean 1.933, serta untuk pekerjaan
sanitasi dan pekerjaan plumbing dengan nilai mean 2.367. Dari data tersebut akan
dihitung untuk menentukan nilai standar deviasinya dan dibandingkan hasilnya,
data dengan nilai standar deviasi paling kecil memiliki penyimpangan yang kecil.
Dengan menggunakan rumus standar deviasi untuk pekerjaan plafond sebesar
35
Universitas Kristen Petra
0.7396, dan pekerjaan kunci dan kaca sebesar 0.8271. Pekerjaan plafond memiliki
nilai standar deviasi lebih kecil dibandingkan dengan nilai deviasi pekerjaan kunci
dan kaca, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada pekerjaan plafond
penyimpangan yang terjadi lebih kecil dibandingkan dengan pekerjaan kunci dan
kaca. Sedangkan nilai deviasi untuk pekerjaan sanitasi sebesar 0.8502 dan
pekerjaan plumbing sebesar 0.8899. Pekerjaan sanitasi memiliki nilai standar
deviasi yang lebih kecil jika dibandingkan dengan pekerjaan plumbing. Berikut
pada Tabel 4.6 peneliti mengurutkan nilai mean tiap pekerjaan untuk mengetahui
pekerjaan finishing yang mengalami rework dari yang tertinggi sampai terendah.
Tabel 4.6. Urutan Nilai Mean Tiap Pekerjaan pada Pekerjaan Finishing
No. Pekerjaan Standar Deviasi Mean
1 Pekerjaan Pengecatan 0.7119 3.100
2 Pekerjaan Plesteran 0.8899 2.967
3 Pekerjaan Kayu 0.8087 2.633
4 Pekerjaan Besi dan Aluminium 0.9684 2.600
5 Pekerjaan Dinding Pasangan 0.9371 2.533
6 Pekerjaan Penutup Lantai dan Dinding 0.8995 2.467
7 Pekerjaan Sanitasi 0.8502 2.367
8 Pekerjaan Plumbing 0.8899 2.367
9 Pekerjaan Plafond 0.7396 1.933
10 Pekerjaan Kunci dan Kaca 0.8276 1.933
36
Universitas Kristen Petra
4.5. Analisa Material
Tiap pekerjaan pada pekerjaan finishing yang mengalami rework akan
membutuhkan dan membuang material, untuk mengetahui material tersebut ,
seperti yang telah dicantumkan sebelumnya didapati seperti berikut ;
1. Besi (Profil, IWF, Siku, Plat, Kawat)
2. Alumunium (Profil, Hollow)
3. Bata (merah,ringan,batako)
4. Semen (Portland dan Warna)
5. Pasir
6. Batu (Granit, Terasso, Kerikil)
7. Ubin (Keramik,Marmer,Granit)
8. Karpet,Wallpaper, dan Vynil
9. Asbes
10. Gypsum
11. Kayu (Teakwood, Plywood, Balok Kayu, Multipleks)
12. Kaca
13. Cat
14. Minyak (Manie, Pollitur, Vernis)
15. Saniter (Closet, Wastafel, Bathcuip,Kran)
16. Pipa (Baja, PVC, Sambungan)
17. Material lainnya ( Baut, sekrup, kawat, Besi angker, lem, paku, amplas,
sealant, kait angin, engsel pintu dan jendela, kunci,kuas, selotip, dan lain-lainya ).
Material- material dianalisa dengan cara penanganannya menggunakan cara
3R+S (reduce,reuse,recycle, and salvage), sebelumnya dijelaskan untuk
penanganan dengan cara reduce tidak dicantumkan dikarenakan rework merupakan
pekerjaan yang sudah terjadi, sedangkan reduce adalah penangan yang dilakukan
sebelum pekerjaan tersebut dilakukan. Dan berikut adalah hasil analisa kuesioner
mengenai penanganan sisa material pada pekerjaan finishing (Tabel 4.7.)
37
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.7. Persentase Penangan Sisa Material pada Pekerjaan Finishing
No.
Material
Persentase (Y)
Reuse Recycle Salvage
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Besi (Profil, IWF, Siku, Plat,
Kawat)
22 43.14 13 25.50 16 31.36
2 Alumunium (Profil, Hollow) 23 46.94 9 18.36 17 34.70
3 Bata (merah,ringan,batako) 25 51.02 6 12.24 18 36.74
4 Semen (Portland dan Warna) 16 34.04 3 6.38 28 59.58
5 Pasir 22 45.84 1 2.08 25 52.08
6 Batu (Granit, Terasso,
Kerikil)
25 71.43 1 2.85 9 25.72
7 Ubin
(Keramik,Marmer,Granite)
18 40.90 9 20.46 17 38.64
8 Karpet,Wallpaper, dan Vynill 12 35.30 2 5.88 20 58.82
9 Asbes 11 32.35 2 5.88 21 61.77
10 Gypsum 8 22.21 6 16.67 22 61.12
11 Kayu (Teakwood, Plywood,
Balok Kayu, Multipleks)
26 52.00 17 34.00 7 14.00
12 Kaca 16 39.02 11 26.83 14 34.15
13 Cat 17 44.74 1 2.63 20 52.63
14 Minyak (Manie, Pollitur,
Vernis)
22 53.65 1 2.46 18 43,90
15 Saniter (Closet, Wastafel,
Bathcuip,Kran)
20 46.51 5 11.34 18 41.86
16 Pipa (Baja, PVC,
Sambungan)
24 42.10 15 26.32 18
3
1.58
17 Material lainnya (Baut,
sekrup, kawat, Besi angker,
lem, paku, amplas, sealant,
kait angin, engsel pintu
dan jendela, kunci,kuas,
selotip, dan lain-lainya ).
24 52.18 7 15.21 15 32.61
38
Universitas Kristen Petra
Analisa :
1. Besi (Profil, IWF, Siku, Plat, Kawat)
contoh perhitungan :
𝑌𝑎 =𝑀𝑎
∑ 𝑀𝑛𝑖=1 1
+𝑀2 +.....+𝑀𝑛× 100% (4.1)
Reuse = 22 Responden
y1 = 22
(22+13+16)× 100%= 43.14% (4.2)
Recycle = 13 Responden
y2 = 13
(22+13+16)× 100%= 25.50% (4.3)
Salvage = 16 Responden
y3 = 16
(22+13+16)× 100%= 31.36% (4.4)
Jadi, banyaknya persentase penangan untuk reuse sebanyak 43.14% ,recycle
sebanyak 25.50%, dan salvage sebanyak 31.36%. Kesimpulan: Besi (Profil, IWF,
Siku, Plat, Kawat) banyaknya persentase penanganan paling besar yaitu sebanyak
43.14% untuk kategori reuse, jadi dapat disimpulkan pada material ini cara
penanganannya oleh kontraktor adalah dengan cara reuse.
2. Aluminium (Profil, Hollow) banyaknya persentanse penanganan untuk reuse
sebanyak 46.94% ,recycle sebanyak 18.36%, dan salvage sebanyak 34.70%.
Kesimpulan: Aluminium (Profil, Hollow) banyaknya persentase penanganan paling
besar yaitu sebanyak 46.94% untuk kategori reuse, jadi dapat disimpulkan pada
material ini cara penanganannya oleh kontraktor adalah dengan cara reuse.
39
Universitas Kristen Petra
3. Bata (merah,ringan,batako) banyaknya persentase penanganan untuk reuse
sebanyak 51.02%, recycle sebanyak 12.24%, dan salvage sebanyak 36.74%.
Kesimpulan: Bata (merah,ringan,batako)banyaknya persentase penanganan paling
besar yaitu sebanyak 51.02% untuk kategori reuse, jadi dapat disimpulkan pada
material ini cara penanganannya oleh kontraktor adalah dengan cara reuse.
4. Semen (Portland dan Warna) banyaknya persentase penanganan untuk reuse
sebanyak 34.04% , recycle sebanyak 6.38%, dan salvage sebanyak 59.98%.
Kesimpulan: Aluminium (Profil, Hollow) banyaknya persentase penanganan paling
besar yaitu sebanyak 59.98% untuk kategori salvage, jadi dapat disimpulkan pada
material ini cara penanganannya oleh kontraktor adalah dengan cara salvage.
5. Pasir banyaknya persentase penanganan untuk reuse sebanyak 45.84% , recycle
sebanyak 2.08%, dan salvage sebanyak 52.08%. Kesimpulan: Pasir banyaknya
persentase penangan paling besar yaitu sebanyak 52.08% untuk kategori salvage,
jadi dapat disimpulkan pada material ini cara penanganannya oleh kontraktor
adalah dengan cara salvage.
6. Batu (Granit, Terasso, Kerikil) banyaknya persentase penanganan untuk reuse
sebanyak 71.43%, recycle sebanyak 2.85%, dan salvage sebanyak 25.72%.
Kesimpulan: Batu (Granit, Terasso, Kerikil) banyaknya persentase penanganan
paling besar yaitu sebanyak 71.43% untuk kategori reuse, jadi dapat disimpulkan
pada material ini cara penanganannya oleh kontraktor adalah dengan cara reuse.
7. Ubin (Keramik,Marmer,Granite) banyaknya persentase penanganan untuk reuse
sebanyak 40.90% , recycle sebanyak 20.46%, dan salvage sebanyak 38.64%.
Kesimpulan: Ubin (Keramik,Marmer,Granite) banyaknya persentase penanganan
paling besar yaitu sebanyak 40.90% untuk kategori reuse, jadi dapat disimpulkan
pada material ini cara penanganannya oleh kontraktor adalah dengan cara reuse.
8. Karpet,Wallpaper, dan Vynill banyaknya persentase penanganan untuk reuse
sebanyak 35.30% , recycle sebanyak 5.88 %, dan salvage sebanyak 58.82%.
40
Universitas Kristen Petra
Kesimpulan : Karpet,Wallpaper, dan Vynill banyaknya persentase penanganan
paling besar yaitu sebanyak 58.82% untuk kategori salvage, jadi dapat disimpulkan
pada material ini cara penanganannya oleh kontraktor adalah dengan cara salvage.
9. Asbes banyaknya persentase penanganan untuk reuse sebanyak 32.35% , recycle
sebanyak 5.88 %, dan salvage sebanyak 61.77%. Sehinnga kesimpulannya yaitu
pada material Asbes banyaknya persentase penanganan paling besar yaitu sebanyak
61.77% untuk kategori salvage, jadi dapat disimpulkan pada material ini cara
penanganannya oleh kontraktor adalah dengan cara penanganan salvage.
10. Gypsum banyaknya persentase penanganan untuk reuse sebanyak 22.21% ,
recycle sebanyak 16.67%, dan salvage sebanyak 61.12%. Sehinnga kesimpulannya
yaitu pada material Gypsum banyaknya persentase penanganan paling besar yaitu
sebanyak 61.12% untuk kategori salvage, jadi dapat disimpulkan pada material
gypsum cara penanganannya oleh kontraktor adalah dengan cara salvage.
11. Kayu (Teakwood, Plywood, Balok Kayu, Multipleks) banyaknya persentase
penanganan untuk reuse sebanyak 52% , recycle sebanyak 34%, dan salvage
sebanyak 14%. Kesimpulan : Kayu (Teakwood, Plywood, Balok Kayu,
Multipleks)banyaknya persentase penanganan paling besar yaitu sebanyak 52%
untuk kategori reuse, jadi dapat disimpulkan pada material ini cara penanganannya
oleh kontraktor adalah dengan cara reuse.
12. Kaca memiliki nilai persentase penanganan untuk reuse sebanyak 39.02 %,
recycle sebanyak 26.83 %, dan salvage sebanyak 34.15 %. Sehinnga
kesimpulannya yaitu pada material kaca dengan nilai persentase penanganan paling
besar yaitu sebanyak 39.02 % untuk kategori reuse, jadi dapat disimpulkan pada
material ini cara penanganannya oleh kontraktor adalah dengan cara reuse.
13. Cat memiliki nilai persentase penanganan untuk reuse sebanyak 44.74%
,recycle sebanyak 2.63%, dan salvage sebanyak 52.63%. Sehinnga kesimpulannya
yaitu pada material Cat banyaknya persentase penanganan paling besar yaitu
41
Universitas Kristen Petra
sebanyak 52.63% untuk kategori salvage, jadi dapat disimpulkan pada material ini
cara penanganannya oleh kontraktor adalah dengan cara salvage.
14. Minyak (Manie, Pollitur, Vernis) banyaknya persentase penanganan untuk
reuse sebanyak 53.65% ,recycle sebanyak 2.46%, dan salvage sebanyak 43.90%.
Kesimpulan: Minyak (Manie, Pollitur, Vernis) banyaknya persentase penanganan
paling besar yaitu sebanyak 53.65% untuk kategori reuse, jadi dapat disimpulkan
pada material ini cara penanganannya oleh kontraktor adalah dengan cara reuse.
15. Saniter (Closet, Wastafel, Bathcuip,Kran) banyaknya persentase penanganan
untuk reuse sebanyak 46.51% , recycle sebanyak 11.34%, dan salvage sebanyak
41.86%. Sehinnga kesimpulannya yaitu pada material Saniter (Closet, Wastafel,
Bathcuip,Kran) banyaknya persentase penanganan paling besar yaitu sebanyak
46.51 % untuk kategori reuse,jadi dapat disimpulkan pada material ini cara
penanganannya oleh kontraktor adalah dengan cara reuse.
16. Pipa (Baja, PVC, Sambungan) banyaknya persentase penanganan untuk reuse
sebanyak 42.10% ,recycle sebanyak 26.32 %, dan salvage sebanyak 31.58%.
Kesimpulan: Pipa (Baja, PVC, Sambungan) banyaknya persentase penanganan
paling besar yaitu sebanyak 42.10% untuk kategori reuse, jadi dapat disimpulkan
pada material ini cara penanganannya oleh kontraktor adalah dengan cara reuse.
17. Material lainnya (baut, sekrup, kawat, besi angker, lem, paku, amplas, sealant,
kait angin, engsel pintu dan jendela, kunci,kuas, selotip, dan lain-lainya).
banyaknya persentase penanganan untuk reuse sebanyak 52.18% , recycle sebanyak
15.21%, dan salvage sebanyak 32.61%. Kesimpulan: Material lainnya (Baut,
sekrup, kawat, besi angker, lem, paku, amplas, sealant, kait angin, engsel pintu dan
jendela, kunci,kuas, selotip, dan lain-lainya). Banyaknya persentase penanganan
paling besar yaitu sebanyak 52.18% untuk kategori reuse, jadi dapat disimpulkan
pada material ini cara penanganannya oleh kontraktor adalah dengan cara reuse.
42
Universitas Kristen Petra
Berikut pada Gambar 4.3. dan Tabel 4.8. dapat dilihat pula merupakan hasil
dari kesimpulan pada kuesioner yang peneliti lakukan terhadap responden, peneliti
simpulkan berdasarkan banyaknya persentase penanganan yang dilakukan terhadap
tiap material- material pada pekerjaan finishing.
Pada Tabel 4.8. dan Gambar 4.3. dapat disimpulkan material tiap pekerjaan
pada pekerjaan finishing yang terjadi rework besar persentase dan cara
penanganannya. Selain itu peneliti juga melakukan wawancara kepada kontraktor
untuk mengetahui alasan penanganan construction waste, dan berikut penyebab
atau alasannya yaitu tergantung dari kondisi dari material itu sendiri masih layak
untuk digunakan atau tidak, jam terbang atau pengalaman dari kontraktor untuk
mengatasi hal tersebut.
Reuse Recycle Salvage
Gambar 4.3. Grafik hasil persentase penanganan material
43
Universitas Kristen Petra
4.6. Analisis Penanganan Material Pada Pekerjaan Finishing
1. Pekerjaaan pengecatan
Tabel 4.9. Penanganan Material pada Pekerjaan Pengecatan
No Material Penanganannya
1. Cat SALVAGE
2. Minyak (Manie, Politur, Vernis) REUSE
3. Material lainnya (Amplas, Kuas ) REUSE
Pekerjaan pengecatan sering mengalami rework dimana dari semua
materialnya menghasilkan embodied energy dan karbon dioksida, material seperti
amplas dan kuas tidak memiliki embodied energy dan karbon dioksida, perlu
mengetahui penyebabnya untuk mengurangi penggunaan material yang berlebihan
menurut wawancara peneliti dengan responden disebabkan warna cat yang akan
dipakai tidak sesuai dengan warna cat yang diinginkan. Hal ini disebabkan, baik
saat proses pengolahan dengan cara manual terjadi pencampuran yang tidak merata,
maupun dengan komputerisasi yang tidak menghasilkan warna dengan akurat, serta
proses pengecatan yang dipengaruhi oleh kualitas tukang atau pekerja, lingkungan,
atau kualitas dari material dari pelaksanaan pengecatan.
2. Pekerjaan plesteran
Tabel 4.10. Penanganan Material pada Pekerjaan Plesteran
No Material Penanganannya
1. Semen ( Mortar) SALVAGE
2. Pasir (Sand) SALVAGE
Rework yang terjadi dikarenakan pengerjaan plesteran yang tidak sesuai dengan
kualitas yang diinginkan dimana terdapat plesteran yang lebih tipis maupun lebih
tebal, hal ini peneliti dapatkan dengan mewawancarai responden. dan cara
penanganannya dengan cara salvage. Material penanganan dengan cara salvage
perlu dihindari karena menimbulkan sampah tentunya akan merusak lingkungan
dan memberikan beban sampah yang semakin banyak di bumi.
44
Universitas Kristen Petra
3. Pekerjaan Kayu
Tabel 4.11 Penanganan Material pada Pekerjaan Kayu
No Material Penanganannya
1. Plywood/Teakwood REUSE
2. Timber REUSE
3. Softwood REUSE
4. Hardwood REUSE
5. Baut/ paku REUSE
6. Glue REUSE
Berdasarkan responden hal yang menyebabkan rework pada pekerjaan kayu adalah
kualitas dari kayu yang tidak sesuai, pelaksanaan atau proses pemotongan yang
tidak akurat. pada pekerjaan kayu menghasilkan menghasilkan embodied energy
dan karbon dioksida. Komposisi material terbanyak pada pekerjaan ini yaitu kayu,
semakin banyak penggunaan kayu tentunya kebutuhan akan material kayu akan
semakin banyak dan akan semakin mengeksploitasi lingkungan, untuk mengurangi
penggunaan kayu penanganan yang tepat adalah menggunakan kembali (reuse) sisa
material kayu akibat rework.
4. Pekerjaan Besi dan Aluminium
Tabel 4.12. Penanganan Material pada Pekerjaan Besi dan Aluminium
No Material Penanganannya
1. Steel Structure REUSE
2. Sheet steel REUSE
3. Stainless steel REUSE
4. Steel wire REUSE
5. Aluminium (Profil, Hollow) REUSE
6. Baut/ sekrup REUSE
Pada pekerjaan besi dan aluminium terjadi rework dikarenakan adanya pemotongan
ukuran yang tidak sesuai. Sehingga perlu diperhatikan secara khusus material ini
cara penanganannya untuk mengurangi penggunaannya, material seperti aluminium
penangan yang baik dengan cara reuse, untuk mengurangi total embodied karbon
dioksida yang akan mencemari lingkungan.
45
Universitas Kristen Petra
5. Pekerjaan Dinding Pasangan
Tabel 4.13. Penanganan Material pada Pekerjaan Dinding Pasangan
No Material Penanganannya
1. Common Bricks REUSE
2. Facing Bricks REUSE
3. Concrete blocks REUSE
4. Mortar SALVAGE
5. Pasir SALVAGE
6. Steel wire REUSE
Pekerjaan ini mengalami rework dikarenakan pemasangan yang tidak simetris
atau lurus, kesalahan dalam pelaksanaan. Material mortar dan pasir cara
penanganannya dengan cara Salvage yang akan menghasilkan sampah konstruksi
yang semakin banyak dan menyebabkan peningkatan beban di bumi akibat sampah
yang semakin menumpuk.
6. Pekerjaan Penutup Lantai dan Dinding
Tabel 4.14. Penanganan Material Pekerjaan Penutup Lantai dan Dinding
No Material Penanganannya
1. Vinyl tiles REUSE
2. Clay tiles REUSE
3. Mineral fibre tiles REUSE
4. Marble REUSE
5. Terrazzo REUSE
6. Mortar SALVAGE
7. Pasir SALVAGE
Pada pekerjaan penutup lantai dan dinding umumnya kontraktor akan sangat
berhati-hati dalam mengerjakannya, hal ini dikarenakan mengingat harga material
penutup lantai dan dinding yang cukup mahal seperti penggunaan material marmer
yang harganya mahal, sebelum proses pelaksanaanya kontraktor berhati-hati,
memastikan secara pasti materialnya, dan menghindari penyebab terjadi rework
seperti pemotongan marmer oleh tenaga kerja yang berpengalaman dan profesional.
Apabila terjadi rework hal ini dikarenakan adanya kesalahan pemasangan, atau
keinginan dari owner untuk mengganti model dari materialnya.
46
Universitas Kristen Petra
7. Pekerjaan Sanitasi
Tabel 4.15. Penanganan Material pada Pekerjaan Sanitasi
No Material Penanganannya
1. Ceramic fittings REUSE
2. Sealant REUSE
3. Mortar SALVAGE
4. Pasir SALVAGE
Pada pekerjaan sanitasi ini untuk masalah terbesarnya adalah penggunaan
sealant, karena material sealant memiliki total embodied karbon dioksida sebesar
22200 kg/t, tentunya pada pekerjaan ini menghasilkan karbon dioksida yang akan
membahayakan lingkungan, oleh karena itu pada pekerjaan ini perlu diperhatikan
lebih material sealant untuk dikurangi penggunaannya.
8. Pekerjaan Plumbing
Tabel 4.16. Penanganan Material pada Pekerjaan Plumbing
No Material Penanganannya
1. Brass pipework REUSE
2. Copper pipework REUSE
3. Steel pipework REUSE
4. Stainless steel pipework REUSE
5. Cast iron pipework REUSE
6. PVC REUSE
Pekerjaan plumbing merupakan pekerjaan yang perlu diperhatikan penggunaan
materialnya hal ini dikarenakan yang memberikan kontribusi besar pada total
karbon dioksida pada pekerjaan plumbing. Tapi pada pekerjaan ini cara
penanganannya dengan cara reuse untuk semua material pada pekerjaan plumbing,
hal ini akan mengurangi penggunaan material bila pada pekerjaan plumbing
mengalami rework.
47
Universitas Kristen Petra
9. Pekerjaan Plafond
Tabel 4.17. Penanganan pada Pekerjaan Plafond
No Material Penanganannya
1. Alumunium (Hollow) REUSE
2. Gypsum SALVAGE
3. Plywood SALVAGE
4. Timber REUSE
5. Baut/ sekrup REUSE
Pada pekerjaan plafond kontribusi total embodied karbon dioksida terbanyak
adalah material aluminium sebesar 29200 kg/t, perlu diperhatikan penggunaan
material aluminium untuk mengurangi total embodied karbon dioksida pada
pekerjaan plafond bila terjadi rework. Material Gypsum dan plywood untuk cara
penanganannya dengan cara salvage, hal ini tentunya sangat berbahaya bagi
lingkungan dan akan menimbulkan jumlah sampah yang semakin banyak dan akan
membebani bumi, perlu ada upaya yang lebih lanjut untuk mengatasi penanganan
dengan cara salvage.
10. Pekerjaan Kunci dan Kaca
Tabel 4.18. Penanganan Material pada Pekerjaan Kunci dan Kaca
No Material Penanganannya
1. Stainless Steel REUSE
2. Glass REUSE
3. Sealant REUSE
4. Baut/ sekrup REUSE
Pekerjaan kunci memiliki kemungkinan rework yang rendah dan materialnya
bisa digunakan lagi atau reuse apabila kondisi dan kualitas dari materialnya bagus.
Jadi untuk material seperti aluminum yang memiliki total energi embodied karbon
dioksida sebanyak 29200 kg/t dan sealant sebanyak 22200 kg/t , perlu adanya
perhatian khusus cara penanganan untuk material ini, sehingga dapat mengurangi
karbon dioksida yang dihasilkan oleh material tersebut untuk menciptakan
konstruksi keberlanjutan.