38973260-CRS-2-BAB-II-SANG

34
BAB II ANALISIS FAKTOR LINGKUNGAN Oleh : Sangeetha Subramaniam (1301-1209-3075) Menurut Hendrick L. Blum, terdapat 4 faktor utama yang berpengaruh terhadap kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat. Keempat faktor tersebut ialah faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Faktor-faktor ini disamping berpengaruh terhadap kesehatan juga saling berpengaruh antara satu sama lainnya. Status kesehatan akan tercapai optimal, bilamana keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal. 1,2 Keadaan lingkungan pemukiman penduduk Indonesia sampai saat ini masih menunjukkan kualitas yang rendah. Penurunan kualitas lingkungan yang diakibatkan oleh rendahnya proporsi penduduk yang menikmati fasilitas 13

Transcript of 38973260-CRS-2-BAB-II-SANG

Page 1: 38973260-CRS-2-BAB-II-SANG

BAB II

ANALISIS FAKTOR LINGKUNGAN

Oleh :

Sangeetha Subramaniam

(1301-1209-3075)

Menurut Hendrick L. Blum, terdapat 4 faktor utama yang berpengaruh

terhadap kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat. Keempat faktor

tersebut ialah faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan.

Faktor-faktor ini disamping berpengaruh terhadap kesehatan juga saling

berpengaruh antara satu sama lainnya. Status kesehatan akan tercapai optimal,

bilamana keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang

optimal.1,2

Keadaan lingkungan pemukiman penduduk Indonesia sampai saat ini

masih menunjukkan kualitas yang rendah. Penurunan kualitas lingkungan yang

diakibatkan oleh rendahnya proporsi penduduk yang menikmati fasilitas

kesehatan lingkungan seperti air bersih, jamban keluarga, SPAL dan lain-lain

masih belum dapat diatasi dengan baik ditambah dengan telah muncul masalah

kesehatan lingkungan akibat dari proses modernisasi seperti polusi/pencemaran

lingkungan, keracunan dan lain-lain.3

Sejalan dengan kebijaksanaan “Paradigma Sehat” yang mengutamakan

upaya-upaya yang bersifat promotif, preventif dan protektif maka upaya kesehatan

lingkungan menjadi sangat penting. Peningkatan kesehatan lingkungan

13

Page 2: 38973260-CRS-2-BAB-II-SANG

14

dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang mampu memberikan

kontribusi yang bermakna terhadap peningkatan derajat kesehatan, melalui

kegiatan peningkatan sanitasi dasar, serta pencegahan dan pengendalian terhadap

kualitas lingkungan sebagai dampak dari pembangunan dan kemajuan teknologi.3

Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan

lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya

status kesehatan yang optimal. Aspek lingkungan yang berhubungan dengan

kesehatan dapat dikategorikan menjadi dua bagian besar yaitu aspek lingkungan

fisik-kimia-biologi dan aspek lingkungan sosial ekonomi.1

1. Lingkungan fisik-kimia-biologi : tata ruang, geografis, suhu udara, curah

hujan, kelembaban, penyinaran matahari, kebisingan, polusi udara,

perumahan, sarana air bersih, jamban keluarga, pembuangan limbah

termasuk limbah industri, pembuangan sampah, keberadaan vektor, angka

keracunan makanan.1

2. Lingkungan sosial, budaya, ekonomi : perkembangan tenaga kerja yang

meliputi: angkatan kerja, lapangan kerja, angka pengangguran, dan

penghasilan/income.1

2.1 Lingkungan Fisik-Kimia-Biologi

2.1.1 Geografi

Secara keseluruhan wilayah kerja UPT Puskesmas Ibrahim Aji sama

dengan luas wilayah Kecamatan Batununggal, yang terdiri dari delapan

kelurahan yaitu : Kelurahan Samoja, Kelurahan Kacapiring, Kelurahan Kebon

Waru, Kelurahan Kebon Gedang, Kelurahan Cibangkong, Kelurahan Binong,

Page 3: 38973260-CRS-2-BAB-II-SANG

15

Kelurahan Gumuruh dan Kelurahan Maleer. Luas wilayah binaan kecamatan

Batununggal 526,874 Ha/m2 dengan permukaan tanah relatif datar yang

hampir seluruhnya merupakan tanah darat. Suhu udara rata-rata 20 – 30 0C.

Sebagian merupakan tempat pemukiman, perkantoran, fasilitas publik serta di

beberapa tempat terdapat kawasan industri. Gambar 2.1 menunjukan peta

wilayah UPT Ibrahim Aji. Adapun batas-batas wilayah Kecamatan

Batununggal adalah sebagai berikut: 4

Utara : Kecamatan Cibeunying Kidul

Selatan : Kecamatan Bandung Kidul

Barat : Kecamatan Lengkong

Timur : Kecamatan Kiaracondong

Page 4: 38973260-CRS-2-BAB-II-SANG

16

Gambar 2.1Peta Wilayah UPT Puskesmas Ibrahim Aji

Page 5: 38973260-CRS-2-BAB-II-SANG

17

Tabel 2.1Situasi Geografis Puskesmas Ibrahim Aji Tahun 2009

NoNama

Kelurahan

Luas Wilaya

h

Jumlah RT / RW Jarak

Terjauh ke Puskesmas

(km)

Rata-Rata Waktu

Tempuh ke Puskesmas

(Jam/Menit)

Kondisi Keterjangkauan

RT RWRoda

2Roda

4Roda

2Roda

4Jalan Kaki

1 Kebon Waru 96 67 8 1 15 20 √ √ √

2 Kebon Gedang 29 50 8 0.8 15 20 √ √ √

3 Cibangkong 63.9 91 13 2 30 45 √ √ √

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Ibrahim Aji tahun 2009

Gambar 2.1 menunjukan bahwa terdapat dua anak sungai yang melalui

kecamatan Batununggal. Sungai yang melalui wilayah kecamatan Batununggal

dapat menjadi potensi masalah kesehatan lingkungan. Dengan rendahnya

kesadaran masyarakat akan kesehatan lingkungan dapat menjadikan sungai

sebagai tempat pembuangan sampah dan limbah rumah tangga. Hal ini dapat

berpengaruh pada kejadian banjir dan berbagai permasalahan kesehatan. Di

beberapa tempat yang merupakan wilayah kerja binaan langsung Puskesmas

Ibrahim Aji seperti di RW 5, 6, dan 11 kelurahan Cibangkong merupakan wilayah

rawan banjir. Daerah-daerah ini dapat menjadi potensi masalah kesehatan jika

tidak ditangani dengan tanggap.

Gambar 2.1 menunjukan bahwa terdapat beberapa pabrik di kecamatan

Batununggal. Hal ini dapat menjadi potensi masalah kesehatan lingkungan terkait

dampak yang ditimbulkan oleh polusi dari limbah pabrik. Potensi masalah yang

juga mungkin terkait dengan hal ini adalah tentang kesehatan kerja.

Page 6: 38973260-CRS-2-BAB-II-SANG

18

Tabel 2.1 menunjukkan bahwa luas wilayah yang menjadi wilayah kerja

binaan langsung Puskesmas Ibrahim Aji adalah 188,9 Ha/m2. Tabel diatas

menunjukkan bahwa Puskesmas Ibrahim Aji membina tiga kelurahan, yaitu

Kelurahan Kebon Waru, Kelurahan Kebon Gedang dan Kelurahan Cibangkong

yang seluruhnya terdiri dari 29 RW dan 208 RT. Kelurahan yang memiliki luas

wilayah paling besar adalah Kebon Waru 96 Ha/m2 dan paling kecil adalah Kebon

Gedang 63,9 Ha/m2.

Aksesibilitas Puskesmas Ibrahim cukup baik, karena dapat dijangkau baik

dengan berjalan kaki ataupun menggunakan kendaraan roda 2 dan roda 4. Jarak

terjauh daerah binaan ± 2 km, dan waktu tempuh dari daerah tersebut ke

puskesmas dengan berjalan kaki rata-rata 30 menit, kendaraan roda dua rata-rata

15 menit, dan dengan kendaraan roda empat rata-rata 20 menit. Meskipun

letaknya di tengah-tengah wilayah kerja, untuk beberapa wilayah di Kelurahan

Cibangkong butuh waktu relatif lebih lama dan biaya yang relatif lebih mahal

untuk dapat menjangkau puskesmas karena harus menggunakan dua kali

kenderaan umum. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut puskesmas

mengupayakan puskesmas keliling supaya masyarakat menjadi lebih mudah untuk

mendapat pelayanan kesehatan dan penyebaran informasi kesehatan yang secara

tidak langsung akan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Namun

program ini kurang berjalan optimal sehingga masayarakat Cibangkong yang

sering sulit menjangkau Puskesmas Ibrahim Aji pergi ke puskesmas jejaring yaitu

Puskesmas Gemuruh yang relatif lebih dekat.

Page 7: 38973260-CRS-2-BAB-II-SANG

19

2.1.2 Rumah Sehat

Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia.

Konsep rumah tidak hanya sebatas bentuk bangunan fisik saja. Fungsi rumah

adalah sebagai tempat tinggal dalam suatu lingkungan yang seharusnya dilengkapi

dengan prasarana dan sarana yang diperlukan manusia untuk memasyarakatkan

dirinya. Indikator rumah sehat merupakan komposit dari 14 variabel rumah sehat,

yaitu1:

a. Lokasi

b. Kepadatan hunian. Kesesuaian jumlah lantai dengan jumlah penghuni,

yaitu rumah tangga yang mempunyai luas lantai rumah yang ditempati dan

digunakan untuk keperluan sehari-hari dibagi dengan jumlah penghuni

(8m2 per orang)

c. Lantai kedap air (air tidak merembes atau meresap).

d. Pencahayaan yang baik.

e. Ventilasi yang baik dimana terdapat jendela dengan syarat minimal luas

jendela adalah 15% dari luas lantai.

f. Persediaan air bersih (terdapat tempat penyimpanan air minum dan

penyimpanan air untuk mandi).

g. Memiliki Jamban keluarga

h. Memiliki tangki septik atau lubang penampungan kotoran sebagai

pembuangan akhir.

i. Terdapat pembagian ruangan dengan sekat atau dinding.

j. Terdapat sarana pembuangan air limbah,

Page 8: 38973260-CRS-2-BAB-II-SANG

20

k. Terdapat saluran got

l. Ada sarana tempat penyimpanan sampah

m. Polusi udara

n. Bahan bakar untuk sampah

Berikut adalah data mengenai cakupan rumah sehat di Wilayah Binaan

Langsung UPT Puskesmas Ibrahim Aji:

Tabel 2.2

Cakupan Rumah Sehat di Wilayah Binaan Langsung

UPT Puskesmas Ibrahim Aji

Bulan Juni-Agustus 2010

No. Uraian Juni Juli Agustus Jumlah

1 Jumlah Rumah Yang Diperiksa

309 157 294 760

2 Jumlah Rumah Yang MS

214 121 255 590

3 Cakupan Rumah MS (%)

77.63

Sumber: LB4 UPT Puskesmas Ibrahim Aji Bulan Juni-Agustus 2010

Dari 760 rumah di Wilayah Binaan Langsung UPT Puskesmas Ibrahim Aji

yang diperiksa pada bulan Juni sampai Agustus 2010, total 590 yang memenuhi

syarat. Data di atas menunjukkan bahwa rumah yang memenuhi syarat,

cakupannya (77,63%) sudah mencapai target (70%). Hal ini menunjukan sebagian

besar masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Ibrahim Aji sudah memiliki kondisi

rumah yang baik dan indikator rumah sehat sudah terpenuhi oleh rumah–rumah

tersebut, yaitu sebagian besar rumah di daerah wilayah kerja Puskesmas Ibrahim

Page 9: 38973260-CRS-2-BAB-II-SANG

21

Aji telah memiliki lantai berubuin, jendela yang mudah di buka, ventilasi yang

baik, cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah dengan cukup kepadatan

hunian yang sesuai. Namun, data ini belum mewakili kesemua jumlah rumah yang

ada, kemungkinan untuk terjadinya false negative masih ada.

2.1.3 Sarana Air Bersih

Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Tubuh orang dewasa

terdiri dari air sebanyak 55-60% manakala untuk anak sekitar 65% dan bayi

sekitar 80%. Air dibutuhkan dalam rumah tangga seperti untuk minum, mandi,

masak, mencuci dan sebagainya. Menurut perhitungan WHO di negara-negara

maju setiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di

negara-negara berkembang, termasuk Indonesia setiap orang memerlukan air

antara 30-60 liter per hari1.

Air yang sehat harus memenuhi syarat kuantitas dan kualitas. Syarat

kuantitas artinya jumlah sumber air harus bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga

sehari-hari. Sedangkan syarat-syarat kualitas air yang harus dipenuhi adalah syarat

fisik, bakteriologis, kimiawi, dan radioaktif. Biasanya air yang dapat diterima

penduduk ialah air yang memenuhi syarat-syarat fisik yaitu tidak keruh, tidak

berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan suhu di bawah suhu udara luarnya1.

Berikut adalah data mengenai cakupan SAB di Wilayah Binaan Langsung

UPT Puskesmas Ibrahim Aji:

Page 10: 38973260-CRS-2-BAB-II-SANG

22

Tabel 2.3

Cakupan SAB di Wilayah Binaan Langsung

UPT Puskesmas Ibrahim Aji

Bulan Juni-Agustus 2010

No. Uraian Juni Juli Agustus Jumlah1. Jumlah Sarana

Air Bersih Yang Diperiksa

249 123 236 608

2. Jumlah Sarana Air Bersih Yang MS

244 120 232 596

3. Cakupan SAB MS(%)

98,03

Sumber: LB4 UPT Puskesmas Ibrahim Aji Bulan Juni-Agustus 2010

Dari 608 Sarana Air Bersih (SAB) di Wilayah Binaan Langsung UPT

Puskesmas Ibrahim Aji yang diperiksa untuk bulan Juni sampai Agustus 2010 596

SAB yang memenuhi syarat. Data di atas menunjukkan bahwa SAB yang

memenuhi syarat, cakupannya (98,03%) sudah mencapai target (78,3%). Sarana

Air Bersih di Wilayah Binaan Langsung UPT Puskesmas Ibrahim Aji sudah

maksimal. Sarana Air Bersih yang baik menjamin kebutuhan air sehat bagi setiap

warga penghuni di sini. Namun, data ini belum mewakili kesemua jumlah SAB

yang ada, kemungkinan untuk terjadinya false negative masih ada.

Sumber air bersih masyarakat di Wilayah Binaan Langsung UPT

Puskesmas Ibrahim Aji diperoleh melalui beberapa cara :

Sebagian besar masyarakat menggunakan ledeng atau mata air sebagai sumber

air yang utama.

Hanya sebagian kecil masyarakat menggunakan jet pump sebagai sumber air

mungkin karena keterbatasan finansial untuk pembelian jet pump.

Page 11: 38973260-CRS-2-BAB-II-SANG

23

2.1.4 Sanitasi Pembuangan Tinja

Jamban keluarga (JAGA) adalah suatu bangunan yang dipergunakan untuk

membuang tinja/kotoran manusia bagi keluarga. Kotoran manusia adalah semua

benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari

dalam tubuh. Untuk mencegah sekurang-kurangnya mengurangi kontaminasi tinja

terhadap lingkungan maka pembangunan kotoran manusia harus dikelola dengan

baik, maksudnya pembuangan kotoran harus di suatu tempat tertentu atau jamban

yang sehat.1

Jamban disebut sehat apabila1:

1. Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut.

2. Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya.

3. Tidak mengotori air tanah di sekitarnya.

4. Tinja tidak dapat disentuh lalat dan hewan lain.

5. tidak menimbulkan bau.

6. Mudah digunakan dan dipelihara.

7. Sederhana desainnya.

8. Murah

9. Dapat diterima oleh pemakainya

Agar pensyaratan-pensyaratan ini dapat dipenuhi, maka perlu diperhatikan

antara lain :

Page 12: 38973260-CRS-2-BAB-II-SANG

24

1. Sebaiknya jamban tersebut tertutup dan terlindung dari panas dan

hujan, serangga dan binatang-binatang lain dan dari pandangan orang

(privacy).

2. Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat, tempat

berpijak yang kuat dan sebagainya.

3. Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang

tidak mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau dan

sebagainya.

4. Sedapat mungkin disediakan alat pembersih air atau kertas pembersih.

Berikut adalah data mengenai cakupan jamban keluarga di Wilayah

Binaan UPT Puskesmas Ibrahim Aji :

Tabel 2.4

Cakupan JAGA di Wilayah Binaan Langsung

UPT Puskesmas Ibrahim Aji

Bulan Juni-Agustus 2010

No. Uraian Juni Juli Agustus Jumlah1. Jumlah Jamban

Keluarga Yang Diperiksa

280 133 235 648

2. Jumlah Jamban Keluarga Yang MS

161 125 178 464

3. Cakupan JAGA MS(%)

71,6

Sumber:LB4 UPT Puskesmas Ibrahim Aji Bulan Juni-Agustus 2010

Page 13: 38973260-CRS-2-BAB-II-SANG

25

Dari 648 Jamban Keluarga (JAGA) di Wilayah Binaan Langsung UPT

Puskesmas Ibrahim Aji yang diperiksa untuk bulan Juni sampai Agustus 2010

hanya 464 JAGA yang memenuhi syarat. Data di atas menunjukkan bahwa JAGA

yang memenuhi syarat, cakupannya (71,6%) sudah mencapai target (70%). Hal ini

menunjukan kebanyakan jamban yang diperiksa memenuhi indikator-indikator

jamban sehat. Namun, data ini belum mewakili kesemua jumlah JAGA yang ada,

kemungkinan untuk terjadinya false negative masih ada.

2.1.5 Tempat Pembuangan Sampah

Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang tidak dipakai lagi

oleh manusia atau benda padat yang sudah tidak digunakan lagi dalam suatu

kegiatan manusia dan dibuang.

Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat karena dari sampah

tersebut akan hidup berbagai mikriooganisme penyebab penyakit dan juga

binatang serangga sebagai penyebar penyakit atau vector. Oleh karena itu, sampah

harus dikelola dengan baik sampai sekecil mungkin tidak mengganggu atau

mengancam kesehatan masyarakat.1

Cara-cara pengelolaan sampah antara:

a) Pengumpulan dan pengangkutan sampah

b) Pemusnahan dan pengelohan sampah

Berikut adalah data mengenai cakupan TPS di Wilayah Binaan Langsung

UPT Puskesmas Ibrahim Aji:

Page 14: 38973260-CRS-2-BAB-II-SANG

26

Tabel 2.5

Cakupan TPS di Wilayah Binaan Langsung

UPT Puskesmas Ibrahim Aji

Bulan Juni- Agustus 2010

No. Uraian Juni Juli Agustus Jumlah

1. Jumlah Tempat Pembuangan Sampah Yang Diperiksa

3 4 4 11

2. Jumlah Tempat Pembuangan Sampah MS

1 3 2 6

3. Cakupan TPS MS(%)

54,55

Sumber: LB4 UPT Puskesmas Ibrahim Aji Bulan Juni-Agustus 2010

Dari 11 Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di Wilayah Binaan Lansung

UPT Puskesmas Ibrahim Aji yang diperiksa untuk bulan Juni sampai Agustus

2010 yang memenuhi syarat sebanyak 6 TPS. Data di atas menunjukkan bahwa

TPS yang memenuhi syarat, cakupannya hanya (54,55%) belum mencapai target

(55%). Hal ini menunjukan masyarakat masih belum dapat menguruskan sampah

dengan betul yang memenuhi syarat kesehatan dan ini berpengaruh terhadap

timbulnya resiko penyakit menular yang disebabkan oleh vektor lalat.

2.1.6 Sarana Pembuangan Air Limbah

Air limbah adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga,

industri, tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya mengandung bahan-

bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta

mengganggu lingkungan hidup. Batasan lain mengatakan bahwa air limbah adalah

Page 15: 38973260-CRS-2-BAB-II-SANG

27

kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman,

perdagangan, perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air

permukaan dan air hujan yang mungkin ada1.

Kondisi, pensyaratan dan upaya-upaya tertentu dibentuk untuk mencegah

atau mengurangi akibat-akibat buruk yang boleh menyebabkan berbagai gangguan

kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup jika air limbah tidak diolah dengan

baik.

Syarat-syarat untuk air limbah adalah seperti berikut:

1. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber air minum.

2. Tidak mengakibatkan pencemaran terhadap permukaan tanah.

3. Tidak menyebabkan pencemaran air untuk mandi, perikanan, air

sungai atau tempat-tempat rekreasi.

4. Tidak dapat dihinggapi serangga, tikus dan tidak menjadi tempat

berkembang biaknya berbagai bibit penyakit dan vektor.

5. Tidak terbuka kena udara luar serta tidak dapat dicapai oleh anak-

anak.

6. Baunya tidak mengganggu.

Data cakupan SPAL di UPT Puskesmas Ibrahim Aji tahun 2010 sebagai

berikut:

Page 16: 38973260-CRS-2-BAB-II-SANG

28

Tabel 2.6

Cakupan SPAL di Wilayah Binaan Langsung

UPT Puskesmas Ibrahim Aji

Bulan Juni-Agustus 2010

Sumber: LB4 UPT Puskesmas Ibrahim Aji Bulan Juni-Agustus 2010

Dari 552 Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) di Wilayah Binaan Langsung

UPT Puskesmas Ibrahim Aji yang diperiksa untuk bulan Juni sampai Agustus

2010 yang memenuhi syarat ada 424 SPAL. Data di atas menunjukkan bahwa

SPAL yang memenuhi syarat, cakupannya (76,81%) sudah mencapai target

(55%), artinya proses pengumpulan dan penyaluran sudah berjalan dengan baik.

2.1.7 Tempat-tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengelolaan

Makanan (TPM)

Tempat umum sehat adalah tempat umum yang memenuhi syarat

kesehatan, yaitu yang memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah,

sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruangan)

yang sesuai dengan banyaknya pengunjung dan memiliki sistem pencahayaan

ruangan yang memadai.5 Untuk rumah makan terdapat beberapa komponen yang

No. Uraian Juni Juli Agustus Jumlah

1. Jumlah Sarana Pembuangan Air Limbah Yang Diperiksa

278 139 135 552

2. Jumlah Sarana Pembuangan Air Limbah Yang MS

175 133 116 424

3. Cakupan SPAL MS(%)

76,81

Page 17: 38973260-CRS-2-BAB-II-SANG

29

dinilai sebagai persyaratan kesehatan makanan yang telah ditetapkan oleh Dinas

Kesehatan Kota. Di antaranya adalah mengenai penjamah makanan, peralatan,

bahan makanan tambahan dan penyajian, sarana penjualan serta tempat berjualan.

Tabel 2.7

Cakupan TTU di Wilayah Binaan Langsung

UPT Puskesmas Ibrahim Aji

Bulan Juni- Agustus 2010

No. Uraian Juni Juli Agustus Jumlah1 Jumlah Tempat

Tempat Umum Yang Diperiksa

22 23 27 72

2 Jumlah Tempat Tempat Umum Yang MS

21 23 27 71

3 Cakupan TTU MS(%)

98,61

Sumber: LB4 UPT Puskesmas Ibrahim Aji Bulan Juni-Agustus 2010

Dari 72 Tempat-Tempat Umum (TTU) di Wilayah Binaan

Langsung UPT Puskesmas Ibrahim Aji yang diperiksa untuk bulan Juni sampai

Agustus 2010 yang memenuhi syarat 71 TTU. Data di atas menunjukkan bahwa

TTU yang memenuhi syarat, cakupannya (98,61%) sudah mencapai target (87%).

Namun, data ini belum mewakili kesemua jumlah TTU yang ada, kemungkinan

untuk terjadinya false negative masih ada.

Tabel 2.8

Cakupan TPM di Wilayah Binaan Langsung

UPT Puskesmas Ibrahim Aji

Page 18: 38973260-CRS-2-BAB-II-SANG

30

Bulan Juni-Agustus 2010

Sumber: LB4 UPT Puskesmas Ibrahim Aji Bulan Juni-Agustus 2010

Dari 131 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang diperiksa di Wilayah

Binaan Langsung UPT Puskesmas Ibrahim Aji untuk bulan Juni sampai Agustus

2010 yang memenuhi syarat 119 TPM. Data di atas menunjukkan bahwa TPM

yang memenuhi syarat, cakupannya (90,84%) sudah mencapai target (81,6%). Hal

ini menunjukan derajat kesehatan di tempat pengelolaan makanan adalah cukup

baik. Namun, data ini belum mewakili kesemua jumlah TPM yang ada,

kemungkinan untuk terjadinya false negative masih ada.

2.1.8 Penyehatan Industri dan TP2

Tabel 2.9

Cakupan Penyehatan Industri dan TP2 di Wilayah Binaan Langsung

UPT Puskesmas Ibrahim Aji

No. Uraian Juni Juli Agustus Jumlah1 Jumlah Tempat

Pengelolaan Makanan Yang Diperiksa

45 54 32 131

2 Jumlah Tempat Pengelolaan Makanan MS

40 49 30 119

3 Cakupan TPM MS (%)

90,84

Page 19: 38973260-CRS-2-BAB-II-SANG

31

Bulan Juni-Agustus 2010

Sumber: LB4 UPT Puskesmas Ibrahim Aji Bulan Juni-Agustus 2010

Dari 28 Tempat Penyehatan Industri yang diperiksa di Wilayah Binaan

Langsung UPT Puskesmas Ibrahim Aji untuk bulan Juni sampai Agustus 2010

yang memenuhi syarat 26 industri. Data di atas menunjukkan bahwa Tempat

Penyehatan Industri yang memenuhi syarat, cakupannya (92,86%). Namun, data

ini belum mewakili kesemua jumlah penyehatan industri yang ada, kemungkinan

untuk terjadinya false negative masih ada.

2.2 Lingkungan Sosial-Ekonomi

Keadaan sosial ekonomi masyarakat sangat bermanfaat dalam

menganalisis faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan.

Hal-hal yang termasuk didalam sektor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap

derajat kesehatan antara lain, tingkat pendidikan, jumlah penghasilan, dan

sebagainya1.

2.2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Uraian Juni Juli Agustus Jumlah1 Jumlah Tempat

Penyehatan Industri Yang Diperiksa

6 11 11 28

2 Jumlah Tempat Penyehatan Industri MS

6 10 10 26

3 Cakupan Penyehatan Industri MS (%)

92,86

Page 20: 38973260-CRS-2-BAB-II-SANG

32

Pendidikan adalah salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber

daya manusia karena pendidikan merupakan salah satu alat untuk menghasilkan

perubahan pada diri manusia. Tingkat pendidikan di wilayah kerja Puskesmas

Ibrahim Aji bervariasi, hal ini dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 2.10Jumlah Penduduk Usia 10 Tahun Ke atas Menurut Tingkat Pendidikan

Wilayah Binaan Langsung UPT Puskesmas Ibrahim Aji Tahun 2009

No

Kel

ura

han

JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKI PEREMPUAN

Tid

ak

Tam

at

SD

SD

S L

T P

S M

U

Ak

adem

i/ D

III

D4/

S1/

S2

/S3

JUM

LA

H

Tid

ak

Tam

at

SD

SD

S L

T P

S M

U

Ak

adem

i/ D

III

D4/

S1/

S2

/S3

JUM

LA

H

1 Kb. Waru 1395 1365 1372 1278 190 261 5861 1054 2610 2685 2443 176 202 9170

2 Kb. Gedang 61 915 1150 909 112 103 3250 80 900 1304 1010 110 100 3504

3Cibangkong

1282 1508 1291 1421 667 476 6645 1661 970 1230 1137 519 426 5943

  Jumlah 2738 3788 3813 3608 969 840 15756 2795 4480 5219 4590 805 728 18617

Sumber Data : Laporan Tahunan UPT Puskesmas Ibrahim Aji Tahun 2009

Dari tiga kelurahan yang menjadi wilayah kerja binaan langsung

Puskesmas Ibrahum Aji, tingkat pendidikan penduduk tertinggi adalah lulusan

SLTP sebanyak 9032 (26,27%). Sedangkan kelurahan yang memiliki penduduk

lulusan sarjana paling banyak adalah kelurahan Cibangkong sebanyak 902 orang.

Kelurahan dengan tingkat pendidikan terendah (tidak tamat SD) paling tinggi juga

berada di kelurahan Cibangkong sebanyak 2.943 orang.

Tingkat pendidikan penduduk berhubungan dengan kesadaran masyarakat

akan pentingnya pola hidup bersih dan sehat. Semakin tinggi derajat pendidikan

masyarakat, maka semakin tinggi pula pengetahuan, kesadaran, dan kemauan

untuk memiliki lingkungan yang bersih dan sehat. Dengan tingkat pendidikan

Page 21: 38973260-CRS-2-BAB-II-SANG

33

yang rendah, semakin rendah pula pengetahuan, kesadaran dan kemauan untuk

memiliki lingkungan yang bersih dan sehat. Oleh karena itu, pendidikan

masyarkat berpengaruh juga pada perilaku masyarakat dan kesehatan lingkungan.

2.2.2 Mata Pencaharian Penduduk

Tabel 2.11Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Wilayah Binaan Langsung UPT Puskesmas Ibrahim Aji Tahun 2009

No Kelurahan

Pekerjaan

PNS Pedagang SwastaTotal

Jumlah % Jumlah % Jumlah %Jumlah %

1 Kb. Waru 492 9,55 960 18,64 3653 71,565150 100

2 Kb. Gedang 512 10 228 4,48 4348 85,465088 100

3 Cibangkong 2246 29,46 2519 33,05 2858 37,497623 100

3250 18,20 3707 20,75 10859 60,817861 100

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Ibrahim Aji tahun 2009

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa mata pencaharian utama

penduduk di Wilayah Binaan Langsung UPT Puskesmas Ibrahim Aji adalah

mata pencaharian tidak tetap/swasta terbanyak 10.859 atau sebesar 60,8 %

dari jumlah penduduk seluruhnya.

Dari tiga kelurahan yang menjadi wilayah kerja binaan langsung

Puskesmas Ibrahum Aji, sebanyak 71,56% (3653 orang) mempunyai mata

pencaharian swasta di kelurahan Kebon Waru, 85,46% (4348 orang) di

kelurahan Kebon Gedang, dan 37,49% (2858 orang) di kelurahan Cibangkong.

Page 22: 38973260-CRS-2-BAB-II-SANG

34

Jenis mata pencaharian penduduk dapat mempengaruhi status ekonomi

penduduk yang secara tidak langsung berdampak pada tingkat kesehatan

lingkungan. Semakin tinggi status ekonomi, rumah tinggal yang digunakan

akan semakin baik. Mulai dari bahan bangunan yang digunakan, ventilasi,

pencahayaan, dan luas bangunan rumah yang lebih memadai. Hal tersebut

juga berhubungan dengan penyediaan fasilitas untuk rumah sehat seperti

penyediaan air bersih yang cukup, pembuangan tinja, pembuangan air limbah,

pembuangan sampah, fasilitas dapur, dan ruang berkumpul keluarga.

2.2.3 Jumlah Penduduk Miskin

Tabel 2.12Jumlah Penduduk Miskin

Wilayah Binaan Langsung UPT Puskesmas Ibrahim Aji Tahun 2009

N0 Kelurahan

Penduduk Jumlah KK Maskin dalam SK Walikota

Seluruhnya

MiskinSeluruh

Nya

MiskinMemiliki kartuJAMKESMAS

Blm Memiliki kartu

JAMKESMAS

Jml % Jml % Jml % Jml %

1 Kb. Waru 15973 3266 24.45 3416 1089 6.82 3043 93,17 223 6,83

2 Kb. Gedang 9992 1909 19.11 2401 636 6.37 1812 94,92 97 5,08

3 Cibangkong 17791 3729 20.96 4417 1243 6.99 3423 91,79 306 8,21

Jumlah 43756 8904 20,35 10234 2988 29,2 8278 93 626 7

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Ibrahim Aji tahun 2009

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk miskin di

Wilayah Binaan Langsung pada tahun 2009 adalah sebanyak 20,35% dari

jumlah penduduk seluruhnya. Dari seluruh penduduk miskin, yang

mempunyai kartu Jamkesmas sebanyak 93,0%.

Page 23: 38973260-CRS-2-BAB-II-SANG

35

Page 24: 38973260-CRS-2-BAB-II-SANG

36

DAFTAR PUSTAKA

1. Notoatmodjo, Soekidjo, Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan seni. PT Rineka Cipta:

Jakarta; 2007.

2. Blum, Hendrik L. Planning for health and application of social change theory. Human

Science Press: New York; 1976.

3. Pedoman Kerja Puskesmas.Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1999.

4. Laporan Tahunan Puskesmas Ibrahim Aji Tahun 2009. Bandung: Dinas Kesehatan

Kota Bandung; 2009.

5. Perencanaan dan Penganggaran Kesehatan Terpadu UPT Puskesmas Ibrahim Aji

2011. Bandung: Dinas Kesehatan Kota Bandung; 2010.