3

1
A. sistem eksternal. Pada orang dewasa normal jumlah CSS 90-150 ml, anak umur 8-10 tahun 100-140 ml, bayi 40-60 ml, neonatus 20-30 ml dan prematur kecil 10-20 ml. Cairan yang tertimbun dalam ventrikel 500-1500 ml (Darsono, 2005). CSS mengalir dari ventrikel lateral melalui foramen Monro menuju ventrikel yang ketiga, tempat dimana cairan tersebut menyatu dengan cairan yang telah disekresi ke ventrikel ketiga. Dari sana CSS mengalir melalui akueduktus Sylvii menuju ventrikel keempat, tempat dimana cairan lebih banyak dibentuk, kemudian cairan tersebut akan meninggalkan ventrikel keempat melewati foramen Luschka lateral dan garis tengah foramen Magendie dan mengalir menuju sisterna magna. Dari sana CSS mengalir ke serebral dan ruang subaraknoid serebellum, dimana cairan akan diabsorpsi. Sebagian besar diabsorpsi melalui villi araknoid, tetapi sinus, vena dan substansi otak juga berperan dalam absorpsi. Penutupan sisterna basalis menyebabkan gangguan kecepatan reabsorbsi CSS oleh sistem kapiler. (DeVito EE et al, 2007:32). Hidrosefalus secara teoritis terjadi sebagai akibat dari tiga mekanisme yaitu : a. Produksi likuor yang berlebihan b. Peningkatan resistensi aliran likuor c. Peningkatan tekanan sinus venosa Konsekuensi tiga mekanisme di atas adalah peningkatan tekanan intrakranial sebagai upaya mempertahankan keseimbangan sekresi dan absorbsi. Mekanisme terjadinya dilatasi ventrikel cukup rumit dan berlangsung berbeda-beda tiap saat selama perkembangan hidrosefalus. Produksi likuor yang berlebihan disebabkan tumor pleksus khoroid. Gangguan aliran likuor merupakan awal dari kebanyakan kasus hidrosefalus. Peningkatan resistensi yang disebabkan gangguan aliran akan meningkatkan tekanan likuor secara proporsional dalam upaya mempertahankan reabsorbsi yang seimbang. Peningkatan tekanan sinus vena mempunyai dua konsekuensi, yaitu peningkatan tekanan vena kortikal sehingga menyebabkan volume vaskuler intrakranial bertambah dan peningkatan tekanan intrakranial sampai batas yang dibutuhkan untuk mempertahankan aliran likuor terhadap tekanan sinus vena yang relatif tinggi. Konsekuensi klinis dari hipertensi vena ini tergantung dari komplians tengkorak. (Darsono, 2005:212). Berdasarkan hal di atas akan terjadi penimbunan berlebihan (abnormal) cairan serebrosvinal pada ruang-ruang yang secara normal terdapat CSS. Lingkaran kepala neonatus biasanya adalah 35-40 cm. Pada umur 1 tahun lingkaran kepala tersebut dapat mencapai 45 cm. Pada penderita hidrosefalus lingkaran kepala itu jauh di atas lingkaran yang normal. Kepala itu membesar “out of proportion” oleh karena : a. Tekanan intrakranium terus meningkat. Tekanan ini meningkat karena reabsorbsi dari likuor itu tidak dapat berfungsi dengan baik. Misalnya suatu stenosis pada akuaduktus Sylvii akan dapat menimbulkan gangguan pada peredaran likuor, yang menimbulkan hdrocefalus. b. Sutura diantara tulang-tulang kepala belum menutup, sehingga kepala terus membesar. Oleh karena itu, maka penderita tidak banyak memperlihatkan gejala atau tanda tekanan intrakranium yang meningkat. Penderita tidak akan menangis terus- menerus karena nyeri kepala; penderita tidak akan memperlihatkan muntah proyektil. 4. Manifestasi Klinis Tanda awal dan gejala hidrosefalus tergantung pada awitan dan derajat ketidakseimbangan kapasitas produksi dan resorbsi CSS (Darsono, 2005). Gejala-gejala yang menonjol merupakan refleksi adanya hipertensi intrakranial. Kepala bisa berukuran normal dengan fontanela anterior menonjol, lama kelamaan menjadi besar dan mengeras menjadi bentuk yang karakteristik oleh peningkatan dimensi ventrikel lateral dan anterior posterior diatas proporsi ukuran wajah dan badan bayi. Ubun-ubun melebar atau tidak menutup pada waktunya, teraba tegang atau menonjol. Dahi tampak melebar dengan kulit kepala yang menipis, tegang dan mengkilat dengan pelebaran vena kulit kepala. Sutura tengkorak belum menutup dan teraba melebar. Didapatkan “cracked pot sign” yaitu bunyi seperti pot kembang yang

description

dvdfhgf

Transcript of 3

A. sistem eksternal. Pada orang dewasa normal jumlah CSS 90-150 ml, anak umur 8-10

tahun 100-140 ml, bayi 40-60 ml, neonatus 20-30 ml dan prematur kecil 10-20 ml.

Cairan yang tertimbun dalam ventrikel 500-1500 ml (Darsono, 2005). CSS mengalir

dari ventrikel lateral melalui foramen Monro menuju ventrikel yang ketiga, tempat

dimana cairan tersebut menyatu dengan cairan yang telah disekresi ke ventrikel

ketiga. Dari sana CSS mengalir melalui akueduktus Sylvii menuju ventrikel keempat,

tempat dimana cairan lebih banyak dibentuk, kemudian cairan tersebut akan

meninggalkan ventrikel keempat melewati foramen Luschka lateral dan garis tengah

foramen Magendie dan mengalir menuju sisterna magna. Dari sana CSS mengalir ke

serebral dan ruang subaraknoid serebellum, dimana cairan akan diabsorpsi. Sebagian

besar diabsorpsi melalui villi araknoid, tetapi sinus, vena dan substansi otak juga

berperan dalam absorpsi. Penutupan sisterna basalis menyebabkan gangguan

kecepatan reabsorbsi CSS oleh sistem kapiler. (DeVito EE et al, 2007:32).

Hidrosefalus secara teoritis terjadi sebagai akibat dari tiga mekanisme yaitu : a.

Produksi likuor yang berlebihan b. Peningkatan resistensi aliran likuor c. Peningkatan

tekanan sinus venosa Konsekuensi tiga mekanisme di atas adalah peningkatan tekanan

intrakranial sebagai upaya mempertahankan keseimbangan sekresi dan absorbsi.

Mekanisme terjadinya dilatasi ventrikel cukup rumit dan berlangsung berbeda-beda

tiap saat selama perkembangan hidrosefalus. Produksi likuor yang berlebihan

disebabkan tumor pleksus khoroid. Gangguan aliran likuor merupakan awal dari

kebanyakan kasus hidrosefalus. Peningkatan resistensi yang disebabkan gangguan

aliran akan meningkatkan tekanan likuor secara proporsional dalam upaya

mempertahankan reabsorbsi yang seimbang. Peningkatan tekanan sinus vena

mempunyai dua konsekuensi, yaitu peningkatan tekanan vena kortikal sehingga

menyebabkan volume vaskuler intrakranial bertambah dan peningkatan tekanan

intrakranial sampai batas yang dibutuhkan untuk mempertahankan aliran likuor

terhadap tekanan sinus vena yang relatif tinggi. Konsekuensi klinis dari hipertensi

vena ini tergantung dari komplians tengkorak. (Darsono, 2005:212). Berdasarkan hal

di atas akan terjadi penimbunan berlebihan (abnormal) cairan serebrosvinal pada

ruang-ruang yang secara normal terdapat CSS. Lingkaran kepala neonatus biasanya

adalah 35-40 cm. Pada umur 1 tahun lingkaran kepala tersebut dapat mencapai 45 cm.

Pada penderita hidrosefalus lingkaran kepala itu jauh di atas lingkaran yang normal.

Kepala itu membesar “out of proportion” oleh karena : a. Tekanan intrakranium terus

meningkat. Tekanan ini meningkat karena reabsorbsi dari likuor itu tidak dapat

berfungsi dengan baik. Misalnya suatu stenosis pada akuaduktus Sylvii akan dapat

menimbulkan gangguan pada peredaran likuor, yang menimbulkan hdrocefalus. b.

Sutura diantara tulang-tulang kepala belum menutup, sehingga kepala terus

membesar. Oleh karena itu, maka penderita tidak banyak memperlihatkan gejala atau

tanda tekanan intrakranium yang meningkat. Penderita tidak akan menangis terus-

menerus karena nyeri kepala; penderita tidak akan memperlihatkan muntah proyektil.

4. Manifestasi Klinis Tanda awal dan gejala hidrosefalus tergantung pada awitan dan

derajat ketidakseimbangan kapasitas produksi dan resorbsi CSS (Darsono, 2005).

Gejala-gejala yang menonjol merupakan refleksi adanya hipertensi intrakranial.

Kepala bisa berukuran normal dengan fontanela anterior menonjol, lama kelamaan

menjadi besar dan mengeras menjadi bentuk yang karakteristik oleh peningkatan

dimensi ventrikel lateral dan anterior – posterior diatas proporsi ukuran wajah dan

badan bayi. Ubun-ubun melebar atau tidak menutup pada waktunya, teraba tegang

atau menonjol. Dahi tampak melebar dengan kulit kepala yang menipis, tegang dan

mengkilat dengan pelebaran vena kulit kepala. Sutura tengkorak belum menutup dan

teraba melebar. Didapatkan “cracked pot sign” yaitu bunyi seperti pot kembang yang