35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

21
35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan Pada tahun 1961 sampai dengan 1966 Pemerintah Republik Indonesia melaksanakan pembangunan pabrik pemintalan dan pertenunan di sebagian besar wilayah Indonesia dalam rangka mengusahakan swasembada sandang. Pembangunan proyek tersebut ditugaskan kepada PNPR (Perusahaan Negara Perindustrian Rakyat), LEPPIN KARYA YASA yang dilanjutkan oleh KOPROSAN (Komando Koperasi Proyek-proyek Sandang). Setelah pembangunan selesai berdasarkan PP No. 6 tahun 1967 Jo UU No. 19 PRP 1960 dibentuklah PN. Industri sandang yang berfungsi mengelola 11 pabrik-pabrik pemintalan dan pertenunan, yaitu : 1. Patal Palembang – Palembang 2. Patal Senayan – Jakarta 3. Patal Bekasi – Bekasi 4. Patal Cipadung – Bandung 5. Patal Banjaran – Bandung 6. Patal Secang – Magelang 7. Patal Lawang – Malang 8. Patal Grati – Pasuruan 9. Patal Tohpati – Denpasar

Transcript of 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

Page 1: 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_043715_chapter4(1).pdf · 6. Patal Secang – Magelang 7. Patal Lawang – Malang 8. Patal Grati

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Perusahaan

Pada tahun 1961 sampai dengan 1966 Pemerintah Republik Indonesia

melaksanakan pembangunan pabrik pemintalan dan pertenunan di sebagian besar

wilayah Indonesia dalam rangka mengusahakan swasembada sandang.

Pembangunan proyek tersebut ditugaskan kepada PNPR (Perusahaan Negara

Perindustrian Rakyat), LEPPIN KARYA YASA yang dilanjutkan oleh

KOPROSAN (Komando Koperasi Proyek-proyek Sandang). Setelah

pembangunan selesai berdasarkan PP No. 6 tahun 1967 Jo UU No. 19 PRP 1960

dibentuklah PN. Industri sandang yang berfungsi mengelola 11 pabrik-pabrik

pemintalan dan pertenunan, yaitu :

1. Patal Palembang – Palembang

2. Patal Senayan – Jakarta

3. Patal Bekasi – Bekasi

4. Patal Cipadung – Bandung

5. Patal Banjaran – Bandung

6. Patal Secang – Magelang

7. Patal Lawang – Malang

8. Patal Grati – Pasuruan

9. Patal Tohpati – Denpasar

Page 2: 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_043715_chapter4(1).pdf · 6. Patal Secang – Magelang 7. Patal Lawang – Malang 8. Patal Grati

36

10. Patal Madurateks – Madura

11. Patal Makateks- Makasar

Berdasarkan PP No. 2 tahun 1977, PN. Industri sandang telah dialihkan

statusnya menjadi perseroan terbatas (persero) dan dipisah menjadi dua persero.

Pada tahun 1993, sesuai Surat Menteri Keuangan No. S-160/MK.016/1993

tanggal 6 februari 1993 Perihal Rencana Penyelamatan dan Penyehatan Industri

Sandang I, berisikan penutupan dua unit produksi PT. Industri Sandang I, yaitu

Patal Senayan di Jakarta dan Patal Palembang di Palembang.

Dalam rangka rehabilitasi/modernisasi, renovasi, relokasi dan penambahan

mesin-mesin baru serta penambahan market share perusahaan, perusahaan

mengajukan untuk menjual aktiva tetap non produktif kepada pemegang saham

dan telah mendapatkan persetujuan.

Berdasarkan PP No. 90 tahun 1999 tanggal 13 oktober 1999 tentang

penggabungan PT. Industri Sandang Nusantara I kedalam PT. Industri Sandang

Nusantara II, maka pada tanggal 25 mei 2000 sesuai SK Menteri Hukum dan

Perundang-Undangan No. C-1072 HT.01.04-TH 2000, dilaksanakan

penggabungan PT. Industri Sandang Nusantara I kedalam PT. Industri Sandang

Nusantara II dan berganti nama menjadi PT. INDUSTRI SANDANG

NUSANTARA, dengan unit-unit produksi sebagai berikut :

1. Patal Karawang – Karawang

2. Patal Bekasi – Bekasi

3. Patal Cipadung – Bandung

4. Patal Banjaran – Bandung

Page 3: 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_043715_chapter4(1).pdf · 6. Patal Secang – Magelang 7. Patal Lawang – Malang 8. Patal Grati

37

5. Patal Secang – Magelang

6. Patal Cilacap – Cilacap

7. Pabrikteks Tegal – Tegal

8. Patal Grati – Pasuruan

9. Patal Lawang – Malang

10. Patal Makateks – Makasar

PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran berada di jl.

Bojongmanggu, Pamengpeuk. Dibangun pada maret 1965 dan terdiri dari patal I

dan patal II. Patal I diresmikan pada 16 september 1967 dan terdapat 73 mesin

dengan 30.368 MP. Sedangkan, patal II diresmikan pada tanggal 28 juli 1975

terdapat 78 mesin dengan 33.696 MP. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini

berupa C/P, P/C, Carded, Combed dan Rayon.

PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran didirikan di atas lahan

seluas ± 25 hektar dengan luas bangunan ± 45.000m2. Bangunan-bangunan

tersebut adalah sebagai berikut :

Bangunan Patal I : 14.000 m2

Bangunan Patal II : 13.000 m2

Bangunan Kantor : 1.000 m2

Bangunan Gudang : 5.000 m2

Bangunan Teknik : 8.000 m2

Bangunan Per. Dinas & Tk

Koperasi, mesjid : 4.000 m2

Tanah Kosong : 20,70 hektar

Page 4: 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_043715_chapter4(1).pdf · 6. Patal Secang – Magelang 7. Patal Lawang – Malang 8. Patal Grati

38

4.1.2 Visi, Misi dan Budaya Perusahaan

A. Visi Perusahaan

PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran merupakan BUMN

persero dalam bidang Industri Tekstil Indonesia abad 21 yang mempunyai daya

saing dan daya cipta nilai tinggi ditingkat internasional.

B. Misi Perusahaan

Mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dengan berupaya secara

efisien dan produktif di segala bidang untuk mengatasi persaingan pasar industri

tekstil dalam negeri maupun luar negeri. Market oriented atau memperoleh

keuntungan yang memadai, melaksanakan pemeliharaan mesin produksi dan

fasilitas pendukung lainnya dengan baik, memperhatikan kesejahteraan karyawan

serta memenuhi keinginan stakeholder.

C. Budaya Perusahaan

Mengingat PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran

merupakan BUMN sebagai persero, maka pola pikir seluruh karyawan

berorientasi pada keuntungan perusahaan dimana perusahaan merupakan ladang

yang perlu dikelola bersama dengan baik sehingga perilaku karyawan diarahkan

menjadi pada integritas, kerjasama tim, profesionalisme, dan nilai-nilai

cooperative yang dilandasi dengan ilmu pengetahuan, pengalaman, keterampilan,

prestasi, keamanan dan moral.

Page 5: 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_043715_chapter4(1).pdf · 6. Patal Secang – Magelang 7. Patal Lawang – Malang 8. Patal Grati

39

4.1.3 Aktivitas dan Alur Produksi

4.1.3.1 Aktivitas Produksi

Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi produk yang dihasilkan

oleh PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran adalah menggunakan

bahan baku dominan polyster, yaitu sejenis bahan baku sintetis yang berasal dari

biji plastik atau cip. Adapun bahan baku selain polyster yang digunakan dalam

proses produksi diantaranya adalah Cotton, Rayon, Reused Waste, benang tenun

sinle untuk gintir. Aktivitas produksi dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4.1 Aktivitas Produksi

Hasil Produksi Proses Produksi

waste

Bahan Baku

Page 6: 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_043715_chapter4(1).pdf · 6. Patal Secang – Magelang 7. Patal Lawang – Malang 8. Patal Grati

40

4.1.3.2 Alur Produksi

Gambar 4.2 Alur Produksi

Balai Store Blowing

Carding

Drawing I

Drawing II

Drawing III

Speed

Ring Frame

Winding

Packing

Gudang

LAP

Silver

Silver

Silver

Silver

Roving

Benang Cone

Benang

Page 7: 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_043715_chapter4(1).pdf · 6. Patal Secang – Magelang 7. Patal Lawang – Malang 8. Patal Grati

41

Berdasarkan gambar di atas dapat dipaparkan bagaimana alur produksi

yang terjadi pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran, yaitu

pertama memproses bahan baku berupa serat-serat sintetis atau polyster ke dalam

mesin blowing yang berfungsi untuk menghancurkan polyster yang bertujuan

untuk menjaga serat agar tetap baik dan membentuk sebuah gulungan besar

seperti gulungan karpet yang disebut LAP dengan berat 15 kg dan netto 13 kg.

LAP diolah kembali ke dalam mesin carding, dimana LAP tersebut diurai

menjadi gulungan yang lebih kecil. Kemudian, gulungan yang lebih kecil dari

LAP tersebut memasuki tahap selanjutnya, yaitu diolah kedalam mesin drawing I

hingga drawing III. Fungsi mesin ini adalah untuk merentangkan serat-serat

secara teratur dan rapi. Tahap selanjutnya adalah mesin speed yang berfungsi

untuk mengubah gulungan besar menjadi gulungan kecil. Kemudian, gulungan

kecil tersebut masuk ke dalam proses ring frame yang berfungsi agar serat

menjadi halus, fungsi mesin inilah sesungguhnya menjadi fungsi utama industri

pemintalan. Lalu dalam mach cone produk benang yang sudah halus diubah

bentuk dari tube menjadi cone. Dalam proses ini terjadi sensor secara otomatis

terhadap benang-benang yang panjang tidak sempurna seperti putus atau rangkap.

Tahap terakhir dari alur produksi ini adalah pengepakan atau packing,

benag dibungkus sesuai dengan pesanan baik dalam bentuk karung maupun

kardus. Produk yang dihasilkan bermacam-macam tergantung dari pesanan,

diantaranya adalah sebagai berikut :

1. P 20/1 WO

2. P 30/1 WO

Page 8: 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_043715_chapter4(1).pdf · 6. Patal Secang – Magelang 7. Patal Lawang – Malang 8. Patal Grati

42

3. P 40/1 WO

4. P 50/1 WO

5. P 60/1 WO

Jika dilihat dari konsumen yang membutuhkannya, aktivitas perusahaan

dalam menghasilkan benang dapat dikelompokkan sesuai jenis dan spesifikasinya,

diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Kelompok yang ditujukan untuk penjualan lokal dan ekspor dengan

spesifikasi sesuai permintaan pelanggan dan pemakaian bahan baku 100%

grade A1

2. Kelompok yang ditujukan untuk pasar lokal dengan spesifikasi sesuai

permintaan pelanggan dan pemakaian bahan baku 80% grade A1 dan grade

A3.

Selain hasil produk utama, perusahaan pun memperoleh pendapatan dari

hasil penjualan waste benang-benang sisa proses produksi yang tidak dapat didaur

ualng kembali. Waste yang dapat dijual kembali diantaranya adalah :

1. Under cassing merupakan sisa bahan baku dari hasil proses produksi pada

mesin blowing dan carding.

2. Flat trip merupakan sisa proses produksi pada mesin carding.

3. Majun merupakan sisa produk berupa benang kusut sisa pengolahan pada

mesin mach coner.

4. Sapuan

Page 9: 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_043715_chapter4(1).pdf · 6. Patal Secang – Magelang 7. Patal Lawang – Malang 8. Patal Grati

43

4.1.4 Struktur Organisasi

Setiap perusahaan selalu menyusun struktur organisasi karena mengingat

struktur organisasi cukup penting dalan menjalankan usahanya, bertujuan untuk

memberikan gambaran mengenai tugas dan wewenang yang diberikan kepada

karyawan sehingga setiap karyawan mengetahui tugas dan wewenangnya tersebut

serta menjalankan dengan sebaik mungkin.

Struktur organisasi yang baik merupakan hal yang mampu mempengaruhi

efektif atau tidaknya kinerja karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan.

Dengan adanya struktur organisasi perusahaan dalam menjalankan kegiatan

usahanya akan lebih terarah dan teratur. Adapun struktur organisasi PT. Industri

Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran adalah terlampir.

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1 Produktivitas Tenaga Kerja

Produktivitas merupakan ukuran bahwa sumber daya ekonomi telah

dimanfaatkan secara efisien oleh sebuah perusahaan. Dalam penelitian ini

produktivitas yang digunakan adalah produktivitas tenaga kerja dalam pendekatan

finansial. Produktivitas tenaga kerja merupakan produktivitas parsial, yaitu

membandingkan output dengan salah satu input saja dan dinyatakan dalam satuan

nilai rupiah atau moneter. Input dalam penelitian ini adalah biaya tenaga kerja

langsung. Untuk menghitung produktivitas tenaga kerja menggunakan informasi

yang terdapat dalam laporan keuangan laba rugi untuk mengetahui perkembangan

harga pokok produksi dan biaya tenaga kerja langsung. PT. Industri Sandang

Page 10: 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_043715_chapter4(1).pdf · 6. Patal Secang – Magelang 7. Patal Lawang – Malang 8. Patal Grati

44

Nusantara menghitung produktivitas tenaga kerja dengan membandingakan harga

pokok produksi dengan biaya tenaga kerja langsung. Berikut ini disajikan tabel

mengenai produktivitas tenaga kerja PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal

Banjaran periode Januari 2006 sampai dengan Desember 2007 adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.1 Produktivitas Tenaga Kerja

PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran Periode 2006-2007

Bulan Harga Pokok

Produksi (Rp)

BTKL (Rp)

Produktivitas Tenaga Kerja

Selisih ∆P

%

Januari 1.937.151.739 647.849.469 2.99 0.00 - Februari 1.898.737.355 648.447.096 2.93 -0.06 -2.01 Maret 2.095.986.942 740.090.934 2.83 -0.10 -3.41 April 2.206.536.701 851.699.464 2.59 -0.24 -8.48 Mei 2.211.233.518 892.648.371 2.48 -0.11 -4.25 Juni 2.016.430.252 710.938.481 2.84 0.36 14.52 Juli 2.036.222.848 742.316.339 2.74 -0.10 -3.52

Agustus 2.001.332.818 748.418.436 2.67 -0.07 -2.55 September 2.209.761.159 768.227.270 2.88 0.21 7.87 Oktober 1.825.429.288 680.305.881 2.68 -0.20 -6.94

Nopember 1.887.989.363 677.840.280 2.79 0.11 4.10 Desember 2.411.522.534 1.021.231.834 2.36 -0.43 -15.41

Januari 2.104.039.650 830.674.831 2.53 0.17 7.20 Februari 1.990.106.852 853.130.380 2.33 -0.20 -7.91 Maret 2.034.934.300 880.065.936 2.31 -0.02 -0.86 April 2.036.948.959 882.053.626 2.31 0.00 0.00 Mei 2.068.918.925 876.553.176 2.36 0.05 2.16 Juni 2.045.947.015 880.905.945 2.32 -0.04 -1.69 Juli 2.134.030.591 898.891.841 2.37 0.05 2.16

Agustus 2.206.769.674 928.763.020 2.38 0.01 0.42 September 2.023.381.972 786.630.334 2.57 0.19 7.98 Oktober 2.059.486.276 947.491.754 2.17 -0.40 -15.56

Nopember 2.201.145.188 1.035.587.485 2.13 -0.04 -1.84 Desember 1.973.834.853 747.715.707 2.64 0.51 23.94

Rata-rata -0.0145 0.18 (sumber: laporan laba rugi PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran, telah diolah)

Page 11: 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_043715_chapter4(1).pdf · 6. Patal Secang – Magelang 7. Patal Lawang – Malang 8. Patal Grati

45

Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 4.1 nampak bahwa

produktivitas tenaga kerja yang dicapai perusahaan selama periode 2006 hingga

2007 mengalami penurunan dan kenaikan atau berfluktuasi dalam setiap bulan

yang apabila dirata-ratakan produktivitas tenaga kerja mengalami penurunan.

Namun penurunan tersebut masih relatif stabil karena fluktuasi yang terjadi pada

setiap bulannya tidak terlalu besar.

Pada bulan Juni tahun 2006 produktivitas tenaga kerja yang dicapai oleh

perusahaan merupakan selisih produktivitas tenaga kerja yang paling tinggi

dibandingkan dengan bulan lainnya yaitu sebesar 0,36 atau naik sekitar 14.52%

dari bulan Mei tahun 2006 dan selisih produktivitas tenaga kerja paling rendah

terjadi pada bulan Desember tahun 2006 sebesar negatif 0,43 atau turun sekitar

15,41% dari bulan Nopember tahun 2006. Selama tahun 2006 perusahaan

cenderung mengalami penurunan dalam produktivitas tenaga kerja.

Pada tahun 2007 bulan Juni terjadi penurunan dalam produktivitas tenaga

kerja dan merupakan selisih produktivitas tenaga kerja terendah sebesar negatif

0,04 atau sektar 1.69% dari bulan Mei tahun 2007. Selama tahun 2007 perusahaan

cenderung mengalami kenaikan dalam mencapai produktivitas tenaga kerja,

walaupun terjadi penurunan pada bulan Oktober tahun 2007 sebesar negatif 0,4

atau sekitar 15,56% dan bulan Nopember tahun 2007 sebesar negatif 0,04 atau

sebesar 1,84%. Akan tetapi hal tersebut mampu memotivasi perusahaan untuk

terus berupaya dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja hingga mencapai

angka positif. Pada bulan Desember tahun 2007, perusahaan mampu

meningkatkan produktivitas tenaga kerja hingga mencapai angka positif yaitu

Page 12: 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_043715_chapter4(1).pdf · 6. Patal Secang – Magelang 7. Patal Lawang – Malang 8. Patal Grati

46

sebesar 0,51 atau naik sekitar 23,94% dari bulan Nopember tahun 2007. Kenaikan

tersebut merupakan selisih produktivitas tertinggi yang dicapai oleh perusahaan

selama tahun 2007.

Untuk mempermudah melihat perkembangan produktivitas tenaga kerja

perusahaan, maka berikut ini disajikan grafik perkembangan produktivitas tenaga

kerja periode 2006 hingga 2007, sebagai berikut :

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

jan feb

mar ap

rm

ei jun julau

gtse

pt okt

nop

des

bulan

pro

du

ktiv

itas

2006

2007

Grafik 4.1 Perkembangan Produktivitas Tenaga Kerja

PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran Periode 2006-2007

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa produktivitas tenaga kerja yang

dialami oleh PT. Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran berfluktuatif pada setiap

bulan selama periode 2006 hingga 2007.

Page 13: 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_043715_chapter4(1).pdf · 6. Patal Secang – Magelang 7. Patal Lawang – Malang 8. Patal Grati

47

4.2.2 Perolehan Laba

Perolehan laba merupakan orientasi natural dari setiap perusahaan, maka

dengan demikian perusahaan akan terus berupaya meningkatkan kinerja guna

mencapai tujuan perusahaan. Walaupun perolehan laba bukan merupakan satu-

satunya hal yang terpenting dalam sebuah perusahaan. Akan tetapi perusahaan

harus mampu memperoleh laba yang maksimal dan mempertahankan agar

perolehan laba tersebut tidak menurun. Laba yang diperoleh PT. Industri Sandang

Nusantara Unit Patal Banjaran merupakan selisih antara total pendapatan yang

diterima dengan total beban yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.

Perkembangan perolehan laba pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal

Banjaran periode 2006 hingga 2007 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Perkembangan Laba

PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran Periode 2006-2007

Tahun Bulan Total Pendapatan Total Beban Laba/Rugi

2006

Januari 2.209.383.877 2.159.275.295 50.108.582 Februari 2.220.106.363 2.093.900.612 126.205.751 Maret 2.039.714.882 2.299.966.614 (260.251.732) April 2.105.235.550 2.429.672.590 (324.437.040) Mei 2.174.871.906 2.424.715.113 (249.843.207) Juni 2.407.132.212 2.250.985.953 156.146.259 Juli 1.674.790.465 2.298.144.806 (623.354.341)

Agustus 2.478.661.215 2.230.459.911 248.201.305 September 2.915.151.937 2.429.103.502 486.048.435 Oktober 2.675.389.142 2.021.910.384 659.964.592

Nopember 2.106.356.216 2.061.024.439 45.331.777 Desember 2.916.021.850 2.768.283.395 147.738.455

Januari 2.277.407.011 2.290.516.218 10.767.793 Februari 2.138.960.646 2.188.550.907 (36.464.467) Maret 2.445.814.110 2.302.059.241 143.214.869 April 2.480.864.530 2.272.438.681 208.425.849 Mei 2.430.398.170 2.368.141.882 62.256.288

Page 14: 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_043715_chapter4(1).pdf · 6. Patal Secang – Magelang 7. Patal Lawang – Malang 8. Patal Grati

48

2007

Juni 2.606.204.335 2.284.179.209 322.025.126 Juli 2.637.233.116 2.370.580.493 266.652.623

Agustus 2.621.775.963 2.460.137.150 161.638.813 September 2.386.187.500 2.300.782.133 85.405.367 Oktober 2.096.816.823 2.317.013.990 (220.197.167)

Nopember 2.527.463.866 2.209.402.982 143.770.884 Desember 2.625.596.392 2.196.566.812 419.299.580

Rata-rata 47.575.667 (sumber : laporan laba rugi PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran, telah diolah)

Berdasarkan tabel 4.2 nampak bahwa laba yang diperoleh PT. Industri

Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran cenderung mengalami penurunan pada

setiap bulan bahkan terjadi kerugian. Hal tersebut terjadi karena total pendapatan

yang diterima tidak sebanding dengan total beban yang dikeluarkan, terlihat dari

jumlah beban yang cukup tinggi. Untuk mempermudah menganalisis

perkembangan laba PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran maka

disajikan dalam grafik sebagai berikut :

(800,000,000)

(600,000,000)

(400,000,000)

(200,000,000)

-

200,000,000

400,000,000

600,000,000

800,000,000

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Bulan

La

ba 2006

2007

Grafik 4.2 Perkembangan Laba

PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran Periode 2006-2007

Page 15: 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_043715_chapter4(1).pdf · 6. Patal Secang – Magelang 7. Patal Lawang – Malang 8. Patal Grati

49

Berdasarkan grafik 4.2 nampak bahwa laba yang diperoleh PT. Industri

Sandang Nusantara Unit Patal Banjaran mengalami penurunan dan kenaikan pada

setiap bulannya. Pada tahun 2006 laba yang diperoleh perusahaan banyak

mengalami penurun, awal tahun laba perusahaan meningkat. Namun, pada bulan

Maret tahun 2006 mengalami kerugian sebesar negatif Rp. 260.251.732,- atau

menurun sekitar 106,21% dari bulan Februari tahun 2006. Pada bulan Oktober

tahun 2006 laba yang diperoleh merupakan laba tertinggi sebesar Rp.

659.964.592,- atau naik sekitar 35,78% dari bulan September tahun 2006 dan laba

terendah terjadi pada bulan Juli tahun 2006 sebesar negatif Rp. 623.354.341,- atau

turun sekitar 299,21% dari bulan Juni tahun 2006.

Pada tahun 2007 laba mengalami penurunan. Akan tetapi penurunan

tersebut cenderung tidak mencapai angka negatif. Laba tertinggi yang diperoleh

perusahaan, yaitu pada bulan Desember tahun 2007 sebesar Rp. 419.299.580,-

atau naik sekitar 191,64% dari bulan Nopember 2007. sedangkan, laba terendah

selama tahun 2007 terjadi pada bulan Oktober sebesar Rp. 220.197.167,- atau

turun sekitar 157,82% dari bulan September tahun 2007.

4.3 Analisi Data

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh produktivitas tenaga kerja

terhadap perolehan laba maka dilakukan analisa dengan menggunakan regresi

linier sederhana. Adapun data yang diperlukan untuk menganalisis adalah sebagai

berikut :

Page 16: 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_043715_chapter4(1).pdf · 6. Patal Secang – Magelang 7. Patal Lawang – Malang 8. Patal Grati

50

Tabel 4.3 Data perhitungan uji statistik

Tahun

Bulan

X Y

(dlm milyar)

2006

Januari 0.00 0.05 Februari -0.06 0.13 Maret -0.10 -0.26 April -0.24 -0.32 Mei -0.11 -0.25 Juni 0.36 0.16 Juli -0.10 -0.62

Agustus -0.07 0.25 September 0.21 0.49 Oktober -0.20 0.66

Nopember 0.11 0.05 Desember -0.43 0.15

2007

Januari 0.17 0.01 Februari -0.20 -0.04 Maret -0.02 0.14 April 0.00 0.21 Mei 0.05 0.06 Juni -0.04 0.32 Juli 0.05 0.27

Agustus 0.01 0.16 September 0.19 0.09 Oktober -0.40 -0.22

Nopember -0.04 0.14 Desember 0.51 0.42

Bahwa untuk melakukan pengolahan data dilakukan dengan melakukan uji

linieritas dan menghitung koefisien regresi, maka dalam penelitian ini

menggunakan bantuan program SPSS 17.0 for windows. Adapun output yang

diperoleh dari perhitungan SPSS adalah sebagai berikut :

Page 17: 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_043715_chapter4(1).pdf · 6. Patal Secang – Magelang 7. Patal Lawang – Malang 8. Patal Grati

51

1. Uji linieritas

Uji linieritas berfungsi untuk mengetahui apakah metode regresi dalam

penelitian ini berpola linier. Berdasarkan gambar Normal P-Plot of Regression

Standardized Residual nampak bahwa sebaran titik-titik (data) cenderung

mendekati dan menyebar disekitar garis persamaan regresi. Hal tersebut dapat

disimpulkan bahwa data berpola linier.

Gambar 4.3

Uji Linieritas

Page 18: 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_043715_chapter4(1).pdf · 6. Patal Secang – Magelang 7. Patal Lawang – Malang 8. Patal Grati

52

2. Coefficient

Tabel 4.4

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .089 .054 1.654 .112

produktivitas .462 .259 .356 1.788 .088

a. Dependent Variable: laba

b.

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS yang nampak dalam tabel di atas

diperoleh nilai koefisien a dan b. Maka diperoleh persamaan regresi linier

sederhana sebagai berikut :

Ŷ= 0,089 + 0,462x

Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa jika tidak ada pengaruh dari

faktor tingkat produktivitas tenaga kerja, maka laba perusahaan sebesar 0,089.

Tingkat produktivitas tenaga kerja mempunyai koefisien regresi sebesar 0,462

menyatakan bahwa setiap penambahan tingkat produktivitas tenaga kerja sebesar

Rp. 1, maka perolehan laba akan naik sebesar 0,462. Tanda positif pada koefisien

menandakan bahwa pengaruh bersifat positif atau berbanding lurus (searah).

Dari perhitungan SPSS 17.0 for windows di atas dapat disimpulkan bahwa

tingkat produktivitas tenaga kerja memiliki pengaruh yang positif terhadap

perolehan laba, sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat

diterima.

Page 19: 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_043715_chapter4(1).pdf · 6. Patal Secang – Magelang 7. Patal Lawang – Malang 8. Patal Grati

53

4.4 Pembahasan

Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang sangat penting dalam proses

produksi. Hal ini dikarenakan oleh di antara faktor-faktor produksi lainnya hanya

tenaga kerja yang mampu berpikir dan mempunyai kemampuan menemukan

sesuatu yang baru (inovatif) untuk mencapai tujuan dan keberhasilan perusahaan.

Perubahan naik dan turun produktivitas tenaga kerja, salah satunya

disebabkan oleh jumlah harga pokok produksi dan biaya tenaga kerja langsung

yang mengalami kenaikan dan penurunan. Produktivitas tenaga kerja dalam

penelitian ini diukur dengan membandingkan jumlah harga pokok produksi dan

biaya tenaga kerja langsung, biaya tenaga kerja merupakan biaya yang harus

dikeluarkan oleh perusahaan sebagai balas atas jasa atau kontribusi para karyawan

dan jumlah biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh perusahaan tidaklah sedikit.

Salah satu penyebab kenaikan dan penurunan biaya tenaga kerja adalah

jumlah hari libur, jam lembur dan pekerjaan para karyawan dalam menhasilkan

produk. Sedangkan, penaikan dan penurunan harga pokok produksi dapat

diakibatkan oleh biaya produksi dan persediaan barang dalam proses. Perubahan

jumlah harga pokok produksi dan pengeluaran untuk biaya tenaga kerja cukup

mempengaruhi perolehan laba/rugi yang diterima oleh perusahaan.

Perubahan selisih produktivitas tenaga kerja secara umum terjadi karena

pekerjaan tenaga kerja tersebut. Apabila hasil pekerjaan tenaga kerja hari ini lebih

baik dari hari kemarin maka dapat dikatakan bahwa tenaga kerja tersebut telah

bekerja secara produktif dan diharapkan akan terus bekerja secara produktif

sehingga menghasilkan hasil yang lebih baik lagi dikemudian hari. Sehingga

Page 20: 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_043715_chapter4(1).pdf · 6. Patal Secang – Magelang 7. Patal Lawang – Malang 8. Patal Grati

54

untuk mencapai peningkatan produktivitas tenaga kerja yang tinggi, tenaga kerja

harus terus memperbaiki pekerjaannya sehingga hasil yang diperoleh pun akan

semakin maksimal dengan kualitas yang lebih baik.

Selama periode 2006 hingga 2007 pada setiap bulannya selisih

produktivitas tenaga kerja mengalami penaikan dan penurunan bahkan mencapai

angka negatif. Kondisi yang demikian dapat terjadi karena biaya tenaga kerja

yang meningkat.

Selama tahun 2006 perusahaan dalam memperoleh laba cenderung

mengalami penurunan bahkan pada bulan Maret, April, Mei dan Juli mencapai

angka negatif atau rugi yang cukup besar. Hal demikian, mendorong perusahaan

dalam mencapai laba hingga angka positif. Pada tahun 2007 laba yang diperoleh

cenderung naik walaupun masih mengalami penurunan. Akan tetapi penurunan

tersebut tidak terlalu besar sehingga rugi yang dialami perusahaan pun tidak

terlalu besar.

Perolehan laba yang disertai dengan kenaikan laba tertinggi yang pernah

diperoleh perusahaan selama periode tahun 2006 hingga 2007 adalah pada bulan

Oktober tahun 2006 sebesar Rp. 659.964.592,-. Hal ini dimungkinkan terjadi

karena adanya penurunan biaya sebesar Rp. 2.021.910.384,-. Dimana penurunan

biaya mencapai angka sebesar 16,76% dari bulan September tahun 2006. Adapun

kerugian yang terbesar yang dialami oleh perusahaan, terjadi pada bulan Juli

tahun 2006 sebesar negatif Rp. 623.354.341,- atau terjadi kenaikan sebesar

299,21% dari bulan Juni tahun 2006. kerugian sebesar ini terjadi karena

perusahaan mengalami penurunan penjualan. Sehingga pendapatan yang diterima

Page 21: 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_043715_chapter4(1).pdf · 6. Patal Secang – Magelang 7. Patal Lawang – Malang 8. Patal Grati

55

perusahaan pun mengalami penurunan sebesar Rp. 1.674.790.465,- atau turun

sekitar 30,42% dari bulan sebelumnya. Selain itu, biaya yang harus dikeluarkan

pun mengalami kenaikan sebesar Rp. 2.298.144.806,- atau naik sekitar 2.10% dari

bulan sebelumya. Secara umum rata-rata selisih produktivitas tenaga kerja selama

periode tahun 2006 hingga 2007 adalah sebesar negatif 0,015 dan rata-rata laba

adalah sebesar Rp. 47.575.667,-.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 17.0

for windows, diperoleh hasil bahwa koefisien regresi Ŷ= 0,089 + 0,462x.

Persamaan regresi tersebut merupakan indikator yang menunjukkan bahwa

produktivitas tenaga kerja berpengaruh positif terhadap perolehan laba.

Produktivitas tenaga kerja dapat disimpulkan berpengaruh positif terhadap

perolehan laba karena tanda positif (+) yang berada pada koefisien regresi (b),

yaitu +0,462.

Pengaruh produktivitas tenaga kerja akan menambah laba. Hal ini sesuai

dengan pendapat Sinungan (2008:47) ”Bahwa peningkatan rasio produktivitas

untuk mencapai rasio laba yang sehat”.

Dengan demikian penelitian yang telah dilaksanakan oleh penulis dengan

hipotesis menyatakan bahwa ”tingkat produktivitas tenaga kerja berpengaruh

positif terhadap perolehan laba” dapat diterima.