32 buletin rabithah-14-mei2010

4

Click here to load reader

Transcript of 32 buletin rabithah-14-mei2010

Page 1: 32 buletin rabithah-14-mei2010

1

Kajian Islam.1

021 32

تكون النبوة فيكم ما شاء اهللا أن تكون ، ثم يرفعها اهللا ما شاء أن يرفعها ،

ثم تكون عاضا ، ثم تكون ما شاء اهللا أن تكون ، ثم يرفعها اهللا ما شاء أن يرفعها ، ثم تكون ملكا جبريا ،

ثم تكون ما شاء اهللا أن تكون، ثم يرفعها اهللا ما شاء أن يرفعه، ثم ،النبوة منهاج على خآلفة تكون ثم سكت ،

Periode an-Nubuwwah (kenabian) akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, ke-mudian Allah mengangkatnya, setelah itu datang periode khilafatun ‘ala minhaj an-Nubuwwah

(kekhalifahan atas manhaj kenabian), selama beberapa masa hingga Allah ta’aala mengang-katnya, kemudian datang periode mulkan aadhdhon (penguasa-penguasa yang menggigit) se-

lama beberapa masa, selanjutnya datang periode mulkan jabbriyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah ta’aala, setelah itu akan terulang kembali periode khilafatun ‘ala minhaj an-Nubuwwah. Kemudian

Nabi Muhammad saw diam,”(HR Ahmad 17680). Empat belas abad yang lalu Rasulullah saw telah membawa berita kenabian meng-gambarkan peralihan periode kepemimpinan yang akan dialami umat islam. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad tersebut, Rasulullah saw membagi kronologis perjalanan umat islam ke dalam lima fasa. Maha suci Allah, perjalanan sejarah telah membenarkan perkataan Rasulullah saw. Untuk lebih memahami kesesuaian antara hadits tersebut dengan catatan sejarah, maka dibawah ini akan dijelaskan secara singkat runutan perjalanan waktu periode kepemimpinan Islam yang telah dilalui hingga saat ini. Fasa pertama: Periode Kenabian Muhammad bin Abdullah dilahirkan di Mekkah pada 12 Rabiul Awal 570 M, dan diangkat sebagai nabi pada usia 40 tahun yang menandakan awal pengembangan ajaran Islam. Tidak kurang dari 13 tahun, Rasulullah mendakwahkan ajaran Islam dengan pusat penyebaran di kota Mekah, sebelum melakukan hijrah ke kota Yatsrib (yang berganti nama Madinah). Hijrah ini pula yang dijadikan tahun perhitungan kalendar hijriyah. Delapan tahun setelah hijrah, Rasulullah SAW dan para pengikutnya berhasil membebaskan kota Mekkah (futuh Mekkah) yang menjadi titik tolak kedua penyebaran agama Islam di kawasan Arab. Dua tahun kemudian, atau tepatnya 12 Rabiul Awal 632 M, Rasulullah SAW menghadap Allah SWT setelah pengajaran Islam sebagai panduan hidup manusia telah tersempurnakan. Wafatnya Rasulullah SAW ini menjadi akhir dari periode kenabian. Tidak

kurang dari sepertiga kawasan arab telah memeluk Islam dan penyebarannya terus bertambah pesat. Fasa kedua: Periode kekhalifahan di atas manhaj kenabian Periode kedua merupakan masa kepemimpinan oleh para sahabat Rasulullah

Lima Era Menuju Kembalinya Kepemimpinan Islam

29 Ju

ma

dil

Aw

al

1431

/ 14

Mei

l 20

10

Page 2: 32 buletin rabithah-14-mei2010

2

021 yang tidak diragukan lagi keutamaannya: Abu Bakar Ash-Shidiq (632-634 M), Umar bin Khattb (634-644 M), Utsman bin Affan (634-644 M) dan Ali bin Abi Thalib (655-660 M). Kepemimpinan keempat sahabat ini juga dinamakan Khulafaur Rasyidin (Para khalifah yang adil, jujur, benar dan terbimbing oleh Allah SWT). Pada periode ini, terutama pada kepemimpinan Umar ra, terjadi ekspansi wilayah islam meliputi Syiria, Palestina, sebagian besar Persia dan Mesir. Sistem desentralisasi pemerintahan dengan penempatan gubernur-gubernur mulai diterapkan sebagai konsekuensi meluasnya wilayah pemerintahan. Pada era kekhalifahan Utsman ra, dilakukan upaya penulisan Alquran yang dikenal dengan Mushaf Utsmani. Periode kedua ini diakhiri dengan syahidnya Ali ra, ketika itu gejolak politik sudah memanas dan terjadi banyak fitnah. Fasa ketiga: Periode penguasa-penguasa yang menggigit Pada periode ini umat islam masih dipimpin oleh para penguasa yang masih dijuluki khilafah dan menyebut pemerintahannya sebagai khilafah islamiyyah. Namun pola pewarisan kepemimpinan dilakukan dengan cara turun temurun dan tidak berbeda dengan sistem monarki (kerajaan) sehingga disebut Rasulullah sebagai mulkan aadhdhon atau penguasa yang menggigit. Periode ini merupakan periode yang paling lama atau berlangsung sekitar tigabelas abad. Diawali dengan naiknya Muawiyah yang menandakan dinasti Umayyah (661-750 M) dengan pusat pemerintahan di Damaskus, Syiria. Pemerintahan Bani Umayyah berlangsung selama 90 tahun, dengan khalifahnya berjumlah 14 orang. Khalifah-khalifah yang paling besar pengaruhnya adalah Muawiyyah (661-680 M), Abdul Malik bin Marwan (685-705 M), Walid bin Abdul Malik (705-720 M), Umar bin Abdul Aziz (717-720 M) yang sering dijuluki sebagai Khulafaur Rasyidin kelima karena keadilannya, dan Hasyim bin Abdul Malik (724-743 M). Wilayah kekuasaan Bani umayyah sangat luas. Daerah-daerah yang berhasil dikuasai meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syiria, Palestina, Jazirah Arab, Irak, sebagian asia minor, Persia, Afganistan, Pakistan, Uzbekistan, dan Kirgistan (asia tengah). Penerus Dinasti Umayyah adalah Dinasti Abbasyiah, perwakilan dari kekhilafahan Islam yang terbesar dan terpanjang dalam sejarah islam klasik. Dinasti ini didirikan di Baghdad oleh Abu Al Abbas al saffah, keturunan Al Abbas paman Nabi Muhammad, sejak 750 M dan berakhir pada 1258 M. Dinasti Abbasiyah berdiri akibat bentuk protes terhadap pemerintahan Dinasti Muawiyyah yang cenderung absolut-militeristik sehingga menimbulkan ketidakpuasan di mana-mana. Dinasti Abbasiyah sendiri menjalankan pemerintahannya dengan lebih bebas, plural-etnis, dan saintifik-reliji. Sumbangan utama Bani Abbas dalam sejarah peradaban Islam, adalah dukungannya yang besar terhadap perkembangan keilmuan, filsafat dan sains. Sejumlah khalifah yang mampu membawa Dinasti Abbasyiah ke arah keemasanya adalah Al Mahdi (775-785 M), Al Hadi (785-786 M), Harun Ar Rasyid (786-809 M), Al Makmun (613-833 M), Al Mu’tasim (833- 842 M), Al Watsiq (842-847 M), dan Al Mutawakkil (847-861 M). Bukti bahwa pada dinasti ini memunculkan khasanah baru bagi dunia islam dintaranya adalah kelahiran orang-orang yang membawa perubahan besar seperti Imam Hanifah (690- 767 M), Imam Maliki (716-796 M), Imam Syafi’i (767- 820 M), Imam Hambali (780-855 M) yang kita kenal sumbangsih kesemuanya terutama dalam ilmu fiqh. Serta dari golongan cendekiawan islam seperti Al Farabi (1153-1191 M), Ibn Sina (980-1037M), Al Kindi (691-878 M ) dan sebagainya. Imam Bukhari (wafat 870 m) dan Imam Muslim (wafat 878 M)

yang kita kenal sebagai perawi hadits utama juga lahir pada era ini. Masa keemasan Dinasti Abbasiyah hanya terjadi pada awal periode (750-950 M), sedangkan masa-masa berikutnya adalah masa disintegrasi (950-1050 M), diakhiri dengan kehancuran (1050-1250 M), dan sisanya adalah masa

29 Ju

ma

dil

Aw

al

1431

/ 14

Mei

l 20

10

Page 3: 32 buletin rabithah-14-mei2010

3

Masa keemasan Dinasti Abbasiyah hanya terjadi pada awal periode (750-950 M), sedangkan masa-masa berikutnya adalah masa disintegrasi (950-1050 M), diakhiri dengan kehancuran (1050-1250 M), dan sisanya adalah masa stagnasi. Dinasti Abbasiyah benar-benar jatuh ketika pasukan Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan menundukkan Baghdad pada tahun 1258 M. Setelah itu pemerintahan Islam terbagi atas kerajaan-kerajaan dengan tiga kerajaan/kesultanan besar yaitu Utsmani di Turki, Safawi di Persia, dan Mughal di India. Pada masa kesultanan Utsmani, umat islam setidaknya masih melanjutkan tradisi kekhalifahan. Pada masa ini pula ditandai dengan ditaklukkannya Konstantinopel oleh Muhammad al-Fatih pada tahun 1453. Namun degradasi umat islam tidak terelakkan lagi akibat makin memudarnya ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari ditambah dengan invansi oleh Barat, tidak hanya secara kekuasaan tapi juga secara budaya. Kekhalifahan Utsmani Turki yang merupakan kelanjutan sejarah panjang sistem pemerintahan Islam di bawah Ridha dan Rahmat Allah semenjak Nabi Muhammad pertama kali memimpn Daulah Islamiyyah (Tatanan/Negara Islam) Pertama di kota Madinah, akhirnya benar-benar terhapus di muka bumi setelah seorang sekularist bernama Mustafa Kamal memproklamirkan pembubaran sistem tersebut. Pada tanggal 3 Maret 1924 Majelis Nasional Agung yang berada di Turki menyetujui tiga buah Undang-Undang yaitu: (1) menghapuskan kekhalifahan, (2) menurunkan khalifah dan (3) mengasingkannya bersama-sama dengan keluarganya. Deklarasi ini mengawali masa suram umat islam tanpa naungan pemerintahan dan undang-undang yang dikehendaki Alquran. Fasa keempat: Periode penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak Tidak bisa dipungkiri, yang dimaksud Rasulullah sebagai masa periode mulkan jabbriyyan atau penguasa yang memaksakan kehendak adalah tahun-tahun yang sedang kita jalani saat ini. Oleh karena itu rasanya tidak perlu dijelaskan panjang lebar mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa ini. Masa ini disebut Rasulullah SAW sebagai masa paling kelam, tidak saja umat Islam kehilangan wilayah formal dengan sistem pemerintahan terpadu kekhalifahan, tetapi juga terjadi krisis identitas keislaman. Sudah sedimikian terbiasanya kita hidup dalam konsep nasionalisme wilayah sehingga mungkin membuat kita terlupa bahwa umat islam seharusnya disatukan oleh akidah. Demikian juga dikarenakan kita merasa nyaman diatur oleh undang-undang buatan manusia, maka kita tidak sadar bahwa seharusnya Alquran menjadi hukum di atas hukum yang lain. Kita tidak perlu menyesali karena telah ditakdirkan oleh Allah swt untuk hidup pada zaman ini. Setiap masa memiliki tantangan dan cobaannya sendiri-sendiri, bahkan periode awal pengembangan Islam, meskipun ada sosok Nabi SAW dan sahabat-sahabat, bukan berarti mereka dengan mudah menjalaninya. Kita harus bisa memahami, pergiliran kejayaan sudah menjadi takdir Allah SWT, namun ikhtiar yang dilakukan oleh manusia itu sendiri juga merupakan variabel utama lainnya. Seperti misalnya usaha kita dalam menjaga al-wala (loyalitas) terhadap al-haq dan al-bara (penentangan) terhadap al-batil. Berita yang telah disampaikan oleh Rasulullah selain membuktikan bahwa beliau adalah Rasul yang Haq, juga membawa kabar gembira bagi kita yang terjebak dalam periode sulit. Yaitu kemenangan yang ditandai dengan hidupnya kembali sistem yang mengadopsi manhaj nabawi, akan terjadi setelah masa ini. Tentunya era tersebut tidak akan datang begitu saja, dan kapan akan terjadi juga tiada seorang pun yang mengetahuinya.

Hanya kaum muslimin yang bisa menjawab kapankah terealisasikan janji yang telah dilontarkan oleh Nabi saw. Waktu itu pasti akan datang dengan izin Allah swt. Namun apakah kita akan termasuk sebagai pelaku sejarah atau sekedar menjadi penonton saja, maka hanya kita sendiri yang bisa menjawabnya. Wallahu ’alam. (Oleh: Ikhlasul Amal, dari berbagi sumber)

29 Ju

ma

dil

Aw

al

1431

/ 14

Mei

l 20

10

Page 4: 32 buletin rabithah-14-mei2010

4

Salam Redaksi Buletin Rabithoh http://buletin.imuska.org

Saran & Kritik kirirm ke: [email protected]

Simpul Islam yang Terurai

Sungguh akan terurai ikatan Islam simpul demi simpul. Setiap satu simpul terlepas maka manusia akan bergantung pada simpul berikutnya. Yang paling awal terurai adalah hukum

dan yang paling akhir adalah shalat (HR Ahmad 45/134)

Ini adalah hadits lain yang juga mengabarkan akan runtuhnya khilafah islamiyyah (sebagai perwujudan tatanan hukum islami). Runtuhnya kekhalifahan ini sudah terjadi pada awal abad ke-duapuluh, dan eksistensi umat islam sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah SAW bergantung pada aplikasi nilai keislaman lainnya. Dikatakan pula, identitas keislaman akan benar-benar hilang ketika sholat tidak lagi ditegakkan. Bahwasanya hadits ini meramalkan tentang proses pudarnya Islam dalam kehidupan yang diawali dengan diabaikannya hukum dan ditinggalkannya sholat, juga sudah terjadi di era kita. Saat ini sangat banyak dari orang yang mengaku sebagai umat islam namun meremehkan sholat. Namun disisi lain, hadits ini juga memberikan arahan bagaimana jika kita ingin mengawali perjalanan dikembalikannya kegemilangan islam. Mungkin kita sendiri bertanya-tanya bagaimana kita bisa berperan dalam menorehkan kembali sejarah emas islam.Jawaban berdasarkan hadits tersebut yaitu dengan menegakkan sholat dalam hidup kita. Ditegakkannya sholat di setiap individu muslim merupakan langkah paling awal dalam proses jangka panjang diusungnya kekhalifahan. Tentu saja pelaksanaan sholat yang sesuai dengan apa yang telah diajarkan Rasulullah SAW. Hikmah dan pentingnya sholat sudah banyak dikupas dalam berbagai macam kajian. Selain sebagai amalan pertama yang ditanyakan pada hari pengadilan kelak, sholat juga memiliki dimensi sosial yang luas. Sehingga jika sholat dapat diresapi (dilakukan dengan khusyu) dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam aktivitas sehari-hari umat Islam, maka Insya Allah jalan untuk mengembalikan kejayaan umat islam akan kembali terbentang. Disinilah peran individu diharapkan, karena dengan tegaknya sholat pada setiap diri akan menjadi modal dasar yang penting untuk terbentuknya kepribadian muslim sejati. Kelak, tiap individu ini akan menjadi pondasi dari masyarakat islami dan lapisan sosial yang lebih tinggi lagi. (Oleh: Ikhlasul Amal, dari berbagi sumber)

‘Boleh Merokok’ Mungkin anda boleh menyalakan rokok yang ada ditangan anda jika:

• Anda punya 5 buah jantung, karena perokok beresiko 5 kali lebih tinggi untuk kena serangan jantung.

• Anda punya 50 buah paru paru, karena perokok 50 kali lebih sering kena kanker paru dibanding bukan perokok.

• anda punya 3 nyawa karena perokok memiliki resiko 3 kali lebih besar untuk mati muda dibandingkan dengan tidak perokok (tentu dengan takdir allah)

• Anda tidak ingin bermesraan dengan istri dan keluarga karena merokok meningkatkan resiko impotent dan meningkatkan resiko perceraian 53 % lebih tinggi dibanding bukan perokok.

• Anda menyalakan untuk terakhir kali dan langsung mematikan dan membuangnya.

29 Ju

ma

dil

Aw

al

1431

/ 14

Mei

l 20

10

Pojok Sehat

Oleh:

Supangat MD, MS, Ph.D

Kasjian Isla

m 2