31 - untb.ac.iduntb.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/7... · abate untuk membasmi jentik-jentik...

5
ISSN No. 2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram| 31 http://www.untb.ac.id/Desember-2019/ Volume 5, No. 4, Desember 2019 PENGETAHUAN DAN KEMAMPUAN FISIK MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN MALARIA DI DESA TAMAN SARI GUNUNGSARI KABUPATEN LOMBOK BARAT Oleh: Agus Supinganto¹,Ni Ketut Metri² 1 STIKES Yarsi Mataram 2 Perawat Puskesmas Gunungsari Lombok Barat Abstrak : Pendahuluan:Tingginya kejadian malaria berhubungan dengan perilaku masyarakat, yang berhubungan dengan kebiasaan berada diluar rumah pada malam hari. Hal tersebut menyebabkan manusia lebih mudah mendapatkan gigitan nyamuk Anopheles. Penularan malaria berpengaruh juga dengan cara tidur , faktor lingkungan fisik seperti suhu udara, kelembaban, hujan, angin, sinar matahari, arus air, lingkungan kimiawi, lingkungan biologi (flora dan fauna) dan lingkungan sosial budaya. Tumbuhan bakau, lumut, ganggang dan berbagai jenis tumbuhan lain dapat mempengaruhi kehidupan larva nyamuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan masyarakat dalam pencegahan penyakit Malaria di Desa Taman Sari Gunungsari Kabupaten Lombok Barat. Metode: penelitian ini dilakukan dengan survey rumah tangga teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling, pengambilan data dilakukan pada masing-masing Dusun yang terjangkit malaria data kemudian dianalisis dengan distribusi frekuensi. Hasil: hasil menunjukkan bahwa pengetahuan menunjukkan bahwa jumlah responden dengan tingkat kemampuan intelektual kurang demikian pula dengan kemampuan fisik cukup. Diskusi: Perlunya evaluasi program yang lebih spesifik untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan masyarakat dan melibatkan peran serta masyarakat. Program penyuluhan serta kinerja program selayaknya direview kembali sesuai dengan tujuan program untuk meningkatkan keberhasilan selain itu kerjasama dengan beberapa pihak terkait dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk ikut serta secara aktif dalam program pencegahan penyakit malaria. Kata Kunci: Pengetahuan, Kemampuan Fsik, Pencegahan, Malaria. PENDAHULUAN Perilaku masyarakat masyarakat di daerah tropis dan sub tropis penyebab tingginya kejadian malaria. Perilaku masyarakat yang dapat berhubungan dengan kejadian malaria yaitu kebiasaan berada diluar rumah pada malam hari. Hal tersebut menyebabkan manusia lebih mudah mendapatkan gigitan nyamuk Anopheles. Nyamuk Anopheles memiliki kecenderungan untuk istirahat/ hinggap di luar rumah (eksofilik) dan menggigit di luar rumah (eksofagik) (Syam, 2014). Penularan malaria berpengaruh juga dengan cara hidup, penggunaan kelambu saat tidur relatif lebih aman dari infeksi parasit. Faktor lingkungan yang cukup memberi pengaruh antara lain lingkungan fisik seperti suhu udara, kelembaban, hujan, angin, sinar matahari, arus air, lingkungan kimiawi, lingkungan biologi (flora dan fauna) dan lingkungan sosial budaya. Tumbuhan bakau, lumut, ganggang dan berbagai jenis tumbuhan lain dapat mempengaruhi kehidupan larva nyamuk karena ia dapat menghalangi sinar matahari (Sari, 2009). Komitmen global pada Millenium Development Goals (MDGs) menempatkan upaya pemberantasan malaria ke dalam salah satu tujuan bersama yang harus dicapai sampai dengan tahun 2015 melalui tujuan ketujuh yaitu memberantas penyakit Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS), malaria, dan tuberkulosis. Dengan berakhirnya MDGs pada tahun 2015, komitmen global tersebut dilanjutkan melalui Sustainable Development Goals (SDGs). Pada SDGs, upaya pemberantasan malaria sampai dengan tahun 2030 (The World Malaria Report dalam Kemenkes RI, 2015). Morbiditas malaria pada suatu wilayah ditentukan dengan Annual Parasite Incidence (API) per tahun. API merupakan jumlah positif malaria per 1.000 penduduk dalam satu tahun. Malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan khususnya di Kabupaten Lombok Barat. Kasus malaria positif terbanyak masih ditemukan di daerah kawasan pantai dan pegunungan yaitu wilayah Puskesmas Meninting, Gunungsari dan Penimbung. Angka kesakitan dihitung berdasarkan standar API tahun lalu mencapai angka 0,31 per mill dan saat ini (2016) tetap dapat dipertahankan pada 0,14 per mill (Profil Dikes Lobar, 2016). Berdasarkan data 2018 yang diperoleh dari Puskesmas Gunungsari didapatkan 24 kasus positif malaria dan ada 2 desa yang memiliki kasus tersebut yaitu Desa Taman Sari dan Guntur Macan.

Transcript of 31 - untb.ac.iduntb.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/7... · abate untuk membasmi jentik-jentik...

Page 1: 31 - untb.ac.iduntb.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/7... · abate untuk membasmi jentik-jentik nyamuk dan menyingkirkan atau menutup genangan air yang berpotensi menjadi sarang jentik-jentik

ISSN No. 2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram| 31

http://www.untb.ac.id/Desember-2019/ Volume 5, No. 4, Desember 2019

PENGETAHUAN DAN KEMAMPUAN FISIK MASYARAKAT DALAM PENCEGAHANMALARIA DI DESA TAMAN SARI GUNUNGSARI KABUPATEN LOMBOK BARAT

Oleh:Agus Supinganto¹,Ni Ketut Metri²

1 STIKES Yarsi Mataram2 Perawat Puskesmas Gunungsari Lombok Barat

Abstrak : Pendahuluan:Tingginya kejadian malaria berhubungan dengan perilaku masyarakat, yangberhubungan dengan kebiasaan berada diluar rumah pada malam hari. Hal tersebut menyebabkan manusialebih mudah mendapatkan gigitan nyamuk Anopheles. Penularan malaria berpengaruh juga dengan caratidur , faktor lingkungan fisik seperti suhu udara, kelembaban, hujan, angin, sinar matahari, arus air,lingkungan kimiawi, lingkungan biologi (flora dan fauna) dan lingkungan sosial budaya. Tumbuhanbakau, lumut, ganggang dan berbagai jenis tumbuhan lain dapat mempengaruhi kehidupan larva nyamuk.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan masyarakat dalam pencegahan penyakit Malaria diDesa Taman Sari Gunungsari Kabupaten Lombok Barat. Metode: penelitian ini dilakukan dengan surveyrumah tangga teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling, pengambilandata dilakukan pada masing-masing Dusun yang terjangkit malaria data kemudian dianalisis dengandistribusi frekuensi. Hasil: hasil menunjukkan bahwa pengetahuan menunjukkan bahwa jumlah respondendengan tingkat kemampuan intelektual kurang demikian pula dengan kemampuan fisik cukup. Diskusi:Perlunya evaluasi program yang lebih spesifik untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan masyarakatdan melibatkan peran serta masyarakat. Program penyuluhan serta kinerja program selayaknya direviewkembali sesuai dengan tujuan program untuk meningkatkan keberhasilan selain itu kerjasama denganbeberapa pihak terkait dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk ikut serta secara aktif dalamprogram pencegahan penyakit malaria.

Kata Kunci: Pengetahuan, Kemampuan Fsik, Pencegahan, Malaria.

PENDAHULUAN

Perilaku masyarakat masyarakat di daerahtropis dan sub tropis penyebab tingginya kejadianmalaria. Perilaku masyarakat yang dapatberhubungan dengan kejadian malaria yaitukebiasaan berada diluar rumah pada malam hari.Hal tersebut menyebabkan manusia lebih mudahmendapatkan gigitan nyamuk Anopheles. NyamukAnopheles memiliki kecenderungan untuk istirahat/hinggap di luar rumah (eksofilik) dan menggigit diluar rumah (eksofagik) (Syam, 2014).

Penularan malaria berpengaruh juga dengancara hidup, penggunaan kelambu saat tidur relatiflebih aman dari infeksi parasit. Faktor lingkunganyang cukup memberi pengaruh antara lainlingkungan fisik seperti suhu udara, kelembaban,hujan, angin, sinar matahari, arus air, lingkungankimiawi, lingkungan biologi (flora dan fauna) danlingkungan sosial budaya. Tumbuhan bakau, lumut,ganggang dan berbagai jenis tumbuhan lain dapatmempengaruhi kehidupan larva nyamuk karena iadapat menghalangi sinar matahari (Sari, 2009).

Komitmen global pada MilleniumDevelopment Goals (MDGs) menempatkan upayapemberantasan malaria ke dalam salah satu tujuanbersama yang harus dicapai sampai dengan tahun2015 melalui tujuan ketujuh yaitu memberantas

penyakit Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome(HIV/AIDS), malaria, dan tuberkulosis. Denganberakhirnya MDGs pada tahun 2015, komitmenglobal tersebut dilanjutkan melalui SustainableDevelopment Goals (SDGs). Pada SDGs, upayapemberantasan malaria sampai dengan tahun 2030(The World Malaria Report dalam Kemenkes RI,2015).

Morbiditas malaria pada suatu wilayahditentukan dengan Annual Parasite Incidence (API)per tahun. API merupakan jumlah positif malariaper 1.000 penduduk dalam satu tahun.

Malaria masih merupakan salah satu masalahkesehatan khususnya di Kabupaten Lombok Barat.Kasus malaria positif terbanyak masih ditemukandi daerah kawasan pantai dan pegunungan yaituwilayah Puskesmas Meninting, Gunungsari danPenimbung. Angka kesakitan dihitung berdasarkanstandar API tahun lalu mencapai angka 0,31 permill dan saat ini (2016) tetap dapat dipertahankanpada 0,14 per mill (Profil Dikes Lobar, 2016).

Berdasarkan data 2018 yang diperoleh dariPuskesmas Gunungsari didapatkan 24 kasus positifmalaria dan ada 2 desa yang memiliki kasustersebut yaitu Desa Taman Sari dan Guntur Macan.

Page 2: 31 - untb.ac.iduntb.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/7... · abate untuk membasmi jentik-jentik nyamuk dan menyingkirkan atau menutup genangan air yang berpotensi menjadi sarang jentik-jentik

32 | Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No. 2355-92

Volume 5, No.4, Desember 2019 http://www.untb.ac.id/Desember-2019/

Di Desa Guntur Macan terdapat 4 kasus positifmalaria sedangkan di desa Taman Sari terdapat 20kasus positif malaria.

Empat jenis parasit malaria dapatmenginfeksikan manusia, tetapi PlasmodiumFalciparum betul-betul terpenting terkaitmorbiditas dan mortalitas (kesakitan dankematian). Beberapa kasus berat malaria dapatmengakibatkan pasien koma bahkan meninggal dansebagian penderita mengalami kelelahan dankelemahan tubuh hingga mengurangi aktivitassehari-hari. Masyarakat perlu menghindari diri agartidak tergigit nyamuk, dengan demikian tidaktertular malaria. Beberapa cara yang bisa dilakukanadalah memakai kelambu berinsektisida untukmenutupi ranjang, menggunakan pakaian atauselimut yang bisa menutupi kulit atau tubuh,membersihkan bak mandi dan menabur serbukabate untuk membasmi jentik-jentik nyamuk danmenyingkirkan atau menutup genangan air yangberpotensi menjadi sarang jentik-jentik nyamuk(The World Malaria Report dalam Kemenkes RI,2015).

BAHAN DAN METODE

Rancangan penelitian dalam penelitian iniadalah desain cross sectional dengan menggunakanpendekatan survey, yaitu pengambilan data dimulaidari kunjungan ke kepala keluarga. surveydilakukan dengan mengidentifikasi umur,pendidikan dan pekerjaan selanjutnya kepalakeluarga diwawancarai mengenai pengetahuan dankemampuan fisik mengenai pencegahan malaria.Jumlah sampel dihitung berdasarkan metodeSampling yang digunakan pada penelitian iniadalah Proporsional Random Sampling masing-masing Dusun sejumlah 89 kepala keluargaAnalisis data kuantitatif dilakukan melaluidistribusi prekuensi untuk mengetahuipengetahuan dan kemampuan fisik kepala keluarga.

HASIL

Usia kepala keluarga terbanyak berusia antara46-60 tahun (lanjut usia). Tingkat pendidikanterbanyak 43 (48,31%) kepala keluarga adalah SDdan sebanyak 65 kepala keluarga (73,03%) sudahbekerja. Pengetahuan kepala keluargamenunjukkan bahwa pengetahuan kepala keluargamasih kurang sebanyak 77(86,51%) kepalakeluarga. Pengetahuan yang masih rendah inidipengaruhi oleh sebagian besar pendidikan kepalakeluarga adalah SD dan usia yang sudah 40-60tahun. Sedangkan kemampuan fisik kepalakeluarga tentang pencegahan malaria adalah cukupsebanyak 51 (57,30%) kepala keluarga.

Tabel 1. Distribusi Jumlah RespondenBerdasarkan Umur di Desa Taman Sari

No Umur Jumlah Persentase

1.17-25

(RemajaAkhir) 10 11,23

2.26-35

(DewasaAwal) 28 31,47

3.36-45

(DewasaAkhir) 17 19,10

4.46-60

(Lanjut Usia) 34 38,20Total 89 100

Sumber: Data Penelitian 2019

Tabel 2. Distribusi Jumlah RespondenBerdasarkan Pendidikan di Desa TamanSari

No Pendidikan Jumlah Persentase1. Tidak Sekolah 3 3,382. SD 43 48,313. SMP 42 47,194. SMA 1 1,12

Total 89 100Sumber: Data Penelitian 2019

Tabel 3. Distribusi Jumlah RespondenBerdasarkan Pekerjaan di Desa TamanSari

No Pekerjaan Jumlah Persentase

1. Tidak bekerja 24 26,97

2. Bekerja 65 73,03

Total 89 100

Sumber: Data penelitian 2019

Tabel 4. Distribusi Kemampuan IntelektualMasyarakat Tentang Malaria di DesaTaman Sari.

No

TingkatKemampuanIntelektual

Jumlah Persentase

1 Baik 0 00,002 Cukup 12 13,493 Kurang 77 86,51

Total 89 100Sumber: Data Penelitian 2019

Dari hasil wawancara kepala keluarga mengatakanpetugas kesehatan dari puskesmas melakukanpenyuluhan tentang malaria pada saat terjadibencana gempa bumi karena banyak rumah warga

Page 3: 31 - untb.ac.iduntb.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/7... · abate untuk membasmi jentik-jentik nyamuk dan menyingkirkan atau menutup genangan air yang berpotensi menjadi sarang jentik-jentik

ISSN No. 2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram| 33

http://www.untb.ac.id/Desember-2019/ Volume 5, No. 4, Desember 2019

yang rusak yang mengakibatkan sebagian besarwarga tinggal di tenda pengungsian yangmenyebabkan masyarakat terkena penyakit malaria.Petugas kesehatan pemegang program malaria dipuskesmas Gunungsari mengatakan penyuluhanmengenai malaria tidak selalu dilakukan setiapbulannya, jika ditemukan pasien malaria langsungdiberikan penyuluhan. Namun, kepla keluarga jikaada penyuluhan hanya sebagian yang peduli akanpentingnya penyuluhan tentang kesehatan dan saatpenyampaian materi penyuluhan hanya sebagianyang memperhatikan. Selain itu tingkatpengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktoryaitu antara lain: umur, pendidikan, dan pekerjaan(Notoatmodjo dalam Wawan dan Dewi, 2011).

Umur responden dalam penelitian ini yangterbanyak berumur 46-60 tahun (lansia) sebanyak34 orang (38,20%). Dari segi kepercayaanmasyarakat, seseorang yang lebih dewasadipercaya dari orang yang belum tinggikedewasaannya. Semakin tua umur seseorang makaproses-proses perkembangan mentalnya bertambahbaik, akan tetapi pada umur tertentu bertambahnyaproses perkembangan mental ini tidak secepatseperti ketika berumur belasan tahun. Selain itudaya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhioleh umur (Notoatmodjo, 2003). Berdasarkanuraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwabertambahnya umur seseorang dapat berpengaruhpada pengetahuan yang diperolehnya akan tetapipada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjutkemampuan penerimaan atau mengingat suatupengetahuan akan berkurang, sehinggapengetahuan terbanyak dalam kategori kurang.

Selain itu, faktor pendidikan mempengaruhipengetahuan. Dalam penelitian ini menunjukkanresponden yang pengetahuan kurang kebanyakanmemiliki tingkat pendidikan dasar sebanyak 43orang (48,31%). Hasil penelitian ini juga sejalandengan teori Notoatmodjo (2003) yang menyatakanbahwa semakin tinggi pendidikan seseorang makinmudah orang tersebut menerima informasi, baikdari orang lain maupun media massa, makinbanyak informasi yang masuk semakin banyak pulapengetahuan yang di dapat. Dapat disimpulkanbahwa tingkat pendidikan responden yang rendahmenyebabkan informasi yang didapatkan jugarendah sehingga pengetahuan tentang malariamenjadi rendah.

Faktor lain yang juga dapat mendukung hasilpenelitian ini adalah pekerjaan. Berdasarkan hasilpenelitian ini adalah sebagian besar respondenbekerja sebagai buruh dan pekerjaan lainnyasebanyak 65 orang (73,03%). Menurut Wawan danDewi (2011) pekerjaan bukanlah sumberkesenangan, tetapi lebih banyak merupakan caramencari nafkah yang membosankan, berulang danbanyak tantangan. Dengan adanya pekerjaan

seseorang memerlukan banyak waktu untukmenyelesaikan pekerjaan yang dianggap pentingmemerlukan perhatian masyarakat, waktu yangdibutuhkan sedikit untuk memperoleh informasi,sehingga pengetahuan yang mereka miliki menjadiberkurang. Sebagian besar responden bekerjasebagai buruh yang membutuhkan waktu lebihbanyak menyelesaikan pekerjaannya dan tidak adawaktu untuk mencari informasi tentang malariadari petugas kesehatan maupun media karenamenurut mereka menyelesaikan pekerjaan lebihpenting untuk mencari nafkah.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkanbahwa jumlah responden dengan tingkatkemampuan fisik “cukup” yang terbanyak yaitusebanyak 51 orang (57,30%).

Menurut (Robbins & Judge, 2017)kemampuan fisik adalah kapasitas untukmelakukan tugas yang menuntut stamina,ketangkasan, kekuatan dan karakteristik-karakteristik yang berbeda. Kemampuan fisik samahalnya seperti tindakan seseorang dalam suatukegiatan. Dari hasil penelitian kemampuan fisikmasyarakat dalam pencegahan malaria termasukdalam kategori cukup dikarenakan sebagianmasyarakat di Desa Taman Sari mengetahui caramencegah agar terhindar dari gigitan nyamuk yangdilihat dari hasil kuesioner yang telah dijawab olehmasyarakat. Dari hasil wawancara masyarakatmendapatkan informasi tersebut saat terjadibencana gempa bumi petugas kesehatan maupunrelawan yang datang memberikan bantuanmemberitahukan cara agar terhindar dari gigitannyamuk dan diberikan kelambu untuk digunakansaat tidur karna sebagian besar masyarakat saat itutinggal di tenda pengungsian.

Selain itu tingkat kemampuan fisikdipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:predisposisi, pemungkin, dan penguat(Notoatmodjo, 2012 ).

Faktor predisposisi yaitu pengetahuan, sikap,keyakinan, atau kepercayaan seseorang terhadapsuatu informasi yang diketahui. Salah satu yangmempengaruhi tindakan masyarakat dalampencegahan malaria yaitu pengetahuan yangkurang. Menurut teori WHO (World HealthOrganization) yang dikutip oleh Notoatmodjo(2007), pengetahuan merupakan domain yangsangat penting untuk terbentuknya tindakanseseorang. Salah satu bentuk objek kesehatan dapatdijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh daripengalaman sendiri. Yilmaz (2009) mengatakankepercayaan adalah perilaku individu, yangmengharapkan seseorang agar memberi manfaatpositif. Adanya kepercayaan karena individu yangdipercaya dapat memberi manfaat dan melakukanapa yang diinginkan oleh individu yangmemberikan kepercayaan. Hasil wawancara dengan

Page 4: 31 - untb.ac.iduntb.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/7... · abate untuk membasmi jentik-jentik nyamuk dan menyingkirkan atau menutup genangan air yang berpotensi menjadi sarang jentik-jentik

34 | Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No. 2355-92

Volume 5, No.4, Desember 2019 http://www.untb.ac.id/Desember-2019/

masyarakat di Desa Taman Sari mengatakan tidurmenggunakan dengan kelambu bisa mengurangigigitan nyamuk saat tidur. Masyarakat setempatpercaya karna mereka mendapatkan informasitersebut dari petugas kesehatan yang melakukanpenyuluhan dan diberikan kelambu untukdigunakan saat tidur.

Faktor lainnya yaitu faktor pemungkinmisalnya lingkungan fisik masyarakat setempatyang kurang menjaga kebersihannya agar terhindardari sarang nyamuk yang disebabkan olehlingkungan yang kotor. Sukowati (2010)mengatakan lingkungan yang bersih untukmencegah sarang nyamuk akan berhasil denganbaik kalau dilakukan dengan masyarakat, lintassektor, para pemegang kebijakan dan lembagaswadaya masyarakat melalui program kemitraan.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005),lingkungan adalah keadaan sekitar yangmempengaruhi perkembangan dan tingkah lakumakhluk hidup. Segala sesuatu yang ada disekitarmanusia yang mempengaruhi perkembangankehidupan manusia baik langsung maupun tidaklangsung juga merupakan pengertian lingkungan.Dari data kuesioner yang berhubungan denganlingkungan untuk mencegah agar terhindar darisarang nyamuk masyarakat kurang menjagakebersihan lingkungannya.

Faktor yang terakhir yaitu faktor penguatmerupakan faktor pendorong dalam hal ini adalahsikap dan perilaku petugas kesehatan maupunpetugas yang lain dalam upaya mempromosikanperilaku kesehatan dalam pencegahan malaria.Menurut Green (Notoatmodjo, 2007), promosikesehatan adalah segala bentuk kombinasipendidikan kesehatan dan intervensi yang terkaitdengan ekonomi, politik, dan organisasi, yangdirencanakan untuk memudahkan perilaku danlingkungan yang kondusif bagi kesehatan. Promosikesehatan yang kurang akan mempengaruhitindakan dan pengetahuan masyarakat dalammewujudkan perubahan masyarakat dalam dalammengupayakan perubahan sosial dan lingkunganfisik yang mengarah pada peningkatan derajatkesehatan masyarakat (Depkes RI, 2008). Darihasil wawancara dengan masyarakat di DesaTaman Sari mengatakan kurang mendapatkanpromosi kesehatan dalam upaya peningkatanderajat kesehatan masyarakat setempat. Dari pihakpuskesmas mengatakan jika ditemukan pasiendilakukan penyelidikan epidemiologi ke rumahpasien untuk melihat tempat hidup nyamuk danjuga dilakukan pemeriksaan darah pada orangsekitar pasien.

PENUTUP

a. Simpulan

Pendidkan, usia dan pekerjaan menjadipendukung pengetahuan kepala keluarga tentangmalaria masih kurang sehingga mempengaruhikemampuan fisik dalam pencegahan malaria.

b. Saran

Program penyuluhan untuk pencegahanmalaria perlu didukung oleh peran sertamasyarakat, dengan membuat kesepakan dalamprogram penyuluhan, serta penataan lingkunganfisik untuk semua kepala keluarga dimodifikasisesuai dengan kondisi lingkungannya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih penulis sampaikan kepada semuakepala keluarga yang telah membantu memberikaninformasi dalam penelitian ini, Kepala Desa TamanSari beserta jajarannya, Kepala PuskesmasGunungsari dan petugas pemegang programmalaria beserta semua kader kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi Hasan, dkk. 2005. Kamus Besar BahasaIndonesia. Jakarta : DepartemenPendidikan Nasional Balai Pustaka

Breman JG, Alilio MS & Mills A. 2004.Conquering The Intolerable Burden ofMalaria: What’s New, What’s Needed: ASummary. Am J Trop Med Hyg, 7, 1–15.

Budiman & Riyanto A. 2013. Kapita SelektaKuisioner Pengetahuan Dan Sikap DalamPenelitian Kesehatan. Jakarta : SalembaMedika pp 66-69.

Buku Saku Pelayanan Kefarmasian Untuk PenyakitMalaria. 2008

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008.Pemberantasan Sarang Nyamuk DemamBerdarah Dengue (PSN DBD) oleh JuruPemantau Jentik. Jakarta.

2015. Vektor Malaria di Indonesia, DirektoratJendral Pemberantasan Penyakit Menulardan Penyehatan Lingkungan Pemukiman: Jakarta.

Page 5: 31 - untb.ac.iduntb.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/7... · abate untuk membasmi jentik-jentik nyamuk dan menyingkirkan atau menutup genangan air yang berpotensi menjadi sarang jentik-jentik

ISSN No. 2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram| 35

http://www.untb.ac.id/Desember-2019/ Volume 5, No. 4, Desember 2019

Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat. 2017.Profil Kesehatan Kabupaten LombokBarat Tahun 2016 : Gerung

Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat.2017. Profil Kesehatan Provinsi NusaTenggara Barat Tahun 2016 : Mataram

Munif. 2009. Jurnal Nyamuk Vektor Malaria danHubungannya dengan KehidupanManusia di Indonesia diakses darihttp://jurnal.nyamuk.vektor.ac.id tanggal03 Januari 2019 jam 12.05 wita

Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan PrilakuKesehatan. Rineka Cipta: Jakarta.

2007. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. RinekaCipta: Jakarta.

. 2012. Ilmu Perilaku Kesehatan. RinekaCipta: Jakarta.

Nugrahajati. 2012. Malaria : Pencegahan danPenanggulangan. Wahyu Media : Jakarta

Nursalam. 2011. Konsep dan PenerapanMetodologi Penelitian IlmuKeperawatan.Salemba Medika: Jakarta.

2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:Pendekatan Praktis edisi 4. SalembaMedika: Jakarta.

Putra. 2011. Jurnal Malaria dan Permasalahannyadiakses darihttp://jurnal.kedokteran.syiah.ac.idtanggal 15 Januari jam 20.15 wita

Riwidikdo, H. 2010. Statistika Kesehatan.Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Robbins, S.P. 2017. Perilaku Organisasi. SalembaEmpat: Jakarta

Santjaka. 2013. Pendekatan Model KausalitasMalaria. Medical Book : Yogyakarta

Sari. 2009. Jurnal Pengaruh Lingkungan TerhadapPerkembangan Malaria diakses darihttps://core.ac.uk/download/.pdf tanggal5 maret 2019 jam 22.04wita

Setiadi. 2013. Konsep Dan Praktik Penulisan RisetKeperawatan edisi 2. Graha ilmu:Yogyakarta.

Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian PendidikanPendekatan kuantitatif, kualitatif danR&D. Alfabeta: Bandung

Sukowati. 2010. Masalah Vektor Demam BerdarahDengue (DBD) dan Pengendaliannya diIndonesia. Puslitbang Ekologi dan StatusKesehatan. Kementerian Kesehatan

Syam. 2014. Jurnal Faktor-faktor yangBerhubungan dengan Kejadian Malariadiakses darihttp://jurnal.faktor.berhubungan.dengan.ac.id tanggal 03 Januari 2019 jam 13.00wita

Wawan, A dan Dewi, M. 2011. Teori danPengukuran Pengetahuan, Sikap, danPrilaku Manusia. Nuha Medika:Yogakarta.

Widoyono. 2011. Penyakit Tropis Edisi Kedua.Erlangga : Semarang