30012013170627 Pemanfaatan Dan Kemanfaatan Statistika - Copy

download 30012013170627 Pemanfaatan Dan Kemanfaatan Statistika - Copy

of 5

Transcript of 30012013170627 Pemanfaatan Dan Kemanfaatan Statistika - Copy

  • 8/20/2019 30012013170627 Pemanfaatan Dan Kemanfaatan Statistika - Copy

    1/10

    Pemanfaatan Dan Kemanfaatan Statistika

    Dalam Penelitian Kebahasaan

    “Gaya Bahasa”

    Disusun oleh :

    Yudarli Ariskawati

    10001103

    PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

    YOGYAKARTA

    2013

  • 8/20/2019 30012013170627 Pemanfaatan Dan Kemanfaatan Statistika - Copy

    2/10

     

    Bab I

    Pendahuluan

    Sewaktu kita bercakap, membaca ataupun mendengar, kita tidak akan terlepas

    daripada mendapati satu bentuk, satu rupa atau satu corak gaya bahasa yang digunakan oleh

    seseorang, sama ada ianya dilakukan secara sedar atau tidak. Kebolehan menggunakan gaya

     bahasa, adalah terletak kepada sejauh mana seseorang itu mahir dan cakap dalam berbahasa.

    Pada umumnya, para sasterawan dan ahli-ahli bahasa merupakan orang yang cakap atau

     pandai bergaya bahasa, terutama sekali dalam atau ketika mereka menulis. Sebab ada juga

     para sasterawan atau ahli bahasa yang tidak pandai begaya bahasa ketika berinteraksi secara

    lisan.

    Orang-orang tua kita dahulu pun sebenarnya memang cakap bahkan mahir sekali

    dalam menggunakan gaya bahasa, baik dalam berucap maupun membuat karya tulis. Ini

    tebukti daripada hikayat-hikayat, cerita-cerita, dan berbagai jenis puisi, yang begitu banyak

    atau kaya sekali dengan berbagai gaya bahasa yang indah. Misalnya, bentuk pantun, syair,

    gurindam, seloka, peribahasa, simpulan bahasa, kiasan, perumpamaan dan sebagainya.

    Sebagai contoh, bila orang-orang tua menyebut, “anak itu berhati batu”, ini merupakan satu jenis gaya bahasa untuk diibaratkan sebagai seorang yang berperangai degil, tolol, tak

    mendengar kata dan nasihat. Gaya bahasa jenis ini dikatakan sebagai “simpulan bahasa”.

    Oleh kerana bahasa, seperti juga budaya, yaitu ianya tidak statis, maka ia juga

     berubah dan berkembang mengikut perkembangan masa atau zaman. Begitulah juga dengan

    gaya bahasa (yang terkandung dalam bahasa) yang kerap menerima perubahan. Dalam

     bidang kesusasteraan, karya puisilah yang begitu kaya dengan penggunaan gaya bahasa.

    Justru itu, tidak mengherankan jika jenis-jenis gaya bahasa dalam Bahasa Indonesia berbau

    atau diambil terus dari istilah-istilah dalam Bahasa Inggris atau Barat. Walau bagaimanapun

    “penyesuaian” buat masa kini, sudah boleh dianggap sebagai sesuatu yang lumrah dan tidak

    dapat dielakkan. Apa yang kita pentingkan ialah “penyesuaian” yang dibuat hendaklah kena

     pada tempatnya.

    Sesuai digunakan dengan sifat dinamis bahasa, maka keseluruhan istilah yang

    digunakan dalam makalah tipis ini adalah istilah yang boleh dianggap lebih mirip kepada dab

     bunyi asing (Barat). Misalnya istilah “metafora” (perbandingan), “personifikasi” (pertalian

  • 8/20/2019 30012013170627 Pemanfaatan Dan Kemanfaatan Statistika - Copy

    3/10

    atau perhubungan), “euphimisma” (kata-kata halus atau pemanis kata), “ironi” (bahasa

    terbalik) dan sebagainya. Malah, dalam sesetengah keadaan, penggunaan istilah asing lebih

    menepati maksud yang hendak dinyatakan.

     Nah, dari sekilas pendahuluan diatas selaku penulis saya berusaha untuk menautkan

    sejumlah gagasan yang berserak menjadi sebuah makalah sederhana “Pemanfaatan Dan

    Kemanfaatan Statistika Dalam Penelitian Kebahasaan” yang cenderung membahas tentang

    “Gaya Bahasa”. Makalah ini diramu dan diuntai dengan bahasa sederhana dan komunikatif

    sehingga mudah dipahami. Semoga makalah ini menjadi wacana yang bermanfaat serta

    menambah wawasan kita selaku pembaca.

  • 8/20/2019 30012013170627 Pemanfaatan Dan Kemanfaatan Statistika - Copy

    4/10

  • 8/20/2019 30012013170627 Pemanfaatan Dan Kemanfaatan Statistika - Copy

    5/10

    Definisi Gaya dan Bahasa

    Sebelum diurai dengan lebih lanjut tentang gaya bahasa dalam karya-karya (baik

    karya berbentuk puisi ataupun prosa), terlebih dahulu hendaklah dilihat apakah definisi atau

    yang dimaksudkan dengan “gaya” dan “bahasa” itu.

    1. Definisi “gaya”

    Yang dimaksudkan dengan gaya dalam bidang penghasilan karya bertulis ialah:

    corak, bentuk, rupa, atau pengetahuan tentang penggunaan kata-kata dan penyusunan ayat.

    “Gaya” juga bermaksud: “satu cara menulis atau bercakap”.

    2. Definisi “bahasa”

    Sebagaimana definisi tentang gaya, definisi mengenai bahasa juga agak banyak.

    Walau bagaimanapun, kesemua definisi itu tidak terhindar dari konsep sebagai alat

     perhubungan dan yang terbina dari kalimat-kalimat. Di antara definisi yang boleh dianggap

    terkenal ialah definisi yang diutarakan oleh pengkaji dan pakar bahasa bernama Bloch &

    Trager. Mereka berpendapat bahwa: “bahasa ialah salah satu sistem lambang-lambang

     pertuturan yang arbiterari yang digunakan oleh anggota masyarakat untuk berhubung.

    Dengan itu, dapatlah disimpulkan bahwa gaya bahasa merupakan satu corak, bentuk

    kata-kata dan penyusunan kalimat yang digunakan sewaktu berhubung di antara satu sama

    lain secara lisan maupun tulisan.

    Jenis – Jenis Gaya Bahasa (Majas)

    Secara umunya, gaya bahasa (majas) terbagi kepada empat jenis, yaitu Gaya bahasa

     perbandingan, Gaya bahasa sindiran, Gaya bahasa penegasan dan Gaya bahasa pertentangan.

    Bagi keempat-empat jenis gaya bahasa itu akan melibatkan, membentuk dan memilih kata-

    kata yang tepat untuk melukiskan sesuatu. Ia disebut sebagai plastika bahasa.

    1)  Majas Metafora 

    adalah Gabungan dua hal yang berbeda yang dapat membentuk suatu

     pengertian baru.

    Contoh : Raja siang, kambing hitam.

    2) Majas Alegori 

    adalah Majas perbandingan yang memperlihatkan suatu perbandingan yang utuh.

    Contoh : Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi.

  • 8/20/2019 30012013170627 Pemanfaatan Dan Kemanfaatan Statistika - Copy

    6/10

     

    3) Majas Personifikasi 

    adalah Majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat – sifat manusia

    kepada benda, sehingga benda mati seolah-olah hidup.

    Contoh : Awan menari – nari di angkasa, baru saja berjalan 8 km mobilnya sudah batuk –

     batuk.

    4) Majas Perumpamaan ( Majas Asosiasi ) 

    adalah Suatu perbandingan dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.

    Contoh : Bagaikan harimau pulang kelaparan, seperti menyulam di kain yang lapuk.

    5) Majas Antilesis 

    adalah Gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang berlawanan.

    Contoh : Air susu dibalas air tuba.

    6) Majas Hiperbola 

    adalah Suatu gaya bahasa yang bersifat melebih – lebihkan.

    Contoh : Ibu terkejut setengah mati, ketika mendengar anaknya kecelakaan.

    7) Majas Ironi 

    adalah Gaya bahasa yang bersifat menyindir dengan halus.

    Contoh : Bagus sekali tulisanmu, sampai – sampai tidak bisa dibaca.

    8 ) Majas Litotes 

    adalah Majas yang digunakan untuk mengecilkan kenyataan dengan tujuan untuk

    merendahkan hati.

    Contoh : Mampirlah ke gubuk saya. ( Padahal rumahnya besar dan mewah )

    9) Majas Sinisme 

    adalah Majas yang menyatakan sindiran secara langsung.

    Contoh : Perilakumu membuatku kesal.

    10) Majas Oksimoron 

    adalah Majas yang antarbagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan.

  • 8/20/2019 30012013170627 Pemanfaatan Dan Kemanfaatan Statistika - Copy

    7/10

    Contoh : Cinta membuatnya bahagia, tetapi juga membuatnya menangis.

    11) Majas Metonimia 

    adalah Majas yang memakai merek suatu barang.

    Contoh : Kami ke rumah nenek naik kijang.

    12) Majas Alusio 

    adalah Majas yang mepergunakan peribahasa / kata – kata yang artinya diketahui

    umum.

    Contoh : Upacara ini mengingatkan aku pada proklamasi kemerdekaan tahun 1945.

    13) Majas Eufemisme 

    adalah Majas yang menggunakan kata – kata / ungkapan halus / sopan.

    Contoh : Para tunakarya itu perlu diperhatikan.

    14) Majas Elipsis 

    adalah Majas yang manghilangkan suatu unsur kalimat.

    Contoh : Kami ke rumah nenek. ( penghilangan predikat pergi )

    15) Majas Inversi 

    adalah Majas yang dinyatakan oleh pangubahan suatu kalimat.

    Contoh : Aku dan dia telah bertemu > Telah bertemu, aku dan dia.

    16) Majas Pleonasme 

    adalah Majas yang menggunakan kata – kata secara berlebihan dengan maksud untuk

    menegaskan arti suatu kata.

    Contoh : Mari naik ke atas agar dapat meliahat pemandangan.

    17) Majas Antiklimaks 

    adalah Majas yang menyatakan sesuatu hal berturut – turut yang makin lama makin

    menurun.

    Contoh : Para bupati, para camat, dan para kepala desa.

  • 8/20/2019 30012013170627 Pemanfaatan Dan Kemanfaatan Statistika - Copy

    8/10

     

    18) Majas Klimaks 

    adalah Majas yang menyatakan beberapa hal berturut – turut yang makin lama makin

    mendebat.

    Contoh : Semua anak – anak, remaja, dewasa, orang tua dan kakek.

    19) Majas Retoris 

    adalah Majas yang berupa kalimat tanya yang jawabanya sudah diketahui.

    Contoh : Siapakah yang tidak ingin hidup ?

    20) Majas Aliterasi 

    adalah Majas yang memanfaatkan kata – kata yang bunyi awalnya sama.

    Contoh : Inikah Indahnya Impian ?

    21) Majas Antanaklasis 

    adalah Majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang

     berbeda.

    Contoh : Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah.

    22) Majas Repetisi 

    adalah Majas perulangan kata – kata sebagai penegasan.

    Contoh : Selamat tinggal pacarku, selamat tinggal kekasihku.

    23) Majas Paralelisme 

    adalah Majas perulangan sebagaimana halnya repetisi, disusun dalam baris yang

     berbeda.

    Contoh : Hati ini biru Hati ini lagu Hati ini debu.

    24) Majas Kiasmus 

    adalah Majas yang berisi perulangan dan sekaligus mengandung inverse.

    Contoh : Mereka yang kaya merasa miskin, dan yang miskin merasa kaya.

  • 8/20/2019 30012013170627 Pemanfaatan Dan Kemanfaatan Statistika - Copy

    9/10

     

    25) Majas Simbolik  

    adalah Majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan membandingkan dengan

     benda – benda lain.

    Contoh : Dia menjadi lintah darat.

    26) Majas Antonomasia 

    adalah Majas yang menyebutkan nama lain terhadap seseorang yang berdasarkan cirri

    / sifat menonjol yang dimilikinya.

    Contoh : Si pincang, Si jangkung, Si kribo.

    27) Majas Tautologi 

    adalah Majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan kata – kata yang

    sama artinya ( bersinonim ) untuk mempertegas arti.

    Contoh : Saya khawatir dan was – was dengannya.

    28) Majas Sarkasma

    adalah gaya bahasa yang lebih kasar daripada sinisma. Digunakan untuk

    menggambarkan sikap marah, benci atau kesal.

    Contoh : “anjing”, “babi”, “bangsat”, “mampus”, “ anak haram”, “setan”, “kurang ajar”.

  • 8/20/2019 30012013170627 Pemanfaatan Dan Kemanfaatan Statistika - Copy

    10/10

    Bab III

    Penutup

    Setiap pengarang pasti akan mencoba mencari satu gaya bahasa yang terbaik sebagai

    satu cara menarik minat pembaca di samping menghasilkan suatu karya yang benar-benar

     bermutu. Oleh sebab itu, bila kita membaca apa saja dalam bentuk tulisan (baik berbentuk

     puisi maupun prosa), kita akan berjumpa dengan berbagai gaya bahasa yang menarik. Dan

    kemahiran menggunakan gaya bahasa ini merupakan sesuatu kekuatan berkarya bagi seorang

     pengarang. Sekiranya, bagi pengarang yang tidak pandai atau tidak memasukkan gaya bahasa

    tertentu, nyata sekali karyanya akan terasa “tawar dan hambar”, laksana gulai tidak bergaram.

    Gaya bahasa bolehlah diibaratkan sebagai perencah, pelezat rasa atau berbagai ramuan untuk

    menyedapkan makanan.

    Gaya bahasa juga akan dapat memberi arti yang berbeda, walaupun menggunakan

     perkataan yang sama, jika ia ditulis atau dituturkan. Faktornya ialah tergantung kepada nada

    atau irama pengucapannya. Misalnya jika dituturkan: “pinjam baju?”. (a) jika dituturkan

    secara bersahaja, nada dan iramanya mendatar, ia akan membawa maksud bahwa seseorang

    yang ingin meminjam baju dari orang lain. (ii) jika dituturkan dengan nada “menekan” di

    akhir kalimat, akan memberi makna sebagai suatu sindiran.

    Penggunaan peribahasa, perumpamaan, pepatah, simpulan bahasa, bahasa kiasan,

     petikan hadis nabi dan ayat suci al-quran, madah pujanggan, seloka, jenis-jenis bentuk puisi

    dan seumpamanya, boleh juga dianggap sebagai salah satu gaya bahasa. Jika seseorang

     berkata, “tulisan dia seperti cakar ayam”, ini bermakna tulisan yang ditulis tidak cantik,

    kucar-kacir dan tidak bisa dibaca. Ini merupakan satu gaya bahasa yang menggunakan

    simpulan bahasa “cakar ayam”. Begitu juga dengan kata-kata, datang bulan (perempuan yang

    datang darah kotor atau haid), “bulan tua” (akhir bulan), “malam muda” (permulaan masam

    malam), “bulan kesiangan” (warna atau wajah yang pucat tidak berseri) dan sebagainya.

    Dari kesemua pernyataan diatas dapat kita petik betapa bermanfaatnya statistika

    terhadap gaya bahasa bagi para penulis atau pengarang dalam membuat sebuah karya tulis

    agar karya tulisnya dapat dinikmati dan diterima oleh para pembaca.