3 Mazhab Ekonomi Islam Kontemporer

10
3 MAZHAB EKONOMI ISLAM KONTEMPORER Mazhab Baqir as-sadr Mazhab ini dipelopori oleh Baqir as-sadr dengan bukunya yang fenomenal yaitu Iqtishaduna (ekonomi kita). Mazhab ini berpendapat bahwa ilmu ekonomi tidak pernah bisa sejalan dengan islam. Ekonomi tetap ekonomi dan islam tetap islam. Keduanya tidak akan pernah dapat dipersatukan karena keduanya berasal dari filosofi yang saling kontradiktif. Yang satu anti islam sedangkan yang lainnya Islam. Menurut mereka perbedaan filosofi ini berdampak pada perbedaan cara pandang keduanya dalam melihat masalah ekonomi. Menurut ilmu ekonomi, masalah ekonomi muncul karena adanya keinginan manusia yang tidak terbatas dan ketersediaan sumberdaya yang terbatas. Mazhab Baqir menolak pernyataan ini, karena menurut mereka Islam tidak mengenal sumberdaya yang terbatas. Seperti yang ada di dalam Alquran ” Sungguh telah kami ciptakan segala sesuatu dalam ukuran yang setepat-tepatnya (54:49). Oleh karena itu segala sesuatunya telah terukur dengan sempurna, Allah telah memberikan sumberdaya yang cukup bagi seluruh manusia di dunia. Pendapat bahwa keinginan manusia tidak terbatas juga ditolak. Contohnya Manusia akan berhenti minum jika dahaganya telah terpuaskan.

Transcript of 3 Mazhab Ekonomi Islam Kontemporer

Page 1: 3 Mazhab Ekonomi Islam Kontemporer

3 MAZHAB EKONOMI ISLAM KONTEMPORER

Mazhab Baqir as-sadr

Mazhab ini dipelopori oleh Baqir as-sadr dengan bukunya yang fenomenal yaitu

Iqtishaduna (ekonomi kita). Mazhab ini berpendapat bahwa ilmu ekonomi tidak pernah bisa

sejalan dengan islam. Ekonomi tetap ekonomi dan islam tetap islam. Keduanya tidak akan

pernah dapat dipersatukan karena keduanya berasal dari filosofi yang saling kontradiktif. Yang

satu anti islam sedangkan yang lainnya Islam.

Menurut mereka perbedaan filosofi ini berdampak pada perbedaan cara pandang

keduanya dalam melihat masalah ekonomi. Menurut ilmu ekonomi, masalah ekonomi muncul

karena adanya keinginan manusia yang tidak terbatas dan ketersediaan sumberdaya yang

terbatas. Mazhab Baqir menolak pernyataan ini, karena menurut mereka Islam tidak mengenal

sumberdaya yang terbatas. Seperti yang ada di dalam Alquran ” Sungguh telah kami ciptakan

segala sesuatu dalam ukuran yang setepat-tepatnya (54:49). Oleh karena itu segala sesuatunya

telah terukur dengan sempurna, Allah telah memberikan sumberdaya yang cukup bagi seluruh

manusia di dunia. Pendapat bahwa keinginan manusia tidak terbatas juga ditolak. Contohnya

Manusia akan berhenti minum jika dahaganya telah terpuaskan.

Mazhab Baqir berpendapat bahwa masalah ekonomi muncul karena adanya distribusi

yang tidak merata dan adil sebagai akibat sistem ekonomi yang membolehkan exploitasi dari

pihak yang kuat terhadap yang lemah. Dimana yang kuat memiliki akses terhadap sumberdaya

sehingga menjadi sangat kaya sedangkan yang lemah tidak meiliki akses ke sumberdaya

sehingga menjadi sangat miskin. Oleh karena itu masalah ekonomi bukan karena sumberdaya

yang terbatas tetapi karena keserakahan manusia yang tidak terbatas.

Oleh karena itu menurut mazhab ini istilah ekonomi islami adalah istilah yang

menyesatkan dan kontradiktif. Sebagai gantinya ditawarkan dengan istilah yang berasal dari

filosofi islam yaitu Iqtishad, yang secara harfiah berarti keadaan sama seimbang.

Page 2: 3 Mazhab Ekonomi Islam Kontemporer

Semua teori yang dikembangkan oleh ilmu ekonomi konvensional ditolak dan dibuang. Sebagai

gantinya maka disusunlah teori-teori ekonomi baru yang digali dari Alquran dan Assunah.

Mazhab Mainstream

Mazhab mainstrean berbeda pendapat dengan mazhab Baqir. Mazhab ini justru setuju

bahwa masalah ekonomi muncul dikarenakan sumberdaya yang terbatas yang dihadapkan pada

keinginan manusia yang tidak terbatas. Seperti yang disabdakan Nabi Muhammad Saw. Bahwa

manusia tidak akan pernah puas. Bila diberikan emas satu lembah, ia akan meminta emas dua

lembah. Bila diberikan dua lembah maka dia akan meminta tiga lembah dan seterusnya sampai

ia masuk kubur.

Dengan demikian, pandangan mazhab ini tentang masalah ekonomi hampir tidak ada

bedanya dengan pandangan ekonomi konvensional. Perbedaannya terletak pada cara

menyelesaikan masalah tersebut. Dilema sumberdaya terbatas dihadapkan dengan keinginan

manusia yang tidak terbatas memaksa manusia itu melakukan pilihan-pilihan atas

keinginannya. Kemudian manusia membuat skala prioritas dalam memenuhi keinginannya.

Dalam Ekonomi konvensional pemilihan sekala prioritas berdasarkan selera masing-

masing pribadi. Manusia boleh mempertimbangkan tuntutan agama atau boleh juga

mengabaikannya. Tetapi dalam ekonomi islami pilihan tidak dapat dilakukan semaunya, harus

berdasarkan tuntunan Alquran dan Assunah.

Mazhab ini berpendapat mengambil hal-hal yang baik dan bermanfaat yang dihasilkan

oleh bangsa dan budaya non islam tidak diharamkan. Nabi bersabda hikmah atau ilmu itu bagi

umat islam adalah ibarat barang yang hilang. Dimana saja ditemukan maka umat islam paling

berhak mengambilnya.

Page 3: 3 Mazhab Ekonomi Islam Kontemporer

Mazhab Alternatif – Kritis

Mazhab ini mengkritik dua mazhab sebelumnya. Mazhab Baqir dikritik sebagai mazhab

yang berusaha menemukan sesuatu yang baru yang sebenarnya telah ditemukan oleh orang

lain. Menghancurkan teori yang lama dengan menggantinya dengan teori yang baru.

Sedangkan mazhab mainstream dikritiknya sebagai jiplakan dari ekonomi neoklasik dengan

menghilangkan variabel riba dan memasukkan variabel zakat dan niat.

Mazhab ini adalah mazhab kritis. Meraka berpendapat bahwa analisis kritis bukan saja

harus dilakukan terhadap sosialisme dan kapitalisme, tetapi juga terhadap ekonomi islam itu

sendiri. Mereka meyakini bahwa Islam itu benar tetapi ekonomi islami belum tentu benar

karena ekonomi islami adalah hasil tafsiran manusia atas Alquran dan Assunnah.

Oleh karena itu nilai kebenarannya tidaklah mutlak. Teori-teori yang diajukan oleh ekonomi

islami harus selalu diuji kebenarannya sebagaimana yang dilakukan terhadap ekonomi

konvensional.

Page 4: 3 Mazhab Ekonomi Islam Kontemporer

3 Mazhab tentang Kenapa Sih Ekonomi Islam?

Sejauh ini kita tahu perbedaan diametral antara paradigma yang mendasari ekonomi

konvensional dengan paradigma ekonomi islami. Ekonomi Konvensional dan Islam tidak

mungkin dan tidak akan pernah mungkin dikompromikan karena dunianya (weltanschauung)

yang berbeda. Ekonomi konvensional melihat ilmu adalah sekuler, bebas nilai serta tidak

memasukkan Tuhan dan akhirat dalam bangun pemikirannya. Ekonomi islami justru dibangun

atas, atau paling tidak diwarnai oleh, prinsip relijius (berorientasi kehidupan dunia dan akhirat.

Dalam tataran paradigma, ekonom-ekonom muslim tidak menghadapi masalah perbedaan

pendapat yang berarti. Namun ketika mereka diminta untuk menjelaskan apa dan

bagaimanakah konsep ekonomi islam itu, mulai muncullah perbedaan pendapat. Saat ini,

pemikiran ekonom muslim kontemporer ada tiga mazhab: Mazhab Baqir as-Sadr;

Mazhabmainstream; dan Mazhab Alternatif-kritis

1. Mazhab Baqir as-Sadr

Mazhab Baqir as-Sadr dipelopori oleh Baqir as-Sadr dengan bukunya yang

fenomenal: Iqtishaduna(ekonomi kita). Menurut mazhab Baqir as-Sadr: ilmu ekonomi

(economics) tidak pernah bisa sejalan dengan Islam. Ekonomi tetap ekonomi, Islam tetap Islam.

Baqir as-Sadr: Islam dan Ekonomi tidak akan pernah dapat disatukan, karena keduanya berasal

dari filosofi yang saling kontradiktif. Menurut Baqir as-Sadr, perbedaan filosofi ini berdampak

pada perbedaan cara pandang keduanya dalam melihat masalah ekonomi. Menurut ilmu

ekonomi, masalah ekonomi muncul karena keinginan manusia tak terbatas sementara jumlah

sumber daya yang tersedia, terbatas. Mazhab Baqir menolak pernyataan ini, karena menurut

mereka, Islam tidak mengenal adanya sumber daya yang terbatas. Dalil yang dipakai Mazhab

Baqir adalah Al-Qur’an: “Sungguh telah Kami ciptakan segala sesuatu dalam ukuran yang

setepat-tepatnya” Mazhab Baqir: karena segala sesuatu sudah terukur sempurna, sebenarnya

Allah telah memberikan sumber daya cukup bagi manusia di dunia. Pendapat bahwa keinginan

manusia itu tidak terbatas juga ditolak. Contoh: Manusia akan berhenti minum jika dahaganya

sudah terpuaskan. Mazhab Baqir berkesimpulan bahwa keinginan yang tidak terbatas itu tidak

benar sebab pada kenyataannya keinginan manusia itu terbatas. Bandingkan pendapat Baqir ini

Page 5: 3 Mazhab Ekonomi Islam Kontemporer

dengan teori Marginal Utility, Law of Diminishing Returns, dan Hukum Gossen dalam ilmu

ekonomi. Menurut Mazhab Baqir: masalah ekonomi muncul karena distribusi tidak merata dan

adil akibat sistem ekonomi yang membolehkan eksploitasi. Yang kuat memiliki akses sumber

daya sehingga jadi sangat kaya, yang lemah tidak memiliki akses sumber daya sehingga jadi

sangat miskin. Menurut Baqir: masalah ekonomi muncul bukan karena sumber daya yang

terbatas, tetapi karena keserakahan manusia yang tidak terbatas. Menurut Baqir,

istilah ekonomi islami tidak sesuai, salah, menyesatkan dan kontradiktif. Baqir usulkan istilah

ekonomi diganti iqtishad. Iqtishad tak sekedar berarti ekonomi. Iqtishad berasal dari qasd yang

berarti “ekuilibrium” atau “keadaan sama, seimbang atau pertengahan” Sejalan dengan itu,

maka semua teori yang dikembangkan oleh ilmu ekonomi konvensional ditolak dan dibuang.

Sebagai gantinya, mazhab Baqir berusaha untuk menyususn teori baru dalam ekonomi yang

langsung digali dan dideduksi dari Quran Hadis. Tokoh mazhab Baqir selain Muhammad Baqir

as-Sadr adalah Abbas Mirakhor, Baqir al-Hasani, Kadim as-Sadr, Iraj Toutounchian, Hedayati, dll.

2. Mazhab Mainstream

Mazhab Mainstream setuju bahwa masalah ekonomi muncul karena sumber daya

terbatas yang dihadapkan pada keinginan manusia tidak terbatas. Memang benar misalnya,

bahwa total permintaan dan penawaran beras di seluruh dunia berada pada titik ekuilibrium.

Jika berbicara pada tempat dan waktu tertentu, maka sangat mungkin terjadi kelangkaan

sumber daya. Bahkan ini yang seringkali terjadi. Misalnya suplai beras Ethiopia & Bangladesh

lebih langka dibanding Thailand. Jadi keterbatasan sumber daya memang ada & diakui oleh

Islam. Dalil Mazhab Mainstream: “Dan sungguh akan Kami uji kamu dengan sedikit ketakutan,

kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan…” Dalil Mazhab

Mainstream: “Bermegahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk liang kubur. Janganlah

begitu, kelak kamu akan mengetahui”. Dalil Mazhab Mainstream juga adalah sabda Nabi

Muhammad SAW bahwa manusia tidak akan pernah puas. Bila diberi emas 1 lembah, ia akan

minta emas 2 lembah. Bila diberi 2 lembah, ia akan minta 3 lembah dan seterusnya sampai ia

masuk kubur. Dengan demikian, pandangan mazhab Mainstream tentang masalah ekonomi

hampir tidak ada bedanya dengan pandangan ekonomi konvensional. Kelangkaan sumber

Page 6: 3 Mazhab Ekonomi Islam Kontemporer

dayalah yang jadi penyebab munculnya masalah ekonomi. Perbedaannya terletak dalam cara

menyelesaikan masalah tersebut. Dilema sumber daya yang terbatas versus keinginan yang tak

terbatas memaksa manusia untuk melakukan pilihan-pilihan atas keinginannya. Kemudian

manusia membuat skala prioritas pemenuhan keinginan, dari yang paling penting sampai yang

paling tidak penting. Dalam ekonomi konvensional, pilihan dan penentuan skala prioritas

dilakukan berdasarkan selera pribadi masing-masing. Manusia boleh menggunakan atau

mengabaikan tuntutan agama. Dalam bahasa Alquran, pilihan dilakukan dengan

“mempertuhankan hawa nafsunya”. Tetapi dalam ekonomi islami, keputusan pilihan ini tidak

dapat dilakukan semaunya saja. Harus sesuai dengan Alquran dan Assunnah. Tokoh mazhab

Mainstream: M. Umer Chapra, M.A. Mannan, M. Nejatullah Siddiqi, dll. Mayoritas bekerja di

Islamic Development Bank (IDB). Mazhab Mainstream punya dukungan dana dan akses ke

berbagai negara sehingga penyebaran pemikirannya bisa dilakukan dengan cepat dan mudah.

Mazhab Mainstream adalah para doktor di bidang ekonomi yang belajar (dan ada juga yang

mengajar) di universitas-universitas barat. Mazhab Mainstream tidak pernah membuang

sekaligus teori-teori ekonomi konvensional ke keranjang sampah. Umer Chapra:

mengembangkan ekonomi islami bukan berarti memusnahkan semua hasil analisis berharga

yang telah dicapai ekonomi konvensional. Mengambil hal-hal yang baik dan bermanfaat yang

dihasilkan oleh bangsa dan budaya non islam sama sekali tidak diharamkan. Rasulullah:

hikmah/ilmu bagi umat islam adalah ibarat barang yang hilang. Di mana saja ditemukan, umat

muslim paling berhak mengambilnya. Para ulama dan ilmuwan muslim banyak meminjam ilmu

dari peradaban lain seperti Yunani, India, Persia, Cina, dll. Yang bermanfaat diambil, yang tidak

bermanfaat dibuang, sehingga terjadi transformasi ilmu dengan diterangi cahaya Islam.

3. Mazhab Alternatif-Kritis

Tokoh: Timur Kuran (Ketua Jur Ekonomi di University of Southern California), Jomo (Yale,

Cambridge, Harvard, Malaya), Muhammad Arif, dll. Mazhab Baqir dikritik sebagai mazhab yang

berusaha untuk menemukan sesuatu yang baru yang sebenarnya sudah ditemukan oleh orang

lain. Mazhab Mainstream dikritik sebagai jiplakan ekonomi neoklasik dengan menghilangkan

Page 7: 3 Mazhab Ekonomi Islam Kontemporer

variable riba dan memasukkan variable zakat serta niat. Mazhab Alternatif: analisis kritis tak

saja harus dilakukan terhadap sosialisme dan kapitalisme, tapi terhadap ekonomi islam itu

sendiri. Mazhab Alternatif: Islam pasti benar, tapi ekonomi islami belum tentu benar karena

hasil tafsiran manusia yang kebenarannya tak mutlak. Proposisi dan teori yang diajukan

ekonomi islami harus selalu diuji kebenarannya sebagaimana yang dilakukan terhadap ekonomi

konvensional.