3 makalah semen.docx

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dalam hal bangunan tentu kerap mendengar cerita tentang merekatnya batu-batu raksasa hanya dengan menggunakan zat putih telur, ketan, dll. Terciptalah bangunan fenomenal seperti candi Borobudur, candi Prambanan, tembok Cina, dan piramida. Peristiwa tersebut menunjukkan bahwa fungsi semen sudah diketahui sejak zaman dahulu. Sebelum mencapai bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat bangunan ini awalnya merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis. Pertama kali ditemukan di zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana. Menyusul runtuhnya Kerajaan Romawi, sekitar abad pertengahan (tahun 1100-1500 M) resep ramuan pozzuolana sempat menghilang dari peredaran. Pada abad ke-18 (ada juga sumber yang menyebut sekitar tahun 1700-an M), John Smeaton, seorang insinyur asal Inggris menemukan kembali ramuan kuno berkhasiat luar biasa ini. Dia membuat adonan dengan memanfaatkan campuran batu kapur dan tanah liat saat membangun menara suar Eddystone di lepas pantai Cornwall, Inggris. Material itu sendiri adalah benda yang dengan sifat- sifatnya yang khas dimanfaatkan dalam bangunan, mesin, peralatan atau produk. Dan Sains material yaitu suatu cabang ilmu yang meliputi pengembangan dan penerapan pengetahuan yang mengaitkan komposisi, struktur dan pemrosesan material dengan sifat-sifat kegunaannya. Semen termasuk material yang sangat akrab dalam kehidupan kita sehari-hari. 1.2. Rumusan Masalah 1.2.1.Apa yang dimaksud dengan semen ? 1.2.2.Apa saja bahan penyusun dan karakteristik terhadap jenis-jenis semen ? 1

Transcript of 3 makalah semen.docx

Page 1: 3 makalah semen.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan dalam hal bangunan tentu kerap mendengar cerita tentang merekatnya batu-batu raksasa hanya dengan menggunakan zat putih telur, ketan, dll. Terciptalah bangunan fenomenal seperti candi Borobudur, candi Prambanan, tembok Cina, dan piramida.

Peristiwa tersebut menunjukkan bahwa fungsi semen sudah diketahui sejak zaman dahulu. Sebelum mencapai bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat bangunan ini awalnya merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis. Pertama kali ditemukan di zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana. Menyusul runtuhnya Kerajaan Romawi, sekitar abad pertengahan (tahun 1100-1500 M) resep ramuan pozzuolana sempat menghilang dari peredaran.

Pada abad ke-18 (ada juga sumber yang menyebut sekitar tahun 1700-an M), John Smeaton, seorang insinyur asal Inggris  menemukan kembali ramuan kuno berkhasiat luar biasa ini. Dia membuat adonan dengan memanfaatkan campuran batu kapur dan tanah liat saat membangun menara suar Eddystone di lepas pantai Cornwall, Inggris.

Material itu sendiri adalah benda yang dengan sifat-sifatnya yang khas dimanfaatkan dalam bangunan, mesin, peralatan atau produk. Dan Sains material yaitu suatu cabang ilmu yang meliputi pengembangan dan penerapan  pengetahuan yang mengaitkan komposisi, struktur dan pemrosesan material dengan sifat-sifat kegunaannya. Semen termasuk material yang sangat akrab dalam kehidupan kita sehari-hari.

1.2. Rumusan Masalah1.2.1.Apa yang dimaksud dengan semen ?1.2.2.Apa saja bahan penyusun dan karakteristik terhadap jenis-jenis semen ?1.2.3.Bagaimana teknik pembuatan semen ?1.2.4.Bagaimana proses pembuatan semen dalam industri semen ?1.2.5.Seberapa besar pengaruh industri semen terhadap lingkungan ?1.2.6.Bagaimana cara menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan ?

1.3. Tujuan Penulisan1.3.1.Mengetahui apa yang dimaksud dengan semen1.3.2.Mengetahui apa saja bahan penyusun dan sifat terhadap jenis-jenis semen1.3.3.Mengetahui teknik pembuatan semen1.3.4.Mengetahui bagaimana teknik pembuatan semen1.3.5.Mengetahui bagaimana dampak dari industri semen terhadap lingkungan1.3.6.Mengetahui bagaimana cara menanggulangi dampak negatif dari industri semen

1

Page 2: 3 makalah semen.docx

BAB IIPEMBAHASAN

2.1. Pengertian Semen

Semen adalah suatu campuran senyawa kimia yang bersifat hidrolis (jika dicampur air dalam jumlah tertentu akan mengikat bahan-bahan lain menjadi satu kesatuan massa yang dapat memadat dan mengeras. Secara umum semen dapat didefinisikan sebagai bahan perekat yang dapat merekatkan bagian-bagian benda padat menjadi bentuk yang kuat kompak dankeras.

Semen berasal dari kata caementum yang berarti bahan perekat yang mampu mempersatukan bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan yang kokoh atau dalam pengertian yang luas adalah material plastis yang memberikan sifat rekat antara batuan-batuan konstruksi bangunan.Semen pada awalnya dikenal di Mesir tahun 500 SM pada pembuatan piramida, yaitu sebagai pengisi ruang kosong diantara celah-celah tumpukan batu.

Usaha untuk membuat semen pertama kali dilakukan dengan cara membakar campuran batu kapur dan tanah liat. Joseph aspadin yang merupakan orang Inggris pada tahun 1824 mencoba membuat semen dari kalsinasi campuran batu kapur dengan tanah liat yang telah dihaluskan, digiling, dibakar menjadi lelehan dalam tungku, sehingga terjadi penguraian batu kapur (CaCO3) menjadi batu tohor (CaO) dan karbondioksida (CO2). Batuan tohor bereaksi dengan senyawa lain membentuk klinker kemudian digiling sampai menjadi tepung yang kemudian dikenal dengan Portland.

2.2. Jenis-jenis semen2.2.1.Portland cement

Semen Portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis, bersama bahan tambahan yang biasanya digunakan adalah gypsum. Klinkeradalah penamaan untuk gabungan komponen produk semen yang belum diberikan tambahan bahan lain untuk memperbaiki sifat dari semen.

Tipe-tipe semen Portland :a. Tipe 1 (ordinary Portland cement)

Ordinary Portland cement adalah semen Portland yang dipakai untuk segala macam konstruksi apabila tidak diperlukan sifat-sifat khusus, seperti ketahanan terhadap sulfat, panas hiderasi, dll. Semen ini mengandung 5% MgO, dan 2,5-3% SO3.

b. Tipe 2 (moderateheat Portland cement)Moderateheat Portland cement adalah semen Portland yang dipaki untuk

konstruksi yang memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan hiderasi yang sedang, biasanya digunakan untuk daerah pelabuhan dan bangunan sekitar pantai. Semen ini terdiri dari 20% SiO2, 6% Fe2O3, 6% MgO, dan 8% C3A. semen tipe ini lebih banyak mengandung C2S dan mengandung lebih sedikit C3A dibandingkan dengan semen tipe 1.

2

Page 3: 3 makalah semen.docx

c. Tipe 3 (highearlystrengthportlandcement)highearlystrengthportlandcement adalah semen Portland yang digunakan

dalam keadaan darurat dan musim dingin. Juga dipakai untuk produksi beton tekan. Semen ini adalah semen yang paling cepat mengeras dan cepat mengeluarkan kalor. Semen ini tersusun dari 6% MgO, 3,5-4,5% Al2O3, 35% C3S, 40% C2S dan 15% C3A. Semen ini sangat cocok untuk pembangunan yang memerlukan kekuatan awal yang tinggi.

d. Tipe 4 (lowheat Portland cement)lowheat Portland cementadlah semen Portland yang digunakan untuk

bangunan dengan panas hiderasi rendah, seperti pada bangunan beton yang besar dan tebal, baik sekali untuk mencegah keretakan. Semen ini mengandung C3S dan C3A lebih rendah sehingga pengeluaran kalornya lebih rendah. Semen ini tersusun atas 6,5% MgO, 2,3% SO3, dan 7% C3A. semen jenis ini biasanya digunakan untuk keperluan hidraulik engineering yang memerlukan panas hiderasi rendah.

e. Tipe 5 (shulphatoresistance Portland cement)shulphatoresistance Portland cement adalah semen Portland yang

mempunyai kekuatan tinggi terhadap sulfur dan mengandung C3A lebih rendah bila dibandingkan dengan tipe lainnya, sering digunakan untuk bangunan didaerah yang kandungan sulfat tinggi, seperti pelabuhan, terowongan, pengeboran dilaut, dan bangunan pada musim panas. Semen ini tersusun dari 6% MgO, 2,3% SO3, 5% C3A.

f. Semen putih (whitecement)Semen putih adalah semen yang dibuat dengan bahan baku batu kapur

yang mengandung oksida besi dan oksida magnesia yang kurang dari 1% sehingga membutuhkan pengawasan tambahan agar semen ini tidak terkontaminasi dengan Fe2O3 selama proses berlangsung. Pembakaran pada tanur putar menggunakan bahan bakar gas untuk mengurangi kontaminasi terhadap abu hasil pembakaran, juga terhadap oksida mangan sehingga warna dari semen putih tersebut tidak terpengaruh. Semen ini mengandung 24,3% SiO2, 4,2% Al2O3, 0,39% Fe2O3, 65,8% CaO, 1,1% MgO dan 0,02% Mn2O3. Semen ini biasanya digunakan untuk bangunan arsitektur dan dekorasi.

g. Semen sumur minyak (oilwellcement)Semen sumur minyak adalah semen Portland yang dicampur dengan

bahan retarder khusus seperti lignin, asam borat, casein, gula, atau organichidroxidacid. Semen ini mengandung 6% MgO, 3% SO3, 48-65% C3S, 3% C3A, 24% C4AF + 2C3A, dan 0,75% alkali. Fungsi retarder disini untuk memperlambat waktu pengerasan semen sehingga adukan dapat dipompakan kedalam sumur minya atau gas. Semen ini berguna sebagai rangka sumur minyak dari pengaruh air yang korosif.

3

Page 4: 3 makalah semen.docx

h. Semen masonrySemen masonry adalah semen hidraulik yang digunakan sebagai adukan

konstruksi masonry, mengandung blastfurnanceslagcement (semen kerak dapur tinggi), sifat semen ini mempunyai penyerapan air yang baik, berdaya plastissitas yang tinggi dan kuat tekan yang rendah.

i. Semen berwarnaSemen berwarna dibuat dengan menambah zat warna sebanyak 5-10%

pada saat semen putih digiling. Zat warna yang ditambahkan harus tidak mempengaruhi selama penyimpanan atau selama pemakaian semen tersebut.

zat warna warna yang dihasilkan

oksida-oksida besi merah, kuning, cokelat, dan hitam

mangan dioksida cokelat dan hitam

chromium oksida hijau

ultramarineblue biru

cobaltblue biru

carbonblue hitam

Tabel II.1. Zat warna dari warna yang dihasilkan

j. Semen catSemen cat adalah tepung semen dari semen Portland yang digiling

bersama-sama dengan zat warna, filter, dan waterrepellentagent. Semen cat biasanya dibuat warna putih yaitu titanium oksida atau ZnS.

4

Page 5: 3 makalah semen.docx

2.2.2.Nonportlandcementa. Semen alam (natural cement)

Semen alam adalah semen yang dihasilkan dari proses pembakaran batu kapur dan tanah liat pada suhu 850-10000C. kemudian tanah yang dihasilkan digiling menjadi semen halus.

b. Semen alumina tinggi (highaluminacement)Semen alumina tinggi adalah semen kalsium alumina yang dibuat

dengan meleburkan campuran batu gamping, bauksit, dan bauksit ini biasanya mengandung oksida besi, silica, magnesia, dan ketidakmurnian lainnya. Cirinya ialah kekuatan semen ini berkembang dengan cepat, dan ketahanan terhadap air laut dan air yang mengandung sulfat lebih baik.

c. Semen Portland pozzolanSemen Portland pozzolan adalah suatu bahan pengikat hidraulis yang

dibuat dengan menggiling bersama-sama terak semen Portland dan bahan yang mempunyai sifat pozzolan. Bahan pozzolan yang ditambahkan besarnya antara 15-40%.

d. Semen sorelSemen sorel adalah semen yang dibuat melalui reaksi eksotermik larutan

magnesium klorida 20% terhadap suatu ramuan magnesia yang didapatkan dari kalsinasimagnesit dan magnesia yang didapatkan dari larutan garam.

Reaksi : 3MgO + MgCl2 + 11H2O 3MgO.MgCl2.11H2OSemen ini mempunyai sifat keras dan kuat, mudah terserang air dan

sangat korosif. Penggunaannya terutama untuk semen lantai.

e. Portland blastfurnanceslagcementPortland blastfurnanceslagcement adalah semen yang dibuat dengan cara

menggiling campuran klinker semen Portland dengan kerak dapur tinggi secara homogen. Kerak (slag) adalah bahan nonmetal hasil samping dari pabrik pengecoran besi dalam tanur yang mengandung campuran antara kapur, silica, dan alumina. Sifat semen ini jika kehalusannya cukup mempunyai kuat tekan yang sama dengan semen Portland, betonnya lebih stabil dari beton semen Portland, permeabilitas nya rendah, pemuaian dan penyusutan dalam udara kering sama dengan semen Portland.

5

Page 6: 3 makalah semen.docx

2.3. Teknik pembuatan semen2.3.1.Proses basah

Bahan baku dipecah dan ditambah air dalam jumlah tertentu serta dicampurkan luluhan tanah liat.bubur halu dengan kadar air 25-40% (slurry) dikalsinasikan dalam tungku panjang (longrotarykiln)

Keuntungan : - Semen yang diperoleh lebih baik- Efisiensi penggilingan lebih tinggi dan tidak memerlukan

suatu unit homogenizer- Debu yang timbul relatif sedikit

Kerugian : - Bahan bakar yang digunakan lebih banyak- Tanur yang digunakan terlalu panjang

- Biaya produksi lebih mahal

2.3.2.Proses semi basahPenyediaan umpan tanurhampir sama seperti proses basah. Hanya saja

disini tanur disaring lebih dahulu dengan filter Press.filter cake dengan kadar 15-25% digunakan sebagai umpan tanur. Konsumsi panas sekitar 1000-1200 Kcal / Kgklinker. Proses ini jarang dipakai karena biaya produksi yang terlalu tinggi dan kurang menguntungkan.

2.3.3.Proses semi keringProses ini dikenal sebagai grade protes, dimana merupakan transisi dari

proses basah dan proses kering dalam pembentukan semen. Pada proses ini umpan tanur disemprot dengan air dengan alat yang disebut granutor (pelletizer) untuk diubah menjadi granular atau nodule dengan kandungan air 10-12% dan ukurannya 10-12 mm seragam.

Proses ini menggunakan tungku tegak (shaftkiln) atau longrotarykiln, konsumsi panas sekitar 1000 Kcal / Kgklinker.

2.3.4.Proses keringPada proses ini bahan baku dihancurkan dalam rawmill dalam keadaan

kering dan halus dan hasil penggilingan (tepung baku) dengan kadar air 0,5-1% dikalsinasikan dalam rotarykiln. Proses ini menggunakanpanas sekitar 1500-1900 Kcal / Kgklinker.

Keuntungan : - Tanur yang digunakan relatif pendek- Panas yang dibutuhkan rendah sehingga bahan bakar relatif

rendah dan air yang dibutuhkan relatif sedikit- Kapasitas produksi lebih besar

Kerugian : - Campuran umpan kurang homogen

- Kadar air sangat mengganggu proses karena material menempel pada alat

- Banyak debu yang dihasilkan sehingga membutuhkan alat penangkap debu.

6

Page 7: 3 makalah semen.docx

2.4. Proses pembuatan semenProses pembuatan semen meliputi :2.4.1.Penyiapan bahan baku

Bahan baku semen yaitu :batu kapur dan tanah liat (clay) Bahan korektif pembuatan semen : pasir besi (Fe2O3) atau copperslag (Fe.SiO3, Ca2Fe, CuO), pasir silica (SiO2), limestonehighgrade (CaCO3)

Penyiapan bahan baku harus dilakukan dengan metode penambangan sebagai berikut :

a. Perencanaan tambangMembuat rancangan tambang (mencapai ultimatepit limit) dalam jangka

waktu tertentu secara aman dan menguntungkan serta merencanakan tahapan penambangan. Biasanya dimaksudkan sebagai bagian dari proses perencanaan tambang yang berkaitan dengan masalah-masalah geometrik. Di dalamnya termasuk perancangan batas akhir penambangan, tahapan (pushback), urutan penambangan tahunan / bulanan, penjadwalan produksi, wastedump dan menentukan ultimatepit limit.

b. DevelopingminingroadSetiap operasi penambangan memerlukan jalan tambang sebagai sarana

infrastruktur yang vital di dalam lokasi penambangan dan sekitar nya. Jalan tambang berfungsi sebagai penghubung lokasi-lokasi penting, antara lain lokasi tambang dengan area crushingplant, pengolahan bahan galian, perkantoran, perumahan karyawan dan tempat-tempat lain di wilayah penambangan.

c. Strippingoverburden- Pembersihan lahan (landclearing)

Operasi ini dilakukan pada lokasi tambang yang akan dibuka. Operasi ini berkaitan dengan penebangan pohon dan pembabatan semak belukar.

- Pengupasan tanah atas (top soil)Operasi ini akan menggunakan bucket dari excavator. Semua tanah

yang subur dikupas dan ditumpuk pada satu tempat yang nantinya tanah subur tersebut akan digunakan untuk proses reklamasi lahan.

Apabila tempat penumpukannya jauh maka operasi ini memerlukan bantuan dumptruck sebagai alat angkut.

- Pemindahan tanah penutup (overburden)Overburden merupakan lapisan yang terbentuk setelah lapisan bahan

tambang yang berada dibagian atasnya. Apabila sudah dilakukan pemindahan tanah penutup, maka overburden ini ditempatkan pada disposal.

7

Page 8: 3 makalah semen.docx

d. DevelopingdrainageDrainase adalah suatu usaha untuk mencegah, mengeringkan, dan

mengeluarkan air yang masuk atau mengenangi suatu daerah. Tujuannya sebagai berikut :- Mencegah terjadinya korosi pada peralatan tambang.

- Mencegah terjadinya akumulasi (genangan) air di dalam tambang.

- Menciptakan kondisi kerja yang aman dan nyaman di dalam tambang.

e. Blasting / Ripping- Blasting

Membongkar batuan padat yang bersifat massive dari batuan induknya menjadi material yang cocok untuk dikerjakan dalam proses produksi selanjutnya dengan menggunakan bahan peledak (nitrat, detonator, dan dinamit). Waktu peledakan biasanya saat lunchbreak.

- Ripping (mengeruk / merobek)Membongkar material tambang yang tidak terlalu keras dari area

penambangan sehingga dapat di angkut, biasanya dilakukan dengan ripper (bulldozer) atau excavator.

f. Loading, Transportation, dan UnloadingLoadingmerupakan salah satu kegiatan penambangan untuk memuat

bahan mentah yang terdapat di lokasi pemuatan keatas alat angkut. Alat muat yang digunakan harus dipilih yang sesuai dengan kondisi lokasi, dan material yang akan dimuat, serta kelas alat muat dan dumptruck.

g. Closing of Mine Area- Reklamasi

Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan, agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukannya.

- RevegetasiRevegetasi adalah kegiatan penanaman kembali pada lahan bekas

tambang.Tahapan reklamasi dan revegetasi : Melakukan perataan tanah (contourleveling) Melakukan penimbunan lahan kemudian menempelkan lapisan tanah yang

subur (dari overburden) di lahan yang akan direklamasi. Penanaman tanaman polong-polongan, agar membuat tanah gembur. Penanaman pohon baik itu yang cepat tumbuh seperti akasia atau pohon

jarak yang nantinya bisa digunakan untuk Biodiesel.

8

Page 9: 3 makalah semen.docx

Beberapa heavyequipments yang digunakan dalam kegiatan penambangan :

Bulldozer untuk pembersihan lahan dan pembabatan, perintisan badan jalan, potong timbun.

Alat garuk (roater dan ripper) untuk membantu pembabatan dan mengatasi batuan yang agak keras.

Dumptruck untuk mengangkut material dari tambang ke dumping point untuk dicrusher.

Drillingmachine untuk mengebor tanah untuk membuat sampling point dan menempatkan bahan peledak untuk blasting.

Dozer, loader, dan excavator untuk mengeruk material dan loading ke dumptruck. Grader untuk meratakan dan merawat jalan angkut. Impactor untuk memadatkan dan mempertinggi daya dukung jalan.

2.4.2.Pengolahan BahanAlat utama yang digunakan dalam proses penggilingan dan pengeringan

bahan baku adalah VerticalRoller Mill (VRM). Media pengeringnya adalah udara panas yang berasal dari siklon-preheater. Udara panas tersebut juga berfungsi sebagai media pembawa bahan-bahan yang telah halus menuju alat proses selanjutnya.

Alat-alat yang mendukung proses ini: Cyclone, ElectrostaticPrecipitator (EP), Stack dan Dust Bin.

Bahan baku masuk ke dalam VerticalRoller Mill (Raw Mill) pada bagian tengah (tempat penggilingan), sementara itu udara panas masuk ke dalam bagian bawahnya. Material yang sudah tergiling halus akan terbawa udara panas keluar rawmill melalui bagian atas alat tersebut.

VerticalRoller Mill memiliki bagian yang dinamakan separator yang berfungsi untuk mengendalikan ukuran partikel yang boleh keluar dari rawmill, partikel dengan ukuran besar akan dikembalikan ke dalam rawmill untuk mengalami proses penggilingan kembali agar ukurannya mencapai ukuran yang diharapkan.

Sementara itu partikel yang ukurannya telah memenuhi kebutuhan akan terbawa udara panas menuju cyclone. Cyclone berfungsi untuk memisahkan antara partikel yang cukup halus dan partikel yang terlalu halus (debu). Partikel yang cukup halus akan turun ke bagian bawah cyclone dan dikirim ke BlendingSilo untuk mengalami pengadukan dan homogenisasi. Partikel yang terlalu halus (debu) akan terbawa udara panas menuju ElectrostaticPrecipitator (EP). Alat ini berfungsi untuk menangkap debu-debu tersebut sehingga tidak lepas ke udara. Efisiensi alat ini adalah 95-98%. Debu-debu yang tertangkap, dikumpulkan di dalam dust bin, sementara itu udara akan keluar melalui stack.

9

Page 10: 3 makalah semen.docx

Kemudian material akan mengalami proses pencampuran (Blending) dan homogenisasi di dalam BlendingSilo. Alat utama yang digunakan untuk mencampur bahan baku adalahblendingsilo, dengan media pengaduk adalah udara.

Bahan baku masuk dari bagian atas blendingsilo, oleh karena itu alat transportasi yang digunakan untuk mengirim bahan baku hasil penggillingan blendingsilo adalah bucket elevator, dan keluar dari bagian bawah blendingsilo dilakukan pada beberapa titik dengan jarak tertentu dan diatur dengan menggunakan valve yang sudah diatur waktu bukaannya. Proses pengeluarannya dari beberapa titik dilakukan untuk menambah kehomogenan bahan baku.

Blendingsilo dilengkapi dengan alat pendeteksi ketinggian (level indicator), sehingga jika blendingsilo sudah penuh, maka pengisian bahan baku terhenti secara otomatis.

2.4.3.Pembakaran Pemanasan awal (pre-heating)

Alat utama yang digunakan untuk proses pemanasan awal bahan baku adalah suspensionpre-heater, sedangkan alat bantunya adalahkilnfeed bin. Setelah mengalami homogenisasi di blendingsilo, material terlebih dahulu ditampung ke dalam kilnfeed bin. Bin ini merupakan tempat umpan yang akan masuk ke dalam pre-heater. Suspensionpre-heater merupakan suatu susunan 4-5 buah cyclone dan 1 buah calciner yang tersusun menjadi 1 string. Suspensionpre-heater yang digunakan terdiri dari 2 bagian, yaitu in-linecalciner (ILC) dan separatelinecalciner (SLC). Material akan masuk terlebih dahulu pada cyclone yang paling atas hingga keluar dari cyclone kelima. Setelah itu, material akan masuk ke dalam rotarykiln.

Pembakaran (firing)

Alat utama yang digunakan adalah tanur putar atau rotarykiln. Rotary kiln adalah alat berbentuk silinder memanjang horizontal yang diletakkan dengan kemiringan tertentu. Kemiringan rotaryklinumumnya sekitar 3 – 4 o dengan arah menurun (declinasi). Dari ujung tempat material masuk (inlet), sedangkan di ujung lain adalah tempat terjadinya pembakaran bahan bakar (burning zone). Jadi material akan mengalami pembakaran dari temperatur yang rendah menuju ke temperatur yang lebih tinggi.

Pendinginan (cooling)

Alat utama yang digunakan untuk proses pendinginan clinker adalahcooler. Cooler ini dilengkapi dengan alat penggerak material, sekaligus sebagai saluran udara pendingin yang disebut dengan grateatau alat pemecah clinker (clinkercrusher).

2.4.4.Penggilingan akhir

10

Page 11: 3 makalah semen.docx

Alat utama yang digunakan pada penggilingan akhir, dimana terjadinya pula penggilingan klinker dengan gypsum adalah tube mill. Peralatan yang menunjang proses penggilingan akhir ini adalah:

Tube Mill / Horizontal Mill Separator Bag Filter

Gypsum adalah bahan tambahan dalam pembuatan semen yang akan dicampur dengan klinker pada penggilingan akhir. Gypsum yang dapat digunakan adalah gypsum alami dan gypsumsintetic. Gypsumdisimpan di dalam stockpilegypsum, kemudian dengan menggunakandumptruck, gypsum tersebut dikirim ke dalam bin gypsum untuk siap diumpankan ke dalam penggilingan akhir dan dicampur dengan klinker.

2.4.5.Proses pengemasan (packing)Silo semen tempat penyimpanan produk dilengkapi dengan sistem aerasi

untuk menghindari penggumpalan/koagulasi semen yang dapat disebabkan oleh air dari luar, dan pelindung dari udara ambient yang memiliki humiditas tinggi. Setelah itu Semen dari silo dikeluarkan dengan menggunakan udara bertekanan (discharge) dari semen silo lalu dibawa ke bin penampungan sementara sebelum masuk ke mesin packer atau loading ke truck. kapasitas dan jenis kantong semen yang digunakan tergantung kebutuhan dan permintaan pasar.

Disini dilakukan proses pengemasan atau pengepakan yang dilakukan sebelum semen dijual kepasaran. Fungsinya adalah agar semen lebih mudah dijual kepasaran, dalam bentuk sak, dan juga agar semen yang dijual dapat dihitung jumlahnya, karena adanya penimbangan. Mempermudah distribusi produk sampai ke pelanggan. Melindungi produk dari pengaruh lingkungan. Biasanya packer dikategorikan menjadi dua jenis yaitu stationarypacker dan rotarypacker.

2.5. Dampak industri semen Eksplorasi yang terus menerus dan berlebihan, pasti akan mengganggu

keseimbangan lingkungan. Misalnya, berkurangnya ketersediaan air tanah. Seiring dengan proses produksi semen, dihasilkan pula gas karbon dioksida (CO2)

dalam jumlah yang banyak sehingga sangat mempengaruhi kondisi atmosfer dan mempercepat terjadinya pemanasan global.

produksi semen juga menimbulkan dampak tersebarnya abu ke udara bebas sehingga mengakibatkan penyakit gangguan pernafasan.

Penurunan kualitas dari segi kesuburan tanah akibat penambangan tanah liat Kualitas air bertambah buruk akibat limbah cair dari pabrik dalam bentuk minyak

dan sisa air dari kegiatan penambangan, yang menimbulkan lahan kritis yang mudah terkena erosi, yang akan mengakibatkan pendangkalan dasar sungai, yang pada akhirnya akan menimbulkan masalah banjir pada musim hujan.

11

Page 12: 3 makalah semen.docx

Kuantitas air atau debit air menjadi berkurang karena hilangnya vegetasi pada suatu lahan akan mengakibatkan penyerapan air hujan oleh tanah di tempat itu menjadi berkurang, sehingga persediaan air tanah menjadi menipis, akibatnya persediaan air tanah menjadi makin sedikit.

Berkurangnya keanekaragaman flora, berubahnya pola vegetasi dan jenis endemik, berubahnya pembentukan klorofil dan proses fotosintesa.

Berkurangnya keanekaragaman fauna (burung, hewan tanah dan hewan langka). Berubahnya habitat air dan habitat tanah tempat hidup hewan-hewan tersebut.

2.6. Penanggulangan dampak negatif industri semen Menerapkan pola produksi blendedcement yang bisa menurunkan separuh emisi

CO2.

Mengganti sebagian bahan-bahan dalam pembuatan semen dengan bahan yang lebih ramah lingkungan.

12

Page 13: 3 makalah semen.docx

BAB IIIPENUTUP

3.1. KesimpulanSemen merupakan bahan perekat yang mampu menyatukan bahan-bahan padat

menjadi satu-kesatuan yang kokoh. Beberapa jenis semen diantaranya semen portland putih, semen portlandpozolan, semen portland / Ordinary Portland Cement (OPC), semen portland campur, semen masonry, semen portland komposit.

Langkah utama proses produksi semen adalah penambangan bahan baku, penghancuran, pencampuran awal, penghalusan dan pencampuran bahan baku, pembakaran, pendinginan klinker dan penghalusan akhir serta pengemasan produk.

Dampak dari industri semen diantaranya pencemaran lingkungan, polusi udara dan suara, dan lain-lain.

3.2. SaranDiharapkan untuk memerhatikan dalam masalah pembuangan limbah. Setidaknya

limbah tersebut harus didaur ulang atau dinetralisir terlebih dahulu. Dalam hal ini sangat diharapkan peran pemerintah dan masyarakat untuk melakukan pengawasan terhadap limbah industri tersebut.

13

Page 14: 3 makalah semen.docx

DAFTAR PUSTAKA

http://www.lafargeholcim.com/cement-solutions

http://www.cement.org/cement-concrete-basics/how-cement-is-made

http://shinqueena.wordpress.com/semen-dan-proses-pembuatannya/

http://winnyalna.com/2013/04/19/proses-pembuatan-semen-secara-singkat/

14