3) Lp Disritmia Dan Gg Konduksi

download 3) Lp Disritmia Dan Gg Konduksi

of 15

description

Lp Disritmia Dan Gg Konduksi

Transcript of 3) Lp Disritmia Dan Gg Konduksi

GAWAT DARURAT

1

11

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN KEGAWAT DARURATAN SISTEM KARDIOVASKULER AKIBAT DISRITMIA DAN GANGGUAN KONDUKSI

Pengertian.Disritmia adalah suatu kelainan ireguler dari denyut jantung yang disebabkan oleh pembentukan impuls yang abnormal dan kelainan konduksi impuls atau keduanya.

Aritmia sinusTanpa disertaiBradikardia Sinus.Gangguan struktur Tachicardia SinusJantungPrematur ArterialVentricular beats

Disritmia tachiaritmia / SVTFibrilasi ventrikel.Kelainan organikFlutterStruktur jantung fibrilasi atrialAV block derajat 1 &

Kegawatdaruratan jantung.1.Takiaritmia / SVTSupraventrikular Takiaritmia terjadi karena adanya faktor reentri impuls pada SA node / atrium. Tekan karotid & manuver valsava dapat memperlambat denyut jantung.

SVT dapat diketahui dengan perubahan gelombang P:50 % terjadi gel. P menghilang & terbenam dalam QRS atau retrograde gelombang.

1

11

10 - 30 % terjadi anterograde atau polimorf gel. P, reentri pada AV node.1

11

5 - 10 % terdapat reentri SA node yaitu intra arterial reentri yang ditandai dengan gelombang p anterograde.

1

11

Sisanya adalah intra aterial reentri ditandai dengan bifasik gelombang P.

1

11

2.Fibrilasi ventrikuler.Adalah sebagian depolarisasi ventrikel yang tidak efektif, cepat, tak teratur. Ini terjadi karena iskemik, infark miokard, manipulasi kateter dan karena sengatan listrik. Disritmia ventrikel merupakan permulaan dari fibrilasi ventrikel. Fibrilasi ventrikel ditandai dengan perpanjangan interval Q - T dan HR 150 - 2000 X / menit atau bahkan lebih. Fibrilasi ventrikel merupakan penyebab kematian tiba-tiba bila resusitasi tidak dilakukan segera.

3.Flutter.Sering dikenal dengan flutter arterial karena flutter ventrikel biasanya mengikuti setengahnya seperti perbandingan 2 : 1. 3 : 1 & 4 : 1. Flutter merupakan irama ektopik atrium cepat dengan frekuensi 250 - 350 X / menit. Frekuensi cepat menimbulkan gelombang EKG seperti gigi gergaji atau picket fence. Gelombang flutter secara parsial tersembunyi didalam QRS atau gelombang T. penyebab flutter adalah jantung koroner, cor-pulmonarle dan jantung reumatik. Jika frekuensi ventrikel cepat, dilakukan masase sinus karotid (stimulasi / manuver vagal) yang akan meningkatkan derajat block AV.

4.Fibrilasi aterial.Sebagai gangguan irama ektopik atrium yang cepat dengan frekuensi atrium 400 - 650 X / menit. Respon ventrikuler biasanya 140 - 170 X / menit atau tergantung kondisi AV junction. Penyebabnya adalah CHF, RHD, Post op jantung terbuka dengan kelainan paru, penyakit otot atrium dan distensi atrium dengan penyakit nodus sinus. Fibrilasi menyebabkan CO berkurang dimana HR cepat mengakibatkan berkurangnya pengisian ventrikel dan hilangnya efektifitas kontraksi atrium.

5.AV Block derajat 1 sampai 3Heart block merupakan suatu keadaan gangguan konduksi di AV node dan interval PR adalah waktu yang dibutuhkan oleh impuls listrik untuk menjalar dari atrium ke AV node - bundle his - cabang ventrikel. Interval PR normal berkisar (0,12 - 0,20 detik).

AV Block derajat 1

1

11

Terjadi perpanjangan interval PR yaitu > 0,20 detik sampai 0,24 detik, tetapi setiap gelombang P masih diikuti kompleks QRS. Gangguan terjadi pada konduksi proksimal bundle his yang disebabkan oleh intoksikasi digitalis, peradangan, degenerasi dan variasi normal.Biasanya tidak membutuhkan terapi apa-apa.AV Block derajat 2

1

11

Dibagi dalam 2 type yaitu :a.Mobitz type 1 ( wenckebach block)

Wenckebach block merupakan perpanjangan interval PR yang progresif kegagalan impuls yang intermiten sehingga impuls tidak dapat sampai ventrikel akhirnya kompleks QRS tidak muncul. Mobitz type 1 ini terjadi karena blokade impuls di proksimal bundle his oleh karena penekanan vagal reflek, digitalis dan iskemik miokard sampai gangguan haemodinamik.b.Mobitz type 2

Yaitu merupakan berkurangnya denyut ventrikel (dropped beat) tetapi interval PR tetap sama. Kekurangan denyut ventrikel bisa tidak teratur dan blokade terjadi pada distal bundel his. Penyebabnya adalah IMA, miokarditis dan degeneratif. Mobitz type 2 sering menimbulkan serangan sinkope dan membutuhkan pemasangan pace maker.AV Block derajat 3

1

11

Ini adalah bentuk blokade jantung yang komplit yaitu tidak adan impuls atrium yang mencapai ventrikel sehingga ventrikel berdenyut sendiri berasal dari nodus ventrikel sendiri. Gambaran EKG memperlihatkan gelombang P teratur dengan frekuensi 60 - 90 X / menit, sedangkan kompleks QRS mempunyai frekuensi 40 - 60 X / menit. Penyebabnya adalah degenerasi, IMA, peradangan, intoksikasi, infark sering terjadi sementara. Bila blokade menetap perlu pemasangan pace maker permanen. Type ini dapat menyebabkan sinkope, kelelahan, sesak dan angina pada orang tua karena gangguan haemodinamik.

Komponen Penangulangan Kegawatdaruratan.1.Komponen luar RS (Pra RS) .

gMeliputi ketenagaan.

gTransportasi

gKomunikasi

2.Komponen dalam RS (Intra RS), meliputi:

gMelakukan resusitasi dan life support.

gMelakukan referal klien sesuai kondisi dan kemampuan.

gPenampungan dan penangulangan.

gMelakukan komunikasi.

gMenangulangi "True & False Emergency" baik medical / surgical.

Komponen pra rumah sakit.ADx. Keperawatan:Gangguan oksigenasi b.d CO menurun d.d. sinkope, sesak, kelelahan dan angina.

Rencana Keperawatan:Tujuan:Oksigenasi ke otak baik.Kriteria: Kesadaran komposmentisKlien tidak gelisah.

Dapat merespon dengan baik.

Orientasi (place, person, time) baik.

Intervensi :Letakkan penderita terlentang dengan alas rata.

Posisi kepala lebih rendah dari anggota badan.

Segera cari bantuan :a.Mengamankan penderita.

c.hubungi ambulance 118

d.hubungi tim emergency RS terdekat.

e.Menertibkan masyarakat.

Bila henti jantung dan napas dilakukan resusitasi.

Pindahkan korban ke motor / ambulance, penderita tetap dalam keadaan rest.

Pertahankan komunikasi dengan tim emergency (critical care) dengan menginformasikan keadaan penderita.

Komponen intra rumah sakit.ADx. Keperawatan:Gangguan Oksigenasi b.d CO menurun ec. Supraventrikular takiaritmia dd. Gelombang P neg. di lead II, III dan AVF dan takikardia yang diikuti perubahan gelombang P.

Rencana Keperawatan:Tujuan:Oksigenasi adekuat.Kriteria: Kesadaran komposmentis.irama jantung ritmis.

CRT < 3 detik.

Gelombang P dalam batas normal.

Orientasi (place, person, time) baik.

PH (7,35 - 7,45)

PaCO2 (35 mmHg - 45 mmHg)

BE ( -2mEq/L s/d +2mEq/ L)

PaO2 (80 - 100 mmHg).

SaO2 (95 - 100 %)

IntervensiRasionalTh. Keperawatan:ALetakkan posisi terlentang kepala lebih rendah dari anggota badan.

ABerikan oksigen 2 - 4 liter / menit dengan kanula nasal.

AStimulasi vagal dengan masage karotid.

ALakukan valsaval manuver.

ABerikan cairan fisiologis melalui IV cateter.

Observasi Monitoring:APemantauan jantung kontinue dengan EKG

AMonitor keadaan haemodinamik (TD, HR, RR, T)

AObservasi fungsi ginjal( jumlah urine)

ATentukan efek disritmia (sesak, kelelahan dan kesadaran)

AEvaluasi frekuensi, bentuk dan kompleksitas gelombang P.

Health Education:AJelaskan klien tentang keadaan lebih baik dari sebelumnya.

ABerikan support / motivasi.

AJelaskan pentingnya istirahat / rest.

Kolaborasi:APemberian penghilang faktor penyebab.

APemberian adenosis

APemberian digitalis / inotropik (verapamil, digoksi, beta bloker)

ADarah membawa O2 akan menuju daerah yang lebih rendah karena faktor gravitasi.

AMemfasilitasi difusi secara maksimal dengan tekanan dan volume O2 yang optimal.

AMenstimulasi vagal akan mendapatkan respon bradikardia.

AValsaval punya respon bradikardia ventrikel.

AFluid fisiologis untuk jaga terjadinya hipotensi dan program therapi.

AMengetahui irama jantung tiap waktu sehingga as. Dapat ditentukan.

AUntuk menentukan tindakan selanjutnya dan ketetapan Terapi.

APenurunan jumlah berat blood flow ke renal nurun dan perfusi menurun.

AUntuk menentukan tindakan yang tepat dan terapi yang cocok sesuai keadaan.

AGelombang P yang tenggelam pada QRS / mendahului gelombang T menunjukan keracunan digitalis.

AKetenagan dapat memperbaiki respon ritme jantung sehingga efek terapi dapat dipantau secara baik.

ADukungan berefek kooperatif.

AMengerti tentang rest akan berefek pada penguranagan beban jantung.

AMenghentikan digitalis dapat memperbaiki ritme.

AAdenosi memperlambat konduksi AV.

ADigitalis / inotropik diberikan pada penyebab iskhemik / reumatik jantung.

ADx. Keperawatan:Ansietas b.d ancaman kehidupan ec. Supraventrikular takikardia dd. Klien merasa akan mati, jantung berdebar-debar, denyut ventrikular prematur, disritmia.

Rencana Keperawatan:Tujuan:Klien tidak cemas (koping efektif).Kriteria: Klien percaya diriWajah cerah.

Klien tidak bertanya tentang kematian / bertanya seperlunya.

Denyut jantung ritmis, tidak berdebar-debar.

Tidak tampak kebingunngan.

IntervensiRasionalTh/ Keperawatan:ACiptakan hubungan trust

AGunakan teknik komunikasi yang terapeutik.

Observasi / monitoring:AKaji tingkat kecemasan.

AMonitoring vital sign

AAmati perilaku non verbal klien.

Health education:AAjarkan keluarga untuk beri dukungan

AMotivasi mengambilan keputusan yang tepat.

AJelaskan keadaan penyakit klien.

AJelaskan lingkungan ruangan IGD / IRD

Kolaborasi:APemberian sedasi.

APercaya memfasilitasi kooperatif

AKomunikasi yang terapeutik dapat menimbulkan kepuasan dan mendukung kesembuhan.

AMenentukan tindakan selanjutnya.

AMenentukan tindakan selanjutnya.

ANon verbar bahavior ad respon kondisi psikologis.

AInterval keluarga sangat membantu penurunan kecemasan.AKoping efektif dapat mendukung tercapainya asuhan keperawatan.ATingkat pengetahuan menurunkan tingkat kecemasan.AMengetahui keadaan lingkungan IGD dapat memfasilitasi menurunkan rasa cemas.ASedtive menurunkan aktivitas proses respon stimuli.

ADx. Keperawatan:Defisit pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang tindakan dd. Klien bertanya apa yang akan dilakukan pada dirinya serta efek tindakan di instalasi rawat darurat.

Rencana Keperawatan:Tujuan: Mempunyai kemampuan pengetahuan tentang Tindakan di instalasi rawat darurat.Kriteria: Klien menggambarkan mengapa dibawa ke IRDKlien menggambarkan program tindakan penyakitnya.

Klien menjelaskan kembali ttg. Tindakan di IRD

IntervensiRasionalTh/ Keperawatan:APertahankan hub. Trus

Observasi / monitoring:AEvaluasi pemahaman klien.

AKaji tingkat pengetahuan ttg. Tindakan di IRD.ACatat semua respon klien.

ATanyakan kembali ttg mengapa di bawa ke IRDHealth education:ALibatkan keluarga dalam proses penyuluhan.

ABeri gambaran seluruh tindakan di IRD.

AGunakan teknik komunikasi yang sesuai.

ABeri gambaran ttg. Keadaan penyakitnya sampai dibawa ke IRD.

AJelaskan semua tindakan di IRD

AKepercayaan memfasilitasi di terimanya pengetahuan

AMenentukan tindakan selanjutnya

AMemudahkan mengawali penyuluhan ttg. IRD.

AMembantu menentukan tindakan yang diberikan.

AMengetahui pengetahuan klien ttg. Penyakitnya.

AKeterlibatan keluarga sangat mendukung tercapainya trust.

AMeningkatkan pengetahuan ttg. Tindakan di IRD.

ATeknik komunikasi yang tepat dapat membantu penyembuhan klien.

AMeningkatkan pengetahuan ttg. Penyakit klien / pasien.

APemantapan akan menguatkan daya ingat klien ttg. Tindakan di IRD.

ADx. Keperawatan:Gangguan oksigenasi b.dCO menurun ec. Fibrilasi ventrikuler dd. Takikardia ventrikel yang aritmia, denyut ventrikuler prematur, EKG terjadi fenomena R on T

Rencana Keperawatan:Tujuan:oksigenasi adekuat.Kriteria: KomposmentisIrama jantung ritmis.

CRT < 3 detik.

Gel. QRS & T dalam batas normal.

Orientasi (place, person, time ) baik

Intervensi:Th. Keperawatan:Letakkan posisi terlentang kepala lebih rendah dari anggota badan.

Berikan oksigen 2 - 4 liter / menit dengan kanula nasal.

Berikan cairan fisiologis melalui IV cateter.

Observasi / monitoring:Pemantauan jantung kontinue dengan EKG.

Monitor keadaan hemodinamik (TD, HR, RR, T)

Observasi fungsi ginjal (jumlah urine)

Tentukan efek disritmia (sesak, kelelahan dan kesadaran)

Evaluasi fenomena R on T

Health education :Jelaskan klien tentang keadaan lebih baik dari sebelumnya.

Berikan support / motivasi.

Jelaskan pentingnya istirahat / rest.

Kolaborasi :Pemberian penghilang faktor penyebab.

Pemberian lidokain dengan prokainamid (bila akut)

Pemberian agen antiaritmia untuk terapi kronis quinidin dan amiodoran.

Jika kalium serum rendah dapat dikoreksi pemberian kalium.

Jika disritmia karena intoksikasi digitalis. Digitalis dapat dihentikan akan memperbaiki keadaan.

ADx. Keperawatan:Gangguan oksigenasi b.dCO menurun ec. Flutter atrial dd. Frekuensi atrium cepat diikuti ventrikel

ADx. Keperawatan:Gangguan oksigenasi b.dperfusi tidak adekuat, penurunan curah jantung ec. Fibrilasi atrial

ADx. Keperawatan:Gangguan oksigenasi b.dperfusi jaringan tidak adekuat, penurunan curah jantung ec. AV Block derajat 1 & 3

POTENSIAL AKSI OTOT JANTUNGJantung merupakan organ penting dengan mempunyai sepesialisasi ototnya, yaitu:gEksitasi sendiri.

gDurasi dari potensial aksi lebih lama 100 mt.

gPeriode kekerasan otot lebih lama.

gKontraksi selalu lebih kuat dan cepat.

gOtot jantung saling berkaitan (gap junction)

Dalam eksitasi mengakibatkan otot mampu memendek, menebal dan memberikan desakan pada ruang jantung sehingga darah dipompakan ke seluruh tubuh 5000 ml/mt.

Peran Actin & miosin filamen:gActin su/ mol protein berbentuk buah pir dengan diameter 4 nm.

gMyosin su/ mol protein bentuk memanjang ( 160 nm) mempunyai kepala di ujungnya disebut myosin head.

Energy contraction.ATPADP+Phosphate + Energy1.Relaxed Musclemyopsin head mengambil energi

2.Attachmentdengan penambahan Ca + + ions energi dihubungkan

ke actin.3.Power strokeinteraksi actin + myosin mengakibatkan pembebasan

energi4.Rigor komplex tidak adanya ATP.

5.Releasemyosin head mulai mengambil energi dan otot jadi

lunak