3. Laporan Manajemen Dan Intervensi-pusk-sukodono

46
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan suatu keadaan yang sejahtera dari jiwa, tubuh, dan kehidupan sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif baik secara ekonomi dan sosial. Salah satu upaya untuk menanggulangi dan mencegah terjadinya gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, perawatan dan/atau pengobatan adalah dengan memelihara kesehatan. Menurut Larry Green pendidikan kesehatan adalah suatu percampuran pengalaman belajar yang dibentuk untuk mempermudah adaptasi yang kondusif bagi kesehatan. Kesehatan merupakan salah satu faktor utama dalam mengukur indeks pembangunan manusia (IPM), selain tingkat pendidikan dan pendapatan. Untuk menciptakan kondisi yang sehat, maka diperlukan beberapa faktor yang dapat mendukung seperti perilaku, lingkungan, dan pelayanan kesehatan. Semua faktor tersebut harus berada dalam kondisi yang seimbang, apabila salah satunya tidak seimbang maka akan menimbulkan suatu penyakit. Paradigma sehat adalah suatu cara baru untuk membangun kesehatan dengan menggunakan upaya promotif dan 1

description

NNN

Transcript of 3. Laporan Manajemen Dan Intervensi-pusk-sukodono

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan suatu keadaan yang sejahtera dari jiwa, tubuh, dan

kehidupan sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif baik secara

ekonomi dan sosial. Salah satu upaya untuk menanggulangi dan mencegah terjadinya

gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, perawatan dan/atau pengobatan

adalah dengan memelihara kesehatan. Menurut Larry Green pendidikan kesehatan

adalah suatu percampuran pengalaman belajar yang dibentuk untuk mempermudah

adaptasi yang kondusif bagi kesehatan.

Kesehatan merupakan salah satu faktor utama dalam mengukur indeks

pembangunan manusia (IPM), selain tingkat pendidikan dan pendapatan. Untuk

menciptakan kondisi yang sehat, maka diperlukan beberapa faktor yang dapat

mendukung seperti perilaku, lingkungan, dan pelayanan kesehatan. Semua faktor

tersebut harus berada dalam kondisi yang seimbang, apabila salah satunya tidak

seimbang maka akan menimbulkan suatu penyakit.

Paradigma sehat adalah suatu cara baru untuk membangun kesehatan dengan

menggunakan upaya promotif dan preventif daripada upaya kuratif. Dengan

melakukan pendekatan ini, diharapkan dapat menekan angka kejadian penyakit yang

dapat berakibat pada mobiditas dan mortalitas. Oleh karena itu dibutuhkan suatu ilmu

kesehatan masyarakat yang mampu memfasilitasi tujuan tersebut.

Ilmu Kesehatan Masyarakat merupakan suatu ilmu untuk mencegah penyakit,

meningkatkan kesehatan fisik dan mental, memperpanjang hidup, dan

mempromosikan kesehatan dengan menggerakkan seluruh potensi masyarakat. Hal

ini bertujuan untuk mendukung agar setiap orang di masyarakat memiliki standar

kehidupan yang tinggi untuk menjaga kesehatannya. Saat ini pemerintah Indonesia

telah mengembangkan suatu konsep desa siaga, dimana konsep tersebut

1

menggunakan pendekatan pengenalan dan pemecahan masalah kesehatan dari, oleh,

dan untuk masyarakat sendiri. Peran petugas kesehatan dalam membantu konsep ini

adalah sebagai promoter kesehatan dengan memberikan pelatihan penerapan desa

siaga. Kegiatan ini diaplikasikan melalui suatu rangkaian pelatihan, mengidentifikasi

masalah kesehatan dengan mempelajari masalah kesehatan dan penyakit yang banyak

ditemukan dalam lingkungan yang selanjutnya dilanjutkan dengan Survey Mawas

Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD ). Untuk menentukan suatu

masalah dan intervensi apa yang akan dilakukan.

Pemerintah memiliki harapan agar dapat terjadi peningkatan derajat kesehatan

yang lebih cepat dan berkesinambungan karena masyarakat dapat mandiri untuk

sehat. Dari alasan tersebut telah menggambarkan suatu permasalah kesehatan yang

tidak berasal dari gangguan fisik saja tapi juga dari kesehatan lingkungan. Untuk

memahami permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan suatu pengambilan data dan

musyawarah untuk memahami hal yang terkait dengan permasalahan disuatu desa.

2

1.2. Gambaran Lokasi Kegiatan

Pada kesempatan ini pendidikan klinik Dokter Muda FK UII stase Ilmu

Kesehatan Masyarakat dilaksanakan di Puskesmas Sukodono yang terletak di Desa

Karanganom, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah.

Wilayah kerja dari Puskesmas Sukodono ini meliputi 9 Desa dan 140 pedukuhan.

Berikut ini adalah daftar nama desa di Kecamatan Sukodono:

- Desa Newung

- Desa Jati Tengah

- Desa Bendo

- Desa Juwok

- Desa Pantirejo

- Desa Majenang

- Desa Karanganom

- Desa Gebang

- Desa Baleharjo

Secara khusus tugas kelompok Dokter Muda dipusatkan di Desa Majenang.

Desa Majenang sendiri berjarak kurang lebih sekitar 0,2km dari Ibu Kota Kecamatan

atau sekitar 17km dari Ibu Kota Kabupaten. Luas wilayah Desa Majenang ini adalah

483,75Ha dimana 267 Ha merupakan wilayah persawahan, 82 Ha wilayah

pemukiman penduduk,2,35 Ha wilayah perkantoran, dan sisanya merupakan wilayah

fasilitas umum seperti pertokoan, kuburan, dan tempat lainnya. Jumlah penduduk

Desa Majenang adalah 4.580 jiwa, 2212 penduduk pria dan 2368 penduduk wanita,

dengan jumlah kepala keluarga 1.543. Batas wilayah Desa Majenang :

Sebelah Utara : Desa Gebang

Sebelah Timur : Desa Blangu, Kecamatan Gesi

Sebelah Selatan : Desa Pantirejo

Sebelah Barat : Desa Karanganom

3

Desa Majenang terdiri dari 3 Dusun dengan 22 RT dan 2 Kebayan. Dusun

yang termasuk dalam wilayah Desa Majenang, yaitu:

1. Dusun Dukuh ( RT 1, RT 2, RT 3, RT 4, RT 5, RT 6, RT 7, RT 8, RT 9)

2. Dusun Sekulak (RT 10, RT 11, RT 12, RT 13, RT 14, RT 15, RT 16)

3. Dusun Ngawen (RT 17, RT 18, RT 19, RT 20, RT 21, RT 22)

4

BAB II. METODE PENGAMBILAN DATA

2.1. Jenis Kegiatan

Manajemen dan intervensi adalah suatu upaya untuk mengetahui

permasalahan kesehatan yang terjadi di suatu wilayah. Upaya ini meliputi pencarian

masalah kesehatan masyarakat dengan cara penyebaran kuisioner ataupun dengan

wawancara langsung kepada masyarakat desa yang dilakukan secara acak.

Sebelumnya telah ditentukan jumlah sampel yang akan diambil.

Selain itu permasalahan kesehatan masyarakat juga dapat diketahui dari data

yang dimiliki puskesmas dan dari observasi langsung. Setelah semua data terkumpul,

data diurutkan dari permasalahan terbesar hingga terkecil, kemudian dicari prioritas

permasalahan, dari prioritas tersebut dapat dilakukan intervensi berupa masukan

ataupun tindakan yang dapat membantu memecahkan permasalahan kesehatan

masyarakat tersebut sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki.

2.2. Cara Pengumpulan Data

Data yang digunakan bersal dari data primer, dimana data didapatkan dari

pengisian kuisioner Survey Mawas Diri (SMD) dan wawancara langsung kepada

masyarakat desa yang dilakukan secara acak. Selain itu data juga diambil dari data

puskesmas dan observasi langsung lingkungan rumah masyarakat. Kuisioner Survey

Mawas Diri (SMD) didapatkan langsung dari Departemen Ilmu Kesehatan

Masyarakat FK UII.

5

2.3. Populasi dan Sampel Kegiatan

Populasi yang digunakan adalah masyarakat Desa Majenang, Kecamatan

Sukodono, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan data yang didapat

dari Kantor Desa Majenang, jumlah penduduk yang ada di Desa Majenang sejumlah

4.580 jiwa dengan 1.543 kepala keluarga. Untuk menentukan besar sampel,

digunakan rumus satu populasi, yaitu Rumus Slovin:

n = N

Nd2+1

n = 1543

1543.0,12+1

n = 94

Dari hasil perhitungan didapatkan jumlah 94 sampel. Akan tetapi karena

wilayah cakupan Desa Majenang meliputi 22 RT, maka kami mengambil jumlah

sampel minimal dengan perhitungan nx1,5 maka di dapatkan 140 sampel. Sampel

diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling, dimana pengambilan

sampel dilakukan secara acak berdasarkan data kepala keluarga yang didapat dari

data kependudukan Kantor Desa Majenang.

2.4. Instrumen Pengambilan Data

Dalam kegiatan ini digunakan instrument berupa kuisioner Survey Mawas

Diri yang diambil dari Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Indonesia. Kuisioner SMD terdiri dari beberapa kelompok

6

pertanyaan meliputi akses pelayanan dan pembiayaan, kesehatan ibu dan anak, data

surveilan, rumah dan lingkungan, serta perilaku anggota keluarga.

2.5. Tahap Kegiatan

Tahap kegiatan yang dilakukan adalah :

1. Pra Survey Mawas Diri (SMD)

2. Pencarian SPM dan wawancara

3. Survey Mawas Diri (SMD)

4. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

5. Manajemen dan Intervensi

6. Laporan hasil Manajemen dan Intervensi

2.5.1. Pra Survey Mawas Diri (SMD)

Pra Survey Mawas Diri merupakan suatu rangkaian kegiatan awal yang

dilakukan oleh Dokter Muda FK UII setelah tiba dilokasi kegiatan. Yang pertama kali

dilakukan adalah perkenalan dengan Kepala Desa, pamong desa, kader Posyandu,

Bidan Desa dan semua petugas kesehatan di Puskesmas sekaligus sosialisasi

mengenai kegiatan yang akan dilakukan di wilayah Desa Majenang ini.

2.5.2. Pencarian Standar Pelayanan Minimal dan Wawancara

Dokter Muda FK UII mendapatkan informasi mengenai Standar Pelayanan

Minimal (SPM) Puskesmas dari masing-masing petugas penanggung jawab yang ada

di Puskesmas, sedangkan informasi profil kesehatan masyarakat, Dokter Muda

mendapatkannya dari wawancara yang dilakukan kepada bidan desa, tokoh

masyarakat dan juga langsung ke masyarakat Desa Majenang.

7

2.5.3. Survey Mawas Diri

Rangkaian kegiatan Survey Mawas Diri terdiri dari pembagian kuisioner,

wawancara dan observasi langsung ke lingkungan tempat tinggal warga yang

dijadikan responden. Dokter Muda FK UII menentukan responden secara acak yang

sebelumnya sudah dihitung jumlah respondennya.

2.5.4. Musyawarah Masyarakat Desa

Kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa dilaksanakan tanggal 31 Desember

2014 di Ruang Pertemuan Balai Desa Majenang dengan jumlah peserta sebanyak..

orang terdiri dari

2.5.5. Manajemen dan Intervensi

Intervensi merupakan tindak lanjut dari kegiatan Musyawarah Masyarakat

Desa yang telah disepakati. Kegiatan intervensi ini dilakuka….

8

BAB III

HASIL

3.1.Data Sosiodemografik Desa

3.1.1. Letak Geografis

Desa Majenang terletak di Kecamatan Sukodono Kabupaten Sragen Provinsi Jawa

Tengah.

Luas Desa Majenang yaitu 483,75 Ha, terdiri dari :

o Luas permukiman 2,35 Ha

o Luas persawahan 267 Ha

o Luas perkantoran 2,35 Ha

o Luas tegal/ ladang 99 Ha

Batas Wilayah Desa Majenang

o Sebelah Utara : Desa Gebang

o Sebelah Selatan : Desa Blangu, Kecamatan Gesi

o Sebelah Timur : Desa Pantirejo

o Sebelah Barat : Desa Karanganom

Jarak Tempuh

o Jarak ke Ibu Kota Kecamatan : 0,2 Km

o Jarak ke Ibu Kota Kabupaten : 17 Km

3.1.2. Demografi Desa

Jumlah Penduduk : 4.580 jiwa

Jumlah Kepala Keluarga : 1.543 KK

9

Jumlah Laki-laki : 2.212 jiwa

Jumlah Perempuan : 2.368 jiwa

3.1.3. Sosial Budaya

Tabel 1. Distribusi pemeluk Agama di Desa Majenang

No Agama Jumlah

1. Islam 4495 jiwa

2. Kristen 54 jiwa

3. Katolik 18 jiwa

4. Hindu 0 jiwa

5. Budha 13 jiwa

6. Konghucu 0 jiwa

TOTAL 4580 jiwa

3.1.4. Sosial Ekonomi

Tabel 2. Distribusi Mata Pencaharian masyarakat Desa Majenang

No Pekerjaan Jumlah No Pekerjaan Jumlah

1. PNS 45 orang 7. Petani 445 orang

2. Polri/TNI 2 orang 8. Peternak 54 orang

3. Dokter 0 orang 9. Buruh 1.675 orang

10

Tani/Ternak

4. Buruh/Swasta 72 orang 10. Tukang 18 orang

5. Pengusaha 3 orang 11. Lain-lain 16 orang

6. Pedagang 78 orang 12. Pengangguran 1.484 orang

TOTAL PENDUDUK KERJA 3.892 orang

3.1.5. Sarana dan Prasarana Kesehatan

Tabel 3. Prasarana Kesehatan

No Prasarana Kesehatan Jumlah

1. Puskesmas Pembantu 0 unit

2. Poliklinik/ Balai Pengobatan 1 unit

3. Posyandu 9 unit

4. Balai Pengobatan 1 unit

Tabel 4. Sarana Kesehatan

No Sarana Kesehatan Jumlah

1. Jumlah Dokter Umum 2 orang

2. Jumlah Dokter Gigi 0 orang

3. Bidan 5 orang

11

4. Perawat 5 orang

3.2. Survey Mawas Diri (SMD)

Tabel 5. Kuisioner Survey Mawas Diri

A. Akses Pelayanan dan Pembiayaan Kesehatan

No Pertanyaan Jawaban Responden Persentase

(%)

1.

Bila anda atau anggota

keluarga lainnya sakit,

dimanakah tempat

berobatnya?

Tenaga Kesehatan 140 100

Tradisional 0 0

Sendiri0 0

2.Berapa jarak dari rumah Anda

sampai ke fasilitas kesehatan

< 1 km 36 26

1-5 km 88 63

6-10 km 5 4

>10 km 11 8

3.Sarana transportasi yang

digunakan

Jalan kaki 3 2

Kendaraan Pribadi 137 98

Angkutan umum 0 0

4.Mempunyai jaminan

kesehatan

Jamkesmas 33 24

Iuran dana sehat 0 0

Askes 25 18

Asuransi lain 2 1

Tidak punya 80 57

B. KIA, KB, Gizi, dan Imunisasi

1. Apakah di keluarga Anda

mempunyai balita atau ibu

Ya 77 55

Tidak 63 45

12

hamil?

2.

Bila mempunyai ibu hamil

dimana rencana tempat

melahirkan?

Rumah sakit 21 15

Bidan 57 41

Dukun 0 0

Rumah sendiri 0 0

3.Siapakah rencana penolong

persalinannya

Dokter 17 12

Bidan 61 44

Dukun 0 0

Sendiri/keluarga 0 0

4.

Pada kehamilan anak terakhir,

berapa kali ibu melakukan

pemeriksaan kehamilan?

Tidak pernah 0 0

1-3 2 1

4 atau lebih 76 54

5.

Pada kehamilan anak terakhir,

apakah ibu mengalami

gangguan kehamilan?

Ya 6 4

Tidak 72 51

6.

Siapakah yang menolong

persalinan anak terakhir

Anda?

Dokter 27 23

Bidan 51 69

Dukun 0 0

Sendiri/keluarga 0 0

7.

Di keluarga anda, apakah

pernah terjadi kematian (satu

tahun terakhir)

Ya 0 0

Tidak 140 100

8.

Di keluarga Anda, apakah

pernah terlahir bayi BBLR

cukup umur?

Ya 0 0

Tidak 78 100

9. Imunisasi yang diperolehLengkap 140 100

Tidak Lengkap 0 0

10. Berapa kali dalam setahun 1-7 kali 3 31

13

balita Anda ditimbang? 8 kali atau lebih 75 69

11.Apakah ada balita kurang gizi,

gizi buruk, BGM?

Ya 0 0

Tidak 140 100

12.Apakah anak terakhir Anda

diberikan ASI Eksklusif?

Ya 124 68

Tidak 12 32

13. Kapan anak diberikan MPASI0-24 bulan 92 92

>24 bulan 8 8

14.Alat kontrasepsi yang

digunakan

Hormonal 54 39

Non Hormonal 28 20

Alami 3 2

Tidak menggunakan

apapun55 39

15.Apakah keluarga terbisaa

sarapan pagi?

Ya 127 93

Tidak 13 7

16.

Apakah keluarga terbisaa

mengkonsumsi aneka ragam

makanan/menu seimbang?

Ya 137 98

Tidak 3 2

17.

Apakah keluarga selalu

menggunakan garam

beryodium?

Ya 140 100

Tidak 0 0

C. SURVEILAN

1. ISPA 2574

2. Malaria 0 0

3. Demam Berdarah 00

14

4. TBC 00

5. Tifus 00

6. Gatal-gatal 39

7. Sesak napas 3 9

8. Diare 3 3

9. Campak 0 0

10. Cacar Air 0 0

11. Hepatitis 0 0

12. Flu Burung 0 0

D. Rumah dan Lingkungan

1.Pembuangan kotoran (Jamban

keluarga)

Ada sarana,

memenuhi syarat

129 94

Ada sarana, tidak

memenuhi syarat

11 6

Tidak ada sarana 0 0

2.

Jarak pembuangan kotoran

atau sumur resapan dengan

sumber air bersih

<10 m 55 39

>10 m 85 61

3. Penyediaan air bersih Sumur 126 79

15

PDAM 23 21

Sungai 1 0

Lainnya 0 0

4.Kualitas air bersih yang

dipakai sehari-hari

Bebas dari

pencemaran103 74

Tidak berasa, tidak

berbau, keruh37 26

Tidak berasa,

berbau, keruh0 0

Lainnya 0 0

5.Kamar mandi yang dipakai

keluarga

Ada, didalam rumah 79 59

Ada, diluar rumah 61 41

Tidak ada 0 0

6. Jenis kamar mandiTerbuka 4 3

Tertutup 136 97

7. Lantai kamar mandi

Tanah 3 2

Semen 62 44

Ubin/keramik 72 51

Lainnya 0 0

8.Pembuangan limbah kamar

mandi

Tergenang di

pekarangan14 10

Ke sawah atau

kebun46 33

Ke selokan/sungai 42 30

Sarana pembuangan

khusus32 23

Lainnya 5 4

9. Pembuangan sampah Tersedia tempat 6 4

16

pembuangan

tertutup

Tersedia tempat

pembuangan terbuka134 96

Tidak tersedia 0 0

10. Pembuangan air limbah dapurSPAL 80 57

Tidak tersedia 60 43

11. Jendela

Ada di seluruh

ruangan122 87

Ada di sebagian

ruangan17 12

Tidak ada 1 1

12.

Ventilasi rumah

Ada jendela, ada

lubang ventilasi139 99

Ada jendela, tidak

ada lubang ventilasi1 1

Tidak ada 0 0

13. Ventilasi dapur

Ada jendela, ada

lubang ventilasi121 86

Ada jendela, tidak

ada lubang ventilasi3 2

Tidak ada 16 11

14. Lantai rumah Tanah seluruh

ruangan36 26

Plester/semen

sebagian ruangan34 24

Plester/semen

seluruh ruangan

16 11

17

Ubin/keramik

sebagian ruangan17 12

Ubin/keramik

seluruh ruangan37 26

Lainnya 0 0

15. Ruang tidur

Terang dan tidak

lembab120 86

Ada, tidak terang

dan lembab20 14

Tidak ada ruang

tidur0 0

16. Atap rumah

Seng/Genting 100 100

Anyaman ijuk atau

daun kelapa0 0

17. Langit-langit rumah Asbes 0 0

Triplex 21 15

Anyaman bambu 0 0

Tanpa langit-langit 119 85

18. Kandang ternak Terpisah dari rumah 52 37

Jadi satu dengan

rumah12 9

Tidak punya

kandang76 54

19. Jenis hewan ternak Unggas 53 70

Berkaki empat 23 30

Ikan 0 0

Lainnya 0 0

20. Apakah mempunyai TOGA Ya, lebih dari 3 44 31

18

Ya, kurang dari 3 26 19

Tidak 70 50

21. Apakah cahaya matahari

dapat masuk ke dalam rumah?

Ya, minimal 34 24

Ya, cukup 106 76

22. Kepadatan hunian Padat 10 7

Cukup 84 60

Tidak padat 46 33

E. Perilaku Anggota Keluarga

1. Ada anggota keluarga yang merokok

Ya 99 71

Tidak 41 29

2. Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan

Ya 126 90Tidak 14 10

3.Terbisaa menggosok gigi minimal 2 kali sehari

Ya 59 42Tidak 81 58

4.Anggota keluarga minum miras

Ya 16 11Tidak 124 89

5.Melakukan PSN minimal 1 minggu sekali

Ya 115 82Tidak 25 18

6.Melakukan aktifitas fisik/ berolah raga

Ya 106 76Tidak 34 24

7. Terbisaa mandi 2 kali sehariYa 140 100

Tidak 0 0

8. Apakah punya tanaman obatYa 50 36

Tidak 90 64

9.Terbisaa minum dengan air yang dimasak terlebih dahulu

Ya 132 94Tidak 8 6

10 Bisaa BAB di jambanYa 130 93

Tidak 10 7

11Bisaa cuci tangan dengan sabun setelah BAB

Ya 130 93Tidak 10 7

12 Terbisaa gosok gigi minimal Ya 59 42

19

dua kali sehari Tidak 81 58

13Membuang sampah pada tempatnya

Ya 138 99Tidak 2 1

14 Makan 3 kali sehariYa 132 94

Tidak 8 6

15Bahan makanan sebelum dimasak dicuci dahulu

Ya 140 100Tidak 0 0

16Terbisaa olah raga minimal 30 menit tiap hari

Ya 82 59Tidak 58 41

17Rutin membersihkan rumah tiap hari

Ya 140 100Tidak 0 0

18Terbisaa membuka jendela minimal 1 jam perhari

Ya 140 100Tidak 0 0

Tabel 6. Permasalahan Kesehatan di Desa Majenang Hasil SMD

NO MasalahPersentase

(%)

1. Pembuangan sampah tersedia tetapi terbuka 96

2. Rumah tanpa langit-langit 85

3. Merokok 71

4. Menggosok gigi <2x sehari 58

5. Tidak mempunyai jaminan kesehatan 57

6. Tidak memiliki TOGA 50

7. Membuang limbah kamar mandi ke sawah/kebun 34

20

3.3. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Sukodono

Tabel 7. Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Sukodono Tahun

2014

No. Indikator TargetCapaian

(%)

Hasil

Tercapai Tidak

1. Cakupan kunjungan ibu hamil 95 88.5 √

2. Cakupan komplikasi kebidanan yang

ditangani

100 147,9 √

3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan memiliki kompetensi

90 87,9 √

4. Cakupan pelayanan nifas 90 87,9 √

5. Cakupan neonates dengan komplikasi

ditangani

80 112,8 √

6. Cakupan kunjungan bayi 90 85,80 √

7. Cakupan desa UCI 100 55,50 √

8. Cakupan pelayanan anak balita 90 82,1 √

9. Cakupan gizi buruk mendapat perawatan 100 100 √

10.

Cakupan pemberian makanan pendamping

ASI pada anak 6-24 bulan dari keluarga

miskin

100 2,4 √

Bumil KEK PMT 100 57,7 √

11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD 100 100 √

21

dan setingkat

12.

Cakupan peserta KB aktif 70 85,63 √

Cakupan penemuan dan penanganan

penderita penyakit

13.

a. P2DBD - IR 1%

- CRF 95% 70 √

PJB - ABJ 95% 67 √

- HI <5% 27 √

b. P2TB - CDR 70% 47,05 √

- CR 85% 92 √

c. P2Kesh KUSTA - Penemuan

penderita baru

100% 0 √

- RFT 100% 0 √

- Penderita cacat th

II

<5% 0 √

d. HIV –AIDS - Jumlah kasus 100% 0 √

- ARV 100% 0 √

14. Cakupan Desa Siaga Aktif 9 0 √

3.4. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil Survey Mawas Diri (SMD) yang telah dilakukan oleh

Dokter Muda FK UII sehingga dapat ditetapkan beberapa masalah yang dibahas pada

Musyawarah Masyarakat Desa (MMD). Masalah tersebut terdiri dari :

Tabel 8. Masalah

NO PERMASALAHAN

1. Pembuangan sampah tersedia tetapi terbuka

22

2. Rumah tanpa langit-langit

3. Merokok

4. Menggosok gigi <2x sehari

5. Tidak mempunyai jaminan kesehatan

6. Tidak memiliki TOGA

7. Membuang limbah kamar mandi ke sawah/kebun

3.5. Prioritas Masalah

Untuk menetapkan prioritas masalah, kami menggunakan metode PAHO yang

dikembangkan oleh Pan America Health Organization. Metode ini adalah metode

scoring dimana setiap variable penilaian akan diberikan skor 1-10, dimana ada 4

aspek yang dinilai, yaitu : Magnitude (besarnya masalah), Severity (tingkat

keparahan), Vulnerability (dilihat dari sudut kemampuan untuk menanganinya dan

ketersediaan teknologinya), dan Community Concern (seberapa besar keinginan

masyarakat untuk menyelesaikan masalah). Dari ke 4 aspek yang dinilai, semuanya

akan dikalikan untuk mendapat bobot permasalahan. Kemudian apabila sudah

menghasilkan bobot permasalahan, setiap masalah akan diurutkan dari nilai tertinggi

sampai terendah. Tim penilai terdiri dari empat Dokter Muda FK UII dan Dosen

Pembimbing Lapangan.

23

Berikut hasil dari penetapan prioritas masalah berdasarkan metode PAHO :

Tabel 9. Hasil skoring berdasarkan metode PAHO

No. Permasalahan TotalM S V C

1. Pembuangan sampah tersedia tetapi terbuka

9 7 6 8 3.024

2. Merokok 7 7 6 7 2.058

3. Menggosok gigi <2x sehari 6 6 8 7 2.016

4. Tidak mempunyai jaminan kesehatan 7 8 5 6 1.680

5. Rumah tanpa langit-langit 8 6 5 6 1.440

6. Membuang limbah kamar mandi ke sawah/kebun

5 7 6 5 1.050

7. Tidak memiliki TOGA 6 4 5 6 720

3.6. Analisis Penyebab Masalah

Setelah menetapkan prioritas masalah, langkah harus dilakukan selanjutnya

adalah menganalisis penyebab masalah tersebut hingga muncul menjadi suatu

prioritas. Setelah ditemukannya penyebaban, kemudian akan dianalisis dan

dipecahkan secara bersama-sama dengan beberapa alternatif pemecahan masalah dari

masing-masing permasalahan yang ditemukan. Kami mengambil satu masalah untuk

dianalisis penyebab masalahnya, yaitu mengenai Kurangnya kesadaran masyarakat

untuk menutup tempat sampah. Berikut kemungkinan-kemungkinan penyebab

masalah :

Kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya menutup tempat sampah dapat

menyebabkan timbulnya penyakit karena lingkungan yang kurang bersih.

24

Personal :SDM kurang

Equipment : Tersedia peralatan

Material :Tersedianya bahan baku

Apabila tempat sampah dibiarkan begitu saja, maka akan menyebabkan

munculnya serangga (lalat) sehingga jika lalat tersebut hinggap di makanan yang

akan kita konsumsi, akan menyebabkan makanan tersebut terkontaminasi oleh

berbagai macam bakteri yang terbawa oleh lalat tersebut. Sebenarnya

permasalahan ini telah disadari sejak lama oleh masyarakat, bahkan sudah ada

ajakan dari perangkat desa untuk menutup tempat sampah, namun masyarakat

masih enggan untuk mengindahkannya. Berdasarkan dari wawancara kepada

kepala desa ketika kami menyebarkan kuisioner SMD dikatakan bahwa perlu

adanya sosialisasi lebih lanjut mengenai pentingnya menutup tempat

pembuangan sampah. Dan hingga saat ini belum ada penyuluhan dan contoh

tempat sampah yang baik.

Diagram Ishikawa

3.7. Pemecahan Masalah

Pengolahan tempat sampah :

Alternatif pemecahan masalah :

Melakukan penyuluhan mengenai pentingnya menutup tempat sampah.

25

Proses pengolahan tempat sampah yang baik dan benar

Environment: Tempat sampah

Prosedur : Ketidakpahaman tentang bentuk tempat sampah yang baik

Melakukan promosi kesehatan kepada masyarakat.

Memberikan contoh tempat sampah yang baik.

3.8. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) adalah upaya tindak lanjut yang

dilakukan setelah melakukan pengolahan data dari kuisioner SMD. Kegiatan MMD

ini akan kami paparkan permasalahan kesehatan dan lingkungan yang terjadi di

wilayah desa Majengan. Kegiatan MMD dilaksanakan di Balai Desa Majenang pada

tanggal 31 desember 2014. Hasil dari musyawarah ini adalah penanganan mengenai

masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk membuat tempat sampah yang tertutup.

Kemudian akan dilakukan intervensi berupa penyuluhan dan penyediaan tempat

sampah yang baik. Mengenai intervensi yang ditawarkan tersebut, masyarakat setuju

dan mendukung kegiatan yang akan dilaksanakan. Sedangkan permasalahan lain

seperti kesadaran tentang rumah sehat, masih banyaknya masyarakat yang merokok,

masih banyaknya masyarakat yang belum mempunyai kartu jaminan kesehatan, akan

dilakukan penyuluhan dan promosi kesehatan oleh masing-masing individu Doker

Muda FKUII

3.9.Rencana Pelaksanaan Intervensi

Tabel 10. Rencana pelaksanaan intervensi

Kegiatan Tujuan Waktu Lokasi Dana Sasaran Pelaksana

Observasi

keadaan

lingkungan

dan tempat

Untuk

menetukan

titik lokasi

yang akan

2

Januari

2015

Desa

Majenang

- - Dokter

Muda FK

UII

26

smpah dijadikan

contoh

tempat

sampah

yang baik.

Menentukan

titik-titik

penempatan

contoh

tempat

sampah

yang baik

Memilih

lokasi yang

strategis,

mudah

dilihat oleh

masyarakat.

3

Januari

2015

Balai

Desa,

Pasar,

Pesantren

- - Dokter

Muda FK

UII

kerjasama

dengan

Puskesmas

Sidoharjo

Penyuluhan

dan

pemaparan

tempat

sampah

yang baik.

Masyarakat

mengetahui

pentingnya

menutup

tempat

sampah dan

mengerti

bagaimana

contoh

tempat

sampah

yang baik.

14

Januari

2015

Balai

Desa

Majenang

Dokter

Muda

FK UII

Warga

Desa

Majenang

Dokter

Muda FK

UII

kerjasama

dengan

Puskesmas

Sidoharjo

27

BAB IV

PELAKSANAAN INTERVENSI

Intervensi merupakan cara yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang

ditemukan saat Musyawarah Masyarakat Desa (MMD). Intervensi dilaksanakan

berdasarkan data yang didapatkan melalui kuisioner Survey Mawas Diri (SMD)

sampai kesepakatan bersama yang muncul saat pelaksanaan Musyawarah Masyarakat

Desa (MMD). Hasil dari Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) adalah untuk

menentukan intervensi yang akan dilakukan sesuai dengan permasalahan yang

didapatkan di lapangan, dan melalui intervensi ini diharapkan dapat membantu atas

permasalahan yang terjadi didalam masyarakat. Tahapan pemecahan masalah yang

telah kami lakukan, yaitu :

Survey Mawas Diri (SMD) merupakan salah satu cara untuk menemukan

permasalah yang di Desa Majenang melalui pembagian kuisioner dan wawancara

28

secara langsung. Salah satu masalah yang cukup penting yang kami dapatkan adalah

kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk menutup tempat sampah sehingga dapat

berkibat buruk bagi kesehatan. Setelah dilakukan musywarah dalam kegiatan

Musyawarah Masyarakat Desa (MMD), didapatkan alternatif masalah sebagai berikut

:

Melakukan survey untuk mencari titik lokasi yang akan dijadikan contoh

untuk penempatan tempat sampah yang baik.

Melakukan penyuluhan kepada warga Desa Majenang mengenai pentingya

menjaga kebersihan lingkungan dan contoh tempat sampah yang baik.

Menempatkan contoh tempat sampah yang baik di tempat-tempat strategis.

29

BAB V

PEMBAHASAN

Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan tempat sampah tidak

tertutup menjadi salah satu masalah yang ada di Desa Majenang. Rendahnya

pengetahuan warga mengenai dampak yang dapat terjadi akibat tempat sampah yang

tidak tertutup, mengakibatkan banyak warga yang tidak peduli dengan kondisi ini.

Sehingga dalam kesehariannya masyarakat desa Majenang banyak yang membuang

sampah di pekarangan maupun di tempat sampah yang tidak mempunyai penutup.

Hal tersebut menyebabkan lingkungan di sekitar menjadi kurang bersih. Pada

beberapa rumah warga banyak terdapat tumpukan sampah yang sudah membusuk dan

dihinggapi banyak lalat, sehingga menyebabkan bau yang tidak sedap dan jika

dibiarkan terus menerus dapat berakibat pada masalah kesehatan masyarakat.

Dalam pelaksanaan intervensi ini, pihak Dokter Muda FKUII dibantu oleh

pihak puskesmas, kader kesehatan, dan bidan desa untuk menentukan kegiatan apa

yang akan dijadikan intervensi dalam kegiatan ini. Hal yang pertama kali dilakukan

adalah melakukan musyawarah masyarakat desa, dalam kegiatan tersebut Dokter

Muda menjabarkan permasalahan apasaja yang terjadi di desa Majenang. Dokter

Muda juga menjabarkan permasalahan yang menjadi prioritas untuk diselesaikan.

Dalam forum tersebut masyarakat menerima dan menyetujui hasil yang dijabarkan.

Bahkan mereka menyadari bahwa masih banyak diantara mereka yang masih

membuang sampah ketempat yang tidak tertutup.Kemudian Dokter Muda

memberikan masukan solusi kepada masyarakat berupa penyuluhan dan pemberian

contoh tempat sampah yang baik di tempat-tempat yang strategis aagar masyarakat

bisa mencontohnya. Di akhir kegiatan musyawarah tersebut terjadi kesepakatan

tentang intervensi yang akan dilakukan.

Pelaksanaan intervensi dilakukan pada tanggal 14 Januari 2015. Penyuluhan

diadakan di pondok pesantren An-Na’im desa Majenang. Peserta yang hadir

merupakan santri dan pengurus dari pondok tersebut, perangkat desa, bidan desa,

30

serta para warga desa Majenang. Kegiatan penyuluhan ini berjalan dengan lancaran

dan banyak peserta yang antusias yang dapat dilihat dari banyaknya peserta yang

hadir dan memberikan pertanyaan atau memberikan pertanyaan yang diberikan

Dokter Muda. Selain penyuluhan, tim Dokter Muda juga menyerahkan contoh tempat

sampah yang tertutup yang akan diletakkan di balai desa, pasar dan pondok pesantren

An-Na’im. Penyerahan diwakili oleh pengurus pondok pesantren dan bidan desa.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat mengetahuan masyarakat

mengenai efek yang dapat ditimbulkan pada tempat pembuangan sampah yang tidak

tertutup. Sehingga dapat menekan jumlah kejadian penyakit yang ditimbulkan oleh

tingkat kebersihan lingkungan.

31

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN MANAJEMEN DAN INTERVENSI

SURVEY MAWAS DIRI

- Waktu : 15 – 18 Desember 2014.

- Tempat : Desa Majenang, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen.

- Peserta : Warga Desa Majenang sebanyak 140 orang yang dipilih

secara acak

- Acara : Wawancara dan observasi dengan panduan kuisioner

MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA

- Waktu : 31 Desember 2014

- Tempat : Ruang Pertemuan Balai Desa Majenang

- Peserta : Kepala Desa, Kepala Puskesmas Sukodono, Sekretaris Desa,

Ketua RT, Bidan Desa, Forum Kesehatan Desa, PKK

- Acara : Musyawarah masyarakat desa

INTERVENSI

- Waktu : 14 Januari 2015

- Tempat : Ruang Aula Pondok Pesantren An;Na’im Desa Majenang

- Peserta : Santri dan pengurus dari pondok pesantren, perangkat desa,

bidan desa, serta para warga desa Majenang.

- Acara : Penyuluhan mengenai mengenai pengelolaan dan contoh

tempat sampah yang baik disertai dengan pemberian contoh tempat sampah

yang baik.

32

BAB VI

EVALUASI

Kendala yang kami hadapi dalam kegiatan manajemen dan intervensi adalah :

1. Pada saat pelaksanaan SMD kendala yang kami temukan berupa masalah

waktu pelaksanaan SMD karena sebagian besar warga dapat ditemui di rumah

pada sore hari karena waktu sebelumnya pada umumnya warga bekerja di

sawah, sehingga kami memiliki waktu yang sangat terbatas untuk

menyelesaikan pengisian kuisioner ini.

2. Beberapa narasumber kami tidak bisa menulis sehingga kami harus membantu

menuliskannya satu persatu. Akibatnya memakan waktu yang cukup banyak

untuk mengumpulkan data.

3. Pada saat dilakukan intervensi, kepala Desa tidak dapat hadir karena ada

kegiatan di luar.

Saran yang dapat kami berikan, yaitu:

1. Penyuluhan dan pemaparan mengenai pentingnya tempat sampah yang

tertutup dapat diteruskan oleh para perangkat desa dan kader kesehatan

kepada warganya informasi ini dapat disampaikan ke seluruh warganya.

2. Penyedian tempat sampah yang baik agar menjadi contoh kepada warga desa

Majenang.

3. Permasalahan kesehatan dan lingkungan yang sudah didapatkan melalui SMD

dan MMD agar dapat menjadi perhatian bagi warga Desa Patihan dan

perangkat desa setempat.

33