3 Hubungan Dokter Dengan Pasien
-
Upload
lucky-fitvita -
Category
Documents
-
view
21 -
download
0
description
Transcript of 3 Hubungan Dokter Dengan Pasien
3 Hubungan dokter dengan pasien, yaitu:
3 Hubungan dokter dengan pasien, yaitu:
1. Hubungan Medik
2. Hubungan Moral
3. Hubungan Hukum
1. Hubungan Medik
Dokter adalah pihak yang mempunyai keahlian di bidang kedokteran sedangkan pasien adalah orang sakit yang membutuhkan bantuan dokter untuk menyembuhkan penyakit yang dideritanya. Di sini berarti dokter adalah orang yang sehat yang juga pakar dalam bidang kedokteran dan pasien adalah orang sakit yang awam mengenai penyakitnya. Definisi sehat disini adalah sehat rohani tidak menderita gangguan kejiwaan. Dalam hubungan medik kedudukan dokter dan pasien adalah kedudukan yang tidak seimbang, yang lebih dikenal pada masa-masa dahulu. Hubungan ini hanya berdasar kepercayaan pasien atas kemampuan dokter untuk berusaha secara maksimal menyembuhkan penyakitnya. Pola hubungan yang bisa ditemukan adalah hubungan paternalistik antara dan pasien, dimana dokter sebagai ayah, pasien sebagai anak yang patuh pada ayah. Pola hubungan medik meliputi antara orang sehat dan orang sakit, pakar awam, kepercayaan dan paternalistik, menempatkan kedudukan tidak seimbang antara dokter dan pasien.
2. Hubungan Moral
Interaksi sosial terjadi pada setiap hubungan dokter dengan pasien, yaitu hubungan timbal balik dan terjadi kontak komunikasi antara pasien dengan dokter. Dokter berperan penyembuh dan pasien sebagai orang yang membutuhkan penyembuhan. Ciri-ciri kaidah moral adalah tekanan kewajiban dari satu pihak ke pihak yang lain tanpa membicarakan tentang hak seseorang terhadap pihak lainnya. Maka dalam hubungan sosial ini hanya terdapat kewajiban dokter dan kewajiban pasien. Kewajiban dokter secara umum, antara lain menjalankan pekerjaannya semaksimal mungkin, juga terhadap pasien, teman sejawat dan terhadap diri sendiri.
3. Hubungan Hukum
Menurut hukum, hubungan dokter dan pasien masuk ke dalam Kontrak. Pihak-pihak yang berperan adalah dokter sebagai pihak pertama dan pasien sebagai pihak kedua. Pihak pertama mengikatkan diri memberikan pelayanan, sedangkan pihak kedua menerima pemberian pelayanan.
Syarat hubungan kontrak antara dokter dan pasien meliputi :
1.Harus adanya persetujuan(consent) dari pihak pihak yang berkontrak :Yaitu persetujuan antara pihak dokter dan pasien tentang sifat pemberian pelayanan pengobatan yang ditawarkan dokter dan diterima dengan baik oleh pasien. Persetujuan yang terjadi antara dokter dengan pasien haruslah bersifat sukarela.2. Harus suatu obyek yang merupakan substansi dari kontrak :Obyek dari hubungan adalah pemberian pelayanan pengobatan yang dikehendaki pasien dan diberikan oleh sang dokter. Obyek yang diberikan dipastikan legal dan tidak diluar profesinya. ( J.Guwandi,SH,loccit,h 20 )3. Harus ada suatu sebab (cause) atau pertimbangan (consideration) :
Sebab atau pertimbangan adalah faktor yang membuat dokter memberikan pelayanan pengobatan kepada pasiennya. Bisa dengan pemberian imbalan atau bisa juga sekedar untuk menolong atas dasar kemurahan hati sang dokter.Bentuk hubungan kontrak
1. Kontrak yang nyata (expressed contract)Dalam bentuk ini atau luas jangkauan pemberian pelayanan pengobatan sudah ditawarkan oleh sang dokter. ( J.Guwandi,SH,loccit,h 20 )2. Kontrak yang tersirat (implied contract)Dalam bentuk ini disimpulkan dari tindakan tindakan para pihak. Yang timbul bukan karena adanya persetujuan, tetapi dianggap oleh hukum berdasarkan akal sehat dan keadilan.Aspek Hukum Hubungan Dokter Pasien
a. Hubungan Karena Kontrak (Transaksi Terapeutik) Resultaatsverbintenis, berdasarkan hasil kerja
Inspanningverbintenis, berdasarkan usaha maksimal
Dokter tidak menjanjikan kesembuhan, tetapi berikhtiar sekuatnya agar pasien sembuh
Tindakan medik tidak bertentangan dengan hukum bila:
Sesuai indikasi medik
Dilakukan sesuai aturan ilmu kedokteran (lege artis)
Harus sudah mendapat persetujuan dari pasien
b. Hubungan Karena Undang-Undang (Zaakwarmeming)
Pasien tidak sadar ( dokter dapat bertindak tanpa seijin pasien
Setelah pasien sadar( tindakan selanjutnya tergantung persetujuan pasienDasar-dasar Hukum:
UUD 45 PASAL 28H AYAT (1)
UU NO. 23 TH 1992: BAB I PASAL 1 AYAT 15
BAB II PASAL 2
UU NO. 29 TH 2004: BAB II PASAL 2 & PASAL 3Hubungan kontraktual: Dokter minta imbalan, pasien (klien) bersedia memenuhi ( saling menghormati hak & kewajiban, saling bertanggung jawabPASIENDOKTER
Jujur mengungkapkan keluhanJujur dlm upaya menolong pasien
Bisa menyimpan rahasia pasien
Pola Komunikasi Dokter-PasienAktif Pasif
Dokter: Aktif
Pasien : Pasif
Pasien hanya menjawab
bila ditanya, bertindak
bila diperintah, minum
obat bila disuruh
Dokter
Otoriter
Guidance
Cooperation
Pasien tidak perlu
banyak tahu
Dibimbing / diajak kerja sama
Tidak semata-mata
Menjalankan kekuasaan
Mengharapkan
kerja sama
Kerja sama
Mutual Participation
Setiap manusia memiliki hak dan martabat yang sama
Pasien aktif berperan pada pengobatan
Tidak dapat diterapkan pada: - pendidikan & sosial rendah
- gangguan mental
- pasien anak
PASIEN
DOKTER
Kehilangan kepercayaan diri
Kehilangan lingkungan sosial
dan fisik
Gegar budaya
(culture shock)
Mengalami kepasifan
Ketegangan jiwa
Kejujuran
Integritas
Kepedulian (duty of care)
Menghormati pasien
Memahami perasaan pasien
(empati)
Ikut prihatin (compassion)
Sopan santun
Mempertahankan kompetensi
pengetahuan & keterampilan
medis
Hal Yang Perlu Dibicarakan
Dengan Dokter
Hal Yang Perlu Diketahui oleh Pasien
Jenis pelayanan medis
Tarif
Keluhan awal & tindakan apa yang telah dilakukan
Info tdk jelas ( tanyakan
Prognosis
Pilihan lain bila ada
Copy data pemeriksaan2
Menanyakan apa yang perlu diperhatikan
Menjelaskan bila ada pihak yang ingin dilibatkan
Minta penjelasan tentang akhir hubungan
Minta penjelasan ttg hal yang paling buruk
Jam praktik
Keahlian dokter
Biaya konsultasi
Tindakan/cara pemeriksaan & pengobatan
Rujukan
Laboratorium:
Pemeriksaan yang dilakukan
Biaya
Pembacaan hasil
Di Rumah Sakit:
Kelas, Biaya , Fasilitas
Tim dokter
Rujukan ke tempat lain
Pemeriksaan yang diperlukan
Tata tertib rumah sakit
Persetujuan Tindakan Kedokteran(Permenkes no. 585/Menkes/Per/XII/1989)
Persetujuan tindakan kedokteran (Informed concent):
Sebelum tindakan medis dilakukan
Tertulis (tindakan berat: operasi, dll) / tidak tertulis
Proses komunikasi ( info tentang penyakit dan tindakan medik ( pasien paham ( pasien setuju
Dokter terlebih dahulu harus memberi informasi antara lin tentang:- prosedur yang akan dilakukan
- risiko yang mungkin timbul
- manfaat dari tindakan yang akan dilakukan
- akibat yang timbul bila tindakan tidak dilakukan
- biaya
Yang berhak memberi persetujuan: Pasien atau keluarga pasien (anak-anak, gangguan jiwa, tidak sadar)
Gawat darurat / tidak sadar ( tidak perlu persetujuan (Pasal 1354 KUH Perdata: zaakwaarneming)Persetujuan Tindakan Kedokteran(UU no. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran)
Setiap tindakan harus mendapat persetujuan pasien
Pasien harus mendapat penjelasan terlebih dahulu yang meliputi:
Diagnosis dan tata cara tindakan medis
Tujuan tindakan medis
Alternatif tindakan lain dan risikonya
Risiko / komplikasi yang mungkin terjadi
Prognosis
Tertulis / lisan
Tindakan besar ( tertulis
Tindakan kecil ( lisan
HAK DAN KEWAJIBAN PASIENUU No 23 tahun 1992: UU No 29 tahun 2004:
Hak atas informasi
Hak atas pendapat kedua
Hak atas rahasia kedokteran
Hak untuk memberikan persetujuan tindakan kedokteran
Hak atas ganti rugi karena kesalahan/kealpaan tenaga kesehatan
Hak untuk mendapat penjelasan
Hak untuk memperoleh pelayanan medis standar
Hak untuk menolak tindakan medis
Hak untuk mendapatkan isi rekam medis
Hak untuk mendapatkan penjelasan secara lengkap ttg tindakan medis
Hak untuk minta pendapat dokter lain
Hak untuk mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis
Hak untuk menolak tindakan medis
Hak untuk mendapat rekam medis
Kewajiban Pasien (pasal 53 UU Nomor 29 Tahun 2004)
Memberi informasi yang lengkap dan jujur
Mematuhi nasehat/petunjuk dokter
Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pela-yanan kesehatan
Memberikan imbalan jasa