3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

download 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

of 80

Transcript of 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    1/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-1

    BAB IIGAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    KABUPATEN LUMAJANG

    Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri atau Permendagri Nomor 54

    tahun 2010, pada bagian gambaran umum kondisi daerah ini diuraikan tentang kondisi

    geografi dan demografi serta capaian indikator catatan kinerja penyelenggaraan

    pemerintahan kabupaten Lumajang. Indikator capaian kinerja dimaksud meliputi 3

    (tiga) aspek yaitu; (a). Aspek kesejahteraan masyarakat; (b). Aspek pelayanan umum

    dan (c). Aspek daya saing. Analisis gambaran umum kondisi daerah memberikan

    pemahaman tentang data awal tentang kondisi wilayah dan keberhasilan

    pembangunan yang selama ini telah dicapai oleh kabupaten Lumajang. Basis data dan

    kinerja yang telah berhasil dicapai selama ini selanjutnya digunakan sebagai pijakan

    dalam merumuskan program pembangunan yang dirancang dalam kurun waktu 5

    (lima) tahun ke depan.

    Sebagaimana dipahami bahwa Kabupaten Lumajang merupakan salah satu

    wilayah di Jawa Timur yang memiliki potensi sumber daya alam dan potensi sosial-

    ekonomi yang dapat dikembangkan dan dimanfatkan untuk meningkatkan

    kesejahteraan masyarakat. Segala bentuk kekayaan alam dan potensi yang dimiliki

    Kabupaten Lumajang di masa yang akan datang sangat penting untuk dikelola dan

    dimanfatkan secara optimal, agar kesejahteraan masyarakat dapat direalisasikan.

    Sangat disadari bahwa untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat

    sesungguhnya bukan merupakan sesuatu hal yang mudah. Sebagaimana dipahami

    bahwa pembangunan di wilayah kabupaten Lumajang masih dihadapkan pada

    sejumlah situasi problematik seperti; masih adanya penduduk atau keluarga miskin,

    kualitas sumber daya manusia yang relatif belum terlampau tinggi, adanya wilayah

    yang relatif terisolasi, dan ditambah lagi posisi geografis wilayah,terdapat wilayah

    relatif jauh dari akses jalan poros pusat pertumbuhan ekonomi serta sejumlah

    problematika yang lain. Menyadari kondisi ini oleh karenanya sangat dipahami jika

    upaya pengembangan potensi sumber daya alam dan potensi sosial-ekonomi yang

    dimiliki selama ini masih belum dapat dilakukan secara optimal. Selanjutnya, agar

    upaya menciptakan kesejahteraan masyarakat dan membangun Kabupaten Lumajang

    dapat dilakukan secara optimal dan lebih terarah sesuai dengan potensi yang ada,

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    2/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-2

    maka pada bagian ini dideskripsikan kondisi dan potensi, sumber daya yang dimiliki

    serta profil kabupaten Lumajang sekaligus merupakan bagian yang tak terpisahkan

    dari perencanaan program pembangunan dalam kurun 5 tahun ke depan.

    2.1. Aspek Geografi dan Demografi

    Analisis aspek geografis perlu dilakukan dalam upaya memperoleh gambaran

    tentang karakteristik lokasi dan wilayah, potensi pengembangan wilayah dan

    kerentanan wilayah terhadap kondisi bencana yang mungkin dihadapi. Sementara itu

    analisis tentang kondisi demografis wilayah kabupaten Lumajang perlu dilakukan

    dalam rangka menyampaikan perubahan penduduk, komposisi dan distribusi

    penduduk secara keseluruhan di wilayah kabupaten Lumajang.

    2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

    Kondisi geografis terdiri dari informasi tentang luas wilayah dan letak

    geografis wilayah, topografi, hidrologi, klimatologi, luas dan sebaran kawasan

    budidaya, kawasan lindung dan kawasan rawan bencana. Berbagai informasi ini perlu

    mendapatkan perhatian dalam perencanaan pembangunan daerah. Dengan

    pertimbangan kondisi geografis kabupaten Lumajang, terutama topografi, hidrologi

    atau klimatologi memiliki arti yang penting di masa-masa mendatang.

    2.1.1.1. Letak dan Kondisi Geografis

    Secara geografis, Pemerintah Kabupaten Lumajang terletak antara 112o 50-

    113o 22 Bujur Timur dan 7o 52 8o 23 Lintang Selatan. Kabupaten Lumajang

    terdiri dari 21 (dua puluh satu) kecamatan, yaitu: Yosowilangun, Kunir, Tempeh,

    Pasirian, Candipuro, Pronojiwo, Tempursari, Rowokangkung, Tekung, Lumajang,

    Sumbersuko, Sukodono, Senduro, Pasrujambe, Padang, Gucialit, Jatiroto,

    Randuagung, Kedungjajang, Klakah dan Ranuyoso. Adapun batas batas

    administrasi Kabupaten Lumajang sebagai berikut :

    Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo;

    Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Jember;

    Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia;

    Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Malang;

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    3/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-3

    Gambar 2.1.

    Peta Administrasi Kabupaten Lumajang

    Tabel 2.1.

    Tabel Luas dan Prosentase Luasan Perkecamatan Kab. Lumajang

    NO KECAMATANLUAS

    (Km2

    )

    PROSENTASE

    ( % )1 Tempursari 101.36 5.66

    2 Pronojiwo 38.74 2.16

    3 Candipuro 144.93 8.09

    4 Pasirian 183.91 10.27

    5 Tempeh 88.05 4.92

    6 Lumajang 30.26 1.69

    7 Sumbersuko 26.54 1.48

    8 Tekung 30.40 1.70

    9 Kunir 50.18 2.80

    10 Yosowilangun 81.30 4.54

    11 Rowokangkung 77.95 4.3512 Jatiroto 77.06 4.30

    13 Randuagung 103.41 5.77

    14 Sukodono 30.79 1.72

    15 Padang 52.79 2.95

    16 Pasrujambe 97.30 5.43

    17 Senduro 228.68 12.77

    18 Gucialit 72.83 4.07

    19 Kedungjajang 92.33 5.16

    20 Klakah 83.67 4.67

    21 Ranuyoso 98.42 5.50

    JUMLAH 1,790.90 100.00Sumber : BPS Kabupaten Lumajang Tahun 2012

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    4/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-4

    2.1.1.2. Klimatologi dan Hidrologi

    Lokasi Kabupaten Lumajang yang berada di sekitar garis khatulistiwa

    menyebabkan daerah ini mempunyai perubahan iklim dua jenis setiap tahun, yaitu

    musim kemarau dan musim penghujan. Untuk musim kemarau berkisar pada bulan

    April hingga Oktober, sedangkan musim penghujan dari bulan Oktober hingga

    April.Daerah Lumajang mempunyai 3 tipe iklim yaitu agak basah, sedang dan agak

    kering. Untuk tipe basah jumlah bulan kering rata-rata 3 bulan setahun yang

    mencakup daerah Gucialit, Senduro, sebagian Pasirian, Candipuro, Pronojiwo, dan

    gunung Semeru. Untuk daerah dengan kategori sedang mencakup daerah Ranuyoso,

    Klakah, Kedungjajang, Sukodono, Lumajang, Jatiroto dan Rowokangkung dengan

    rata-rata bulan kering 3-4 bulan pertahunnya. Sedang daerah dengan iklim agak kering

    meliputi Tekung, Kunir dan Yosowilangun.

    Pemantauan yang dilakukan oleh Balai Pengelolaan Sumberdaya Air Wilayah

    Sungai Bondoyudo-Mayang di Lumajang dalam kurun waktu setahun ini rata-rata hari

    hujan berkisar antara 1 sampai dengan 27 hari tiap bulannya. Sedangkan rata-rata

    intensitas curah hujan pada tahun 2011 berkisar antara 0733 mm3.

    2.1.1.3. Penggunaan Lahan dan Kawasan Budidaya

    Secara umum penggunaan lahan di Kabupaten Lumajang meliputi kawasan

    lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung di Kabupaten Lumajang meliputi

    Hutan Lindung dan Taman Nasional dengan total seluas 35.067,05 Ha atau sekitar

    19,58 %, sedangkan kawasan budidaya seluas 144.022,95 Ha atau sekitar 80,42 %

    meliputi Hutan Produksi, Hutan Rakyat, Permukiman, Lahan Pertanian, Lahan

    Perkebunan Perikanan darat (tambak, kolam, empang) serta sungai dan perairan.

    Peruntukan Luas Ha)

    Kawasan Hutan Lindung 11.527,60

    Taman Nasional 23.539,45

    Kawasan Hutan Produksi 22.735,00

    Kawasan Hutan Rakyat 56.436,00

    Total Luasan Hutan : 114.238,05

    Penggunaan lain : 64.851,95

    - Permukiman 15.927,00

    -

    Lahan pertanian 35.993,00

    - Lahan Perkebunan 9.921,00

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    5/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-5

    Peruntukan Luas Ha)

    - Perikanan (tambak,kolam,empang) 127,00

    - Sungai dan perairan 2.883,95

    Sumber : RTRW Kab. Lumajang Tahun 2012-2032

    2.1.2.Potensi Pengembangan Wilayah

    Kabupaten Lumajang merupakan wilayah dengan karakter wilayah relatif

    cukup beragam. Dengan karakter wilayah cukup beragam maka wilayah kabupatan

    Lumajang ditandai oleh wilayah pertanian, perkebunan, wilayah hutan, perikanan dan

    sebagainya. Berbagai jenis karakter wilayah tersebut pada gilirannya menghasilkan

    berbagai jenis produk baik di sektor pertanian, perkebunan, perikanan, hasil hutan,

    dan sebagainya. Selain itu dengan potensi dan kondisi wilayah yang ada maka ke

    depan beberapa wilayah perlu memperoleh perhatian untuk dikembangkan agar

    produk yang dihasilkan oleh wilayah bersangkutan dapat dicapai secara optimal

    sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

    Dalam penggunaan lahannya, Kabupaten didominasi oleh guna lahan kawasan

    hutan meliputi hutan lindung, taman nasional. Hutan produksi dan hutan rakyat

    dengan luas 114.238,05 Ha atau sekitar 63,79% dari total luas Kabupaten Lumajang.

    Sedangkan untuk pemanfaatan lainnya yaitubudidaya pertanian, budidaya perikanan,

    budidaya perkebunan, permukiman, perindustrian, rawa/waduk dan sebagainya.

    Komposisi pemanfaatan ruang terkecil adalah pemanfaatan ruang untuk perikanan

    (tambak, kolam, empang) yaitu 127 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa ruang di

    Kabupaten Lumajang masih didominasi oleh lahan tidak terbangun sehingga

    pengalokasian ketersediaan lahan skala kabupaten sangat dapat diaplikasikan dengan

    dikembangkannya kawasan budidaya antara lain :

    Kawasan Perdagangan dan Jasa

    Peruntukkan pengembangan kawasan perdagangan dan jasa dikembangkan di

    seluruh Kecamatan di Kabupaten Lumajang mencakup pengembangan skala

    wilayah meliputi Kecamatan Lumajang, Sukodono, Pasirian, Senduro, Klakah

    dan Yosowilangun. Sedangkan untuk kecamatan yang lain dikembangkan

    perdagangan skala lokal.

    Kawasan Permukiman

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    6/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-6

    Pengembangan kawasan permukiman dibedakan atas permukiman perkotaan

    dan permukiman pedesaan dimana dikembangkan di seluruh kecamatan

    Kabupaten Lumajang.

    Kawasan Pendidikan

    Pengembangan kawasan pendidikan diarahkan menyebar di seluruh kecamatan

    di Kabupaten Lumajang.

    Kawasan Pemerintahan dan Perkantoran

    Pengembangan kawasan Pemerintahan dan Perkantoran diarahkan menyebar

    di seluruh kecamatan di Kabupaten Lumajang.

    Kawasan Industri

    Berdasarkan rencana tata ruang, Kabupaten Lumajang tidak direncanakansebagai kawasan industri, namun dikembangkan sebagai kawasan peruntukkan

    industri dimana dibedakan menjadi tiga yaitu :

    o Kawasan Peruntukkan Industri Besar di Kecamatan Pasirian, Tempeh,

    Sumbersuko, Kunir, Jatiroto, Kedungjajang dan Klakah

    o Kawasan Peruntukkan Industri Menengah dikembangkan di Kecamatan

    Candipuro, Tekung, Yosowilangun, Sukodono, Rowokangkung,

    Randuagung dan Ranuyoso

    o Kawasan Peruntukkan Industri Kecil dan/atau Mikro, dikembangkan di

    seluruh wilayah kecamatan.

    Kawasan Pariwisata

    Pengembangan kawasan pariwisata dibagi atas dua jenis yaitu :

    o Pengembangan Daya Tarik Wisata, meliputi :

    - Pariwisata alam :

    a. taman wisata

    b.

    taman wisata ranu

    c. taman wisata goa

    d. taman wisata air terjun

    e.

    wisata pantai

    f. wisata pemandian alam

    - Pariwisata budaya

    - Pariwisata buatan

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    7/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-7

    o Pengembangan jalur koridor wisata diarahkan pada Kecamatan Senduro,

    Ranuyoso, Tempursari dan Candipuro.

    Kawasan Pertanian

    Pengembangan kawasan pertanian diarahkan pada pelestarian dan

    pengendalian alih fungsi lahan sawah menjadi terbangun melalui penetapan

    Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan menyebar di seluruh kecamatan di

    Kabupaten Lumajang.

    Kawasan Pertambangan

    Kawasan pertambangan tidak diarahkan pada pengembangan koridor/wilayah,

    melainkan diarahkan pada pengembangan budidaya potensi bahan galian yaitu

    pada Kecamatan Tempursari, Pasirian, Tempeh, Kunir, Yosowilangun,Pronojiowo, Pasrujambe, Senduro, Candipuro, Sumbersuko dan Ranuyoso.

    2.1.3. Demografi

    Jumlah penduduk Kabupaten Lumajang tahun 2013 sebanyak 1.086.669

    jiwa, terdiri dari laki-laki sebesar 528.129 jiwa dan perempuan sebanyak 558.540

    jiwa. Dari sisi kepadatan penduduk, Kabupaten Lumajang tingkat kepadatan

    penduduk rata-rata adalah 695 jiwa/km

    2

    . Apabila dilihat dari tingkat kepadatanpenduduk per kecamatan, kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatannya adalah

    Kecamatan Lumajang (3.123 jiwa/ km2), diikuti dengan Kecamatan Sukodono (1.793

    jiwa/km2) dan Kecamatan Sumbersuko (1.369 jiwa/km2). Sex ratio merupakan

    perbandingan jumlah penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan dikalikan

    100. Pada tahun 2012 setiap 100 penduduk perempuan di Indonesia terdapat 98

    penduduk laki-laki. Dalam kurun waktu tahun 2011 sampai tahun 2012 pertumbuhan

    penduduk Kabupaten Lumajang tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 1.292 jiwa

    atau 0,19 persen.

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    8/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-8

    Laki-Laki Perempuan1 Tempursari 15,424 16,717 32,141 101.36 317 9,993

    2 Pronojiwo 17,890 19,156 37,046 38.74 956 11,111

    3 Candipuro 34,337 35,789 70,126 144.93 484 21,765

    4 Pasirian 41,583 43,470 85,053 183.91 462 25,990

    5 Tempeh 39,801 41,029 80,830 88.05 918 24,475

    6 Kunir 26,201 27,769 53,970 50.18 1,076 16,910

    7 Yosowilangun 30,016 31,305 61,321 81.30 754 20,033

    8 Rowokangkung 17,958 19,499 37,457 77.95 481 12,131

    9 Tekung 16,769 18,079 34,848 30.40 1,146 10,814

    10 Lumajang 43,117 44,329 87,446 30.26 2,890 27,610

    11 Pasrujambe 19,620 20,832 40,452 97.30 416 11,380

    12 Senduro 22,879 24,061 46,940 228.68 205 14,162

    13 Gucialit 11,916 13,602 25,518 72.83 350 7,655

    14 Padang 17,183 18,941 36,124 52.79 684 10,872

    15 Sukodono 25,862 27,207 53,069 30.79 1,724 15,926

    16 Kedungjajang 21,062 23,239 44,301 92.33 480 12,82917 Jatiroto 23,746 25,104 48,850 77.06 634 14,874

    18 Randuagung 31,717 32,814 64,531 103.41 624 19,511

    19 Klakah 30,655 32,091 62,746 83.67 750 18,399

    20 Ranuyoso 23,725 25,096 48,821 98.42 496 13,495

    21 Sumbersuko 16,668 18,411 35,079 26.54 1,322 11,077

    528,129 558,540 1,086,669 1,790.90 607 331,012

    Luas Area

    Km2Kepadatan Jumlah KK

    Jumlah

    PendudukNo Kecamatan Jumlah

    Tabel 2.2

    Jumlah Penduduk Kabupaten Lumajang Menurut Jenis Kelamin, Kepadatan dan

    Rasio Seks Tahun 2013

    Sumber : Hasil Konsolidasi Database Kementerian Dalam Negeri

    Sebagai ibukota kabupaten, maka gejala urban bias tidak dapat dihindari di

    Kabupaten Lumajang. Pembangunan fisik dengan segala fasilitasnya tak terhindarkan

    lebih banyak bermunculan di Kecamatan Lumajang, dan beberapa tempat di

    Kecamatan Sukodono, sebagai tempat pemekaran keramaian di kota Lumajang.

    Bagi kalangan swasta di mana seluruh aktivitasnya lebih banyak yang

    berorientasi ekonomi, maka berbagai investasi yang ditanam memilih lokasi-lokasi

    yang menguntungkan, paling tidak memiliki potensi agar aktivitas usaha yang

    ditekuni dapat berjalan lancar dan mencapai kesuksesan. Kalangan pemodal akan

    mempertimbangkan lokasi-lokasi yang dinilai telah memiliki atau berpotensi untuk

    dilakukan pembangunan sarana dan prasarana memadai guna mendukung usahanya.

    Kecamatan Lumajang sebagai ibukota kabupaten tentu lebih memberikan peluang dan

    menawarkan sejumlah fasilitas sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan

    ekonomi para investor dan pelaku ekonomi. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan

    jika berbagai aktivitas yang dilakukan oleh para pemodal dan investor yang terpusat

    di ibukota kecamatan akan menjadi daya tarik tersendiri bagi penduduk untuk

    melakukan migrasi ke Kecamatan Lumajang.

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    9/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-9

    2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

    Indeks Pembangunan Manusia (IPM) digunakan untuk mengukur tingkat

    keberhasilan pemerintah kabupaten dalam meningkatkan kesejahteraan penduduknya.

    Rencana kerja tahunan yang dilaksanakan oleh seluruh satuan kerja akan diukur

    efektivitasnya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. IPM merupakan indeks

    komposit dari 3 (tiga) jenis indeks yang mengukur tingkat kesehatan, pendidikan, dan

    pendapatan masyarakat yang diukur melalui tingkat daya beli masyarakat.

    Pengukuran IPM Kabupaten Lumajang berdasarkan data tahun 2011 yang telah

    dihitung oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Lumajang dan Badan Perencanaan

    Pembangunan Daerah menunjukkan angka 68,45. Capaian IPM tersebut diperoleh

    dari Indeks Kesehatan 70,28, Indeks Pendidikan sebesar 72,17 dan Indeks Daya Belisebesar 62,52. Adapun angka indek pendidikan dipengaruhi oleh angka lama sekolah,

    angka melek huruf dan angka pendidikan yang ditamatkan dan angka partisipasi

    sekolah, adapun perkembangan variabel angka-angka IPM tersebut adalah sebagai

    berikut:

    Tabel 2.3.

    Perkembangan Variabel IPM Kabupaten Lumajang Tahun 2007-2012

    Tahun Index KesehatanIndex

    Pendidikan

    Index Daya

    BeliIPM

    2007 68.91 70.63 59.05 66.20

    2008 69.30 70.63 60.01 66.65

    2009 69.79 70.94 61.06 67.26

    2010 70.28 71.11 62.07 67.82

    2011 70.64 72.17 62.52 68.45

    2012 70.93 72.62 63.14 68.90Sumber : Analisa Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Lumajang, BPS

    Dari tabel diatas, terlihat bahwa dari tahun 2007 sampai 2012 angka IPM

    Kabupaten Lumajang terus naik, begitu juga nilai pendukungnya yaitu indeks

    kesehatan, indeks pendidikan serta indeks daya beli cenderung relatif naik sampai

    Tahun 2012. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan di bidang kesehatan,

    pendidikan dan ekonomi mampu menaikkan kesejahteraan masyarakat yang diwakili

    oleh angka IPM tersebut.

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    10/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-10

    Tabel 2.4

    Beberapa indikator yang mempengaruhi angka indek pendidikan

    No IndikatorTahun2010

    Tahun2011

    Tahun2012

    1 Angka lama sekolah 6.8 7.0 7.2

    2 Angka Pendidikan yg ditamatkanTK 36.415 37.442 37.627

    SD 110.971 108.991 109.877

    SMP 46.568 46.799 47.335

    SMA 24.373 25.266 26.420

    PT 7.450 8.155 8.750

    3 Angka Melek Huruf usia 15-45 tahun 97,60 97,66 97,76Sumber : Analisa Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Lumajang, BPS & LKPJ Tahun 2012

    Dari tabel diatas terlihat bahwa rata-rata lama sekolah naik dari 6.8 di tahun

    2010 menjadi 7.2 di tahun 2012. Hal ini dikarenakan banyaknya siswa SD dan SMP

    yang masih bersekolah. Pada tahun 2010 siswa SD tercatat 110.971 siswa lalu

    meningkat menjadi 109.877 siswa. Begitu juga jumlah siswa SMP meningkat dari

    46.568 siswa di tahun 2010 menjadi 47.335 siswa di tahun 2012.Angka melek huruf

    masyarakat Lumajang tahun 2012 sebesar 97,76 persen, naik dari 97,66 pada tahun

    2011.

    Selain pendidikan, aspek kesehatan juga mempengaruhi kesejahteraan

    manusia. Untuk mengukur kualitas pelayanan kesehatan yang telah dinikmati oleh

    masyarakat menggunakan indeks kesehatan. Indeks ini sesuai dengan standar yang

    ditetapkan oleh UNDP (United Nation Development Program) yang diukur

    berdasarkan capaian usia harapan hidup masyarakat. Usia harapan hidup masyarakat

    merupakan ukuran untuk menilai umur maksimal rata-rata masyarakat di suatu

    daerah. Berdasarkan tolok ukur ini diasumsikan bahwa semakin tinggi usia harapan

    hidup suatu wilayah, semakin baik pula pemenuhan pelayanan kesehatannya. Usia

    harapan hidup masyarakat Lumajang sebesar 67,38 tahun poada tahun 2011. Angkaini naik dari 66,10 pada tahun 2007, dan kondisi di tahun 2012 menjadi 67,56. Hal ini

    menunjukkan sekin baiknya tingkat kesehatan di Kabupaten Lumajang. Semakin

    meningkatnya usia harapan hidup dan angka melek huruf ini menunjukkan bahwa

    program pelayanan kesehatan dan program pelayanan pendidikan telah berjalan

    dengan baik meskipun diakui tidak terjadi lompatan prestasi yang dihasilkan. Pada

    masa yang akan datang masih diperlukan kerja keras dari seluruh aparat yang

    menangani bidang ini.

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    11/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-11

    2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

    Perekonomian daerah dapat dilihat dari gambaran Produk Domistik Regional

    Bruto baik berdasarkan harga konstan maupun harga berlaku. Selain itu

    perekonomian daerah dapat dilihat dari tingkat inflasi, investasi, pajak dan retribusi,

    pinjaman daerah, dana perimbangan, atau sumber penerimaan daerah lainnya. Data

    perekonomian daerah dapat menjadi sumber untuk mengetahui seberapa besar

    pertumbuhan ekonominya.

    2.2.1.1. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

    PDRB merupakan jumlah nilai tambah barang dan jasa akhir yang dihasilkan

    (nilai barang dan jasa akhir dikurangi biaya untuk menghasilkannya) oleh berbagai

    unit produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu satu tahun. Unit-unit produksi

    tersebut dikelompokkan ke dalam 9 (sembilan) sektor, yaitu pertanian, pertambangan,

    industri, listrik, gas dan air minum, bangunan atau konstruksi, perdagangan, hotel dan

    restoran, angkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan

    jasa-jasa lainnya.

    Besaran nilai PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2012 yaitu sebesar

    Rp. 17.461.478,26 mengalami peningkatan dari Rp. 11.132.920,40 di tahun 2008.

    Secara konstan naik dari tahun ke tahun sekitar Rp 1.000.000,00. Nilai PDRB atasdasar harga konstan 2000 menunjukkan besarnya kenaikan produksi di suatu daerah.

    Besaran nilai PDRB atas dasar harga konstan 2000 yang tercipta pada tahun 2012

    sebesar Rp. 7.202.952,07 mengalami peningkatan yang konstan dari tahun 2008 yang

    mencapai Rp. 5.702.076,22. Peningkatan nilai tersebut seiring dengan peningkatan

    nilai PDRBnya.

    Grafik 2.2

    Perkembangan Angka PDRB Kabupaten Lumajang Tahun 2008-2012

    Grafik : 2.2 Perkembangan PDRB Kabupaten Lumajang Tahun 2008 - 2012

    Sumber : LKPJ AMJ Kabupaten Lumajang Tahun 2008-2012

    2008 2009 2010 2011 2012

    PDRB ADHB 11,132,920.40 12,369,238.44 13,886,442.96 15,583,420.16 17,461,478.26

    PDRB ADHK 2000 5,702,076.22 6,013,672.17 6,369,904.28 6,768,517.45 7,202,952.07

    -

    2,000,000.00

    4,000,000.00

    6,000,000.00

    8,000,000.00

    10,000,000.00

    12,000,000.00

    14,000,000.00

    16,000,000.00

    18,000,000.00

    20,000,000.00

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    12/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-12

    2.2.1.1.1. PERTUMBUHAN PDRB PERKAPITA

    Salah satu indikator ekonomi yang penting untuk menggambarkan

    kemakmuran masyarakat secara makro adalah bila dilhat perkapita penduduk,

    semakin tinggi nilainya semakin baik kesejahteraan di suatu wilayah yang

    bersangkutan. Pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Lumajang terus mengalami

    peningkatan yang signifikan selama periode 2008 -2012. Pendapatan perkapita ADHB

    di Kabupaten Lumajang pada tahun 2008 mencapai Rp. 10.365.582,- meningkat pada

    tahun berikutnya sebesar 10.70 % menjadi Rp 11.474.416,- dan akhirnya pada Tahun

    2012 menjadi Rp. 16.042.436,-.

    Pada tahun 2009 merupakan kenaikan pendapatan perkapita terendah

    selama periode 2008-2012, yaitu sebesar 10.7 %. Hal ini merupakan cerminan adanya

    perlambatan pertumbuhan ekonomi dikarenakan adanya kenaikan harga barang dan

    jasa secara drastis akibat kenaikan harga BBM pada pertengahan tahun 2008. Akan

    tetapi peningkatan nilai ini belum dapat menggambarkan secara riil kenaikan daya

    beli regional sebagai cerminan kesejahteraan masyarakat. Hal ini disebabkan karena

    indikator ini dihitung berdasarkan harga berlaku, dan masih terkandung faktor inflasi

    yang berpengaruh pada peningkatan besaran daya beli masyarakat. Selain itu pula

    diperlukan indikator tingkat pemerataan distribusi pendapatan untuk meningkaan

    keakuratan dalamevaluasi kesejahteraan masyarakat. Secara rinci dapat dilihat pada

    tabel berikut :

    Tabel 2.5.

    Pendapatan Perkapita Kabupaten Lumajang dan Pertumbuhannya

    TahunHarga Berlaku

    (Rp)Pertumbuhan (%)

    Harga Konstan(Rp)

    Pertumbuhan (%)

    2008 10.365.582 - 5.309.060 -

    2009 11.474.416 10,7 5.578.628 5,08

    2010 12.839.804 11,9 5.889.797 5,582011*) 14.328.258 11,59 6.223.349 5,66

    2012**) 16.042.436 11,52 6.591.623 5,92*) Angka diperbaiki

    **) Angka sementara

    Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lumajang tahun 2008- 2012, BPS dan

    LKPJ AMJ 2008 - 2012

    2.2.1.1.2 PERTUMBUHAN PDRB PER SEKTOR

    Berdasarkan kontribusi persektor PDRB terlihat bahwa perekonomian

    Kabupaten Lumajang sebagian besar ditunjang sektor pertanian, diikuti sektorperdagangan, hotel dan restoran dan sektor industri pengolahan. Hal tersebut

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    13/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-13

    memberikan gambaran bahwa struktur/pola perekonomian masyarakat Kabupaten

    Lumajang mengalami pergeseran meskipun belum cukup signifikan namun terjadi

    secara keseluruhan berdampak positif pada levelling besaran PDRB.

    Selang beberapa tahun kemudian ada beberapa sektor yang meningkatjumlahnya,yaitu di bidang perdagangan, hotel dan restoran. Hal ini terjadi dari sektor

    pertanian/agraris ke sektor perdagangan ataupun industri yang merupakan ciri spesifik

    dari daerah perkotaan;walaupun sektor pertanian masih mendominasi.

    Hal ini menunjukkan juga bahwa bidang perdagangan mulai menjadi

    mata pencaharian penduduk, dan pariwisata Kabupaten Lumajang mulai berperan

    dalam mempengaruhi PDRB. Penjelasan pertumbuhan potensi unggulan dari tahun

    2008 ke tahun 2012 sebagaimana grafik berikut :

    Grafik 2.3

    Pergeseran Pertumbuhan Potensi Unggulan Kabupaten Lumajang Tahun 2008-2012

    Sumber : LKPJ AMJ Kab. Lumajang Tahun 2008-2012

    Dari tabel di atas pula dapat dilihat sejak tahun dasar 2000, besaran nilaiPDRB dan PDRB perkapita yang tercipta selalu mengalami peningkatan setiap

    tahunnya. Selama kurun waktu 5 tahun nilai PDRB atas dasar harga berlaku telah

    mengalami perkembangan rata-rata sebesar 11 persen dan nilai PDRB atas dasar

    harga konstan tahun 2000 berkembang sebanyak 6 persen. Besarnya perbedaan

    perkembangan PDRB ADHB dengan ADHK 2000 mencerminkan besarnya

    perkembangan harga-harga (inflasi) dari tahun 2000 sampai dengan 2012.

    Grafik 2.4Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Laju Inflasi PDRB Kabupaten Lumajang

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    2008 36,45 1,92 13,50 0,59 2,93 23,22 4,50 4,29 12,60

    2009 36,59 1,92 13,31 0,58 2,90 23,42 4,40 4,26 12,62

    2010 35,72 1,88 13,37 0,58 2,90 24,31 4,37 4,31 12,57

    2011 34,56 1,83 13,46 0,57 2,93 25,22 4,42 4,38 12,64

    2012 33,62 1,77 13,50 0,57 2,95 26,01 4,45 4,41 12,72

    PertanianPertambangan

    dan Penggalian

    Industri

    Pengolahan

    Listrik, Gas dan

    Air BersihBangunan

    Perdagangan,

    Hotel &

    Restoran

    Pengangkutan

    & Komunikasi

    Keuangan,

    Persewaan &

    Jasa

    Jasa-Jasa

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    14/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-14

    2

    4

    6

    8

    10

    P.E 5,43 5,46 5,92 6,26 6,42

    Inflasi 8,86 5,35 5,99 5,61 5,29

    2008 2009 2010 2011 2012

    Th 2008 - 2012

    Sumber : LKPJ AMJ Kab. Lumajang Tahun 2008-2012

    Tingkat pertumbuhan ekonomi di suatu daerah menggambarkan tingkatproduktifitas penduduk di dalam menghasilkan barang dan jasa di daerah tersebut

    pada suatu periode. Secara makro pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lumajang dapat

    dilihat dari laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar

    harga konstan 2000. Penggunaan atas dasar harga konstan ini, karena pengaruh harga

    telah dikeluarkan sehingga hasil yang diperoleh hanya mencerminkan kenaikan

    produksi barang dan jasa.

    Hingga akhir tahun 2012 perekonomian Kabupaten Lumajang tumbuh

    sebesar 6,42 persen atau mengalami pertumbuhan sebesar 0,16 point dibandingkan

    dengan tahun 2011. Trend laju inflasi mengalami penurunan cukup signifikan jika

    dibandingkan dengan kondisi tahun 2008. Pada tahun 2008 laju inflasi mencapai 8,86

    persen dengan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten

    Lumajang bersama seluruh pelaku penggerak perekonomian sampai dengan akhir

    tahun 2012 laju inflasi dapat ditekan menjadi 5,29 persen. Di samping kondisi

    tersebut dipengaruhi oleh semakin membaiknya kondisi perekonomian yang

    berdampak positif pada dunia usaha.

    2.2.1.1.3. Penanaman Modal/Investasi

    Investasi oleh sektor swasta mempunyai daya dorong/multiplayer efek

    yang lebih besar daripada pengeluaran pemerintah(APBD). Untuk itu iklim investasi

    perlu ditingkatkan di Kabupaten Lumajang. Adapun perkembangan investasi adalah

    seperti terlihat pada grafik berikut:

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    15/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-15

    Grafik 2.5.

    Pengaruh Peningkatan Nilai Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

    Tahun 2010 - 2011

    Sumber : LKPJ Tahun 2012

    Dari grafik diatas terlihat bahwa grafik investasi dari tahun 2009 sampai

    2011 cenderung naik, dari 74.647.720.000 menjadi 105.470.433.000. Hal ini diikuti

    oleh naiknya penyerapan tenaga kerja dari 0,69 % di tahun 2009 menjadi 3,32 % di

    tahun 2011. Hal ini menunjukkan efek positif dari kenaikan investasi daerah, ternyata

    mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak lagi, terutama di bidang industri

    dan perdagangan.

    2.2.1.1.4.Perbandingan Tingkat PDRB ADHB tiap Kecamatan

    Berikut disajikan data PDRB atas dasar Harga Berlaku tiap Kecamatan se

    Kabupaten Lumajang

    Tabel 2.6

    Perbandingan Nilai PDRB ADHB tiap Kecamatan di Kabupaten Lumajang

    Tahun 2010 - 2012

    Kecamatan 2010 2011 2012

    Tempursari 357,616.88 401,691.50 446,550.18

    Pronojiwo 372,060.58 412,850.28 454,520.33Candipuro 771,695.24 870,402.06 975,834.30

    Pasirian 1,220,137.99 1,373,057.00 1,547,279.77

    Tempeh 1,226,206.52 1,386,779.96 1,567,270.71

    Lumajang 1,433,781.39 1,625,041.47 1,863,526.50

    Sumbersuko 539,500.44 604,644.51 676,917.07

    Tekung 399,006.56 443,652.20 490,234.10

    Kunir 620,644.71 701,720.99 791,556.64

    Yosowilangun 760,623.43 856,302.50 964,774.68

    Rawakangkung 437,213.27 484,835.57 535,449.67

    Jatiroto 853,926.52 954,243.76 1,062,099.51

    Randuagung 750,220.04 839,366.23 934,407.10

    Sukodono 568,722.42 642,289.57 725,630.39Padang 345,558.03 382,898.00 419,150.31

    Pasrujambe 694,565.86 762,760.13 837,297.87

    -

    20.000.000

    40.000.000

    60.000.000

    80.000.000

    100.000.000

    120.000.000

    -

    0,50

    1,00

    1,50

    2,00

    2,50

    3,00

    3,50

    Nilai Investasi (Rp.000) 74.647.720 94.169.229 105.470.433

    Penyerapan Tenaga Kerja

    (%)

    0,69 1,54 3,32

    2009 2010 2011

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    16/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-16

    Senduro 411,320.08 459,936.66 509,167.29

    Gucialit 356,231.37 397,032.21 439,029.44

    Kedungjajang 559,439.51 626,595.01 698,942.62

    Klakah 723,476.26 814,035.11 915,040.64

    Ranuyoso 484,475.85 543,285.45 606,799.15

    Sumber : PDRB Kabupaten Lumajang Menurut Kecamatan Tahun 2010-2012

    Dari tabel terlihat bahwa Kecamatan Lumajang mempunyai PDRB paling

    besar diantara Kecamatan-kecamatan lain. Hal ini dikarenakan Kecamatan Lumajang

    sebagai pusat pemerintahan, juga sebagai pusat perdagangan dan pusat kegiatan

    ekonomi. Di tahun 2010 nilai PDRB di Kecamatan Lumajang sebesar Rp.

    1,433,781.39,- dan meningkat di tahun 2012 sebesar Rp. 1,863,526.50,-.Nilai paling

    rendah adalah Kecamatan Padang yang bernilai Rp 345,558.03,- di tahun 2010

    walaupun ada kenaikan di tahun 2012 sebesar Rp 419,150.31,- akan tetapi, nilainya

    tetap paling rendah diantara kecamatan-kecamatan lainnya.

    2.2.1.1.5. Tingkat Kemiskinan Kabupaten Lumajang

    Grafik 2.6.

    Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Lumajang tahun2002 -2011

    Sumber : BPS Kab. Lumajang

    Dari grafik diatas terlihat bahwa jumlah penduduk miskin dan tingkat

    prosentase penduduk miskin Kabupaten Lumajang dari Tahun 2003 2011

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    17/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-17

    mengalami penurunan. Di akhir tahun 2011 jumlah penduduk miskin Kabupaten

    Lumajang mencapai 131.912 jiwa dengan prosentase sekitar 13,01 %. Hal ini

    menunjukkan bahwa komitmen Kabupaten Lumajang dalam usaha menurunkan angka

    kemiskinan berhasil dan hal ini sejalan dengan usaha Propinsi Jawa Timur dalamusaha menekan angka kemiskinan. Akan tetapi banyak faktor yang mempengaruhi

    kemiskinan suatu daerah, sehingga perlu analisa lebih jauh dengan komponen

    pendukung lainnya.

    2.2.1.2. Laju Inflasi

    Penghitungan inflasi Jawa Timur didasarkan pada hasil pemantauan/

    pendataan harga barang dan jasa yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)pada pasar tradisional dan pasar modern di berbagai wilayah di Jawa Timur. Dari

    hasil pendataan tersebut diperoleh bahwa pada bulan September 2010 Jawa Timur

    mengalami inflasi 0,46 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK)

    dari 122,43 pada bulan Agustus 2010 menjadi 123,00 pada bulan September 2010.

    Sampai dengan bulan September 2010 secara kumulatif Jawa Timur mengalami

    inflasi sebesar 5,36 persen.

    Hingga akhir tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lumajang

    mencapai 6,42 persen atau mengalami pertumbuhan sebesar 0,16 point dibanding

    tahun 2011 dan mencapai 0,99 point dibanding tahun 2008. Selanjutnya secara

    agregat inflasi dengan system point to point, trend laju inflasi PDRB mengalami

    penurunan seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.

    Pada tahun 2012 laju inflasi PDRB sebesar 5,29 persen, turun sebesar 0,32 poit dari

    tahun 2011 dan mengalami penurunan sebesar 3,57 poit dari inflasi pada tahun 2008.

    Kondisi tersebut menunjukkan tren positif bagi perekonomian masyarakat Kabupaten

    Lumajang. Hal ini menunjukkan kemampuan daya beli masyarakat yang semakin

    meningkat serta meningkatkan daya saing terhadap daerah lain. Penurunan inflasi

    mencerminkan bahwa harga barang/jasa secara umum lebih terkontrol dan masih

    dalam batas kewajaran dan terjangkau oleh masyarakat. Perkembangan pertumbuhan

    ekonomi dan Inflasi selama 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada grafik dan tabel

    sebagai berikut :

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    18/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-18

    2

    4

    6

    8

    10

    P.E 5,43 5,46 5,92 6,26 6,42

    Inflasi 8,86 5,35 5,99 5,61 5,29

    2008 2009 2010 2011 2012

    Grafik 2.7

    Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Laju Inflasi PDRB Kabupaten Lumajang

    Tahun 2008- 2012

    Sumber : LKPJ AMJ Kab. Lumajang Tahun 2008-2012

    2.2.1.3RASIO PENDUDUK YANG BEKERJA

    Jumlah penduduk yang bekerja di suatu wilayah menunjukkan berhasil

    tidaknya Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menekan jumlah pengangguran.

    Berdasarkan data dari Dnas Tenaga Kerja dan transmigrasi, penduduk usia produktif

    (15-45 tahun) di Kabupaten Lumajang pada tahun 2010 sebanyak 491.369 orang

    dengan 95 %nya bekerja. Dan pada tahun 2012 jumlah penduduk usia produktifmencapai 520.497 orang dan 95 %nya dalam status bekerja. Selain itu Angka

    Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) cenderung naik di tahun 2011 sekitar 69,30 dari

    tahun 2010 yngnilainya 64,71, terus mengalami penurunan di tahun 2012 menjadi

    67,51. Hal ini berbanding terbalik dengan pola Tingkat pengangguran yang semula di

    tahun 2010 3,28 % akhirnya turun di tahun 2011 sebesar 2,70, lalu naik lagi menjadi

    4,7 di tahun 2012. Seperti dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 2.7Prosentase Penduduk Yang Bekerja Di Kabupaten Lumajang Tahun 2010-2012

    INDIKATOR 2010 2011 2012

    Jumlah Angkatan Kerja 491.369 orang 495.752 orang 520.497 orang

    Jml Penduduk Bekerja 471.053 orang 476.685 orang 496.036 orang

    % Penduduk Bekerja 95.8 % 96.15 % 95,3 %

    TPAK 64,71 69,30 67,51

    TPT 3,17 2,70 2,73

    Sumber : BPS & LKPJ AMJ Kab. Lumajang Tahun 2008-2012

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    19/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-19

    2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial

    Analisis kinerja atas kesejahteraan sosial dilakukan terhadap indikator yang

    berkaitan dengan pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan maupunketenagakerjaan. Secara rinci fokus kesejahteraan sosial berisikan data tentang angka

    melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka partisipasi kasar, angka pendidikan

    yang ditamatkan, angka partisipasi murni, angka kelangsungan hidup bayi, angka usia

    harapan hidup, jumlah penduduk yang bekerja dan sebagainya.

    Berdasarkan data yang ada pada LKPJ AMJ Kabupaten Lumajang,beberapa

    capaian indikator pendidikan sebagai berikut :

    Tabel 2.8

    Capaian Indikator Pembangunan Bidang Pendidikan Tahun 20082012

    IndikatorCapaian

    2008 2009 2010 2011 2012

    Angka Melek Huruf 98,42 97,02 97,60 97,66 97,76

    Angka Partisipasi Kasar SD/MI

    Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs

    Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK/MA

    106,77

    104,86

    44,69

    107,66

    105,20

    50,15

    107,70

    105,36

    51,53

    107,35

    106,58

    53,23

    106,67

    106,88

    56,11

    Angka Partisipasi Murni SD/MI

    Angka Partisipasi Murni SMP/MTs

    Angka Partisipasi Murni SMA/SMK/MA

    98,80

    97,98

    37,61

    99,69

    98,90

    48,56

    99,73

    99,10

    48,67

    99,75

    99,18

    49,33

    99,77

    99,27

    52,04

    Angka Putus Sekolah SD/MI

    Angka Putus Sekolah SMP/MTs

    Angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA

    0,18

    1,27

    1,02

    0,11

    0,68

    0,81

    0,10

    0,58

    0,74

    0,09

    0,52

    0,67

    0,08

    0,31

    0,47

    Sumber data : LKPJ AMJ Kab. Lumajang Tahun 2008-2012

    Selanjutnya dalam bidang kesehatan, situasi derajat kesehatan masyarakat

    digambarkan dengan angka mortalitas (angka kematian ibu, kematian bayi dan balita)

    serta status gizi. Angka mortalitas akan meningkat dan status gizi menurun apabila

    upaya promotif, preventif, kuartif dan rehabilitatif tidak dilaksanakan secara optimal.

    Dimana beberapa upaya tersebut diukur melalui beberapa indikator yang antara lain

    meliputi indikator dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak, pencegahan dan

    penanggulangan penyakit, pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, gizi, kesehatan

    lingkungan srta pemberdayaan masyarakat. Capaian keberhasilan beberapa indikator

    tersebut menggambarkan pengendalian angka mortalitas dan status gizi.

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    20/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-20

    78.701

    77.060

    76.553

    76.229

    76.812

    501

    477

    519

    428

    386 0,50%

    0,56%

    0,68%

    0,62%

    0,64%

    74.000 75.000 76.000 77.000 78.000 79.000 80.000

    2008

    2009

    2010

    2011

    2012

    Bayi Ditimbang BGM %

    Tabel 2.9

    Perbandingan Perkembangan Pencapaian Angka Mortalitas

    Tahun 2008-2012

    NOANGKA

    MORTALITAS

    JUMLAH CAPAIAN

    2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012

    1 Angka KematianIbu

    5 13 10 10 8 30 80,44 61,80 61,15 51,59

    2 Angka Kematian

    Bayi

    114 145 106 149 157 8,8 8,97 6,55 9,11 10,12

    3 Angka Kematian

    Balita

    121 154 111 159 164 9,4 9,53 6,86 9,73 10,58

    Sumber : LKPJ AMJ Kab. Lumajang Tahun 2008-2012

    Trend balita gizi buruk atau di Bawah Gari Merah (BGM) pada tahun 2012

    menunjukkan penurunan dibanding tahun 2008. Berdasarkan bulan intensifikasi

    penimbangan tahun 2012, jumlah balita gizi buruk sebanyak 386 balita atau 0,50%

    dari 76.812 balita yang ditimbang. Sedangkan data tahun 2008, balita gizi buruk

    sebanyak 501 balita atau sebesar 0,64% dari 78.701 balita yang ditimbang.

    Grafik : 2.8

    Perbandingan Pencapaian Penurunan BGM Tahun 20082012

    Sumber : LKPJ AMJ Kab. Lumajang Tahun 2008-2012

    2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga

    Menurut catatan yang ada sampai dengan tahun 2010 ternyata

    kabupaten Lumajang memiliki sejumlah kesenian yang banyak tersebar di berbagai

    wilayah. Jenis kesenian yang sampai saat ini masih cukup eksis di kabupaten

    Lumajang antara lain; jaran kencak,jaran slining dan sebagainya. Berbagai jenis

    kesenian ini sekaligus menunjukkan bahwa di kabupaten Lumajang memiliki berbagai

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    21/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-21

    jenis kesenian tidak hanya seni tari, melainkan juga seni lukis, musik, seni drama dan

    sebagainya. Salah satu andalan Kabupaten Lumajang adalah batik Lumajang,yang

    semakin hari banyak dikenal masyarakat, beserta pisang Agung dan Kirana sebagai

    komoditas pangannya.Ragam budaya yang hidup dan berkembang di masyarakat Kabupaten

    Lumajang pada hakikatnya merupakan identitas khas (local genius) dan mengandung

    tatanan nilai dari kelompok masyarakat pada suatu wilayah tertentu yang berfungsi

    menjadi semacam perekat bagi kebersamaan, perkauman, kekerabatan. Ragam budaya

    ini seyogyanya terus dipelihara dan dikembangkan dalam kerangka pembangunan

    manusia seutuhnya sehingga masyarakat tidak tercerabut dari akar budayanya.

    Untuk menjaga kekayaan seni dan budaya, selain pemeliharaan terhadap

    cagar budaya Pemerintah Kabupaten Lumajang terus mendorong dan melakukan

    berbagai upaya pelestarian dan pengembangan terhadap nilai-nilai budaya yang hidup

    di tengah masyarakat diantaranya yaitu dengan mendukung tetap lestarinya beberapa

    perayaan tradisional. Di samping itu juga digelar Pentas Seni Tradisi serta atraksi

    kesenian para pelajar SMP/MTs, SMA/SMK/MA,sanggar-sanggar tari dan kelompok-

    kelompok seni yang dikemas dalam peringatan hari-hari besar dan diselenggarakan

    secara rutin pada peringatan Hari Jadi Lumajang (HARJALU).

    2.3. Aspek Pelayanan Umum

    Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa

    pelayanan baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi

    tanggung jawab pemerintah daerah dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat

    sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Aspek pelayanan umum meliputi 2

    jenis fokus layanan yakni fokus layanan urusan wajib dan fokus layanan urusan

    pilihan.

    2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib

    Analisis kinerja atas layanan urusan wajib dilakukan terhadap indikator-

    indikator kinerja penyelenggaraan urusan wajib pemerintah daerah yang meliputi

    bidang urusan pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan, penataan ruang,

    perencanaan pembangunan, perhubungan, lingkungan hidup, pertanahan,

    kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak,

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    22/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-22

    keluarga berencana, ketenagakerjaan, sosial, Koperasi dan UKM, penanaman modal,

    otonomi daerah dan sebagainya.

    2.3.1.1.

    Aspek Pendidikan

    Kendati masyarakat Kabupaten Lumajang, sudah mulai maju, tetapi,

    kesadaran tentang arti penting sekolah nampaknya masih belum tumbuh dengan

    maksimal. Dalam satu dekade terakhir, nyaris tidak terjadi perubahan yang benar-

    benar signifikan tentang apresiasi masyarakat terhadap arti penting pendidikan,

    khususnya fungsi sekolah.

    Secara teori, pendidikan sebetulnya adalah hak sekaligus semacam tiket untuk

    meraih masa depan yang lebih baik. Tetapi, bagi anak-anak dari keluarga yang secara

    ekonomis tak berkecukupan, pendidikan seringkali menjadi barang mahal karena

    mereka tidak memiliki kemampuan dan akses yang cukup untuk bisa melangsungkan

    pendidikan sampai jenjang yang maksimal. Sudah banyak kajian membuktikan,

    bahwa faktor utama penyebab anak putus sekolah adalah kesulitan ekonomi atau

    karena orang tua tidak mampu menyediakan biaya bagi sekolah anak-anaknya. Di

    samping itu, tidak jarang terjadi orang tua meminta anaknya berhenti sekolah karena

    mereka membutuhkan tenaga anaknya untuk membantu pekerjaan orang tua.Di Kabupaten Lumajang, terutama di daerah pedesaan yang terpelosok dan

    kepulauan, anak-anak di bawah usia terkadang terpaksa bekerja di rumah membantu

    orang tuanya di sawah, bekerja di sektor pertanian, perkebunan, industri kecil, dan

    sebagainya untuk membantu ekonomi orang tua. Jam kerja yang panjang, kelelahan

    fisik, dan sejenisnya ditambah lagi pengaruh lingkungan teman seusia yang rata-

    rata memang kurang perhatian kepada kegiatan belajar adalah faktor gabungan

    yang menyebabkan anak-anak usia sekolah di Kabupaten Lumajang terpaksa bekerja

    acapkali prestasi belajarnya di sekolah relatif kurang berkembang, dan bahkan DO

    (Drop Out) sebelum waktunya.

    Tabel 2.10.

    Pencapaian Beberapa Indikator Pendidikan Kabupaten Lumajang Tahun 2008-2012

    URAIANCAPAIAN

    2008 2009 2010 2011 2012

    Banyaknya Tenaga Pendidik

    (orang)

    TK/RA/PAUD

    SD/MI

    SMP/MTs

    SMA/SMK

    2.6697.190

    3.1041.524

    3.3347.473

    3.4641.798

    3.4267.487

    3.4751.826

    3.4297.527

    3.4841.877

    3.5177.030

    3.0581.440

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    23/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-23

    URAIANCAPAIAN

    2008 2009 2010 2011 2012

    Banyaknya Sekolah (unit)

    a. TK/RA

    b. SD/MI

    c. SMP/MTs

    d.

    SMA/SMK

    435

    740

    149

    55

    438

    741

    160

    59

    440

    742

    165

    63

    511

    748

    175

    68

    531

    749

    177

    74

    Banyaknya Kelas (ruang)

    TK/RA

    SD/MI

    SMP/MTs

    SMA/SMK

    987

    5.981

    1.183

    578

    993

    5.984

    1.216

    590

    997

    5.987

    1.231

    602

    1.122

    6.023

    1.261

    617

    1.142

    6.025

    1.292

    741

    Banyaknya Siswa (anak)

    TK/RA

    SD/MI

    SMP/MTs

    SMA/SMK

    33.490

    109.985

    45.815

    21.119

    35.482

    110.908

    46.082

    23.711

    36.415

    110.971

    46.568

    24.373

    37.442

    108.991

    46.799

    25.266

    37.627

    109.877

    47.335

    26.420

    Rasio Murid : Guru (negeri danswasta)

    TK/RA

    SD/MI

    SMP/MTs

    SMA/SMK

    13

    15

    15

    14

    11

    15

    13

    13

    11

    15

    13

    13

    12

    15

    14

    13

    13

    15

    15

    13

    Rasio Murid : Sekolah (negeri

    dan swasta)

    TK/RA

    SD/MI

    SMP/MTs

    SMA/SMK

    20

    25

    37

    38

    20

    25

    40

    42

    20

    25

    40

    44

    20

    25

    32

    40

    20

    25

    32

    40

    Pendidikan Luar Sekolah

    PBHKF

    Kejar Paket A Setara SD

    Kejar Paket B Setara SMP

    Kejar Paket C Setara SMU

    3.080

    62

    685

    235

    9.000

    95

    775

    258

    9.600

    112

    840

    275

    6.100

    345

    1.766

    1.249

    8.380

    390

    1.294

    1.009

    Sumber data : LKPJ AMJ Kab. Lumajang Tahun 2008-2012

    Dari data di atas terlihat bahwa jumlah murid tingkat sekolah dasar tahun

    2010/2011 cenderung mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya,

    begitu pula dengan jumlah siswa SMP atau SMA sederajat terus mengalami kenaikan.

    Dari data tersebut, tentu saja akan mempengaruhi banyaknya sekolah yang ada.

    Menurut data jumlah SD, SMP, SMA sederajat terus mengalami kenaikan dari tahun

    ke tahun.

    Kecenderungan seperti ini merupakan fakta positif bagi perhatian Pemerintah

    Kabupaten Lumajang terhadap kemajuan di bidang pendidikan. Ketika jumlah anak

    usia sekolah kian bertambah maka peningkatan sarana dan prasarana juga dilakukan,

    sementara itu ketika jumlah murid mengalami penurunan maka penyediaan sarana dan

    prasarana pendidikan tidak dilakukan penambahan berarti.

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    24/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-24

    Persoalannya sekarang adalah bagaimana cara melakukan peningkatan dalam

    aspek kualitas pendidikannya. Sebab meski secara kuantitatif jumlah murid dan

    fasilitas sarana prasarana pendidikan mengalami peningkatan tetapi tidak diimbangi

    dengan kualitasnya niscaya mutu lulusan dan SDM yang ada di kabupaten Lumajangjuga akan mengkhawatirkan perkembangannya. Oleh sebab itu ke depan dalam sektor

    pendidikan Pemerintah Daerah perlu segera bersikap konsisten dengan

    mengalokasikan sekitar 20% dana APBD untuk pembangunan bidang pendidikan, dan

    merancang serta melaksanakan program pembangunan bidang pendidikan yang benar-

    benar terfokus dan berpihak kepada peserta didik. Sebab dengan sumber daya

    manusia yang tidak berkualitas tentu cukup sulit bagi Kabupaten Lumajang untuk

    dapat segera keluar dari tekanan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami oleh

    sebagian masyarakat.

    2.3.1.2. Aspek Kesehatan

    Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan berikut sumberdaya

    manusia untuk meningkatingkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat

    sangat diperlukan. Fasilitas dan sumber daya kesehatan yang ada di Kabupaten

    Lumajang sampai dengan tahun 2012 meliputi 6 Rumah Sakit, yaitu 1 (satu) Rumah

    Sakit Umum Daerah, 1 (satu) Rumah Sakit Polri, 1 (satu) Rumah Sakit BUMN, 3

    (tiga) Rumah Sakit Swasta (salah satunya RS Bersalin), 25 (dua puluh lima)

    Puskesmas dan 51 Puskesmas Pembantu, 550 Posyandu Purnama, 257 Posyandu

    Mandiri, 41 Puskesmas Keliling, 6 Balai Pengobatan/Klinik Non Rawat Inap dan 3

    Klinik Rawat Inap. Ditambah dengan 121 praktek dokter umum, 30 tenaga dokter

    spesialis dan tenaga dokter gigi 40 orang sedangkan untuk bidan praktek sebanyak

    246 orang dan perawat sebanyak 339 orang.(Sumber dari LKPJ AMJ Kabupaten

    Lumajang Tahun 2008-2012)

    Penyediaan Puskesmas yang merupakan sarana pelayanan kesehatan dasar

    yang menyelenggarakan kegiatan Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan,

    Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) termasuk Keluarga Berencana (KB),

    Perbaikan Gizi, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular, dan Pengobatan.

    Jumlah Puskesmas di Kabupaten Lumajang sebanyak 25, dengan Puskesmas

    Perawatan sebanyak 21. Dengan demikian, rasio Puskesmas terhadap penduduk pada

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    25/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-25

    tahun 2012 adalah 25 : 1.180.351 penduduk, atau rata-rata tiap Puskesmas melayani

    47.214 penduduk.

    2.3.1.3.

    Aspek Pekerjaan Umum

    Jalan dan Jembatan

    Panjang jalan raya di kabupaten Lumajang pada tahun 2013 mencapai

    1.051.987 km, yang terdiri dari 123.260 km jalan hot mix, 882.707 km merupakan

    jalan aspal, 31.470 km permukaan jalan kerikil dan 14.550 km merupakan jalan tanah.

    Dilihat dari kondisi jalan, maka sepanjang 610.635 km dalam keadaan baik, 174.111

    km dalam keadaan sedang dan 144.382 km dalam keadaan rusak serta 122.859 Km

    dalam keadaan rusak berat.

    Dalam berjalannya program kegiatan ini selama lima tahun, terjadi

    peningkatan yang sangat signifikan untuk jalan perkerasan Hotmix mengalami

    peningkatan pada tahun 2012 menjadi 134,87 km atau meningkat sebesar 186,37%

    dari tahun 2008 sepanjang 72,37 Km, begitu pula untuk kondisi perkerasan jalan aspal

    juga mengalami peningkatan sebesar 144,77% dari panjang jalan aspal 328,57 Km di

    tahun 2008 menjadi 804,25 Km di tahun 2012. Sedangkan untuk kondisi jalan kerikil

    dan tanah tentunya akan menurun. Gambaran mengenai perkembangan kualitasjaringan jalan sebagaimana berikut

    Tabel 2.11.Data Keadaan Jalan Di Kabupaten Lumajang Tahun 2012

    Jenis

    Perkerasan

    Tahun

    2008 2009 2010 2011 2012

    Hot Mix 72,37 72,37 87,078 123,26 207,243

    Aspal 874,69 928,573 913,865 882,71 804,254

    Kerikil 73,325 31,894 31,894 31,47 29,04

    Tanah 31,6 19,15 19,15 14,55 11,45

    Jumlah 1.051,99 1.051,99 1.051,99 1.051,99 1.051,99

    Sumber data : LKPJ Tahun 2008-2012

    Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa kondisi jaringan jalan aspal

    baik lapen maupun Hotmix mengalami peningkatan 6,12% dari 90,03% di tahun 2008

    menjadi 96,15% di tahun 2012. Sedangkan kondisi jaringan tanah dan/atau kerikil

    mengalami penurunan menjadi 3,85% di tahun 2012.

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    26/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-26

    Grafik 2.9.

    Perkembangan Kondisi Perkerasan Jalan

    Capaian indikator jambatan dalam kondisi baik, untuk prasarana jembatan di

    Kabupaten Lumajang pada tahun 2012 tercatat sebanyak 193 buah, mengalami

    peningkatan dari tahun 2008 sebanyak 192 buah. Sekitar 84,7% jembatan di

    Kabupaten Lumajang dalam kondisi baik di tahun 2012 dimana ketersediaan terhadap

    kebutuhan jembatan sudah sangat menunjang kegiatan perekonomian dan mobilitas

    penduduk.

    Air Limbah

    Praktik BAB (buang air besar) di tempat yang tidak aman adalah salah satu

    faktor risiko bagi turunnya status kesehatan masyarakat. Selain mencemari tanah

    (field), praktik semacam itu dapat mencemari sumber air minum warga. Yang

    dimaksud dengan tempat yang tidak aman bukan hanya tempat BAB di ruang terbuka,

    seperti di sungai/ kali/ got/ kebun, tetapi juga penggunaan sarana jamban di rumah

    yang mungkin dianggap nyaman, namun sarana penampungan dan pengolahan

    tinjanya tidak memadai, misalnya yang tidak kedap air dan berjarak terlalu dekat

    dengan sumber air minum.

    Berdasarkan Dokumen Environment Health and Rapid Assesment (EHRA),

    pemakaian kloset jongkok oleh masyarakat sebesar (63,18 %), kloset duduk (2,68 %),

    lain-lain (7,95 %), sisanya tidak memiliki WC (26,18 %). Sedangkan untuk tempat

    pembuangan tinja di Kab Lumajang antara lain meliputi septic tank 53,85 %, cubluk

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    27/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-27

    11,38 %, langsung saluran drainase1,96 %, dan Lainnya (sungai, kebun, kolam) 32,81

    %. Kemudian terkait tentang pembuangan air limbah domestik adalah sebagai

    berikut:

    Grafik 2.10.Tempat BAB Anggota Keluarga Yang Sudah Dewasa

    Dari grafik 2.10. diatas dapat diketahui bahwa kondisi umum di Kabupaten

    Lumajang masyarakatnya sudah membuang kotorannya di jamban pribadi, namun

    masih ada sebagian kecil yang BAB di tempat terbuka seperti di WC helikopter di

    empang/kolam, sungai, kebun maupun parit.

    Drainase

    Drainase lingkungan merupakan sarana yang penting dalam sanitasi. Selain

    itu darinase berfungsi juga mengalirkan limbah cair dari rumah rangga seperti dapur,

    kamar mandi, tempat cucian dan juga wastafel. Drainase yang buruk akan

    menimbulkan banjir pada waktu hujan, selain itu juga akan membuat genangan air

    dari limbah cair rumah tangga. Bila kondisinya demikian akan menjadi tempat

    perindukan nyamuk yang bisa menularkan berbagai penyakit seperti demam berdarah,

    chikungunya, juga filariasis.

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    28/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-28

    Berdasarkan dokumen EHRA, terdapat gambaran bahwa rumah tangga yang

    mempunyai saluran pembuangan air limbah (SPAL) di Kabupaten Lumajang

    sebanyak 748 responden atau sebesar 65%, dan rumah tangga yang tidak mempunyai

    SPAL sebanyak 410 responden atau sebesar 35% sebagaimana grafik berikutGrafik 2.11.

    Kepemilikan saluran pembuangan air limbah rumah tangga

    Tabel 2.12.

    Tempat pembuangan limbah rumah tangga

    No Uraian Dapur

    Kamar

    mandi

    Tempat

    cucipakaian

    Wastafel

    1 Sungai/selokan/kolam 245 229 243 109

    2 Jalan/halaman/kebun 78 65 64 18

    3 Saluran terbuka 168 192 194 46

    4 Saluran tertutup 152 162 154 64

    5 Lubang galian 96 103 97 30

    6 Pipa saluran

    pembuangan kotoran

    7 14 15 4

    7 Pipa IPAL Sanimas 0 0 0 0

    8 Tidak tahu 0 0 0 0Sumber : EHRA Kab. Lumajang 2012

    Dari tabel 3.4.2 dapat diketahui bahwa pembuangan limbah rumah tangga

    yang mempunyai resiko kesehatan terbesar adalah yang dibuang ke sungai, selokan,

    kolam sebesar 245 berasal dari limbah dapur, 229 dari limbah kamar mandi, 243 dari

    tempat cuci pakaian dan 109 dari wastafel. Sungai, selokan dan kolam menjadi tempat

    yang paling sering digunakan oleh masyarakat untuk membuang sampah.

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    29/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-29

    Persampahan

    Untuk pelayanan persampahan, Kabupaten Lumajang dilakukan dengan dua

    cara yaitu pengelolaan sampah terpusat dan pengelolaan sampah setempat.

    Pengelolaan sampah setempat dilakukan dengan dua cara yaitu tradisional danpetugas. Pengelolaan sampah setempat oleh petugas dikumpulkan dari tempat sampah

    hunian ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Berikut jumlah TPS Kabupaten

    Lumajang

    Tabel 2.13.

    Jenis Fasilitas Pengolahan Sampah Setempat

    No Jenis Fasilitas JumlahVolume

    (m3/unit)

    1 Tempat Pembuangan Sampah

    (TPS) Terbuka 36 8

    Tertutup

    Dengan pemisahan sesuaijenis sampah

    013

    02

    2 Fasilitas Pengolahan Sampah(TPA)

    1 8

    Sumber : Profil Adipura Kab. Lumajang, 2011

    Pengumpulan sampah oleh petugas didukung oleh peralatan atau kendaraan

    angkut dimana terdapat gerobak sampah, dump truck, truk terbuka, motor sampah dll,

    berikut adalah jumlah kendaraan angkut sampah sebagai pendukung kinerja

    pengelolaan sampah Kabupaten Lumajang Tahun 2010

    Tabel 2. 14.

    Jumlah Kendaraan Angkut Sampah Kabupaten Lumajang

    No Alat Angkut JumlahKapasitas/unit

    (m3)Ritasi

    Operasi

    Ya Tidak

    1 Gerobak sampah 96 0,75 3 x 96 0

    2 Truk terbuka kecil 2 6 2 x 2 0

    3 Mini truk 1 1,75 4 x 1 0

    4 Dump Truk 5 6 2 x 5 0

    5 Arm Roll kecil 3 6 2 x 3 0

    6 Motor Sampah 4 0.7 2x 4 0

    Jumlah 114 111 3

    Sumber : Profil Adipura Kab. Lumajang, 2011

    Dalam pelayanan pengelolaan sistem persampahan, fokus pengelolaan

    persampahan di Kabupaten Lumajang adalah mereduksi volume sampah domestik

    yang terangkut ke TPA dengan pengoptimalan penerapan sistem 3 R yang meliputi

    reduksi, reuse dan recycle dengan memanfaatkan 36 TPS yang ada dan tersebar di

    Kabupaten Lumajang. Capaian indikator peningkatan sampah terangkut pada tahun

    2008 sebanyak 71.688 m3 yang terangkut terangkut ke TPA, mengalami penurunan

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    30/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-30

    volume sampah terangkut pada tahun 2012 sebanyak 58.340,40 m3 atau berkurang

    sekitar 18,62 %. Dan pada tahun 2013, volume sampah yang terangkut juga

    mengalami penurunan yaitu sebesar 58.181 m3 dimana hal ini menggambarkan

    bahwa upaya pemerintah Kabupaten Lumajang dalam mereduksi sampah berhasil.Sistem Pengelolaan sampah terpusat merupakan proses terkoordinasi dari

    rangkaian panjang pengumpulan sampah, pengangkutan dan pembuangan di Tempat

    Pembuangan Akhir (TPA). TPA yang ada saat ini berada di Desa Besuk Kecamatan

    Sumbersuko dengan luas 3,80 Ha yang dipergunakan sejak tahun 1994. dari 3,8 Ha

    luas TPA yang ada, 3,58 Ha sudah terpakai untuk penimbunan sampah, pengolahan

    sampah di TPA Besuk menggunakan system control landfill dimana timbunan sampah

    ditimbun dengan tanah lempung / clay dengan ketebalan satu meter. pengelolaan

    persampahan di lokasi TPA Besuk sebesar 151,84 m3/hari (20%) dengan jumlah

    penduduk yang terlayani sebesar 43.186 jiwa

    2.3.1.4. AspekPerumahan

    Saat ini sektor perumahan merupakan salah satu sektor prioritas nasional

    dikarenakan masuk dalam isu strategis pengembangan baik nasional maupun di

    daerah, adapun salah satu isu strategisnya adalah meningkatnya backlog perumahan.

    Backlog perumahan merupakan jumlah kebutuhan/ kekurangan rumah. Nilai backlog

    didapatkan dari selisih antara jumlah rumah tangga dengan jumlah rumah yang ada.

    Berdasarkan asumsi tersebut, maka perhitungan backlog dapat dilakukan pada tahun

    terakhir, yaitu tahun 2013.

    Jumlah bangunan rumah di Kabupaten Lumajang tahun 2013 sebesar

    252.482 unit, sedangkan jumlah rumah tangga di Kabupaten Lumajang sebanyak

    331.008 KK/RT. Kondisi tersebut terkait dengan keberadaan data terakhir mengenai

    jumlah rumah tangga dan jumlah/ ketersediaan rumah yang ada. Berikut analisa

    perhitungan proyeksi kebutuhan rumah/ backlog rumah tahun 2013 sebagaimana

    berikut.

    Tabel 2.15.

    Analisa Perhitungan Proyeksi Kebutuhan Rumah/ Backlog Rumah Tahun 2013

    No Kecamatan

    Tahun 2013

    Jumlah

    Rumah

    Tangga

    Jumlah

    Rumah

    Backlog

    Rumah

    Rumah

    Tidak

    Layak

    Huni1 Lumajang 27.610 19.409 8.201 6.435

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    31/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-31

    No Kecamatan

    Tahun 2013

    Jumlah

    Rumah

    Tangga

    Jumlah

    Rumah

    Backlog

    Rumah

    Rumah

    Tidak

    Layak

    Huni

    2 Sukodono 15.926 12.264 3.662 6.1083 Kedungjajang 12.829 10.062 2.767 8.235

    4 Klakah 18.399 11.868 6.531 2.866

    5 Ranuyoso 13.495 10.430 3.065 3.281

    6 Kunir 16.910 14.027 2.883 2.982

    7 Yosowilangun 20.033 14.942 5.091 2.958

    8 Tempeh 24.475 20.540 3.935 6.485

    9 Pasirian 25.990 21.416 4.574 6.266

    10 Senduro 14.162 10.712 3.450 2.662

    11 Jatiroto 14.874 11.954 2.920 9.376

    12 Sumbersuko 11.077 8.805 2.272 4.94913 Tekung 10.810 8.460 2.350 7.037

    14 Padang 10.872 6.712 4.160 3.055

    15 Randuagung 19.511 15.920 3.591 6.557

    16 Candipuro 21.765 14.329 7.436 4.415

    17 Gucialit 7.655 6.488 1.167 4.797

    18 Pasrujambe 11.380 9.924 1.456 4.625

    19 Pronojiwo 11.111 8.313 2.798 8.549

    20 Rowokangkung 12.131 8.958 3.173 4.923

    21 Tempursari 9.993 6.949 3.044 5.258

    Sumber : RP3KP; DPU Kab. Lumajang, 2013; diolah

    Berdasarkan tersebut diatas, diketahui bahwa kebutuhan rumah pada wilayah

    perencanaan mencapai 78.526 unit. Seluruh wilayah kecamatan mengalami

    kekurangan/kebutuhan rumah dengan jumlah yang bervariasi. Wilayah yang memiliki

    nilai backlog tertinggi ialah Kecamatan Lumajang yaitu mencapai 8.201 unit

    sedangkan nilai backlog terendah pada Kecamatan Gucialit yaitu 1.167 unit. Dari

    tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa jumlah rumah tiak layak huni sebesar 111.819

    unit.Isu permasalahan lain dalam sektor perumahan adalah tumbuhnya kawasan

    kumuh, Kawasan permukiman dengan kepadatan tinggi memiliki kecenderungan

    membentuk kawasan permukiman kumuh, khususnya pada kawasan permukiman di

    sekitar sempadan sungai dan kawasan permukiman pada jalan kecil atau gang.

    Kondisi tersebut terjadi pada kawasan permukiman swadaya yang berkembang secara

    organis/alami.

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    32/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-32

    2.3.1.5. AspekPerhubungan

    Pada tahun 2008, jumlah mobil (bus, truk, station wagon, sedan, pick up)

    yaitu 13.875 unit, jumlah sepeda motor dan motor gerobak sebanyak 125.741 unit.

    Pada tahun 2009, jumlah mobil (bus, truk, station wagon, sedan, pick up) yaitu

    10.875 unit, jumlah sepeda motor dan motor gerobak sebanyak 125.741 unit. Pada

    tahun 2010, jumlah mobil (bus, truk, station wagon, sedan, pick up) yaitu 12.311

    unit, jumlah sepeda motor dan motor gerobak sebanyak 145.880 unit. Pada tahun

    2011, jumlah mobil (bus, truk, station wagon, sedan, pick up) yaitu 13.037 unit,

    jumlah sepeda motor dan motor gerobak sebanyak 173.449 unit. Pada tahun 2012

    jumlah mobil (bus, truk, station wagon, sedan, pick up) yaitu 13.720 unit, jumlahsepeda motor dan motor gerobak sebanyak 186.886 unit. Hal ini menunjukkan tren

    peningkatan jumlah kepemilikan kendaraan bermotor di Kabupaten Lumajang.

    Peningkatan jumlah kendaraan bermotor paling banyak terjadi pada kendaraan sepeda

    motor, bila dibandingkan dengan tahun 2008 sebanyak 125.741 unit, terjadi

    peningkatan sebesar 48,63 % menjadi sebanyak 186.886 unit pada tahun 2012.

    Tabel 2.16.

    Target dan Realisasi Capaian Indikator Urusan Perhubungan Tahun 20082012

    No Uraian Tahun Satuan2008 2009 2010 2011 2012

    1 Angkutan umum 411 375 439 550 515 Unit

    2 Angkutan Barang 9.368 10.639 11.236 11.821 9.172 Unit

    3 Angka kecelakaan lalu lintas 38 63 82 402 429 Kasus

    4 Angka pelanggaran lalu lintas 179 203 196 128 116 Kasus

    5 Jumlah kendaraan sudah

    melakukan uji kelayakan

    9.979 11.991 12.553 13.037 13.720 Unit

    6 Jumlah kendaraan wajib uji 10.639 13.971 17.828 19.564 Unit

    Untuk jumlah angkutan umum di Kabupaten Lumajang pada tahun 2013

    sejumlah 515 unit dimana mengalami peningkatan dari sejumlah 411 unit di tahun

    2008, kemudian jumlah penumpang angkutan umum pada tahun 2010sebesar 56.645

    orang yang mengalami penurunan dari tahun 2009yaitu 61.942 orang. Perkembangan

    jumlah penumpang angkutan umum sangat fluktuatif. Rasio ijin trayek angkutan

    umum sebanyak 43 ijin dengan jumlah terinal sebanyak 5 unit. Jumlah kepemilikan

    Kir angkutan umum pada tahun 2010 sebanyak 566 dengan lama uji kir selama 30

    menit.

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    33/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-33

    Tabel 2.17.

    Capaian Pelayanan Perhubungan Kabupaten Lumajang Tahun 2006-2010

    INDIKATOR UTAMA

    REALISASI

    SATUAN 2006 2007 2008 2009 2010

    1 Jumlah Penumpang Angkutan Umum Orang 62.628 61.238 58.414 61.942 56.645

    2 Rasio Ijin Trayek Unit 43 43 43 43 43

    3 Jumlah Uji KIR Angkutan Umum Unit 537 624 596 585 566

    4 Jumlah Terminal Unit 5 5 5 5 5

    5 Jumlah Angkutan Darat Unit 615 555 565 570 570

    6Jumlah Kepemilikan KIR AngkutanUmum Unit 537 624 596 585 566

    7 Lama Pengujian Menit 30 30 30 30 30

    8 Biaya Pengujian

    *Uji Berkala, Mutasi/Numpang UjiMasuk/Keluar

    - Pendaftaran Nilai/Rp. 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000

    - Sejenis Station Nilai/Rp. 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000

    - Denda Nilai/Rp. 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000

    - Bus Truck dan Mobil Barang Nilai/Rp. 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000

    - Denda Nilai/Rp. 137.000 137.000 137.000 137.000 137.000

    - Tonton Nilai/Rp. 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

    - Denda Nilai/Rp. 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

    - Biaya STUK (Buku Uji) Nilai/Rp. 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000

    - Biaya Buku Uji Hilang Nilai/Rp. 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000

    - Biaya Plat Tanda Uji Nilai/Rp. 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000

    9

    Pemasangan Rambu Rambu Lalu

    Lintas Unit 100 100 100 100 128

    Sumber : Dinas Perhubungan Kab. Lumajang, 2011

    Terminal Menak Koncar merupakan terminal Type B di Kabupaten Lumajang

    yang didukung dengan empat terminal type C lainnya yaitu Terminal Klakah,

    Terminal Lumajang, Terminal Pasirian, Terminal Pronojiwo. Tercatat bahwa MPU

    yang masuk keluar terminal mengalami peningkatan dari 28.837 buah tahun 2010,

    menjadi 49.329 buah di tahun 2011. Begitu juga banyaknya angkutan kota. Pada

    tahun 2010 mencapai 28.717 buah mengalami peningkatan menjadi 37.626 buah di

    tahun 2011.

    Pada tahun 2010 telah melayani armada bus antar kota antar propinsi sebanyak

    54 kendaraan, antar kota dalam propinsi sebanyak 363 kendaraan, dan angkutan

    pedesaan sebanyak 57 kendaraan, serta melayani penumpang sebanyak 14.379 orang.

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    34/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-34

    4,33

    3,81

    3,17

    2,70 2,73

    -

    1,00

    2,00

    3,00

    4,00

    5,00

    2008 2009 2010 2011 2012

    Pada tahun 2011 pelaksanaan program dan kegiatan urusan perhubungan telah

    melayani armada bus antar kota dalam propinsi sebanyak 174.068 kendaraan, dan

    angkutan pedesaan sebanyak 91 kendaraan, serta melayani penumpang sebanyak

    453.784 orang. Pada tahun 2012 pelaksanaan program dan kegiatan urusanperhubungan telah melayani armada bus antar kota dalam propinsi sebanyak 338.062

    kendaraan, dan angkutan pedesaan sebanyak 1 kendaraan, serta melayani penumpang

    sebanyak 2.771.099 orang.

    2.3.1.6. Aspek Ketenagakerjaan

    Secara umum, penyelenggaraan urusan ini selama tahun 2008 2012 relatif

    berhasil dengan baik yang tampak dari indikator-indikator sebagaimana diuraikan

    berikut ini :

    a.

    Persentase Pencari Kerja yang ditempatkan

    Angka pengangguran terbuka merupakan indikator yang menggambarkan

    keberhasilan dalam mengendalikan pengangguran. Jumlah pengangguran terbuka

    tahun 2008 adalah 19.715 orang dan terserap sebanyak 1.115 orang atau 5,66 %

    sedangkan jumlah pengangguran terbuka tahun 2012 adalah 14.326orang dan terserap

    sebanyak 1.332orang atau 9,30 % .Selanjutnya untuk tingkat pengangguran terbuka dapat dilihat dari grafik

    berikut terlihat adanya angka pengangguran dan prosentase tingkat pengangguran

    terbuka naik di tahun 2011 sebesar 2,70 persen menjadi 2,73 persen, namun dapat

    dikategorikan wajar bila dibandingkan dengan kenaikan jumlah orang yang bekerja

    naik sebanyak 34,3 %, dapat disimpulkan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka dari

    Tahun 20082012 cenderung menurun.

    Grafik : 2.12

    Trend Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

    Sumber : LKPJ AMJ Kab. Lumajang Tahun 2008-2012

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    35/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-35

    510.684

    514.412

    491.369

    495.752

    520.497

    475.000

    480.000

    485.000

    490.000

    495.000500.000

    505.000

    510.000

    515.000

    520.000

    525.000

    2008 2009 2010 2011 2012

    Perluasan lapangan kerja dilaksanakan melalui program pelayanan

    penempatan pencari kerja terdaftar (AKAL, AKAD, dan AKAN) dengan dukungan

    peran sektor swasta dan masyarakat sebagaimana terlihat pada tabel berikut :

    Tabel 2.18.

    Penempatan Tenaga Kerja Tahun 20082012

    No. UraianTahun

    2008 2009 2010 2011 2012

    1 AKL 1.295 503 119 173 5.823

    2 AKAD 52 13 202 202 11

    3 AKAN 253 141 206 189 152

    JUMLAH 1.600 657 527 564 5.986

    Sumber : LKPJ AMJ Kab. Lumajang Tahun 2008-2012

    Grafik 2.13

    Jumlah Angkatan Kerja Tahun 20082012

    Sumber : LKPJ AMJ Kab. Lumajang Tahun 2008-2012

    b. Persentase kepatuhan perusahaan terhadap norma Jamsostek

    Perkembangan pencapaian indikator tingkat kepatuhan perusahaan terhadap

    peraturan salah satunya dapat dilihat dari keikutsertaan perusahaan dalam program

    JAMSOSTEK. Melalui program JAMSOSTEK diharapkan perlindungan terhadap

    tenaga kerja akan lebih terjamin, sehingga lebih meningkatkan semangat dan

    kinerjanya. Perkembangan jumlah perusahaan yang mengikuti program JAMSOSTEK

    setiap tahunnya semakin meningkat. Dari data yang ada masih kecil para buruh dan

    bekerja yang ikut Jamsostek. Dari data Kantor Jamsostek Jember, dari 21 Kecamatan,

    hanya ada 4 PKM yang ada data kepesertaan Jamsostek ada sekitar 1.092 yang

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    36/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-36

    terdaftar oleh Pelayanan Umum, 1.209 di Pelayanan Gigi dan 13 di Kategori Salin.

    Rendahnya angka kepesertaan Jamsostek ini, dikareakan masih rendahnya kesadaran

    pengusaha akan keselamatan para pekerjanya.

    c. Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja

    Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja juga terus dilakukan

    melalui perbaikan upah kerja dengan menaikan Upah Minimum Kabupaten (UMK),

    pada tahun 2008 sebesar Rp. 655.000,- mengalami kenaikan 54,50 persen menjadi Rp.

    1.011.950,- pada tahun 2012.

    Selanjutnya dalam rangka menangani permasalahan pengangguran dan

    menciptakan kesempatan kerja serta mendorong pertumbuhan usaha baru, maka ke

    depan perlu diupayakan untuk memberdayakan para sarjana untuk menjadi wirausaha

    yang tangguh dan mandiri serta berdaya saing. Untuk menjadi wirausaha yang

    tangguh, mandiri dan berdaya saing salah satu upaya pemerintah Kabupaten

    Lumajang yang perlu dilakukan dengan menciptakan usaha baru (wirausaha baru)

    yakni dalam bentuk program pertumbuhan wirausaha baru bagi sarjana melalui

    pelatihan/ pembinaan teknik kewirausahaan, pelatihan kewirausahaan, pengembangan

    pusat pustakan enterprenuer dan bantuan permodalan dengan bunga lunak yang

    ditujukan bagi wirausaha baru atau sarjana baru.

    2.3.1.7. Aspek Pariwisata dan Budaya

    Kabupaten Lumajang memiliki potensi wisata relatif cukup banyak. Obyek

    wisata yang ada di Kabupaten Lumajangdapat dikelompokkan menjadi enam yaitu:

    wisata alam, wisata sejarah dan ziarah, wisata bahari, wisata konservasi, wisata

    budaya, wisata minat khusus. Obyek pariwisata tersebut selain banyak dikunjungi

    oleh wisatawan domestik juga dikunjungi oleh wisatawan asing. Selanjutnya kawasan

    pengembangan masing-masing jenis wisata yang ada di Kabupaten Lumajang antara

    lain;

    Tabel 2.19.

    Daftar Kawasan Pariwisata di Kabupaten Lumajang

    No Nama ObyekJenis

    Wisata

    Lokasi

    Desa Kecamatan

    1.

    Pemandian Tirtosari Alam Desa Penanggal Kec. Candipuro

    2.

    Pemandian Tirtowono Alam Desa Jarit Kec. Candipuro

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    37/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-37

    No Nama ObyekJenis

    Wisata

    Lokasi

    Desa Kecamatan

    3. Puncak Gunung Sawur Alam Desa Penanggal Kec. Candipuro

    4.

    Hutan Bambu Alam Desa Sumbermujur Kec. Candipuro

    5.

    Candi Putri Budaya Desa Candipuro Kec. Candipuro6. Air Terjun Semingkir Alam Desa Gucialit Kec. Gucialit

    7. Air Terjun Goa Pawon Alam Desa Kertowono Kec. Gucialit

    8. Wisata Agro Kebun Teh Alam Desa Gucialit Kec. Gucialit

    9. Coban Pawon Alam Desa Kertowono Kec. Gucialit

    10.

    Wisata Agro Pabrik Gula Alam Desa Jatiroto Kec. Jatiroto

    11. Water Park Buatan Desa Wonorejo Kec. Kedungjajang

    12. Rowo Damungan Alam Desa Wonorejo Kec. Kedungjajang

    13. Ranu Klakah Alam Desa Tegalrandu Kec. Klakah

    14. Ranu Pakis Alam Desa Ranu Pakis Kec. Klakah

    15.

    Ranu Lading Alam Desa Sumber Weringin Kec. Klakah16. Puncak Gunung Lamongan Alam Desa Papringan Kec. Klakah

    17.Gunung Fuji /Padepokan Sinyoruri( Mbah Citro)

    Religi Desa Papringan Kec. Klakah

    18.

    Pantai Parupa Alam Desa Jatimulyo Kec. Kunir

    19. Taman Kota Alun-alun Buatan Pusat Kota Lumajang Kec. Lumajang

    20. Kolam Renang Veteran Buatan Jl. Veteran 98 Lumajang Kec. Lumajang

    21. Pemandian Surojoyo Buatan Desa Citrodiwangsan Kec. Lumajang

    22. Rowo Kancu Alam Desa Padang Kec. Padang

    23. Pemandian Telaga Semeru Alam Desa Sememu Kec. Pasirian

    24.

    Pantai Watu Pecak Alam Desa Selok awar-awar Kec. Pasirian

    25.

    Pantai Bambang Alam Desa Bago Kec. Pasirian

    26. Pantai Dampar Alam Desa Dampar Kec. Pasirian

    27. Pantai Ciut Alam Desa Dampar Kec. Pasirian

    28. Pantai Tlepuk Alam Desa Gondoruso Kec. Pasirian

    29. Panorama Gunung Tambuh Alam Desa Bago Kec. Pasirian

    30.

    Goa Bima Alam Desa Dampar Kec. Pasirian

    31. Goa Lowo Alam Desa Dampar Kec. Pasirian

    32. Goa Terowongan Alam Desa Dampar Kec. Pasirian

    33. P. Tirta Rahman Ade Putra Buatan Kec. Pasirian

    34. Pemandian Mina Sari Buatan Desa Sememu Kec. Pasirian

    35.

    Loji Tawon songo Alam Desa Tawon songo Kec. Pasrujambe

    36. Watu Klosot Religi Desa Pasrujambe Kec. Pasrujambe

    37.

    Arca Lembu Andiini Budaya Dsn Tesirejo - Kertosari Kec. Pasrujambe

    38. Agro Royal Family Buatan Pasrujambe Kec. Pasrujambe

    39. Piket Nol Alam Desa Sumberwuluh Kec. Pronojiwo

    40. Goa Tetes Alam Desa Sidomulyo Kec. Pronojiwo

    41. Ranu Glebeg Alam Desa Ranuworong Kec. Randuagung

    42. Candi Agung Budaya Desa Ledok Tempuro Kec. Randuagung

    43.

    Ranu Bedali Alam Desa Ranu Bedali Kec. Rannuyoso

    44.

    Pemandian Batu Kambang Buatan Desa Sidorejo Kec. Rowokangkug

    45.

    Ranu Pane Alam Desa Ranu Pane Kec. Senduro

    46. Ranu Kumbolo Alam Desa Ranu Pane Kec. Senduro

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    38/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-38

    No Nama ObyekJenis

    Wisata

    Lokasi

    Desa Kecamatan

    47. Ranu Regulo Alam Desa Ranu Pane Kec. Senduro

    48.

    Puncak Gunung Semeru Alam Desa Ranu Pane Kec. Senduro

    49.

    Puncak B-29 Argosari Alam Desa Argosari Kec. Senduro50. Air Terjun Manggis Alam Desa Kandangan Kec. Senduro

    51. Air Terjun Antrukan Alam Desa Sari Kemuning Kec. Senduro

    52. Pura Mandaragiri S. Agung Religi Desa Sendur Kec. Senduro

    53. Pura Rondo Kuning Religi Desa Ranu Pane Kec. Senduro

    54. Coban Sobyok Alam Desa Burno Kec. Senduro

    55.

    Makam Minak Koncar Religi Desa Kutoreneon Kec. Sukodono

    56. Situs Biting Budaya Desa Kutoreneon Kec. Sukodono

    57. P. A. Selokambang Alam Desa Petahunan Kec. Sumbersuko

    58. Rowo Sumo Alam Desa Tukum Kec. Tekung

    59.

    Pantai Translog Alam Desa Pandan Wangi Kec. Tempeh

    60.

    Pemandian Kayu Batu Buatan Desa Pulo Kec. Tempeh

    61.

    Pemandian Joyokarto Buatan Ds. Jokarto Kec. Tempeh

    62. Pemandian Umbulan Alam Desa Tegalrejo Kec. Tempursari

    63. Pantai Watu Gedheg Alam Desa Bulurejo Kec. Tempursari

    64. Pantai Watu Godheg Alam Desa Bulurejo Kec. Tempursari

    65.

    Pantai TPI Permai Alam Desa Bulurejo Kec. Tempursari

    66. Pantai Bantengan Alam Desa Bulurejo Kec. Tempursari

    67. Pantai Bulu Alam Desa Bulurejo Kec. Tempursari

    68. Pantai Wot Galih (maleman) Alam Desa Wot Galih Kec. Yosowilangun

    69.

    Pemandian Al - Kautsar Buatan Desa Kalipepe Kec. Yosowilangun

    70. Makam Mbah Drajid Religi Desa Wot Galih Kec. Yosowilangun

    Sumber : RTRW Kabupaten Lumajang Tahun 2012- 2032

    Dalam upaya meningkatkan pariwisata Kabupaten Lumajang maka aktivitas

    diarahkan pada pengembangan pemasaran, penataan wilayah, jalan dan jembatan,

    serta kualitas sumber daya manusia. Dengan demikian upaya yang dilakukan

    dimaksudkan untuk mengoptimalkan sumberdaya yang ada baik sumber daya alam

    maupun sumber daya manusia. Pemasaran untuk wisatawan domestik selama ini telah

    cukup besar, hal ini dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan domestik. Namun

    untuk wisatawan asing masih belum maksimal. Oleh sebab itu ke depan perlu adanya

    peningkatan pemasaran untuk pasar luar negeri. Sektor kepariwisataan perlu

    dikembangkan di daerah-daerah yang memiliki potensi wisata. Obyek-obyek yang

    sudah ada dipertahankan, serta perlu adanya perluasan untuk kawasan wisata alam.

    Sementara itu kawasan budaya/sejarah tetap dipertahankan sebagai bagian dari

    kekayaan budaya kabupaten Lumajang.

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    39/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-39

    2.3.1.8. Aspek TataGuna Lahan

    Dalam proses perencanaan suatu daerah, aspek tata guna tanah merupakan

    aspek penting untuk ditinjau sehingga dapat ditelaah jenis penggunaan lahan dan pola

    struktur ruang yang ada. Struktur penggunaan tanah secara umum di Kabupaten

    Lumajang adalah kawasan hutan dan penggunaan lainnya yang meliputi permukiman,

    lahan pertanian, perkebunan, perikanan dan perairan darat. Secara keseluruhan

    penggunaan lahan di Kabupaten Lumajang didominasi oleh tanah kawasan lindung

    dan pertanian.

    Secara umum penggunaan lahan di Kabupaten Lumajang meliputi kawasan hutan

    seluas 114.238,05 Ha (63,79%) yang meliputi kawasan hutan lindung, taman

    nasional, hutan produksi dan hutan rakyat dan penggunaan lainnya meliputipermukiman, lahan pertanian dan perkebunan, tambak serta sungai dan perikanan

    seluas 64.851,95 Ha (36,21%). Berikut rincian penggunaan lahan Kabupaten

    Lumajang :

    Tabel 2.20.

    Penggunaan Lahan Kabupaten Lumajang Tahun 2012

    Peruntukan Luas Ha)

    Kawasan Hutan Lindung 11.527,60

    Taman Nasional 23.539,45

    Kawasan Hutan Produksi 22.735,00

    Kawasan Hutan Rakyat 56.436,00

    Total Luasan Hutan : 114.238,05

    Penggunaan lain : 64.851,95

    - Permukiman 15.927,00

    - Lahan pertanian 35.993,00

    -

    Lahan Perkebunan 9.921,00

    - Perikanan (tambak,kolam,empang) 127,00

    -

    Sungai dan perairan 2.883,95Sumber : RTRW Kab. Lumajang

    Rencana Sistem Dan Fungsi Perwilayahan

    Penentuan struktur kegiatan tata ruang/hirarki kota-kota di Kabupaten

    Lumajang didasarkan pada jalur upaya pemantapan-pemantapan fungsi kota dalam

    kerangka strategi dan Dengan demikian struktur kegiatan tata ruang diarahkan pada

    tujuan keseimbangan pembangunan antar wilayah.

    Rencana pengembangan fungsi wilayah Kabupaten Lumajang adalah :

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    40/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-40

    a)

    Sebagai pusat pertumbuhan wilayah provinsi yang mendukung perkembangan

    sektor pertanian pangan dan hortikultura;

    b) Mengendalikan kawasan hutan lindung dengan tetap mempertahankan fungsi

    lindungnya;c) Mengendalikan konversi kawasan pertanian beririgasi teknis menjadi kawasan

    permukiman dan perkotaan;

    d)

    Mengembangkan pusat sentra agribis/hortikultura serta mengembangkan aksesnya

    menuju titik distribusi wilayah;

    e)

    Mengendalikan pertumbuhan kota secara ekspansif yang tidak terkendali (urban

    sprawl) dan pertumbuhan menerus (konurbasi) melalui pengembangan jalur hijau

    yang membatasi fisik kota;

    f) Meningkatkan aksesbilitas Kota Pasuruan Probolinggo (Pasuruan Malang,

    Pasuruan Gempol, Pasuruan Problinggo, Probolinggo Leces Lumajang,

    ProbolinggoSitubondo) dengan meningkatkan prasarana jalan;

    g) Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan utilitas kota (jalan, persampahan,

    air bersih, energi, telekomunikasi, drainase) sesuai standar nasional.

    Sistem Perkotaan

    Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan

    pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,

    pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan

    ekonomi.

    Arahan pengembangan sistem pusat perkotaan meliputi arahan terhadap fungsi

    pusat kegiatan dan arahan terhadap penataan struktur ruang pusat-pusat perkotaan.

    Perkotaan merupakan pusat dari distribusi barang dan jasa dari hasil-hasil produksi di

    kawasan perdesaan, serta pusat pelayanan bagi penduduk perkotaan dan wilayah

    pengaruhnya.

    Penataan kawasan perkotaan dilakukan sesuai dengan fungsi dan peran

    masing-masing yakni sebagai pusat kegiatan ekonomi wilayah, pusat pengolahan dan

    distribusi hasil pertanian, perdagangan dan jasa, pemerintahan, pendidikan, kesehatan

    serta transportasi dan sebagainya.Penetapan pusat kegiatan perkotaan di Kabupaten

    Lumajang ditentukan juga oleh analisis indeks sentralitas untuk menentukan pusat

  • 7/23/2019 3. Bab-2 (Kondisi Daerah Lumajang).pdf

    41/80

    RPJMD Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019____________________________________________________

    II-41

    kegiatan dan wilay