RTRW lumajang

32
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPA TEN LUMAJANG TAHUN 2008 – 2028 Dalam Un dang -undang No. 32 Tahun 20 04 tent an g Pemeri nt ahan Daerah, disebutkan bahwa pemerintah daerah mempunyai kewenangan yan g lebih besar dalam pel aksanaan pemb angu nan dan peng elolaan sumb er day a yang tersedia di wil ayah nya de ngan tetap memelihara dan menj ag a keseimba ngan ekosistem da n kelestarian lingkungan sesuai dengan peraturan yang berlaku, termasuk mengenai penataan ruang. Wewenang pemerintah daerah dalam penataan ruang adalah menyelenggarakan penataan ruang daerah yang mencakup unsur perencanaan, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Sedangkan wewenang Pemerintah Pusat adalah dalam hal pengaturan pen ataan ruang dan berp eran memfasili tasi serta melakukan bentuk peng awa san dan pengendalian tata ruang dalam skala nasional. Seba gai upay a dala m men terpa duka n prog ram pemb angu nan dan peng elol aan sumberdaya alam sehingga tercipta suatu pembangunan yang berkelanjutan, pemerintah daera h mempun yai kew aji ban untuk men yu sun sua tu ren cana tata ruang yang dap at menjadi acuan dalam pembangunan wilayah. Produk rencana tata ruang tersebut harus dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembangunan daerah dan telah menjadi hasil kesepakatan semua stakeholders  di daerah. Dalam UU Penataan Ruang yang baru, UU no. 26 tahun 2007 disebutkan bahwa semua peraturan daerah kabupaten tentang rencana tata ruang wilayah kabupaten disusun untuk jangka waktu 20 tahun dan ditinjau kembali satu kali dalam 5 tahun. Pada tahun 2006 tel ah dis usun Rev isi / Eva lua si RTRW Kab upa ten Lumaj ang tah un 200 7-2 017, namun karena pen yesa ian dengan Undang-undang Tata ruang Nomor 26 Tahun 2007 dimana dalam setiap produk tata ruang wilayah jangka waktunya adalah 20 tahun maka dilakukan peny esuaian deng an unda ng-u ndan g tersebut dan disu sun kembali RTRW Kabu paten Lumajang tahun 2008 – 2028.

description

contoh RTRW

Transcript of RTRW lumajang

  • RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2008 2028

    Dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

    disebutkan bahwa pemerintah daerah mempunyai kewenangan yang lebih besar dalam

    pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan sumber daya yang tersedia di wilayahnya

    dengan tetap memelihara dan menjaga keseimbangan ekosistem dan kelestarian

    lingkungan sesuai dengan peraturan yang berlaku, termasuk mengenai penataan ruang.

    Wewenang pemerintah daerah dalam penataan ruang adalah menyelenggarakan penataan

    ruang daerah yang mencakup unsur perencanaan, pemanfaatan ruang dan pengendalian

    pemanfaatan ruang. Sedangkan wewenang Pemerintah Pusat adalah dalam hal pengaturan

    penataan ruang dan berperan memfasilitasi serta melakukan bentuk pengawasan dan

    pengendalian tata ruang dalam skala nasional.

    Sebagai upaya dalam menterpadukan program pembangunan dan pengelolaan

    sumberdaya alam sehingga tercipta suatu pembangunan yang berkelanjutan, pemerintah

    daerah mempunyai kewajiban untuk menyusun suatu rencana tata ruang yang dapat

    menjadi acuan dalam pembangunan wilayah. Produk rencana tata ruang tersebut harus

    dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembangunan daerah dan telah menjadi hasil

    kesepakatan semua stakeholders di daerah.

    Dalam UU Penataan Ruang yang baru, UU no. 26 tahun 2007 disebutkan bahwa

    semua peraturan daerah kabupaten tentang rencana tata ruang wilayah kabupaten disusun

    untuk jangka waktu 20 tahun dan ditinjau kembali satu kali dalam 5 tahun. Pada tahun 2006

    telah disusun Revisi/ Evaluasi RTRW Kabupaten Lumajang tahun 2007-2017, namun

    karena penyesaian dengan Undang-undang Tata ruang Nomor 26 Tahun 2007 dimana

    dalam setiap produk tata ruang wilayah jangka waktunya adalah 20 tahun maka dilakukan

    penyesuaian dengan undang-undang tersebut dan disusun kembali RTRW Kabupaten

    Lumajang tahun 2008 2028.

  • PENETAPAN KAWASAN PERKOTAAN DAN PERDESAANPenetapan kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan di Kabupaten Lumajang mengacu

    berdasarkan Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Berdasarkan

    undang-undang tersebut dijelaskan sebagai berikut :

    Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiata utama pertanian, termasuk

    pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat

    permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan

    ekonomi.

    Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian

    dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan

    distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

    Wilayah SSWP Yosowilangun yang terdiri dari lima wilayah pelayanan, dengan

    pertimbangan perkembangan fasilitas pelayanan dan kependudukan, kemudahan jarak

    pencapaian lokasi dan untuk lebih memudahkan sinergi pengembangan wilayah selatan

    Kabupaten Lumajang, akan dipecah ke dalam dua wilayah SSWP baru, yaitu SSWP Jatiroto

    dengan wilayah pelayanan Kecamatan Tekung, Rowokangkung dan SSWP Yosowilangun,

    dengan pusat SSWP pada Kecamatan Yosowilangun yang memiliki nilai indeks

    perkembangan fasilitas pelayanan dan kependudukan lebih tinggi untuk mempercepat

    kegiatan pembangunan. Wilayah Tempeh yang sebelumnya merupakan wilayah pelayanan

    dari SSWP Lumajang, dengan pertimbangan kemudahan jarak pencapaian lokasi dan untuk

    lebih memudahkan sinergi pengembangan wilayah selatan Kabupaten Lumajang, maka

    Wilayah Tempeh akan dikembangkan sebagai bagian dari wilayah pelayanan SSWP

    Pasirian.

    Untuk wilayah SSWP Pasirian dengan nilai indeks tertinggi di Kabupaten Lumajang setelah

    Kecamatan Lumajang sebagai pusat Kabupaten Lumajang merupakan arahan

    pembangunan pusat perkotaan untuk mengantisipasi perkembangan pusat kota yang telah

    ada saat ini pada wilayah SSWP Lumajang dengan pusat pelayanan pada Kecamatan

    Lumajang dan Kecamatan Sukodono. Sedangkan untuk wilayah kecamatan yang lain

    dengan indeks kependudukan dan fasilitas yang lebih rendah digolongkan ke dalam sistem

    kawasan perdesaan.

    SISTEM PERDESAAN DAN PERKOTAANA. Sistem PerdesaanSistem pusat permukiman pedesaan membentuk pusat pelayanan desa secara berhirarki

    sebagai berikut:

    1. Pusat pelayanan antar desa.

    2. Pusat pelayanan setiap desa.

  • 3. Pusat pelayanan pada setiap dusun atau kelompok permukiman.

    Pengembangan pusat permukiman perdesaan dilakukan melalui pusat pertumbuhan di

    perdesaan dalam bentuk Desa Pusat Pertumbuhan (DPP), pembentukan pusat desa dan

    pembentukan pusat permukiman perdusunan.

    Kawasan perdesaan sebagai kawasan permukiman diarahkan memiliki dan dilengkapi

    dengan pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Selanjutnya

    untuk mendorong pengembangan perdesaan dilakukan pembentukan kawasan agropolitan

    melalui keterkaitan kawasan perkotaan perdesaan.

    Rencana Struktur Ruang Perdesaan

    B. Sistem Perkotaan

    Status Kabupaten Lumajang sesuai dengan yang tercamntum pada RTRW Propinsi

    Jawa Timur memiliki orde kota III, oleh karena itu pengembangan orde kawasan

    perkotaan Kabupaten Lumajang diarahkan pada orde III sampai dengan orde V.

    Orde kota-perkotaan di Kabupaten Lumajang ditetapkan sebagai berikut :

    1. Orde IIIB : Kawasan Perkotaan Lumajang

    2. Orde IV A : Kawasan Perkotaan Pasirian, Tempeh, Randuagung,

    Yosowilangun, Candipuro, Klakah

    3. Orde IV B : Kawasan Perkotaan Kedungjajang, Sukodono, Senduro

    4. Orde V A : Kawasan Perkotaan Ranuyoso, Padang, Kunir, Pronojiwo.

    5. Orde V B : Kawasan Perkotaan Sumbersuko, Tekung, Rowokangkung,

    Pasrujambe, Gucialit, Tempursari.

    Keterangan : Pusat SSWP Kota Kecamatan Desa Pusat Pertumbuhan Pusat Desa

    1 : Pusat SSWP2 : Kota Kecamatan3 : Desa Pusat Pertumbuhan4 : Pusat Pelayanan Desa

  • Hirarki kawasan perkotaan di Kabupaten Lumajang berdasarkan tipe kota diklasifikasikan

    sebagai berikut :

    1. Kecamatan Lumajang, dengan jumlah penduduk tahun 2008 sebesar 81.084 jiwa

    termasuk dalam kategori kawasan perkotaan kecil

    2. Kecamatan Pasirian, dengan jumlah penduduk tahun 2008 sebesar 86.872 jiwa

    termasuk juga ke dalam kategori kawasan perkotaan kecil

    SISTEM DAN FUNGSI PERWILAYAHANPenentuan struktur kegiatan tata ruang/hirarki kota-kota di Kabupaten Lumajang didasarkan

    pada jalur upaya pemantapan-pemantapan fungsi kota dalam kerangka strategi dan

    kebijaksanaan pengembangan peta struktur tata ruang wilayah Kabupaten Lumajang.

    Hierarki Wilayah Kecamatan Fungsi dan Peranan Hirarki Kegiatan

    Orde IIIB Lumajang Sebagai pusat utama sistem pelayanan berskala regional skala Kabupaten Lumajang / K1 (perdagangan dan jasa, perkantoran, pendidikan, kesehatan)

    Orde IVA Pasirian Sebagai sub pusat utama sistem pelayanan berskala lokal (perdagangan dan jasa, pendidikan, kesehatan), memiliki daerah pelayanan beberapa wilayah kecamatan di sekitarnya / K2

    TempehRanduagungYosowilangunCandipuroKlakah

    Orde IVB Kedungjajang Sebagai sub sub pusat sistem pelayanan berskala lokal (perdagangan dan jasa, pendidikan), memiliki daerah pelayanan beberapa wilayah kecamatan di sekitarnya / K2

    SukodonoSenduro

    Orde VA Ranuyoso Memiliki sistem pelayanan berskala lokal yang meliputi beberapa sarana pendukung kegiatan masyarakat setempat (perdagangan dan jasa, pendidikan dasar dan menengah, serta kesehatan)

    Memiliki daerah pelayanan hanya satu kecamatan itu sendiri / K3

    PadangKunirPronojiwo

    Orde VB Sumbersuko Memiliki sistem pelayanan berskala lokal yang meliputi beberapa sarana pendukung kegiatan masyarakat setempat (perdagangan dan jasa, pendidikan dasar dan menengah, serta kesehatan)

    Memiliki daerah pelayanan hanya satu kecamatan itu sendiri / K3

    TekungRowokangkungPasrujambeGucialitTempursari

    Rencana sistem pusat pelayanan di Kabupaten Lumajang yaitu :

    A. SSWP Klakah dengan pusat pengembangan di Kecamatan Klakah dan wilayah

    pelayanan meliputi wilayah Kecamatan Klakah, Ranuyoso, Randuagung dan

    Kedungjajang. Sektor unggulan yang akan dikembangkan adalah industri, perdagangan,

    pertanian, kehutanan, perkebunan dan pariwisata ;

    B. SSWP Lumajang dengan pusat pengembangan di Kecamatan dan wilayah pelayanan

    meliputi wilayah Kecamatan Lumajang, Sukodono, Sumbersuko dan Padang. Sektor

  • unggulan yang akan dikembangkan adalah pertanian tanaman pangan, perdagangan,

    industri, permukiman, perhubungan dan pariwisata ;

    C. SSWP Yosowilangun dengan pusat pengembangan di Kecamatan Yosowilangun dan

    wilayah pelayanan meliputi wilayah Kecamatan Kunir dan Yosowilangun. Sektor

    unggulan yang akan dikembangkan adalah perdagangan, pertanian tanaman pangan,

    perikanan, pertambangan, perkebunan dan pariwisata ;

    D. SSWP Jatiroto dengan pusat pengembangan di Kecamatan Jatiroto dan wilayah

    pelayanan meliputi wilayah Kecamatan Jatiroto, Tekung dan Rowokangkung. Sektor

    unggulan yang akan dikembangkan adalah pertanian tanaman pangan dan pedagangan.

    E. SSWP Senduro dengan pusat pengembangan di Kecamatan Senduro dan wilayah

    pelayanan meliputi wilayah Kecamatan Senduro, Pasrujambe dan Gucialit. Sektor

    unggulan yang akan dikembangkan adalah pariwisata, pertanian, perkebunan,

    kehutanan, peternakan dan industri agribisnis kawasan agropolitan dan industri kayu

    olahan;

    F. SSWP Pasirian dengan pusat pengembangan di Kecamatan Pasirian dan wilayah

    pelayanan meliputi wilayah Kecamatan Pasirian, Tempeh dan Candipuro. Sektor

    unggulan yang akan dikembangkan adalah pertanian tanaman pangan, kehutanan,

    perkebunan, pariwisata, industri kecil (gula kelapa dan perak), pertambangan dan

    perikanan ;

    G. SSWP Pronojiwo dengan pusat pengembangan di kecamatan Pronojiwo dan wilayah

    pelayanan meliputi wilayah Kecamatan Pronojiwo dan Tempursari. Sektor unggulan

    yang akan dikembangkan adalah pertanian tanaman pangan, kehutanan, perkebunan,

    pariwisata dan perikanan.

    SISTEM PRASARANA WILAYAHSistem jaringan prasarana wilayah kabupaten dikembangkan untuk mengintegrasikan

    wilayah kabupaten selain untuk melayani kegiatan skala kabupaten yang meliputi sistem

    jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi,

    dan sistem jaringan sumber daya air, termasuk seluruh daerah hulu bendungan atau waduk

    dari daerah aliran sungai.

    Sistem Jaringan Jalan Upaya pengembangan jalan-jalan sirip, Kecamatan Tempursari-Kecamatan Pronojiwo,

    jalan sirip Kecamatan Yosowilangun - Kecamatan Rowokangkung, dan jalan sirip

    Kecamatan Candipuro - Kecamatan Pasirian

    Rencana penyesuaian pemanfaatan jalan berdasarkan klasifikasi fungsi jalan, berupa

    penyesuaian jalan kolektor primer yang menghubungkan Kecamatan Klakah-

  • Kecamatan Randuagung, Kecamatan Lumajang-Kecamatan Tekung - Kecamatan

    Rowokangkung, Kecamatan Lumajang - Kecamatan Tempeh - Kecamatan Candipuro -

    Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Lumajang - Kecamatan Tempeh - Kecamatan

    Pasirian.

    Peningkatan kualitas jalan dan pendukung prasarana jalan yang meliputi kegiatan

    peningkatan daya dukung perkerasan, pengaspalan perkerasan jalan, ataupun

    pelapisan ulang perkerasan jalan.

    Pengembangan jalur lingkar timur Kabupaten Lumajang yang melalui jalur Jogotrunan

    Kedungjajang dan Sukodono Kedungjajang.

    Pengembangan jalan bypass timur Kabupaten Lumajang yang melewati Kecamatan

    Lumajang (Kelurahan Jogotrunan - Kepuharjo), Kecamatan Sukodono (Desa Boreng

    Sumberjo Selok godang - Bondoyudo) dan Kecamatan Kedungjajang (Desa

    Wonorejo).

    Pengembangan jalan Bypass barat Kabupaten Lumajang, yang melewati Kecamatan

    Sukodono (Desa Kutorenon) dan Kecamatan Kedungjajang (Desa Pandansari)

    Rencana pengembangan jalan baru yaitu dengan rute Senduro Gucialit Klakah.

    Rencana Pengembangan Jalan arteri primer Probolinggo Lumajang

    Rencana pengembangan jalur lintas selatan sebagai bagian dari jalan propinsi yaitu

    Pronojiwo Jarid Bagu Wot Galih serta jalan sirip lintas selatan Pronojiwo

    Tempursari Bagu Tempeh Pandanwangi.

  • Angkutan Umum Angkutan umum harus dapat melayani jalur-jalur utama dan juga dapat mencapai

    berbagai lokasi utama terutama lokasi-lokasi yang terdapat di jalan arteri.

    Jalur angkutan umum harus dapat melayani kebutuhan penduduk dari lokasi-lokasi

    permukiman ke tempat kerja, tempat perbelanjaan, sekolah, rekreasi dan lain-lain.

    Adanya angkutan umum yang melayani antar kecamatan di Kabupaten Lumajang atau

    antar pusat pelayanan yang ada di Kabupaten Lumajang serta pengaturan jadwal

    pemberangkatan angkutan umum.

    Perlu direncanakan pula adanya keterpaduan rute angkutan umum antar moda

    perjalanan yaitu adanya keterpaduan rute angkutan umum yang mampu mempermudah

    penumpang yang akan berpindah moda perjalanan.

    Perlu disediakan halte pemberhentian sehingga pola angkutan umum dapat lebih

    teratur.

    Pangkalan kendaraan umum di setiap kota kecamatan, fungsi pangkalan umum ini

    seperti halte bus tetapi untuk jenis kendaraan umum yang lebih kecil.

    Halte bus yang bertujuan untuk menampung bus dengan rute yang melalui Kabupaten

    Lumajang. Adapun lokasi halte bus yang direncanakan adalah sepanjang jalan arteri

    dan kolektor pada kecamatan yang dilalui.

    Transportasi Kereta Api Pada sepanjang jalan kereta api perlu penertiban garis sempadan untuk keamanan

    perjalanan kereta api dan masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar rel kereta api.

    Keberadaan stasiun kereta api di kabupaten Lumajang dipertahankan kondisinya.

    Jaringan rel kereta api membelah wilayah utara bagian timur, melalui kecamatan

    Klakah, Randuagung dan Jatiroto.

    Konservasi rel mati pada ruas-ruas yang potensial, yang meliputi jalur Klakah

    Lumajang Pasirian; dan jalur Lumajang Yosowilangun.

    Prasarana Telematika Pelayanan jaringan telepon diutamakan pada kawasan-kawasan komersial, industri dan

    fasilitas pelayanan umum serta kawasan permukiman. Sedangkan untuk telepon umum

    akan direncanakan pada lokasi-lokasi yang strategis seperti di pusat perdagangan,

    perkantoran, pendidikan maupun di pusat pelayanan kesehatan dan pusat kegiatan

    masyarakat lainnya.

    Sedangkan pada kawasan-kawasan yang lokasinya cukup strategis maka diarahkan

    pengembangan wartel (untuk telepon intelokal, internasional dan telegram).

    Pengembangan jaringan telepon dengan teknologi wireless phone.

    Kawasan yang tidak terjangkau oleh jaringan telepon dikembangkan untuk jaringan

  • telepon selular.

    Pengembangan STO di setiap SSWP di Kabupaten Lumajang.

    Rencana penggunaan Menara BTS Bersama yang sesuai dengan standar baku.

    Sistem Prasarana Sumber Daya Air Pembuatan jaringan baru khususnya di kawasan permukiman, rehabilitasi jaringan air

    bersih yang telah ada serta peningkatan produksi dan pengendalian tingkat kebocoran.

    Untuk wilayah yang tidak dapat dijangkau oleh pelayanan air bersih PDAM dilakukan

    dengan meningkatkan pelayanan dan menambah jaringan air bersih melalui jaringan air

    bersih berbasis masyarakat.

    Upaya konservasi sumber air untuk mempertahankan ketersediaan sumber air

    dilakukan melalui.

    Sistem Jaringan Prasarana Energi Rencana pengembangan jaringan listrik di wilayah pedesaan di lereng Gunung Semeru

    dan kawasan selatan Kabupaten Lumajang.

    Gardu induk tetap menggunakan gardu induk yang ada yaitu gardu induk Klakah,

    Lumajang dan Tempeh. Kawasan di sekitar gardu induk diberi pagar sehingga tidak

    digunakan untuk perumahan maupun pembangunan bangunan lainnya dan juga tanda

    bahaya.

    Untuk jaringan udara tegangan tinggi yang melintas di bagian timur dan barat

    Kabupaten Lumajang, guna menjaga keselamatan dan keamanan maka dalam radius

    25 meter sekitar SUTT ini merupakan kawasan bebas bangunan. Namun pada kondisi

    tertentu bila sekitar jalur SUTT ini akan digunakan sebagai kawasan terbangun maka

    diarahkan agar kanan dan kiri jalur SUTT digunakan untuk jalan sejajar sehingga tidak

    langsung berhubungan dengan kawasan terbangun.

    Perencanaan dan pelaksanaan prasarana listrik memperhatikan ketentuan-ketentuan

    yang berlaku.

    Arahan pengembangan energi baru dan terbarukan sebagai energi alternatif meliputi :

    Energi mikrohidro di wilayah Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Candipuro,

    Kecamatan Gucialit, Kecamatan Senduro, Kecamatan Pasrujambe, Kecamatan

    Tempursari dan Kecamatan Pasirian.

    Energi surya di wilayah perdesaan dan terpencil.

  • Sistem Prasarana Lingkungan Peningkatan kualitas pelayanan petugas kebersihan di kawasan perkotaan, dan

    penambahan sarana tempat sampah komunal

    Mengalokasikan tempat pembuangan akhir dengan batas tertentu dari permukiman dan

    memenuhi ketentuan daya dukung lingkungan.

    Pengembangan konsep 4R (reuse, reduce, recycle dan replace) untuk mengurangi

    volume sampah pada masing-masing TPS.

    Setiap rumah diwajibkan mempunyai septic tank, sedangkan untuk kawasan

    permukiman yang padat mempergunakan sistem septic tank komunal.

    Penanganan air limbah untuk kawasan ekonomi, sistim yang dipakai adalah gabungan

    antara sistem indiviual dan cara kolektif.

    Instalasi pengolahan air limbah yang harus ada pada kawasan industri, terdiri dari

    pengolahan secara kimia dan biologis (disarankan memakai proses lumpur aktif).

    PENGEMBANGAN FASILITAS UMUM KAWASAN PERKOTAANYang termasuk di dalam hierarkhi sarana dan prasarana yaitu sarana dan prasarana yang

    menjadi fasilitas penunjang permukiman seperti fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan,

    fasilitas pendidikan, dan perniagaan berdasarkan tingkatan pelayanan (skala pelayanan).

    Fasilitas Pendidikan Rencana yang akan dilakukan untuk sarana pendidikan ini dengan melakukan

    penambahan TK di Kecamatan Pronojiwo, Sumbersuko dan Ranuyoso.

    Perbaikan pada fisik bangunan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan

    Sekolah Menengah Umum khususnya sekolah-sekolah yang berada di daerah

    perdesaan di setiap kecamatan agar kegiatan belajar dan mengajarnya berjalan dengan

    baik.

    Fasilitas Peribadatan Berdasarkan hasil perhitungan, sarana peribadatan untuk umat agama Islam sudah

    tercukupi. Untuk kebutuhan sarana peribadatan lainnya jumlahnya disesuaikan dengan

    kebutuhan pemeluk agama tersebut, dimana jumlah pemeluk agama terus bertambah

    hingga akhir tahun rencana.

    Fasilitas Kesehatan Penambahan fasilitas pondok bersalin, apotek, dan sarana penunjang kesehatan

    seperti dokter, bidan, perawat yang didistribusikan secara merata di setiap kecamatan.

    Fasilitas Perekonomian Kegiatan perdagangan dan jasa masih akan dipusatkan di SSWP Lumajang, khususnya

  • Kecamatan Lumajang dan Sukodono sesuai dengan kondisi saat ini dengan skala

    pelayanan kota dan wilayah.

    Pusat perdagangan dan jasa baru dikembangkan di sub pusat-sub pusat baru sesuai

    dengan rencana struktur tata ruang yang telah disusun.

    Fasilitas Perumahan Persiapan rencana distribusi penduduk dan pengembangan perumahan dengan cara

    peningkatan sarana dan prasarana di SSWP Senduro, SSWP Klakah dan kawasan

    selatan Kabupaten Lumajang .

    Untuk menurunkan tingkat kepadatan SSWP Lumajang, danbeberapa kecamatan yang

    padat, untuk 20 tahun mendatang kepadatan penduduk diarahkan pada SSWP Senduro

    dan Klakah serta beberapa bagian di SSWP Jatiroto.

    Pemerataan perkembangan infrastruktur penduduk dan infrastruktur penunjang

    permukiman yang terencana.

    Pemantauan perkembangan pembangunan perumahan tiap tahun.

    Penyusunan data informasi perumahan yang akurat melalui suatu sistem informasi.

  • PENATAAN POLA RUANGPenataan pola ruang Kabupaten Lumajang ini meliputi rencana pelestarian kawasan

    lindung, dan pengembangan kawasan budidaya.

    1. Rencana Pelestarian Kawasan LindungKawasan lindung di Kabupaten Lumajang meliputi kawasan suaka alam, kawasan

    pelestarian alam, kawasan perlindungan bawahan, kawasan perlindungan setempat, dan

    kawasan bencana alam.

    Kawasan Suaka Alam (Cagar Alam) Kawasan Cagar Alam yang perlu dilestarikan di Kabupaten Lumajang berada di wilayah

    Kecamatan Pasrujambe dan Senduro, yang meliputi wilayah Desa Pasrujambe,

    Jambekumbu, Burno, Kandangtepus, Argosari, Gucialit, dan Desa Ranupane.

    Kawasan Pelestarian Alam Kawasan pelestarian alam di Kabupaten Lumajang pada umumnya berada pada

    wilayah selatan, barat dan utara yang berupa kawasan hutan lindung dan kawasan

    danau maupun pada wilayah yang mempunyai lahan kritis.

    Rencana pola ruang kawasan pelestarian alam antara lain meliputi kawasan taman

    nasional, taman hutan raya, taman wisata alam, dan kawasan cagar budaya. Untuk

    wilayah Taman Nasional yang ada di Kabupaten Lumajang adalah Taman Nasional

    Bromo Tengger Semeru, yang mempunyai luas 23.539,45 Ha, yang dibagi berdasarkan

    zonasi, yaitu zona inti 11.605,84 Ha, zona rimba 11.299,26 Ha, zona pemanfaatan

    intensif 150,00 Ha, dan zona pemanfaatan tradisional 484,35 Ha.

    Kawasan Perlindungan Bawahan Kawasan lindung mutlak berupa hutan dengan fungsi utamanya menjaga kehidupan

    sekitarnya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta memelihara

    kesuburan tanah, yang pemanfaatannya mutlak hanya untuk kelestarian fungsi yang

    dimaksud, meliputi Kecamatan Pronojiwo, Candipuro, Pasrujambe dan Senduro.

    Kawasan lindung terbatas berupa hutan dengan fungsi utamanya menjaga kehidupan

    sekitarnya sebagai pengatur tata air, pengalih banjir dan erosi serta memelihara

    kesuburan tanah, yang pemanfaatannya masih dimungkinkan untuk usaha budidaya

    secara terbatas, sejauh masih tetap terjamin terpeliharanya fungsi lindung yang ada,

    meliputi kecamatan Pronojiwo (Sidomulyo), Pasrujambe (Desa Pasrujambe,

    Jambekumbu), Gucialit (Desa Gucialit), Klakah (Desa Alun-alun, Sumberpetung,

    Papringan, Salak), Kedungjajang (Desa Sawaran Lor), Pasirian, Ranuyoso, Senduro

    (Desa Ranupane dan Argosari) dan Tempursari (Desa Tempursari, Tempurejo,

    Jugosari, Bades, Gonoruso, Sumberurip).

  • Kawasan Perlindungan Setempat Kawasan perlindungan setempat terdiri kawasan sempadan sungai, sempadan pantai,

    sempadan danau dan kawasan di sekitar mata air. Kawasan lindung setempat di

    Kabupaten Lumajang meliputi wilayah kecamatan Gucialit, Klakah (Desa Tegalrandu

    dan Klakah), Ranuyos (Desa Ranuyoso dan Ranu Bedali),Pasrujambe, Candipuro,

    Tempeh, Pasirian dan Senduro.

    Kawasan sempadan sungai di Kabupaten Lumajang terdapat di sepanjang sungai yang

    mengalir di wilayah Kabupaten Lumajang. Kebijaksanaan pemanfaatan ruang

    diutamakan bagi perlindungan kawasan sempadan sungai meliputi:

    a. Pencegahan dilakukan kegiatan budidaya di sepanjang sungai yang dapat

    mengganggu atau merusak kualitas air, kondisi fisik dan dasar sungai serta

    alirannya.

    b. Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar sungai.

    c. Pengamanan daerah aliran sungai.

    Kawasan Sempadan Pantai di wilayah Kabupaten Lumajang terletak di sepanjang garis

    pantai, yang terdapat di wilayah Kabupaten Lumajang di wilayah selatan, memanjang

    dari bagian timur ke barat. Pengendalian kawasan sepanjang pantai tersebut dengan

    kriteria garis sempadan pantai seluas 3500 meter dari pasang tertinggi. Kebijaksanaan

    kawasan sepanjang pantai ini terutama adalah perlindungan terhadap sempadan pantai

    dengan budidaya, pengendalian khususnya tambak, dan pengembalian fungsi lindung

    pantai yang mengalami kerusakan.

    Kawasan Sempadan Danau terutama ditujukan bagi perlindungan kawasan danau

    meliputi pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya di sekitar danau yang dapat

    mengganggu fungsi danau, pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar danau, dan

    pengamanan daerah hulu.

    Kawasan sekitar mata air terutama ditujukan bagi perlindungan kawasan sekitar mata

    air meliputi:

    a. Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya di sekitar mata air yang dapat

    mengganggu fungsi mata air dan penyediaan air baku

    b. Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar mata air

    Kawasan Bencana Alam Kawasan Rawan Letusan Gunung Api, ditetapkan dengan kriteria kawasan yang berada

    di sekitar gunung yang pernah meletus dan masih menunjukkan gejala aktifitas

    vulkanis, sering terlanda lava, awan panas dan jatuhan proklastis serta lahar yaitu

    Kecamatan Pronojiwo (Desa Sidomulyo), Tempursari, Senduro (Desa Ranupane,

    Argosari), Yosowilangun, Pasrujambe (Desa Pasrujambe).

  • Kawasan Rawan Gempa Bumi; Daerah yang yang diidentifikasikan sebagai pusat

    gempa dan yang pernah mengalami kegempaan dengan itensitas lebih dari 4 skala

    richter, berada pada daerah sesar atau patahan yaitu di kawasan sekitar patahan. Yaitu

    di sekitar sungai Bondoyudho, di kawasan selatan Kabupaten Lumajang di Kecamatan

    Tempursari (Desa Tempurrejo, Bulurejo, Tegalrejo, Purorejo, Pundunsari, Kaliuring,

    Tamanayu), Pasirian (Desa Bago, Bades, Selokawarawar, Selokanyar), Tempeh, Kunir,

    Yosowilangun (Desa Wotgalih, Pandanwangi, Jatimulya, Pandan arum ) dan

    Rowokangkung.

    Kawasan Rawan tsunami; kawasan yang terletak di kawasan selatan Kabupaten

    Lumajang, yang langsung berbatasan langsung dengan pantai selatan yang berpotensi

    untuk mengalami gempa dengan skala besar >>VI MMI. Yaitu Kecamatan Tempursari

    di desa Bulurejo dan desa Tegalrejo, Kecamatan Pasirian di Desa Bagu, Mutier, dan

    Pasirian, Kecamatan Tempeh, Kecamatan Kunir, dan Kecamatan Yosowilangun di desa

    Wotgalih dan Tunjungrejo.

    Kawasan Rawan Gerakan Tanah; kawasan yang rawan gerakan tanah adalah daerah

    yang memiiki kemiringan >50% dengan kandungan air tanah sedang-tinggi dan sifat

    tanah lunak atau gembur. Yaitu di sekitar Sungai Besuk Semut dan Sungai Besuk

    Tunggal di Kecamatan Pronojiwo, Tempursari, Candipuro, Pasirian, Pasrujambe dan

    Senduro.

    Kawasan Rawan Banjir; kawasan rawan banjir di Kabupaten Lumajang dibagi menjadi:

    Banjir pengaruh Gunung Semeru, yaitu kawasan disekitar aliran Sungai Glidik dan

    Rejali, serta Sungai Mujur akibat aliran lava yang mengakibatkan pendangkalan

    sungai, meliputi Kecamatan Pronojiwo (Desa Supiturang), Kecamatan Candipuro

    (Desa Jugosari), Kecamatan Tempursari, Kecamatan Pasirian.

    Kawasan rawan banjir pengaruh topografi disebabkan curah hujan yang tinggi dan

    tidak adanya penahan air yaitu di Kecamatan Pasrujambe (Desa Kertosari),

    Kecamatan Padang (Desa Mbarat dan Kedawung), Kecamatan Ranuyoso (Desa

    Ranubedali dan Desa alun-alun), Kecamatan Senduri dan Kecamatan Klakah.

    Kawasan rawan banjir akibat luapan atau genangan yang disebabkan meningkatnya

    debit sungai dan ketidakmampuan sungai menampung air. Terdapat di Kecamatan

    Rowokangkung di Desa Rowokangkung dan Sidorejo (akibat luapan sungai

    Bondoyudho), Kecamatan Yosowilangun di Desa Tunjung rejo, Wotgalih, Kalipepe

    dan Desa Yosowilangun, Kecamatan Tempursari di Desa Kaliuling, Tempursari, dan

    Desa Bulurejo.

    Kebijakan penanganan terhadap kawasan rawan bencana tersebut meliputi :

    Pengendalian kegiatan disekitar kawasan rawan bencana.

  • Rehabilitasi dan konservasi tanah pada kawasan yang rawan bencana longsor / tanah

    tererosi sangat tinggi.

    Penetapan zona bahaya dan zona aman terhadap letusan gunung berapi, Kawasan

    rawan bencana ini telah diidenfikasi oleh beberapa studi dan dalam proyek gunung

    semeru yang meliputi areal seluas 26,520 ha dengan perincian sebagai berikut :

    - Daerah terlarang yaitu daerah yang terletak di sekitar gunung berapi yang

    berdekatan dengan sumber letupan ditetapkan pada sebagian wilayah Kecamatan

    Senduro, Pronojiwo, Dan Candipuro. Rencana pengembangannya adalah daerah

    perlindungan mutlak yang tidak bisa dibudiidayakan.

    - Daerah bahaya 1 merupakan daerah yang dianggap paling bebrahaya berdasarkan

    pengalaman letusan dimasa lampau ditetapkan pada sebagian wilayah Kecamatan

    Senduro, Pronojiwo, Pasirian, Tempeh, Kunir, Yosowilangun, Rowokangkung,

    Tekung, Jatiroto, Lumajang, Sukodono, Randuagung, Kedungjajang, Gucialit, Klakah

    Dan Ranuyoso.

    - Daerah bahaya 2 ditetapkan pada wilayah Kecamatan Pronojiwo, Tempursari,

    Candipuro, Pasirian, Tempeh, Senduro, Tekung, Lumajang Dan Sukodono.

    Memberikan pelatihan dan sosialisasi kepada masyarakat untuk mngetahui tanda-

    tanda alam terjadinya letusan sebagai earlier warning system.

    Penetapan zona rawan tsunami dan revitalisasi ekosistem pesisir

    Pengangkatan sedimen untuk mempertahankan volume sungai dan pengerukan

    dilakukan dengan tetap memperhatikan kemiringan sungai untuk sungai-sungai yang

    dilaluli oleh lahar dingin Gunung Semeru

    Mengadakan penanaman tanaman keras pada daerah rawan longsor untuk

    menguatkan tanah.

    Pembuatan plengsengan pada daerah yang curam untuk menahan jatuhnya aliran air

    agar tidak terlalu cepat

    Usulan program untuk mengatasi masalah adalah peningkatan perkerasan tanggul

    (sabuk) menjadi plengsengan, normalisasi atau pengeraukan dasar sungai dan

    perbaikan bangunan-bangunan air penunjang sistem drainase.

    Memaksimalkan penggunaan klep atau pintu air dalam fungsi pengaturan debit

    pengaliran sungai.

    2. Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya

    Kawasan Hutan Produksi Hutan produksi di Kabupaten Lumajang dibedakan menjadi hutan produksi mahoni,

    hutan produksi jati, hutan produksi pinus dan hutan produksi damar. Untuk hutan

  • produksi mahoni terdapat di Kecamatan Ranuyoso, Kecamatan Klakah dan kecamatan

    Randuagung dengan luas 101.431,6 Ha. Hutan produksi jati terdapat di Kecamatan

    Candipuro, Kecamatan Pasirian dan Kecamatan Yosowilangun dengan luas 259.664,9

    Ha. Hutan produksi pinus terdapat di Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Tempursari

    dengan luas 227.206,7 Ha. Hutan produksi Damar Kecamatan Gucialit dan Kecamatan

    Senduro dengan luas 223.149,5 Ha. Adapun arahan pengembangannya yaitu dengan

    mengembangkan potensi hutan produksi yang ada di masing-masing daerah.

    Kawasan PertanianKawasan pertanian di Kabupaten Lumajang meliputi :

    A. Pertanian Tanaman Pangan

    Meliputi tanaman padi, jagung, kedelai, ubi kayu, dan ubi jalar.

    Pengaturan alokasi pemanfaatan ruang untuk kegiatan pertanian sesuai dengan

    kesesuaian lahan dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup.

    Penerapan metoda konservasi tanah dan sumberdaya air sesuai dengan kondisi

    kawasan.

    Pengaturan zonasi komoditas pertanian untuk menjaga keseimbangan antara

    permintaan dan penawaran.

    Mempertahankan kawasan pertanian beririgasi teknis.

    Pencegahan koversi lahan pertanian produktif untuk peruntukan lain.

    Memperbaiki dan mengembangkan prasarana dan sarana infrastruktur ke lokasi

    pertanaman (budidaya) serta untuk pengolahan dan pemasaran.

    Pengembangan sawah irigasi teknis atau pencetakan sawah baru dilakukan dengan

    memprioritaskan perubahan dari sawah tadah hujan menjadi sawah irigasi.

    Perubahan kawasan pertanian menjadi non pertanian harus diikuti oleh

    pengembangan kawasan pertanian baru dengan tetap memperhatikan luas kawasan

    yang dipertahankan sebagai kawasan pertanian.

    Pemanfaatan kawasan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi dan

    produktifitas tanaman pangan dengan mengembangkan kawasan cooperative

    farming dan holtikultura dan kawasan good agriculture practices.

    Perlindungan terhadap hak-hak petani dari para tengkulak ataupun pihak lain yang

    sering mempermainkan harga hasil pertanian.

    Mensosialisasikan strategi-strategi bertanam yang lebih efektif

    Mampu memprediksi kebutuhan global terhadap komoditi pertanian serta

    mensosialisasikannya kepada para petani.

    Mendorong tumbuh dan berkembangnya organisasi/ asossiasi petani.

    Mendorong tumbuh dan berkembangnya organisasi kerjasama antar pelaku usaha.

  • B. Pertanian Tanaman Hortikultura

    Meliputi tanaman bawang merah, bawang putih, kentang, bawang daun, wortel, kubis,

    sawi, kacang panjang, melon dan semangka.

    C. Pertanian Tanaman Buah-buahan

    Meliputi tanaman alpukat, belimbing, durian, mangga, nangka, rambutan, pisang, salak

    dan sawo.

    D. Perkebunan

    Meliputi tanaman kelapa, kopi, cengkeh, pinang, tebu, tembakau, kakao, teh, dan karet.

    Meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi dengan wilayah lain yang mengembangkan komoditas perkebunan yang sama dalam menyusun strategi

    pengembangan perkebunan secara bersama, termasuk di dalamnya dalam

    kerjasama penelitian guna pengembangan produk perkebunan.

    Menjalankan mekanisme insentif dan disinsentif bagi para pelaku usaha perkebunan.

    Mengembangkan konsep Corporate Community Relationship, agar pengusaha

    perkebunan atau masyarakat di sekitar perkebunan dapat berperan di dalam

    pengelolaan perkebunan, serta pengusaha perkebunan besar dengan segala

    kelebihan yang dimilikinya dapat berperan membantu meningkatkan produktivitas

    dan mutu hasil perkebunan rakyat, baik melalui kegiatan peremajaan, rehabilitasi

    maupun deversifikasi usaha perkebunan.

    E. Peternakan

    Meliputi peternakan unggas, sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing, dan kambing

    PE.

    Pengembangan kawasan peternakan diarahkan pada pengembangan komoditas

    ternak dan unggas unggulan yang secara embrional telah ada (mempertahankan

    ternak plasma nutfah) atau pun spesies baru yang memiliki keunggulan komparatif

    dan kompetitif.

    Mengembangkan kawasan peternakan dengan mempertimbangkan keterkaitan pusat

    distribusi pakan ternak dan kondisi bentang alam (pengembangan padang

    penggembalaan).

    Kawasan budidaya ternak yang berpotensi untuk dapat menularkan penyakit dari

    hewan ke manusia atau sebaliknya, diarahkan terpisah secara tegas dari

    permukiman padat penduduk, dan harus sesuai dengan ketentuan teknis kawasan

    usaha peternakan serta kesehatan lingkungan (khususnya usaha unggas, walet,

    dsb).

    Peningkatan nilai ekonomi usaha peternakan dengan mengembangkan teknologi

    budidaya ternak, dan pengembangan usaha pengolahan hasil ternak.

  • F. Perikanan

    Meliputi perikanan air tawar dan perikanan laut.

    Mempertahankan perikanan air tawar yang telah ada (embrional)

    Meningkatkan perikanan air tawar dengan penyediaan bibit unggul

    Menjaga kelestarian air dan kontinyuitas suplay air.

    Pengendalian melalui mempertahankan kualitas air dan mempertahankan habitat

    alami ikan

    Peningkatan produksi dengan memperbaiki sarana dan prasarana perikanan.

    Kawasan Pertambangan Pengembangan kawasan pertambangan diarahkan pada kawasan tambang Andesit di

    wilayah Kecamatan Candipuro, Senduro, dan Pasirian. Bahan tambang berupa pasir

    dan batu di wilayah Kecamatan Tempursari, Pasirian, Tempeh dan Candipuro. Pasir

    besi di Kecamatan Pasirian. Untuk batu kapur atau gamping terdapat di wilayah

    Kecamatan Tempursari sedangkan untuk bahan batu apung terletak di wilayah

    Kecamatan Yosowilangun, Kunir, dan Tempeh.

    Kawasan Peruntukan Industri Zona Kawasan lokasi industri kecil di Kabupaten Lumajang yang didasarkan pada

    orientasi bahan baku dan tenaga kerja meliputi industri olahan pisang di Desa senduro

    (Kecamatan Senduro) dan Desa Wonorejo (Kecamatan Kedungjajang), kerajinan perak

    di Desa Pulo, Gesang (Kecamatan Tempeh), Desa Tumpeng (Kecamatan Candipuro),

    gula kelapa di Desa Bagu (Kecamatan Pasirian) dan Desa Jugosari (Kecamatan

    Candipuro), pande besi di Desa Tegal Bangsri dan Desa Maninjo (Kecamatan

    Ranuyoso), batik di Desa Kunir (Kecamatan Kunir), anyaman bambu di Desa

    Pasrujambe (Kecamatan Pasrujambe), dan konveksi di Desa Kalipenggung (kecamatan

    Randuagung).

    Sedangkan untuk kawasan industri, berdasarkan kondisi lahan dan potensi ekonominya

    maka pengembangan diarahkan pada Kecamatan Senduro, Tempeh, Ranuyoso,

    Kedungjajang, Kunir dan Candipuro.

    Kawasan PariwisataPotensi obyek wisata yang perlu dikembangkan di Kabupaten Lumajang yaitu :

    1. Wisata Pantai

    Pantai Bambang merupakan tempat rekreasi pantai yang terletak di Desa Bago

    Kecamatan Pasirian terletak 22 Km dan arah kota Lumajang ke arah selatan.

  • Pantai Watu Pecak, merupakan tempat rekreasi pantai yang terletak di Desa Selok

    Awar-Awar Kecamatan Pasirian yang terletak 18 Km dari arah kota Lumajang ke

    arah selatan.

    Pantai Dampar merupakan wisata pantai yang terletak 25 Km dari kota Lumajang

    tepatnya di Desa Gondoruso Kecamatan Pasirian.

    Pantai Melemen yang terletak di Desa Wotgalih Kecamatan Yosowilangun terletak

    28 Km dari Kota Lumajang ke arah timur.

    Pantai Golong terletak 64 Km dari arah Kota Lumajang ke arah Timur terletak di

    Desa Bulurejo Kecamatan Tempursari.

    2. Wisata Pegunungan

    Piket Nol berupa tempat rekreasi pemandangan alam yang terletak di Desa

    Supiturang Kecamatan Pronojiwo.

    Besuksat tempat wisata berupa pemandangan alam yang terletak di Desa Kertosari

    Kecamatan Senduro. Tempat ini merupakan tempat pengambilan air suci bagi umat

    Hindu terutama dari Bali.

    3. Wisata Telaga

    Ranu Klakah, merupakan tempat rekreasi berupa danau yang terletak di Desa

    Tegalrandu wilayah Kecamatan Klakah dengan fasilitas hotel, restoran, lapangan

    tenis, tempat bermain anak-anak.

    Ranu Pakis, merupakan tempat rekreasi danau yang terletak di Desa Ranupakis

    Kecamatan Klakah, lokasi ini terletak tidak terlalu jauh dari Ranu Klakah.

    Ranu Bedali, merupakan tempat rekreasi danau yang terletak di Desa Ranubedali

    Kecamatan Ranuyoso.

    Ranu Kumbolo dan Ranu Pane, terletak di Dukuh Ranu Pane Desa Argosari

    Kecamatan Senduro.

    4. Tempat Permandian

    Permandian Selokambang di Desa Purwosono Kecamatan Lumajang

    Kolam Renang di Pusat kota Lumajang

    Pemandian Tirtowono di Desa Jarit Kecamatan Candipuro

    5. Wisata Goa

    Goa Tetes di Desa sidomulyo Kecamatan Pronojiwo

    Goa Complong di Desa Gondoruso Kecamatan Pasirian

    Goa Bima di Desa Bades Kecamatan Pasirian.

    6. Air Terjun

    Air terjun Kertowono di Desa Kertowono Kecamatan Gucialit

    Air terjun Antrukan di desa Senduro Kecamatan Senduro

  • Air terjun Manggis di Desa Kandangan Kecamatan Senduro

    Kawasan Permukiman Ditekankan pada daerah tertentu yang menjadi arahan persebaran penduduk hingga

    tahun 2028.

    Adanya usaha kontrol/ pengendalian terhadap peningkatan jumlah rumah non

    permanen ataupun tidak layak huni oleh pemukim liar ataupun bagi penduduk kota yang

    tergolong tunawisma khususnya untuk pusat kota yang daerahnya sudah cukup padat.

    Arahan persebaran pemukiman akan dibuat tersebar merata sebagai usaha untuk

    mencegah terjadinya pemusatan penduduk, dengan memperhatikan pula faktor

    aksesibilitas, faktor kesesuaian lahan (jenis dan topografi tanah), dan ketersediaan

    fasilitas yang memadai.

    Kawasan Perdagangan dan Jasa Pusat perdagangan baru diarahkan untuk dikembangkan pada wilayah selatan

    Kabupaten Lumajang, untuk meminimalisasi ketimpangan perkembangan wilayah utara

    dan selatan Kabupaten Lumajang. Dengan adanya arahan pengembangan kawasan

    selatan dengan pusat pertumbuhan wilayah pada SSWP Pasirian (Kecamatan

    Pasirian), maka araha perdagangan dan jasa skala kota diarahkan untuk dikembangkan

    pada pusat kegiatan wilayah, yaitu pada Kecamatan Pasirian

    Pertokoan, dimana pengembangannya diperlukan pada kawasan baru yang telah dan

    akan dikembangkan. Pertokoan ini sebaiknya berdekatan dengan fasilitas umum

    lainnya sehingga secara keseluruhan berfungsi sebagai pusat lingkungan

    Perlunya pengaturan lahan parkir pada kawasan perdagangan dan jasa, khususnya

    bagi perdagangan jasa yang berada di sepanjang jalan poros utama kota (pada pusat

    kota). Perlu adanya penegasan peraturan untuk pengembangan perdagangan dan jasa

    di Kabupaten Lumajang terutama pada jenis perdagangan yang banyak menimbulkan

    bangkitan dan tarikan yang besar harus disertai dengan sistem parkir yang memadai

    terutama parkir off street (dalam bangunan) supaya sirkulasi lalu lintas yang ada tidak

    terganggu.

    Kawasan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan Perlunya pengembangan Ruang Terbuka Hijau sebagai paru-paru kota

    Untuk kawasan konservasi yang ada di bantaran sungai di Kabupaten Lumajang

    difungsikan juga sebagai RTH yang berfungsi untuk menjaga lingkungannya terutama

    erosi, dan juga difungsikan sebagai taman kota dan daerah peresapan air.

    Untuk kawasan-kawasan yang merupakan daerah aliran air (tangkapan air) terutama

    pada musim hujan diupayakan sebagai RTH yang berfungsi sebagai daerah peresapan

    air, misalnya pada daerah sungai yang berasal dari aktivitas Gunung Semeru.

  • Untuk lapangan olah raga yang ada sekarang sebisa mungkin dihindari untuk peralihan

    fungsi sebagai kawasan terbangun, dan hanya difungsikan sebagai RTH baik untuk

    tempat olah raga, taman kota, maupun sebagai peresapan air, misalnya pada Stadion

    Semeru.

    Mempertahankan fungsi ganda dari guna lahan makam sebagai fasilitas umum dan juga

    RTH.

    Perlu dibuat taman-taman kota baik yang sifatnya aktif maupun pasif dan zona

    penyangga dari daerah kawasan permukiman.

    Untuk Ruang Terbuka Hujau (RTH) ada sekarang keberadaanya tetap dipertahankan

    dan dihindari peralihan fungsi maupun pemanfaatan selain RTH.

    Kawasan Andalan Kawasan andalan yang ada di Kabupaten Lumajang direncanakan adalah kawasan

    Agropolitan Seroja sebagai kawasan andalan yang memiliki potensi sumberdaya alam

    dan potensi ekonomi lokal. Pengembangan kawasan andalan Agropolitan Seroja

    meliputi dua kecamatan yaitu Kecamatan Senduro, dan Pasrujambe.

    Rencana Penggunaan Lahan Kabupaten LumajangTabel Penggunaan Lahan Kabupaten Lumajang

    Rencana Penggunaan Lahan RTRW Jawa Timur 2005 - 2020

    Kabupaten LumajangKode Jenis Guna Lahan Eksisting 2007 Rencana 2008 - 2028

    A. Kawasan Hutan LindungA.1 Kawasan Suaka Alam

    A.1.1 Cagar Alam - - -A.1.2 Suaka Margasatwa - - -A.2 Kawasan Pelestarian Alam

    A.2.1 Taman Nasional 19.899,50 25.510,22 23.340,35*A.2.2 Taman Hutan Raya - - -A.2.3 Taman Wisata Alam - - -A.4 Kawasan Perlindungan Bawahan

    A.4.1 Hutan Lindung 22.900,00 4.099,90 22.965,2 A.4.2 Kawasan Resapan Air 30.641,93 26.425.58 4.417,57

    B Kawasan Budidaya B.1 Kawasan Hutan Produksi 13.325,98 691,90 7.136,45B.2 Kawasan Pertanian

    B.2.1 Sawah Irigasi 27.987,82 39.298.25 41.213

    B.2.2 Pertanian Lahan Kering/Kebun Campur/Tegalan 13.926,66 51.227,65 58.627

    B.3 Kawasan Perikanan B.3.1 Perikanan Tangkap - - -B.3.2 Pertambakan - 50,00 50B.4 Kawasan Perkebunan

    B.4.1 Perkebunan Tanaman Sermusim - - -B.4.2 Perkebunan Tanaman Tahunan 34.123,25 5.050,80 5.382B.5 Kawasan Peternakan - - -B.6 Kawasan Pariwisata - - -B.7 Kawasan Permukiman 15.300,00 14.474,75 15.275

  • Rencana Penggunaan Lahan RTRW Jawa Timur 2005 - 2020

    Kabupaten LumajangKode Jenis Guna Lahan Eksisting 2007 Rencana 2008 - 2028B.8 Kawasan Perindustrian

    B.8.1 Kawasan Industri 774,85 79,42 79,42- Rawa / Danau / Waduk 210,00 270,25 270- Lain-Lain - 11.911,28 324

    Total Luas Kabupaten 179.079,99 179.090,00 179.090,00

  • RENCANA PENETAPAN KAWASAN STRATEGISKawasan strategis kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan

    karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap

    ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan. Perencanaan kawasan strategis Kabupaten

    Lumajang diarahkan untuk pengembangan kawasan strategis perekonomian,

    pengembangan kawasan strategis untuk kepentingan sosial dan budaya, serta

    pengembangan kawasan strategis untuk kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan

    hidup.

    Kawasan Strategis Pengembangan Kawasan Ekonomi (KWT)

    Kawasan strategis pengembangan kawasan ekonomi di Kabupaten Lumajang

    diarahkan pada Kawasan Wonorejo Terpadu. Kawasan Wonorejo Terpadu terletak di

    Desa Wonorejo Kecamatan Kedungjajang.

    Dengan adanya KWT, sektor ekonomi mulai berkembang pesat, yang dapat dilihat

    dari semakin berkembangnya kawasan pemukiman, perdagangan, industri dan

    fasilitas sosial lainnya. Lokasi yang strategis, mudah dikenali, memiliki tingkat

    aksesibilitas tinggi, dan memiliki sarana prasarana penunjang yang memadai,

    menjadikan Kawasan Wonorejo Terpadu memiliki prospek yang bagus untuk

    dikembangkan.

    Kawasan Strategis Pengembangan Kawasan Perekonomian Jalur Lintas Selatan

    Pengembangan potensi pertanian dan perkebunan di seluruh Kecamatan yang

    terlewati Jalan Lintas Selatan.

    Pertambangan galian B di Kecamatan Yosowilangun, pertambangan galian C di

    Kecamatan Tempursari, Candipuro, Pasirian, dan Tempeh.

    Perikanan tangkap di pesisir Kecamatan Tempursari, Pasirian, Tempeh, Kunir dan

    Yosowilangun.

    Perikanan budidaya air payau di daerah pesisir Kecamatan Yosowilangun.

    Pariwisata pantai yang didukung aksesibiltas jaringan jalan ke obyek-obyek wisata di

    Kecamatan Tempursari, Pasirian dan Yosowilangun.

    Kawasan Strategis Pengembangan Kawasan Agropolitan Seroja

    Pengembangan agribisnis komoditas unggulan pisang, kopi, sayur-sayuran, sapi

    perah, kayu albasia.

    Peningkatan peran serta swasta (investor) dan masyarakat dalam pengembangan

    agribisni di Kawasan Agropolitan Seroja.

    Perbaikan dan peningkatan kondisi jalan-jalan yang rusak.

    Pembangunan terminal dan sub terminal.

    Pembangunan sistem jaringan listrik secara bertahap.

  • Perencanaan penataan dan pengembangan fasilitas agroawisata, objek wisata yang

    dapat dikembangkan di Kawasan Agropolitan Seroja meliputi wana wisata, rest area,

    homestay, gardu pandang, pemancingan dan restoran apung.

    Pembangunan lembaga penelitian pengembangan teknologi pertanian untuk

    memenuhi kebutuhan teknologi tepat guna dalam proses pengolahan lahan dan

    penanganan hama.

    Kawasan Strategis Sosio Kultural

    Lokasi Pura Mandara Giri Semeru Agung ditetapkan sebagai kawasan strategis

    sosio-kultural karena memiliki nilai budaya yang tinggi dan perlu dilestarikan sebagai

    salah satu potensi utama dalam mendukung pengembangan pariwisata di

    Kabupaten Lumajang.

    Pembangunan di sekitar lokasi pura diperlukan adanya pembatasan pembangunan

    yang didasarkan pada peraturan mengenai pengelolaan kawasan budaya terutama

    pada 3 tahapan (1). Eksplorasi atau penelitian, (2). Preservasi, konservasi, dan

    restorasi, (3). Pemanfaatan kawasan yang merupakan satu kesatuan yang tidak bisa

    lepas.

    Kawasan Strategis Penyelamatan Lingkungan Hidup

    Diarahkan pada Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang meliputi

    wilayah Desa Sidomulyo, Pronojiwo, Sumberurip, dan Supiturang Kecamatan

    Pronojiwo; Desa Pasrujambe dan Jambekumbu Kecamatan Pasrujambe; Desa

    Ranupane, Argosari, Burno, Kandangtepus dan Wonocempokoayu Kecamatan

    Senduro; Desa Pakel, Gucialit, dan Kertowono Kecamatan Gucialit.

    Pengembangan kawasan wisata alam dan wisata penelitian karena memiliki

    keragaman dan kerapatan vegetasi yang tinggi.

    Peningkatan pengamanan dan konservasi hasil hutan untuk menghindari kerusakan

    hutan yang dapat bekerjasama dengan masyarakat sekitar kawasan.

    Peningkatan koordinasi antar instansi yang memiliki kepentingan dengan kawasan

    untuk menghindari konflik kepentingan dan menjaga kelestarian hutan taman

    nasional.

  • PARTISIPASI DAN KERJASAMA Hak Masyarakat

    Mengetahui rencana tata ruang.

    Menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang.

    Memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat pelaksanaan

    kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang.

    Mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan yang

    tidak sesuai dengan rencana tata ruang di wilayahnya.

    Mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak

    sesuai dengan rencana tata ruang kepada pejabat berwenang.

    Mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau pemegang izin

    apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang

    menimbulkan kerugian.

    Kewajiban Masyarakat

    Memelihara kualitas ruang, memelihara ketentuan penggunaan dan ketentuan teknis

    yang berlaku pada bangunan/ lahan yang dikuasainya.

    Menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan, berlaku tertib dalam

    keikutseraannya dalam penyusunan, pemanfaatan, dan pengendalian penataan

    ruang.

    Memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang

    berwenang.

    Mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang.

    Memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan perundang-

    undangan dinyatakan sebagai milik umum.

    Peran Serta Masyarakat

    Pemberian masukan dalam penentuan arah pengembangan wilayah yang akan

    dicapai.

    Pengidentifikasian berbagai potensi dan masalah pembangunan, termasuk bantuan

    untuk memperjelas hak atas ruang di wilayah dan termasuk pula perencanaan tata

    ruang kawasan.

    Pemberian masukan dalam merumuskan perencanaan tata ruang wilayah

    Kabupaten.

    Pemberian informasi, saran, pertimbangan atau pendapat dalam penyusunan

    strategi pelaksana pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten.

    Pengajuan tanggapan terhadap rancangan RTRW Kabupaten.