NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten...

63
BUPATI LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG, Menimbang : a. bahwa dalam menumbuhkan jiwa dan semangat gotong royong serta partisipasi masyarakat dalam penanggulangan bencana yang menjadi kewajiban pemerintah daerah untuk melindungi segenap warganya dan mewujudkan kesejahteraan umum, sebagaimana diamanatkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 perlu mengatur penanggulangan bencana di Kabupaten Lumajang; b. bahwa kondisi geografis, geologis, hidrologis dan demografis Kabupaten Lumajang yang berpotensi terjadinya bencana, baik disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam maupun oleh perbuatan manusia yang menyebabkan kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dampak psikologis dan korban jiwa; c. bahwa bencana sebagaimana dimaksud pada huruf b dapat menghambat dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat, pelaksanaan pembangunan dan hasilnya, sangat perlu Pemerintah Daerah melakukan upaya pengelolaan penanggulangan bencana secara interatif, komprehensif, cepat, dan tepat serta berkelanjutan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Penanggulangan Bencana. Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten di Lingkungan Propinsi Jawa Timur (diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia pada tanggal 8 Agustus 1950), sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49,

Transcript of NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten...

Page 1: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

BUPATI LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANGNOMOR 1 TAHUN 2013

TENTANG

PENANGGULANGAN BENCANA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESABUPATI LUMAJANG,

Menimbang : a. bahwa dalam menumbuhkan jiwa dan semangat gotongroyong serta partisipasi masyarakat dalam penanggulanganbencana yang menjadi kewajiban pemerintah daerah untukmelindungi segenap warganya dan mewujudkankesejahteraan umum, sebagaimana diamanatkan Pancasiladan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945 perlu mengatur penanggulangan bencana diKabupaten Lumajang;

b. bahwa kondisi geografis, geologis, hidrologis dan demografisKabupaten Lumajang yang berpotensi terjadinya bencana,baik disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam maupunoleh perbuatan manusia yang menyebabkan kerusakanlingkungan, kerugian harta benda, dampak psikologis dankorban jiwa;

c. bahwa bencana sebagaimana dimaksud pada huruf b dapatmenghambat dan mengganggu kehidupan dan penghidupanmasyarakat, pelaksanaan pembangunan dan hasilnya,sangat perlu Pemerintah Daerah melakukan upayapengelolaan penanggulangan bencana secara interatif,komprehensif, cepat, dan tepat serta berkelanjutan;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksudpada huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkanPeraturan Daerah tentang Penanggulangan Bencana.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentangPembentukan Daerah-daerah Kabupaten di LingkunganPropinsi Jawa Timur (diumumkan dalam Berita NegaraRepublik Indonesia pada tanggal 8 Agustus 1950),sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 2Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 2730);

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang KonservasiSumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49,

Page 2: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor3491);

4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor167, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5068);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran NegaraNomor 4437), sebagaimana telah diubah terakhir denganUndang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493);

6. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentangPenanggulangan Bencana (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4723);

7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang PenataanRuang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4725);

8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentangPelayanan Publik (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5038);

9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentangPerlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5059);

10. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang InformasiGeospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2011 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5214);

11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentangPembentukan Peraturan Perundang-Undangan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5234);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentangPengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2005 Nomor 140 Tambahan lembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4578);

13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun2006 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2006 Nomor 89, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4658);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentangPembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan DaerahKabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4737);

15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

Page 3: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4828);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentangPendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 43,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4829);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peranserta Lembaga Internasional dan Lembaga AsingNonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 44,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4830);

18. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang BadanNasional Penanggulangan Bencana;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2006tentang Kewaspadaan Dini Masyarakat di Daerah ;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2006tentang Pedoman Umum Mitigasi Bencana;

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008Tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja BadanPenanggulangan Bencana Daerah;

22. Peraturan Menteri Sosial Nomor 128 Tahun 2011 tentangKampung Siaga Bencana;

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah.

24. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131 Tahun 2003tentang Pedoman Penanggulangan Bencana danPenanganan Pengungsian di Daerah;

25. Keputusan Menteri Sosial Nomor 1/HUK/1995 tentangPengumpulan Sumbangan Sosial Untuk Korban Bencana;

26. Keputusan Menteri Sosial Nomor 56/HUK/1995 tentangPelaksanaan Pengumpulan Sumbangan Oleh Masyarakat;

27. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor1054/.K/12/MPE/2000 tentang Pedoman Mitigasi BencanaLetusan Gunung Api.

28. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan BencanaNomor 4 Tahun 2008 tentang Pedoman PenyusunanRencana Penanggulangan Bencana;

29. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan BencanaNomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Penggunaan DanaSiap Pakai;

30. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan BencanaNomor 7 Tahun 2008 tentang Pedoman Tata CaraPemenuhan Kebutuhan Dasar;

31. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan BencanaNomor 8 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemberian Bantuandan Santunan Duka Cita;

32. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan BencanaNomor 10 Tahun 2008 tentang Pedoman Komando TanggapDarurat Bencana;

33. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan BencanaNomor 11 Tahun 2008 tentang Pedoman Rehabilitasi danRekonstruksi Pasca Bencana;

Page 4: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

34. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan BencanaNomor 13 Tahun 2008 tentang Pedoman MenejemenLogistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana;

35. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan BencanaNomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Aksi PenanggulanganRisiko Bencana;

36. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan BencanaNomor 18 Tahun 2010 tentang Pedoman Distribusi BantuanLogistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana;

37. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan BencanaNomor 8 Tahun 2011 tentang Standarisasi DataKebencanaan;

38. Peraturan Kepala Badan Nasional PenanggulanganBencana Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman UmumDesa/Kelurahan Tangguh Bencana;

39. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan BencanaNomor 12 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Datadan Informasi Bencana Indonesia;

40. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun2010 tentang Penanggulangan Bencana di Jawa Timur(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2010 Nomor3 Tahun 2010 Seri E);

41. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 3 Tahun2009 tentang Kewenangan Pemerintah Kabupaten Lumajangdalam Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Wajib danPilihan;

42. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 2 Tahun2011 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja BadanPenanggulangan Bencana.

Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN LUMAJANGdan

BUPATI LUMAJANG

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENANGGULANGANBENCANA.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:1. Daerah adalah Kabupaten Lumajang;2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten

Lumajang;3. Bupati adalah Bupati Lumajang;4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya

disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat DaerahKabupaten Lumajang sebagai unsur penyelenggarapemerintahan daerah;

Page 5: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

5. Badan Penanggulangan Bencana Daerah, yang selanjutnyadisingkat BPBD adalah Badan Penanggulangan BencanaDaerah Kabupaten Lumajang;

6. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yangmengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupanmasyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alamdan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehinggamengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakanlingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis;

7. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan olehperistiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan olehalam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunungmeletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor;

8. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan olehperistiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lainberupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi danwabah penyakit;

9. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan olehperistiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan olehmanusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atauantar komunitas masyarakat dan teror;

10. Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat yang selanjutnyadisingkat FKDM adalah wadah bagi elemen masyarakatyang dibentuk dalam rangka menjaga dan memeliharakewaspadaan dini masyarakat;

11. Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalahserangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakanpembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatanpencegahan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi;

12. Kegiatan pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatanyang dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkandan/atau mengurangi ancaman bencana;

13. Organisasi kemasyarakatan adalah organisasi yangdibentuk oleh masyarakat warga negara Republik Indonesiasecara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi,fungsi, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang MahaEsa untuk berperan serta dalam pembangunan dalamrangka mencapai tujuan nasional dalam wadah NegaraKesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila;

14. Lembaga usaha adalah setiap badan hukum yang dapatberbentuk Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha MilikDaerah, koperasi atau swasta yang didirikan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan yangmenjalankan jenis usaha tetap dan terus menerus yangbekerja dan berkedudukan dalam wilayah Negara KesatuanRepublik Indonesia;

15. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yangdilakukan untuk mengantisipasi bencana melaluipengorganisasian, serta melalui langkah yang tepat gunadan berdaya guna;

16. Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberianperingatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentangkemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat olehlembaga yang berwenang;

17. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risikobencana, baik melalui pembangunan fisik, maupun

Page 6: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapiancaman bencana;

18. Tanggap darurat bencana serangkaian kegiatan yangdilakukan dengan segera, pada saat kejadian bencanauntuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yangmeliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, hartabenda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan,pengurusan pengungsi, penyelamatan serta pemulihanprasarana dan sarana;

19. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspekpelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yangmemadai pada wilayah pascabencana dengan sasaranutama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajarsemua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakatpada wilayah pasca bencana;

20. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semuaprasarana dan sarana kelembagaan pada wilayahpascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupunmasyarakat dengan sasaran utama tumbuh danberkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya,tegaknya hukum dan ketertiban dan bangkinya peran sertamasyarakat dalam segala aspek kehidupan masyarakatpada wilayah pascabencana;

21. Ancaman bencana adalah suatu kejadian atau peristiwayang bisa menimbulkan bencana;

22. Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristikgeologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial,budaya, politik, ekonomi dan teknologi pada suatu wilayahuntuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuanmencegah, meredam, mencapai kesiapan dan mengurangikemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahayatertentu;

23. Pemulihan adalah serangkaian kegiatan untukmengembalikan kondisi masyarakat dan lingkungan hidupyang terkena bencana, dengan memfungsikan kembalikelembagaan, prasarana dan sarana dengan melakukanupaya rehabilitasi;

24. Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yangdilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risikobencana, baik melalui pengurangan ancaman bencanamaupun kerentanan pihak yang terancam bencana;

25. Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkanakibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktutertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwaterancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakanatau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat;

26. Bantuan darurat bencana adalah upaya memberikanbantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar pada saatkeadaan darurat;

27. Status keadaan darurat adalah suatu keadaan yangditetapkan oleh pemerintah daerah untuk jangka waktutertentu atas dasar rekomendasi BPBD yang diberi tugasuntuk menanggulangi bencana;

28. Pengungsi adalah orang atau kelompok orang yang terpaksaatau dipaksa keluar dari tempat tinggalnya untuk jangka

Page 7: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

waktu yang belum pasti sebagai akibat dampak burukbencana;

29. Setiap orang adalah orang perseorangan, kelompok orangdan/atau badan hukum;

30. Korban bencana adalah orang atau sekelompok orang yangmenderita atau meninggal dunia akibat bencana;

31. Pengumpulan uang atau barang adalah setiap usahamendapatkan uang atau barang untuk penanggulanganbencana dalam masa prabencana dan saat bencana;

32. Dana siap pakai adalah dana selalu tersedia dandicadangkan oleh pemerintah untuk digunakan pada saattanggap darurat bencana sampai dengan batas waktutanggap darurat berakhir.

BAB IILANDASAN, ASAS, PRINSIP DAN TUJUAN

Pasal 2

Penanggulangan bencana berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

Pasal 3

Penanggulangan bencana merupakan salah satu wujud dariupaya memberikan pelayanan dan untuk melindungi seluruhmasyarakat dari bencana.

Pasal 4

(1) Penanggulangan bencana dilaksanakan berdasarkan azas:a. kemanusiaan;b. keadilan;c. kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan;d. keseimbangan, keselarasan dan keserasian;e. ketertiban dan kepastian hukum;f. kebersamaan;g. kelestarian lingkungan hidup; danh. Ilmu pengetahuan dan teknologi.

(2) Prinsip-prinsip dalam penanggulangan bencana, yaitu:a. cepat dan tepat;b. prioritas;c. koordinasi dan keterpaduan;d. berdaya guna dan berhasil guna;e. transparansi dan akuntabilitas;f. kemitraan;g. pemberdayaan;h. nondiskriminatif; dani. nonproletisi.

Pasal 5

Penanggulangan bencana bertujuan untuk :a. memberikan perlindungan kepada masyarakat dari bencana;

Page 8: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

b. menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secaraterencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh;

c. menghargai budaya lokal;d. membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta;e. mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan sosial

dan kedermawanan;f. menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara;g. mewujudkan pengelolaan sistim penanggulangan bencana

berbasis pelayanan dan partisipasi masyarakat untukkesejahteraan rakyat dengan memperhatikan kearifanlokal;

h. memberdayakan masyarakat serta meningkatkan kesadaran,kepedulian, kemampuan dan kesiapsiagaan dalammenghadapi bencana; dan

i. menjamin terselenggaranya pelaksanaan penanggulanganbencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi danmenyeluruh dalam rangka memberikan perlindungan kepadamasyarakat dari ancaman, risiko dan dampak bencana.

BAB IIITANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG

Pasal 6

Pemerintah Daerah menjadi penanggung jawab dalampenyelenggaraan penanggulangan bencana.

Pasal 7

Tanggungjawab pemerintah daerah dalam penyelenggaraanbencana meliputi:a. penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang

terkena bencana sesuai dengan standar pelayanan minimum;b. perlindungan masyarakat dari dampak bencana;c. pengurangan risiko bencana dan pemaduan pengurangan

risiko bencana dengan program pembangunan; dand. pengalokasian dana penanggulangan bencana dalam

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang memadai.

Pasal 8

Wewenang pemerintah daerah dalam penyelenggaraanpenanggulangan bencana meliputi:a. penetapan kebijakan penanggulangan bencana selaras

dengan kebijakan pembangunan daerah;b. pembuatan perencanaan pembangunan yang memasukkan

unsur-unsur kebijakan penanggulangan bencana;c. pelaksanaan kebijakan kerjasama dalam penanggulangan

bencana dengan kabupaten/kota lain, provinsi danpemerintah;

d. pengaturan penggunaan teknologi yang berpotensi sebagaisumber ancaman atau bahaya bencana;

e. perumusan kebijakan pencegahan penguasaan danpengurasan sumberdaya yang melebihi kemampuan alam;dan

Page 9: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

f. pengendalian pengumpulan dan penyaluran uang ataubarang.

Pasal 9

Tanggungjawab dan wewenang sebagaimana dimaksud dalamPasal 7 dan Pasal 8, diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

BAB IVHAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT

Pasal 10

(1) Setiap orang berhak:a. mendapatkan perlindungan sosial dan rasa aman,

khususnya bagi kelompok masyarakat rentan bencana;b. mendapatkan pendidikan, pelatihan dan keterampilan

dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana;c. mendapatkan informasi secara tertulis dan/atau lisan

tentang kebijakan penanggulangan bencana;d. berperan serta dalam perencanaan, pengoperasian dan

pemeliharaan program penyediaan bantuan pelayanankesehatan termasuk dukungan psikososial;

e. berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terhadapkegiatan penanggulangan bencana, khususnya yangberkaitan dengan diri dan komunitasnya; dan

f. melakukan pengawasan sesuai dengan mekanisme yangdiatur atas pelaksanaan penanggulangan bencana.

(2) Setiap orang yang terkena bencana berhak mendapatkanbantuan pemenuhan kebutuhan dasar.

(3) Setiap orang berhak untuk memperoleh ganti kerugiankarena terkena bencana yang disebabkan oleh kegagalankonstruksi.

Pasal 11

Setiap orang berkewajiban:a. menjaga kehidupan sosial masyarakat yang harmonis,

memelihara keseimbangan, keserasian, keselarasan dankelestarian fungsi lingkungan hidup denganmempertimbangkan kearifan lokal berdasarkan budayamasyarakat;

b. melakukan kegiatan penanggulangan bencana; danc. memberikan informasi yang benar kepada publik tentang

penanggulangan bencana.

Pasal 12

Penjabaran hak dan kewajiban masyarakat sebagaimanadimaksud dalam Pasal 10 dan Pasal 11, ditetapkan dalamPeraturan Bupati.

Page 10: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

BAB VPERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN DAN

LEMBAGA USAHA

Bagian KesatuPeran Organisasi Kemasyarakatan

Pasal 13

Organisasi kemasyarakatan mendapatkan kesempatan dalampenyelenggaraan penanggulangan bencana baik secara tersendirimaupun secara bersama-sama dengan pihak lain.

Pasal 14

Penyelenggaraan penanggulangan bencana sebagaimanadimaksud dalam Pasal 13 meliputi:a. memberikan perlindungan kepada masyarakat dari bencana;b. memberikan pendidikan pelatihan dan keterampilan tentang

penanggulangan bencana;c. memberikan informasi tentang penanggulangan bencana;d. berpartisipasi dalam penyediaan bantuan;e. melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah;f. menyampaikan laporan kepada pemerintah daerah dan BPBD

serta menginformasikan kepada publik dalampenanggulangan bencana;

g. melakukan sosialisasi terhadap masyarakat di daerah rawanbencana;

h. mendorong tumbuhnya rasa peduli dan kesetiakawanan padalembaga organisasi kemasyarakatan;

i. mendapatkan kesempatan dalam upaya kegiatanpenanggulangan bencana;

j. mendapatkan perlindungan dalam melaksanakan kegiatanpenanggulangan bencana; dan

k. melaksanakan kegiatan pengumpulan barang dan uanguntuk membantu kegiatan penanggulangan bencana.

Pasal 15

Organisasi kemasyarakatan berkewajiban:a. berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah dan/atau BPBD

dalam keikutsertaan penyelenggaraan penanggulanganbencana; dan

b. memberikan laporan kepada instansi yang berwenang dalampengumpulan barang dan uang untuk membantu kegiatanpenanggulangan bencana.

Bagian KeduaPeran Lembaga Usaha

Pasal 16

Lembaga usaha mendapatkan kesempatan dalampenyelenggaraan penanggulangan bencana, baik secaratersendiri maupun secara bersama dengan pihak lain.

Page 11: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

Pasal 17

(1) Lembaga usaha menyesuaikan kegiatannya dengankebijakan penyelenggaraan penanggulangan bencana.

(2) Lembaga usaha berkewajiban menyampaikan laporankepada Pemerintah Daerah dan BPBD sertamenginformasikan kepada publik secara transparan.

(3) Lembaga usaha wajib mengindahkan prinsip kemanusiaandalam melaksanakan fungsi ekonominya dalampenanggulangan bencana.

BAB VIPENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA

Bagian KesatuUmum

Pasal 18

Penyelenggaraan penanggulangan bencana dilaksanakanberdasarkan 4 (empat) aspek meliputi:

a. sosial, ekonomi dan budaya masyarakat;b. kelestarian lingkungan hidup;c. kemanfaatan dan efektivitas; dand. lingkup luas wilayah.

Pasal 19

(1) Dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana,Pemerintah Daerah dapat:

a. melaksanakan kerja sama dengan daerah lain.b. melaksanakan kerjasama dengan Organisasi

Kemasyarakatan dan Lembaga Usaha.c. menetapkan daerah rawan bencana menjadi daerah

terlarang untuk pemukiman; dan/ataud. memfasilitasi penyelesaian dan ganti rugi hak atas tanah

yang dicabut oleh pemerintah atau dikurangi sebagianatau seluruhnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Penetapan daerah rawan bencana sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf c diatur lebih lanjut dengan PeraturanBupati.

Pasal 20

Penyelenggaraan penanggulangan bencana meliputi 3 (tiga)tahapan yaitu:

a. pra bencana;b. saat tanggap darurat; danc. pasca bencana.

Page 12: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

Bagian KeduaTahapan

Pasal 21

Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahapanprabencana meliputi:

a. dalam situasi tidak terjadi bencana; danb. dalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana.

BAB VIIPRA BENCANA

Bagian KesatuDalam Situasi Tidak Terjadi Bencana

Pasal 22

(1) Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada situasitidak terjadi bencana sebagaimana dimaksud dalamPasal 21 huruf a meliputi:

a. perencanaan penanggulangan bencana;b. pengurangan risiko bencana;c. pencegahan;d. pemaduan dalam perencanaan pembangunan;e. persyaratan analisis resiko bencana;f. pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang;g. pendidikan dan pelatihan; danh. persyaratan standar teknis penanggulangan bencana.

(2) Untuk mendukung penyelenggaraan penanggulanganbencana dalam situasi tidak terjadi bencana, dapatdilakukan melalui penelitian dan pengembangan di bidangkebencanaan.

Pasal 23

(1) Perencanaan penanggulangan bencana sebagaimanadimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf a merupakanbagian dari perencanaan pembangunan.

(2) Perencanaan penanggulangan bencana sebagaimanadimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan hasil analisisrisiko bencana dan upaya penanggulangan bencana yangdijabarkan dalam program kegiatan penanggulanganbencana dan rincian anggarannya.

(3) Perencanaan penanggulangan bencana sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meliputi :

a. pengenalan dan pengkajian ancaman bencana;b. pemahaman tentang kerentanan masyarakat;c. analisis kemungkinan dampak bencana;d. pilihan tindakan pengurangan resiko bencana;

Page 13: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

e. penentuan mekanisme kesiapan dan penanggulangandampak bencana; dan

f. alokasi tugas, kewenangan dan sumber daya yangtersedia.

(4) Penyusunan rencana penanggulangan bencanadikoordinasikan oleh Badan Penanggulangan BencanaDaerah (BPBD) Kabupaten Lumajang.

(5) Rencana penanggulangan bencana sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditetapkan oleh pemerintah daerah sesuaidengan kewenangannya untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.

(6) Rencana penanggulangan bencana sebagaimana dimaksudpada ayat (5) ditinjau secara berkala setiap 2 (dua) tahunatau sewaktu-waktu apabila terjadi bencana.

(7) Penyusunan rencana penanggulangan bencanasebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukanberdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Kepala BadanNasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Pasal 24

(1) Pengurangan risiko bencana sebagaimana dimaksud dalamPasal 22 ayat (1) huruf b merupakan kegiatan untukmengurangi ancaman dan kerentanan serta meningkatkankemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana.

(2) Pengurangan risiko bencana dilakukan melalui kegiatan :a. pengenalan dan pemantauan risiko bencana;b. perencanaan partisipatif penanggulangan bencana;c. pengembangan budaya sadar bencana;d. peningkatan komitmen terhadap pelaku penanggulangan

bencana; dane. penerapan upaya fisik, nonfisik dan pengaturan

penanggulangan bencana.

Pasal 25

(1) Untuk melakukan upaya pengurangan risiko bencanadilakukan penyusunan rencana aksi daerah penguranganrisiko bencana.

(2) Rencana aksi daerah pengurangan risiko bencanasebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun secaramenyeluruh dan terpadu dalam suatu forum yang meliputiunsur pemerintah daerah, organisasi kemasyarakatan,masyarakat dan lembaga usaha yang dikoordinasikan olehBPBD.

(3) Rencana aksi daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)ditetapkan oleh Kepala BPBD setelah dikoordinasikandengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah denganmengacu pada rencana aksi nasional pengurangan risikobencana.

Page 14: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

(4) Rencana aksi daerah pengurangan risiko bencanaditetapkan untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dan dapatditinjau sesuai dengan kebutuhan.

Pasal 26

(1) Pencegahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1)huruf c dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkanrisiko bencana.

(2) Pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukandengan cara mengurangi ancaman bencana dan kerentananpihak yang terancam bencana.

(3) Pencegahan sebagaimana dimaksud ayat (2) dilakukanmelalui kegiatan :a. identifikasi dan pengenalan terhadap sumber bahaya

atau ancaman bencana;b. pemantauan terhadap :

1) penguasaan dan pengelolaan sumberdaya alam;2) penggunaan teknologi tinggi.

c. pengawasan terhadap pelaksanaan tata ruang danpengelolaan lingkungan hidup; dan

d. penguatan ketahanan sosial masyarakat

(4) Kegiatan pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah danmasyarakat.

Pasal 27

(1) Pemaduan penanggulangan bencana dalam perencanaanpembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22ayat (1) huruf d dilakukan oleh Pemerintah Daerah melaluikoordinasi, integrasi dan sinkronisasi.

(2) Pemaduan penanggulangan bencana dalam perencanaanpembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan dengan cara memasukan unsur-unsurpenanggulangan bencana kedalam rencana pembangunandaerah.

Pasal 28

(1) Setiap kegiatan pembangunan yang mempunyai risiko tinggimenimbulkan bencana dilengkapi dengan analisis risikobencana sebagai bagian dari usaha penanggulanganbencana.

(2) Analisis risiko bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)disusun berdasarkan persyaratan analisis risiko bencanamelalui penelitian dan pengkajian terhadap suatu kondisiatau kegiatan yang mempunyai risiko tinggi menimbulkanbencana.

Page 15: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

(3) Analisis risiko bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dituangkan dalam bentuk dokumen yang disahkan olehpejabat pemerintah daerah sesuai dengan peraturanperundang-undangan.

(4) BPBD melakukan pemantauan dan evaluasi terhadappelaksanaan analisis risiko bencana.

Pasal 29

(1) Persyaratan analisis risiko bencana sebagaimana dimaksuddalam Pasal 22 ayat (1) huruf e, ditujukan untukmengetahui dan menilai tingkat risiko dari suatu kondisiatau kegiatan yang dapat menimbulkan bencana.

(2) Persyaratan analisis risiko bencana sebagaimana dimaksudpada ayat (1) disusun dan ditetapkan oleh Kepala BPBDdengan melibatkan instansi/lembaga terkait.

(3) Persyaratan analisis risiko bencana sebagaimana dimaksudpada ayat (2) digunakan sebagai dasar dalam penyusunananalisis mengenai dampak lingkungan, penataan ruangserta pengambilan tindakan pencegahan dan mitigasibencana.

Pasal 30

(1) Pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruangsebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf fdilakukan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang sesuaidengan tata ruang wilayah.

(2) Pengendalian pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksudpada ayat (1) mencakup pemberlakukan peraturan yangberkaitan dengan penataan ruang, standar keselamatan danpenerapan sanksi terhadap pelanggarnya.

(3) Pemerintah daerah secara berkala melaksanakanpemantauan dan evaluasi terhadap perencanaan,pelaksanaan tata ruang dan pemenuhan standarkeselamatan.

Pasal 31

(1) Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud dalamPasal 22 ayat (1) huruf g ditujukan untuk meningkatkankesadaran, kepedulian, kemampuan dan kesiapsiagaanmasyarakat dalam menghadapi bencana.

(2) Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) diselenggarakan oleh pemerintah daerah dalam bentukpendidikan formal, non formal dan informal yang berupapelatihan dasar, lanjutan, teknis, simulasi dan gladi.

Page 16: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

(3) Instansi/lembaga/organisasi yang terkait denganpenanggulangan bencana dapat menyelenggarakanpendidikan dan pelatihan penanggulangan bencanaberdasarkan pedoman sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 32

Bagian KeduaDalam Situasi Terdapat Potensi Terjadinya Bencana

Penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam situasiterdapat potensi terjadi bencana sebagaimana dimaksud dalamPasal 21 huruf b, meliputi:a. kesiapsiagaan;b. peringatan dini; danc. mitigasi bencana.

Pasal 33

(1) Pemerintah daerah melaksanakan kesiapsiagaanpenanggulangan bencana sebagaimana dimaksud dalamPasal 32 huruf a, untuk memastikan terlaksananyatindakan yang cepat dan tepat pada saat terjadi bencana.

(2) Pelaksanaan kegiatan kesiapsiagaan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan oleh instansi/lembaga yangberwenang, baik secara teknis maupun administratif, yangdikoordinasikan oleh BPBD dalam bentuk :a. penyusunan dan ujicoba rencana penanggulangan

kedaruratan bencana;b. pengorganisasian, pemasangan dan pengujian sistem

peringatan dini;c. penyediaan dan penyiapan barang-barang pasokan

pemenuhan kebutuhan dasar;d. pengorganisasian, penyuluhan, pelatihan dan gladi

tentang mekanisme tanggap darurat;e. penyiapan lokasi evakuasi;f. penyusunan data akurat, informasi, dan

pemutakhiran prosedur-prosedur tetap tanggapdarurat bencana;

g. penyediaan dan penyiapan bahan, barang dan peralatanuntuk pemenuhan pemulihan prasarana dan sarana.

(3) Kegiatan kesiapsiagaan sebagaimana dimaksud padaayat (2) merupakan tanggung jawab pemerintah daerah dandilaksanakan bersama-sama organisasi kemasyarakatan,masyarakat dan lembaga usaha.

Pasal 34

(1) Rencana Penanggulangan Kedaruratan Bencanasebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (2) huruf a,merupakan acuan bagi pelaksanaan penanggulanganbencana dalam keadaan darurat.

Page 17: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

(2) Rencana penanggulangan kedaruratan bencanasebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun secaraterkoordinasi oleh BPBD dan instansi terkait.

(3) Rencana penanggulangan kedaruratan bencana dapatdilengkapi dengan penyusunan rencana kontinjensi.

Pasal 35

(1) Untuk kesiapsiagaan dalam penyediaan, penyimpanan sertapenyaluran logistik dan peralatan ke lokasi bencana, BPBDmembangun sistem manajemen logistik dan peralatan.

(2) Pembangunan sistem manajemen logistik dan peralatansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untukmengoptimalkan logistik dan peralatan yang ada padamasing-masing instansi/lembaga dalam jejaring kerjaBPBD.

(3) Pembangunan sistem manajemen logistik dan peralatansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)berpedoman sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 36

(1) Peringatan dini sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32huruf b, dilakukan untuk mengambil tindakan cepat dantepat dalam rangka mengurangi risiko terkena bencanaserta mempersiapkan tindakan tanggap darurat.

(2) Peringatan dini sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan dengan cara:a. mengamati gejala bencana;b. menganalisa data hasil pengamatan;c. mengambil keputusan berdasarkan hasil analisa;d. menyebarluaskan hasil keputusan; dane. mengambil tindakan oleh masyarakat.

(3) Pengamatan gejala bencana sebagaimana dimaksud padaayat (2) huruf a, dilakukan oleh instansi/lembaga yangberwenang sesuai dengan jenis ancaman bencananya danmasyarakat untuk memperoleh data mengenai gejalabencana yang kemungkinan akan terjadi, denganmemperhatikan kearifan lokal.

(4) Instansi/lembaga yang berwenang sebagaimana dimaksudpada ayat (3) menyampaikan hasil analisis kepada Bupatisesuai tingkat bencana, sebagai dasar dalam mengambilkeputusan dan menentukan tindakan peringatan dini.

(5) Dalam hal peringatan dini ditentukan, seketika itu pulakeputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), wajibdisebarluaskan melalui lembaga pemerintah daerah,lembaga penyiaran swasta dan media massa untukmengerahkan sumber daya.

Page 18: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

(6) Pengerahan sumberdaya sebagaimana dimaksud pada ayat(5) diperlakukan sama dengan mekanisme pengerahansumberdaya pada saat tanggap darurat.

(7) Berdasarkan keputusan tentang peringatan dinisebagaimana dimaksud pada ayat (5), BPBD mengkoordinirtindakan yang diambil oleh masyarakat sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf e untuk menyelamatkan danmelindungi masyarakat.

Pasal 37

(1) Mitigasi bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32huruf c dilakukan untuk mengurangi risiko dan dampakyang diakibatkan oleh bencana terhadap masyarakat yangberada pada kawasan rawan bencana.

(2) Kegiatan mitigasi bencana sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan melalui:a. perencanaan dan pelaksanaan penataan ruang yang

berdasarkan pada analisis risiko bencana;b. pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur

dan tata bangunan; danc. penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan,

baik secara konvensional maupun modern.

(3) Pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur dantata bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hurufb, wajib menerapkan aturan standar teknis bangunan yangditetapkan oleh instansi/lembaga berwenang.

(4) Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan penyuluhansebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, wajibmenerapkan aturan standar teknis pendidikan, pelatihandan penyuluhan yang ditetapkan oleh instansi/lembagaberwenang.

(5) Dalam rangka pelaksanaan mitigasi bencana sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan (2), Pemerintah Daerahmenyusun informasi kebencanaan, basis data (data base)dan peta kebencanaan yang meliputi:a. luas wilayah Kabupaten, Kecamatan dan Kelurahan/

Desa;b. jumlah penduduk Kabupaten, Kecamatan dan

Kelurahan/Desa;c. jumlah rumah masyarakat, gedung pemerintah, pasar,

sekolah, puskesmas, rumah sakit, tempat ibadah,fasilitas umum dan fasilitas sosial;

d. jenis bencana yang sering terjadi atau berulang;e. daerah rawan bencana dan risiko bencana;f. cakupan luas wilayah rawan bencana;g. lokasi pengungsian;h. jalur evakuasi;i. sumberdaya manusia penanggulangan bencana; danj. hal lainnya sesuai kebutuhan.

Page 19: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

(6) Informasi kebencanaan, basis data (database) dan petakebencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)berfungsi untuk:a. menyusun kebijakan, strategi dan rancang tindak

penanggulangan bencana;b. mengidentifikasi, memantau bahaya bencana,

kerentanan dan kemampuan dalam menghadapibencana;

c. memberikan perlindungan kepada masyarakat di daerahrawan bencana;

d. pengembangan sistem peringatan dini;e. mengetahui bahaya bencana, risiko bencana dan

kerugian akibat bencana; danf. menjalankan pembangunan yang beradaptasi pada

bencana dan menyiapkan masyarakat hidup selarasdengan bencana.

Pasal 38

Dalam rangka mitigasi bencana untuk kawasan rawan banjir,Pemerintah Daerah menetapkan :a. penetapan batas dataran banjir dan batas pantai gelombang

pasang;b. pemanfaatan dataran banjir untuk ruang terbuka hijau dan

pengendalian pembangunan fasilitas umum dengankepadatan rendah;

c. ketentuan pelarangan kegiatan untuk fasilitas umum; dand. pengendalian kegiatan permukiman.

Pasal 39

Pencegahan bencana akibat daya rusak air dilakukan instansiterkait dengan koordinasi BPBD, melalui:a. Kegiatan fisik, dalam rangka pencegahan bencana dilakukan

melalui pembangunan sarana dan prasarana yang ditujukanuntuk mencegah kerusakan dan/atau bencana yangdiakibatkan oleh daya rusak air, baik yang disebabkan banjirmaupun yang disebabkan gelombang pasang dan tsunami.

b. Kegiatan nonfisik, dalam rangka pencegahan bencanadilakukan melalui:1. Pengaturan, meliputi:

a) penetapan kawasan rawan bencana pada setiap wilayahsungai;

b) penetapan sistem peringatan dini pada setiap wilayahsungai;

c) penetapan prosedur operasi standar sarana danprasarana pengendalian daya rusak air; dan

d) penetapan prosedur operasi standar evakuasi korbanbencana akibat daya rusak air.

2. Pembinaan, meliputi:a) penyebarluasan informasi dan penyuluhan; danb) pelatihan tanggap darurat.

3. Pengawasan, meliputi:a) pengawasan penggunaan lahan pada kawasan rawan

bencana sesuai dengan tingkat kerawanan daerah.

Page 20: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

b) pengawasan terhadap kondisi dan fungsi sarana danprasarana pengendalian daya rusak air.

4. Pengendalian, meliputi:a) pengendalian penggunaan lahan pada kawasan rawan

bencana sesuai dengan tingkat kerawanan daerah.b) upaya pemindahan penduduk yang bermukim di

kawasan rawan bencana.c) penyeimbangan hulu dan hilir wilayah sungai,

dilakukan dengan mekanisme penataan ruang danpengoperasian prasarana sungai.

d) penataan kawasan pantai dan prasarana pantai sesuaidengan kondisi kawasan dan ketersediaan dana.

Pasal 40

(1) Pemerintah daerah menetapkan kawasan rawan bencanapada setiap wilayah sungai dan pantai, meliputi kawasanrawan:a. banjir;b. kekeringan;c. erosi dan sedimentasi;d. longsor;e. ambles;f. perubahan sifat dan kandungan kimiawi, biologi dan

fisika air;g. kepunahan jenis tumbuhan dan atau satwa; dan atauh. wabah penyakit.

(2) Kawasan rawan bencana sebagaimana dimaksud padaayat (1) dibagi ke dalam zona rawan bencana berdasarkantingkat kerawanannya.

(3) Kawasan rawan bencana sebagaimana dimaksud padaayat (1) menjadi masukan untuk penyusunan rencana tataruang wilayah.

(4) Pemerintah daerah wajib mengendalikan pemanfaatankawasan rawan bencana dengan melibatkan masyarakat.

Pasal 41

(1) Bupati menetapkan sistem peringatan dini.

(2) Peringatan dini sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan oleh instansi terkait sesuai dengantanggungjawabnya.

Pasal 42

(1) Dalam hal tingkat kerawanan bencana akibat daya rusak airsecara permanen mengancam keselamatan jiwa, Bupatimenetapkan kawasan rawan bencana tertutup bagipermukiman dan aktifitas di luar kegiatan penanggulanganbencana.

Page 21: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

(2) Biaya yang timbul akibat penetapan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerahsesuai dengan kemampuan keuangan daerah.

Pasal 43

(1) Dalam rangka mitigasi bencana untuk kawasan rawanbencana gunung api, Pemerintah Daerah untuk :

a. kawasan yang berisiko rendah, melakukan :1) pengendalian ijin kegiatan permukiman perkotaan

dan perdesaan;2) pengendalian kegiatan industri dengan konstruksi

bangunan tahan gempa;3) pembatasan kegiatan perdagangan dan perkantoran

dengan kepadatan rendah-tinggi; dan4) pengendalian pemanfaatan ruang untuk kegiatan

pertanian lahan basah dan beririgasi serta pertaniantadah hujan, perikanan, perkebunan, pariwisataagrokultur dan sosiokultur, serta pertambanganrakyat (batu pasir).

b. kawasan yang berisiko sedang, menetapkan:1) pengendalian kegiatan permukiman dengan

konstruksi beton bertulang, kepadatan bangunansedang-rendah dan pola permukiman menyebar;

2) ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang untukkegiatan pertanian lahan basah dan kering,perikanan, perkebunan, pariwisata biotis dan abiotisdan pertambangan rakyat (batu dan pasir); dan

3) ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang sebagaikawasan hutan produksi dan kawasan pemanfaatanhutan.

c. Untuk kawasan yang berisiko tinggi, menetapkan:1) penetapan kawasan sebagai kawasan lindung sesuai

dengan tata ruang wilayah;2) pemanfaatan ruang secara terbatas untuk kehutanan

dan pariwisata geofisik.

(2) Pada kawasan rawan bencana gunung api, Bupatimenetapkan dan menandai jalur aliran lahar serta jalurevakuasi yang harus diinformasikan kepada masyarakatyang terkena dampak bencana gunung api.

Pasal 44

Dalam rangka mitigasi bencana untuk kawasan rawan bencanageologi, Bupati melakukan :

a. pengendalian pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkankarakteristik, jenis dan ancaman bencana;

b. penentuan lokasi dan jalur evakuasi dari permukimanpenduduk; dan

c. pengendalian pendirian bangunan kecuali untuk kepentinganpemantauan ancaman bencana dan kepentingan umum.

Page 22: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

Pasal 45

Dalam rangka mitigasi bencana untuk kawasan rawan bencanagempa bumi dengan tingkat kerentanan rendah, sedang dantinggi, Bupati menetapkan zonasi dengan memperhatikanpersyaratan pengembangan kegiatan budidaya dan infrastruktursesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VIIISAAT TANGGAP DARURAT

Bagian KesatuPengkajian Secara Cepat dan Tepat

Pasal 46

(1) Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saattanggap darurat meliputi:a. pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi,

kerusakan kerugian dan sumber daya;b. penentuan status keadaan darurat bencana;c. penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena

bencana;d. pemenuhan kebutuhan dasar;e. perlindungan terhadap kelompok rentan; danf. pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital.

(2) Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saattanggap darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dikendalikan oleh Kepala BPBD sesuai dengankewenangannya.

Pasal 47

(1) Pengkajian secara cepat dan tepat sebagaimana dimaksuddalam Pasal 46 ayat (1) huruf a dilakukan untukmenentukan kebutuhan dan tindakan yang tepat dalampenanggulangan bencana pada saat tanggap darurat.

(2) Pengkajian secara cepat dan tepat sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan oleh tim reaksi cepat berdasarkanpenugasan dari Kepala BPBD.

(3) Pengkajian secara cepat dan tepat sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan melalui identifikasi terhadap:a. cakupan lokasi bencana;b. jumlah korban bencana;c. kerusakan prasarana dan sarana;d. gangguan terhadap fungsi pelayanan umum serta

pemerintahan; dane. kemampuan sumber daya alam maupun buatan.

Page 23: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

Bagian KeduaPenentuan Status Keadaan Darurat Bencana

Pasal 48

Penentuan status keadaan darurat bencana sebagaimanadimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf b ditetapkan oleh Bupatisesuai dengan tingkatan bencana.

Pasal 49

Pada saat status keadaan darurat bencana ditetapkan, BPBDmempunyai kemudahan akses di bidang:a. pengerahan sumber daya manusia;b. pengerahan peralatan;c. pengerahan logistik;d. pengadaan barang/jasa;e. pengelolaan dan pertanggungjawaban uang dan/atau barang;f. penyelamatan; dang. komando untuk memerintahkan sektor/lembaga.

Paragraf 1Pengerahan Sumber Daya Manusia, Peralatan dan Logistik

Pasal 50

(1) Pada saat keadaan darurat bencana, kepala BPBDberwenang mengerahkan sumber daya manusia, peralatandan logistik dari sektor/lembaga, masyarakat, organisasikemasyarakatan dan lembaga usaha untuk melakukantanggap darurat.

(2) Pengerahan sumber daya manusia, peralatan dan logistiksebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi permintaan,penerimaan dan penggunaan sumber daya manusia,peralatan dan logistik.

Pasal 51

(1) Pengerahan sumber daya manusia, peralatan dan logistikdilakukan untuk menyelamatkan dan mengevakuasi korbanbencana, memenuhi kebutuhan dasar dan memulihkanfungsi prasarana dan sarana vital yang rusak akibatbencana.

(2) Pengerahan sumber daya manusia, peralatan dan logistik kelokasi bencana harus sesuai dengan kebutuhan.

Pasal 52

(1) Pada saat keadaan darurat bencana, kepala BPBD sesuaidengan lokasi dan tingkatan bencana, dapat memintakepada instansi/lembaga terkait untuk mengirimkansumber daya manusia, peralatan dan logistik sebagaimanadimaksud dalam Pasal 51 ke lokasi bencana.

Page 24: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

(2) Berdasarkan permintaan sebagaimana dimaksud padaayat (1) instansi/lembaga terkait, wajib segera mengirimkandan memobilisasi sumber daya manusia, peralatan danlogistik ke lokasi bencana.

(3) Instansi/lembaga terkait, dalam mengirimkan sumber dayamanusia, peralatan dan logistik sebagaimana dimaksudpada ayat (2), menunjuk seorang pejabat sebagai wakil yangdiberi kewenangan untuk mengambil keputusan.

Pasal 53

(1) Dalam hal terjadi bencana, Kepala BPBD mengerahkansumber daya manusia, peralatan dan logistik sesuai dengankebutuhan ke lokasi bencana.

(2) Dalam hal sumber daya manusia, peralatan dan logistiktidak tersedia/tidak memadai, dapat meminta bantuankepada kabupaten/kota lain baik di dalam maupun di luarProvinsi Jawa Timur, Pemerintah Provinsi Jawa Timur danPemerintah.

(3) Pemerintah Daerah menanggung biaya pengerahan danmobilisasi sumber daya manusia, peralatan dan logistik darikabupaten/kota lain yang mengirimkan bantuannya.

(4) Penerimaan dan penggunaan sumber daya manusia,peralatan dan logistik di lokasi bencana sebagaimanadimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (3)dilaksanakan di bawah kendali Kepala BPBD.

Paragraf 2Pengadaan Barang/Jasa

Pasal 54

Pengadaan barang/jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49huruf d dilaksanakan secara terencana dengan memperhatikanjenis dan jumlah kebutuhan sesuai dengan kondisi dankarakteristik wilayah bencana.

Pasal 55

(1) Pada saat keadaan darurat bencana, pengadaanbarang/jasa untuk penyelenggaraan tanggap daruratbencana dilakukan secara khusus melaluipembelian/pengadaan langsung yang efektif dan efisiensesuai dengan kondisi pada saat keadaan tanggap darurat.

(2) Pembelian/pengadaan langsung sebagaimana dimaksudpada ayat (1) tidak ditentukan oleh jumlah dan hargabarang/jasa.

Page 25: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

(3) Pengadaan barang/jasa sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi peralatan dan/atau jasa untuk:a. pencarian dan penyelamatan korban bencana;b. pertolongan darurat;c. evakuasi korban bencana;d. kebutuhan air bersih dan sanitasi;e. pangan;f. sandang;g. pelayanan kesehatan dan psikososial; danh. penampungan serta tempat hunian sementara.

(4) Pengadaan barang/jasa selain sebagaimana dimaksud padaayat (3) dapat dilakukan oleh instansi/lembaga terkaitsetelah mendapat persetujuan Kepala BPBD sesuaikewenangannya.

(5) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapatdiberikan secara lisan dan diikuti persetujuan secaratertulis dalam waktu paling lambat 3 x 24 (tiga kali duapuluh empat) jam.

Pasal 56

(1) BPBD menggunakan dana siap pakai yang dapat disediakandalam APBD dan ditempatkan dalam anggaran BPBD untukpengadaan barang dan/atau jasa pada saat tanggap daruratbencana.

(2) Dana siap pakai sebagaimana dimaksud ayat (1) digunakansesuai dengan kebutuhan tanggap darurat bencana.

(3) Ketentuan mengenai sumber dan penggunaan dana siappakai diatur dalam Peraturan Bupati.

Paragraf 3Pengelolaan dan Pertanggungjawaban

Uang dan/atau Barang

Pasal 57

(1) Pengelolaan dan pertanggungjawaban uang dan/ataubarang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 huruf ediberikan kemudahan terhadap pengelolaan danpertanggungjawaban dana siap pakai sebagaimanadimaksud dalam Pasal 56.

(2) Dana siap pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dialokasikan secara terpisah pada anggaran BPBD.

(3) Dana siap pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)digunakan terbatas pada pengadaan barang dan/atau jasasebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (1).

(4) Tanda bukti transaksi lain yang tidak mungkin didapatkanpada pengadaan barang dan/atau jasa saat tanggap daruratdiberikan perlakuan khusus.

Page 26: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

Pasal 58

(1) Kepala BPBD sesuai dengan kewenangannya wajib membuatlaporan pertanggungjawaban uang dan/atau barang yangditerima dari masyarakat.

(2) Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud padaayat (1) disampaikan kepada Bupati.

(3) Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud padaayat (1) diinformasikan kepada publik.

Paragraf 4Penyelamatan

Pasal 59

(1) Kemudahan akses dalam penyelamatan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 49 huruf f dilakukan melaluipencarian, pertolongan dan evakuasi korban bencana.

(2) Untuk memudahkan penyelamatan korban bencana danharta benda, Kepala BPBD mempunyai kewenangan:a. menyingkirkan dan/atau memusnahkan barang atau

benda di lokasi bencana yang dapat membahayakan jiwa;b. menyingkirkan dan/atau memusnahkan barang atau

benda yang dapat mengganggu proses penyelamatan;c. memerintahkan orang untuk keluar dari suatu lokasi

atau melarang orang untuk memasuki suatu lokasi;d. mengisolasi atau menutup suatu lokasi baik milik publik

maupun pribadi; dane. memerintahkan kepada pimpinan instansi/lembaga

terkait untuk mematikan aliran listrik, gas, ataumenutup/membuka pintu air.

(3) Pencarian dan pertolongan terhadap korban bencanadihentikan jika:a. seluruh korban telah ditemukan, ditolong dan

dievakuasi; ataub. setelah jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak dimulainya

operasi pencarian, tidak ada tanda-tanda korban akanditemukan.

(4) Penghentian pencarian dan pertolongan terhadap korbanbencana sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b dapatdibuka kembali dengan pertimbangan adanya informasibaru mengenai indikasi keberadaan korban bencana.

Paragraf 5Komando

Pasal 60

(1) Dalam status keadaan darurat Kepala BPBD sesuai dengankewenangannya mempunyai kemudahan akses berupakomando untuk memerintahkan sektor/lembaga dalam satu

Page 27: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

komando untuk pengerahan sumber daya manusia,peralatan, logistik dan penyelamatan.

(2) Untuk melaksanakan fungsi komando sebagaimanadimaksud pada ayat (1) Kepala BPBD sesuai dengankewenangannya dapat menunjuk seorang pejabat sebagaikomandan penanganan darurat bencana.

(3) Komandan penanganan darurat bencana, sesuai denganlokasi dan tingkatan bencananya, dalam melaksanakankomando pengerahan sumber daya manusia, peralatan,logistik dan penyelamatan, berwenang mengendalikan parapejabat yang mewakili instansi/lembaga sebagaimanadimaksud dalam Pasal 49 huruf g.

(4) Mekanisme pelaksanaan pengendalian dalam satu komandosebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan padasistem komando tanggap darurat bencana.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem komando tanggapdarurat bencana diatur sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 61

(1) Pada status keadaan darurat bencana, Komandanpenanganan darurat bencana, sesuai dengan lokasi dantingkatan bencananya mengaktifkan dan meningkatkanpusat pengendalian operasi menjadi pos komando tanggapdarurat bencana.

(2) Pos komando sebagaimana dimaksud pada ayat (1)berfungsi untuk mengkoordinasikan, mengendalikan,memantau dan mengevaluasi penanganan tanggap daruratbencana.

(3) Pos komando sebagaimana dimaksud pada ayat (1)merupakan institusi yang berwenang memberikan data daninformasi tentang penanganan tanggap darurat bencana.

Pasal 62

(1) Pada status keadaan darurat bencana, komandanpenanganan darurat bencana, sesuai dengan lokasi dantingkatan bencananya membentuk pos komando lapanganpenanggulangan tanggap darurat bencana di lokasibencana.

(2) Pos komando lapangan tanggap darurat bencanasebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas melakukanpenanganan tanggap darurat bencana.

Page 28: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

(3) Tugas penanganan tanggap darurat bencana yang dilakukanoleh pos komando lapangan sebagaimana dimaksud padaayat (2) disampaikan kepada pos komando sebagaimanadimaksud dalam Pasal 61 ayat (1) untuk digunakan sebagaidata, informasi dan bahan pengambilan keputusan untukpenanganan tanggap darurat bencana.

Pasal 63

(1) Dalam melaksanakan penanganan tanggap daruratbencana, komandan penanganan darurat bencana sesuaidengan lokasi dan tingkatan bencana, menyusun rencanaoperasi tanggap darurat bencana yang digunakan sebagaiacuan bagi setiap instansi/lembaga pelaksana tanggapdarurat bencana.

(2) Pedoman penyusunan rencana operasi tanggap daruratbencana ditetapkan oleh Kepala BPBD.

Bagian KetigaPenyelamatan dan Evakuasi

Pasal 64

(1) Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencanasebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat 1 huruf c,dilakukan melalui usaha dan kegiatan pencarian,pertolongan dan penyelamatan masyarakat sebagai korbanakibat bencana.

(2) Pencarian, pertolongan dan penyelamatan masyarakatterkena bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan oleh tim reaksi cepat dengan melibatkanunsur masyarakat dibawah komando komandanpenanganan darurat bencana, sesuai dengan lokasi dantingkatan bencananya.

(3) Pertolongan darurat bencana sebagaimana dimaksud padaayat (1) diprioritaskan pada masyarakat terkena bencanayang mengalami luka parah dan kelompok rentan.

(4) Terhadap masyarakat terkena bencana yang meninggaldunia dilakukan upaya identifikasi dan pemakamannya.

Bagian KeempatPemenuhan Kebutuhan Dasar

Pasal 65

(1) Pemenuhan kebutuhan dasar sebagaimana dimaksud dalamPasal 46 huruf d meliputi bantuan penyediaan:

Page 29: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

a. kebutuhan air bersih dan sanitasi;b. pangan;c. sandang;d. pelayanan kesehatan;e. pelayanan psikososial; danf. penampungan serta tempat hunian.

(2) Pemenuhan kebutuhan dasar sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan oleh pemerintah daerah, organisasikemasyarakatan, masyarakat dan lembaga usaha, sesuaidengan standar minimum sebagaimana diatur dalamketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Pemenuhan kebutuhan dasar sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat dilakukan oleh lembaga internasionaldan/atau lembaga asing non pemerintah, sesuai denganstandar minimum sebagaimana diatur dalam ketentuanperaturan perundang-undangan.

Bagian KelimaPerlindungan Terhadap Kelompok Rentan

Pasal 66

(1) Perlindungan terhadap kelompok rentan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf e dilakukan denganmemberikan prioritas kepada korban bencana yangmengalami luka parah dan kelompok rentan berupapenyelamatan, evakuasi, pengamanan, pelayanan kesehatandan psikososial.

(2) Upaya perlindungan terhadap kelompok rentansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan olehinstansi/lembaga terkait yang dikoordinasikan oleh kepalaBPBD dengan pola pendampingan/fasilitasi.

(3) Kelompok rentan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)terdiri atas :a. bayi, balita dan anak-anak ;b. ibu yang sedang mengandung atau menyusuic. penyandang cacat; dand. orang lanjut usia.

Bagian KeenamPemulihan Segera Prasarana dan Sarana Vital

Pasal 67

(1) Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vitalsebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf (f)bertujuan untuk berfungsinya prasarana dan sarana vitaldengan segera, agar kehidupan masyarakat tetapberlangsung.

(2) Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vitalsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh

Page 30: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

instansi/lembaga terkait yang dikoordinasikan oleh KepalaBPBD sesuai dengan kewenangannya.

BAB IXPASCA BENCANA

Bagian KesatuUmum

Pasal 68

Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahappascabencana terdiri atas:a. rehabilitasi; danb. rekonstruksi.

Bagian KeduaRehabilitasi

Pasal 69

(1) Rehabilitasi pada wilayah pascabencana dilakukan melaluikegiatan:a. perbaikan lingkungan daerah bencana;b. perbaikan prasarana dan sarana umum;c. pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat;d. pemulihan sosial psikologis;e. pelayanan kesehatan;f. rekonsiliasi dan resolusi konflik;g. pemulihan sosial, ekonomi dan budaya;h. pemulihan keamanan dan ketertiban;i. pemulihan fungsi pemerintahan; danj. pemulihan fungsi pelayanan publik.

(2) Untuk mempercepat pemulihan kehidupan masyarakatpada wilayah pascabencana, pemerintah daerahmenetapkan prioritas dari kegiatan rehabilitasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1).

(3) Penetapan prioritas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)didasarkan pada analisis kerusakan dan kerugian akibatbencana.

Pasal 70

(1) Kegiatan rehabilitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69ayat (1) merupakan tanggungjawab pemerintah daerah.

(2) Pemerintah daerah menyusun rencana rehabilitasi yangdidasarkan pada analisis kerusakan dan kerugian akibatbencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (3)dengan memperhatikan aspirasi masyarakat.

(3) Dalam menyusun rencana rehabilitasi sebagaimanadimaksud pada ayat (2) harus memperhatikan:

Page 31: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

a. pengaturan mengenai standar konstruksi bangunan;b. kondisi sosial;c. adat istiadat;d. budaya;e. ekonomif. lingkungan

(4) Rencana rehabilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)disusun berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 71

(1) Dalam melakukan rehabilitasi, Pemerintah Daerah wajibmenggunakan dana penanggulangan bencana dari APBD.

(2) Dalam hal APBD tidak memadai, Pemerintah Daerah dapatmeminta bantuan dana kepada Pemerintah Provinsidan/atau Pemerintah melalui Pemerintah Provinsi untukmelaksanakan kegiatan rehabilitasi.

(3) Selain permintaan bantuan dana sebagaimana dimaksudpada ayat (2), Pemerintah Daerah dapat meminta bantuankepada Pemerintah Provinsi dan/atau Pemerintah berupa:a. tenaga ahli;b. peralatan; danc. pembangunan prasarana.

Pasal 72

Kegiatan rehabilitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68huruf a dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah daninstansi/lembaga terkait yang dikoordinasikan oleh KepalaBPBD.

Paragraf 1Perbaikan Lingkungan Daerah Bencana

Pasal 73

(1) Perbaikan lingkungan daerah bencana sebagaimanadimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf a merupakankegiatan fisik perbaikan lingkungan untuk memenuhipersyaratan teknis, sosial, ekonomi dan budaya sertaekosistem suatu kawasan.

(2) Kegiatan perbaikan fisik lingkungan daerah bencanamencakup lingkungan kawasan permukiman, kawasanindustri, kawasan usaha dan kawasan bangunan gedung.

(3) Perbaikan lingkungan daerah bencana harus berdasarkanperencanaan teknis dengan memperhatikan masukanmengenai jenis kegiatan dari intansi/lembaga terkait danaspirasi masyarakat daerah rawan bencana.

Page 32: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

Pasal 74

(1) Perencanaan teknis Perbaikan lingkungan bencanasebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (3) merupakankegiatan penyusunan dokumen rencana teknis yangberisikan gambar rencana kegiatan yang ingin diwujudkan.

(2) Perencanaan teknis Perbaikan lingkungan bencana disusunsecara optimal melalui survei, investigasi dan desain denganmemperhatikan kondisi sosial, budaya, ekonomi, adatistiadat dan standar konstruksi bangunan.

(3) Perencanaan teknis Perbaikan lingkungan bencana palingsedikit memuat:a. data kependudukan, sosial, budaya, ekonomi, prasarana

dan sarana sebelum terjadi bencana;b. data kerusakan yang meliputi lokasi, data korban

bencana, jumlah dan tingkat kerusakan bencana danperkiraan kerugian;

c. potensi sumber daya yang ada di daerah bencana;d. peta tematik yang berisi sebagaimana dimaksud pada

huruf a, huruf b dan huruf c;e. rencana program dan kegiatan;f. gambar desain;g. rencana anggaran;h. jadwal kegiatan; dani. pedoman rehabilitasi.

Pasal 75

Kegiatan perbaikan lingkungan daerah bencana sebagaimanadimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf a dilaksanakan olehinstansi/lembaga terkait sesuai dengan fungsi dan tanggungjawab bidang tugas masing-masing bersama masyarakat.

Paragraf 2Perbaikan Prasarana dan Sarana Umum

Pasal 76

(1) Perbaikan prasarana dan sarana umum sebagaimanadimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf b merupakankegiatan perbaikan prasarana dan sarana umum untukmemenuhi kebutuhan transportasi, kelancaran kegiatanekonomi dan kehidupan sosial budaya masyarakat.

(2) Perbaikan prasarana dan sarana umum sebagaimanadimaksud pada ayat (1) harus didasarkan pada perencanaanteknis, dengan memperhatikan masukan mengenai jeniskegiatan dari instansi/lembaga terkait dan aspirasikebutuhan masyarakat.

(3) Kegiatan perbaikan prasarana dan sarana umummencakup:a. perbaikan infrastuktur ; danb. fasilitas sosial dan fasilitas umum.

Page 33: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

Pasal 77

(1) Perencanaan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76ayat (2) merupakan kegiatan penyusunan dokumen rencanateknis yang berisikan gambar rencana kegiatan yang ingindiwujudkan.

(2) Dokumen rencana teknis disusun secara optimal melaluisurvei, investigasi dan desain dengan memperhatikankondisi lingkungan, sosial, ekonomi, budaya, adat istiadatdan standar konstruksi bangunan.

(3) Penyusunan dokumen rencana teknis paling sedikitmemenuhi ketentuan mengenai:a. persyaratan keselamatan;b. persyaratan sistem sanitasi;c. persyaratan penggunaan bahan bangunan; dand. persyaratan standar teknis konstruksi jalan, jembatan,

bangunan gedung dan bangunan air.

(4) Perencanaan teknis perbaikan prasarana dan sarana umumdisusun berdasarkan pedoman yang ditetapkan olehinstansi/lembaga yang terkait.

Pasal 78

Pelaksanaan perbaikan prasarana dan sarana umumsebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf bdilakukan secara gotong royong, padat karya dengan bimbingandan/atau bantuan teknis dari pemerintah daerah.

Paragraf 3Pemberian Bantuan Perbaikan Rumah Masyarakat

Pasal 79

(1) Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakatsebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf cmerupakan bantuan pemerintah daerah sebagai stimulanuntuk membantu masyarakat memperbaiki rumahnya yangmengalami kerusakan akibat bencana untuk dapat dihunikembali.

(2) Bantuan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat berupa bahan material, komponen rumahatau uang yang besarnya ditetapkan berdasarkan hasilverifikasi dan evaluasi tingkat kerusakan rumah yangdialami.

(3) Bantuan Pemerintah Daerah untuk perbaikan rumahmasyarakat diberikan dengan pola pemberdayaanmasyarakat dengan memperhatikan karakter daerah danbudaya masyarakat, yang mekanisme pelaksanaannyaditetapkan melalui koordinasi BPBD.

Page 34: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

(4) Perbaikan rumah masyarakat mengikuti standar teknissesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) Pelaksanaan pemberian bantuan perbaikan rumahmasyarakat dilakukan melalui bimbingan teknis danbantuan teknis oleh instansi/lembaga yang terkait.

Paragraf 4Pemulihan Sosial Psikologis

Pasal 80

(1) Pemulihan sosial psikologis sebagaimana dimaksud dalamPasal 69 ayat (1) huruf d ditujukan untuk membantumasyarakat yang terkena dampak bencana, memulihkankembali kehidupan sosial dan kondisi psikologis padakeadaan normal seperti kondisi sebelum bencana.

(2) Kegiatan membantu masyarakat terkena dampak bencanadilakukan melalui upaya pelayanan sosial psikologis berupa:a. bantuan konseling dan konsultasi keluarga;b. pendampingan pemulihan trauma; danc. pelatihan pemulihan kondisi psikologis.

(3) Pelayanan sosial psikologis dilaksanakan oleh instansi/lembaga yang terkait secara terkoordinasi dengan BPBD.

Paragraf 5Pelayanan Kesehatan

Pasal 81

(1) Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal69 ayat (1) huruf e ditujukan untuk membantu masyarakatyang terkena dampak bencana dalam rangka memulihkankondisi kesehatan masyarakat.

(2) Kegiatan pemulihan kondisi kesehatan masyarakat terkenadampak bencana dilakukan melalui upaya-upaya :a. membantu perawatan korban bencana yang sakit dan

mengalami luka;b. membantu perawatan korban bencana yang meninggal;c. menyediakan obat-obatan;d. menyediakan peralatan kesehatan;e. menyediakan tenaga medis dan paramedis; danf. merujuk ke rumah sakit terdekat.

(3) Upaya pemulihan kondisi kesehatan masyarakat,dilaksanakan melalui pusat/pos layanan kesehatan yangditetapkan oleh instansi terkait dalam koordinasi BPBD.

(4) Pelaksanaan kegiatan pemulihan kondisi kesehatanmasyarakat, dilaksanakan dengan mengacu pada standarpelayanan darurat sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Page 35: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

Paragraf 6Rekonsiliasi dan Resolusi Konflik

Pasal 82

(1) Rekonsiliasi dan resolusi konflik sebagaimana dimaksuddalam Pasal 69 ayat (1) huruf f ditujukan membantumasyarakat di daerah rawan bencana dan rawan konfliksosial untuk menurunkan eskalasi konflik sosial danketegangan serta memulihkan kondisi sosial kehidupanmasyarakat.

(2) Kegiatan rekonsiliasi dan resolusi konflik dilakukan melaluiupaya-upaya mediasi persuasif dengan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat terkait dengan tetap memperhatikansituasi, kondisi dan karakter serta budaya masyarakatsetempat dan menjunjung rasa keadilan.

(3) Pelaksanaan kegiatan rekonsiliasi dan resolusi konflikdilakukan oleh instansi/lembaga yang terkait berkoordinasidengan BPBD sesuai dengan kewenangannya.

Paragraf 7Pemulihan Sosial Ekonomi Budaya

Pasal 83

(1) Pemulihan sosial, ekonomi dan budaya sebagaimanadimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf g, ditujukan untukmembantu masyarakat terkena dampak bencana dalamrangka memulihkan kondisi kehidupan sosial, ekonomi danbudaya seperti pada kondisi sebelum terjadi bencana.

(2) Kegiatan pemulihan sosial, ekonomi dan budaya dilakukandengan membantu masyarakat menghidupkan danmengaktifkan kembali kegiatan sosial, ekonomi dan budayamelalui:a. layanan advokasi dan konseling;b. bantuan stimulan aktivitas ekonomi; danc. pelatihan.

(3) Pelaksanaan kegiatan pemulihan sosial, ekonomi danbudaya dilakukan oleh instansi/lembaga terkaitberkoordinasi dengan BPBD.

Paragraf 8Pemulihan Keamanan Dan Ketertiban

Pasal 84

(1) Pemulihan keamanan dan ketertiban sebagaimanadimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf h ditujukanmembantu masyarakat dalam memulihkan kondisikeamanan dan ketertiban masyarakat di daerah terkenadampak bencana agar kembali seperti kondisi sebelumterjadi bencana.

Page 36: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

(2) Kegiatan pemulihan keamanan dan ketertiban dilakukanmelalui upaya:a. mengaktifkan kembali fungsi lembaga keamanan dan

ketertiban di daerah bencana;b. meningkatkan peranserta masyarakat dalam kegiatan

pengamanan dan ketertiban; danc. koordinasi dengan instansi/lembaga yang berwenang di

bidang keamanan dan ketertiban.

(3) Pelaksanaan kegiatan pemulihan keamanan dan ketertibandilakukan oleh instansi/lembaga terkait berkoordinasidengan BPBD.

Paragraf 9Pemulihan Fungsi Pemerintahan

Pasal 85

(1) Pemulihan fungsi pemerintahan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 69 ayat (1) huruf i ditujukan untukmemulihkan fungsi pemerintahan kembali seperti kondisisebelum terjadi bencana.

(2) Kegiatan pemulihan fungsi pemerintahan dilakukan melaluiupaya:a. mengaktifkan kembali pelaksanaan kegiatan tugas-tugas

pemerintahan secepatnya;b. penyelamatan dan pengamanan dokumen-dokumen

negara dan pemerintahan;c. konsolidasi para petugas pemerintahan;d. pemulihan fungsi-fungsi dan peralatan pendukung

tugas-tugas pemerintahan; dane. pengaturan kembali tugas-tugas pemerintahan pada

instansi/lembaga terkait.

(3) Pelaksanaan Kegiatan dilakukan oleh instansi/lembagaterkait di bawah koordinasi pimpinan pemerintahan.

Paragraf 10Pemulihan Fungsi Pelayanan Publik

Pasal 86

(1) Pemulihan fungsi pelayanan publik sebagaimana dimaksuddalam Pasal 69 ayat (1) huruf j ditujukan untukmemulihkan kembali fungsi pelayanan kepada masyarakatpada kondisi seperti sebelum terjadi bencana.

(2) Kegiatan pemulihan fungsi pelayanan publik dilakukanmelalui upaya-upaya :a. rehabilitasi dan pemulihan fungsi prasarana dan sarana

pelayanan publik;b. mengaktifkan kembali fungsi pelayanan publik pada

instansi/lembaga terkait; danc. pengaturan kembali fungsi pelayanan publik.

Page 37: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

(3) Pelaksanaan kegiatan pemulihan fungsi pelayanan publikdilakukan oleh instansi/lembaga terkait di bawahkoordinasi Bupati.

Bagian KetigaRekonstruksi

Pasal 87

(1) Rekonstruksi pada wilayah pascabencana dilakukan melaluikegiatan:a. pembangunan kembali prasarana dan sarana;b. pembangunan kembali sarana sosial masyarakat;c. pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya

masyarakat;d. penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan

peralatan yang lebih baik dan tahan bencana;e. partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi

kemasyarakatan, dunia usaha dan masyarakat;f. peningkatan kondisi sosial, ekonomi dan budaya;g. peningkatan fungsi pelayanan publik; atauh. peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat.

(2) Untuk mempercepat pembangunan kembali semuaprasarana dan sarana serta kelembagaan pada wilayahpascabencana, Pemerintah Daerah menetapkan prioritasdari kegiatan rekonstruksi sebagaimana dimaksud padaayat (1).

(3) Penetapan prioritas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)didasarkan pada analisis kerusakan dan kerugian akibatbencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (3).

Pasal 88

(1) Kegiatan rekonstruksi pada wilayah pascabencanamerupakan tanggung jawab Pemerintah Daerah, kecualiprasarana dan sarana yang merupakan tanggung jawabpemerintah.

(2) Pemerintah Daerah menyusun rencana rekonstruksi yangmerupakan satu kesatuan dari rencana rehabilitasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (2).

(3) Dalam menyusun rencana rekonstruksi sebagaimanadimaksud pada ayat (2) harus memperhatikan:a. rencana tata ruang;b. pengaturan mengenai standar konstruksi bangunan;c. kondisi sosial;d. adat istiadat;e. budaya lokal; danf. ekonomi.

(4) Rencana rekonstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)disusun berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 38: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

Pasal 89

(1) Dalam melakukan rekonstruksi, Pemerintah Daerah wajibmenggunakan dana penanggulangan bencana dari APBD.

(2) Dalam hal APBD tidak memadai, Pemerintah Daerah dapatmeminta bantuan dana kepada Pemerintah Provinsidan/atau Pemerintah melalui Pemerintah Provinsi untukmelaksanakan kegiatan rekonstruksi.

(3) Selain permintaan dana sebagaimana dimaksud pada ayat(2), Pemerintah Daerah dapat meminta bantuan kepadapemerintah provinsi dan/atau pemerintah berupa:a. tenaga ahli;b. peralatan; danc. pembangunan prasarana.

Pasal 90

Kegiatan rekonstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87ayat (1) dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah daninstansi/lembaga terkait yang dikoordinasikan oleh BPBD.

Paragraf 1Pembangunan Kembali Prasarana dan Sarana

Pasal 91

(1) Pembangunan kembali prasarana dan sarana sebagaimanadimaksud dalam Pasal 87 ayat (1) huruf a merupakankegiatan fisik pembangunan baru prasarana dan saranauntuk memenuhi kebutuhan kegiatan ekonomi, sosial danbudaya dengan memperhatikan rencana tata ruang wilayah.

(2) Kegiatan fisik pembangunan kembali prasarana dan saranaharus memperhatikan rencana tata ruang yang memuat:a. rencana struktur ruang wilayah;b. rencana pola ruang wilayah;c. penetapan kawasan;d. arahan pemanfaatan ruang wilayah; dane. arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah.

(3) Pembangunan kembali prasarana dan sarana harusberdasarkan perencanaan teknis dengan memperhatikanmasukan dari instansi/lembaga terkait dan aspirasimasyarakat.

Pasal 92

(1) Perencanaan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91ayat (3) merupakan kegiatan penyusunan dokumen rencanateknis yang berisikan gambar-gambar rencana kegiatanyang ingin diwujudkan.

(2) Perencanaan teknis pembangunan kembali prasarana dansarana harus disusun secara optimal melalui survei,

Page 39: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

investigasi, pembuatan desain dengan memperhatikankondisi sosial, ekonomi, budaya lokal, adat istiadat danstandar konstruksi bangunan dan memperhatikan kondisialam.

(3) Perencanaan teknis pembangunan kembali prasarana dansarana berisikan:a. rumusan strategi dan kebijaksanaan operasional;b. rencana rinci pembangunan kembali prasarana dan

sarana sesuai dengan rencana induk;c. rencana kerja dan anggaran;d. dokumen pelaksanaan;e. dokumen kerjasama dengan pihak lain;f. dokumen pengadaan barang dan jasa sesuai dengan

ketentuan peraturan perundangan;g. ketentuan pelaksanaan pembangunan kembali yang

dilakukan oleh pemerintah daerah dan pihak lain yangterkait; dan

h. ketentuan penggunan dana pembangunan kembaliprasarana dan sarana dengan menjunjung tinggiintegritas dan bebas serta dapat dipertanggungjawabkan.

(4) Pedoman perencanaan teknis pembangunan kembaliprasarana dan sarana disusun berdasarkan pedoman sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan dandikoordinasikan oleh Kepala BPBD.

Paragraf 2Pembangunan Kembali Sarana Sosial Masyarakat

Pasal 93

(1) Pembangunan kembali sarana sosial masyarakatsebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 ayat (1) huruf b,merupakan kegiatan pembangunan baru fasilitas sosial danfasilitas umum untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sosialdan kemasyarakatan.

(2) Kegiatan pembangunan kembali sarana sosial masyarakatharus berdasarkan perencanaan teknis denganmemperhatikan masukan dari instansi/lembaga terkait danaspirasi masyarakat.

Pasal 94

(1) Perencanaan teknis kegiatan pembangunan kembali saranasosial masyarakat merupakan kegiatan penyusunandokumen rencana teknis yang berisikan gambar rencanakegiatan pembangunan yang ingin diwujudkan.

(2) Perencanaan teknis kegiatan pembangunan kembali saranasosial masyarakat harus disusun secara optimal melaluisurvei, investigasi, pembuatan gambar desain denganmemperhatikan kondisi sosial, ekonomi, budaya, adatistiadat dan standar teknis bangunan serta paling sedikitharus memenuhi ketentuan teknis mengenai:

Page 40: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

a. standar teknik konstruksi bangunan;b. penetapan kawasan; danc. arahan pemanfaatan ruang.

(3) Perencanaan teknis kegiatan sama dengan di atas meliputi:a. rencana rinci pembangunan sarana pendidikan,

kesehatan, panti asuhan, sarana ibadah, panti jompodan balai desa;

b. dokumen pelaksanaan kegiatan dan anggaran;c. rencana kerja dan anggaran;d. dokumen kerjasama dengan pihak lain;e. dokumen pengadaan barang dan/atau jasa sesuai

dengan ketentuan peraturan perundangan; danf. ketentuan pelaksanaan yang dilakukan oleh pemerintah

daerah dan pihak yang terkait.

Pasal 95

Pembangunan kembali sarana sosial masyarakat dilaksanakanoleh Pemerintah Daerah.

Paragraf 3Pembangkitan Kembali Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat

Pasal 96

(1) Pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakatsebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 ayat (1) huruf c,ditujukan untuk menata kembali kehidupan danmengembangkan pola-pola kehidupan ke arah kondisikehidupan sosial budaya masyarakat yang lebih baik.

(2) Upaya menata kembali kehidupan sosial budaya masyarakatdilakukan dengan cara:a. menghilangkan rasa traumatik masyarakat terhadap

bencana;b. mempersiapkan masyarakat melalui kegiatan kampanye

sadar bencana dan peduli bencana;c. penyesuaian kehidupan sosial budaya masyarakat

dengan lingkungan rawan bencana; dand. mendorong partisipasi masyarakat dalam kegiatan

pengurangan risiko bencana.

(3) Pelaksanaan kegiatan pembangkitan kembali kehidupansosial budaya masyarakat dilakukan oleh instansi/lembagaterkait berkoordinasi dengan Kepala BPBD sesuai dengankewenangannya.

Paragraf 4Penerapan Rancang Bangun

Pasal 97

(1) Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaanperalatan yang lebih baik dan tahan bencana sebagaimanadimaksud dalam Pasal 87 ayat (1) huruf d ditujukan untuk:

Page 41: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

a. meningkatkan stabilitas kondisi dan fungsi prasaranadan sarana yang mampu mengantisipasi dan tahanbencana; dan

b. mengurangi kemungkinan kerusakan yang lebih parahakibat bencana.

(2) Upaya penerapan rancang bangun yang tepat danpenggunaan peralatan yang lebih baik dan tahan bencanadilakukan dengan:a. mengembangkan rancang bangun hasil penelitian dan

pengembangan;b. menyesuaikan dengan tata ruang;c. memperhatikan kondisi & kerusakan daerah;d. memperhatikan kearifan lokal; dane. menyesuaikan tingkat kerawanan bencana.

(3) Pelaksanaan kegiatan penerapan rancang bangun yangtepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik dan tahanlama oleh instansi/lembaga yang terkait berkoordinasidengan Kepala BPBD.

Paragraf 5Peningkatan Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya

Pasal 98

(1) Peningkatan kondisi sosial, ekonomi dan budayasebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 ayat (1) huruf fditujukan untuk normalisasi kondisi dan kehidupan yanglebih baik.

(2) Peningkatan kondisi sosial, ekonomi dan budayasebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui upaya:a. pembinaan kemampuan keterampilan masyarakat yang

terkena bencana;b. pemberdayaan kelompok usaha bersama dapat

berbentuk bantuan dan/atau barang; danc. mendorong penciptaan lapangan usaha yang produktif.

(3) Pelaksanaan peningkatan kondisi sosial, ekonomi danbudaya) dilakukan oleh instansi/lembaga dikoordinasikandengan BPBD.

Paragraf 6Peningkatan Fungsi Pelayanan Publik

Pasal 99

(1) Peningkatan fungsi pelayanan publik sebagaimanadimaksud dalam Pasal 87 ayat (1) huruf g ditujukan untukpenataan dan peningkatan fungsi pelayanan publik kepadamasyarakat untuk mendorong kehidupan masyarakat diwilayah pascabencana ke arah yang lebih baik.

Page 42: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

(2) Penataan dan peningkatan fungsi pelayanan publiksebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melaluiupaya:a. penyiapan program jangka panjang peningkatan fungsi

pelayanan publik; danb. pengembangan mekanisme dan sistem pelayanan publik

yang lebih efektif dan efisien.

(3) Pelaksanaan fungsi pelayanan publik sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilaksanakan instansi/lembagayang terkait.

Paragraf 7Peningkatan Pelayanan Utama dalam Masyarakat

Pasal 100

(1) Peningkatan pelayanan utama dalam masyarakatsebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 ayat (1) huruf hdilakukan dengan tujuan membantu peningkatan pelayananutama dalam rangka pelayanan prima.

(2) Untuk membantu peningkatan pelayanan utama dalammasyarakat dilakukan melalui upaya mengembangkan pola-pola pelayanan masyarakat yang efektif dan efisien.

(3) Pelaksanaan peningkatan pelayananan utama dalammasyarakat dilakukan oleh instansi/lembaga terkait.

BAB XBENCANA NON ALAM DAN BENCANA SOSIAL

Bagian KesatuBencana Nonalam

Pasal 101

(1) Bencana non alam meliputi:a. kebakaran hutan/lahan dan pemukiman yang

disebabkan oleh manusia;b. kecelakaan transportasi;c. kegagalan konstruksi/teknologi;d. dampak industri;e. pencemaran lingkungan;f. kegiatan keantariksaan; dang. kejadian luar biasa yang diakibatkan oleh hama penyakit

tanaman, epidemik dan wabah.

(2) Bencana nonalam sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Paragraf 1Analisis Risiko Bencana Nonalam

Pasal 102

(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi

Page 43: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

menimbulkan dampak penting terhadap bencana nonalam,ancaman terhadap ekosistem dan kehidupan dan/ataukesehatan dan keselamatan manusia, wajib melakukananalisis risiko bencana nonalam.

(2) Analisis risiko bencana nonalam sebagaimana dimaksudpada ayat (1) meliputi:a. pengkajian risiko;b. pengelolaan risiko; dan atauc. komunikasi risiko.

(3) Format, prosedur, metode dan evaluasi analisa resikoditentukan oleh instansi terkait di bawah koordinasi BPBD.

Paragraf 2Penanggulangan

Pasal 103

(1) Setiap orang, kelompok orang dan badan hukum wajibmelakukan penanggulangan bencana nonalam.

(2) Penanggulangan Bencana nonalam sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan dengan:a. pemberian informasi peringatan bencana nonalam

kepada masyarakat;b. pengisolasian bencana nonalam;c. penghentian sumber bencana nonalam; dand. cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Pasal 104

Dalam penanggulangan bencana nonalam pada tahap tanggapdarurat dan pasca bencana, berlaku ketentuan sebagaimanadiatur dalam Pasal 46 dan Pasal 68.

Paragraf 3Pemulihan

Pasal 105

(1) Setiap orang, kelompok orang atau badan hukum yangmenyebabkan bencana nonalam wajib melakukanpemulihan fungsi lingkungan hidup.

(2) Pemulihan fungsi lingkungan hidup sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan dengan tahapan:a. penghentian sumber pencemaran dan pembersihan

unsur pencemar;b. remediasi;c. rehabilitasi;d. restorasi; dan ataue. cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Page 44: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

(3) Biaya pemulihan fungsi lingkungan hidup wajib ditanggungpihak penyebab rusaknya fungsi lingkungan hidup.

Paragraf 4Pemeliharaan

Pasal 106

(1) Pemeliharaan lingkungan hidup antara lain dilakukanmelalui upaya konservasi sumberdaya alam.

(2) Konservasi sumberdaya alam sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi kegiatan:a. perlindungan sumberdaya alam;b. pemeliharaan sumberdaya alam; danc. pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam; dand. semua kegiatan ditetapkan dalam peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Bagian KeduaBencana Sosial

Pasal 107

Bencana sosial meliputi:a. kerusuhan sosial;b. konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas

masyarakat; danc. teror.

Paragraf 1Kewaspadaan Dini Masyarakat

Pasal 108

(1) Penyelenggaraan kewaspadaan dini masyarakat menjaditanggungjawab dan dilaksanakan oleh masyarakat, yangdifasilitasi, dibina dan dikoordinasikan oleh Bupati.

(2) Dalam memfasilitasi kewaspadaan dini masyarakatsebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bupati atau pejabatyang ditunjuk melaksanakan:

a. pembinaan dan pemeliharaan ketentraman, ketertibandan perlindungan masyarakat dalam menghadapikemungkinan terjadinya bencana sosial sebagaimanadimaksud dalam Pasal 85;

b. pengkoordinasian instansi terkait dalam penyelenggaraankewaspadaan dini masyarakat.

Pasal 109

(1) Dalam rangka penyelenggaraan kewaspadaan dinimasyarakat, dibentuk FKDM yang dilakukan olehmasyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah Daerah.

Page 45: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

(2) Keanggotaan FKDM terdiri atas wakil-wakil organisasimasyarakat, perguruan tinggi, lembaga pendidikan, tokohmasyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda danelemen masyarakat lainnya.

(3) FKDM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyaitugas:a. menjaring, menampung, mengkoordinasikan dan

mengkomunikasikan data dan informasi dari masyarakatmengenai potensi ancaman keamanan, gejala atauperistiwa bencana dalam rangka upaya pencegahan danpenanggulangannya secara dini;

b. memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbanganbagi Bupati dalam menetapkan kebijakan yang berkaitandengan kewaspadaan dini masyarakat.

(4) Pembentukan FKDM ditetapkan oleh Bupati.

Paragraf 2Pemulihan Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya

Pasal 110

(1) Dalam rangka membantu masyarakat di daerah rawanbencana guna menurunkan ketegangan, serta memulihkankondisi sosial kehidupan masyarakat, pemerintah daerahmelaksanakan kegiatan rekonsiliasi melalui upaya-upayamediasi persuasif dengan melibatkan tokoh masyarakatdengan tetap memperhatikan situasi, kondisi dan karakterserta budaya masyarakat setempat dan menjunjung rasakeadilan.

(2) Pelaksanaan kegiatan rekonsiliasi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilaksanakan oleh instansi/lembaga terkaitdikoordinasikan dengan BPBD.

Pasal 111

(1) Dalam rangka pemulihan kondisi sosial, ekonomi danbudaya masyarakat yang terkena dampak bencana,Pemerintah Daerah melakukan kegiatan pemulihan sosial,ekonomi dan budaya, melalui:a. layanan advokasi dan konseling;b. bantuan stimulan aktivitas ekonomi; danc. pelatihan.

(2) Pelaksanaan kegiatan pemulihan sosial, ekonomi danbudaya masyarakat dilakukan oleh instansi/lembagaterkait, dikoordinasikan dengan BPBD.

Paragraf 3Pemulihan Keamanan dan Ketertiban

Pasal 112

Dalam rangka pemulihan keamanan dan ketertiban masyarakat

Page 46: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

yang terkena dampak bencana, Bupati melaksanakan upaya:a. mengaktifkan kembali fungsi lembaga keamanan dan

ketertiban di daerah bencana;b. meningkatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan

pengamanan dan ketertiban;c. meningkatkan koordinasi dengan instansi/lembaga yang

berwenang di bidang keamanan dan ketertiban.

BAB XIPENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA

Bagian KesatuPendanaan

Pasal 113

(1) Dana penanggulangan bencana menjadi tanggung jawabbersama antara Pemerintah Daerah, Pemerintah Provinsidan Pemerintah yang terdiri dari:a. dana penanggulangan bencana yang menjadi

tanggungjawab bersama dan berasal dari APBD, APBN,untuk digunakan pada tahap prabencana, saat tanggapdarurat bencana dan pasca bencana;

b. dana kontijensi bencana yang disediakan dalam APBDuntuk kegiatan kesiapsiagaan pada tahap prabencana;

c. dana siap pakai yang disediakan dalam APBD untukkegiatan pada saat tanggap darurat yang harus selalutersedia dan ditempatkan dalam anggaran BPBD;

d. dana bantuan sosial berpola hibah yang disediakandalam APBD untuk kegiatan pada tahap pascabencana.

(2) Pemerintah Daerah mendorong partisipasi masyarakatdalam penyediaan dana, barang dan atau jasa yangbersumber dari masyarakat sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 114

(1) Pemerintah Daerah mengalokasikan anggaranpenanggulangan bencana secara memadai.

(2) Penggunaan anggaran penanggulangan bencana yangmemadai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah, untuk :a. pelaksanaan pengkajian secara cepat dan tepat terhadap

alokasi, kerusakan dan sumberdaya;b. kegiatan penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena

bencana;c. pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar korban

bencana;d. pelaksanaan perlindungan terhadap kelompok rentan;e. kegiatan pemulihan darurat prasarana dan sarana.

(3) Dana penanggulangan bencana yang ada dalam anggaraninstansi terkait penggunaan dan pemantauannyadikoordinasi BPBD.

Page 47: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

Pasal 115

(1) Pada saat tanggap darurat, BPBD menggunakan dana siappakai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 113 ayat (1)huruf c, digunakan terbatas pada pengadaan barang danatau jasa untuk:a. pencarian dan penyelamatan korban bencana;b. pertolongan darurat;c. evakuasi korban bencana;d. kebutuhan air bersih dan sanitasi;e. pangan;f. sandang;g. pelayanan kesehatan;h. penampungan serta tempat hunian sementara; dani. pembayaran uang lelah petugas semua kegiatan yang

memerlukan tenaga yang telah direkrut dalam sistemkomando tanggap darurat.

(2) BPBD pada saat tanggap darurat dapat melaksanakanpengadaan barang dan atau jasa sesuai kebutuhan, kondisidan karakteristik wilayah bencana secara langsung yangefisien dan efektif.

Pasal 116

Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme pengelolaan danapenanggulangan bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal113 sampai dengan Pasal 115 diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian KeduaPengelolaan Bantuan Bencana

Pasal 117

Pengelolaan sumber daya bantuan bencana dikoordinasikanBPBD meliputi perencanaan, penggunaan, pemeliharaan,pemantauan dan pengevaluasian terhadap barang, jasa dan atauuang bantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan/atauPemerintah Daerah.

Pasal 118

BPBD melakukan pengelolaan sumber daya bantuan bencanasebagaimana dimaksud dalam Pasal 117 pada semua tahapbencana sesuai kewenangannya sesuai peraturan perundang-undangan.

Pasal 119

(1) Pemerintah Daerah menyediakan bantuan santunan dukacita dan kecacatan bagi korban bencana.

Page 48: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

(2) Korban bencana yang kehilangan mata pencarian dapatdiberi pinjaman lunak untuk usaha produktif.

(3) Tata cara pemberian dan besarnya bantuan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjutdengan Peraturan Bupati.

BAB XIIPEMANTAUAN DAN EVALUASI

Bagian KesatuPemantauan

Pasal 120

Pemantauan penyelenggaraan penanggulangan bencanadiperlukan sebagai upaya untuk memantau secara terusmenerus terhadap proses pelaksanaan penyelenggaraanpenanggulangan bencana.

Pasal 121

Pemantauan penyelenggaraan penanggulangan bencana,dilakukan oleh unsur pengarah beserta unsur pelaksana BPBDdan dapat melibatkan instansi terkait, sebagai bahan evaluasimenyeluruh dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.

Bagian KeduaPelaporan

Pasal 122

(1) Penyusunan laporan penyelenggaraan penanggulanganbencana dilakukan oleh unsur pengarah dan unsurpelaksana BPBD.

(2) Laporan penyelenggaraan penanggulangan bencanadigunakan untuk memverifikasi perencanaan programBPBD dan penyusunan kebijakan penanggulangan bencana.

Bagian KetigaEvaluasi

Pasal 123

Evaluasi penyelenggaraan penanggulangan bencana dilakukanoleh Unsur Pengarah BPBD dalam rangka pencapaian standarminimum dan peningkatan kinerja penanggulangan bencana.

BAB XIIIPENGAWASAN

Pasal 124

(1) Pemerintah Daerah melakukan pengawasan terhadapseluruh tahap penanggulangan bencana.

Page 49: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :a. sumber ancaman atau bahaya bencana;b. kebijakan pembangunan yang berpotensi menimbulkan

bencana;c. kegiatan eksploitasi yang berpotensi menimbulkan

bencana;d. pemanfaatan barang, jasa, teknologi, serta kemampuan

rekayasa dan rancang bangun dalam negeri;e. kegiatan konservasi lingkungan hidup;f. perencanaan tata ruang;g. pengelolaan lingkungan hidup;h. kegiatan reklamasi; dani. pengelolaan keuangan.

Pasal 125

(1) Dalam melaksanakan pengawasan terhadap laporan upayapengumpulan sumbangan, Pemerintah Daerah dapatmeminta laporan tentang hasil pengumpulan sumbanganuntuk dilakukan audit.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),pemerintah daerah dan masyarakat dapat meminta untukdilakukan audit.

(3) Apabila berdasarkan hasil pengawasan dan hasil audit,ditemukan adanya penyimpangan, dikenakan sanksi sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 126

Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 124 dan Pasal125 dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB XIVPENYELESAIAN SENGKETA

Pasal 127

(1) Penyelesaian sengketa penanggulangan bencana pada tahappertama diupayakan berdasarkan asas musyawarahmufakat.

(2) Dalam hal penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksudpada ayat (1) tidak diperoleh kesepakatan, para pihak dapatmenempuh upaya penyelesaian di luar pengadilan ataumelalui pengadilan.

(3) Upaya penyelesaian sengketa di luar pengadilansebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukandengan tata cara adat, arbitrase atau alternatif penyelesaiansengketa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 50: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

BAB XVKETENTUAN PENUTUP

Pasal 128

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, secarateknis dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Bupati.

Pasal 129

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannyadalam Lembaran Daerah Kabupaten Lumajang.

Ditetapkan di : Lumajangpada tanggal : 2 Januari 2013

BUPATI LUMAJANG

DR. H. SJAHRAZAD MASDAR, MA

Diundangkan di : Lumajangpada tanggal : 25 Maret 2013

SEKRETARIS DAERAH KABUPATENLUMAJANG

Drs. ABDUL FATAH ISMAILPembina Utama Muda

NIP. 19531223 198003 1 007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2013 NOMOR 1

PARAF KOORDINASIJabatan Paraf Tanggal

Sekda

Asisten

Ka. BPBD

Kabag. hukum

Page 51: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANGNOMOR 1 TAHUN 2013

TENTANG

PENANGGULANGAN BENCANA

I. UMUM

Bencana alam adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yangmengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakatyang disebabkan, baik oleh faktor alam, faktor nonalam maupun faktormanusia yang berakibat timbulnya korban jiwa manusia, kesakitan,kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

Kondisi geografis, geologis, hidrologis dan demografis KabupatenLumajang yang berpotensi dapat terjadi bencana seperti banjir, lahardingin, tanah longsor, kekeringan dan puting beliung, harus mendapatperhatian serius Pemerintah Daerah. Sementara itu, secara empirispenanganan bencana di dipandang masih kurang efektif dan hanyabersifat parsial. Hal ini dapat disebabkan oleh keterbatasan sumberdayaatau belum dapat memfungsikan sumberdaya secara maksimal.Paradigma penanggulangan bencana yang hanya dilaksanakan pada saatterjadi bencana harus diubah menjadi paradigma baru yaknipenanggulangan pada saat prabencana, saat tanggap darurat maupunsaat pascabencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi danmenyeluruh yang didukung dengan partisipasi aktif masyarakat.

Penanggulangan bencana merupakan salah satu fungsiPemerintah Daerah dalam memberikan perlindungan kepada rakyat.Namun demikian, untuk dapat menyelenggarakan fungsi tersebut sangatdiperlukan peran aktif dari berbagai elemen masyarakat, termasukdidalamnya organisasai kemasyarakatan dan lembaga usaha.

Selanjutnya, untuk mewujudkan paradigma penyelenggaraanpenanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi danmenyeluruh dalam rangka memberikan perlindungan kepada masyarakatdari ancaman, risiko dan dampak bencana, perlu diatur dalam peraturandaerah.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 : Cukup JelasPasal 2 : Cukup JelasPasal 3 : Cukup JelasPasal 4

Ayat (1) :huruf a : Yang dimaksud dengan “asas kemanusiaan”

termanifestasi dalam penanggulanganbencana sehingga Peraturan Daerah ini

Page 52: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

memberikan pelindungan dan penghormatanhak-hak asasi manusia, harkat dan martabatsetiap warga negara dan penduduk Indonesiasecara proporsional.

huruf b : Yang dimaksud dengan ”asas keadilan” adalahbahwa setiap materi muatan ketentuan dalampenanggulangan bencana harusmencerminkan keadilan secara proporsionalbagi setiap warga negara tanpa kecuali.

huruf c : Yang dimaksud dengan “asas kesamaankedudukan dalam hukum dan pemerintahan”adalah bahwa materi muatan ketentuan dalampenanggulangan bencana tidak boleh berisihal-hal yang membedakan latar belakang,antara lain, agama, suku, ras, golongan,gender, atau status sosial.

huruf d : Yang dimaksud dengan “asas keseimbangan”adalah bahwa materi muatan ketentuan dalampenanggulangan bencana mencerminkankeseimbangan kehidupan sosial danlingkungan.Yang dimaksud dengan “asas keselarasan”adalah bahwa materi muatan ketentuan dalampenanggulangan bencana mencerminkankeselarasan tata kehidupan dan lingkungan.Yang dimaksud dengan ”asas keserasian”adalah bahwa materi muatan ketentuan dalampenanggulangan bencana mencerminkankeserasian lingkungan dan kehidupan sosialmasyarakat.

huruf e : Yang dimaksud dengan “asas ketertiban dankepastian hukum” adalah bahwa materimuatan ketentuan dalam penanggulanganbencana harus dapat menimbulkan ketertibandalam masyarakat melalui jaminan adanyakepastian hukum.

huruf f : Yang dimaksud dengan “asas kebersamaan”adalah bahwa penanggulangan bencana padadasarnya menjadi tugas dan tanggung jawabbersama pemerintah dan masyarakat yangdilakukan secara gotong royong.

huruf g : Yang dimaksud dengan “asas kelestarianlingkungan hidup” adalah bahwa materimuatan ketentuan dalam penanggulanganbencana mencerminkan kelestarianlingkungan untuk generasi sekarang danuntuk generasi yang akan datang demikepentingan bangsa dan negara.

Page 53: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

huruf h : Yang dimaksud dengan “asas ilmupengetahuan dan teknologi” adalah bahwadalam penanggulangan bencana harusmemanfaatkan ilmu pengetahuan danteknologi secara optimal sehinggamempermudah dan mempercepat prosespenanggulangan bencana, baik pada tahappencegahan, pada saat terjadi bencana,maupun pada tahap pascabencana.

Ayat (2)huruf a : Yang dimaksud dengan “prinsip cepat dan

tepat” adalah bahwa dalam penanggulanganbencana harus dilaksanakan secara cepat dantepat sesuai dengan tuntutan keadaan.

huruf b : Yang dimaksud dengan “prinsip prioritas”adalah bahwa apabila terjadi bencana,kegiatan penanggulangan harus mendapatprioritas dan diutamakan pada kegiatanpenyelamatan jiwa manusia.

huruf c : Yang dimaksud dengan “prinsip koordinasi”adalah bahwa penanggulangan bencanadidasarkan pada koordinasi yang baik dansaling mendukung.Yang dimaksud dengan “prinsip keterpaduan”adalah bahwa penanggulangan bencanadilakukan oleh berbagai sektor secara terpaduyang didasarkan pada kerja sama yang baikdan saling mendukung.

huruf d : Yang dimaksud dengan “prinsip berdaya guna”adalah bahwa dalam mengatasi kesulitanmasyarakat dilakukan dengan tidakmembuang waktu, tenaga dan biaya yangberlebihan.Yang dimaksud dengan “prinsip berhasil guna”adalah bahwa kegiatan penanggulanganbencana harus berhasil guna, khususnyadalam mengatasi kesulitan masyarakatdengan tidak membuang waktu, tenaga danbiaya yang berlebihan.

huruf e : Yang dimaksud dengan “prinsip transparansi”adalah bahwa penanggulangan bencanadilakukan secara terbuka dan dapatdipertanggungjawabkan.Yang dimaksud dengan “prinsip akuntabilitas”adalah bahwa penanggulangan bencanadilakukan secara terbuka dan dapatdipertanggungjawabkan secara etik danhukum.

huruf f : Cukup jelashuruf g : Cukup jelas

Page 54: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

huruf h : Yang dimaksud dengan “prinsipnondiskriminasi” adalah bahwa negara dalampenanggulangan bencana tidak memberikanperlakuan yang berbeda terhadap jeniskelamin, suku, agama, ras dan aliran politikapa pun.

huruf i : Yang dimaksud dengan ”nonproletisi” adalahbahwa dilarang menyebarkan agama ataukeyakinan pada saat keadaan daruratbencana, terutama melalui pemberian bantuandan pelayanan darurat bencana.

Pasal 5 : Cukup jelas

Pasal 6 : Yang dimaksud dengan tanggung jawabpemerintah daerah dalam penyelenggaraanpenanggulangan bencana meliputi bencanaalam, bencana nonalam dan bencana sosial.

Pasal 7 : Cukup jelasPasal 8 :

Huruf a : Cukup jelas.Huruf b : Cukup jelas.Huruf c : Cukup jelas.Huruf d : Cukup jelas.Huruf e : Cukup jelas.Huruf f : “Pengendalian” dalam pasal ini dimaksudkan

sebagai pengawasan terhadappenyelenggaraan pengumpulan uang ataubarang berskala kabupaten yangdiselenggarakan oleh masyarakat, termasukpemberian ijin yang menjadi kewenanganbupati.

Pasal 9 : Cukup jelasPasal 10 :

Ayat (1) :Huruf a : Yang dimaksud dengan masyarakat rentan

bencana adalah anggota masyarakat yangmembutuhkan bantuan karena keadaan yangdisandangnya diantaranya masyarakat lanjutusia, penyandang cacat, anak-anak, serta ibuhamil dan menyusui.

Huruf b : Cukup jelas.Huruf c : Cukup jelas.Huruf d : Cukup jelas.Huruf e : Cukup jelas.Huruf f : Cukup jelas.

Ayat (2) : Cukup jelas.Ayat (3) : Cukup jelas.

Pasal 11 : Cukup jelasPasal 12 : Cukup jelasPasal 13 : Cukup jelas

Page 55: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

Pasal 14 : Cukup jelasPasal 15 : Cukup jelasPasal 16 : Cukup jelasPasal 17 : Cukup jelasPasal 18 : Cukup jelasPasal 19 : Cukup jelasPasal 20 : Cukup jelasPasal 21 : Cukup jelasPasal 22 : Cukup jelasPasal 23 : Cukup jelas

Ayat (1) : Cukup jelas.Ayat (2) : Cukup jelas.Ayat (3)

Huruf a : Yang dimaksud dengan “ancaman bencana”adalah setiap gejala/bencana alam ataukegiatan/peristiwa yang berpotensimenimbulkan bencana.

Huruf b : Yang dimaksud dengan “kerentananmasyarakat” adalah kondisi sosial, ekonomidan budaya masyarakat yang mengakibatkanketidakmampuan dalam menghadapi ancamanbencana.

Huruf c : Yang dimaksud dengan “analisis kemungkinandampak bencana” adalah upaya penilaiantingkat risiko kemungkinan terjadi dandampak yang ditimbulkan oleh bencana.

Huruf d : Yang dimaksud dengan “tindakanpengurangan risiko bencana” adalah upayayang dilakukan dalam menghadapi risikobencana.

Huruf e : Yang dimaksud dengan “penentuanmekanisme kesiapan dan penanggulangandampak bencana” adalah penentuan prosedurdan tata kerja pelaksanaan.

Huruf f : Yang dimaksud dengan “alokasi tugas,kewenangan dan sumber daya” adalahperencanaan alokasi tugas, kewenangan dansumber daya yang ada pada setiapinstansi/lembaga yang terkait.

Ayat (4) : Cukup jelas.Ayat (5) : Cukup jelas.Ayat (6) : Cukup jelas.Ayat (7) : Cukup jelas.

Pasal 24Ayat (1) : Cukup jelas.Ayat (2)

Huruf a : Kegiatan pengenalan dan pemantauan risikobencana dimaksudkan untuk mendapatkandata-data ancaman, kerentanan dan

Page 56: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

kemampuan masyarakat untuk menghadapibencana. Ketiga aspek tersebut kemudiandigunakan untuk melaksanakan analisis risikobencana.

Huruf b : Cukup jelas.Huruf c : Cukup jelas.Huruf d : Cukup jelas.

Huruf e : Yang dimaksud dengan “upaya fisik” adalahberupa kegiatan pembangunan sarana danprasarana, perumahan, fasilitas umum danbangunan konstruksi lainnya.Yang dimaksud dengan “upaya nonfisik”adalah berupa kegiatan pelatihan danpenyadaran masyarakat.

Pasal 25Ayat (1) : Cukup jelas.

Ayat (2) : Yang dimaksud dengan “rencana aksi daerah”adalah rencana kegiatan tingkat daerah yangdilakukan dalam jangka waktu tertentu.

Ayat (3) : Instansi yang dilibatkan dalam penyusunanperencanaan penanggulangan bencana antaralain: BAPPEDA, Satuan Kerja PerangkatDaerah yang terkait.

Ayat (4) : Cukup jelas.

Pasal 26 : Cukup jelasPasal 27 : Cukup jelasPasal 28 : Cukup jelasPasal 29 : Cukup jelasPasal 30 : Cukup jelasPasal 31

Ayat (1) : Cukup jelas.Ayat (2) : Cukup jelas.

Ayat (3) : Yang dimaksud dengan “instansi/lembaga/organisasi” adalah instansi/lembaga/organisasi yang tugas pokoknya di bidangpenelitian dan pengembangan.

Pasal 32 : Cukup jelasPasal 33 : Cukup jelas.Pasal 34

Ayat (1) : Cukup jelas.Ayat (2) : Cukup jelas.

Ayat (3) : Yang dimaksud dengan “rencana kontinjensi”adalah suatu proses perencanaan ke depanterhadap keadaan yang tidak menentu untukmencegah, atau menanggulangi secara lebihbaik dalam situasi darurat atau kritis dengan

Page 57: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

menyepakati skenario dan tujuan,menetapkan tindakan teknis dan menejerial,serta tanggapan dan pengerahan potensi yangtelah disetujui bersama.

Pasal 35 : Cukup jelasPasal 36 : Cukup jelasPasal 37 : Cukup jelasPasal 38 :

Huruf a : Yang dimaksud dengan “yang dimaksuddengan “batas dataran banjir” adalah luasgenangan, tinggi genangan dan lama genanganbanjir.

Huruf b : Yang dimaksud dengan “dataran banjir”adalah dataran di sekitar sungai yang dibatasioleh genangan banjir, paling sedikit periode 50(lima puluh) tahunan.

Huruf c : Cukup jelas.Huruf d : Cukup jelas.

Pasal 39 : Cukup jelasPasal 40 : Cukup jelasPasal 41 : Cukup jelasPasal 42 : Cukup jelasPasal 43 :

Ayat (1) :Huruf a : Yang dimaksud dengan “kawasan berisiko

rendah” adalah wilayah bergunung api tipe Cyaitu gunung api yang dinilai sudah tidakaktif/istirahat lama sehingga di daerah inihanya ditemukan solfatara dan gumarola saja.

Huruf b : Yang dimaksud dengan “kawasan yangberisiko sedang” adalah wilayah bergunung apitipe B yang pernah meletus tetapi sejak tahun1600 tidak pernah menunjukkan kegiatanyang aktif walaupun tanda-tanda gunung apitetap tampak.

Huruf c : Yang dimaksud dengan “kawasan yangberisiko tinggi” adalah wilayah bergunung apitipe A yaitu adanya gunung api yang masihaktif dan kegiatannya selalu dipantau terusmenerus oleh instansi terkait.

Ayat (2) : Cukup jelas.Pasal 44 : Cukup jelasPasal 45 : Cukup jelas

Pasal 46Ayat (1)

Huruf a : Pengkajian secara cepat pada saat tanggapdarurat ditujukan untuk menentukan tingkatkerusakan dan kebutuhan upayapenanggulangannya secara cepat.

Page 58: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

Huruf b : Termasuk dalam penentuan status keadaandarurat bencana adalah penentuan tingkatanbencana.

Huruf c : Termasuk dalam penyelamatan dan evakuasimasyarakat terkena bencana adalahpelayanan kegawatdaruratan kesehatan.

Huruf d : Cukup jelas.Huruf e : Cukup jelas.Huruf f : Istilah “pemulihan dengan segera prasarana

dan sarana vital” dalam ketentuan ini disebutjuga sebagai pemulihan darurat.

Ayat (2) : Cukup jelas.Pasal 47 :

Ayat (1) : Cukup jelas.Ayat (2) : Cukup jelas.Ayat (3)

Huruf a : Cukup jelas.Huruf b : Cukup jelas.Huruf c : Termasuk dalam kerusakan prasarana dan

sarana adalah kerugian materiil dannonmateriil.

Huruf d : Cukup jelas.Huruf e : Cukup jelas.

Pasal 48 : Yang dimaksud dengan status keadaandarurat dimulai sejak status siaga darurat,tanggap darurat dan transisi darurat kepemulihan.

Pasal 49 :Huruf a : Cukup jelas.

Huruf b : Yang dimaksud dengan “pengerahanperalatan” dalam ketentuan ini, antara lain,adalah peralatan transportasi darat, udara danlaut, peralatan evakuasi, peralatan kesehatan,peralatan air bersih, peralatan sanitasi,jembatan darurat, alat berat, tenda danhunian sementara.

Huruf c : Yang dimaksud dengan ”pengerahan logistik”dalam ketentuan ini, antara lain, adalahbahan pangan, sandang, obat-obatan, airbersih dan sanitasi.

Huruf d : Cukup jelas.Huruf e : Cukup jelas.Huruf f : Cukup jelas.Huruf g : Cukup jelas.

Pasal 50 :Ayat (1) : Yang dimaksud dengan “sektor/lembaga”

dalam ketentuan ini, antara lain, Badan SAR

Page 59: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

Kabupaten, Tentara Nasional Indonesia,Kepolisian Negara Republik Indonesia,Pekerjaan Umum, Kesehatan dan Sosial.Yang dimaksud dengan “masyarakat” dalamketentuan ini, antara lain, relawan danlembaga swadaya masyarakat, yang memilikikemandirian, ketrampilan, kompetensi danpengetahuan, serta komitmen dan semangatyang tinggi dalam penyelenggaraan bantuankemanusiaan.

Ayat (2) : Cukup jelasPasal 51 :

Ayat (1) : Yang dimaksud dengan “menyelamatkan danmengevakuasi korban bencana” dalamketentuan ini, antara lain, pencarian danpenyelamatan, pertolongan darurat danevakuasi korban.Yang dimaksud dengan “pemenuhankebutuhan dasar” dalam ketentuan ini, antaralain, pemenuhan kebutuhan air bersih dansanitasi, pangan, sandang, pelayanankesehatan dan penampungan sementara.Yang dimaksud dengan “pemulihan fungsiprasarana dan sarana vital” dalam ketentuanini, antara lain, berfungsinya kembali instalasiair minum, aliran listrik, jaringan komunikasidan transportasi.

Ayat (2) : Cukup jelas.Pasal 52 : Cukup jelasPasal 53 : Cukup jelasPasal 54 : Cukup jelasPasal 55 : Cukup jelasPasal 56 : Cukup jelasPasal 57 : Cukup jelasPasal 58 :

Ayat (1) : Yang dimaksud dengan “masyarakat” dalamketentuan ini adalah orang perseorangan,dunia usaha, badan hukum, lembaga swadayamasyarakat, lembaga internasional danlembaga asing nonpemerintah.

Ayat (2) : Cukup jelas.Ayat (3) : Penyampaian laporan kepada publik

dilakukan melalui media massa yang mudahdiakses oleh masyarakat.

Pasal 59 : Cukup jelasPasal 60 : Cukup jelas

Ayat (1) : Cukup jelas.Ayat (2) : Cukup jelas.Ayat (3) : Cukup jelas.Ayat (4) : Yang dimaksud dengan “sistem komando

tanggap darurat bencana” adalah suatustandar penanganan darurat bencana yang

Page 60: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

digunakan oleh semua instansi/lembagadengan mengintegrasikan pengerahan fasilitas,peralatan, personil, prosedur dan komunikasidalam suatu struktur organisasi.

Ayat (5) : Cukup jelas.Pasal 61 : Cukup jelasPasal 62 : Cukup jelasPasal 63 : Cukup jelasPasal 64 : Cukup jelasPasal 65 : Cukup jelasPasal 66 : Cukup jelasPasal 67 :

Ayat (1) : Yang dimaksud dengan “pemulihan dengansegera prasarana dan sarana vital” adalahseperti misalnya pembersihan puing-puing,sampah, lumpur dan bahan-bahan yang rusakdan berbahaya serta perbaikan saranadarurat, antara lain, instalasi air, jaringanlistrik, telekomunikasi dan jaringan irigasi.

Ayat (2) : Cukup jelas.Pasal 68 : Cukup jelasPasal 69 :

Ayat (1) :Huruf a : Tujuan perbaikan lingkungan daerah bencana

dalam ketentuan ini dimaksudkan untukmengembalikan kondisi lingkungan yangdapat mendukung kehidupan masyarakat,seperti lingkungan permukiman, lingkunganindustri, lingkungan usaha dan kawasankonservasi yang disesuaikan dengan penataanruang.

Huruf b : Tujuan perbaikan prasarana dan saranaumum dalam ketentuan ini dimaksudkanuntuk mendukung kelancaran perekonomiandan kehidupan masyarakat, seperti sistemjaringan jalan, perhubungan, air bersih,sanitasi, listrik dan energi, komunikasi sertajaringan lainnya.

Huruf c : Tujuan pemberian bantuan perbaikan rumahmasyarakat dalam ketentuan ini dimaksudkanuntuk memperbaiki kondisi rumahmasyarakat agar dapat mendukung kehidupanmasyarakat, seperti komponen rumah,prasarana dan sarana lingkungan perumahanyang memungkinkan berlangsungnyakehidupan sosial dan ekonomi yang memadaisesuai dengan standar pembangunanperumahan sebagaimana diatur dalamperaturan perundang-undangan.

Huruf d : Tujuan pemulihan sosial psikologis dalamketentuan ini dimaksudkan untuk

Page 61: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

memperbaiki kehidupan sosial dan psikologismasyarakat sehingga dapat meneruskankehidupan dan penghidupan yang dilakukanmelalui pelayanan rehabilitasi sosial berupakonseling bagi keluarga korban bencana yangmengalami trauma, pelayanan konsultasikeluarga dan pendampingan/ fasilitasi sosial.

Huruf e : Tujuan pelayanan kesehatan dalam ketentuanini dimaksudkan untuk memulihkankesehatan korban bencana.

Huruf f : Tujuan rekonsiliasi dan resolusi konflik dalamketentuan ini dimaksudkan untukmenurunkan eskalasi konflik sosial, termasukmempersiapkan landasan rekonsiliasi danresolusi konflik sosial.

Huruf g : Tujuan pemulihan sosial, ekonomi dan budayadalam ketentuan ini dimaksudkan untukmemperbaiki kehidupan sosial, ekonomi danbudaya masyarakat dengan caramenghidupkan kembali aktifitas sosial,ekonomi dan budaya masyarakat.

Huruf h : Tujuan pemulihan keamanan dan ketertibandalam ketentuan ini dimaksudkan untukmemperbaiki kondisi keamanan danketertiban masyarakat dengan caramengaktifkan kembali lembaga-lembagakeamanan dan ketertiban terkait.

Huruf i : Cukup jelas.Huruf j : Cukup jelas.

Ayat (2) : Cukup jelas.Ayat (3) : Cukup jelas.

Pasal 70 : Cukup jelas.Pasal 71 :

Ayat (1) : Cukup jelas.Ayat (2) : Yang dimaksud dengan “APBD tidak memadai”

adalah jika berdasarkan analisis kerusakandan kerugian dana yang diperlukan untukrehabilitasi mencapai 20% (dua puluh persen)dari APBD.

Ayat (3) : Cukup jelas.Ayat (4) : Cukup jelas

Pasal 72 : Cukup jelas.Pasal 73 : Cukup jelasPasal 74 : Cukup jelasPasal 75 : Cukup jelasPasal 76 : Cukup jelasPasal 77 : Cukup jelasPasal 78 : Cukup jelasPasal 79 : Cukup jelasPasal 80 : Cukup jelas

Page 62: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

Pasal 81 : Cukup jelasPasal 82 : Cukup jelasPasal 83 : Cukup jelasPasal 84 : Cukup jelasPasal 85 : Cukup jelasPasal 86 : Cukup jelasPasal 87 :

Ayat (1) :Huruf a : Tujuan pembangunan kembali prasarana dan

sarana dalam ketentuan ini dimaksudkanuntuk membangun kembali prasarana dansarana untuk tumbuh dan berkembangnyakehidupan masyarakat pada wilayahpascabencana.

Huruf b : Tujuan pembangunan kembali sarana sosialmasyarakat dalam ketentuan ini dimaksudkanuntuk meningkatkan fungsi sarana sosialmasyarakat yang rusak akibat bencana agarkegiatan sosial masyarakat dapat tumbuh danberkembang pada wilayah pascabencana,seperti sarana pendidikan, kesehatan, pantiasuhan, sarana ibadah, panti wredha danbalai desa.

Huruf c : Tujuan pembangkitan kembali kehidupansosial budaya masyarakat dalam ketentuan inidimaksudkan untuk menata kembalikehidupan sosial budaya masyarakat yangrusak akibat bencana agar kegiatan sosialmasyarakat dapat tumbuh dan berkembangpada wilayah pasca bencana, sepertipemenuhan kembali fungsi-fungsi sosialkorban bencana agar kondisi kehidupankorban bencana menjadi lebih layak.

Huruf d : Tujuan penerapan rancang bangun yang tepatdan penggunaan peralatan yang lebih baik dantahan bencana dalam ketentuan inidimaksudkan untuk mengurangi risikobencana yang dapat ditimbulkan oleh bencanaberikutnya, sehingga kehidupan masyarakatpada wilayah pascabencana dapat tumbuhdan berkembang sesuai dengan penataanruang.

Huruf e : Tujuan partisipasi dan peran serta lembagadan organisasi kemasyarakatan, dunia usahadan masyarakat dalam ketentuan inidimaksudkan untuk meningkatkan peranserta lembaga dan organisasi kemasyarakatan,dunia usaha dan masyarakat dalam segalaaspek kehidupan bermasyarakat pada wilayahpascabencana.

Huruf f : Cukup jelas.

Page 63: NOMOR 1 TAHUN 2013 TTG PENANGGULANGAN BENCANA · bupati lumajang peraturan daerah kabupaten lumajang nomor 1 tahun 2013 tentang penanggulangan bencana dengan rahmat tuhan yang maha

Huruf g : Cukup jelas.Huruf h : Cukup jelas.

Ayat (2) : Cukup jelas.Ayat (3) : Cukup jelas

Pasal 88 : Cukup jelasPasal 89 : Cukup jelasPasal 90 : Cukup jelasPasal 91 : Cukup jelasPasal 92 : Cukup jelasPasal 93 : Cukup jelasPasal 94 : Cukup jelasPasal 95 : Cukup jelasPasal 96 : Cukup jelasPasal 97 : Cukup jelasPasal 98 : Cukup jelasPasal 99 : Cukup jelasPasal 100 : Cukup jelasPasal 101 : Cukup jelasPasal 102 : Cukup jelasPasal 103 : Cukup jelasPasal 104 : Cukup jelasPasal 105 : Cukup jelasPasal 106 : Cukup jelasPasal 107 : Cukup jelasPasal 108 : Cukup jelasPasal 109 : Cukup jelasPasal 110 : Cukup jelasPasal 111 : Cukup jelasPasal 112 : Cukup jelasPasal 113 : Cukup jelasPasal 114 : Cukup jelasPasal 115 : Cukup jelasPasal 116 : Cukup jelasPasal 117 : Cukup jelasPasal 118 : Cukup jelasPasal 119 : Cukup jelasPasal 120 : Cukup jelasPasal 121 : Cukup jelasPasal 122 : Cukup jelasPasal 123 : Cukup jelasPasal 124 : Cukup jelasPasal 125 : Cukup jelasPasal 126 : Cukup jelasPasal 127 : Cukup jelasPasal 128 : Cukup jelasPasal 129 : Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2013NOMOR 1