3. APP

6
ASKEP APENDIKSITIS Label: Perkuliahan A. PENGERTIAN Appendiksitis adalah merupakan peradangan pada appendik periformil. yaitu saluran kecil yang mempunyai diameter sebesar pensil dengan panjang 2-6 inci. Lokasi appendik pada daerah illiaka kanan,dibawah katup illiocaecal,tepatnya pada dinding abdomen dibawah titik Mc burney. B. B.ETIOLOGI Appendiksitis disebabkan oleh penyumbatan lumen appendik oleh hyperplasia Folikel lympoid Fecalit, benda asingstriktur karena Fibrasi karena adanya peradangan sebelumnya atau neoplasma.Obstruksi tersebut menyebabkan mucus yang memproduksi mukosa mengalami bendungan.Namun elastisitas dinding appendik mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan tekanan intra lumen.Tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat aliran limfe yang akan menyebabkan edema dan ulserasi mukosa.Pada saat inilah terjadi Appendiksitis akut local yang ditandai oleh adanya nyeri epigastrium. 1. Ulserasi pada mukosa. 2. Obstruksi pada kolon oleh Fekalit (feses yang mengeras) 3. Pemberian barium 4. Berbagai macam penyakit cacing. 5. Tumor. 6. Striktur karena Fibrosis pada dinding usus. C. TANDA DAN GEJALA Anoreksia biasanya tanda pertama Nyeri, permulaan nyeri timbul pada daerah sentral (viseral) lalu kemudian menjalar ketempat appendics yang meradang (parietal). Retrosekal/nyeri punggung/pinggang. postekal/nyeri terbuka → diare. Muntah, demam → derajat rendah, kecuali ada perforasi. Lekositosis → bervariasi, tidak mempengaruhi diagnosa/penatalaksanaan

description

m,m

Transcript of 3. APP

ASKEP APENDIKSITIS

ASKEP APENDIKSITIS

Label: Perkuliahan

A. PENGERTIANAppendiksitis adalah merupakan peradangan pada appendik periformil. yaitu saluran kecil yang mempunyai diameter sebesar pensil dengan panjang 2-6 inci. Lokasi appendik pada daerah illiaka kanan,dibawah katup illiocaecal,tepatnya pada dinding abdomen dibawah titik Mc burney.

B. B.ETIOLOGIAppendiksitis disebabkan oleh penyumbatan lumen appendik oleh hyperplasia Folikel lympoid Fecalit, benda asingstriktur karena Fibrasi karena adanya peradangan sebelumnya atau neoplasma.Obstruksi tersebut menyebabkan mucus yang memproduksi mukosa mengalami bendungan.Namun elastisitas dinding appendik mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan tekanan intra lumen.Tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat aliran limfe yang akan menyebabkan edema dan ulserasi mukosa.Pada saat inilah terjadi Appendiksitis akut local yang ditandai oleh adanya nyeri epigastrium.1. Ulserasi pada mukosa.2. Obstruksi pada kolon oleh Fekalit (feses yang mengeras)3. Pemberian barium4. Berbagai macam penyakit cacing.5. Tumor.6. Striktur karena Fibrosis pada dinding usus.

C. TANDA DAN GEJALA Anoreksia biasanya tanda pertama( Nyeri, permulaan nyeri timbul pada daerah sentral (viseral) lalu kemudian(menjalar ketempat appendics yang meradang (parietal). Retrosekal/nyeri punggung/pinggang.( postekal/nyeri terbuka diare.( Muntah, demam derajat rendah, kecuali ada perforasi.( Lekositosis bervariasi, tidak mempengaruhi diagnosa/penatalaksanaan(

D. DIAGNOSA BANDING Adenisitis Mensentrik.( Kista ovari( Koletiasis( Batu ginjal/uretra.( Diverkulitis(

E. KOMPLIKASI Perforasi dengan pembentukan abses( Peritonitis generalisata( Pieloflebitis dan abses hati, tapi jarang.(

F. PENATALAKSANAANTidak ada penataksanaan appendicsitis, sampai pembedahan dapat di lakukan. Cairan intra vena dan antibiotik diberikan intervensi bedah meliputi pengangkatan appendics dalam 24 jam sampai 48 jam awitan manifestasi. Pembedahan dapat dilakukan melalui insisi kecil/laparoskop. Bila operasi dilakukan pada waktunya laju mortalitas kurang dari 0,5%. Penundaan selalu menyebabkan ruptur organ dan akhirnya peritonitis. Pembedahan sering ditunda namun karena dianggap sulit dibuat dan klien sering mencari bantuan medis tapi lambat. Bila terjadi perforasi klien memerlukan antibiotik dan drainaseG. PATOFISIOLOGIPenyebab utama appendiksitis adalah obstuksi penyumbatan yang dapat disebabkan oleh hiperplasia dari polikel lympoid merupakan penyebab terbanyak adanya fekalit dalam lumen appendik.Adanya benda asing seperti : cacing,striktur karenan fibrosis akibat adanya peradangan sebelunnya.Sebab lain misalnya : keganasan ( Karsinoma Karsinoid )Obsrtuksi apendiks itu menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa terbendung, makin lama mukus yang terbendung makin banyak dan menekan dinding appendiks oedem serta merangsang tunika serosa dan peritonium viseral. Oleh karena itu persarafan appendiks sama dengan usus yaitu torakal X maka rangsangan itu dirasakan sebagai rasa sakit disekitar umblikus.Mukus yang terkumpul itu lalu terinfeksi oleh bakteri menjadi nanah, kemudian timbul gangguan aliran vena, sedangkan arteri belum terganggu, peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritomium parietal setempat, sehingga menimbulkan rasa sakit dikanan bawah, keadaan ini disebut dengan appendisitis supuratif akut.Bila kemudian aliran arteri terganggu maka timbul alergen dan ini disebut dengan appendisitis gangrenosa. Bila dinding apendiks yang telah akut itu pecah, dinamakan appendisitis perforasi. Bila omentum usus yang berdekatan dapat mengelilingi apendiks yang meradang atau perforasi akan timbul suatu masa lokal, keadaan ini disebut sebagai appendisitis abses. Pada anak anak karena omentum masih pendek dan tipis, apendiks yang relatif lebih panjang , dinding apendiks yang lebih tipis dan daya tahan tubuh yang masih kurang, demikian juga pada orang tua karena telah ada gangguan pembuluh darah, maka perforasi terjadi lebih cepat. Bila appendisitis infiltrat ini menyembuh dan kemudian gejalanya hilang timbul dikemudian hari maka terjadi appendisitis kronis (Junaidi ; 1982). INSIDENAppendiksitis sering terjadi pada usia tertentu dengan range 20-30 tahun. Pada wanita dan laki-laki insidennya sama terjadi kecuali pada usia pubertas.Dan usia 25 tahun lebih banyak dari laki-laki dengan perbandingan 3 : 2.PENCEGAHANPencegahan pada appendiksitis yaitu dengan menurunkan resiko obstuksi dan peradangan pada lumen appendiks. Pola eliminasi klien harus dikaji,sebab obstruksi oleh fekalit dapat terjadi karena tidak ada kuatnya diit tinggi serat.Perawatan dan pengobatan penyakit cacing juga menimbulkan resiko. Pengenalan yang cepat terhadap gejala dan tanda appendiksitis menurunkan resiko terjadinya gangren,perforasi dan peritonitis.

PRIORITAS MASALAH1.Nyeri berhubungan dengan luka insisi pada abdomen kuadran kanan bawah post operasi appenditomi2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan pembatasan gerak skunder terhadap nyeri3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur invasive appendiktomi.4. Resiko kekurangan volume cairan sehubungan dengan pembatasan pemasukan cairan secara oralRENCANA KE PERAWATAN1.Nyeri berhubungan dengan luka insisi pada daerah mesial abdomen post operasi appendiktomi

TUJUANNyeri berkurang/hilang dengan kriteria :-tampak rilek dan dapat tidur dengan tepat1. Kaji skala nyeri lokasi, karakteristik dan laporkan perubahan nyeri dengan tepat2. Pertahankan istirahat dengan posisi semi powler3.Dorong ambulasi dini4.Berikan aktivitas hiburan5. Kolborasi tim dokter dalam pemberian analgetika

RASIONAL1.Berguna dalam pengawasan dan keefesien obat, kemajuan penyembuhan,perubahan dan karakteristik nyeri.2. Menghilangkan tegangan abdomen yang bertambah dengan posisi terlentang3. Meningkatkan kormolisasi fungsi organ4. meningkatkan relaksasi5. Menghilangkan nyeri

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan pembatasan gerak skunder terhadap nyeri

TUJUANToleransi aktivitas dengan kriteria :-klien dapat bergerak tanpa pembatasan-tidak berhati-hati dalam bergerak

INTERVENSI1. catat respon emosi terhadap mobilitas2.Berikan aktivitas sesuai dengan keadaan klien3. Berikan klien untuk latihan gerakan gerak pasif dan aktif4. Bantu klien dalam melakukan aktivitas yang memberatkan

RASIONAL1.Immobilisasi yang dipaksakan akan memperbesar kegelisahan2. Meningkatkan kormolitas organ sesuiai dengan yang diharapkan3. Memperbaiki mekanika tubuh4. Menghindari hal yang dapat memperparah keadaan.

3.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur invasive appendiktomi

TUJUANInfeksi tidak terjadi dengan kriteria :-tidak terdapat tanda-tanda infeksi dan peradangan

INTERVENSI1. Ukur tanda-tanda vital2. Observasi tanda-tanda infeksi3. Lakukan perawatan luka dengan menggunakan teknik septik dan aseptik4. Observasi luka insisi

RASIONAL1. Untuk mendeteksi secara dini gejala awal terjadinya infeksi2. Deteksi dini terhadap infeksi akan mempermudah dalam 3. Menurunkan terjadinya resiko infeksi dan penyebaran bakteri.4. Memberikan deteksi dini terhadap infeksi dan perkembangan luka

4. Resiko kekurangan volume cairan berhubungna dengan pembatasan pemasuka n cairan secara oral

TUJUANKekurangan volume cairan tidak terjadi

INTERVENSI1.Ukur dan catat intake dan output cairan tubuh2.Awasi vital sign: Evaluasi nadi, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa3.Kolaborasi dengan tim dokter untuk pemberian cairan intra vena

RASIONAL1.Dokumentasi yang akurat akan membantu dalam mengidentifikasi pengeluaran cairan atau kebutuhan pengganti.2.Indikator hidrasi volume cairan sirkulasi dan kebutuhan intervensi 3.Mempertahankan volume sirkulasi bila pemasukan oral tidak cukup dan meningkatkan fungsi ginjal

Daftar Pustaka

1. Barbara Engram, Askep Medikal Bedah, Volume 2, EGC, Jakarta2. Carpenito, Linda Jual, Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC, 2000, Jakarta.3. Doenges, Marlynn, E, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi III, EGC, 2000, Jakarta.4. Elizabeth, J, Corwin, Biku saku Fatofisiologi, EGC, Jakarta.5. Ester, Monica, SKp, Keperawatan Medikal Bedah (Pendekatan Gastrointestinal), EGC, Jakarta.Peter, M, Nowschhenson, Segi Praktis Ilmu Bedah untuk Pemula. Bina Aksara Jakarta