2_RBA KONSEP
description
Transcript of 2_RBA KONSEP
Rencana Bisnis dan Anggaran
RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 11 Modul Pelatihan
MODUL PELATIHAN
PMPK FK UGM
RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN
Rencana Bisnis dan Anggaran
RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 12 Modul Pelatihan
MODUL 2
RBA : KONSEP-KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA
KATA PENGANTAR
Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) sebagai dokumen anggaran yang harus dipersiapkan
BLUD memiliki karakteristik dan ketentuan yang berbeda dengan ketentuan pada saat
rumah sakit hanya sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Konsep anggaran
berbasis kinerja, analisis biaya satuan dan analisis pendapatan dan pendanaan menjadi hal
fundamental yang mendorong rumah sakit untuk siap menuju pada perubahan.
Adanya Permendagri no 61 Tahun 2007 tentang “Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah “ menjadi payung hukum utama dan panduan utama dalam
pelaksanaan teknis pengelolaan BLUD. Secara Lebih Teknis didukung oleh Peraturan
Menteri Keuangan No 66/PMK.02/2006 “Tatacara Penyusunan, Pengajuan, Penetapan, dan
Perubahan Rencana Bisnis dan Anggaran serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran Badan
Layanan Umum” memberikan guidance bagi penyusunan RBA BLUD.
Pokok Bahasan ini akan memberikan informasi menyeluruh tentang RBA, dan hal-hal
yang harus di persiapkan dalam menyusun RBA beserta muatan informasi dan komponen
di dalamnya.
Rencana Bisnis dan Anggaran
RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 13 Modul Pelatihan
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah membaca modul ini, diharapkan dapat memahami:
1. Pengertian RBA
2. Prinsip-prinsip dan konsep – konsep dalam RBA
3. Anggaran Berbasis Kinerja
4. Analisis Biaya Satuan
5. Proses penyusunan RBA
6. Pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan RBA
7. Informasi yang harus dimuat dalam RBA
8. Komponen- komponen dalam RBA
Rencana Bisnis dan Anggaran
RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 14 Modul Pelatihan
POKOK BAHASAN
Gambaran Umum Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA)
Rencana Bisnis dan Anggaran BLUD, yang selanjutnya disingkat RBA adalah dokumen
perencanaan bisnis dan penganggaran tahunan yang berisi program, kegiatan, target
kinerja dan anggaran BLUD. (Ps 1 Ayat 17, Permendagri No 61 Tahun 2007).
Pada Pasal 71 Permendagri No.61 Tahun 2007 ayat 2 disebutkan bahwa:
“Penyusunan RBA disusun berdasarkan prinsip anggaran berbasis kinerja, perhitungan
akuntansi biaya menurut jenis layanan, kebutuhan pendanaan dan kemampuan
pendapatan yang diperkirakan akan diterima dari masyarakat, badan lain, APBD, APBN
dan sumber-sumber pendapatan BLUD lainnya.”
Prinsip-prinsip yang telah disebutkan dalam pasal 71 tersebut di atas, selanjutnya akan
menjadi dasar pertimbangan dalam penyusunan RBA dan setiap komponen RBA,
nantinya harus disusun dengan pertimbangan prinsip tersebut diatas.
Prinsip- Prinsip Ekonomi dalam RBA
Dalam menyusun RBA ada beberapa prinsip ekonomi yang patut dipertimbangkan, antara
lain :
Efisiensi dalam penggunaan sumber daya yang terbatas
Efektifitas dalam penggunaan sumber daya yang terbatas
Cost Reduction, Cost reduction merupakan salah satu upaya untuk mengendalikan
biaya. Pengendalian biaya ini dapat dilakukan antara lain dgn :
1. Strategi Substitusi yaitu : mencari alternatif barang/bahan pengganti yg
biayanya lebih murah dengan fungsi / manfaat minimal sama.
2. Meningkatkan pengawasan terhadap cost center atas penyerapan biaya.
3. Mengganti alat-alat yg biaya operasionalnya tinggi dengan alat yang biaya
operasionalnya rendah.
Cost Containment, Cost containment merupakan salah satu upaya dalam efisiensi
biaya, dpt dilakukan antara lain :
1. Pembelian langsung ke distributor dgn harapan mendapatkan discount.
2. Memanfaatkan bahan & alat seefektif mungkin.
3. Mensosialisasikan untuk budaya paket hemat
Cash Management, Manajemen kas menitik beratkan pada :
Rencana Bisnis dan Anggaran
RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 15 Modul Pelatihan
1. Menetapkan estimasi penerimaan kas yg berasal dari penerimaan tunai,
pemerimaan dari piutang (termasuk askes, kontraktor) & penerimaan
lainnya.
2. Menetapkan estimasi pengeluaran kas yg digunakan untuk pembelian
bahan & barang, pengeluaran SDM, pemeliharaan, langganan daya dll.
Skala Prioritas, Dalam rangka menjaga likuiditas Rumah Sakit dan mengingat
keterbatasan sumber daya yang tersedia, perlu dibuat urutan prioritas dalam
penyusunan kebutuhan anggaran. Sesuai dengan pertimbangan kepentingan &
urgensinya dapat disusun sbb:
1. Kebutuhan yg penting & segera untuk operasional RS
2. Kebutuhan yg tidak berkepentingan langsung dengan operasional RS tetapi
harus segera dipenuhi (mis. Bencana tsunami)
3. Kebutuhan yg penting tetapi tidak segera (dpt ditunda pengadaannya )
4. Kebutuhan yg tdk penting & tdk segera (dpt dikemudiankan atau diabaikan
sama sekali)
Studi Kelayakan untuk Investasi, dalam perencanaan investasi perlu dihitung
beberapa indikator, antara lain :
1. Menghitung Break Even Point (BEP), kapan diperkirakan dana investasi
akan kembali.
2. Menghitung Net Present Value (NPV), untuk mengetahui dana yg
ditanamkan dalam investasi tersebut akan memberikan nilai keuntungan
dimasa yg akan datang (Net Future Value / NFV).
3. Menghitung Internal Rate of Return (IRR), untuk dapat membandingkan
antara profit margin dgn tingkat bunga yg berlaku.
Rasionalisasi Tarif, Tarip merupakan aspek penting untuk kepentingan estimasi
pendapatan dan penerimaan, oleh karena itu perlu penetapan tarip yang rasional,
dengan pertimbangan sbb :
1. Tarif berdasarkan unit cost
2. Tarif harus mempertimbangkan kemampuan membayar dari masyarakat
3. Tarif harus mempertimbangkan RS pesaing.
4. Tarif harus mampu menjamin kontuinitas pelayanan dan Pengembangan
pelayanan.
5. Tarif harus mengacu pada azas kepatutan.
Rencana Bisnis dan Anggaran
RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 16 Modul Pelatihan
Manajemen Piutang, Piutang merupakan penerimaan yg tertunda, oleh karena itu
dari piutang tersebut dapat menetapkan estimasi penerimaan. Dalam Manajemen
piutang perlu mempertimbangkan :
1. Volume penjualan kredit
2. Syarat pembayaran penjualan kredit
3. Ketentuan ttg pembatasan kredit
4. Kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang
5. Kebiasaan membayar dari para debitur a.l. dari kontraktor / Askes
Manajemen Persediaan, dalam pengadaan barang dapat mengacu kepada rumus
EOQ (Economical Order Quantity), yaitu jumlah kuantitas barang dengan jumlah
biaya yang minimal. Hal ini harus mempertimbangkan :
1. Jumlah barang persediaan yang ada.
2. Kapasitas gudang penyimpanan.
3. Biaya-biaya yang muncul saat berkaitan dengan distribusi persediaan.
Anggaran Berbasis Kinerja
Penganggaran berbasis kinerja merupakan metode penganggaran bagi manajemen untuk
mengaitkan setiap pendanaan yang dituangkan dalam kegiatan-kegiatan dengan keluaran
dan hasil yang diharapkan termasuk efisisiensi dalam pencapaian hasil dari keluaran
tersebut. Keluaran dan hasil tersebut dituangkan dalam target kinerja pada setiap unit kerja.
Sedangkan bagaimana tujuan itu dicapai, dituangkan dalam program diikuti dengan
pembiayaan pada setiap tingkat pencapaian tujuan.
Program pada anggaran berbasis kinerja didefinisikan sebagai instrumen kebijakan yang
berisi satu atau lebih kegiatan yang akan dilaksanakan oleh lembaga untuk mencapai
sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan masyarakat yang
dikoordinasikan oleh instansi pemerintah.
Untuk melakukan suatu pengukuran kinerja perlu ditetapkan indikator-indikator terlebih
dahulu antara lain indikator masukan (input) berupa dana, sumber daya manusia dan
metode kerja. Agar input dapat diinformasikan dengan akurat dalam suatu anggaran, maka
perlu dilakukan penilaian terhadap kewajarannya. Dalam menilai kewajaran input dengan
keluaran (output) yang dihasilkan, peran Analisis Biaya Standar sangat diperlukan.
Analisis Biaya Standar adalah penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya yang
digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan sesuai dengan SPM yang ditetapkan.
Rencana Bisnis dan Anggaran
RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 17 Modul Pelatihan
Penyusunan rencana anggaran berbasis kinerja harus dilakukan secara sistematik
dan kronologis.
Tahap I : Mendeskripsikan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Tupoksi menjadi
Program dan Kegiatan serta merumuskan Tolok Ukur Kinerja
Visi merupakan pernyataan pandangan jauh ke depan mengenai cita-cita dan citra yang
ingin diwujudkan oleh suatu organisasi atau unit kerja pada masa yang akan datang. Oleh
karena itu, visi seharusnya akan mampu memberi gambaran ke arah mana organisasi atau
suatu unit kerja akan dibawa dan bagaimana agar organisasi atau unit kerja tersebut tetap
eksis, konsisten, antisipatif, inovatif dan produktif.
Agar mampu eksis dan unggul dalam dunia yang cepat berubah dan persaingannya
semakin ketat ini, maka suatu organisasi atau unit kerja harus secara terus menerus
melakukan perubahan ke arah perbaikan. Perubahan ke arah perbaikan tersebut harus
disusun dan direncanakan dengan baik agar konsisten dan berkelanjutan, sehingga
sekaligus dapat mencapai tuntutan akuntabilitas kinerja yang baik, yaitu efektif dan
bermanfaat secara optimal. Visi organisasi bisa lebih dari satu, demikian juga bahwa dari
satu pernyataan visi organisasi dapat dijabarkan ke dalam lebih dari satu pernyataan misi.
Selain itu, visi organisasi atau unit kerja hendaknya disusun dengan mempertimbangkan
saran atau masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan sehingga visi organisasi atau
unit kerja yang terbentuk akan memenuhi syarat sebagai visi yang baik, seperti:
Mendiskripsikan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Tupoksi Unit Kerja menjadi program,
kegiatan/aktivitas dan Merumuskannya menjadi Tolok Ukur Kinerja
Menentukan Tolok Ukur (indikator) Kinerja dan Target Kinerja
Menentukan rincian anggaran untuk setiap aktivitas / kegiatan
Menentukan Total biaya
Menentukan Biaya Rata-rata
Rencana Bisnis dan Anggaran
RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 18 Modul Pelatihan
1. Mampu menarik komitmen dan mampu menggerakkan orang / anggota
organisasi
2. Mampu menjadi perekat bagi berbagai gagasan strategis yang tumbuh dan
berkembang dalam organisasi
3. Memberi arti yang baik bagi kehidupan anggota organisasi
4. Menggambarkan apa yang ingin dicapai dan mampu menciptakan standar
unggulan
5. Bisa menjadi jembatan dari kondisi sekarang yang ada ke arah kondisi yang
dicitakan.
6. Mampu memberikan arah dan fokus strategi yang jelas.
Misi merupakan pernyataan tentang serangkaian amanat berupa tindakan yang harus
dijalankan agar cita dan citra yang terdapat pada visi organisasi atau unit kerja dapat
diwujudkan. Proses perumusan misi, sebagaimana berlaku bagi perumusan visi, harus
memperhatikan masukan-masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan
(stakeholders). Dengan langkah seperti itu diharapkan misi yang terumuskan dapat
merepresentasikan seluruh tindakan yang perlu dilakukan untuk mewujudkan visi sesuai
dengan aspirasi pihak-pihak yang terkait. Jika hal ini bisa diwujudkan, maka visi dan misi
yang ada akan sekaligus merupakan alat pemersatu bagi organisasi. Misi yang baik harus
mampu menggambarkan tentang apa yang seharusnya dilaksanakan oleh organisasi dalam
jangka waktu tertentu (relatif panjang) serta tetap mampu memberikan ruang yang
memadai bagi kemungkinan terjadinya perubahan di tengah perjalanan karena terjadinya
perubahan lingkungan yang cepat.
Tujuan merupakan hasil penjabaran misi yang menyatakan sesuatu yang ingin dicapai
dalam jangka waktu satu hingga lima tahun. Tujuan hendaknya dapat mengarahkan kepada
perumusan sasaran dan strategi yang benar. Tujuan juga semestinya mampu menjadi dasar
yang kuat dalam penetapan indikator atau tolok ukur kinerja. Tujuan tidak harus
dinyatakan secara kuantitatif, namun jika mungkin akan lebih baik, yang terpenting harus
mampu menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang. Perumusan
tujuan hendaknya memiliki kriteria berikut :
Sesuai Dengan TUPOKSI dan misi (jika ada) dari masing-masing unit kerja
Mudah Dijabarkan dalam Program kerja dan kegiatan.
Rencana Bisnis dan Anggaran
RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 19 Modul Pelatihan
Memiliki kaitan yang jelas dengan keluaran (output) langsung yang bersifat
fungsional dan hasil akhir (outcome) maupun dampak (impact).
Konsisten dengan misi atau tujuan yang berada di hirarki lebih tinggi.
Memiliki dimensi waktu capaian yang jelas
Dirumuskan secara logis serta bersifat bisa dicapai sesuai dengan kemampuan
organisasi
Sasaran adalah penjabaran lebih lanjut dari tujuan organisasi atau unit kerja yang
teridentifikasi dengan jelas dan terukur mengenai sesuatu yang ingin dicapai dalam satuan
waktu bulanan, triwulanan, semesteran atau tahunan. Sasaran hendaknya lebih fokus pada
penyusunan kegiatan sehingga bersifat lebih spesifik, terinci (detail), dapat diukur dan
dapat dicapai.
Program adalah sekumpulan kegiatan yang direncanakan untuk mewujudkan atau
merealisasikan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan oleh organisasi atau unit kerja. Suatu
program pada umumnya terinci lebih jauh ke dalam satu atau lebih aktivitas atau kegiatan
yang memiliki saling keterkaitan dengan nama programnya. Oleh sebab itu penamaan
program hendaknya dilakukan dengan benar agar aktivitas-aktivitas yang menjadi sub-
program mencerminkan upaya perealisasian program kerja tersebut. Lebih lanjut perlu
diketahui bahwa program lazimnya muncul dan menjadi tanggungjawab dari tiap-tiap unit
kerja fungsional yang ada dalam organisasi. Dengan demikian, jabaran program dalam
bentuk aktivitas atau kegiatan akan muncul di tingkat sub unit kerja atau level yang lebih
rendah dari itu.
Kegiatan merupakan tindakan atau aktivitas yang akan dilaksanakan sesuai dengan
program yang direncanakan untuk memperoleh keluaran (output) atau hasil (outcome)
tertentu yang diinginkan dengan memanfaatkan atau mengorbankan sumberdaya yang
tersedia sebagai masukannya (input). Lazimnya kegiatan akan selalu dilakukan oleh unit
kerja terbawah, bisa Sub Unit Kerja atau Sub Sub Unit Kerja dan seterusnya. Oleh sebab
itu rumusan pernyataan kegiatan harus disesuaikan dengan TUPOKSI unit sub unit kerja
atau sub sub unit kerja yang bersangkutan.
Rencana Bisnis dan Anggaran
RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 20 Modul Pelatihan
TUPOKSI atau Tugas Pokok dan Fungsi merupakan tugas pokok serta fungsi masing-
masing unit kerja dalam suatu organisasi sesuai dengan tingkat atau level yang dimiliki.
Oleh karena itu suatu lembaga seperti Rumah Sakit daerah mesti memiliki TUPOKSI pada
tingkat Rumah Sakit (Lembaga) (dilihat sebagai satu kesatuan sebagai Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD PEMDA), tetapi juga di dalamnya terdapat TUPOKSI-
TUPOKSI untuk masing-masing unit kerja yang ada. TUPOKSI untuk masing-masing unit
kerja akan sangat tergantung pada struktur organisasi yang berlaku.
Tahap II: Menentukan Tolok Ukur (indikator) Kinerja dan Target Kinerja
Tolok ukur kinarja (performance measure atau performance indicator) harus bisa
ditetapkan untuk setiap aktivitas yang diusulkan. Tolok ukur kinerja merupakan satuan
yang akan dihasilkan atau akan terjadi akibat terlaksananya suatu kegiatan atau aktivitas.
Dengan demikian, tolok ukur kinerja ini tidak hanya mengenai keluaran atau output, tetapi
juga masukan atau input, bahkan juga hasil (outcome). Dengan tersedianya tolok ukur
kinerja maka akan mudah bagi pelaksana maupun pihak lain yang berkepentingan untuk
melakukan penilaian apakah setelah lampau waktu tertentu (sesuai dengan jangka waktu
yang dinyatakan) sasaran-sasaran yang telah ditetapkan telah dapat dicapai. Tolok ukur
kinerja ini hendaknya juga mencerminkan TUPOKSI sub-unit kerja yang bersangkutan.
Target kinerja merupakan besaran (kuantitatif) tolok ukur kinerja yang akan dihasilkan
karena dilaksanakannya aktivitas atau kegiatan oleh unit kerja atau sub-unit kerja tertentu
dalam jangka waktu tertentu. Oleh sebab itu, target kinerja ini harus bisa:
1. Dinyatakan dengan cara kuantitatif (angka numerik) dan spesifik
2. Diperbandingkan (comparative)
Tahap III : Menentukan besarnya anggaran untuk masing-masing aktivitas
Tahapan ini harus dilakukan agar aktivitas-aktivitas yang telah diusulkan untuk dilakukan
bisa diketahui berapa anggaran masing-masingnya. Untuk itu, langkah yang harus
dilakukan adalah melihat kembali apakah unsur masukan (input) telah seluruhnya
diidentifikasi dan apakah untuk masing-masing unsur masukan tersebut telah ditetapkan
tolok ukurnya, serta apakah untuk setiap tolok ukur tersebut telah pula ditetapkan targetnya
masing-masing. Jika seluruhnya telah dilakukan, maka tahap ini bisa diselesaikan dengan
menetapkan biaya rata-rata per unit dari masukan yang dibutuhkan tersebut. Langkah ini
terutama berlaku untuk masukan atau biaya yang bersifat langsung (direct cost) terhadap
Rencana Bisnis dan Anggaran
RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 21 Modul Pelatihan
aktivitas yang diusulkan. Untuk biaya yang bersifat tidak langsung, maka langkah ini bisa
dilakukan dengan mengalokasikan sejumlah dana dan menambahkannya menjadi biaya
tidak langsung kegiatan.
Analisis Biaya Satuan
Analisis biaya satuan menjadi bagian penting di dalam penyusunan RBA. Analisis biaya
satuan merupakan implikasi dari pelaksanaan pasal 57 Permendagri No. 61 Tahun 2007,
dimana disebutkan bahwa BLUD dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai
imbalan atas barang dan/atau jasa layanan yang diberikan. Imbalan atas barang dan/atau
jasa layanan tersebut, ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan
biaya satuan per unit layanan atau hasil per investasi dana. Di dalam penentuan tarif,
nantinya perlu mempertimbangkan imbal hasil yang wajar dari investasi dana dan untuk
menutup seluruh atau sebagian dari biaya per unit layanan. Dengan demikian, sebelum
menentukan tarif perlu dilakukan analisis biaya satuan. Analisis biaya satuan ini selain
sebagai dasar penentuan tarif BLUD, lebih lanjut juga penting dalam penyusunan anggaran
pendapatan dan penyusunan anggaran biaya BLUD. Beberapa hal yang perlu dipahami
sebelum melalukan analisis biaya satuan adalah konsep-konsep mengenai definisi biaya,
penggolongan biaya, serta aplikasi di rumah sakit.
a. Definisi Biaya
Menurut Permendagri No. 61 Tahun 2007 pada pasal 1 angka 12 disebutkan bahwa biaya
adalah sejumlah pengeluaran yang mengurangi ekuitas dana lancar untuk memperoleh
barang dan/atau jasa untuk keperluan operasional BLUD. Dari sumber lain, menurut
Mulyadi (1999), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan
uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu1.
Menurut Hankins dan Baker (2004), menyebutkan bahwa the general term “Cost” is used
for the amount of money exchanged for an object or service obtained. It is the sum of these
historical amounts that becomes the accounting valuation of spesific activity or product2.
Dari ketiga definisi tersebut di atas, apabila disarikan dapat diperoleh ringkasan bahwa
biaya adalah pengeluaran sebagai pengorbanan ekonomi dalam rangka memperoleh barang
dan jasa untuk keperluan operasional BLUD yang dihitung dalam satuan uang berdasarkan
1 Mulyadi. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Penerbit Aditya Media. Yogyakarta. 1999. hal. 8-9
2 Hankins & Baker. Management Accounting for Health Care Organization : Tools and Techniques for
Decision Support. Jones and Barlett Publishers. Canada. 2004. page. 35
Rencana Bisnis dan Anggaran
RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 22 Modul Pelatihan
prinsip historis dan merupakan pernilaian akuntansi secara spesifik atas suatu aktivitas atau
produk.
b. Penggolongan Biaya
Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya
penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan
penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal konsep”different costs for
different purpose” 3.
Penggolongan biaya dapat dilakukan menurut beberapa dasar, diantaranya menurut obyek
pengeluaran, menurut fungsi pokok dalam perusahaan, menurut hubungan biaya dengan
sesuatu yang dibiayai, menurut perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan
volume kegiatan, atau menurut jangka waktu manfaatnya.
Penggolongan biaya menurut obyek pengeluaran
Dalam cara penggolongan ini, nama obyek pengeluaran merupakan dasar penggolongan
biaya. Misalnya nama obyek pengeluaran adalah pemakaian barang farmasi, maka semua
pengeluaran yang berhubungan dengan pemakaian barang farmasi disebut “biaya
pemakaian barang farmasi”. Contoh penggolongan biaya atas dasar obyek pengeluaran
dalam rumah sakit adalah sebagai berikut : biaya pegawai, biaya pemakaian barang
farmasi, biaya barang dan jasa, biaya pemeliharaan, dan biaya jasa pelayanan.
Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan
Banyak literatur menggunakan contoh implementasi di perusahaan manufaktur. Apabila di
perusahaan manufaktur, pada umumnya ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi,
fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan
manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu biaya produksi,
biaya pemasaran, dan biaya administrasi dan umum. Untuk menggolongkan biaya menurut
fungsi pokok dalam perusahaan, tentu sebelumnya harus meninjau dulu tugas dan fungsi
pokok organisasi, core business organisasi.
Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai
3 Mulyadi. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Penerbit Aditya Media. Yogyakarta. 1999. hal. 14
Rencana Bisnis dan Anggaran
RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 23 Modul Pelatihan
Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan
sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi biaya langsung (direct cost)
dan biaya tidak langsung (indirect cost). Dalam hubungannya dengan produk, biaya
produksi dapat dibagi menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung.
Dalam hubungannya dengan departemen, biaya dapat digolongkan menjadi biaya langsung
departemen dan biaya tidak langsung departemen.
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena
adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya
langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung adalah biaya yang mudah
ditelusur ke sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak
hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Dengan demikian biaya tidak langsung
adalah biaya yang tidak mudah ditelusur ke sesuatu yang dibiayai dan biasanya dalam
pengitungan biaya per unit penghitungan biaya tidak langsung memerlukan proses alokasi
tertentu.
Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume
kegiatan
Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi
biaya variable, biaya semivariabel, biaya semifixed, dan biaya tetap. Biaya variabel adalah
biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya
semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volumen
kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.
Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan
berubah dengan jumlah yang konstan pada volume kegiatan tertentu. Biaya tetap adalah
biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran kegiatan tertentu.
Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengeluaran
modal dan pengeluaran pendapatan. Pengeluaran modal (capital expenditures) adalah
biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya periode
akuntansi adalah satu tahun kalender). Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya
diakuikan sebagai harga perolehan asset tetap, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang
Rencana Bisnis dan Anggaran
RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 24 Modul Pelatihan
menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi, atau dideplesi. Pengeluaran
pendapatan (revenue expenditures) adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam
periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya, pengeluaran
pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang
diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut.
Bagan 1. Penggolongan Biaya
Menurut fungsi pokok dalam perusahaan (contoh dalam manufaktur):
1. Biaya Produksi
2. Biaya Pemasaran
3. Biaya administrasi dan Umum
Menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai:
1. Biaya langsung (direct cost)
2. Biaya tidak langsung (indirect cost)
Menurut perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahanvolume kegiatan :
1. Biaya variabel
2. Biaya tetap
Tupoksi Organisasi ?
Core Business?
Biaya muncul di unit/bagian?
Apa yang dibiayai?
Yang ingin dihitung biayanya?
Produk or Program or Departemen?
Biasa ditelusur or harus dialokasi?
Biaya ikut berubah/tidak
jika volume berubah?
Menurut jangka waktu manfaatnya (by inputs):
1. Biaya – pengeluaran modal (depresiasi, amortisasi)
2. Biaya – pengeluaran pendapatan
Masa manfaat lebih dari
1 periode akuntansi
(1 tahun) atau tidak?
Dalam Permendagri No.61 Tahun 2007 pasal 63 disebutkan bahwa biaya BLUD
merupakan biaya operasional dan biaya non operasional. Biaya BLUD tersebut
dialokasikan untuk membiayai program peningkatan pelayanan, kegiatan pelayanan dan
kegiatan pendukung pelayanan. Pembiayaan program dan kegiatan tersebut dialokasikan
sesuai dengan kelompok, jenis, program dan kegiatan. Biaya operasional BLUD mencakup
seluruh biaya yang menjadi beban BLUD dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi.
Dimana tugas dan fungsi BLUD rumah sakit adalah penyediaan pelayanan kesehatan.
Biaya non operasional BLUD mencakup seluruh biaya yang menjadi beban BLUD dalam
rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi.
Rencana Bisnis dan Anggaran
RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 25 Modul Pelatihan
Biaya operasional menurut Pasal 64 Permendagri No.61 Tahun 2007 terdiri dari biaya
pelayanan dan biaya umum dan administrasi. Biaya pelayanan mencakup seluruh biaya
operasional yang berhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan. Biaya pelayanan
terdiri dari :
a. biaya pegawai;
b. biaya bahan;
c. biaya jasa pelayanan;
d. biaya pemeliharaan;
e. biaya barang dan jasa;
f. biaya pelayanan lain-lain; dan
g. biaya depresiasi dan amortisasi
Biaya umum dan administrasi mencakup seluruh biaya operasional yang tidak
berhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan. Biaya umum dan administrasi, terdiri
dari:
a. biaya pegawai;
b. biaya administrasi kantor;
c. biaya pemeliharaan;
d. biaya barang dan jasa;
e. biaya promosi;
f. biaya umum dan administrasi lain-lain ; dan
g. biaya depresiasi dan amortisasi
Biaya non operasional terdiri dari: biaya bunga, biaya administrasi bank, biaya kerugian
penjualan aset tetap, biaya kerugian penurunan nilai, dan biaya non operasional lain-lain.
Rencana Bisnis dan Anggaran
RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 26 Modul Pelatihan
Bagan 2.
Penggolongan Biaya Berdasar Permendagri No. 61 Tahun 2007 Pasal 63, 64, dan 65
Biaya Operasional
Dalam rangka menjalankan tugas
dan fungsi
Biaya Non-Operasional
Dalam rangka menunjang tugas dan
fungsi
Biaya BLUD
Untuk membiayai : program peningkatan
pelayanan, kegiatan pelayanan dan kegiatan
pendukung pelayanan.
Biaya Pelayanan
Berhubungan langsung
dengan kegiatan pelayanan
Biaya Umum & Administrasi
Tidak berhubungan langsung dengan
kegiatan pelayanan
1. biaya pegawai;
2. biaya bahan;
3. biaya jasa pelayanan;
4. biaya pemeliharaan;
5. biaya barang dan jasa;
6. biaya pelayanan lain
1. biaya pegawai;
2. biaya administrasi kantor;
3. biaya pemeliharaan;
4. biaya barang dan jasa;
5. Biaya promosi; dan
6. biaya umum & administrasi lain
1. biaya bunga;
2. biaya administrasi bank;
3. biaya kerugian penjualan aset tetap;
4. biaya kerugian penurunan nilai; dan
5. biaya non operasional lain-lain.
Menuru
t
Fungsi Pokok,
Core B
usiness
Menuru
t
Obyek
Pengeluara
n
Biaya depresiasi & amortisasi Biaya depresiasi & amortisasiAtas pengeluaran modal ?
Look at PMK No. 66/PMK.02/2006
Aplikasi di Rumah Sakit Daerah BLUD
Pada aplikasi di rumah sakit daerah BLUD, rekening-rekening biaya tersebut di atas
selanjutnya dapat disesuaikan dengan rekening-rekening menurut struktur anggaran rumah
sakit, sebagai contoh :
1. Biaya Operasional
a. Biaya Pelayanan
i. Biaya Pegawai
1. Biaya Gaji dan Tunjangan Non-PNS
2. Biaya Tambahan Penghasilan Non-PNS
3. Biaya Lembur
4. ................
ii. Biaya Bahan
1. Biaya Obat
2. Biaya Alat Kesehatan Habis Pakai
3. Biaya Bahan dan Alat Laboratorium
Rencana Bisnis dan Anggaran
RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 27 Modul Pelatihan
4. Biaya Bahan dan Alat Radiologi
5. Biaya Bahan Makan Pasien
6. ...............
iii. Biaya Jasa Pelayanan
1. Biaya Jasa Pelayanan Medis
2. Biaya Jasa Pelayanan Paramedis/non-medis
3. Biaya Jasa Pelayanan Hari Raya Karyawan
4. Biaya Jasa Insentif
5. Biaya Jasa Pembinaan
6. ............
iv. Biaya pemeliharaan
1. Biaya Pemeliharaan dan Kalibrasi Alat Medik
2. ............
v. Biaya Barang dan Jasa
1. Biaya Perlengkapan Ruang Pasien
2. Biaya Cetakan Rekam Medis
3. ............
vi. Biaya Pelayanan Lain-lain
1. Biaya Pelayanan Lainnya
2. .............
vii. Biaya Depresiasi dan Amortisasi
1. Biaya Depresiasi Bangunan
2. Biaya Depresiasi Peralatan Medik
3. Biaya Depresiasi Kendaraan
4. Biaya Depresiasi Perlengkapan dan Peralatan Kantor
b. Biaya Umum dan Administrasi
i. Biaya Pegawai
1. Biaya Gaji dan Tunjangan PNS
2. Biaya Tambahan Penghasilan PNS
3. Biaya Lembur
4. ...........
ii. Biaya Administrasi Kantor
1. Biaya Benda Pos dan Pengiriman
Rencana Bisnis dan Anggaran
RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 28 Modul Pelatihan
2. Biaya Alat Tulis Kantor
3. Biaya Cetakan dan Penggandaan
4. Biaya Pakaian Dina, Pakaian Kerja, dan Atribut
5. Biaya Makanan dan Minuman Kantor
6. Biaya Makanan dan Minuman Tamu
7. Biaya Perjalanan Dinas
8. ............
iii. Biaya Pemeliharaan
1. Biaya Pemeliharaan Instalasi dan Jaringan
2. Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan
3. Biaya Pemeliharaan Alat Transportasi dan Komunikasi
4. Biaya Pemeliharaan Teknologi Informasi
5. Biaya Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Fisik Lainnya
6. ...........
iv. Biaya Barang dan Jasa
1. Biaya Bahan, Alat dan Pemeriksaan Sanitasi
2. Biaya Bahan Pembersih dan Alat Kebersihan
3. Biaya Bahan Bakar
4. Biaya Gas Dapur
5. Biaya Jasa Konsultan dan Fihak Ketiga Lainnya
6. Biaya Langganan Listrik, Air, Telepon, Faksimile, dan
Internet
7. Biaya Pengembangan SDM (Pendidikan Formal, Pelatihan
Ketrampilan, Kegiatan Ilmiah, Penelitian)
8. Biaya Pengembangan SIM dan TI
9. Biaya Langganan Media
10. Biaya Jasa Kebersihan
11. Biaya Persediaan Alat Listrik dan Elektronik
12. Biaya Peralatan dan Bahan Pustaka
13. Biaya Sewa
14. Biaya Representasi
15. ......................................
v. Biaya Promosi
Rencana Bisnis dan Anggaran
RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 29 Modul Pelatihan
1. Biaya Pemasaran dan Publikasi
2. Biaya Komunikasi Cepat dan Media masa
3. .............................
vi. Biaya Umum dan Administrasi Lainnya
1. Biaya Premi Asuransi
2. Biaya Perijinan dan Legalisasi
3. Biaya Keamanan dan Ketertiban
4. Biaya Jasa Sewa
5. ......................................
vii. Biaya Depresiasi dan Amortisasi
1. Biaya Depresiasi Bangunan
2. Biaya Depresiasi Peralatan Medik
3. Biaya Depresiasi Kendaraan
4. Biaya Depresiasi Perlengkapan dan Peralatan Kantor
2. Biaya Non-Operasional
i. Biaya Bunga
1. Biaya Bunga Bank
2. Biaya Bunga Deposito
3. ..............
ii. Biaya Administrasi Bank
1. Biaya Administrasi Bank
2. .................
iii. Biaya Kerugian Penjualan Aset Tetap
1. Biaya Kerugian Penjualan Aset Tetap
2. ................
iv. Biaya Kerugian Penurunan Nilai
1. Biaya Kerugian Penurunan Nilai
2. ..................
v. Biaya Non-Operasional Lainnya
1. Biaya Non-Operasional Lainnya
2. .................
Rencana Bisnis dan Anggaran
RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 30 Modul Pelatihan
Proses Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA)
Proses penyusunan RBA harus melibatkan semua unit yang ada didalam BLUD atau yang
mempunyai tanggung jawab atas kegiatan operasional BLUD yang disebut juga pusat
pertanggung jawaban. Penyusunan RBA dimulai dari usulan masing-masing pusat
pertanggung jawaban sampai dengan persetujuan oleh Pimpinan BLUD/ Direktur Utama
dan atau Dewan Pengawas. Penyusunan RBA dilakukan melalui metode gabungan dari
Top Down dan Buttom Up yang dimulai dari :
1. Policy Statement oleh Pimpinan BLUD
2. Tingkat Pusat Pertanggung Jawaban
3. Tim RBA yang mempunyai tugas untuk mengarahkan dan mengevaluasi
anggaran
Apabila proses penyusunan RBA dilihat dalam sebuah system, maka dapat digambarkan
sebagai berikut:
INPUT INSTRUMENTAL
Manusia Metode Material
P R O S E S Output RBA
Input Mentah : Data Historis dan RSB BLUD : kinerja pelayanan kinerja keuangan Asumsi-asumsi
makro dan mikro
Tim
RB
A
Ten
aga
Ad
min
istr
atif
Top
Do
wn
ata
u B
ott
om
Up
Top
Do
wn
ata
u B
ott
om
Up
Sara
na
(Ko
mp
ute
r)
Pra
sara
na
Rencana Bisnis dan Anggaran
RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 31 Modul Pelatihan
ALUR KERJA PENYUSUNAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN
PROSES DOKUMENTASI KETERANGAN
Visi dan misi BLUD
Kebijakan lainnya
Sasaran BLUD
Sasaran unit yang
terkait
Strategi BLUD
Strategi bisnis
BLUD
Strategi functional
Rincian Rencana
Kerja
Untuk setiap unit
kerja/pusat
pertanggung jawaban
Anggaran
Waktu penyelesaian
NO
START
ANALISIS SWOT
ANALISIS RSB BLUD
SASARAN USAHA
STRATEGI USAHA
USULAN RENCANA KERJA PER
UNIT KERJA
KOMITE /PANITIA ANGGARAN
O K
PENYUSUNAN RENCANA KERJA PER UNIT/ PUSAT PERTANGGUNG
JAWABAN
STOP
Rencana Kerja
SBU/Cabang
Daftar Isian
Rencana Kerja
Unit BLU
Matrix Factor
Internal
Matrix Factor
External
Rencana Kegiatan Tiap Pusat Pertanggung Jawaban
Rencana Bisnis dan Anggaran
RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 32 Modul Pelatihan
ALUR KERJA PENYUSUNAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN
PROSES DOKUMENTASI KETERANGAN
Pusat pertanggung
jawaban kantor pusat
Sesuai petunjuk
penyusunan anggaran
Evaluasi
Rencana Bisnis dan
Anggaran (RBA)
START
TIM RBA
USULAN RBA
R B A
DISAMPAIKAN KEPADA PPKD SESUAI MEKANISME PENETAPAN ANGGARAN
DAERAH
STOP
Daftar Isian
Rencana Kerja
BLUD
Matrix Factor
Internal
Matrix Factor
External
PERDA
NO O K
Rincian RBA
R B A
Rincian RBA
Usulan R B A
START
ANALISA SWOT
POLICY STATEMENT
SASARAN USAHA
STRATEGI USAHA
DPA BLUD
Rencana Bisnis dan Anggaran
RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 33 Modul Pelatihan
Agar proses penyusunan RBA tersebut dapat dilaksanakan dengan tepat waktu, maka perlu
dibuat jadwal waktu/kalender kegiatan penyusunan RBA. Adapun kalender penyusunan
RBA dapat disusun sebagai berikut :
No. Kegiatan Feb Maret April Agsts
1. Pengarahan Pimpinan BLUD tentang Policy
Statement
2. Pengiriman daftar isian Rencana Bisnis dan
Anggaran ke setiap pusat pertanggung
jawaban
3 Pengembalian daftar isian Rencana Bisnis dan
Anggaran dari masing-masing pusat
pertanggungjawaban kepada komite anggaran
4. Pembuatan draft RBA
5. Rapat kerja :
- Rapat Pimpinan BLUD dan Staf
- Rapat Pimpinan BLUD
- Rapat Pimpinan BLUD dan Dewas
6. Penyampaian draft RBA kepada PPKD
7. Pembahasan dengan Pemda Sesuai dengan jadwal di
penganggaran pemerintah daerah
8. Penyusunan Konsep DPA ke Pusat
Pertanggung jawaban
9. Sosialisasi DPA BLUD
Peranan Pejabat BLUD dalam Penyusunan RBA
Pemimpin BLUD : menyiapkan RBA; (pasal 37 Permendagri no 61 Tahun
2007)
Pejabat keuangan BLUD : mengkoordinasikan penyusunan RBA;menyiapkan
DPA-BLUD; (pasal 38 Permendagri no 61 Tahun 2007)
Rencana Bisnis dan Anggaran
RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 34 Modul Pelatihan
Pejabat teknis BLUD : menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidangnya;
melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA; (Pasal 39 Permendagri no 61 Tahun
2007)
Dalam penyusunan RBA harus melibatkan semua unit yang ada di dalam organisasi
tersebut atau yang mempunyai tanggung jawab atas kegiatan operasional yang disebut juga
pusat pertanggungjawaban sampai dengan pengesahan oleh Pimpinan BLUD dan atau
Dewan Pengawas. RBA disusun berdasarkan format kebijakan Depkeu dan disesuaikan
oleh kebijakan Depdagri berdasar karakteristik BLUD.
Komponen-Komponen dalam RBA
(i). Informasi-informasi yang Harus Dilaporkan Dalam RBA
Komponen RBA minimal menyajikan informasi-informasi yang harus dilaporkan oleh
BLUD melalui dokumen RBA yang disusunnya. Menurut Pasal 73 ayat 1 dan ayat 2
Permendagri No 61 Tahun 2007, bahwa RBA memuat informasi mengenai:
Menurut ayat 1 ,adalah :
a. kinerja tahun berjalan;
b. asumsi makro dan mikro;
c. target kinerja;
d. analisis dan perkiraan biaya satuan;
e. perkiraan harga;
f. anggaran pendapatan dan biaya;
g. besaran persentase ambang batas;
h. prognosa laporan keuangan;
i. perkiraan maju (forward estimate);
j. rencana pengeluaran investasi/modal; dan
k. ringkasan pendapatan dan biaya untuk konsolidasi dengan RKA-
SKPD/APBD.
Menurut ayat 2 : usulan program, kegiatan, standar pelayanan minimal dan biaya
dari keluaran yang akan dihasilkan.
Rencana Bisnis dan Anggaran
RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 35 Modul Pelatihan
Penjelasan untuk masing-masing item tersebut diatas adalah sebagai berikut:
A. Kinerja tahun berjalan, meliputi:
a. Hasil kegiatan usaha;
b. Faktor yang mempengaruhi kinerja;
c. Perbandingan RBA tahun berjalan dengan realisasi;
d. Laporan keuangan tahun berjalan; dan
e. Hal-hal lain yang perlu ditindaklanjuti sehubungan dengan pencapaian kinerja
tahun berjalan.
(pasal 74 ayat 1, permendagri no 61 tahun 2007)
B. Asumsi makro dan mikro, antara lain mencakup:
a. Tingkat inflasi;
b. Pertumbuhan ekonomi;
c. Nilai kurs;
d. Tarif;
e. Volume pelayanan.
(Pasal 74 ayat2, Permendagri No 61 Tahun 2007)
C. Target kinerja , antara lain:
a. Perkiraan pencapaian kinerja pelayanan; dan
b. Perkiraan keuangan pada tahun yang direncanakan.
(Pasal 74 ayat3, Permendagri No 61 Tahun 2007)
D. Analisis dan perkiraan biaya satuan, merupakan perkiraan biaya per unit penyedia
barang dan/atau jasa pelayanan yang diberikan, setelah memperhitungkan seluruh
komponen biaya dan volume barang dan/atau jasa yang akan dihasilkan. (Pasal 74
ayat4, Permendagri No 61 Tahun 2007)
E. Perkiraan harga, merupakan estimasi harga jual produk barang dan/atau jasa setelah
memperhitungkan biaya persatuan dan tingkat margin yang ditentukan seperti
tercermin dari tarif layanan. (Pasal 74 ayat5, Permendagri No 61 Tahun 2007)
F. Anggaran pendapatan dan biaya,merupakan rencana anggaran untuk seluruh kegiatan
tahunan yang dinyatakan dalam satuan uang yang tercermin dari rencana pendapatan
dan biaya. (Pasal 74 ayat 6, Permendagri No 61 Tahun 2007)
G. Besaran persentase ambang batas, merupakan besaran persentase perubahan anggaran
bersumber dari pendapatan operasional yang diperkenankan dan ditentukan dengan
Rencana Bisnis dan Anggaran
RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 36 Modul Pelatihan
mempertimbangkan fluktuasi kegiatan operasional BLUD. (Pasal 74 ayat7,
Permendagri No 61 Tahun 2007)
H. Prognosa laporan keuangan, merupakan perkiraan realisasi keuangan tahun berjalan
seperti tercermin pada laporan operasional, neraca, dan laporan arus kas. (Pasal 74
ayat 8, Permendagri No 61 Tahun 2007)
I. Perkiraan maju (forward estimate), merupakan perhitungan kebutuhan dana untuk
tahun anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan guna memastikan
kesinambungan program dan kegiatan yang telah disetujui dan menjadi dasar
penyusunan anggaran tahun berikutnya. (Pasal 74 ayat 9, Permendagri No 61 Tahun
2007). Prakiraan maju, berisi perkiraan kebutuhan anggaran untuk program dan
kegiatan yang direncanakan dalam tahun anggaran berikutnya dari tahun anggaran
yang direncanakan dan merupakan implikasi kebutuhan dana untuk pelaksanaan
program dan kegiatan tersebut pada tahun berikutnya.( Pasal 37 PP no 58 Tahun 2005)
J. Rencana pengeluaran investasi/modal, merupakan rencana pengeluaran dana untuk
memperoleh aset tetap. (Pasal 74 ayat 10, Permendagri No 61 Tahun 2007)
K. Ringkasan pendapatan dan biaya untuk konsolidasi dengan RKA-SKPD/APBD
merupakan ringkasan pendapatan dan biaya dalam RBA yang disesuaikan dengan
format RKA-SKPD/APBD. (Pasal 74 ayat 11, Permendagri No 61 Tahun 2007).
(ii). Komponen-Komponen dalam RBA
Informasi-informasi yang harus dilaporkan di atas harus disajikan secara sistematis sesuai
dengan pedoman pengelolaan keuangan BLUD dan merujuk pada Peraturan Menteri
Keuangan No. 66/PMK.02/2006 tentang tata cara Penyusunan, Pengajuan, Penetatapan,
dan Perubahan Rencana Bisnis dan Anggaran serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Badan Layanan Umum dan lampirannya. Atas dasar tersebut, maka sistematika
komponen RBA BLUD adalah sebagai berikut:
Rencana Bisnis dan Anggaran
RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 37 Modul Pelatihan
Ringkasan Eksekutif
BAB I Pendahuluan
1. Gambaran Umum
2. Visi BLUD
3. Misi BLUD
4. Maksud dan Tujuan BLUD
5. Kegiatan BLUD
6. Budaya Badan Layanan Umum Daerah
7. Susunan Pejabat Pengelola BLUD dan Dewan Pengawas
BAB II Kinerja BLUD Tahun Berjalan
1. Kondisi Eksternal dan Internal yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja
Tahun Berjalan
2. Perbandingan antara Asumsi RBA Tahun Berjalan dengan Realisasi serta
Dampak terhadap pencapaian kinerja tahun berjalan.
3. Pencapaian Kinerja per Unit
4. Pencapaian Program Investasi
5. Laporan Keuangan Tahun Berjalan
6. Hal-hal Lain yang perlu dijelaskan dalam hubungannya dengan pencapaian
kinerja BLUD
BAB III Rencana Bisnis Dan Anggaran BLUD Tahun Anggaran.....
1. Gambaran Umum tentang analisis eksternal dan internal BLUD
2. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam Penyusunan Rencana Bisnis dan
Anggaran Tahun Anggaran...
3. Target Kinerja BLUD
4. Analisis dan Perkiraan Biaya per Output dan Agregat
5. Perkiraan Harga
6. Rencana Pendapatan dan Biaya Operasional Per Unit
7. Rencana Pendapatan dan Biaya BLUD
8. Anggaran BLUD
9. Ambang Batas Belanja BLUD
Rencana Bisnis dan Anggaran
RBA: KONSEP DAN KOMPONEN DI DALAMNYA | 38 Modul Pelatihan
BAB IV Proyeksi Keuangan Tahun Anggaran
1. Proyeksi Neraca
2. Proyeksi Laporan Operasional
3. Proyeksi Arus Kas
4. Catatan Atas Laporan Keuangan
BAB V Penutup
1. Kesimpulan
2. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam rangka melaksanakan