297 LKPD Kota Semarang 2012

396
 LAP Nomor Tanggal B APOR ORAN LAP : 31 : 20 DAN P REP N HAS EUAN KO ORAN LAPO /LHP/BP Mei 2013 MERIK BLIK I IL PE AT GAN P A SE AHUN ASIL AT  RAN K /XVIII.S A KEU DONESI ERIKS S MERI ARAN  2012 EME S UANG G/05/201  NGAN A AAN B TAH IKSAA AN 3 K RI AERA

description

Laporan Hasil Pemeriksaan oleh BPK

Transcript of 297 LKPD Kota Semarang 2012

  • LLAP

    NomorTanggal

    BA

    LAPORA

    PORAN K

    LAP

    : 31A: 20

    ADAN PE

    REPU

    AN HAS

    KEUAN

    KOT

    T

    ORAN H

    LAPOR

    A/LHP/BPKMei 2013

    EMERIKS

    UBLIK IN

    SIL PEM

    ATA

    NGAN PE

    TA SEM

    TAHUN

    HASIL P

    ATA

    RAN KE

    K/XVIII.SM

    SA KEUA

    NDONESIA

    MERIKS

    AS

    EMERIN

    MARANG

    2012

    PEMER

    AS

    EUANG

    MG/05/201

    ANGAN

    A

    AAN BP

    NTAH D

    G

    RIKSAAN

    GAN

    13

    PK RI

    DAERAH

    N

    H

  • LLAP

    NomorTanggal

    BA

    LAPORA

    PORAN K

    LAP

    : 31A: 20

    ADAN PE

    REPU

    AN HAS

    KEUAN

    KOT

    T

    ORAN H

    LAPOR

    A/LHP/BPKMei 2013

    EMERIKS

    UBLIK IN

    SIL PEM

    ATA

    NGAN PE

    TA SEM

    TAHUN

    HASIL P

    ATA

    RAN KE

    K/XVIII.SM

    SA KEUA

    NDONESIA

    MERIKS

    AS

    EMERIN

    MARANG

    2012

    PEMER

    AS

    EUANG

    MG/05/201

    ANGAN

    A

    AAN BP

    NTAH D

    G

    RIKSAAN

    GAN

    13

    PK RI

    DAERAH

    N

    H

  • BPK PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH

    i

    DAFTAR ISI

    Halaman DAFTAR ISI i LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ii LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN. iv 2. LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH vi 3. NERACA vii 4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS ix 5. LAPORAN OPERASIONAL.. x 6. LAPORAN ARUS KAS xii 7. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN

    PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD 5

    BAB III KEBIJAKAN AKUNTANSI................................................. 56 BAB IV PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN 73 BAB V PENGUNGKAPAN PENTING LAINNYA.................... 217 BAB VI PENUTUP............................................................................. 218 LAMPIRAN GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN......................................................... xv

  • BPK PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH

    ii

    BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

    REPUBLIK INDONESIA

    LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

    ATAS LAPORAN KEUANGAN

    Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan serta Undang-Undang terkait lainnya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah memeriksa Neraca Pemerintah Kota Semarang per tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Saldo Anggaran Lebih, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan Keuangan adalah tanggung jawab Pemerintah Kota Semarang. Tanggung jawab BPK terletak pada pernyataan opini atas laporan keuangan berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan.

    BPK melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN). Standar tersebut mengharuskan BPK merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu pemeriksaan meliputi pengujian bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Pemeriksaan juga meliputi penilaian atas penerapan prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh Pemerintah Kota Semarang, penilaian atas kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, penilaian atas keandalan sistem pengendalian intern yang berdampak material terhadap laporan keuangan, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. BPK yakin bahwa pemeriksaan tersebut memberikan dasar memadai untuk menyatakan opini.

    Dalam Laporan Hasil Pemeriksaan BPK Nomor 34A/LHP/XVIII.SMG/05/2012 tanggal 23 Mei 2012, BPK menyatakan Opini Wajar Dengan Pengecualian karena pembatasan lingkup pemeriksaan atas saldo Utang Perhitungan Pihak Ketiga - Uang Jaminan Bongkar Reklame dan Pendapatan Asli Daerah Lainnya tahun 2011. Pada tahun 2012, Pemerintah Kota Semarang telah melakukan inventarisasi bukti bukti Uang Jaminan Bongkar Reklame, sehingga dapat menyajikan saldo Utang Perhitungan Pihak Ketiga-Uang Jaminan Bongkar Reklame dan Pendapatan Asli Daerah Lainnya tahun 2012 sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan.

  • BPK PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAHiii

    Menurut opini BPK, laporan keuangan yang disebut diatas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Pemerintah Kota Semarang per tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Saldo Anggaran Lebih, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

    Untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan keuangan tersebut, BPK juga melakukan pemeriksaan terhadap sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan. Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern dan Laporan Hasil Pemeriksaan atas Kepatuhan terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-undangan disajikan dalam Laporan Nomor 31B/LHP/BPK/XVIII.SMG/05/2013 dan Nomor 31C/LHP/BPK/XVIII.SMG/05/2013 tanggal 20 Mei 2013, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan ini.

    Semarang, 20 Mei 2013 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

    REPUBLIK INDONESIA

    Perwakilan Provinsi Jawa Tengah

    Penanggung Jawab Pemeriksaan,

    Hadiyati Munawaroh, SE, M.Ak, Ak

    Akuntan, Register Negara No. D.24-072

  • (dalam rupiah)CALK 2012 2011

    1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi 4.6.a

    2 Arus Kas Masuk 4.6.a.1

    3 Penerimaan Pajak Daerah 4.6.a.1.a 597.519.522.248 360.084.128.238

    4 Penerimaan Retribusi Daerah 4.6.a.1.b 84.682.509.198 84.487.321.935

    5 Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 4.6.a.1.c 6.777.319.253 5.981.529.358

    6 Penerimaan Lain-lain PAD yang Sah 4.6.a.1.d 36.932.877.693 70.925.778.946

    7 Penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak 4.6.a.1.e 156.564.967.132 204.199.594.973

    8 Penerimaan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 4.6.a.1.f 1.537.731.986 1.072.671.816

    9 Penerimaan Dana Alokasi Umum 4.6.a.1.g 936.865.926.000 715.700.805.000

    10 Penerimaan Dana Alokasi Khusus 4.6.a.1.h 72.270.900.000 48.401.500.000

    11 Penerimaan Dana Otonomi Khusus - 239.992.018.350

    12 Penerimaan Dana Penyesuaian 4.6.a.1.i 191.552.502.000 -

    13 Penerimaan Pendapatan Bagi Hasil Pajak 4.6.a.1.j 309.030.650.088 234.691.238.426

    14 Penerimaan Bagi Hasil Lainnya - -

    15 Penerimaan Hibah - -

    16 Penerimaan Dana Darurat - -

    17 Penerimaan Lainnya - -

    18 Penerimaan Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 4.6.a.1.k 86.236.936.000 88.323.675.000

    19 Penerimaan dari Pendapatan Luar Biasa - -

    20 Jumlah Arus Masuk Kas (3 s/d 19) 2.479.971.841.598 2.053.860.262.042

    21 Arus Kas Keluar 4.6.a.2

    22 Pembayaran Pegawai 1.195.451.789.220 1.112.314.066.828

    23 Pembayaran Barang 417.480.315.190 461.754.142.715

    24 Pembayaran Bunga 723.905.100 764.141.700

    25 Pembayaran Subsidi - -

    26 Pembayaran Hibah 30.708.338.580 50.113.503.179

    27 Pembayaran Bantuan Sosial 8.274.003.900 105.341.634.955

    28 Pembayaran Tak Terduga 89.140.960 590.755.800

    29 Pembayaran Bagi Hasil Pajak - -

    30 Pembayaran Bagi Hasil Retribusi - -

    31 Pembayaran Bagi Hasil Pendapatan Lainnya - -

    32 Pembayaran Kejadian Luar Biasa - -

    33 Jumlah Arus Keluar Kas (22 s/d 32) 1.652.727.492.950 1.730.878.245.17734 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi (20 - 33) 827.244.348.648 322.982.016.865

    PEMERINTAH KOTA SEMARANGLAPORAN ARUS KAS

    Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 2012 dan 2011 (Audited )Metode Langsung

    Uraian

  • CALK 2012 2011Uraian

    35 Arus Kas dari Aktivitas Investasi 4.6.b36 Arus Masuk Kas37 Pencairan Dana Cadangan - -38 Penjualan Atas Tanah - -39 Penjualan atas Peralatan dan Mesin 115.100.000 59.300.00040 Penjualan atas Gedung dan Bangunan 1.971.900.000 -41 Penjualan atas Jalan, Irigasi dan Jaringan - -42 Penjualan Aset Tetap - -43 Penjualan Aset Lainnya - -44 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - -45 Penerimaan Penjualan Investasi Non Permanen - -46 Jumlah Arus masuk Kas (37 s/d 45) 2.087.000.000 59.300.00047 Arus Keluar Kas48 Pembentukan Dana Cadangan 30.000.000.000 -49 Perolehan Tanah 8.885.267.800 7.986.226.35050 Perolehan Peralatan dan Mesin 45.081.556.608 63.055.307.39651 Perolehan Gedung dan Bangunan 71.005.906.921 126.845.468.69552 Perolehan Jalan, Irigasi dan Jaringan 219.753.691.184 90.455.410.72353 Perolehan Aset Tetap Lainnya 4.698.591.400 17.361.980.40954 Perolehan Aset lainnya - -55 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 20.000.000.000 3.000.000.00056 Pengeluaran Pembelian Investasi Non Permanen - -57 Jumlah Arus Keluar Kas (48 s/d 56) 399.425.013.913 308.704.393.57358 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi (46 - 57) (397.338.013.913) (308.645.093.573)59 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan 4.6.c60 Arus Masuk Kas 4.6.c.161 Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat - -62 Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnnya - -63 Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank - -64 Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank - -65 Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi - -66 Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya - -67 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara - -68 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah - -69 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya - -70 Jumlah Arus Masuk Kas (61 s/d 69) - -71 Arus Keluar Kas 4.6.c.272 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat - -73 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya - -74 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank 1.816.665.500 1.816.665.40075 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank - -76 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi - -77 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya - -

    77A Pengembalian Sisa Dana DPPID 785.925.034 -78 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara - -79 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah - -80 Pemberian Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya - -81 Jumlah Arus Keluar Kas (72 s/d 80) 2.602.590.534 1.816.665.40082 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan (70 - 81) (2.602.590.534) (1.816.665.400)

  • PEMERINTAH KOTA SEMARANG CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011

    1 Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Pelaksanaan APBD Pemerintah Kota Semarang harus dipertanggungjawabkan pelaksanaannya setiap tahun yaitu dengan menyusun Laporan Keuangan. Hal itu sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang No.17 tahun 2003, mewajibkan Presiden dan Gubernur/Walikota/Bupati untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD berupa Laporan Keuangan.

    Sebagaimana diamanatkan Undang-undang No. 17 tahun 2003 pasal 32 bahwa

    bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Semarang telah mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), dimana Lapoan Keuangan yang disusun sebanyak 7 (tujuh) terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Arus Kas (LAK), Laporan Perubahan SILPA (SAL), Laporan Perubahan Ekuitas( LPE), dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK).

    Laporan tersebut merupakan laporan pokok dan selanjutnya dilampiri dengan

    Laporan keuangan BUMD dan Dana diluar APBD kota Semarang (Dana Tugas Pembantuan dan Dana Dekonsentrasi) 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

    Dalam menyusun laporan keuangan Pemerintah Kota Semarang mempunyai tujuan dan maksud sebagai berikut: a. Menyajikan informasi tentang kecukupan penerimaan periode berjalan

    untuk membiayai seluruh pengeluaran; b. Menyajikan informasi tentang kesesuaian cara memperoleh sumber daya

    ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan;

    c. Menyajikan informasi tentang jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil yang telah dicapai;

    d. Menyajikan informasi tentang bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya; dan

    e. Menyajikan informasi evaluasi keputusan/kebijakan yang diambil dalam mengalokasikan sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan entitas terhadap anggaran.

    1.2. Dasar Hukum Penyusunan Laporan Keuangan Landasan hukum penyusunan Laporan Keuangan berdasarkan pada

    peraturan Perundangan sebagai berikut:

    a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, khususnya bagian yang mengatur Keuangan Negara;

    b. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta;

    c. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68. Tambahan

  • PEMERINTAH KOTA SEMARANG CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011

    2 Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

    Negara Republik Indonesia Nomor 3312) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 62 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3569);

    d. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ;

    e. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

    f. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

    g. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

    h. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

    i. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

    j. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

    k. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);

    l. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);

    m. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4574);

    n. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

  • PEMERINTAH KOTA SEMARANG CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011

    3 Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

    o. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576);

    p. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139.Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);

    q. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

    r. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4584);

    s. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

    t. Peraturan Presiden Nomor 70 tahun 2012 tentang perubahan kedua atas Peraturan Presiden Nomer 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

    u. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

    v. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2012;

    w. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 tahun 2012 tentang perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri 32 tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah;

    x. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2006 Nomor 11 Seri E) ;

    y. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 1 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2012 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2012 Nomor 1) ;

    z. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun 2012;

    aa. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2007 Nomor 11 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang No. 8) ;

    bb. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9 Tahun 2007 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah Kota Semarang.

    cc. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan.

    dd. Peraturan Walikota Nomor 21 A Tahun 2012 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Walikota Semarang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Semarang.

  • PEMERINTAH KOTA SEMARANG CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011

    4 Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

    1.3. Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan Atas Laporan Keuangan disusun dengan sistematika sebagai

    berikut: BAB I. Pendahuluan

    1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan 1.2. Dasar Hukum Penyusunan Laporan Keuangan 1.3. Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan

    BAB II. Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target

    Kinerja 2.1. Ekonomi Makro 2.2. Kebijakan Keuangan 2.3. Ikhtisar Pencapaian Target Keuangan 2.4. Hambatan dan rencana tindak lanjut untuk mengatasi

    permasalahan yang ada dalam Pencapaian Target yang telah ditetapkan

    BAB III. Kebijakan Akuntansi

    3.1. Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan Keuangan Daerah 3.2. Basis Akuntansi yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan 3.3. Basis Pengukuran yang mendasari Penyusunan Laporan

    Keuangan 3.4. Penerapan Kebijakan Akuntansi

    BAB IV. Penjelasan Pos - Pos Laporan Keuangan

    4.1. Penjelasan Atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja

    4.2. Penjelasan Atas Pos-pos Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

    4.3. Penjelasan Atas Pos-pos Neraca 4.4. Penjelasan Atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 4.5. Penjelasan Atas Pos-pos Laporan Operasional 4.6. Penjelasan Atas Pos-Pos Laporan Arus Kas 4.7. Penjelasan Atas Dana dana Non APBD Kota Semarang

    4.7.1 Dana Dekonsentrasi 4.7.2 Dana Tugas Pembantuan 4.7.3 Dana Urusan Bersama 4.7.4 Dana Jamkesmas, Jampersal dan Bantuan Operasional

    Kesehatan (BOK) 4.7.5 Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

    BAB V. Pengungkapan Penting Lainnya

    BAB VI. Penutup

  • PEMERINTAH KOTA SEMARANG CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011

    5 Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

    BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD

    2.1 Ekonomi Makro

    Kondisi ekonomi makro nasional secara umum dan daerah pada khususnya mengalami kondisi yang membaik, kondisi ini secara signifikan dapat meningkatkan agregat perekonomian termasuk di Kota Semarang.

    Gambaran kondisi perekonomian secara makro Kota Semarang dapat ditunjukkan dari beberapa indikator ekonomi makro daerah antara lain Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi, Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Tingkat Inflasi, serta asumsi-asumsi makro yang mempengaruhi perekonomian di daerah.

    Pertumbuhan ekonomi kota Semarang dicerminkan dari angka-angka PDRB (Pertumbuhan Domestik regional Bruto), masih memperlihatkan keadaan yang relatif baik. Dari hasil penghitungan sementara yang dilakukan oleh BPS, terjadi perubahan agregat PDRB atas dasar harga konstan sebesar Rp22.736.136.160.000,00 pada tahun 2011 menjadi Rp24.139.130.960.000,00 pada tahun 2012 sehingga mengalami kenaikan 6,17%.

    Sedangkan apabila dilihat menurut harga berlaku, maka pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan sebesar 12,72% dari semula Rp48.461.410.420.000,00 pada tahun 2011 menjadi Rp54.623.379.930.000,00 pada tahun 2012.

    Laju pertumbuhan ekonomi kota Semarang sampai dengan tahun 2012 meningkat tumbuh 6,17%, kenaikan tersebut melambat apabila dibandingkan dengan angka Laju Pertumbuhan Ekonomi 2011 sebesar 6,41%, namun kenaikan tersebut masih dikatakan tinggi apabila dibandingkan dengan kenaikan Laju Pertumbuhan ekonomi pada lima tahun terakhir.Kondisi ekonomi yang cukup kondusif, penguatan kinerja investasi, konsumsi pemerintah dan konsumsi masyarakat membuat akselerasi pertumbuhan ekonomi 2012 lebih baik dari asumsi awal di RPJMD 2010-2015 sebesar 6,06 %.

    Dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,17% diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran terbuka menjadi 10,07% dan kemiskinan menjadi 26,44%. Sejumlah faktor penyumbang pertumbuhan ekonomi 2012 dari sisi sektoral, didorong oleh perkembangan pada sektor perdagangan, hotel dan restoran. Optimisme masyarakat terhadap kondisi perekonomian diperkirakan akan tetap mendorong pertumbuhan karena didukung kondisi makro ekonomi dalam negeri yang cukup positif, serta proyeksi dari berbagai lembaga yang mempunyai ekspektasi positif terhadap kondisi perekonomian kedepan.

    Peningkatan PDRB perkapita akan mendorong peningkatan daya beli masyarakat yang pada gilirannya juga meningkatkan permintaan terhadap barang-barang konsumsi rumah tangga yang diharapkan mampu menggerakan sektor riil, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

    Tekanan inflasi tahun 2012 sebesar 4,85% sedikit meningkat berdasarkan data-data makro, dengan naiknya tekanan dari sisi permintaan (demand full inflation) termasuk kecenderungan harga minyak dunia, yang akan berdampak pada kenaikan harga beberapa komoditas. Secara umum beberapa faktor yang menyebabkan tekanan inflasi, antara lain :

    a. Perubahan musim / cuaca yang menyebabkan penurunan stock atau pasokan, terutama pada kelompok bahan makanan seperti sayur-sayuran, buah-buahan, ikan dan bumbu-bumbu.

  • PEMERINTAH KOTA SEMARANG CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011

    6 Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

    b. Kenaikan permintaan (demand) khususnya komoditas bahan makanan dan non makanan jadi menjelang hari hari tertentu seperti Puasa Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri dan kebutuhan peralatan sekolah.

    c. Kenaikan harga dan fluktuatif harga komoditas internasional seperti minyak, emas, gula pasir dan kedelai

    d. Kebijakan Pemerintah terhadap harga yang diatur administered prices seperti kenaikan tarif dasar listrik (TDL)

    e. Kebijakan Pemerintah dalam pembatasan penggunaan BBM bersubsidiakan berdampak pada tingkat inflasi pada tahun 2012.

    Beberapa faktor positif yang diharapkan dapat mengurangi tekanan terhadap inflasi mendatang antara lain berupa : (a) ketersediaan stok barang kebutuhan pokok yang masih mencukupi (b) kurs rupiah yang stabil, dan (c) ekspektasi masyarakat terhadap perkembangan harga yang cukup positif hingga enam bulan ke depan. 2.2 Kebijakan Keuangan

    Dalam mengelola keuangan daerah, agar dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna maka perlu kebijakan dan perencanaan yang matang dalam memperoleh sumber pendanaan dan penggunaan dana yang telah diperoleh.

    Kebijakan keuangan Pemerintah Kota Semarang menetapkan baik berkaitan dengan Pendapatan, Belanja maupun Pembiayaan Daerah secara umum sebagai berikut :

    2.2.1 Kebijakan Pendapatan Daerah a. Kebijakan Pendapatan Murni

    Kebijakan peningkatan pendapatan, Pemerintah Kota Semarang diarahkan pada :

    1. Optimalisasi penerimaan Pendapatan asli daerah (PAD) melalui upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah dengan lebih menitikberatkan pada (1) potensi daripada jumlah atau jenis pungutan yang banyak; (2) tidak memberatkan masyarakat; (3) tidak merusak lingkungan; (4) Mudah diterapkan dan dilaksanakan (5) Penyesuaian pendapatan baik mengenai tarif maupun materinya serta optimalisasi aset dan kekayaan Pemerintah Kota. Kebijakan pengelolaan keuangan ini diharapkan dapat memberikan akuntabilitas yang obyektif dan proporsional pada kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan serta meningkatkan akselerasi aktivitas ekonomi dengan memfasilitasi kegiatan ekonomi yang memprioritaskan pada perdagangan dan jasa.

    2. Peningkatan koordinasi dan melibatkan berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berhubungan dengan Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah sesuai dengan regulasi perundangan/kebijakan yang berlaku serta mengacu pada perencanaan yang telah ditetapkan.

    b. Kebijakan Pendapatan Perubahan

    Perkembangan dan asumsi pendapatan daerah pada APBD Perubahan Kota Semarang Tahun 2012 setelah dilakukan perhitungan ulang secara cermat terhadap seluruh komponen penerimaan daerah dapat ditingkatkan dari target prediksi pendapatan daerah yang telah ditetapkan.

    Kenaikan penerimaan pendapatan daerah dari target sebelum perubahan berasal dari pos PAD dan pos Dana Perimbangan Sedangkan

  • PEMERINTAH KOTA SEMARANG CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011

    7 Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

    pada pos lain-lain pendapatan daerah yang sah mengalami penurunan dari target sebelum perubahan.

    Sesuai dengan realisasi penerimaan pajak daerah yang telah melebihi target anggaran murni, maka pada anggaran perubahan pos PAD terutama berasal dari pajak daerah ditingkatkan.

    Kenaikan pendapatan pada pos Dana Perimbangan berasal dari Dana Bagi Hasil Pajak. Sedangkan kenaikan pada pos lain-lain pendapatan daerah yang sah berasal dari pos Bantuan Keuangan dari Propinsi.

    2.2.2 Kebijakan Belanja Daerah

    a. Kebijakan Belanja Daerah Murni Kebijakan Belanja Daerah murni diarahkan pada dua hal yaitu belanja

    langsung dan belanja tidak langsung: Belanja langsung adalah belanja yang terkait langsung dengan

    pelaksanaan kegiatan dan dapat diukur dengan capaian prestasi kerja yang telah ditetapkan. Secara umum belanja langsung adalah : 1. Belanja pegawai, adalah pengeluaran honorarium/upah dalam

    melaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah. 2. Belanja barang dan jasa, digunakan untuk pengeluaran

    pembelian/pengadaan barang yang dinilai manfaatnya/kurang dari 12 bulan atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah.

    3. Belanja modal, digunakan untuk pengeluaran yang dilaksanakan dalam rangka pembelian/pengadaan atau pembangunan asset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan.

    Belanja langsung yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta modal untuk melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah dianggarkan pada SKPD berkenaan.

    Belanja tidak langsung merupakan belanja yang tidak terkait langsung dengan kegiatan yang dilaksanakan, namun merupakan belanja tetap pemerintah. Secara umum belanja tidak langsung adalah : 1. Pengoptimalan belanja pegawai diarahkan untuk:

    Kenaikan gaji pokok (rata-rata 10%); Pemberian gaji bulan ke 13; Penyediaan anggaran tunjangan kinerja untuk mendukung reformasi

    birokrasi; Pemberian tunjangan untuk Ketua, Wakil ketua, Anggota DPR; Pengelolaan jumlah PNS mengacu prinsip zero growth; dan Penyediaan anggaran untuk pembayaran hibah kurang bayar

    tunjangan profesi guru. 2. Pemberian hibah dalam rangka mendukung fungsi penyelenggaraan

    fungsi pemerintah daerah yang dilakukan oleh pemerintah daerah, semi pemerintah, pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah serta organisasi kemasyarakatan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya. Pemberian hibah dilakukan melalui upaya yang jelas, selektif dan rasional dengan mempertimbangkan kemampuan daerah.

  • PEMERINTAH KOTA SEMARANG CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011

    8 Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

    3. Pemberian bantuan sosial kepada organisasi kemasyarakatan didasarkan pada tingkat kebutuhan dan urgensitas tanpa melupakan aspek pemerataan dan keadilan dalam rangka mendukung upaya-upaya penanggulangan dan permasalahan sosial seperti kemiskinan, pengangguran, ketenagakerjaan dan peningkatan SDM yang dilakukan secara jelas, selektif/tidak mengikat, rasional dan jumlahnya dibatasi.

    Penetapan belanja hibah dan bantuan sosial mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dimana terdapat mekanisme yang mengatur tentang penerimaan hibah dan bantuan sosial. Untuk optimalisasi fungsi APBD sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 16 ayat (3) maka pengalokasian bantuan sosial tiap tahunnya diupayakan semakin berkurang agar APBD berfungsi sebagai instrumen pemerataan dan keadilan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain itu juga berarti dengan semakin berkurangnya belanja hibah dan bantuan sosial maka akan semakin meningkatkan belanja langsung sehingga output yang dihasilkan semakin jelas,tegas dan terukur.

    Sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintah daerah, tepat waktu sesuai tahapan dan jadwal, transparan, partisipatif, memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan, serta tidak bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan yang lebih tinggi dan peraturan daerah lainnya, maka kebijakan belanja daerah pada tahun 2012 diarahkan untuk : 1. Belanja daerah disusun untuk mendanai pelaksanaan urusan

    Pemerintahan daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Semarang, yang terdiri dari 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan.

    2. Belanja daerah disusun sesuai dengan prioritas pembangunan tahun 2012 yang tertuang dalam RKPD 2012 dalam rangka mewujudkan Visi Kota Semarang Kota Perdagangan dan Jasa yang tertib dan berbudaya untuk mencapai masyarakat sejahtera.

    b. Kebijakan Belanja Daerah Perubahan

    Kebijakan belanja pada perubahan APBD Kota Semarang Tahun 2012 diarahkan pada : 1. Pergeseran anggaran antar SKPD, antar kegiatan dan antar jenis belanja,

    antar obyek belanja dan antar rincian obyek yang disebabkan capaian target kinerja program dan kegiatan yang harus dikurangi atau ditambah dalam perubahan APBD apabila asumsi kebijakan umum anggaran tidak dapat tercapai atau melampaui asumsi KUA dan penyesuaian karena adanya Peraturan Pemerintah.

    2. Kegiatan lanjutan yang capaian target kinerjanya ditingkatkan dari yang telah ditetapkan semula dalam DPA-SKPD tahun 2012 yang dapat

  • PEMERINTAH KOTA SEMARANG CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011

    9 Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

    diselesaikan sampai dengan batas akhir penyelesaian pembayaran dalam Tahun Anggaran 2012.

    3. Program dan kegiatan baru yang merupakan prioritas yang harus ditampung dalam perubahan APBD dengan mempertimbangkan sisa waktu pelaksanaan APBD untuk Tahun Anggaran 2012.

    4. Program dan kegiatan baru yang merupakan komitmen Pemerintah Kota Semarang dengan Pemerintah Pusat dan Provinsi.

    Belanja daerah Pemerintah Kota Semarang terdiri dari belanja langsung dan belanja tidak langsung. 1. Kebijakan Belanja Tidak Langsung

    Perubahan Belanja Tidak Langsung pada APBD Perubahan tahun 2012 terjadi pada: a. Belanja Pegawai b. Belanja Bunga c. Belanja Hibah dan Bantuan Sosial

    Pergeseran Belanja Hibah ke Belanja Bantuan Sosial atau sebaliknya, serta Belanja hibah dan bantuan sosial pada belanja tidak langsung ke Belanja hibah dan bantuan sosial pada belanja langsung adalah karena penyesuaian dengan mekanisme yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

    d. Belanja Tidak Terduga 2. Kebijakan Belanja Langsung

    Kebijakan Umum Perubahan APBD Tahun Anggaran 2012 pada Belanja Langsung di Perubahan APBD tahun 2012 mengalami peningkatan dari prediksi, karena diprioritaskan pada: a. Pergeseran, pengurangan atau penambahan rincian obyek belanja

    dan atau indikator capaian kinerja program dan kegiatan karena ada penyesuaian terhadap regulasi terbaru dan penyesuaian terhadap capaian dalam KUA tahun 2012;

    b. Program/kegiatan yang merupakan komitmen Pemerintah Kota Semarang dengan Pemerintah pusat atau Pemerintah provinsi;

    c. Program/kegiatan lanjutan dari tahun anggaran 2011 yang belum teranggarkan di APBD tahun 2012;

    d. Program/kegiatan yang berasal dari Belanja Hibah dan Bansos yang tidak dapat memenuhi kriteria pemberian hibah dan bansos tapi dapat dilaksanakan sebagai program/kegiatan SKPD;

    e. Program/kegiatan baru yang berdampak langsung ke masyarakat dan mendesak untuk dilaksanakan dalam rangka pencapaian Visi, Misi, Sapta Program serta RPJMD Tahun 2010-2015, dengan memperhatikan sisa waktu pelaksanaan perubahan APBD tahun 2012; dan

    f. Penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi untuk kendaraan dinas.

  • PEMERINTAH KOTA SEMARANG CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011

    10 Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

    2.2.3 Kebijakan Pembiayaan Daerah

    Kebijakan pembiayaan merupakan langkah-langkah yang ditempuh Pemerintah Kota Semarang dalam rangka mencukupi kebutuhan belanja daerah. Dalam perubahan APBD Kota Semarang Tahun Anggaran 2012 terdapat kelebihan pembiayaan yang berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya yang berasal dari selisih lebih antara realisasi penerimaan dan realisasi pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran. SiLPA mencakup pelampauan penerimaan PAD, pelampauan penerimaan dana perimbangan, pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah, pelampauan penerimaan pembiayaan, penghematan belanja, kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan, dan sisa dana kegiatan lanjutan.

    a. Kebijakan Pembiayaan Daerah Murni 1) Kebijakan Penerimaan Pembiayaan

    Kebijakan penerimaan pembiayaan tahun 2012 diarahkan pada penerimaan dari sisa lebih perhitungan tahun anggaran sebelumnya (SILPA).

    2) Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Kebijakan pengeluaran pembiayaan tahun 2012 diarahkan untuk

    pengeluaran penyertaan modal (investasi) daerah khususnya pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dengan harapan meningkatnya pelayanan untuk masyarakat atas ketersediaan air bersih yang merupakan kebutuhan pokok. Selain itu pengeluaran pembiayaan juga dipergunakan untuk pembayaran Angsuran Hutang.

    b. Kebijakan Pembiayaan Daerah Perubahan Kebijakan pembiayaan pada perubahan APBD Kota Semarang Tahun

    Anggaran 2012 diarahkan pada : 1) Pembentukan dana cadangan sesuai Rancangan Perda Pengadaan

    Dana Cadangan 2) Penyertaan Modal pada Bank Jateng guna menambah investasi 3) Pengembalian sisa dana DPPID

    Dari uraian kebijakan perubahan pembiayaan daerah Tahun Anggaran 2012 tersebut diatas maka pembiayaan daerah mengalami Surplus pembiayaan daerah yang dipergunakan untuk menutup defisit belanja daerah sehingga kondisi perubahan APBD tahun Anggaran 2012 adalah anggaran berimbang.

    2.2.4 Faktor-faktor yang melatar belakangi ditempuhnya kebijakan keuangan oleh

    Pemerintah Daerah Penentuan arah kebijakan keuangan Pemerintah Kota semarang dilandasi

    dan mempertimbangkan beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut: a. Faktor yang melatar belakangi Kebijakan Pendapatan Daerah

    Faktor-faktor yang melatar belakangi kebijakan pendapatan daerah diarahkan pada peningkatan kemandirian keuangan daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan melalui upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah, optimalisasi aset dan kekayaan daerah dan pengembangan BUMD, dengan menganut prinsip :

  • PEMERINTAH KOTA SEMARANG CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011

    11 Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

    potensial, tidak memberatkan masyarakat, tidak merusak lingkungan, mudah diterapkan dan dilaksanakan penyesuaian pendapatan baik tarif maupun materi.

    Upaya-upaya dalam mencapai target pendapatan daerah pada tahun 2012, dapat ditempuh melalui : 1) Penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi pemungutan pajak

    dan retribusi daerah. 2) Peningkatan ketaatan wajib pajak dan pembayar retribusi daerah serta

    peningkatan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan Pendapatan Asli Daerah untuk terciptanya efektifitas dan efisiensi yang diikuti dengan peningkatan kualitas, kemudahan,ketepatan dan kecepatan pelayanan.

    3) Upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah dan retribusi daerah serta lain-lain pendapatan yang sah terus ditingkatkan sesuai dengan potensi pungutan.

    4) Penyusunan regulasi Peraturan daerah tentang Pendapatan Daerah yang tidak bertentangan dengan kebijakan investasi (Pro-Investasi).

    5) Mengoptimalkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah yakni PDAM; Perusda Percetakan; Perusda RPH dan Perusda BPR/BKK untuk memberikan kontribusi kepada Pemerintah Daerah.

    6) Menyelenggarakan pelayanan prima melalui pengadaan sarana dan prasarana yang dapat memberikan kenyamanan dan keamanan serta pelayanan yang cepat dan sederhana dengan didukung oleh tekhnologi informasi yang memadai.

    b. Faktor yang melatar belakangi Kebijakan Belanja Daerah Pengelolaan Belanja Daerah mendasarkan pada anggaran berbasis

    kinerja yaitu belanja berorientasi pada capaian hasil atau kinerja, yang mencerminkan efisiensi dan efektifitas pelaporan publik. Terutama untuk masyarakat miskin dan kurang beruntung, pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja. Belanja Daerah terdiri atas belanja langsung dan tidak langsung. Belanja tersebut dipisahkan menjadi 3 prioritas berdasarkan program dan kegiatannya yaitu prioritas I, II dan III. Prioritas I memperoleh alokasi anggaran pertama daripada prioritas II, demikian pula prioritas III akan mendapat alokasi anggaran setelah prioritas II terpenuhi kebutuhannya.

    1) Prioritas I Program pembangunan daerah dalam rangka mencapai visi dan

    misi pembangunan yang tertuang dalam RPJMD Tahun 2010 2015.

    Berhubungan langsung dengan kepentingan publik. 2) Prioritas II

    Merupakan program wajib SKPD guna mendukung tugas SKPD dalam meningkatkan pelayanan publik.

    Merupakan prioritas alokasi belanja tidak langsung seperti TPP, belanja hibah, belanja bantuan sosial organisasi kemasyarakatan dan belanja tidak langsung.

    Sejalan dengan kemampuan keuangan daerah, maka Pemerintah Kota Semarang mendorong pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan yang

  • PEMERINTAH KOTA SEMARANG CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011

    12 Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

    ditetapkan melalui pembiayaan dari daerah.Secara garis besar prioritas belanja pada tahun 2012 adalah dalam upaya pelaksanaan Sapta Program, dengan prioritas sebagai berikut :

    1) Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran Gerdu Kempling 2) Penanggulangan Rob dan Banjir

    Penyelesaian Dam Jatibarang Normalisasi dari 4 sistem drainase kota Semarang Penyelesaian Sistem Polder Banger Penanganan Daerah Hulu dan Hilir Pengelolaan kawasan pesisir

    3) Penanganan Infrastruktur Penataan wajah kota Penataan kawasan kota lama Pembangunan & peningkatan pasar tradisional Penanganan jalan dan jembatan Fasilitasi BRT koridor II

    4) Pelayanan Publik ISO SKPD Pelayanan E-KTP Pengembangan ULP Kelurahan percontohan Peningkatan promosi dan investasi Kota Semarang

    - Persiapan visit Semarang Jateng Year 2013 - Pameran UMKM

    Pengembangan destinasi wisata - Agrowisata - Revitalisasi Tinjomoyo - Pengembangan Kebun Binatang

    Pelayanan Tamu Pemerintah/Negara Optimalisasi Manajemen Parkir

    5) Pengarusutamaan Gender Perwujudan Kota Layak Anak

    6) Peningkatan Pelayanan Pendidikan Fasilitasi sekolah murah dan berkualitas Kelurahan Vokasi Penyediaan akses wajar Dikdas

    7) Peningkatan Pelayanan Kesehatan Perwujudan Kota Sehat Total coverage Pencegahan dan penanganan penyakit menular Penanganan DBD

    c. Faktor yang melatar belakangi Kebijakan Pembiayaan Daerah Faktor yang mempengaruhi pembiayaan daerah diantaranya berasal

    dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu, penerimaan pinjaman, transfer dari dana cadangan maupun hasil penjualan aset daerah yang dipisahkan.

    Seiring dengan semakin membaiknya pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan di kota Semarang, penerimaan pembiayaan pada

  • PEMERINTAH KOTA SEMARANG CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011

    13 Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

    perubahan APBD tahun anggaran 2012 berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (Silpa).

    Sesuai dengan Kebijakan Umum Anggaran Perubahan Kota Semarang tahun anggaran 2012, dipergunakan untuk pembayaran pokok hutang serta untuk pengembalian sisa dana DPPID sedangkan penyertaan modal PDAM tidak mengalami perubahan atau tetap, selain itu juga digunakan untuk pembentukan Dana Cadangan dan penyertaan modal ke Bank Jateng. Secara keseluruhan surplus pembiayaan dipergunakan untuk menutup defisit belanja daerah sehingga kondisi perubahan APBD Tahun Anggaran 2012 adalah anggaran berimbang.

    2.3 Indikator Capaian Target Kinerja APBD

    Indikator indikator capaian kinerja APBD Kota Semarang dibagi menjadi 2 (dua) urusan yaitu urusan wajib dan urusan pilihan. URUSAN WAJIB 1) Urusan Pendidikan

    Hasil yang dicapai dalam pelaksanaan program dan kegiatan Urusan Pendidikan tahun 2012 adalah : peningkatan kinerja di bidang pendidikan tahun 2012 dapat dilihat antara lain dari Angka Partisipasi Kasar (APK) di jenjang SD/MI, yang berkisar di atas 100 % yaitu 105,9%, dan Angka Partisipasi Murni (APM) sebesar 90,55%. Capaian kinerja di bidang pendidikan juga ditunjukkan dengan tingkat kelulusan SD yang mencapai 100% dan angka melanjutkan sekolah sebesar 102,84% pada tahun 2012. Sementara APK di jenjang SMP sebesar 110,31% dan APM sebesar 79,24% yang menunjukkan bahwa akses dan pemerataan pendidikan SMP di Kota Semarang tidak mengalami kendala.

    Sedangkan, untuk pendidikan menengah, capaian kinerja ditunjukkan dengan nilai APK sebesar 119,56% dan APM sebesar 84,11%. Capaian APK tersebut menunjukkan keberhasilan dalam aspek layanan dan pemerataan pendidikan menengah. Pada tahun 2012, jumlah siswa SMK meningkat jauh sehingga lebih besar dari jumlah siswa SMA yaitu sebesar 37.005 : 30.251. Hal ini selaras dengan pencanangan Semarang sebagai Kota Vokasi pada tanggal 18 September 2012.

    Capaian lain di bidang pendidikan juga ditunjukkan dengan Angka Melek Huruf (AMH) yang mencapai 99,8% pada tahun 2012. Hal ini didukung oleh keberadaan lembaga kursus dan pelatihan yang terakreditasi. Untuk peningkatan keahlian dan mengurangi kemiskinan di masing-masing kecamatan sekurang-kurangnya ada 1 kelurahan Vokasi, dan sampai tahun 2012 telah terdapat 10 kelurahan yang terbina kegiatan Vokasi.

    2) Urusan Kesehatan

    Prioritas pembangunan kesehatan Kota Semarang tahun 2012 adalah mewujudkan 7 prioritas kebijakan pembangunan kesehatan sesuai yang diamanatkan Kementerian Kesehatan, di antaranya percepatan upaya pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) bidang kesehatan, upaya promotif dan preventif, peningkatan akses dan mutu kesehatan serta adanya jaminan kesehatan. Dalam rangka mewujudkan ketujuh prioritas tersebut,

  • PEMERINTAH KOTA SEMARANG CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011

    14 Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

    berbagai capaian kinerja telah dihasilkan Pemerintah Kota Semarang selama tahun 2012 antara lain peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) dari 72,18% pada tahun 2011 menjadi 72,3% pada tahun 2012, penurunan angka kematian bayi per 1000 kelahiran bayi di kota Semarang dari 12,15 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2011 menjadi 10,67 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2012.

    Angka kematian Balita menunjukkan perbaikan yaitu dari 14,85 di tahun 2011 menjadi 12,28 di tahun 2012. Angka kematian Ibu (AKI) juga mengalami penurunan dari 31 kasus pada tahun 2011 (119,9 per 100.000 Kelahiran Hidup) menjadi 22 kasus pada tahun 2012 (80,15 per 100.000 Kelahiran Hidup).

    Indikator capaian kinerja di bidang kesehatan juga ditunjukkan dengan penurunan jumlah penderita penyakit menular, seperti penderita DBD yang mengalami penurunan dari 1.330 kasus pada tahun 2011 menjadi 1.250 kasus, kemudian penyakit campak klinis yang mengalami penurunan dari 422 kasus pada tahun 2011 menjadi 201 kasus di tahun 2012. Sedangkan untuk Kejadian Luar Biasa (KLB) tahun 2012 berupa penyakit Difteri yang jumlahnya sama seperti tahun 2011 yaitu 5 orang dan tidak ada yang meninggal.

    3) Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

    Hasil capaian kinerja urusan ini, dapat dilihat dari meningkatnya partisipasi masyarakat Kota Semarang dalam ber-KB. Jika pada tahun 2011 sebesar 197.197 (76,02 %) dengan jumlah pasangan usia subur (PUS) sebanyak 259.407 orang, maka pada tahun 2012 meningkat menjadi 201.532 ( 77,10 %) dengan jumlah PUS sebanyak 261.390 orang.

    Di samping itu, upaya mewujudkan keluarga sejahtera juga dilakukan melalui pendampingan kelompok bina keluarga yang meliputi kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) di 16 Kecamatan, kelompok Bina Keluarga Lansia dengan jumlah anggota 11.327, kelompok Bina Keluarga Balita dengan 12.685 kader yang aktif dan terlatih dari 29.531 anggota serta kelompok Bina Keluarga Remaja sebanyak 165 kelompok dengan anggota aktif 5.222 anggota.

    4) Urusan Ketenagakerjaan

    Pencapaian kinerja di urusan ketenagakerjaan menunjukkan perkembangan yang cukup baik, angka pengangguran terbuka pada tahun 2012 sebesar 10,07% atau mengalami penurunan sebesar 1,16% dibanding tahun 2011, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada tahun 2012 sebesar 53,9%, begitu pula dengan tingkat kesempatan kerja yang juga mengalami peningkatan dari 88,77% pada tahun 2011 menjadi 89,93% di tahun 2012 dan jumlah tenaga kerja yang ditempatkan pada tahun 2012 sejumlah 10.263 orang dari 13.995 pencari kerja.

    Upaya Pemerintah Kota Semarang untuk menekan angka pengangguran diantaranya melalui penyelenggaraan bursa tenaga kerja dan pemberian fasilitasi dari dana DBHCHT tahun 2012 yang diberikan kepada 240 orang. Terkait dengan program perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan, beberapa capaian kinerja selama tahun 2012 antara

  • PEMERINTAH KOTA SEMARANG CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011

    15 Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

    lain penurunan jumlah kecelakaan kerja dari 411 orang pada tahun 2011 menjadi 389 orang pada tahun 2012, penurunan kasus perselisihan hubungan industrial dari 193 kasus pada tahun 2011 menjadi 192 kasus pada tahun 2012 dan juga penurunan pelanggaran regulasi ketenagakerjaan dari 325 kasus pada tahun 2011 menjadi 296 kasus pada tahun 2012.

    5) Urusan Kebudayaan

    Pengembangan seni dan budaya yang dimiliki Kota Semarang sebagai sebuah potensi pariwisata menjadi titik berat pembangunan yang dilaksanakan di urusan kebudayaan, hal ini bertujuan untuk menjadikan Kota Semarang sebagai destinasi wisata. Selama tahun 2012 telah dilaksanakan berbagai program kegiatan terkait pelestarian kebudayaan di Kota Semarang, antara lain penyelenggaraan kegiatan kebudayaan rutin tahunan untuk memperingati hari-hari penting atau hari-hari besar bersejarah antara lain Upacara Tradisi Dugderan, Sesaji Rewanda, Atraksi Budaya, dan Pameran Tosan Aji, juga melaksanakan pelestarian benda cagar budaya yang telah terinventarisir oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sejumlah 171 diantaranya 8 tempat yang juga merupakan obyek wisata antara lain kawasan Kota Lama, Lawang Sewu, Tugu Muda, Masjid Kauman, Sam Poo Kong, Museum Mandala Bhakti, kawasan Pecinan dan Gereja Blenduk.

    Di samping itu, juga rutin menyelenggarakan berbagai pentas seni dan budaya seperti pentas wayang kulit, wayang orang, Kethoprak, pagelaran musik tradisi, hingga melakukan pembinaan terhadap potensi budaya yang dimiliki Kota Semarang.

    6) Urusan Pemuda Dan Olahraga

    Capaian kinerja pada urusan kepemudaan di antaranya terseleksinya pemuda yang mengikuti pertukaran pemuda antar provinsi, negara dan pemuda pelopor pembangunan tingkat provinsi sebanyak 50 orang, terselenggaranya fasilitas kegiatan kepemudaan seperti workshop kepemudaan, penyelengaraan pelatihan kewirausahaan seperti teknisi handphone dan perbengkelan dan pelatihan manajemen organisasi pemuda. Terseleksinya Tim Kota Semarang untuk mengikuti kejuaraan LIPIO Tingkat Jawa Tengah dan Tingkat Nasional dengan hasil Juara I Tingkat Nasional untuk kelompok SMP dan Juara I Tingkat Jawa Tengah untuk kelompok SMA.

    Peningkatan pembinaan olahraga sehingga pada tahun 2012 prosentase nomor cabang olahraga yang meraih medali dibandingkan jumlah keseluruhan nomor cabang olahraga yang dipertandingkan pada even PON 2012 di Riau, mencapai 63,9%. Terlaksananya pengembangan olahraga lanjut usia termasuk penyandang cacat.

    Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Olahraga Tersalurkannya bantuan peralatan olahraga untuk 28 kelompok masyarakat; Terlaksananya perbaikan Kolam Renang Manunggal Jati; Terlaksananya sosialisasi dan pendataan pengembangan Informasi Data Base bidang sosial pemuda dan olahraga untuk 193 orang; Terlaksananya pengembangan sarana dan prasarana olahraga dengan kegiatan pavingisasi Lapangan Sepak Bola Sidodadi.

  • PEMERINTAH KOTA SEMARANG CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011

    16 Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

    7) Urusan Perpustakaan Pembangunan yang dilaksanakan pada urusan perpustakaan diarahkan

    pada terciptanya masyarakat gemar membaca. Dalam urusan ini, selama tahun 2012 berbagai upaya telah dilaksanakan antara lain program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan dengan capaian-capaian antara lain meningkatnya pelayanan otomasi perpustakaan yang dilakukan pada tahun 2012 sebesar 80% meningkat dibandingkan tahun 2011 sebesar 70%, meningkatnya budaya baca masyarakat Kota Semarang sebesar 80% pada tahun 2012 jika dibandingkan tahun 2011 sebesar 70% hal ini ditunjukkan dengan peningkatan jumlah pengunjung perpustakaan pada tahun 2012 sebanyak 1.731.142 (satu juta tujuh ratus tiga puluh satu ribu seratus empat puluh dua) orang sedangkan tahun 2011 sebanyak 1.518.766 (satu juta lima ratus delapan belas ribu tujuh ratus enam puluh enam) orang. Perpustakaan yang dimiliki non pemerintah bertambah dari tahun 2011 sebanyak 156 unit menjadi 163 unit ditahun 2012.

    Guna lebih mendekatkan buku pada masyarakat dalam rangka menumbuhkan Gerakan Gemar Membaca, selama tahun 2012 diselenggarakan pameran buku sebanyak 2 kali dan menambah jumlah koleksi buku perpustakaan menjadi 21.191 (dua puluh satu ribu seratus sembilan puluh) satu eksemplar dari 9.616 (sembilan ribu enam ratus enam belas rupiah) eksemplar pada tahun 2011.

    8) Urusan Perencanaa Pembangunan Daerah

    Beberapa hasil kinerja dalam urusan perencanaan pembangunan, antara lain pelaksanaan Musrenbang Tahun 2013, penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Semarang tahun 2013, optimalisasi Sistem Perencanaan Pembangunan (SIMPERDA) dalam pelaksanaan Musrenbang yang terintegrasi dengan sistem anggaran dan monitoring evaluasi pelaksanaan pembangunan. Hal ini dilakukan untuk semakin meningkatkan kualitas serta mendorong keterbukaan terhadap proses Musrenbang dan hasil-hasilnya. Penyusunan Sistem Informasi Profil Daerah (SIPD) yang memuat beberapa dokumen seperti buku peta sarana dan prasarana Kelurahan di Kecamatan Semarang Tengah, Kecamatan Tugu dan Kecamatan Semarang Timur, dan buku peta profil daerah, pelaksanaan kerjasama penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan Perguruan Tinggi yang menghasilkan 5 dokumen sebagai acuan pemecahan permasalahan faktual di masyarakat. Pelaksanaan dokumentasi dan publikasi hasil-hasil penelitian, seperti penyelenggaraan kegiatan RITEK Expo dan pembuatan dan pengembangan aplikasi e-office untuk mendukung pelaksanaan tugas Bappeda Kota Semarang.

    Pelaksanaan validasi dan verifikasi warga miskin Penambahan dan pengurangan warga miskin dalam usulan daftar gakin. Selain itu, untuk menampung warga di luar database yang membutuhkan layanan kesehatan, selama tahun 2012 dikeluarkan Surat Keterangan Tidak Miskin (SKTM) sebanyak 3.396 jiwa.

    Pelaksanaan penyusunan City Branding Kota Semarang melalui sayembara Membangun City Branding Kota Semarang yang bertujuan untuk menghasilkan desain berupa slogan dan logo yang mencerminkan

  • PEMERINTAH KOTA SEMARANG CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011

    17 Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

    identitas, sejarah, budaya, gaya hidup Kota Semarang serta sebagai bahan untuk penetapan City Branding Kota Semarang.

    9) Urusan Pertanahan

    Beberapa capaian kinerja pada urusan pertanahan selama tahun 2012 antara lain penambahan ketersediaan Sistem Informasi Geografi bidang tanah/persil/kapling di tingkat Kelurahan di mana pada tahun 2011 terdapat 18 Kelurahan yang telah melaksanakan kegiatan P5T (Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah) dan pada tahun 2012 bertambah 16 Kelurahan sehingga sampai dengan tahun 2012 Sistem Informasi Geografi tersebut sudah dilaksanakan di 34 kelurahan. Sementara untuk penanganan kasus pertanahan yang difasilitasi Pemerintah Kota Semarang sebanyak 15 kasus pada tahun 2012.

    Kegiatan pengadaan tanah untuk pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Semarang adalah : Pembangunan Waduk Jatibarang, Jalan angkut material batu (quorry) / Houling Road, Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api (Double Track) Lintas Pekalongan Semarang, Lintas Semarang Bojonegoro, Pembangunan / Normalisasi Kali Tenggang, Pengadaan tanah untuk pembangunan kolam retensi ( retarding pond ), Pengadaan tanah untuk pembangunan jalan tol Batang Semarang, serta pembangunan tanah untuk pembangunan tempat pemakaman umum (TPU).

    10) Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil

    Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil pada prinsipnya merupakan upaya peningkatan pelayanan publik dalam rangka tertib administrasi kependudukan. Terkait upaya tersebut, melalui penerapan sistem aplikasi SIAK online, pada tahun 2012 validasi dan akurasi database penduduk tercapai 93%.

    Sedangkan untuk masalah perekaman data penduduk, sampai dengan akhir tahun 2012 perekaman e-KTP telah mencapai 85,31 % atau sebesar 1.028.585 (satu juta dua puluh delapan ribu lima ratus delapan puluh lima) wajib KTP dari target 1.205.691 (satu juta dua ratus lima ribu enam ratus sembilan puluh satu) wajib KTP. Atas capaian tersebut, Kota Semarang berhasil menduduki peringkat ketiga perekaman e-KTP untuk Wilayah Barat dan mendapatkan penghargaan dari Menteri Dalam Negeri dan Gubernur Jawa Tengah.

    Jumlah Ruang Pelayanan Kependudukan yang Representatif di Wilayah Kecamatan sesuai standarisasi gedung TPDK Kecamatan dari DitjenKependudukan dan Catatan Sipil maka Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Semarang telah memiliki 7 (tujuh) gedung yang sesuai standar yaitu di Kecamatan Banyumanik, Tembalang dan Ngaliyan yang dibangun pada tahun anggaran 2011 sedangkan untuk Kecamatan Semarang Selatan, Gunung Pati, Mijen dan Genuk dibangun pada tahun anggaran 2012.

    Pemberian pembebasan Retribusi biaya cetak KK, KTP dan Akta Kelahiran bagi warga miskin Kota Semarang yang merupakan salah satu kebijakan Walikota Semarang dan merupakan program yang berkelanjutan dari tahun ke tahun.

  • PEMERINTAH KOTA SEMARANG CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011

    18 Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

    11) Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

    Capaian kinerja yang telah dihasilkan pada urusan ini selama tahun 2012 dapat dilihat dari tetap terpeliharanya stabilitas di bidang sosial dan politik yang didukung oleh Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA) yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Walikota Semarang Nomor 200/04/2012 tanggal 2 Januari 2012 yang anggotanya terdiri atas Institusi Pemerintah yang menjalankan fungsi intelijen yaitu Badan Kesbangpol dan Linmas, BIN Daerah, Intelijen Polrestabes Semarang, Intelijen Kejaksaan Negeri Semarang, Intelijen Kodim 0733/BS Semarang, Intelijen Kantor Imigrasi dan Intelijen Kantor pelayanan Bea dan Cukai.

    Dalam mewujudkan Kamtibmas dilakukan pemberdayaan masyarakat melalui wadah Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) dengan Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling), membangun jalinan komunikasi tokoh dari enam agama melalui Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Paguyuban Pemerintah, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat (Petamas). Melaksanakan Pembauran Kebangsaan bagi generasi muda yang tergabung dalam berbagai Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP). Selama tahun 2012 melalui media ini telah dapat mencegah dan menyelesaikan 2 (dua) permasalahan hubungan antar umat beragama yang timbul akibat adanya aktivitas keagamaan dan keberadaan tempat / rumah ibadah. Monitoring kelembagaan telah menghasilkan database Ormas/LSM tingkat Kota Semarang yang telah terdaftar sebanyak 158 organisasi, melalui perangkat lunak (software) database ini telah terkoneksi dengan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Kabupaten/Kota lainnya.

    12) Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

    Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Berbagai capaian kinerja selama tahun 2012 menunjukkan hal yang

    positif, antara lain terlihat dari jumlah Raperda yang masuk dalam Prolegda sebanyak 43 Raperda. Dari 43 Raperda yang masuk dalam prolegda tersebut, yang berhasil dibahas dalam sidang DPRD dan telah ditetapkan menjadi Perda serta telah dicatat dalam lembaran daerah sebanyak 14 Perda atau 32,5 %.

    Dalam hal pengawasan penyelenggaraan pemerintahan, Inspektorat juga telah melakukan pemeriksaan khusus pelayanan publik terhadap 33 Obrik (SKPD) yang melakukan pelayanan publik. Pelaksanaan pemeriksaan khusus pelayanan publik ini telah mampu meningkatkan kualitas pelayanan publik di lingkungan Pemerintah Kota Semarang, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya indeks integritas sektor publik Pemerintah Kota Semarang. Berdasarkan hasil survei integritas yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) indeks integritas sektor publik Pemerintah Kota Semarang mengalami peningkatan dari 3,61 pada tahun 2011 menjadi 5,66 pada tahun 2012 atau naik sekitar 56,7 %.

    Dalam rangka meningkatkan transparansi dalam pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemerintah Kota Semarang, telah melaksanakan proses E Procurement melalui Layanan Pengadaan Sistem Elektronik (LPSE), dimana pada tahun 2012, jumlah paket yang dilelangkan sebanyak

  • PEMERINTAH KOTA SEMARANG CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011

    19 Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

    274 paket yang berarti mengalami kenaikan sebesar 370% jika dibandingkan tahun 2011 yang hanya berjumlah 74 paket. Adapun jumlah paket pengadaan barang jasa yang pelaksanaannya dilakukan oleh Unit Layanan Pengadaan (ULP) pada tahun 2012 sebanyak 256 paket. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 345% jika dibandingkan tahun 2011 yang berjumlah 74 paket.

    Berkaitan dengan aset tanah, pada tahun 2012, aset tanah yang terdata sebanyak 3.091 bidang, dari 3.091 bidang tersebut yang telah bersertifikat sebanyak 2.048 bidang atau sekitar 66 prosen. Sedangkan yang masih dalam proses pensertifikatan di BPN sebanyak 516 bidang. Aset tanah yang berhasil disertifikatkan pada tahun 2012 sebanyak 33 Bidang,

    Di bidang perangkat daerah dan kepegawaian, bahwa potensi sumber daya manusia aparatur masih dapat dioptimalkan dengan jumlah pegawai secara kuantitatif per 31 Desember 2012 sejumlah 15.454 orang. Dari jumlah tersebut, berdasarkan kualifikasi pendidikan masih didominasi oleh pegawai dengan latar pendidikan S1 sebanyak 48,73% dari total keseluruhan pegawai yang kemudian diikuti oleh pegawai dengan latar pendidikan SMA sebanyak 23,6%. Sedangkan untuk S2 dan S3 merupakan bagian terkecil dari komposisi pegawai Pemerintah Kota Semarang, yaitu 4,91% untuk S2 dan 0,01% untuk aparatur dengan latar pendidikan S3.

    Sampai dengan akhir tahun 2012, seluruh CPNS telah mengikuti dan lulus Diklat Prajabatan sebagai persyaratan pengangkatan dari CPNS menjadi PNS sebanyak 321 orang, sehingga realisasinya mencapai 100% dan secara keseluruhan telah diangkat sebagai PNS.

    13) Urusan Statistik

    Selama tahun 2012 dalam pelaksanaan urusan statistik telah disusun 12 jenis buku data statistik beserta kajian dan analisisnya antara lain Buku Kota Semarang Dalam Angka tahun 2011, Buku Profil Kependudukan Kota Semarang tahun 2011, Buku Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi Kota Semarang tahun 2010/2011, Buku Produk Domestik Regional Bruto Kota Semarang tahun 2011, Buku Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Semarang tahun 2011, Buku Indikator Ekonomi Kota Semarang tahun 2011, Buku Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Semarang Tahun 2011.

    14) Urusan Kearsipan

    Pengelolaan arsip yang baik dapat menunjang akuntabilitas suatu instansi dalam hal tertib administrasi serta sangat bermanfaat untuk evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan sehingga dapat dijadikan acuan dalam perencanaan kegiatan yang akan datang. Menyadari hal tersebut, masalah kearsipan juga tidak lepas dari perhatian Pemerintah Kota Semarang. Berbagai upaya dengan capaian kinerja yang dihasilkan telah dilaksanakan selama tahun 2012. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan arsip dengan sistem administrasi baik yang semula sebanyak 6.600 berkas pada tahun 2011 meningkat menjadi 6.700 berkas pada tahun 2012. Demikian halnya dengan pengklasifikasian arsip yang juga mengalami peningkatan sebesar 1,50% dengan jumlah SKPD yang terlibat sebanyak 23 SKPD pada tahun 2012 sementara tahun 2011 hanya 21 SKPD. Digitalisasi dokumen juga

  • PEMERINTAH KOTA SEMARANG CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011

    20 Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

    mengalami peningkatan dari 19.962 berkas pada tahun 2011 menjadi 21.618 berkas pada tahun 2012.

    15) Urusan Komunikasi dan Informatika

    Berbagai capaian kinerja yang dihasilkan urusan ini antara lain telah disusunnya Peraturan Walikota Semarang Nomor 26 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Pemerintah Kota Semarang dan Keputusan Walikota Semarang Nomor 821.29/265 Tentang Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di Lingkungan Pemerintah Kota Semarang sebagai langkah kongkrit dalam mengedepankan keterbukaan informasi publik kepada masyarakat.

    Selain itu, juga telah dilakukan pengembangan komunikasi dan informasi antara pemerintah dengan masyarakat melalui siaran keliling sebanyak 24 kali, dialog interaktif sebanyak 15 kali maupun melalui media massa sebanyak 51 kali.

    16) Urusan Koperasi dan UKM

    Capaian kinerja urusan Koperasi antara lain ditunjukkan adanya peningkatan prosentase koperasi aktif di Kota Semarang, dimana pada tahun 2011 dari jumlah koperasi yang tercatat sebanyak 1.035 unit, yang merupakan koperasi aktif sebanyak 799 Unit atau sekitar 77%, sedangkan pada tahun 2012 Koperasi aktif sebanyak 831 unit atau sekitar 78,62 % dari jumlah koperasi yang ada sebanyak 1.057 unit.

    Selain itu, prosentase UMKM binaan juga mengalami peningkatan sebesar 0,59% dari 11.142 unit pada tahun 2011 menjadi 11.208 unit pada tahun 2012. hal ini berpengaruh terhadap peningkatan jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor Usaha Mikro Kecil Menengah sebesar 4,88 %, dimana jumlah tenaga kerja yang diserap pada tahun 2011 sebanyak 16.617 orang menjadi 17.428 orang pada tahun 2012.

    17) Urusan Penanaman Modal

    Selama tahun 2012, berbagai upaya yang dilakukan pada urusan ini menunjukkan hasil yang positif, antara lain ditunjukkan dengan peningkatan Jumlah proyek penanaman modal asing juga menunjukkan kenaikan di mana pada tahun 2011 adalah sebanyak 17 proyek sedangkan pada tahun 2012 sebanyak 43 proyek.

    Peningkatan jumlah proyek tersebut berdampak baik terhadap peningkatan nilai investasi penanaman modal asing dari Rp. 559.699.889.236,- (lima ratus lima puluh sembilan milyar enam ratus sembilan puluh sembilan juta delapan ratus delapan puluh sembilan ribu dua ratus tiga puluh enam rupiah) pada tahun 2011 menjadi Rp. 2.120.266.230.907,- (dua trilyun seratus dua puluh milyar dua ratus enam puluh enam juta dua ratus tiga puluh ribu sembilan ratus tujuh rupiah) di tahun 2012.

    Dampak positif lainnya adalah terjadinya peningkatan jumlah tenaga kerja yang terserap dalam perusahaan yang berinvestasi di Kota Semarang dari 16.513 orang menjadi 20.370 orang.

  • PEMERINTAH KOTA SEMARANG CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011

    21 Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

    18) Urusan Ketahanan Pangan Berbagai capaian kinerja selama tahun 2012 pada urusan ketahanan

    pangan dapat dilihat dari beberapa indikator seperti peningkatan pemberdayaan keluarga miskin melalui fasilitasi warung desa / lumbung pangan dari yang semula 175 KK pada tahun 2011 meningkat menjadi untuk 235 KK pada tahun 2012 atau sebesar 34,29%.

    Capaian kinerja lainnya adalah peningkatan jumlah konsumsi umbi-umbian dari 70,6 gr/kapita/hr pada tahun 2011 meningkat menjadi 143,9 gr/kapita/hr pada tahun 2012. Sedangkan skor pola pangan harapan dengan target 86 telah terpenuhi yang semula 84 pada tahun 2011 meningkat menjadi 86 tahun 2012.

    19) Urusan Pekerjaan Umum

    Kebijakan di bidang pekerjaan umum diarahkan pada perwujudan keseimbangan pertumbuhan dan pelayanan infrastruktur wilayah melalui penataan wajah kota, pengendalian banjir dan rob secara terpadu dan sistemik serta perencanaan pembangunan infrastruktur wilayah pinggiran.

    Berbagai pembangunan di bidang pekerjaan umum yang telah dilaksanakan di tahun 2011 terus kita lanjutkan di tahun 2012 di antaranya adalah peningkatan jalan yang tersebar di wilayah pinggiran, peningkatan pedestrian jalan dengan konsentrasi di wilayah pusat perkotaan dan pembangunan kembali jembatan di Kalipancur, Tinjomoyo dan Tugu Suharto.

    Selanjutnya, dalam program penerangan jalan umum, selama tahun 2012 telah dilaksanakan pemasangan penerangan jalan umum di 16 Kecamatan, Koridor Utara, Timur dan beberapa wilayah pinggiran. Pelaksanaan kegiatan penerangan jalan umum ini diarahkan untuk mendukung program penataan wajah kota yaitu Pemasangan Lampu High Mast di Taman Nol Km, Taman Bojong di Jalan Pemuda, Taman Randusari, dan Penerangan Jalan wilayah pinggiran.

    Sedangkan terkait dengan Peningkatan Sistem Drainase di antaranya dengan pembangunan saluran drainase atau gorong-gorong di 15 Ruas Saluran dalam upaya mengurangi genangan banjir. Di samping itu, juga dilakukan penambahan Titik Pompa Baru di Ruas saluran Jalan Agus Salim dengan kapasitas 600 liter per detik, Ruas saluran Kawasan Pasar Johar dengan kapasitas 600 liter per detik, Peningkatan Rumah Pompa Boom Lama dan Upaya Optimalisasi dan Operasionalisasi Pompa Banjir yang tersebar di 35 titik Pompa Banjir dan 3 Lokasi Sistem Instalisasi Pengelolaan Air Sederhana.Diarahkan pada perwujudan keseimbangan pertumbuhan dan pelayanan wilayah

    20) Urusan Perumahan

    Sesuai dengan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman Kota Semarang (RP4D) Tahun 2008-2019, pembangunan di bidang perumahan salah satunya diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan tempat tinggal bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah yang memenuhi persyaratan teknis bangunan, sosial budaya, kesehatan dan kesusilaan serta kualitas lingkungan.

  • PEMERINTAH KOTA SEMARANG CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011

    22 Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

    Capaian program pembangunan di bidang perumahan tahun 2012 antara lain pembangunan sarana prasarana Rusunawa Kaligawe, perbaikan perumahan bagi masyarakat miskin sebanyak 204 unit rumah di 16 Kecamatan atau di 55 Kelurahan, pembuatan sanitasi komunal pemukiman sebanyak 3 (tiga) unit di Kelurahan Karangroto (Rusun), Kelurahan Plamongansari dan Kelurahan Nongkosawit, pemeliharaan sarana prasarana lingkungan permukiman, penanganan dan penataan permukiman kumuh, dan pembangunan sarana prasarana rumah pondok boro/sosial

    21) Urusan Penataan Ruang

    Sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pekerjaaan Umum RI Nomor 14 tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimum di bidang Penataan Ruang, Pemerintah Kota Semarang berupaya untuk melakukan sosialisasi seluruh dokumen rencana tata ruang kepada seluruh aparat pemerintahan sampai ke level kelurahan serta kepada seluruh komponen masyarakat.

    Hal ini dimaksudkan agar terwujud struktur tata ruang yang seimbang. Sebagai salah satu tindak lanjut dari kebijakan dan strategi penataan ruang, pada tahun 2012 dilaksanakan kegiatan untuk menyusun Naskah Akademis dan Draft Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota Semarang serta melaksanakan kegiatan Koordinasi Perencanaan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup yang didalamnya terdiri atas fasilitasi Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD), Desk Kota Lama, dan Perubahan Iklim dengan dokumen Strategi Ketahanan Kota Semarang (Climate Resilience Strategy atau CRS) untuk mengurangi kerentanan masyarakat dan kota terhadap dampak perubahan iklim.

    22) Urusan Perhubungan

    Selama tahun 2012 berbagai upaya penataan sistem transportasi telah dilakukan antara lain membuka pelayanan pengoperasian Bus Rapid Transit (BRT) koridor II jurusan Terboyo Sisemut, pembangunan ATCS (Area Traffic Control System) pada 6 persimpangan untuk mengoptimalkan waktu siklus traffic light di persimpangan yang dikendalikan dari CC Room ATCS, pengamanan dan pengendalian lalu lintas dengan updating waktu siklus traffic light di persimpangan yang disesuaikan dengan kondisi arus lalu lintas yang ada serta dilengkapi dengan down counter timer. Selain itu juga didukung dengan peningkatan sarana prasarana keselamatan lalu lintas berupa pemasangan rambu-rambu, pembuatan marka, pengadaan gasson dan pemasangan down counter pada traffic light, Pengadaan Rambu Pendahulu Petunjuk Jurusan (RPPJ), pengadaan lampu flashing

    Model transportasi massal, berupa BRT juga menunjukkan tren peningkatan yang positif. Indikatornya adalah pengadaan shelter BRT pada tahun 2011 sebanyak 72 unit menjadi 110 unit pada tahun 2012 serta meningkatnya jumlah penumpang sebesar 281.658 orang (16,7%) dari 1.678.542 orang pada tahun 2011 menjadi 1.960.200 orang pada tahun 2012. Untuk jumlah pendapatan pun juga mengalami peningkatan sebesar Rp. 917.878.000, (17,8%) , di mana pada tahun 2011 sebesar Rp. 5.150.238.000, menjadi Rp. 6.068.116.500, pada tahun 2012. Untuk tahun 2012 BRT koridor

  • PEMERINTAH KOTA SEMARANG CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011

    23 Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

    I sudah mampu beroperasi dengan menggunakan dana yang berasal dari pendapatan BLU.

    Pengelolaan Perparkiran, dalam tahun 2012 sudah sesuai dengan yang apa diharapkan dimana parkir on street semakin berkurang sedangkan parkir off street makin bertambah. Kebijakan ini ditempuh guna meningkatkan kelancaran arus lalu lintas di ruas jalan.

    23) Urusan Lingkungan Hidup

    Berbagai capaian kinerja urusan ini selama tahun 2012, di antaranya adalah Persentase wilayah Kota Semarang yang terlayani oleh pengangkutan sampah dari 79% menjadi 81%, peningkatan pengelolaan kebersihan, keindahan dan keteduhan lingkungan di Kota Semarang melalui koordinasi secara intensif dengan seluruh stakeholder, yang disertai dengan pembinaan pengelolaan sampah pada masyarakat.

    Sedangkan dalam hal perlindungan dan konservasi sumber daya alam, beberapa capaian kinerja di antaranya peningkatan cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air dari 16,5 Ha pada tahun 2011 menjadi 21,5 Ha pada Daerah Tangkapan Air Waduk Jatibarang, peningkatan mitigasi/adaptasi daerah rawan kekeringan akibat dampak perubahan iklim dengan dibangunnya Rain Harvesting / pemanen air hujan dari 10 unit pada tahun 2011 menjadi 39 unit pada tahun 2012.

    Terkait upaya pengendalian polusi, program Car Free Day terus dilaksanakan sebanyak 52 kali dalam setahun, pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) melalui peningkatan penghijauan turus jalan dan peningkatan taman-taman kota sebagai sarana publik.

    Terwujudnya peningkatan rehabilitasi kawasan pesisir pantai Kota Semarang dari bahaya abrasi melalui penanaman tanaman mangrove di pesisir pantai.

    24) Urusan Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak

    Capaian Kinerja dalam pemberdayaan perempuan antara lain adalah peningkatan kapasitas dan jaringan Kelembagaan Pemberdayaan Perempuan dan Anak, optimalisasi peran PKK, Dharma Wanita, GOW dan organisasi-organisasi kewanitaan lainnya serta peningkatan jumlah kader Posyandu dari 12.857 orang pada tahun 2011 menjadi 17.395 orang pada tahun 2012.

    Sedangkan dalam hal perlindungan anak, capaian kinerja yang telah dihasilkan antara lain mewujudkan Semarang Kota Layak Anak. Diharapkan dengan lahirnya kebijakan Kota Layak Anak (KLA) di Kota Semarang, dapat menciptakan keluarga yang sayang anak, rukun tetangga dan rukun warga atau lingkungan yang peduli anak, kelurahan dan desa layak anak dan kecamatan atau kota yang layak bagi anak sebagai prasyarat untuk memastikan bahwa anak-anak tumbuh dan berkembang dengan baik, terlindungi haknya dan terpenuhi kebutuhan pisik dan psikologisnya.

    25) Urusan Sosial

    Di tahun 2012, berbagai hasil yang dicapai antara lain pemberdayaan fakir miskin, dan penyandang masalah kesejahteraan sosial melalui kegiatan

  • PEMERINTAH KOTA SEMARANG CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011

    24 Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

    pelatihan ketrampilan tata boga, dengan jumlah peserta yang meningkat dari 20 orang pada tahun 2011 menjadi 60 orang pada tahun 2012.

    Di samping pelatihan tata boga, juga menyelenggarakan pelatihan menjahit, pelatihan perbengkelan bagi anak jalanan dan pelatihan pembuatan keset bagi penyandang cacat. Pembinaan panti asuhan/panti jompo dan pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial dengan memberikan sosialisasi kesehatan bagi Lansia dan workshop pengembangan Kelompok Usaha Bersama (KUBE).

    26) Urusan Pemberdayaan Masyarakat

    Capaian kinerja urusan wajib pemberdayaan masyrakat antara lain terfasilitasinya upaya penanggulangan kemiskinan melalui bantuan permodalan bagi UMKM melalui Lembaga Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP) di Kelurahan. Lembaga UED-SP di Kota Semarang berjumlah 177 lembaga yang berada di 177 Kelurahan di seluruh kota Semarang.

    Fasilitasi pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Tahun 2012, Program Sengkuyung Tahap I dilaksanakan di Kelurahan Tandang dan Kelurahan Sendangguwo Kecamatan Tembalang, dan Sengkuyung II dilaksanakan di Kelurahan Tlogo Mulyo dan Kelurahan Penggaron Kidul.

    Penerapan dan pengembangan Teknologi Tepat Guna (TTG), melalui Gelar Teknologi Tepat Guna (Gelar TTG) Nasional XIV di Batam Provinsi Kepulauan Riau, fasilitasi penguatan kelembagaan Posyantek di 16 Kecamatan, serta pemberian stimulan alat TTG di 4 kelompok masyarakat.

    URUSAN PILIHAN 1) Urusan Pertanian

    Capaian kinerja urusan ini antara lain peningkatan produksi jagung dari 3.101 ton pada tahun 2011 menjadi 3.675,29 ton pada 2012. Luas panen juga mengalami peningkatan dari 664 hektar pada tahun 2011 menjadi 787 hektar pada tahun 2012. Produksi kacang tanah juga meningkat dari 450 ton pada tahun 2011 menjadi 607,43 ton pada tahun 2012.

    2) Urusan Kehutanan Capaian kinerja urusan pilihan kehutanan antara lain dengan telah

    ditanganinya lahan kritis seluas 179,37 hektar atau 21,96% melalui hutan kota, hutan rakyat maupun penghijauan lingkungan.

    3) Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral Pelaksanaan Kegiatan / program urusan Energi dan Sumber Daya

    Mineral pada tahun 2012, antara lain diarahkan pada penguatan data dan dalam hal penyediaan air baku bagi masyarakat yang dirasa masih rendah (menjangkau 57 % layanan terhadap seluruh wilayah) yang belum dapat dipenuhi oleh PDAM.

    Peningkatan layanan jangkuan air bersih, pada daerah yang tidak terjangkau jaringan PDAM, daerah rawan air bersih dan kekeringan melalui kegiatan pembangunan sumur-sumur air tanah di wilayah Kecamatan Ngaliyan, Mijen, dan Gunungpati dengan hasil setiap satu unit sumur dapat

  • PEMERINTAH KOTA SEMARANG CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011

    25 Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

    mencukupi kebutuhan warga 200 KK dengan debit pengambilan 1,3 liter/jam .

    Sedangkan dalam hal pengendalian Penambangan Galian C upaya yang dilakukan dengan pendataan dan penertiban produk galian tanah urug atau batu bata.

    Adapun Penambangan Khusus Batu Pecah (Quary) di wilayah kota semarang berada di kec gunungpati di Gunung Turun berupa material batu dengan volume + 450.000 m3, untuk tahun 2012 yang sudah ditambang 260.000 m3 sebagai quary (sumber ) material pembangunan Waduk Jatibarang.

    4) Urusan Kepariwisataan Capaian kinerja urusan ini antara lain peningkatan jumlah wisatawan

    yang berkunjung ke Kota Semarang pada tahun 2012. Dari target sejumlah 1.834.886 (satu juta delapan ratus tiga puluh empat ribu delapan ratus delapan puluh enam) orang, wisatawan yang berkunjung sebanyak 2.712.442 (dua juta tujuh ratus dua belas ribu empat puluh empat dua) orang, atau melebihi target sebesar 67%, melakukan promosi pariwisata melalui kegiatan-kegiatan seperti Gebyar Wisata dan Budaya Nusantara di Jakarta, Borobudur Travel Mart di Magelang, ICMITM di Medan, penyelenggaraan Denok Kenang dan Pandanaran Art Festival.

    Perkembangan sarana dan prasarana penunjang pariwisata di Kota Semarang pada tahun 2012 mengalami peningkatan hal ini dapat dilihat dari bertambahnya jumlah hotel 5 Buah, Restoran/rumah makan 16 buah, dan tempat hiburan 22 buah.

    5) Urusan Kelautan dan Perikanan Capaian kinerja yang dihasilkan selama tahun 2012 antara lain

    pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir yang indikatornya dapat dilihat dari peningkatan kelompok pelaku usaha perikanan di Kota Semarang dari 18 kelompok pada tahun 2011 menjadi 119 kelompok pada tahun 2012, begitu pula dengan rata-rata pendapatan nelayan yang juga mengalami peningkatan sebesar 8,64% dari Rp. 851.000,- per kapita per tahun pada tahun 2011 menjadi Rp. 924.567,- per kapita per tahun pada tahun 2012.

    6) Urusan Perdagangan Pemerintah Kota Semarang terus memperhatikan sektor perdagangan

    karena perannya yang cukup signifikan terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). Selama tahun 2012, berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Kota Semarang dengan capaian kinerja berupa peningkatan titik lokasi PKL dari 471 lokasi pada tahun 2011 menjadi 522 lokasi pada tahun 2012, program perlindungan pasar tradisional dari meningkatnya pasar modern melalui pengembangan pasar-pasar tradisional.

    7) Urusan Perindustrian Berbagai capaian kinerja yang dihasilkan antara lain peningkatan unit

    usaha industri dari 3.511 unit usaha pada tahun 2011 dan pada tahun 2012 menjadi 3.559 unit usaha atau ada peningkatan sebesar 48 unit usaha atau 1,35 %, yang terdiri dari industri besar 166 unit usaha, industri kecil sejumlah 2.704 unit usaha serta industri menengah 689 unit usaha. Sedangkan kondisi kawasan dan sentra industri pada tahun 2012 menunjukkan bahwa jumlah

  • PEMERINTAH KOTA SEMARANG CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011

    26 Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

    kawasan industri di Kota Semarang ada 9 lokasi dan untuk sentra industri (kecil dan menengah) berjumlah 46 lokasi.

    2.3.2 Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan

    Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan Pemerintah Kota Semarang pada dasarnya memuat ikhtisar realisasi pencapaian Target Kinerja APBD berdasarkan urusan Pemerintah Kota Semarang. Target kinerja APBD tersebut merupakan gambaran realisasi pencapaian efektif dengan efisien pelaksanaan Program dan Kegiatan ( sebagaimana dijelaskan dalam BAB II angka 2.3.1 ).

    Untuk lebih jelasnya, uraian diatas dapat digambarkan dalam tabel 1 di bawah ini :

    KODE URUSAN ANGGARAN REALISASI SELISIH

    1 URUSAN WAJIB 2.261.865.150.616 2.517.838.895.503 255.973.744.887

    1.01 Pendidikan - - - 1.02 Kesehatan 45.588.382.349 52.522.202.142 6.933.819.793 1.03 Pekerjaan Umum 142.741.406 151.072.000 8.330.594 1.04 Perumahan 52.500.000 52.930.000 430.000 1.05 Penataan Ruang 37.200.552.678 32.933.530.090 (4.267.022.588)1.06 Perencanaan Pembangunan - - - 1.07 Perhubungan 22.985.333.000 15.783.707.884 (7.201.625.116)1.08 Lingkungan Hidup 8.118.560.996 8.235.100.001 116.539.005 1.09 Pertanahan - - - 1.10 Kependudukan dan Catatan Sipil 3.248.000.000 3.702.397.000 454.397.000 1.11 Pemberdayaan Perempuan - - - 1.12 Keluarga Sejahtera - - - 1.13 Sosial 2.962.200.000 3.031.995.320 69.795.320 1.14 Tenaga Kerja dan Transmigrasi - - -

    1.15 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah - - -

    1.16 Penanaman Modal - - - 1.17 Kebudayaan 3.258.680.000 3.698.028.405 439.348.405 1.18 Pemuda dan Olah Raga - - -

    1.19 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

    - - -

    1.20 Pemerintahan Umum 2.138.308.200.187 2.397.727.932.661 259.419.732.474 1.21 Ketahanan Pangan - - - 1.26 Perpustakaan - - -

    - 2 URUSAN PILIHAN 16.488.455.384 15.837.253.296 (651.202.088)

    2.01 Pertanian 266.000.000 379.000.059 113.000.059 2.05 Kelautan dan Perikanan 63.047.000 65.265.650 2.218.650 2.06 Perdagangan 16.159.408.384 15.392.987.587 (766.420.797)2.07 Pe