27-53-1-SM

7
Dinamika Vol. 3, No. 2, Oktober 2012 ISSN 0854-2172 UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN STRUKTUR ATOM DENGAN METODE PEMECAHAN MASALAH BERBANTUAN KOMPUTER Darminto SMA Negeri 3 Slawi Kabupaten Tegal Abstrak Rumusan masalah dalam penelitian ini pertama apakah metode problem solving berbantuan komputer dapat meningkatkan pemahaman siswa pada struktur atom ?. Kedua apakah metode problem solving berbantuan komputer dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran struktur atom ?. Ketiga apakah metode problem solving dapat meningkatkan keterampilan mengajar guru ?. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 3 Slawi Kabupaten Tegal dengan Semester 1 Tahun Pelajaran 2010/2011 . Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas XI. Jumlah siswa sebanyak 32 orang yang terdiri dari 10 orang laki – laki dan 22 orang perempuan. Hasil belajar dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan, Aktivitas siswa mengalami peningkatan, aktivitas guru pada siklus akhir mengalami peningkatan. Simpulan pada penelitian ini pertama upaya untuk meningkatkan hasil belajar Kimia materi struktur atom siswa dapat ditempuh menggunakan metode pemecahan masalah dengan memadukan media komputer. Kedua bukti-bukti yang menunjukkan peningkatan hasil belajar kimia dengan menggunakan metode pemecahan masalah yaitu perolehan nilai rata-rata yang setiap siklusnya mengalami peningkatan. © 2012 Dinamika Kata Kunci: Struktur Atom, Metode Pemecahan Masalah Berbantuan Komputer PENDAHULUAN Mata pelajaran kimia oleh sebagian siswa masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit dipahami. Hal ini karena, banyak konsep-konsep kimia yang bersifat abstrak dan merupakan mata pelajaran yang secara khusus baru dipelajari pada tingkat SMA. Akibatnya, minat dan motivasi siswa untuk mempelajari ilmu kimia rendah. Kondisi ini bermuara kepada kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia cendrung rendah. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan siswa dalam belajar kimia secara bermakna, disebabkan oleh rendahnya kualitas pemahaman terhadap konsep dasar kimia (Pickering, 1990; 2002). Kesulitan belajar ini berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap minat dan motivasi belajar kimia. Rendahnya kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar kimia juga diakibatkan adanya anggapan keliru dari sebagian guru bahwa pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran pengajar (guru) kepada pebelajar (siswa). Implikasinya, dalam kegiatan belajar mengajar, guru mendominasi dengan metode ceramah dan kurang mengaitkan materi pelajaran yang diberikan dengan pengetahuan yang dimiliki siswa. Bahkan, masih banyak ditemukan adanya guru yang tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan teknologi sebagai media pembelajaran, seperti komputer. Di samping itu, strategi penyajian materi oleh guru yang terlalu berorientasi kepada materi yang tercantum dalam kurikulum dan kurang dihubungkan dengan isu-isu sosial dan teknologi maupun permasalahan yang ada di masyarakat yang berkaitan dengan materi yang dibahas, juga mempengaruhi kualitas proses pembelajaran. Implikasinya,

Transcript of 27-53-1-SM

  • DinamikaVol. 3, No. 2, Oktober 2012

    ISSN 0854-2172

    UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN STRUKTUR ATOM DENGAN METODE PEMECAHAN MASALAH BERBANTUAN KOMPUTER

    DarmintoSMA Negeri 3 Slawi Kabupaten Tegal

    Abstrak Rumusan masalah dalam penelitian ini pertama apakah metode problem solving berbantuan komputer dapat meningkatkan pemahaman siswa pada struktur atom ?. Kedua apakah metode problem solving berbantuan komputer dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran struktur atom ?. Ketiga apakah metode problem solving dapat meningkatkan keterampilan mengajar guru ?. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 3 Slawi Kabupaten Tegal dengan Semester 1 Tahun Pelajaran 2010/2011 . Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas XI. Jumlah siswa sebanyak 32 orang yang terdiri dari 10 orang laki laki dan 22 orang perempuan. Hasil belajar dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan, Aktivitas siswa mengalami peningkatan, aktivitas guru pada siklus akhir mengalami peningkatan. Simpulan pada penelitian ini pertama upaya untuk meningkatkan hasil belajar Kimia materi struktur atom siswa dapat ditempuh menggunakan metode pemecahan masalah dengan memadukan media komputer. Kedua bukti-bukti yang menunjukkan peningkatan hasil belajar kimia dengan menggunakan metode pemecahan masalah yaitu perolehan nilai rata-rata yang setiap siklusnya mengalami peningkatan.

    2012 Dinamika

    Kata Kunci: Struktur Atom, Metode Pemecahan Masalah Berbantuan Komputer

    PENDAHULUAN

    Mata pelajaran kimia oleh sebagian siswa masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit dipahami. Hal ini karena, banyak konsep-konsep kimia yang bersifat abstrak dan merupakan mata pelajaran yang secara khusus baru dipelajari pada tingkat SMA. Akibatnya, minat dan motivasi siswa untuk mempelajari ilmu kimia rendah. Kondisi ini bermuara kepada kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia cendrung rendah. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan siswa dalam belajar kimia secara bermakna, disebabkan oleh rendahnya kualitas pemahaman terhadap konsep dasar kimia (Pickering, 1990; Sawrey, 1990; Stavy, 1988; Griffi th and Preston, 1989; Friedel dan Maloney, 1992 dalam Kirna, 2002). Kesulitan belajar ini berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap minat dan motivasi belajar kimia.

    Rendahnya kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar kimia juga diakibatkan adanya anggapan keliru dari sebagian guru bahwa pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran pengajar (guru) kepada pebelajar (siswa). Implikasinya, dalam kegiatan belajar mengajar, guru mendominasi dengan metode ceramah dan kurang mengaitkan materi pelajaran yang diberikan dengan pengetahuan yang dimiliki siswa. Bahkan, masih banyak ditemukan adanya guru yang tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan teknologi sebagai media pembelajaran, seperti komputer. Di samping itu, strategi penyajian materi oleh guru yang terlalu berorientasi kepada materi yang tercantum dalam kurikulum dan kurang dihubungkan dengan isu-isu sosial dan teknologi maupun permasalahan yang ada di masyarakat yang berkaitan dengan materi yang dibahas, juga mempengaruhi kualitas proses pembelajaran. Implikasinya,

  • 138 DinamikaVol. 3. No. 2. (2012)

    siswa kurang mampu mengaplikasikan ide atau pengetahuan yang sudah dimiliki pada berbagai situasi yang dihadapi. Kondisi ini meyebabkan pembelajaran kimia menjadi tidak bermakna bagi siswa, serta menurunkan minat dan motivasi belajar siswa.

    Rumusan masalah dalam penelitian ini pertama apakah metode problem solving berbantuan komputer dapat meningkatkan pemahaman siswa pada struktur atom ?. Kedua apakah metode problem solving berbantuan komputer dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran struktur atom ?. Ketiga apakah metode problem solving dapat meningkatkan keterampilan mengajar guru ?

    Pada proses pembelajaran, media pengajaran merupakan wadah dan penyalur pesan dari sumber pesan, dalam hal ini guru, kepada penerima pesan, dalam hal ini siswa. Dalam batasan yang lebih luas, Miarso (dalam Rahardjo, 1986) memberikan batasan media pengajaran sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.

    Pembelajaran berbantuan komputer pada mata pelajaran kimia, diimplementasikan pada pembelajaran materi pokok Struktur Atom. Materi pokok ini disajikan pada mata pelajaran kimia di kelas XI, program Ilmu Alam pada semeseter ke-1 (gasal). Pemilihan materi ini, karena Struktur Atom merupakan materi pokok yang cendrung bersifat abstrak. Disamping itu materi Struktur Atom tidak dapat dilaksanakan dengan kegiatan eksperimen laboratorium. Pembelajaran untuk materi pokok ini, sering dilaksanakan dalam bentuk ceramah atau informasi. Akibatnya, pembelajaran kimia kehilangan daya tariknya dan lepas relevansinya dengan dunia nyata yang seharusnya menjadi objek ilmu pengetahuan tersebut.

    Pemecahan masalah ( problem solving ) dide nisikan sebagai suatu proses penghilangan perbedaan atau ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil hasil yang diinginkan ( Hunsaker, 2005 ). MuQodin ( 2002 ) mengatakan bahwa problem solving adalah merupakan suatu keterampilan yang meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidenti kasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang dicapai dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat..

    Pemanfaatan komputer melalui metode pemecahan masalah untuk meningkatkan pemahaman struktur atom aspek kognitif siswa dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I adalah memanfaatkan komputer melalui metode pemecahan masalah dengan kelompok besar (jumlah siswa perkelompok sebanyak empat orang). Sedangkan siklus II adalah memanfaatkan komputer melalui metode pemecahan masalah dengan kelompok kecil (jumlah siswa perkelompok sebanyak dua orang).

    METODE PENELITIAN

    Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 3 Slawi Kabupaten Tegal dengan Semester 1 Tahun Pelajaran 2010/2011 . Pengumpulan data atau pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada bulan Oktober dan November 2011 karena materi pembelajaran yang diteliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini disajikan kepada siswa pada bulan Oktober dan November 2011. Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas XI.IA.2 SMA Negeri 3 Slawi pada semester Gasal Tahun Pelajaran 2010/2011. Jumlah siswa sebanyak 32 orang yang terdiri dari 10 orang laki laki dan 22 orang perempuan.

    Sumber data berasal dari sumber data primer dan sekunder. Data primer berupa hasil nilai tes pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Data ini merupakan data kuantitatif. Data sekunder berasal dari hasil observasi untuk merekam segala aktivitas peserta didik selama penelitian berlangsung yang dilakukan oleh teman guru sejawat(guru kolaborasi), hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh guru kolaborasi, catatan pengamatan peneliti, respon peserta

  • 139UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN STRUKTUR ATOM DENGAN METODE PEMECAHAN MASALAH BERBANTUAN

    KOMPUTER Darminto

    didik, dan wawancara. Data ini merupakan data kualitatif.Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah tes dan

    non tes. Teknik tes dilaksanakan secara tertulis dengan menggunakan soal pilihan ganda untuk mengukur hasil belajar peserta didik pada materi bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari setelah dilaksanakan tindakan. eknik non tes dilaksanakan dengan melakukan observasi oleh guru kolaborasi, catatan pengamatan guru, respon peserta didik, dan wawancara.

    Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran struktur atom dengan pembelajaran pemecahan masalah untuk mengetahui antusiasme, keaktifan bertanya, menjawab, diskusi, kerjasama, dan segala aktivitas peserta didik direkam dalam lembar observasi oleh guru kolaborasi dan peneliti. Angket respon peserta didik dibagikan kepada peserta didik setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran dengan metode pemecahan masalah. Hasil lembar observasi dan hasil respon peserta didik tersebut dianalisis yang hasilnya digunakan untuk mengukur perubahan tingkah laku peserta didik pada waktu diterapkan pembelajaran pemecahan masalah.

    Wawancara dilakukan pada awal persiapan/perencanaan pembelajaran untuk mengidentikasi permasalahan guna menentukan dan merumuskan alternatif model pembelajaran yang akan digunakan. Dan wawancara setelah kegiatan pembelajaran digunakan untuk mengetahui kesan, pesan, atau masalah-masalah yang dihadapi peserta didik selama mengikuti pembelajan dengan metode pemecahan masalah.

    Alat pengumpulan data yang digunakan pada teknik tes adalah naskah soal tes tertulis berbentuk pilihan ganda yang dilengkapi dengan kisi-kisi soal, kunci jawaban dan pedoman penilaian berupa norma penilaian. Alat yang digunakan sebagai pengumpul data pada teknik non tes berupa lembar observasi dalam bentuk chek list untuk merekam segala aktivitas peserta didik selama penelitian tindakan kelas dilaksanakan. Penilaian antusiasme, keaktifan bertanya, menjawab, diskusi, kerjasama peserta didik dan segala aktivitas lainnya selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan nilai 4, 3, 2, dan 1.

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini dilaksanakan melalui empat langkah yaitu Penjelasan alur di atas adalah sebagai berikut pertama tahap perencanaan penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam 2(dua) siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 x pertemuan (2 x 45 menit) dengan menggunakan metode pemecahan masalah pada materi Struktur atom kelas XI.IPA 2. Adapun langkah-langkah dalam perencanaan adalah menentukan pokok bahasan yang akan dijadikan sasaran dalam tindakan, merancang RPP, menyusun skenario pembelajaran yang sesuai dengan strategi, metoda, dan teknik yang ditetapkan, menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), menyiapkan sumber belajar, menyiapkan format laporan observasi aktivitas guru dan siswa serta tanggapan siswa, menyusun instrumen pengumpul data, menetapkan indikator pencapaian hasil belajar dan menyiapkan format evaluasi.Tahap kedua tindakan pada tahap ini guru, mulai melakukan tindakan yang telah direncanakan pada tahap perencanaan yaitu materi struktur atom dengan menggunakan metode pemecahan masalah Guru melaksanakan pembelajaran berbantuan computer, pengamat/ Observer mengamati secara cermat aktivitas guru/ peneliti dan siswa dengan menggunakan lembar observasi, peneliti mengidenti kasi akti tas pembelajaran dan mencatat dengan cermat setiap poin yang terlihat sesuai dengan data yang muncul dalam pembelajaran, pengamat/ Observer dan guru memeriksa hasil belajar siswa setelah pembelajaran berakhir.

    Tahap ketiga observasi pada tahap ini peneliti mengamati proses pembelajaran materi struktur atom yang berlangsung di kelas dengan menggunakan pedoman observasi. Aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran diamati secara cermat, termasuk kelemahan dan kekurangan yang muncul ketika guru melakukan kegiatan pembelajaran metode pemecahan masalah berbantuan komputer. Data tentang kekurangan dan kelemahan guru dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I, dijadikan acuan pertimbangan bahan re eksi dan perbaikan pada kegiatan siklus berikutnya. Tahap keempat re eksi pada kegiatan re eksi, pengamat/ observer bersama guru/ peneliti berdiskusi kembali tentang hasil yang diperoleh pada tahap observasi, kemudian berupaya dengan cermat mengkaji aktivitas pembelajaran yang tidak sesuai dan masih

  • 140 DinamikaVol. 3. No. 2. (2012)

    terdapat kekurangan atau kelemahan untuk diperbaiki pada langkah selanjutnya. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif.

    Analisis data kualitatif hasil observasi guru kolaborasi, catatan/hasil observasi peneliti, dan respon peserta didik menggunakan analisis deskriptif komparatif berdasarkan hasil observasi dan evaluasi-re eksi dari tiap-tiap siklus. Berdasarkan hasil observasi guru kolaborasi, hasil observasi/catatan peneliti, maupun respon peserta didik dapat diketahui ada/tidaknya peningkatan aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran dengan metode pemecahan masalah. Analisis data kuantitatif menggunakan analisis deskriptif komparatif, yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I, dan nilai tes setelah siklus II. Berdasarkan perbandingan tersebut peneliti dapat mengetahui ada/tidaknya peningkatan hasil belajar peserta didik yang sedang diteliti.

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Hasil Penelitian Siklus ISiklus I dilaksanakan dalam 2 x pertemuan, yaitu pada hari Selasa, 26 Oktober 2010 dan

    pertemuan kedua pada hari Jumat, 29 Oktober 2010. Pelaksanaan siklus I dilaksanakan sesuai dengan RPP siklus I yang sudh dibuat sebelum pelaksanaan.

    Sebelum guru menyampaikan materi pembelajaran, terlebih dahulu guru menjelaskan metode pembelajaran yang akan diterapkan, yaitu dengan metode pemecahan masalah, kemudian menyampaikan tata cara siswa melakukan kegiatan dalam pembelajaran tersebut. Kemudian guru menjelaskan materi tentang struktur aktom, yaitu dengan mengambil sub materi tentang kon gurasi elektron. Dalam menyampaikan materi guru menggunakan media komputer dan LCD proyektor.

    Setelah menyampaikan materi, Guru mengarahkan siswa dalam pembentukan kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa dengan kemampuan yang heterogen. Kemudian guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk mencari solusi dari permasalahan yang telah dipaparkan oleh guru. Siswa dengan anggota kelompoknya bekerja sesuai dengan aturan pembelajaran metode pemecahan masalah. Setiap kelompok yang sudah selesai lalu maju untuk mempresentasikan hasil diskusi.

    Pada akhir pertemuan siklus I diadakan tes untuk mengetahui sejauh mana peranan metode pemecahan masalah terhadap hasil belajar siswa. Di bawah ini terdapat hasil tes siswa pada siklus I.

    Tabel 1. Skor tes kelas XI.IA.2 pada siklus I

    Skor (x) f % fx100 2 6.25 20090 3 9.38 27080 10 31.25 80070 8 25.00 56060 2 6.25 12050 5 15.63 25040 2 6.25 80Jumlah 32 100 2280

  • 141UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN STRUKTUR ATOM DENGAN METODE PEMECAHAN MASALAH BERBANTUAN

    KOMPUTER Darminto

    Tabel 2. Rata-rata aktivitas siswa pada siklus I

    Aspek yang diamatiPertemuan

    Rata-rata (%)1

    ( %)2

    (%)1. Mengajukan pertanyaan 12,5 18,75 15,632. Menanggapi respon siswa lain 18,75 21,88 20,313. Menjawab pertanyaan guru 18,75 12,5 15,634. Memperhatikan penjelasan guru 65,63 68,75 67,195. Diskusi kelompok 43,75 81,25 62,506. Diskusi kelas 59,37 93,75 76,56

    Pada pertemuan pertama ini guru belum melakukan apersepsi. Guru sudah menjelaskan

    materi pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah ditetapkan. Selain itu guru menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa. Guru terlihat belum dapat mengelola diskusi dengan baik, sehingga masih banyak siswa yang asyik ngobrol dengan temannya. Guru selalu menganjurkan agar siswa bekerjasama dalam diskusi, tetapi pada kenyataanya siswa cenderung bekerja sendiri-sendiri. Pada pertemuan pertama ini guru belum merangkum dan menyimpulkan masalah karena waktu yang diberikan untuk diskusi melebihi dari waktu yang telah direncakan.

    Aktivitas siswa pada siklus II ini sudah mengalami peningkatan yang signi kan, hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

    Tabel 3. Rata-rata aktivitas siswa pada siklus II

    Aspek yang diamatiPertemuan

    Rata-rata (%)1

    (%)2

    (%)1. Mengajukan pertanyaan 18,75 28,13 23,442. Menanggapi respon siswa lain 9,38 25 17,193. Menjawab pertanyaan guru 78,13 68,75 73,444. Memperhatikan penjelasan guru 81,25 87,5 84,385. Diskusi kelompok 87,5 100 93,756. Diskusi kelas 93,75 100 96,88

    Pada pertemuan pertama siklus II ini guru sudah berusaha melakukan apersepsi. Selain itu guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa mengenai permasalahan yang mereka hadapi selama diskusi berlangsung. Guru telah mengelola kelas dengan baik sehingga suasana diskusi kelompok lebih kondusif. Guru terlihat lebih aktif mengawasi setiap kelompok siswa dalam belajar. Guru selalu memberikan dorongan/ motivasi kepada siswa untuk lebih giat bekerja dalam memberikan sumbangsih pemikiran kepada kelompoknya. Pada akhir pembelajaran guru mengevaluasi dan menyimpulkan hasil diskusi.

    Pada pertemuan 6 ini guru sudah berusaha melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah ditetapkan. Guru sudah mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. Disamping itu pada siklus II ini guru terlibat menarik siswa untuk mengikuti pelajaran dibanding dengan siklus sebelumnya. Hal ini terlihat dari aktivitas siswa yang semakin lebih baik dari setiap pertemuan. Guru lebih aktif dalam memantau setiap kelompok dalam kegiatan pembelajaran. Guru selalu mendorong siswa untuk meningkatkan kerjasama antar siswa. Pada

  • 142 DinamikaVol. 3. No. 2. (2012)

    kegiatan penutup guru terlihat bersemangat dalam mengevaluasi dan menyimpulkan hasil diskusi. Dan guru terlihat telah dapat memahami dan menguasai penerapan metode pemecahan masalah dengan baik.

    Pada akhir pertemuan setiap siklus dilakukan tes untuk mengetahui sejauh mana metode pemecahan masalah dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Yang kemudian dicari nilai rata-rata tes per siklus.

    Hasil belajar dari siklus I ke siklus II mangalami peningkatan. Nilai rerata yang dicapai siswa pada siklus I 71,25 dan meningkat menjadi 81,33 pada siklus II. Dengan demikian dari siklus I ke siklus II peningkatan nilai rerata. Jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Jumlah siswa yang mencapai KKM pada siklus I 23 siswa atau sebesar 71,88 % pada siklus I dan meningkat menjadi 29 siswa atau 90,63% pada siklus II. Dengan demikian dari kondisi awal ke kondisi akhir peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM.

    Agar lebih jelas dalam melihat peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II dapat dilihat dari tabel dan gra k berikut ini.

    Tabel 4. Perbandingan Nilai Siklus I dan Siklus II

    Keterangan Siklus I Siklus IINilai Tertinggi 100 100Nilai Terendah 40 60Nilai Rerata 71,25 81,33Ketuntasan Belajar 71,88% 90,63%

    Guru telah berusaha menciptakan suasana pelajaran yang kondusif. Hal ini terlihat adanya peningkatan peran guru pada setiap pertemuan, bahkan pada pertemuan 1 dan 2 siklus II peran guru dalam kelas dapat dikatakan sempurna. Hanya saja pada pertemuan siklus I ada aktivitas guru yang belum muncul (belum dilakukan) yaitu mengajukan pertanyaan siswa. Hal ini terjadi karena guru baru pertama kali menggunakan metode tersebut sehingga masih ada yang lupa. Selain itu aktivitas guru memberi kesimpulan tidak mencukupi. Dapat diketahui bahwa setiap aktivitas guru pada siklus akhir mengalami peningkatan.

    Siswa mempelajari sendiri materi pelajaran dengan metode pemecahan masalah dalam kelompok masing-masing. Tujuannya agar siswa lebih aktif dan kreatif dalam belajar sendiri tanpa diberikan terlebih dahulu oleh guru, disini guru hanya mengarahkan dan membimbing saja. Sedangkan pada siklus II metode yang digunakan adalah problem solving dan dipadukan dengan penggunaan media komputer dan LCD proyektor, sehingga hasilnya mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus-siklus sebelumnya.

    PENUTUP

    Simpulan pada penelitian ini pertama upaya untuk meningkatkan hasil belajar Kimia materi struktur atom siswa SMA N 3 Slawi dapat ditempuh menggunakan metode pemecahan masalah dengan memadukan media komputer. Metode pemecahan masalah dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan, mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut, menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut, menguji kebenaran jawaban sementara tersebut.

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

  • 143UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN STRUKTUR ATOM DENGAN METODE PEMECAHAN MASALAH BERBANTUAN

    KOMPUTER Darminto

    Darminto. 2010. Upaya Peningkatan Pemahaman Struktur Atom Dengan Metode Pemecahan Masalah Ber-bantuan Komputer Siswa Kelas XI.IA.2 Tahun 2010/2011. Tegal.(Laporan Penelitian).

    Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV IKIP Semarang Press.Gulo W. 2004. Strategi Belajar-Mengajar. PT Grasindo: Jakarta. Riyanto, Y. 1996. Metodologi Penelitian Pen-

    didikan. Surabaya: SIC.Muhibbin Syah. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta. Logos Wacana Ilmu.Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.Suherman, E dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Jurusan Pendidikan Matema-

    tika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.