26250160 kESAdaHan Air

29
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN PERCOBAAN V KESADAHAN OLEH : NAMA : AYU MAULIDA PUTRI NIM : H1E107001 KELOMPOK : 1 (SATU) ASISTEN : WIDIAN CHRISTIANTI

Transcript of 26250160 kESAdaHan Air

Page 1: 26250160 kESAdaHan Air

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM LINGKUNGAN

PERCOBAAN V

KESADAHAN

OLEH :

NAMA : AYU MAULIDA PUTRI

NIM : H1E107001

KELOMPOK : 1 (SATU)

ASISTEN : WIDIAN CHRISTIANTI

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2009

Page 2: 26250160 kESAdaHan Air

LAPORAN PRAKTIKUM

PERCOBAAN V

KESADAHAN

I. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kesadahan pada sampel

air.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Air yang banyak mengandung mineral kalsium dan magnesium dikenal

sebagai “air sadah”, atau air yang sukar untuk dipakai mencuci. Senyawa

kalsium dan magnesium bereaksi dengan sabun membentuk endapan dan

mencegah terjadinya busa dalam air. Oleh karena senyawa-senyawa kalsium dan

magnesium relatif sukar larut dalam air, maka senyawa-senyawa itu cenderung

untuk memisah dari larutan dalam bentuk endapan atau presipitat yang akhirnya

menjadi kerak (Wulan, 2006).

Kesadahan atau hardness adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh air.

Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca2+, Mg2+. Atau

dapat juga disebabkan karena adanya ion-ion lain dari polyvalent metal (logam

bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat,

klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil (Giwangkara, 2006).

Pengertian kesadahan air adalah kemampuan air mengendapkan sabun,

dimana sabun ini diiendapkan oleh ion-ion Ca2+ dan Mg2+sebutkan diatas.

Karena penyebab dominan/utama kesadahan adalah Ca2+ dan Mg2+, khususnya

Ca2+, maka arti dari kesadahan dibatasi sebagai sifat/karakteristik air yang

menggambarkan konsentrasi jumlah dari ion Ca2+ dan Mg2+, yang dinyatakan

sebagai CaCO3 (Paranita, 2009).

Kesadahan ada dua jenis, yaitu :

Kesadahan sementara

Kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam bikarbonat,

seperti Ca(HCO3)2, Mg(HCO3)2. Kesadahan sementara ini dapat/mudah

Page 3: 26250160 kESAdaHan Air

dieliminir dengan pemanasan (pendidihan), sehingga terbentuk endapan

CaCO3 atau MgCO3. Reaksinya:

Ca(HCO3)2 -dipanaskan--> CO2 (gas) + H2O (cair) + CaCO3 (endapan)

Mg(HCO3)2 -dipanaskan--> CO2 (gas) + H2O (cair) + MgCO3 (endapan)

Kesadahan tetap

Kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam klorida, sulfat

dan karbonat, misal CaSO4, MgSO4, CaCl2, MgCl2. Kesadahan tetap dapat

dikurangi dengan penambahan larutan soda - kapur (terdiri dari larutan

natrium karbonat dan magnesium hidroksida) sehingga terbentuk endapan

kalium karbonat (padatan/endapan) dan magnesium hidroksida

(padatan/endapan) dalam air.

Reaksinya:

CaCl2 + Na2CO3 --> CaCO3 (padatan/endapan) + 2 NaCl (larut)

CaSO4 + Na2CO3 --> CaCO3 (padatan/endapan) + Na2SO4 (larut)

MgCl2 + Ca(OH)2 --> Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaCl2 (larut)

MgSO4 + Ca(OH)2 --> Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaSO4 (larut)

(Paranita, 2009).

Satuan ukuran kesadahan ada 3, yaitu :

1. Derajat Jerman, dilambangkan dengan °D

2. Derajat Inggris, dilambangkan dengan °E

3. Derajat Perancis, dilambangkan dengan °F

Dari ketiganya yang sering digunakan adalah derajat jerman, dimana 1 °D

setara dengan 10 mg CaO per liter. Artinya jika suatu air memiliki kesadahan 1

°D maka didalam air tersebut mengandung 10 mg CaO dalam setiap liternya

(Paranita, 2009).

Penentuan Ca dan Mg dalam air sudah dilakukan dengan titrasi EDTA. pH

untuk titrasi adalah 10 dengan indikator eriochrom black T. Pada pH lebih

tinggi, 12, Mg(OH)2 akan mengendap, sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya

oleh Ca2+ dengan indikator murexide. Adanya penggangguan Cu bebas dari

pipa–pipa saluran air dapat dimasking dengan H2S. EBT yang dihaluskan

bersama NaCl padat kadang kala juga digunakan sebagai indikator untuk

penentuan Ca ataupun hidroksinaftol. Seharusnya Ca tidak ikut terkopresipitasi

Page 4: 26250160 kESAdaHan Air

dengan Mg, oleh karena itu EDTA direkomendasikan. Bagaimana juga indikator

Patton-Reeder terbaik untuk penentuan kalsium dalam air sudah dibandingkan

dengan indikator lain (Firdaus, 2009).

Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi

pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang

terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks

demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi komplek biasa seperti di

atas, dikenal pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri,

seperti yang menyangkut penggunaan EDTA. Gugus yang terikat pada ion pusat,

disebut ligan, dan dalam larutan air, reaksi dapat dinyatakan oleh persamaan :

M(H2O)n + L = M(H2O)(n-1) L + H2O (Khopkar, 2002).

Persyaratan mendasar dalam titrasi kompleksometri ialah terbentuknya

kompleks molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan adalah kelarutan tingkat

tinggi, seperti kompleks logam dengan EDTA. Demikian juga titrasi dengan

merkuro nitrat dan perak sianida juga dikenal sebagai titrasi kompleksometri

(Khopkar, 2002).

III. ALAT DAN BAHAN

A. ALAT

Alat yang digunakan pada percobaan ini meliputi labu Erlenmeyer, pipet,

buret, statif, gelas ukur, gelas beker, neraca analitik.

B. BAHAN

Bahan yang digunakan pada percobaan ini meliputi sampel air, larutan

EDTA 1/28 N, larutan buffer pH 10, larutan buffer pH12, KCN 10%,

indikator EBT, indikator murexida, larutan standar kalsium, akuades.

IV. CARA KERJA

4.1 Standarisasi Larutan EDTA 1/28 N

a. Menggunakan indikator EBT

1. Mengambil 10 ml larutan standar kalsium

2. Memasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

Page 5: 26250160 kESAdaHan Air

3. Menambahkan 5 ml larutan buffer pH 10

4. Menambahkan indikator EBT 0,1 g

5. Mentitrasi dengan larutan EDTA 1/28 N hingga warna cairan berubah

dari ungu menjadi biru laut

b. Menggunakan indikator Murexida

1. Mengambil 10 ml larutan standar kalsium

2. Memasukkan ke dalam labu erlemeyer

3. Menambahkan 1 ml larutan buffer pH 12

4. Menambahkan sedikit indikator murexida

5. Mentitrasi dengan larutan EDTA 1/28 hingga cairan berubah warna

dari merah menjadi ungu

4.2 Pengukuran Kesadahan Sampel Air

a. Kesadahan Total

1. Mengambil 100 ml sampel air dengan menggunakan gelas ukur

2. Memasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

3. Menambahkan larutan buffer pH 10

4. Menambahkan indikator EBT 0,1 g

5. Mentitrasi dengan larutan EDTA 1/28 N hingga terjadi perubahan

warna

6. Mencatat volume EDTA yang digunakan

b. Kesadahan Kalsium

1. Mengambil 100 ml sampel air dengan menggnakan gelas ukur

2. Memasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

3. Menambahkan larutan buffer pH 10

4. Menambahkan indikator EBT 0,1 g

5. Mentitrasi dengan larutan EDTA 1/28 N hingga terjadi perubahan

warna

6. Mencatat volume EDTA yang digunakan

Page 6: 26250160 kESAdaHan Air

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Perhitungan

1. Hasil

1.1 Standarisasi Larutan EDTA 1/28 N

Tabel 1. Standarisasi dengan indikator EBT

No Langkah Percobaan Hasil

1 Mengambil 10 ml larutan standar kalsium,

memasukkan ke dalam labu erlenmeyer.

Warna bening

2 Menambahkan 5 ml larutam buffer pH 10

3 Menambahkan 0,1 g indikator EBT Warna = ungu

4 Mengisi buret dengan larutan EDTA 1/28 N,

pembacaan awal pada buret dicatat volume

awal.

Volume awal 0 ml

5 Menitrasi larutan larutan EDTA 1/28 N

hingga terjadi perubahan warna dari ungu

menjadi biru laut dan mencatat volume

akhir.

Volume akhir

Volume titrasi

Warna = biru

laut

0,6 ml

0,6 ml

Tabel 2. Standarisasi dengan indikator murexida

No Langkah Percobaan Hasil

1 Mengambil 10 ml larutan standar kalsium,

memasukkan ke dalam labu erlenmeyer.

Warna bening

2 Menambahkan 1 ml larutam buffer pH 12

3 Menambahkan sedikit indikator murexida Warna = pink

4 Mengisi buret dengan larutan EDTA 1/28 N,

pembacaan awal pada buret dicatat volume

awal.

Page 7: 26250160 kESAdaHan Air

Volume awal 18,5 ml

5 Menitrasi larutan larutan EDTA 1/28 N

hingga terjadi perubahan warna dari merah

menjadi ungu dan mencatat volume akhir.

Volume akhir

Volume titrasi

Warna = ungu

18,6 ml

0,1 ml

1.2 Pengukuran Kesadahan Pada Sampel Air

Tabel 1. Pengukuran Kesadahan Total pada Sampel Air

No Langkah PercobaanAir sumur

Cempaka

Air sumur

Loktabat

Air sumur

Martapura

Air sumur

Banjarbaru

1 Mengambil 100 ml 100 ml

Warna bening

100 ml

Warna

bening

100 ml

Warna

bening

100 ml

Warna

bening

2 Memasukkan

sampel ke dalam

Erlenmeyer

3 Menambahkan 5 ml

larutan buffer pH

10

4 Menambahkan 0,1g

indikator EBT

5 Mengisi buret

dengan larutan

EDTA 1/28 N,

pembacaan awal

pada buret dicatat

volume awal.

Volume awal 0 ml 0 ml 0 ml 19,1 ml

Page 8: 26250160 kESAdaHan Air

6 Menitrasi larutan

larutan EDTA 1/28

N hingga terjadi

perubahan warna.

Dicatat volume

akhir.

Volume akhir

Volume titrasi

Warna = biru

laut

18,3 ml

18,3 ml

Warna =

biru laut

6,1 ml

6,1 ml

Warna =

biru laut

10 ml

10 ml

Warna =

biru laut

19,2 ml

0,1 ml

Tabel 2. Pengukuran Kesadahan Kalsium pada Sampel Air

No Langkah PercobaanAir sumur

Cempaka

Air sumur

Loktabat

Air sumur

Martapura

Air sumur

Banjarbaru

1 Mengambil 100 ml 100 ml

Warna

bening

100 ml

Warna

bening

100 ml

Warna

bening

100 ml

Warna

bening

2 Memasukkan

sampel ke dalam

Erlenmeyer

3 Menambahkan 1

ml larutan buffer

pH 12

4 Menambahkan

sedikit indikator

Murexida

Warna =

pink

Warna = pink

Warna = pink

Warna = pink

5 Mengisi buret

dengan larutan

EDTA 1/28 N,

pembacaan awal

pada buret dicatat

Page 9: 26250160 kESAdaHan Air

volume awal.

Volume awal

0 ml 0 ml 0 ml 19,5 ml

6 Menitrasi larutan

larutan EDTA 1/28

N hingga terjadi

perubahan warna.

Dicatat volume

akhir.

Volume akhir

Volume titrasi

Warna = ungu

0,2 ml

0,2 ml

Warna = ungu

0,3 ml

0,3 ml

Warna = ungu

0,4 ml

0,4 ml

Warna = ungu

20,2 ml

0,7 ml

2. Perhitungan

2.1 Standarisasi Larutan EDTA 1/28 N

a. Standarisasi Larutan EDTA 1/28 N dengan indikator EBT

Diketahui : Volume EDTA 1/28 N = 0,6 ml

Ditanya : Faktor EDTA-EBT ?

Jawab :

Faktor EDTA-EBT =

=

= 16,67

b. Standarisasi Larutan EDTA 1/28 N dengan indikator Murexida

Diketahui : Volume EDTA 1/28 N = 0,1 ml

Ditanya : Faktor EDTA-Murexida ?

Jawab :

Faktor EDTA-Murexida =

Page 10: 26250160 kESAdaHan Air

=

= 100

Page 11: 26250160 kESAdaHan Air

2.2 Pengukuran Kesadahan pada Sampel Air

Pengukuran Kesadahan Total pada Sampel Air

a. Kesadahan Total pada Sampel Air Sumur Cempaka

Diket : volume EDTA = 18,3 ml

Faktor EDTA-EBT = 16,67

Dit : Kesadahan Total (KT) ?

Jawab :

K T =

=

= 6101, 22 mg/l CaCO3

b. Kesadahan Total pada sampel Air Sumur Loktabat

Diket : volume EDTA = 6,1 ml

Faktor EDTA-EBT = 16,67

Dit : Kesadahan Total (KT) ?

Jawab :

KT=

=

= 2033,74 mg/l CaCO3

c. Kesadahan Total pada sampel Air Sumur Martapura

Diket : volume EDTA = 10 ml

Faktor EDTA-EBT = 16,67

Dit : Kesadahan Total (KT) ?

Jawab :

KT =

Page 12: 26250160 kESAdaHan Air

=

= 3334 mg/l CaCO3

d. Kesadahan Total pada Sampel Air Sumur Banjarbaru

Diket : volume EDTA = 0,1 ml

Faktor EDTA-EBT = 16,67

Dit : Kesadahan Total (KT) ?

Jawab :

KT =

=

= 33,34 mg/l CaCO3

Pengukuran Kesadahan Kalsium pada Sampel Air

a. Kesadahan Kalsium pada Sampel Air Sumur Cempaka

Diket : volume EDTA = 0,2 ml

Faktor EDTA-murexida = 100

Dit : Kesadahan Kalsium (KK) ?

Jawab :

KK =

=

= 400 mg/l CaCO3

b. Kesadahan Kalsium pada Sampel Air Sumur Loktabat

Diket : volume EDTA = 0,3 ml

Faktor EDTA- murexida = 100

Dit : Kesadahan Kalsium (KK) ?

Jawab :

Page 13: 26250160 kESAdaHan Air

KK =

=

= 600 mg/l CaCO3

c. Kesadahan Kalsium pada Sampel Air Sumur Martapura

Diket : volume EDTA = 0,4 ml

Faktor EDTA- murexida = 100

Dit : Kesadahan Kalsium (KK) ?

Jawab :

KK =

=

= 800 mg/l CaCO3

d. Kesadahan Kalsium pada Sampel Air Sumur Banjarbaru

Diket : volume EDTA = 0,7 ml

Faktor EDTA- murexida = 100

Dit : Kesadahan Kalsium (KK) ?

Jawab :

KK=

=

= 1400 mg/l CaCO3

Pengukuran Kesadahan Magnesium pada Sampel Air

a. Air Sumur Cempaka

Kesadahan Magensium = Kesadahan Total – Kesadahan Kalsium

= 6101,22 – 400

= 5701,22 mg/l CaCO3

Page 14: 26250160 kESAdaHan Air

b. Air Sumur Loktabat

Kesadahan Magensium = Kesadahan Total – Kesadahan Kalsium

= 2033,74 – 600

= 1433,74 mg/l CaCO3

c. Air Sumur Martapura

Kesadahan Magensium = Kesadahan Total – Kesadahan Kalsium

= 3334 – 800

= 2534 mg/l CaCO3

d. Air Sumur Banjarbaru

Kesadahan Magensium = Kesadahan Total – Kesadahan Kalsium

= 33,34 – 1400

= -1366,66 mg/l CaCO3

Page 15: 26250160 kESAdaHan Air

B. Pembahasan

1. Standarisasi Larutan EDTA 1/28 N

Sebelum melakukan pengukuran kesadahan pada sampel air,

pertama-tama dilakukan standarisasi terhadap larutan EDTA 1/28 N.

Hal ini dilakukan karena larutan standar EDTA 1/28 akan digunakan

untuk mentitrasi sampel air yang akan diuji. Pengukuran standarisasi

larutan EDTA 1/28 N pada percobaan ini dilakukan dengan

mengunakan dua indikator. Indikator yang digunakan adalah indikator

EBT dan indikator murexida.

Proses standarisasi pada larutan EDTA 1/28 N ini menggunakan

larutan kalsium yang dititrasi dengan larutan EDTA 1/28 N.

Standarisasi dengan menggunakan indikator EBT yaitu dengan

memasukkan indikator EBT ke dalam larutan kalsium sebanyak 0,1

gram. Selain menggunakan indikator EBT, ditambahkan pula larutan

buffer pH 10 sebanyak 5 ml. Kemudian dilakukan titrasi dengan larutan

EDTA 1/28 N hingga warna cairan berubah dari ungu menjadi biru laut.

Dari sini didapatkan hasil volume EDTA yang digunakan untuk

mentitrasi larutan kalsium tersebut sebanyak 0,6 ml.

Dengan mengetahui banyaknya volume EDTA yang digunakan kita

dapat menentukan faktor EDTA-EBT. Faktor EDTA-EBT ini akan

digunakan untuk menghitung kesadahan total pada sampel air. Dari

hasil perhitungan didapatkan bahwa nilai faktor EDTA-EBT dari

standarisasi larutan kalsium dengan indikator EBT ini adalah 16,67.

Setelah dilakukan standarisasi dengan indikator EBT dilakukan lagi

standarisasi dengan menggunakan indikator murexida. Larutan buffer

yang ditambahkan memiliki pH 12 sebanyak 1 ml. Pada percobaan ini

indikator murexida yang ditambahkan pada larutan kalsium yang akan

dititrasi dengan larutan EDTA 1/28 N hanya sedikit sekali. Dengan

penambahan indikator murexida ini warna larutan kalsium berubah

menjadi warna merah muda (pink).

Titrasi dilakukan terhadap larutan kalsium yang sudah berwarna

merah muda (pink) tadi hingga terjadi perubahan warna menjadi ungu.

Page 16: 26250160 kESAdaHan Air

Dari titrasi didapatkan volume EDTA 1/28 N yang digunakan sebanyak

0,1 ml. Dengan mengetahui volume EDTA 1/28 N yang digunakan

dapat ditentukan nilai faktor EDTA-Murexida.

Penentuan nilai faktor EDTA-Murexida ini dilakukan untuk

mengitung kesadahan kalsium pada sampel air yang akan di uji. Dari

hasil perhiungan didapatkan bahwa nilai faktor EDTA-Murexida dari

standarisasi larutan EDTA 1/28 N dengan menggunakan indikator

murexida ini adalah sebesar 100.

2. Pengukuran Kesadahan pada Sampel Air

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaaan pengukuran tingkat

kesadahan pada beberapa sampel air. Sampel air yang digunakan pada

percobaan ini adalah sampel air sumur yang berasal dari kawasan yang

berbeda di sekitar daerah Banjarbaru dan Martapura. Sampel air sumur

tersebut yaitu sampel air sumur cempaka, sampel air sumur loktabat,

sampel air sumur martapura, dan sampel air sumur banjarbaru.

Pengukuran kesadahan yang dilakukan pada percobaan ini ada 3, yaitu

kesadahan total, kesadahan kalsium, dan kesadahan magnesium.

Pengukuran kesadahan pada sampel air ini menggunakan metode titrasi

kompleksometri.

1. Kesadahan Total

Pengukuran kesadahan total pada sampel air ditujukan untuk

mengetahui apakah sampel air tersebut mengalami kesadahan yang

berasal dari ion magnesium dan kalsium. Pengukuran kesadahan ini

menggunakan sampel air dari masing-masing sumur tersebut yang

ditambahkan indikator EBT sebanyak 0,1 gram. Penambahan

indikator ini tidak menyebabkan perubahan warna pada sampel air.

Sampel air yang telah ditambahkan dengan larutan buffer dan

indikator EBT tadi selanjutnya dititrasi dengan menggunakan larutan

EDTA 1/28 N sehingga terjadi perubahan warna menjadi biru laut.

Banyaknya EDTA yang digunakan merupakan volume titrasi yang

akan digunakan pada saat perhitungan kesadahan total pada sampel

air tersebut.

Page 17: 26250160 kESAdaHan Air

Dari percobaan ini didapatkan volume EDTA 1/28 N yang

digunakan untuk mentitrasi sampel air sumur tersebut. Titrasi sampel

air sumur cempaka menggunakan larutan EDTA 1/28 N sebanyak

18,3 ml. Dengan volume yang demikian didapatkan dari hasil

perhitungan bahwa nilai kesadahan total dari air sumur cempaka

sebesar 6101,22 mg/l CaCO3. Sampel air sumur Loktabat yang

dititrasi dengan larutan EDTA 1/28 N menggunakan larutan tersebut

sebanyak 6,1 ml. Hasil volume ini digunakan untuk perhitungan

kesadahan total terhadap sampel air ini dan didapatkan hasil bahwa

nilai ksadahan totalnya sebesar 2033,74 mg/l CaCO3. Volume

larutan EDTA 1/28 N yang digunakan untuk mentitrasi sampel air

sumur Martapura sebanyak 10 ml dan setelah dihitung didapatkan

hasil bahwa kesadahan total yang terukur sebesar 3334 mg/l CaCO3.

Pengukuran tingkat kesadahan total yang terakhir pada percobaan ini

dilakukan pada sampel air sumur Banjarbaru. Didapatkan hasil

bahwa volume larutan EDTA 1/28 N yang digunakan sebanyak 0,1

ml dan dari hasil perhitungan didapatkan bahwa nilai kesadahan total

dari sampel air sumur Banjarbaru sebesar 33,34 mg/l CaC03.

Dari hasil perhitungan nilai kesadahan total dari sampel air sumur

tersebut dapat dikatakan bahwa untuk nilai kesadahan total yang

paling tinggi terdapat pada sampel air sumur cempaka yaitu sebesar

6101,22 mg/l CaCO3 dan yang paling rendah terdapat pada sampel

air sumur Banjarbaru yaitu sebesar 33,34 mg/l CaCO3.

2. Kesadahan Kalsium

Pengukuran kesadahan kalsium terhadap sampel air ini digunakan

untuk mengetahui nilai keasadahan yang diakibatkan ion kalsium

terhadap sampel air sumur yang digunakan. Dalam pengukuran

kesadahan kalsium ini digunakan larutan buffer dengan pH 12 dan

sedikit indikator murexida yang ditambahkan ke dalam sampel air.

Penambahan indikator murexida ke dalam sampel air mengakibatkan

sampel air tersebut berubah warna menjadi merah muda (pink).

Percobaan ini juga menggunakan larutan EDTA 1/28 N untuk

Page 18: 26250160 kESAdaHan Air

mentitrasi sampel air. Titrasi dilakukan hingga warna sampel air

berubah menjadi ungu. Volume larutan EDTA 1/28 N yang

digunakan atau volume titrasi EDTA terhadap sampel air digunakan

untuk perhitungan kesadahan kalsium sampel air.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa volume larutan EDTA 1/28

N yang digunakan untuk mentitrasi sampel air sumur cempaka

sebanyak 0,2 ml. Hasil ini yang digunakan dalam perhitungan

kesadahan kalsium, dan didapatkan untuk sampel air sumur cempaka

kesadahan kalsiumnya sebesar 400 mg/l CaCO3. Untuk sampel air

sumur Loktabat, volume EDTA 1.28 N yang digunakan sebesar 0,3

ml. Dengan menggunakan rumus perhitungan didapatkan bahwa

nilai kesadahan kalsium dari sampel air sumur loktabat sebesar 600

mg/l CaCO3. Nilai volume EDTA 1/28 N sebesar 0,4 ml didapatkan

saat titrasi dengan sampel air sumur Martapura. Dari hasil

perhitungan didapatkan kesadahan kalsium dari sampel air sumur ini

sebesar 800 mg/l CaCO3. Sampel terakhir yang digunakan untuk

pengukuran kesadahan kalsium adalah sampel air sumur Banjarbaru.

Volume titrasi larutan EDTA 1/28 N yang digunakan sebesar 0,7 ml.

Perhitungan kesadahan kalsium terhadap sampel air ini menunjukkan

bahwa nilai kesadahan kalsium pada sampel air ini sebesar 1400

mg/l CaCO3.

Dengan mengetahui nilai kesadahan kalsium dari masing-masing

sampel air sumur yang digunakan akan terlihat kesadahan yang

diakibatkan ion kalsium yang paling besar terdapat pada sampel air

sumur Banjarbaru, yaitu sebesar 1400 mg/l CaCO3. Sampel air yang

memiliki nilai kesadahan kalsium yang paling tendah terdapat pada

sampel air sumur cempaka, yaitu sebesar 400 mg/l CaCO3.

3. Kesadahan Magnesium

Pengukuran kesadahan magnesium pada sampel air ini tidak

dilakukan melalui percobaan, tetapi hanya melalui perhitungan. Hal

ini dilakukan untuk keefektifan bekerja. Dimana kesadahan

magnesium ini didapat dari hasil pengurangan antara kesadahan total

Page 19: 26250160 kESAdaHan Air

dengan kesadahan kalsium. Dua hal yang digunakan untuk

melakukan perhitungan kesadahan magnesium ini telah tersedia,

sehingga dapat dilakukan perhitungan kesadahan magnesium.

Dari hasil perhitungan didapatkan untuk sampel air sumur

cempaka kesadahan magnesium sebesar 5701,22 mg/l CaCO3.

Kesadahan magnesium untuk air sumur loktabat sebesar 1433,74

mg/l CaCO3. Nilai kesadahan magnesium sebesar 2534 mg/l CaCO3

terdapat pada sampel air sumur Martapura, dan kesadahan

magnesium untuk sampel air sumur Banjarbaru sebesar = -1366,66

mg/l CaCO3 .

Dengan mengetahui nilai kesadahan magnesium dari masing-

masing sampel air sumur tersebut, dapat dikatakan bahwa nilai

kesadahan magnesium yang paling tinggi terdapat pada sampel air

sumur Cempaka, yaitu sebesar 5701,22 mg/l CaCO3 dan yang

paling rendah terdapat pada sampel air sumur Banjarbaru, yaitu

sebesar -1366,66 mg/l CaCO3.

Pengukuran kesadahan pada masing-masing sampel air sumur di

sekitar daerah Banjarbaru dan Martapura ternyata mendapatkan hasil

bahwa sampel air sumur yang paling tinggi tingkat kesadahannya yang

dilihat dari kesadahan totalnya adalah sampel air sumur cempaka.

Dimana kesadahan dari sampel air sumur Cempaka ini paling banyak

dikarenakan kesadahan oleh ion Magnesium. Hal ini dibuktikan dari

nilai kesadahan magnesium yang lebih besar daripada kesadahan

kalsiumnya. Untuk nilai kesadahan yang paling rendah terdapat pada

sampel air sumur Banjarbaru. Kesadahan pada sampel air sumur ini

paling banyak diakibatkan oleh ion kalsium, dimana hasil perhitungan

kesadahan kalsium lebih tinggi dari nilai kesadahan magnesiumnya.

Page 20: 26250160 kESAdaHan Air

3. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kesadahan total yamg paling tinggi terdapat pada sampel air Cempaka

sebesar 6101,22 mg/l CaCO3 dan kesadahan total yang aling rendah terdapat

pada sampel air Banjarbaru sebesar 33,34 mg/l CaCO3.

2. Kesadahan kalsium yang paling tinggi terdapar pada sampel air sumur

Banjarbaru, yaitu sebesar 1400 mg/l CaCO3 dan kesadahan kalsium yang

paling rendah terdapat pada sampel air sumur cempaka, yaitu sebesar 400

mg/l CaCO3.

3. Kesadahan magnesium yang paling tinggi terdapat pad sampel air sumur

Cempaka, yaitu sebesar 5701,22 mg/l CaCO3 dan yang paling rendah terdapat

pada sampel air sumur Banjarbaru, yaitu sebesar -1366,66 mg/l CaCO3.

4. Dilihat secara keseluruhan dari keempat sampel air yang memiliki kesadahan

yang paling tinggi adalah sampel air sumur cempaka.

Page 21: 26250160 kESAdaHan Air

DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, Ikhsan. 2009. Kestabilan kompleks-kompleks logam EDTA. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/kompleksometri/kestabilan-kompleks-kompleks-logam-edta/. Diakses tanggal 1 November 1009.

Giwangkara S, EG. 2006. Mengapa mandi di pantai boros sabun?. http://www.chem-is-try.org/tanya_pakar/mengapa_mandi_di_pantai_boros_sabun/. Diakses tanggal 31 Oktober 2009.

Khopkar. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta.

Paranita, Ira. 2009. Air Kesadahan. http://iraparanita.blogspot.com/2009/05/air-kesadahan.html. Diakses tanggal 31 Oktober 2009.

Wulan, Praswati PDK. 2006. Penghilangan Kesadahan Air Yang Mengandung Ion Ca2+ Dengan Menggunakan Zeolit Alam Lampung Sebagai Penukar Kation. Jurusan Teknik Gas dan Petrokimia Fakultas Teknik – Universitas Indonesia

Kampus Baru UI, Depok 16424