Uji Kesadahan

49
Bab I A. Latar Belakang Air termasuk kebutuhan utama makhluk hidup termasuk manusia. Bagi manusia kebutuhan akan air sangat mutlak karena zat pembentuk tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air yang jumlahnya sekitar 73% dari bagian tubuh. Air di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pengangkut dan pelarut bahan-bahan makanan yang penting bagi tubuh (Suharyono, 1996). Kebutuhan utama manusia terhadap air adalah sebagai air minum dan memasak makanan. Menurut ilmu kesehatan setiap orang memerlukan air minum hidup 2-3 minggu tanpa makan tetapi hanya dapat bertahan 2-3 hari tanpa air minum (Suripin, 2002). Selain itu, air juga digunakan untuk mandi, mencuci, membersihkan peralatan, pembangkit tenaga listrik, irigasi, dan media transportasi. Semakin maju tingkat kebudayaan masyarakat, penggunaan air semakin meningkat (Suriawiria,1996: 3). Air yang sehat adalah air yang bersih. Ditinjau dari segi kualitas, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebagai air bersih, di antaranya kualitas fisik meliputi tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa. Air bersih juga harus memenuhi kualitas kimia yang terdiri atas pH, kesadahan, dan bebas dari zat-zat 1

Transcript of Uji Kesadahan

Page 1: Uji Kesadahan

Bab I

A. Latar Belakang

Air termasuk kebutuhan utama makhluk hidup termasuk manusia. Bagi

manusia kebutuhan akan air sangat mutlak karena zat pembentuk tubuh manusia

sebagian besar terdiri dari air yang jumlahnya sekitar 73% dari bagian tubuh. Air

di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pengangkut dan pelarut bahan-bahan

makanan yang penting bagi tubuh (Suharyono, 1996). Kebutuhan utama manusia

terhadap air adalah sebagai air minum dan memasak makanan. Menurut ilmu

kesehatan setiap orang memerlukan air minum hidup 2-3 minggu tanpa makan

tetapi hanya dapat bertahan 2-3 hari tanpa air minum (Suripin, 2002). Selain itu,

air juga digunakan untuk mandi, mencuci, membersihkan peralatan, pembangkit

tenaga listrik, irigasi, dan media transportasi. Semakin maju tingkat kebudayaan

masyarakat, penggunaan air semakin meningkat (Suriawiria,1996: 3).

Air yang sehat adalah air yang bersih. Ditinjau dari segi kualitas, ada

beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebagai air bersih, di antaranya kualitas

fisik meliputi tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa. Air bersih juga

harus memenuhi kualitas kimia yang terdiri atas pH, kesadahan, dan bebas dari

zat-zat beracun. Selain itu, terdapat juga kualitas biologi, yaitu air harus terbebas

dari mikroorganisme penyebab penyakit. Persyaratan kategori air bersih semakin

ketat saat air digunakan untuk konsumsi manusia.

Kebutuhan air masyarakat sekitar pantai Kecamatan Rembang cukup

tinggi. Sebagian besar masyarakat Rembang masih memanfaatkan air tanah untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selain untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari, sebagian dari masyarakat memiliki usaha pengolahan ikan. Mereka

menggunakan air untuk mencuci dan memasak ikan.

Kecamatan Rembang Jawa Tengah merupakan daerah yang terletak di

pesisir Pantai. Ketinggian daerah tersebut dengan laut hampir 0 km. Air yang

keluar dari mata air cukup jernih. Beberapa ada yang berasa asin, tetapi beberapa

ada yang tidak asin. Air tanah di daerah Rembang diperoleh dengan cara membuat

1

Page 2: Uji Kesadahan

sumur. Kedalaman sumur kira-kira 10-20 meter. Pada saat direbus, air akan

menghasilkan kerak di sekitar panci. Hal tersebut diduga kesadahan air cukup

tinggi. Oleh karena itu, air harus diendapkan dan disaring terlebih dahulu sebelum

digunakan sebagai air minum atau memasak. Gejala kesadahan air yang tinggi

juga dapat diamati dari sabun yang sulit berbusa. Akibatnya, masyarakat

menambahkan detergent cukup banyak untuk keperluan mencuci. Tingkat

kesadahan yang tinggi juga berdampak pada pompa air yang relative cepat aus.

Seringkali pompa air sudah rusak sebelum jangka 1 tahun.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin melakukan uji tingkat kesadahan

air di desa-desa sekitar pantai kecamatan Rembang. Kesadahan merupakan salah

satu parameter tentang kualitas air bersih, karena kesadahan menunjukkan ukuran

pencemaran air oleh mineral-mineral terlarut seperti Ca2+ dan Mg2+. Berdasarkan

sepengetahuan peneliti, belum pernah diadakan uji kualitas air di daerah setempat.

Kesadahan air dibedakan dua, yaitu kesadahan tetap dan kesadahan

sementara. Kesadahan sementara dapat dihilangkan cukup dengan pemanasan,

sedangkan kesadahan tetap hanya dapat hilang dengan cara ditambah zat lain atau

perlakuan khusus. Oleh karena itu, peneliti ingin membandingkan tingkat

kesadahan air tanah tersebut sebelum dan setelah dipanaskan. Hal itu

dimaksudkan untuk mengetahui kadar kesadahan tetapnya. Hasil penelitian ini

diharapkan akan memberi informasi kepada masyarakat apakah air tanah tersebut

cukup dimasak dan disaring jika ingin mengurangi tingkat kesadahannya atau

butuh perlakuan yang lebih kompleks.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, permasalahan dapat

diidentifikasi sebagai berikut.

1. Kebutuhan air masyarakat di Kecamatan Rembang cukup tinggi baik untuk

keperluan rumah tangga maupun untuk keperluan usaha pengolahan ikan.

2. Penggunaan pompa air di kawasan Kecamatan Rembang untuk mengalirkan

air tanah ke bak penampungan cepat mengalami keausan.

2

Page 3: Uji Kesadahan

3. Detergent sulit berbusa saat dilarutkan dalam air tanah, sehingga

membutuhkan detergent cukup banyak untuk mencuci.

4. Belum pernah dilakukan uji tingkat kesadahan air tanah di daerah pantai

Kecamatan Rembang.

5. Tidak diketahui jenis kesadahan air tanah di sekitar pantai Kecamatan

Rembang.

C. Batasan Masalah

Permasalahan pada penelitian ini dibatasi pada hal berikut.

1. Tingkat kesadahan air tanah di daerah sekitar pantai Kecamatan Rembang

Propinsi Jawa Tengah tidak diketahui secara pasti.

2. Perbandingan antara tingkat kesadahan sementara dengan kesadahan tetap air

tanah di Kecamatan Rembang Propinsi Jawa Tengah tidak diketahui.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, rumusan masalah pada penelitian ini adalah

sebagai berikut.

a. Bagaimana tingkat kesadahan air tanah di daerah sekitar pantai Kecamatan

Rembang Propinsi Jawa Tengah?

b. Bagaimana perbandingan kesadahan sementara dengan kesadahan tetap air

tanah di Kecamatan Rembang Propinsi Jawa Tengah?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Untuk mengetahui tingkat kesadahan air tanah di daerah sekitar Pantai

Kecamatan Rembang Propinsi Jawa Tengah melalui uji laboratorium.

b. Membandingkan tingkat kesadahan sementara dengan kesadahan tetap air

tanah di daerah sekitar Pantai Kecamatan Rembang Propinsi Jawa Tengah.

3

Page 4: Uji Kesadahan

F. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini antara lain sebagai berikut.

a. Memberi kesempatan peneliti mengaktualisasikan pengetahuannya tentang

uji kesadahan.

b. Memberi pengalaman kepada mahasiswa mengenai uji kesadahan air.

c. Memberi informasi kepada masyarakat Kecamatan Rembang mengenai

kualitas kesadahan air tanah setempat.

4

Page 5: Uji Kesadahan

BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Air Sadah

1. Pengertian Air Sadah

Air yang banyak mengandung mineral kalsium dan magnesium dikenal

sebagai “air sadah”, atau air yang sukar untuk dipakai mencuci. Karena

penyebab dominan/utama kesadahan adalah ion Ca2+ dan ion Mg2+, maka arti

dari kesadahan dibatasi sebagai sifat / karakteristik air yang menggambarkan

konsentrasi jumlah dari ion Ca2+ dan Mg2+, yang dinyatakan sebagai CaCO3

dan MgCO3. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga

bisa disebabkan oleh ion logam lain maupun garam-garam bikarbonat dan

sulfat.

Senyawa kalsium dan magnesium bereaksi dengan sabun membentuk

endapan dan mencegah terjadinya busa dalam air. Oleh karena senyawa-

senyawa kalsium dan magnesium relatif sukar larut dalam air, maka senyawa-

senyawa itu cenderung untuk memisah dari larutan dalam bentuk endapan

atau presipitat yang akhirnya menjadi kerak.

2. Jenis Air Sadah dan Cara Menghilangkan Kesadahannya

Berdasarkan jenis anion yang diikat oleh kation (Ca2+ atau Mg2+), air

sadah digolongkan menjadi dua jenis, yaitu air sadah sementara dan air sadah

tetap (Wikipedia.org).

5

Page 6: Uji Kesadahan

a. Air Sadah Sementara

Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat

(HCO3-), khususnya senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2) dan atau

magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Disebut air sadah sementara karena

kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air membebaskan ion

Ca2+ dan atau Mg2+. Selanjutnya, senyawa-senyawa tersebut akan mengendap

pada dasar ketel, sesuai persamaan reaksi:

Ca(HCO3)2 (aq) → CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)

Mg(HCO3)2 (aq) → MgCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)

b Air Sadah Tetap

Air sadah tetap adalah air sadah yang mengadung anion selain ion

bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl-, NO3- dan SO4

2-. Berarti senyawa

yang terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl2), kalsium nitrat

(Ca(NO3)2), kalsium sulfat (CaSO4), magnesium klorida (MgCl2), magnesium

nitrat (Mg(NO3)2), dan magnesium sulfat (MgSO4). Air yang mengandung

senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah tetap, karena kesadahannya tidak

bisa dihilangkan hanya dengan cara pemanasan.

Kesadahan tetap dapat dihilangkan dengan dengan mereaksikan air

tersebut dengan zat-zat kimia tertentu. Pereaksi yang digunakan adalah

larutan karbonat, yaitu Na2CO3 (aq) atau K2CO3 (aq). Penambahan larutan

karbonat dimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca2+ dan atau Mg2+,

sehingga akan terjadi persamaan reaksi berikut.

CaCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) → CaCO3 (s) + 2NaCl (aq)

Mg(NO3)2 (aq) + K2CO3 (aq) → MgCO3 (s) + 2KNO3 (aq)

Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti air tersebut

telah terbebas dari ion Ca2+ atau Mg2+ atau dengan kata lain air tersebut telah

terbebas dari kesadahan.

6

Page 7: Uji Kesadahan

Pada industri yang menggunakan ketel uap, air yang digunakan harus

terbebas dari kesadahan. Proses penghilangan kesadahan air yang sering

dilakukan pada industri-industri di antaranya melalui penyaringan dengan

menggunakan zat-zat berikut.

1) Resin Pengikat Kation dan Anion

Resin adalah zat polimer alami ataupun sintetik yang salah satu

fungsinya adalah dapat mengikat kation dan anion tertentu. Secara teknis, air

sadah dilewatkan melalui suatu wadah yang berisi resin pengikat kation dan

anion, sehingga diharapkan kation Ca2+ dan Mg2+ dapat diikat resin. Dengan

demikian, air tersebut akan terbebas dari kesadahan.

2) Zeolit

Zeolit memiliki rumus kimia Na2(Al2SiO3O10).2H2O atau

K2(Al2SiO3O10).2H2O. Zeolit mempunyai struktur tiga dimensi yang memiliki

pori-pori yang dapat dilewati air. Ion Ca2+ dan Mg2+ akan ditukar dengan ion

Na+ dan K+ dari zeolit, sehingga air tersebut terbebas dari kesadahan.

Menurut Permenkes RI No.416/MENKES/PER/IX/1990 kadar

maksimal kesadahan yang diijinkan untuk air minum dan air bersih adalah

500 mg perliter. Khususnya di negara kita, jarang sekali air alam yang

mengandung strontium dan barium. Karena itu dalam memeriksa kesadahan

air kita hanya memperhitungkan Ca dan Mg saja.

c. Kerugian yang Ditimbulkan Air Sadah

Penggunaan air sadah dapat menimbulkan beberapa masalah. Jika

digunakan untuk mencuci, air sadah yang bercampur sabun dapat membentuk

gumpalan scum yang sukar dihilangkan sehingga menyebabkan pemborosan

sabun di rumah tangga. Pada pemenuhan kebutuhan industri, penggunaan air

sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat saluran

pipa dan keran. Oleh karena itu, kesadahan air yang digunakan diawasi

dengan ketat untuk mencegah kerugian. (www.wikipedia .org)

7

Page 8: Uji Kesadahan

Air sadah tidak langsung berbahaya untuk diminum, akan tetapi dapat

menyebabkan masalah cukup serius dalam jangka panjang. Air sadah

mengandung kadar kalsium yang tinggi. Kalsium termasuk jenis kalsium

anorganik. Kalsium anorganik sangat berbahaya karena tidak dapat diserap

oleh tubuh. Jika kalsium anorganik dikonsumsi, maka akan langsung dibuang

melalui sistem sekresi dan sebagian akan mengendap di ginjal. Pada jangka

waktu tertentu akumulasi kalsium dalam tubuh akan menyebabkan batu ginjal

dan sebagian lagi akan mengendap di dalam darah menyebabkan pengapuran

yang dapat berakibat fatal bagi kesehatan (World Health Organization, 1996).

Penelitian medis menyatakan bahwa kalsium berlebih di dalam tubuh

(dalam aliran darah) tidak akan ada. Bahkan, kalsium anorganik dari tubuh

hewan dipindahkan dari darah dan dikumpulkan di ginjal. Hal ini dapat

menyebabkan batu ginjal. Tubuh membutuhkan kalsium untuk hidup dan

perbaikan sel tiap hari. Jika tidak tersedia kalsium, maka otak akan

memerintahkan matriks tulang untuk melepaskan kalsium organik ke dalam

aliran darah. Akibatnya,matriks tulang akan kehilangan kalsium. Kehilangan

kalsium tersebut akan merapuhkan tulang sehingga menyebabkan osteoporosis

(Occhipinti, M.J., 2010).

B. Air Tanah

Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah didalam

zone jenuh dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan

atmosfer (Suyono, 1993: 1). Menurut definisi undang-undang sumber daya air, air

tanah merupakan air yang terdapat di dalam lapisan tanah atau batuan di bawah

permukaan tanah. Air tanah berasal dari air hujan yang meresap ke dalam tanah.

Dalam proses peresapan tersebut, air tanah mengalami penyaringan oleh lapisan-

lapisan tanah. Oleh karena itu, air tanah lebih jernih dibandingkan air permukaan.

Air tanah memiliki kandungan mineral yang cukup tinggi. Sifat dan kandungan

mineral air tanah dipengaruhi oleh lapisan tanah yang dilaluinya. Kandungan

mineral air tanah antara lain Na, Mg, Ca, Fe, dan O2.

8

Page 9: Uji Kesadahan

Kondisi tanah yang berkapur menyebabkan tingkat kesadahan air tanahnya

relatif tinggi (keras). Air tanah di daerah berkapur mengandung ion-ion Ca2+ dan

Mg2+ dalam jumlah yang cukup besar. Kondisi tanah yang mengandung batu

granit, air tanahnya memiliki derajat kesadahan yang rendah karena mengandung

unsur (mineral) CO2 dan HCO3-.

Air tanah digolongkan menjadi tiga, yaitu air tanah dangkal, air tanah

dalam, dan mata air. Golongan tersebut berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan

mineral yang terkandung di air tanah (Suyono, 1993).

1. Air Tanah Dangkal

Air tanah dangkal terdapat pada kedalaman kurang lebih 15 meter di bawah

permukaan tanah. Jumlah air yang terkandung pada kedalaman ini cukup terbatas.

Biasanya, hanya dipergunakan untuk keperluan rumah tangga, seperti minum,

mandi, dan mencuci. Penggunaan air tanah dangkal berupa sumur berdinding

semen ataupun sumur bor. Secara fisik, air tanah terliha jernih dan tidak berwarna

(bening) karena telah mengalami proses filtrasi oleh lapisan tanah. Kualitas air

tanah dangkal cukup baik dan layak digunakan sebagai bahan baku air minum.

Kuantitas air tanah dangkal dipengaruhi oleh musim. Pada saat musim hujan,

jumlah air tanah dangkal berlimpah, sedangkan musim kemarau jumlahnya

terbatas.

2. Air Tanah Dalam

Air tanah dalam terdapat pada kedalaman 100-300 meter di bawah

permukaan tanah. Air tanah dalam berwarna jernih dan sangat baik digunakan

untuk air minum karena telah melalui proses penyaringan berulang-ulang oleh

lapisan tanah. Air tanah dalam memiliki kualitas yang lebih baik dari kualitas air

tanah dangkal. Hal ini disebabkan proses filtrasi air tanah lebih panjang, lama, dan

sempurna dibandingkan air tanah dangkal. Kuantitas air tanah dalam cukup besar

dan tidak dipengaruhi oleh musim, sehingga air tanah dalam dapat digunakan

untuk kepentingan industri dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup

lama.

9

Page 10: Uji Kesadahan

3. Mata Air

Mata air adalah air tanah yang keluar langsung dari permukaan tanah. Mata

air biasanya terdapat pada lereng gunung, dapat berupa rembesan dan ada juga

keluar di daerah dataran rendah (mata air umbul). Mata air memiliki kualitas

hampir sama dengan kualitas air tanah dalam dan sangat baik untuk air minum.

Selain untuk air minum, mata air juga dapat digunakan untuk keperluan lainnya,

seperti mandi dan mencuci. Kuantitas air yang dihasilkan mata air cukup banyak

dan tidak dipengaruhi oleh musim, sehingga dapat digunakan untuk keperntingan

umum dalam jangka waktu lama.

C. Spektroskopi Serapan Atom (SSA)

Spektroskopi Serapan Atom (SSA) merupakan suatu metode analisis kimia

untuk penentuan kadar unsur-unsur yang bersifat logam yang terdapat dalam suatu

cuplikan yang berkadar rendah. Analisis SSA didasarkan pada proses penyerapan

energi radiasi dari sumber nyala atom-atom yang berada pada tingkat energi dasar

(Skoog et. al., 2000).

Metode SSA telah diperkenalkan oleh A. Walsh tahun 1995 dan mengalami

perkembangan yang sangat pesat. Metode SSA banyak digunakan untuk

menganalisis sampel yang terdapat di dalam bentuk bahan-bahan biologi,

pertanian, makanan dan minuman, air tanah, pupul, besi baja, dan juga bahan-

bahan pencemar lingkungan.

1. Sistematika SSA

Gambar berikut menunjukkan sistematika SSA (Willard, 1989).

Gambar 2.1 Skema umum komponen pada Alat SSA.

10

Page 11: Uji Kesadahan

Berikut ini kegunaan masing-masing bagian dari alat SSA.

a. Lampu katode berongga, sebagai sumber sinar yang memancarkan spektrum

dari unsur logam yang akan dianalisis (setiap logam memiliki lampu khusus

untuk logam tersebut).

b. Chopper, mengatur sinar yang dipancarkan.

c. Tungku, tempat pembakaran (untuk memecahkan sampel pada tetesan halus

dan meleburkannya ke dalam nyala untuk diatomkan.

d. Monokromator, mendispersi sinar yang ditransmisikan oleh atom.

e. Detektor, mengukur sinar yang ditransmisikan dan memberikan signal sebagai

respon terhadap sinar yang diterima.

f. Meter bacaan nilai absorbansi, untuk membaca nilai absorbansi.

2. Prinsip Analisis Spektrofotometri Serapan Atom

Cuplikan atau senyawa dalam bentuk larutan disemprotkan ke dalam nyala

sehingga mengalami disosiasi menjadi atom-atom netral dalam keadaan gas.

Atom netral atau dalam keadaan dasar menyerap energi radiasi dari lampu katode

berongga sehingga tercapai keadaan tereksitasi. Intensitas sinar radiasi yang

diserap sebanding dengan unsur yang diselidiki dalam cuplikan. Setiap atom

memiliki panjang gelombang serapan tertentu, misalnya kalsium adalah 422,7 nm.

Besarnya serapan merupakan fungsi dari banyaknya atom yang ada. Hubungan

antara absorbansi radiasi dan banyaknya atom dirumuskan oleh Lambert-Beer

sebagai berikut.

A = a × b × C

Keterangan:

A = absorbansi; a = absorbtivitas molar; b= tebal medium; C= konsentrasi

Berdasarkan rumusan di atas, maka hubungan antara absorbansi dan

konsentrasi merupakan perbandingan langung sehingga dibuat kurva hubungan

sebagai berikut.

11

Page 12: Uji Kesadahan

absorbansi

konsentrasi

Gambar 2.2 Grafik hubungan antara konsentrasi dan absorbansi.

Dengan membuat kurva baku larutan standar dari hubungan di atas, maka

suatu cuplikan yang mempunyai serapan tertentu konsentrasinya dapat dihitung.

3. Faktor-Faktor Gangguan dalam SSA

Gangguan diartikan sebagai suatu faktor kimia atau fisika yang akan

mempengaruhi julah atom untuk analit pada keadaan dasar (ground state)

sehingga akan menyebabkan bertambah atau berkurangnya bacaan nilai serapan

atom unsur yang dianalisis.

Ada beberapa gangguan dalam menggunakan SSA

a. Suhu yang sesuai, suhu gas pembakar harus sesuai dengan suhu unsur yang

akan dianalisis.

b. Konsentrasi sampel tidak boleh melebihi sensitivitas dari alat detektor SSA.

Ini akan menyebabkan gangguan terhadap garis spektrum dan mengakibatkan

kerusakan pada alat detektor SSA.

c. Pengaruh penguapan pelarut dan bahan larutan jangan sampai me-nurunkan

suhu nyala gas pembakar. Gangguan tersebut menyebabkan bacaan nilai

serapan atom menjadi rendah.

Memang selain dengan metode SSA, unsur-unsur dengan energi eksitasi

rendah dapat juga dianalisis dengan fotometri nyala, tetapi unsur-unsur dengan

eksitasi tinggi hanya dapat dilakukan dengan fotometri nyala. Untuk analisis

dengan garis spektrum resonansi antara 400-800 nm, fotometri nyala sangat

berguna, sedangkan antara 200-300 nm metode SSA lebih baik dari fotometri

nyala (Khopkar, S.M., 1990).

12

Page 13: Uji Kesadahan

BAB III

Metode Penelitian

A. Sampel dan Teknik Penyamplingan

Sampel berupa air sumur yang diambil dari 4 kelurahan di Kecamatan

Rembang Propinsi Jawa Tengah dan tiap-tiap kelurahan diambil 3 sampel dari air

sumur yang berbeda. Pengambilan sampel diambil secara acak atau random

sehingga total terdapat 12 sampel.

B. Variabel Penelitian

Sebagai variabel dalam penelitian ini adalah kadar kalsium dan kadar

magnesium dalam air sumur yang dinyatakan dalam ppm, yaitu banyaknya

kalsium dan magnesium dalam milligram perliter air sumur yang diteliti dengan

metode SSA.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia FMIPA UNY, sedangkan

analisis dengan menggunakan SSA dilakukan di Laboratorium Terpadu UII.

D. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat-alat

- Spektrofotometri Serapan Atom

- erlenmeyer

- labu takar

- bekerglass

- pipet volumetrik

- corong penyaring

- pipet tetes

- batang pengaduk

13

Page 14: Uji Kesadahan

2. Bahan-bahan

- kalsium karbonat

- magnesium oksida

- lantanum klorida

- asam klorida

- asam nitrat

- kalium klorida

- aquades

- air sumur (sampel)

F. Prosedur Penelitian

Prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Preparasi Larutan Lantanum 5000 ppm

Dilarutkan 1,3369 g LaCl3.7H2O dalam labu ukur volume 100 mL,

kemudian ditambahkan akuades hingga tanda batas.

2. Preparasi Larutan Kalium 1000 ppm

Dilarutkan 1,9070 g KCl dalam 250 mL akuades. Masukkan ke dalam labu

ukur volume 1 L dan tambahkan akuades hingga tanda batas.

3. Preparasi Larutan HCl 0,1 M

Diambil 1 mL larutan HCl 5 M dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL.

Kemudian, tambahkan akuades hingga tanda batas.

4. Preparasi Larutan Standar

Larutan standar yang digunakan adalah kalsium karbonat dan

magnesium oksida. Konsentrasi larutan standar kalsium adalah 0, 2, 5, 10, 15,

20, dan 25 ppm, sedangkan konsentrasi larutan standar magnesium adalah 0,

0,2, 0,5, 1, 3, dan 5 ppm. Pembuatan larutan standar kalsium karbonat dari

14

Page 15: Uji Kesadahan

larutan induk 1000 ppm, sedangkan larutan standar magnesium oksida dari

larutan induk 500 ppm yang kemudian diencerkan dengan menggunakan

rumus V1M1 = V2M2. Semua larutan standar mengandung larutan buffer

ionisasi sekitar 20% dari volume total.

5. Preparasi Larutan Sampel atau Cuplikan

a. Larutan sampel dalam kondisi asam (pH = ~3) dihomogenkan, disaring,

kemudian dibagi menjadi 2.

b. Larutan sampel bagian pertama diambil 10 mL dimasukkan ke dalam labu

ukur 50 mL. Kemudian, ditambahkan larutan buffer ionisasi 10 mL dan

aquades hingga tanda batas labu ukur. Setelah itu, larutan sampel diukur

kandungan Ca dan Mg nya dengan menggunakan SSA.

c. Larutan sampel bagian kedua diambil 50 mL dimasukkan ke dalam gelas

beker 100 mL dan dipanaskan hingga setengahnya. Setelah dingin, larutan

disaring dan dituangkan ke dalam labu ukur 50 mL. Kemudian larutan

ditambahkan aquades hingga tanda batas. Setelah itu, larutan dipipet 10 mL

dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL, kemudian ditambahkan larutan buffer

ionisasi 10 mL dan aquades hingga tanda batas. Selanjutnya, larutan sampel

tersebut siap dianalisis kandungan Ca dan Mg nya dengan menggunakan SSA.

d. Analisis kalsium dengan menggunakan SSA pada daerah panjang gelombang

422,7 nm, sedangkan analisis magnesium pada daerah panjang gelombang

285,2 nm.

15

Page 16: Uji Kesadahan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis kesadahan air di Kecamatan Rembang khususnya air tanah di

sekitar pantai Kecamatan Rembang telah dilakukan. Hal ini diperlukan untuk

mengetahui tingkat kesadahan air tanah di daerah tersebut. Air tanah tersebut

dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat Rembang untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari seperti mandi dan mencuci. Selain itu, air tanah

tersebut juga digunakan oleh masyarakat dalam usaha usaha pengolahan ikan, di

antaranya untuk mencuci dan memasak ikan.

Pengambilan sampel dilakukan secara random di 4 kelurahan sepanjang

pantai di Kecamatan Rembang. Tiap-tiap kelurahan diambil 3 sampel dari sumur

berbeda sebagai representatif dari kelurahan tersebut. Sumur-sumur tersebut

merupakan sumur milik warga setempat yang aktif digunakan.

Data dalam penelitian ini meliputi data analisis kualitatif dan analisis

kuantitatif.

A. Analisis Kualitatif

Analisis kalsium dan magnesium pada sampel telah dilakukan dengan

menggunakan alat spektroskopi serapan atom. Hasil analisis menunjukkan adanya

serapan kalsium pada panjang gelombang 422,7 nm dan serapan magnesium pada

panjang gelombang 285,2 nm. Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap air sumur

yang digunakan sebagai sampel pada penelitian ini memiliki tingkat kesadahan

tertentu. Selanjutnya, banyaknya kalsium dan magnesium dalam sampel dianalisis

secara kuantitatif.

B. Analisis Kuantitatif

Seperti yang telah dipaparkan pada kajian teori bahwa kesadahan air dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu kesadahan tetap dan kesadahan sementara.

Kesadahan sementara dapat dipisahkan dengan cara pemanasan. Oleh karena itu,

16

Page 17: Uji Kesadahan

perlakuan terhadap sampel sebelum analisis dilakukan dengan dua cara. Sampel

pertama melalui tahap pemanasan dan penyaringan terlebih dahulu sebelum diberi

perlakukan untuk analisis SSA. Sampel kedua tanpa melalui tahap pemanasan

melainkan langsung diberi perlakuan untuk analisis SSA. Hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui jenis kesadahan air yang terdapat di daerah sampel, yaitu

melalui selisih konsentrasi sampel antara dua perlakukan yang berbeda.

Perlakuan pada sampel pertama, sampel dipanaskan hingga volumenya

setengahnya, yaitu dari 50 mL hingga sekitar 25 mL. Pada perlakuan sampel

tersebut, peneliti mengamati terdapat sedikit kerak yang berwarna putih yang

kemungkinan besar adalah garam yang mengandung baik Na, Mg, maupun Ca.

Setelah disaring, sampel ditambah dengan aquades hingga volumenya kembali 50

mL. Setelah itu, sampel disiapkan untuk analisis SSA. Pada sampel kedua sampel

langsung disiapkan untuk analisis SSA. Baik pada sampel yang melalui tahap

pemanasan maupun sampel yang tanpa pemanasan ditambahkan larutan buffer

ionisasi. Penambahan larutan buffer ionisasi, yaitu terdiri dari larutan lanthanum,

larutan kalium, dan larutan asam klorida berguna untuk menekan laju ionisasi

analit (Ca dan Mg) sehingga tetap berada sebagai atomnya ketika dianalisis

dengan menggunakan SSA.

Langkah awal pada analisis kuantitatif adalah dengan membuat kurva

kalibrasi larutan standar Absorbansi vs Konsentrasi baik larutan standar kalsium

(Gambar 1) maupun larutan standar magnesium (Gambar 2). Selanjutnya

konsentrasi analit ditentukan dengan cara memplotkan nilai absorbansi sampel

pada masing-masing kurva kalibrasinya, kemudian menarik garis lurus ke bawah.

Nilai konsentrasi analit juga dapat ditentukan dengan memasukkan nilai

absorbansi analit pada persamaan regresi kurva kalibrasi. Pada penelitian ini

didapatkan persamaan regresi kurva kalibrasi kalsium adalah y = 0,01468x +

0,02838 dengan nilai R = 0,997, sedangkan persamaan regresi kurva kalibrasi

magnesium adalah y = 0,16814x + 0,10623 dengan nilai R = 0,962 dengan limit

deteksi 0,0059 mg/L untuk kalsium dan 0,006 mg/L untuk magnesium.

17

Page 18: Uji Kesadahan

Gambar 4.1 Kurva kalibrasi kalsium..

Gambar 4.2 Kurva kalibrasi magnesium.

18

Page 19: Uji Kesadahan

Berdasarkan hasil analisis, kandungan konsentrasi kalsium analit secara

umum hampir sama, yaitu di bawah 200 ppm. Tingkat kesadahan masing-masing

air sumur dalam kelurahan yang sama dapat berbeda cukup signifikan. Perbedaan

tingkat kesadahan air sumurnya dapat mencapai 50 ppm tetapi tidak ada yang

lebih dari 100 ppm. Misalnya, kandungan kalsium air sumur di Kelurahan

Tanjung Sari (kode A) adalah 77 ppm, 135 ppm, dan 66 ppm.

Di antara 4 kelurahan sampel, kandungan kalsium yang paling tinggi

terdapat di Kelurahan Gegunung Kulon dengan konsentrasi kalsium masing-

masing sampel adalah 114 ppm, 102 ppm, dan 163 ppm. Meskipun demikian.

nilai kandungan tersebut tidak berbeda secara signifikan dengan daerah-daerah

lain di sekitarnya. Selisih tertinggi konsentrasi kalsium sementara yang dapat

dipisahkan dengan cara pemanasan secara umum terdapat pada Kelurahan

Gegunung Wetan, yaitu sekitar 80 ppm. Perubahan konsentrasi kalsium pada

sampel yang tanpa pemanasan dengan yang dipanaskan sangat drastis, yaitu dari

90 ppm turun menjadi 10 ppm setelah dipanaskan. Hal itu menunjukkan bahwa

kesadahan air sumur di daerah tersebut merupakan kesadahan sementara yang

dapat dikurangi secara efektif melalui pemanasan dan penyaringan endapannya.

Data kandungan kalsium pada kelurahan lainnya secara umum hampir sama.

Pengurangan konsentrasi kalsium setelah sampel dipanaskan pada keempat

kelurahan secara umum signifikan, yaitu dapat berkurang antara 40 ppm sampai

80 ppm.

Hasil analisis magnesium dengan menggunakan SSA menunjukkan bahwa

kandungan magnesium dalam tiap-tiap sampel relatif rendah, yaitu kurang dari 25

ppm. Di antara keempat kelurahan yang digunakan sebagai sampel, kandungan

magnesium yang berkurang drastis setelah dipanaskan ditunjukkan oleh sampel

air sumur dari Kelurahan Gegunung Wetan, yaitu dapat berkurang hingga 15 ppm.

Berdasarkan hasil analisis kandungan kalsium dan magnesium, urutan

kesadahan dari yang tertinggi adalah Kelurahan Gegunung Kulon (kode C) sekitar

125 ppm -186 ppm, Kelurahan Tanjung Sari (kode A) sekitar 94 ppm – 159 ppm,

Kelurahan Pacar (Kode D) sekitar 90 ppm-150 ppm, Kelurahan Gegunung Wetan

(Kode B) sekitar 105 ppm – 113 ppm. Secara umum, kesadahan air sumur di

19

Page 20: Uji Kesadahan

keempat keluarahan dapat dikurangi dengan cara pemanasan bahkan hingga

mencapai 90% dari konsentrasi semula.

20

Page 21: Uji Kesadahan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kesadahan air sumur

di Kecamatan Rembang masih berada pada konsentrasi normal atau jauh di bawah

ambang batas yang berbahaya, yaitu di bawah 200 ppm. Dengan demikian, dari

segi kesadahan air sumur di daerah kecamatan Rembang khususnya di sepanjang

pantai kecamatan rembang aman digunakan untuk keperluan sehari-hari dan

keperluan industri ikan. Dari hasil analisis juga diketahui bahwa jenis kesadahan

air sumur yang dominan di daerah tersebut adalah kesadahan sementara sehingga

tingkat kesadahan dapat berkurang secara signifikan melalui cara pemanasan,

yaitu dapat berkurang hingga 90%.

B. Saran

Berdasarkan dari penelitian ini disarankan bagi masyarakat di Kecamatan

Rembang terutama pengusaha ikan yang memanfaatkan air sumur untuk

mengolah dan memasak ikan hendaknya memasak air tersebut dan menyaringnya

terlebih dahulu sebelum digunakan untuk memasak ikan. Selanjutnya, akan lebih

baik jika dilakukan analisis lainnya yang berkaitan dengan kualitas air di

Kecamatan Rembang.

21

Page 22: Uji Kesadahan

DAFTAR PUSTAKA

Albert dan Santika, Sri Sumestri, 1984, Metode Penelitian Air, ITS Press, Surabaya.

Arsyad, M. Nasir. (2001). Kamus Kimia Ati dan Penjelasan Ilmiah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Depkes. 2002. Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum/Air Bersih. Jakarta.

Giwangkara, E., 2008. http://persembahanku.wordpress.com/2006/09/29/mengapa mandi dipantai boros sabun.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002.

Khopkar, S. M., 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Penerjemah: A. Saptorahardjo, UI-Prees, Jakarta.

Occhipinti, M. J. 2010. The Importance of Organic Calcium vs. Inorganic Calcium: The Women’s Body’s Ability To Recognize and Utilize Calcium. Article of American Fitness Professionals & Associates. www.afpafitness.com.

Marque S, Jacqmin-Gadda H, Dartigues JF, Commenges D (2003). Cardiovascular Mortality and Calcium and Magnesium in Drinking Water: An Ecological Study in Elderly People. Eur. J. Epidemiol. 18 (4): 305–9.

Nurdijanto, 2000. Kimia Lingkungan. Pati: Yayasan Peduli Lingkungan.

Skoog. D. A., Donald M. West, F. James Holler, Stanley R. Crouch, 2000. Fundamentals of Analytical Chemistry. Hardcover: 992 pages, Publisher: Brooks Cole.

Suharyono. 1996. Diari Akut Klinik dan Laboratorik. Rineka Cipta. Jakarta.

Suripin, 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta : Andi Offset.

Suyono, 1993. Pengelolaan Sumber Daya Air. Fakultas Geografi Universitas Brawijaya.

22

Page 23: Uji Kesadahan

Surawira, U. 1996. Air Dalam Kehidupan Lingkungan Yang Sehat. Bandung.

Svehla, G., 1979. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Diterjemahkan oleh Setiono, L. dan Pudjaatmaka, H.A ., Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.

Vogel. (1990). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.

Willard, H. H., Merrit, L; L., and Settle Jr, F. A., 1989. Instrumental Methods of Analysis, California: Wadsworth Publishing Company.

Winarno, F. G. (1986). Kimia Pangan dan Gizi. Edisi Kedua. Jakarta: Gramedia.

World Health Organization. 1996. Health Criteria and Other Supporting Information . Geneva: Originally published in Guidelines for drinking-water quality, 2nd ed. Vol. 2.

Wulan, Praswati PDK. 2006. Penghilangan Kesadahan Air yang Mengandung Ion Ca2+ dengan Menggunakan Zeolit Alam Lampung sebagai Penukar Kation. Jurusan Teknik Gas dan Petrokimia Fakultas Teknik – Universitas Indonesia Kampus Baru UI, Depok.

23

Page 24: Uji Kesadahan

Lampiran 1 Nilai Absorbansi Larutan Standar Kalsium

No. Konsentrasi

Ca (ppm)

Rerata Absorbansi

1 0 0,04912 2 0,04673 5 0,09294 10 0,17125 15 0,24416 20 0,32517 25 0,3996

Persamaan Regresi: y = 0,01468x + 0,02838

Nilai R = 0,99699

24

Page 25: Uji Kesadahan

Lampiran 2 Nilai Absorbansi Kalsium dalam Sampel

Kode

Kelurahan

Sampel

Absorbansi Tanpa Pemanasan Absorbansi Dengan Pemanasan1 2 3 Rerata 1 2 3 Rerata

A1 0,2530 0,2599 0,2502 0,2544 0,1642 0,1598 0,1620 0,1620

A2 0,4369 0,4323 0,4188 0,4293 0,4054 0,4152 0,3923 0,4043

A3 0,2318 0,2168 0,2208 0,2231 0,1018 0,1024 0,1056 0,1033

B1 0,2770 0,2836 0,2872 0,2826 0,0607 0,0597 0,0557 0,0587

B2 0,2984 0,2907 0,2966 0,2952 0,0609 0,0621 0,0589 0,0606

B3 0,2890 0,2841 0,2915 0,2882 0,0539 0,0553 0,0519 0,0537

C1 0,3527 0,3646 0,3752 0,3642 0,3203 0,3275 0,3054 0,3177

C2 0,3432 0,3180 0,3226 0,3279 0,1036 0,0989 0,0961 0,0995

C3 0,5067 0,5048 0,5176 0,5097 0,2905 0,2868 0,2975 0,2916

D1 0,2502 0,2288 0,2299 0,2363 0,2310 0,2380 0,2299 0,2330

D2 0,3175 0,3255 0,3193 0,3208 0,0758 0,0742 0,0782 0,0761

D3 0,3969 0,3739 0,4075 0,3928 0,2985 0,3044 0,3132 0,3054

Keterangan:

A1, A2, A3 : Sampel air sumur di Kelurahan Tanjung Sari

B1, B2, B3 : Sampel air sumur di Kelurahan Gegunung Wetan

C1, C2, C3 : Sampel air sumur di Kelurahan Gegunung Kulon

D1, D2, D3 : Sampel air sumur di Kelurahan Pacar

25

Page 26: Uji Kesadahan

Lampiran 3 Konsentrasi Kalsium dalam Sampel

Kode Sampel

Konsentrasi Kalsium setelah Pengenceran 5 kali (ppm)

Konsentrasi Kalsium mula-mula (ppm)

Sebelum Pemanasan

Setelah Pemanasan

Sebelum Pemanasan

(X1)

Setelah Pemanasan

(X2)

(X1 – X2)

% (X1-X2)

A1 15,39646 9,10218 76,98229 45,5109 31,47139 40,88

A2 27,31063 25,60763 136,55313 128,03815 8,51499 6,24

A3 13,26431 5,10354 66,32153 25,51771 40,80381 61,52

B1 17,31744 2,0654 86,58719 10,32698 76,26022 88,07

B2 18,17575 2,19482 90,87875 10,97411 79,90463 87,92

B3 17,69891 1,7248 88,.49455 8,62398 79,87057 90,25

C1 22,87602 19,70845 114,38011 98,54223 15,83787 13,85

C2 20,40327 4,84469 102,01635 24,22343 77,79292 76,26

C3 32,78747 17,93052 163,93733 89,65259 74,28474 45,31

D1 14,16349 13,93869 70,81744 69,69346 1,12398 1,59

D2 19,91962 3,25068 99,59809 16,25341 83,34469 83,68

D3 24,82425 18,87057 124,12125 94,35286 29,76839 23,98

Keterangan:

A1, A2, A3 : Sampel air sumur di Kelurahan Tanjung Sari

B1, B2, B3 : Sampel air sumur di Kelurahan Gegunung Wetan

C1, C2, C3 : Sampel air sumur di Kelurahan Gegunung Kulon

D1, D2, D3 : Sampel air sumur di Kelurahan Pacar

26

Page 27: Uji Kesadahan

Lampiran 4 Nilai Absorbansi Larutan Standar Magnesium

No. Konsentrasi

Mg (ppm)

Absorbansi

1 0 0,05607

2 0,2 0,0699

3 0,5 0,1795

4 1 0,36355

5 3 0,7499

6 5 0,8494

Persamaan regresi: y = 0,16814x + 0,10623

R = 0,96222

27

Page 28: Uji Kesadahan

Lampiran 5 Nilai Absorbansi Magnesium dalam Sampel

Kode

Kelurahan

Sampel

Absorbansi Tanpa Pemanasan Absorbansi Setelah Pemanasan1 2 3 Rerata 1 2 3 Rerata

A1 0,6817 0,6699 0,6649 0,6722 0,5932 0,5772 0,5717 0,5807

A2 0,8641 0,8918 0,8761 0,8773 0,8293 0,8483 0,8339 0,8372

A3 0,6835 0,6610 0,6728 0,6724 0,4680 0,4457 0,4583 0,4573

B1 0,7413 0,7590 0,7393 0,7465 0,3016 0,2995 0,3009 0,3007

B2 0,8610 0,8645 0,8667 0,8641 0,3273 0,3275 0,3255 0,3268

B3 0,8464 0,8609 0,8709 0,8594 0,5859 0,6087 0,6072 0,6006

C1 0,8965 0,8876 0,9017 0,8953 0,7299 0,7381 0,7285 0,7322

C2 0,8762 0,8596 0,8864 0,8741 0,7856 0,7769 0,7764 0,7796

C3 0,8673 0,8635 0,8635 0,8648 0,8681 0,8567 0,8557 0,8602

D1 0,7690 0,7585 0,7631 0,7635 0,5902 0,5858 0,5921 0,5894

D2 0,7876 0,7931 0,7916 0,7908 0,6438 0,6461 0,6460 0,6453

D3 0,8624 0,8635 0,8513 0,8591 0,6499 0,6339 0,6457 0,6432

Keterangan:

A1, A2, A3 : Sampel air sumur di Kelurahan Tanjung Sari

B1, B2, B3 : Sampel air sumur di Kelurahan Gegunung Wetan

C1, C2, C3 : Sampel air sumur di Kelurahan Gegunung Kulon

D1, D2, D3 : Sampel air sumur di Kelurahan Pacar

28

Page 29: Uji Kesadahan

Lampiran 6 Konsentrasi Magnesium dalam Sampel

Kode Sampel

Konsentrasi Magnesium setelah Pengenceran 5 kali (ppm)

Konsentrasi Magnesium Mula-mula (ppm)

Sebelum Pemanasan

Setelah Pemanasan

Sebelum Pemanasan

(X1)

Setelah Pemanasan

(X2)

(X1 – X2) % (X1-X2)

A1 3,36606 2,82187 16,83032 14,10937 2,72095 16,17

A2 4,58588 4,34739 22,9294 21,73695 1,19246 5,20

A3 3,36725 2,08796 16,83627 10,43981 6,39646 37,99

B1 3,80796 1,1566 19,03979 5,78298 13.25681

69.63

B2 4,50737 1,31182 22,53687 6,55912 15,97776

70,90

B3 4,47942 2,94023 22,39711 14,70114 7,69597 34,36

C1 4,69293 3,72291 23,46467 18,61455 4,85012 20,67

C2 4,56685 4,00482 22,83425 20,02409 2,81016 12,31

C3 4,51154 4,48418 22,55769 22,4209 0,13679 0,61

D1 3,90906 2,87362 19,54532 14,36809 5,17723 26,49

D2 4,07143 3,20608 20,35714 16,03039 4,32675 21,25

D3 4,47764 3,19359 22,38819 15,96794 6,42025 28,68

Keterangan:

A1, A2, A3 : Sampel air sumur di Kelurahan Tanjung Sari

B1, B2, B3 : Sampel air sumur di Kelurahan Gegunung Wetan

C1, C2, C3 : Sampel air sumur di Kelurahan Gegunung Kulon

D1, D2, D3 : Sampel air sumur di Kelurahan Pacar

29

Page 30: Uji Kesadahan

Lampiran 7 Konsentrasi Kesadahan Total Sampel

Kode Kelurahan Kandungan Kalsium

Kandungan Magnesium

Total Kandungan Ca + Mg

A1 76,98229 16,83032 93,81261A2 136,55313 22,9294 159,48253A3 66,32153 16,83627 83,1578B1 86,58719 19,03979 105,62698B2 90,87875 22,53687 113,41562B3 88,49455 22,39711 110,89166C1 114,38011 23,46467 137,84478C2 102,01635 22,83425 124,8506C3 163,93733 22,55769 186,49502D1 70,81744 19,54532 90,36276D2 99,59809 20,35714 119,95523D3 124,12125 22,38819 146,50944

Keterangan:

A1, A2, A3 : Sampel air sumur di Kelurahan Tanjung Sari

B1, B2, B3 : Sampel air sumur di Kelurahan Gegunung Wetan

C1, C2, C3 : Sampel air sumur di Kelurahan Gegunung Kulon

D1, D2, D3 : Sampel air sumur di Kelurahan Pacar

30

Page 31: Uji Kesadahan

31